benzil violet 4b - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/asam nitrit.pdf · organ sasaran:...

23
ASAM NITRIT NITRIC ACID 1. N a m a Golongan Asam, inorganik (1) Sinonim / Nama Dagang (1,4) Acid nitrique; Acido nitrico; Aqua fortis; Fuming nitric acid; WFNA; RFNA; Hydrogen nitrate; Azotic acid; Nitryl hydroxide; Aquafortis hydrogen nitrate (EM Science); HNO 3 Nomor Identifikasi (1,3,6,7) Nomor CAS : 7697-37-2 Nomor RTECS : QU5775000; QU5900000 Nomor EC (EINECS) : 231-714-2 Nomor UN : 2031 STCC : 4918528 ICSC : 0183 OHS : 16550 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Asam nitrit Deskripsi (1,2,4) Bentuk cairan tidak berwarna sampai berwarna kuning dengan bau tajam (mengiritasi); Rumus molekul HNO 3 ; Berat molekul 63,01; Titik didih 83 o C; Titik beku -42 o C; Tekanan uap 47,9 mmHg pada 20 o C; Berat jenis uap (udara=1) 3,2; Mudah larut dalam air dingin dan panas, larut dalam dietil eter; Ambang bau: 0,29 ppm; Berat jenis: 1,4 Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1) : Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar

Upload: vuongthu

Post on 06-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

ASAM NITRIT

NITRIC ACID

1. N a m a

Golongan

Asam, inorganik (1)

Sinonim / Nama Dagang (1,4)

Acid nitrique; Acido nitrico; Aqua fortis; Fuming nitric acid; WFNA; RFNA;

Hydrogen nitrate; Azotic acid; Nitryl hydroxide; Aquafortis hydrogen nitrate (EM

Science); HNO3

Nomor Identifikasi (1,3,6,7)

Nomor CAS : 7697-37-2

Nomor RTECS : QU5775000; QU5900000

Nomor EC (EINECS) : 231-714-2

Nomor UN : 2031

STCC : 4918528

ICSC : 0183

OHS : 16550

2. Sifat Fisika Kimia

Nama bahan

Asam nitrit

Deskripsi (1,2,4)

Bentuk cairan tidak berwarna sampai berwarna kuning dengan bau tajam

(mengiritasi); Rumus molekul HNO3; Berat molekul 63,01; Titik didih 83oC;

Titik beku -42oC; Tekanan uap 47,9 mmHg pada 20oC; Berat jenis uap

(udara=1) 3,2; Mudah larut dalam air dingin dan panas, larut dalam dietil eter;

Ambang bau: 0,29 ppm; Berat jenis: 1,4

Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya

Peringkat NFPA (Skala 0-4) (1):

Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi

Kebakaran 0 = Tidak dapat terbakar

Page 2: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Reaktivitas 2 = Reaktif

Klasifikasi EC (2,6,7):

C = Korosif

R8 = Bersinggungan/kontak dengan bahan yang menyala

dapat menimbulkan api.

R20 = Berbahaya jika terhirup

R34 = Menyebabkan terbakar

R35 = Menyebabkan terbakar hebat .

S23 = Jangan menghirup gas/asap/uap/spray (penamaan

yang layak ditunjukkan oleh produsen).

S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan air yang

banyak dan cari pertolongan medis.

S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat

S45 = Jika terjadi kecelakaan atau anda merasa tidak sehat,

jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah

sakit/puskesmas (dengan memperlihatkan label

kemasan)

3. Penggunaan

Asam nitrit secara komersial digunakan untuk produksi senyawa nitrat dan

nitro organik dan anorganik, dye intermediate, bahan peledak (seperti

nitrogliserin dan trinitrotoluen/TNT), dan senyawa organik lainnya (4,5);

digunakan dalam produksi semikonduktor, dalam proses elektroplating, dan

pembersihan logam (5); digunakan dalam produksi fungisida dan berbagai

produk farmasi (5); dapat digunakan untuk pembuatan pupuk (6); asam nitrat

encer juga digunakan untuk melarutkan logam (6).

4. Identifikasi Bahaya

Risiko utama dan sasaran organ

Bahaya utama terhadap kesehatan: Luka bakar pada saluran napas, kulit,

mata, dan membran mukosa (1).

Bahaya fisik: Dapat mudah terbakar, dapat bereaksi hebat dengan air pada

temperatur dan tekanan normal (1).

Page 3: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran

pernapasan bagian atas, dan gigi (2).

Rute paparan

Paparan jangka pendek

Terhirup

Luka bakar (1). Cairan atau semprotan bahan dapat menimbulkan kerusakan

jaringan pada membran mukosa saluran napas (2). Menghirup semprotan

bahan dapat mengakibatkan iritasi saluran napas, yang ditandai dengan batuk,

tersedak, dan napas pendek (2). Dapat berakibat fatal jika terhirup. Efeknya

dapat tertunda. Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dengan rasa

terbakar di hidung dan tenggorokan, batuk, bersin, nafas pendek, dan edema

paru (3).

Kontak dengan kulit

Luka bakar (1). Dapat menimbulkan korosi dan iritasi pada kulit (2). Dapat

menyebabkan iritasi kulit, kulit terbakar. Dapat menyebabkan ulkus/luka kulit

yang dalam dan terpenetrasi(3).

Kontak dengan mata

Luka bakar (1). Dapat menimbulkan korosi dan iritasi mata (2). Cairan atau

semprotan bahan dapat menyebabkan kerusakan pada membran mukosa

mata (2). Dapat menyebabkan luka bakar pada mata dan kontak langsung

dengan cairan bahan dapat menyebabkan hilangannya penglihatan dan

kerusakan permanen pada mata (3,7).

Tertelan

Luka bakar (1). Dapat menimbulkan korosi dan iritasi pada saluran cerna (2).

Cairan atau semprotan bahan dapat menimbulkan kerusakan jaringan pada

membran mukosa mulut (2). Dapat menyebabkan luka bakar dan perforasi

pada saluran cerna (7). Menyebabkan mulut dan faring terbakar. Mual, muntah,

diare, nyeri perut, kerusakan ginjal, dan kematian (3).

Paparan jangka panjang

Terhirup

Page 4: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Paparan

berulang dapat menyebabkan bronkitis kronis, iritasi bronckhial, batuk,

pneumonia, dan kerusakan paru (3).

Kontak dengan kulit

Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Paparan

jangka panjang dapat menyebabkan luka bakar dan ulkus pada kulit (2).

Kontak dengan mata

Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1)

Tertelan

Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek (1). Paparan

berulang dapat menyebabkan erosi gigi (3).

5. Stabilitas dan Reaktivitas

Reaktivitas : Dapat bereaksi dengan menimbulkan panas

saat kontak dengan air (1).

Stabilitas : Stabil, terdekomposisi jika kontak dengan udara,

cahaya, dan bahan organik (3).

Kondisi yang harus

dihindarkan

: Hindarkan kontak dengan bahan yang mudah

terbakar. Jaga agar bahan tetap kering. Gas

berbahaya dapat terakumulasi di ruangan.

Jauhkan dari tempat persediaan air dan saluran

pembuangan air (1).

Bahan tak tercampurkan : Asam, bahan yang mudah terbakar, halokarbon,

amina, basa, bahan pengoksidasi, logam,

halogen, garam logam, oksida logam, bahan

pereduksi, peroksida, logam karbida, sianida (1)

Asam nitrit dengan (1)

Asam asetat : Dapat bereaksi eksplosif

Asetat anhidrida : Reaksi eksplosif akibat friksi atau

benturan/tumbukan

Aseton : Dapat bereaksi eksplosif

Asetonitril : Campuran eksplosif

Page 5: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

4-Asetoksi-3-

metoksibenzaldehida

: Reaksi eksotermik

Akrolein : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Akrilonitril : Reaksi eksplosif pada 90oC

Akrilonitril-metakrilat

kopolimer

: Tidak tercampurkan

Alkohol : Mungkin terjadi reaksi hebat atau ledakan;

pembentukan senyawa eksplosif dengan

adanya logam berat

Alkanetiol : Reaksi eksotermik dengan kemungkinan reaksi

nyala

2-Alkoksi-1,3-dithia-2-

fosfolan

: Reaksi nyala

Alil alkohol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Alil klorida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Amina (alifatik atau

aromatik)

: Mungkin terjadi reaksi nyala

2-aminoetanol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

2-aminothiazol : Reaksi eksplosif

Amonia (gas) : Terbakar di lingkungan uap asam nitrit

Amonium hidroksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Amonium nitrat : Membentuk campuran eksplosif

Anilin : Dapat terbakar jika terjadi kontak

Anilinium nitrat : Membentuk larutan eksplosif

Resin penukar anion : Mungkin terjadi reaksi eksotermik hebat

Antimoni : Reaksi hebat

Arsin : Reaksi eksplosif

Arsin-boron tribromida : Oksidasi hebat

Page 6: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Basa : Bereaksi

Benzen : Reaksi eksplosif

Benzidin : Menyala spontan

Benzonitril : Mungkin terjadi ledakan

Turunan benzotiofen : Pembentukan senyawa yang dapat meledak

N-benzyl-n-etilanilin : Dekomposisi/pembusukan yang hebat

1,4-bis-(metoksimetil)

2,3,5,6-tetrametilbenzen

: Perkembangan gas

Bismut : Ledakan atau reaksi eksotermik yang kuat

1,3-bis(trifluorometil)

benzen

: Mungkin terjadi ledakan

Boron : Reaksi yang hebat disertai pijaran

Boron dekahidrida : Reaksi eksplosif

Boron fosfida : Reaksi nyala

Brom pentaflourida : Reaksi nyala

N-butil merkaptan : Reaksi nyala

N-butilraldehida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Kadmium fosfida : Reaksi eksplosif

Kalsium hipofosfit : Reaksi nyala

Karbon (lumat) : Reaksi hebat

Selulosa : Membentuk ester yang mudah terbakar

Klorat : Bereaksi

Klorin : Tidak tercampurkan

Klor triflourida : Reaksi hebat

Klorobenzen : Mungkin terjadi ledakan

4-kloro-2-nitroanilin : Membentuk senyawa eksplosif

Asam klorosulfonat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Batu bara : Campuran eksplosif

Selaput/pelapis (coating) : Rusak

Kresol : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Page 7: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Krotonaldehida : Dekomposisi/pembusukan yang hebat disertai

nyala

Kumen : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Cupric nitride : Reaksi eksplosif

Cuprous nitride : Reaksi hebat

Sianat : Mungkin terjadi reaksi eksplosif

Sikloheksanon : Reaksi hebat

Sikloheksamin : Membentuk senyawa eksplosif

Siklopentadiena : Reaksi eksplosif

1,2-diaminoetanebis

(trimethylgold)

: Reaksi eksplosif

Diboran : Menyala spontan

Di-2-butoksietil eter : Reaksi dekomposisi/pembusukan yang hebat

2,6-di-t-butil fenol : Membentuk senyawa eksplosif

Dikloroetana : Membentuk campuran yang sensitif terhadap

panas dan goncangan

Dikloroetilena : Membentuk senyawa eksplosif

Diklorometana : Membentuk larutan eksplosif

Disiklopentadiena : Menyala spontan

Diena : Reaksi nyala

Dietilamino etanol : Mungkin terjadi ledakan

Dietil eter : Mungkin terjadi ledakan

3,6-dihidro-1,2,2H-

oksazin

: Interaksi eksplosif

Diisopropil eter : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Dimetilaminometilferosen : Terdekomposisi/pembusukan yang hebat jika

dipanaskan

Dimetil eter : Membentuk senyawa eksplosif

Dimetil hidrazin : Menyala jika terjadi kontak

Dimetil sufoksida + 1,4-

dioksan

: Ledakan

Page 8: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Dimetil sulfoksida + air

<14%

: Reaksi eksplosif

Dinitrobenzen : Bahaya eksplosif

Dinitrotoluena : Reaksi eksplosif

Dioksan + Asam perklorat : Mungkin terjadi ledakan

Difenil distiben : Oksidasi eksplosif

Difenil merkuri + karbon

disulfida

: Reaksi hebat

Difenil timah : Reaksi nyala

Dinatrium fenil ortofosfat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Divinil eter : Mungkin terjadi reaksi nyala

Epiklorohidrin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Etansulfonamid : Reaksi eksplosif

Etoksi-etilen ditiofosfat : Menyala jika terjadi kontak

m-etil anilin : Reaksi nyala

Etilen diamin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Etilen glikol : Membentuk campuran yang sensitif terhadap

panas dan goncangan

Etilenimin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

5-etil-2-metil piridin : Reaksi eksplosif

Etil fosfin : Reaksi nyala

5-etil-2-pikolin : Membentuk senyawa eksplosif

Besi oksida (serbuk) : Reaksi eksotermik yang kuat

Fluorin : Mungkin terjadi reaksi eksplosif

Asam format : Reaksi eksotermik disertai pelepasan gas toksik

2-formilamino-1-fenil-1,3-

propandiol

: Mungkin terjadi ledakan

Bahan bakar minyak

(terbakar)

: Ledakan

Page 9: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Fulminat : Bereaksi

Furfurilidin keton : Menyala jika terjadi kontak

Germanium : Reaksi hebat

Gliserol : Mungkin terjadi ledakan

Glioksal : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Heksalitium disilisida : Reaksi eksplosif

Heksametilbenzen : Mungkin terjadi ledakan

2,2,4,4,6,6–

Heksametiltritian

: Oksidasi eksplosif

Heksenal : Meledak pada pemanasan

Hidrazin : Reaksi hebat

Asam hidrazoik : Reaksi energetik

Hidrogen iodida : Reaksi nyala

Hidrogen peroksida : Membentuk campuran yang tidak stabil

Hidrogen peroksida dan

keton

: Membentuk produk yang eksplosif

Hidrogen peroksida dan

merkuri oksida

: Membentuk senyawa eksplosif

Hidrogen peroksida dan

tiourea

: Membentuk senyawa eksplosif

Hidrogen selenida : Reaksi nyala

Hidrogen sulfida : Reaksi pijar

Hidrogen telurida : Menyala dan mungkin terjadi reaksi eksplosif

Indan dan asam sulfat : Reaksi eksplosif

Isoprene : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Keton (siklik) : Reaksi hebat

Asam laktat + asam

hidroflorat

: Reaksi eksplosif

Litium : Reaksi nyala

Litium silisida : Reaksi pijar

Magnesium : Reaksi eksplosif

Page 10: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Magnesium + 2-nitroanilin : Dapat menyala jika terjadi kontak

Magnesium fosfida : Reaksi pijar

Magnesium silisida : Reaksi hebat

Campuran magnesium-

titanium

: Membentuk campuran yang sensitif terhadap

panas dan goncangan

Mangan (serbuk) : Berpijar dan mungkin terjadi ledakan

Mesitil oksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Mesitilen : Mungkin terjadi reaksi eksplosif

Logam : Reaksi hebat disertai ledakan atau nyala

Logam asetilida : Reaksi hebat atau reaksi eksplosif

Logam karbida : Reaksi hebat atau reaksi eksplosif

Logam sianida : Reaksi eksplosif

Logam ferisianida atau

ferosianida

: Reaksi hebat

Logam salisilat : Membentuk senyawa eksplosif

Logam tiosianat : Mungkin terjadi ledakan

2-Metilbenzimidazol +

Asam sulfat

: Mungkin terjadi reaksi eksplosif

2-Metilsikloheksanon : Reaksi eksplosif

2-Metil-5-etilpiridin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Metil tiofen : Reaksi nyala

Neodimium Fosfida : Reaksi hebat

Nikel tetrafosfida : Reaksi nyala

Nitro aromatik

hidrokarbon

: Membentuk produk yang sangat eksplosif

Nitrobenzen : Reaksi eksplosif, terutama dengan adanya air

Nitrometana : Reaksi eksplosif

Nitronaftalen : Bahaya ledakan

Oksida non-logam : Reaksi eksplosif

Minyak : Peningnkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Page 11: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Bahan organik : Bahaya kebakaran dan ledakan

Substansi organik : Mungkin terjadi ledakan

Perklorat : Mungkin terjadi ledakan

Fenil asetilen + 1,1-

dimetilhidrazin

: Reaksi hebat

Garam asam dinatrium

fenil ortofosfat

: Membentuk produk yang eksplosif

Fosfin + oksigen : Menyala spontan

Fosfonium iodida : Reaksi nyala

Fosforus (uap) Menyala jika dipanaskan

Fosforus halida : Reaksi nyala

Fosforus tetraiodida : Reaksi hebat

Fosforus triklorida : Reaksi eksplosif

Asam ftalat : Mungkin terjadi reaksi eksplosif

Anhidrida ftalat : Reaksi eksotermik dan membentuk produk

eksplosif

Pikrat : Bereaksi

Plastik : Rusak

Polialkena : Reaksi kuat

Polidibromosilan : Reaksi eksplosif

Turunan poli (etilen

oksida)

: Mungkin terjadi ledakan

Polipropilen : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Poli (sililen) : Menyala

Poliuretan (busa) : Reaksi hebat

Kalium hipofosfit : Reaksi eksplosif

Kalium fosfinat : Meledak pada evaporasi

B-propiolakton : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Propiofenon + asam

sulfat

: Reaksi eksotermik pada suhu di atas -5oC

Propilen glikol + asam : Campuran eksplosif

Page 12: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

hidroflorat + perak nitrat

Propilen oksida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Piridin : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Pirokatekol : Menyala jika terjadi kontak

Bahan pereduksi : Mungkin terjadi ledakan atau reaksi nyala

Resorsinol : Mungkin terjadi ledakan

Karet : Reaksi hebat, mungkin terjadi ledakan

Selenium : Reaksi hebat

Selenium hidrida : Reaksi pijar atau nyala

Selenium iodofosfida : Reaksi eksplosif

Silikon : Reaksi hebat

Minyak silikon : Mungkin terjadi ledakan

Perak buten-3-inida : Meledak

Natrium : Menyala dengan spontan

Natrium azida : Reaksi eksotermik

Natrium hidroksida : Temperatur dan tekanan meningkat pada wadah

tertutup

Stibin : Reaksi eksplosif

Sukrosa (padat) : Reaksi hebat

Asam sulfamat : Reaksi hebat dengan adanya perkembangan

nitrogen oksida yang toksik

Sulfida : Bereaksi

Sulfur dioksida : Reaksi eksplosif

Sulfur halida : Reaksi hebat

Asam sulfat : Mungkin terjadi ledakan

Asam sulfat + gliserida : Reaksi eksplosif

Asam sulfurat + asam

tereftalat

: Reaksi hebat

Surfaktan + asam fosforat : Bahaya ledakan

Terpen : Menyala dengan spontan

Tetraboron : Reaksi eksplosif

Page 13: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Tetraboron dekahidrida : Reaksi eksplosif

Tetrafosfor

diiodotriselenida

: Reaksi eksplosif

Tetrafosfor iodida : Menyala jika terjadi kontak

Tetrafosfor tetraoksida

trisulfida

: Reaksi hebat

Tioaldehida : Reaksi hebat

Tioketon : Reaksi hebat

Tiofen : Reaksi eksplosif

Titanium : Membentuk senyawa yang sensitif terhadap

goncangan

Campuran titanium-

magnesium

: Mungkin terjadi ledakan jika terjadi tumbukan

Toluen : Reaksi hebat

Toluidin : Reaksi nyala

1,3,5- triasetilheksahidro-

1,3,5-triazin-

trifluoroasetat anhidrida

: Reaksi eksplosif

Triazin : Reaksi eksplosif yang hebat

Trikadmium difosfida : Reaksi eksplosif

Kompleks trietilgalium

monoetil eter

: Reaksi nyala

Trimetiltrioksan : Reaksi yang kuat

Tris (iodomerkuri) fosfin : Dekomposisi/pembusukan yang hebat

Tritioaseton : Reaksi eksplosif

Terpenten : Campuran eksplosif

Dimetil hidrazin tidak

simetris

: Menyala dengan spontan

Uranium : Reaksi eksplosif

Campuran uranium : Reaksi hebat

Uranium disulfida : Reaksi hebat

Campuran uranium-

neodimium

: Reaksi eksplosif

Page 14: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Vinil asetat : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Vinilidin klorida : Peningkatan suhu dan tekanan dalam wadah

tertutup

Kayu : Mungkin menyala

P-silena : Reaksi kuat dengan adanya asam sulfat

Seng : Reaksi pijar

Seng Mungkin terjadi ledakan

Campuran zirkonium-

uranium

: Reaksi eksplosif

Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal : oksida nitrogen (1).

Polimerisasi : Tidak akan berpolimerisasi (1).

6. Penyimpanan

Simpan sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku (1).

Lindungi dari kerusakan fisik (1).

Simpan terpisah dari bahan tak tercampurkan (1).

Hindarkan kontak dengan cahaya (1) .

Jauhkan dari bahan yang bersifat asam, basa, dan bahan pereduksi (2).

Simpan di tempat yang dingin, kering, dan berventilasi (2).

7. Toksikologi

Toksisitas

Data pada manusia (1)

LDLo oral-manusia 430 mg/kg; LDLo tidak dilaporkan-manusia 110 mg/kg

Data pada hewan (1,7)

LC50 inhalasi-tikus 2500 ppm/1 jam (Dupont); LD50 oral-spesies yang tidak

spesifik 50–500 mg/kg (Dupont); TCLo inhalasi-tikus 1071/µg/m3/24 jam–84

hari secara terus menerus; LC50 inhalasi-tikus 260 mg/m3/30 menit; LC50

inhalasi-tikus 130 mg/m3/4 jam; LC50 inhalasi-tikus 67 ppm (NO2)/4 jam.

Efek lokal

Korosif: inhalasi, kulit, mata, tertelan (1).

Tingkat toksisitas Akut

Page 15: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Cukup toksik: inhalasi (1).

Kondisi medis yang diperburuk akibat paparan

Gangguan mata, gangguan pernapasan, gangguan kulit, dan alergi (1).

Data Karsinogenik (7)

Tidak terdaftar sebagai bahan karsinogenik berdasarkan ACGIH, IARC, NTP,

atau CA Prop 65.

Data Reproduksi

TDLo oral-tikus betina hamil 21150 mg/kg selama 1–21 hari secara terus

menerus; TDLo oral-tikus betina hamil 2345 mg/kg selama 18 hari secara terus

menerus (1).

Informasi Ekologi

Ekotoksisitas :

Toksisitas ikan: LC50 (kematian) Rainbow trout, Donaldson trout (Oncorynchus

mykiss) 2,8 ug/L selama 96 jam (1).

Toksisitas invertebrata: EC50 (imobilisasi) kutu air (Daphnia magna) 16 ug/L

selama 48 jam (1).

Biokonsentrasi: BCFD (residu) aquatic sowbug (Asellus aquaticus) 17560 ug/L

selama 30 jam (1).

Produk hasil biodegradasi: Bahaya produk hasil degradasi pada jangka

pendek kemungkinannya kecil, tetapi tingkat bahaya produk degradasi pada

jangka panjang dapat meningkat.

Toksisitas produk hasil biodegradasi: Produk hasil degradasi bersifat kurang

beracun dibandingkan produk asli.

8. Efek Klinis

Keracunan Akut

Terhirup (1)

Asam nitrat: Menghirup substansi asam dapat menyebabkan iritasi saluran

napas yang parah disertai batuk, tersedak, dan kemungkinan luka bakar pada

membran mukosa dengan warna kekuningan. Gejala awal lainnya meliputi

pusing, sakit kepala, mual, dan lemah. Edema paru dapat segera terjadi pada

Page 16: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

paparan yang paling parah, tetapi lebih mungkin terjadi pada periode laten 5–

72 jam. Gejala yang timbul meliputi rasa sesak di dada, dispnea, pusing,

sputum/dahak yang berbusa, sianosis, hipotensi, lemah, denyut jantung cepat,

suara bising pada bronkial, dan hemokonsentrasi. Pada kasus yang tidak fatal,

pasien dapat sembuh setelah beberapa hari atau beberapa minggu, atau

membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dengan beberapa kali

relaps dan dispnea yang berlanjut, disertai tanda dan gejala insufisiensi paru.

Pada paparan yang berat, dapat terjadi kematian akibat anoksia dalam

beberapa jam setelah timbul onset/mula gejala edema paru atau relaps.

Kontak dengan kulit (1)

Asam nitrit: Kontak langsung dengan cairan atau uap dapat menyebabkan

rasa nyeri yang parah, luka bakar dan noda berwarna kekuningan. Kulit dapat

mengalami luka bakar yang dalam dengan bagian tepi yang tajam serta proses

penyembuhan berjalan lambat dan membentuk jaringan parut. Larutan asam

nitrit encer dapat menyebabkan iritasi ringan dan pengerasan epidermis tanpa

disertai kerusakan. Larutan asam pekat yang diaplikasikan pada 25% bagaian

kulit tikus menyebabkan peningkatan methemoglobin dan kadar nitrat dalam

darah..

Kontak dengan mata (1)

Asam nitrit: Kontak langsung substansi asam dengan mata dapat

menyebabkan nyeri dan lakrimasi, fotofobia, dan luka bakar, yang

kemungkinannya parah. Derajat luka tergantung pada konsentrasi dan durasi

kontak. Pada kasus luka bakar ringan, regenerasi epitelium dapat berlangsung

cepat dan mata sembuh seperti sedia kala. Pada kasus yang parah, tingkat

luka dapat tidak terlihat jelas dalam beberapa minggu, yang pada akhirnya

keseluruhan kornea dapat tervaskularisasi dan buram sehingga menimbulkan

kebutaan. Pada kasus terburuk, mata dapat mengalami kerusakan total. Asam

nitrit pekat dapat menyebabkan warna kuning pada mata setelah terjadi

kontak.

Tertelan (1)

Asam nitrit: Substansi asam dapat menyebabkan luka bakar disertai

perubahan warna menjadi kuning dan korosi membran mukosa mulut,

Page 17: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

kerongkongan, dan esofagus. Dapat segera timbul nyeri dan kesulitan

menelan atau berbicara. Edema epiglotis dapat mengakibatkan pada

gangguan napas dan kemungkinan asfiksia. Dapat terjadi rasa haus, nyeri

epigastrik, mual, muntah, dan diare., Muntahan dapat mengandung darah

segar atau beku dan sobekan mukosa, tergantung pada korosi esofagus dan

gastrik. Dapat terjadi syok yang ditandai hipotensi, rasa lemah, denyut jantung

cepat, napas pendek, dan kulit lembab. Dapat terjadi kolaps pernapasan yang

jika tidak tertangani akan mengakibatkan gagal ginjal. Pada kasus yang parah,

dapat terjadi perforasi gastrik, dan pada derajat yang lebih rendah, dapat

terjadi perforasi esofagus dan peritonitis yang diikuti dengan demam dan

abdomen kaku. Penyempitan esofagus, gastrik, dan pilorus dapat terjadi dalam

beberapa minggu, namun dapat tertunda dalam hitungan bulan bahkan tahun.

Dapat terjadi kematian dalam waktu yang singkat mulai dari asfiksia, kolaps

sirkulasi atau aspirasi dalam hitungan menit. Kematian juga dapat diakibatkan

oleh peritonitis, pneumonia atau nefritis yang parah. Koma dan konvulsi

kadang dapat disembuhkan.

Keracunan Kronik

Terhirup (1)

Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan

substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan

erosi gigi, inflamasi dan perubahan ulseratif pada mulut, dan kemungkinan

nekrosis rahang. Dapat terjadi iritasi bronkial disertai batuk dan serangan

pneumonia bronkial yang cukup sering. Dapat pula terjadi gangguan

pencernaan.

Kontak dengan kulit (1)

Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan

substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan

dermatitis atau efek yang sama dengan paparan akut.

Kontak dengan mata (1)

Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi dan durasi paparan. Paparan

substansi asam secara berulang atau dalam waktu lama dapat menyebabkan

konjungtivitis atau efek yang sama dengan paparan akut.

Page 18: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Tertelan (1)

Asam nitrit: Efek tergantung pada konsentrasi. Menelan substansi asam

secara berulang dapat menyebabkan inflamasi dan perubahan ulseratif pada

membran mukosa mulut dan efek lainnya seperti pada paparan secara tertelan

akut. Telah dilaporkan adanya efek reproduktif pada hewan.

9. Pertolongan Pertama

Terhirup (1,2)

Bila aman memasuki area, segera pindahkan korban dari area paparan. Bila

diperlukan, gunakan kantong masker berkatup atau peralatan sejenisnya untuk

memberikan pernapasan buatan. Jaga agar pasien tetap hangat dan tenang.

Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan kulit (1,2)

Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci

dengan sabun atau detergen ringan dan air yang banyak sampai dipastikan

tidak ada bahan kimia yang tertinggal (sekurangnya selama 15-20 menit).

Untuk luka bakar, tutupi area yang terluka dengan kain yang steril, kering, dan

longgar. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Kontak dengan mata (1,2)

Segera cuci mata dengan air yang banyak dengan sesekali membuka kelopak

mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang

tertinggal. Lanjutkan irigasi dengan larutan garam normal sampai pasien siap

untuk dibawa ke rumah sakit. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas

kesehatan terdekat.

Tertelan (1,2)

Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan setempat atau dokter. Jangan

membuat pasien yang tidak sadar mengalami muntah atau meminum cairan.

Pada pasien yang sadar dapat diberikan air minum atau susu dan dapat

dilakukan induksi muntah. Jika terjadi muntah, jaga agar posisi kepala lebih

rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Jika pasien dalam

keadaan tidak sadar, posisikan kepala menghadap ke samping. Segera bawa

ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Page 19: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Catatan untuk dokter: Berikan penngobatan simptomatik dan penunjang (7).

Jika terpapar bahan melalui inhalasi, pertimbangkan pemberian oksigen.

Hindarkan bilas lambung atau rangsang muntah (1).

Antidotum: Tidak ada antidotum spesifik. Pengobatan yang dilakukan bersifat

simptomatik dan penunjang (4).

10. Penatalaksanaan oleh Tenaga Kesehatan

Stabilisasi

a. Penatalaksanaan jalan napas, yaitu membebaskan jalan napas untuk

menjamin pertukaran udara.

b. Penatalaksanaan fungsi pernapasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi

dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin cukupnya

kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.

c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi

darah.

d. Jika terjadi kejang, beri diazepam dengan dosis:

Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30

menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Kemungkinan

diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.

Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.

Dekontaminasi

a. Dekontaminasi mata

- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring

ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.

- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan

sejumlah air bersih dingin dan diguyur perlahan selama 15-20 menit

atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.

- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya.

- Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.

- Jangan biarkan pasien menggosok matanya.

- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah

sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsultasikan ke dokter

mata.

Page 20: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)

- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.

- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin

atau hangat serta sabun minimal 15 menit.

- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau

kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi dan buanglah

dalam wadah/plastik tertutup.

- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan

sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak

menghirup uap bahan.

- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.

c. Dekontaminasi saluran cerna(4)

- Pastikan pasien telah diberikan air minum yang cukup, (1–2 gelas bagi

orang dewasa, ¼ – ½ gelas untuk anak). Hati-hati dalam memberikan

air karena dapat meningkatkan risiko muntah, yang dapat menyebabkan

risiko esofagus terkena bahan korosif.

- Dekontaminasi saluran cerna tidak direkomendasikan.

- Karbon aktif tidak diindikasikan karena tidak menyerap bahan ini

dengan tepat dan dapat mengganggu visibilitas jika diperlukan

endoskopi.

- Aspirasi nasogastrik, irigasi gastrik dikontraindikasikan karena

manfaatnya belum signifikan, ada risiko perforasi selama intubasi

gastrik.

- Emesis dikontraindikasikan karena risiko paparan ulang dari bahan

korosif pada esofagus, dapat terjadi juga peningkatan tekanan

intraluminal karena emesis

11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri(1)

Batas paparan asam nitrat (1):

2 ppm; 5,2 mg/m3 (sebagai STEL : 4 ppm; 10mg/m3) (ACGIH 1993-1994)

2 ppm (5 mg/m3)OSHA TWA;

4 ppm (10 mg/m3) OSHA STEL;

Page 21: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

2 ppm (5 mg/m3) ACGIH STEL;

2 ppm (5 mg/m3) NIOSH direkomendasikan TWA;

4 ppm (10mg/m3) NIOSH direkomendasikan STEL;

5 mg/m3 (2 ml/m3) DFG MAK 1 kali/shift.

Metode pengukuran: Tabung silika gel; Natrium bikarbonat/natrium

karbonat; kromatografi ion; NIOSH III # 7903, Asam anorganik (1)

Ventilasi: Sediakan penghisap udara setempat atau sistem ventilasi proses

tertutup. Pastikan dipatuhinya paparan yang dapat diterapkan (1).

Proteksi mata: Gunakan kacamata pengaman dan pelindung muka tahan

percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan

air deras dekat dengan area kerja (1).

Pakaian: Kenakan pakaian tahan bahan kimia yang memadai (1).

Sarung tangan : Pakailah sarung tangan tahan bahan kimia yang memadai (1).

Respirator: Respirator dan batas maksimum konsentrasi penggunaan bahan

diperoleh dari NIOSH dan/atau OSHA (1):

25 ppm

Setiap respirator pemasok udara.

Setiap respirator kartrid kimia yang dilengkapi masker seluruh wajah dan

kartrid yang dapat melindungi terhadap paparan bahan.

Hanya sorbents yang tidak dapat teroksidasi yang boleh digunakan (bukan

arang).

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan

canister yang dapat melindungi terhadap paparan bahan.

Setiap peralatan pernapasan serba lengkap beserta masker seluruh wajah.

Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah.

Escape:

Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker seluruh wajah dan

canister yang dapat melindungi terhadap paparan bahan.

Hanya sorbents yang tidak dapat teroksidasi yang boleh digunakan (bukan

arang).

Page 22: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

Setiap jenis escape yang memadai dan dilengkapi peralatan pernafasan serba

lengkap.

Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan

dan kesehatan (1):

Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker seluruh wajah

dan dioperasikan dengan tekanan atau tekanan positif lain

berkombinasi dengan pasokan escape terpisah.

Setiap peralatan pernapasan serba lengkap yang dilengkapi masker

seluruh wajah.

12. Manajemen Pemadam Kebakaran

Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran dapat diabaikan. Bahan

bersifat pengoksidasi. Dapat terbakar atau meledak jika kontak dengan bahan

yang tak tercampurkan (1).

Media pemadan kebakaran: Bahan kimia kering, soda abu (natrium karbonat),

air (1).

Kebakaran besar: Basahi dengan air. Gunakan air dari lokasi yang aman atau

jarak yang aman (1).

Pemadaman kebakaran: Pindahkan kontainer dari lokasi kebakaran jika hal ini

dapat dilakukan tanpa menimbulkan risiko. Dinginkan kontainer setelah

kebakaran berhenti menggunakan semprotan air hingga kondisi membaik.

Pada kondisi kebakaran di kargo atau lokasi penyimpanan: Dinginkan

kontainer menggunakan air yang berasal dari pemadam kebakaran tanpa

awak atau yang menggunakan monitor sampai api padam. Jika hal tersebut

tidak mungkin dilakukan, maka lakukan hal berikut ini: Jauhkan orang yang

tidak berkepentingan dari lokasi kebakaran, isolasi daerah yang berbahaya,

dan beri tanda dilarang masuk. Biarkan api membakar (1).

13. Manajemen Tumpahan

Pelepasan di udara: Kurangi uap menggunakan semprotan air. Kumpulkan

limbah berbahaya untuk kemudian dibuang (1).

Pelepasan di tanah: Jerap bahan yang tumpah di kantung air dalam, gali area

penahan atau di antara pembatas kantung pasir. Buat bendungan untuk

Page 23: BENZIL VIOLET 4B - ik.pom.go.idik.pom.go.id/v2014/katalog/Asam Nitrit.pdf · Organ sasaran: Paru-paru, membran mukosa, kulit, mata (2,7), saluran pernapasan bagian atas, dan gigi

kemudian dibuang. Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah

terbakar. Tambahkan bahan alkalin (kapur, batu kapur, natrium bikarbonat,

atau soda abu) (1).

Pelepasan di air: Netralisasi (1).

Pelepasan di tempat kerja: Hindarkan kontak dengan bahan yang mudah

terbakar. Jangan sentuh tumpahan bahan. Kurangi uap dengan semprotan air.

Jangan masukkan air ke dalam wadah. Tumpahan yang sedikit: Basahi

dengan air. Tumpahan yang banyak: Buat tanggul untuk pembuangan.

Jauhkan orang yang tidak berkepentingan dari lokasi, isolasi daerah

berbahaya, dan beri tanda dilarang masuk (1).

14. Daftar Pustaka

1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.

2. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9926241 (diunduh April

2012)

3. http://nitricacidmsds.net/ (diunduh April 2012)

4. http://www.toxinz.com/Spec/2363443 (diunduh April 2012)

5. http://www.hpa.org.uk/webc/HPAwebFile/HPAweb_C/1194947349543

(diunduh April 2012)

6. http://www.chemicalbook.com/ProductChemicalPropertiesCB7687864_EN.

htm (diunduh April 2012)

7. http://www.nanotech.wisc.edu/CNT_LABS/MSDS/Acids/MSDS%20Nitric%2

0acid.pdf (diunduh April 2012)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2012 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------