bn1_makalah teori transcultural nursing dalam keperawatan

27
TEORI TRANSCULTURAL NURSING dalam KEPERAWATAN (Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I) Dosen Pembimbing : Ns. Zaqqi Ubaidillah, S. Kep Di susun oleh KELOMPOK 2 (Mahasiswa Semester 1) STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN 1

Upload: handz-superners

Post on 05-Aug-2015

207 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

TEORI TRANSCULTURAL NURSING

dalam

KEPERAWATAN

(Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I)

Dosen Pembimbing :

Ns. Zaqqi Ubaidillah, S. Kep

Di susun oleh

KELOMPOK 2

(Mahasiswa Semester 1)

STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN

Genggong-Kraksaan-Probolinggo

2010

1

Page 2: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada

waktunya. Dan semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan kehadirat reformator sejati,

nabi akhir zaman, yakni junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa

kita dari zaman yang penuh dengan kebodohan menuju zaman yang terang akan ilmu

pengetahuan seperti saat ini dengan ajaran agama yang baliau bawa, yaitu addinul islam.

Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada orang-orag yang telah turut

serta dalam tersusunnya makalah kecil ini, diantaranya :

1. Ketua Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong, K.H. M. Hasan

Mutawakkil ‘Alallah, SH, MM.

2. Direktur STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong, Ns. Titik Suhartini, S. Kep, M.

Kep.

3. Kepala Program Studi S1 Keperawatan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong,

Ns. Annisa Wuri Kartika S. Kep.

4. Dosen Pembimbing Mata Kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I, Ns. Zaqqi Ubaidillah, S.

Kep.

5. Dan beberapa orang yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang turut serta dalam

penyusunan makalah kecil ini.

Banyak rintangan dan hambatan yang kelompok hadapi dalam penyusunan makalah

ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen

pembimbing, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di

harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan

para pembaca. Seperti pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak” begitu pula dalam

penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik

dan saran dari teman-teman demi penyempurnaan makalah ini.

Penyusun

Kelompok 2

2

Page 3: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................... 1

Kata pengantar ........................................................................... 2

Daftar isi ..................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ............................................................. 4

1.2. Rumusan masalah ....................................................... 4

1.3. Tujuan .......................................................................... 5

1.4. Metode penulisan ........................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Transcultural Nursing ................................. 6

2.2. Teori Transcultural Nursing........................................... 6

2.3. Konsep dalam Transcultural Nursing ............................ 7

2.4. Paradigma Transcultural Nursing.................................. 8

2.5. Proses Transcultural Nursing......................................... 10

2.6. Evaluasi Transcultural Nursing....................................... 13

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ................................................................... 14

3.2. Saran ............................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 15

3

Page 4: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGTuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada abad ke-21,

termasuk tuntutan terhadap asuhan keperawatan yang berkualitas akan semakin besar.

Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar Negara (imigrasi)

dimungkinkan, menyebabkan adaya pergeseran terhadap tuntutan asuhan keperawatan.

Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat, yang dapat

dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Perkembangan teori

keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha theory, grand theory, midle

range theory dan practice theory.

Salah satu teori yang diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural

Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam

konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh

pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.

Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya

dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut

diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak

mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat

menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa

mengalami disorientasi. Salah satu contoh yang sering ditemukan adalah ketika klien sedang

mengalami nyeri. Pada beberapa daerah atau Negara diperbolehkan seseorang untuk

mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis. Tetapi karena perawat

memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan meringis pelan, bila berteriak atau

menangis akan dianggap tidak sopan, maka ketika ia mendapati klien tersebut menangis

atau berteriak, maka perawat akan memintanya untuk bersuara pelan-pelan, atau

memintanya berdoa atau malah memarahi pasien karena dianggap telah mengganggu

pasien lainnya. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada

penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Pengertian Transcultural Nursing?

Seperti apakah teori Transcultural Nursing?

Apa saja konsep dalam Transcultural Nursing?

4

Page 5: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

Bagaimanakah paradigma Transcultural Nursing?

Bagaimanakah proses Transcultural Nursing?

Seperti apakah evaluasi Transcultural Nursing?

1.3. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Mengetahui dan memahami pengertian Transscultural Nursing,

Mengetahui dan memahami bagaimana teori Transcultural Nursing,

Mengetahui dan memahami Apa saja konsep dalam Transcultural Nursing,

Mengetahui dan memahami Bagaimanakah paradigma Transcultural Nursing,

Mengetahui dan memahami Bagaimanakah proses Transcultural Nursing, dan

Mengetahui dan memahami seperti apa evaluasi Transcultural Nursing.

1.4. METODE PENULISAN

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar

belakang dari penulisan makalah ini, tujuan di adakannya penulisan, dan metode penulisan

makalah ini. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka, yang

membahas materi/pokok bahasan makalah ini,yakni, Sejarah Keperawatan Internasional dan

Nasional. Bab III merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.

BAB II PEMBAHASAN

5

Page 6: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

2.1. PENGERTIANTranscultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses

belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara

budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,

kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan

khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Transcultural Nursing adalah suatu keilmuwan budaya pada proses belajar dan

praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya

dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,

kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan

khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2001).

Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari

keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan.

Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan

kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak

lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu

meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan

dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan

fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur

satu tempat dengan tempat lainnya.

2.2. TEORI TRANSCULTULAR NURSING

Teori keperawatan atau konsep model dalam keperawatan merupakan teori yang

mendasari bagaimana seorang perawat dalam mengaplikasikan praktik keperawatan,

beberapa teori diantaranya adalah teori adaptasi dari roy, teori komunikasi terapeutik dari

peplau, teorigoal atteccment dari bety newman dan sebagainya. Leininger’s konsep model

yang dikenal dengan sunrise modelnya merupakan salah satu teori yang diap;ikasikan dalam

praktik keperawatan.

Teori leininger berasal dari ilmu antropologi, tapi konsep ini relevan untuk

keperawatan. Leininger mendefinisikan “Transcultural nursing” sebagai area yang luas dalam

keperawatan yang mana berfokus dalam komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan

subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing care, dan nilai sehat sakit,

6

Page 7: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

kepercayaan dan pola tingkah laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic body

of knowledge untuk kultur yang universal dalam keperawatan.

Aplikasi teori dalam transkultural dalam keperawatan diharapkan adanya kesadaran

dan apresiasi terhadap perbeaan kultur. Hal ini berarti perawat yang professional memiliki

pengetahuan dan praktek yang berdasarkan kultur secara konsep petencanaan dan untuk

praktik keperawatn. Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah untuk

mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik

keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal kultur yang spesifik adalah kultur

dengan nilai-nilai dan norma spesifik yang dimiliki oleh kelompok laen. Kultur yang universal

adalah nilai-nilai dan norma – norma yang diyakini dan dilakukan hamper semua kultur

seperti budaya minum the dapat membuat tubuh sehat (leininger, 2002).

Leininger mengembangkan teorinya dari perbadaan kultur dan universal berdasarkan

kepercayaan bahwa masyarakat dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber informasi

dan menentuan jenis perawatan yang diinginkan dari pemberian peleyanan yang

professional, karena kultur adalah pola kehidupan masyarakat yang berpengaruh terhadap

keputusan dan tindakan. Culture care adalah teori yang holistic karena meletakan di dalam

nya ukuran dari totalitas kehidupan manusia dan berada selamanya, termasuk social

struktur, pandangan dunia, nilai cultural, konteks lingkungan, ekspresi bahasa dan etnik

serta system professional.

2.3. KONSEP DALAM TRANSCULTURAL NURSING

1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari,

dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil

keputusan.

2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau

sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi

tindakan dan keputusan.

3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari

pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan

keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai

nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap

7

Page 8: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi

(Leininger, 1985).

4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa

budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.

5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang

digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan

asal muasal manusia.

7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada

penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang

tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk

mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik

diantara keduanya.

8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan

perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi

kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas

kehidupan manusia.

9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung

dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau

antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.

10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,

kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau

memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan

kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan

mencapai kematian dengan damai.

11. Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk

memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya

bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.

2.4. PARADIGMA TRANSCULTURAL NURSINGLeininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara

pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan

yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan

yaitu : manusia, sehat, lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).

8

Page 9: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

1. Manusia, adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan

norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.

Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan

budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).

2. Sehat, Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi

kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan,

nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara

keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan

perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam

rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).

3. Lingkungan, didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi

perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu

totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga

bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam

atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat

dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah

ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial yang

berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam masyarakat yang

lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur dan aturan-aturan

yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk dan

simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni,

riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4. Keperawatan, Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan

pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang

budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya

klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah

perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan

mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

a. Cara I : Mempertahankan budaya

Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan

kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai

yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau

9

Page 10: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.

b. Cara II : Negosiasi budaya

Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu

klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat

membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung

peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang

berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.

c. Cara III : Restrukturisasi budaya

Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status

kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok

menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan

dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.

2.5. PROSES TRANSCULTURAL NURSINGModel konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan

keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise

Model) seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses

keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi

terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan

dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

1. Pengkajian, adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).

Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :

a. Faktor teknologi (tecnological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat

penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji :

persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari

bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang

penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi

para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan

kebenaran di atas segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus

10

Page 11: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

dikaji oleh perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien

terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif

terhadap kesehatan.

c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama

panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan

keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut

budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang

mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada

faktor ini adalah :

posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan

makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan

aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.

e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang

mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and

Boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang

berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara

pembayaran untuk klien yang dirawat.

f. Faktor ekonomi (economical factors)

Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang

dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji

oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang

dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari

kantor atau patungan antar anggota keluarga.

g. Faktor pendidikan (educational factors)

Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur

pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien

biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar

beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu

dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya

11

Page 12: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang

kembali.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang

dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar,

1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan

keperawatan transkultural yaitu : gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan

perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan

ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses

keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih

strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar

belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan

dalam keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya

yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi

budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien

bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.

a. Cultural care preservation/maintenance

1) Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses melahirkan dan

perawatan bayi.

2) Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien.

3) Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat.

b. Cultural careaccomodation/negotiation

1) Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien.

2) Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan.

3) Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan berdasarkan

pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik

c. Cultual care repartening/reconstruction

12

Page 13: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

1) Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan

melaksanakannya.

2) Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok.

3) Gunakan pihak ketiga bila perlu.

4) Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat dipahami

oleh klien dan orang tua.

5) Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan.

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing melalui

proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang

akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya

klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat

dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas

keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.

2.6. EVALUASI TRANSCULTURAL NURSINGEvaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien

tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien

yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin

sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui

asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.

13

Page 14: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULANDari uraian yang telah dijabarkan pada bab terdahulu tentang penerapan asuhan

keperawatan Transkultural dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keperawatan transkultural adalah suatu proses pemberian asuhan keperawatan yang

difokuskan kepada individu dan kelompok untuk mempertahankan, meningkatkan perilaku

sehat sesuai dengan latar belakang budaya.

2. Pengkajian asuhan keperawatan dalam konteks budaya sangat diperlukan untuk

menjembatani perbedaan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dengan klien.

3. Diagnosa keperawatan transkultural yang ditegakkan dapat mengidentifikasi tindakan

yang dibutuhkan untuk mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan,

membentuk budaya baru yang sesuai dengan kesehatan atau bahkan mengganti budaya

yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya baru.

4. Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan transkultural tidak dapat begitu saja

dipaksakan kepada klien sebelum perawat memahami latar belakang budaya klien sehingga

tindakan yang dilakukan dapat sesuai dengan budaya klien.

5. Evaluasi asuhan keperawatan transkultural melekat erat dengan perencanaan dan

pelaksanaan proses asuhan keperawatan transkultural.

3.2. SARANDari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus

meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang

berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional.

14

Page 15: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in Nursing Care, 2nd Ed,Philadelphia, JB Lippincot Company

Cultural Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts andCase Studies, Ditelusuri tanggal 14 Oktober 2006 darihttp://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

Fitzpatrick. J.J & Whall. A.L, (1989), Conceptual Models of Nursing : Analysis andApplication, USA, Appleton & Lange

Giger. J.J & Davidhizar. R.E, (1995), Transcultural Nursing : Assessment andIntervention, 2nd Ed, Missouri , Mosby Year Book Inc

Iyer. P.W, Taptich. B.J, & Bernochi-Losey. D, (1996), Nursing Process and NursingDiagnosis, W.B Saunders Company, Philadelphia

Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing : Concepts,Theories, Research and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-Graw HillCompanies

Swasono. M.F, (1997), Kehamilan, kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi dalamKonteks Budaya, Jakarta, UI Press

Royal College of Nursing (2006), Transcultural Nursing Care of Adult ; Section OneUnderstanding The Theoretical Basis of Transcultural Nursing CareDitelusuri tanggal 14 Oktober 2006 darihttp://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

__________________________, Transcultural Nursing Care of Adult ; Section TwoTranscultural NursingModels ; Theory and Practice, Ditelusuri tanggal14 Oktober 2006 darihttp://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

__________________________, Transcultural Nursing Care of Adult ; Section ThreeApplication of Transcultural Nursing Models, Ditelusuri tanggal 14Oktober 2006 dari http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi

Konsep dalam perawatan transkultural

1.Budaya adalah norma atau aturan tindakan2.Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan3.Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan4.Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya.

15

Page 16: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

5.Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu6.Ras adalah perbedaan macam-macam manusia7.Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budayaCare adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku

8.Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan mengarahkan 9.Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif 10.Culturtal imposition berkenaan dengan kecenderungan untuk memaksakan

KONSEP KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

( MODEL KONSEP DARI LEININGER )

A. Pendahuluan

            

KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

oleh dr. Suparyanto, M.KesPengertian Budaya

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Unsur/Komponen Budaya1. Alat-alat teknologi 2. Sistem ekonomi 3. Keluarga 4. Kekuasaan politik

Wujud Budaya1. Gagasan, 2. Aktivitas3. Artefak.

Gagasan : adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak

Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat.

Aktivitas (tindakan): adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.

Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.

16

Page 17: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan

Komponen Budaya1. Komponen Material2. Komponen Non Material

Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci

Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional

Hubungan Antar Unsur Kebudayaan Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) Sistem mata pencaharian hidup Sistem kekerabatan dan organisasi sosial Bahasa Kesenian Sistem kepercayaan Sistem ilmu dan pengetahuan

Teknologi Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta

memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam

cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian

Sistem Kekerabatan Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki

hubungan darah atau hubungan perkawinan

Bahasa Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling

berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat)

Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat

manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga.

Keyakinan keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga

mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya.

Sistem Ilmu dan Pengetahuan Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang

benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan.

17

Page 18: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error).

Kelompok Ilmu Pengetahuan1. Pengetahuan tentang alam 2. Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya 3. Pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku

sesama manusia 4. Pengetahuan tentang ruang dan waktu

Penetrasi Kebudayaan Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu

kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

1. Penetrasi damai (penetration pasifique)2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)

Penetrasi Damai Penetrasi damai (penetration pasifique) Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan

damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi

memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli

budaya masyarakat.

Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru

tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara

kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan

baru (gabungan keduanya). Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya

sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.

Penetrasi kekerasan Penetrasi kekerasan (penetration violante) Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara

memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai

dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.

Referensi1. Reese, W.L. 1980. Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western

Thought, p. 488.2. Templat:Cite study, based on American Jewish Year Book. 106. American Jewish

Committee. 2006. http://www.ajcarchives.org/main.php?GroupingId=10142.3. Adherents.com - Number of Christians in the world4. Miller, Tracy, ed. (2009), Mapping the Global Muslim Population: A Report on the

Size and Distribution of the World’s Muslim Population, Pew Research Center,

18

Page 19: BN1_Makalah Teori Transcultural Nursing Dalam Keperawatan

http://pewforum.org/newassets/images/reports/Muslimpopulation/Muslimpopulation.pdf, hlm.4"

5. Boritt, Gabor S. Lincoln and the Economics of the American Dream, p. 1.

19