comprehensive treatment of schizophrenia

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab (banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau "deteriorating = memburuk") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropiate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 %; konsisten dengan angka tersebut, penelitian Epidemyologycal Catchment Area (ECA) yang disponsori oleh National Institute of Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 1,3 %. Skizofrenia adalah sama-sama prevalensinya antara laki-laki dan wanita. Tetapi, dua jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan dalam onset dan perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset lebih awal daripada wanita. Usia puncak onset untuk laki- 1

Upload: rio-oktabyantoro

Post on 14-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Terdapat 10 hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan dalam perjalanan pengobatan pasien hingga mencapai pengobatan yang komprehensif.

TRANSCRIPT

Page 1: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab

(banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis

atau "deteriorating = memburuk") yang luas, serta sejumlah akibat yang

tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan

karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar

(inappropiate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear

consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun

kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.

Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara

bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 %; konsisten dengan angka tersebut,

penelitian Epidemyologycal Catchment Area (ECA) yang disponsori oleh

National Institute of Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur

hidup sebesar 1,3 %.

Skizofrenia adalah sama-sama prevalensinya antara laki-laki dan wanita.

Tetapi, dua jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan dalam onset dan

perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset lebih awal daripada wanita. Usia

puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun; untuk wanita usia

puncak adalah 25 sampai 35 tahun. Onset skizofrenia sebelum usia 10 tahun atau

sesudah 50 tahun adalah sangat jarang.

Penanganan pasien skizofrenia dibagi secara garis besar menjadi:

1. Terapi somatik: terdiri dari obat anti psikotik.

2. Terapi psikososial.

3. Perawatan rumah sakit (Hospitalize).

Walaupun medikasi antipsikotik adalah inti dari pengobatan skizofrenia,

penelitian telah menemukan bahwa intervensi psikososial dapat memperkuat

perbaikan klinis. Modalitas psikososial harus diintegrasikan secara cermat ke

dalam regimen obat dan harus mendukung regimen tersebut. Sebagian besar

1

Page 2: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

pasien skizofrenia mendapatkan manfaat dari pemakaian kombinasi pengobatan

antipsikotik dan psikososial.

2

Page 3: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Skizofrenia

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab

(banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis

atau "deteriorating = memburuk") yang luas, serta sejumlah akibat yang

tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.

2.2 Pedoman Diagnostik

Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk skizofrenia:

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya

dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

(a) - Thought echo: isi pikiran diri sendiri yang berulang atau bergema dalam

kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama,

namun kualitasnya berbeda; atau

- Thought insertion or withdrawal: isi pikiran yang asing dari luar masuk ke

dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu

dari luar dirinya (withdrawal); dan

- Thought broadcasting: isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau

umum mengetahuinya.

(b) - Delusion of control: waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

- Delusion of influence: waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar; atau

- Delusion of passivity: waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap sesuatu kekuatan dari luar.

- Delusional perception: pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.

(c) Halusinasi auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku

pasien, atau

3

Page 4: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai

suara yang berbicara), atau

- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

(d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan

agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas manusia

biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau komunikasi dengan

makhluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

(e) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik

oleh waham yang mengambang maupun setengah berbentuk tanpa kandungan

afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over-valued ideas)

yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau

berbulan-bulan terus berulang.

(f) Arus pikiran yang terputus (break) atau mengalami sisipan (interpolation),

yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau

neologisme.

(g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh

tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan

stupor.

(h) Gejala-gejala "negatif", seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja

sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh

depresi atau medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun

waktu satu bulan atau lebih.

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek kehidupan perilaku pribadi

(personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed

atitude), dan penarikan diri secara sosial.

4

Page 5: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

2.3 Penatalaksanaan

Penderita skizofrenia perlu ditatalaksana secara integrasi, baik dari aspek

psikofarmakologis (terapi somatik) dan aspek psikososial. Hal ini berkaitan

dengan tiap penderita skizofrenia merupakan seseorang dengan sifat individual,

memiliki keluarga dan social psikologis berbeda-beda, sehingga menimbulkan

gangguan bersifat kompleks karena itu perlu penanganan dari beberapa modalitas

terapi.

Penatalaksanaan yang diberikan secara komprehensif pada penderita

skizofrenia menghasilkan perbaikan yang lebih optimal dibandingkan

penatalaksanaan secara tunggal. Penatalaksanaan psikososial umumnya lebih

efektif diberikan pada saat penderita berada dalam fase perbaikan dibandingkan

pada fase akut. Penatalaksanaan ini meliputi psikoterapi individual, terapi

kelompok, terapi keluarga, rehabilitasi psikiatri, latihan keterampilan social, dan

manjemen kasus.

Salah satu cara dalam memperbaiki keadaan penderita skizofrenia adalah

dengan mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pasien dengan mempertimbangkan

kemampuan pasien dan penyesuaian diri pasien dalam kehidupan yang akan

pasien kembali jalani. Terdapat 10 hal yang harus diperhatikan dalam

pengembangan dalam perjalanan pengobatan pasien hingga mencapai

pengobatan yang komprehensif.

1. Gejala (Symptoms).

Gejala psikotik dan masalah kognitif pada skizofrenia bisa menekan dan

mengganggu kenyamanan hidup, mengganggu fungsi, dan merusak kualitas

dan kedekatan hubungan sosial. Intervensinya fokus pada penanganan masalah

gejala dengan mengurangi tekanan dan meminimalkan gangguan yang

menyebabkan timbulnya gejala. Strategi yang dapat dicapai, yaitu dengan

minum obat dapat memiliki efek yang kuat pada gejala, mengurangi gejala

yang paling mencolok dari psikotik, dan pada gejala negatif dan kognitif.

Strategi coping juga bisa sangat efektif dalam mengurangi tingkat keparahan

gejala dan gangguan dalam fungsi dan hubungan.

5

Page 6: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

2. Perasaan/Emosi yang terbentuk dengan baik (Emotional Well-Being).

Emotional Well-Being ditentukan oleh keadaan hidup seseorang serta

pengalaman emosi positif dan negatif. Tempat tinggal (rumah) dan tempat

kerja merupakan kontributor penting dalam membentuk perasaan/emosi

dengan baik. Orang akan mengalami kepuasan hidup lebih rendah ketika

mereka tunawisma atau di penjara, dan kepuasan hidup lebih tinggi ketika

mereka memiliki stable housing dan menerima dukungan yang cukup untuk

hidup mandiri. Orang yang mengalami rasa kepuasan yang lebih besar ketika

mereka bekerja atau terlibat dalam beberapa jenis kegiatan yang bermakna.

3. Memiliki Peran dalam Kehidupan Sehari-hari (Role Functioning).

Fungsi peran mengacu pada kemampuan untuk memenuhi peran sosial,

seperti di tempat kerja, sekolah, sebagai orangtua, atau sebagai

partner/pasangan. Gangguan fungsi peran adalah salah satu masalah yang

menentukan evaluasi area mana yang fungsi perannya memiliki kesulitan dan

area mana yang paling diinginkan untuk berubah sehingga membantu dalam

mengembangkan makna, tujuan, dan pemenuhan kebutuhan yang lebih besar

dalam hidup. Strateginya dengan “supported employment”, yaitu sebuah

pendekatan rehabilitasi dan pada model pelatihan keterampilan sosial.

4. Hubungan sosial (Social Relationship).

Salah satu masalah yang paling umum pada skizofrenia adalah hubungan

sosial. Tingginnya konflik dalam hubungan dekat, seperti tidak ada atau hanya

sedikit hubungan dekat. Ada banyak pilihan untuk membantu meningkatkan

hubungan sosial, yaitu pelatihan keterampilan sosial (salah satu pendekatan

yang efektif untuk meningkatkan kualitas interaksi sosial dan keterlibatan

dalam kegiatan rekreasi).

5. Aktifitas yang Menyenangkan dan Melakukan Rekreasi (Leisure and

Recreational Activities).

Kurangnya sebagian kegiatan rekreasi adalah fakta bahwa skizofrenia

biasanya muncul pada akhir masa remaja atau dewasa awal, ketika sedang

dalam proses pengembangan minat. Tujuan umum pada skizofrenia adalah

untuk meningkatkan bagaimana cara menghabiskan waktu luang.

6

Page 7: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

6. Kemampuan Merawat Diri dan Bertahan Hidup (Self-Care and Living

Skills).

Hidup secara mandiri adalah tujuan umum dari banyak orang dengan

skizofrenia. Grooming, higiene, manajemen uang, penggunaan transportasi,

belanja, perawatan pakaian, keamanan, dan perawatan diri penyakit mental

dan fisik semua aspek hidup mandiri yang perlu dipertimbangkan. Kualitas

keterampilan perawatan diri seseorang memiliki pengaruh penting pada fungsi

di banyak tempat, termasuk pemeliharaan kesehatan dan kenyamanan

kehidupan sehari-hari. Banyak program kesehatan mental memiliki kelas yang

dirancang untuk mengajarkan bertahan hidup dan kemampuan merawat diri.

Pelayanan ini dapat membantu omemenuhi kebutuhan dasar hidup mereka,

sambil mempertahankan independence mereka, disediakan oleh tim assertive

community treatment (ACT), yang menyediakan layanan penjangkauan

intensif untuk orang yang hidup di masyarakat dan mengajari mereka

keterampilan hidup dasar sehingga mereka bisa mendapatkan kebutuhan

praktis. Dalam kasus di mana bantuan tersebut tidak tersedia, anggota

keluarga, teman, atau anggota masyarakat lainnya (misalnya, pendeta)

mungkin terlibat dalam membantu orang dengan skizofrenia memenuhi

kebutuhan hidup dasar sehari-hari mereka.

7. Kesehatan Fisik (Physical Health).

Orang dengan skizofrenia sering mengalami masalah kesehatan yang

inadekuat terdeteksi, monitoring, dan pengobatannya. Dua dari kesulitan

dalam mengenali kondisi medis mereka bahwa (1) mereka mungkin kurang

melaporkan gejala fisik, dan (2) tenaga medis profesional dapat

menyimpulkan keluhan fisik mereka kurang serius. Hasilnya adalah bahwa

penyakit yang tidak diobati memberikan kontribusi untuk peningkatan

kecacatan dan kematian dini. Orang dengan skizofrenia sering memiliki

kebutuhan medis karena merokok, penyakit menular (seperti hepatitis C dan

HIV), diabetes, masalah jantung, dan kesehatan gigi yang buruk. Merokok

merupakan masalah besar bagi orang-orang dengan skizofrenia; sekitar 80%

dari individu yang merokok. Tingginya tingkat penyakit menular pada orang

dengan skizofrenia berhubungan terutama dengan tingginya tingkat

penyalahgunaan narkoba. Siapapun yang telah memiliki masalah

7

Page 8: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

penyalahgunaan narkoba harus dievaluasi untuk kemungkinan penyakit

menular. Penyakit lain, termasuk diabetes, masalah jantung, dan masalah gigi,

yang umum pada orang dengan skizofrenia karena kebiasaan diet mereka yang

buruk, gaya hidup sedentary, dan kurangnya keterampilan merawat diri.

8. Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan (Alcohol and Drug Use).

Penyalahgunaan zat pada skizofrenia dikaitkan dengan perjalanan penyakit

jiwa yang lebih parah, serta masalah-masalah kesehatan, hukum, ekonomi, dan

sosial. Dengan demikian, menangani penyalahgunaan zat merupakan prioritas

penting pada orang dengan skizofrenia.

9. Kebutuhan Spiritual (Spiritual Needs).

Orang dengan skizofrenia, sama seperti orang lain, memiliki kebutuhan

spiritual. Namun, karena kekhawatiran tentang kebutuhan spiritual yang

membingungkan dengan tema-tema keagamaan yang banyak delusi,

kebutuhan ini sering diabaikan. Banyak orang dengan skizofrenia

mendukukung pentingnya kepercayaan kepada Tuhan, atau koneksi transeden

lain, seperti yoga atau meditasi. Keterlibatan dalam kegiatan spiritual dapat

membantu hubungan yang mendalam dan bermakna dengan orang lain.

10. Penyembuhan (Recovery).

Tidak pernah melupakan pentingnya penyembuhan/pemulihan sebagai

tujuan menyeluruh dari semua pengobatan. Pemulihan berarti hal yang

berbeda untuk orang yang berbeda, dan setiap orang dengan penyakit mental

dapat mengembangkan pemahaman sendiri tentang apa artinya pemulihan.

Tujuan ini harus selalu berada di garis depan dari perencanaan pengobatan.

Keterlibatan dan partisipasi aktif dalam perawatan paling efektif dicapai

ketika orang melihat bagaimana mengobati penyakit mental akan

meningkatkan kemampuannya untuk mencapai tujuan pribadi.

Psikoterapi diberikan kepada pasien jika pasien telah memiliki tilikan

(insight). Psikoterapi individual yang diberikan pada penderita skizofrenia

bertujuan sebagai promosi terhadap kesembuhan penderita atau mengurangi

penderitaan pasien. Psikoterapi ini terdiri dari fase awal difokuskan pada

8

Page 9: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

hubungan antara stres dengan gejala, fase menengah difokuskan pada relaksasi

dan kesadaran untuk mengatasi stres, kemudian fase lanjut difokuskan pada

inisiatif umum dan keterampilan di masyarakat dengan mempraktekkan apa yang

telah dipelajari.

Terapi Psikoanalisa

Terapi psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan konsep Freud.

Tujuan psikoanalisa adalah menyadarkan individu akan konflik yang tidak

disadarinya dan mekanisme pertahanan yang digunakannya untuk

mengendalikan kecemasannya . Hal yang paling penting pada terapi ini adalah

untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh penderita. Metode terapi ini

dilakukan pada saat penderita skizofrenia sedang tidak “kambuh”. Macam

terapi psikoanalisa yang dapat dilakukan, adalah Asosiasi Bebas. Pada teknik

terapi ini, penderita didorong untuk membebaskan pikiran dan perasaan dan

mengucapkan apa saja yang ada dalam pikirannya tanpa penyuntingan atau

penyensoran.

Pada teknik ini, penderita disupport untuk bisa berada dalam kondisi

relaks baik fisik maupun mental dengan cara tidur di sofa. Ketika penderita

dinyatakan sudah berada dalam keadaan relaks, maka pasien harus

mengungkapkan hal yang dipikirkan pada saat itu secara verbal. Pada saat

penderita tidur di sofa dan disuruh menyebutkan segala macam pikiran dan

perasaan yang ada di benaknya dan penderita mengalami blocking, maka hal

itu merupakan manifestasi dari keadaan over-repression. Hal yang direpress

biasanya berupa dorongan vital seperti sexual dan agresi. Repressi terhadap

dorongan agresi menyangkut figur otorotas yang selalu diwakili oleh father

and mother figure. Repressi anger (pemarah) dan hostile (bermusuhan)

merupakan salah satu bentuk intrapsikis yang biasa menyebabkan blocking

pada individu. Akibat dari blocking tersebut, maka integrasi kepribadian

menjadi tidak baik, karena ada tekanan ego yang sangat besar.

Menurut Freud, apabila terjadi blocking dalam proses asosiasi bebas,

maka penderita akan melakukan analisa. Hasil dari analisanya dapat

menimbulkan insight pada penderita. Analisa pada waktu terjadi blocking

bertujuan agar penderita mampu menempatkan konfliknya lebih proporsional,

9

Page 10: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

sehingga penderita mengalami suatu proses penurunan ketegangan dan

penderita lebih toleran terhadap konflik yang dialaminya.

Seperti yang telah diungkapkan terdahulu bahwa penderita diberi

kesempatan untuk dapat mengungkapkan segala traumatic events dan

keinginan-keinginan yang direpressnya. Waktu ini disebut dengan moment

chatarsis. Disini penderita diberi kesempatan untuk mengeluarkan uneg-uneg

yang ia rasakan, sehingga terjadi pengurangan terhadap pelibatan emosi dalam

menyelesaikan masalah yang dialaminya. Dalam teknik asosiasi bebas ini,

juga terdapat proses transference, yaitu suatu keadaan dimana pasien

menempatkan therapist sebagai figur substitusi dari figur yang sebenarnya

menimbulkan masalah bagi penderita.

Terdapat 2 macam transference, yaitu:

(1) Transference positif, yaitu apabila therapist menggantikan figur yang

disukai oleh penderita.

(2) Transference negatif, yaitu therapist menggantikan figur yang dibenci oleh

penderita.

Terapi Kelompok

Psikoterapi dapat dilakukan dalam berbagai cara. Salah satunya itu

psikoterapi kelompok dimana meliputi terapi suportif, terstruktur dan

anggotanya terbatas, umumnya antara 3-15 orang. Kelebihan terapi kelompok

ini adalah kesempatan untuk mendapatkan umpan balik segera dari teman

kelompok, dan dapat mengamati respons psikologis, emosional, dan perilaku

penderita skizofrenia terhadap berbagai sifat orang dan masalah yang timbul.

Banyak masalah emosional menyangkut kesulitan seseorang dalam

berhubungan dengan orang lain, yang dapat menyebabkan seseorang berusaha

menghindari relasinya dengan orang lain, mengisolasi diri, sehingga

menyebabkan pola penyelesaian masalah yang dilakukannya tidak tepat dan

tidak sesuai dengan dunia empiris. Dalam menangani kasus tersebut, terapi

kelompok akan sangat bermanfaat bagi proses penyembuhan klien, khususnya

klien skizofrenia.

Terapi kelompok ini termasuk salah satu jenis terapi humanistik. Pada

terapi ini, beberapa klien berkumpul dan saling berkomunikasi dan terapis

berperan sebagai fasilitator dan sebagai pemberi arah di dalamnya. Di antara

10

Page 11: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

peserta terapi tersebut saling memberikan feedback tentang pikiran dan

perasaan yang dialami oleh mereka.

Klien dihadapkan pada setting sosial yang mengajaknya untuk

berkomunikasi, sehingga terapi ini dapat memperkaya pengalaman mereka

dalam kemampuan berkomunikasi. Di rumah sakit jiwa, terapi ini sering

dilakukan. Melalui terapi kelompok ini iklim interpersonal relationship yang

konkrit akan tercipta, sehingga klien selalu diajak untuk berpikir secara

realistis dan menilai pikiran dan perasaannya yang tidak realistis.

Terapi Keluarga

Terapi keluarga bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai

skizofrenia. materi yang diberikan berupa pengenalan tanda-tanda

kekambuhan secara dini, pernakaian dari pengobatan, antisipasi dari efek

samping pengobatan, dan peran keluarga terhadap penderita skizofrenia.

Karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi

parsial, keluarga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkan

manfaat dari terapi keluarga yang singkat tetapi intensif (setiap hari). Pusat

dari terapi harus pada situasi segera dan harus termasuk mengidentifikasi dan

menghindari situasi yang kemungkinan menimbulkan kesulitan. Jika masalah

memang timbul pada pasien di dalam keluarga, pusat terapi harus pada

pemecahan masalah secara cepat.

Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas di dalam

terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya.

Sering sekali, anggota keluarga, di dalam cara yang jelas, mendorong sanak

saudaranya yang menderita skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur

terlalu cepat. Rencana yang terlalu optimistik tersebut berasal dari

ketidaktahuan tentang sifat skizofrenia dan dari penyangkalan tentang

keparahan penyakitnya. Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien

mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati.

Terapi keluarga selanjutnya dapat diarahkan kepada berbagai macam

penerapan strategi menurunkan stres dan mengatasi masalah dan pelibatan

kembali pasien ke dalam aktivitas. Sejumlah penelitian telah menemukan

bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps.

11

Page 12: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

Rehabilitasi Psikiatri

Rehabilitasi psikiatri bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

penderita skizofrenia dalam hal merawat diri sendiri, bekerja, menikmati

kesenangan, berhubungan dengan orang lain dan keluarga. Dengan demikian

dapat meningkatkan kemandirian penderita dalam masyarakat. Rehabilitasi

psikiatri diharapkan terjadi perubahan menuju perbaikan dari

ketidakmampuan, meningkatkan kemampuan baru yang menjadi penyebab

kelemahan, memanipulasi lingkungan agar dapat lebih memberi dukungan

serta meningkatkan fungsi.

Penatalaksanaan terapi psikososial lainnya pada penderita skizofrenia berupa

pelatihan keterampilan sosial dan hidup mandiri, manajemen diri terhadap

pengenalan gejala dan medikasi, fungsi penderita dalam kehidupan sehari-hari,

dukungan dari lingkungan sekitar baik di tempat tinggal maupun di tempat kerja

pasien.

Pelatihan keterampilan sosial bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

performance dalam menghadapi situasi kehidupan sehari-hari, sehingga

penderita memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan interpersonal,

perawatan diri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Mengenal

dan memahami manajemen medikasi sehingga dapat mengoptimalkan kualitas

hidup penderita skizofrenia. Pelatihan keterampilan sosial menekankan pada

aspek edukasi, pembelajaran yang unik pada setiap situasi dan mengambil

kesimpulan bahwa setiap individu selalu melakukan yang terbaik. Pelatihan ini

memfokuskan pada stresor-stresor lingkungan, dan defisit yang karakteristik

dari setiap pasien.

Komponen keterampilan sosial meliputi keterampilan dalam hal komunikasi,

persepsi sosial, dan mengatasi masalah dalam situasi yang khusus. Keterampilan

dalam hal berkomunikasi yang diberikan berupa kemampuan untuk memulai,

memelihara, dan mengakhiri pecakapan. Keterampilan persepsi sosial yang

diberikan berupa kemampuan seseorang untuk mempersepsikan situasi sosial

secara akurat, melaksanakan keterampilan interpersonal dan menganalisa situasi.

Sedangkan keterampilan untuk mengatasi masalah yang khusus dalam bentuk

keterampilan saat wawancara mencari pekerjaan, menciptakan kehidupan yang

memuaskan, serta melakukan interaksi heterososial.

12

Page 13: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

Ada tiga model pelatihan keterampilan sosial pada penderita skizofrenia,

yaitu model keterampilan sosial dasar, model pemecahan masalah sosial, dan

cognitive remediation. Prinsip kerja model keterampilan sosial dasar atau sering

juga disebut dengan keterampilan motorik adalah mengidentifkasikan disfungsi

perilaku sosial, kemudian dipilah menjadi tugas-tugas yang lebih sederhana,

dipelajari melalui pengulangan dan elemen-elemen tersebut dikombinasikan

menjadi perbendaharaan fungsional yang lebih lengkap. Tujuan utamanya

adalah untuk memampukan pasien yang menderita penyakit serius dalam

mengembangkan keterampilan sosial untuk kehidupan yang mandiri.

Model pemecahan masalah sosial dilaksanakan melalui modul-modul

pembelajaran seperti manajemen medikasi, manajemen gejala, rekreasi,

percakapan dasar, dan pemeliharaan diri. Manajemen medikasi berupa

mendapatkan informasi mengenai manfaat pengobatan antipsikotik, mengetahui

cara pemakaian antipsikotik yang tepat, mengetahui efek yang tidak

menguntungkan dari pengobatan, dan membicarakan masalah pengobatan

dengan tenaga medis.

Manajemen gejala seperti mengidentifikasi secara dini tanda-tanda

kekambuhan, mengenali tanda-tanda kekambuhan dan mengembangkan rencana

pencegahan kekambuhan, coping terhadap gejala psikotik yang menetap, serta

menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang.

Pada modul rekreasi diharapkan penderita skizofrenia dapat

mengidentifikasikan manfaat kegiatan rekreasi, memberikan informasi tentang

kegiatan rekreasi, menemukan hal-hal yang diperlukan untuk kegiatan rekreasi,

dan melakukan evaluasi dari manfaat rekreasi secara berkala. Pada percakapan

dasar meliputi latihan keterampilan untuk dapat mendengar secara aktif dalam

percakapan, melakukan percakapan bersama-sama, memulai, memelihara, dan

mengakhiri pembicaraan. Sedangkan pada pemeliharaan diri meliputi

bagaimana cara untuk menjaga kebersihan dan perawatan diri, berpakaian,

merawat lingkungan tempat tinggal, makan dan minum secara teratur,

pengaturan keuangan, dan mencari pekerjaan.

Terapi ini melatih penderita mengenai keterampilan atau keahlian sosial,

seperti kemampuan percakapan, yang dapat membantu dalam beradaptasi

dengan masyarakat. Social Skills Training menggunakan latihan bermain

sandiwara. Para penderita diberi tugas untuk bermain peran dalam situasi-situasi

13

Page 14: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

tertentu agar mereka dapat menerapkannya dalam situasi yang sebenarnya.

Bentuk terapi seperti ini sering digunakan dalam panti-panti rehabilitasi

psikososial untuk membantu penderita agar bisa kembali berperan dalam

masyarakat. Mereka dibantu dan didukung untuk melaksanakan tugas-tugas

harian seperti memasak, berbelanja, ataupun utnuk berkomunikasi, bersahabat,

dan sebagainya. Meskipun terapi ini cukup berhasil, namun tetap ada persoalan

bagaimana mempertahankan perilaku bila suatu program telah selesai, dan

bagaimana dengan situasi-situasi yang tidak diajarkan secara langsung.

Penatalaksanaan gangguan kognitif pada penderita skizofrenia bertujuan

meningkatkan kapasitas individu untuk mempelajari berbagai variasi dari

keterampilan sosial dan dapat hidup mandiri. Strategi penatalaksanaan meliputi

langsung pada defisit kognitif yang mendasari dan terapi kognitif perilaku

terhadap gejala psikotik. Penatalaksanaan langsung terhadap deficit kognitif

yang mendasari meliputi pengulangan latihan, modifikasi instruksi berupa

instruksi lengkap dengan isyarat dan umpan balik segera selama latihan.

Terapi kognitif perilaku terhadap gejala psikotik bertujuan mengidentifikasi

gejala spesifik dan menggunakan strategi coping kognitif untuk mengatasinya.

Contoh strategi distraksi, reframing, self reinforcement, tes realita, atau

tantangan secara verbal. Penderita skizofrenia menggunakan strategi ini untuk

menemukan dan menguji kualitas disfungsi dari keyakinan yang irasional.

14

Page 15: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

BAB III

KESIMPULAN

Sistem support pasien skizofrenia bisa dari berbagai sumber, termasuk didalamnya

keluarga, tenaga medis profesional, teman, dan lingkungan sosial. Karena banyak

pasien tinggal dengan keluarganya, maka keluarga adalah system support primer pada

pasien dengan skizofrenia ini.

Kebanyakan pasien skizofrenia tidak mengalami remisi sempurna dari simptom-

simptom yang dialaminya. Tetapi, symptom ini dapat diatasi dengan penanganan

terapi psikososial dan terapi psikofarmakologi.

Kesulitan dalam kemampuan bersosialisasi dapat diterapi dengan terapi group

atau aktifitas berkelompok yang berisi kegiatan interaksi dalam bersikap dan

membincangkan topik-topik yang dapat dibicarakan sehingga pasien belajar atau

kembali belajar bagaimana untuk lebih produktif, dan bagaimana untuk bersikap dan

berperilaku yang semestinya.

Aspek pengobatan lainnya adalah beradaptasi dengan kehidupan pribadi,

kemampuan-kemampuan untuk menjalani hidup, mengatur keuangan dan hal-hal

praktikal lainnya. Sangat diperlukan juga untuk pasien skizofrenia mencatat, merekam

atau menuliskan gejala seperti apa yang muncul pada dirinya, apa obat-obatan yang

diterima dan dikonsumsi (termasuk dosis-dosis obat tersebut), dan apa efek samping

dari pengobatan yang pasien tersebut rasakan. Dari mengetahui gejala apa yang terjadi

sebelumnya, keluarga dapat lebih tahu dan memahami untuk kedepannya. Keluarga

dapat mengidentifikasi “tanda-tanda peringatan dini” dari potensial relaps atau

kekambuhan skizofrenia, seperti peningkatan withdrawal, perubahan pola tidur, dan

lainnya. Jadi, jika gejala psikotik dapat dideteksi lebih dini maka pengobatan dapat

mencegah full-blown relaps. Juga, dengan mengetahui obat-obatan apa yang

dikonsumsi, obat mana yang menimbulkan ketidaknyamanan atau berefek samping di

masa lalu, keluarga dapat membantu pasien skizofrenia untuk mendapatkan

pengobatan tercepat dan terbaik.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

Bengston M. 2006. Overview of Treatment for Schizophrenia. [online] available from

URL: http://www.ehow.com/way_528942_overview-of-treatment-for-

schizophrenia.html

Grohol JM. 2006. Psychosocial Treatment for Schizophrenia. [online] available from

URL: http://www.ehow.com/way_5289422_psychosocial-treatment-

schizophrenia.html

Kane JM, Stroup TS, and Marder SR. 2007. Schizophrenia: Pharmacological

Treatment in Kaplan and Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9 th

Edition, Volume I. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins; hal. 1547-

1556

Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. 2007. Skizofrenia dalam Kaplan dan Sadock’s

Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition.

Philadelphia: Lippincott William and Wilkins, a Wolters Kluwer Business; hal.

685-729

Loebis B. 2007. Skizofrenia: Penanggulangan Memakai Antipsikotik. Diunduh dari:

http://www.usu.ac.id/id/files/pidato/ppgb/2007/ppgb_2007_bahagia_loebis .pdf

Maramis WF, Maramis AA. 2009. Pengobatan dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa,

Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press; hal. 276-281

Maslim R. 2001. Skizofrenia, Gangguan Skizotipal dan Gangguan Waham dalam

Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh

Jaya; hal. 46- 47

NIMH. 2010. Schizophrenia Psychosocial Treatment. [online] available from URL:

http://www.enotalone.com/article/6884.html

. 2006. Helpful Hints about Schizophrenia for Family and Others. [online]

available from URL: http://psychcentral.com/lib/2006/ helpful-hints-about-

schizophrenia-for-family-members-and-others /

Sadock BJ, Sadock VA. Treatment in Kaplan and Sadock’s Concise Textbook of

Clinical Psychiatry, 2nd Edition. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins;

hal. 150-153

16

Page 17: COMPREHENSIVE TREATMENT OF SCHIZOPHRENIA

. 2007. Treatment in Kaplan dan Sadock’s Synopsis of

Psychiatry, Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition. Philadelphia:

Lippincott William and Wilkins, a Wolters Kluwer Business; hal. 488-497

Tenhula WN, Bellack AS, and Drake RE. 2007. Schizophrenia: Psychosocial

Approaches in Kaplan and Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th

Edition, Volume I. Philadelphia: Lippincott William and Wilkins; hal. 1556-

1572

17