contoh laporan topografi

27
Review Engineering untuk 2 Lokasi Proyek PLTM Lahat & PLTM Endikat DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................i DAFTAR ISI......................................................ii DAFTAR TABEL...................................................iii DAFTAR GAMBAR...................................................iv DAFTAR LAMPIRAN..................................................v 1. Pendahuluan..................................................1-1 1.1. Latar Belakang.......................................1-1 1.2. Maksud dan Tujuan....................................1-2 1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan..............................1-2 1.4. Keluaran............................................. 1-2 1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan Topografi....................1-3 1.6. Sistematika Pelaporan................................1-3 2. Gambaran Umum Lokasi Studi...................................2-1 2.1. Lokasi Studi.........................................2-1 2.2. Peta Dasar........................................... 2-2 2.3. Referensi Koordinat..................................2-2 3. Survey Lapangan..............................................3-1 3.1. Pemetaan Terestris 1:5,000...........................3-1 3.1.1.Pengukuran Polygon.............................3-1 3.1.2.Pengukuran Sifat Datar.........................3-4 3.1.3.Penampang Melintang dan Memanjang..............3-7 3.2. Penggambaran.........................................3-9 4. Hasil Survey Topografi.......................................4-1 ii

Upload: fajar

Post on 01-Oct-2015

4.004 views

Category:

Documents


1.063 download

DESCRIPTION

baik

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

Review Engineering untuk 2 Lokasi Proyek PLTM Lahat & PLTM Endikat

DAFTAR ISIDAFTAR ISIKATA PENGANTAR iiiDAFTAR ISI

iiiDAFTAR TABEL

ivDAFTAR GAMBAR

vDAFTAR LAMPIRAN

1-11.Pendahuluan

1-11.1.Latar Belakang

1-21.2.Maksud dan Tujuan

1-21.3.Ruang Lingkup Pekerjaan

1-21.4.Keluaran

1-31.5.Ruang Lingkup Pekerjaan Topografi

1-31.6.Sistematika Pelaporan

2-12.Gambaran Umum Lokasi Studi

2-12.1.Lokasi Studi

2-22.2.Peta Dasar

2-22.3.Referensi Koordinat

3-13.Survey Lapangan

3-13.1.Pemetaan Terestris 1:5,000

3-13.1.1.Pengukuran Polygon

3-43.1.2.Pengukuran Sifat Datar

3-73.1.3.Penampang Melintang dan Memanjang

3-93.2.Penggambaran

4-14.Hasil Survey Topografi

DAFTAR TABELDAFTAR TABEL4-1Tabel 41 Diskripsi BM dan CP PLTM Lahat - Endikat

4-2Tabel 42 Total Gross Head PLTM Lahat - Endikat

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

2-1Gambar 21 Peta Lokasi Rencana PLTM Lahat - Endikat

3-8Gambar 31Metoda Tachymetri

4-3Gambar 41Kerangka Horizontal Hasil Pengukuran Poligon

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3.1.1.1Data hasil Pengukuran Polygon Utama & Pengikatan

Lampiran 3.1.1.2Data hasil Pengukuran Polygon Sekunder

Lampiran 3.1.2.1Data hasil Pengukuran Sifat Datar Polygon Utama

Lampiran 3.1.2.2Data hasil Pengukuran Sifat Datar Polygon Sekunder

Lampiran 3.1.2.3Data hasil Pengukuran Sifat Datar

Lampiran 3.1.3.1Data hasil Pengukuran Sifat Datar

Lampiran 4.1Gambar Layout & Long Profil

1

Pendahuluan1. Pendahuluan1.1. Latar BelakangDalam rangka meningkatkan penyediaan tenaga listrik di Indonesia serta dalam usaha mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak, batu bara dan gas, pemerintah melalui PT. PLN (Persero) mempunyai program untuk meningkatkan pembangunan pembangkit tenaga listrik alternatif non minyak antara lain dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam air sungai yang banyak tersedia di seluruh Indonesia.

Dengan semakin minimnya cadangan minyak bumi di Indonesia, maka pemanfaatan energi alternatif non migas harus ditingkatkan. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi laju pengerukan sumber daya energi tak terbarukan khususnya minyak bumi dan gas bumi.

Dari sisi lain upaya tersebut diharapkan mampu untuk mempertahankan kualitas lingkungan, hal tersebut berkaitan dengan Protocol Kyoto". Dalam protokol tersebut disepakati untuk mereduksi kerusakan lingkungan, terutama pencemaran udara akibat penggunaan bahan bakar fosil. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka pemanfaatan sumber energi primer yang dapat diperbaharui layak didorong dan hal tersebut tertuang pada Kebijakan Energi Nasional (KEN). Dalam hal ini, pemanfaatan sumber energi primer terbarukan mulai digalakkan dengan dilakukannya pembangunan PLTM baru.

Sasaran utama pembangunan PLTM adalah untuk memanfaatkan sumber daya alam terbarukan (renewable energy) yang tersedia sebagai salah satu usaha menghemat BBM dan meningkatkan devisa selain itu, pembangunan PLTM ini dilaksanakan terkait dengan program CDM (Clean Development Mechanism), di mana akan diperoleh tambahan penerimaan dari program penurunan emisi dan sertifikatnya. Salah satu upaya pemanfaatan tersebut adalah mengoptimalkan potensi sumber daya air yang ada di Provinsi Sumatera Selatan antara lain adalah potensi pada Sungai Endikat.

1.2. Maksud dan TujuanMaksud dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan gambaran secara lengkap rencana pembangunan PLTM Lahat - Endikat sebagai salah satu pembangkit listrik tenaga Minihidro untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya dan Kabupaten Lahat pada khususnya.

Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah :

Melakukan kajian terhadap rencana pembangunan PLTM Lahat - Endikat yang optimal sesuai dengan potensi yang tersedia yang meliputi : aspek topografi, dan hidrologi disekitar lokasi pekerjaan.

Melakukan analisa Produksi Energi Tahunan PLTM Lahat - Endikat.

1.3. Ruang Lingkup PekerjaanPekerjaan yang akan dilaksanakan dalam Review Survei Topografi & Survei Hidrologi PLTM Lahat - Endikat di Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan adalah sebagai berikut :

1.Pengukuran topografi perhitungan beda elevasi pemindahan lokasi bangunan bendung,2.Pengukuran topografi area rencana power house, jalur penstock dan lokasi headpond,3.Quick survey trace/jalur waterway dan pengukuran elevasi,4.Konsep mempertahankan head,5.Pengukuran detail dan redesain berdasarkan konsep desain yang disepakati.

1.4. KeluaranHasil dari pekerjaan verifikasi (review topografi & hidrologi) PLTM Lahat dan Endikat, berupa laporan studi potensi yang didalamnya memuat data hasil survey topografi, studi hidrologi, dan output kapasitas pembangkit.1.5. Ruang Lingkup Pekerjaan TopografiPekerjaan pengukuran dan pemetaan dalam pelaksanaannya meliputi tahap persiapan data, pengumpulan data, pengolahan data dan penyajian hasil kegiatan yang mengacu dan berpedoman pada:

PETUNJUK TEKNIS

-PT-02, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang PENGUKURAN TOPOGRAFI1.6. Sistematika PelaporanLaporan Topografi ini terdiri atas 4 (empat) Bab, dengan pokok bahasan sebagai berikut :

1 :Pendahuluan

2 :Gambaran Umum Lokasi Studi

3 :Survey Lapangan4 :Hasil Survey Topografi2

Gambaran Umum Lokasi Studi2. Gambaran Umum Lokasi Studi2.1. Lokasi StudiProyek PLTM Lahat - Endikat secara administratif terletak pada aliran Sungai Endikat yang terletak di Desa Singapura, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis Kabupaten Lahat terletak pada 03025 04015 LS dan 102037 103045 BT . Secara Administrasi batas wilayah Kabupaten Lahat adalah sebagai berikut :

-Sebelah Utara : Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Musi Rawas

-Sebelah Selatan : Kota Pagar Alam dan Kabupaten Bengkulu Selatan

-Sebelah Barat

: Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu

-Sebelah Timur : Kabupaten Muara Enim

Kabupaten Lahat terdiri dari 19 Kecamatan, dengan total luas wilayah 6.618,27 km2. Kabupaten lahat berada pada ketinggian antara 100 1000 m diatas permukaan air laut. Kecamatan paling rendah dari permukaan laut adalah Kecamatan Merapi dengan ketinggian 100 m 150 m, sedangkan kecamatan yang paling tinggi adalah Kecamatan Tanjung Sakti dengan ketinggian 900 1000 m.Peta lokasi PLTM Lahat - Endikat, dapat dilihat pada Gambar 2-1.

Gambar 21 Peta Lokasi Rencana PLTM Lahat - EndikatData lokasi rencana bendung pada PLTM Lahat - Endikat adalah sebagai berikut :

Nama sungai :EndikatAir sungai dari bendung tersebut, kemudian dikumpulkan dalam 1 buah bak penenang (headpond), dialirkan melalui pipa pesat (penstock)menuju ke turbin yang terletak di rumah pembangkit (power house).

Lokasi headpond dan power house pada rencana PLTM Lahat - Endikat adalah sebagai berikut :

Koordinat headpond:040623.2 S dan 1032154.0 E Koordinat power house:040619.1 S dan 1032148.8 E2.2. Peta DasarPeta dasar adalah peta skala yang digunakan sebagai acuan dalam pemetaan partisipatif untuk menggambarkan lokasi dengan berbagai topik atau tema.

Dalam pelaksanaan survey topografi ini, peta yang dijadikan acuan sebagai peta dasar adalah Peta Rupabumi Indonesia skala 1 : 50.000, lembar 1816 IV Pajarbulan, dari BAKOSURTANAL.Peta Rupabumi Indonesia yang dibuat oleh lembaga resmi BAKOSURTANAL ini digunakan sebagai peta dasar dikarenakan peta ini mengandung informasi yang sangat lengkap mengenai ketinggian dan kemiringan suatu tempat (garis kontur), tanda-tanda alam (sungai, jalan, hutan, danau dan sebagainya) termasuk pula batas-batas wilayah administratif.

2.3. Referensi KoordinatUntuk pemetaan diperlukan suatu titik ikat yang digunakan untuk mengikat pengukuran titik-titik detil dan mengontrol pengukuran titik ikat lainnya. Titik ikat tersebut dapat berupa titik ikat referensi dan titik ikat sementara. Untuk keperluan tersebut maka pengukuran di lokasi proyek PLTM Lahat - Endikat ini mengacu kepada titik BM yang telah dibangun sebanyak 2 buah titik ikat referensi yang terbuat dari beton berukuran (30 x 30 x 80) yang ditanam 50 cm ke dalam tanah dan 30 cm di atas permukaan tanah. Karena tidak adanya pengikatan ke salah satu titik ikat kerangka dasar nasional maka sistem koordinat yang digunakan pada pengukuran topografi di proyek PLTM Lahat - Endikat adalah sistem koordinat lokal. 3

Survey Lapangan3. Survey Lapangan

Kegiatan survey topografi mencakup kegiatan sebagai berikut :

1. Riview Bench Mark dan Patok-Patok Tetap.

2. Pengukuran Poligon.

3. Pengukuran Waterpass.

4. Pengukuran Situasi.

5. Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang

3.1. Pemetaan Terestris 1:5,000

Pemetaan Terestris dimaksudkan untuk mendapatkan data posisi planimetris maupun ketinggian dari semua titik-titik di lapangan, baik itu titik-titik yang mewakili keadaan topografi kemiringan tanah maupun detail alam maupun detail bangunan existing yang ada.

Pemetaan Terestris meliputi situasi topografi areal secara keseluruhan, dan situasi khusus bangunan utama yaitu bendung dan bangunan-bangunan lain yang membutuhkan perencanaan secara detail.

3.1.1. Pengukuran PolygonA. Pengukuran Polygon Utama dan Pengikatan

Poligon Utama adalah suatu jaringan titik-tititk di lapangan yang ditentukan melalui pengukuran dengan tingkat ketelitian yang tinggi dan digunakan sebagai kerangka dasar pengukuran situasi areal secara keseluruhan, untuk itu pelaksanaan pengukurannya harus dilakukan secara cermat dan teliti, dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Jaringan Poligon Utama harus membentuk jaringan poligon loop tertutup.

Jarak antara dua titik poligon adalah berkisar antara 100 meter sampai dengan 300 meter.

Untuk menentukan jarak poligon harus dilakukan pengukuran jarak.

Kesalahan linier pengukuran jarak adalah 1 : 10.000

Posisi titik-titik poligon sedemikian rupa sehingga sudut dalam pada masing-masing titik poligon ditentukan minimal 30 derajat dan maksimal 330 derajat.

Pengukuran sudut-sudut poligon harus menggunakan alat Theodolit order I, yaitu theodolit Wild T-2 atau yang sederajat ketelitiannya, dan pengukuran sudut dilakukan minimal dengan satu seri pengukuran

Ketentuan kesalahan pengukuran sudut poligon adalah tidak lebih dari 10n dimana n adalah jumlah titik poligon.

Jaringan titik-titik poligon harus dipasang tidak jauh dari tepi saluran/sungai, sehingga pelaksanaan pengukuran situasi sekitar sungai dapat dilakukan dengan baik.Data hasil Pengukuran Polygon Utama & Pengikatan, dapat dilihat pada Lampiran 3.1.1.1 (Owner Poligon)B. Pengukuran Polygon Sekunder

Poligon Sekunder adalah pengukuran poligon titik-titik profil sepanjang sungai/saluran, yang dipasang setiap jarak maksimal 50 meter dan mengikuti bentuk alur saluran.

Pengukuran poligon sekunder harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :

Titik-titik poligon sekunder yang ditentukan adalah titik profil sungai yang dipasang dengan jarak maksimum 50 meter dan setiap belokan alur saluran.

Pengukuran poligon sekunder harus diikatkan dengan titik-titik poligon utama pada ujung-ujungnya.

Jarak antara dua titik poligon atau patok profil harus diukur dengan menggunakan midband yang terbuat dari fiberglass, dan pembacaan pengukuran jarak dilakukan 3 kali pembacaan pada setiap titik poligon.

Kesalahan linier pengukuran jarak adalah < 1 : 2.000

Posisi poligon dipilih sedemikian rupa sehingga sudut dalam pada masing-masing titik poligon ditentukan minimal 30 derajat dan maksimal 330 derajat.

Pengukuran sudut-sudut poligon harus menggunakan alat Theodolith order II, yaitu theodolit Wild Tm-5 (5) atau yang sederajat ketelitiannya, dan pengukuran sudut dilakukan minimal dengan satu seri pengukuran.

Ketentuan kesalahan pengukuran sudut poligon adalah tidak lebih dari 24n dimana n adalah jumlah titik poligon.

Data hasil Pengukuran Polygon Sekunder, dapat dilihat pada Lampiran 3.1.1.2 (Pol & oint Poligon)C. Perhitungan Kerangka Horizontal dan Koordinat

Koordinat yang dihitung adalah koordinat kerangka dasar horizontal/ titik-titik poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:

1. Syarat Geometric Sudut

=

=

=

2. Koreksi Absis

3. Koreksi Ordinat

Dimana:

=Azimuth akhir

=Azimuth awal

=Jumlah sudut ukuran

=Jumlah titik poligon

f

=Salah penutup sudut

=Absis akhir

=Absis awal

=Ordinat akhir

=Ordinat awal

=Azimuthd

=Jumlah jarak poligon

=Salah penutup absis

=Salah penutup ordinat

4. Koordinat Definitif

a) Hitungan Absis Definitif (x)

=

Dimana:

=Absis titik ke i

=Absis titik ke titik sebelum i

=Selisih absis

=Koreksi absis

b) Hitungan Ordinat Definitif (y)

=

Dimana:

=Ordinat titik ke i

=Ordinat titik ke titik sebelum i

=Selisih ordinat

=Koreksi ordinat3.1.2. Pengukuran Sifat Datar

A. Pengukuran Sifat Datar Polygon Utama

Pengukuran Sifat Datar dimaksudkan untuk menentukan ketinggian titik-titik poligon dan ketinggian patok poligon, BM, dan patok poligon sekunder sehingga dapat dibagi menjadi dua , yaitu :

1. Sifat Datar Polygon Utama

2. Sifat Datar Polygon Sekunder

3. Sifat Datar Polygon Utama

Pengukuran Sifat Datar polygon utama harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Pengukuran levelling poligon harus dilakukan dengan menggunakan alat waterpass automatis seperti Wild NAK.2 atau Ni.2 atau yang sederajat ketelitiannya.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan sistim pengukuran double-stand atau sistim pulang-pergi

Pembacaan rambu ukur selalu dilakukan bacaan tiga benang teropong (benang atas, benang tengah, dan benang bawah), dengan rambu yang dipasang tegak lurus dilengkapi dengan nivo rambu.

Bacaan skala rambu harus dilakukan pada interval skala antara 0,5 meter sampai 2,5 meter untuk rambu panjang 3 meter.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak ke depan sama dengan jarak ke belakang pada setiap slag, atau jumlah jarak ke depan sama dengan jumlah jarak ke belakang pada seyiap seksi pengukuran.

Selama pelaksanaan pengukuran tempat berdiri rambu ukur harus digunakan se batu rambu yang terbuat dari plat besi.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak antara alat dan rambu maksimal 50 m.

Pengukuran levelling poligon utama, disamping harus melewati semua titik poligon, tapi juga harus melewati semua BM yang dipasang, maupun BM lainnya yang ada.

Ketelitian pengukuran levelling ditentukan < 6D mm dimana D adalah jumlah jarak sisi-sisi poligon dalam Km.Data hasil Pengukuran Sifat Datar Polygon Utama, dapat dilihat pada Lampiran 3.1.2.1 (Owner WP)B. Pengukuran Sifat Datar Poligon Sekunder

Pengukuran levelling poligon sekunder adalah pengukuran levelling pada jalur titik-titik poligon sekunder, harus dilaksanakan dengan ketentuan ketentuan sebagai berikut :

Pengukuran levelling poligon dilakukan dengan menggunakan alat Waterpass semi automatis atau waterpass biasa seperti Shokisaha B.2 Wild NAK.1 atau yang sederajat ketelitiannya.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan sistim pengukuran double-stand atau sistim pulang-pergi.

Pembacaan rambu ukur harus selalu dilakukan bacaan tiga benang teropong (benang atas, benang tengah, benang bawah), dengan rambu yang dipasang tegak lurus dilengkapi dengan nivo rambu.

Bacaan skala rambu harus dilakukan pada interval skala antara 0,5 meter sampai dengan 2,5 meter untuk rambu panjang 3 meter.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak ke depan sama dengan jarak ke belakang pada setiap slag, atau jumlah jarak ke depan sama dengan jumlah jarak ke belakang pada setiap seksi pengukuran.

Pengukuran levelling harus dilakukan dengan jarak antara alat dan rambu maksimal 50 m.

Pengukuran levelling poligon sekunder harus melewati semua titik poligon sekunder dan harus diikatkan kepada titik-titik poligon utama yang ada.

Ketelitian pengukuran levelling ditentukan < 10D dimana D adalah jumlah jarak sisi-sisi poligon dalam Km.

Data hasil Pengukuran Sifat Datar Polygon Sekunder, dapat dilihat pada Lampiran 3.1.2.2 (Joint WP numana?)C. Hitungan Sifat Datar

Langkah-langkah perhitungan sifat datar/ketinggian elevasi adalah sebagai berikut:

1. Menghitung beda tinggi per seksi

Beda tinggi stand satu=

Beda tinggi stand dua=

Beda tinggi ukuran pergi = =

(Salah penutup (SP) ukuran stand satu dan stand dua tidak boleh melebihi batas toleransi yang diijinkan (10D), D dalam km.

2. Jarak tiap slag diperoleh dari jumlah jarak ke belakang ditambah jarak ke muka

3. Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H)

H = = 0

4. Menghitung tinggi =

Data hasil Pengukuran Sifat Datar, dapat dilihat pada Lampiran 3.1.2.3 (WP tea nu acan)3.1.3. Penampang Melintang dan Memanjang

Pengukuran Penampang Melintang adalah ketinggian titik-titik disepanjang garis yang tegak lurus memotong melintang Penampang Memanjang dengan maksud untuk mendapatkan data ketinggian titik-titik pada garis melintang, sehingga dapat digambarkan tampang melintang areal pengukuran.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dapat dilakukan metoda tachimetri menggunakan alat theodolit T-0 atau yang lebih tinggi derajat ketelitiannya.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan dengan coverage 30 m sebelah kiri sampai dengan 30 m sebelah kanan as rencana atau lebih disesuaikan dengan bentuk areal lahan.

Pembacaan rambu ukur selalu dilakukan bacaan tiga benang dengan rambu yang dipasang tegak.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan tampang profil sesungguhnya di lapangan dengan basis pada titik patok profil.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan pada setiap titik profil dengan interval maksimal 50 meter.

Pengukuran Penampang Melintang dan Memanjang dilakukan juga terhadap posisi ketinggian muka air, ketinggian dasar sungai/saluran (center, sungai), tanggul kiri dan areal sekitar sungai mengikuti keadaan topografi tanah.

Data situasi dan cross-section hasil pengukuran lapangan dihitung dengan metoda Tachymetri. Alat berdiri pada titik A yang telah diketahui (x, y, z) maka titik B dapat dihitung.

Berdasarkan gambar, dapat diketahui tingginya dari titik yang telah diketahui elevasinya.

Gambar 31Metoda Tachymetri

=

=

Untuk menghitung jarak datar ( ).

=

=

Dimana:

=Tinggi titik A yang telah diketahui (x, y, z)

=Tinggi titik B yang akan ditentukan

=Beda tinggi antara titik A dan titik B

=Bacaan diafragma benang atas

=Bacaan diafragma benang bawah

=Bacaan diafragma benang tengah

=Tinggi alat

=Jarak optis

=Sudut miring

=AzimuthData hasil Pengukuran Sifat Datar, dapat dilihat pada Lampiran 3.1.3.1 (Joint Sispot & Det)3.2. PenggambaranPeta Situasi dalam bentuk skala 1:5,000 akan memuat:

a. Bangunan-bangunan utama yaitu: bendung, sandtrap, waterway, headpond, penstock, serta powerhouse dan tailrace. Bangunan-bangunan pelengkap seperti: siphon, talang, jalan akses dan jembatan pada lokasi rencana pembangkit akan dicantumkan dengan symbol sesuai dengan standar Perencanaan Irigasi (KP).

b. Saluran Pembuang. Jika ada nama sungai-sungai alam yang tidak dipelihara oleh Dinas terkait akan dicantumkan dengan garis tebal putus-putus dengan titik yang ditandai sepanjang saluran pembuang.

c. Tata guna lahan, termasuk batas-batas areal yang akan di bebaskan dan akan digunakan sebagai lokasi areal pembangkit.

d. Jalan (propinsi, kabupaten, desa) jalan inspeksi dan jalan kereta api.

e. Titik triangulasi dan lokasi BM / CP sera angka garis grid.

f. Waduk, sungai dan sumber air lain disertai nama, makam, monumen bangunan lain di tengah areal persawahan dicantumkan dalam bentuk symbol.

g. Skala garis numeris dan petunjuk arah Utara.

h. Keterangan notasi gambar sesuai dengan standar Perencanaan irigasi (KP-07).

i. Pada setiap lembar peta situasi/peta dasar skala 1: 5000 dilengkapi dengan gambar referensi tiap lembar untuk memudahkan membaca peta tersebut.

4

Hasil Survey Topografi

4. Hasil Survey Topografi

Hasil survey topografi pada rencana pengembangan PLTM Lahat - Endikat ini berupa :

1. Peta layout topografi

2. Gambar profil memanjang dan melintang

3. Deskripsi Bench Mark

4. Data ukuran

5. Data hasil hitungan

Data ringkasan Deskripsi Bench Mark (BM) yang dibangun disekitar rencana pengembangan PLTM Lahat - Endikat dapat dilihat pada Tabel 4-1.

Tabel 41 Diskripsi BM dan CP PLTM Lahat - EndikatNomor

BM / CPKoordinatKetinggian

Z (m)

XY

BM. 13184803.5389545982.855706.708

CP.1EDK318486.4539546008.178708.549

CR.1A318481.6019545662.534744.363

CR.1B318591.8099545605.010754.865

CR.2318659.0239545302.534790.267

CR.3A318716.9059545022.263768.162

CR.3B318657.4939545026.452729.359

CR.4318477.5499544829.901722.223

CR.5318252.289544747.120721.986

CR.6318092.9519544659.035740.220

CR.7317825.939544489.781749.033

CP.BD-1318020.2599543283.264788.756

BM.1BD317995.3849543233.771787.372

Hp.19317639.3549543706.890735.131

Hasil survai topografi berupa peta situasi topografi skala 1 : 5000 dan gambar profil memanjang dan melintang dapat dilihat pada Gambar 2-1 dan Gambar 2-2.Berdasarkan hasil survey topografi, nilai total gross head lokasi PLTM Lahat - Endikat dapat dilihat pada Tabel 4-2.

Tabel 42 Total Gross Head PLTM Lahat - EndikatNoUraianHasil Pengukuran

1Total Gross Head91.5 m

Hasil perhitungan topografi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1

Gambar 41Kerangka Horizontal Hasil Pengukuran Poligon

EMBED AutoCAD.Drawing.18

EMBED AutoCAD.Drawing.18

2-1

_1176313696.unknown

_1176313720.unknown

_1176313728.unknown

_1177586323.unknown

_1177796109.unknown

_1373460278.unknown

_1432974627.dwg

_1432974691.dwg

_1177796229.unknown

_1177586352.unknown

_1177796102.unknown

_1177586386.unknown

_1177586336.unknown

_1176313730.unknown

_1176313732.unknown

_1176313736.unknown

_1177586310.unknown

_1176313734.unknown

_1176313731.unknown

_1176313729.unknown

_1176313724.unknown

_1176313726.unknown

_1176313727.unknown

_1176313725.unknown

_1176313722.unknown

_1176313723.unknown

_1176313721.unknown

_1176313704.unknown

_1176313708.unknown

_1176313718.unknown

_1176313719.unknown

_1176313709.unknown

_1176313706.unknown

_1176313707.unknown

_1176313705.unknown

_1176313700.unknown

_1176313702.unknown

_1176313703.unknown

_1176313701.unknown

_1176313698.unknown

_1176313699.unknown

_1176313697.unknown

_1176313688.unknown

_1176313692.unknown

_1176313694.unknown

_1176313695.unknown

_1176313693.unknown

_1176313690.unknown

_1176313691.unknown

_1176313689.unknown

_1176313684.unknown

_1176313686.unknown

_1176313687.unknown

_1176313685.unknown

_1176313682.unknown

_1176313683.unknown

_1176313681.unknown