contoh laporan penelitian ppkn
DESCRIPTION
gvTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah menganugerahkan
kecerdasan berfikir pada manusia sehingga penulis dapat membuat karya
ilmiah yang sangat sederhana ini dan tak lupa pula selawat beriring salam
kita sanjungkan kepangkuan junjungan alam Nabi Muhammad saw. yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Ucapan terima kasih penulis kepada teman – teman yang
menyumbangkan keritik dan sarannya untuk kesempurnaan karya ilmiah ini
dan tak lupa pula ucapan terima kasih kepada panitia pelatihan ” Diklat
Pengembangan Profesi bagi Guru Golongan III/d ke atas “ yang telah
memberikan bimbingannya kepada penulis.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini
masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan baik dalam
perbandaharaan kata maupun dalam isinya, dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran agar penulisan karya ilmiah ini dapat disempurnakan.
BIREUEN, 22 JUNI 2006.
PENULIS
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Awal proses pembelajaran antara guru dan siswa adalah suatu
keberhasilan tercapainya pendidikan. Apabila pengetahuan sikap dan
ketrampilan yang dimiliki rumusannya berguna bagi perkembangan dunia
pendidikan. Di Indonesia dalam era globalisasi masih sangat tertinggal
sekali jika dibandingkan dengan pendidikan dinegara luar. Hal ini
berdasarkan hasil penelitian Human Development Index (HDI) ternyata
Indonesia berada pada tingkat terpuruk dari 180 negara lain. Oleh sebab itu
para pendidik Indonesia dituntut untuk mampu melaksanakan perbaikan
pembelajaran terhadap masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran
pada tingkat SMP Negeri 4 Lhokseumawe khususnya disekolah penulis.
Di sini peran seorang guru adalah sebagai pendidik dan pengajar agar
siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana tujuan pendidikan
Nasional. Oleh karena itu guru harus menguasai berbagai ketrampilan
pendidikan, salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah
mendiagnosis masalah belajar siswa dan memperbaiki proses pembelajaran.
Hal ini berarti guru tidak hanya dituntut menguasai bahan ajar saja, tetapi
2
juga dituntut menguasai segala hal yang menyangkut proses pembelajaran,
termasuk memperbaikinya serta melakukan berbagai tehnis pengajaran
dalam ketercapaian pendidikan. Selain itu siswa diharapkan menjadi siswa
seutuhnya sesuai dengan UUD 1945.
Pengamatan lembar observasi yang penulis lakukan dalam kegiatan
pendidikan tindakan kelas di SMP Negeri 4 Lhokseumawe kelas 2. Dengan
jumlah siswa 40 orang. Pada siklus pertama hanya 25% siswayang dapat
menguasai konsep nilai demokrasi Pancasila sehingga mendorong penulis
untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui pendidikan tindakan
kelas, dengan mempergunakan metode Rule Playing.
1. 2 Identifikasi Masalah
Dari hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran dikelas
dengan pokok bahasan Demokrasi Pancasila bersama-sama dengan teman
sejawat berdiskusi untuk dapat mengidentifikasikan masalah-masalah yang
dihadapi siswa. Hasil diskusi dengan teman-teman ternyata ada beberapa
masalah kesulitan belajar yang dialami oleh siswa antara lain :
1) Siswa kurang memahami konsep demokrasi Pancasila dengan baik
dan benar
2) Penggunaan metode yang kurang tepat
3) Minat belajar siswa yang sangat rendah
3
1. 3 Perumusan dan Pembatasan Masalah
Karena masalah yang berkaitan dengan pembelajaran nilai-nilai
demokrasi Pancasila cukup luas, penelitian ini dibatasi pada bagaimana
kemungkinan penerapan metode role playing untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep Demokrasi Pancasila. Rumusan masalah
yang ingin diteliti adalah “apakah metode role playing dapat diterapkan
untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep Demokrasi
Pancasila?”
1. 4 Tujuan Penelitian.
. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah metode role
playing dapat diterapkan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep Demokrasi Pancasila. Hasil akhir penelitian ini diharapkan dapat
digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melaksanakan
konsep demokrasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama di
lingkungan sekolah.
1. 5 Manfaat Penelitian.
a. Bagi Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini guru dapat
meningkatkan kualitas pembelajarannya yang sangat berpusat pada siswa. Di
4
samping itu, dengan melakukan penelitian tindakan kelas, guru akan terbiasa
melakukan penelitian kecil yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan
profesionalnya sebagai guru dan juga perbaikan pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama untuk
membiasakan pelaksanaan konsep Demokrasi Pancasila dilingkungan
sekolah. Membiasakan sikap mental berperilaku yang baik dalam
menghargai pendapat orang lain dan bijaksana dalam memutuskan suatu
masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama dan bisa
mempraktekkannnya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat pada
umumnya.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini akan memberikan manfaat yang baik bagi sekolah
dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya dan sekolah pada
umumnya.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. 1 Kajian Teoretis
Menurut Taxonomi Bloon (Drs.M. Sufi Abdullah) 1983, sebagai guru
harus dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan
terciptanya pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu tugas utama guru
sebagai pendidik dan pengajar adalah memotivasi siswa yang kurang
memiliki motivasi belajar sehingga mereka mendorong untuk berpartisipasi
aktif dalam belajar atau dalam proses belajar mengajar.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas berupa penerapan
nilai-nilai konsep demokrasi pancasila dalam memilih ketua OSIS. Proses
belajar mengajar dikelas kerangka teoritik yang akan dibahas meliputi
pembelajaran dalam bentuk pemahaman demokrasi pancasila. Pembelajaran
konsep demokrasi pancasila merupakan bagian yang integral dari
pembelajaran komponen pemahaman konsep demokrasi pancasila artinya
pembelajaran konsep dasar demokrasi pancasila berpusat kepada bagaimana
siswa bisa menggunakan konsep dasar demokrasi pancasila dengan baik dan
benar.
6
B A B III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1 Objek Tindakan
Objek tindakan ini adalah siswa kelas II SMP Negeri 4
Lhokseumawe, yang jumlah siswa sebanyak 40 orang, terdiri dari :
- 25 orang laki – laki
- 15 orang perempuan.
3. 2 Setting Penelitian
Penelitian ini akan diadakan di SMP Negeri 4 Lhokseumawe di kelas
II dengan jumlah yang diteliti 40 orang terdiri dari :
- 25 orang laki – laki
- 15 orang perempuan
Penelitian difokuskan pada penggunaan metode role playing dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk melihat penyebab siswa tidak
mampu mengekspresikan nilai-nilai moral demokrasi dengan menggunakan
metode role playing apakah dapat membantu siswa dalam memahami
konsep dedokrasi pancasila tersebut.Dan seberapa mampu seseorang guru
dapat mengoptimalkan metode role playing itu.
7
3. 3 Metode Pengumpulan Data
Data Penelitian ini dikumpulkan melalui observasi terhadap proses
belajar mengajar pada siswa kelas II SMP Negeri 4 Lhokseumawe. Jenis
data yang dikumpulkan dalam observasi adalah data proses dan tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep demokrasi Pancasila.
3. 4 Metode analisis data
Data penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik kualitatif. Data
yang diperoleh melalui lembar observasi diolah secara verbal untuk
menunjukkan tingkat pemahaman siswa tentang nilai-nilai demokrasi
Pancasila.
Sebelum Tindakan diklasifikasikan dalam bentuk skala sikap . Data
yang diambil dari lembar observasi akan dipelajari dan ditelaah penyebab
kurang mampunya siswa dalam mengembangkan sikap demokrasi.
3. 5 Cara Pengambilan kesimpulan.
Data hasil observasi siswa yang diperoleh dan dianalisis di
bandingkan dengan kriteria standar ketuntasan belajar minimal (SKBM)
dalam hal ini siswa yang telah mencapai nilai maksimal di anggap telah
mencapai standar ketuntasan belajar minimal. Sebaliknya, siswa yang belum
mencapai batas nilai tersebut dianggap perlu mendapat remedial secara
individual.
Apabila jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar
minimal (SKBM) telah mencapai 75 % , maka dikatakan siswa kelas II
SMA SMP Negeri 4 Lhokseumawe telah tuntas belajarnya .Hal ini dapat
diartikan bahwa metode rule playing yang ditetapkan kepada siswa sudah
efektif .8
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4. 1 Gambaran setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Lhokseumawe jumlah siswa
40 orang terdiri dari 25 orang laki – laki dan 15 orang perempuan.
4. 2 Uraian hasil Penelitian Secara Umum
Analisis data hasil observasi menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam memahami konsep demokrasi Panca Sila. Hanya 25 % siswa dalam
proses belajar mengajar dapat mengexperesikan sikap dan tingkah lakunya
yang mencermin kan nilai – nilai demokrasi Panca Sila. Sementara, 75 %
menunjukkan ketidakmampuan mereka dalam mengembangkan nilai sikap
Demokrasi Panca Sila.
Dalam proses belajar mengajar pada siklus kedua penulis
memperbaiki metode pembelajaran dengan menggunakan metode rule
playing dengan pokok bahasan yang sama di kelas yang sama . Guru
membimbing siswa dengan menggunakan skenario pembelajaran bermain
peran.
9
Dilihat dari persentase jumlah siswa yang menunjukkan sikap yang
demokratsis pada siklus ke dua ini semakin meningkat dan sangat
memuaskan. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran sudah
sesuai dengan target belajar tuntas yang diharapkan. Dengan ini penulis
menghentikan pendidikan tindakan kelas pada siklus ke dua dan siswa yang
belum tuntas akan ditindak lanjuti pada pembelajaran remedial
4. 3 Penjelasan persiklus
Pada siklus pertama guru melaksanakan observasi pemahaman
konsep demokrasi Pancasila. Kemampuan bertingkah laku terhadap materi
Demokrasi Pancasila. Berdasarkan pengamatan guru hanya 25% siswa
memahami konsep nilai–nilai yang terkandung dalam Demokrasi Pancasila.
Langkah–langkah yang ditempuh dalam pembelanjaran PPKN sebagai
berikut :
1) Mengadakan Apersepsi terhadap materi yang
sudah dipelajari .
2) Menjelaskan materi pelajaran dengan
menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan.
3) Guru bersama siswa menyimpulkan materi,
memberikan pekerjaan rumah pada siswa.
10
Pada siklus kedua agar siswa dapat meningkatkan pemahaman
pelaksanaan demokrasi Pancasila menggantikan metode Rule Playing.
Dalam menggunakan metode rule playing penulis mempersiapkan skenario
pembelajarannya antara lain :
1) Membentuk 3 (tiga) kelompok sebagai tim formatur yang mewakili kelas
* 11 12 13 14
* 21 22 23 24
* 31 32 33 34
Tim formatur ini dipilih secara acak dikelas sebagai pengganti utusan
perwakilan dari setiap kelas sebanyak 3 (tiga) orang dari masing-masing
kelas, yang bertugas utnuk memilih calon ketua osis yang baru, jumlah
keseluruhan perwakilan 36 orang, selebihnya 4 orang dipergunakan untuk :
a) 1 orang sebagai pimpinan rapat (Pembina Osis)
b) 1 orang sebagai wakil ketua
c) 1 orang sebagai sekretaris
d) 1 orang sebagai saksi penghitungan suara
2) Menyediakan kotak suara dan lembaran kertas potongan kecil untuk
menulis nama calon ketua Osis
11
3) Memilih salah seorang dari siswa menjadi ketua pimpinan rapat dalam hal
ini sesuai dengan poin (a) seandainya tidak ada yang cocok dan mampu
boleh digantikan oleh guru yang berperan sebagai Pembina Osis.
4) Merpersilahkan calon-calon ketua Osis untuk menempati kursi yang telah
tersedia disamping Pembina Osis.
5) Meminta calon-calon ketua Osis untuk membacakan program-program
Osisi untuk 1 tahun kedepan.
6) Siswa dengan Bimbingan Guru mendemonstrasikan pelaksanaan
Demokrasi Pancasila dalam pemilihan Ketua Osis.
4. 4 Proses Analisis Data
Dalam proses pembelajaran pada siklus pertama hasil observasi di
kelas II SMP Negeri 4 Lhokseumawe pada pokok bahasan demokrasi
Pancasila. Dari 40 siswa hanya 25% yang mencerminkan nilai-nilai sikap
demokrasin Pancasila, sebagai mana yang terdapat pada tabel dibawah ini.
12
Tabel 1 Data Observasi Siklus Pertama
No. NamaSiswa
K a t e g o r i
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 %
1. Amri √ √ √ 302. Khairul √ √ 203. Badu √ √ √ √ √ √ √ √ 804. Musa √ √ √ √ √ 505. Hasyim √ √ √ √ √ 506. Abdullah √ √ 207. Muzakkir √ √ √ √ √ √ √ 708. Fauzan √ √ √ √ √ 509. Safwan √ √ √ √ √ 5010. E d y √ √ √ √ √ √ 6011. Wahyu √ √ √ √ √ √ 6012. Irwan √ √ √ √ √ √ √ √ 8013. Hasyim √ √ 2014. Ibrahim √ 1015. Ahmad √ 1016. Amin √ √ 2017. Hamzah √ √ √ √ √ √ √ √ 8018. Herman √ √ √ 3019. Buyung √ √ √ √ 4020. Ucok √ √ √ √ √ √ √ √ 8021. Agam √ √ √ √ 4022. Mustafa √ √ √ √ √ 5023. Harun √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9024. Ilyas √ √ √ √ √ √ 6025. Husin √ √ √ √ √ √ 6026. Wati √ √ √ √ √ √ √ 7027. Ani √ √ √ √ √ √ 6028. Tina √ √ √ √ √ √ 6029. Ela √ √ √ √ √ √ 6030. Aminah √ √ √ 3031. Narti √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 90
13
32. Tati √ √ √ 3033. Ita √ √ √ 3034. Eva √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9035. Ema √ √ √ 3036. Lilis √ √ √ √ √ √ √ 6037. Asnah √ √ √ √ √ √ √ 6038. Upik √ √ 2039. Fatimah √ 1040. Tuti √ √ √ √ √ √ √ √ √ 80
Kategori :
1. Menghargai pendapat orang lain2. Tidak Memotong Pembicaraan Orang lain sebelum selesai
pembicaraan3. Bertanya selalu melalui pimpinan rapat4. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain 5. Mengeluarkan pendapat tidak dengan sikap emosional6. Menerima pendapat orang lain7. Tidak meninggalkan kelas karena pendapatnya tidak diterima orang
lain8. Tidak meremehkan pendapat orang lain9. Megeluarkan pendapat selalu tidak menyinggung perasaan orang lain10. Menerima hasil keputusan rapat
Melalui berbagai proses pembelajaran penulis langsung membimbing
siswa dengan menggunakan metode Rule Playing dengan topik Demokrasi
Pancasila pada siklus ke II, ternyata dengan penggunaan metode Rule
Playing pemahaman siswa tentang Demokrasi Pancasila meningkat hal ini
terlihat pada tabel berikut ini.
14
Tabel 2 Hasil Observasi II
No. NamaSiswa
K a t e g o r i
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 %
1. Amri √ √ 202. Khairul √ √ √ √ 403. Badu √ √ √ √ √ √ √ √ 804. Musa √ √ √ √ √ √ √ 705. Hasyim √ √ √ √ √ √ √ 706. Abdullah √ √ √ 307. Muzakkir √ √ √ √ √ √ √ 708. Fauzan √ √ √ √ √ √ √ √ 809. Safwan √ √ √ √ √ √ 6010. E d y √ √ √ √ √ √ 5011. Wahyu √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9012. Irwan √ √ √ √ √ √ √ √ 8013. Hasyim √ √ 2014. Ibrahim √ √ √ 3015. Ahmad √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9016. Amin √ √ 2017. Hamzah √ √ √ √ √ √ √ √ 8018. Herman √ √ √ 3019. Buyung √ √ √ √ 4020. Ucok √ √ √ √ √ √ √ √ 8021. Agam √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9022. Mustafa √ √ √ √ √ √ √ 7023. Harun √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9024. Ilyas √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9025. Husin √ √ √ √ √ √ √ √ 8026. Wati √ √ √ √ √ √ √ 7027. Ani √ √ √ √ √ √ √ √ 8028. Tina √ √ √ √ √ √ √ 7029. Ela √ √ √ √ √ √ √ √ 8030. Aminah √ √ √ √ √ √ √ 7031. Narti √ √ √ √ √ √ √ √ √ 90
15
32. Tati √ √ √ √ √ √ √ 7033. Ita √ √ √ √ √ √ √ 7034. Eva √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9035. Ema √ √ √ √ √ √ √ √ 8036. Lilis √ √ √ √ √ √ √ √ 8037. Asnah √ √ √ √ √ √ √ 7038. Upik √ √ √ √ √ √ √ 7039. Fatimah √ √ √ √ √ √ √ √ 8040. Tuti √ √ √ √ √ √ √ √ 80
Dari hasil observasi pada kegiatan pembelajaran pada siklus kedua
ternyata masih ada sepuluh orang siswa yang belum mencerminkan sikap
dan tingkah laku demokrasi Panca Sila, oleh karena itu 10 siswa belum
berhasil penulis memberikan bantuan melalui kegiatan remedial .
4.5 Pembahasan dan Pengambilan Kesimpulan
Pembelajaran konsep demokrasi Panca Sila pada siklus pertama
hanya 25 % dari 40 orang siswa berhasil, sehingga beberapa teman sejawat
mengidentifikasi masalah - masalah yang dihadapi siswa mengapa hanya 25
% yang berhasil. Dari identifikasi masalah ternyata ada beberapa masalah
yang timbul yang perlu diperbaiki, antara lain metode yang tidaktepat dalam
pembelajaran penanaman nilai konsep demokrasi Panca Sila melihat
kenyataan yang ternjadi maka langkah – langkah yang ditempuh dalam
perbaikan pembelajaran adalah yang merobah metode yang tepat. Metode
yang tepat dengan pokok bahasan penanaman nilai – nilai sikap demokrasi
16
Panca Sila adalah dengan metode bermain peran. Siswa dikelas diatur
sedemikian rupa sehingga membentuk suasana seperti di aula. Siswa di atur
dalam tiga kelompok sebagai perwakilan kelas dan 3 orang sebagai Ketua
OSIS yang akan dipilih1 orang sebagai ketua OSIS, 1 orang sebagai wakil 1
orang sebagai penghitung suara . Ternyata dengan bermain peran sangat
mudah dipahami konsep nilai – nilai demokrasi Panca Sila dengan tofiq “
Pemilihan ketua OSIS “
17
BAB V
P E N U T U P
5. 1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas SMP Negeri 4
Lhokseumawe kelas II dengan jumlah siswa 40 orang yang dapat di ambil
kesimpulan antara lain :
1) Pembelajaran PPKN dalam memahami nilai – nilai konsep
demokrasi Panca Sila pada siklus pertama hanya 25 % yang
berhasil .
2) Usaha perbaikan yang dilakukan pada siklus kedua merubah
prilaku siswa terhadap pemahaman nilai – nilai konsep
demokrasi Panca Sila dengan menggunakan metode rule
playying mencapai 75 % .
3) Siswa yang belum memahami nilai – nilai konsep demokrasi
Panca Sila diberi bimbingan melalui proses remedial .
5.2 S a r a n
1) Hendaknya dalam pembelajaran khususnya pada penanaman
nilai – nila sikap dan tingkah laku siswa harus dapat
18
menerapkan metode yang tepat sesuai dengan pokok bahasan
yang dipelajari.
2) Hendaknya Kepala sekolah bekerja sama dan membantu guru
dalam memecahkan masalah yang di hadapi dalam proses
belajar dan pembelajaran di kelas.
3) Guru perlu memotivasi siswa untuk belajar dan menguasai
materi lebih baik.
4) Guru berusaha lebih profisional agar mudah mendiagnosis
kesulitan belajar siswa.
5) Guru hendaknya memeberikan pengertian pada siswa .
19
DAFTAR PUSTAKA
20
PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
TENTANG KONSEP DEMOKRASI PANCASILA
DISUSUN OLEH :
1. BUNI AMIN
2. DRA. NURJANNAH
3. DRA. NURHAYATI
4. DRA. EFFERI
5. DRA. LAILAPAKANTI
WORKSHOP PENULISAN KARYA ILMIAH
21
LPMP NADBANDA ACEH
2006
PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA
TENTANG KONSEP DEMOKRASI PANCASILA
DISUSUN OLEH :
6. BUNI AMIN
7. DRA. NURJANNAH
8. DRA. NURHAYATI
9. DRA. EFFERI
10. DRA. LAILAPAKANTI
MENGETAHUIKEPALA PERPUSTAKAAN, KEPALA SEKOLAH,
----------------------------------- ---------------------------NIP NIP
KETUA PGRI KABUPATEN/KOTA,
22
----------------------NPA
23