laporan water treatment aaf

27
WATER TREATMENT 1. Tujuan Percobaan a. Minggu I - Dapat mengoperasikan Jarr Test - Dapat menentukan dosis optimum koagulan yang digunakan b. Minggu II - Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan proses pengolahan air baku menjadi air bersih - Mahasiswa dapat menghitung laju alir koagulan yang digunakan - Mahasiswa mampu menganalisa air disetiap bak 2. Bahan yang Digunakan - Air - Air aquadest - Koagulan (tawas) 3. Alat yang Digunakan - Jarr Test 1 - Turbidity Meter 1 - Gelas Kimia 1000 ml 4 - Gelas Ukur 250 ml 1 - Pipet Ukur 25 ml 1 - Pipet Tetes 1 - pH Meter 1 - Labu Takar 1000 ml 1

Upload: anggunatrian48

Post on 22-Nov-2015

109 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

water treatment

TRANSCRIPT

WATER TREATMENT

1. Tujuan Percobaana. Minggu I Dapat mengoperasikan Jarr Test Dapat menentukan dosis optimum koagulan yang digunakanb. Minggu II Mahasiswa dapat memahami dan menggambarkan proses pengolahan air baku menjadi air bersih Mahasiswa dapat menghitung laju alir koagulan yang digunakan Mahasiswa mampu menganalisa air disetiap bak

2. Bahan yang Digunakan Air Air aquadest Koagulan (tawas)

3. Alat yang Digunakan Jarr Test1 Turbidity Meter1 Gelas Kimia 1000 ml4 Gelas Ukur 250 ml 1 Pipet Ukur 25 ml1 Pipet Tetes1 pH Meter1 Labu Takar 1000 ml1 Magnetic stirrer1 Ember 2 Pengaduk kaca1 Spatula1

4. Gambar AlatTerlampir.5. Dasar TeoriProses Pengolahan AirProses pengolahan air bertujuan agar didapatkan air yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan sebagai air bersih. Pengolahan air bersih melalui beberapa tahapan proses yaitu :1. Proses Penyaringan2. Proses Koagulasi3. Proses Flokulasi4. Sedimentasi5. Aerasi6. Penyaringan7. Proses Penambahan DesinfektanAir baku yang biasanya digunakan untuk keperluan domestik atau industri berasal dari air sungai, air danau, air laut dan air sumur. Kualitas air baku dari berbagai sumber tersebut mempunyai karakteristik kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda. Air baku digunakan selain untuk keperluan sehari-hari seperti makan dan minum di beberapa sektor kegiatan digunakan sebagai air pendingin. Air umpan boiler dan air untuk keperluan proses produksi. Adanya kualitas air yang berbeda-beda dari berbagai sumber air yang ada, menghendaki suatu sistem pengolahan air yang berbeda pula dan tergantung dari penggunaan air tersebut.Air yang digunakan sebagai air umpan boiler mempunyai karakteristik kualitas tertentu, sehingga untuk penyediaan air biasanya dilakukan 3 tahap pengolahan yaitu :a. Pengolahan Air Bakub. Pengolahan Air Secara Externalc. Pengolahan Air Secara InternalJenis pengolahan air baku tergantung dari asal bakunya. Pengolahan air baku biasanya terdiri dari pengolahan fisika seperti penyaringan dan sedimentasi. Serta pengolahan secara kimia yang meliputi flokulasi, koagulasi dan netralisasi.Dalam makalah ini hanya akan diuraikan tentang pengolahan tahap kedua dan ketiga. Karena pengolahan tahap pertama yaitu pengolahan air baku sudah banyak dibahas dalam penyediaan air bersih pada umumnya.

I. Karakteristik Kualitas Air Bakua. Air TanahAir tanah tersedia sebagai air tanah dangkal dan air tanah ddalam. Air tanah dangkal berada dalam lapisan pembawa air yang bagian atasnya tidak dilapisi oleh lapisan yang impermeable sehingga kualitas dan kuantitas air tanah dangkal juga dipengaruhi oleh aktivitas yang ada dipermukaan tanah bagian atasnya.Air tanah dalam beberapa dalam lapisan pembawa air yang terletak lebih bawah, biasanya lebih dari 60 m permukaan tanah setempat. Lapisan pembawa airnya dilapisi oleh suatu lapisan bantuan impermeable sehingga tidak memungkinkan air dari permukaan bagian atas menyerap sampai ke lapisan pembawa air tanah dalam. Kualitas maupun kuantitas air tanah tidak tergantung pada aktivitas di permukaan atas, tetapi pada daerah catchment area (daerah tangkapan hujan) yang berhubungan dengan lapian pembawa air yang bersangkutan. Kualitas air tanah banyak dipengaruhi struktur geologi setempat. Parameter dominan yang biasanya muncul adalah mineral seperti Ca, Mg, dan Fe serta gas terlarut seperti CO2. Air tanah biasanya hanya sedikit mengandung padatan tersuspensi.b. Air LautAir laut tersedia dalam jumlah yang melimpah dengan kualitas air yang hampir sama dan tetap untuk jangka waktu tertentu. Parameter dominan yang ada di air laut adalah garam mineral seperti NaCl (biasanya ditunjukkan dalam kadar salinitas) yang sangat korosit terhadap peralatan proses produksi.c. Air PermukaanAir permukaan yang sering dimanfaatkan adalah air danau dan air sungai. Kualitasnya sangat tergantung dari aktifitas manusia yang berada di daerah aliran sungai. Parameter yang cukup menonjol adalah mikroorganisme dan kadar padatan tersuspensi atau kekeruhan.

II. Parameter Kualitas Aira. Padatan Tersuspensi (suspended solid/SS)Sumber dari padatan tersuspensi berasal dari : Padatan anorganik ; seperti lempung, kerikil dan padatan buangan industri Padatan organik ; seperti serat tumbuhan, mikroba, sisa buangan domestik dan industri Cairan tak larut seperti minyak dan lemakPengukuran padatan tersuspensi dilakukan secara gravmetri dengan satuan mp, lt. Ukuran diameter partikel dari padatan tersuspensi antara 1-100 am.b. Kekeruhan (turbidity)Parameter kekeruhan biasa dilakukan untuk analisis kualitas air bersih bukan air limbah. Nilai kekeruhan bisa menunjukkan tingkat atau kadar padatan tersuspensi di dalam air. Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan metode photometri dengan cara menentukan persentase cahaya yang diserap atau dihamburkan oleh cairan jika diberikan cahaya dengan intensitas tertentu 1 Jackson turbidity unit (JTU) sama dengan kekeruhan yang dihasilkan oleh 1 mg SiO2 dalam liter air distilasi. Satuan kekeruhan yang lain adalah Nephelometri turbidity unit (NTU) yang didasarkan pada prinsip penghambatan cahaya.

c. AlkalinitasDefinisi: jumlah anion dlam air yang akan bereaksi untuk menetralisi ion II. Merupakan suatu ukuran kemampuan air menetralisi asam.Parameter yang tergolong alkalinitas: CO32-, HCO3-, H2BO3-, HS-, CO2 OH-, HsiO3-, H2PO4-, NH3Parameter yang pada umumnya diperhatikan sebagai alkalinitas adalah sebagai bicarbonat (HCO3), carbonat (CO3) dan hidroksida (OH-). Sumber alkalinitas antara lain disolusi garam bicarbonat. Gas CO2 yang terlarut dalam air berasal dari transfer CO2 dari udara dan respirasi mikroorganisme. Gas CO2 ini akan melarutkan mineral magnesium dan calcium dalam bentuk CaCO3 atau MgCO3 dan menghasilkan komponen hardness dan alkalinitas menurut reaksi:H2O + CO2 + MgCO3 Mg (HCO3)2 Mg2+ + 2(HCO3-)H2O + CO2 + CaCO3 Mg (HCO3)2 Ca2+ + 2(HCO3-)

Pengukuran alkalinitas dilakukan dengan titrasi dengan asam. Jika digunakan 0.02N H2SO4 sebagai titran, maka 1 ml asam dapat menetralisir 1 mg alkalinitas sebagai CaCO3. Ion H+ dari asam bereaksi dengan komponen alkalinitas menurut persamaan reaksi:H+ + OH- H2OH+ + CO32- HCO3-H+ + HCO3- H2CO3-Jika asam sebagai titran ditambahkan perlahan-lahan ke air yang mengandung alkalinitas, maka gambaran penurunan pH air bisa dilihat di kurva berikut:

Gambar 1. Kurva Penurunan pH airKonversi karbonat menjadi bicarbonat pada prinsipnya sempurna pada pH = 8,9. Tetapi karena bicarbonat juga merupakan spesi alkalinitas sehingga masih dibutuhkan sejumlah asam yang sama untuk menyempurnakan netralisasi. Sehingga netralisasi CO3- pada pH = 8,3 hanya setengahnya. Konversi OH- menjadi air erlangsung sempurna pada pH = 8,3 sehingga semua OH- dan setengah CO3- ikut terukur pada pH = 8,3. Pada pH 4,5 semua bicarbonat telah terkonversi menjadi asam carbonat termasuk bicarbonat hasil netralisasi karbonat. Sehingga jumlah asam yang diperlukan untuk menitrasi contoh air sampai pH 4,5 eqivalent dengan alkalinitas total (CO32-, HCO3-, OH-) dalam air.P-Alkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukkan oleh jumlah asam yang diperlukan untuk mencapai pH air contoh menjadi 8,3 sedangkan M-Alkalinitas adalah nilai alkalinitas yang ditunjukkan oleh jumlah asam yang diperlukan untuk mencapai pH air contoh dari 8,3 menjadi 4,5. Hubungan umum bentuk-bentuk alkalinitas:pH 8,3 netralisasi OH-, CO32pH 8,3 netralisasi sisa CO32 dan HCO3 asal/murniP = M semua alkalinitas adalah OHP = Msemua alkalinitas CarbonatP = 0 (pH dibawah 8,3) semua alkalinitas HCO3

Contoh penentuan spesi Alkalinita200 ml air ,pH awal 10, dititrasi dengan 0,02 N H2SO4 Sampai pH 4,5 butuh 30 ml asam Sampai pH 8,3 butuh 11 ml asamTentukan spesi alkalinitas dinyatakan dalam mg 1 CaCO3Solusi PH 10POH = 4(OH) = 10-4 mol 110-4 mol x 50 g eqi = 5 mg 1 sebagai CaCO3 1 mol eqi1 mg alkalinitas CaCO3 butuh 1 ml 0,02 N H2SO4. Untuk mengukur OH dalam 1 liter sampai butuh 5 ml asam, padahal volume sample 200 ml Jadi kebutuhan asam adalah 200/1000 x 5 ml = mlUntuk mencapai pH 8,3 butuh 11 ml : berarti untuk CO32- butuh 10 ml (sisa untuk mencapai asam yang digunakan) dan jumlah yang sama 10 ml untuk sisa CO32- yang berubah jadi bicarbonate. Jadi tinggal 9 ml sisa titran untuk mengukur alkalinitas bicarbonate yang berasal dari larutan asli (30 ml-11 ml-10 ml)CO32- = 20 ml setara dengan 20 mg alkalinitas seabgai CaCO320/200 X 1000= 100 mg/lHCO3-M =9 ml setara dengan 9 mg alaklinitas sebagai CaCO39/200 X 1000 = 45 mg/lTotal = 5+10+45 = 150 mg/l sebagai CaCO3

d. Kesadahan (hardness)Difinisi: Konsentrasi kation metal valen dalam larutan Dapat bereaksi dengan anion dan timbul prespitasi padatan Biasanya dinyatakan dalam mg lt CaCO3Kesadahan dikenal dua macam, yaitu karbonat dan non karbonat.a. Carbonat: Bersifat sementara karena akan hilang atau terendapkan jika mengalami pemanasan.Contoh : Ca bikarbonat Ca (HCO3)2 Mg bikarbonata. Non Carbonat: Kesadahan tetap tidak hilang mengendap jika dipanaskan.Contoh : Ca atau Mg sulfat, clorida, nitratCa (HCO3)2 CaCO3 (S) + CO2 + H2OPengukuran kesadahan dilakukan dengan cara titrasi oleh EDTA dengan indicator EBT (Eriochrome Black T) membentuk komplek warna merah. Jika digunakan 0.01 M EDTA. 1 liter titran menunjukkan 1 mg kesadahan sebagai CaCO3.

Klasifikasi Air Sadah :

Air Lunak50mg/l sebagai CaCO3

Air Sadah Sedang50-150mg/l

Air Sadah150-300mg/l

Air Sangat Sadah>300mg/l

Tabel 1. Klasifikasi Air SadahAir sadah yang jika digunakan memerlukan lebih banyak sabun agar tetap berbusa. Menurut standar WHO kesadahan maksimum untuk air minum adalah 500 mg/l sebagai CaCO3. Demikian juga menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/90 untuk syarat kualitas air minum.Konversi: 1 gennan degree = 17,9 mg/l CaCO3

a. O2 (gas oksigen)Salah satu gas yang banyak mendapat perhatian dalam pengolahan air umpan boiler adalah gas O2 yang larut dalam air baku. Daftar kesetimbangan nilai oksigen terlarut sebagai fungsi dari suhu dan konsentrasi CT (salinitas) disajikan di tabel berikut.

Tabel 2. Tabel C-3 Equilibrium Concentrations (mg/L) of dissolved oxygen *as a function of temperature and chlorideTemperatureoCChloride Concentrations (mg/L)

05.00010.00015.00020.000

014,6413,7912,9712.1411,32

114,2313.4112,6111,8211,03

213,8413,0512,2811,5110,76

313,4812,7211,9811,2410,50

413,1312,4111,6910,9710,25

512,8012,0911,3910,7010,01

612,4811,7911,1210,459,78

712,1711,5110,8510,219,57

811,8711,2410,619,989,36

911,5910,9710,369,769,17

1011,3310,7310,139,558,98

1111,0810,499,929,358,80

1210,8310,289,729,178,62

1310,6010,059,528,988,46

1410,379,959,328,808,30

1510,159,659,148,638,14

169,959,468,968,477,99

179,749,268,788,307,84

189,549,078,628,157,70

199,358,898,458,007,56

209,178,738,307,867,42

218,998,578,147,717,28

228,838,427,997,577,14

238,688,277,857,437,00

248,538,127,717,306,87

258,387,967,567,156,74

268,227,817,427,026,61

278,077,607,286,886,49

287,927,537,146,756,37

297,777,397,006,626,25

307,637,257,866,496,13

Satuan untuk parameter kualitas air biasanya dinyatakan dalam mg/l atau ppm (part per million). Untuk parameter kesadahan dan alkalinitas selain satuan tersebut juga sering dinyatakan dalam satuan mg/l sebagai CaCO3. Konsentrasi senyawa A dapat dinyatakan sebagai konsentrasi eqivalent dari senyawa B dengan rumus:

[g/l]A x [g/eqivalent]B = [g/l]A dinyatakan sebagai B [g/eqivalent]A

Faktor KonversiContoh : Nyatakan dalam konsentrasi eqivalent CaCO3 untuk 117 mg/l NaCl

Jawab :1 eqivalent CaCO3 = 40 + 12 + 3 (16) = 50 g/eqivalent 21 eqivalent NaCl = 23 + 35,5= 58,5 g/eqivalent117 mg/l x 50 g/eqivalent= 100 mg/l NaCl sebagai CaCO3 58,5 g/eqivalentFaktor-faktor konversi untuk berbagai senyawa disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3. Calcium Carbonat (CaCO2) Eqivalent of Common SubstanceFormulaMolecular WeightEquivalent WeightSubstance to CaCO3 equivalent (muluplvbv)CaCO3 equivalent to substance (muluplvbv)

Compounds

Alumunium Sulfate(anhydrous)Al2(SO4)3342,137,00,881,14

Alumunium Sulfate(hydrated)Al2(SO4)3 14 H2O600,0100,00,52,0

Alumunium HidroxideAl2(OH)278,026,01,920,32

Alumunium Oxide(Alumina)Al2O2101,917,02,940,34

Sodium AluminateNa2Al2O4163,927,31,830,55

Barium SulfateBaSO4233,4116,70,432,33

Calcium BicarbonateCa(HCO)2162,181,10,621,62

Calcium CarbonateCaCO3100,150,01,001,00

Calcium ChlorideCaCI2111,055,50,901,11

Calcium HydroxideCa(OH)274,137,11,350,74

Calcium OxideCaO56,128,01,790,56

Calcium Sulfate(anhydrous)CaSO4136,168,10,741,36

Calcium Sulfate(gypsum)CaSO4 2H2O172,286,10,581,72

Calcium PhosphateCa2(PO4)2310,351,70,971,03

Ferric SulfateFe2(SO4)3399,966,70,751,33

Ferrous Sulfate(anhydrous)FeSO4151,976,00,661,52

Magnesium OxideMgO40,320,22,480,40

Magnesium BicarbonateMg (HCO3)2146,373,20,681,46

Magnesium CarbonateMgCO384,342,21,190,84

Magnesium ChlorideMgCl295,247,61,050,95

Magnesium HydroxideMg(OH)258,329,21,710,58

Magnesium PhosphateMg3(PO4)2262,943,81,140,88

Magnesium Sulfate(anhydrous)MgSO4120,460,20,831,20

Magnesium Sulfate(epsomsalts)MgSO4 7H2O246,5123,30,412,47

Manganese ChlorideMnCl2125,862,90,801,26

Manganese HydroxideMn(OH)289,044,41,130,89

Potassium IodideKI166,0166,00,303,32

Silver ChlorideAgCl143,3143,30,352,87

Silver NitrateAgNO3169,9169,90,293,40

SilicaSiO260,130,01,670,60

Sodium BicarbonateNaHCO284,084,00,601,68

Sodium CarbonateNa2CO2106,053,00,941,06

Sodium ChlorideNaCI58,558,50,851,17

Sodium HydroxideNaOH40,040,01,250,80

Sodium NitrateNaNO385,085,00,591,70

Tri-sodium PhosNa3PO4 12H2O380,2126,70,402,53

Tri-sodium Phos(anhydrous)Na3PO4164,034,70,911,09

Disodium PhosNa2HPO4 12H2O358,2119,40,422,39

Disodium Phos(anhydrous)Na2HPO4142,047,31,060,95

Monosodium PhosNaH2PO4H2O138,146,01,090,92

Monosodium Phos(anhydrous)NaH2PO4120,040,01,250,80

Sodium MetaphosphateNaPO3102,134,01,470,68

Sodium SulfateNa2SO4142,171,00,701,42

Sodium SulfiteNa2SO3126,163,00,701,26

Positive Lons

AluminumAl-327,09,05,560,18

AmmoniumNH4-18,018,02,780,36

PerhitunganMenghitung banyaknya alum yang harus ditambahkan pada bak fakulatorDari lampiran 1, tabel 4:a. Diketahui:D = Dosis Allum 17 mg/lK = Konsentrasi Allum pada 3, BE = 4,6% = 46 mg/ccQ = Debit air pada ketinggin 32 cm = 82,1 l/dtkMakaAllum yang harus ditambahkan adalah :P = P = P = 30,34 P = 303,4 Karena terdapat dua keran aliran penambahan, maka perhitungan Allum yang harus ditambahkan dibagi dua. P = P = 151,7 cc/10 detik

b. Diketahui:D = Dosis Allum 21 mg/lK= Konsentrasi Allum pada 3, BE = 4,6% = 46 mg/lQ = Debit air pada ketinggian 32 cm = 82,1 l/detikMakaAllum yang harus ditambahkan adalah :P = P = P = 37,02 P = 370,2 Karena terdapat dua keran aliran penambahan, maka perhitungan Allum yang harus ditambahkan dibagi dua. P = P = 185,2 cc/10 detik

Cara Menetukan Penambahan Allum pada Bak FlokulatorA. Penentuan Dosis Allum1. Alat-alat yang digunakan : Peralatan Jar Test Turbidity meter pH meter Beaker Glass 1000 ml (4 buah) Labu Takar 1000 ml(1 buah) Pipet Ukur 25 ml (1 buah) Gelas Ukur 250 ml(1 buah) Magnetic stirrer(1 buah) Ember (1 buah) Pengaduk (1 buah) Spatula (1 buah)2. Bahan yang digunakan : Air baku 3000 ml Allum Air aquadest 3. Langkah Kerja : Menentukan Dosis Optimum Koagulan1. Menganalisa air baku yaitu menganalisa pH dengan menggunakan pH meter dan menganalisa kekeruhan dengan menggunakan alat Turbinity.2. Membuat larutan koagulan (alumunium sulfat) dengan dosis 1000 ppm dengan volume 1000 ml menggunakan labu ukur 1000 ml.3. Menyiapkan air baku pada empat (4) gelas kimia 1000 ml, dengan dosis koagulan secara berurutan : 50 ppm koagulan dalam 1000 ml larutan yaitu 50 ml koagulan (tawas) dan 950 ml air baku. 100 ppm koagulan dalam 1000 ml larutan yaitu 100 ml koagulan (tawas) dan 900 ml air baku. 150 ppm koagulan dalam 1000 ml larutan yaitu 150 ml koagulan (tawas) dan 850 ml air baku. 200 ppm koagulan dalam 1000 ml larutan yaitu 200 ml koagulan (tawas) dan 800 ml air baku4. Melakukan pengadukan air baku + koagulan ( tawas ) di dalam peralatan hotplate disertai dengan magnetik stirer dengan variasi waktu dan kecepatan: Kecepatan sekitar 100 rpm (Posisi 5) pada Mot selama 5 Menit Kecepatan sekitar 60 rpm (Posisi 2) pada Mot selama 15 Menit Di diamkan agar terjadi sedimentasi (pengendapan) selama 30 Menit5. Setelah di koagulasi, flokulasi dan sedimentasi selama 30 menit dilakukan analisa air baku setelah proses tersebut. Menganalisa pH dengan menggunakan alat pH meter, Prosedurnya : Mengkalibrasi alat pH meter dengan menggunakan alat buffer pH 7 dengan mencelupkan detector pH ke dalam larutan buffer tersebut, kemudian membilas dengan air aquadest dan mulai menganalisa pH larutan setelah diolah dengan flokulasi, koagulasi dan sedimentasi. Menganalisa Turbinitas dengan menggunakan alat Turbinity, Prosedurnya : Mengkalibrasi alat turbinity dengan menggunakan larutan kalibrasi masing- masing 0,02, 10, dan 1000 NTU, kemudian memasukan larutan yang akan dianalisa didalam tabung yang disediakan dan memasukan di dalam alat turbinity dan nilai kekeruhan akan terbaca di dalam display. Melakukan Pengolahan Air Baku di dalam Bak Pengolahan1. Menimbang koagulan sebanyak 1500 gr.2. Mengukur volume masing-masing bak dengan mengukur panjang, lebar dan tinggi bak.3. Menghidupkan pompa dan mengalirkan air dan koagulan menuju bak koagulasi.4. Mengukur laju alir air dan koagulan.5. Melakukan perhitungan. B. Pemeriksaan pHAir permukaan di daerah tropis sering keruh dan mengandung zat-zat penyebab warna. Kekeruhan dapat berasal dari erosi tanah, pertumbuhan ganggang atau kotoran hewan yang terbawa air sewaktu mengalir dipermukaan bumi. Warna dapat disebabkan oleh subtansi yang berasal dari pembusukan zat-zat organik, daun atau tanah seperti gambut.Koagulan yang umum digunakan adalah aluminium sulfat (Al2(SO4)3) dimana ion-ion aluminium sulfat bermuatan positif tig merupakan agen netralisai. Untuk mendapatkan kogulasi yang baik, koagulan dengan dosis optimum harus dibubuhkan dalam air dan dicampurkan secara baik. Dasis optimum akan bervariasi tergantung pada sifat alamiah air baku dan komposisi keseluruhan (pH, kekeruhan, komposisi kimia) adalah tidak mungkin untuk menghitung dosis koagulan optimum untuk air baku tertentu.

C. Proses Pengolahan Air Dalam pengolahan air, agar diperoleh air bersih maka dilakukan proses tahap demi tahap, yaitu mulai dari pengambilan air baku sampai air bersih yang sudah siap untuk didistribusi ke konsumen. Air bersih dan air buangan mempunyai karakteristik tertentu seperti sifat fisik, kimia dan biologi. Dalam proses pengolahan air ini harus disesuaikan dengan ketidakmurnian dari air itu sendiri. Pengolahan air bersih maksudnya adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk merubah sifat-sifat suatu zat. Dengan adanya pengolahan air bersih ini maka akan didapatkan suatu air bersih yang memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan.Dalam proses pengolahan air ini pada umumnya dikenal dengan dua cara, yaitu :1. Pengolahan Lengkap (Complete Treatment Process)Pengolahan lengkap yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap, baik fisik, kimiawi dan biologi. Pengolahan ini biasanya dilakukan terhadap air sungai kotor atau keruh. Pada hakekatnya, pengolahan lengkap ini dibagi dalam 3 lingkungan pengolahan, yaitu :a. Pengolahan FisikPengolahan fisik ini untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan lumpur dan pasir serta mengurangi kadar organik yang ada didalam air yang akan diolah.b. Pengolahan KimiaPengolahan kimia yaitu pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan alumunium sulfat.c. Pengolahan BakteriologiPengolahan ini bertujuan memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung didalam air dengan jalan membuktikan desinfektan. Desinfektan yang digunakan adalah kaporite.2. Pengolahan Sebagian (Patril Treatment Process)Pengolahan sebagian ini merupakan pengolahan air dimana hanya dilakukan pengolahan kimiawi atau pengolahan bekteriologi saja.Pengolahan ini umumnya dilakukan untuk :a. Mata air bersihb. Air sumur yang dangkal

D. Koagulan Aluminium SulfatDalam bidang pengolahan air bersih, penambahan dari beberapa bahan kimia digunakan untuk berbagai proses. Pada pengolahan ir bersih di PDAM Instalasi Lahat 1 menggunakan aluminium sulfat sebagai pembentukan koagulan yang berfungsi membentuk partikel padat lebih besar (flok) agar bisa diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil (koloidal), selanjutnya proses pengolahan air dapat dilanjutkan.Aluminium sulfat atau tawa mempunyai rumus kimia Al2(SO4)3 18 H2O dengan berat molekul 666,4 gram/mol dan density 1,69 gram/liter. Alum larut sempurna dalam air, daya larutnya 500 gram/liter pada 15oC. Aluum lebih banyak digunakan sebagai bahan penggumpal karena :1. Berbentuk serbuk dan kristal2. Lebih efektif untuk menurunkan kadar karbonat3. Harganya murah4. Mudah disimpan

E. Pembentukan Larutan Aluminium SulfatAluminium sulfat terdapat dalam bentuk butiran halus dalam kantong. Aluminium sulfat berwarna putih keabu-abuan sampai coklat muda yang merupakan material asam berkristal dan bersifat korosif, metode pembubuhan aluminium sulfat yang paling umum adalah dalam bentuk larutan. Suatu larutan dibuat dalam sebuah tangki dengan kapasitas yang cukup untuk pembubuhan koagulan 10 jam atau lebih. Diperlukan satu sampai dua tangki beroperasi sementara larutan disiapkan pada yang lainnya.

Contoh :Bila kita ingin membuat 5% larutan aluminium sulfat sebanyak 1000 liter, yaitu sebagai berikut :1. Menimbang aluminium sulfat 5% x 1000 liter = 50 kg2. Memasukkan aluminium sulfat kedalam bak aluminium sulfat yang telah ditimbang3. Mengisi bak dengan air sepertiga dari bak dan mengaduk sampai homogen4. Mengisi terus bak sampai larutan menjadi 1000 liter

F. Koagulasi (Pengumpalan)Koagulasi merupakan salah satu tahapan proses dalam pengolahan air yang menggunakan bahan penggumpal. Koagulasi berasal dari bahasa latin Coagulare yang berarti bergerak bersama. Dalam proses kimia koagulasi dapat diartikan sebagai mekanisme penetralan.Koagulasi adalah bahan kimia yang dibutuhkan pada air akan membantu pada proses pengendapan partikel-partikel.Alat pembubuhan koagulasi ini dibedakan pada cara pembubuhan, yaitu:1. Memakai pompa, pembubuhan zat kimia dengan bantuan pompa.2. Secara gravitasi, dimana zat kimia (larutan) mengendap dengan sendirinya karena gravitasi.Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi:a. Dosis Koagulasib. Kecepatan Pengadukanc. pH dan WaktuAir baku yang akan diolah ditambahkan bahan kimia penggumpal. Bahan kimia penggumpal yang lebih intensif dalam pengolahan air adalah aluminium sulfat atau yang dikenal dengan tawas.Tujuan dari penggumpalan untuk memudahkan air lebih homogen sehingga terbentuk flok-flok. Agar pengalirannya dan pembentukan flok-flok yang lebih besar dibutuhkan pengadukan yang lambat dengan adanya bantuan sekat-sekat pada bak penggumpalan.Dengan adanya sekat-sekat ini berarti waktu pengalirannya agak lama, sehingga campuran akan semakin merata dan mempercepat terbentuknya butiran-butiran yang lebih besar agar memudahkan terjadinya pengendapan pada proses berikutnya.G. Sedimentasi (Pengendapan)Proses ini terjadi berdasarkan gaya gravitasi bumi terhadap flok-flok yang telah terbentuk flok-flok yang mempunyai density yang lebih besar daripada air akan mengendap dengan sendirinya. Pada bak ini sebagian besar kotoran air akan dipisahkan tetapi tidak semuanya mengendap seperti kotoran-kotoran halus yang melayang akan disaring pada proses selanjutnya.

H. Filtrasi (Penyaringan)Proses penyaringan merupakan proses pembersihan dari sisa-sisa kotoran kecil yang masih melayang-layang di dalam air setelah proses pengendapan. Filter yang biasa terdiri dari selapis pasir atau pasir dan batu dan batu krikil. Bila air lolos melalui filter tersebut, partikel-partikel terapung dan bahan-bahan penggumpal akan bersentuhan dengan butir-butir pasir dan melekat ke pasir tersebut. Hal ini akan memperkecil ukuran celah-celah yang dapat di lalui air dan menghasilkan daya penyaring. Dengan lewatnya maka akan semakin banyak bahan yang terperangkap oleh tumpukan pasir. Dan air tersebut akan ditambahkan bahan kimia pada proses desinfeksi.

I. DesinfeksiDesinfeksi bertujuan membunuh kuman-kuman yang terdapat dalam air dapat menimbulkan bibit penyakit. Jenis bahan kimia yang dipergunakan untuk di proses desinfeksi antara lain larutan kaporit dan gas chlor.

J. Pemeriksaan Dosis Aluminium Sulfat Dengan Jar TestJar test adalah suatu metode untuk mengevaluasi proses koagulasi. Apabila percobaan dilakukan secara tepat maka akan diperoleh informasi yang dapat membantu operator instalasi dalam mengoptimalkan proses penjernihan air.Jar test memberikan data mengenai kondisi optimum untuk parameter-parameter:a. Dosis Koagulasi b. pH sebelum dan sesudah prosesc. Metode pembubuhan bahan kimia