bahan

19
ONTOGENI GIGI Embryo minggu ke 6, epitel ektoderm yang melapisi rongga mulut mengalami proliferasi sepanjang tepi bukal lengkung maksila dan mandibula. Penebalan terdiri dari 2 lapis meluas sampai mesoderm, lapisan sebelah labial memisahkan diri menjadi vestibulum oris, lapisan sebelah lingual akan menjadi benih gigi disebut lamina dentalis. Lamina dentalis mengalami penebalan masuk ke dalam mesoderm berbentuk kuncup. Kuncup berjumlah 10 akan menjadi calon gigi decidui. Pada permulaan minggu ke 10, ke 10 kuncup lamina dentalis akan membentuk kuncup baru dan ada penambah an kuncup baru kearah distal yang akan menjadi benih gigi permanen. Lamina dentalis terus berproliferasi masuk ke dalam mesoderm dan menjadi berbentuk bel (lonceng). Stadium Kuncup Pada permulaan terbentuknya gigi, organ email memben- tuk kuncup kecil. Pada daerah tepi terdiri dari sel-sel kolum ner dan pada daerah tengah terdapat sel-sel poligonal. Sel mesoderm disekeliling mengadakan proliferasi dan me- madat. Ada 2 daerah yang mengalami pemadatan yaitu da erah tepat dibawah organ email disebut papila dentalis dan daerah disekeliling benih gigi disebut sakus dentalis. Kedua daerah yang memadat ini belum jelas terlihat.

Upload: annisa-hanif-metanda

Post on 20-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

ONTOGENI GIGIEmbryo minggu ke 6, epitel ektoderm yang melapisi rongga mulut mengalami proliferasi sepanjang tepi bukal lengkung maksila dan mandibula. Penebalan terdiri dari 2 lapis meluas sampai mesoderm, lapisan sebelah labial memisahkan diri menjadi vestibulum oris, lapisan sebelah lingual akan menjadi benih gigi disebut lamina dentalis. Lamina dentalis mengalami penebalan masuk ke dalam mesoderm berbentuk kuncup. Kuncup berjumlah 10 akan menjadi calon gigi decidui. Pada permulaan minggu ke 10, ke 10 kuncup lamina dentalis akan membentuk kuncup baru dan ada penambah an kuncup baru kearah distal yang akan menjadi benih gigi permanen. Lamina dentalis terus berproliferasi masuk ke dalam mesoderm dan menjadi berbentuk bel (lonceng).Stadium Kuncup

Pada permulaan terbentuknya gigi, organ email memben- tuk kuncup kecil. Pada daerah tepi terdiri dari sel-sel kolum ner dan pada daerah tengah terdapat sel-sel poligonal.Sel mesoderm disekeliling mengadakan proliferasi dan me- madat. Ada 2 daerah yang mengalami pemadatan yaitu da erah tepat dibawah organ email disebut papila dentalis dan daerah disekeliling benih gigi disebut sakus dentalis. Kedua daerah yang memadat ini belum jelas terlihat.

Stadium Kap Benih gigi terus berproliferasi sehingga organ email berbentuk kap. Lapisan luar organ email disebut epitel email luar, lapisan sebelah dalam disebut epitel email dalam. Diantara terdapat sel-sel poligonal disebut retikulum stelat. Dua daerah yang memadat semakin jelas terlihat.

Stadium Bel Pertumbuhan lebih lanjut organ email akan menghasilkan bentuk seperti lonceng. Sel-sel epitel email dalam berdife- rensiasi menjadi bentuk kolumner tinggi disebut ameloblas akan membentuk email. Tampak l;apisan sel skuamus dian tara epitel email dalam dan retikulum stelat disebut stratum intermedium yang sangat penting untuk pembentukan email.Sebelum epitel email dalam membentuk Mail, sel pada papila dentalis yang berbatasan akanberdiferensiasi menjadi odontoblas membentuk dentin.

Stadium Pembentukan Akar Pembentukan akar mulai setelah pembentukan email dan dentin mencapai cemento-enamel junction .Epitel email luar dan dalam bergabung membentuk lapisan yang disebut Hertwigs epithelial root sheath yang bertugas membentuk akar gigi.

Lamina dentalis terus berproliverasi masuk ke dalam mesoderm, sel yang berbatasan dengan papila dentalis akan me manjang dan teratur menjadi ameloblas (ganoblas) yang membentuk email, maka lamina dentalis disebut organ email.

1. Inisiasi (bud stage) 2. Proliferasi (cap stage) 3. Histodeferensiasi (bell stage) 4. Aposisi dan kalsifikasi

1. Erupsi intraosseous 2 .Perforasi membrana mukosa 3. Mencapai bidang oklusi dan mulai atrisi 4. Kontinyu erupsi dan atrisi lebih lanjut.

TUMBUH KEMBANG GIGI

- 20 pembengkakan bulat atau oval muncul di setiap rahang -> Tempat gigi sulungPada saat yg bersamaan tiap unit sel akan membentuk dental lamina yg akan membentuk gigi permanen- i1, i2 & c -> akan membentuk lamina gigi I1, I2 & C permanen- m1 & m2 -> lamina gigi untuk gigi P1 & P2- Gigi-gigi molar dewasa -> pada dan disebelah distal gigi molar dua sulung

I. PERTUMBUHANA. Inisiasi (Bud Stage) - Minggu 6 IU> Jaringan odontogenik primer berdiferensiasi -> minggu ke-6 disebut dental lamina> Sel pada lapisan basal epitel mulut berproliferasi lebih cepat> Penebalan epitel -> disebut sebagai primordium dari ectodermal gigiEksoderm : emailMesoderm : dentin dan pulpa

B. Proliferasi (Cap Stage) - Minggu 8 IU- Sel perifer topi -> membentul epitel enamel dalam dan luar- 3 elemen penting benih gigi(1) Organ gigi : email(2) Papilla gigi : dentin & pulpa(3) Kantung gigi : sementum dan ligamen periodontal- Defisiensi pada proliferasi -> benih gigi gagal berkembang -> jumlah gigi berkurang

C. Histodiferensiasi (Bell Stage) - Minggu 14 IU- Epitel akan terus melakukan invaginasi sehingg akan lebih dalam -> seperti lonceng- Diferensiasisel pada papilla gigi : odontoblassel epitel enamel dalam : ameloblas- Gangguan pada diferensiasi -> struktur yg abnormal pada dentil & enamel

D. Morfodiferensiasi (Advanced Bell Stage) - Minggu 18 IU- Sel pembentuk akan menentukan garis panduan bentuk dan ukuran gigi- Gangguan & penyimpangan pd tahap ini -> bentuk & ukuran gigi yg abnormal- Lamina gigi akan terus berproliferasi ke lingual gigi sulung, mulai perkembangan benih gigi tetap

E. Aposisi - bulan ke-6- Sel pembentuk ameloblas dan odontoblas mendepositkan matriks email & dentin

II. KALSIFIKASI (Mineraslisasi)- Kalsifikasi -> mineralisasi matriks email & dentin- Ketebalan email sempurna tapi email masih porus dan mineralisasi inadekuat (mineralisasi sekunder ; lingk oral)- Pembentukan dentik berlangsungsung sepanjang hayat (gigi erupsi : dentin tipis, tubuli lebar)- Apikal gigi saat erupsi belum selesai- Proses matrurasi email tetap berlanjut selama gigi erupsi- Pd gg sulung kalsifikasi email saat berusia 5 bulan -> pembentukan mahkota & akar selesai stlh penutupan akar C RB (3 tahun)- Pd gigi permanen, kalsifikasi dimulai pada M1 RB, atau saat mggu pertama stlh kelahiran. Gigi terakhir yg terbentuk adalh M3 (9 tahun)

III. ERUPSI- Erupsi adalah perubahan posisi gigi dari posisi perkembangan awal hingga keluar ke rongga mulut- Perkembangan akar memiliki hubungan dgn erupsi gigi3 Fase erupsi :(1) Fase preerupsi(2) Fase erupsi prafungsional(3) Fase erupsi

Gigi sulung atau gigi desiduo adalah gigi yang pertama muncul di dalam rongga mulut. Kalsifikasi gigi-gigi ini bermula sekitar bulan keempat dalam kandungan. Pada akhir bulan keenam, semua gigi sulung telah memulai perkembangannya. Proses pertama kalsifikasi yaitu pembentukan mahkota gigi, kemudian diikuti dengan pembentukan akar.Gigi pertama yang muncul dalam mulut adalah gigi sulung insisivus sentral bawah. Kemudian diikuti oleh gigi insisivus sentral atas. Selanjutnya, gigi sulung insisivus lateral bawah mulai muncul, serta diikuti dengan gigi insisivus lateral atas pada bulan berikutnya. Kemudian, gigi sulung molar pertama bawah muncul, dan segera diikuti oleh gigi sulung molar pertama atas. Selanjutnya, gigi sulung kaninus muncul, dan diikuti oleh gigi sulung molar kedua beberapa bulan berikutnya.1Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel perkembangan gigi sulung.2Pembentukan Jaringan Keras (dalam utero)Mahkota Lengkap (setelah lahir)ErupsiAkar Lengkap

Atas (Maksila)Insisivus central14 minggu1 bulan10 (8-12 bulan)1 tahun

Insisivus lateral16 minggu2 bulan11 (9-13 bulan)2 tahun

Kaninus17 mingg9 bulan19 (16-22 bulan)3 tahun

Molar pertama15 minggu6 bulan16 (13-19 bulan)2 tahun

Molar kedua19 minggu11 bulan29 (25-33 bulan)3 tahun

Bawah (Mandi-bula)Insisivus central14 minggu2 bulan8 (6-10 bulan)1 tahun

Insisivus lateral16 minggu3 bulan13 (10-16 bulan)1 tahun

Kaninus17 minggu9 bulan20 (17-23 bulan)3 tahun

Molar pertama15 minggu5 bulan16 (14-18 bulan)2 tahun

Molar kedua18 minggu10 bulan27 (23-31 bulan)3 tahun

Munculnya gigi sulung membutuhkan waktu antara 6-30 bulan kehidupan. Dibutuhkan dua sampai tiga tahun agar gigi sulung itu lengkap, dimulai dari inisiasi kalsifikasi gigi sulung insisivus sentral, sampai pada lengkapnya akar dari gigi sulung molar kedua.3

Dimulai pada minggu ke-11 IU, sel-sel organ enamel masih terus berproliferasi sehingga organ enamel lebih besar sehingga berbentukan cekung seperti topi. Bagian yang cekung diisi oleh kondensasi jaringan mesenkim dan berproliferasi membentuk papila dentis yang akan membentuk dentin. Papila dental yang dikelilingi oleh organ enamel akan berdiferensiasi menjadi pulpa. Jaringan mesenkim di bawah papila dental membentuk lapisan yang bertambah padat dan berkembang menjadi lapisan fibrosa yaitu kantong gigi (saccus dentalis) primitif. Histodiferensiasi (Bell Stage)Tahap bel merupakan perubahan bentuk organ enamel dari bentuk topi menjadi bentuk bel. Perubahan histodiferensiasi mencakup perubahan sel-sel perifer papila dental menjadi odontoblas (sel-sel pembentuk dentin). Ada empat lapisan sel yang dapat dilihat pada tahap bell, yaitu Outer Enamel Epithelium, Retikulum Stelata, Stratum Intermedium, dan Inner Enamel Epithelium. Morfodiferensiasi Morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam perkembangan bentuk jaringan atau organ. Perubahan morfodiferensiasi mencakup pembentukkan pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari mahkota gigi. Morfologi gigi ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel junction mempunyai sifat khas pada setiap gigi, sebagai suatu pola tertentu pada pembiakan sel. Aposisi Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi (email, dentin, dan sementum). Pertumbuhan aposisi ditandai oleh pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ekstraseluler yang mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan datang. Kalsifikasi Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama pengendapan matriks. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis demi lapis. Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi. Tahap Pra-Fungsional/Pra-Oklusal (Tahap Erupsi)Erupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin erumpere, yang berarti menetaskan. Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara aksial yang dimulai dari tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar sampai akhirnya mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut. Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari tahap pembentukkan gigi sampai gigi muncul ke rongga mulut. Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu : 1.Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang dihasilkan dari bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang alveolar, akar, tekanan darah atau tekanan cairan dalam jaringan (proliferasi). 2.Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung di sekitar ligamen periodontal. Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar soket gigi. Proliferasi aktif dari ligamen periodontal akan menghasilkan tekanan di sekitar kantung gigi yang mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap ini semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal yang memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukkan cairan di sekitar ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi. Tahap Fungsional/Tahap Oklusal Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah tanggal dan berlangsung bertahun-tahun. Selama tahap ini gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan proksimal. Pergerakan gigi pada tahap ini bertujuan untuk mengimbangi kehilangan substansi gigi yang terpakai selama berfungsi sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dipertahankan. Pada tahap ini, tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan terutama pada bagian soket gigi sebelah distal Pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab bergeraknya gigi tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan sementum yang terjadi merupakan hasil dari pergerakan gigi. Pergerakan gigi pada tahap fungsional sama dengan pada tahap prafungsional, tetapi proliferasi ligamen periodontal berjalan lambat. Waktu Erupsi Gigi Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi menembus gingiva. Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan waktu erupsi antara satu populasi dengan populasi lain yang berbeda ras. Berdasarkan penelitian Hurme pada berbagai etnis di Amerika Serikat dan Eropa Barat didapat data bahwa tidak ada dua individu yang mempunyai waktu erupsi yang persis sama pada rongga mulut. Perbedaan atau variasi 6 bulan pada erupsi gigi adalah biasa, tetapi kecenderungan waktu erupsi terjadi lebih lambat Faktor-faktor yang berperan dalam erupsi gigi : 1.Penambahan panjang akar gigi. Erupsi dimulai pada saat akar mulai terbentuk. Pemanjangan akar menyebabkan terjadinya penambahan jarak antara mahkota dan ujung akar yang sedang tumbuh. Bila ujung akar yang sudah tumbuh disangga oleh tulang di bawahnya maka mahkota gigi akan terdorong ke arah rongga mulut karena terbentuknya tulang baru hasil aposisi yang diletakkan diantara ujung akar yang sedang berkembang dengan tulang penyangga dibawahnya. 2.Pertumbuhan pulpa gigi selama foramen apikal masih terbuka lebar. Gigi-gigi bergerak dari soketnya seirama dengan denyutan arteri sehingga perubahan volume secara lokal dapat menghasilkan sedikit gerakan gigi. Mekanisme ini biasanya dipengaruhi oleh aktivitas hormonal yang mengatur baik tekanan darah maupun cairan jaringan. 3.Deposisi sementum pada permukaan akar. 4.Kontraksi sel-sel yang tersusun oblikpada ligamen periodontal juga dapat mendorong gigi dari soketnya. 5.Resorbsi tulang oleh sel-sel osteoklast pada pintu alveolus, sehingga jalan menjadi lebih bebas. 6.6.Pembentukan tulang baru secara aposisi oleh sel-sel osteoblast pada dinding alveolus. Menurut Mjor dan Fejerskov (1991) pergerakan mahkota yang sedang berkembang hanya mungkin terjadi apabila disertai remodeling tulang yang membentuk kriptus disekitarnya. Remodeling ini dilakukan oleh osteoklast dan osteoblast. Osteoklast banyak terdapat pada permukaan dinding kriptus yang dituju oleh pergerakan gigi yang sedang berkembang, sedangkan osteoblast banyak terdapat pada permukaan kriptus yang dijauhi mahkota yang berkembang. Resorbsi tulang oleh osteoklast akan membuka jalan bagi mahkota yang sedang berkembang bergerak dari dalam tulang rahang menuju ke arah oklusal. Sebelum mencapai dataran oklusal, gigi-gigi akan bergerak dari tempatnya berkembang ke arah insisal berurutan melalui tulang yang menutupinya, lamina propia dan epitelium. Pergerakan gigi ke arah oklusal tersebut disertai oleh sejumlah peristiwa yang saling berhubungan. Pertama, pada awal erupsi terjadi juga proses perkembangan akar yang belum selesai disertai oleh perkembangan jaringan periodonsiumnya Kedua,,resorbsi tulang diatur oleh folikel dentis untuk membuka jalan mahkota gigi yang akan erupsi. Proses ini diawali dengan pemasukan sel-sel mononuklear yang berakumulasi pada bagian folikel dentis yang menutupi sepertiga mahkota gigi. Sel-sel monosit ini bermigrasi ke permukaan tulang kemudian bergabung satu sama lain dan berdeferensiasi menjadi osteoklast yang nantinya dibutuhkan untuk proses resorbsi tulang (Mjor dan Fejerskov, 1991; Wise dkk., 2000; Koch dan Poulsen, 2001). Ketiga,,pada waktu akar berkembang maka harus ada modeling tulang pada fundus kriptus untuk membentuk soket tempat akar dan memberikan ikatan bagi ligamen periodontal yang mengelilingi akar. Pertumbuhan akar pada saat erupsi ikut memberikan kekuatan untuk mendorong gigi ke arah aksial. Keempat,,resorbsi jaringan ikat fibrosa lamina propria gingiva yang terdapat pada jalan erupsi gigi. Hal ini diikuti oleh fibrogenesis dan remodeling jaringan ikat yang menyebabkan berkembangnya sistem serat dento gingival dan perlekatannya pada bagian koronal akar gigi yang erupsi. Kelima,dibuatnya jalan menembus epitel yang menutup mahkota gigi yang akan erupsi yang diikuti oleh perkembangan epitel sulkus dan perlekatannya (Mjor dan Fejerskov, 1991). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini dapat terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada periode transisi pertama dan kedua. Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu : Faktor Genetik (Keturunan) Faktor genetik dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi. Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Menurut Stewart, pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78%. Faktor Ras Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen. Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Prancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar. Erupsi lebih cepat pada ras Afrika hitam dibandingkan dengan ras Kaukasoid, orang Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras Kaukasia, dan pada orang Australia pribumi lebih lambar daripada Kaukasoid. Jenis Kelamin Waktu erupsi gigi permanen mandibula dan maksila terjadi bervariasi pada setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki. Faktor Lingkungan Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan, pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20%. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan, antara lain : sosial ekonomi, nutrisi, faktor penyakit, faktor localGigi pada masing-masing rahang terdiri dari : 2 gigi seri satu/ insisivus satu 2 gigi seri dua/ insisivus dua 2 gigi taring/ kaninus 2 gigi geraham satu/ molar satu 2 gigi geraham dua/ molar duaPenggantian gigi susu menjadi gigi permanen :1. Insisivus satu desidui --> insisivus satu permanen2. Insisivus dua desidui --> insisivus dua permanen3. Kaninus desidui --> Kaninus permanen4. Molar satu desidui --> Premolar satu5. Molar dua desidui --> Premolar duaDari keterangan di atas, kita lihat bahwa 5 gigi susu diganti menjadi 5 gigi permanen.Jumlah gigi desidui : 20Jumlah gigi permanen : 28-32Jadii ada sekitar 8-12 gigi permanen yang langsung tumbuh tanpa diawali gigi desidui.

Tahapan pertumbuhan gigi permanen :

RAHANG BAWAH :1. Insisivus satu desidui --> insisivus satu permanen : 6-7 tahun2. Insisivus dua desidui --> insisivus dua permanen : 7-8 tahun3. Kaninus desidui --> kaninus permanen : 9-10 tahun4. Molar satu desidui --> premolar satu permanen : 10-12 tahun5. Molar dua desidui --> premolar dua permanen : 11-12 tahun6. Molar Satu Permanen : 6-7 tahun7. Molar dua Permanen : 11-13 tahun RAHANG ATAS1. Insisivus satu desidui --> insisivus satu permanen : 7-8 tahun2. Insisivus dua desidui --> insisivus dua permanen : 8-9 tahun3. Kaninus desidui --> kaninus permanen : 11-12 tahun4. Molar satu desidui --> premolar satu permanen : 10-11 tahun5. Molar dua desidui --> premolar dua permanen : 10-12 tahun6. Molar Satu Permanen : 6-7 tahun7. Molar dua Permanen : 12-13 tahun a. Inisiasi (bud stage) Tahap inisisasi merupakan penebalan jaringan ekodermal, merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi, akan tetapi hal ini didahului oleh suatu gejala dasar induktif. Tanda-tanda pertumbuhan ektomesenhim berasal dari neural crest, menunjukkan induksi primer dalam odontogenis. Jaringan odontogenik primer dapat dibedakan dan dikenali sebagai lamina gigi pada embrio manusia sedini mengkin pada awal kehamilan 28 hari .Dental lamina terlihat sebagai suatu penebalan jaringan epitel pada tepi lateral dari stomodeum, dan pada saat mana membran orophary ngeal pecah. Penebalan epitel berkembang sampai batas-batas inferior lateral dari tulang maksila dan pada batas-batas superior lateral dari lengkung mandibula, dimana kedua hubungan tersebut membentuk tepi lateral dari stomodeum. Permulaan epitel odontogenik timbul kira-kiri pada usia perkembangan 35 hari, pada batas inferior lateral dari tulang frontonasal, menimbulkan 4 daerah asli yang terpisah dari jaringan odontogenik gigi geligi rahang atas. Gigi anterior atas berasal dari lamina gigi dalam frontonasal, dan gigi posterior atas berasal dari tulang lateral atas (Wangidjaja, 1995). Inisiasi merupakan permulaan terbetuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya . Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah (Tamba, 2011). b. Proliferasi (cap stage) Proliferasi merupakan gejala dimana proyeksi dari lamina gigi meluas sampai ke dasar mesenkhim pada tempat yang khusus dan membentuk primordia dari organ enamel. Sewaktu sel-sel membiak organ gigi bertambah besar ukurannya. Lembaran epitel yang lain, pita alur labial atau vestibula lamina berkembang hampir berdekatan dan bersama-sama dengan lamina gigi. Pita ini mengikuti pola pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan lamina gigi kecuali apabila tempatnya lebih dekat dengan permukaan wajah. Bentuk yang tidak umum dari lamina ini adalah sesudah pembentukan dari sebuah pita epitel yang padat dan lebar, sel-sel inti pecah dan meninggalkan suatu ruangan yang besar yang dibatasi oleh jaringan epitel. Ruangan ini membentuk vestibula dari labial dan bukal, dan sisa-sisa jaringan epitel akan membentuk garis labial, bukal dan gingiva. Pada perkembangan dari vestibula, lamina memisahkan bukal dan labial dari jaringan keras stomodeum. Jaringan mesoderm mendorong jaringan epitel sehingga akan terbentuk cap stage (Wangidjaja, 1995). Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papil gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada disekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar (Tamba, 2011). c. Histodiferensiasi (bell stage) Setelah perkembangan lebih lanjut dari papila dan enamel organ, gigi mengalami tahap morfodiferensiasi dan histodiferensiasi yang dikenal juga dengan tahap bell. Pada tahap ini sel inner epitelium dapat dikarekteristikkan dari pembentukan bentuk gigi. Sel enamel organ juga berdiferensiasi menjadi sel outer enamel epitelium yang menutupi enamel organ yang akhirnya menjadi ameloblast yang membentuk enamel dari mahkota gigi. Antara kedua lapisan sel ini terdapat sel retikulum stelata yang berbentuk star shape dimana prosesusnya melekat satu sama lain (Wangidjaja, 1995). Lapisan keempat dalam enamel organ dibentuk sel stratum intermedium. Sel ini terletak bersebelahan dengan inner epitelium. Sel-sel inimembantu ameloblas dalam pembentukan enamel. Fungsi outer enamel epitelium adalah untuk mengatur jaringan kapiler yang membawa nutrisi ke ameloblas. Dari outer enamel nutrisi disalurkan melalui reticulum stelata ke ameloblas. Selama tahap bell, sel yang terletak pada bagian luar dari dental papil menjadi odontoblas. Sel ini berdiferensiasi menjadi mesenkim. Odontoblas memanjang dan menjadi kolumnar, mereka membentuk serat-serat matriks kologen yang diidentifikasikan predentin Setelah 24 jam terjadi penambahan kalsifikasi matriks, pembentuk dentin (Wangidjaja, 1995). Ketika beberapa penambahan dentin telah terbentuk, amebloblas yang terdiferensiasi memiliki enamel matriks. Dentinogenesis selalu mendahului amelogenesis, setelah enamel organ berdiferensiasi, dental lamina mulai berdegenerasi dan mengalami lisis. Dental lamina menghilang di bagian anterior dari mulut walaupun yang tersisa menjadi aktif di regio posterior selama beberapa tahun (Wangidjaja, 1995). Susunan Bell Stage 1. Inner Dental Epithelium Terdiri 1 lapis sel : amelogenesis (satu lapisan sel silindris Pada potongan melintang berbentuk hexagonal Sel ini akan mempengaruhi sel-sel mesenkim dibawahnya menjadi odontoblas 2. Stratum Intermedium Terdiri beberapa lapis sel pipih. Terletak diantara inner dental epithelium dan stellate reticulum Proses ini sangat penting pada proses pembentukan enamel 3. Stellate Reticulum Bentuk sel seperti bintang. Diantara sel terdapat cairan antara sel (menghilang sebelum pembentukan enamel dimulai -> sel mengkerut Perubahan terjadi mulai dari puncak ke arah servical 4. Outer Dental Epithelium Sel : pipih/kubis rendah Sebelum dan selama pembentukan enamel, permukaan yang halus berubah menjadi bergelombang/berlekuk Diantara lekukan yang dekat dengan mesenkim (dental sac) terbentuk papilla berisi kapiler untuk member nuutrisi pada enamel organ yang avascular 5. Dental Papilla Bagian dental organ yang mengalami invaginasi tertutup. Sebelum inner dental ephitelium mulai membentuk enamel, sel meshenkim bagian perifer dari dental papilla mengadakan differensiasi menjadi odontoblas karena pengaruh epitel. Berbentuk kubus -> silindris Berpotensi membentuk dentin Membrane basalis yang memisahkan epithelial dental organ dan dental papilla pada saat pembentukan dentin disebut MEMBRANA PRAE-FORMATIVE 6. Dental Sac Sebelum mulai pembentukan jaringan gigi, dental sac akan menyusun sabutnya secara sirkuler hingga membentuk capsula. Dengan adanya pertumbuhan akar, sabut dari dental sac berdifferensiasi menjadi sabut periodontal yang tertanam antara cementum dan tulang alveolar. (Wangidjaja, 1995).