chapter 07 imagery

22
PETA-PETA KOGNITIF Anda mungkin mempunyai pengalaman seperti ini. Anda baru saja datang dalam sebuah lingkungan baru, misalnya pada tahun pertama di kampus. Anda menanyakan arah ke perpustakaan dan anda mendengar jawabannya. Ok, ini adalah hal yang sederhana. Anda pergi mendaki gunung, tinggal di sebelah kanan bangunan Blake (Blake Building). Kemudian anda mengambil ke kiri, dan aula Newton (Newton Hall) akan berada di sebelah kanan anda. Perpustakaan akan ada di sebelah kirimu. “Anda akan dengan susah payah untuk mengingat kembali beberapa landmarks dari i tour orientas anda. Apakah Newton Hall selanjutnya College Union, atau apakah ia dekat dengan gedung administrasi? Dengan keberanian, anda mencoba untuk menggabungkan informasi baru ini ke dalam peta mental anda. Sejauh ini, bab ini telah menjelaskan karakteristik umum dari mental images. Diskusi ini utamanya berfokus pada isu teoritik yang membangkitkan minat psikolog kognitif; khususnya, bagaimana mental images disimpan dalam memori? Sekarang kita memikirkan peta-peta kognitif, sebuah topik yang jelas berada pada mental images. Bagimanapun, penelitian pada peta-peta kognitif fokus pada cara kita merepresentasikan ruang geografik. Lebih khusus lagi, Peta kognitif, adalah representasi mental dari lingkungan eksternal yang mengelilingi kita (Laszlo et al., 1996; Tversky, 2000). Mari kita diskusikan beberapa latar belakang informasi tentang peta-peta kognitif, dan kemudian kita akan melihat 1

Upload: lumuthati

Post on 10-Aug-2015

88 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Imagery

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter 07 Imagery

PETA-PETA KOGNITIF

Anda mungkin mempunyai pengalaman seperti ini. Anda baru saja datang

dalam sebuah lingkungan baru, misalnya pada tahun pertama di kampus. Anda

menanyakan arah ke perpustakaan dan anda mendengar jawabannya. Ok, ini adalah

hal yang sederhana. Anda pergi mendaki gunung, tinggal di sebelah kanan bangunan

Blake (Blake Building). Kemudian anda mengambil ke kiri, dan aula Newton

(Newton Hall) akan berada di sebelah kanan anda. Perpustakaan akan ada di sebelah

kirimu. “Anda akan dengan susah payah untuk mengingat kembali beberapa

landmarks dari i tour orientas anda. Apakah Newton Hall selanjutnya College Union,

atau apakah ia dekat dengan gedung administrasi? Dengan keberanian, anda mencoba

untuk menggabungkan informasi baru ini ke dalam peta mental anda.

Sejauh ini, bab ini telah menjelaskan karakteristik umum dari mental images.

Diskusi ini utamanya berfokus pada isu teoritik yang membangkitkan minat psikolog

kognitif; khususnya, bagaimana mental images disimpan dalam memori? Sekarang

kita memikirkan peta-peta kognitif, sebuah topik yang jelas berada pada mental

images. Bagimanapun, penelitian pada peta-peta kognitif fokus pada cara kita

merepresentasikan ruang geografik. Lebih khusus lagi, Peta kognitif, adalah

representasi mental dari lingkungan eksternal yang mengelilingi kita (Laszlo et al.,

1996; Tversky, 2000). Mari kita diskusikan beberapa latar belakang informasi tentang

peta-peta kognitif, dan kemudian kita akan melihat bagaimana jarak, bentuk, dan

posisi relatif direpresentasikan dala peta-peta kognitif. Kita akan akhiri bab ini

dengan fitur “In Depth” yang menguraikan cara kita membuat peta-peta mental dari

deskripsi verbal.

Latar Belakang Informasi tentang Peta-Peta Kognitif

Penelitian dalam peta-peta kognitif telah dilakukan pada ruang yang berkaitan

dengan lingkungan yakni daerah dengan ukuran tertentu, meliputi ruangan kelas,

lingkungan sekitar, kota, negara dan daerah geografik yang lebih luas (Warren,

1995).Dalam deretan khusus dari studi, peneliti meminta penduduk kota Venice, Italia

untuk membuat route yang paling efisien antara dua landmark (Denis et al., 1999).

Deskripsi tersebut kemudian diberikan pada grup orang yang berbeda, yang menilai

secara menyeluruh kualitas dari arah/route tersebut. Penilai diinstruksikan untuk

mempertimbangkan karakteristik sepeti kejelasan dan pemasukan yang berguna dari

1

Page 2: Chapter 07 Imagery

landmark. Dalam fase akhir dari studi ini, instruksi dengan rating terbaik dan terburuk

diberikan pada siswa Italia yang sebelumnya tidak pernah mengunjungi Venice.

Dalam perbandingan dengan siswa yang menggunakan instruksi baik, dengan siswa

yang menggunakan instruksi buruk dibuat lebih dari dua kali sebanyak kesalahan dan

kebutuhan untuk membantu dua kali. Dengan kata lain, seseorang dapat membuat

keputusan yang hampir akurat apakah instruksi pada lokasi akan meolong atau

membingungkan. Penelitian ini, seperti kebanyakan studi dala peta-peta kognitif,

menegaskan setting dunia nyata dan validitas ekologis.

Studi peta-peta kognitif adalah bagian dari topik besar yang dinamakan spatial

cognition. Daerah luas yang meliputi tidak hanya petapeta kognitif, tetapi juga

bagaimana kita mengingat kita dalam mengarungi dunia ini dan bagaimana kita

menjejaki objek dalam susunan ruang. Spatial cognition adalah dalam lingkup cabang

ilmu pengetahuan. Analisis bahasa menunjukkan bagaimana seseorang berbicara

tentang spatial arrangement. Antropologis mempelajari bagaimana kultur berbeda

menggunakan kerangka berbeda untuk menggambarkan lokasi. Ahli geografi

memeriksa seluruh dimensi ini, dengan tujuan untuk membuat peta-peta yang efisien

dan menjadi sumber informasi lainnya (Tversky, 1999b).

Kita sering tidak menyadari bagaimana banyak informasi kita tahu mengenai

spatial cognition. Sebagaimana yang Laszlo dkk (1996) catat, penelitian dalam

artificial intelligence telah mendemonstrasikan kompleksitas dari dasar pengetahuan

kita:

Telah ditemukan, kekhawatiran yang besar dari programer, bahwa tanpa

mengelaborasi secara baik program, komputer membuat kesalahan bodoh yang tak

dapat dipercaya. Contohnya, sebuah simulasi dari situasi restoran, menemukan bahwa

pelanggan yang masuk dengan berjalan langsung melewati dinding, kemudian mereka

mungkin mengambil tempat duduk (menunggu makanan diantarkan) dan akhirnya

memberi tip sebelum pulang. Untuk mendapatkan situasi ini, programer harus

mensuplai komputer dengan banyak informasi yang hebat dari jenis yang membuat

peta kognitif dasar yang memandu perilaku manusia. (p.9)

Cobalah demonstrasi 6.6. sebelum anda membaca lebih jauh. Demonstrasi ini

berdasarkan pada penelitian Roskos-Ewoldsen dkk (1998), yang akan didiskusikan

dengan singkat.

2

Page 3: Chapter 07 Imagery

Secara umum, peneliti tidak mendiskusikan dengan cara bagaimana peta

kognitif di kodekan, yakni, apakah kode untuk peta-peta adalah analog atau

propositional. Bagaimanapun banyak peneliti yang menghidupkan isu ini

menyimpulkan bahwa peta-peta kognitif harus keduanya secara alamiah yakni kode

analog dan propositional (e.g. Fraczak, 1998; McNamara et al., 1989; Tversky, 1998).

Peta mental anda untuk kota tertentu mungkin selanjutnya melibatkan deret bayangan

gambar (picture-like images) dari hubungan bersama beberapa jalan dan bangunan.

Peta mental ini juga melibatkan proposition, seperti “Restoran Ethopia di kota

Toronto, barat laut dari CN Tower’. Informasi dalam peta mental anda mungkin juga

melibatkan pengetahuan landmark dan pengetahuan prosedural (contohnya, untuk

mendapatkan restoran Ethopia, pergi ke utara dari parkiran hotel dan belok kiri ke

jalan Bloor).

Mental image anda mungkin juga melibatkan pengetahuan survey, yang

merupakan hubungan beberapa lokasi yang dapat diperoleh langsung dengan

mempelajari peta atau dengan menjelajahi lingkungan berulang-ulang. Sekarang cek

akurasi anda untuk demonstrasi 6.6. Sebagaimana informasi spatial yang anda peroleh

dari peta fisik hal tersebut diorientasikan dalam arah yang sama ketika anda

menghadapkannya pada peta mental anda. Dalam pertanyaan 1 dari demonstrasi ini,

peta mental dan peta fisik anda memiliki orientasi yang sama, jadi tugas ini relatif

mudah. Sebaliknya, anda memmerlukan untuk melakukan rotasi mental untukk

menjawab pertanyaan 2, jadi tugas ini lebih sulit. Penelitian mengkonfirmasi bahwa

keputusan lebih mudah ketika peta mental dan peta fisik anda mempunyai orientasi

yang sesuai (Diwadkar & McNamara, 1997; Roskos-Ewoldson et al., 1998; Warren,

1994).

Peta Kognitif dan Jarak

Seberapa jauh jarak dari perpustakaan kampus ke ruangan kelas dimana mata

kuliah psikologi kognitif anda diajarkan? Berapa kilometer jarak kota kelahiranmu

dengan kota tempat kamu tinggal sekarang? Ketika seseorang membuat estimasim

jarak seperti ini, estimasi mereka seringkali diganggu oleh faktor-faktor seperti jumlah

kota yang terlibat, kategori sematik, dan apakah tempat tujuan adalah sebuah

landmark atau bukan.

3

Page 4: Chapter 07 Imagery

Jumlah Kota Yang Terlibat.

Dalam salah satu studi sistematik pertama mengenai jarak dalam peta-peta

kognitif, Thorndyke (1981) membuat peta daerah hipotetis dengan kota-kota tersebar

sepanjang peta pada 100, 200, 300 dan 400 mil dari satu sama lainnya. Antara dua

kota pada peta, terdapat 0, 1, 2 atau 3 kota lainnya sepanjang rute. Thorndyke tertarik

dalam hubungan-hubungan antara jumlah kota yang terlibat serta estimasi jarak.

Partisipan dalam eksperimen bergantian antara trial studi dan trial recall hingga

mereka secara akurat membuat kembali peta pada dua trial yang berurutan. Akhirnya,

mereka menerima lembaran daftar 64 pasang kota yang mungkin, dan diperintahkan

untuk memperkirakan jarak antara setiap pasang kota.

Jumlah kota yang terlibat memiliki pengaruh jelas pada estimasi mereka.

Contohnya, ketika kota-kota benar-benar 300 mil terpisah pada peta, orang-orang

memperkirakan bahwa mereka 280 mil terpisah ketika tidak terdapat kota-kota yang

terlibat. Sebaliknya, mereka memperkirakan menjadi 350 mil terpisah dengan tiga

kota yang terlibat. Perhatikan bahwa kesalahan ini adalah beralasan. Secara umum,

jika kota-kota secara acak didistribusikan melalui suatu daerah, dua kota lebih jauh

terpisah ketika ada tiga kota lainnya diantaranya; sembarang dari dua kota dengan

tidak ada kota-kota lain yang terlibat tampaknya menjadi lebih berdekatan. Variasi

dari studi ini mengkonfirmasikan bahwa jarak terlihat lebih panjang/jauh ketika route

dikacaukan dengan objek-objek disepanjang jalan (Gauvain, 1998; Tversky, 2000).

Kategori-Kategori Semantik.

Bangunan Fine Arts di kampus saya tampaknya lebih dekat dengan Colllege

Union dibanding dengan Buzzo’s Music Store. Buzzo’s Music Store sesungguhnya

lebih dekat, tetapi perkiraan jarak saya menyimpang karena Fine Arts dan College

Union dikelompokkan bersama dalam memori semantik saya dibawah kategori

Bangunan Kampus (College Building). Buzzo’s Music Store tidak berasal dari

kelompok ini, walaupun tidak ada batasan fisik yang membagi bangunan-bangunan

kampus dari lokasi diluar kampus.

Penelitian oleh Stephen Hirtle dkk mengilustrasikan bagaimana faktor-faktor

semantik mempengaruhi perkiraan jarak untuk lokasi khusus yang terletak dalam

suatu kota. Contohnya, Hirtle dan Mascolo (1986) dalam laboratorium mereka,

4

Page 5: Chapter 07 Imagery

membuat peta hipotetis dari suatu kota. Peta melibatkan beberapa lokasi yang

berhubungan dengan pemerintah kota (contohnya, kantor pengadilan, kantor polisi,

alun-alun kota) dan beberapa lokasi yang berhubungan dengan rekreasi (contohnya,

taman, lapang golf, pantai). Setelah partisipan mempelajari lokasi pada peta, peta

dipindahkan dan orang-orang memperkirakan jarak antara pasangan-pasangan lokasi.

Hasil-hasil memperlihatkan bahwa orang-orang cenderung merubah setiap lokasi

yang lebih dekat dengan lokasi lainnya yang berasal dari kelompok yang sama.

Contohnya, kantor pengadilan mungkin diingat sebagai dekat dengan kantor polisi

dan alun-alun kota.

Perubahan-perubahan ini terjadi untuk anggota-anggota dari kelompok

semantik yang sama, tetapi tidak untuk anggota-anggota dari kelompok semantik yang

berbeda. Contohnya, kantor pengadilan tidak bergerak lebih dekat ke taman.

Pengaruh kategori semantik yang sama terjadi ketika Hirtle dan Jonides (1985)

meminta mahasiswa Universitas Michigan untuk memperkirakan jarak-jarak antara

pasangan lokasi di Ann Arbor. Mahasiswa memperlihatkan bias kelompok, yakni

anggota-anggota dari kelompok yang sama dinilai menjadi lebih dekat satu sama

lainnya daripada anggota-anggota kelompok yang berbeda, bahkan ketika jarak-jarak

yangsebenarnya adalah sama.

Oleh karena itu, Penelitian laboratorium (Hirtle & Mascolo, 1986) dan

penelitian yang menggunakan stimulus yang valid secara ekologi (Hirtle & Jonices),

menegaskan penyimpangan tambahan dalam perkiraan-perkiraan jarak: Ketika dua

tempat tampaknya secara semantik berdekatan, kita yakin tempat-tempat tersebut

secara geografi berdekatan. Namun, sekali lagi, kesalahan ini beralasan. Secara

umum, pengalaman-pengalaman kehidupan nyata kami memberitahukan kapada kita

bahwa lokasi-lokasi dengan fungsi yang serupa tampaknya akan saling berdekatan.

Landmark versus Nonlandmark sebagai Tempat Tujuan

Kita mempunyai beberapa teman yang tinggal di Rochester, kota besar di

daerah kita yang terletak di bagian utara negara bagian New York. Kita kadang-

kadang mengundang mereka untuk datang ke pertemuan di Geneseo, yang jauhnya

kira-kira 45 menit. “Tetapi ini jauh” kata mereka komplain. “Mengapa tidak kamu

5

Page 6: Chapter 07 Imagery

saja yang datang ke tempat kami?” Mereka sedikit malu ketika kita tunjukkan bahwa

jarak dari Geneseo ke Rochester sama dengan jarak dari Rochester ke Geneseo!

Penelitian mengkonfirmasi kecenderungan umum untuk memperkirakan jarak

realtif lebih dekat ketika menempuh perjalanan dari nonlanmark ke landmark,

daripada sebaliknya (Tversky et al., 1999). Sebagai contoh, McNamara & Diwadkar

(1997) meminta siswa untuk menghafalkan sebuah peta yang menampilkan berbagai

objek gambar. Siswa mengatakan bahwa setiap empat daerah dari peta menunjukkan

satu objek terpenting (contohnya, kapal), yang berfungsi sebagai landmark untuk

daerah itu. Mereka kemudian diinstruksikan untuk menghafalkan peta dengan

mempelajari lokasi lainnya, objek nonlandmark (contohnya, botol dan kipas angin)

dalam hubungan dengan daerah landmark. Setelah mempelajari lokasi, siswa diminta

memperkirakan jarak antara berbagai pasangan objek.

Konsisten dengan efek landmark/nonlandmark, para siswa menunjukkan

ketaksimetrian dalam jarak yang mereka perkirakan. Dalam satu studi, misalnya,

mereka memperkirakan bahwa jarak rata-rata sebesar 1.7 inci ketika mereka

menempuh perjalanan dari landmark ke nonlandmark. Sebaliknya rata-rata hanya 1.4

inci dari nonlandmark ke landmark. Tempat tujuan yang terkenal rupanya tampaknya

terlihat lebih dekat dari pada tempat tujuan yang kurang penting. Penelitian ini juga

mendemonstrasikan pentingnya konteks ketika kita membuat keputusan tentang jarak

dan fitur lainnya dari peta kognitif kita.

Peta-Peta Kognitif dan Bentuk

Peta-peta kognitif kita tidak hanya menggambarkan jarak, tetapi juga bentuk.

Bentuk-bentuk ini terbukti dalam bagian-bagian utama peta seperti sudut-sudut yang

dibentuk oleh jalan-jalan yang saling berpotongan dan kurva-kurva yang

mengilustrasikan belokan-belokan dalam sungai. Sekali lagi, penelitian

memperlihatkan penyimpangan sistematis; orang-orang cenderung membangun peta-

peta kognitif dimana bentuk lebih teratur dibanding dalam realitas mereka.

Sudut-Sudut.

Pertimbangkan penelitian oleh Moar dan Bower (1983), yang mempelajari

peta-peta kognitif orang-orang di Cambridge, Inggris. Semua partisipan dalam studi

ini telah tinggal di Cambridge selama sedikitnya 5 tahun. Moar dan Bower ingin

6

Page 7: Chapter 07 Imagery

menentukan perkiraan orang-orang untuk sudut-sudut yang terbentuk dengan

pertemuan dua jalanan. Mereka terutama tertarik dalam perkiraan sudut untuk tiga

jalan yang membentuk segitiga besar dalam kota Cambridge. Partisipan

memperlihatkan kecenderungan jelas untuk “mengatur” sudut-sudut sehingga lebih

menyerupai sudut-sudut 90o. Contohnya, tiga jalan membentuk segitiga yang

memiliki sudut-sudut nyata 67o, 63o, dan 50o. Namun, sudut-sudut yang sama ini

diperkirakan menjadi 84o, 78o, dan 88o. Kenyataannya, studi ini menunjukkan bahwa

tujuh dari sembilan sudut secara signifikan disimpangkan dalam arah sudut 90o. Lebih

jauh lagi, anda mengetahui bahwa sudut-sudut dalam segitiga harus berjumlah 180o.

Namun, perhatikan bahwa sudut-sudut dalam peta segitiga kognitif seseorang tidak

berjumlah 180o. (Dalam contoh tertentu ini, jumlah sudut-sudut menjadi 250o).

Apa yang menjelaskan penyimpangan sistematis ini? Moar dan Bower (1983)

menyarankan bahwa kita menggunakan pendekatan heuristik, atau strategi pemecahan

masalah umum. Di Amerika Utara, ketika dua jalan bertemu, mereka umumnya

membentuk sudut 90o. Adalah lebih mudah untuk menggambarkan sudut-sudut dalam

peta mental lebih dekat dengan 90o, daripada sudut mereka yang nyata. Serupa

dengan itu, anda mungkin mengingat dari diskusi bab 4 tentang skema memori h. 143-

145, bahwa lebih mudah untuk menyimpan versi skematis kejadian, daripada versi

tepat kejadian yang secara akurat menggambarkan sedikit rincian.

Penelitian More dan Bowe telah direplikasi dalam setting berbeda (Gauvain,

1998; Tversky, 1999a). Sebagai contoh, mahasiswa di universitas California diminta

untuk menggambarkan peta yang menunjukkan bagaimana untuk pergi dari asrama

mahasiswa ke restoran cepat saji (Tversky & Lee, 1998). Sekali lagi, sudut cenderung

digambarkan sebagai sudut siku-siku.

Kurva-Kurva.

Penelitian menegaskan bahwa orang-orang cenderung menggunakan heuristis

simetri; gambar-gambar diingat lebih simetris dan teratur dibanding sesungguhnya.

Contohnya, Tversky dan Schiano (1989) memperlihatkan diagram-diagram

menyerupai peta dimana kurva berbentuk tidak teratur dikatakan menjadi sungai, yang

dibatasi oleh dua jalan. Diagram tersebut ditegaskan pada gambar dalam demonstrasi

6.7. Partisipan mempelajari setiap gambar selama 5 detik dan kemudian

menggambarkannya dalam memori.

7

Page 8: Chapter 07 Imagery

Hasilnya menunjukkan bahwa untuk tujuh dari delapan gambar, orang-orang

menggambarkannya lebih simetrik dari gambar sebenarnya. Sekarang cek gambar

memori anda dari demonstrasi 6.7 dan lihat apakah symmetry heuristic juga

beroperasi dalam gambar anda.

Penelitian lainnya menghasilkan bahwa jalan dengan kurva ramping atau

cenderung tak beraturan diingat lebih lurus dari pada kenyataan sebenarnya. (Tversky,

2000). Lagi-lagi, hasil ini mengikuti pola umum: inkonsistensi yang kecil dari realitas

geografik, membuat peta-peta kognitif diidealkan dan distandarkan.

Peta-Peta Kognitif dan Posisi Relatif

Kota yang mana di sebelah barat yang lebih jauh, Sandiego, California atau

Reno, Nevada? Jika anda seperti kebanyakan orang, dan partisipan dalam studi klasik

Steven & Coupe (1978), pertanyaan terlihat mudah. Tentu saja Sandiego lebih jauh

sebelah barat. Sebab California terletak di sebelah barat Nevada. Bagaimanapun, jika

anda melihat peta, anda akan melihat Rena kenyataannya sebelah barat Sandiego.

Kota mana sebelah Utara lebih jauh, Detroit atau Winsord di Ontario, Canada? dan

lagi-lagi jawaban terlihat jelas; kota di kanada harus di utara Amerika.

Barbara Tversky (1981, 1988) mencatat bahwa kita menggunakan heuristic

ketika kita menggambarkan posisi relatif dalam peta mental kita, sama seperti kita

menggunakan heuristic untuk menggambarkan perpotongan jalan lebih dekat ke sudut

90o. Secara khusus, Tversky menegaskan: (1) kita mengingat struktur kemiringan

geografik sebagai hal yang lebih vertikal atau lebih horisontal daripada kenyataannya

(rotation heuristic). (2) Kita mengingat struktur geografik sebagai hal yang disusun

dalam garis yang lebih lurus daripada kenyataannya. (the alignment heuristic).

Rotation Heuristic

Menurut rotation heuristic, gambar yang agak miring akan diingat lebih

verikal atau lebih horizontal, dibandingkan dengan yang sebenarnya (Tversky, 1981,

1997). Contohnya, gambar 6.8 menunjukkan bahwa garis pantai California

kemiringan sudutnya signifikan. Ketika kita menggunakan rotation heuristic, kita

membuat orientasi lebih vertikal dengan merotasi garis pantai. Jika peta kognitif anda

menderita efek penyimpangan dari rotation heuristic, anda akan menyimpulkan,

8

Page 9: Chapter 07 Imagery

bahwa Sandiego di sebelah barat Rena. Serupa, rotation heuristic hampir sama-sama

membawa kamu pada putusan yang salah tentang Detroit dan Winsor; Windsor di

Kanada, kenyataannya di sebellah selata Detroit.

Mari kita lihat beberapa penelitian pada rotation heuristic. Tversky (1981)

mempelajari peta mental orang-orang untuk daerah geografik di pantai San Fransisco.

Daerah ini pada dasarnya miring, sebagaimana ditunjukkan gambar 6.8.

Bagaimanapun 69% siswa pada suatu perguruan tinggi dekat pantai menunjukkan

tanda tanda rotation heuristic. Dalam peta mental mereka, garis pantai diputar lebih ke

arah utara- selatan dibanding dari pada peta yang benar secara geografis. Meskipun

beberapa siswa pada kenyataannya 31% dari mereka tidaklah dipengaruhi oleh

heuristic ini.

Kita juga memiliki tanda-tanda cross-cultural untuk rotation heuristic. Orang

yang tinggal di Israel, Jepang, dan Italy juga menunjukkan kecenderungan struktur

rotasi geografik sehingga mereka lebih dekat kevertikal atau horisontal daripada yang

sebenarnya (Glicksohn, 1994; Tversky et al., 1999).

The Alignment Heuristic

Menurut alignment heuristic, deret dari struktur geografik akan diingat sebagai

hal yang lebih tersusun dari yang sebenarnya (Tversky, 1981, 1997). Untuk menguji

alignment heuristic, Tversky (1981) memperkenalkan pasangan kota kepada siswa

yang kemudian diminta untuk memilih tiap pasangan yang mana yang utara (atau

dalam beberapa kasus, timur). Contoh pasangan Roma- Philadelphia. Roma

sebenarnya di utara Philadelphia, lihat gambar 6.9.

Hasil Tversky menunjukkan bahwa siswa cenderung konsisten menggunakan

alignment heuristic. Contohnya, 78% memutuskan bahwa Philadelphia sebelah utara

Roma, dan 12% memutuskan bahwa mereka berada digaris lintang yang sama. Hanya

10% yang tepat menjawab bahwa Roma adalah di sebelah utara Philadelphia. Dari

delapan pasangan item yang diujikan oleh Tversky, rata-rata 66% partisipan

memberikan jawaban yang salah.

Rotation heuristic dan alignment heuristic mungkin pada dasarnya berbunyi

serupa. Bagaimanapun, rotation heuristic memerlukan rotasi tungggal seperti garis

pantai, negara, bangunan, atau gambar lainnya searah ataupun berlawanan jarum jam

sehingga batasnya diorientasikan lebih dekat ke arah vertikal atau horisontal.

Sebaliknya, alignment heuristic memerlukan beberapa barisan tersendiri dari negara-

9

Page 10: Chapter 07 Imagery

negara, bangunan-bangunan, atau gambar-gambar lainnya dalam baris yang lurus.

Kedua heuristic bagaimanapun serupa, karena mereka mendorong kita untuk

mengkonstruksi peta-peta kognitif yang lebih rapi dari realitas geografik.

Kita telah menegaskan keserupaan di antara jenis heuristic. Bagaimanapun,

Tversky (1991a) mencatat beberapa perbedaan yang kelihatan. Sebagi contoh,

symmetry heuristic, yang akan digunakan untuk menggambarkan kurva, sama kuatnya

di perception dan di dalam memori. Sebaliknya, rotation dan alignment heuristic

secara relatif lemah dalam perception. Dengan peta aktual di depan kita, kita melihat

sedikit penyimpangan; dalam memory, penyimpangan dihasilkan oleh kedua heuristic

tersebut yang relatif besar.

Spatial Arrangement

Sejauh ini, kita melihat bagaimana orang cenderung untuk mengkonstruksi

mental image dari struktur geografik yang lebih teratur dari pada realitas sebenarnya.

Kita kelihatannya lebih mudah untuk mneyimpan versi skematik dari realita, daripada

realita itu sendiri. Tidak aneh, kemudian, penelitian dalam peta mental dari rancangan

sebuah rumah menunjukkan bahwa orang dapat mengingat spatial arrangement dari

ruangan ketika rumah mengikuti rancangan yang khusus, dengan kelompok kamar

tidur bersama dan dapur dekat dengan ruang makan (Arbuckle et al., 1994)

Sebaliknya, mereka mengalami kesulitan untuk mengingat susunan yang mana kamar

mandi lokasinya dekat dengan pintu masuk utama dan dapur terletak antara dua kamar

tidur, susunan yang melanggar skema arsitektur standar.

IN DEPTH

Menggunakan Deskripsi Verbal untuk Membuat Model-Model Mental

Dalam hidup sehari-hari, kita sering mendengar atau membaca deskripsi dari

lingkungan tertentu. Seorang teman memberikan petunjuk arah untuk ke rumahnya.

Anda tidak pernah bepergian kesana sebelumnya, namun anda menemukan bahwa diri

anda membuat peta kognitif untuk menunjukkan rute yang akan ditempuh. Serupa,

tetangga anda menjelaskan setting bagaimana mobilnya ditabrak truk, atau anda

membaca novel misteri yang menjelaskan dimana mayat ditemukan dalam

hubungannya dengan vas yang rusak dan sidik jari mandor. Lagi-lagi, anda membuat

peta-peta kognitif. Peta-peta kognitif membolehkan kita untuk mensimulasikan aspek

spatial dari lingkungan eksternal kita. Representasi tersebut melukiskan situasi yang

10

Page 11: Chapter 07 Imagery

kita dapatkan dari deskripsi verbal, yang dinamakan model-model mental (mental

models) (Millis & Cohen, 1994).

Dalam fitur “In Depth”, kita akan memeriksa bagaimana orang membuat

model-model mental, berdasarkan pada deskripsi verbal. Mari kita mulai dengan

mempertimbangkan penelitian klasik pada topik ini. Kemudian kita akan menguji

model kerangka spatial (spatial framework model), sebagaimana informasi lainnya

mengenai karakteristik model-model mental.

Penelitian Franklin dan Tversky.

Sebelum anda membaca lebih jauh, coba demonstrasi 6.8, yang berdasrkan

pada kisah yang digunakan dalam deretan studi yang dilakukan Nancy Franklin dan

Barbara Tversky (1990). Franklin dan Tversky menyajikan deskripsi dari 10 situasi

yang berbeda, melukiskan lobby hotel, opera teater, gudang, dst. Setiap deskripsi

menyebutkan lima lokasi yang berbeda dalam posisi yang masuk akal dalam

hubungannya dengan pengamat (di atas, di samping, di muka, di belakang, di sisi

sebelah kiri atau kanan) Hanya lima objek yang disebutkan, sehinggan beban memori

tidak terlalu besar. Sesudah membaca setiap deskripsi, partisipan diinstruksikan untuk

membayangkan bahwa mereka merotasi objek berbeda. Mereka kemudian diminta

untuk menetapkan yang mana objek yang ditempatkan di beberapa arah (contohnya,

“diatas kepala anda”). Dalam seluruh kasus, peneliti mengukur berapa lama partisipan

merespon pertanyaan.

Mereka secara khusus tertarik dalam menemukan apakah waktu respons

tergantung pada lokasi objek yang diujikan. Apakah kita membuat keputusan dengan

sama secara cepat.

Ringkasan : Peta-peta Kognitif

1. Peta-peta kognitif adalah representasi dari lingkungan eksternal biasanya. Peta

kognitif kita lebih menudah untuk memutuskan jika orientasinya sesuai dengan

orientasi peta fisik.

2. Peta-peta kognitif biasanya merepresentasikan realitas dengan akuraasi yang

masuk akal.

3. Estimasi jarak dapat diganggu olehjumlah kota yang terlibat, kategori sematik,

dan apakah tempat tujuan adalah sebuah landmark atau bukan.

11

Page 12: Chapter 07 Imagery

4. Bentuk pada peta kognitif dapat diganggu oleh oleh sudut yang dibentuk oleh

perpotongan dua jalan yang cenderung dikatakan dekat ke 90o. Juga oleh Kurva

yang cenderung dikatakan simetrik dari realita sebenarnya.

5. Posisi relatif dapat dipengaruhi oleh rotation heuristic dan alignment heuristic.

6. Kita sering membuat model-model mental dari lingkungan berdasarkan pada

deskripsi verbal.

12

Page 13: Chapter 07 Imagery

Y

Contoh Penerapan Pada Pembelajaran Matematika :

1. Pada pembelajaran matematika untuk topik pecahan, konsep pecahan sebagai

bagian dari keseluruhan.

Ketika siswa diberikan contoh benda-benda konkret (stimulus awal) yang

menyatakan pecahan sebagai bagian dari keseluruhan contohnya pecahan 1/2 ,

1/3, dan 1/4 . (yang diarsir)

“Dalam bagian ini kode analog siswa akan berperan dimana terjadi penyesuaian

antara makna pecahan-pecahan 1/2 , 1/3, dan 1/4 dalam mental images mereka

dengan objek fisik sebenarnya.” Selanjutnya jika mereka diminta untuk

mengungkapkan kembali dengan bahasa mereka makna tersebut, maka kode

propositional juga akan berperan.

2. Pada pembelajaran matematika topik grafik fungsi kuadrat.

Siswa diminta untuk membuat sebuah grafik fungsi kuadrat, misalnya 2)( xxf

Disini mental image siswa akan sangat berperan dalam memahami makna dari soal,

dalam mental image mereka akan terbayang bagaimana bentuk dari grafik fungsi

tersebut. Setelah itu mereka harus menggambarkannya sesuai dengan prosedur yang

ada (Kode analog). Pada tahap ini peta-peta kognitif (contohnya ukuran dan jarak)

juga akan berperan ketika siswa dalam mental image mereka berusaha untuk

memasangkan/memetakan setiap titik-titik dari sumbu-X ke sumbu-Y, sehingga akan

terbentuk sebuah grafik yang simetri.

Illustrasi grafik:

Jawaban Beberapa Pertanyaan:

13

-2 -1 1 20 X

Page 14: Chapter 07 Imagery

1. Dua teori tentang karakteristik mental images, yakni kode analog dan kode

propositional. Kode analog adalah representasti/gambaran yang sangat

menyerupai objek fisik. Sedangkan kode propositional adalah representation

abstrak, seperti halnya reperesentasi bahasa.; penyimpanan yang bukan visual

maupun spatial, dan tidak menyerupai stimulus awal.

2. Visual imagery dapat mengganggu visual perception. Contohnya, penelitian

menunjukkan bahwa visual imagery dapat menggangu kemampuan dalam tugas

ketajaman. Bagaimanapun, mental images tidak mengganggu secara tepat/nyata

sama seperti yang dilakukan perceptual images. Motor movement dapat juga

menggangu motor image.

3. Ketika seseorang membuat estimasi jarak. Estimasi mereka seringkali

diganggu oleh faktor-faktor seperti jumlah kota yang terlibat, kategori semantik,

dan apakah tempat tujuan adalah sebuah landmark atau bukan.

4. Ya, heuristik dapat menyebabkan penyimpangan sistematis dalam bentuk

geografik dan posisi relatif.

5. Tiga dimensi yang yang direpresentasikan dalam model mental kita berturut-

turut dari yang paling dominan adalah : dimensi vertikal atau dimensi atas-bawah,

dimensi muka belakang, dan dimensi kanan-kiri.

14