ciri khusus amfibi

5
7. ciri khusus Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembap dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. Amfibia mempunyai ciri-ciri: tubuh diselubungi kulit yang berlendir dan bertubuh bilateral simetris merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm) mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari- jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang

Upload: heriherwanto

Post on 03-Aug-2015

1.041 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ciri Khusus Amfibi

7. ciri khusus

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan

bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan.

Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembap dan basah.

Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut

dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk

(bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di

tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru.

Amfibia mempunyai ciri-ciri:

tubuh diselubungi kulit yang berlendir dan bertubuh bilateral simetris

merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)

mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu

bilik

mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang

yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat

dan berenang

matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans yang

sangat berfungsi waktu menyelam

pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat

pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai katup

yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam

berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang

jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

Terdapat 2 buah lubang nares (lubang hidung sebelah luar) yang

menghubungkan dengan cavum oris, dan padanya terdapat klep yang menahan

air (saat dalam air), dan mata berkelopak yang dapat digerakkan dan berlidah

yang dapat dijulurkan keluar.

Page 2: Ciri Khusus Amfibi

Contoh amfibia yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia), serta

bangsa kodok dan katak (Anura). Sesilia adalah semacam amfibia tidak berkaki yang

badannya serupa cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa amfibia, yang tidak terdapat

secara alami di Indonesia, adalah salamander. Amfibia dari daerah bermusim empat ini

bertubuh serupa kadal, namun berkulit licin tanpa sisik.

Pergantian Kulit

Seluruh kulit amphibia terlepas secara periodik. Proses ini berlangsung dibawah

kontrol hormon. Lapisan luar kulit tidak hanya satu bagian, tidak sebagaimana pada

reptil, tetapi dalam fragmen, meskipun tungkai biasanya utuh dan mengelupas

bersamaan. Frekuensi bergantinya kulit bermacam-macam pada spesies yang berbeda.

Pengelupasan kulit pada katak pohon hijau, mungkin terjadi setiap bulan atau lebih

Alat Gerak (appendages)

Meskipun dipercaya, bahwa ansestor amphibia menpunyai dua pasang tungkai

pentadaktil, ternyata ada variasi oleh karena adaptasi untuk hidup didarat, air, arboreal

(hidup diatas pohon) dan di bawah tanah. Semua Caecillia di daerah tropis bertungkai,

tubuhnya memanjang (wormlike) dan teradaptasi hidup diliang dengan cara menggali

humus atau kayu-kayu yang membusuk.

Sebagian besar amphibia berekor modern memiliki empat tungkai relatif lemah

yang tidak cocok untuk berjalan cepat di tanah. Umumnya, kaki depan memiliki 4 jari

dan kaki belakang 5 jari, tetapi pda beberapa spesies terjadi pengurangan.

Secara umum katak dan kodok, jumlah jari tungkai depan biasanya 4 buah,

tungkai belakang memanjang dan biasanya untuk melompat. Kebanyakan katak dan

kodok memiliki 5 jari pada tungkai belakang dan jari tambahan yang di ketahui sebagai

prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada spedefoot (katak penggali tanah)

berupa tulang-tulang yang tajam yang di gunakan untuk menggali, untuk bersembunyi

didalam tanah. Beberapa katak jenis arboreal mempunyai jari lebih lebar dan adesive.

Page 3: Ciri Khusus Amfibi

Meskipun ada sejumlah amphibia bertanduk, tetapi jarang ditemukan jari-jarinya

tumbuh kuku kecuali katak di Afrika dan salamander yang hidup dipergungan.

Ada berbagai variasi struktur kaki belakang Anura, ada yang berselaput meluas

sampai kejari dan yang lainnya ada tetapi tidak sampai meluas ke jari atau bahkan tidak

ada sama sekali. Anura tidak mampu regenerasi tungkai ataupun jari yang hilang tetapi

pada salamander mampu melakukannya.

Tabel ciri khusu amfibi :

Penutup tubuh kulit yang berlendir

Alat gerak

dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang

yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi

untuk melompat dan berenang.

Alat pernapasan

pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah

dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan

hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke

dalam rongga mulut ketika menyelam.

Habitat air dan darat

Suhu tubuhtidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya

(berdarah dingin/poikiloterm)

Peredaran darahnya tertutup

Alat penglihatanMata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut

membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam

Berkembang biakdengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan

di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal)

Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Page 4: Ciri Khusus Amfibi