bernas edisi juni 2015

36
Pengawasan dengan Pendekatan Agama (PPA) Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara Be rn as Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16, Juni 2015 Harus Mulai Dari Diri Sendiri MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS MOMENTUM MATANGKAN LANGKAH

Upload: kanwilagamantt

Post on 25-Jul-2016

242 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Momentum Langkah Membangun Zona Integritas

TRANSCRIPT

Page 1: Bernas Edisi Juni 2015

Pengawasan dengan Pendekatan Agama (PPA)

Dari Nusa Tenggara Timur Untuk Nusantara

BernasEdisi

04 Ta

hun I

V, No

mor 1

6, Jun

i 2015

Harus Mulai Dari Diri Sendiri

MEMBANGUN ZONA INTEGRITASMOMENTUM MATANGKAN LANGKAH

Page 2: Bernas Edisi Juni 2015

Http :// ntt.kemenag.go.id

M I S I• Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Ajaran Agama• Memantapkan Kerukunan Intra dan Antar Umat Beragama• Menyediakan Pelayanan Kehidupan Beragama yang Merata dan Berkualitas• Meningkatkan Pemanfaatan dan Kualitas Pengelolaan Potensi Ekonomi

Keagamaan • Mewujudkan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah yang Berkualitas dan

Akuntabel• Meningkatkan Akses dan Kualitas Pendidikan Umum Berciri Agama, Pendidikan

Agama pada Satuan Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan• Mewujudkan Tatakelola Pemerintahan yang Bersih, Akuntabel dan Terpercaya

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V I S ITerwujudnya Masyarakat

Nusa Tenggara Timur Yang Taat Beragama, Rukun,Cerdas, dan Sejahtera Lahir

Batin dalam Rangka Mewujudkan Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong-Royong

Page 3: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

1

Membangun Masyarakat Beragama NTT Beriman, Cerdas, Rukun, dan Sejahtera

Pelindung :Kepala Kantor Wilayah

Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Penanggungjawab :Kepala Bagian Tata Usaha

Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Nusa Tenggara Timur

(ex-officio)

Pemimpin Umum :Drs. Sarman Marselinus

Wakil Pemimpin Umum:H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd

Pemimpin Redaksi./Redaktur Pelaksana :

John. B. Seja

Dewan Redaksi :Yohanes F. G.M. Wassa

Yos SudarsoBobby Babaputra

Ivony BlegurGenoveva Menggol

Robertus FidiantoPaskalis F. Gara

Sirkulasi :Genoveva Menggol; Ivony Blegur

Design Grafis/Layout/ Foto :Paskalis F. Gara

Kontributor Daerah :Kantor Kementerian Agama Kabupaten/

Kota dan Madrasah Negeri se-NTT

ALAMAT REDAKSI/ SIRKULASI :Subbag Informasi dan Humas

Kanwil Kementerian Agama NTTJl. Frans Seda Kupang,

Telp/Fax [email protected]

Diterbitkan sebagai Media Komunikasi dan Informasi

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

PERCETAKAN : CV. INARApublishing

Redaksi menerima berita, opini, baik dari kalangan internal maupun dari penulis di luar lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sesuai dengan misi penerbitan majalah ini. Redaksi berhak melakukan editing tanpa mengubah isi dan struktur naskah. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan

DITERBITKAN OLEH SUB BAGIAN INFORMASIDAH HUBUNGAN MASYARAKAT

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Salam Redaksi

1

Salam Sejahtera.

Pembaca nan budiman.

Selamat bersua kembali dalam BERNAS edisi keempat. Tema pokok BERNAS edisi bulan Juni adalah Ikhtiar Mengimplementasikan Reformasi Birokrasi melalui Rapat Kerja Pimpinan Tingkat Kanwil

Kemenag Prov. NTT. Hal ini sengaja kami tonjolkan sebagai sebuah refleksi atas terpilihnya Kanwil Kemenag NTT sebagai pilot project pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM.

Pada rubrik fokus utama, secara kronologis mungkin saja tidak sesuai dengan periode terbitan yakni refleksi atas diskusi pendahuluan dan sosialisasi Pengawasan dengan Pendekatan Agama (PPA) yang digelar bersama dengan Inspektorat Jenderal. Acara ini terjadi pada penghujung bulan Mei 2015.

Informasi PPA kami gabungkan dengan Raker Pimpinan Satker Kemenag se Provinsi NTT. Kita sedang berada pada jalur perubahan. Ini perjuangan super berat mengingat jejak sejarah kinerja kita sebelumnya. Walau demikian, bukan berarti usaha ini sia-sia, sebaliknya justru memperoleh momentumnya karena bertepatan dengan dimulainya periodisasi Rencana Strategis lima tahunan, 2015 – 2019.

Bukan kebetulan, bulan Juni adalah bulan suci ramadhan, saat mayoritas warga Indonesia menyucikan diri dalam laku puasa dan dzikir. Gerakan memurnikan diri agar kembali menjadi fitrah sebagaimana asalnya. Dan juga sebagian kecil warga Indonesia merayakan Tri Suci Waisak, memperingati pencerahan Sidartha Buddha Gautama. Ini juga adalah gerakan kembali ke dalam diri sendiri. Benang merahnya menjadi jelas, kita semua sebagai ASN Kementerian Agama dipanggil untuk berubah, menjadi lebih baik.

Kementerian Agama telah memutuskan untuk melakukan reformasi birokrasi. Keputusan untuk menjadi pilot project tentu memiliki konsekuensi berat. Jalan panjang dan berliku ini harus dimulai dari diri sendiri, setiap kita harus mau berubah. “Dalam bekerja, jangan suka membenarkan yang biasa, sebaliknya biasakanlah yang benar,” demikian disampaikan oleh Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus. Selamat membaca.

Redaksi

Page 4: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

2

DAFTAR ISI

Salam Redaksi 1

Daftar Isi 2

Editorial 3

Fokus Utama 4-7

Ssst, Ini Bukan SARA 8

Liputan Khusus 9-13

Bidik Lensa 14-18

Seputar Kanwil 19-24

Lintas Flobamora 25-29

Sahabat BERNAS 30-31

Bianglala 32

Fokus Utama Hal. 4 - 7

Liputan Khusus Hal. 9 - 13

Sahabat BERNAS Hal. 30 - 31

PPA Pengawal Perubahan

“Tidak ada satupun di alam semesta ini yang bersifat tetap, permanen. Semuanya berada di dalam proses menjadi.”

“Tata Laksana Organisasi yang baik selalu lahir dari sebuah perencanaan yang matang. Tanpa perencanaan yang matang, mustahil sebuah organisasi, termasuk organisasi pemerintah bisa mencapai hasil yang maksimal sebab siapa yang mempunyai rencana yang baik, telah memiliki separuh keberhasilan ”

Belajar Mengikuti Perubahan‘mata lebih jujur daripada bibir’ASN Kemenag tidak sekedar memahami, tetapi harus menunjukan melalui aksi nyata.”Teladan kuncinya,”

Rakerda, Renstra & Momentum Perubahan Budaya Kerja

Page 5: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

3

Inovasi Dalam Reformasi Birokrasi

Editorial

“Setiap orang berpikir bagaimana mengubah dunia, tetapi tidak ada yang berpikir bagaimana mengubah diri mereka sendiri.”

(Leo Tolstoy Sastrawan Rusia, 1828-1910)

Agenda reformasi birokrasi yang lahir dari frustrasi atas kondisi Indonesia yang dibelenggu lingkaran setan KKN menargetkan

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sasaran ini belum berubah karena harapan publik pada perbaikan kinerja birokrasi dan peningkatan layanan publik belum terjawab secara memuaskan.

Gelombang reformasi yang mengusung spirit perubahan terus bergulir, dan Kementerian Agama masuk dalam bar isan d e p a n y a n g s e r i u s m e n g a g e n d a k a n n y a . Kampanye pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani gencar dilakukan, bahkan secara khusus refleksi ini oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin terkristal dalam 5 Ni la i Budaya Ker ja . Muaranya adalah terjadinya perubahan performance birokrat.

Pada paruh waktu 2015, Kanwil Kemenag P r o v i n s i N T T m u l a i berbenah dalam spirit perubahan. Sebagai salah satu pilot project pembangunan Zona Integritas, tidak sedikit energi dikuras untuk membedah diri, menyadari titik lemah guna membangun strategi baru menjawabi tuntutan good governance and clean government. Diawali dengan pencanangan ZI, diperkokoh dengan diskusi pendahuluan Pengawasan dengan Pendekatan Agama bersama tim Inspektorat Jenderal. Kemudian melalui Rakerda dimatrikskan dalam program kerja dengan sejumlah indikator capaian yang harus didokumentasikan supaya terukur.

Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus mengarahkan segenap barisan untuk mulai berpikir out of box, hindari rutinitas formal, mencari terobosan

baru untuk mendekatkan pelayanan. Apalagi pada momentum penetapan Rentsra 2015-2019, ini pijakan tepat untuk melompat lebih jauh. Rujukannya tetap pada regulasi yang berlaku, walaupun berarti melawan arus karena sesungguhnya birokrasi itu berjalan di atas tahapan baku dan prosedur tetap.

Menimbang esensi dari reformasi yakni perubahan ke arah yang lebih baik, maka inovasi menjadi

spirit dari perubahan itu. Sejatinya, regulasi a d a u nt u k b o n u m c o m m u n e , t e t a p i itu dibelokkan oleh kepentingan pelakunya. A r t i nya , j i ka m a u reformasi ini berhasil m a k a , p e r l u a d a pembaharuan (inovasi) dalam diri officer-nya, ibarat memurnikan emas da lam tanur api. Butuh bantuan instrument pengendali proses dan peni la i hasilnya.

Penentu utama berhasilnya gerakan perubahan ini adalah SDM, mulai dari top manajer hingga office boy. Bersama-sama

mereka harus memiliki semangat untuk berubah menjadi lebih baik. Semangat itu ditampilkan dalam kinerja bersama yang berkualitas dan bermuara pada kepentingan masyarakat. Dengan kata lain, Reformasi Kanwil Kemenag Prov NTT hanya akan berhasil bila setiap ASN memiliki spirit perubahan itu dalam dirinya. Jangan berpikir untuk mengubah apa pun di sekitar kita, jika kita belum memulainya dari dalam diri sendiri.

Kendali utama laju reformasi ada pada kontrol atas diri sendiri, dengan kata lain setiap ASN harus mampu mengemudi pikirannya sendiri melalui jalan berliku kehidupan menuju ke arah yang lebih baik. Inilah roh dari reformasi birokrasi. (by. John Seja)

“Ketika muda, aku ingin mengubah seluruh dunia.

Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini. Maka kuputuskan untuk mengubah

negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha

mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, kusadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka

aku mulai mengubah keluargaku. Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang

bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah

diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan

mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini.”

Page 6: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

4

Fokus Utama

Pesona HerakleitosAdalah Herakleitos si empunya mashab

perubahan. Herakleitos menyebut perubahan itu seperti air sungai yang mengalir. Herakleitos menjadi masyur karena ucapannya, panta rhei kai uden menei yang berarti, semuanya mengalir dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap.

Herakleitos mungkin sebuah nama yang asing namun apa yang dikatakannya pada abad ke 5 SM

memiliki arti yang tetap dalam pusaran masa. Perubahan itu nyata dan alamiah. Perubahan itu menyimpan rahasia hasilnya. Memilih berubah ke arah yang lebih baik atau malah menjadi lebih buruk dari sebelumnya.

Kementerian Agama berubahDinamika perubahan inilah yang kini

menggema di l ingkungan kementerian agama. Perubahan adalah kata penuh energi yang m e n d o r o n g s e m u a aparatur kementer ian a g a m a u n t u k b e ra d a di sungai menuju muara yang sama yakni merebut kembali kepercayaan publik yang tergerus kekhilafan dan menjadikan lembaga ini bangkit berdiri kokoh mengambil bagian dalam barisan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Demi menjaga agar asa itu tetap berada di jalurnya, on the track, berbagai cara telah dilakukan. Kini Kementerian Agama di bawah komando Menteri Agama Lukman Hakim Saiffudin bergerak bersama

melakukan penataan dan pembenahan di berbagai lini agar secepatnya menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) yang pada akhirnya masyarakatpun terlayani maksimal.

Lima Nilai Budaya Kerja, Spirit PerubahanSejak tahun 2012, gerak perubahan itu

PPA Pengawal Perubahan

“Tidak ada satupun di alam semesta ini yang bersifat tetap, permanen.

Semuanya berada di dalam proses menjadi.”

Page 7: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

5

berjalan lebih cepat. Energi perubahan itu semakin intens dan maksimal tatkala Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) meluncurkan Lima Nilai Budaya Kerja (NBK) Kementerian Agama. Kelima nilai budaya itu adalah integritas, profesionalitas, inovasi, bertanggungjawab, dan keteladanan.

U nt u k m e m a st i ka n n i l a i i t u d a p at diimplementasikan, Menteri Agama meminta seluruh aparatur membangun sistem kerja yang dapat mendukung terwujudnya nilai-nilai itu. “Nilai hanya akan menjadi nilai, tidak bisa manifest kalau tidak ditopang dengan system yang menegakkan nilai-nilai itu,” kata Menteri Agama.

Melalui penanaman nilai budaya, kini

Irjen Kemenag RI, H.M. Jasin pada Acara Diskusi Pendahuluan PPA di Kupang

Kementerian Agama banyak mengalami perubahan ke arah lebih baik. Indikasinya antara lain adanya penilaian sejumlah lembaga survei yang menempatkannya pada ranking muda dengan predikat kinerja memuaskan.

Meskipun demikian Menteri LHS mengajak seluruh ASN di lingkungan Kementerian Agama agar tidak berpuas diri dan larut dalam rasa bangga, karena masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi.

PPA mengawal PerubahanPengawasan dengan Pendekatan Agama

(PPA) merupakan kegiatan pembudayaan pengawasan dengan menyampaikan pesan-pesan moral yang dilandasi nilai agama

Page 8: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

6

sehingga bermanfaat dalam pengawasan fungsional, pengawasan melekat dan pengawasan masyarakat dalam rangka mencapai keberhasilan dan ketepatan pembangunan nasional.

PPA pada hakikatnya dapat dipahami sebagai konsep mengintegrasikan manajemen pemerintahan dengan nilai spiritual yang dapat diaplikasikan pada manajemen dir i , keluarga, masyarakat dan pemerintahan.

PPA juga dipandang sebagai sebuah model yang memberikan tuntunan praktis t e n t a n g

p e m b e r d a y a a n n i l a i spiritual dan penjernihan hat i nurani . Sehingga hasilnya diharapkan dapat mendorong terciptanya SDM yang tangguh secara spiri¬tual, memiliki self control yang kuat.

Target PPA adalah t e rc i p t a nya a p a ra t u r pemerintah yang me¬miliki jati diri sesuai dengan ni la i agama, sehingga terinternalisasi budaya malu berbuat dosa dan terh indar dar i sega la

Page 9: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

7

bentuk penyimpangan. Jika hal ini berhasil maka tidak mustahil kinerja aparatur pun akan meningkat dan secara otomatis hakikat eksistensi Kementerian Agama dikembalikan ke arasnya. Kalau gagal?

Kakanwil Kemenag NTT, Drs. Sarman Marselinus dalam kesempatan membuka kegiatan Diskusi Pendahuluan dan Sosialisasi PPA di lingkungan Kanwil Kemenag NTT menyoroti pentingnya sikap kerja. Menurutnya sikap kerja yang dimaksud mencakup tiga kompenan utama yakni kognitif (pengetahuan), afektif (penghayatan) dan psikomotorik (perilaku). Ketiga hal itu berdiri di atas nilai dasar Ikhlas Beramal dengan persepsi kerja yang berorientasi pada pelayanan, pemberdayaan dan keteladanan.

“Nilai dasar Kementerian Agama adalah Ikhlas Beramal. Oleh karena itu sangat penting agar setiap ASN memiliki persepsi kerja yang berorientasi kepada pelayanan, pemberdayaan, dan peneladanan” tandas Kakanwil Kemenag NTT.

Karenanya, Pengawasan dengan Pendekatan Agama pada akhirnya bukan hanya bertujuan

untuk menciptakan perilaku aparatur yang bersih akan tetapi di pihak lain PPA juga memberi arti baru pada manfaat kehadirannya yakni PPA mengawal perubahan yang berlangsung di tubuh Kementerian Agama agar tetap terjaga dan berjalan sesuai ikhtiarnya.

Setiap moment perubahan yang dialami Kementerian Agama adalah kesempatan untuk terus memperbaiki dan menampilkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan yang semakin baik. Pada titik inilah. kiblat PPA sebagai pengawal perubahan menjelma sebagai sebuah tugas yang berjalan beriringan dengan arah tujuannya.

Di sini, Herakleitos mendapatkan afirmasi atas idenya. Bahwa perubahan adalah sebuah faktum alami. Sebuah keniscahyaan. Tugas PPA adalah mengawal agar perubahan yang sedang terjadi di dalam tubuh Kementerian Agama melalui pembiasaan dan internalisasi lima nilai budaya kerja dapat menghantar lembaga ini menuju wilayah birokrasi yang bersih dan bebas melayani.

sumber: ntt.kemenag.go.id/Bobby Babaputra

Page 10: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

8

Sssttt...Ini Bukan SARA

8

Di tengah suasana serius dalam rapat sekolah, tiba-tiba ada yg kentut. Inilah komentar setiap guru.

Guru Biologi : Ini merupakan ciri-ciri makhluk hidup dalam melanjutkan hidupnya

Guru PKN : Inilah salah satu ciri khas bangsa kita. Suka menahan diri sampai akhirnya kebobolan sendiri...

Guru Fisika : Inilah iner power. Tenaga yg dipakai tdk terlalu besar,ttpi hasilnya luar biasa...

Guru Seni : Bunyinya terletak di nada FGuru Bindo : aromanya sulit diungkapkan

lewat kata2...Guru Agama : Inilah salah satu yg membatalkan

wudhuGuru Geografi : Posisi keberadaannya mengikuti

arah angin...Guru Kimia : H2S yg mengotori AtmosferGuru Ekonomi : Inilah prinsip utama utk hasil

Rapat Para Guru Sekolah

besar dari pengeluaran sekecil2nyaGuru Matematika: Baunya tdk dapat di-kali tapi

bisa di-bagi...Guru Sosiolog : salah satu perilaku menyimpang

pada sikap seseorangGuru Sejarah : Ini salah satu sebab terjadinya

perang dalam sejarah dunia.Guru Olahraga : u m p a n s i l a n g p e m a i n

menuju depan gawang sehingga menghasilkan bunyi tendangan yg dahsyat..

Kepala Sekolah : ?????***%%%^^^///####...... Rapat bubar.....!!

(ivony blegur/dari berbagai sumber)

Presiden bertanya pada ibu tua penjual kue,Bapak : Sudah berapa lama jualan kue?Ibu : Sudah hampir 30 tahun.Bapak : Terus anak ibu mana, kenapa tidak

ada yang bantu?Ibu : Anak saya ada 4, yang ke-1 di KPK,

ke-2 di POLDA, ke-3 di Kejaksaan dan yang ke-4 di DPR, jadi mereka sibuk sekali pak.

Presiden kemudian menggeleng-gelengkan kepala karena kagum.Lalu dengan percaya diri Bapak Presiden berbicara ke semua hadirin yang menyertai beliau.Bapak : Meskipun hanya jualan kue, ibu ini

bisa menjadikan anaknya sukses

Sukses dan Jujur, Tidak Korupsidan jujur tidak korupsi...karena kalau mereka korupsi, pasti kehidupan Ibu ini sudah sejahtera dan tinggal di rumah mewah.

Lalu sambil mengarahkan mike yang sedang di pegangnya, Bapak Presiden kembali berbicara kepada wanita penjual kue tersebut.Bapak : Apa jabatan anak di POLDA, KPK,

KEJAKSAAN dan DPR?Lalu dengan polosnya sang wanita penjual kue tersebut itu berkata,Ibu : Sama... mereka berjualan kue juga di

sana…Bapak : ????? @#$%$^@%.

(ivony blegur/dari berbagai sumber)

Page 11: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

9

Liputan Khusus

Tahun 2015, merupakan tahun yang amat spesial bagi seluruh jajaran Kementerian Agama dari tingkat pusat hingga seluruh

satker di daerah. Setidaknya ada dua hal yang membuat warna pelayanan Kementerian tahun ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pertama, tahun ini menjadi titik awal dimulainya periode baru Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Agama 2015-2019. Mengikuti visi dan misi Kabinet Kerja, renstra Kementerian Agama tentu bermuara pada terwujudnya “Nawa Cita” Presiden Joko Widodo. Tentu, di sana akan ada cita-cita dan target -target baru yang mesti diraih. Hal kedua yang membuat wajah pelayanan Kementerian Agama tahun ini adalah lahirnya lima nilai budaya kerja yang menjadi roh bagi segenap jajaran Kementerian Agama dalam melaksanakan reformasi birokrasi menuju wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi yang bersih dan melayani.

Dalam spirit ini, para ‘decision maker ’ Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur,

dari tingkat Kanwil hingga Kabupaten/Kota serta Madrasah berkumpul dalam ajang tahunan, Rakerda ~ Rapat Kerja Daerah selama tiga hari, Rabu,

(10/06/2015) hingga Jumat, (12/06/2015) di Asrama Haji Transit Kupang.

Rakerda, Renstra & Momentum Perubahan Budaya Kerja

“Tata Laksana Organisasi yang baik selalu lahir dari sebuah perencanaan yang matang.

Tanpa perencanaan yang matang, mustahil sebuah organisasi, termasuk organisasi pemerintah bisa mencapai hasil yang maksimal sebab siapa yang mempunyai rencana

yang baik, telah memiliki separuh keberhasilan ”

“Tidak masuk akal, bahkan naif, jika dinamika dan tuntutan masyarakat luar yang demikian tinggi,

justru disikapi secara statis oleh aparatur Kemenag. Maka tidak ada pilihan lain, kita yang melakukan

fungsi pelayanan dituntut kreatif dan inovatif dalam merespon harapan masyarakat.

Mari, kita lupakan sudah kebiasaan lama dalam membuat rencana program yang sifatnya copy paste kegiatan tahun-tahun sebelumnya, tanpa

refleksi dan introspeksi apakah program itu betul-betul menjawab kebutuhan masyarakat atau tidak,”

Page 12: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

10

Mengangkat tajuk ‘Mewujudkan Birokrasi Yang Bersih dan Melayani Dengan Menerapkan Lima Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama’, Rakerda yang dihadiri seluruh pimpinan satker fokus membahas tiga isu utama. Pertama, Rencana Strategis Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT Tahun 2015-2019. Kedua, penerapan Budaya Kerja dalam rangka menunjang Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM di jajaran Kementerian Agama di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs. Sarman Marselinus, dalam arahan pembukaannya, Rabu, (10/06/2015), mengungkapkan bahwa sebagai sebuah agenda tahunan, Rakerda tahun 2015 memiliki momentum istimewa bertepatan dengan dimulainya periode baru Renstra Kementerian Agama 2015-2019. Dikatakan Kakanwil, momentum Rakerda tahun ini menjadi kesempatan yang amat baik bagi seluruh pimpinan satker di lingkungan Kanwil Kemenag Provinsi NTT dalam memberikan muatan baru sebagai inisiatif bersama dalam mendorong pencapaian target tahunan Kementerian Agama.

Karena itu, dia berharap agar ajang pertemuan semacam ini dapat menyegarkan komitmen bersama dalam peningkatan tata kelola Kanwil Kementerian Agama yang transparan dan akuntable. Untuk itu, mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupten Sumba Tengah itu mengajak seluruh peserta Rakerda untuk menjadikan momentum “duduk bersama” itu sebagai sarana menentukan menjabarkan secara tepat rencana strategis Kementerian Agama sesuai dengan kebutuhan lokal masyarat Nusa Tenggara Timur.

Renstra, Jawab Kebutuhan Riil Masyarakat NTT

Lebih jauh, Kakanwil Sarman juga mengingatkan seluruh peserta rakerda bahwa rencana strategis yang akan disusun mesti selalu bersandar pada dua aspek.

Pertama, bahwa sebagai perpanjangan tangan Kementerian Agama di tingkat Provinsi, Renstra tahun 2015-2019 harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Renstra Kementerian Agama Pusat. Karena itu, penetapan visi, misi, tujuan, sasaran serta arah kebijakan dan strategi Kanwil

Page 13: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

11

Kementerian Agama tahun 2015-2019 dalam bidang agama dan bidang pendidikan agar tidak boleh keluar atau melenceng jauh dari visi, misi, tujuan, sasaran serta arah kebijakan dan strategi Kementerian Agama saat ini.

Kedua, bahwa renstra yang akan disusun ini benar-benar berorientasi menjawab kebutuhan masyarakat. Artinya, program yang tertuang di dalam renstra betul-betul rencana yang disusun dalam rangka menjawab kebutuhan masyarakat kita di NTT.

Menurut Kakanwil, menerjemahkan secara tepat kebijakan nasional dalam konteks lokal merupakan salah satu hakikat profesionalisme sebagai salah satu dari lima nilai budaya kerja. Selain integritas dalam merancang program, yang tidak kalah penting adalah profesional. Program yang disusun mesti menjawab kebutuhan masyarakat NTT dengan selalu melihat relevansinya dengan pencapaian visi dan misi Kementerian Agama. Di samping itu, program yang disusun juga lebih kreatif dan inovatif. Artinya betul-betul ada kreasi baru yang dihadirkan dalam rangka pelaksanaan visi dan misi Kementerian Agama.

“Tidak masuk akal, bahkan naif, jika dinamika dan tuntutan masyarakat luar yang demikian tinggi, justru disikapi secara statis oleh aparatur Kemenag. Maka tidak ada pilihan lain, kita yang melakukan

fungsi pelayanan dituntut kreatif dan inovatif dalam merespon harapan masyarakat. Mari kita lupakan sudah kebiasaan lama dalam membuat rencana program yang sifatnya copy paste kegiatan tahun-tahun sebelumnya, tanpa refleksi dan introspeksi apakah program itu betul-betul menjawab kebutuhan masyarakat atau tidak,” ungkap Kakanwil.

Rakerda, Momentum Matangkan Komitmen Melaksanakan 5 NBK

Tidak cuma Renstra, tema lain yang juga hangat dibahas di dalam Rakerda ini adalah pelaksanaan pembangunan Zona Integritas melalui implementasi lima nilai Budaya Kerja Kerja Kementerian Agama.

Sebagaimana diketahui, dalam rangka mewujudkan tata kelola Kementerian Agama yang baik, Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin telah menetapkan 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama, masing-masing Integritas, Profesionalitas, Inovatif, Tanggungjawab dan Keteladanan. Lima

NBK ini diharapkan sebagai spirit kerja bagi seluruh jajaran Kementerian Agama dari tingkat pusat hingga ke daerah. Melalui implementasi lima nilai budaya kerja ini, diharapkan pelaksanaan pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM bisa mencapai hasil yang maksimal.

Dengan demikian, meskipun tahun ini hanya ada 3 satker di Kementerian Agama Provinsi NTT yang menjadi pilot project Pembangunan

Page 14: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

12

Zona Integritas, yakni Kanwil, Kementerian Agama Kabupaten Ende dan Kementerian Agama Kabupaten Kupang, namun menjadi kewajiban semua satuan kerja di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk melaksanakan pembangunan Zona Integritas dalam rangka mewujudkan Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai salah satu Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi yang Bersih dan Melayani dengan mengimplementasikan lima nilai budaya kerja yang sudah dicanangkan.

Sebagaimana diwajibkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Untuk itu, orang nomor satu di Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur itu meminta seluruh peserta rakerda untuk berani menjadikan diri sebagai agen perubahan di satuan kerjanya masing-

Page 15: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

13

masing, menjawabi tuntutan reformasi yang telah dicanangkan oleh Kementerian PAN-RB dengan membangun Zona Integritas yang oleh Menteri Agama RI diimplementasikan dalam 5 Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama.

“Kita semua yang hadir di sini adalah kepala. Tetapi belum tentu adalah seorang pemimpin. Karena seorang pemimpin harus bisa membawa perubahan di tempat kerjanya,” pungkas Kakanwil meyakinkan. (r.fidianto)

Page 16: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

14

Bidik Lensa

Kakanwil menyerahkan piagam penghargaan Satker pengelola keuangan terbaik III (DIPA Sekjen Kanwil)kepada Kabag TU, H.Hasan Manuk, S.Pd,M.Pd

Kabag TU, H. Hasan Manuk, S.Pd, M.Pd menyerahkan piagam penghargaan kepada kepala Kankemenag Kab. Ngada, Drs. Karolus S.B.Lera

Page 17: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

15

Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kasubbag Kanwil Kemenag Prov. NTT saat memaparkan rencana kerja, program dan evaluasi pada rakor pimpinan satker 2015.

Kakanwil Kemenag Prov. NTT saat membawakan doa pada pembukaan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 2015 di alun-alun rumah jabatan gubernur NTT.

Page 18: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

16

Kakanwil Kemenag Prov. NTT bergabung bersama peserta Rapat Kerja Pimpinan tingkat Kanwil Kemenag Prov NTT di Aula Asrama Haji Kupang.

Inilah dua srikandi Kementerian Agama Provinsi NTT, Ibu Dra. Dorthia Nahak, MH (Kepala Kankemenag Kab. Lembata) dan Ibu Dra. Yosefina Neonbeni, M.Hum (Kepala Kankemenag Kab. Timor Tengah Utara).

Page 19: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

17

Sungguh alangkah baik dan alangkah indah, bila sesama saudara hidup rukun. Lantunan lagu kerukunan pada acara Dharmasanti Waisak NTT oleh keluarga besar Kanwil Kemenag Prov NTT disponsori oleh Dharma Wanita Persatuan

Unit Kanwil Kemenag NTT.

Direktur Pendidikan Madrasah, Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan, MA, diapiti oleh Kabag TU Kanwil Kemenag Prov NTT dan Kakankemenag Kab. Ende pada acara Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Ujian Nasional Tingkat

Provinsi NTT Tahun 2015 di Ende.

Page 20: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

18

Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kemenag NTT siap berbagi peduli di bulan suci Ramadhan ke Panti Asuhan Nurssa’ada di Lokasi Mesjid Raya, Fontein Kupang.

Antusias para guru pendidikan agama Katolik pada Workshop Penulisan Karya Ilmiah yang diselenggarakan oleh Bidang Pendidikan Katolik Kanwil Kemenag Prov. NTT di Asrama Haji Kupang.

Page 21: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

19

Seputar Kanwil

Sebanyak lima puluh (50) orang pejabat Katolik di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur mengikuti kegiatan Rapat

Koordinasi Penyusunan Program Kerja Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Katolik Tahun 2015, bertempat di Asrama Haji, Kupang. Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari ini dibuka oleh Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI, Drs. Eusabius Binsasi.

Dalam arahannya, Dirjen mengajak pejabat Katolik di lingkup Kanwil Kemenag Prov. NTT untuk tanggap terhadap jaman.Dalam refleksinya, misi Gereja Katolik, ladangnya bukan lagi orang-orang yang belum dibaptis melainkan o r a n g - o r a n g yang sudah lama m e n j a d i o ra n g Katolik, karena itu ladang misi Gereja itu adalah hati.

D i r j e n B i m a s K a t o l i k m e n g h a r a p k a n b a h w a d a l a m p e n y u s u n a n p r o g r a m ke r j a h e n d a k n y a m e n g i n g a t t i ga h a l p o ko k yakni: pertama, p e r h a t i k a n Nawacita Presiden J o kow i , ke d u a ,

Rakor Penyusunan Program Kerja Pendidikan Katolik

pertimbangkan visi, misi dan strategi kebijakan Kementerian Agama, dan ketiga, pijakkanlah program kerja itu pada kebutuhan konkrit masyarakat beragama lokal.

Sejak tahun 2014 Direktorat Bimbingan Masyarakat Katolik telah diberi kewenangan untuk menerbitkan ijin operasional bagi pendirian PAUD Taman Seminari. Juga pada tingkat sekolah menengah, telah terdaftar 19 lembaga Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK). Dan pada ranah pendidikan tinggi, terdaftar 21 sekolah tinggi pastoral dalam binaan Ditjen Bimas Katolik. Dua di antaranya juga menyelenggarakan program pasca sarjana.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/Jose/Yen/Bobby

Page 22: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

20

Gubernur Nusa Tenggara Timur, D r s . F r a n s

Lebu Raya menghadiri acara peringatan Hari Raya Trisuci Waisak tingkat provinsi NTT di Swiss-Belinn Kristal Hotel Kupang, Selasa (02/06/2015).

Gubernur mengucapkan selamat kepada umat Buddha di seluruh NTT serta mengajak untuk bersama-sama berdoa dan mendukung sega la program pemerintah agar bisa mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat NTT. “Hari ini, semua tahu bahwa Buddha ada di sini. Selamat datang di NTT. Mari kita bergabung bersama membangun Nusa Tenggara Timur,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Nusa Tenggara Timur yang diwakili oleh Plh. Kakanwil Kemenag Prov. NTT, Drs. Djata Dominikus, M.Si dalam sambutannya mengajak segenap ASN untuk menilai perilaku kerja dengan belajar dari tokoh Agama Budha.

“Mari kita menilai perilaku kerja, belajar dari tokoh Agama Buddha, berupaya untuk mengendalikan diri, moral, menjaga integritas diri, menjaga keselarasan perkataan dan perbuatan; juga berupaya meningkatkan profesionalitas,

Gubernur NTT hadiri perayaanDharmasanti Waisak 2559 BE/2015

bekerja terus menerus, terus berinovasi menemukan hal-hal baru yang lebih baik, bertanggungjawab dan yang terutama menjadi teladan yang baik bagi sesama,” ujarnya.

Acara Dharmasanti Waisak 2559 BE/2015 dihiasi dengan persembahan lagu dari perwakilan umat Buddha dan Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Unit Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dan pada akhir acara dilakukan penyerahan cinderamata dari Gubernur NTT kepada Ketua Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha dan juga sebaliknya dari Ketua LPKB, Bapak Stefanus Lengkong kepada Drs. Frans Leburaya, Gubernur NTT.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/Jose/Yen/Bobby

Page 23: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

21

Bidang Urusan Agama Katolik (Urakat) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar pertemuan

para pimpinan lembaga agama Katolik se-Regio Nusa Tenggara Timur dengan para kepala seksi urusan/bimas katolik pada kantor kementerian agama kabupaten/kota se-NTT di Asrama Haji Transit Kupang, Selasa (16/6/2015).

Kegiatan yang diikuti oleh 40 peserta ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kerjasama antara lembaga agama dengan para kepala seksi bimas/urusan agama katolik se-Provinsi NTT.

“ P e r t e m u a n i n i d i m a k s u d k a n u n t u k menyamakan persepsi m e n g e n a i s t a n d a r pelayanan Bimas Katolik a g a r d i p a h a m i d a n d i j a d i k a n p e d o m a n oleh para pejabat dan p i m p i n a n l e m b a g a agama dalam melakukan p e l a y a n a n k e p a d a masyarakat,” ujar ketua panitia penyelenggara,

Pimpinan Lembaga Agama Katolik Se-Regio NTT Bertemu di Asrama Haji Kupang

Anselmus Panggabean, S.Ag.Selain itu, pertemuan ini juga dimaksudkan

untuk mensinergikan arah pelayanan pastoral keuskupan se-Nusa Tenggara Timur dengan program Bidang Urakat Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT.

Kegiatan yang akan dilaksanakan selama tiga hari ini, menghadirkan beberapa narasumber diantaranya, Dr. Nobertus Jegalus, MA, Dr. Herman Punda Panda, Pr serta Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang, Pr.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/pascal/yen

Page 24: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

22

“Posisi hilal tidak terlihat saat ini. Saat ini posisi hilal masih berada dibawah ufuk yakni -2° point 42, 73 menit dengan matahari terbenam pada pukul 17.32 dan bulan pada pukul 17.22,” demikian yang dikatakan Ketua Tim BMKG, Arief Tyastama pada kegiatan Rukyatul Hilal awal Ramadhan Syawal & Dzulhijjah Tahun 1436 H/2015, bertempat di halaman Masjid Nurul Hidayah, Kelapa Lima, Kupang (Selasa, 16/06/2015).

Ketika dikonfirmasi, Arief menjelaskan bahwa berdasarkan data yang diperoleh untuk seluruh Indonesia hampir sama yakni posisi hilal berkisar minus 4 derajat dan minus 2 derajat. Namun, lanjut Arief, besok Rabu, 17/06/2015 berdasarkan data yang dimiliki besar kemungkinan hilal dapat terlihat dengan tinggi hilal 9 derajat bila tidak berawan atau mendung.

Sementara itu di tempat yang sama, Pembimbing Syariah, Ibu Hj. Dra. Ening Murtiningsih, M.Pd pada kesempatan terpisah menjelaskan terkait ketidakhadiran tim BOSSCHA dari Bandung pada tahun ini di NTT karena ketiadaan anggaran. Informasi ini menurutnya diperoleh dari hasil koordinasi dengan pihak BOSSCHA.

Hadir pada kegiatan ini tim dari BMKG Kupang, Hakim Pengadilan Agama, Ali Lingge, S.Ag dan Rasyid Mazhur, S.Ag. Para saksi yakni Moh. Moa, S.Ag dan H. Ahmad Alkatiri, S.Ag. Tampak pula para Imam Masjid se Kota Kupang, pimpinan majelis Taklim se Kota Kupang, dan pimpinan Ormas Islam se Kota Kupang. Juga ikut menghadiri acara ini, para pejabat eselon III dan para Kasubag lingkup Kanwil Kemenag Prov. NTT.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/joe/yen

Minus Dua Derajat,Hilal Tak Terlihat

Page 25: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

23

Ka s u b a g O r t a l a d a n K e p e g a w a i a n K a n w i l K e m e n t e r i a n A g a m a

Provinsi NTT, Seingo Bili, S.Pd saat ditemui di ruang kerjanya (Kamis, 25/ 06/ 2015) menegaskan bahwa laporan kinerja harian PNS wajib dikontrol oleh atasan langsung setiap hari dan sebagai bukti pengawasan, atasan membubuhkan paraf pada laporan kinerja harian PNS dimaksud.

Dijelaskan, laporan kinerja harian merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh PNS, utamanya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi PNS serta tugas terkait lainnya. Laporan kinerja harian, sambungnya, merupakan hal yang wajib dibuat oleh setiap PNS di lingkup Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT.

“Laporan kinerja harian berkaitan erat dengan sistem pengendalian internal,” urainya.

Dikatakan, format laporan kinerja harian yang digunakan adalah format sesuai surat edaran

Atasan Langsung Kontrol LKH PNS

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nomor : SJ/B.II/2/Kp.02.3/488/2015 tentang Penilaian sasaran kerja pegawai dan prestasi kerja PNS Kementerian Agama. Hal ini agar adanya keseragaman. Sedangkan, format sebelumnya, menurutnya, berfungsi untuk kepentingan tahun 2014.

Sementara itu, salah seorang staf Subbag Ortapeg, Feny S. Wadoe yang dimintai komentarnya seputar laporan kinerja harian mengaku agak kewalahan mengingat masih baru. Namun, menurutnya, hal ini bagus agar setiap PNS dapat mempertanggung jawabkan setiap pekerjaan yang dilakukan sesuai tugas dan fungsi masing-masing.

Sumber : ntt.kemenag.go.id/joe/yen

Page 26: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

24

Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI, Prof. Drs. I Ketut Widnya, M.A., M.Phil., Ph.D. dalam lawatan perdana

ke wilayah Provinsi NTT berkenan membuka kegiatan Sinkronisasi Program Pembimas Hindu dan Lembaga Pendidikan Agama Hindu se-NTT Tahun 2015 di Aula Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Prov. NTT, Jalan Jend. Soeharto No. 57 A, Kupang, Selasa (30/06/2015).

I Ketut Widnya yang menjadi Dirjen Bimas Hindu pada masa akhir kepemimpinan Bapak SBY, juga mengungkapkan keprihatinannya pada kondisi ketersediaan tenaga guru agama Hindu

Dirjen Hindu Berkunjung ke NTTyang terus menurun jumlahnya. Menurutnya perlu ada sinkronisasi antara Pembimas Hindu dan Lembaga Agama dan Keagamaan Hindu untuk menjawabi masalah ini.

“Indeks pemahaman masyarakat Hindu terhadap ajaran agama Hindu masih rendah, maka perlu menaikkan peran lembaga pendidikan Hindu. Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 56 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Hindu. Sebagai tanggapan atas PMA ini, akan ada lembaga pendidikan keagamaan Hindu formal dan informal,” urai Dirjen Bimas Hindu.

Kegiatan Sinkronisasi Program Hindu ini selain menghadirkan Dirjen Hindu juga menampilkan Prof. Dr. I Gusti Bagus Arjana, MS, yang membawakan materi Strategi Penerapan Pendidikan Agama dan Keagamaan Hindu di NTT dan Neang P. Manimakani, S.Pd, MM dengan materi Manajemen Pengelolaan Lembaga Pendidikan Agama dan Keagaman yang professional.

Pembimas Hindu Kanwil Kemenag Provinsi NTT, Dra. I Wayan Sunarsih, M.Si dalam laporannya menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan dimaksud adalah untuk memaksimalkan pengelolaan manajemen lembaga pendidikan agama Hindu dalam sinerginya dengan program pembimas Hindu Kemenag Prov. NTT.

Sumber: ntt.kemenag.go.id/jose/boby

Page 27: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

25

Lintas FLOBAMORA

Pembentukan Zona Integritas (ZI) Kementerian Agama Manggarai Barat menuju Wilayah Bebas dari Korupsi

(WBK) dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani) menjadi fokus utama pelaksanaan Rapat Kerja (Raker) Kantor Kementerian Agama Kab. Manggarai Barat.

“Jika aparatur kita, baik soal mind set (pola berpikir), culture set (pola prilaku) serta SDMnya tidak disiapkan sejak awal maka upaya ini nantinya akan menemui banyak hambatan atau bisa saja tidak terealisasi,” kata Kakankemenag Mabar, Drs. Kristoforus Mahal saat membuka kegiatan Rapat Kerja Tahun 2015 tingkat Kemenag Manggarai Barat, Jumat, (05/06/2015) di Marsel Lodge Hotel, Gorontalo, Labuan Bajo.

S e b a g a i b a g i a n d a r i u p a y a persiapan pembentukan zona integritas, Kakankemenag meminta semua jajarannya agar melalui momen Raker Tahun 2015 ini, semua ASN di lembaga yang dipimpinnya memiliki motivasi, niat, komitmen serta budaya kerja untuk mendukung pelaksanaan ZI menuju WBK dan WBBM tersebut.

“Zona Integritas menuju WBK dan WBBM ini mutlak dilaksanakan saat ini,” tambah Kakankemenag saat

kembali berbicara tentang Mewujudkan Aparatur Kementerian Agama yang Mampu Mengimplementasikan 5 Nilai Budaya Kerja.

Pada akhir arahan Drs. Kristoforus Mahal menegaskan bahwa Zona Integritas (ZI) menuju WBK dan WBBM adalah bagian dari desain untuk mewujudkan reformasi birokrasi demi menciptakan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien dalam melayani, cepat, tepat dan profesional. Sumber : ntt.kemenag.go.id/rf

Sukses ZI Menuju WBK dan WBBM Ada Pada Aparatur Sendiri

Page 28: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

26

Dalam rangka mengisi Bulan Suci Ramadhan 1436 H/2015 M, para guru dan siswa MTsN Lohayong Kecamatan

Solor Timur menggelar kegiatan Pesantren Kilat guna meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari tersebut merupakan prakarsa dan inisiatif dari para guru dan siswa/i MTs.N Lohayong untuk mengisi bulan Ramadhan dengan doa dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, serta ceramah agama.

Kepala MTsN Lohayong, Taher Asyarakal, S.Pd dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini, selain mengisi waktu liburan juga terutama sebagai sarana yang tepat agar para siswa semakin mendekatkan diri dengan Tuhan Sang Pencipta khususnya selama Ramadhan.

“Hal ini merupakan kegiatan yang sungguh bermakna bagi siswa dan juga para guru, karena momen liburan diisi dengan kegiatan keagamaan di

bulan Puasa yang dapat mendorong peningkatan Iman dan Taqwa para siswa di bulan yang penuh berkah ini,” ucapnya.

Mengenai manfaat dan tujuan dari kegiatan tersebut, beliau menjelaskan bahwa sebagai kesempatan untuk melatih peserta didik agar menjalankan ibadah puasa dan amalannya di dalam bulan ramadhan sesuai dengan tuntunan nabi Muhammad SAW dan juga untuk mendidik peserta didik agar selalu membaca Al’quran.

Para guru pun mengaku puas dengan apa yang ditampilkan para siswanya dalam kegiatan Pesantren Kilat tersebut. Karena bagi mereka apa yang ditunjukan siswa merupakan sebuah gambaran dari proses kegiatan belajar mengajar di Madrasah dengan kurikulum pendidikan agama dan keagamaan yang menjadi ciri khas di satuan pendidikan madrasah.

sumber : ntt.kemenag.go.id/rf

Isi Ramadhan, MTs.N Lohayong

Gelar Pesantren Kilat

Page 29: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

27

Kita sekarang berada di era perubahan yang sangat cepat dan dahsyat termasuk soal ilmu pengetahuan dan teknologi.

Oleh karena itu, para guru khususnya Guru Pendidikan Agama Kristen harus terus berpacu dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya agar benar-benar berkualitas dan profesional, sekaligus menjadi agen pembaharuan di dunia Pendidikan.”

Demikian disampaikan Kepala Seksi Pendidikan Agama Kristen, Sem B. Nobrihas, S.Pd.K, ketika memberikan sambutan mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rote Ndao, saat membuka kegiatan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Guru Pendidikan Agama Kristen Tingkat Dasar dan Menengah se-Kabupaten Rote Ndao, Sabtu, (13/06/2015) di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ronda.

Menurutnya, perubahan Regulasi tentang tuntutan peningkatan profesionalisme Guru dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan.

Sebagai misal, beliau mengangkat soal kehadiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Dikatakannya, peraturan tersebut telah dengan jelas mewajibkan guru untuk selalu mengembangkan keprofesionalannya melalui pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.

Untuk itu, Opa Sem, demikian sapaan akrabnya, mengharapkan para guru agama Kristen untuk tidak jemu melaksanakan berbagai kegiatan yang sifatnya bisa mendongkrak daya kreatifitas dan inovasinya demi pengembangan profesinya sebagai guru agama Kristen yang profesional.

Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti oleh 40 orang, masing-masing guru PAK SD sebanyak 20 orang, guru PAK SMP berjumlah 10 orang dan guru PAK SMA/SMK sebanyak10 orang.

sumber : ntt.kemenag.go.id/rf

Guru Harus Menjadi Agen Pembaharuan“

Page 30: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

28

Demikian diungkapkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Kupang, Drs. Ambrosius Korbaffo, M.Si, ketika

membuka kegiatan Sosialisasi Penyuluh Agama Katolik Non-PNS Tahun Anggaran 2015 beberapa waktu lalu, di aula DWP Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jalan El Tari.

Menurutnya, semua profesi yang dimiliki oleh seseorang, tidak pernah merubah hakekat kemanusiaannya, hanya karena status sosialnya dalam masyarakat.

Untuk itu, kepada seluruh penyuluh agama katolik non-PNS yang hadir pada kesempatan itu, dirinya menegaskan agar dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyuluh, wajib hukumnya untuk selalu berpikir positif kepada orang atau kelompok yang menjadi o b y e k p e l a y a n a n m e r e k a . “ B e r p i k i r posit i f lah terhadap setiap orang yang Anda jumpai,” urainya.

L e b i h j a u h , Kakankemenag Kota Kupang itu, menekankan tentang perbedaan yang melekat erat dalam diri setiap orang, agar hal itu tidak dijadikan sebagai kendala dalam memberikan pelayanan, namun perbedaan itu harus dipandang

Orang Baik,Bebas Dari Segala Hal

“Orang baik, dia bebas dari segala hal, meski dia adalah seorang budak. Tapi seorang

budak dia adalah seorang budak, meski dia adalah

seorang raja.”

sebagai kekayaan untuk meningkatkan hakekat pelayanan itu sendiri.

Lanjutnya, konflik sering terjadi karena kebanyakan orang tidak mengelola perbedaan itu secara arif dan bijaksana, namun kerapkali perbedaan sering dijadikan perisai untuk kepentingan diri, bahkan kelompok.

Walaupun demikian, katanya, konflik dapat dieleminir dengan media dialog multikultural. Hal itu diakuinya sebagai solusi yang pas untuk meminimalisir berbagai persoalan sosial yang muncul akibat tajamnya perbedaan.

Kepada seluruh peserta sosialisasi yang sebagian besarnya adalah penyuluh agama Katolik dari beberapa paroki besar

di Kota Kupang, o r a n g n o m o r satu pada Kantor K e m e n t e r i a n A g a m a K o t a Kupang, berpesan agar para penyuluh tetap menjunjung t i n g g i n i l a i pelayanan, karena hal itu, merupakan p i j a k a n b a g i

seorang penyuluh dalam melaksanakan tugas kepenyuluhannya.

sumber: ntt.kemenag.go.id/rf

Page 31: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

29

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Petrus Pedo Beke, S.Ag mengingatkan para guru dan

pengawas pendidikan agama untuk senantiasa menjaga integritas dan profesionalitasnya.

Hal tersebut diungkapkannya ket ika memberikan arahan pada momentum apel pancasila, yang juga ditandai dengan penyerahan SK Kenaikan Pangkat kepada beberapa orang guru agama di lingkup Kantor Kementerian Agama Kabupaten Flores Timur, Senin (08/06/2015) di Lapangan Upacara Kantor Kementerian Agama Kab. Flores Timur.

Menurut beliau, integritas merupakan keutamaan dan mutlak menjadi milik seorang guru pendidikan agama karena di dalamnya mengandung nilai-nilai kejujuran yang harus dipertanggungjawabkan baik kepada masyarakat,

bangsa dan negara terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk itu, Kakanmenag mengharapkan agar penerimaan SK Kenaikan Pangkat ini menjadi momentum bagi para guru untuk membangun komitmen pribadi sebagai orang yang berintegritas tinggi serta guru yang profesional. “Kita boleh berbohong dengan atasan kita, atau berbohong dengan siapa saja tetapi Tuhan tetap mengetahuinya dan mengawasi semua hal yang telah kita kerjakan di dunia ini,” tandasnya.

Untuk itu, beliau mengajak semua guru agama untuk terus menjaga integritas diri dan lembaga dalam setiap tugas dan tanggungjawabnya sebagai amal ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa.

sumber : ntt.kemenag.go.id/rf

Guru Agama Mesti MilikiNilai Integritas dan Profesonal

Page 32: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

30

Sahabat BERNAS

30

Berkarya di Provinsi Nusa Tenggara Timur tak pernah terbesit dalam impiannya. Bahkan belum sekali

pun pemilik motto hidup ‘mata lebih jujur daripada bibir’ ini menginjakan kaki di bumi Flobamora hingga pada tahun 2013, ia diberikan a m a n a h u nt u k m e n a h k o d a i P e m b i m b i n g M a s y a r a k a t B u d h a p a d a K a n w i l Ke m e n t e r i a n Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Menjalankan amanah sebagai Pembimas Budha ‘perdana’ tentu bukan hal mudah, namun g e b r a k a n d a n

Belajar Mengikuti Perubahankerja kerasnya telah membuahkan hasil. Setidaknya, apresiasi diberikan atas kesuksesan menggelar acara Dharmasanti Waisak 2559 BE/2015. Pria kelahiran Tanjung - Lombok Barat 43 tahun silam ini mengaku luar biasa senang dan bahagia. Mewakili umat Budha di Provinsi Nusa Tenggara Timur,

beliau menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang dengan caranya masing-

masing telah membantu kelancaran Perayaan Dharmasanti Waisak 2559 BE/2015 tingkat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang turut dihadiri oleh Gubernur NTT.

Menurutnya, kehadiran struktur Pembimas Budha di Provinsi NTT sangat bermanfaat untuk membina umat yang ada sekaligus membentuk

lembaga sehingga umat Budha di NTT tidak berjalan masing-masing tetapi

diwadahi. Karenanya, masih ada satu mimpi umat Budha di NTT yang sedang ia

perjuangkan dan dambakan yakni tempat ibadah.

Te r k a i t h a l i n i , Aryadi Satiawira

optimis karena

Page 33: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

31

BIODATANama : Aryadi Satiawira, SH.NIP : 197205181999031005TTL : Tanjung – Lombok barat, 18 Mei 1972.Pangkat/Gol. Ruang : Pembina, IV/a.Riwayat Jabatan :

1. Kasubag Hukum Perundang-undangan Sekretariat Ditjen Bimas Budha Kementerian Agama RI (2006 – 2010).

2. Kepala Seksi Bina Teknis Penyuluhan pada Subdit Penyuluhan & Tenaga Teknis Pe-nyuluhan Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Budha Ditjen Bimas Budha Kementerian Agama RI (2010 – 2011).

3. Kepala Seksi Pembinaan Penyuluh pada Subdit Penyuluhan Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Budha Ditjen Bimas Budha Kementerian Agama RI (2011 – 2012).

4. Kepala Seksi Penguatan Lembaga pada Subdit Penyuluhan Direktorat Urusan dan Pendidikan Agama Budha Ditjen Bimas Budha Kementerian Agama RI (2012 -2013).

5. Pembimbing Masyarakat Budha Kanwil Kementerian Agama Provinsi NTT (2013 – sekarang).

Alamat : Jln. R. A. Kartini 2 Kel. Kelapa Lima Kec. Kelapa Lima Kota Kupang.Istri : Dhamma Yanti.Anak : 1) Jupnanita Oktarianti. 2) Ardhika Wirasaputra.

31

berbagai upaya yang telah dilakukan menunjukan perkembangan yang positif.

Mantan Kepala Seksi Penguatan Lembaga pada Ditjen Bimas Budha ini menyambut baik lima Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama RI sebagai sebuah langkah brilian dan berharap dapat diimplementasikan setiap ASN Kementerian Agama karena merupakan kunci mencapai Zona Integritas. Dia pun berharap segenap ASN Kemenag tidak sekedar memahami, tetapi harus menunjukan melalui aksi nyata.”Teladan kuncinya,” tutur Aryadi.

Dalam perbincangan dengan BERNAS, suami dari Dhamma Yanti menanggapi nilai inovasi sebagai menjemput bola atau dalam istilah yang lagi familiar saat ini yakni blusukan. Menurutnya, strategy menjemput bola disertai kerja keras merupakan kunci untuk mendaratkan berbagai program dan kebijakan Bimas Budha. Tentu untuk menjalankan strategy menjemput bola, pak Arya, sapaan akrabnya, mengakui ada

juga kendala-kendala yang menghampiri terutama wilayah Provinsi kepulauan seperti Nusa Tenggara Timur.

Ayah dua orang anak ini juga mengaku sangat terkesan dengan kerukunan di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tidak sekedar symbol belaka tetapi telah sampai pada tataran praktek hidup masyarakat NTT. Hal inilah yang selalu ia banggakan ketika ada pertemuan di berbagai forum nasional. Diakuinya, NTT merupakan bumi Pancasila yang sangat ‘welcome’ terhadap kaum minoritas sehingga ia merasa betah dan menyemangatinya untuk terus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Budha di Nusa Tenggara Timur.

Pria kolektor batu akik ini lantas menyebutkan sikap low profile serta terus giat belajar mengikuti perubahan dan bekerja keras terutama dalam hal penguasaan IT dewasa ini adalah keharusan yang mutlak demi meraih kesuksesan.(Gerald Wassa).

Page 34: Bernas Edisi Juni 2015

Edisi 04 Tahun IV, Nomor 16 Juni 2015

32

Bianglala

Dalam kehidupan dewasa ini, manusia sering mengabaikan pelaksanaan moral karena lebih mengutamakan keberhasilan

pencapaian keinginan. Menggantungkan cita-cita setinggi langit memang baik, tetapi lebih baik lagi apabila orang berpikir bagaimana cara yang tepat untuk mencapainya. Bukan asal mencapai cita-cita, perilaku apapun boleh dilakukan.

Apabila orang berlomba-lomba memperoleh keberhasilan meskipun dengan cara –cara buruk, maka terjadilah krisis moral yang membuat kekacauan hidup. Hidup saling mengancam, saling menjatuhkan, bahkan saling menyerang dan tak ada rasa aman dalam kehidupan ini. Orang yang bermoral buruk dapat ber l indung d i b a l i k p e m b e n a r a n hukum Negara. Karena itu, pelaksanaan moral t idak dapat ditawar lagi. Penerapan moral akan menimbulkan perlindungan bagi orang yang melaksanakannya.

Selain penerapan moral dalam kehidupan sehari-hari, keadaan pikiran manusia juga perlu diperhatikan karena selama manusia masih memiliki keadaan pikiran yang serakah, benci dan egois, maka kehidupan manusia sangat tidak nyaman.

Keserakahan dalam pikiran dapat mendorong niat korupsi, mencuri, berzinah, perilaku asusila, dsbnya.

Sedangkan kebencian akan mendorong niat orang melakukan kekerasan, perbuatan sadis, dll. Egois akan menyebabkan orang memiliki pandangan hidup yang keliru, tidak toleran, dsbnya.

Ini membahayakan kehidupan bersama, karena itu penting penerapan meditasi untuk mengolah pikiran agar terbebas dari keserakahan, kebencian, dan keegoan. Pikiran yang baik dan positif akan menimbulkan perlindungan bagi orang lain di sekitarnya.

Mengendalikan PikiranOleh : Samanera Karvnasilo

“Sepatutnya ia melaksanakan Dhamma dengan baik, tidak melaksanakan dengan buruk. Ia yang senantiasa melaksanakan Dhamma, akan berbahagia

di dunia ini dan di dunia lain.”

Dalam ajaran Dhamma, terdapat hal-hal hakiki yang berlangsung sepanjang masa, yaitu adanya ketidakkekalan, ketidakpuasan, dan ketiadaan ego. Ia yang memahami ketidakkekalan, ketiadapuasan, dan ketiadaan ego, maka ia tidak mau menggenggam erat apapun yang telah diperolehnya. Ia memahami segala sesuatu akan berakhir, segala sesuatu tidak dapat memenuhi kepuasan secara terus menerus, dan segala sesuatu tidak dapat diatur menurut kehendaknya.

Hidup ini adalah proses yang terus berlangsung. Manusia terlibat dalamnya. Hukum kausalitas.

Karena itu, pandangan hidup yang memohon atau menanti per lu diubah menjadi ikhtiar dan kerja keras karena apa yang kita peroleh dari hidup ini adalah hasil dari upaya kita.

M e m a h a m i p r o s e s k e h i d u p a n beserta hukum sebab akibat yang berlaku a ka n m e n i m b u l ka n

pengertian bahwa kebahagiaan adalah akibat dari segala sesuatu yang dilakukan dengan baik, benar dan bermanfaat.

Kebahagiaan hidup tidak berbentuk suatu kecanduan atau kelekatan, seperti halnya kelekatan terhadap kekayaan materi dan kenikmatan indra. Kebahagiaan hidup justru ada pada kebebasan dari kecanduan atau kelekatan. Melepaskan kecanduan dan kelekatan dan sebaliknya membangun sikap bersahaja dalam hidup sehari-hari itulah yang membuat masing-masing kita merasa nyaman dan tidak mengancam orang lain.

Selamat hari Trisuci Waisak 2559/2015. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. (ed.jw)

Page 35: Bernas Edisi Juni 2015

KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMAPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Mengucapkan

Sabbe Satta Bhavantu SukhitattaSemoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia

Drs. Sarman MarselinusKakanwil

SELAMAT HARI TRISUCI

WAISAK 2559 BE

Page 36: Bernas Edisi Juni 2015