daftar isi kata pengantar ...pusatkrisis.kemkes.go.id/__pub/files15020files69819lakip ppkk...
TRANSCRIPT
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………. i
IKHTISAR EKSEKUTIF …………………………………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………….. 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................. 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN……………………………....................................................... 5
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI............................................................................. 5
D. SISTEMATIKA.................................................................................................... 7
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA...................................................... 8
A. PERENCANAAN KINERJA................................................................................... 8
B. PERJANJIAN KINERJA........................................................................................ 9
C. VISI DAN MISI................................................................................................... 10
D. TUJUAN DAN SASARAN.................................................................................... 10
E. KEBIJAKAN DAN PROGRAM.............................................................................. 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA................................................................................ 16
A. PENGUKURAN KINERJA................................................................................... 16
B. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2012............................................... 16
C. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2013................................................ 17
1. Pencapaian Target Rencana Kinerja Tahunan..................................... 17
2. Peningkatan Peran dan Fungsi PPK Regional dan Sub-Regional........ 22
3. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan............................................ 25
4. Keberhasilan........................................................................................ 29
5. Permasalahan...................................................................................... 29
6. Usulan Pemecahan Masalah................................................................ 30
D. SUMBER DAYA................................................................................................. 31
1. Sumber Daya Manusia......................................................................... 31
2. Sarana dan Prasarana........................................................................... 34
3. Sumber Daya Keuangan....................................................................... 38
BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 44
LAMPIRAN................................................................................................................. 45
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan pada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, kita
dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan Tahun 2013. Laporan ini berisi uraian pertanggungjawaban atas keberhasilan,
kegagalan, dan permasalahan yang dialami Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan dalam
mencapai tujuan dan sasaran strategisnya selama tahun 2013.
Kegiatan penanggulangan krisis kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
kegiatan yang tertuang dalam RKAKL PPKK tahun 2013. Pencapaian kinerja PPKK yang
termasuk dalam program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
dilakukan melalui Upaya Kesiapsiagaan; Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan; Kegiatan
Pengadaan Fasilitas dan Perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan; dan
Penyelenggaraan Tupoksi Lainnya.
Indikator yang ditetapkan yaitu jumlah kabupaten/kota yang mempunyai kemampuan
tanggap darurat dalam penanganan bencana dengan target sebanyak 300 kab./kota
(kumulatif 2010-2013) telah tercapai. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan ini dapat memberikan manfaat maupun informasi
mengenai evaluasi kinerja selama tahun 2013 bagi semua pihak yang berkepentingan.
Jakarta, Desember 2013
Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
dr. Sri Henni Setiawati, MHA
NIP 195605161984032003
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
IKHTISAR EKSEKUTIF
Tugas pokok Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) adalah melaksanakan penyusunan kebijakan
teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan dan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014, PPKK berada dalam program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya, dengan outcome meningkatnya penanggulangan krisis secara cepat.
Indikator yang ditetapkan berupa jumlah kabupaten/kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat
dalam penanganan bencana. Pencapaian target sampai tahun 2013 adalah sebanyak 300 kabupaten/kota,
yang merupakan jumlah kumulatif pencapaian target tahun 2010 (105 kab./kota), tahun 2011 (45
kab./kota), tahun 2012 (50 kab./kota), dan tahun 2013 (100 kab./kota).
Kegiatan penanggulangan krisis kesehatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja
anggaran yang tertuang dalam RKA-K/L PPKK tahun 2013, dengan alokasi sebesar
Rp.69.024.902.000,- (Enam puluh sembilan milyar dua puluh empat juta sembilan ratus dua
ribu rupiah) dan realisasi anggaran total sebesar 72,58% serta realisasi fisik sebesar 93,35%
yang terdiri dari rincian kegiatan:
1. Upaya Kesiapsiagaan dalam rangka Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
2. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
3. Pengadaan Fasilitas dan Perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
4. Penyelenggaraan Tupoksi Lain
Selain menyajikan informasi pencapaian indikator, laporan ini juga untuk menyajikan kinerja PPKK tahun
2013 yang mencerminkan pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam dokumen Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Penetapan Kinerja PPKK. Demikian
gambaran umum dan Laporan Akuntabilitas Kinerja PPKK tahun 2013, semoga dapat bermanfaat dalam
penentuan kebijakan selanjutnya.
Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
dr. Sri Henni Setiawati, MHA NIP 195605161984032003
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat penanggulangan Krisis Kesehatan adalah laporan
pertanggungjawaban secara tertulis Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan selama
setahun. Melalui LAK, dapat diketahui hasil pencapaian termasuk keberhasilan, hambatan,
dan masukan untuk perencanaan dan pelaksanaan di tahun berikutnya.
LAK merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang
dikembangkan untuk mewujudkan good governance dan result oriented government. SAKIP
merupakan sebuah sistem dengan pendekatan manajemen berbasis kinerja (performance-
base management) untuk penyediaan informasi kinerja guna pengelolaan kinerja. Dengan
demikian, untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil
guna, bersih, dan bertanggungjawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi
pemerintahan yang baik, perlu disusun laporan akuntabilitas di setiap akhir tahun.
Pasal 4 Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) menyatakan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). RPJMN
memuat memuat strategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program
kementerian/lembaga dan lintas-kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas-
kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa
kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 merupakan tahap
kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025
yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, yang berisi memantapkan
penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, dan
memperkuat daya saing perekonomian. RPJMN ini selanjutnya menjadi pedoman bagi
kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-
KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka
pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2
ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan
menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
Dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan nasional 2010-2014, ditetapkan lima agenda
utama pembangunan nasional tahun 2010-2014, yaitu:
Agenda I : Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
Agenda II : Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan
Agenda III : Penegakan Pilar Demokrasi
Agenda IV : Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi
Agenda V : Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan
Visi dan Misi pemerintah 2010-2014, perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke
dalam sejumlah program prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur
tingkat keberhasilannya.
Sebagian besar sumber daya dan kebijakan akan diprioritaskan untuk menjamin
implementasi dari 11 prioritas nasional, yaitu; (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2)
pendidikan; (3) kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6)
infrastruktur; (7) iklim investasi dan usaha; (8) energi; (9) lingkungan hidup dan bencana;
(10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan paskakonflik; dan (11) kebudayaan, kreativitas,
dan inovasi teknologi.
Berbagai tantangan di bidang kesehatan, diantaranya:
1. Status kesehatan ibu dan anak masih rendah
2. Status gizi masyarakat masih rendah
3. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit masih tinggi
4. Ketersediaan tenaga kesehatan masih terbatas
5. Ketersediaan obat dan pengawasan obat-makanan masih terbatas
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
6. Pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan perlindungan kesehatan masyarakat
masih terbatas
7. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum optimal
8. Manajemen pembangunan kesehatan belum efektif
9. Kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antarwilayah dan antartingkat sosial
ekonomi masih lebar
10. Akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas masih rendah
Penyelenggaraan pembangunan bidang kesehatan dititikberatkan bukan saja melalui
pendekatan kuratif, melainkan dengan pendekatan preventif. Pendekatan preventif ini
dilakukan melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan, di antaranya, dengan
perluasan penyediaan air bersih dan pengurangan wilayah kumuh yang secara keseluruhan
dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun
pada 2014, dan pencapaian keseluruhan sasaran Millenium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2015.
Tabel 1.1. Sasaran Utama Pembangunan Nasional RPJMN 2010-2014 Bidang Kesehatan
No. Target Status Awal
(2008) Target 2014
1 Meningkatnya umur harapan hidup 70,7 72,0
2 Menurunnya angka kematian ibu melahirkan per 100.000
kelahiraN hidup
228 118
3 Menurunnya angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 34 24
4 Menurunnya prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi
buruk) pada anak balita (persen)
18,4 <15,0
Untuk mencapainya, maka substansi inti dari program aksi bidang kesehatan, antara lain:
1. Program kesehatan masyarakat
2. Program KB
3. Sarana kesehatan
4. Obat
5. Asuransi Kesehatan Nasional
Selain itu dilakukan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui delapan
fokus prioritas, seperti berikut.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, dan balita;
2. Perbaikan status gizi masyarakat.
3. Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular, serta penyehatan
lingkungan;
4. Pengembangan sumberdaya manusia kesehatan;
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan
penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan;
6. Pengembangan sistem jaminan pembiayaan kesehatan;
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan, dengan
meningkatkan: (a) upaya perubahan perilaku dan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat; (b) pengembangan sarana dan prasarana serta peraturan dalam rangka
mendukung upaya kesehatan berbasis masyarakat; (c) mobilisasi masyarakat dalam
rangka pemberdayaan, advokasi, kemitraan dan peningkatan sumber daya pendukung;
(d) keterpaduan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dengan kegiatan yang
berdampak pada income generating; (e) evakuasi, perawatan dan pengobatan korban
pada daerah bencana; (f) kemitraan bidang kesehatan dengan organisasi masyarakat; (g)
kemandirian masyarakat dalam menanggulangi dampak kesehatan akibat bencana; dan
(h) pengembangan sistem peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah
dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat.
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
Sasaran strategis dokumen perencanaan RPJMN Tahun 2010-2014 dan perencanaan
strategis di Kementerian Kesehatan dimaksud selanjutnya dijadikan acuan dalam
penyusunan perencanaan tahunan melalui Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) PPKK Tahun
2013 dan Rencana Kerja (Renja) PPKK Kementerian Kesehatan Tahun 2013.
Tugas pokok Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) adalah melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Perencanaan kinerja PPKK tahun 2013 merupakan proses
penetapan kegiatan tahunan dan indikator berdasarkan program, kebijakan dan sasaran
program/kegiatan yang telah ditetapkan dan dilakukan dengan berpedoman kepada
dokumen perencanaan strategis pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 dan perencanaan strategis di Kementerian
Kesehatan melalui Renstra Kemenkes Tahun 2010-2014.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) PPKK disusun berdasarkan laporan hasil kegiatan yang
dilaksanakan oleh PPKK dan PPK Regional dan Sub-Regional, sesuai DIPA PPKK tahun 2013.
Laporan tahun anggaran 2013 ini diharapkan dapat menjadi cerminan bagi semua
komponen pelaksana kegiatan penanggulangan krisis kesehatan.
Perlu disadari bahwa laporan akuntabilitas ini belum dapat memberikan gambaran upaya
penanggulangan krisis kesehatan secara utuh, karena berbagai kendala penilaian terhadap
program dan kegiatan yang perlu disempurnakan di masa mendatang.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan tahun anggaran
2013 merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis yang harus
dipertanggungjawabkan oleh Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan yang memuat keberhasilan maupun kegagalan
pelaksanaan program/kegiatan/kebijakan tahun anggaran 2013, serta masukan untuk
perencanaan dan pelaksanaan di tahun 2014.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Tugas pokok PPKK berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 1144 tahun 2010 adalah
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan penanggulangan krisis
kesehatan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk mendukung pelaksanaan tugas tersebut, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
menyelenggarakan fungsi berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penanggulangan krisis
kesehatan;
2. Pelaksanaan tugas di bidang penanggulangan krisis kesehatan;
3. Pemantauan, evaluasi, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan tugas di bidang
penanggulangan krisis kesehatan;
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
KEPALA PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN
dr. Sri Henni Setiawati, MHA
KEPALA SUBBIDANG PEMANTAUAN
drs. Dodi Iriyanto
KEPALA SUBBIDANG TANGGAP DARURAT
dr. M. Imran Saleh Hamdani, MKM
KEPALA SUBBIDANG PENCEGAHAN & MITIGASI
Yuniyati, S.Sos., M.Si
KEPALA SUBBIDANG INFORMASI drg. A. Hadijah Pandita, M.Kes
KEPALA SUBBIDANG PEMULIHAN
dr. Ina Agustina Isturini, MKM
KEPALA SUBBIDANG KESIAPSIAGAAN
dr. Ira Cyndira Tresna
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KEPALA BIDANG PEMANTAUAN & INFORMASI
Lita R. Sianipar, SKM, M.Epid
KEPALA BIDANG TANGGAP DARURAT & PEMULIHAN
dr. Indro Murwoko
KEPALA BIDANG PENCEGAHAN, MITIGASI, & KESIAPSIAGAAN
drs. M. Royan, M.Kes
KEPALA BAGIAN TATA USAHA
drg. M. Nur Nasiruddin, M.Kes
KEPALA SUBBAGIAN PROGRAM & EVALUASI
dr. Rien Pramindari, MKM
KEPALA SUBBAGIAN KEUANGAN
Yana Irawati, SKM, MKM
KEPALA SUBBAGIAN KEPEGAWAIAN & UMUM
Ir. Mohammad Yunus, MT
4. Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan krisis kesehatan;
5. Koordinasi dan pelaksanaan tanggap darurat dan pemulihan dalam penanggulangan
krisis kesehatan;
6. Pelaksanaan Administrasi Pusat.
Adapun susunan organisasi PPKK terdiri dari:
1. Bagian Tata Usaha
2. Bidang Pencegahan, Mitigasi dan Kesiapsiagaan
3. Bidang Tanggap Darurat dan Pemulihan
4. Bidang Pemantauan dan Informasi.
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
D. SISTEMATIKA
Laporan Akuntabilitas Kinerja PPKK disusun dengan sistematika berikut.
1. Bab I (Pendahuluan)—menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud
dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan, serta sistimatika penulisan laporan.
2. Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja)—Bab ini menjelaskan tentang visi dan misi,
tujuan dan sasaran Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan serta cara pencapaian tujuan.
Pada awal bab ini disajikan gambaran singkat sasaran yang ingin dicapai Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan pada tahun 2013.
3. Bab III (Akuntabilitas Kinerja)—Bab ini menyajikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan
analisis akuntabilitas Kinerja, termasuk didalamnya menguraikan sistematika
keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta
langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.
4. Bab IV (Penutup).
5. Lampiran.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi penanggulangan krisis kesehatan, Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) ditetapkan sebagai salah satu unit kerja yang
berada di bawah Menteri Kesehatan. Adapun untuk penyelenggaraan penanggulangan
bencana tingkat nasional, Kementerian Kesehatan berada di bawah koordinasi Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Gambar 2.1. Alur penyelenggaraan penanggulangan bencana
Tugas dan kewenangan PPKK adalah merumuskan kebijakan, memberikan standar dan
arahan serta mengkoordinasikan penanganan krisis dan masalah kesehatan lain, baik dalam
tahap sebelum, saat maupun setelah terjadinya. Dalam pelaksanaannya dapat melibatkan
instansi terkait, baik pemerintah maupun non-pemerintah, LSM, lembaga internasional,
organisasi profesi maupun organisasi kemasyarakatan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
Presiden
Menko Kesra
BNPB Kementerian
Kesehatan
Kementerian/
Lembaga lain
BPBD PPK Regional
/Dinkes Provinsi /
Kab/Kota
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Perencanaan kinerja PPKK merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator
kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam sasaran
strategis. Dalam rencana kinerja PPKK, telah disusun draf Indikator Kinerja Utama dan target
masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (Kumulatif)
2010 2011 2012 2013 2014
Meningkatnya
penanggulangan krisis
kesehatan secara cepat
Jumlah kab/kota yang
mempunyai kemampuan
tanggap darurat dalam
penanganan bencana
105 150 200 300 300
B. PERJANJIAN KINERJA
Sasaran strategis dokumen perencanaan RPJMN Tahun 2010-2014 dan perencanaan
strategis di Kementerian Kesehatan dimaksud selanjutnya dijadikan acuan dalam
penyusunan perencanaan tahunan melalui Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) Tahun 2013
dan Rencana Kerja (Renja) Kementerian Kesehatan Tahun 2013.
Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan TA 2013
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (Kumulatif)
Meningkatnya penanggulangan
krisis kesehatan secara cepat
Jumlah kab./kota yang mempunyai
kemampuan tanggap darurat dalam
penanganan bencana
300 kab./kota
Pernyataan penetapan kinerja tersebut mengartikan pernyataan kesanggupan dari
pimpinan PPKK untuk mewujudkan suatu target kinerja, yaitu bahwa 300 kab./kota untuk
memiliki kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana. Untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut, PPKK menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran dan kebijakan
dalam penanggulangan krisis kesehatan.
C. VISI DAN MISI
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Visi dari Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan adalah Menurunnya Risiko Kesehatan
akibat Krisis Kesehatan. Untuk mencapai visi yang ditetapkan, Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan telah merumuskan misi sebagai berikut.
1. Mengembangkan pedoman dan kebijakan yang mendukung upaya penanggulangan
krisis kesehatan.
2. Meningkatkan keterpaduan melalui pengembangan jejaring penanggulangan krisis
kesehatan.
3. Meningkatkan kapasitas sumber daya kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan
yang bermutu dan merata.
4. Menyediakan akses informasi bagi terselenggaranya penanggulangan krisis kesehatan
yang cepat, tepat dan akurat.
5. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan krisis kesehatan.
D. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan adalah terselenggaranya upaya
penanggulangan krisis kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka
menurunkan risiko kesehatan pada setiap kejadian yang menimbulkan atau berdampak
pada krisis kesehatan. Untuk mencapai tujuan, misi, dan visi, maka ditetapkan sasaran
berikut.
1. Meningkatnya kemampuan sumber daya dalam kegiatan penanggulangan krisis
kesehatan di Kabupaten/Kota,melalui:
a. Adanya petugas terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten/Kota
rawan krisis kesehatan.
b. Adanya produk kebijakan/pedoman untuk penanggulangan krisis kesehatan.
c. Adanya advokasi kebijakan penanggulangan krisis kesehatan.
d. Adanya koordinasi penanggulangan krisis kesehatan.
e. Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam penanggulangan krisis
kesehatan di Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan.
f. Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di
Kabupaten/Kota rawan krisis kesehatan.
g. Adanya produk informasi penanggulangan krisis kesehatan.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
2. Meningkatnya peran dan fungsi PPKK Regional dan Sub-regional dalam penanggulangan
krisis kesehatan, melalui:
a. Adanya sarana, prasarana dan perbekalan kesehatan dalam penanggulangan krisis
kesehatan di PPKK Regional dan Sub-Regional.
b. Adanya tenaga pelatih dan tenaga terlatih untuk penanggulangan krisis kesehatan di
PPKK Regional dan Sub-Regional.
c. Adanya fasilitas sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan di PPKK Regional
dan Sub-Regional.
d. Optimalisasi jejaring penanggulangan krisis kesehatan yang terpadu antara PPKK
Regional dan Sub-Regional dengan anggota regional.
3. Meningkatnya peran dan fungsi PPKK dalam penanggulangan krisis kesehatan, melalui:
a. Tersedianya peraturan, kebijakan, pedoman dan standar yang mendukung
penanggulangan krisis kesehatan.
b. Optimalisasi jejaring kerjasama lintas-program dan lintas-sektor dalam
penanggulangan krisis kesehatan.
c. Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki kemampuan dalam bidang teknis
fungsional dan manajemen penanggulangan krisis kesehatan di daerah rawan krisis
kesehatan.
d. Tersedianya sarana dan prasarana di daerah rawan krisis kesehatan yang memadai
dalam penanggulangan krisis kesehatan.
e. Tersedianya sistem penganggaran yang dapat membantu memenuhi kebutuhan
penanggulangan krisis kesehatan.
f. Tersedianya informasi penanggulangan krisis kesehatan yang cepat, tepat dan
akurat.
g. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanggulangan.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
E. KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Penanggulangan krisis kesehatan diarahkan mengikuti kebijakan berikut.
1. Setiap korban akibat bencana mendapatkan pelayanan kesehatan sesegera mungkin
secara maksimal dan manusiawi;
2. Prioritas selama masa tanggap darurat adalah penanganan gawat darurat medik
terhadap korban luka dan identifikasi korban mati di sarana kesehatan;
3. Pelayanan kesehatan yang bersifat rutin di fasilitas-fasilitas kesehatan pada masa
tanggap darurat harus tetap terlaksana secara optimal;
4. Pelaksanaan penanganan krisis kesehatan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, dan dapat dibantu oleh masyarakat nasional dan
internasional, lembaga donor, maupun bantuan negara sahabat;
5. Bantuan kesehatan dari dalam maupun luar negeri mengikuti ketentuan yang berlaku
yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian atau lembaga terkait;
6. Penyediaan informasi yang berkaitan dengan penanggulangan kesehatan pada bencana
dilaksanakan oleh dinas kesehatan setempat selaku anggota BPBD;
7. Monitoring dan evaluasi berkala pelaksanaan penanggulangan krisis kesehatan
dilakukan dan diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
penanggulangan kesehatan.
Program dan kegiatan di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan merupakan program
dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya yang terbagi menjadi empat
kelompok besar kegiatan, antara lain:
1. Upaya Kesiapsiagaan dalam rangka Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
yang mencakup output:
a. Petugas Terlatih Penanggulangan Krisis Kesehatan
b. Kebijakan/Pedoman Penanggulangan Krisis Kesehatan
c. Produk Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
d. Advokasi Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan
e. Dokumen Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
2. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana yang mencakup output
Penanggulangan Bencana.
3. Pengadaan Fasilitas dan Perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana,
mencakup output berikut.
a. Peralatan Pengolah Data dan Komunikasi
b. Gedung Penanggulangan Krisis Kesehatan Sub-Regional Sumbar
c. Perlengkapan Penanggulangan Bencana
d. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
e. Output Cadangan
4. Penyelenggaraan Tupoksi Lain yang mencakup ouput:
a. Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, dan Keuangan
b. Laporan Pembinaan, Kinerja, Kepegawaian, dan Kegiatan
c. Layanan Perkantoran
Alokasi anggaran tahun 2013 untuk menunjang capaian indikator dalam kelompok pada
Tabel 2.3., antara lain:
5. Upaya Kesiapsiagaan dalam rangka Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
dengan alokasi sebesar Rp 27,368,264,000,-
6. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana dengan alokasi sebesar
Penanggulangan Bencana Rp 13,709,982,000,-
7. Pengadaan Fasilitas dan Perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
dengan alokasi sebesar Rp 19,222,070,000,-
8. Penyelenggaraan Tupoksi Lain dengan alokasi sebesar Rp 7,724,586,000,-
Terkait dengan pengukuran keberhasilan pencapaian sasaran, PPKK telah menetapkan
indikator kinerja kegiatan, yaitu, jumlah Kabupaten/Kota yang mempunyai kemampuan
tanggap darurat dalam penanganan bencana. Kabupaten/Kota dipandang mempunyai
kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana apabila:
1. Kabupaten/Kota memiliki petugas terlatih dalam manajemen dan teknis
penanggulangan krisis kesehatan (minimal pernah mengikuti 3 dari 5 pelatihan yang
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
ditetapkan di bawah ini). Upaya peningkatan manajemen dan teknis penanggulangan
krisis kesehatan yang dimaksud mencakup:
a. Petugas terlatih dalam Manajemen Bencana Bidang Kesehatan;
b. Petugas terlatih dalam TRC dan Rapid Health Assessment (RHA) di Daerah Rawan
Bencana;
c. Petugas Terlatih dalam Pengelolaan Data dan Informasi untuk Penanggulangan Krisis
Kesehatan;
d. Petugas Terlatih dalam Penggunaan Alat Komunikasi Bencana untuk Penanggulangan
Krisis Kesehatan;
e. Petugas Terlatih dalam Teknis Penyusunan Rencana Kontingensi.
2. Kabupaten/Kota memiliki sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan. Sarana
penunjang penanggulangan krisis kesehatan yang dimaksud, mencakup:
a. Emergency Kit (airway kit, diagnostic equipment, trauma kit, dan bag pack);
b. Personal Kit (backpack, sleeping bag, perlengkapan masak portable, sepatu boot,
ponco, raincoat, sarung tangan, kupluk, pisau lipat, global positioning system, lampu
kepala, senter dan matras);
c. Alat Pengolah Data meliputi laptop dan modem yang diharapkan dapat
mempercepat akses informasi dari Kab./Kota wilayah bencana.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Tabel 2.3. Program dan Alokasi Anggaran PPKK per Ouput Tahun 2013 yang Mendukung
Tercapainya Indikator Kinerja
No Kegiatan Utama Alokasi 2013
A Upaya Kesiapsiagaan dalam rangka Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
Rp 27.368. 264.000
1 Petugas Terlatih Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 11.232.701.000
2 Kebijakan/Pedoman Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 842.275.000
3 Produk Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 1.147.818.000
4 Advokasi Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 9.734.501.000
5 Dokumen Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 4.410.969.000
B Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana Rp 13.709.982.000
1 Penanggulangan Bencana Rp 13.709.982.000
C Pengadaan Fasilitas dan Perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
Rp 19.222.070.000
1 Peralatan Pengolah Data & Komunikasi Rp 1.239.837.000
2 Gedung Penanggulangan Krisis Kesehatan Sub-Regional Sumbar
Rp 1.411.899.000
3 Perlengkapan Penanggulangan Bencana Rp 12.385.992.000
4 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Rp 3.894.001.000
5 Output Cadangan Rp 290.341.000
D Penyelenggaraan Tupoksi Lain Rp 7.724.586.000
1 Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, dan Keuangan
Rp 157.685.000
2 Laporan Pembinaan, Kinerja, Kepegawaian, dan Kegiatan Rp 2.492.631.000
3 Layanan Perkantoran Rp 5.074.270.000
TOTAL Rp 68.024.902.000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Kepala
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) atas program dan kegiatan yang telah
diselenggarakan pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai bulan Desember. Pengukuran
kinerja dimaksudkan untuk membandingkan kinerja yang telah dicapai dengan target yang
telah ditetapkan pada tahun yang sama.
Dalam membandingkan capaian kinerja dengan target, dilakukan analisis per-indikator
dengan menyajikan kegiatan-kegiatan yang terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsi
PPKK dan indikatornya, serta kegiatan yang bersifat pendukung. Pencapaian kinerja di PPKK
tahun 2013 diukur dan dianalisis dari tiga sudut pandang, yaitu pencapaian target Renstra
PPKK (2010-2013), pencapaian sasaran strategis, dan upaya penanggulangan krisis
kesehatan yang dilakukan di keseluruhan siklus bencana sesuai dengan tupoksi PPKK dalam
Permenkes No. 1144 tahun 2010.
Berdasarkan Renstra Kementerian Kesehatan 2010-2014, PPKK menyelenggarakan kegiatan
penanggulangan krisis kesehatan yang termasuk dalam program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya. Output dari kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan
yaitu meningkatnya penanggulangan krisis secara cepat, yang akan dicapai dalam 5 tahun
(sampai dengan 2014) dengan indikator kinerja keluaran dan target adalah 300
Kabupaten/Kota yang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan
bencana.
B. EVALUASI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2012
Dalam Bab 2 disebutkan bahwa kabupaten/kota yang dipandang telah memiliki kemampuan
tanggap darurat dalam penanganan bencana adalah kabupaten/kota yang memiliki petugas
terlatih dalam manajemen dan teknis penanggulangan krisis kesehatan dan memiliki sarana
penunjang penanggulangan krisis kesehatan. Sementara itu, untuk mengukur keberhasilan
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
pencapaian sasaran, PPKK telah menetapkan indikator yaitu jumlah Kabupaten/Kota yang
mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan bencana.
Tabel 3.1. Capaian Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan s.d. Tahun 2012
Jumlah target dalam Tabel 3.1. merupakan jumlah kumulatif sejak tahun 2010, yaitu
sebanyak 105 kabupaten/kota pada tahun 2010, 45 kabupaten/kota tahun 2011, dan 100
kab./kota tahun 2012. Sampai tahun 2012, Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan telah
membekali tenaga kesehatan dari 200 kabupaten/kota rawan bencana dengan minimal 3
dari 5 pelatihan yang ditetapkan dan telah membekali pula dengan 2 unit emergency kit, 5
unit personal kit, dan 1 unit alat pengolah data.
C. ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2013
Analisis pencapaian kinerja dikelompokkan menjadi 6, yaitu:
1. Pencapaian Target Rencana Kinerja Tahunan
2. Peningkatan Peran dan Fungsi PPK Regional dan Sub-Regional
3. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan
4. Prestasi
5. Permasalahan
6. Usulan Pemecahan Masalah
1. Pencapaian Target Rencana Kinerja Tahunan
Sampai akhir tahun 2013, semua usulan kegiatan penanggulangan krisis kesehatan telah
selesai diselenggarakan. Target yang harus dicapai sampai dengan akhir tahun 2013 adalah
sebanyak 300 Kabupaten/Kota.
Indikator Kinerja Target
(Kumulatif)
Capaian
(Kumulatif) %
Jumlah Kabupaten/Kota yang
mempunyai kemampuan tanggap darurat
dalam penanganan bencana
200 200 100
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Tabel 3.2. Capaian Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan s.d. Tahun 2013
Jumlah target dalam Tabel 3.2. merupakan jumlah kumulatif sejak tahun 2010, yaitu
sebanyak 105 kabupaten/kota pada tahun 2010, 45 kabupaten/kota tahun 2011, 50
kabupaten/kota tahun 2012, dan sebanyak 100 kabupaten/kota tahun 2013.
Pada tahun 2010, kabupaten/kota rawan bencana yang terpilih merupakan bagian dari
program 100 hari Kementerian Kesehatan yang ditujukan untuk mendukung program utama
penguatan rumah sakit di daerah. Pemilihan kabupaten/kota rawan bencana selanjutnya
didasarkan pada hasil analisis kejadian bencana, data Index Rawan Bencana Indonesia (IRBI),
Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), dan Daerah Terluar Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Target Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran indikator PPKK dapat dilihat dalam Lampiran
4.
Gambar 3.1. Jumlah kumulatif kabupaten/kota capaian target indikator PPKK tahun 2010-
2013
105
45
50
100
0
50
100
150
200
250
300
350
Kab./Kota
2013
2012
2011
2010
Indikator Kinerja Target
(Kumulatif)
Capaian
(Kumulatif) %
Jumlah Kab./Kota yang mempunyai
kemampuan tanggap darurat dalam
penanganan bencana
300 300 100
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Paradigma penanggulangan bencana yang saat ini lebih menitikberatkan pada kegiatan pra-
bencana (y.i., pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan) menyebabkan diperlukannya
sumber daya manusia yang terampil dalam penyelenggaraan kegiatan pendukungnya. Salah
satu kegiatan kesiapsiagaan adalah meningkatkan kapasitas sumber daya agar tersedia
tenaga kesehatan yang siap dan mampu melaksanakan penanggulangan krisis kesehatan
khususnya pada masa tanggap darurat bencana.
Dalam Subjudul B tentang Evaluasi Pencapaian Kinerja Tahun 2012 di atas dijelaskan bahwa
Kabupaten/Kota dipandang mempunyai kemampuan tanggap darurat dalam penanganan
bencana apabila Kabupaten/Kota memiliki petugas terlatih dalam manajemen dan teknis
penanggulangan krisis kesehatan (minimal pernah mengikuti 3 dari 5 pelatihan yang
ditetapkan di bawah ini) dan memiliki sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan.
Sarana penunjang penanggulangan krisis kesehatan yang dimaksud, seperti yang dijelaskan
dalam poin B di atas. Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya yang mendukung
pencapaian indikator kinerja di PPKK pada tahun 2013, antara lain:
a. Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Manajemen Bencana Bidang Kesehatan
Manajemen penanggulangan bencana adalah pengelolaan penggunaan sumber daya
yang ada untuk menghadapi ancaman bencana dengan melakukan perencanaan,
penyiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di setiap tahap penanggulangan
bencana yaitu pra-, saat-, dan pasca-bencana. Peserta kegiatan Peningkatan kapasitas
petugas dalam manajemen bencana kesehatan adalah tenaga kesehatan yang menjadi
penanggung jawab program penanggulangan krisis kesehatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Tenaga kesehatan yang telah dilatih diharapkan dapat mengelola
upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat Bencana di wilayah kerjanya masing-
masing.
b. Peningkatan Kapasitas Petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Dan Rapid Health Assessment
(RHA) di Daerah Rawan Bencana
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga
kesehatan dalam melakukan penilaian cepat dan pelayanan kesehatan pada saat terjadi
bencana. Materi yang disampaikan yaitu, manajemen penanggulangan krisis kesehatan
akibat bencana, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan saat bencana, pelayanan
kesehatan lingkungan dan sanitasi serta pengendalian vektor saat bencana, pertolongan
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
pertama pada psikologi, penanggulangan wabah, penanggulangan krisis kesehatan
akibat kimia, biologi, radiologi, nuklir, dan ledakan, pos pengendali dan operasional
kesehatan, pengantar penilaian cepat kesehatan dan teknik penilaian cepat, standar
minimum dan sarana pendukung pelayanan kesehatan saat bencana, teknik penilaian
cepat (studi kasus), korban massal (table top exercise), bantuan hidup dasar (praktek
dan teori) serta simulasi. Peserta kegiatan ini berasal dari dinas kesehatan
kabupaten/kota, rumah sakit, dan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Pada tahun 2013,
tenaga kesehatan yang telah dilatih berjumlah 192 orang dengan realisasi anggaran
sebesar 82,1%.
c. Peningkatan Kapasitas Petugas Dalam Pengelolaan Data Dan Informasi
Penanggulangan Krisis Kesehatan
Upaya penanggulangan krisis kesehatan (PKK) perlu dilakukan secara cepat dan tepat
untuk mencapai hasil yang optimal. Untuk mewujudkannya, diperlukan dukungan
informasi yang cepat, tepat, dan akurat mulai dari lokasi bencana, kabupaten/kota,
provinsi sampai ke tingkat pusat. Upaya mendapatkan informasi yang adekuat dan tepat
di saat bencana menjadi tantangan tersendiri karena kondisi bencana menyebabkan
kekacauan, berkurangnya sumber daya, dan kesulitan dalam berkomunikasi. Dengan
demikian, salah satu upaya untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan
memberikan pengetahuan dan menyamakan persepsi tenaga kesehatan di dinas
kesehatan provinsi dan kab./kota tentang sistem informasi PKK sebagaimana yang
ditetapkan dalam Kepmenkes No. 064 tahun 2006. Tujuan dari kegiatan ini adalah
menghasilkan tenaga kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah yang mampu
melaksanakan pengelolaan data dan informasi penanggulangan krisis kesehatan. Materi
yang disampaikan dalam kegiatan ini meliputi Kebijakan Penanggulangan Krisis
kesehatan, Sistem Informasi Kesehatan, Sistem Informasi Penanggulangan Bencana,
Manajemen Data, Surveilans Bencana, Pemetaaan, Sistem Informasi Penanggulangan
Krisis akibat Bencana, Teknologi Internet, dan SMS Gateway.
d. Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Penggunaan Alat Komunikasi Untuk
Penanggulangan Krisis Kesehatan
Radio Komunikasi dan SMS Gateway merupakan salah satu media penting sebagai alat
pengirim informasi maupun sebagai alat bertukar informasi. Perangkat radio komunikasi
yang relatif mudah dirakit dan mampu menjangkau skip zone (y.i., area yang tidak dapat
menerima suatu pancaran akibat gelombang pantul), menjadi alasan mengapa mengapa
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Radio Komunikasi merupakan alat yang sangat tepat untuk berkomunikasi dalam kondisi
darurat maupun untuk kegiatan pemantauan sehari-hari. SMS gateway, di sisi lain,
merupakan media yang sangat efisien dan efektif untuk mempercepat penyebarluasan
informasi. Mengingat Indonesia merupakan wilayah rawan bencana yang sering
mengalami skip zone, tenaga kesehatan di kab./kota rawan bencana perlu dibekali
dengan pengetahuan dan keterampilan mengenai operasionalisasi dan pemeliharaan
perangkat tersebut. Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini antara lain; Dasar-
Dasar Telekomunikasi; Peraturan dan Perundang-undangan tentang Sistem Alat
Komunikasi; Teknik Alat komunikasi; Teknis Pemeliharaan dan Perbaikan Alat
Komunikasi; Pelaporan dengan SMS Gateway.
e. Penyusunan Bahan Rencana Kontinjensi Bidang Kesehatan Untuk Penanggulangan
Krisis Kesehatan
Perencanaan Kontinjensi didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan ke depan,
dalam keadaan yang tidak menentu, dengan skenario dan tujuan yang telah disepakati,
tindakan teknis dan manajerial yang ditetapkan, dan sistem tanggapan serta pengerahan
potensi yang disetujui bersama untuk mencegah atau menanggulangi secara lebih baik
dalam situasi darurat atau kritis. Penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana
meliputi kegiatan yang dilakukan dalam situasi tidak terjadi bencana dan kegiatan yang
dilakukan pada situasi terdapat potensi bencana. Rencana kontinjensi merupakan
rencana penanggulangan bencana untuk satu jenis ancaman (single hazard). Apabila
bencana benar-benar terjadi, rencana kontinjensi diaktifkan menjadi rencana operasi
tanggap darurat atau rencana operasi (operational plan) setelah terlebih dahulu
disesuaikan melalui suatu kaji cepat (rapid assessment). Perencanaan Kontinjensi sangat
diperlukan dalam upaya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya krisis
kesehatan akibat bencana atau kedaruratan lainnya. Upaya peningkatan kesiapsiagaan
melalui perencanaan kontinjensi ini dapat mengurangi ketidakpastian berdasarkan
pengembangan skenario dan asumsi proyeksi kebutuhan untuk operasi tanggap darurat.
Lima pelatihan di atas menjadi standar minimal yang harus dipenuhi oleh setiap
kabupaten/kota rawan bencana yang menjadi target indikator. Upaya peningkatan kapasitas
sumber daya manusia tersebut pada dasarnya dilakukan agar setiap kabupaten/kota
memiliki:
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
a. Tim Reaksi Cepat adalah tim yang mampu bergerak segera dalam waktu 0-24 jam untuk
menangani korban massal (Mass Casualties Management) pada kejadian bencana,
mampu melakukan bantuan life-saving, dan memiliki pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan penilaian cepat kesehatan (initial assessment).
b. Tim RHA adalah tim aju segera setelah terjadinya bencana yang mampu melakukan
penilaian cepat kesehatan dan menganalisa kebutuhan akibat bencana.
c. Tim Bantuan Kesehatan terdiri dari tim medis dan pendukung yang memiliki motivasi
tinggi sehingga mampu memberikan treatment secara menyeluruh seperti melakukan
triase, perawatan emergency, maupun perawatan pasien lanjutan (prolong treatment),
surveilans lingkungan, dan mampu melakukan komunikasi radio.
d. Tenaga manajemen bencana bidang kesehatan dengan kompetensi seperti surveilans,
manajeman obat dan perbekalan, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, kesehatan anak,
kesehatan gizi, penyakit menular, kesehatan lingkungan, dan promosi kesehatan.
Apabila standar minimal berupa pelatihan dan pembekalan sarana prasarana penunjang di
atas terpenuhi, kabupaten/kota rawan bencana diarahkan menjadi kabupaten/kota siaga
bencana yang memiliki sumber daya kesehatan yang diperlukan untuk melakukan upaya
penanggulangan bencana, khususnya selama masa tanggap darurat bencana di wilayahnya,
dan juga untuk membantu wilayah lain sesuai kemampuannya.
2. Peningkatan Peran dan Fungsi PPK Regional dan Sub-Regional
Pada tahun 2006 Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK) membentuk Regional Pusat
Bantuan Penanganan Krisis Kesehatan akibat Bencana melalui Kepmenkes No. 783 Tahun
2006 yang bertujuan untuk mendekatkan dan mempercepat dukungan bantuan kesehatan
secara terkoordinasi ke wilayah yang terkena krisis kesehatan akibat bencana dengan Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi sebagai Ketua Regional. Pembagian wilayah regional disusun
dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya kesehatan dan kemudahan akses
untuk menjangkau wilayah pelayanan.
Hampir setiap Pusat Penanggulangan Krisis Regional/Sub-Regional telah dilengkapi dengan
Gedung Kantor, Gedung Transit, dan Peralatan Kantor serta Peralatan Penanggulangan
Bencana. Namun, saat ini perannya masih belum optimal karena beberapa faktor, antara
lain, faktor kelembagaan, ketenagaan, dan faktor dukungan kesiapan perbekalan
penanggulangan krisis kesehatan yang belum maksimal.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Gambar 3.2. Pusat Penanggulangan Krisis Regional dan Subregional
Pusat Penanggulangan Krisis Regional/Sub-Regional (PPK Regional/Sub-Regional) yang ada
saat ini membantu PPKK dalam mempercepat respons dan mendekatkan bantuan
kesehatan bagi korban di wilayah bencana yang pengelolaannya dipegang oleh dinas
kesehatan provinsi yang menjadi pusat regional. Setiap PPK Regional/Sub-Regional
mempunyai wilayah kerja antar-daerah dan antar-provinsi yang menjadi anggotanya. Dalam
pelaksanaannya, dinas kesehatan provinsi didukung oleh sekretariat PPK Regional/Sub-
Regional yang diusulkan menjadi unit pelaksana teknis yang berada di bawah PPKK
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan. Kegiatan yang berkaitan dengan PPK
Regional/Sub-Regional selama tahun 2013, antara lain:
a. Pembangunan Gedung Kantor dan Gudang
Pada tahun 2007 berdasarkan Kepmenkes No. 1228 tahun 2007 dibentuk 2 PPK Sub-
Regional, yaitu PPK Sub-Regional Sumatera Barat dan Papua. Pembangunan gedung kantor
dan gudang untuk Sub-Regional Sumatera Barat sudah selesai pada tahun 2012. Pengecoran
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
halaman dan pembangunan pagar untuk bangunan tersebut telah selesai dilaksanakan pada
tahun 2013. Di tahun yang sama, PPKK juga merencanakan pembangunan gedung kantor
dan gudang PPK Sub-Regional Papua. Namun, kendala berupa perkiraan biaya berdasarkan
hasil konstruksi konsultan perencana yang melebihi anggaran yang dialokasikan
menyebabkan pembangunan gedung kantor dan gudang menjadi tertunda dan tidak bisa
diselesaikan dalam tahun 2013.
b. Peningkatan Peran dan Fungsi PPK Regional dan Sub-Regional
Peningkatan Peran dan Fungsi PPK Regional dan Sub-Regional dibagi menjadi tiga kegiatan
besar, yaitu:
1) Rapat Koordinasi PPK Regional/Sub-Regional dengan Anggota. Kegiatan ini diadakan
untuk menyelaraskan upaya penanggulangan krisis kesehatan yang terkoordinasi
Antara ketua dan anggota PPK Regional/Sub-Regional. Kegiatan ini diselenggarakan
secara berkala di wilayah kerja PPK Regional/Sub-Regional.
2) Bantuan Pendampingan Penyusunan Rencana Kontinjensi. Kesiapsiagaan menghadapi
krisis kesehatan di wilayah/daerah yang dituangkan dalam dokumen rencana
kontinjensi bidang kesehatan bagi kab./kota rawan bencana di wilayah kerja PPK
Regional/Sub-Regional.
3) Kegiatan Bantuan Monitoring dan Evaluasi. Pembinaan provinsi/kabupaten/kota di
wilayah kerja masing-masing, melalui penguatan upaya kesiapsiagaan, tanggap darurat,
maupun pemulihan darurat. Pemantapan koordinasi dengan lintas-program dan lintas-
sektor terkait, maupun monitoring situasi krisis kesehatan.
Dana peningkatan peran dan fungsi ini diberikan kepada 9 Pusat Penanggulangan Krisis
Regional (y.i., PPK Regional Sumatera Utara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi Selatan, dan PPK Regional Sulawesi Utara)
dan 2 PPK Sub-Regional (y.i., Sumatera Barat dan Papua) dengan tujuan agar PPK
Regional/Sub-Regional dapat berperan maksimal untuk mendekatkan dan mempercepat
bantuan kesehatan di wilayah bencana. Besar alokasinya disesuaikan dengan kebutuhan
untuk pengelolaan gedung kantor, gedung transit, peralatan kantor, peralatan
penanggulangan bencana, dan untuk pelaksanaan kegiatan penanggulangan krisis
kesehatan di regional masing-masing.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
3. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan
Pada dasarnya, alokasi anggaran di PPKK dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu, alokasi
kegiatan yang direncanakan dan alokasi kegiatan yang bersifat insidentil berkaitan dengan
kejadian bencana. Akibatnya, penilaian kinerja untuk PPKK tidak dapat dilihat melalui
tampilan realisasi anggaran saja. Dengan kata lain, apabila frekuensi bencana yang terjadi
dalam satu tahun tidak terlalu banyak dengan skala yang juga kecil, maka realisasi anggaran
dalam satu tahun untuk kegiatan yang sudah direncanakan menjadi besar, sementara
realisasi anggaran dalam tahun yang sama untuk kegiatan insidentil menjadi kecil, begitu
pula sebaliknya. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan harus bersifat akumulasi dari
kegiatan yang ada.
Di sisi lain, apabila dipandang berdasarkan siklus bencana, semua kegiatan dalam siklus
tersebut selama tahun 2013 yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam Permenkes
No. 1144 tahun 2010 telah diselenggarakan oleh PPKK. Kegiatan tersebut dibagi ke dalam 3
fase, yaitu:
a. Fase prabencana. Kegiatan selama fase prabencana terbagi menjadi:
1) Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang penanggulangan krisis
kesehatan, berupa:
- Penyusunan Pedoman Manajemen SDM dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan
- Revisi Pedoman Penanggulangan Krisis Kesehatan di Daerah Konflik
- Penyusunan Dokumen Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan 2015-2025
- Riset Manajemen Kebencanaan WHOCC
2) Pemantauan, pelaporan dan penyajian informasi pelaksanaan tugas di bidang
penanggulangan krisis kesehatan, seperti :
- Pemantauan harian;
- Pemantauan pada situasi khusus terjadinya kedaruratan yang dapat menyebabkan
krisis kesehatan (arus mudik lebaran, natal dan tahun baru) bekerjasama dengan
Radio Antar Penduduk Indonesia;
- Penyusunan buku tinjauan bencana tahun 2012;
- Penyusunan Buku Saku Penanggulangan Krisis Kesehatan;
- Penyusunan Buku Sewindu PPKK;
- Media Informasi Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2013
- Profil Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
3) Koordinasi dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan krisis kesehatan, seperti :
- Penyelenggaraan geladi penanggulangan krisis kesehatan di kabupaten kota;
- Review dan Sosialisasi SOP Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
- Monitoring dan evaluasi program pemantauan dan informasi di PPK regional dan
subregional;
- Mobilisasi fasilitas kesehatan RS lapangan untuk mendukung kegiatan Sail Komodo;
- Perencanaan rumah sakit dalam penanggulangan krisis kesehatan;
- Pertemuan lintas-program dan lintas-sektor dalam penanggulangan krisis
kesehatan;
- Rapat koordinasi teknis PPK regional dan subregional;
- Workshop untuk Revisi Modul Pelatihan Internasional tentang Manajemen
Bencana dan Pengurangan Risiko dalam Sektor Kesehatan;
- Gelar Rumah Sakit Lapangan di Lapangan Monumen Nasional dalam rangka
Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-49;
- Penyelenggaraan Gladi Penanggulangan Krisis Kesehatan di Labuan Bajo dalam
rangka persiapan tenaga kesehatan menghadapi Sail Komodo
4) Pelaksanaan administrasi pusat.
b. Fase Tanggap Darurat. Kegiatan selama fase tanggap darurat terbagi menjadi:
1) Koordinasi dan Pelaksanaan Tanggap Darurat dan Pemulihan dalam Penanggulangan
Krisis Kesehatan.
Pemantauan bencana dilakukan selama 24 jam dalam 1 tahun (365 hari) dengan
jumlah shift 2x sehari pada waktu di luar jam kerja dan saat hari libur nasional.
Kejadian bencana dilaporkan dan diperbaharui setiap hari sampai masa tanggap
darurat dinyatakan berakhir. Menurut data Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan,
selama Januari s.d. Desember 2013 terjadi kasus krisis kesehatan sebanyak 421 kali
dan mengakibatkan korban meninggal sebanyak 673 orang, luka berat (rawat inap)
2.854 orang, luka ringan (rawat jalan) 128.873 orang, hilang 204 orang, dan pengungsi
sebanyak 355.489 orang. Data jumlah dan jenis kejadian bencana berdasarkan hasil
pemantauan dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Gambar 3.3. Frekuensi Kejadian Bencana di PPK Regional/Sub-Regional selama Tahun 2013
2) Pelaksanaan Administrasi Pusat
Dukungan tenaga, logistik maupun dana operasional diberikan untuk membantu
mengatasi krisis kesehatan baik di dalam maupun di luar negeri. Bantuan operasional
dapat berupa handling cost, bahan habis pakai bantuan operasional PPK Regional dan
PPK Sub-Regional, klaim perawatan pasien korban bencana, dan biaya operasional
pada saat siaga darurat, tanggap darurat, dan pemulihan. Pada tahun 2013 bantuan
operasional yang diberikan kepada daerah yang mengalami kejadian krisis kesehatan
adalah sebesar Rp 1.274.634.500,- atau sekitar 53,4% dari total permintaan bantuan
yang diajukan. Jumlah tersebut untuk memenuhi kebutuhan 27 kejadian krisis
kesehatan di 15 provinsi, di antaranya, letusan Gunung Sinabung di Sumatera utara,
konflik sosial di Nusa Tenggara Barat, kejadian banjir di Sumatera Selatan, dan lainnya
(lihat Lampiran 9). Selama tahun 2013, usulan permintaan bantuan operasional paling
sering diajukan oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Sumatera Utara, sedangkan
frekuensi kejadian krisis kesehatan paling banyak dialami oleh Provinsi DKI Jakarta.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Sumut Sumbar Sumsel DKIJakarta
Jateng Jatim Bali Kalsel Sulut Sulsel Papua
58
7 12
99
53 56
37
28
12
50
9
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
110
52
28
44 41
23
61 56
84
47 48
79
0
20
40
60
80
100
120
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Gambar 3.4. Jumlah korban meninggal akibat bencana per-bulan selama tahun 2013
Gambar 3.5. Jumlah Pengungsi akibat Bencana per-Bulan selama Tahun 2013
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
90000
100000 91939
10391 7418
53153
75548
480
31190
1118
17434
23920 23095 19803
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
c. Fase Pascabencana. Masa pascabencana diisi dengan kegiatan evaluasi penanggulangan
krisis kesehatan yang dilakukan dalam pertemuan lintas-program dan lintas-sektor.
Pertemuan lintas-program dan lintas-sektor dalam penanggulangan krisis kesehatan.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan menyelenggarakan Pertemuan Lintas-Program
dan Lintas-Sektor di Bapelkes Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Dalam pertemuan ini
selain membahas tentang koordinasi lintas-program dan lintas-sektor juga membahas
evaluasi upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana selama tahun 2013,
seperti Penanggulangan Bencana Kabut Asap di Provinsi Riau, Penanggulangan Bencana
Banjir Bandang akibat Jebolnya DAM Way Ela di Provinsi Maluku, dan Penanggulangan
Krisis Kesehatan akibat Letusan Gunung Rokatenda di Provinsi NTT. Dalam pertemuan
tersebut peserta diharapkan dapat mengambil pelajaran (lesson learnt) bagi upaya
penanggulangan krisis kesehatan yang lebih baik di masa yang akan datang.
4. Keberhasilan
Berikut beberapa poin yang menunjukkan keberhasilan PPKK dalam tahun 2013.
a. PPKK telah memenuhi semua sasaran strategis yang ditetapkan, yaitu meningkatnya
kemampuan sumber daya dalam kegiatan PKK di Kabupaten/Kota; meningkatnya peran
dan fungsi PPK Regional dan Sub-Regional dalam PKK; dan meningkatnya peran dan
fungsi PPKK dalam penanggulangan krisis kesehatan, antara lain:
1) Mengembangkan sistem pendampingan PPK Regional/SubR-Regional untuk
memfasilitasi tugas dan fungsi antar-bidang dalam PPKK terkait regionalisasi.
2) mengoptimalkan fungsi WHO-CC melalui peningkatan kapasitas berbahasa Inggris,
pelatihan Internasional, dan partisipasi dalam kegiatan OKI dan APEC.
3) mengoptimalkan kerjasama lintas-sektor melalui simulasi kecelakaan transportasi laut
dalam rangka persiapan Sail Komodo 2013.
4) Berpartisipasi dalam kegiatan pembinaan wilayah dalam rangka persiapa Jaminan
Kesehatan Nasional di Provinsi Kepulauan Riau.
b. Setiap tahapan kinerja yang dilakukan adalah untuk mencapai outcome dari semua
kegiatan penanggulangan krisis kesehatan, yaitu, tertanggulanginya krisis kesehatan
secara tepat dan cepat.
5. Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi selama tahun 2013 dan memerlukan tindak lanjut segera,
antara lain:
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
a. Belum optimalnya upaya monitoring dan evaluasi kegiatan sehingga tampak berlangsung
seperti rutinitas biasa.
b. Belum ada dasar pengalokasian anggaran untuk operasional bencana yang idealnya
mengikuti kejadian bencana, tetapi tidak dapat diprediksi.
c. Belum adanya regulasi yang mengatur tata cara pemanfaatan dan pertanggungjawaban
penggunaan sumber daya untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat (terutama
pertanggungjawaban keuangan) pada saat tanggap darurat yang dilakukan secara khusus
sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi kedaruratan.
d. Belum adanya regulasi untuk pemanfaatan gedung transit di PPK Regional sehingga
pemanfaatan gedung transit belum optimal.
e. Masih terkendalanya proses pelembagaan PPK Regional/Sub-Regional. Saat ini, PPK
Regional/Sub-Regional masih berada dalam pengelolaan Dinas Kesehatan daerah
setempat.
6. Usulan Pemecahan Masalah
Terkait permasalahan yang teridentifikasi, usulan pemecahan masalah yang diajukan adalah
perlu dilakukannya koordinasi untuk, antara lain:
a. Mengoptimalkan upaya monitoring dan evaluasi dengan cara menyusun instrumen
standar yang disesuaikan dengan kegiatan yang telah dilaksanakan.
b. Melakukan kajian keberhasilan kegiatan yang instrumennya bisa diintegrasikan dengan
instrument monitoring dan evaluasi sehingga akan didapat gambaran keberhasilan dan
kendala yang ada.
c. Mendorong terbentuknya regulasi yang mengatur tata cara pemanfaatan dan
pertanggungjawaban penggunaan sumber daya untuk penanggulangan krisis kesehatan
(terutama untuk pertanggungjawaban keuangan) pada saat tanggap darurat yang
dilakukan secara khusus sesuai dengan kebutuhan, situasi, dan kondisi kedaruratan.
d. Mendorong terbentuknya regulasi yang mengatur tata cara pemanfaatan dan
pertanggungjawaban gedung transit PPK Regional.
e. Melanjutkan proses pelembagaan PPK Regional/Sub-Regional.
Selain usulan pemecahan masalah di atas, PPKK juga telah menetapkan matriks FROM-TO
yang akan dijadikan sebagai acuan untuk salah satu upaya pemecahan masalah yang ada di
lingkungan PPKK (lihat Tabel 3.3).
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Tabel 3.3. Matriks From-To Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2013
From “IP Tersesat” To “Kespro Terbekati”
Individual Kerja sama tim
PAsif Proaktif
Terkotak-kotak Tersistem
Sesaat Berkesinambungan
Statis Kreatif
D. SUMBER DAYA
Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan sumber daya yang cukup
serta arah kebijakan strategis pembangunan kesehatan yang tepat. Dukungan sumber daya
terutama sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta pembiayaan sangat
dibutuhkan.
1. Sumber Daya Manusia
Pada tahun 2013, terjadi pergerakan kepegawaian di dalam Pusat Penanggulangan Krisis
kesehatan (PPKK), yaitu sebanyak 5 orang menjalani masa pensiun, 1 orang mengambil
Masa Persiapan Pensiun (MPP), dan 1 orang mengalami mutasi keluar PPKK. Dengan
demikian, jumlah pegawai yang masih aktif bekerja di PPKK sebanyak 51 orang. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 51 orang merupakan PNS aktif dan 9 orang adalah tenaga honorer.
PPKK dipimpin oleh 1 orang Kepala, 4 orang Pejabat Eselon III, 9 orang Pejabat Eselon IV,
dan 37 orang staf yang terdistribusi di 1 (satu) Bagian dan 3 (tiga) Bidang. Rincian
penyebaran pegawai di PPKK, antara lain, sebanyak 22 pegawai di Bagian Tata Usaha
(termasuk Kepala Pusat); sebanyak 8 pegawai di Bidang Pencegahan, Mitigasi dan
Kesiapsiagaan; 10 pegawai di Bidang Tanggap Darurat & Pemulihan; dan sebanyak 11
pegawai di Bidang Pemantauan dan Informasi.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Gambar 3.6. Distribusi pegawai PPKK berdasarkan Bidang/Bagian
Kepangkatan pegawai di PPKK antara lain, sebanyak 5 orang masuk dalam Golongan II, 40
orang Golongan III, dan sebanyak 5 orang Golongan IV. Selama tahun 2013 tidak terjadi
penerimaan pegawai baru di Kemenkes. Ini berarti terjadi kekosongan pegawai sehingga
beban kerja yang ditinggalkan oleh staf yang pensiun menambah beban kerja pegawai yang
masih aktif.
Gambar 3.7. Perbandingan Pegawai PPKK berdasarkan Golongan Kepangkatan
Bagian Tata Usaha 43% (22 orang)
Bidang Tanggap Darurat &
Pemulihan, 20% (10 orang)
Bidang Pencegahan, Mitigasi, &
Kesiapsiagaan 16% (8 orang)
Bidang Pemantauan &Informasi
21% (11 orang)
Distribusi Pegawai PPK per Bidang/Bagian Tahun 2013
Golongan II 5 org (10%)
Golongan III, 40 org (80%)
Golongan IV, 5 org (10%)
Distribusi Pegawai PPKK Tahun 2013 berdasarkan Golongan Kepangkatan
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Gambar 3.8. Perbandingan Pegawai PPKK Tahun 2013 berdasarkan Jenjang Pendidikan
Terakhir
Pegawai PPKK memiliki latar belakang pendidikan yang beragam dengan rincian sebanyak 6
orang memiliki latar belakang pendidikan SMA, 6 orang dengan pendidikan Diploma, 23
orang dengan pendidikan Sarjana, dan sebanyak 16 orang dengan latar belakang pendidikan
Pascasarjana.
Gambar 3.9. Perbandingan Jumlah Pegawai PPKK berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
Tahun 2013
SMA 6 (12%) Akademi/D3 6
(12%)
Sarjana 24 (47%)
Pascasarjana 15 (29%)
Distribusi Pegawai PPKK Tahun 2013 berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir
Kesehatan, 26 org (51%)
Nonkesehatan25 org (49%)
Jenis Kompetensi Tahun 2013
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Jenis latar belakang pendidikan pegawai di PPKK sangat beragam karena kebutuhan dalam
penanggulangan bencana memerlukan berbagai disiplin ilmu dan keahlian. Umumnya, jenis
pendidikan di PPKK terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu, kelompok kesehatan dan
kelopok nonkesehatan. Jumlah pegawai berlatang belakang kesehatan (dokter umum,
kesehatan masyarakat, psikolog, dan apoteker) hampir sebanding dengan jumlah pegawai
yang memiliki latar belakang pendidikan nonkesehatan (y.i., manajemen, hukum, sastra,
akuntansi, sekretaris, teknik informatika, teknik elektro, pemerintahan, dan komunikasi).
Perbandingan antara jumlah pegawai pria dan jumlah pegawai wanita tidak jauh berbeda,
yaitu, pegawai pria sebanyak 26 orang dan pegawai wanita sebanyak 25 orang. Semua
pegawai dibekali dengan kemampuan penanggulangan bencana di lapangan tanpa
membedakan gender.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi pegawai PPKK, pada tahun 2013 PPKK telah
mengirim karyawannya untuk mengikuti pelatihan dan seminar internasional, di antaranya:
a. Technical Assistance in WHO SEARO Disaster Preparedness Benchmark Assessment for
Timor Leste di Timor Leste, Timor Leste.
b. Global Ptlatform, Disaster Risk Reduction, Geneva, Switzerland.
c. East Asia Summit Rapid Disaster Response Workshop, Darwin, Australia.
d. Regional MISP Coordination Training, Thailand.
e. Communicable Diseases in Humanitarian Emergencies Training Course WHO-UNSW.
School of Public Health & Community Medicine, UNSW, Sydney, Australia.
f. The 4th National Phemap Course Coordinator & Workshop, Thailand.
g. The 14th Annual Meeting of the Inter Agency Working Group (IAWG), Kuala Lumpur,
Malaysia.
2. Sarana dan Prasarana
Berdasarkan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN)
tahun 2013, jumlah aset PPKK sebesar Rp 531.251.763.278,- (Lima ratus tiga puluh satu
milyar dua ratus lima puluh satu juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu dua ratus tujuh puluh
delapan rupiah) yang tersebar di kantor pusat PPKK, 9 (sembilan) Pusat Penanggulangan
Krisis Regional dan 2 (dua) Pusat Penanggulangan Krisis Sub-Regional. Aset PPKK tersebut,
mencakup:
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
a. Aset Persediaan
Aset persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies)
pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan
operasional dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan
penanggulangan bencana. Aset Persediaan yang dimiliki PPKK pada tahun 2013 sebesar Rp
9.937.448.957,- (data per-31 Desember 2013). Jumlah tersebut lebih kecil dari nilai
persediaan aset yang dimiliki oleh PPKK pada tahun 2012 yaitu sebesar 11.017.991.217,-
(data per-31 Desember 2012). Semua jenis aset persediaan pada tanggal pelaporan berada
dalam kondisi baik.
b. Aset Tetap
Aset Tetap yang dimiliki PPKK pada tahun 2013 sebesar Rp 497.060.171.845,- (data per-31
Desember 2013). Jumlah tersebut lebih besar daripada nilai aset tetap yang dimiliki oleh
PPKK pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp 497.060.171.845,- (data per-31 Desember 2012).
Tabel 3.4. Mutasi Aset Persediaan Tahun 2013
Uraian Jumlah
Saldo per-31 Desember 2012 Rp 11.017.991.217,-
Mutasi Kurang:
Persediaan untuk tujuan strategis Rp 3.080.542.260,-
Saldo per-31 Desember 2013 Rp 9.937.448.957,-
Tabel 3.5. Perbandingan Besaran Aset Tetap di di Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Tahun 2013
No. Uraian 2012 2013
1 Tanah Rp 0, - Rp 1,-
2 Peralatan dan Mesin Rp 447.587.840.775,- Rp 453.803.115.250,-
3 Gedung dan Bangunan Rp 49.113.709.400,- Rp 49.113.709.400,-
4 Jalan Irigasi dan Jaringan Rp 326.106.000,- Rp 326.106.000,-
5 Aset Tetap Lainnya Rp 32.515.670,- Rp 32.515.670,-
6 KDP Rp 0, - Rp 1.463.788.000,-
7 Aset Tetap Dalam Renovasi Rp 0, - Rp 26.550.000,-
8 Aset Tetap yang Tidak Digunakan Rp 15. 990.000.000,- Rp 15. 990.000.000,-
Jumlah Rp 513.050.171.845,- Rp 520.775.784.321,-
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Berdasarkan Tabel 3.5., berikut penjelasan Aset Tetap yang ada di Pusat Penanggulangan
Krisis Kesehatan dan PPK Regional/Sub-Regional tahun 2013.
1) Tanah—PPKK tidak memiliki aset tetap berupa tanah.
2) Peralatan dan Mesin—Aset Peralatan dan Mesin yang dimiliki PPKK pada tahun 2013
sebesar Rp 453.803.115.251,- (data per-31 Desember 2012). Jumlah tersebut lebih besar
daripada nilai aset peralatan dan mesin yang dimiliki PPKK pada tahun 2012 sebesar Rp
447.587.840.776,- (data per-31 Desember 2012). Realisasi Belanja dalam rangka
perolehan Aset Peralatan dan Mesin pada Tahun Anggaran 2013 adalah sebesar Rp
6.215.274.476,- (98,92%) dari total alokasi Belanja Modal Mesin dan Peralatan dalam
RKAKL PPKK TA 2013 sebesar Rp 6.283.356.000,-. Selama tahun 2013 tidak terjadi
pengurangan nilai aset peralatan dan mesin. Penambahan aset didapat dari pembelian
sebesar Rp 6.215.274.475,-. Selisih realisasi belanja modal dengan hasil perolehan aset
dari pembelian merupakan kapitalisasi aset yang perolehannya bersumber dari belanja
barang, tetapi memenuhi kriteria sebagai Peralatan dan Mesin.
3) Gedung dan Bangunan—Nilai Gedung dan Bangunan yang dimiliki PPKK pada tahun
2013 sebesar Rp Rp. 49.113.709.400 (data per-31 Desember 2013). Jumlah tersebut ama
besarnya dengan nilai aset gedung dan bangunan PPKK tahun 2012 (data per-31
Desember 2012), yang berarti bahwa tidak terdapat penambahan aset dan bangunan
PPKK selama tahun 2013.
4) Aset Tetap Lainnya—Nilai Aset Tetap Lainnya per-31 Desember 2013 adalah sebesar Rp
32.515.670,- sedangkan nilai aset tersebut per-31 Desember 2012 adalah sebesar Rp
32.515.670,-. Ini berarti tidak terjadi perubahan nilai terhadap Aset Tetap Lainnya yang
dimiliki oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2013.
Tabel 3.6. Nilai Aset Peralatan dan Mesin di PPKK Tahun 2013
Uraian Jumlah
Saldo per-31 Desember 2012 Rp 447.587.840.775,-
Mutasi Tambah :
Peralatan dan Mesin Rp 6.215.274.476,-
Mutasi Kurang :
Peralatan dan Mesin Rp 0,-
Saldo per-31 Desember 2013 Rp 453.803.115.250,-
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Tabel 3.7. Nilai Aset Gedung dan Bangunan di PPKK tahun 2013
Uraian Jumlah
Saldo per-31 Desember 2012 Rp 49.113.709.400,-
Mutasi Tambah :
Peralatan dan Mesin Rp 0,-
Mutasi Kurang :
Peralatan dan Mesin Rp 0,-
Saldo per-31 Desember 2013 Rp 49.113.709.400,-
5) Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)—Saldo konstruksi dalam pengerjaan per-31
Desember 2013 adalah sebesar Rp 1.463.788.000,- dan per-31 Desember 2012 adalah
sebesar Rp 0,-. Penambahan nilai aset Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) disajikan
dalam Tabel 3.7.
6) Aset Tetap Dalam Renovasi—Jumlah Aset Tetap Dalam Renovasi per-31 Desember 2013
adalah sebesar Rp. 26.550.000,- sementara nilai aset tersebut per-31 Desember 2012
adalah sebesar Rp. 0,-. Tidak terjadi perubahan nilai Aset Tetap Dalam Renovasi Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Tabel 3.8. Nilai Aset Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) PPKK Tahun 2013
Uraian Jumlah
Saldo per-31 Desember 2012 Rp 0,-
Mutasi Tambah:
Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Rp 1.463.788.000,-
Mutasi Kurang:
Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) 0,-
Saldo per-31 Desember 2013 Rp 1.463.788.000,-
7) Aset Tetap Yang Tidak Digunakan—Nilai aset tetap yang tidak digunakan per-31
Desember 2013 adalah sebesar Rp. 15.990.000.000,- dan per-31 Desember 2012 adalah
Rp 15.990.000.000,- Tidak terjadi perubahan nilai Aset Tetap yang Tidak Dipergunakan
yang dimiliki oleh Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2013.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
c. Aset Tak-Berwujud
Nilai Aset Tak Berwujud (ATB) per-31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 558.530.000,-
sementara nilai per-31 Desember 2012 adalah sebesar Rp. 176.500.000. Berarti terdapat
penambahan nilai aset tak berwujud (software) yang dimiliki oleh PPKK pada tahun 2013
sebesar Rp 382.030.000,-.
Mengingat besarnya nilai sarana dan prasarana PPKK, baik dalam bentuk aset di Pusat
maupun di Regional dan Sub-Regional, pengelolaan BMN yang lebih cermat dan teliti perlu
dilakukan, khususnya untuk permintaan barang persediaan. Ketersediaan sarana dan
prasarana yang memadai dapat berpengaruh pada optimalisasi upaya penanggulangan krisis
kesehatan.
3. Sumber Daya Keuangan
Alokasi anggaran PPKK pada awal tahun 2013 mengalami kenaikan sekitar 7,89% dari total
alokasi awal tahun 2012, yaitu, dari sebesar Rp 69.216.795.000,- menjadi sebesar
Rp.74.684.700.000,- berdasarkan Pagu Anggaran yang ditetapkan oleh Kementerian
Keuangan. Seiring dengan kebijakan efisiensi perjalanan dinas, alokasi anggaran mengalami
penurunan.
Gambar 3.9. Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2012 dan 2013 di PPKK
(dalam jutaan)
55189
69135
42935
49375
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
2012 2013
Alokasi dan Realisasi TA 2013 (dalam jutaan)
Alokasi
Realisasi
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Pencapaian kinerja PPKK selama tahun 2013 didasarkan pada masing-masing kegiatan
dengan membandingkan antara target penetapan kinerja dan realisasi capaian kegiatan.
PPKK memperoleh anggaran APBN yang di alokasi melalui Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) tahun 2013 sejumlah Rp. 74.684.700.000,- (Tujuh puluh empat milyar
enam ratus delapan puluh empat juta tujuh ratus rupiah) dan mengalami efisiensi hingga
alokasi akhir sejumlah Rp. 68.024.902.000,- (Enam puluh delapan milyar dua puluh empat
juta sembilan ratus dua ribu rupiah). Dalam proses pelaksanaannya, anggaran PPKK
mengalami enam kali revisi (lihat Lampiran 10), antara lain:
a. Revisi I dalam rangka proses transfer data di Direktorat Jenderal Anggaran.
b. Revisi II dalam rangka pencairan dana yang diblokir/tanda bintang.
c. Revisi III dalam rangka perubahan kode akun.
d. Revisi IV dalam rangka efisiensi anggaran PPKK.
e. Revisi V dalam rangka hibah langsung luar negeri berupa uang.
f. Revisi VI dalam rangka perubahan anggaran untuk alokasi tunjangan kinerja.
Dalam Revisi ke-1, tidak terjadi perubahan nilai anggaran PPKK. Revisi ke-1 dilakukan karena
Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) melakukan proses tranfer data. Revisi ke-2 RKAKL Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan berkaitan dengan pencairan dana untuk anggaran yang
masih diblokir (bertanda bintang), yaitu alokasi dana untuk pembangunan gudang dan
gedung kantor Papua; Renovasi gedung kantor dan gudang PPK Regional Sumatera Utara
dan Jawa Tengah, serta Pengadaan alat komunikasi HT & Rig. Revisi ke-3 berkaitan dengan
perubahan kode akun, yaitu paket pertemuan dalam kota yang semula berada dalam Akun
521219 (Belanja Barang Non-Operasional Lainnya) menjadi Kode Akun 524113 (Belanja
Perjalanan Dinas Dalam Kota) dan 524114 (Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam
Kota).
Berkaitan dengan kebijakan pemerintah untuk mengefisiensikan anggaran di
Kementerian/Lembaga, maka diadakan Revisi ke-4 RKAKL PPKK 2014 dengan efisiensi
sebesar 5.736.835.000,- atau 7,69% dari total anggaran PPKK. Revisi ke-5, yaitu, pencatatan
dana hibah langsung luar negeri berupa uang sebesar Rp 186.764.000,-.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Gambar 3.11. Perbandingan Rencana Penarikan Kegiatan, Realisasi, dan Realisasi Fisik
Kegiatan PPKK TA 2013
Untuk mengetahui realisasi, kemajuan dan kendala yang ditemui dalam rangka pencapaian
sasaran, dilakukan penilaian akuntabilitas guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan
pada masa yang akan datang. Analisis akuntabilitas didasarkan dengan membandingkan
tingkat kinerja yang direncanakan dengan realisasi pencapaian kinerja dalam tahun 2013
pada masing-masing kegiatan.
Dari Gambar 3.11., tampak bahwa realisasi pelaksanaan kegiatan belum sesuai dengan
rencana penarikan kegiatan yang disusun pada setiap triwulan. Hal tersebut disebabkan
oleh:
a. Pengadaan barang dan jasa memiliki alokasi sebesar 22,8% dari total alokasi anggaran
PPKK, sebagian besar pengadaan baru selesai pada Triwulan ke-IV dan sebagian besar
paket dibayarkan di akhir tahun anggaran (Lampiran 11).
b. Proses revisi anggaran yang mengakibatkan tertundanya pelaksanaan kegiatan sampai
revisi selesai dilakukan.
15.52
27.01
49.45
81.16
12.75
21.26
37.38
71.34
25.43
40.08
65.72
93.35
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
TW I TW II TW III TW IV
Perbandingan Persentase RPK, Realisasi, dan Realisasi Fisik TA 2013
RPK
Realisasi
Fisik
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Pada prinsipnya alokasi anggaran di PPKK terdiri dari empat kelompok besar kegiatan, yaitu
upaya kesiapsiagaan, upaya penanggulangan bencana, pengadaan fasilitas dan
perlengkapan penanggulangan bencana, dan anggaran untuk tupoksi lain. Perbandingan
alokasi anggaran dan realisasi dapat dilihat dalam Gambar 3.12.
Total realisasi anggaran kantor Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan adalah sebesar Rp
49.374.764.741,- atau sebanyak 72,58% dari total anggaran dengan realisasi fisik sebesar
93,35%. Rincian realisasi anggaran PPKK, antara lain:
a. Upaya Kesiapsiagaan dalam rangka Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
dengan alokasi sebesar Rp 27.368.264.000,- dan realisasi sebesar Rp. 25.336.610.241,-
(Dua puluh lima milyar tiga ratus tiga puluh enam juta enam ratus sepuluh ribu dua ratus
empat puluh satu rupiah) atau sekitar 92,58%.
b. Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana dengan alokasi sebesar
Penanggulangan Bencana Rp 13.709. 982.000,- dan realisasi sebesar Rp 4.204.496.512,-
(Empat milyar dua ratus empat juta empat ratus sembilan puluh enam ribu lima ratus
dua belas rupiah) atau sekitar 30,67%.
c. Pengadaan Fasilitas dan Perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
dengan alokasi sebesar Rp 19.222.070.000,- dan realisasi sebesar Rp 16.590.685.352,-
(Enam belas milyar lima ratus sembilan puluh juta enam ratus delapan puluh lima ribu
tiga ratus lima puluh dua rupiah) atau 86,3%.
d. Tupoksi Lain dengan alokasi sebesar Rp 7.724.586.000,- dan realiasi sebesar Rp
3.242.972.636,- (Tiga milyar dua ratus empat puluh dua juta sembilan ratus tujuh puluh
dua ribu enam ratus tiga puluh enam rupiah) atau sekitar 41,98%.
Dalam sistem penganggaran penanggulangan bencana, penyerapan anggaran yang
disediakan bukan merupakan satu-satunya indikator dalam mencapai keberhasilan karena
anggaran yang tersedia tidak berbanding lurus dengan jumlah dan besaran bencana yang
terjadi. Terkait pelaksanaan anggaran untuk kegiatan rutin, pencapaiannya sesuai dengan
target renstra dan tidak banyak menghadapi permasalahan karena pelaksanaannya sesuai
dengan aturan yang telah ditetapkan.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Tabel 3.9. Realisasi Anggaran PPKK Tahun Anggaran 2013
NO. URAIAN OUTPUT
ALOKASI
ANGGARAN REVISI
(Rp)
REALISASI
(Rp) % FISIK
1 Petugas terlatih penanggulangan krisis
kesehatan
11.232.701.000 10.292.425.587 91,63 100%
2 Kebijakan/Pedoman penanggulangan
krisis kesehatan
842.275.000 699.931.500 83,10 100%
3 Produk Informasi Penanggulangan Kriss 1.147.818.000 970.437.750 84,55 76%
4 Penanggulangan Bencana 13.709.982.000 4.204.496.512 30,67 180%
5 Advokasi Kebijakan Penanggulangan
Krisis Kesehatan
9.734.501.000 9.153.289.804 94,03 100%
6 Dokumen Koordinasi Penanggulangan
Krisis Kesehatan
4.410.969.000 4.220.525.600 95,68 100%
7 Peralatan Pengolah Data & Komunikasi 1.239.837.000 1.238.674.000 99,91 100%
8 Layanan Perkantoran 157.685.000 149.724.000 94,95 100%
9 Dokumen Perencanaan, Anggaran dan
Keuangan
2.492.631.000 1.908.671.636 76,57 100%
10 Laporan Pembinaan, Kinerja,
Kepegawaian dan Kegiatan
1.411.899.000 1.184.577.000 83,90 100%
11 Gedung 12.385.992.000 10.255.200.000 82,80 100%
12 Perlengkapan Penanggulangan Bencana 5.074.270.000 4.562.254.527 89,91 100%
13 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 3.894.001.000 534.556.825 13,73 50%
14 Output Cadangan 290.341.000 0 0% 0%
TOTAL 68.024.902.000 49.374.764.741 72,58 93,35%
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Gambar 3.12. Alokasi dan Realisasi Anggaran berdasarkan Kelompok Besar Kegiatan di PPKK
Tahun 2013
27,368
13,710
19,222
7,725
25,337
4,204
16,591
3,243
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
Upaya Kesiapsiagaan Upaya PenanggulanganKrisis
Pengadaan Fasilitas danPerlengkapan Bencana
Tupoksi Lain
Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2013 (dalam jutaan)
Alokasi
Realisasi
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
BAB IV
P E N U T U P
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan merupakan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan (PPKK) dalam setahun kegiatan berlangsung, termasuk pencapaian dan kendala
yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun 2013.
Pusat Penanggulangan Krisis kesehatan telah merealisasikan kegiatan tahun 2013 untuk
mencapai target sebagaimana tercantum dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2010-
2014, dengan capaian 300 Kabupaten/Kota yang memiliki kemampuan tanggap darurat
dalam penanggulangan bencana. Berbagai kendala yang ditemukan dalam pengukuran
kinerja lebih disebabkan oleh jumlah indikator kinerja yang sebagian besar bersifat
kualitatif, khususnya pada indikator output dan outcome, sehingga sulit diukur secara
kuantitatif.
Selain itu, karena alokasi alokasi anggaran di PPKK dibagi menjadi dua kelompok besar
(alokasi kegiatan terencanakan dan alokasi kegiatan insidentil terkait bencana), penilaian
kinerja untuk PPKK tidak dapat dilihat melalui tampilan realisasi anggaran saja. Apabila
frekuensi bencana yang terjadi dalam satu tahun tidak terlalu banyak dengan skala yang
juga kecil, maka realisasi anggaran dalam satu tahun untuk kegiatan yang sudah
direncanakan menjadi besar, sementara realisasi anggaran dalam tahun yang sama untuk
kegiatan insidentil menjadi kecil, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, penilaian yang
dilakukan harus bersifat akumulasi dari kegiatan yang ada.
Keberhasilan yang dicapai PPKK pada tahun 2013 diharapkan dapat menjadi titik awal
penyelenggaraan kegiatan periode selanjutnya, sekaligus menjadi barometer efektivitas dan
efisiensi kegiatan tersebut. Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Penanggulangan Krisis
Kesehatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan media informasi dalam
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 1. Pernyataan Penetapan Kinerja PPKK Tahun 2013
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 2. Penetapan Kinerja PPKK Tahun 2013
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 3. Rencana Kerja Tahunan PPKK Tahun 2013
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Daftar Kabupaten Kota Rawan Bencana Tahun 2010-2014 (300 Kab./Kota)
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 4. Lanjutan…
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 5. Program dan Alokasi Anggaran per-Ouput PPKK Tahun 2013
No Kegiatan Utama Alokasi 2013
A Upaya Kesiapsiagaan dalam rangka Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
Rp 27.368. 264.000
1 Petugas Terlatih Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 11.232.701.000
* Peningkatan Kapasitas Petugas Kab./Kota dalam Manajemen Bencana Bidang Kesehatan
Rp 1.483.290.000
* Penyelenggaraan Kesiapsiagaan Penanggulangan Krisis Kesehatan dalam Rangka Sail Komodo
Rp 1.451.962.000
* Konsorsium Pelatihan Internasional Pengurangan Risiko Bencana
Rp 684.350.000
* Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat Kab./Kota dalam Melakukan Penilaian Cepat dan Pelayanan Kesehatan
Rp 3.238.717.000
* Peningkatan Kapasitas Petugas Kab./Kota dalam Pengelolaan Data dan Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
Rp 1.554.150.000
* Peningkatan Kapasitas Petugas Kab./Kota dalam Penggunaan Alat Komunikasi untuk Penanggulangan Krisis Kesehatan
Rp 1.213.537.000
* Peningkatan Kapasitas Tim Reaksi Cepat Pusat dalam Teknis Bidang Kesehatan
Rp 558.360.000
* Upaya Peningkatan Motivasi dan Kinerja PPKK Rp 625.920.000
* TOT Penyusunan Rencana Penanggulangan Krisis Kesehatan di Rumah Sakit
Rp 422.415.000
2 Kebijakan/Pedoman Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 842.275.000
* Penyusunan Pedoman Manajemen SDM dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan
Rp 304.500.000
* Revisi Pedoman Penanggulangan Krisis Kesehatan di Daerah Konflik
Rp 182.295.000
* Penyusunan Dokumen Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan 2015-2025
Rp 198.745.000
* Review dan Sosialisasi SOP Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Rp 156.735.000
3 Produk Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 1.147.818.000
* Penyusunan Buku Tinjauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Tahun 2012
Rp 220.760.000
* Pemetaan Kesiapsiagaan Kabupaten/Kota Rawan Bencana Rp 500.968.000
* Pembuatan Media Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 101.500.000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 5. Lanjutan …
No Kegiatan Utama Alokasi 2013
* Penyusunan Buku Sewindu Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Rp 218.910.000
* Penyusunan Buletin Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 105.680.000
4 Advokasi Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 9.734.501.000
* Pendampingan Penyusunan Rencana Kontinjensi Kesehatan Kab./Kota
Rp 4.278.260.000
* Peningkatan Fungsi PPK Regional dan Sub-Regional dalam Kesiapsiagaan
Rp 4.272.252.000
* Pendampingan Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 1.067.550.000
* Riset Manajemen Kebencanaan WHOCC Rp 116.439.000
5 Dokumen Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 4.410.969.000
* Workshop Pengembangan WHOCC Rp 520.460.000
* Pertemuan Lintas-Program dan Lintas-Sektor dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan
Rp 1.393.480.000
* Rapat Koordinasi Teknis PPK Regional dan Sub-Regional Rp 776.099.000
* Peningkatan Peran PPK Regional dan Sub-Regional Rp 1.534.166.000
* Workshop on Evaluation of Integrated Emergency Medical Services During Flood in Jakarta An Its Greater Area
Rp 106.080.000
B Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana Rp 13.709.982.000
1 Penanggulangan Bencana Rp 13.709.982.000
* Operasional Penanggulangan Bencana Rp 13.504.182.000
* Pemantauan Upaya Penanggulangan Krisis Kesehatan Rp 205.800.000
C Pengadaan Fasilitas dan Perlengkapan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana
Rp 19.222.070.000
1 Peralatan Pengolah Data & Komunikasi Rp 1.239.837.000
2 Gedung Penanggulangan Krisis Kesehatan Sub-Regional Sumbar
Rp 1.411.899.000
3 Perlengkapan Penanggulangan Bencana Rp 12.385.992.000
4 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Rp 3.894.001.000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 5. Lanjutan …
No Kegiatan Utama Alokasi 2013
* Pengadaan Meubeleir Perkantoran Rp 223.111.000
* Renovasi Gedung Kantor PPK Regional Rp 3.524.876.000
* Penyambungan Listrik dan Instalasi Air Gedung PPK Regional Rp 146.014.000
5 Output Cadangan Rp 290.341.000
D Tupoksi Lain Rp 7.724.586.000
1 Penyusunan Dokumen Perencanaan, Anggaran, dan Keuangan
Rp 157.685.000
2 Laporan Pembinaan, Kinerja, Kepegawaian, dan Kegiatan Rp 2.492.631.000
* Penyusunan Laporan Kinerja Rp 173.585.000
* Rapat Teknis/Workshop/Diklat/Pameran Rp 2.155.046.000
* Laporan Keuangan Rp 65.700.000
* Laporan BMN dan Kepegawaian Rp 98.300.000
3 Layanan Perkantoran Rp 5.074.270.000
* Penyelenggaraan Operasional Perkantoran Rp 4.629.670.000
* Administrasi Kegiatan Rp 444.600.000
TOTAL Rp 68.024.902.000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 6. Tabel Frekuensi Bencana berdasarkan Jenis Bencana Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2013
No. Jenis Bencana
Jan
uar
i
Feb
ruar
i
Mar
et
Ap
ril
Mei
Jun
i
Juli
Agu
stu
s
Sep
tem
ber
Okt
ob
er
No
vem
ber
De
sem
ber
Tota
l
1 Angin Siklon Tropis 10 1 2 3 4 1 0 0 2 11 8 1 43
2 Banjir 13 5 3 29 10 6 12 0 2 9 2 25 116
3 Banjir Bandang 6 3 0 1 0 0 2 0 0 0 3 5 20
4 Banjir Dan Angin Siklon Tropis 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 Banjir dan tanah Longsor 2 1 2 0 1 0 1 0 0 0 0 1 8
6 Erupsi Gunung Api 1 2 0 0 0 0 0 1 2 1 2 0 9
7 Gelombang Pasang 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
8 Gempa Bumi 1 0 0 1 0 1 2 0 0 2 0 0 7
9 Tanah Longsor 6 3 4 2 3 2 0 1 0 4 2 13 40
10 Kebakaran 1 1 3 1 3 4 1 3 7 5 1 2 32
11 Kecelakaan Transportasi 5 1 1 3 3 4 3 8 8 6 5 5 52
12 Kegagalan Teknologi 3 0 0 0 0 0 0 0 2 4 1 0 10
13 Keracunan /KLB 2 3 6 2 12 2 4 1 5 3 6 2 48
14 Ledakan 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
15 Konflik Sosial 3 0 0 2 4 3 1 2 6 1 5 3 30
16 Kabut Asap 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
TOTAL 55 20 22 44 41 23 26 16 35 47 35 57 421
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 7. Tabel Jumlah Korban akibat Bencana Bulan Januari s.d. Desember 2013
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Total
Meninggal 110 52 28 44 41 23 61 56 84 47 48 79 673
Luka Berat 264 90 41 79 540 149 138 127 168 601 397 260 2.854
Luka Ringan 69.299 3.902 193 2.046 706 1.957 1.315 3.645 8.047 1.301 8.756 27.706 128.873
Hilang 29 4 9 18 31 0 51 7 26 7 13 9 204
Pengungsi 91.939 10.391 7.418 53.153 75.548 480 34.975 1.118 17.434 23.920 23.095 19.803 355.489
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 8. Daftar Bantuan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana PPKK Regional dan PPK Sub-Regional
NO. DAERAH NAMA BANTUAN JUMLAH
1 Bali Bantuan Dana Operasional PPK Reg Bali Rp 250.000.000
2 Kalsel Bantuan Dana Operasional PPK Reg Banjarmasin Prov Kalsel
Rp 250.000.000
3 Sumbar Bantuan Operasional Tahun 2012 PPKK Subregional Prov Sumbar
Rp 250.000.000
4 DKI Jakarta Bantuan Operasional PPKK Reg DKI Jakarta Rp 250.000.000
5 Sumut Bantuan Dana Operasional PPK Reg Sumut Rp 250.000.000
6 Sulut Bantuan Dana Operasional PPK Regional Sulut Tahun 2012
Rp 250.000.000
7 Papua Bantuan Operasional PPKK Subreg Papua Rp 250.000.000
8 Jatim Bantuan Operasional PPK Regional Jawa Timur Tahun 2012
Rp 250.000.000
9 Sumsel Bantuan Operasional PPKK Reg Sumsel Rp 250.000.000
10 Sulsel Bantuan Operasional PPKK Reg Sulsel Rp 250.000.000
11 Jateng Bantuan Operasional PPKK Reg Jateng Rp 250.000.000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 9. Realisasi Bantuan Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana Tahun 2013
NO. NAMA BENCANA PROVINSI USULAN REALISASI
1 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor NTB
Nusa Tenggara Barat
Rp 331.805.000 Rp 50.860.000
2 Bantuan operasional penanggulangan bencana gempa bumi di Kab. Pidie
Aceh Rp 41.140.000 Rp 21.860.000
3 Bantuan operasional penanggulangan bencana tanah longsor di Kab. Kerinci
Jambi Rp 13.707.500 Rp 11.637.500
4 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Manado
Sulawesi Utara Rp 129.800.000 Rp 64.080.000
5 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir di Prov. Jambi
Jambi Rp 88.087.500 Rp 64.485.000
6 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir di beberapa Kab/Kota di Prov. Sumsel
Sumatera Selatan
Rp 160.195.000 Rp 77.645.000
7 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir bandang di Kab. Bone Bolango
Gorontalo Rp 36.890.000 Rp 19.600.000
8 Bantuan operasional penanggulangan bencana di Kab. Lombok Timur dan Kerusuhan di Kab. Sumbawa
Nusa Tenggara Barat
Rp 289.100.000 Rp 93.690.000
9 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir di Kab. Sampang
Jawa Timur Rp 139.950.000 Rp 74.350.000
10 Bantuan operasional penanggulangan bencana kawah timbang di Kab. Banjarnegara Prov. Jawa Tengah
Jawa Tengah Rp 86.570.000 Rp 59.070.000
11 Bantuan operasional penanggulangan KLB keracunan makanan di Kab. Temanggung Prov. Jawa Tengah
Jawa Tengah Rp 36.799.000 Rp 24.377.000
12 Bantuan operasional penanggulangan bencana gempa bumi di Kab. Lombok Utara
Nusa Tenggara Barat
Rp 268.200.000 Rp 56.525.000
13 Bantuan operasional penanganan Pengungsi Kerusuhan Sampang di Kab. Sidoarjo Jawa Timur
Jawa Timur Rp 32.337.500 Rp 17.650.000
14 Bantuan Operasional Tim PPK Regional Sumatera Utara ke Kab. Aceh Tengah dan Bener Meriah
Sumatera Utara
Rp 31.160.00 Rp 31.160.000
15 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Ambon
Maluku Rp 45.350.000 Rp 45.350.000
16 Klaim pembelian logistik penanggulangan bencana natural DAM Way Ela di Kab. Maluku Tengah
Maluku Rp 7.237.000 Rp 7.237.000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 9. Lanjutan …
NO. NAMA BENCANA PROVINSI USULAN (Rp) REALISASI
17 Bantuan Operasional untuk Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Tingkat Nasional di Mataram Tahun 2013
Nusa Tenggara Barat
Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
18 Bantuan operasional untuk pembelian radio repeater Kab. Sikka
Nusa Tenggara Timur
Rp 70.000.000 Rp 70.000.000
19 Bantuan operasional penanggulangan banjir bandang di Kab. Pasaman
Sumatera Barat
Rp 95.495.000 Rp 52.626.000
20 Bantuan operasional penanganan korban Kapal Tenggelam di Kab. Jepara
Jawa Tengah Rp 15.065.000 Rp 15.065.000
21 Bantuan operasional dalam rangka Hari Nusantara Nasional
Sulawesi Selatan
Rp 56.798.000 Rp 41.152.000
22 Bantuan operasional penanggulangan bencana banjir bandang di Kab. Teluk Wondama
Papua Barat Rp 70.210.000 Rp 70.210.000
23 Bantuan operasional dalam rangka penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung
Sumatera Utara
Rp 212.400.000 Rp 125.005.000
24 Bantuan operasional untuk melakukan pemantauan kualitas lingkungan udara, air dan sanitasi pengungsian erupsi Gunung Sinabung
Sumatera Utara
Rp 33.750.000 Rp 22.650.000
25 Bantuan operasional penanggulangan dampak bencana debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung
Aceh Rp 46.850.000 Rp 20.000.000
26 Bantuan Operasional Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana Banjir di Provinsi Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Rp 0
Rp 90.630.000
27 Klaim Biaya Operasional Tanggap Darurat dan Pemantauan Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Banjir
Sulawesi Selatan
Rp 32.720.000 Rp 32.720.000
TOTAL Rp 2.386.616.500 Rp 1.274.634.500
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 10. Alokasi Anggaran Revisi TA 2012
PROGRAM / KEGIATAN / OUTPUT PAGU (Rp)
AWAL REVISI I REVISI II REVISI III REVISI IV REVISI V REVISI VI
Progam Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kegiatan Penanggulangan Krisis Kesehatan:
1 Petugas terlatih penanggulangan krisis kesehatan
11.232.701.000 11.232.701.000 11.232.701.000 11.232.701.000 11.232.701.000 11.232.701.000 11.232.701.000
2 Kebijakan/Pedoman penanggulangan krisis kesehatan
842.275.000 842.275.000 842.275.000 842.275.000 842.275.000 842.275.000 842.275.000
3 Produk Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
1.147.818.000 1.147.818.000 1.147.818.000 1.147.818.000 1.147.818.000 1.147.818.000 1.147.818.000
4 Penanggulangan Bencana 18.605.859.000 18.605.859.000 18.605.859.000 18.605.859.000 14.819.709.000 14.819.709.000 13.709.982.000
5 Advokasi Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan
9.734.501.000 9.734.501.000 9.734.501.000 9.734.501.000 9.734.501.000 9.734.501.000 9.734.501.000
6 Dokumen Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
4.224.205.000 4.224.205.000 4.224.205.000 4.224.205.000 4.224.205.000 4.410.969.000 4.410.969.000
7 Peralatan Pengolah Data & Komunikasi
1.444.933.000 1.444.933.000 1.444.933.000 1.444.933.000 1.239.837.000 1.239.837.000 1.239.837.000
8 Layanan Perkantoran 157.685.000 157.685.000 157.685.000 157.685.000 157.685.000 157.685.000 157.685.000
9 Dokumen Perencanaan, Anggaran dan Keuangan
2.492.631.000 2.492.631.000 2.492.631.000 2.492.631.000 2.492.631.000 2.492.631.000 2.492.631.000
10 Laporan Pembinaan, Kinerja, Kepegawaian dan Kegiatan
1.411.899.000 1.411.899.000 1.411.899.000 1.411.899.000 1.411.899.000 1.411.899.000 1.411.899.000
11 Gedung 13.599.842.000 13.599.842.000 13.599.842.000 13.599.842.000 12.385.992.000 12.385.992.000 12.385.992.000
12 Perlengkapan Penanggulangan Bencana
5.074.270.000 5.074.270.000 5.074.270.000 5.074.270.000 5.074.270.000 5.074.270.000 5.074.270.000
13 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 4.716.081.000 4.225.740.000 4.225.740.000 4.225.740.000 3.894.001.000 3.894.001.000 3.894.001.000
14 Output Cadangan - 490.341.000 490.341.000 490.341.000 290.341.000 290.341.000 290.341.000
T O T A L 74.684.700.000 74.684.700.000 74.684.700.000 74.684.700.000 68.947.865.000 69.134.629.000 68.024.902.000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 11. Perbandingan Anggaran pada TA 2012 dan TA 2013
NO. URAIAN OUTPUT ALOKASI ANGGARAN REVISI (Rp) REALISASI (Rp) % FISIK
2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013
1 Petugas terlatih penanggulangan krisis kesehatan
4.312.434.000 11.232.701.000 4.147.723.850 10.292.425.587 96,18 91.63 100% 100%
2 Kebijakan/Pedoman penanggulangan krisis kesehatan
1.487.181.000 842.275.000 1.248.327.500 699.931.500 83,94 83,10 96,88% 100%
3 Produk Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
1.832.122.000 1.147.818.000 1.699.232.500 970.437.750 92,75 84,55 100% 76%
4 Penanggulangan Bencana 9.194.231.000 13.709.982.000 6.521.406.015 4.204.496.512 70,93 30,67 153,70% 180%
5 Advokasi Kebijakan Penanggulangan Krisis Kesehatan
3.182.675.000 9.734.501.000 2.679.272.300 9.153.289.804 84,18 94,03 100% 100%
6 Dokumen Koordinasi Penanggulangan Krisis Kesehatan
1.888.886.000 4.410.969.000 1.823.226.150 4.220.525.600 96,52 95,68 100% 100%
7 Peralatan Pengolah Data & Komunikasi
956.550.000 1.239.837.000 752.747.140 1.238.674.000 78,69 99,91 100% 100%
8 Layanan Perkantoran 1.793.455.000 157.685.000 1.274.364.813 149.724.000 71,06 94,95 100% 100%
9 Dokumen Perencanaan, Anggaran dan Keuangan
464.340.000 2.492.631.000 404.789.000 1.908.671.636 87,18 76,57 100% 100%
10 Laporan Pembinaan, Kinerja, Kepegawaian dan Kegiatan
1.948.798.000 1.411.899.000 1.483.713.284 1.184.577.000 76,13 83,90 100% 100%
11 Gedung 2.865.820.000 12.385.992.000 2.847.750.000 10.255.200.000 99,37 82,80 100% 100%
12 Perlengkapan Penanggulangan Bencana
24.650.982.000 5.074.270.000 17.719.702.500 4.562.254.527 71,88 89,91 100% 100%
13 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 594.250.000 3.894.001.000 332.822.000 534.556.825 56,01 13,73 100% 50%
14 Output Cadangan 17.000.000 290.341.000 0 0 0.00 0 0% 0%
TOTAL 55.188.724.000 68.024.902.000 42.935.077.052 49.374.764.741 77,80% 72,58% 103,89% 93%
2
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 12. Realisasi Pengadaan TA 2013
NO KODE AKUN NAMA PAKET KEGIATAN PAGU ANGGARAN
(Rp) REALISASI
(Rp)
KONTRAK NO/TGL
KONTRAK NOMOR TANGGAL
1 532111 Pengadaan Alkes Bali 4.743.608.980 4.620.000.000 1 Juli s/d 2 Desember 2013
1 Juli s/d 2 Desember 2013
2 533111 Pembangunan Pagar Keliling Kantor dan Gudang PPK Sub-Regional Sumatera Barat
800.591.154 207.962.400
BN 01.01./1/815.1/2013 1 Juli s/d 7 Desember 2013
485.245.600
3 533111 Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Pagar Keliling Kantor dan Gudang PPK Sub-Regional Sumatera Barat
48.688.000 47.000.000 BN.01.01/1/423.2/2013 19 Maret s/d 2 Mei 2013
4 533111 Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Pagar Keliling Kantor dan Gudang PPK Sub-Regional Sumatera Barat
33.504.000 32.000.000 BN.01/1/817.1/2013 01 Juli s/d 07 Desember 2013
5 533111 Pekerjaan Penimbunan dan Pengecoran Kantor dan Gudang PPK Sub-Regional Sumatera Barat
365.904.676 362.269.000 BN.01.01/1/921/2013 1 Juli S/D 23 Oktober 2013
6 533111 Pekerjaan Perencanaan Penimbunan dan Pengecoran Kantor dan Gudang PPK Sub-Regional Sumatera Barat
28.237.500 27.000.000 BN.01.01/1/423.3/2013 19 Maret s/d 2 Mei 2013
7 533111
Pekerjaan Pengawasan Penimbunan dan Pengecoran Halaman Kantor dan Gudang PPK Sub-Regional Sumatera Barat
18.675.000 17.400.000 BN.01.01/1/879/2013 22 Juli s/d 07 Desember 2013
8 532111 Pengadaan Meubelair untuk PPK Sub-Regional Sumatera Barat
219.011.000 219.010.825 BN.01.01/1/691-2/2013 28 Februari s/d 18 April 2013
9 532111 Pengadaan Alat Pengolah Data dan Informasi
1.233.837.000 1.233.837.000 BN.01.01/4/558/2013 29 ARIL 2013
3
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 12. Lanjutan …
NO KODE AKUN NAMA PAKET KEGIATAN PAGU ANGGARAN
(Rp) REALISASI
(Rp)
KONTRAK NO/TGL
KONTRAK NOMOR TANGGAL
10 533121 Pekerjaan Renovasi Kantor dan Gudang PPK Regional Bali
144.691.505 143.718.000 027/7482/YANKES/DINKES
11 533121 Konsultan Perencana Renovasi Kantor dan Gudang PPK Regional Bali
12.581.870 12.108.000 027/7465/YANKES-DINKES
12 533121 Konsultan Pengawas Renovasi Kantor dan Gudang PPK Regional Bali
7.549.122 7.480.000 027/8186/YANKES-DINKES
13 533111 Konsultan Perencana Pembangunan Kantor dan Gudang PPK Sub-Regional Papua
123.000.000 121.605.000 BN.01.01/3/984/2013 DAN BN.01.01/3/1043.2/2013
15 Agustus 2013 dan 03 September 2013
14 521219 Pengadaan Personal Kit 4.192.863.000 2.513.500.000 BN.01.01/1/832.1/2013 04 Juli s.d. 10 Desember 2013
15 521219 Pengadaan Emergency Kit 3.434.871.000 3.108.050.000 BN.01.01/1/966/2013 12 Agustus s.d. 16 Desember 2013
16 532111 Pengadaan GPS 38.700.000 37.631.250 17 532111 Pengadaan LAN 40.200.000 36.687.840 MARET
18 533121 Pekerjaan Renovasi Kantor dan Gudang PPKK Regional Sulawesi Selatan
26.550.000 26.550.000
TOTAL 15.513.063.807 13.259.054.915
4
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
Kementerian Kesehatan
Lampiran 13. Pelatihan dan Seminar Internasional Tahun 2013
NO. KEGIATAN WAKTU LOKASI PENYELENGGARA DISPOSISI
1. Technical Assistance in WHO SEARO Disaster
Preparedness Benchmark Assessment for
Timor Leste
Timor Leste WHO, SEARO Kapus PKK, Kasubbid
Pemulihan
2. Global Ptlatform, Disaster Risk Reduction Mei Geneva, Switzerland WHO, Geneva Kapus PKK
3. East Asia Summit Rapid Disaster Response
Workshop
September Darwin, Australia Kabid TDP
4. Regional MISP Coordination Training Thailand
5. Communicable Diseases in Humanitarian
Emergencies Training Course WHO-UNSW.
School of Public Health & Community
Medicine, UNSW
November – Desember Sydney, Australia UNSW Kasubbag Keuangan,
Staf PMK, Staf P2PL
6. The 4th National Phemap Course Coordinator
& Workshop
Thailand Phemap Kasubbid PM, Kasubbid
Pemantauan, Kasubbid
Pemulihan
7. The 14th Annual Meeting of the Inter Agency
Working Group (IAWG)
Mei Kuala Lumpur,
Malaysia
IAWG Kasubbid PM, Kasubbag
Keuangan
8. 18th World Congress on Disaster Emergency
Medicine, London
Mei London, Inggris