hubungan teori/model konseptual keperawatan dengan filosofi dan paradigma keperawatan

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui bidang keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat layanannya. Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik keperawatan yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut oleh mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan yang mengatur hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan model konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja pemberian layanan keperawatan secara komprehensif. Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip, teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari keperawatan dan disiplin terkait (Parker, 2005). Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka berfikir perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam

Upload: juzt-megz

Post on 14-Dec-2015

878 views

Category:

Documents


75 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah SAINS S2 Keperawatan

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan merupakan disiplin profesional yang dikenal melalui bidang

keilmuan spesifik dan nilai tentang komitmen sosial dan sifat layanannya.

Keperawatan muncul dengan perspektif unik yang didasarkan pada

perkembangan filosofi, riwayat masa lampau dan cakupan praktik

keperawatan yang terus meluas. Selain itu, pandangan global yang dianut

oleh mayoritas kelompok ilmu keperawatan membentuk suatu susunan

yang mengatur hubungan di antara beberapa teori guna mengembangkan

model konseptual dan teori – teori keperawatan sebagai kerangka kerja

pemberian layanan keperawatan secara komprehensif.

Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri atas prinsip,

teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari keperawatan dan

disiplin terkait (Parker, 2005).

Model konseptual keperawatan diharapkan dapat menjadi kerangka berfikir

perawat, sehingga perawat perlu memahami beberapa konsep ini sebagai

kerangka konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek

keperawatan. Pengembangan teori di keperawatan adalah bagian yang perlu

dikerjakan untuk memajukan disiplin ilmu pengetahuan keperawatan.

Teori keperawatan menunjukkan fenomena yang menarik yang di

kemukakan, mengikuti banyak pertimbangan, sehingga logis, konsisten dan

disesuaikan dengan penemuan empiris dan didefinisikan secara operasional.

Pengembangan teori bukan kegiatan yang misterius, tetapi merupakan usaha

ilmiah yang dilakukan secara sistematis. Ketepatan pengembangan teori

keperawatan, merupakan prioritas untuk masa yang akan datang dari

disiplin dan praktik profesi keperawatan. Mengingat begitu pentingnya

mengetahui perkembangan teori dan model konseptual serta tingkatan teori,

1

2

maka penulis tertarik untuk menyusun makalah dengan topik

Pengembangan Empiris Tentang Teori/Model Konseptual Keperawatan dan

analisis hubungan antara Teori/Model Konseptual Keperawatan dengan

filosofi dan paradigma keperawatan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum :

Mampu memahami, menjelaskan, dan menganalisa pengembangan empiris

tentang model konseptual dan teori keperawatan serta hubungannya dengan

falsafah, dan paradigma keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus :

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

1. Menjelaskan pengembangan empiris tentang model konseptual dan teori

keperawatan.

2. Menjelaskan tingkatan pengembangan teori keperawatan.

3. Menganalisa hubungan model konseptual atau teori keperawatan dengan

falsafah dan paradigma keperawatan.

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini adalah:

BAB I : Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan, dan

sistematika penulisan

BAB II: Tinjauan konsep meliputi pengembangan empiris model

konseptual keperawatan dan tingkat pengembangan teori

keperawatan

BAB III : Pembahasan tentang analisis hubungan model konseptual

/ teori keperawatan dengan filosofi dan paradigma

keperawatan

BAB IV : Penutup meliputi kesimpulan dan saran

BAB II

Universitas Indonesia

3

3

TINJAUAN KONSEP

2.1 Pengembangan Empiris Model Konseptual Keperawatan

Sebuah analisis terminologi digunakan untuk menggambarkan pengetahuan

tentang keperawatan saat ini yang meliputi komponen : metaparadigma, filosofi,,

model konseptual, teori, dan indikator empiris (Fawcett, 2005).

2.1.1 Metaparadigma

Metaparadigma didefinisikan sebagai konsep global untuk

mengidentifikasi fenomena yang terkait disiplin ilmu, dan secara umum

digunakan sebagai dasar dalam menggambarkan hubungan antar beberapa

konsep (Fawcett, 2005).

Metaparadigma adalah suatu ungkapan atau sekelompok ungkapan untuk

mengidentifikasi fenomena yang saling berhubungan. Metaparadigma

merupakan konsep yang paling abstrak dalam disiplin ilmu keperawatan

(yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan) serta

beberapa konsep yang ada masuk ke dalam setiap model konseptual

berdasarkan filosofi model tersebut (Alligood, and Tomey , 2010)

Paradigma merupakan suatu diagram konseptual berupa struktur - struktur

yang digunakan untuk mengorganisasikan teori. Berdasarkan definisi

tersebut, maka metaparadigma keperawatan digunakan sebagai dasar

dalam mempelajari beberapa konsep keperawatan berdasarkan filosofi

model yang digunakan sedangkan paradigma keperawatan memberi arahan

kepada perawat dalam menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan

yang melingkupi profesi keperawatan seperti aspek pendidikan dan

pelayanan keperawatan serta kehidupan profesi.

2.1.2 Filosofi

Filosofi dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang mencakup pengakuan

secara ontology mengenai fenomena dalam suatu disiplin ilmu,

Universitas Indonesia

4

epistomologi menjelaskan bagaimana fenomena tersebut dapat dikenal dan

secara etik tentang apa yang menjadi nilai dalam setiap disiplin ilmu.

Secara ontology filosofi keperawatan memandang adanya manusia,

lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Secara epistomologi filosofi

keperawatan memberikan beberapa informasi tentang bagaimana seseorang

mampu mempelajari dunia dan bagaimana fenomena tersebut dapat

diketahui. Epistomologi secara langsung memberikan penjelasan

pengetahuan tentang manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan

dapat dikembangkan.

2.1.3 Model Konseptual

Model konseptual didefenisikan sebagai kumpulan konsep yang umum dan

abstrak dengan menempatkan fenomena suatu disiplin ilmu, Dalil yang

secara luas menggambarkan konsep tersebut yang secara umum dan

abstrak berhubungan dengan dua atau lebih konsep.

Model konseptual memberikan perspektif atau kerangka kerja sebagai pola

pikir kritis dan acuan dalam membuat keputusan bagi perawat. (Tomey and

Alligood, 2010). Model konseptual digunakan sebagai kerangka konsep

kerja yang mengarahkan suatu pandangan keperawatan dalam tindakan

yang akan dilakukan dalam memberikan asuhan, menjadikan perawat peka

terhadap apa yang terjadi dalam memberikan asuhan keperawatan.

Model konseptual biasanya dikembangkan melalui tiga tahap yaitu

konseptual/formulasi, formalisasi model dan validasi, prosesnya dapat

dilakukan secara empiris atau intuitif, deduktif atau induktif. Model

konseptual menggambarkan asumsi, keyakinan, nilai dari pengembang

model terhadap fenomena yang diamati. Model konseptual terdiri dari

enam unit yaitu apa tujuan keperawatan, bagaimana konseptualisasi klien,

apa peran sosial perawat, apa masalah/kesukaran sumber, apa intervensi

Universitas Indonesia

5

yang dilakukan dan konsekuensi yang diinginkan (Peterson & Bredow,

2004).

2.1.4 Teori

Teori didefinisikan sebagai satu atau lebih konsep yang spesifik dan

konkrit yang diperoleh dari sebuah model konseptual, dalil yang ada secara

sempit menjelaskan tentang konsep, dan dalil yang ada secara konkrit dan

spesifik berhubungan dengan dua atau lebih konsep.

Ada banyak teori yang telah ditemukan meliputi atomistic theory, grand

theory, macro theory, micro theory, middle-range theory, mid-range

theory, practice theory, praxis theory, dan theoretical framework (Fawcett,

2005).

Draper 1991 dalam Fountouki (2008) menjelaskan bahwa “nursing theory

is a tool”. Pernyataan ini menekankan bahwa teori keperawatan sangat

diperlukan. Drapper berfokus pada dua tujuan, dari teori keperawatan,

pertama teori keperawatan sebagai kerangka dalam memahami beberapa

bagian dari keperawatan di dunia dengan mengidentifikasi fenomena

relevan yang patut untuk diuji. Kedua, mengidentifikasi tugas khusus

keperawatan seperti mendalilkan sebuah teori keperawatan yang ideal

untuk dapat diaplikasikan.

Ada banyak teori keperawatan yang telah diformulasikan sejak tahun

1970an yang dipelajari dan dipraktekkan oleh perawat setelah itu direvisi

dan dimodifikasi. Teori keperawatan harus dikembangkan dengan

menggunakan komponen teori keperawatan sebagai berikut :

1. Konsep, diperoleh dari persepsi individu atau berdasarkan pengalaman

individu. Teori keperawatan menekankan pada 4 konsep utama yang

dikenal sebagai konsep paradigma yang meliputi individu, lingkungan,

derajat kesehatan/penyakit, dan keperawatan.

Universitas Indonesia

6

2. Definisi yaitu penjelasan atau gambaran teori , konsep ataupun

komponen-komponen yang menyusun teori tersebut. Pernyataan di

dalam teori tersebut dapat diklasifikasikan sebagai defenisi yang

berhubungan dengan konsep tertentu. Dimana defenisi memberikan

penjelasan tentang konsep, hubungan pernyataan yang menegaskan

hubungan antara dua bagian atau lebih konsep atau variable. (Alligood

dan Tomey, 2010).

3. Proposisi didefinisikan sebagai pernyataan dua konsep atau lebih yang

menegaskan sebuah teori dengan mendeskripsikan, menjelaskan, dan

memprediksikan. Pernyataan proposisi dapat bersifat relasional maupun

nonrelasional. Pernyataan relasional dapat berupa korelasi atau kausal.

Pernyataan nonrelational meliputi deskripsi tentang sifat dan dimensi

konsep mengenai suatu istilah. (Meleis dalam Peterson and

Bredow,2004).

4. Asumsi merupakan pernyataan yang menjelaskan tentang konsep-

konsep atau menggabungkan konsep-konsep. Merumuskan sebuah teori

dalam menjelaskan dan memprediksikan fenomena.

Dalam perkembangan teori keperawatan saat ini, terdapat beberapa

pandangan yang mempengaruhi teori keperawatan itu sendiri.

Diantaranya yaitu:

No Penyusun

Teori

Tujuan

Keperawatan

Kerangka Kerja

Praktik

1 Hildegard

E.Peplau

(1952)

Untuk

mengembangkan

interaksi antara

perawat dan klien

(Peplau, 1952)

Keperawatan adalah

proses yang penting

terapeutik dan

interpersonal

(Peplau,1952).

Keperawatan

berpartisipasi dalam

Universitas Indonesia

7

menyusun struktur sistem

asuhan kesehatan untuk

memfasilitasi kondisi

yang dialami dan

kecenderungan manusia

untuk mengembangkan

hubungan interpersonal

(Mariner Tome, 1994)

2 Ernestine

Wiedenbach

 (1964)

Untuk membantu

individual dalam

mengatasi masalah

yang berkaitan

dengan

kemampuan untuk

memenuhi tekanan

atau kebutuhan

yang dihasil dari

suatu kondisi,

lingkungan, situasi

atau waktu (Torres,

1986)

Praktik keperawatan

berhubungan dengan

individu yang

memerlukan bantuan

karena adanya stimulasi

perilaku. Keperawatan

klinik memiliki

komponen seperti

filosofi, tujuan, praktik,

dan seni (Chinn &

Jaccobs, 1995)

3 Myra Estrin

Levine (1966)

Untuk melakukan

konservasi kegiatan

yang ditujukan

untuk

menggunakan

sumber daya yang

dimiliki klien

secara optimal

Model adaptasi manusia

ini sebagai bagian dari

satu kesatuan yang utuh

didasarkan oleh “empat

prinsip konservasi

keperawatan” (Levine

1973)

Universitas Indonesia

8

Teori keperawatan juga terdiri dari konsep dan proporsi. Konsep telah

didefenisikan dengan spesifik dan preposisi sedikit lebih fokus

dibanding model konseptual. Perkembangan teori mencakupi isi dan

proses (Peterson & Bredow, 2004). Isi teori mencakup komponen-

komponen teori yang berkontribusi terhadap pembentukan teori, yaitu

konsep, defenisi, pernyataan hubungan dan rasional dari hubungan

tersebut. (Tomey & Alligood, 2010).Proses perkembangan teori terdiri

dari eksplorasi, analisis konsep, membangun hubungan dalam praktek

(Chin & Jacobs, 1983 dalam Paula & Kenney, 2009).

Sistem Penyusunan Teori :

proses Aktivitas produk

Eksplorasi Mengidentifikasi nilai kepercayaan dan

asumsi:

Apa yang sebenarnya dilakukan

perawat (tindakan, keterampilan),

dan untuk siapa (individu, keluarga

dan komunitas)?

Kapan (dalam kondisi seperti apa)?

Dimana (di lingkungan seperti

apa)?

Bagaimana (peran praktis,

penelitian)?

Filosofi

keperawa

tan

Analisis

konsep

Mengidentifikasi dan menguraikan konsep

utama:

Keperawatan – tindakan, interaksi ,

proses

Klien – individu, keluarga dan

komunitas

Kesehatan – pemeliharaan,

penvegahan, pemulihan

Lingkungan – Rumah sakit,

Identifika

si konsep

Universitas Indonesia

9

komunitas, klinik

Membangun

hubungan

Teori deskriptif

Menjelaskan interelasi diantara konsep

tetapi hubungan tersebut tidak dengan jelas

didefenisikan diantara semua konsep

Model

konseptu

al

Menguji

hubungan

Teori Ekplanatorik

Menjelaskan intelerasi diantara konsep

utama, namun demikian keadekuatan

hubungan secara logis dan empiris

membutuhkan penjelasan lebih jauh

Kerangka

kerja

teoritik

Memvalidasi

hubungan

dalam

praktik

Teori prediktif dan preskroptif

Memberikan serangkaian konsep yang

saling berhubungan dan pernyataan relasi

yang loogis dan sesuai dengan pengujian

empiric dan yang menjelaskan atau

memprediksi fenomena

Teori

Sumber: (Chin & Jacobs, 1983 dalam Paula & Kenney, 2009)

Metode yang digunakan dalam pengembangan teori keperawatan yaitu

deduktif, induktif, dan retroduktif (Tomey & Alligood, 2010):

a. Deduktif merupakan bentuk penalaran logis dari umum ke spesifik.

Proses ini melibatkan sederetan pernyataan teoritis yang diperoleh

dari pernyataan – pernyataan umum atau aksioma. Hubungan –

hubungan teoritis yang abstrak digunakan untuk memperoleh

hipotesis empiris yang spesifik (theory then research strategy).

b. Induktif merupakan bentuk penalaran dari spesifik beralih ke umum.

Kejadian – kejadian khusus diamati dan dianalisis sebagai landasan

untuk merumuskan pernyataan teoritis umum (research then

research strategy ).

c. Retroduktif yaitu menggabungkan deduksi dengan induksi.

Retroduktif menggunakan analogi yang menghasilkan teori. Para ahli

teori memperbaiki pengembangan teori ketika mereka mengalihkan

Universitas Indonesia

10

aspek – aspek materi atau struktur teori tersebut ke dalam bidang

mereka untuk membentuk suatu teori baru.

Selama perkembangannya, teori telah diklasifikasikan berdasarkan

berbagai kriteria. Berdasarkan levelnya teori terdiri dari: grand theory,

middle range theory dan practice theory (Marton dalam McKenna,

1977; Peterson & Bredow 2004), berdasarkan tingkat keabstrakan dan

keluasannya yaitu grand theory cakupannya luas dan bersifat lebih

abstrak namun kurang abstrak dibandingkan konseptual model. Dan

middle range theory yang lebih konkrit dan lebih jelas cakupannya

(Fawcett 2005).

Berdasarkan cara kerjanya dibagi menjadi empat tipe yaitu nursing

theory philosophies, nursing conceptual models, nursing theories, dan

middle range nursing theories (Tomey & Alligood, 2010; Chinn

Maeona & Kramer, 2008).

Berdasarkan tujuan teori dibagi menjadi factor isolating theories

(descriptive), factor – relating theories(explanatory), situation –

relating theories (predictive),situation – producting theories

(prescriptive) (Dickhoff & James, 1995 dalam Peterson & Bredow ,

2004). Sementara itu Waljkker dan ayant (1995) dalam McKenna

(1997) mengidentifikasi empat level teori yaitu matatheories, grand

theory, mid – range theory dan practice theory.

2.1.5 Indikator Empiris

Paula J. Christensen dan Jannet V. Keney (2009) menjelaskan pengetahuan

empiris atau pengetahuan ilmiah didasarkan pada bukti-bukti objektif yang

didapatkan melalui pengindraan, dimana hal tersebut membutuhkan validasi

dan verifikasi. Dalam disiplin ilmu keperawatan, pengetahuan ilmiah terdiri

atas prinsip, teori, dan model konseptual, serta temuan penelitian dari

keperawatan dan disiplin terkait.

Universitas Indonesia

11

Para ahli juga menjelaskan bahwa empirisme adalah suatu aliran dalam ilmu

filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari

pengalaman manusia dan mengecilkan peranan akal. Ada dua ciri pokok

empiris yaitu : teori tentang makna dan teori pengetahuan.

Teori Pertama yaitu teori makna, pada aliran empirisme biasanya

dinyatakan sebagai teori tentang asal ilmu pengetahuan, yaitu asal usul idea

atau konsep. Pada abad pertengahan teori ini diringkaskan dalam rumus

nihil est in intellectu quod non prius fuerit in sensu (tidak ada sesuatu di

dalam pikiran kita selain di dahului oleh pengalaman). Sebenarnya

pernyataan ini adalah pernyataan tesis Locke yang terdapat di dalam

bukunya An essay concerning human understanding yang diterbitkannya

tatkala ia menentang ajaran idea bawaan / innate idea pada orang-orang

rasionalis.

“Jiwa itu, tatkala orang dilahirkan, keadaannya kosong, laksana kertas

putih atau tabula rasa, yang belum ada tulisan diatasnya, dan setiap idea

yang diperolehnya mestilah datang dari pengalaman”

John Locke (1690)

Teori Kedua yaitu teori pengetahuan, mengenai teori ini kaum empiris

berbeda pendapat dengan kaum rasionalis. Kaum rasionalis berpendapat

bahwa ada beberapa kebenaran umum seperti setiap kejadian tentu

mempunyai sebab, dasar-dasar matematika, dan beberapa prinsip dasar

etika, dan kebenaran-kebenaran itu benar dengan sendirinya yang dikenal

dengan istilah kebenaran a priori / secara harafiah diartikan dari yang

terakhir, frasa (Latin) ini digunakan sebagai sinonim untuk metoda

penalaran induktif yang diperoleh lewat intuisi rasional itu. Namun kaum

empiris menolak pendapat tersebut, menurul kaum empiris tidak ada intuisi

rasioanl itu. Semua kebenaran yang disebut tadi adalah kebenaran yang

diperoleh lewat observasi / kebenaran a posteriori, secara harafiah diartikan

sejak yang pertama, biasa frasa (Latin) ini digunakan sebagai sinonim untuk

metoda penalaran deduktif.

Universitas Indonesia

12

Kemudian tinjauan empiris juga melakukan evaluasi terhadap kelebihan

model konseptual dalam situasi praktik keperawatan, dan sebuah tinjauan

sistematik pada aplikasi dan hasil dari penerapannya. Carper (1987) dalam

Fitzpatrick 1989 juga mengemukakan, sebagai tambahan pada penilaian

empiris, didalamnya juga terdapat estetika atau “art of Nursing”, serta etika

atau “the moral knowledge of nursing” dan personal sebagai intuisi untuk

proses memahami.

Pada disiplin ilmu keperawatan hasil pengujian empiris dari falsafah

menghasilkan model-model konseptual, sementara pengujian empiris

terhadap model konseptual akan menghasilkan hal yang lebih konkrit yaitu

teori-teori keperawatan.

2.2 Tingkat Pengembangan Teori Keperawatan

Potter & Perry (2001) menjelaskan teori keperawatan mengalami

perkembangan dari masa ke masa yang ditujukan untuk penerapan teori

yang sesuai dengan kondisi praktik, meliputi : Philosophical theory, grand

theory, middle range theory, dan practice theory.

Philosophical Theory merupakan karya awal yang mendahului era teori dan

menyajikan makna umum dari keperawatan dan fenomenanya melalui

penalaran logis dan penjelasan ide (Alligood, 2010). Penjelasan lengkap

untuk masing-masing jenis teori adalah sebagai berikut:

1. Metatheory

Metatheory bersifat abstrak dan umum. Metatheory difokuskan pada

filosofi dan pertanyaan-pertanyaan metodologi yang dihubungkan

dengan perkembangan teori-teori dasar keperawatan. Metatheory

kadang disebut juga philosophical theory. Philosophical theory

merupakan pernyataan yang mendukung tuntutan ontologi tentang

fenomena sebagai pusat perhatian suatu disiplin, tuntutan epistemik

Universitas Indonesia

13

tentang bagaimana fenomena muncul dan tuntutan etik tentang nilai

suatu disiplin ilmu (Fawcett, 2005).

Metatheory memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi,

menggunakan dan menguji teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap

dirinya sendiri (McKenna, 1997). Teori para pakar yang termasuk

dalam metatheory atau philosophical theory adalah: Nightingale:

modern nursing, Watson: Watson’s philosophy and theory of

transpersonal caring, Benner: caring, clinical wisdom and ethics in

nursing practice, Martinsen: philosophy of caring dan Erikcsson:

tehory of caritative caring (Tomey & Alligood, 2010)

Berdasarkan uraian di atas, kelompok mengartikan metatheory sama

dengan philosophical theory merupakan teori yang bersifat abstrak

yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam

memandang manusia sebagai mahluk biologis, dan respon manusia

dalam keadaan sehat dan sakit serta berfokus terhadap respon mereka

terhadap suatu situasi.

2. Grand Theory

Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang spesifik yang

didapatkan dari model konseptual, preposisi yang didapatkan dari

konsep tersebut dan preposisi tersebut nyata dan hubungan yang spesial

antara dua konsep atau lebih. Grand theory kurang abstrak dan lebih

spesifik dibanding model konseptual tetapi tidak se-konkrit dan

sespesifik middle range theory (Fawcett, 2005). Grand theory

merupakan teori yang cakupannya luas dan kompleks, terdiri dari

kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif

praktek keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihat

fenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teori-

teori dengan cakupan lebih kecil (Tomey & Aligood, 2010).

Universitas Indonesia

14

Grand theory menyebutkan tujuan, misi dan aturan nursing care yang

dihasilkan dari observasi/insight. Tujuan dari grand theory adalah untuk

mengatur beberapa informasi dan mengidentifikasi konsep atau point

penting serta menghubungkannya dengan praktik keperawatan. Manfaat

grand theory adalah sebagai alternatif panduan untuk praktik selain

tradisi/intuisi, kerangka kerja untuk pendidikan dengan mengusulkan

fokus dan struktur kurikulum, dan bantuan untuk profesional

keperawatan dengan menyediakan dasar praktek (McKenna, 1997).

Meskipun grand theory masih sangat abstrak dan normatif sehingga

sulit untuk mengaplikasikannya secara empiris, namun grand teory

lebih mudah dijadikan dasar untuk perkembangan dari middle range

theory dan teori praktis yang lebih spesifik. Berdasarkan sebab inilah

grand theory berhasil memenuhi fungsi penting sebagai pembeda

keperawatan dari profesi lain dan menyediakan legitimasi untuk ilmu

pengetahuan keperawatan (Peterson & Bredow, 2004). Contohnya, dari

model konseptual Rogers’s Science of Unitary Human Beings

dihasilkan tiga grand theory yaitu Theory of Accelerating Evolution,

Theory of Rhythmical Correlates of Change, dan Theory of Paranormal

Phenomena (Fawcett, 2005). Contoh grand theory lainnya yaitu King’s

theory of goal attainment, Leininger’s theory of culture care and

universality, Newman ‘s theory of health as expanding consciousness,

Orem’s self care deficit theory, Parse’s theory of human becoming

(Peterson & Bredow, 2004).

Berdasarkan uraian di atas, menurut kelompok grand theory merupakan

teori yang masih bersifat abstrak dengan cakupan yang masih luas,

belum bisa secara langsung diuji secara empiris, tapi merupakan dasar

bagi perkembangan teori yang lebih spesifik.

3. Middle Range Theory

Fawcett (2005) menggambarkan middle range theory sebagai teori yang

lebih konkret dari grand theory dan memberikan batasan konsep dan

Universitas Indonesia

15

preposisi dengan relatif lebih konkret dan spesifik. Middle range theory

memberikan cara penyelesaian masalah dan dapat diuji secara empiris.

Middle range theory membantu praktek dengan memfasilitasi

pemahaman tenatng perilaku klien, saran intervensi dan memberikan

penjelasan untuk keefektifan intervensi (Peterson & Bredow, 2004).

Setiap middle range theory menyebutkan fenomena yang spesifik

dengan lebih kongkrit atau kurang kongkrit dibanding middle range

theory lainnya yang menggambarkan apa itu fenomena, menjelaskan

mengapa fenomena terjadi atau memprediksi bagaimana cara fenomena

terjadi, sehingga middle range theory dapat dibedakan menjadi tiga tipe

yaitu descriptive theory, explanatory theory dan predictive theory. 1)

Desciptive theory merupakan tipe paling dasar dari middle range

theory, menggambarkan atau mengklasifikasikan sebuah fenomena dan

mungkin hanya mencakup satu fenomena atau konsep saja. Contohnya

Peplau’s theory of interpersonal realtionship. 2) Explanatory theory

merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara dua atau lebih

konsep. Contohnya Watson’s theory of human caring. 3) Predictive

Theory menjelaskan lebih luas tentang hubungan antara konsep–konsep

atau pengaruh satu konsep terhadap konsep lainnya. Tipe ini

menunjukkan bagaimana perubahan- perubahan dalam suatu fenomena

terjadi. Contohnya Orlando’s theori of deliberative nursing process

(Fawcett, 2005). Contoh middle range theory lainnya yaitu Pender’s

health promotion in nursing practice, Beck’s postpartum depression

theory, dll (Peterson & Bredow, 2004).

4. Practice Theory

Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya dibanding middle

range theory, teori pada level ini juga didefinisikan juga sebagai

prescriptive theory, situations-spesific theory, dan micro theory.

Practice theory menetukan tindakan atau intervensi keperawatan yang

cocok untuk mencapai tujuan tertentu, fokus pada fenomena

keperawatan yang spesifik dengan memberikan arahan langsung pada

Universitas Indonesia

16

praktek keperawatan dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas,

hipotesis dengan menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory

menyediakan kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan

memprediksi hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri

(Peterson & Bredow, 2004).

Practice theory berkembang dari middle range theory, pengalaman

praktik keperawatan dan uji empiris. Pengalaman praktik klinis perawat

dapat menjadi sumber utama untuk pengembangan practice theory

keperawatan. Kedalaman dan kompleksitas teori keperawatan

digambarkan dan dijelaskan melalui apresiasi secara mendalam

terhadap fenomena keperawatan dan hubungan antara aspek pada

situasi keperawatan (McKenna, 1997). Contoh Practice theory yaitu

bonding attachment theory, therapeutic touch, exercise as selfcare,

caring for patient with chronic skin disease, quality of care, dll

(Peterson & Bredow, 2004).

Secara ringkas, tingkatan pengembangan teori dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Philosophical theory Falsafah keperawatan merupakan karya

awal yang mendahului era teori.

Falsafah berkontribusi untuk

pengetahauan keperawatan dengan

memberikan arahan untuk disiplin dan

membentuk dasar untuk keilmuan

professional, yang mengarah kepada

pemahaman teotitis baru

Grand theory Cakupannya luas dan kompleks.

Membutuhkan penelitian yang spesifik

sebelum dapat sepenuhnya diuji

cobakan.

Tidak memberikan panduan terhadap

Universitas Indonesia

17

intervensi keperawatan yang spesifik,

namun memberikan kerangka kerja

struktural dan ide yang abstrak

Middle range theory Cakupannya lebih terbatas dan kurang

abstrak

Menjelaskan fenomena spesifik atau

konsep dan mencerminkan praktik

keperawatan

Practice Theory Lebih tidak abstrak, lebih spesifik dan

cakupannya lebih sempit dibandingkan

dengan middle range theory.

Berorientasi pada suatu tindakan nyata

untuk tujuan yang spesifik.

Fokus kepada fenomena keperawatan

spesifik yang mencerminkan praktik

klinis dan hanya terbatas kepada

populasi atau bagian dari situasi pada

teori

BAB III

PEMBAHASAN

Universitas Indonesia

18

3.1 Analisis Hubungan Model Konseptual / Teori Keperawatan dengan

Filosofi dan Paradigma Keperawatan

Model konsep maupun teori keperawatan yang didasari filosofi sangat erat

hubunganya dengan paradigma keperawatan. Penerapan konsep maupun

teori keperawatan harus selalu dikawal oleh paradigma, sehingga

interaksinya jelas dan terarah. Interaksinya adalah sebagai berikut :

Dari skema tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan yang saling terkait

antara model konseptual / teori keperawatan dengan filosofi dan paradigma

keperawatan, dimana falsafah keperawatan merupakan sistem nilai yang

Universitas Indonesia

PARADIGMA KEPERAWATAN

MODEL KONSEPTUAL

FALSAFAH KEPERAWATAN

GRAND THEORY

GRAND THEORY

MIDDLE RANGE

THEORY

THEORY

MIDDLE RANGE

THEORY

THEORY

PRACTICE THEORY

PRACTICE THEORY

KONKRET

ABSTRAKABSTRAK

METATHEORYMETATHEORY

Hub. Langsung

Panduan

Klarifikasi

Pengujian Praktik

Memperbaiki

Materi

18

19

mendasari munculnya beberapa teori seperti Methatory, Grand theory,

Middle range theory, dan Practice theory.

Falsafah keperawatan sebagai keyakinan dasar dalam menerapkan teori

keperawatan terhadap metaparadigma keperawatan yang terdiri dari

manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Dalam hal ini paradigma

dapat dijadikan parameter dasar dan kerangka kerja untuk mengatur sebuah

disiplin ilmu pengetahuan, hal ini berarti paradigma keperawatan akan

memberikan banyak kontribusi terhadap pengembangan teori-teori

keperawatan. Fungsi paradigma selain sebagai parameter adalah untuk

mengidentifikasi batas-batas materi subjek yang menjadi perhatian sebuah

disiplin ilmu, paradigma juga memberikan kesimpulan intelektual dan

tujuan sosial dalam penerapan disiplin ilmu.

Falsafah keperawatan yang merupakan landasan dasar praktik keperawatan

harus dimiliki oleh setiap perawat sebagai pedoman untuk berfikir,

mengambil keputusan dan bertindak. Falsafah ini juga terkait dengan model

konseptual keperawatan, yang diaplikasikan melalui metode ilmiah akan

menghasilkan teori-teori keperawatan baru. Teori-teori yang awalnya

bersifat abstrak akan menjadi konkret dengan melalui penelitian

menggunakan metode ilmiah, sehingga penerapanya dapat sesuai dengan

tujuan.

Pada skema di atas digambarkan bahwa grand theory yang merupakan

konsep paling abstrak karena hanya terdiri dari konsep global yang

menguraikan perspektif yang luas tentang praktek dan cara melihat

fenomena keperawatan. Untuk menerapkan teori tersebut dalam praktik

keperawatan masih perlu penjabaran lebih spesifik .

Untuk menjembatani kesenjangan antara grand theory dengan nursing

practice maka muncullah pemikiran tentang middle range theory yang dapat

dimanfaatkan untuk riset dan praktik. Peterson, Bredow (2004) dalam riset

Universitas Indonesia

20

middle range theory digunakan sebagai panduan dalam memilih variabel

dan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Dalam praktik middle range theory

memfasilitasi pemahaman terhadap prilaku klien, menekankan intervensi,

dan menjelaskan tingkat efektifitas sebuah intervensi. Melalui penelitian

ilmiah middle range theory ini akan menjadi lebih spesifik dan aplikatif

yang dijabarkan dalam nursing practice.

Meskipun teori keperawatan relevan untuk praktik keperawatan tetapi tidak

semua teori dapat diterapkan dalam praktik. Marriner-Tomey (1994)

mendeskripsikan tentang teori bahwa “theoritical models of reality, often a

reality that is not directly observable”. Teori keperawatan dibuat

berdasarkan kondisi sesungguhnya di masyarakat, namun keadaan yang

sesungguhnya sering tidak diobservasi secara langsung, sehingga tidak

semua teori keperawatan dapat diaplikasikan secara langsung pada tatanan

praktik. Penerapan teori-teori keperawatan masih memerlukan kerangka

kerja yang lebih nyata dan lebih aplikatif, hal ini dapat dilakukan dengan

pemilihan yang teliti sehingga dapat menentukan intervensi dan tujuan

perawatan yang tepat.

BAB IV

PENUTUP

Universitas Indonesia

21

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka kesimpulan makalah adalah :

1. Falsafah Keperawatan yang meyakini manusai sebagai individu yang

unik dan holistik dan melalui Model konseptual keperawatan yang

berlandaskan paradigma keperawatan (manusia, sehat, kesehatan dan

lingkungan) pada akhirnya akan melandasi lahirnya teori – teori

keperawatan mulai dari yang paling abstrak (grand theory) sampai

dengan teori yang lebih konkret dan aplikatif (practice theory).

2. Teori-teori keperawatan akan selalu berkembang melalui pengalaman

empiris yang menunjang masing-masing bidang dan tujuan utama teori

keperawatan. Proses pengembangan teori keperawatan dapat meliputi

pengujian teori, memperbaiki teori maupun memodifikasi serta

menggunakan penelitian dalam penerapan teori tersebut.

4.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Perawat diharapkan mampu mengembangan ilmu yang menjadi satu

kewajiban dilandasi dengan ilmu pengetahuan / body of knowledge,

falsafah dan paradigma keperawatan.

2. Perawat diharapkan mampu terus mengembangkan riset dan menelaah

teori keperawatan guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan /

asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A,. (2014). Nursing Theorists and Their Work 8th ed. St.Louis : Mosby Inc, USA

Universitas Indonesia

21

22

Aligood, Martha R & Tomey, Marriner A, . (2008). Nursing Theories Utilization and Application 3rd ed. St.Louis : Mosby Inc, USA

Chinn & Kramer. (1995). Fundamental Of Nursing. Loussiana :Delmar a division of Thomson Larning. Inc,USA

Fountouki A, & Theofanadis D. (2008). Nursing Theory A discussion on an ambiguous concept. The International Journal of Caring Sciences vol 1 issue 1. http:www.internationaljournalofcaringsciences.org, diunduh tanggal 24 September 2014.

Fawcett, Jacqueline. (2005). Contemporary Nursing Knowledge; Analisys and Evaluation of Nursing Models and Theories. Philadelphia : Davis Company, USA.

Locke, J. (1690). An Essay Concerning Human Understanding. Pennsylvania State University, USA.

Meleis, Afaf Ibrahim. (2007). Theoritical Nursing; Development and Progress. Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA

Parker, Marilyn E.(2005). Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia ; Davis Company,USA.

Peterson, Sandra J and Bredow, Timothy S. (2004). Middle Range Theory application to Nursing Research. Philadelphia : Lippincott Williams& Wilkins, USA.

Universitas Indonesia