1 | p a g e · 2020. 6. 16. · 2 | p a g e kata pengantar alhamdulillah puji syukur ke hadirat...

38
1 | Page

Upload: others

Post on 17-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1 | P a g e

  • 2 | P a g e

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah Puji Syukur ke Hadirat Allah SWT atas Rahmat, Taufiq dan Hidayah-Nya,

    Pengadilan Agama Tahuna dapat menyelesaikan pembuatan dokumen Rencana

    Strategis, yang disebut Renstra Pengadilan Agama Tahuna 2015 – 2019. Renstra ini

    menguraikan tentang Tujuan yang disinkronisasikan dengan Indikator Tujuan, Sasaran

    dan Indikator Sasaran dengan Target yang dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima)

    Tahun dari Tahun 2015 – 2019.

    Rencana Strategis disusun sesuai dengan Hasil Rekomendasi dari Kementerian

    Pendayagunaan Aparatur Negara dalam pelaksanaan Hasil Evaluasi Laporan

    Akuntabilitas Kinerja Mahkamah Agung RI Tahun 2011 dan Jajaran Peradilan dibawahnya

    dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional diatur dalam Undang-Undang Nomor

    25 Tahun 2004 yang dikenal dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Kementerian/Lembaga (RPJM) yaitu dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun

    dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang yaitu dokumen perencanaan untuk periode

    20 (dua puluh) tahun serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan matriks

    pendanaannya disesuaikan denganalokasi anggaran yang diterima Pengadilan Agama

    Tahuna.

    Dengan tersusunnya Renstra ini, diharapkan adanya peningkatan transparansi dan

    akuntabilitas kinerja di Lingkungan Pengadilan Agama Tahuna dalam menjalankan tugas

    pokok dan fungsinya, serta tersediannya dokumen Rencana Strategis Mahkamah Agung

    Tahun 2015 – 2019 yang lebih akuntabel. Pengadilan Agama Tahuna adalah pelaksana

    kekuasaan kehakiman yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

    hukum dan keadilan yang berada di 3 (tiga) Wilayah yurisdiksi Pengadilan Agama yakni

    Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Kabupaten Kepulauan

    Talaud.

  • 3 | P a g e

    Renstra ini telah diupayakan penyusunannya secara optimal, namun kami menyadari

    apabila masih ada kekurangan, maka tidak tertutup kemungkinan adanya perbaikan-

    perbaikan disesuaikan dengan kebutuhan prioritas dan kebijakan pimpinan Pengadilan

    Agama Tahuna, Semoga Renstra ini benar-benar bermanfaat dalam mendukung visi

    Pengadilan Agama Tahuna yakni “Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna yang

    Agung”.

    Tahuna, 3 Februari 2020

    Ketua Pengadilan Agama Tahuna

    H. Amirudin Hinelo, S.Ag

    NIP. 196311251987031004

  • 4 | P a g e

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Kondisi Umum

    1.2. Potensi Permasalahan

    BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

    2.1. Visi dan Misi

    2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis

    BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

    3.1. Arah Kebijakan dan Strategis Mahkamah Agung

    3.2. Arah Kebijakan dan Strategis Pengadilan

    3.3. Kerangka Regulasi

    3.4. Kerangka Kelembagaan

    BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

    4.1. Target Kinerja

    4.2. Target Pendanaan

    BAB V PENUTUP

    Lampiran :

    Matrik Rencana

    Renstra 2020-2024

  • 5 | P a g e

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. KONDISI UMUM

    Peran Pengadilan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, hasil utama

    yang diharapkan dalam penyelenggaraan peradilan adalah pelayanan publik yang baik,

    sesuai yang diamanatkan di dalam Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan

    Publik. Kita sadari bahwa kondisi penyelenggaraan pelayanan publik masih belum sesuai

    dengan harapan masyarakat, sehingga Pengadilan Agama Tahuna wajib untuk: (a)

    mewujudkan system penyelenggaraan pelayanan publik yang layak; (b)

    menyelenggarakan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku; (c) Memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat.

    Penyelenggara Pelayanan Publik sebagian besar belum dapat memberikan kepuasan

    kepada masyarakat dalam memberikan pelayanan, walaupun sudah ada beberapa

    penyelenggara pelayanan publik yang berhasil memberikan kepuasan kepada

    masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik di Pengadilan Agama

    Tahuna, telah mendorong setiap bagian pelayanan untuk meningkatkan kualitas

    pelayanan publiknya sesuai peran yang diamanatkan dalam Undang-undang 25 tahun

    2009 yaitu dengan (1) merumuskan kebijakan nasional tentang pelayanan publik (2)

    melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggara pelayanan publik (3)

    Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik.

    1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

    A. POTENSI

    Potensi adalah kemampuan untuk dikembangkan, dalam hal ini potensi yang dimiliki oleh

    Pengadilan Agama Negara untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

    sebagaimana tertuang dalam penetapan IKU yang diuraikan dalam RENSTRA 5 tahun

    antara lain:

  • 6 | P a g e

    1. Bahwa Pengadilan Agama Tahuna telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU)

    yang sepenuhnya bisa dimanfaatkan dalam pembuatan perencanaan,

    penganggaran, Rencana Strategis, perjanjian kinerja, Rencana Kinerja Tahunan,

    Perjanjian Kinerja dan Pelaporan diunit kerja serta Evaluasi kinerja.

    2. Renstra yang telah dilengkapi dengan tujuan, sasaran serta kegiatan dan indikator

    kegiatan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, bisa menjadi ukuran pengusulan

    Anggaran/RKAKL baik untuk DIPA 01 maupun DPA 04 untuk menunjang kinerja dan

    pelaksanaan tupoksi pengadilan, walaupun tidak semua usulan dikabulkan.

    3. Sumber Daya Manusia yang Profesional telah mengikuti pelatihan, Diklat, seminar,

    baik Hakim, Kepaniteraan maupun Sekretariatan.

    B. PERMASALAHAN

    Dalam menganalisa permasalahan menggunakan metode Analisis SWOT, mengarahkan

    analisis strategi dengan cara memfokoskan pada kondisi yang ada saat ini yaitu berupa:

    kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

    (threats), yang merupakan hal kritis segera diatasi karena membuat kemunduran

    organisasi.

    Pengadilan Agama Tahuna senantiasa memantau dan meninjau informasi tentang isu

    Internal dan Eksternal agar relevan dengan tujuan dan arahan stratejik organisasi.

    Konteks internal dapat dipasilitasi denagan mempertimbangkan masalah yang terkait

    dengan nilai, pengetahuan budaya dan kinerja organisasi sedangkan konteks Eksternal

    dapat dipasilitasi dari isu yang timbul dengan mempertimbangkan hukum, tekhnologi,

    persaingan, pasar, budaya, masyarakat dan lingkungan ekonomi, baik lokal, regional,

    nasional dan internasional.

    Isu internal yang mempengaruhi sistem manajemen pada Pengadilan Agama Tahuna

    antara lain:

    1) Kekuatan

    - Adanya kelembagaan dan kewenangan yang jelas

    - Adanya Dasar hukum yang jelas (peraturan perundang-undangan yang berlaku)

    - Adanya Reformasi Tata Kelola Peradilan

    - Dukungan Sumber daya manusia (SDM)

    - Adanya standard Operasional Prosuder (SOP)

  • 7 | P a g e

    - Dukungan sistem berbasis Web/Deskstop

    - Kode etik dan pedoman perilaku Hakim, panitera, jurusita serta kode etik PNS

    - Adanya Job Description dan SK penunjukan

    - Adanya Renstra dan Program Tahunan

    - Kekompakan /kometmen manajemen

    - Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan publik seperti ruang laktasi, area

    bermain anak, free wifi.

    2) Kelemahan

    - Kurangnya jumlah SDM personil Hakim, bidang kepaniteraan dan bidang

    Kesekretariatan

    - Belum semua perkara dapat terselesaikan (tunggakan/sisa perkara)

    - Belum optimalnya pelaksanaan SOP

    - Terbatasnya dana perkara prodeo

    - Kurangnya kesadaran aparat/pejabat dalam batasan jabatan yang diberikan tugas

    - Kurangnya sarana dan prasarana dan kondisi gedung yang belum prototype

    - Terbatasnya dana sidang keliling

    - Kurang adanya pelatihan kepaniteraan dan kesekretariatan

    - Belum semua perkara diputus dan diminutasi tepat waktu

    - Kurangnya disiplin dalam melaksanakan tugas

    - Kurangnya tenaga fungsional

    - Lemah atau tidak adanya sanksi yang tegas

    Isu Eksternal yang mempengaruhi sistem manajemen pada Pengadilan Agama Tahuna

    antara lain:

    1) Peluang

    - Menjalin kerjasama (MOU) dengan instansi terkait, seperti Bank berkaitan dengan

    Pembayaran biaya panjer perkara

    - Kerjasama dengan kantor POS untuk melegalisir alat bukti persidangan, wesel,

    dan pengiriman surat

    - Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan yang

    dilaksanakan PTA Manado.

    - Aplikasi berbasis Web./Deskstop

  • 8 | P a g e

    - Tersedianya mesin EDC (Electronic Data Capture) Bank

    - Kerjasama dengan KPPN dan KPKNL

    - Kerjasama dengan KUA

    2) Ancaman

    - Luasnya wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tahuna

    - Koneksi internet yang tidak stabil

    - Sering terjadi pemadaman listrik

    - Meningkatnya jumlah penduduk miskin yang tidak mampu membayar biaya

    perkara

    - Adanya masyarakat yang masih melaksaksanakan nikah siri

    - Perkara cerai PNS, Polri dan TNI untuk memperoleh surat izin atasan lambat

    penerbitannya

    - Akses transportasi yang sulit terjangkau.

    Dalam menganilisa permasalahan menggunakan metode SWOT, mengarahkan analisis

    strategi dengan cara memfokoskan pada kondisi yang ada saat ini yaitu berupa: kekuatan

    (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats),

    yang merupakan hal kritis segera diatasi karena membuat kemunduran organisasi.

    Analisa ini berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan/kekurangan yang

    terdapat pada organisasi serta menekan dampak dari ancaman yang timbul dan harus

    dihadapi, antara lain permasalahan sebagai berikut:

    1. Belum dimanfaatkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) dalam dokumen

    perencanaan lainnya dan penganggaran

    2. Renstra belum sepenuhnya berorintasi pada hasil (outcame) dan belum sepenuhnya

    dilengkapi dengan indikator keberhasilan atas tujuan dan sasaran yang ditetapkan

    sehingga mengurangi kualitas pengukuran keberhasilan rencana strategis tersebut.

    3. IKU belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam dokumen perencanaan, penganggaran,

    perjanjian kinerja, dan pelaporan unit kerja. Kondisi tersebut menggangu

    keselarasan kinerja utama mulai dari rencara strategis, rencana kinerja tahunan,

    rencana kinerja dan anggaran, perjanjian kinerja, pelaporan kinerja sampai evaluasi

    kinerja internal.

    4. Prosedur penganggaran belum sepenuhnya mengutamakan atau mensyaratkan

    adanya kinerja terukur sebelum pengajuan kegiatan dan anggarannya. Kurang

  • 9 | P a g e

    menekankan atau menagih hasil atau outcame yang mungkin belum selesai,

    sehingga tidak mendorong unit kerja untuk menerapkan anggaran berbasis kinerja.

    5. Evaluasi yang dilakukan atas program baru sebatas pelaksanaan kegiatan dan

    penyerapan anggaran belum menyimpulkan keberhasilan sebuah program.

    Harapan pihak yang berkepentingan terhadap kinerja Pengadilan Agama Tahuna yaitu:

    1) Masyarakat pencari keadilan

    - Permohonan atau gugatan dapat segera (cepat) diputuskan

    - Biaya perkara terjangkau

    - Dikabulkan prodeo (DIPA) dan juga prodeo murni

    - Persidangan perkara tepat waktu dan transparan

    - Hasil produk pengadilan diterima tepat waktu

    - Meningkatnya penyelesaian perkara yang sederhaana, tepat waktu, transparan

    dan akuntabel

    - Meningkatnya penyelesaian perkara dalam jangka waktu sampai dengan 5 bulan

    - Meningkatnya transparansi upload putusan dan penetapan secara tepat waktu

    yang diunggah ke website

    2) Mahkamah Agung RI, Dirjen Badan Peradilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama

    Manado

    - Penyampaian laporan tepat waktu

    - Meningkatnya tindak lanjut hasil pengawasan

    - Meningkatnya laporan pengaduan melalui Whistleblowing System MA

    3) Pengadilan Agama seluruh Indonesia

    - Meningkatnya kerjasama dalam hal pemenuhan bantuan panggilan /BHT,

    delegasi/tabayyun secara tepat waktu.

    - Meningkatkan kerjasama dalam hal delegasi untuk pelaksanaan pemeriksaan

    setempat

    - Meningkatkan kerjasama dalam hal delegasi, pelaksanaan sita dan eksekusi

    4) Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan sesuai wilayah yurisdiksi

    - Diterimanya salinan putusan cerai gugat cerai talak dan penetapan untuk perkara

    permohonan/voluntair

  • 10 | P a g e

    5) Instansi pemerintah terkait dengan izin perceraian PNS/POLRI/TNI

    - Adanya surat pemberitahuan kepada instansi terkait tentang adanya pengajuan

    gugatan perceraian

    6) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Tahuna

    - Permohonan dan gugatan dapat segera didaftarkan dan segera (cepat) diputus

    dan pelaksanaan eksekusi hak tanggungan bisa dilayani secara tepat, cepat dan

    biaya ringan

    7) PT. Pos Indonesia

    - Meningkatnya jumlah surat, wesel dan leges yang masuk dan keluar

    8) Radio RRI

    - Meningkatnya jumlah penyampaian panggilan/pemberitahuan melalui media radio

    9) KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara)

    - Terbitnya kelengkapan Administrasi pengajuan pencairan, pelaporan dan

    pertanggungjawaban anggaran

    10) KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara Dan Lelang)

    - Tertibnya kelengkapan administrasi pencatatan dan pelaporan BNM dan

    terpenuhinya persyaratan lelang.

    11) DJPB (Direktorat Jendral Perbendaharaan)

    - Terealisasinya pelaksanaan revisi dan anggaran APBN

    12) Badan statistik

    - Tersedianya data informasi tentang data data terkait dengan perkara

    13) Kantor kelurahan /Desa

    - Terjalinnya hubungan baik dan terlaksananya panggilan/pemberitahuan sidang

    melalui aparat pemerintah

    - Jurusita memberitahukan informasi secara jelas

    - Adanya bantuan hukum melalui sidang keliling (ziitting plat)

    14) Pemerintah Daerah Bagian Hukum

    - Terlaksananya panggilan pihak yang tidak diketahui tempat tinggalnya dan

    pengumuman itsbat nikah

    - Adanya informasi secara jelas terkait dengan panggilan pemberitahuan melalui

    Pemda

  • 11 | P a g e

    15) Kantor Dinas Catatan Sipil

    - Memberikan penetapan Pengadilan Agama

    - Adanya kordinasi itsbat nikah terpadu

    16. Kepolisian

    - Terwujudnya koordinasi terkait dengan pelaksanaan penyitaan dan eksekusi

    putusan

    - Terlaksananya keamanan penyitaan dan eksekusi dan pengamanan persidangan

    saat diperlukan

  • 12 | P a g e

    BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGIS

    2.1. VISI DAN MISI

    Pengadilan Agama Tahuna adalah merupakan manifestasi dari Visi Mahkamah Agung RI

    serta merupakan perpanjangan dari Visi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama RI

    dan Pengadilan Tinggi Agama Manado yang akan menjadi pandangan dan penunjuk arah

    serta sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi guna mencapai sasaran

    atau target yang telah ditetapkan dalam 5 (lima) tahun ke depan sebagaimana tertuang

    dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035.

    Adapun Visi Pengadilan Agama Tahuna :

    “ Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna Yang Agung”.

    Visi dimaksud bermakna :

    Menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan

    guna menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan kehakiman yang merdeka dan

    penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil.

    Fokus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan adalah pelaksanaan fungsi

    kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu menyelesaikan suatu perkara guna menegakkan

    hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, dengan

    didasari keagungan, keluhuran dan kemuliaan institusi.

    Untuk mencapai Visi tersebut, ditetapkanlah Misi Pengadilan Agama Tahuna, yaitu :

    1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan;

    2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan;

    3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan.

    Penjelasan ketiga misi ini, dalam rangka memastikan “Terwujudnya Pengadilan Agama

    Tahuna Yang Agung” adalah sebagai berikut:

  • 13 | P a g e

    1. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Sistem Peradilan

    Proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel merupakan faktor penting

    untuk meningkatkan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan. Upaya

    untuk meningkatkan kepercayaan pencari keadilan akan dilakukan dengan

    mengefektifkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel melalui

    penyempurnaan sistem kamar, penataan ulang manajemen perkara, upaya

    pembatasan perkara dan transparansi kinerja melalui manajemen perkara berbasis

    Informasi Teknologi.

    2. Mewujudkan Pelayanan Prima Bagi Masyarakat Pencari Keadilan

    Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan

    hukum dan keadilan. Menyadari hal ini, orientasi perbaikan yang dilakukan

    Pengadilan Agama Tahuna dengan mempertimbangkan kepentingan pencari

    keadilan dalam memperoleh keadilan adalah suatu keniscayaan/keharusan bagi

    seluruh stakeholder pada Pengadilan Agama Tahuna untuk meningkatkan

    pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang adil.

    3. Meningkatkan Akses Masyarakat Terhadap Keadilan

    Keadaan dan letak geografis Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Tahuna, tingkat

    pendidikan yang rendah serta tingkat pendapatan masyarakat yang sangat kecil,

    merupakan kendala utama dan permasalahan yang tak terbantahkan, sehingga

    masyarakat sulit untuk mendapatkan pelayanan akses masyarkat guna

    mendapatkan hak keadilan baginya. Pengadilan Agama Tahuna sebagai pelaksana

    kawal depan Mahkamah Agung RI di daerah, melalui mekanisme bantuan hukum

    berupaya memfasilitasi masyarakat miskin tersebut dengan meningkatkan akses

    peradilan melalui pembebasan biaya perkara dan sidang keliling.

    Selain itu untuk membantu penguatan identitas hukum, Pengadilan Agama Tahuna

    berencana akan bekerja sama dengan Kementerian Agama Kepulauan Sangihe dan

    Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kepulauan Sangihe melalui pos pelayanan

    terpadu, berupaya untuk memberikan kemudahan penetapan identitas hukum,

    meskipun pada tahun 2019 belum dapat terealisasi sepenuhnya.

  • 14 | P a g e

    2.2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

    Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai

    dengan lima tahun. Penetapan tujuan disesuaikan dengan pernyataan visi dan misi

    Pengadilan Agama Tahuna. Tujuan yang hendak dicapai oleh Pengadilan Agama Tahuna

    adalah sebagai berikut :

    1. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan masyarakat pencari keadilan;

    2. Keterjangkauan pelayanan badan peradilan;

    3. Meningkatkan kepastian hukum;

    Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai

    atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2020 sampai dengan

    tahun 2024 Sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Agama Tahuna adalah

    sebagai berikut :

    (1) Terwujudnya proses Peradilan yang Pasti,Transparan dan Akuntabel ;

    (2) Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara ;

    (3) Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan ;

    (4) Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan ;

  • 15 | P a g e

    BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

    3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG

    Dalam arah kebijakan dan strategi , Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di

    bawahnya, telah menetapkan visi,yaitu :

    “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”

    Visi besar Mahkamah Agung tersebut, membutuhkan langkah-langkah konkret sebagai

    panduan umum yang berfungsi menterjemahkan pesan-pesan yang terkandung dalam visi

    yang membentuk kinerja terarah,terukur, dan dituangkan dalam rumusan misi Mahkamah

    Agung. Arah kebijakan Buku Cetak Biru untuk masa 2010 – 2035 telah menetapkan misi

    Mahkamah Agung sebagai berikut :

    1. Meningkatkan Kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan

    2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan

    3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan

    Pendekatan kerangka berpikir manajemen pengadilan yang unggul, menempatkan

    terdapat 7 (tujuh) area ”Peradilan Agung”, yaitu :

    1.Kepemimpinan dan Manajemen pengadilan.

    2.Kebijakan-kebijakan pengadilan.

    3.Sumber daya manusia, sarana prasarana dan keuangan.

    4.penyelenggaraan persidangan,

    5.Kebutuhan dan kepuasan pengguna pengadilan.

    6.Pelayanan pengadilan yang terjangkau.

    7.Kepercayaan dan keyakinan masyarakat pada pengadilan.

    Dan dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035 sebagai arah kebijakan dan strategi

    jangka panjang Mahkamah Agung, telah menetapkan arahan kebijakan dalam beberapa

    strategi perubahan pada : (1) Fungsi Peradilan (2) Manajemen perkara, (3) Manajemen

  • 16 | P a g e

    Sumber Daya Manusia, (4) Manajemen Sumber Daya Keuangan, (5) Manajemen Sarana

    dan Prasarana, (6) Manajemen Informasi Teknologi, (7) Transparansi Peradilan dan (8)

    Fungsi Pengawasan dalam rangka upaya yang diharapkan dapat menjadi arah

    operasional pencapaian visi dan misi Mahkamah Agung.

    3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA TAHUNA

    I. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya

    Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah

    Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang

    berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang

    dilaksanakan dalam program ini adalah :

    1. Terwujudnya proses Peradilan yang pasti, Transparan dan Akuntabel.

    Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran strategis Terwujudnya proses Peradilan yang

    pasti, Transparan dan Akuntabel melalui :

    a. Sisa perkara perdata dan pidana yang diselesaikan.

    b. Penyelesaian perkara pidana, perdata

    c. Penurunan sisa perkara perdata dan pidana

    d. perkara perdata dan pidana yang tidak mengajukan upaya hukum banding, kasasi

    dan Peninjauan kembali

    e. Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi

    f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan

    2. Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara Kegiatan pokok untuk

    mencapai sasaran strategis Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

    melalui :

    a. Isi Putusan yang diterima oleh para pihak Tepat waktu

    b. Persentase Perkara yang diselesaikan melalui mediasi

    c. Berkas perkara yang diajukan banding,Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat

    waktu

    d. Putusan perkara yang menarik masyarakat yang dapat diakses secara online dalam

    waktu 1 hari setelah diputusan

  • 17 | P a g e

    II. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama

    Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuk mencapai

    sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan

    aksebilitas masyarakat terhadap peradilan.

    Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Agama Tahuna dalam pelaksanaan

    Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah :

    1. Meningkatnya Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan.

    Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Akses Peradilan bagi

    Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan melalui :

    - perkara prodeo yang diseleaikan

    - perkara yang diselesaikan diluar gedung Pengadilan

    - Pencari keadilan Golongan Tertentu yang mendapat layanan bantuan Hukum

    (Posbakum)

    2. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan.

    Kegiatan pokok untuk mencapai sasaran strategis Meningkatnya Kepatuhan Terhadap

    Putusan Pengadilan melalui :

    - Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti (Eksekusi)

    3.3. KERANGKA REGULASI

    Kerangka regulasi adalah kerangka aturan agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat

    berjalan dengan baik, maka perlu didukung dengan regulasi yang memadai. Perubahan

    dan penyusunan regulasi turunan Undang-undang yang dikaitkan dengan Tupoksi badan

    peradilan.

    Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional secara tegas menyatakan bahwa kerangka regulasi menjadi

    bagian dari salah satu dokumen perencanaan pembangunan nasional. Pasal 4 ayat (2)

    menyatakan: “RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi dan Program Presiden

    yang penyusunannya berpedoman pada RPJM Nasional, yang memuat strategi

    pembangunan Nasional, kebijakan umum, program kementrian/ lembaga dan lintas

    Kementerian/Lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka ekonomi

    makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah

  • 18 | P a g e

    kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka

    pendanaan“.

    Seiring dengan diterbitkannya UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional tersebut diatas dan UU Nomor 12 tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, guna mendorong pencapaian prioritas

    pembangunan nasional hususnya terwujudnya kepastian hukum maka diperlukan adanya

    suatu regulasi peraturan perundang-undangan yang berkualitas. Mahkamah Agung

    sebagai salah satu Lembaga Tinggi Negara pada RPJM periode ke III tahun 2015-2019

    oleh pemerintah diberi amanat untuk melaksanakan program pemerintah guna

    terwujudnya pembangunan hukum nasional ditujukan untuk semakin mengembangkan

    kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek. Tahapan Sasaran

    Pembangunan Hukum Nasional Jangka Menengah RPJMN tahun 2015-2019 adalah

    Kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek kehidupan berkembang makin

    mantap serta profesionalisme aparatur negara di pusat dan daerah makin mampu

    mendukung pembangunan nasional.

    Dalam melaksanakan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam RPJM tahun

    2015-2019 yang diamanatkan kepada setiap kementrian/lembaga maka

    kementerian/lembaga dimaksud harus menetapkan kerangka regulasi yang dijadikan

    sebagai instrument guna pencapaian sasaran kelembagaan. Kerangka regulasi

    merupakan perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong

    dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggaran Negara dalam rangka mencapai

    tujuan bernegara. Kerangka regulasi ini diatur dalam pasal 1 angka 14 Permen

    PPN/Kepala Bappenas Nomor: 1 tahun 2014 107 tentang pedoman Penyusunan RPJMN

    2015-2019 dan Peraturan sesmen PPN/Bappenas tentang juklak Nomor:

    2/Juklak/Sesmen/03/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan tentang Pedoman

    Pengintegrasian Kerangka Regulasi dalam RPJMN.

    Perlunya dimasukkan kerangka regulasi dalam rencana stratejik tahun 2015-2019 adalah:

    a. Mengarahkan proses perencanaan pembentukan regulasi sesuai kebutuhan

    pembangunan;

    b. Meningkatkan kualitas regulasi dalam rangka mendukung pencapaian prioritas

    pembangunan;

  • 19 | P a g e

    c. Meningkatkan efisiensi pengalokasian anggaran untuk keperluan pembentukan

    regulasi.

    Pengadilan Agama Tahuna sebagai lembaga di bawah Mahkamah Agung RI, dalam

    menetapkan kerangka regulasi mengacu pada realisasi program pemerintah dalam RPJM

    tahun 2015-2019 yang dituangkan dalam arah kebijakan dan strategis Pengadilan Agama

    Tahuna :

    No Sasaran

    Strategis

    Arah Kebijakan

    2015-2019

    Arah Kerangka

    Regulasi

    Kebutuhan

    Regulasi

    Penanggung

    Jawab

    1 Terwujudnya

    proses

    peradilan

    yang pasti,

    transparan

    dan akuntabel

    - Peningkatan penyelesaikan perkara tepat waktu, transparan, akuntabel berbasis pola BINDALMIN dan SIPP

    - Peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan

    - Peningkatan kualitas SDM

    - Modernisasi manajemen perkara

    - Penerapan pedoman pelaksanaan tugas untuk penyelesaian perkara

    - Meningkatkan kualitas putusan hukum

    - Menjamin ketertiban proses peradilan dan administrasi perkara

    - Melaksanakan transparansi pelayanan peradilan yang modern

    - Pembuatan SK Ketua PA tentang perbaikan SOP

    - Pembuatan SK Ketua tentang Tim Diskusi Hukum

    - Pembuatan SK Ketua tentang Pengawasan Bidang

    - Pembuatan SK Ketua tentang Zona Integritas

    - Pembuatan SK Ketua tentang Tim IT

    Ketua

    2 Terwujudnya

    efektivitas

    pengelolaan

    penyelesaian

    perkara

    - Peningkatan isi putusan yang diterima para pihak tepat waktu

    - Peningkatan aksesibilitas masyarakat

    - Penerapan pedoman pelaksanaan tugas untuk pengelolaan penyelesaian perkara

    - Meningkatkan kualitas putusan

    - Pembuatan SK Ketua PA tentang perbaikan SOP

    - Pembuatan SK Ketua tentang

    Ketua

  • 20 | P a g e

    terhadap peradilan

    hukum - Melaksanakan

    transparansi pelayanan peradilan yang modern

    Pengawasan Bidang

    - Pembuatan SK Ketua tentang Tim IT

    3 Terwujudnya

    peningkatan

    dukungan

    manajemen

    dan

    pelaksanaan

    tugas teknis

    lainnya

    - Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

    - Peningkatan kualitas SDM

    - Menjamin ketertiban administrasi

    - Melaksanakan transparansi peradilan yang modern

    - Pembuatan SK Ketua tentang Tim IT

    Ketua

    4 Terwujudnya

    peningkatan

    sarana dan

    prasarana

    aparatur

    Negara

    - Peningkatan sarana dan prasarana pendukung kinerja aparatur peradilan

    - Melaksanakan pengadaan alat pengolah data dan komunikasi

    - Melaksanakan pengadaan teknologi informasi

    - Melaksanakan pengadaan dan fasilitas dan peralatan perkantoran (mebeulair)

    - Melaksanakan pengadaan alat pengolah data dan komunikasi pendukung SIPP.

    - SK Kuasa Pengguna Anggaran tentang Pengelolaan Keuangan

    - SK Kuasa Pengguna Anggaran tentang Pejabat Pengadaan

    Sekretaris

    3.4. KERANGKAN KELEMBAGAAN

    Kerangka kelembagaan (institutional frame work) merupakan perangkat

    Kementerian/Lembaga sesuai dengan struktur organisasi, ketatalaksanaan dan

    pengelolaan aparatur sipil yang digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan dan strategi.

    Mahkamah Agung RI sebagai lembaga tertinggi yang membawahi 4 peradilan (Peradilan

  • 21 | P a g e

    Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Militer), pada

    tahun 2005 struktur organisasi antara kepaniteraan dan kesekretariatan telah dipisah

    menjadi 2 yaitu kesekretariatan sebagaimana Peraturan Presiden No 13 tahun 2005

    tentang Kesekretariatan Mahkamah Agung RI dan kepaniteraan diatur berdasarkan

    Peraturan Presiden No 14 tahun 2005. Adapun peradilan yang dibawah naungannya

    antara kepaniteraan dan kesekretariatan masih menjadi satu. Khusus untuk peradilan

    agama (Pengadilan Agama) struktur organisasinya adalah Ketua Pengadilan Agama,,

    Wakil Ketua Pengadilan Agama, Hakim, Panitera/Sekretaris, dibantu oleh Wakil Panitera,

    dan Wakil Sekretaris, wakil panitera dibantu oleh Panitera Muda permohonan, Panitera

    Muda Hukum, dan panitera muda gugatan, Panitera Pengganti, jurusita, dan jurusita

    pengganti sedangkan Wakil Sekretaris dibantu oleh Kasub. Keuangan, Kasub Umum dan

    Kasub . Kepegawaian.

    Dengan adanya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi

    dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan, maka kepaniteraan dan

    kesekretariatan telah dipisah.

    Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015

    Pasal 1

    (1) Ketua Pengadilan sebagai pimpinan Pengadilan bertanggung jawab atas

    terselenggaranya administrasi perkara pada Pengadilan.

    (2) Ketua Pengadilan melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan

    peradilan di Peradilan Tingkat Banding dan Peradilan Tingkat Pertama yang dibantu Wakil

    Ketua Pengadilan.

    (3) Ketua Pengadilan menunjuk Hakim sebagai juru bicara pengadilan untuk

    memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengadilan.

    (4) Sebagai pelaksana administrasi perkara, Ketua Pengadilan menyerahkan kepada

    Panitera Pengadilan.

    Pasal 114

    (1) Kepaniteraan Pengadilan Agama kelas II adalah aparatur tata usaha Negara yang

    dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Ketua Pengadilan Agama kelas II.

  • 22 | P a g e

    (2) Kepaniteraan Pengadilan Agama kelas II dipimpin oleh Panitera.

    Pasal 115

    Kepaniteraan Pengadilan Agama kelas II mempunyai tugas melaksanakan pemberian

    dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta menyelesaikan surat-surat yang

    berkaitan dengan perkara.

    Pasal 117

    Kepaniteraan Pengadilan Agama, kelas II terdiri atas:

    a. Panitera Muda permohonan

    b. Panitera Muda Gugatan dan;

    c. Panitera Muda Hukum.

    Pasal 322

    (1) Kesekretariatan Pengadilan Agama kelas II adalah aparatur tata usaha Negara

    yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab

    kepada Ketua Pengadilan Agama kelas II.

    (2) Kesekretariatan Pengadilan Agama kelas II dipimpin oleh Sekretaris

    Pasal 323

    Kesekretariatan Pengadilan Agama kelas II mempunyai tugas melaksanakan pemberian

    dukungan di bidang administrasi organisasi, keuangan, sumber daya manusia, serta

    sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Agama.kelas II.

    Pasal 325

    Kesekretariatan Pengadilan Agama kelas II terdiri atas:

    a. Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan

    b. Subbagian Kepegawaian, organisasi dan tatalaksana; dan

    c. Subbagian Umum dan Keuangan.

    Dengan memperhatikan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan, dapat dipahami

    bahwa Pengadilan Agama Tahuna dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya baik

    yang terkait dengan bidang teknis dan administrasi yustisial maupun dalam bidang

    dukungan teknis dan administratif, telah mengacu pada kerangka kelembagaan

  • 23 | P a g e

    Mahkamah Agung RI yang dijadikan sebagai kerangka kinerja aparatur Pengadilan

    Agama Tahuna dalam mewujudkan visi dan misi serta sasaran dan tujuan strategis

    Pengadilan Agama Tahuna.

    Dari Pasal-pasal sebagaimana tersebut di atas, dapat dipahami bahwa dalam

    melaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang teknis dan administrasi yustisial dipimpin

    oleh seorang Panitera, sementara pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang dukungan

    teknis dan administratif dimpimpin oleh seorang Sekretaris.

    Kerangka kelembagaan yang ditetapkan Mahkamah Agung dan menjadi acuan Kerangka

    Kelembagaan Pengadilan Agama Tahuna sebagaimana tersebut di atas dipandang cukup

    efektif dan ideal dalam mewujudkan sasaran dan tujuan strategis serta arah pembangunan

    pemerintah yang tertuang dalam RPJMN III tahun 2015-2019 khususnya yang terkait

    dengan pembangunan hukum nasional yang ditujukan untuk semakin mengembangkan

    kesadaran dan penegakan hukum dalam berbagai aspek.

    Struktur organisasi Pengadilan Agama Tahuna disusun berdasarkan Peraturan

    Mahkamah Agung RI Nomor 7 Tahun 2015. Berdasarkan hal tersebut, maka struktur

    organisasi Pengadilan Agama Tahuna adalah sebagai berikut :

  • 24 | P a g e

  • 25 | P a g e

    BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

    Untuk mewujudkan visi Mahkamah Agung “Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang

    Agung” yang diturunkan ke dalam visi Pengadilan Agama Tahuna “Terwujudnya

    Pengadilan Agama Tahna Yang Agung”, Pengadilan Agama Tahuna berkomitmen untuk

    menjalankan tugas pokok dan fungsi peradilan agama dalam meningkatkan capaian

    kinerja sesuai dengan Renstra 2015-2019 ini yang selaras dengan tujuan Reformasi

    Birokrasi dan meningkatkan Pelayanan Publik dengan keterbukaan informasi dan

    kemudahan akses peradilan.

    Upaya ini terutama dilaksanakan dengan cara peningkatan kompetensi aparatur. Dalam

    mengakomodir informasi kinerja Pengadilan Agama Tahuna dengan kebutuhan

    pendanaan, maka pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengeluarkan kebijakan

    tentang mekanisme penyusunan informasi kinerja dalam Rencana Kerja dan Anggaran

    Kementerian/Lembaga (RKA-KL). Informasi kinerja dimulai dari penentuan program,

    kegiatan, output/sub output, dan komponen/sub komponen. Hasil perumusan ini secara

    umum dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    No Sasaran Strategis

    Uraian

    Indikator Kinerja Program Kegiatan Inditakor

    Kegiatan

    1.

    Terwujudnya

    proses

    peradilan yang

    pasti,

    transparan

    dan akuntabel

    a. Persentase sisa

    perkara yang

    diselesaikan

    Program

    Peningkatan

    Manajemen

    Peradilan

    Peningkatan

    Manajemen

    Peradilan

    Jumlah

    perkara yang

    diselesaikan

    tepat waktu b. Persentase

    perkara yang

    diselesaikan tepat

    waktu

    c. Persentase

    penurunan sisa

    perkara

    d. Persentase

    perkara yang tidak

    mengajukan

    upaya hukum:

    Banding, Kasasi,

    PK

    e. Indeks responden

    pencari keadilan

    yang puas

  • 26 | P a g e

    terhadap layanan

    peradilan

    2. Peningkatan

    efektivitas

    pengelolaan

    penyelesaian

    perkara

    a. Persentase isi

    putusan yang

    diterima oleh para

    pihak tepat waktu

    b. Persentase

    perkara yang

    diselesaikan

    melalui mediasi

    c. Persentase berkas

    perkara yang

    dimohonkan

    Banding, Kasasi

    dan PK yang

    diajukan secara

    lengkap an tepat

    waktu

    d. Persentase

    putusan yang

    menarik perhatian

    masyarakat

    (ekonomi Syariah)

    yang dapat

    diakses secara

    online dalam

    waktu 1 hari sejak

    diputus

    3.

    Meningkatnya

    akses

    peradilan bagi

    masyarakat

    miskin dan

    terpinggirkan

    a. Persentase

    perkara proseo

    yang diselesaikan

    Jumlah

    Perkara

    Prodeo yang

    diselesaikan

    b. Persentase

    perkara yang

    diselesaikan diluar

    gedung

    pengadilan

    Jumlah

    perkara yang

    diselesaikan

    melalui

    sidang diluar

    gedung

    pengadilan

    c. Persentase

    perkara

    permohonan

    (voluntair)

    identitas hukum

    d. Persentase

    pencari

    keadilangolongan

    tertentu yang

    mendapat layanan

    bantuan hukum

    (Posbakum)

    Jumlah

    layanan pos

    bantuan

    hukum

    (Posbakum)

  • 27 | P a g e

    4. Meningkatnya

    kepatuhan

    terhadap

    putusan

    pengadilan

    Persentase

    putusan perkara

    perdata yang

    ditindaklanjuti

    (dieksekusi)

    Jumlah

    perkara

    perdata yang

    ditindak

    lanjuti

    (eksekusi)

    5. Meningkatkan

    transparansi

    pengelolaan

    belanja

    layanan

    perkantoran

    (operasional)

    dan non

    operasional

    a. Persentase

    pelaksanaan

    pengelolaan

    belanja pegawai

    dan operasional

    perkantoran

    Program

    dukungan

    manajemen

    dan

    pelaksanaan

    tugas

    pelaksanaan

    tugas teknis

    lainnya

    Mahkamah

    Agung

    Pembinaan

    administrasi

    dan

    pengelolaan

    keuangan

    Badang

    Urusan

    Administrasi

    Jumlah

    layanan

    dukungan

    manajemen

    satker

    daerah

    b. Persentase

    pelaksanaan

    pengelolaan

    belanja non

    operasional

    6. Terwujudnya

    standar

    kebutuhan

    sarana dan

    prasarana

    perkantoran

    Persentase

    pelaksanaan

    pengelolaan

    belanja modal

    Program

    peningkatan

    sarana dan

    prasarana

    aparatur

    Mahkamah

    Agung

    Pengadaan

    sarana dan

    prasarana di

    lingkungan

    Mahkamah

    Agung

    Jumlah

    layanan

    internal

    pengadaan

    sarana dan

    prasarana

    4.1. TARGET KINERJA

    Pengadilan Agama Tahuna merupakan lingkungan peradilan agama, sebagai pelaksana

    kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna

    menegakan Hukum dan Keadilan. Pengadilan Agama Tahuna sebagai Pengadilan Tingkat

    Pertama, bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus perkara yang masuk

    di tingkat pertama. Mengacu pada visi, misi, tujuan, sasaran, arah kebijakan dan strategi

    yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka Pengadilan Agama Tahuna telah

    menetapkan 4 (empat) tujuan yaitu: Keempat tujuan tersebut terbagi menjadi beberapa

    sasaran, indikator dan target kinerja sebagai berikut:

  • 28 | P a g e

    Tabel Sasaran Strategis, IKU, Kebijakan, Program dan Kegiatan PA Tahuna

    No Sasaran Strategis Target

    KJM

    Target Kinerja Tahunan

    Uraian Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

    1.

    Terwujudnya

    proses

    peradilan yang

    pasti,

    transparan

    dan akuntabel

    a. Pesentase sisa

    perkara yang

    diselesaikan

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    b. Persentase

    perkara yang

    diselesaikan

    tepat waktu

    82% 85% 86% 87% 88% 89%

    c. Persentase

    penurunan

    sisa perkara

    5% 10% 30% 50% 70% 80%

    d. Persentase

    perkara yang

    tidak

    mengajukan

    upaya hukum:

    Banding,

    kasasi, PK

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    e. Indeks

    responden

    pencari

    keadilan yang

    puas terhadap

    layanan

    peradilan

    100% 100% 100% 100% 100% 100%

    2. Peningkatan

    efektivitas

    pengelolaan

    penyelesaian

    perkara

    a. Persentase isi

    putusan yang

    diterima oleh

    para pihak

    tepat waktu

    100% 100% 100% 100% 100%

    b. Persentase

    perkara yang

    diselesaikan

    melalui

    mediasi

    100% 100% 100% 100% 100%

    c. Persentase

    berkas

    perkara yang

    dimohonkan

    Banding,

    Kasasi dan PK

    yang diajukan

    secara

    100% 100% 100% 100% 100%

  • 29 | P a g e

    lengkap an

    tepat waktu

    d. Persentase

    putusan yang

    menarik

    perhatian

    masyarakat

    (ekonomi

    Syariah) yang

    dapat diakses

    secara online

    dalam waktu

    1 hari sejak

    diputus

    100% 100% 100% 100% 100%

    3.

    Meningkatnya

    akses

    peradilan bagi

    masyarakat

    miskin dan

    terpinggirkan

    a. Persentase

    perkara

    proseo yang

    diselesaikan

    100% 100% 100% 100% 100%

    b. Persentase

    perkara yang

    diselesaikan

    diluar gedung

    pengadilan

    100% 100% 100% 100% 100%

    c. Persentase

    perkara

    permohonan

    (voluntair)

    identitas

    hukum

    100% 100% 100% 100% 100%

    d. Persentase

    pencari

    keadilangolon

    gan tertentu

    yang

    mendapat

    layanan

    bantuan

    hukum

    (posbakum)

    100% 100% 100% 100% 100%

    4. Meningkatnya

    kepatuhan

    terhadap

    putusan

    pengadilan

    Persentase

    putusan

    perkara

    perdata yang

    ditindaklanjut

    i (dieksekusi)

    100% 100% 100% 100% 100%

    5. a. Perentase

    pelaksanaan 100% 100% 100% 100% 100%

  • 30 | P a g e

    Meningkatkan

    transparansi

    pengelolaan

    belanja

    layanan

    perkantoran

    (operasional)

    dan non

    operasional

    pengelolaan

    belanja

    pegawai dan

    operasional

    perkantoran

    b. Persentase

    pelaksanaan

    pengelolaan

    belanja non

    operasional

    100% 100% 100% 100% 100%

    6. Terwujudnya

    standar

    kebutuhan

    sarana dan

    prasarana

    perkantoran

    Persentase

    pelaksanaan

    pengelolaan

    belanja modal

    100% 100% 100% 100% 100%

    4.2. KERANGKA PENDANAAN

    Pengadilan Agama Tahuna sebagai lembaga yudikatif dibawah naungan Mahkamah

    Agung RI, di dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan akan terlaksana secara

    optimal apabila penyelenggara diikuti dengan pemberian dukungan berupa dana yang

    cukup sesuai program yang dibutuhkan sebagaimana ketentuan yang berlaku. Sebagai

    lembaga yang pendanaannya diatur oleh pusat/APBN, seluruh kegiatan terkait dengan

    pelaksanaan tugas dan fungsi dalam pengusulan anggaran terlebih dahulu telah dilakukan

    analis oleh Kasubag perencanaan dan kasubag keuangan sesuai kebutuhan setiap tahun.

    Dalam menganalisa pengelolaan keuangan dan kerangka pendanaan Pengadilan Agama

    Tahuna terlebih dahulu harus memahami jenis kegiatan yang diperlukan pembiayaan

    sesuai dengan program kegiatannya. Tim penyusun melibatkan bagian-bagian pelaksana

    untuk memberikan suatu masukkan sesuai dengan kegiatan yang dilakukan sebagaimana

    Indikator Kinerja yang ditetapkan. Analis ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

    kapasitas keperluan pendanaan selama 5 tahun kedepan. Selanjutnya diusulkan kepada

    Mahkamah Agung RI, dan turun berbentuk DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)

    Nomor SP DIPA-005.01.2.307246/2019 tanggal 05 Desember 2018 dan SP DIPA-

    005.04.2.309060/2019 tanggal 05 Desember 2018 yang bersumber dari dana APBN

    sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

    Negara, meliputi kegiatan:

  • 31 | P a g e

    1. Pembuatan Kerangka Regulasi.

    2. Pelaksanaan kegiatan/Implementasi

    3. Pengawasan/pembinaan

    4. Evaluasi Kegiatan

    Matrik kerangka pendanaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    No. Program Kegiatan Indikator

    Kegiatan

    Target Target Anggaran

    Jangka Menengah

    1 Program Peningkatan

    Manajemen Peradilan

    Peningkatan

    Manajemen

    Peradilan

    Jumlah perkara

    yang

    diselesaikan

    tepat waktu

    99 Perkara -

    Jumlah perkara

    prodeo yang

    diseleaikan

    10 Perkara Rp. 3.500.000,-

    Jumlah perkara

    yang

    diselesaikan

    melalui sidang

    diluar gedung

    pengadilan

    20 Perkara Rp. 50.000.000,-

    Jumlah layanan

    pos bantuan

    hukum

    (Posbakum)

    0 Layanan -

    Jumlah perkara

    perdata yang

    ditindak lanjuti

    (eksekusi)

    0 Perkara -

    2 Program dukungan

    manajemen dan

    pelaksanaan tugas

    teknis lainnya

    Mahkamah Agung

    Pembinaan

    administrasi dan

    pengelolaan

    keuangan Badan

    Urusan

    Administrasi

    Jumlah layanan

    dukungan

    manajemen

    satker daerah

    12 Layanan Rp. 50.800.000,-

    Jumlah layanan

    perkantoran

    12 Layanan Rp. 3.134.299.000,-

    3 Program peningkatan

    sarana dan prasarana

    aparatur Mahkamah

    Agung

    Pengadaan

    sarana dan

    prasarana di

    lingkungan

    Mahkamah Agung

    Jumlah layanan

    internal

    pengadaan

    sarana dan

    prasarana

    1 Layanan Rp. 26.000.000,-

  • 32 | P a g e

    BAB V PENUTUP

    Rancangan Rencana Strategis Pengadilan Agama Tahuna Tahun 2020 – 2024 pada

    tahun 2019 diarahkan untuk merespon berbagai tantangan dan peluang sesuai dengan

    tuntutan perubahan lingkungan strategis, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat

    eksternal. Renstra ini merupakan upaya untuk menggambarkan peta permasalahan, titik-

    titik lemah, peluang tantangan, program yang ditetapkan, dan strategis yang akan

    dijalankan selama kurun waktu 5 (lima) tahun, serta output yang ingin dihasilkan dan out

    come yang diharapkan.

    Reviu Rencana stretegis Pengadilan Agama Tahuna harus terus disempurnakan dari

    waktu kewaktu. Dengan demikian Renstra renstra ini bersifat terbuka dari kemungkinan

    perubahan. Melalui renstra ini diharapkan dapat membantu pelaksana pengelola kegiatan

    dalam melakukan pengukuran tingkat keberhasilan terhadap kegiatan yang dikelola.

    Dengan Reviu Renstra ini pula, diharapkan unit-unit kerja dilingkungan Pengadilan Agama

    Tahuna memiliki pedoman yang dapat dijadikan penuntun bagi pencapaian arah, tujuan

    dan sasaran program selama lima tahun kedepan yaitu 2020-2024, sehingga visi dan misi

    Pengadilan Agama Tahuna dapat terwujud dengan baik.

    REKOMENDASI

    1. Memastikan bahwa terjadinya RENSTRA Pengadilan Agama Tahuna dan unit kerja

    di lingkungannya yang lebih berkualitas, lebih terukur, menggambarkan kinerja (hasil

    kerja) jangka menengah yang terukur, layak untuk diperjanjikan dan dapat diketahui

    dan ditagih hasilnya saat dibutuhkan.

    2. Memastikan dimanfaatkannya IKU pada proses (dalam dokumen) perencanaan,

    peganggaran, pengukuran, pelaporan dan evaluasi internal.

    3. Diterapkannya anggaran berbasis kinerja, dengan cara memastikan dan meminta

    seluruh unit kerja mempertanggungjawabkan kinerja atau hasilnya terlebih dahulu

    (termasuk janji atau outcome yang belum terwujud) sebelum mengajukan anggaran.

    Memastikan seluruh unit kerja dapat mengaitkan kinerja utama (indikator dan target)

    dengan penganggarannya (mengaitkan IKU dengan anggarannya)

    4. Memastikan tersedianya Perjanjian Kinerja atau Kesepakatan Kinerja, yang

    menyajikan dan menjanjikan Kinerja atau hasil (bukan sekedar kerja) yang sangat

  • 33 | P a g e

    terukur, relevan dan dapat ditagih serta menggambarkan kekhasan, keunikan,

    keutamaan dan alasa keberadaa entitas, mulai dari Pimpinan, Eselon I, II, III, dan IV,

    sampai kepada tingkatan paling rendah, baik ditingkat Mahkamah Agung maupun di

    lingkungan Peradilan Tingkat Pertama.

    5. Memastikan setiap jenjang jabatan melakukan monitoring, mengukur, menagih dan

    menyimpulkan kinerja sebagaimana yang disepakati disetiap tingkatan (butir 4) dan

    mengaitkannya dengan penghargaan dan pengakuan (reward dan recognition) atas

    capaian kinerja yang pantas. Tunjangan kinerja harus diberikan atas capaian kinerja,

    terukur, bukan atas kehadiran.

    6. Terus melakukan pembinaan dan evaluasi akuntabilitas kinerja seluruh unit kerja

    (pusat dan daerah) dalam rangka menumbuhkan budaya kinerja dan mewujudkan

    unit-unit kerja yang berintegritas dan selalu berorientasi kepada hasil (outcome),

    kami juga merekomendasi agar Kepala Badan Pengawasan memastikan

    tersediannya evaluator yang terlatih (kompeten) baik dipusat maupun di pengadilan

    tingkat banding, untuk membantu meningkatkan kualitas hasil evaluasinya.

    7. Sebagai wujud penyelenggaraan pemerintah yang baik, direkomendasikan agar

    Mahkamah Agung lebih transparan dengan memastikan diunggahnya dokumen dan

    informasi yang berhak (seharusnya) diketahui oleh publik (Renstra, Perjanjian

    Kinerja, Indikator Kinerja Utama dan Pelaporan Kinerja) dalam laman (website resmi

    milik) Mahkamah Agung dan/atau milik unit kerja dan memastikan informasi yang

    disajikan bersifat terkini (update).

  • 34 | P a g e

    MATRIKS RANCANGAN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA TAHUNA TAHUN 2020-2024

    INSTANSI : PENGADILAN AGAMA TAHUNA

    VISI : Terwujudnya Pengadilan Agama Tahuna yang Agung

    MISI :

    1. Meningkatnya proses pengadilan yang pasti, transparan dan akuntabel

    2. Meningkatnya efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara

    3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

    4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan

    5. Meningkatkan efektivitas pembinaan dan pengawasan

    No Tujuan Target

    (%)

    Sasaran Target (%) Strategis

    Uraian Indikator

    Kinerja

    Uraian Indikator

    Kinerja

    2020 2021 2022 2023 2024 Program Kegiatan Indikator

    Kegiatan

    Target

    (%)

    Rp

    1 Terwujudnya

    kepercayaan

    masyarakat

    terhadap

    sistem

    peradilan

    melalui

    proses

    peradilan

    yang pasti,

    transparan

    dan

    akuntabel

    Persentase

    para pihak

    yang

    percaya

    terhadap

    sistem

    peradilan

    95 Terwujud

    nya

    proses

    peradilan

    yang

    pasti,

    transpara

    n dan

    akuntabel

    Persentase

    sisa perkara

    yang

    diselesaikan

    99 100 100 100 100 Program

    dukungan

    manajemen

    dan

    pelaksanaan

    tugas teknis

    lainnya

    a.

    Penyeles

    aian sisa

    perkara

    perdata

    Terseleng

    garanya

    administr

    asi dan

    pengelola

    an

    keuangan

    BUA

    95

    Persentase

    perkara yang

    diselesaikan

    tepat waktu

    95 95 100 100 100 b.

    Penyeles

    aian

    perkara

    perdata

    Persentase

    penurunan

    sisa perkara

    1 3 3 3 3 c.

    Penuruna

    n sisa

    perkara

  • 35 | P a g e

    perdata

    Persentase

    perkara yang

    tidak

    mengajukan

    upaya hukum

    :

    - Banding

    - Kasasi

    - PK

    95,5 95,5 95,5 95,5 95,5 d. Perkara perdata

    yang

    tidak

    mengajuk

    an

    banding,

    kasasi

    dan PK

    Indeks

    responden

    pencari

    keadilan yang

    puas

    terhadap

    layanan

    peradilan

    90 90 95 100 100 e. Indeks

    responde

    n pencari

    keadilan

    yang

    puas

    terhadap

    layanan

    peradilan

    2 Terwujudnya

    penyederhan

    aan proses

    penanganan

    perkara

    melalui

    pemanfaatan

    teknologi

    Persentase

    yang

    diselesaika

    n tepat

    waktu

    95 Peningkat

    an

    efektifitas

    pengelola

    an

    penyelesa

    ian

    perkara

    Persentase

    isi putusan

    yang diterima

    oleh para

    pihak tepat

    waktu

    25 25 25 30 30 a. Isi

    putusan

    yang

    diterima

    oleh para

    pihak

    tepat

    waktu

    Terseleng

    garanya

    administr

    asi dan

    pengelola

    an

    keuangan

    BUA

    95

    Persentase

    perkara yang

    diselesaikan

    melalui

    mediasi

    75 75 85 85 90 b. Perkara

    yang

    diselesaik

    an

    melalui

    mediasi

    85

  • 36 | P a g e

    Persentasi

    berkas

    perkara yang

    dimohonkan

    Banding,

    Kasasi dan

    PK yang

    diajukan

    secara

    lengkap dan

    tepat waktu

    5 5 5 5 5 c. Berkas

    perkara

    yang

    diajukan

    banding,

    kasasi

    dan PK

    secara

    lengkap

    dan tepat

    waktu

    5

    Persentase

    putusan yang

    menarik

    perhatian

    masyarakat

    (ekonomi

    syariah) yang

    dapat diakses

    secara online

    dalam waktu

    1 hari sejak

    diputus

    90 90 95 100 100 d.

    Putusan

    perkara

    yang

    menarik

    masyarak

    at yang

    dapat

    diakses

    secara

    online

    dalam

    waktu 1

    hari

    setelah

    diputusan

    95

    3 Terwujudnya

    pelayanan

    akses

    peradilan

    bagi

    masyarakat

    miskin dan

    Persentase

    perkara

    yang

    diselesaika

    n melalui

    pembebasa

    n

    25 Meningka

    tnya

    akses

    peradilan

    bagi

    masyarak

    at miskin

    Persentase

    perkara

    prodeo yang

    diselesaikan

    25 25 25 25 25 Peningkatan

    Manajemen

    Peradilan

    Agama

    a. Perkara

    prodeo

    yang

    diselesaik

    an

    Terseleng

    garanya

    administr

    asi dan

    pengelola

    an

    keuangan

    25

    Persentase

    perkara yang

    50 50 50 55 55 b. Perkara

    yang

    50

  • 37 | P a g e

    terpinggirkan biaya/prode

    o

    dan

    terpinggir

    kan

    diselesaikan

    di luar

    gedung

    pengadilan

    diselesaik

    an diluar

    gedung

    pengadila

    n

    BUA

    Persentase

    perkara

    permohonan

    (voluntair

    identitas

    hukum)

    25 30 50 50 50 c. Perkara

    permoho

    nan

    (voluntair

    identitas

    hukum)

    50

    Persentase

    Pencari

    Keadilan

    golongan

    tertentu yang

    mendapat

    layanan

    bantuan

    hukum

    (Posbakum)

    0 0 10 10 10 d. Pencari

    keadilan

    golongan

    tertentu

    yang

    mendapat

    layanan

    bantuan

    hukum

    (Posbaku

    m)

    10

    4 Terwujudnya

    Kepatuhan

    Terhadap

    putusan

    pengadilan

    Persentase

    putusan

    perkara

    perdata

    yang

    ditindaklanj

    uti

    5 Meningka

    tnya

    kepatuha

    n

    terhadap

    putusan

    pengadila

    n

    Persentase

    Putusan

    perkara

    perdata yang

    ditindaklanjut

    i (eksekusi)

    5 5 5 5 5 Peningkatan

    Manajemen

    Peradilan

    Agama

    Putusan

    perkara

    perdata

    yang

    ditindakla

    njuti

    (eksekusi

    Terseleng

    garanya

    administr

    asi dan

    pengelola

    an

    keuangan

    BUA

    5

    5 Terwujudnya

    layanan

    dukungan

    manajemen

    Persentase

    Penyerapan

    anggaran

    dan

    95 Meningka

    tnya

    layanan

    dukungan

    Persentase

    penyerapan

    anggaran

    DIPA PA

    95 95 100 100 100 Peningkatan

    Manajemen

    Peradilan

    Agama

    Persentas

    e

    penyerap

    an

    Terseleng

    garanya

    administr

    asi dan

    95

  • 38 | P a g e

    Capaian

    output

    belanja

    manajem

    en

    Tahuna anggaran

    DIPA PA

    Tahuna

    pengelola

    an

    keuangan

    BUA Persentase

    capaian

    output

    belanja DIPA

    PA Tahuna

    95 95 100 100 100 Persentas

    e capaian

    output

    belanja

    DIPA PA

    Tahuna

    95

    Tahuna, 03 Februari 2020

    Ketua Panitera Sekretaris

    H. Amirudin Hinelo, S.Ag Sakinah, S.Ag Moh. Natsir Stirman, S.H

    NIP. 196311251987031004 NIP. 197103271998032001 NIP. 197609212002121005