skenario 3 mekanisme sistem fagositosit dalam imun mukosa rongga mulut

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Plak gigi merupakan suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Pada plak tertentu yang mengandung koloni mikroba spesifik dapat menimbulkan adanya karies pada gigi. Plak juga merupakan suatu penyebab local dan utama dalam terbentuknya penyakit gigi dan mulut seperti karies, kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Plak pada permukaan gigi dapat dipakai sebagai indicator kebersihan mulut. Plak gigi ini terdiri dari mikroorganisme dan matriks selular yang terdiri dari bahan organik dan anorganik. Pada matriks selular, 20-30 % massa plaknya terdiri dari komponen organik, anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Pada pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel kemudian kolonisasi awal dan sekunder dan yang terakhir adalah pematangn plak dimana ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram (+) dan 1

Upload: fitrotul-hasanah

Post on 14-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

skenario 3 mekanisme sistem fagositosit dalam imun mukosa rongga mulut

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Plak gigi merupakan suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Pada plak tertentu yang mengandung koloni mikroba spesifik dapat menimbulkan adanya karies pada gigi. Plak juga merupakan suatu penyebab local dan utama dalam terbentuknya penyakit gigi dan mulut seperti karies, kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Plak pada permukaan gigi dapat dipakai sebagai indicator kebersihan mulut. Plak gigi ini terdiri dari mikroorganisme dan matriks selular yang terdiri dari bahan organik dan anorganik. Pada matriks selular, 20-30 % massa plaknya terdiri dari komponen organik, anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Pada pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel kemudian kolonisasi awal dan sekunder dan yang terakhir adalah pematangn plak dimana ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram (+) dan meningkatnya bakteri gram () yang terjadi pada hari ke-7 pada pembentukan plak.

Adanya kumpulan plak yang termineralisasi yang menempel pada permukaan gigi ini akan menimbulkan terbentuknya karang gigi atau biasa disebut dengan kalkulus. Karang gigi ini berasal dari plak yang bercampur dengan zat kapur pada saliva yang kemudian mengendap di permukaan gigi. Karang gigi atau kalkulus ini dapat menyebabkan gigi mudah goyah dan mudah tanggal akibat adanya penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah saat menyikat gigi dan juga bau mulut (halitosis). Karang gigi sendiri tidak berbahaya, tetapi memiliki permukaan yang sangat kasar di mana bakteri dapat dengan mudah melekat di permukaannya. Karang gigi juga merupakan masalah yang dapat membuat gigi berwarna kuning atau coklat.Karang gigi ini lebih berpori-pori dibanding enamel sehingga mudah berubah warna. Jika sering merokok atau sering minum kopi atau teh, akan menyebabkan karang gigi berubah warna menjadi coklat atau hitam. Akibat adanya karang gigi ini juga dapat menimbulkan terjadinya gigi sensitive, gusi melorot sehingga akarnya terlihat dan juga bau mulut. Karang gigi ini juga menjadi penyebab kedua terbesar hilangnya gigi setelah karies.

Plak gigi ini juga merupakan biofilm gigi dimana biofilm terdiri dari kumpulan bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi dan permukaan jaringan rongga mulut lainnya. Biofilm ini bertindak untuk melindungi dan meningkatkan nutrisi bakteri yang tinggal di dalamnya. Matriks dari biofilm akan melindungi bakteri dari efek antibiotik dan antiseptik. Penyingkiran biofilm hanya dapat dilakukan secara mekanis dengan menggunakan sikat gigi atau dental flosh. Struktur dari biofilm sangat unik dan tergantung dengan lingkungan tempatnya berada misalkan kandungan nutrisi dan keadaan fisiknya.1.2. Skenario

Seorang ibu usia 30 tahun datang ke praktek dokter gigi dengan keluhan rongga mulutnya terasa bau, dengan kondisi ini si pasien merasa tidak nyaman. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan adanya karies pada gigi 16, 45, 47. Selain itu juga didapatkan adanya karang gigi pada regio dimana terdapat karies giginya. Setelah ditanyakan ke pasiennya ternyata gigi yang karies tidak digunakan untuk mengunyah karena kalau digunakan untuk mengunyah giginya jadi sakit. Ibu tersebut bertanya ke dokternya kenapa gigi yang tidak digunakan untuk mengunyah jadi banyak karang giginya dan dari mana awal terbentuknya karang gigi.1.3. Learning Objective1. Mahasiswa dapat mengetahui plak gigi dan kalkulus

2. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pembentukan plak gigi

3. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan plak gigi menjadi karang gigi4. Mahasiswa dapat mengetahui interaksi mikroba dalam karang gigiBAB II

PEMBAHASAN

STEP 1

1. Plak gigi = deposit lunak yang berupa lapisan tipis yang menumpuk pada gigi dirongga mulut. Plak gigi tidak mengalami kalsifikasi dan terdiri dari bakteri hidup dan bakteri mati, mikroorganisme, matriks seluler dan aseluler.

2. Karang gigi = deposit mineral yang berwarna putih, kuning atau kecoklatan. Berasal dari plak dan zat kapur yang mengalami mineralisasi. Karang gigi ddapat menyebabkan gigi goyang dan mudah tanggal. Penyebab karang gigi adalah adanya bakteri Streptococcus mutans. 3. Karies = penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme (bakteri) yang mengubah glukosa terutama sukrosa menjadi asam yang akan menurunkan pH di dalam rongga mulut sehingga terjadi demineralisasi pada jaringan keras gigi.

Factor yang menyebabkan terjadinya karies adalah adanya gigi, mikroorganisme, substrat dan waktu terjadinya.

Berdasarkan kedalamannya, karies dibedakan menjadi:

a. Karies superficialis: karies baru mengenai enamel, sedangkan dentin tidak.

b. Karies media: karies sudah mengenai dentin, tetapi belum mencapai bagian dentin

c. Karies profunda: karies sudah mencapai bagian dentin, kadang-kadang sudah mencapai bagian pulpa.

STEP 2

1. Kenapa rongga mulut pasien terasa bau?

2. Kenapa gigi yang mengalami karies menimbulkan rasa sakit saat makan?

3. Kenapa gigi yang tidak digunakan untuk mengunyah makanan terdapat banyak karang gigi?

4. Bagaimana proses terbentuknya karang gigi?

5. Apakah komposisi plak dan karang gigi sama? Apabila berbeda apa perbedaannya?

6. Apakah dampak plak dan karang gigi terhadap kesehatan rongga mulut?

7. Apa saja factor penyebab terbentuknya plak dan karang gigi?

STEP 3

1. Rongga mulut pasien yang mengalami karang gigi akan terasa bau karena karang gigi berasal dari plak, yang pada prosesnya menghasilkan zat sampingan yang berupa sulfur sehingga menyebabkan bau mulut. Selain itu, karies dapat menyebabkan gigi berlubang, dan gigi yang berlubang tersebut dapat menjadi tempat masuknya sisa makanan dan sisa makanan tersebut diuraikan oleh bakteri anaerob sehingga timbul bau.

2. Karies bekerja dengan cara merusak jaringan keras gigi. Ketika karies sudah menyerang dentin dan pulpa akan terasa sakit karena pada dentin terdapat tubulus dentinalis dan pada pulpa terdapat saraf yang dapat merespon rasa sakit.

3. Karena didalam rongga mulut terjadi self cleansing oleh saliva. Aliran saliva pada gigi yang tidak digunakan untuk mengunyah menjadi sedikit sehingga saliva tidak melakukan fungsi self cleansing dengan maksimal pada daerah tersebut. Plak yang terakumulasi lama kelamaan akan termineralisasi menjadi karang gigi.

4. Proses pembentukan plak dibagi menjadi 3 fase, yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi awal pada permukaan gigi dan kolonisasi sekunder dan pematangan plak.

a. Pembentukan PelikelPerlekatan bakteri ke permukaan gigi diawali oleh pembentukan pelikel pada permukaan gigi. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih berkontak dengan saliva dan pada permukaan gigi berupa material stein yang terang apabila gigi diwarnai dengan bahan pewarna plak. Pembentukan pelikel pada dasarnya merupakan proses perlekatan protein dan glikoprotein saliva pada permukaan gigi. Pelikel tersebut berasal dari saliva cairan sulkular dan produk bakteri. Pada fase awal permukaan gigi atau restorasi akan dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel berfungsi sebagai penghalang protektif yang akan bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah desikasi (pengeringan) jaringan. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan sisi yang melekatkan bakteri pada permukaan gigi.

b. Kolonisasi Awal Pada Permukaan GigiKolonisasi awal pada pemukaan gigi di permukaan enamel dalam 3-4 jam didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Streptokokus sanguins, Streptokokus mutans, Streptokokus mitis, Streptokokus salivarius, Actinomyces viscosus dan Actinomyces naeslundii.Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan bantuan adhesion, yaitu : molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri. Dalam perkembangannya terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang bersifat aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram-positif menjadi lingkungan yang sangat miskin oksigen dengan adanya spesies bakteri anaerob gram-negatif setelah 24 jam.

c. Kolonisasi Sekunder dan Pematangan PlakPlak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi melalui dua mekanisme terpisah, yaitu:

a. Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi.

b. Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri baru

Dalam tiga hari, pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni awal ke permukaan gigi yang bersih meningkat. Bakteri pengkoloni sekunder akan melekat ke bakteri yang sudah melekat ke pelikel. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Fase akhir pematangan plak pada hari ke-7 ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya bakteri gram negatif.

d. Terjadi mineralisasi plak menjadi karang gigi

5. Komposisi dari plak gigi dan karang gigi kurang lebih sama, karena karang gigi berasal dari karang gigi.

Plak gigi terdiri dari 70% mikroorganisme dan 30% bahan organic dan anorganik. Bahan organic terdiri dari polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Sedangkan bahan anorganik terdiri dari kalsiun, fosfor dan saliva.

Pada karang gigi jumlah bahan organic akan meningkat, sehingga terjadi penambahan zat kapur dan terdapat juga mikroorganisme non bakteri.

6. Dampak plak gigi dan karang gigi terhadap kesehatan rongga mulut adalah:

Peradangan pada gusi (gingivitis). Tandanya adalah gusi memerah, bengkak dan berdarah pada saat menggosok gigi.

Periodontitis, yaitu peradangan pada jaringan penyangga gigi. Tandanya adalah gigi menjadi goyang

Bau mulut, dikarenakan permukaan gigi yang tidak rata sehingga bakteri lenih mudah menempel pada permukaan tersebut dan menyebabkan bau mulut

Karies.

7. Factor penyebab plak gigi dan karang gigi:

a. Factor local. Contohnya pemakaian alat orthodontik, merokok, dan lain-lain.

b. Factor sistemik. Contohnya pada pasien diabetes mellitus didapati palk yang banyak karena kadar gula dalam tubuh psien sangat tinggi dan menyebabkan xerostomia. Pada pasien hpertensi yang mengkonsumsi obat yang dapat menyebabkan xerostomia sehingga jumlah karang gigi meningkat karena produksi saliva menurun.

c. Factor makanan. Konsumsi makanan yang manis berlebihan dapat menambah jumlah plak dan karang gigi yang ada didalam mulut

d. Frekuensi sikat gigi dan daya abrasi dari pasta gigi

e. Laju alir saliva yang menurun dapat menyebabkan proses self cleansing menurun sehingga sisa makanan menumpuk dlam rongga mulut.

f. Kebiasaan mengunyah yang salaj, seperti mengunyah satu sisi sehingga self cleansing saliva idak optimal di sisi gigi yang tidak digunakan mengunyah

g. Anatomi gigi. Daerah pit dan fissure sulit dijangkau oleh saliva sehingga pada daerah tersebut benyak terdapat plak gigi

h. Gigi yang berjejal menyebabkan mudah terselipnya sisa makanan yang dapat menjadi sarang bakteri

i. pH air liur yang basa menyebabkan produksi garam mineral yang tinggi sehingga mempercepat proses mineralisasi plak menjad karang gigi

j. factor umur. Anak-anak dengan usia dibawah 12 tahun memiliki enamel yang tipis sehingga lebih rentan terkena karies.

STEP 4

STEP 5

1. Mahasiswa dapat mengetahui plak gigi dan kalkulus2. Mahasiswa dapat mengetahui mekanisme pembentukan plak gigi 3. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan plak gigi menjadi karang gigi4. Mahasiswa dapat mengetahui interaksi mikroba dalam karang gigi

STEP 71. Plak Gigi dan Kalkulus

Plak adalah suatu lapisan bening, tipis, dan terdiri dari mucus serta kumpulan bakteri yang menyelimuti permukaan gigi. Menurut lokasinya, plak dapat diklasifikasikan antara lain:

plak supragingiva : berada pada atau diatas margin gingiva dan mungkin juga kontak langsung dengan margin gingiva

plak subgingiva : berada dibawah margin gingiva, antara gigi dengan sulkus gingival.

Plak mempunyai tampilan klinis berupa lapisan bakteri lunak non kalsifikasi yang terakumulasi dan melekat pada gigi / objek lain di dalam mulut seperti restorasi, denture, serta kalkulus, dan dapat terlihat dengan bantuan agen disclosing. Sebagai biofilm, plak gigi menunjukkan struktur yang sama seperti biofilm lainnya, yang terdiri dari saluran dan void, membantu untuk mencapai aliran nutrisi, produk-produk limbah, metabolit, enzim, dan oksigen melalui biofilm. Karena struktur ini, berbagai organisme mikroba dapat membuat biofilm, termasuk bakteri baik aerobik dan anaerobik. Komposisi mikroba biofilm gigi mencakup lebih dari 700 jenis bakteri dan archaea, yang semuanya ada di lingkungan yang relatif stabil yang disebut homeostasis mikroba. Biofilm plak gigi bertanggung jawab untuk banyak penyakit umum untuk rongga mulut termasuk karies gigi, periodontitis, gingivitis, namun biofilm hadir pada gigi yang sehat jugaPermukaan gigi yang sehat dan gingiva cenderung hanya dikaitkan dengan tahap pertama pembentukan biofilm. Ini terdiri dari beberapa lapisan awal (1-20) bakteri kokus sebagian besar gram positif, diikuti oleh beberapa batang gram positif dan fillaments dan jumlah yang sangat kecil dari gram negatif kokus. Spesies cocci gram positif yang terlibat dalam lapisan udara ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, Streptococcus mutans, Streptococcus mitis, Streptococcus sanguis, Streptococcus oralis, Rothia dentocariosa, dan Staphylococcus epidermidis. Batang dan filamen spesies gram negatif termasuk Actinomyces viscosus, Actinomyces Israel. Actinomyces gerencseriae dan spesies Corynebacterium. Veillonella parvula dan spesies Neisseria membuat beberapa beberapa cocci gram negatif, yang aerob atau aerob fakultatif dan dapat menempel pada permukaan gigi keras non-exfoliating . Komposisi awal ini biofilm mampu menahan banyak mekanisme rongga mulut yang berkontribusi terhadap penghapusan bakteri seperti menelan, hidung bertiup, mengunyah, dan keluar cairan ludah. Kolonisasi awal juga mampu bertahan dalam konsentrasi oksigen yang tinggi dalam rongga mulut, tanpa harus banyak perlindungan dari bakteri lain. Dengan demikian, biofilm awal ini hampir selalu hadir pada permukaan gigi setelah terbentuk segera setelah pembersihan.Komposisi plak

Komposisi plak dental terdiri dari mikroorganisme dan matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik, komposisi utama adalah mikrooganisme. Lebih dari 500 spesies bakteri ditemukan dalam plak dental. Awal pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptokokus salivarius, actinomyces viscosus dan beberapa strain lainnya. Mikroorganisme non-bakteri yang dijumpai dalam plak antara lain spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Mikroorganisme tersebut terdapat dalam matriks interseluler, dan juga mengandung sedikit sel jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit. Matriks interseluler plak merupakan 20%-30% massa plak, terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Bahan organiknya mencakup polisakarida, protein, glikoprotein dan lemak. Komponen anorganik yang paling utama adalah kalsium dan fosfor, dan sejumlah kecil mineral lain seperti natrium, kalium, dan fluorgram plak mengandung 2 x 1011bakteri dan dapat diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 300 spesies bakteri yang dapat ditemukan di dalam plak tersebut. Unsur lain yang terdapat pada plak gigi adalah sel epitel yang dikelilingi koloni bakteri, leukosit (terutama PMN), eritrosit, protozoa, partikel makanan, dan komponen lain seperti fragmen halus sementum. Selain itu, plak juga dapat berisi mikroorganisme nonbakteri seperti mycopasma, yeast, protozoa, dan virus dengan kadar yang berbeda.

Terdapatnya (% jumlah total bakteri) flora dominan plak supragingival pada dua tempat berbeda di dalam mulut.

FisuraAproksimal

Streptococcus mutans2010

Streptococcus sanguis155

Streptokokus lainnya510

Actinomyces viscosus1020

Actinomyces naeslundi1525

Actinomyces israeli510

Batang gram-positif lainnya

(Rotia, Araknia, Bakterionema, dll)

Veilonela65

Laktobasilus2010

Batang gram-negatif