buku tahuna n tinja uan p enangg ula ngan krisis …pusatkrisis.kemkes.go.id/__pub/files844824. buku...
TRANSCRIPT
BUKU TAHUNAN
TINJAUAN PENANGGULANGAN KRISIS
KESEHATAN AKIBAT BENCANA TAHUN 2009
PPUUSSAATT PPEENNAANNGGGGUULLAANNGGAANN KKRRIISSIISS
KKEEMMEENNTTEERRIIAANN KKEESSEEHHAATTAANN
RREEPPUUBBLLIIKK IINNDDOONNEESSIIAA
610.734 9
Ind
t
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
610.734 9
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Pusat Penanggulangan Krisis
t Tinjaun Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2009.
- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2010.
1. DISASTER
2. EMERGENCY MEDICAL SERVICES
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penyusunan buku
“Tinjauan Masalah Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2009” dapat diselesaikan. Buku ini menggambarkan secara umum tentang kejadian bencana alam, bencana non
alam, dan bencana sosial di Indonesia sepanjang tahun 2009. Selain itu buku ini
juga menggambarkan mengenai keadaan korban, pengungsi, kerusakan, fasilitas
kesehatan, serta upaya upaya penanggulangan yang dilakukan sektor kesehatan.
Buku “Tinjauan Masalah Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2009” ini disusun berdasarkan data/informasi yang bersumber dari laporan kejadian dan
perkembangan yang diterima dari dinas kesehatan provinsi maupun dinas kesehatan
kabupaten/kota, yang telah dikumpulkan oleh Pusat Penanggulangan Krisis
Kementerian Kesehatan selama kurun waktu 2009. Buku “Tinjauan Masalah Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2009” ini juga diharapkan dapat memberikan gambaran masalah kesehatan yang berkaitan dengan kejadian bencana di Indonesia
pada tahun 2009.
Guna meningkatkan mutu penyajian informasi buku sejenis di masa mendatang,
diharapkan kritik dan saran yang membangun serta partisipasi semua pihak,
khususnya upaya mendapatkan data/informasi yang lebih akurat dan sesuai dengan
kebutuhan.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam
penyusunan buku ini tidak lupa kami ucapkan terima kasih. Semoga buku “Tinjauan Masalah Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2009” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan,
Jakarta, Juli 2010
Kepala Pusat Penaggulangan Krisis
Mudjiharto,SKM.MM NIP 19530111197603001
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI .......................................................................................... ii DAFTAR GRAFIK .................................................................................... iv DAFTAR TABEL ..................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vi BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .................................................................. 1 2. Tujuan ................................................................................ 2 3. Dasar Hukum ...................................................................... 3
BAB II. METODOLOGI
1. Ruang Lingkup .................................................................... 4 2. Pengumpulan, Pengolahan Dan Analisis Data ........................ 4 3. Penyajian Informasi ............................................................. 4
BAB III. GAMBARAN KEJADIAN BENCANA 1. Frekuensi Kejadian Menurut Jenis Bencana ............................ 5 2. Kejadian Bencana Menurut Provinsi ....................................... 7
BAB IV. GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI
1. Korban Meninggal Dan Hilang ............................................... 9 2. Korban Luka ........................................................................ 14 3. Pengungsi ........................................................................... 19
BAB V. GAMBARAN KERUSAKAN FASILITAS KESEHATAN
1. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis Bencana ........... 22 2. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Menurut Provinsi .................... 23
BAB VI. UPAYA PENANGGULANGAN
1. Bantuan Pelayanan Medik ..................................................... 25 2. Bantuan Pelayanan Gizi ........................................................ 27 3. Upaya Penyehatan Lingkungan ............................................. 28 4. Upaya Surveilans Epidemiologi .............................................. 32 5. Upaya Pengendalian Vektor .................................................. 33 6. Upaya Imunisasi .................................................................. 36 7. Bantuan Pelayanan Penyediaan Obat Dan Alkes ..................... 37 8. Bantuan Operasional Lainnya ............................................... 38
iii
BAB VII.PERMASALAHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA 1. Permasalahan ....................................................................... 40 2. Saran Pemecahan Masalah ................................................... 40
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Frekuensi Kejadian Bencana Menurut Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2009
Grafik 2 : Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Menurut Jenis Bencana di
Indonesia Tahun 2009 Grafik 3 : Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Menurut Provinsi di Indonesia
Tahun 2009 Grafik 4 : Jumlah dan Proporsi Korban Hilang Menurut Jenis Bencana di
Indonesia Tahun 2009 Grafik 5 : Jumlah dan Proporsi Korban Hilang Menurut Provinsi di Indonesia
Tahun 2009 Grafik 6 : Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat / Rawat Inap Menurut Jenis
Bencana di Indonesia Tahun 2009 Grafik 7 : Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat / Rawat Inap Menurut
Provinsi di Indonesia Tahun 2009 Grafik 8 : Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan / Rawat Jalan Menurut
Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2009 Grafik 9 : Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan / Rawat Jalan Menurut
Provinsi di Indonesia Tahun 2009 Grafik 10 : Jumlah dan Proporsi Pengungsi Menurut Jenis Bencana di Indonesia
Tahun 2009 Grafik 11 : Proporsi Kerusakan Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis Bencana di
Indonesia Tahun 2009
Grafik 12 : Jumlah dan Proporsi Kerusakan Fasilitas Kesehatan Menurut Provinsi
di Indonesia Tahun 2009
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Frekuensi Kejadian Bencana Berdasarkan Bulan di Indonesia Tahun 2009
Tabel 2 : Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Bencana di Indonesia Tahun
2008 dan 2009 Tabel 3 : Jumlah dan Proporsi Pengungsi Menurut Provinsi di Indonesia Tahun
2009 Tabel 4 : Kerusakan Fasilitas Kesehatan Akibat Bencana Pada Tahun 2008 dan
2009 Tabel 5 : Cakupan Imunisasi TT di 4 Kabupaten / Kota Pasca Gempa di
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009. Tabel 6 : Cakupan Imunisasi Campak di 4 Kabupaten / Kota Pasca Gempa di
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009. Tabel 7 : Bantuan Operasional Kementerian Kesehatan Untuk Tanggap
Darurat pada Tahun 2009
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Gambaran Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2009 Lampiran 2 : Gambaran Fasilitas Kesehatan Yang Rusak Menurut Provinsi Taun
2009 Lampiran 3 : Bantuan Kementerian Kesehatan Untuk Gempa Sumatera Barat
Tahun 2009 Lampiran 4 : Bantuan Pelayanan Gizi Untuk Tanggap Darurat Tahun 2009 Lampiran 5 : Bantuan Logistik Yang Pernah Diberikan Pada Saat Kejadian
Bencana Tahun 2009 Lampiran 6 : Bantuan Alkes Yang Dikirim Oleh PPK Untuk Tanggap Darurat
Tahun 2009 Lampiran 7 : Bantuan Alkes Yang Dikirim Oleh Yanmed Untuk Tanggap Darurat
Tahun 2009 Lampiran 8 : Bantuan Obat-obatan Untuk Tanggap Darurat Lampiran 9 : Perbandingan Trend Kejadian Bencana Banjir Tahun 2008 dan
2009 Lampiran 10 : Perbandingan Trend Kejadian Bencana Tanah Longsor Tahun 2008
dan 2009 Lampiran 11 : Perbandingan Trend Kejadian Bencana Angin Siklon Tropis Tahun
2008 dan 2009
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Akhir-akhir ini kata bencana menjadi sangat akrab di telinga masyarakat kita.
Sesuai Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis.
Secara garis besar bencana dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu
bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
banjir bandang, kekeringan, angin topan, tanah longsor, dan sebagainya. Bencana
nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh nonalam seperti gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, wabah penyakit, dan sebagainya. Bencana sosial adalah
bencana yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat dan terorisme.
Berdasarkan hasil pemantauan Pusat Penanggulangan Krisis dan laporan dari
daerah, pada tahun 2008 telah terjadi 420 kejadian bencana baik bencana alam,
bencana nonalam, maupun bencana sosial yang menimbulkan krisis kesehatan.
Dari data tersebut, jumlah korban meninggal sebanyak 272 orang, korban luka
berat/rawat inap 391 orang, korban luka ringan/rawat jalan 71.010 orang dan
korban hilang 19 orang, serta pengungsi sebanyak 348.562 orang.
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya, fasilitas dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana. Upaya tersebut dilaksanakan
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian,
2
pelaksanaan, dan pengendalian yang berada dalam lingkup Siklus
Penanggulangan Bencana atau Disaster Management Cycle. Siklus tersebut
dimulai sejak sebelum terjadinya bencana (pencegahan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan), pada saat terjadinya bencana (tanggap darurat), dan pada saat
setelah terjadinya bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi).
Guna mendukung upaya penanggulangan bencana (pra-, saat, dan pasca-)
diperlukan data dan informasi yang cepat, tepat, lengkap, akurat, dan terkini,
sebagai bahan masukan bagi pengelola program dalam pengambilan keputusan.
Salah satu bentuk informasi yang penting adalah buku Tinjauan Penanggulangan
Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2009 ini.
2. Tujuan
A. Tujuan umum :
Untuk memberikan gambaran informasi kejadian bencana dan upaya
penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana sebagai bahan masukan
upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana di masa yang akan
datang.
B. Tujuan khusus:
Tersedianya informasi tentang:
a. Gambaran kejadian bencana pada tahun 2009 berdasarkan frekuensi
kejadian menurut jenis bencana dan provinsi.
b. Gambaran korban bencana pada tahun 2009 berdasarkan jumlah korban
meninggal dunia, korban hilang, korban luka-luka, dan jumlah pengungsi.
c. Gambaran kerusakan fasilitas kesehatan akibat bencana pada tahun 2009
berdasarkan jenis bencana dan provinsi.
d. Gambaran upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan
akibat bencana pada tahun 2009.
e. Gambaran permasalahan yang terjadi pada penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana pada tahun 2009 dan saran pemecahannya.
3
3. Dasar Hukum
a. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 82-85.
b. Undang-undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
c. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana.
d. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan
Pengelolaan Bantuan Bencana
e. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga
Internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah Dalam Penanggulangan
Bencana
f. Keputusan Menteri Kesehatan No. 145/MENKES/SK/I/2007 tentang
Pedoman Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan.
g. Keputusan Menteri Kesehatan No. 876/MENKES/SK/XI/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Penanganan Krisis dan Masalah Kesehatan
Lain.
h. Keputusan Menteri Kesehatan No. 064/MENKES/SK/II/2006 tentang
Pedoman Sistem Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat
Bencana.
i. Keputusan Menteri Kesehatan No. 131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem
Kesehatan Nasional .
4
BAB II
METODOLOGI
1. Ruang Lingkup
Tinjauan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana tahun 2009 ini
menggunakan desain penyajian secara deskriptif untuk memberikan gambaran
kejadian selama tahun 2009. Gambaran deskriptif ini mencakup: frekuensi
kejadian menurut jenis bencana, kejadian bencana menurut provinsi, korban
meninggal dan hilang, korban luka, pengungsi, kerusakan sarana kesehatan
menurut jenis bencana dan provinsi serta upaya penanggulangannya.
2. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data
Dalam tinjauan ini pengumpulan data dilakukan hanya pada pemanfaatan data
sekunder dari bahan-bahan laporan yang berasal dari daerah dan unit kerja
terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan. Data yang terkumpul kemudian
diolah dan dianalisis untuk menghasilkan informasi berupa gambaran kejadian
bencana berdasarkan karakteristik bencana yang terjadi di Indonesia menurut
lokasi kejadian, frekuensi kejadian, keadaan korban dan pengungsi, kerusakan
fasilitas kesehatan dan upaya penanggulangan.
3. Penyajian Informasi
Informasi yang dihasilkan disajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik, peta dan
gambar sehingga dapat memberikan gambaran penanggulangan krisis kesehatan
akibat bencana di Indonesia selama tahun 2009 secara jelas.
5
BAB III
GAMBARAN KEJADIAN BENCANA
1. Frekuensi Kejadian Menurut Jenis Bencana Pada tahun 2009 telah terjadi 287 kali kejadian
bencana yang terdiri dari 14 jenis bencana.
Frekuensi kejadian bencana tahun ini mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2008 yang
mencapai angka 420 kali kejadian bencana dan
terdiri dari 11 jenis bencana. Bencana yang
paling sering terjadi tidak jauh berbeda
dibandingkan tahun 2008.
Pada tahun 2008 kejadian bencana banjir tercatat sebanyak 192 kali atau 45,7%
dari total kejadian, sedangkan pada tahun 2009 tercatat ada 109 kali kejadian
atau 38,0% dari total kejadian. Peringkat kedua dan ketiga pada tahun 2009
yaitu bencana tanah longsor 56 kali kejadian (19,5%) dan angin siklon tropis 47
kali kejadian (16,4%).
Gempa Padang
Banjir Bandang Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat
Banjir Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Selatan
Ledakan Bom Provinsi DKI Jakarta
Longsor Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat
6
Untuk lebih jelasnya frekuensi kejadian bencana menurut jenis bencana di
Indonesia selama tahun 2009 dapat dilihat pada Grafik 1.
Grafik 1
Frekuensi Kejadian Bencana Menurut Jenis Bencana
di Indonesia Tahun 2009
109 (38,0%)
56 (19,5%)
47 (16,4%)
21 (7,3%)
17 (5,9%)
10 (3,5%)
8 (2,8%)
6 (2,1%)
4 (1,4%)
3 (1,0%)
2 (0,7%)
2 (0,7%)
1 (0,3%)
1 (0,3%)
0 20 40 60 80 100 120 140
Banjir
Tanah Longsor
Angin Siklon Tropis
Banjir Bandang
Gempa Bumi
Konflik
Banjir dan Tanah Longsor
Kebakaran
Kecelakaan Industri
Ledakan
Letusan Gunung Api
Kegagalan Teknologi
Gelombang Pasang
Banjir Lahar Dingin
Bila kejadian bencana dilihat per bulan selama tahun 2009 menurut jenis bencana
maka akan tampak bahwa di Indonesia setiap bulan selalu ada kejadian bencana
tanah longsor. Untuk jelasnya gambaran kejadian bencana setiap bulannya
selama tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
7
Tabel 1
Frekuensi Kejadian Bencana Berdasarkan Bulan
di Indonesia Tahun 2009
No Bulan
Frekuensi Bencana
Jumlah B
an
jir
Ta
na
h L
on
gso
r
An
gin
Sik
lon
Tro
pis
Ba
nji
r B
an
da
ng
Ge
mp
a B
um
i
Ko
nfl
ik
Ba
nji
r d
an
Ta
na
h
Lon
gso
r
Ke
ba
ka
ran
Ke
cela
ka
an
In
du
stri
Led
ak
an
Letu
san
Gu
nu
ng
Ap
i
Ke
ga
ga
lan
Te
kn
olo
gi
Ge
lom
ba
ng
Pa
san
g
Ba
nji
r La
ha
r D
ing
in
1 Januari 43 16 5 7 2 1 3 - 1 - - - 1 - 79
2 Februari 19 5 8 2 3 - 2 1 1 1 - - - 1 43
3 Maret 10 6 11 2 - - 1 - - 1 - - - - 31
4 April 14 3 5 1 - 4 2 1 - - 1 - - - 31
5 Mei 6 5 1 3 1 - - - - - 1 - - - 17
6 Juni 1 1 - - - - - - 1 - - - - - 3
7 Juli - 2 1 - 1 1 - 1 - 1 - - - - 7
8 Agustus 1 1 1 2 1 2 - - - - - - - - 8
9 September 2 3 2 1 5 1 - 1 - - - - - - 15
10 Oktober 1 7 1 - 2 - 1 - - - - - - 12
11 November 3 5 3 - 1 - - - - - - - - - 12
12 Desember 9 2 9 3 1 1 - 1 1 - - 2 - - 29
Jumlah 109 56 47 21 17 10 8 6 4 3 2 2 1 1 287
2. Kejadian Bencana Menurut Provinsi
Sepanjang tahun 2009 sebagian besar provinsi di Indonesia mengalami kejadian
bencana. Berdasarkan laporan yang masuk dari daerah ternyata hanya ada 4
provinsi saja yang tidak mengalami kejadian bencana yaitu Provinsi Kepulauan
Riau, Bangka Belitung, Bengkulu dan Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut hampir
sama dengan tahun 2008. Di antara ke-4 provinsi tersebut, hanya Sulawesi
Tenggara tidak ada dalam data tahun lalu.
Kejadian bencana menurut provinsi tahun 2009, untuk jelasnya dapat dilihat pada
gambar 1 berikut ini.
8
Gambar 1
Kejadian Bencana di Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2009
Keterangan : (frekuensi kejadian)
Dari gambar di atas tampak bahwa ada 3 provinsi yang sepanjang tahun 2009
mengalami kejadian bencana berkisar > 25 kali yaitu Provinsi Jawa Barat (45
kejadian), Jawa Timur (44 kejadian) dan Jawa Tengah (39 kejadian). Sementara
itu ada 21 provinsi yang mengalami kejadian bencana berkisar 1 – 10 kejadian
yaitu Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung,
Banten, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara,
Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua. Untuk jelasnya
rincian kejadian bencana menurut provinsi dapat dilihat pada lampiran 1.
0 1 – 10 kali 11 – 25 kali >25 kali
9
BAB IV
GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI
Salah satu dampak terjadinya bencana adalah jatuhnya korban manusia baik
meninggal, hilang dan luka-luka serta mengakibatkan adanya pengungsian ke
daerah yang relatif lebih aman. Jumlah korban keseluruhan akibat bencana untuk
sepanjang tahun 2009 adalah 59.731 orang, lebih kecil dibandingkan tahun 2008
yang mencapai angka 71.690 orang. Namun bila dilihat dari kondisi korban,
jumlah korban meninggal dan luka berat tahun 2009 lebih tinggi daripada tahun
2008. Jumlah pengungsi tahun 2009 lebih tinggi dari tahun 2008, yaitu sebesar
459.387 orang. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Bencana di Indonesia
Tahun 2008 dan 2009
No Korban dan Pengungsi Jumlah
Tahun 2008 Tahun 2009
1 Korban 71.692 59.731
Meninggal 272 1.513
Luka berat/ Rawat inap 391 1.495
Luka ringan/ Rawat jalan 71.010 56.651
Hilang 19 72
2 Pengungsi 348.562 459.387
Tingginya jumlah korban dan pengungsi sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
bencana yang terjadi. Tahun 2009 terjadi 2 kejadian bencana besar yang
berdampak pada tingginya jumlah korban, yaitu Gempa Jawa Barat dan Gempa
Sumatera Barat.
1. Korban Meninggal dan Hilang
Korban meninggal untuk tahun 2009 paling
banyak diakibatkan oleh bencana gempa
bumi yaitu 1.206 orang atau 79,7% dari
total korban meninggal. Sedangkan yang
diakibatkan oleh kejadian bencana banjir
10
bandang 127 orang atau 8,4% dari total
korban meninggal dan tanah longsor 73
orang atau 4,8% dari total korban
meninggal. Selain itu diketahui pula bahwa
tidak ada satupun korban meninggal yang
disebabkan oleh letusan gunung api. Untuk
jelasnya gambaran korban meninggal
menurut jenis bencana dapat dilihat pada
Grafik 2.
Grafik 2
Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Menurut Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2009
1206 (79,7%)
127 (8,4%)
73 (4,8%)
34 (2,2%)
30 (2,0%)
17 (1,1%)
9 (0,6%)
6 (0,4%)
5 (0,3%)
4 (0,3%)
2 (0,1%)
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Gempa Bumi
Banjir Bandang
Tanah Longsor
Kecelakaan Industri
Banjir
Konflik
Ledakan
Kegagalan Teknologi
Angin Siklon Tropis
Banjir disertai Tanah Longsor
Kebakaran
Dari 29 provinsi yang mengalami bencana, proporsi korban meninggal tertinggi
ada di Provinsi Sumatera Barat yaitu 76,5%. Selanjutnya secara berturut-turut
Provinsi Banten 6,7%, Jawa Barat 6,3% dan Jawa Tengah 1,7%. Selain itu ada 7
provinsi yang mengalami bencana dan tidak dijumpai korban meninggal yaitu
Provinsi Riau, Sumatera Selatan, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan
11
Tengah, Nusa Tenggara Timur dan Maluku Utara. Untuk jelasnya dapat dilihat
pada Grafik 3.
Grafik 3
Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal
Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2009
1157 (76,5%)
101 (6,7%)
95 (6,3%)
26 (1,7%)
18 (1,2%)
17 (1,1%)
16 (1,1%)
15 (1,0%)
14 (0,9%)
12 (0,8%)
10 (0,7%)
6 (0,4%)
4 (0,3%)
4 (0,3%)
4 (0,3%)
3 (0,2%)
3 (0,2%)
2 (0,1%)
2 (0,1%)
2 (0,1%)
1 (0,1%)
1 (0,1%)
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Sumbar
Banten
Jabar
Jateng
Papua
Jatim
DKI Jakarta
NTB
Sumut
Sulsel
Sulbar
Sulut
Lampung
Kalsel
Papua Barat
Jambi
Gorontalo
Kalbar
Bali
Sulteng
NAD
Maluku
12
Gambaran korban hilang akibat bencana selama tahun 2009 terjadi pada bencana
banjir, banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, kecelakaan industri dan angin
siklon tropis. Jumlah korban hilang terbanyak pada tahun 2009 terdapat pada
kejadian bencana gempa bumi yaitu 27 orang atau 37,5% dari total korban
hilang. Untuk jelasnya gambaran korban hilang menurut jenis bencana dalam
tahun 2009 dapat dilihat pada Grafik 4.
Grafik 4
Jumlah dan Proporsi Korban Hilang Menurut Jenis Bencana
di Indonesia Tahun 2009
27 (37,5%)
24 (33,3%)
1 (1,4%)
2 (2,8%)
5 (6,9%)
13 (18,1%)
0 5 10 15 20 25 30
Gempa Bumi
Tanah Longsor
Banjir Bandang
Kecelakaan
Industri
Banjir
Angin Sikon Tropis
Gambaran korban hilang akibat bencana pada tahun 2009 hanya terdapat di 10
provinsi yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Banten, Jawa Barat,
Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat dan Sulawesi
Selatan. Proporsi korban hilang akibat bencana pada tahun 2009 tertinggi berada
di Provinsi Jawa Barat (44,4%). Untuk jelasnya dapat dilihat pada Grafik 5.
13
Grafik 5
Jumlah dan Proporsi Korban Hilang
Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2009
32 (44,4%)
15 (20,8%)
6 (8,3%)
5 (6,9%)
5 (6,9%)
3 (4,2%)
3 (4,2%)
1 (1,4%)
1 (1,4%)
1 (1,4%)
0 5 10 15 20 25 30 35
Jabar
NTB
Sumbar
Jatim
Sulsel
Banten
Sulbar
Sumut
Sulut
Riau
14
2. Korban Luka
Jumlah korban luka berat/rawat inap paling
banyak pada tahun 2009 diakibatkan oleh
bencana gempa bumi, yaitu 1.234 orang
(82,5%) dari total korban luka berat/rawat
inap (1.495 orang). Sementara itu, jumlah
korban yang diakibatkan oleh kejadian
bencana ledakan sebanyak 60 orang (4,0%)
dan bencana konflik 45 orang (3,0%).
Kejadian bencana letusan gunung api, gelombang pasang, dan banjir lahar dingin
tidak mengakibatkan korban luka berat/rawat inap. Untuk jelasnya, gambaran
korban luka berat/rawat inap menurut jenis bencana dapat dilihat pada Grafik 6.
15
Grafik 6
Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap
Menurut Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2009
1.234 (82,5%)
60 (4,0%)
45 (3,0%)
44 (2,9%)
31 (2,1%)
28 (1,9%)
25 (1,7%)
17 (1,1%)
5 (0,3%)
4 (0,3%)
2 (0,1%)
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Gempa Bumi
Ledakan
Konflik
Tanah Longsor
Angin Sikon Tropis
Banjir Bandang
Banjir
Kecelakaan Industri
Banjir dan Tanah
Longsor
Kebakaran
Kegagalan Teknologi
Dari 29 provinsi yang mengalami bencana,
proporsi korban luka berat/rawat inap
tertinggi ada di Provinsi Sumatera Barat
sebanyak 812 orang (54,3%), diikuti oleh
Provinsi Jawa Barat (25,7%), DKI Jakarta
(4,3%), Nusa Tenggara Barat (2,5%), dan
Papua Barat (2,5%). Selain itu, ada 6
provinsi yang mengalami bencana dan tidak dijumpai korban luka berat/rawat
inap, yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
Grafik 7.
16
Grafik 7
Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Dirawat Inap
Akibat Bencana Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2009
2 (0,1%)
2 (0,1%)
2 (0,1%)
3 (0,2%)
3 (0,2%)
3 (0,2%)
4 (0,3%)
4 (0,3%)
5 (0,3%)
7 (0,5%)
7 (0,5%)
8 (0,5%)
12 (0,8%)
12 (0,8%)
17 (1,1%)
19 (1,3%)
21 (1,4%)
29 (1,9%)
37 (2,5%)
37 (2,5%)
65 (4,3%)
384 (25,7%)
812 (54,3%)
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Sumbar
Jabar
DKI Jakarta
NTB
Papua Barat
Jateng
Papua
Banten
Jatim
Jambi
Sulut
Bali
NAD
Kalbar
NTT
DIY
Sulsel
Sumut
Sulbar
Maluku
Riau
Kalsel
Gorontalo
Korban luka ringan/rawat jalan paling banyak akibat bencana pada tahun 2009
diakibatkan oleh bencana banjir dan bencana gempa bumi, masing-masing
sejumlah 33.771 (59,6%) dan 9.224 orang (16,3%). Pada kejadian bencana
17
gelombang pasang dan banjir lahar dingin tidak dijumpai korban luka
ringan/rawat jalan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Grafik 8.
Grafik 8
Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan/Rawat Jalan
Menurut Jenis Bencana di Indonesia Tahun 2009
33.771 (59,6%)
9.224 (16,3%)
9.194 (16,2%)
3.935 (6,9%)
222 (0,4%)
95 (0,2%)
75 (0,1%)
60 (0,1%)
50 (0,1%)
12
11
2
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
Banjir
Gempa Bumi
Tanah Longsor
Banjir Bandang
Angin Siklon Tropis
Banjir dan Tanah Longsor
Letusan Gunung Api
Kebakaran
Kecelakaan Industri
Konflik
Kegagalan Teknologi
Ledakan
Dari Grafik 9 terlihat bahwa pada tahun 2009 provinsi dengan proporsi tertinggi
korban luka ringan/rawat jalan ada di Provinsi Jawa Timur (23,4%), kemudian
Provinsi Jawa Barat (19,9%), Jawa Tengah (19,9%), dan Papua Barat (9,0%).
Sementara itu, di Provinsi Papua, DI Yogyakarta, Maluku, Gorontalo, Sumatera
Selatan, dan Provinsi Kalimantan Tengah tidak dijumpai adanya korban luka
ringan/rawat jalan.
18
Grafik 9
Jumlah dan Proporsi Korban Luka Ringan/Dirawat Jalan
Akibat Bencana Menurut Provinsi
di Indonesia Tahun 2009
13249 (23,5%)
3094 (5,5%)
2761 (4,9%)
2019 (3,6%)
1693 (3,0%)
1283 (2,83%)
560 (1,0%)
11788 (20,9%)
3
4
6
7
9
14
33 (0,1%)
36 (0,1%)
50 (0,1%)
58 (0,1%)
114 (0,2%)
11280 (20,0%)
5125 (9,1%
3265 (5,8%)
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000
Jatim
Jabar
Jateng
Papua Barat
NTB
Sulbar
Sumbar
Kaltim
DKI Jakarta
Sumut
Banten
NTT
Jambi
NAD
Sulut
Sulteng
Lampung
Sulsel
Riau
Bali
Kalsel
Malut
19
3. Pengungsi
Dari 459.387 orang pengungsi pada tahun
2009, sebagian besar (44,7%) mengungsi
akibat bencana banjir, sementara 44,7%
mengungsi akibat bencana gempa bumi, dan
5,4% mengungsi akibat bencana banjir
bandang. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
Grafik 10.
Grafik 10
Jumlah dan Proporsi Pengungsi Menurut Jenis Bencana
di Indonesia Tahun 2009
205.254 (44,7%)
205.210 (44,7%)
24.600 (5,4%)
10.083 (2,2%)
6.788 (1,5%)
3.564 (0,8%)
2.971 (0,6%)
696 (0,2%)
132
89
0 50000 100000 150000 200000 250000
Banjir
Gempa Bumi
Banjir Bandang
Kebakaran
Tanah Longsor
Banjir dan Tanah Longsor
Angin Siklon Tropis
Kecelakaan Industri
Gelombang Pasang
Letusan Gunung Api
20
Bila jumlah pengungsi pada tahun 2009 dilihat berdasarkan provinsi maka tampak
jumlah pengungsi tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat yaitu 193.445 orang
(42,1%). Sementara itu jumlah pengungsi di Provinsi Jawa Tengah mencapai
132.201 orang (28,8%) dan Jambi 24.294 orang (5,3%). Untuk jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Jumlah dan Proposi Pengungsi Menurut Provinsi pada Tahun 2009
No Provinsi Jumlah Proporsi
1 Jawa Barat 193.445 42,1%
2 Jawa Tengah 132.201 28,8%
3 Jambi 24.294 5,3%
4 Papua Barat 17.499 3,8%
5 NAD 17.310 3,8%
6 DKI Jakarta 12.496 2,7%
7 Sumatera Barat 11.544 2,5%
8 Sulawesi Utara 9.191 2,0%
9 Sumatera Utara 8.555 1,9%
10 Jawa Timur 7.966 1,7%
11 Riau 6.234 1,4%
12 Kalimantan Barat 6.230 1,4%
13 Banten 3.954 0,9%
14 Nusa Tenggara Barat 2.500 0,5%
15 Sulawesi Selatan 2.104 0,5%
16 Sulawesi Barat 1.420 0,3%
17 Sulawesi Tengah 1.141 0,2%
18 Gorontalo 404 0,1%
19 Maluku Utara 361 0,1%
20 Kalimantan Tengah 288 0,1%
21 Kalimantan Timur 250 0,1%
22 Sumatera Selatan 0 0,0%
23 Lampung 0 0,0%
24 DI Yogyakarta 0 0,0%
25 Kalimantan Selatan 0 0,0%
26 Bali 0 0,0%
27 Nusa Tenggara Timur 0 0,0%
28 Maluku 0 0,0%
29 Papua 0 0,0%
Jumlah 459.387 100%
Tabel 3 memperlihatkan bahwa dari 29 provinsi yang mengalami bencana pada
tahun 2009, ada 8 provinsi yang penduduknya tidak mengungsi saat terjadi
21
bencana, yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, DI Yogyakarta, Kalimantan
Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua.
22
BAB V
GAMBARAN KERUSAKAN FASILITAS KESEHATAN
Bencana yang terjadi selama tahun 2009 mengakibatkan rusaknya beberapa
fasilitas kesehatan. Jumlah fasilitas kesehatan yang rusak akibat bencana selama
tahun 2009 sebanyak 821 unit. Perbandingan tabel kerusakan fasilitas kesehatan
akibat bencana yang diperoleh tahun 2008 dan 2009 dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4
Kerusakan Fasilitas Kesehatan Akibat Bencana
pada Tahun 2008 dan 2009
No Fasilitas Kesehatan Tahun 2008 Tahun 2009
Jumlah Proporsi Jumlah Proporsi
1 Kantor Dinas Kesehatan 2 unit 0,7% 6 unit 0,7%
2 Instalasi Farmasi 2 unit 0,7% 4 unit 0,5%
3 Rumah Dinas 24 unit 8,5% 162 unit 19,7%
4 Rumah Sakit 7 unit 2,5% 34 unit 4,1%
5 Puskesmas 50 unit 17,7% 165 unit 20,1%
6 Puskesmas Pembantu 147 unit 51,9% 289 unit 35,2%
7 Polindes/Poskesdes/Posbindes 51 unit 18,0% 161 unit 19,7%
Total 283 unit 100% 821 unit 100%
Berdasarkan tabel perbandingan kerusakan fasilitas kesehatan diatas tahun 2009
jumlah fasilitas kesehatan yang rusak lebih tinggi daripada tahun 2008. Dengan
fasilitas sarana kesehatan yang mengalami kerusakan paling banyak tahun 2009
adalah Puskesmas Pembantu yaitu 289 unit atau 35,2% dan paling sedikit adalah
Gudang Farmasi yaitu 4 unit atau 0,5%.
Kerusakan yang terjadi selama bencana tahun 2009 adalah Kerusakan Rumah
Sakit, Kantor Dinas Kesehatan, Gudang Farmasi, Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Polindes, Rumah Dinas dan Fasilitas Kesehatan lainnya (lampiran 2).
Kerusakan rumah sakit tersebar di enam Provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi,
Jawa Barat, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat dan Papua Barat. Sedangkan
Jawa Barat yang terdapat 2 unit rumah sakit yang mengalami kerusakan.
Kerusakan Kantor Dinas Kesehatan hanya terjadi di Provinsi Sumatera Barat.
23
Demikian pula Gudang Farmasi terjadi kerusakan di 3 provinsi yaitu Sumatera
Barat, Riau dan Papua Barat.
Kerusakan Puskesmas tersebar di 13 provinsi. Provinsi yang paling banyak
mengalami kerusakan adalah Sumatera Barat (67 unit). Sedangkan provinsi yang
paling sedikit mengalami kerusakan adalah NAD dan Sulawesi Selatan yaitu
masing-masing 1 unit Puskesmas.
Kerusakan Puskesmas Pembantu tersebar di 15 provinsi. Provinsi yang paling
banyak mengalami kerusakan adalah Provinsi Sumatera Barat (169 unit).
Sedangkan Provinsi yang paling sedikit mengalami kerusakan adalah Sumatera
Utara, Riau, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tengah yaitu
masing-masing 1 unit Puskesmas Pembantu.
Kerusakan Polindes tersebar di 8 provinsi. Provinsi yang paling banyak Polindes
mengalami kerusakan adalah Sumatera Barat (131 unit). Sedangkan provinsi yang
paling sedikit adalah Riau dan Sulawesi Tengah yaitu masing-masing 1 unit
polindes.
Kerusakan Rumah Dinas tersebar di 6 provinsi. Provinsi yang paling banyak
mengalami kerusakan adalah Sumatera Barat (84 unit). Sedangkan provinsi yang
paling sedikit adalah Jambi yaitu 1 unit rumah dinas.
Selain kerusakan fasilitas kesehatan, terdapat juga kerusakan fasiltas kesehatan
lingkungan seperti sumber air bersih, jamban dan tempat pembuangan sampah.
1. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis Bencana
Kerusakan sarana kesehatan ini sebagian besar diakibatkan oleh bencana gempa
bumi yaitu 756 unit atau 92,1% dari total sarana yang rusak. Untuk jelasnya
tentang informasi proporsi sarana kesehatan yang rusak menurut jenis bencana
dapat dilihat pada grafik 11 berikut ini.
24
Grafik 11
Proporsi Kerusakan Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis Bencana
di Indonesia Tahun 2009
3
(0.4%) 1
(0.1%)
5
(0.6%)17
(2.1%)39
(4.8%)
756
(92.1%)
Gempa Bumi Banjir Banjir Bandang
Banjir disertai Tanah Longsor Angin Siklon Tropis Kegagalan Teknologi
2. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Menurut Provinsi
Bila jumlah kerusakan fasilitas kesehatan dilihat menurut provinsi tampak bahwa
kerusakan sarana kesehatan terjadi di 17 provinsi. Kerusakan sarana kesehatan
terbanyak terjadi di Provinsi Sumatera Barat yaitu sebanyak 487 unit dan yang
paling sedikit terjadi yaitu di provinsi Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan
masing-masing 1 unit sarana yang rusak. Untuk jelasnya dapat dilihat pada grafik
12 berikut ini.
25
Grafik 12
Jumlah dan Proporsi Kerusakan Fasilitas Kesehatan
Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2009
1 (0,1%)
1 (0,1%)
2 (0,2%)
3 (0,4%)
3 (0,4%)
4 (0,5%)
4 (0,5%)
4 (0,5%)
7 (0,9%)
9 (1,1%)
12 (1,5%)
12 (1,5%)
14 (1,7%)
15 (1,8%)
40 (4,9%)
203 (24,7%)
487 (59,3%)
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Sumatera Barat
Jawa Barat
Papua Barat
Jambi
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah
Riau
NAD
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Utara
Kalimantan Barat
Kalimantan Timur
Sulawesi Tengah
Sumatera Utara
Sulawesi Selatan
26
BAB VI
UPAYA PENANGGULANGAN
Dalam setiap kejadian bencana yang mengakibatkan krisis kesehatan, perlu
dilakukan upaya penanggulangan secara terkoordinasi dengan baik dengan lintas
program maupun lintas sektor.
Selama tahun 2009 upaya penanggulangan krisis kesehatan telah dilakukan
secara terkoordinasi dengan melibatkan lintas sektor seperti BNPB, BPBD, PMI
dan TNI/Polri dan lintas program seperti Direktorat Bina Gizi Masyarakat,
Direktorat Bina Kesehatan Komunitas, Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar,
Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik, Direktorat Bina Keperawatan,
Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Penyehatan
Lingkungan, Direktorat P2B2, Direktorat P2ML, Direktorat Imunisasi dan
Karantina, KKP dan B/BTKL-PPM dan Dinas Kesehatan setempat.
Untuk mempercepat penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana dalam
masa tanggap darurat telah dibentuk 9 regional dan 2 sub regional berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan No. 1227 dan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1228 tentang Regionalisasi dan Sub Regionalisasi Pusat Penanggulangan Krisis.
Upaya yang dilakukan dalam rangka penanggulangan krisis kesehatan akbiat
bencana adalah :
1. Bantuan Pelayanan Medik
Dalam upaya pelayanan medis untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat
bencana antara lain:
- Mobilisasi tenaga kesehatan untuk membantu pelayanan medis spesialistik
yang tidak tersedia di lokasi bencana. Sebagai contoh pada gempa
Manokwari 4 Januari 2009, Sub Regional Papua mengirimkan Tim
Kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat dan bidan. PPK Regional Sulsel
juga mengirimkan tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter spesialis
orthopedik, anestesi, bedah, penyakit dalam dan perawat.
- Mobilisasi obat dan alkes untuk mengembalikan pelayanan yang terhambat
oleh kerusakan obat dan alkes akibat bencana. Sebagai contoh pada
gempa Sumatera Barat 30 September 2009, Kementerian Kesehatan
mengirimkan orthopedic set, sterilisator, suction pump dan ventilator
27
mobile ke RS di wilayah yang terkena bencana. Untuk lengkapnya dapat
dilihat di Lampiran 3.
- Mendirikan Pos Kesehatan yang statis dan mobile. Contoh, pada gempa
Jabar 2 September 2009, Dinkes Kab. Bandung mendirikan Pos Kesehatan
statik di halaman Puskemas Pangalengan dan lokasi pengungsian,
sedangkan PPK Regional DKI Jakarta melakukan mobile clinic untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dan menjangkau lokasi-lokasi dengan
akses yang sulit.
- Setiap korban bencana yang memerlukan pelayanan kesehatan dibebaskan
dari biaya pengobatan dan perawatan.
- Bencana dapat merusak fasilitas kesehatan di lokasi bencana sehingga
menghambat pelayanan medis. Untuk menanggulangi masalah tersebut,
PPK Kemkes mendirikan Rumah Sakit Lapangan untuk memulihkan fungsi
pelayanan fasilitas kesehatan yang rusak.
Sebagai contoh, gempa Jawa Barat 2 September 2009, Kementerian
Kesehatan mendirikan RS Lapangan di Kecamatan Pangalengan Kab.
Bandung berkoordinasi dengan PPK Regional DKI Jakarta. RS Lapangan
tersebut didirikan karena Puskesmas perawatan setempat mengalami
kerusakan berat dan lokasi bencana jauh dari RS rujukan.
28
2. Bantuan Pelayanan Gizi
Penanganan gizi dalam upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat
bencana meliputi kegiatan promotif dan kuratif. Kegiatan promotif diantaranya
dengan mengirimkan “Tim Konselor Menyusui” yang bertugas memberi
penyuluhan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI dan mengatur
penggunaan susu formula, sedangkan kegiatan kuratif berupa pemberian MP
ASI.
Salah satu kegiatan penanggulangan gizi saat tanggap darurat adalah
pengiriman bantuan MP ASI ke lokasi kejadian, terutama untuk pemenuhan
kebutuhan gizi balita. Pengiriman MP ASI dilakukan melalui koordinasi PPK
dengan Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas sesuai dengan
permintaan dari daerah yang mengalami bencana serta jumlah balita yang
mengungsi.
Saat pasca bencana dilakukan surveilans gizi khususnya untuk bayi, balita dan
ibu hamil yang bertujuan untuk mencegah memburuknya kondisi gizi saat
bencana. Kegiatan ini berkoordinasi dengan tim surveilans kesehatan yang lain
untuk sinkronisasi faktor pemburuk seperti campak, diare dan pertusis.
29
Total pengiriman MP ASI selama tahun 2009 ke daerah bencana sebanyak
134.800 kg. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran 4.
3. Upaya Penyehatan Lingkungan
Upaya penyehatan lingkungan merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka
pengendalian faktor risiko lingkungan untuk melindungi masyarakat dari
kemungkinan tertularnya penyakit penyakit berbasis lingkungan di lokasi
bencana dan pengungsian. Upaya tersebut meliputi :
a. Penyediaan, pengawasan dan perbaikan kualitas air
b. Tempat penampungan pengungsi
c. Pembuangan kotoran
d. Pembuangan sampah
e. Pembuangan limbah
f. Pengendalian vektor
g. Sanitasi makanan
Pelaksanaan upaya penyehatan lingkungan dilakukan tidak hanya oleh unit
teknis (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
beserta jajaran UPT di daerah), namun berkoordinasi dengan lintas program
dan sektor terkait.
Selama tahun 2009 upaya penyehatan lingkungan dalam rangka
penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana telah dilakukan pada
beberapa jenis bencana yang terjadi, antara lain pada bencana :
a. Gempa bumi dan tanah longsor di Kabupaten
Manokwari Provinsi Papua Barat, Kabupaten
Cianjur, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Garut dan Kabupaten
Bandung di Provinsi Jawa Barat, Provinsi
Sumatera Barat, dan Kota Medan Provinsi
Sumatera Utara.
b. Banjir di Bandung (Provinsi Jawa Barat),
Kotamadya Jakarta Selatan (Provinsi DKI Jakarta), Kota Samarinda
(Provinsi Kalimantan Timur), Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Riau.
c. Bencana kebakaran hutan dan lahan di Kota Pekanbaru (Provinsi Riau) dan
Kota Banjarmasin (Provinsi Kalimantan Selatan).
d. Banjir bandang di Kota Tangerang Selatan (Provinsi Banten).
Pemantauan sumber air di Kp. Sarai, Kec. Sidey, Kab.
Manokwari pasca gempa bumi
30
Dalam kaitan upaya penyehatan lingkungan tersebut telah dilakukan
pemberian bantuan logistik, antara lain sebagai berikut:
a. Air rahmat
b. Penjernih air cepat
c. Lifestro
d. Polybag sampah
e. Hygenkit
f. WC knockdown
g. Kaporit
h. Lysol
i. Abate
j. Aquatab
k. Mist blower
l. Masker non kain
m. Repellent lalat dan nyamuk
n. Sepatu boot
Untuk lebih lengkapnya, bantuan logistic yang diberikan pada saat kejadian
bencana tahun 2009 dapat dilihat di lampiran 5.
Disamping pemberian bantuan logistik dibidang penyehatan lingkungan,
bentuk upaya yang dilakukan dalam bidang penyehatan lingkungan dalam
rangka penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana adalah sebagai
berikut :
Pemantauan jentik nyamuk di lokasi pengungsian Situ Gintung
31
a. Penyehatan air
- Pada banjir bandang Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan, Prov.
Banten melakukan pengambilan sampel air yang dilakukan oleh
BBTKL&PPM Jakarta.
- Pada gempa bumi tektonik di Prov. Sumbar :
Melaksanakan pendistribusian air bersih untuk mendukung
kebutuhan air bersih.
Penjernihan air dengan pemberian tawas sebanyak 5 kantong di
Desa Sikayan, Salibutan Kec. Lubuk Alung.
Pengambilan sampel air serta desinfeksi air dengan pemberian air
rahmat Desa Sikayan, Salibutan Kec. Lubuk Alung.
Pengambilan sampel air di Kota Padang yang dilakukan di Kec.
Padang Selatan (Kel. Teluk Bayur dan Kel. Mata Air) dan Kec. Lubuk
Begalung (Kel. Banuaran).
Program penyehatan air dengan penjernihan air dan desinfeksi air di
Kec. Padang Selatan, Kel Mata Air (Perumahan Villa Mega) ditambah
bantuan 40 bungkus tawas, 40 pot kaporit, 1 botol air rahmat serta
jamlah sampel 1 dengan sumber sumur gali.
Program penyehatan air dengan penjernihan air, desinfeksi air dan
pengambilan sampel air di Kec. Padang Barat di Kampung Nias,
diberikan 5 bungkus tawas, serta jumlah pengambilan sampel 1
dengan sumber sumur gali.
Program penyehatan air dengan penjernihan air, desinfeksi air dan
pengambilan sampel air di Kec. Nanggalo di asrama haji,
pengambilan sampe air 1 dengan sumber sumur bor.
Penyehatan air dilaksanakan di Kota Padang di Jl. Andalas, Parak
Gadang, Asrama Ganting melalui pengambilan sampel air di 2 titik
dari sumber sumur gali dan sumur bor.
Dilakukan pengambilan sampel air di Kab. Padang Pariaman di Kec.
Tandikek sebanyak 2 titik yaitu sumber air kolam dan sungai.
Melakukan penyehatan air dengan penjernihan air, desinfeksi air,
pengambilan sampel air dan sosialisasi cara penggunaan air rahmat
dan aquatab di Desa Kamumuan, Padang Olo dan Lan Panjang Kec.
Limau melalui pengambilan 4 sampel dari Sumur Gali serta
mendistribusikan 1 kotak Aquatab.
32
Melakukan penyehatan air dengan penjernihan air, desinfeksi air,
pengambilan sampel air dan sosialisasi cara penggunaan air rahmat
dan aquatab di Desa Sunur Lubuk Kemuning Kurai Taji diambil 1
sampel dari sumur gali, bantuan 4 botol air rahmat dan 1 kotak
aquatab.
Melakukan penyehatan air dengan penjernihan air, desinfeksi air,
pengambilan sampel air dan sosialisasi cara penggunaan air rahmat
dan aquatab di Kec. Sungai Geringing diambil 1 sampel air dari
sumur gali dan bantuan 6 botol air rahmat dan 1 kotak aquatab.
Pengambilan sampel untuk pemeriksaan kualitas air minum di 6 titik,
yaitu 1 titik di Kec. Sungai Geriging, 1 titik di Desa Sunur Lubuk
Kemuning dan 4 titik di Sungai Limau.
Melanjutkan pengambilan sampel untuk pemeriksaan kualitas air
minum di Desa Munggua, Kenagarian 3 Koto, Aur Malintang Desa
Baru baso.
Pendistribusian water treatment bantuan WHO sebanyak 5 unit
direncanakan akan diserahkan ke RSUD M. Djamil Padang, RSUD
Pasaman, RSUD Pariaman, RSUD Lubuk Basung dan Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Pendistribusian aquatab ke Kabupaten Agam sebanyak 10 dus dan
Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 5 dus.
b. Pengawasan pembuangan sampah
- Pada gempa bumi tektonik di Prov. Sumbar :
Melakukan pengelolaan sampah di lokasi pengungsi danau maninjau
dengan pemberian polybag untuk pengungsi sebanyak 500 lembar.
Melakukan pengelolaan sampah dengan pendistribusian polybag
sampah di Kec. Padang Selatan yaitu di Kel. Teluk Bayur dan Mata
Air serta Kel. Banuaran, Kec. Lubuk Begalung, Kec. Padang Barat di
Kamp. Nias.
Pengelolaan sampah di Jorong Laras Nan Panjang di Kec. Patamuan
Tandikek
33
c. Pembuangan kotoran (jamban)
- Pada gempa bumi tektonik di Prov. Sumbar melakukan pemasangan 2
unit WC knock down di dua titik lokasi pengungsian di Kab. Padang
Pariaman. 2 buah WC knock down di Jorong Laras Nan Panjang di
kecamatan Patamuan Tandikek.
Upaya tersebut diatas dilakukan secara terkoordinasi antara Ditjen PP & PL
bekerjasama dengan UPT seperti beberapa KKP (KKP Padang, Banda Aceh,
Tembilahan, Pekanbaru, Bengkulu) serta BTKL - PPM Medan.
4. Upaya Surveilans Epidemiologi
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus
menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-
masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Surveilans epidemiologi pengungsi bertujuan menunjang program
penanggulangan pengungsi. Prioritas penanggulangan pengungsi dibidang
kesehatan pada tahap emergensi adalah penyakit penyebab kematian atau
berpotensi kejadian luar biasa penyakit dan keracunan, yaitu diare (kolera dan
baksiler disenteri), campak, malaria, pnemonia dan malnutrisi, atau tepatnya
berdasarkan kajian awal (rapid health assessment). Oleh karena itu, surveilans
epidemiologi pengungsi juga memberikan prioritas terhadap penyakit
penyebab kematian atau berpotensi KLB penyakit dan keracunan.
Upaya surveilans epidemiologi yang dilakukan dalam rangka penanggulangan
krisis kesehatan akibat bencana tersebut adalah sebagai berikut :
- Pada banjir bandang Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan, Prov. Banten
melakukan surveilans.
- Pada gempa bumi tektonik di Prov. Jawa Barat membangun sistem
surveilans di lokasi pengungsian dengan menempatkan petugas Puskesmas
di titik-titik pengungsian dalam rangka SKD KLB.
34
- Pada gempa bumi tektonik di Prov. Sumbar :
a. Menempatkan petugas di Posko Kesehatan Dinkes Prov Sumbar pada
sistem surveilans dalam pelaporan dan pengamatan penyakit.
b. Melakukan pemantauan setempat (PWS) dengan surveilans
epidemiologi penyakit potensial KLB pasca bencana gempa di Dinkes
Kab. Padang Pariaman & Dinkes Kab. Agam.
c. Melakukan pemantauan setempat (PWS) dengan surveilans
epidemiologi penyakit diare pasca bencana gempa untuk penyelidikan
epidemiologi di Desa Kamumuan, Padang Olo dan Lan Panjang Kec
Sungai Limau dengan kunjungan rumah 3 orang penderita diare.
d. Melakukan pemantauan setempat (PWS) dengan surveilans
epidemiologi penyakit diare pasca bencana gempa untuk penyelidikan
epidemiologi di Desa Sunur Lubuk Kemuning Kurai Taji Kab. Padang
Pariaman dengan kunjungan 2 rumah penderita diare.
e. Melakukan pemantauan setempat (PWS) dengan surveilans
epidemiologi penyakit diare pasca bencana gempa untuk penyelidikan
epidemiologi di Desa Geringging.
f. Melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada kasus diare berdarah
yang dilaporkan.
g. Memperkuat system surveilans melalui bimbingan teknis kepada seluruh
petugas surveilans dan sanitasi se Kota Padang di Dinkes Kota Padang.
5. Upaya Pengendalian Vektor Upaya pengendalian vector pada kejadian bencana ditujukan untuk
mengendalian vector/serangga yang berpotensi sebagai penular penyakit,
terutama lalat serta nyamuk. Kegiatan dilakukan baik dalam bentuk
pengasapan maupun penyemprotan
desinfektan untuk membunuh
vector/serangga penular penyakit.
Upaya pengendalian vektor yang sudah
dilakukan dalam rangka
penanggulangan krisis kesehatan
akibat bencana tersebut adalah sebagai
berikut :
Pengendalian vektor pada banjir Situ Gintung
35
- Pada banjir bandang Situ Gintung, Kota Tangerang Selatan, Prov. Banten :
Melakukan survei jentik di RT 01, 02 RW 8 dan RT 05 RW 11 dan
Markas Resimen Mahasiswa UMJ.
Melakukan abatisasi.
Melakukan pengasapan (fogging).
Melakukan penyemprotan lalat.
- Pada gempa bumi tektonik di Prov. Sumbar :
Melakukan fogging (pengendalian vektor) di Kota Padang di 360 unit
meliputi Jl. M. Thamrin, Jl. Hiligoo, Jl. Niaga, Pasar Tanah Kongsi Jl.
Pondok, Jl. Kamp. Nias, Komp. HBT, Komp. HTT serta di Kab. Padang
Pariaman seluas 1,2 ha (60 unit).
Program pengendalian vektor dengan penyemprotan lalat (disinfeksi) di
Kota Padang di Jl. Proklamasi dan Pasar Raya Padang dan Kab Padang
Pariaman di Desa Salibutan dan Desa Sikayan.
Melaksanakan penyemprotan lalat di RSUP Dr. M. Djamil, Bimbel
Quantum, Perumahan Jl. Jati dan Perum PJKA.
Melakukan penyemprotan lalat pada bangunan yang roboh di Kota
Padang, yaitu di pertokoan showroom mobil di Jl. Dr. Sutomo sebanyak
8 bangunan dengan luas + 1.800 m2, pertokoan di Simpang Haru (Ratu
Photo Studio) sebanyak 5 bangunan dengan luas + 1.125 m2, Pasar
Simpang Haru sebanyak 60 bangunan + 15.000 m2 dan Kampus STBA
Prayoga, Jl. Veteran sebanyak 2 bangunan + 1.800 m2, di Kel. Pondok
dan Kel. Berok Nipah sebanyak 900 bangunan seluas 120.000 m2. Di
Kab. Agam meliputi Desa Sungai Batu Kec. Tanjung Raya (lokasi
pengungsian) dengan luas area yang di semprot 4.000 m2.
Sosialisasi pemakaian alat/bahan, memberikan petunjuk teknis cara
mengaplikasikan swing fog dan mist blower serta pencampuran
material.
Penyemprotan bangunan yang rusak akibat gempa di pertokoan Jl.
Sawahan, luas area yang disemprot 1.300 m2 (5 bangunan), Adira
Quantum Jl. Sawahan, luas area yang disemprot 850 m2 (3 bangunan),
LBA LIA Jl. Khatib Sulaiman, luas area yang disemprot 1.600 m2 (1
bangunan) dan kantor dan rumah Jl. Ujung Gurun, luas area 1.750 m2
(2 bangunan).
36
Melakukan penyemprotan lalat dengan mist blower di Kota Padang,
yaitu di Hotel Ambacang, Bumi Minang dan perkantoran di Jl. Bundo
Kandung, luas area yang disemprot 2.500 m2 dan Gedung Prayoga Jl.
Wolter Monginsidi, luas area 1.600 m2 dan Kab. Padang Pariaman di
Kec. Tandikek dengan luas area 5 lokasi.
Melakukan penyemprotan desinfektan (anti bakteri) dan bau (ULV) di
Hotel Ambacang, Bumi Minang dan perkantoran di Jl. Bundo Kandung
(luas area 40.000 m2), Hotel Mariani, ruko dan perkantoran di Jl.
Belakang Tangsi (luas area 40.000 m2), ruko dan perumahan di Jl.
Diponegoro (luas area 20.000 m2), ruko dan perumahan di Jl. Kampung
Sebelah IV (luas area 30.000 m2), ruko dan perumahan di Jl. Kampung
Sebelah VI (luas area 30.000 m2), ruko dan perumahan di Jl. HOS
Cokroaminoto (luas area 20.000 m2), ruko dan perumahan di Jl. Nipah
(luas area 40.000 m2), BNI, ruko dan perumahan di Jl. Dobi (luas area
20.000 m2), ruko dan perumahan di Kampung Pondok (luas area
20.000 m2), ruko dan perumahan di Jl. Niaga (luas area 10.000 m2),
ruko dan perumahan di Jl. Klenteng (luas area 20.000 m2), ruko dan
perumahan di Jl. Kampung Nias (luas area 30.000 m2), ruko dan
perumahan di Jl. Kampung Nias II (luas area 10.000 m2), ruko dan
perumahan di Jl. Plau Karam (luas area 5.250 m2), Bimbel Gama, Ruko
di Jl. Proklamasi (luas area 1.600 m2), STBA Prayoga di Jl. Veteran (luas
area 2.250 m2) dan RSUP Dr. M. Djamil Jl. Perintis Kemerdekaan (luas
area 900 m2).
Melakukan penyemprotan lalat di Gedung Prayoga, ruko di Jl. Wolter
Monginsidi dengan luas area 2.500 m2.
Melakukan penyemprotan nyamuk di Kantor Gubernur Sumbar, Kantor
Walikota Padang, SD Kartika, SDN Alang Lawas, Bimbel Gama, Akademi
Farmasi, SMP, SD Prayoga di Jl Jend. Sudirman, SMA 10, SD, SMP, SMA
Adabiah, Perumahan W. Indah Tabing dan Kantor DKK.
Melakukan kegiatan desinfeksi (hapus hama) dengan penyemprotan
pada bangunan yang roboh akibat gempa di Hotel Ambacang, Bumi
Minang, Perkantoran di Jl Bundo Kandung luas area 40.000 m2, ruko,
Hotel Mariani dan Perumahan di Jl. Belakang Tangsi seluas 10.000 m2,
ruko dan perumahan di Jl. Kampung Pondok seluas 20.000 m2, ruko di
Jl. Dr. Sutomo seluas 10.000 m2, ruko dan Perumahan di Jl. Sawahan
37
seluas 15.000 m2 dan Gedung Quantum di Jl. Belakang Olo seluas
5.000 m2.
Melakukan fogging di 87 titik di Kecamatan Patamuan.
Melakukan fogging telah dilakukan di Kab. Padang Priaman oleh Dinkes
dan IPHAMI.
Melakukan pengasapan di Kec. Sungai Limau (Korong Sei Sirah Nagari
Pilubang (10 unit), Korong Sinabus Nagari Pilubang (100 unit), Korong
Duku Nagari Pilubang (20 unit) dan Kec. Sungai Geringging (Korong
Sei. Putiah Nagari Koto Bangko (50 unit).
6. Upaya Imunisasi Upaya imunisasi yang dilakukan dalam rangka penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana tersebut adalah sebagai berikut :
- Pada gempa bumi tektonik di Prov. Sumbar :
Melakukan pengumpulan data terkait program imunisasi dilokasi
bencana.
Melakukan penggantian vaksin yang rusak di Kabupaten Agam.
Melakukan kegiatan imunisasi TT dengan hasil kumulatif adalah sebagai
berikut :
Tabel 5
Cakupan Imunisasi TT di 4 Kabupaten/Kota
Pasca Gempa di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009
No. Kabupaten/Kota Cakupan Imunisasi TT
1 Kota Padang 2.596
2 Kabupaten Padang Pariaman 1.042
3 Kota Pariaman 1.207
4 Kabupaten Agam 677
Total 5.522
Melakukan imunisasi campak dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 6
Cakupan Imunisasi Campak di 4 Kabupaten/Kota
Pasca Gempa di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2009
No. Kabupaten/Kota Cakupan Imunisasi
1 Kota Padang 0
38
No. Kabupaten/Kota Cakupan Imunisasi
2 Kabupaten Padang Pariaman 15
3 Kota Pariaman 1.202
4 Kabupaten Agam 906
Total 2.123
Melakukan assesment coldchain di Puskesmas dan Coldchain yang
rusak adalah sebanyak berikut di Kota Padang sebanyak 7 unit, Kota
Pariaman sebanyak 6 unit, Kab. Padang Pariaman sebanyak 21 unit,
Kab. Agam sebanyak 15 unit dan Kab. Pesisir Selatan sebanyak 5 unit.
7. Bantuan Pelayanan Penyediaan Obat dan Alkes
Penyediaan obat dalam situasi bencana merupakan salah satu unsur
penunjang yang sangat vital dalam pelayanan kesehatan pada keadaan
bencana. Oleh karena itu diperlukan adanya persediaan obat dan perbekalan
kesehatan sebagai penyangga bila terjadi bencana. Buffer ini harus tersedia
mulai dari tingkat kabupaten/kota, provinsi sampai di pusat.
Penyediaan pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan dalam
penanggulangan bencana pada dasarnya tidak akan membentuk sarana dan
Penyuluhan pengendalian penyakit di pengungsian Sungai Batang, Kab. Agam pada gempa bumi Sumbar
Koordinasi upaya pengendalian penyakit pada bencana gempa bumi dengan Dinkes Kab. Garut, Jawa Barat dan Dinkes Kab. Manokwari, Irian Jaya Barat
39
prasarana khusus, tetapi menggunakan sarana dan prasarana yang telah
tersedia.
Pada saat terjadi bencana, penilaian kebutuhan obat dan perbekalan
kesehatan dilakukan secara cepat agar dapat mendukung pelayanan
kesehatan bagi korban bencana dengan memperhitungkan jumlah
pengungsi, jenis kelamin dan usia. Prinsip dasar dari pengelolaan obat dan
perbekalan kesehatan pada situasi bencana adalah cepat, tepat dan sesuai
kebutuhan.
Unit yang berfungsi perencana kebutuhan dan pendistribusian obat ke
sarana pelayanan kesehatan adalah Depkes, Dinkes Provinsi dan Dinkes
Kab/Kota sedangkan unit yang berfungsi sebagai pelayanan kepada pasien
adalah Pos kesehatan, Pustu, Puskesmas, RSU, sarana kesehatan swasta,
sarana kesehatan TNI/Polri.
Jenis obat dan perbekalan kesehatan harus disesuaikan dengan jenis
penyakit dan kejadian bencana. Apabila terjadi bencana, obat-obat
pelayanan kesehatan dasar yang digunakan adalah obat-obat yang ada di
gudang farmasi kab/kota. Namun apabila dibutuhkan, provinsi dan pusat
dapat memberikan bantuan. Sedangkan untuk obat-obat pelayanan
kesehatan rujukan dan spesialistik disediakan oleh pusat.
Untuk bencana gempa bumi selama tahun 2009 seperti di Prov. Jawa Barat
dan Sumatera Barat, bantuan obat yang diberikan sesuai dengan jenis obat
yang harus disediakan pada saat bencana gempa bumi. Begitu pula dengan
jenis obat saat bencana banjir selama tahun 2009. Bantuan Kemenkes
berupa Alat kesehatan dan bahan habis pakai serta obat-obatan untuk
kejadian bencana tahun 2009, dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7.
8. Bantuan Operasional Lainnya
Bantuan operasional diberikan bertujuan membantu dinkes setempat untuk
memobilisasi sumber daya kesehatan lokal ke lokasi bencana. Bantuan
operasional dapat berasal dari APBN dan sumber lainnya yang tidak mengikat.
40
Tabel 7
Bantuan Operasional Kementerian Kesehatan
Untuk Tanggap Darurat pada Tahun 2009
NO. PROVINSI JUMLAH (Rp)
1. Sumatera Barat 500.000.000
2. Jambi 100.000.000
3. Jawa Barat 300.000.000
4. DKI Jakarta 82.000.000
5. Banten 100.000.000
6. Jawa Tengah 200.000.000
7. Jawa Timur 150.000.000
8. Papua Barat 200.000.000
41
BAB VII
PERMASALAHAN DAN SARAN PEMECAHANNYA
1. Permasalahan a. Keterlambatan petugas kesehatan di daerah yang terkena bencana untuk
menginformasikan laporan penanggulangan krisis kesehatan akibat
bencana ke pusat karena keterbatasan sarana dan prasarana informasi.
b. Keterlambatan mobilisasi logistik karena kendala transportasi, misalnya
keterbatasan kendaraan atau jalan yang rusak.
c. Kurangnya kapasitas petugas dalam upaya penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana.
d. Pemberian bantuan MP-ASI kurang tepat sasaran.
e. Kesulitan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan mengenai
penggunaan obat di setiap Pos Kesehatan saat kejadian bencana.
f. Dalam program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan,
permasalahannya: sistem pencatatan dan pelaporan sistem surveilans
penyakit pada saat dan pascabencana belum terbangun dengan baik,
keterbatasan logistik pengendalian vektor dan kesehatan lingkungan serta
keterbatasan biaya operasional petugas.
2. Saran Pemecahan Masalah
a. Penyediaan sarana dan prasarana informasi.
b. Memaksimalkan peran PPK Regional dan Sub-Regional dalam mobilisasi
logistik.
c. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan
d. Peningkatan pengawasan distribusi MP-ASI.
e. Penyediaan makanan untuk darurat dalam bentuk pemberian makanan
tambahan darurat dengan tidak menggunakan nama MP-ASI.
f. Penyediaan tenaga farmasi dan sarana pencatatan dan pelaporan di setiap
Pos Kesehatan pada saat kejadian bencana.
g. Untuk program pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan:
peningkatan koordinasi dan pelatihan petugas untuk sistem pencatatan dan
pelaporan sistem surveilans penyakit pada saat dan pascabencana,
peningkatan biaya operasional petugas, dan peningkatan logistik
pengendalian vektor dan kesehatan lingkungan.
42
Lampiran 1
Gambaran Kejadian Bencana Menurut Provinsi Tahun 2009
No Provinsi
Frekuensi
Jml
Ja
n
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
ni
Ju
li
Ag
st
Se
pt
Ok
t
No
v
De
s
1 NAD 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 5 9
2 Sumatera Utara 1 0 1 0 0 0 1 2 2 0 0 1 8
3 Sumatera Barat 0 0 4 4 0 2 1 3 3 1 2 2 22
4 Riau 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 3 6
5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sumatera Selatan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7 Jambi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Lampung 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 1 4
11 DKI Jakarta 6 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 2 11
12 Banten 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 2 1 7
13 Jawa Barat 6 4 14 7 2 0 1 0 3 4 1 3 45
14 DI Yogyakarta 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
15 Jawa Tengah 17 8 4 2 0 0 0 0 1 1 3 3 39
16 Jawa Timur 19 14 3 3 2 0 0 0 1 0 1 1 44
17 Kalimantan Barat 5 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7
18 Kalimantan Timur 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
19 Kalimantan Tengah 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2
20 Kalimantan Selatan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
21 Bali 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 3
22 NTB 7 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 11
23 NTT 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
24 Gorontalo 0 0 0 1 2 0 0 1 0 0 0 0 4
25 Sulawesi Utara 2 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 7
26 Sulawesi Barat 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
27 Sulawesi Tengah 2 2 1 1 2 1 0 0 0 2 0 0 11
28 Sulawesi Selatan 5 6 0 0 5 0 0 0 0 0 1 3 20
29 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Maluku 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
32 Papua Barat 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
33 Papua 1 1 1 3 0 0 1 2 0 0 0 1 10
Jumlah 79 43 31 31 17 3 7 8 15 12 12 29 287
Lampiran 2
43
Gambaran Fasilitas Kesehatan yang Rusak Menurut Provinsi Tahun 2009
No Provinsi
Jumlah
Jml Rumah
Sakit Puskesmas Pustu
Polindes /
Poskesdes /
Posbindes
Kantor
Dinkes GFK
Rumah
Dinas
1 NAD 0 1 3 0 0 0 0 4
2 Sumatera Utara 0 0 1 0 0 0 0 1
3 Sumatera Barat 28 67 169 131 6 2 84 487
4 Riau 0 2 1 1 0 1 2 7
5 Kepulauan Riau 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sumatera Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Jambi 1 5 8 0 0 0 1 15
8 Bangka Belitung 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Bengkulu 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Lampung 0 0 0 0 0 0 0 0
11 DKI Jakarta 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Banten 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Jawa Barat 2 57 78 15 0 0 51 203
14 DI Yogyakarta 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Jawa Tengah 0 9 0 0 0 0 0 9
16 Jawa Timur 0 4 6 2 0 0 0 12
17 Kalimantan Barat 1 0 2 0 0 0 0 3
18 Kalimantan Timur 0 2 1 0 0 0 0 3
19 Kalimantan Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Kalimantan Selatan 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Bali 0 0 0 0 0 0 0 0
22 NTB 1 5 1 3 0 0 2 12
23 NTT 0 0 2 2 0 0 0 4
24 Gorontalo 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Sulawesi Utara 0 2 2 0 0 0 0 4
26 Sulawesi Barat 0 4 6 4 0 0 0 14
27 Sulawesi Tengah 0 0 1 1 0 0 0 2
28 Sulawesi Selatan 0 1 0 0 0 0 0 1
29 Sulawesi Tenggara 0 0 0 0 0 0 0 0
30 Maluku 0 0 0 0 0 0 0 0
31 Maluku Utara 0 0 0 0 0 0 0 0
32 Papua Barat 1 6 8 2 0 1 22 40
33 Papua 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 34 165 289 161 6 4 162 821
Lampiran 3
Bantuan Kementerian Kesehatan untuk Gempa Sumbar Tahun 2009
44
Lampiran 4
Bantuan Pelayanan Gizi untuk Tanggap Darurat Tahun 2009
1. Biaya operasional
2. Trauma Kit 10 Koli
3. Hygiene Kit 125 Koli
4. Obat –obatan 1,5 ton
5. Kantong mayat 1.850 buah
6. MP-ASI 34,3 ton
7. Ventilator 1 set
8. Suction pump 2 set
9. Monitor Patient 1 set
10. Stream Sterillisator 1 set
11. Oxygen Concentrator 2 set
12. Mesin Anastesi 1 set
13. Basic DCP 4,5 inplan set 1 set
14. Small DCP 3,5 implant set 1 set
15. Plate 302 set
16. Tenda dan Genset 2 buah
17. Mesin Fog 2 buah
18. Kelambu 500 buah
19. Seruni 2 drum
20. Jentika 10 dus
21. PKD 5 dus
22. Ringer laktat 5.000 buah
23. Oralit 200 ml 5.000 bks
24. IV catheter 400 set
25. Wing needle anak 100 set
26. Dirigen 200 buah
27. Kaporit 10 drum
28. Lysol 300 liter
29. Penjernih air tawas 1.000 kg
30. Pot kaporit 200 buah
31. Polybag sampah 5.000 buah
32. Air rahmat 500 botol
33. Masker 6.000 buah
34. Baju steril dispossible 2.000 buah
35. Orthopedic set 3 set
36. Orthopedic Battery – Driven Drill 1 set
37. Bor Orthopedic Manual 1 set
38. Basic Mayor Surgery Set 1 set
39. Vena Sectio Set 3 set
40. Abdominal Operation Instrumen Set 1 set
41. Sterilisator 1 unit
42. Kertas Steril 1 koli
43. Velbed 350 buah
44. Polycrepe (Elastic Verban) 200 roll
45
NO. PROVINSI JENIS BANTUAN JUMLAH
(KG) KETERANGAN
1. Dinkes Prop. Kalbar Biskuit MP-ASI 1,500 Bencana Banjir
2. Dinkes Prop. Kalbar Biskuit MP-ASI 500 Bencana Banjir
3. Dinkes Pprop. Papua Barat
Biskuit MP-ASI 2,000 Gempa Bumi
4. Dinkes Prop. Sulsel Biskuit MP-ASI 504 Bencana Banjir
5. Dinkes Prop. Sulsel Biskuit MP-ASI 2,496 Bencana Banjir
6. Dinkes Prop. Sulbar Biskuit MP-ASI 504 Bencana Banjir
7. Dinkes Prop. Sulbar Biskuit MP-ASI 1,496 Bencana Banjir
8. Dinkes Prop. NTB Biskuit MP-ASI 504 Bencana Banjir
9. Dinkes Prop. NTB Biskuit MP-ASI 2,496 Bencana Banjir
10. Karawang Barat Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Banjir
11. Dinkes Kab. Karawang Biskuit MP-ASI 1,000 Bencana Banjir
12. Posko Banjir Sukabumi Biskuit MP-ASI 1,000 Bencana Banjir
13. Dinkes Prop. Kalbar Biskuit MP-ASI 3,496 Bencana Banjir
14. Dinkes Prop. Kalbar Biskuit MP-ASI 504 Bencana Banjir
15. Kabupaten Cilacap Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Gempa Bumi
16. Kabupaten Tasikmalaya Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Gempa Bumi
17. Kabupaten Ciamis Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Gempa Bumi
18. Kabupaten Garut Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Gempa Bumi
19. Kabupaten Cianjur Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Gempa Bumi
20. Dinkes Kab.Bandung Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Gempa Bumi
21. Dinkes Prov.Sumbar Biskuit MP-ASI 5,000 Bencana Gempa Bumi
22. Pusat Penanggulangan Krisis
Biskuit MP-ASI 6,000 Bencana Gempa Bumi
23. Dinkes Kab. Anambas Biskuit MP-ASI 10,000 Bencana banjir
24. Dinkes Prov. Jambi ( kerinci )
Biskuit MP-ASI 5,000 Bencana Gempa Bumi
25. Dinkes Prov.Sumbar Biskuit MP-ASI 5,000 Bencana Gempa Bumi
26. Dinkes Prov. Jambi Biskuit MP-ASI 5,000 Bencana Gempa Bumi
27. Dinkes Kabupaten Merangin
Biskuit MP-ASI 5,000 Bencana Gempa Bumi
28. Kepala Pus. Penjaringan
Biskuit MP-ASI 1,000 Bencana kebakaran
29. Dinkes Prov.Sumbar Biskuit MP-ASI 5,000 Bencana Gempa Bumi
30. Dinkes Kab.Agam ( Sumbar )
Biskuit MP-ASI 14,000 Bencana Gempa Bumi
31. Dinkes Kab.Padang Pariaman
Biskuit MP-ASI 5,000 Bencana Gempa Bumi
32. Dinkes Kab.Pariaman Biskuit MP-ASI 1,000 Bencana Gempa Bumi
33. Dinkes Kab.Pesisir selatan
Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana Gempa Bumi
34. Dinkes Kota Padang Biskuit MP-ASI 8,300 Bencana Gempa Bumi
35. Pusat Penanggulangan Krisis
Biskuit MP-ASI 20,000 Bencana Gempa Bumi
36. Dinkes Kab.Bandung Biskuit MP-ASI 3,000 Bencana Gempa Bumi
37. Dinkes Kab. Sukabumi Biskuit MP-ASI 500 Bencana Gempa Bumi
38. Dinkes Prov. Riau Biskuit MP-ASI 2,000 Bencana banjir
Lampiran 5
Bantuan Logistik Yang Pernah Diberikan Pada Saat Kejadian Bencana Tahun 2009
46
NO PROVINSI KETERANGAN BAHAN LOGISTIK JUMLAH
1. PAPUA BARAT Gempa Bumi & Tanah Longsor di Kabupaten Manokwari. Bantuan dikirim melalui KKP Kab. Manokwari
Air Rahmat 1.440 botol
Air Rahmat 7.200 botol
Penjernih Air Cepat 500 sachet
Penjernih Air Cepat 2.000 sachet
Aquatab 2.500 sachet
Lifestro 100 buah
Polybag Sampah 5.000 buah
Polybag Sampah 1.000 buah
Hyginekit @ 42 set/dus 4 dos
Kelambu 300 buah
WC knokdown 5 unit
WC portable 5 unit
2. JAWA BARAT Banjir di Bandung Kaporit@ 15 kg/drum 2 drum
Lysol 100 liter
Abate 50 kg
Polybag 500 lembar
Aquatab 5.000 tablet
Penjernih Air Cepat 500 sachet
3. JAWA BARAT Bantuan untuk penanggulangan bencana di Kota Bekasi melalui Dinkes Kota Bekasi.
Penjernih Air Cepat 2.500 sachet
Polybag Sampah 1.000 buah
Lysol 100 liter
Kaporit@ 15 kg/drum 1 drum
Hygiene Kit @42 set/dus 3 dus
4. JAWA BARAT Kelambu 1.000 lembar
5. JAWA BARAT Bantuan untuk Gempa Bumi & Tanah Longsor di Kab. Cianjur melalui Dinkes Kab. Cianjur
PAC 1.000 sachet
Tawas 200 kg
Kaporit 90 kg
Air Rahmat 24 botol
Lem Lalat 2 dos
Air Rahmat 240 botol
Polybag Sampah 1.000 buah
Replent Lalat 10 dus
6. JAWA BARAT Bantuan untuk Gempa Bumi & Tanah Longsor di Kab. Ciamis melalui Dinkes Kab. Ciamis
PAC 500 sachet
Tawas 50 kg
Air Rahmat 36 botol
Polybag Sampah 0 buah
Replent Lalat 2 dus
7. JAWA BARAT Bantuan untuk gempa bumi & tanah longsor di Kab. Tasikmalaya melalui Dinkes Kab. Tasikmalaya
Tawas 50 kg
Air Rahmat 36 botol
Polybag Sampah 5.000 buah
Replent Lalat 2 dus
8. JAWA BARAT Bantuan untuk gempa Bumi & Tanah Longsor di Kab. Garut melalui Dinkes Kab. Garut
Tawas 50 kg
Air Rahmat 24 botol
Replent Lalat 2 dus
Polybag Sampah 2.500 buah
Kaporit 5 drum
Masker 2.000 Buah
Pot Kaporit 80 Buah
Air Rahmat 60 buah
Sarung Tangan 400 ps
Replent Lalat 5 dus
PAC 500 buah
Polybag 500 buah
Air Rahmat 10 dos
47
NO PROVINSI KETERANGAN BAHAN LOGISTIK JUMLAH
Lem Lalat 2 dos
9. JAWA BARAT Bantuan untuk Gempa Bumi & Tanah Longsor di Kab. Ciamis
Polybag Sampah 2.500 buah
Kaporit 5 drum
Masker 2.000 buah
Pot Kaporit 80 buah
Air Rahmat 60 buah
Sarung Tangan 400 ps
Replent Lalat 5 dus
PAC 500 buah
Tawas 90 kg
Air Rahmat 36 botol
Lem Lalat 2 dos
10. JAWA BARAT Bantuan untuk Gempa Bumi & Tanah Longsor di Kab.Tasikmalaya melalui Dinkes Kab. Tasikmalaya
Polybag Sampah 2.500 buah
Kaporit 5 drum
Masker 2.000 buah
Pot Kaporit 80 buah
Air Rahmat 60 buah
Sarung Tangan 400 ps
Replent Lalat 5 dus
11. JAWA BARAT Bantuan untuk Gempa Bumi & Tanah Longsor di Kab.Bandung melalui Dinkes Kab. Bandung
Polybag Sampah 2.500 buah
Kaporit 5 drum
Masker 2.000 buah
Pot Kaporit 80 buah
Air Rahmat 60 buah
Sarung Tangan 400 ps
Replent Lalat 5 dus
12. DKI JAKARTA Bantuan untuk Banjir di Jakarta selatan
Mist Blower 1 buah
WC knokdown 2 unit
Masker Non Kain 1.000 buah
Replent Nyamuk/ Autan 576 sachet
Sepatu Boat 10 pasang
Replent Lalat @ 72 set/dus 5 dus
Polybag 500 buah
Hyginekit @ 42 set/dus 500 sachet
Penjernih Air Cepat 3 dus
Hygiene Kit @42 set/dus 5 dus
Lisol 100 liter
13. DKI JAKARTA Bantuan untuk Penanggulangan Banjir
PAC 2.500 sachet
Lisol 250 liter
Kaporit 3 drum
14. DKI JAKARTA Bantuan untuk Banjir di Muarabaru
Lisol 250 liter
15. BANTEN Bantuan untuk Banjir di Kab.Tangerang
Penjernih Air Cepat 2.500 sachet
Lysol 100 liter
Saringan Air 20 buah
Replent Nyamuk/ Autan 500 sachet
Replent Lalat @ 72 set/dus 10 dus
Hyginekit @ 42 set/dus 3 dus
Sepatu Boat 10 pasang
Aquatab 1.000 tablet
Polybag 500 buah
16. BANTEN Bantuan untuk banjir Bandang di Situgintung
Lysol 500 liter
Masker non kain 4.000 buah
48
NO PROVINSI KETERANGAN BAHAN LOGISTIK JUMLAH
Kota Tangerang Selatan Sarung Tangan 1.000 buah
Replent Nyamuk 1.308 sachet
Kaporit 5 drum
Replent Lalat 10 dus
Polybag Sampah 3.000 buah
Aquatab 5.000 tablet
Mist Blower 2 buah
17. JAWA TIMUR Bantuan untuk Penanggulangan Banjir
Penjernih Air Cepat 2.500 sachet
Lisol 50 liter
Replent Nyamuk 500 sachet
Aquatab 2.500 tablet
Polybag Sampah 2.000 buah
Kaporit @ 15 kg/drum 2 drum
18. JAWA TENGAH
Bantuan untuk Penanggulangan Banjir
Penjernih Air Cepat 2.500 sachet
Lisol 50 liter
Replent Nyamuk 500 sachet
Aquatab 2.500 tablet
Polybag Sampah 2.000 buah
Kaporit @ 15 kg/drum 2 drum
19. RIAU Bencana Kabut Asap Masker non kain 10.000 buah
20. RIAU Bencana Asap Masker non kain 4.000 buah
21. RIAU Bantuan untuk Penanggulangan Banjir
Aquatab 5.000 tablet
Tawas 50 kg
Kaporit 5 drum
22. KALIMANTAN TIMUR Bantuan untuk Banjir di Samarinda
Aquatab 7.500 tablet
Penjernih Air Cepat 500 sachet
Polybag Sampah 500 lembar
23. KALIMANTAN SELATAN
Bantuan untuk bencana Asap di melalui BBTKL Banjarmasin
Masker 14.000 buah
24. SUMATERA BARAT Bantuan untuk tanggap Darurat Gempa Bumi & Tanah Longsor
Jerigen Air Bersih 200 buah
Kaporit 5 drum
Lysol 300 liter
PAC Tawas 500 kg
Pot Kaporit 400 buah
Polybag Sampah 5.000 buah
Air Rahmat 500 botol
Masker 4.000 buah
Personal hygienkit 210 set
PAC Tawas 500 kg
Alat Filtrasi air keramik 70 buah
Air Rahmat 240 botol
Polybag 500 kantong
25. SUMATERA BARAT Bantuan untuk Penanggulangan Banjir
Kaporit 5 drum
Penjernih Air Cepat 500 sachet
Polybag Sampah 1.000 buah
Kelambu permanen 500 buah
Lysol 100 liter
Masker 10.000 buah
Aquatab 2.000 tablet
Replent Lalat 5 dus
26. SUMATERA BARAT Bantuan untuk tanggap Darurat Gempa Bumi di Kab. Agam
Polybag 500 kantong
Tawas 50 kg
Solar 60 liter
Insektisida Seruni 20 liter
49
NO PROVINSI KETERANGAN BAHAN LOGISTIK JUMLAH
Dirigen 5 buah
Abate 5 lg
PAC 10 doos
27. SUMATERA BARAT Bantuan untuk tanggap Darurat Gempa Bumi di Kab. Pariaman
Solar 60 Liter
Insektisida Seruni 20 liter
Dirigen 5 buah
Abate 50 kg
Mist Blower 1 buah
Kantong Sampah 50 kantong
PAC 10 doos
Lysol 5 dirigen
Air Rahmat 14 kotak
Masker 3 kotak
Lysol 10 dirigen
PAC 20 doos
Lem Lalat 1 pak
28. SUMATERA BARAT Bantuan untuk tanggap Darurat Gempa Bumi di Kab. Pesisir Selatan
Hygiene Kit 58 paket
29. SUMATERA BARAT Bantuan untuk tanggap Darurat Gempa Bumi di Kab. Pasaman Barat
Hygiene Kit 20 paket
30. SUMATERA UTARA Tanggap Darurat Gempa Bumi & Tanah Longsor di Medan
Kaporit 20 drum
Air Rahmat 2.000 botol
PAC 2.000 sachet
Hyginekit 450 set
Lisol 250 liter
Masker 5.000 buah
Aquatab 10.000 tablet
50
Lampiran 6 Bantuan Alkes yang Dikirimkan oleh PPK
untuk Tanggap Darurat Tahun 2009
NO PROVINSI JENIS BANTUAN JUMLAH KETERANGAN
1. Banten (Kota Tangerang Selatan)
- Desinfektan (Bacticlean)
540 Gallon Bencana Situ Gintung
2. Jakarta (RSCM) - Isolasi Portable - Ventilator portable
1 1
Set Set
Untuk isolasi pasien flu babi dan flu burung
3. Jawa Barat (Dinkes Kab. Tasikmalaya)
- Kantong Mayat 25 Buah Bencana gempa jawa barat
4. Jawa Barat (Dinkes Kab. Cianjur)
- Kantong Mayat 40 Buah Bencana gempa jawa barat
5. Sumatera Barat - Kantong Mayat - Sterilisator - Orthopedic Set - Veltbed - Suction Pump - Ventilator Mobile - Bed Side Monitor
1850 1 2
350 2 2 4
Buah Buah Set Buah Buah Set Set
Bencana Gempa Sumatera Barat
6. Papua Barat - Minor set - Flowmeter Oxygen - Orthopedic Set - Benang Prolene - Gypsona - Abocath - Kruk - Lidocain -
10 20 1
200 100 300 30 2
Set Buah Set Buah Buah Set Buah box
Gempa Manokwari
Bantuan Alkes yang Dikirimkan oleh Yanmed
untuk Tanggap Darurat Tahun 2009
No. Propinsi Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Jawa Barat Orthopedic Set 2 set RSUD Tasikmalaya
2. Sumatera Barat Mesin anastesi dan Ventilator
1 set RSUD DR.M.Jamil
3. Sumatera Barat First Aid Kit 2 tas
4. Sumatera Barat Oxygen Consentrator
1 set Rumkit Tk III Reksodiwiryo
5. Sumatera Barat Oxygen Consentrator
1 set
6. Sumatera Barat Suction Set 1 set Rumkit Tk III Reksodiwiryo
7. Sumatera Barat Suction Set 1 set
51
Lampiran 7
Bantuan Obat-obatan untuk Tanggap Darurat
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
1. Jawa Barat Amoksisilin Kaplet 500 mg 55 kotak @100 tab Gempa Jabar untuk RS.Lapangan Pengalengan
Amoksisilin Sirup kering 300 botol 60 ml
Antasida DOEN tab. Kombinasi 5 botol @1000 tablet
Antifungi DOEN kombinasi 10 kotak @24 pot
Deksametason tablet 0,5 mg 5 botol @ 1000 tablet
Dekstrometorfan tablet 10 mg 5 botol @1000 tablet
Garam oralit 15 kotak @100sachet
Hidrokortison krim 2,5% 20 kotak 24tube@5gr
Kapas Pembalut/adsorben 250gr 10 bungkus
Klorfeniramin maleat 4 mg 5 botol @1000 tablet
Kotrimoksazol 480mg tablet 25 botol 100 tablet
Kotrimoksazol tablet pediatrik 25 botol @100 tablet
Kotrimoksazol Suspensi 240 botol @60 ml
Metronidazol tablet 250 mg 70 botol@100 tablet
Oksitetrasiklin HCL salep mata 1% - 3,5 gram
29 kotak @25 tube
Oksitetrasiklin HCL salep kulit 45 kotak @25 tube
Parasetamol tablet 500 mg 15 botol @1000tablet
Povidon Lolida larutan 10% 101 botol @300 ml
Pyridoksin HCL (vit B-6)tab 10mg
5 botol @1000 tablet
Salep 2 - 4 10 pot @30 g
Tetrasiklin HCL kapsul 500 mg 50 kotak 10 strip @10kap
Thiamin HCL 50 mg tablet 5 botol @1000 tablet
Erytromicin sirup 300 botol @60ml
Erytromicin 250 mg caps 50 kotak @ 100 caps
Kontrimoksazol Sirup 240 botol @ 60 ml
Kloramfenicol suspensi 250 botol @ 60 ml
Parasetamol sirup 250 botol @ 60 ml
Vitamin B komp tab 5 botol 1000 tablet
Alat suntik sekali pakai 3,0 ml 8.45 kotak @100
Alat suntik sekali pakai 1 ml 2 kotak@100set
Alat suntik sekali pakai 10 ml 1kotak@100set
Etanol 70% 10 botol 1000 ml
Kloramfenikol 250 mg kapsul 65 botol @250 caps
Cat gut plain 2/0 7 kotak 24 x 70 cm
Antalgin tab 5 botol @1000tab
Asam Mefenamat 500 mg 25 kotak @100 tab
Cefadroxil 500 mg 50 kotak @50 kap
Deksometrofan tab 0,5 mg 140 botol @1000 tab
Deksometrofan sirup10mg/5ml 250 botol @ 60ml
Gypsona 6” 10 buah
Infusion set anak 50 set
Infusion set dewasa 50 set
Kapas pembalut 250 gram 10 bungkus
Kasa kompres 40/40 steril 100 bungkus/roll
Natrium Klorida larutan infus 0,9% steril
310 botol @500 ml
OBH 675 botol 60 ml
52
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
Pyrantel 125 mg tab 10 kotak @60 tab
Ringer Laktat 500ml 310 botol @500 ml
Rivanol/etakridin 10 botol 300ml
Kotrimoksazol susp 240 botol@60 ml
Acyclovir Salep 5% 10 kotak @25 tube
Aminofilin inj 24 mg/ml-10ml 10 kotak 30 amp
Captopril 12,5 mg 25 kotak@60 tab
Cyprofloxacin 500 50 kotak @50 tab
Cyprofloxacin 250 50 kotak @50 tab
Hidroclortiazid (HTC) 25 mg 5 botol 1000 tablet
Kloramfenikol tetes telinga 3% 10 kotak 24 btl
Miconazol salep kulit 5 kotak 24 tube
Salbutamol tablet 4 mg 25 kotak 100 tablet
Salbutamol tablet 2 mg 120 kotak 100 tablet
Deksametason inj 5 mg/ml 10 kotak@100 ampul
Glukosa larutan inf 10% steril 500 botol@ 500 ml
Glukosa larutan inf 5 % steril 200 botol 500 ml
Acetosal tab 500 mg 10 kotak @100 tab
Kasa Pembalut Hidrofil 4 mx15cm
60 rol
IV Catheter No.18 (Abbocath 18)
150 Set
IV Catheter No.20 (Abbocath 20)
200 Set
IV Catheter No.24 (Abbocath 24)
200 Set
Aqua Pro Injeksi Steril 20 ktk@10vial 25cm
Ibuprofen 200mg kapsul 50 botol @100 tab
Plester 5 yard x 2 inc 30 rol
Prednison tab 5 mg 48 botol @ 1000 tab
Salicyl talk 2% 264 kotak
Novalgin Inj 222 kotak @5ampul
Folley Catheter No.14 2 kotak @10 pcs
Folley Catheter No.16 2 kotak @10 pcs
Gentian Violet Silk (benang sutera) no.3/0
48 botol
Dg jarum bedah 12x3x75cm 2
2.
Jawa Barat Amoksisilin Kaplet 500 mg 30 kotak @100 tab Gempa Jabar di Posko Merah Putih Antasida DOEN tab. 6 botol @1000 tablet
Antifungi DOEN kombinasi 6 kotak @24 pot
Deksametason tablet 0,5 mg 6 botol @ 1000 tablet
Deksometrofan tablet 10 mg 6 botol @1000 tablet
Garam oralit 30 kotak@100s achet
Hidrokortison krim 2,5% 24 kotak 24tube@5gr
Kapas Pembalut/adsorben 250gr 12 bungkus
Klorfeniramin maleat 6 botol @1000 tablet
Kotrimoksazol 480mg tablet 30 botol 100 tablet
Kotrimoksazol tablet pediatrik 30 botol @100 tablet
Metronidazol tablet 250 mg 30 botol@100 tablet
Oksitetrasiklin HCI salep mata 1% - 3,5 gram
6 kotak @25 tube
Parasetamol tablet 500 mg 6 botol @1000 tablet
53
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
Povidon Lolida larutan 10% 6 botol 300 ml
Pyridoksin HCI (vit B-6) tab 10mg
6 botol @1000 tablet
Salep 2 - 4 6 pot @30 g
Tetrasiklin HCL kapsul 500 mg 6 kotak 10 strip @ 10 kapsul
Thiamin HCL 50 mg tablet 6 botol 1000 @tablet
Vitamin B komp tab 6 botol 1000 @tablet
Asam Askorbat (Vit C) tab 50 mg
6 botol @ 1000 tab
Acetosal 500 mg 12 kotak @100 tab
Kloramfenikol 250 mg kapsul 6 botol 250 caps
Kotrimoksazol tablet 250 mg 240 botol 60 ml
Antalgin tab 6 botol @1000tab
Asam Mefenamat 500 mg 30 kotak @100 tab
Cefadroxil 500 mg 30 kotak @50 kap
OBH 150 botol 60 ml
Pyrantel 125 mg tab 12 kotak @60 tab
Kotrimoksazol susp 300 botol 60 ml
Kloramfenicol suspensi 288 botol 60 ml
Kloramfenicol 250 mg kapsul 200 botol 250 caps
Paracetamol sirup 300 botol 60 ml
3. Jawa Barat Amoksisilin Kaplet 500 mg 30 kotak @100 tab Gempa Jabar (Kom.Daerah Militer Siliwangi) Gempa Jabar
Dekstrometorfan tablet 15 mg 10 botol @1000tablet
Hidrokortison krim 2,5% 10 kotak 24tube@5gr
Klorfeniramin maleat 4 mg 5 botol @1000 tablet
Kotrimoksazol 480mg tablet 20 botol 100 tablet
Metronidazol tablet 250 mg 20 botol@100 tablet
Oksitetrasiklin HCI salep mata 1% - 3,5 gram
10 kotak @25 tube
Parasetamol tablet 500 mg 20 botol @1000tablet
Salep 2 - 4 12 pot @30 g
Vitamin B komp tab 10 botol 1000 tablet
Cyprofloxacin 500 40 kotak @50 tab
Kloramfenicol 250 mg kapsul 200 botol 250 caps
Acyclovir 200 mg 10 kotak 100 tablet
Acyclovir 400 mg 10 kotak @100 tab
Klorokuin 150 mg 10 botol 1000 tab
4. Jawa Barat Amoksisilin Kaplet 500 mg 5 kotak @100 tab Banjir Kabupaten Subang Amoksisilin Sirup 50 botol 60 ml
Antasida DOEN tab. Kombinasi 1 botol @1000 tablet
Antifungi DOEN kombinasi 2 kotak @24 pot
Deksametason tablet 0,5 mg 1 botol @ 1000 tablet
Dekstrometorfan tablet 10 mg 1 botol @1000 tablet
Furosemid tab 40 mg 1 botol @250 tablet
Garam oralit 3 kotak @100 sachet
Hidrokortison krim 2,5% 4 kotak 24tube@5gr
Kapas Pembalut/adsorben 250gr 2 bungkus
Klorfeniramin maleat 4 mg 1 botol @1000 tablet
Kotrimoksazol 480mg tablet 1 botol 100 tablet
Kotrimoksazol tablet pediatrik 5 botol @100 tablet
54
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
Metronidazol tablet 250 mg 5 botol@100 tablet
Oksitetrasiklin HCI salep mata 1% - 3,5 gram
1 kotak @25 tube
Parasetamol tablet 500 mg 1 botol @1000 tablet
Povidon Lolida larutan 10% 1 botol 300 ml
Pyridoksin HCI (vit B-6) tab 10mg
1 botol @1000 tablet
Salep 2 - 4 1 kotak pot @30 g
Tetrasiklin HCL kapsul 500 mg 5 kotak 10 strip @10 kap
Thiamin HCL 50 mg tablet 1 botol 1000 tablet
Vitamin B komp tab 1 botol 1000 tablet
Erytromicin sirup 60 botol 60 ml
5. Jawa Barat Amoksisilin Kaplet 500 mg 10 kotak @100 tab Banjir Kabupaten Karawang Amoksisilin Sirup kering 60 botol 60 ml
Antasida DOEN tab. Kombinasi Mg hidroksida 200 mg + Al.hidroksida 200 mg
2 botol @1000 tablet
Antifungi DOEN kombinasi 4 kotak @24 pot
Deksametason tablet 0,5 mg 2 botol @ 1000 tablet
Dekstrometorfan tablet 15 mg 2 botol @1000 tablet
Furosemid tab 40 mg 2 botol @250 tablet
Garam oralit 6 kotak @100 sachet
Hidrokortison krim 2,5% 8 kotak 24tube@5gr
Kapas Pembalut/adsorben 250gr 4 bungkus
Klorfeniramin maleat 4 mg 2 botol @1000 tablet
Kotrimoksazol 480mg tablet 2 botol 100 tablet
Kotrimoksazol tablet pediatrik,kombinasi: Sulfametoksazol 100mg+Trimetoprim20mg
10 botol @100 tablet
Metronidazol tablet 250 mg 10 botol@100 tablet
Oksitetrasiklin HCI salep mata 1% - 3,5 grm
2 kotak @25 tube
Parasetamol tablet 500 mg 2 botol @1000 tablet
Povidon Lolida larutan 10% 2 botol 300 ml
Pyridoksin HCI (vit B-6) tab 10 mg
2 botol @1000 tablet
Salep 2 - 4 2 pot @30 g
Tetrasiklin HCL kapsul 500 mg 10 kotak 10 strip @10 kap
Thiamin HCL 50 mg tablet 2 botol 1000 tablet
Vitamin B komp tab 2 botol 1000 tablet
Asam Askorbat (Vit C) tab 50mg 2 botol @ 1000 tab
Fenoksimentil penicillin 4 botol 100 tablet
Asetosal 500 mg 4 kotak @100 tab
Erytromicin sirup 120 botol @60 ml
6 Banten Alat Suntik sekali pakai 2,5 3 kotak Banjir Bandang di Situ Gintung Kabupaten Tangerang
Amoksisilin kaplet 500 mg 60 kotak
Ampicilin syr kering 125 gram/5ml
50 botol
Antalgin (Metampiron) tab 500mg
5 botol
Antalgin Inj 250 mg/ml-2ml 40 kotak
Asam Mefanamat 500 mg 50 kotak
Cat Gut Chromic/Benang bedah 3 kotak
55
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
no.2/0
Cyprofloxacin 500 100 ktk
Diazepam 2 mg tablet 1 botol
Diazepam Inj 5 mg/ml-2ml 3 ampul
Erytromycin syr 60 botol
Garam oralit 200 ml @ 100 saset /kantong
12 kantong
Gentamisin salep kulit 5 gr @ 10 tube/ktk
10 ktk
Ibuprofen 200mg tablet 50 botol
Kasa pembalut Hidrofil 4mx15 cm
120 rol
Lidokain Komp.injeksi 2% @30 amp/ktk
2 kotak
Oksitetrasiklin HCI Salep 3% 5grm 25 tube
3 kotak
Oksitetrasiklin HCI Salep mata 1% 3,5grm @ 25 tube/kotak
5 kotak
Parasetamol tab 500 mg @100 tab/botol
10 botol
Plester 5 yard x 2 inch 12 rol
Prednison tab 5 mg @1000 tab/botol
10 botol
Rivanol/ etakridin 30 botol
Silk (benang bedah sutera) no.3/0
3
Acetosal tab 500 mg @ 100 tab/kotak
4 kotak
Amoksisilin Kaplet 500mg @100 tab/kotak
10 kotak
Antifungi DOEN Kombinasi @1000 tab/botol
2 botol
Asam Askorbat (Vit.C) tab 50 mg @24 pot/ktk
4 kotak
Deksametason tab 0,5 mg @1000 tab/botol
2 botol
Deksametrofason tab 10 mg @1000 tab/botol
2 botol
Fenoksimetol Penicilin @100 tab/botol
4 botol
Garam Oralit @100 set/kotak 10 kotak
Hidrokortison krim 2,5% 16 kotak
Kapas pembalut 4 bungkus
Klorfenilamin maleat 2 botol
Kontrimoksasol 480 mg tab 10 botol
Kontrimoksazol tab pediatrik 10 kotak
Metronidazol tab 250mg 100 tab/kotak
10 kotak
OBH 50 botol
Oksitetrasiklin HCLsalep kulit 25 tube/kotak
6 kotak
Oksitetrasiklin HCLsalep kulit mata1%-3,5 grm
2 kotak
Parasetamol tab 500 mg 100 2 botol
56
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
tab/botol
Povidon lodida larutan 10% 2 botol
Pyridoksin HCL (Vit.B-6) tab 10 mg
2 botol
Sabutamol 2 mg tablet 4 kotak
Saleb 24 @30 g 2 kotak
Tetrasiklin HCL kapsul 250 mg @100 tab/ktk
2 kotak
Thiamin HCL 50 mg tab 1000 tab/botol
2 botol
Tramadol 50 mg tab @100 tab/kotak
4 kotak
Vitamin B Komp.tab 1000 tab/botol
2 botol
Erytromycin sirup @60 ml/botol 120 botol
Kotrimoksazol syirup 96 botol
Parasetamol sirup 96 botol
7 Banten Ampicilin syr kering 1125mg/5ml 50 botol Banjir Bandang di Situ Gintung Posko Kampus UMJ Glukosa larutan inj 5 % steril 20 botol
Kloramfenikol suspensi 125 mg/5ml
48 botol
Natrium Klorida larutan infus 0,9% steril
20
Ringer Laktat 500 ml 20
8 DKI
Amoksisilin kaplet 500mg 10 Kotak @ 100 tablet
Bencana Banjir DKI
Amoksisilin sirup kering 100 Botol @ 60 ml
Antasida DOEN tablet kombinasi Mg hidroksida 200 mg + Al. Hidroksida 200 mg
2 Botol @ 1000 tablet
Antifungi DOEN kombinasi 4 Kotak @ 24 pot
Desametason tablet 0,5 mg 2 Botol @ 1000 tablet
Dektrometorfan tablet 15 mg 2 Botol @ 1000 tablet
Furosamid tablet 40 mg 2 Botol @ 250 tablet
Garam Oralit 6 Kotak @ 100 sachet
Hidrokortison kri 2,5 % 8 Kotak 24 tube @ 5 gr
Kapas Pembalut/adsorben 250 gr
4 Bungkus
Klorfeniramin maleat 4 mg 2 Botol @ 1000 tablet
Kotrimoksazol 480 mg tablet 2 Botol @ 100 tablet
Kotrimoksazol tablet pediatrik, kombinasi: Sulfametoksazol 100 mg + Trimetoprim 20 mg
10 Botol @ 100 tablet
Metronidazol tablet 250 mg 10 Botol @ 100 tablet
Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % - 3,5 gram
2 Kotak @ 25 tube
Parasetamol tablet 500 mg 2 Botol @ 1000 tablet
Povidon lodida larutan 10 % 2 Botol @ 3000 ml
Pyrodoksin HLC (Vit B – 6) tab 10 mg
2 Botol @ 1000 tablet
Salep 2 – 4 2 /24 pot @ 30 g
Tetrasiklin HCL kapsul 500mg 10 Kotak 10 strip @ 10 kap
57
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
Thiamin HCL 50 mg tablet 2 Botol @ 1000 tablet
Vitamin B komplek tablet 2 Botol @ 1000 tablet
Asam Askorbat (Vit.C) tablet 50 mg
2 Botol @ 1000 tablet
Fenoksimetil Penicilin
4 Botol @ 100 tablet
Asetosal 500 mg 4 Kotak @ 100 tablet
Erytromicin sirup 120 Botol @ 60 ml
9 DKI
Antalgin tablet 40 Botol @ 100 tablet Bom Marriot
Parasetamol tablet 500 mg 40 Botol @ 1000 tablet
Povidoniodida larutan 10% 60 Botol @ 30 ml
Asam Mefenamat 500 mg
30 Kotak 10 strip @ 100 tablet
Infus set Anak 200 Pcs
Infus set Dewasa 200 Pcs
IV Catether 18 50 Pcs
IV Catether 20 50 Pcs
IV Catether 22 50 Pcs
IV Catether 24 50 Pcs
Kapas 250 mg 20 Rol
Kasa 3 x 4 cm 200 Rol
Kasa 4 x 15 cm 200 Rol
Plester 60 Rol @ 500 ml
Ringer Laktat 200 Botol
10 JATENG
Banjir Kab/Kota Prov. Jateng
Acetosa tablet 500 mg 420 Kotak 100 tablet
Amoksilin Kaplet 500 mg 990 Kotak @ 100 tablet
Antasida DOEN tablet 198 Botol @ 1000 tablet
Antifungi DOEN kombinasi 396 Kotak @ 24 pot
Asam Ascorbat ( Vit.C) tablet 50 mg
192 Botol @ 1000 tablet
Deksametason tablet 0,5 mg 200 Botol @ 1000 tablet
Deksometrofan tablet 10 mg 192 Botol @ 1000 tablet
Fenoksimetol penicillin 400 Botol @ 100 tablet
Garam Oralit 492 Kotak @ 100 set
Hidrokortison krim 2,5% 840 Kotak 24 tube @ 5 grm
Klorfeniramin Maleat 200 Botol @ 1000 tablet
Kotrimoksazol 480 mg tablet 882 Botol @ 100 tablet
Kotrimoksazol tablet pediatrik 1000 Botol @ 100 tablet
Metronidazol tablet 250 mg 1020 Kotak @ 100 tablet
OBH 2500 Botol 100 ml
Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % - 3,5 gram
200 Kotak @ 25 tube
Parasetamol tablet 500 mg 200 Botol @ 1000 tablet
Povidon lodida larutan 10 % 210 Botol @ 300 ml
Prednison tablet 5 mg 200 Botol @ 1000 tablet
Pyrantel 125 mg tablet 990 Kotak 60 tablet
Pyridoksin HCL (Vit. B- 6) tablet 10 mg
192 Botol @ 1000 tablet
58
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
Salep 2 – 4 168 Kotak 24 pot @ 30 g
Tetrasiklin HCL kapsul 250 mg 200 Botol @ 1000 kapsul
Tetrasiklin HCL kapsul 500 mg 1000 Kotak 10 setrip @ 10 kapsul
Thiamin HCL kapsul 500 mg 192 Botol @ 1000 tablet
Vitamin B komplek tablet 200 Botol @ 1000 tablet
11 Sumatera Barat
Serum Anti Tetanus (ATS 1.500 IU)
500 Ampul
Tetagam 250 IU (Imunoglobulin)
10 Vial
Masker 40 Kotak @ 50 pcs
Sarung Tangan 30 Kotak @ 100 pcs
Kursi Roda 30 buah Gempa Bumi Sumatera Barat
IV. Catheter No. 20 (Abbocath 20)
1230 set /piece sda
IV. Catheter No. 24 (Abbocath 24)
1230 set/piece sda
Aminofilin inj 24 mg/ml – 10 ml 20 kotak 30 ampul sda
Diazepam inj 5 mg/ml – 2 ml 30 kotak 30 ampul sda
Infusion set anak 1460 set sda
Atropin Sulfat Inj 0.25 mg/ml – 1 ml
30 kotak 30 ampul sda
Fresofol 1 % MCT/LCT 210 Vial 50 ml sda
Amoksisilin kaplet 500 mg 1515 kotak @ 100 kap sda
Amoksisilin kapsul 250 mg 2220 kotak @ 120 kap + 112 kotak 12 blis @ 10 kap
sda
Antalgin (Metampiron) tablet 500 mg
329 botol @ 1000 tab sda
Antasida DOEN tab, kombinasi : Mg. Hidroksida 200 mg + Al. Hidroksida 200 mg
224 botol, 1000 tab sda
Asam Mefanamat 500 mg 1110 kotak 100 tab sda
Cyprofloxacin 250 1713 kotak @ 50 tab sda
Cyprofloxacin 500 1705 kotak @ 50 tab sda
Deksametason tablet 0,5 mg 247 botol 1000 tablet sda
Dekstrometorfan tablet 15 mg 254 botol @ 1000 tab sda
Erythromycin 250 mg caps 1295 kotak 100 caps sda
Erythromycin 500 mg 579 kotak @ 100 sda
Etanol 70 % 136 botol 1000 ml sda
Garam oralit 200 ml 266 kantong @ 100 sachet
sda
Hidrokortison krim 2,5 % 498 kotak 24 tube @ 5 gram
sda
Kapas Pembalut / absorben 250 gram
232 bungkus sda
Kasa Kompres 40/40 steril 2520 bungkus/rol sda
Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 15 cm
2868 rol sda
Kasa Pembalut Hidrofil 4 m x 3 cm
2712 rol sda
59
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
Kloramfenikol 250 mg kapsul 239 botol 250 caps sda
Kloramfenikol tetes telinga 3 % 115 kotak 24 botol @ 5 ml sda
Klorfeniramini Maleat 4 mg 359 botol @ 1000 tab sda
Kotrimoksazol 480 mg tablet 1161 botol 100 tablet sda
Kotrimoksazol tablet pediatrik, kombinasi Sulfametsazol 100 mg + Trimetoprim 20 mg
1242 kotak @ 100 tab sda
Obat Batuk Hitam (OBH) 2815 botol 100 ml + 195 botol 60 ml
sda
Oksitetrasiklin HCL Salep 3 % - 5 gram
555 kotak @ 25 tube sda
Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % - 3,5 gram
243 kotak @ 25 tube sda
Parasetamol tab 500 mg 542 botol 100 tab sda
Providon Iodida larutan 10 % 558 botol 300 ml sda
Prednison tab 5 mg 226 botol 100 tab sda
Pyrantel 125 mg tablet 607 kotak 60 tab sda
Pyridoksin HCL (Vit B6) Tab 10 mg
244 botol 1000 tab sda
Rivanol / etakridin 581 botol 300 ml sda
Salep 2-4 7717 pot @ 30 g sda
Tetrasiklin HCL kapsul 250 mg 256 botol 1000 kap sda
Tetrasiklin HCL kapsul 500 mg 1130 kotak 10 strip @ 10 kap + 630 kotak @ 100 kap
sda
Thiamin HCL 50 mg tablet 267 botol 1000 tab sda
Vitamin B Comp tab 239 botol 1000 tab sda
Phenoxymethil Penicillin 500 mg 2460 botol @ 100 tab sda
Salicyl Talk 2% 2839 kotak sda
Cefadroxil 500 mg 1480 kotak @ 50 kap sda
Amoksisilin sirup kering 125 mg/5ml
6780 botol 60 ml sda
Erytromicyn sirup 960 botol @ 60 ml sda
Kotrimoksazol suspensi 6174 botol 60 ml sda
Parasetamol sirup 120 mg/5ml 550 botol 60 ml sda
Ringer Laktat 500 ml 426 botol 500 ml sda
Glukosa larutan inf 10 % steril 400 botol 500 ml sda
Natrium Klorida larutan infus 0,9 % steril
226 botol 500 ml sda
Ampicilin syr kering 125 mg/5ml 500 botol 60 ml sda
Dekstrometorfan sirup 10 mg/5ml
500 botol 60 ml sda
Acetosal tab 500 mg 326 kotak @ 100 tab sda
Alat suntik sekali pakai 2,5 ml 130 set sda
Antalgin tab 213 botol @ 1000 tab sda
Antasida Doen tab 103 botol @ 1000 tab sda
Antifungi Doen kombinasi 26 kotak @ 24 pot sda
Asam Mefenamat 500 mg 65 kotak @ 100 tab sda
Deksometrofan tab 10 mg 13 botol @ 100 tab sda
Garam Oralit 13 kotak @ 100 set sda
Gypsona 6 “ 26 buah sda
Infusion set dewasa 130 set sda
Klorfeniramin Maleat 13 botol @ 1000 tab sda
60
NO. PROPINSI NAMA OBAT JUMLAH KETERANGAN
Metronidazol tab 250 mg 26 kotak @ 100 tab sda
Salicyl Talk 528 kotak sda
Kloramfenicol suspensi 650 botol 60 ml sda
Parasetamol sirup 650 botol 60 ml sda
61
Lampiran 8
Perbandingan Trend Kejadian Bencana Banjir Tahun 2008 dan 2009
62
Lampiran 9
Perbandingan Trend Kejadian Bencana Tanah Longsor
Tahun 2008 dan 2009
63
Lampiran 10
Perbandingan Trend Kejadian Bencana Angin Siklon Tropis
Tahun 2008 dan 2009
64
Penyusun
Mudjiharto, SKM, MM Yus Rizal, DCN, M.Epid
Drs. Sridjono Mukmin, SKM, MM drg. Els Mangundap, MM dr. Lucky Tjahjono, M.Kes
Lita Renata Sianipar, SKM, M.Epid Drs. Dodi Iriyanto
dr. Rien Pramindari Yuniyati, S.Sos, MSi
Edi.S.Purba, SKM, MKM Drs. M. Royan, M.Kes
drg. Moh. Nur Nasiruddin, M.Kes dr. Indro Murwoko dr. M. Imran Saleh
Ir. Eman Sumarna, M.Sc dr. Hilman
Dwi Mazanova, SKM, M.Kes Dading Setiawan, SKM, M.Epid
Drs. Taufick S, Apt
Penyunting
dr. Ina Agustina Isturini dr. Jaya Supiyanto Vanda Rosa, S.Kom Antonius SW, Amd
Jakarta, 2010