bahtera kita aman sayang

39
Bahtera Kita Aman, Sayang

Upload: rus-rustam

Post on 09-Mar-2016

246 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

by Tri Asmoro Kurniawan

TRANSCRIPT

Page 1: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

Page 2: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

1

Table of Contents1. Biografi Collector ...................................................................................................................... 2

2. Catatan Tri Asmoro................................................................................................................... 3

2.1 Bahtera yang Kandas .......................................................................................................... 3

2.2 Belajar Berterima Kasih ...................................................................................................... 5

2.3 Biarkan Hati Tumbuh.......................................................................................................... 6

2.4 Bingkai Takwa ..................................................................................................................... 7

2.5 Engkau Bukan Pilihan ......................................................................................................... 8

2.6 Hanya Untuk Menjadi Baik ................................................................................................. 9

2.7 Hukuman Bagi yang Berpaling.......................................................................................... 10

2.8 Ide-ide Kebersamaan........................................................................................................ 12

2.9 Istri Lebih Hebat ............................................................................................................... 14

2.10 Jadilah Pribadi yang Berprinsip! ..................................................................................... 15

2.11 Kemiskinan dalam Keluarga ........................................................................................... 16

2.12 Kisah yang Belum Usai.................................................................................................... 18

2.13 Luka Batin ....................................................................................................................... 19

2.14 Memberi Hadiah Menghadirkan Cinta ........................................................................... 20

2.15 Memenuhi Panggilan Jiwa.............................................................................................. 21

2.16 Menikmati Kebersamaan ............................................................................................... 23

2.17 Menolak Ikhwan Berwajah Buruk................................................................................... 24

2.18 Panggilan Kesayangan .................................................................................................... 25

2.19 Pendekar Salah Senjata .................................................................................................. 27

2.20 Pesta yang Tak Usai ........................................................................................................ 28

2.21 Pilih Gadis atau Janda..................................................................................................... 29

2.22 Rahasia Amalan Rahasia ................................................................................................. 30

2.23 Saat Indah Bersamamu................................................................................................... 31

2.24 Sebuah Gerbang untuk Pulang ....................................................................................... 33

2.25 Silaturahmi Agar Tak Lupa Diri ....................................................................................... 34

2.26 The Journey of Love........................................................................................................ 35

2.27 Waktu-waktu Istimewa .................................................................................................. 36

Page 3: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

2

1. Biografi Collector

Bismillahirrohmaanirrohiim...

Assalamu 'alaykum WarohmatullohiWabarokatuh..

Tentang Collector:Kusnandar Putra. 2012. MahasiswaUniversitas MuhammadiyahMakassar. Jurusan PendidikanFisika. Penulis beberapa buku,kompasianer. Telah menikah di usia23 tahun.Saat ini gemar membaca, menulis, danmengoleksi beberapa tulisan yanginspiratif. Terkhusus, tematik agamaIslam, keluarga, dan pendidikan anak(parenting). Semoga tulisan dari TriAsmoro Kurniawan ini, bisa menjadi

Page 4: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

3

'renungan', pengaruh bagi kita semuadalam menjalani kehidupan.

Selamat Membaca!

Barokallohu fik...Wassalamu 'alaykum Warohmatullohi

Wabarokatuh..

@ 085 255 496 907

2. Catatan Tri Asmoro

2.1 Bahtera yang Kandas

Rasanya, tidak ada manusia waras yang menghendaki perceraian dalam keluarganya. Begitubanyak dampak negatif yang ditimbulkan dari peristiwa ini; kekerabatan yang putus, traumapsikologis yang dalam, anak-anak yang menjadi korban, tudingan miring masyarakat sekitar,hingga hilangnya rasa percaya diri. Pada beberapa kasus malah berakhir tragis karena diderakeputusasaan berkepanjangan.

Namun, mewujudkan keluarga yang nyaman, dipenuhi cinta dan kasih sayang (sakinah,mawaddah wa rahmah) di jaman seperti ini juga semakin sulit saja. Seperti membangun istanapasir yang indah namun mudah hancur karena pondasinya yang rapuh. Banyak keluargamodern yang gemerlap dalam penampilan, indah dalam penglihatan, namun kehilangan visidan arah perjalanan. Jiwa-jiwa mereka hampa dan merana. Pencapaian materi tidak bisamemenuhi kebutuhan akan kenyamanan batin mereka.

Faktanya, angka perceraian semakin tahun semakin meningkat tajam. Kesakralan keluargamemudar dan komitmen berperan para anggotanya melemah. Sedikit saja menemui hal-halyang tidak mengenakkan dan diinginkan, mereka bisa bubar jalan tanpa melihat akibatnya dimasa mendatang. Banyak bahtera keluarga yang kandas di tengah perjalanan, karam ditengah lautan yang dalam. Penyesalan berkeluarga pun seolah menjadi wacana biasa dalamkeseharian.

Page 5: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

4

Seringkali, suasana keluarga jauh dari harapan karena datangnya riak-riak kecil yang akhirnyamenjadi badai. Prahara yang muncul memengaruhi kualitas kenyamanan dan mengganggukeikhlasan anggota keluarga, hingga kezhaliman terjadi nyaris sepanjang hari. Kekerasan fisikdan psikis membuat rumah tidak lagi menjadi tempat yang nyaman dan aman. Banyak yangkemudian tidak bisa bersabar, sehingga keinginan berpisah mulai melintas dalam angan.

Banyak pria dan wanita yang arogan, hanya mengenal bahasa perintah, larangan, hardikan,caci maki, buruk dalam pergaulan dengan anggota keluarga, ringan tangan, susah bertoleransi,emosional, mudah mengeluh, sulit berkomunikasi, posesif, hingga yang egois, hanyamemikirkan diri sendiri dan sulit berbagi. Apalagi jika semua itu ditambah dengan minimnyailmu agama dan buruknya akhlak. Berapa banyak suami dan istri yang hidup dalam kesulitan,bergulat dengan kesengsaraan dan penderitaan.

Dalam konteks seperti ini, berbicara tentang keutuhan keluarga menjadi sangat sulit. Seolahmahligai rumah tangga yang menentramkan hanya sekedar utopi, mimpi indah yang mustahilmewujud dalam kehidupan nyata. Apalagi jika tidak ada itikad baik dari kedua belah untukmeminta maaf, mengalah, dan siap memperbaiki diri. Yang ada hanya menyalahkan pasangan,memenangkan perasaan sendiri, dan tidak sabar menghadapi hal-hal yang tidakmengenakkan. Tanpa kesanggupan untuk berkorban, mereka tidak siap menghadapikenyataan akan rumitnya persoalan dan beratnya tanggung jawab pernikahan.

Jika para suami yang menginginkan perpisahan, maka dia bisa menjatuhkan talak kepada istrimereka. Hal ini karena hak menjatuhkan talak ada di tangan suami. Jika mereka tidakberkenan melanjutkan pernikahan karena satu atau banyak alasan, perceraian bisa menjadipintu darurat yang insyaallah, memberikan solusi meski pahit.

Namun bagaimana dengan para istri yang terpenjara dalam keluarga, menderita lahir batin,sedang para suami tidak menceraikan mereka? Karena banyak suami yang kepedean danmerasa setiap wanita yang menjadi istri mereka pasti bahagia. Mereka berat menerimakenyataan bahwa para istri itu menderita dan meminta pernikahan mereka diakhiri. Menuduhistri mencari-cari alasan perpisahan dan itu tidak syar'i.

Dalam keadaan seperti ini, Islam membolehkan wanita mengajukan gugatan cerai kepadasuami dengan memberikan ganti rugi harta. Dengan nominal yang tidak boleh melebihi maharyang pernah mereka terima dahulu. Inilah yang dinamakan al-khulu'. Apabila suamimenyetujuinya, maka rusaklah akad pernikahan keduanya (faskh) dan si wanita menunggusekali haidh agar dapat menerima pinangan orang lain, dan kemudian menikah dengannya.

Dalam al-Mughni, Ibnu Qudamah rahimahullah, menjelaskan hikmah al-khulu', "Al-khulu'(disyari'atkan) untuk menghilangkan dharar (kerugian) yang menimpa wanita karena jeleknyapergaulan dan tinggal bersama orang yang tidak disukai dan dibencinya." Sedang Ibnul-Qayyim menyatakan dalam I'lam al-Muwaqi'in, bahwa Allah mensyari'atkan al-khulu' untukmenghilangkan mafsadat yang berat, yang menimpa pasangan suami istri dan membebaskansalah satu pihak dari pasangannya.

Namun, apabila suami tidak menerima al-khulu' istrinya, maka si istri dapat menunjuk hakimuntuk memaksa suami untuk menerima gugatan cerai tersebut. Memberikan pertimbanganbahwa menahan istri yang sudah tidak nyaman berada di dalam tanggungannya adalahsebuah kezhaliman. Sebagaimana Jamilah binti Ubay pernah meminta Rasulullahshalallahu'alaihi wasalam untuk menceraikannya dari Tsabit bin Qais. Kemudian Rasulullahshalallahu'alaihi wasalam memintanya untuk mengembalikan maharnya dahulu, sebidangkebun.

Pada kasus ini, Jamilah bahkan mengakui kebagusan akhlak dan agama suaminya. Hanya diatidak bisa menjadi istri yang baik karena ada hal-hal yang membuatnya merasa tidak nyaman.Dia takut tidak ikhlas menjalani perannya dan hal itu bisa membawanya kepada kekafiransebab sulit menerima keberadaan suami sebagai pemimpinnya.

Page 6: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

5

Untuk yang belum menikah, akan sangat baik jika lebih berhati-hati dalam memilih danmenerima lamaran calon pasangannya. Agar bahteranya tidak kandas dan terhempas. Sebab,ia sangat menyita energi. Wallahu a'lam![]

2.2 Belajar Berterima Kasih

Fitri menerima mainan yang diulurkan Siska. "Terima kasih, ya!" mulut mungilnya berucapringan. Wajahnya berbinar senang. Inilah kali pertama dia memegang mainan berhargamahal. Sebuah robot kecil yang digerakkan baterai. Bisa berjalan sendiri serayamengeluarkan berbagai suara bergantian. Biasanya hanya mainan plastik lima ribuan yangditerimanya dari bapak atau kakak-kakaknya. Dia benar-benar terkejut!

Pun demikian halnya dengan Siska. Dia tidak menyangka mainan yang hampirdibuangnya itu masih sangat berharga bagi Fitri, teman barunya. Lagi pula, apa sihistimewanya memberikan mainan bekas? Tentu saja ucapan terima kasih itumengejutkannya. Tapi dia suka, karena ucapan itu memberikan rasa nikmat di hatinya. Diamerasa baru saja melakukan sebuah perbuatan berharga. Dia sangat bahagia.

Memang, tidak semua anak terbiasa mengucapkan 'terima kasih' atas sebuah pemberianatau bantuan yang mereka terima dari orang lain. Meski sebenarnya pengucapannyatentulah merupakan tindakan terpuji, anak-anak toh belum tahu apa manfaatnya bagimereka dan orang lain. Juga kenapa mereka harus melakukannya.

Kitalah sebagai orang tua yang harus membimbing dan mengarahkan mereka agar bisaberterima kasih. Sebab sikap anak-anak yang terkesan tidak menghargai bantuan ataupemberian orang lain dengan diamnya mereka, bukan berarti mereka tidak tahu berterimakasih. Mereka hanya tidak mengerti untuk apa mengatakannya. Juga kapan danbagaimana menyatakan perasaan mereka. Mereka tidak tahu kapan waktu yang tepatuntuk mengatakannya.

Ungkapan terima kasih bisa mewakili perasaan rendah hati karena dibantu dan diberiperhatian. Mengesankan perasaan membutuhkan dan tahu membalas budi. Kemudian,mensyukurinya dengan menghargai dan menghirmati si pemberi. Hal ini akanmendatangkan kebahagiaan bagi si pemberi selama ucapan yang keluar dari lisan adalahkalimat tulus disertai wajah cerah berseri. Namun, jika yang terdengar adalah suara ketusyang terkesan meremehkan, tentu saja ucapan itu justeru menyakitkan hati pendengarnya.

Ucapan terima kasih yang 'berjiwa' -karena berasal dari hati yang ikhlas- inilah yang mestikita ajarkan kepada anak-anak. Agar ucapan yang keluar dari lisan-lisan mereka bukanlahkata-kata kering yang verbalistik, tapi ungkapan hati yang simpatik. Agar pula perasaandihargai, dibutuhkan dan disyukuri pemberiannya bisa membahagiakan si pemberi.

Pertama yang kita lakukan tentu saja adalah memberi contoh. Inilah metode terbaiksekaligus termudah yang bisa kita kerjakan. Usia anak-anak -terutama 2 sampai 3 tahunpertama- adalah usia peniruan model. Mereka akan mencoba apa yang diucapkan dandilakukan orang lain di lingkungannya. Perilaku yang sebenarnya menunjukkan bahwamereka sedang belajar seiring perkembangan kemampuan kognitif mereka.

Page 7: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

6

Awalnya, kemampuan ini berpusat pada penguasaan bahasa, sehingga yang pertama kalimereka tiru adalah bahasa yang digunakan orang-orang di sekitar mereka.

Caranya bisa dengan mengucapkan terima kasih atau 'jazaakumullah' kepada merekasetiap kali mereka memberikan bantuan atau melakukan tindakan manis yangmenyenangkan. Selain itu, kita bisa juga melakukannya dengan pengucapan yang jelas didepan mereka, baik saat kita atau mereka menerima pemberian, bantuan atau tindakanyang baik dari orang lain. Konsistensi orang tua dalam setiap pilihan tindakan mereka, jelasakan besar pengaruhnya bagi anak-anak.

Agar anak-anak memahami perasaan orang lain, kepekaan hati mereka harus dilatih. Kitabisa saja mengajak mereka memberikan 'sesuatu' kepada orang lain di sekitar mereka.Mengambilkan obat bagi nenek yang sakit, memberikan sepotong kue kepada kakak ataupekerjaan lain yang sejenis. Meski tampak sedrhana, aktifitas-aktifitas ini -dan ucapanterima kasih yang mengiringinya-, akan menjadi pengalaman yang mengesankan bagimereka. Dan ini akan sangat membahagiakan.

Dari hal-hal seperti inilah mereka tahu betapa berharganya tindakan mereka bagi oranglain. Darinya pula mereka akan belajar betapa menyenangkannya diperlakukan secarasimpatik dengan ucapan itu. Juga betapa tidak enaknya jika bantuan yang diberikan,diremehkan orang lain. Pemahaman ini merupakan dasar bagi mereka untuk bersikap samakepada orang lain. Sebab, mereka banyak belajar dari pengalaman pribadi mereka.

Tentu saja akan baik sekali, jika kita ajak mereka melakukan kegiatan sosial. Semisalmengumpulkan pakaian, makanan atau mainan, untuk kemudian disumbangkan kepadayang membutuhkan. Bisa tetangga kanan kiri, pengemis, atau anak-anak panti asuhan.Darinya mereka akan belajar mensyukuri kenikmatan yang selama ini mereka rasakan.Sebab seringkali, anak-anak yang hidup berkecukupan, kurang bisa bersyukur ataumengucapkan 'terima kasih' atas apa yang mereka dapatkan.

Pengalaman melihat anak-anak lain yang kurang beruntung, Insya Allah akanmengembangkan kepekaan hati, sekaligus menyadarkan, betapa beruntungnya mereka.

Satu hal yang harus kita hindari adalah memaksa anak-anak untuk mengucapkan 'terimakasih'. Hal ini hanya akan membuat mereka terluka sebab merasa harga diri merekadinodai. Meski mungkin akan keluar juga ucapan itu, tentu saja adalah sebuah ucapan takacuh dan dingin. Padahal, terima kasih yang tulus dan hangatlah yang diharapkan setiapmanusia. Silakan mencoba! Wallahu A'lam.

2.3 Biarkan Hati Tumbuh

Seperti tubuh yang menghajatkan keterbebasan dari penyakit untuk tumbuh menjadi lebih baikdan bergerak dengan bebas, begitupun dengan hati kita. Ia tidak bisa menjalankan aktivitasutamanya, mencintai kebaikan, jika banyak kotoran yang menghalanginya.

Page 8: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

7

Karena berbagai penyakit itu, hakikatnya adalah unsur perusak. Tak sekadar membuatnyakotor, ia bahkan menjadi penghalang bagi tumbuh kembang tubuh ke arah yang lebih baik.Hingga upaya menghilangkannya menjadi keniscayaan. Dan menjadi langkah pertama bagipara perindu kesehatan dan perubahan menuju kesempurnaan.

Ini adalah tentang bagaimana memunculkan kekuatan alami dalam tubuh agak tidak bergerakmelambat karena terhambat. Selain menjadi tidak efisien, perlambatan itu membuat tidaknyaman, dan seringkali menyiksa. Lunglai dalam onggokan tulang berbalut daging. Hinggaberbagai kenikmatan halal hanya menjadi pemandangan indah tanpa kemampuanmenikmatinya sebab tiada daya upaya untuk itu.

Dosa dan maksiat adalah kotorannya hati. Ia membuatnya enggan berkehendak kepadakebaikan karena kehilangan energinya. Menuntunnya kepada kegiatan aneh, menghancurkandiri sendiri dengan kenikmatan semu yang disangkanya nyata, sesaat yang diyakininya lama.Kemudian menutup telinga dari informasi tentang bahaya yang mengintainya, padahal ia benaradanya. Adakah kebodohan yang lebih parah darinya?

Hati yang terlena dalam dosa tak berdaya memenuhi panggilan kebaikan. Serupa pemalasyang mengabaikan tawaran kerja dengan penghasilan mengesankan, namun sibuk mencaripembenaran. Dalam pengaruh bius maksiat yang meluruhkan semua formula kesuksesan, iamembangun angan-angan kosong tentang makna kejayaan. Ia bermimpi telah menjadisesuatu, padahal hanya berilusi yang ia mampu.

Dan tumbuh kembang bukan hanya tentang nutrisi yang bergizi atau gerak badanberkesinambungan. Yang lebih esensi adalah pembersihannya dari materi jahat yang bisamerusakkan semuanya. Menjadikannya sia-sia sebab hasil yang ada tak seperti yangdiharapkan. Sesal mengiringi kehancuran yang bahkan sudah diprediksi, namun semuanyatiada arti lagi.

Maka biarkanlah hati kita bertumbuh! Menjadi semakin sehat, menjadi semakin baik menujukesempurnaannya seandainya mungkin. Tapi tidak jalan yang benar selain membebaskannyadari berbagai dosa dan maksiat dengan taubat. Atau membanjirinya dengan amal shalih yangmelimpah serupa air bah.

Dengan demikian, menjajarkan sikap taat dan maksiat tentulah tidak wajar, menyandingkanamal shalih dan dosa sangat membuat letih. Tidak benar dan hanya membuat kebingungan.

Wallahu a'lam.[]

2.4 Bingkai Takwa

Sesungguhnya, prinsip dasar dari terhubungnya hati hamba dengan selain Allah, adalahmembahayakan. Apalagi jika sampai kepada ketergantungan. Tapi kita makhluk sosial yangtidak bisa hidup sendirian, mencukupi semuanya tanpa bantuan orang lain, sekalipun kita

Page 9: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

8

memiliki Rabb yang Maha Mencukupi. Kecuali Dia berkehendak lain. Dan karenanya, mautidak mau, kita akan tetap terhubung juga dengan selain Allah.

Bingkainya bernama ketakwaan. Hingga, hubungan hamba dengan selain Allah pun harusberedar di orbit ini. Sebuah standar abadi yang tak lekang waktu tentang kemuliaan dan nilaisebuah pencapaian yang hakiki. Bukan hubungan atas nama kepentingan sesaat, yangmenjerat dan menyesat di jalan gelap. Yang lahir dari kebodohan dan alasan palsu, tanpapijakan akal sehat, selain hawa nafsu yang dipertuhankan. Juga sintesa pikiran parapenghamba benda dan dunia, yang tidak mampu menjangkau rahasia di balik materi.

Hubungan itu, jika ingin menyelamatkan, harus berdiri di atas dua syarat utamanya; sesuaikebutuhan dan sarana bantu untuk mentaati Allah. Yang jika keduanya tidak terpenuhi, pintubahaya sudah terbuka di depan mata, meski kebanyakan kita tidak menyadarinya.

Di sanalah syariat berdiri. Dengan rambu-rambu seterang benderang siang, memagari batashalal dan haram, yang boleh dan yang terlarang. Lengkap dengan dosis ideal dan aturan mainyang menjelaskan kadar cukup atas eksplorasi kenikmatan halal yang tidak melalaikan maknaperjalanan pulang ke haribaan-Nya. Paduan serasi antara menikmati dunia dan menyiapkanbekal akhirat.

Maka, terhubung dengan selain Allah berpotensi memudarkan standar kebaikan, merusakkaniradah akan ketakwaan, membelokkan arah perjalanan, serta membingungkan pemahamanarti kehidupan. Padahal, seharusnya ia adalah alat bantu meluaskan area kebaikan. Bukanmalah sebaliknya; melalaikan dan membuat sibuk.

Dari sini, perubahan fase demi fase dalam kehidupan seorang hamba, haruslah paralel dengantakwa. Setiap pilihan perubahan fase itu, apapun risiko yang nanti mengiringinya, hendaknyamemastikan substansi takwa yang terjamin penjagaan dan pertumbuhannya. Sebuahkeniscayaan atas pilihan sadar dan bertanggung jawab, yang jauh dari alpa dan ikut-ikutanarus.

Jika tidak, maka pencapaian materi akan mensubstitusi nilai. Menjanjikan gebyar pesonasyahwat yang memang mudah dicecap. Meliarkan keinginan yang memang tidak akan pernahterpuaskan, juga kenikmatan bertubi-tubi menelusuri seluruh pori-pori. Hingga menumpulkanakal dan nurani.Akhirnya, dalam lelah tak terperi, dan sesal yang mengiringi, manusiamenghiba. Tapi waktu tak mungkin lagi kembali. Ia pergi membawa pengikutnya yang merugi.

Akankah kita merelakan diri berjalan di luar bingkai takwa, hanya karena ingin mencecap duniayang tidak membantu kita dalam taat kepada-Nya? Padahal, itupun hanya sebentar saja.

2.5 Engkau Bukan Pilihan

Manusia adalah makhluk miskin. Yang karenanya membutuhkan pihak lain guna mencukupiapa yang menjadi keperluannya. Begitu miskinnya hingga dia menjadikan pemenuhankebutuhannya sebagai motif utama dari berbagai tindak baiknya kepada pihak lain. Bukan

Page 10: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

9

ketulusan pemberian bantuan, namun wasilah kebaikan bagi diri sendiri, cepat atau lambat.Sebuah rahasia terpendam yang kebanyakan kita tidak faham.

Kemudian dalam inovasinya yang berkelanjutan, manusia mampu menghadirkan berbagaimacam penemuan yang mengejutkan. Berbagai produk mencengangkan hasil kompetisi yangsuper ketat atau kemampuan mengendus kebutuhan yang luar biasa. Hingga kita terpesonadengan fenomena di sekitar kita. Begitu banyak hal, bahkan di luar ekspektasi kita, yangmenunggu dinikmati. Memanjakan seluruh panca indera, dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Dan kita mabuk kepayang. Pikiran melayang dalam angan-angan panjang akan hasratmerasainya. Semua hebat, semua nikmat, dan semua dekat. Seolah semua memangdisediakan agar keinginan akan berbagai nikmat bisa disalurkan. Dan ragam kenikmatan instanyang tersaji, sering membuat kita lupa diri. Lupa akhirat!

Tapi apakah semuanya memang harus kita miliki dan nikmati? Bagaimana dengan nafsu yangmencandu dalam sepenuh penghambaan akan pencapaian nikmat, meski sesaat? Nafsu yangselalu mengajak ingkar dan berputar-putar dalam pusaran pencarian kelezatan duniawi.Padahal kita tahu, tidak semua yang menarik pantas untuk dilirik. Sedang dalam kebodohandan kemiskinan, kita sering hilang kendali, membenarkan semua tindakan pengecapankenikmatan, tanpa kecuali.

Padahal seorang mukmin adalah pengendali bagi nafsunya, karena Allah. Hingga bila diadibuat kagum oleh sebuah penampakan, dalam hal yang diinginkan nafsunya, dia mampuberkata, "Demi Allah, aku berhasrat kepadamu. Engkau adalah termasuk kebutuhanku.Namun, tidak ada hubungan antara aku dan dirimu. Alangkah jauhnya jarak di antara kitakarena ada tabir yang menghalangi."

Karena iman membawa kita kepada kebenaran al-Qur'an. Dan ia menghentikan kita akan hal-hal yang salah dan melawan kehendak Allah. Hingga kita tidak berdiri sendiri menghadapirayuan materi duniawi karena iman menguatkan kita akan kebenaran pengingkaran sebagianbesar darinya.

Bukankah keselamatan dunia akhirat yang menjadi tujuan kita? Dan bukan sekadarmemanjakan panca indera akan kelezatan yang didambakannya. Karena tidak semua menjadibagian kita di dunia. Hingga saat berbagai nikmat itu terhidang di hadapan. Menantang semuakeinginan, tanpa ragu kita mampu berkata, "Maaf, meski menarik dan nafsuku menginginkan,engkau bukanlah pilihan!"

Ya, itu jika iman menjadi kendaraan kita menikmati penghambaan. Siapa yang sanggup?[]

2.6 Hanya Untuk Menjadi Baik

Begitu ingin kita merasai semua nikmat yang mungkin kita dapat. Memanjakan syaraf perasayang sering meminta haknya, melenakan jiwa yang kadang lelah dalam tekanan kerja, dan bagi

Page 11: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

10

sebagian kita, ia adalah kebanggaan yang membusungkan dada. Seolah telah terbayar lunassemua jerih payah. Seolah telah tiba masa bersuka ria.

Bukankah hidup adalah perlombaan? Dan alangkah senangnya menjadi pemenang! Kita telahbekerja keras untuk semua itu, siang malam sepanjang hari sepanjang usia. Melawan dirisendiri maupun orang lain, mengisi waktu dan membuahkan pengorbanan yang sekian lamatelah kita tanam benihnya. Inilah saat beristirahat. Inilah akhir masa susah. Dan kita inginsemua ini selamanya. Tapi bagaimana jika kebalikannya yang terjadi?

Ia bernama kematian. Pemutus semua kenikmatan yang membuat seluruh pencapaian duniawiteronggok sia-sia, semua kelezatan tinggal nama, semua peristiwa menjadi cerita, dan semuakerja keras menjadi derita tak berbatas. Kini, semua kebanggaan telah tercabik-cabik waktu.Kematian yang mengintai seringkali membuyarkan mimpi dan menghempaskan asa. Bahkanseringkali, sehari dalam hidup kita tidak genap lagi saat ia menghampiri.

Namun sekarang ia menjadi kabur karena tanda-tandanya telah luntur. Begitu banyakkenikmatan yang belum kita cecap, sedang raga yang mulai uzur mulai berkhianat melawansunatullah. Berangan hidup seribu tahun atas nama ketamakan akan nikmat dunia yang takjuga memuaskan dahaga jiwa. Padahal, adakah yang lebih buruk daripada mereka yang lupaakan kematian dan memiliki angan-angan setinggi langit tanpa tepi? Kealpaan akan Allah yangmembuat mereka selalu mencari nikmat duniawi, lagi dan lagi. Bersusah payah menghindariwacana kematian karena tak ingin itu terjadi.

Tapi siapa yang sanggup melawan kehendak-Nya? Kematian tetap akan datang ketika saatnyamenjelang. Tepat waktu tanpa percepatan atau perlambatan, sebagai sebuah ketetapan yangpasti adanya. Hingga semua upaya penghindarannya menjadi sia-sia karena ia datang tanpakompromi. Tanpa permisi sebagai permintaan persetujuan, tanpa diskusi sehingga kita sempatmempersiapkan semua kemungkinan.

Bagi hamba yang beriman, kematian adalah gerbang surga. Kendaraan yang justru ditungguuntuk menghantarkannya kepada kekasih yang dirindu, Allah. Penyingkap kepalsuan dunia danpenggenap keyakinan akan akhirat. Penasihat yang jujur agar terhindar dari angan-angansemu tentang kemewahan dunia. Sebab kematian tidak bisa lagi diperdebatkan.

Maka dalam hidup ini, tidak ada pilihan selain berkomitmen menjadi hamba yang baik. Yangmeretas jalan pulang agar meninggalkan jejak-jejak keshalihan; sedekah jariyah, ilmu yangbermanfaat, juga anak shalih yang mendoakannya. Hingga hidup bukan sekadar memperlamamasa tinggal di dunia namun terlena. Kemudian kita lantunkan doa Rasulullah, "Ya Allah,hidupkanlah hamba jika dalam ilmu-Mu, hidup adalah lebih baik bagi hamba!" Wal iyadzubillah![]

2.7 Hukuman Bagi yang Berpaling

Page 12: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

11

Pernahkah pembaca mendapati orang yang meraih kesuksesan dunia,tapihidup tidakbahagia?Bergelimang materi, tetapi tidak mampu menutupi pancaran duka karena gagalmeraih kebahagiaan. Sungguh, saya berharap pembaca tidak termasuk dalam tipe ini.

Benar!Rona wajah yang kusut dan tanpa sinar kebahagiaan tak dapat disepuh dengan makeup, tidak pula dapat dipoles lewat kursus penampilan. Meski, wajah tersebut dapat dibuat indahmenawan di mata umumnya manusia, namun tak dapat mengelabuhi hamba Allah yangmemiliki bashirah, mata hati.

Mata hati dapat dengan mudah mengenali makhluk Allah yang berusaha menyembunyikankegagalan hidup dibalik penampilanglamour. Dapat pula membedakan antara wajah asli danwajah yang terbungkus dengan masker kepalsuan. Sehingga terlihat berbeda antara orangyang kantung matanya menggantung karena shalat malam dan munajat dengan begadangsetiap malam memikirkan rencana melanggengkan kekuasaan.

Akar Kebahagiaan

Kebanyakan manusia salah persepsi apa sesungguhnyasumber kebahagiaan hidup. Padahalkekeliruan dalam permasalahan ini akibatnya fatal. Contoh di atas, merupakan sebagian dariakibat salah persepsi terhadap sesuatu yang disangka akan mendatangkan kebahagiaan,ketika sesuatu tadi dapat diraih, ternyata kebahagiaan yang diimpikan tidak juga tergapai. Bakmengejar fatamorgana, ketika sampai di tempat yang dikejar, bayangan keindahan itu selaluada di depannya.

Sesungguhnya sumber kebahagiaan sejati ada pada ma'rifah kepada Allah dan mencintai-Nyasepenuh cinta tanpa menyekutukannya, berharap kepada-Nya dan menunggalkan-Nya dalamharap, takut kepada kemurkaan dan adzab-Nya melebihi takut kepada makhluk-Nya.

Ketika Keagungan Allah Bertahta di Kalbu

Kalbu yang telah bertahta padanya Kebesaran dan Keagungan Allah akan menyembuldaripadanya beragam 'amalan hati; yang paling utama adalah mencintai Allah. Cinta inimengalahkan semua tuntutan dan pengorbanan yang menghalanginya dari meraih cinta-Nyadan bersedia membayar apapun dan berapapun.Ma'rifah dan cinta itu pula yang menjadikanlisan dan qalbu seorang mukmin merasakan tenang kalamenyebut dan mengingat-Nya, sertarindu berkhalwat dengan-Nya dalam khusuknya ibadah. Salah seorang salafmenggambarkankebahagiaan itu dengan ungkapan, "Tidak ada yang lebih membuatku gelisah dalam 40 tahunini melebihi (berakhirma malam dan) tibanya fajar".

Banyak orang menyangka bahwa sumber kebahagiaan ada pada melimpahnya harta. Atautingginya pangkat dan kedudukan. Ketika semua yang disangka sebagai sumber kebahagiaantadi telah diraih, ternyata kegelisahan hati dan dahaga kebahagiaan tak juga terobati apalagiterpuaskan. Tak hanya itu, apa yang telah diraihnya bahkan menjadi beban yang semakinmenggelisahkan.

Mungkin masih tersisa kebaikan pada orang tersebut, karena masih bisa merasakankekeringan hati dan kegagalan meraih kebahagiaan. Sehingga masih terbuka pintu kesadaranyang menjadikannya berpeluang untuk menemukan sa'adah atau kebahagiaan sejati jika diabersungguh-sungguh dan rahmat Allah berpihak kepadanya. Ada yang lebih buruk; hambaAllah yang gagal meraih kebahagiaan, hidup dalam kegersangan hati meski bergelimangdalam kubangan materi, tetapi tidak tahu bahwa dirinya gagal meraih kebahagiaan. Selubungron(noda) yang menyelimuti hatinya telah demikian tebal, Iblis dan kabilahnya juga telahberhasil menghiasi kegagalannya dengan kesombongan jahiliyah sehingga semuaketerpurukannya nampak sebagai keberhasilan,hingga maut menjemput.

Wujud Kasih Sayang-Nya

Page 13: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

12

Allah -subhanahu wa ta'ala- lebih sayang kepada hamba-Nya melebihi kasih sayang ibukepada anak. Tanda kasih sayang itu bukan dengan memanjakan manusia dengan kenikmatanhidup. Melainkan dengan memberikan paduan berupa kitab suci sebagai kabar gembira,peringatan dan pedoman hidup bagi manusia. Barang siapa berpegang teguh kepada kitabsuci tersebut, dijamin baginya kebahagiaan di dunia dan di akherat.

Allah membandingkan manifestasi kasih sayang-Nya tersebut dengan apa yang disangkakebanyakan manusia sebagai sumber kebahagiaan.Firman-Nya :

"Katakanlah, "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu merekabergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang merekakumpulkan." (QS. Yunus: 48)

Imam Jalaluddien Al-Mahalli dan Imam Jalaluddien As-Suyuthi dalam Tafsir Jalalainmenjelaskan bahwa yang dimaksud dengan 'karunia Allah' dalam ayat ini adalah 'Islam'sedang 'rahmat-Nya' adalah 'Al-Quran'. Adapun 'apa yang mereka kumpulkan' adalah'materidunia'.

Namun sayang, manusia tak menyadari kasih sayang itu. Bukannya mendekat, tapi malah larimenjauh dari Adz-Dzikr (Al-Quran). Sehingga mereka tak akan pernah mendapatkan kecintaandari Allah. Ada sekat penghalang dalam hati mereka, sehingga gagal meraih cinta-Nya. Sekatitu berwujud materi duniawi yang mereka kumpulkan dengan sangkaan akan membawakebahagiaan. Kegandrungan kepada dunia itu akan menyirami hawa nafsunya bakbensinmenyiram api

Berpaling dari peringatan Allah, mencampakkan pedoman hidup dan enggan menempuhjembatan membentang untuk meraih kasih sayang-Nya berarti 'membuta' secara maknawi.Hamba yang berbuat seperti itu pasti akan mendapatkan cicipan adzab di dunia dengankesempitan hati dan kegundahan. Di alam kubur cicipan adzab itu lebih nyata dan terasa,kuburpun akan menyempit sehingga tulang rusuknyasaling masuk bersilangan , sedang siksadi akherat yang lebih dahsyat telah menanti.

Tak hanya itu. Kebutaan maknawi mereka di dunia berlanjut hingga di akherat. Kelak merekabenar-benar buta dalam arti tak bisa melihat dengan mata. Mereka akan dibangkitkan dalamkeadaan buta, sebagai hukuman nyata atas sikapnya. Tatkala mereka memprotes kebutaanitu, Allah bantah dengan sikap mereka yang membutakan mata hatinya terhadap ayat-ayat-Nyaketika di dunia. Allah pun melupakan mereka sebagai balasan atas sikap mereka melupakanperingatan Allah dan pedoman-Nya. Naudzubillah min dzalik.

2.8 Ide-ide Kebersamaan

Kita sudah mengetahui manfaat kebersamaan sebagai salah pondasi keluarga yang kokoh,kuat dan samara. Yaitu; membaiknya komunikasi antar anggota keluarga, menyehatkanmental, menumbuhkan kerukunan, serta membentuk jati diri dan akar sejarah sebuah keluarga.

Page 14: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

13

Dari sini, kualitas dan kuantitas kebersamaan harusnya berjalan beriringan. Artinya, ia bukansekedar kualitas, sebagaimana sering dijadikan alasan oleh orang-orang sibuk, namun jugadalam kuantitas yang melimpah. Semakin banyak waktu yang kita sediakan untuk menjalanikebersamaan, insyaallah, akan semakin baik.

Hanya saja, kebersamaan yang kita inginkan adalah kebersamaan yang dinikmati seluruhpihak yang terlibat. Kebersamaan yang dirindukan kehadirannya dan dikenangpelaksanaannya. Itu kata kuncinya. Bukan hanya beraktivitas bersama, berada di tempat yangsama dan di saat yang sama, namun tidak terhubung secara hati. Banyak lho, kebersamaanyang dipenuhi pertengkaran, perselisihan, muka-muka yang merengut masam, atau wajah-wajah yang menahan amarah. Kebersamaan yang hanya menyisakan luka dan jiwa-jiwa yangterpaksa.

Karena itu, meski kebanyakan kebersamaan bisa direncanakan sebelumnya, serta dijadikansebagai kegiatan yang teratur, kita harus peka jika ia hanya menjadi seremonial yang kaku,bisu dan menjemukan. Bukankah sesuatu yang rutin bisa menjebak kita ke dalam kebosanan?Hingga jangan biarkan ia berjalan tanpa menghasilkan kedekatan emosional. Karena iaseharusnya memperkaya wawasan, mengikat hati, dan pada waktu bersamaan, memeliharahubungan di antara anggota keluarga.

Tidak ada salahnya jika, sesekali, kita memunculkan kebersamaan yang spontan, tak terdugadan mengandung unsur surprise. Misalnya saat melihat si kecil sendirian di rumah, sedangkakak-kakaknya belum pulang dari sekolah, kita bisa menawarinya untuk bermain bersama.Atau meminta si kakak menemani adiknya membeli minyak goreng di warung sebelah.

Lalu, apa saja hal yang bisa menjadi ide kebersamaan keluarga, di tengah kesibukan masing-masing dari kita yang sedemikian padat?

Yang pertama adalah makan bersama. Kita bisa merencanakan makan bersama secarateratur. Tidak menjadi soal apakah ia sarapan, makan siang atau makan malam. Intinya adalahmana yang lebih memungkinkan untuk ditempuh dengan komitmen semua pihak untukmenghadirinya.

Yang kedua adalah mengerjakan tugas rumah bersama. Ada banyak kegiatan yang bisa kitalakukan; membereskan tempat tidur, membersihkan rumah, memberi makan hewan peliharaan,mencuci peralatan rumah yang kotor, dan yang lain-lain sesuai kondisi keluarga kita masing-masing. Dan di dalam pelaksanaannya dimungkinkan adanya pembagian tugas. Ayahmelakukan A, ibu melakukan B, si sulung melakukan C, dan si adik melakukan D.

Kita harus belajar untuk saling berbicara, berkeringat, kelelahan, dan tertawa bersama.Mengubah waktu yang ada menjadi kesempatan untuk kebersamaan dan berkomunikasisecara efektif, sekaligus menuntun anak-anak agar belajar tanggung jawab dan berbagaiketrampilan yang, insyaallah, berguna bagi mereka kelak.

Yang ketiga adalah bermain bersama. Ia bisa di dalam atau di luar rumah. Termasuk didalamnya adalah menyalurkan hobi secara sehat. Berkemah, berkebun, piknik, berenang,bersepeda, bermain bola, atau sekedar berjalan-jalan melihat sawah di depan rumah. Ini diantara pilihan-pilihan aktivitas out door. Kita bisa menambah daftarnya, atau memodifikasinyaagar lebih sesuai dengan kebutuhan dan bujet yang ada.

Membaca buku, menonton vcd pendidikan, memasak resep warisan keluarga, berceritapengalaman paling berkesan selama seminggu ini, bermain congklak, atau sekedar tebak-tebakan ringan dan lucu. Ini adalah contoh-contoh yang bisa kita pilih untuk acara in door.Sama, kita bisa merubah dan menambahnya sesuai keperluan.

Yang keempat adalah beribadah dan belajar bersama. Seperti mengajak anak ke masjid untukshalat berjamaah, menghadiri pengajian, shalat ied di lapangan, membahas satu masalahagama bersama, atau apalah namanya. Intinya adalah pertumbuhan spiritualitas keluarga,

Page 15: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

14

dengan mengikat mereka akan seremonial ibadah, serta membangun landasan berfikir yangbaik.

Yang kelima adalah acara kebersamaan yang bersifat khusus. Hal ini bisa berupa liburanbersama, perayaan hari raya, syukuran karena kelulusan, aqiqahan adik, pernikahan si sulung,kunjungan ke pesantren untuk menjenguk si tengah, bersilaturahmi ke tempat kakek, dan lain-lain.

Yang perlu kita ingat adalah bahwa, kita beserta seluruh anggota keluarga adalah manusia.Manfaat dari kebersamaan ini adalah memanusiakan mereka; menerima kehadiran,menghargai partisipasi dan menunjukkan kasih sayang. Menjaga kata-kata yang baik,menyentuh dan membelai tanda peduli, hingga memberi hadiah yang tak terduga, akan sangatmengakrabkan kita dengan mereka.

Yang penting juga adalah menyingkirkan hal-hal yang bisa menghalangi kedekatan danmenyita perhatian secara berlebihan. Kalau perlu, matikan telepon dan televisi jika hal itumalah membuat kita sibuk dan pecah perhatian. Karena kita, bahkan tidak perlu melakukanhal-hal yang hebat selain menikmati keakraban yang ada. Percayalah, ini hadiah yang indahuntuk keluarga kita! Wallahu a'lam.

2.9 Istri Lebih Hebat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ustadz, saya seorang suami yang bekerja sebagai guru swasta dengan gaji yang kecil. Istrisaya berpenghasilan jauh lebih besar. Bisa dikata, kehidupan keluarga kami ditopang oleh istri.Hal ini membuat saya terkadang merasa rendah diri. Merasa bagaimana begitu.

Ustadz, saya mohon nasihatnya agar lebih percaya diri memimpin keluarga kami. Atasjawabannya saya sampaikan Jazakumullah khairan.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

081329137xxx

Wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh

Akhi yang shalih, saya mengerti bahwa bukan hal yang mudah berada dalam situasi sepertiyang Anda hadapi sekarang. Karena secara umum, lelaki adalah pemimpin keluarga yangsangat ingin menunjukkan superioritasnya. Sehingga wajar jika dia mengalami krisis percayadiri saat merasa posisinya terancam. Apalagi dalam lingkungan yang sangat materialis sepertisekarang ini.

Page 16: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

15

Akhi yang baik, keluarga adalah sebuah tim yang mestinya solid dan saling mengisi namuntetap dalam koridor syariat agar diridhai Allah. Sehingga sekarang tinggal bagaimana Andamengelola masalah yang ada agar bisa menjadi kebaikan yang pantas disyukuri, bukanmenjadi fitnah yang bisa merusakkan bangunan rumah tangga di kemudian hari.

Pertama, tugas suami bukan hanya mencari nafkah namun juga membimbing kea rah yangbenar, mengayomi, bergaul secara patut, mengambil keputusan untuk hal-hal yang prinsip,serta berlaku adil. Sehingga ketika suami tidak bisa memberi banyak dalam hal nafkah, diaharus menutupinya dalam hal yang lain. Yang penting dia sudah menunjukkan upayaterbaiknya untuk mencari nafkah. Jadi bukan hasil pas-pasan karena malas bekerja.

Kedua, hasil kerja seorang istri adalah miliknya sendiri karena dia tidak dibebani kewajibanmenafkahi keluarga. Suami tidak bisa mengandalkan istri untuk memenuhi kebutuhan keluarga,apalagi, maaf, mengeksploitasinya. Pemberian istri untuk keluarganya adalah sedekahbaginya. Sehingga seberapapun, Anda tetap berkewajiban memberi nafkah kepada istri meskidia bergaji jauh lebih tinggi.

Ketiga, berusahalah agar kehebatan istri tidak memengaruhi sikapnya kepada Anda sebagaipemimpinnya. Dengan apa yang dimilikinya, jangan sampai dia meremehkan dan beranikepada suami, naudzubillah. Banyak-banyaklah berdialog agar peran Anda sebagai suamilebih bisa berperan dalam keluarga, alih-alih merasa minder sehingga membuat Anda tertekandan merusakkan semuanya dengan tindakan yang tidak terpuji.

Bantulah istri Anda dalam membelanjakan hartanya sehingga lebih bermanfaat dan barakah.Bukan saja bagi keluarga, namun juga bagi umat dalam konteks yang lebih luas. Jadikankehebatan istri sebagai sarana Anda menjadi jauh lebih baik, bukan malah menjadikannyapesaing. Karena sesungguhnya, Andalah yang lebih hebat karena memimpin istri yang hebat.

Demikian nasihat saya semoga bermanfaat.[]

2.10 Jadilah Pribadi yang Berprinsip!

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Ustadz yang ana hormati, sebentar lagi ana tamat dari SMU, insyaallah, dan ana masihbingung menentukan harus mengambil kuliah di jurusan apa.

Secara pribadi, ana bercita-cita menjadi dokter, namun kebanyakan teman tidakmendukungnya. Mereka menilai ana paling bagus di bidang seni karena nilai-nilai ana menonjolpada pelajaran seni. Di sisi lain, ana juga sadar kalau nilai biologi ana jelek.

Ustadz, apa yang sebaiknya ana lakukan? Jazakumullah khairan katsiran atas nasihatnya.

Page 17: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

16

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Akhwat di Simo

Boyolali

Wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh.

Akhwat yang baik, jadilah pribadi yang memiliki prinsip hidup yang kuat. Hal ini penting agarkamu tidak bingung, ragu, dan terombang-ambing menentukan sebuah keputusan. Cobalahbayangkan lima sampai sepuluh tahun dari sekarang, kamu ingin menjadi apa? Bicaralahkepada nuranimu, renungkanlah tujuan hidupmu, kenali bakat dan hobimu, serta pelajarilahkelebihan dan kekuranganmu. Dalam konteks ini, nilai-nilai di sekolah, nasihat teman-teman,dan mengerjakan sejumlah tes bakat, bisa kamu jadikan sebagai pertimbangan. Termasuk,tentu saja, shalat istikharah jika diperlukan.

Kamu harus membuatnya jernih dan jelas, agar kamu mantap melangkah dan bisamemaksimalkan seluruh potensi diri yang ada. Semakin clear, semakin baik, sebab tidak adaperang batin di dalam dirimu. Semakin kabur tujuanmu, semakin mudah kamu dipengaruhiorang lain. Bisa-bisa kamu terombang-ambing oleh banyaknya masukan yang kamu terima.Kamu harus yakin dan percaya diri dengan pilihanmu meski kadang tidak popular dan tampaksulit. Yakinlah kamu bisa jika kamu berusaha dengan cara yang benar, efektif dan efisien.

Setelah pilihanmu jelas, susunlah strateginya. Fokuskan perhatian kepada bidang yang kamuingini, pelajarilah dengan semangat dan tekun, serta tentukan target-target kecil untukmencapai tujuanmu. Selain itu, kamu juga bisa mencari figur sukses di bidang yang sama.Pelajarilah berbagai tips dan rahasia suksesnya, baik dari buku, kaset, vcd, atau seminar, sertasesuaikanlah dengan kondisimu. Modifikasikan dengan karakter pribadimu agar kamumenemukan caramu yang unik. Hal ini jauh lebih mudah daripada kamu berusaha menemukancara sukses sendiri.

Selain berdoa kepada Allah agar Dia memudahkan langkahmu, rajinlah melakukan evaluasisecara berkala. Hal ini untuk menjamin jalan yang kamu tempuh sudah di atas jalan yangseharusnya, tidak menyimpang dan sesuai target. Buatlah perubahan jika memang diperlukanagar lebih sesuai dengan kondisi yang sudah berubah.

Demikian nasihat Ustadz, selamat dan sukses!

2.11 Kemiskinan dalam Keluarga

Dalam keterbatasan finansial, percayalah, tidak mudah menjalani hidup di zaman serba materiseperti ini, meski kita tahu, kekayaan tanpa kekuatan iman juga akan menjadi senjata makantuan yang mencelakakan. Tapi, sukses bagi manusia secara umum adalah gelimang harta,bukan nyamannya hati. Hal yang sering membuat kita hanya bisa terdiam sebab sulit memilihkata-kata untuk menjelaskan kebenaran. Tapi, bukankah kita memang sedang hidup di dunia?

Page 18: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

17

Kesulitan itu muncul karena standar minimal kelayakan hidup, terus meningkat seiringkemajuan materi dan teknologi, hal yang akan semakin menyengsarakan siapapun yangkekurangan. Sementara di sisi lain, kita hampir tidak bisa hidup sendiri tanpa keterlibatan pihaklain. Dan dalam banyak kasus, hal itu berarti sejumlah materi sebagai gantinya. Sehinggaketiadaan materi jelas membawa kita dalam kondisi serba terbatas.

Dan hal itu akan menjadi semakin sulit jika kita berbicara dalam konteks keluarga. Karenakeluarga adalah aktifitas kolektif yang melibatkan banyak pihak. Tentu bukan hal mudahmembuat semua pihak yang terlibat, memiliki satu sikap ketika menghadapi suatu keadaan.Bersabar dalam kemiskinan jangka waktu yang lama, atau bahkan bersyukur saat rejeki datangbertubi-tubi.

Sebenarnya, miskin dan kaya berasal dari sudut pandang dan keyakinan, jauh sebelumkeduanya menjadi fenomena kebendaan. Syaikh Muhammad al-Ghazali pernah berkata,"Sesungguhnya kefakiran dan kekayaan adalah fenomena kejiwaan sebelum keduanyamenjadi bagian dari penampakan keduniawian." Sehingga bisa saja orang yang terlihatkekurangan oleh orang lain, namun merasa berkecukupan. Demikian juga sebaliknya, yangterlihat berlebihan, menderita karena tidak pernah merasa puas.

Dengan demikian, kaya dan miskin sangat berhubungan dengan persepsi kita tentang apayang kita inginkan dalam hidup, tentang bagaimana kita memaknai sebuah kesuksesan, jugatentang bagaimana kita mengambil manfaat dari apa yang kita peroleh. Sebab selain bisaberbeda pada masing-masing orang, sudut pandang kita tentang dunia sebagai tujuan atauwasilah menuju akhirat, jelas sangat memengaruhi sikap kita. Karena kita semua inginkesuksesan dan tidak menghendaki kegagalan.

Pun kemampuan kita bersikap qanaah (merasa cukup dengan yang ada), sebaik-baik bentengpertahanan dari serangan kenikmatan dunia, atau malah rakus dan merasa selalu kekuranganmeski telah bergelimang harta, sangat dipengaruhi keyakinan yang kita miliki. Padahal iamenjadi penentu perasaan bahagia atau menderita, puas atau kecewa, berani atau takut atasapa yang kita temui dalam hidup ini.

Banyak di antara kita yang mengira, bahwa kemiskinan adalah penyebab semua masalahdalam kehidupan, sehingga seruan untuk memeranginya terdengar sangat nyaring. Dalambanyak hal, kemiskinan bahkan dianggap lebih berbahaya daripada kekafiran dan kesyirikan,seburuk-buruk hal yang dibenci Allah. Banyak di antara kita yang meyakini, bahwa denganmenjadi kaya, semua masalah otomatis akan selesai.

Padahal ada siksa dalam limpahan harta bagi orang-orang yang banyak kehilangan iman.Sejenis permainan berbahaya seperti meminum air garam, perasaan tidak pernah merasa puassebanyak apapun hasil yang didapat, kelelahan fisik yang tak terhindarkan, hingga penyesalanyang selalu datang belakangan. Usia yang merambat pergi, mendekatkan mereka kepadakematian yang seringkali beriringan dengan kekufuran. Tapi siapa yang peduli?

Yang penting bagi kita adalah bekerja secara maksimal, sebagai sebuah sebab untukmenjemput rejeki dari Allah. Bersiap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi, bersyukuratas nikmat yang ada, belajar menikmati apa yang tidak dimiliki, dan menjaga husnuzhankepada Allah. Bahwa apapun yang kita alami, setelah kerja keras, adalah yang terbaik bagikita.

Memilih lingkungan atau teman dekat adalah tugas kita selanjutnya. Selain karena sangatberpengaruh terhadap kehidupan kita sehari-hari, lingkungan bisa menjadi pendukung ataumalah perusak pemahaman keislaman kita. Termasuk di dalamnya pola kita menjalani hidupkeseharian. Padahal, kebiasaan hidup sederhana, mengerem keinginan yang tidak perlu, sertafokus kepada nilai-nilai dan kenyamanan hati daripada tumpukan benda, adalah hal yang lebihpantas diutamakan agar kita lebih tenang menjalani kehidupan.

Page 19: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

18

Dr. Abd Karim Bakar berkata, "Sesungguhnya, orang yang berakal tahu bahwa dia takkanmampu mendapatkan semuanya. Karena itu, dia menahan perasaan, perbuatan, dankenikmatannya. Dia juga akan seimbang dan sederhana dalam bercita-cita."

Terakhir adalah selalu mengkondisikan keluarga akan nilai-nilai keislaman yang kuat. Agarkeberadaannya benar-benar menjadi pendukung dakwah kita, bukan malah sebaliknya. Sebabkemiskinan tidak berbahaya bagi mereka yang kuat imannya. Rasulullah shalallahu 'alaihiwasalam bersabda, "Tidaklah kefakiran yang aku takutkan atas kalian, tetapi yang akukhawatirkan adalah dibentangkannya dunia kepada kalian, sebagaimana dibentangkan kepadaorang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba mengejarnya sebagaimanamereka lakukan, lalu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka."[]

2.12 Kisah yang Belum Usai

Bagaimana kita tidak terpesona pada semua yang menyamankan panca indera, sedang surgapun memberi iming-iming baginya, meski hakikatnya sangat jauh berbeda? Namun, seberapapeka kita akan 'masa' pesona itu, jika faktanya tak semua kilau abadi adanya? Beberapa yangkemudian terbukti palsu, tak sendirian saat pergi. Mereka membawa tawanan, jiwa-jiwa yangkagum, kepada pesta yang usai tanpa damai, sebab sesal membuncah di dada.

Rasulullah telah berpesan bahwa nilai dari sesuatu adalah akhirnya. Namun acap kali kita abaisebab seluruh indera telah mencecap kenikmatan pesona itu. Bahkan mengingikannya lebih.Serupa kondisi tersihir yang melenakan hingga lupa akan arahan dan jejak-ejak yangtertinggal. Padahal, bahkan kesesatan sekalipun meninggalkan tanda-tandanya.

Pertama adalah melacak keadaan batin, sebab ia yang akan berkompromi dengan nikmatbadani. Apakah ia selaras dalam kedamaian yang menentramkan, ataukah bertentanganhingga menyisakan pemberontakan. Sebab bagaimanapun, hati memiliki bahasanya sendiri.Yang akan tetap jujur meski kita berusaha dalam-dalam menguburkannya. Bukankah dosamenggelisahkan jiwa?

Lalu pada atas nama apa kita melupakan takwa, sebagai substansi kebaikan dan keberhasilanyang sejati? Hingga kita merindu kesuksesan yang bahkan dimiliki oleh-oleh orang-orang yangingkar. Keberhasilan yang tidak paralel dengan keimanan sebab ia menjadi milik bersamasesiapapun yang bekerja keras untuk meraihnya. Barangsiapa yang bersungguh-sungguh,maka dia akan mendapatkannya.

Akan halnya Allah, maka Dialah Sang Pemilik informasi tentang yang baik dan yang buruksecara hakiki. Juga tentang bagaimana meraih kebaikan, juga bagaimana menghindarikeburukan itu. Dialah satu-satunya yang menduduki posisi itu tanpa ada satupun selain-Nya.Dia Mahakaya lagi Mahamulia yang tidak membutuhkan apa-apa lagi. Jumlah pengikut yangbanyak untuk meneguhkan posisi, atau untuk mengangkat hinanya kesendirian.

Page 20: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

19

Dia memberi manfaat kepada hamba-hambaNya dalam kecukupanNya dari mereka. Semata-mata menginginkan kebaikan bagi manusia, dan menghindarkan mereka dari keburukan yangsebenarnya tanpa kecuali, tanpa tendensi. Untuk apa? Sedang hal itu tak layak bagiNya. Diabahkan tidak peduli jika kebenaran ini menyakitkan bagi para penghamba hawa nafsu. Karenarasa dan selera bukanlah standar kebenaran itu sendiri.

Maka, siapapun yang 'sukses' dengan meninggalkan Allah, sejatinya hanyalah sebuah episodedari kisah yang belum usai. Kelak, akan tersingkap yang sebenarnya tentang mereka. Bahwamadharat yang akan menimpa berlipat ganda dan sangat menyiksa. Siapa yang peduli padaakhir tragis dari para penghamba dunia?

2.13 Luka Batin

Keberhasilan materi memang menyajikan pemandangan yang gemerlap. Menyilaukansekaligus mengundang decak kagum. Penampilan yang wah nan megah, mengundang semuayang memandang dan menginginkan, untuk bergabung. Apakah Anda akan berpaling darisemua kenikmatan ini?

Tapi siapa yang cerdas bisa menangkap pesan; ada yang tidak beres di sana. Adaketidakseimbangan. Ada luka di balik gelak tawa. Ada tangis di ujung senyum manis. Ada siksadi kelimpahan harta. Ada yang hilang jika iman tak lagi bersarang di hati.

Tidak banyak yang bisa mengambil pelajaran. Menyingkirkan kekaguman dari kehebatandalam maksiat, membuang keterpesonaan akan sejuta capaian yang mencampakkan iman.Bahwa Allah menunjukkan keadilan-Nya dalam tipuan makna sukses dan keberhasilan, sebabia harus berkelindan dengan ketakwaan. Yang jika tidak, ia adalah siksa di balik perolehan,meski membuat orang lain menyumbangkan penghargaan dan membangun kekaguman.

Siksa itu adalah hal yang bisa disaksikan, demikian Ibnul Qayyim menjelaskan. Berupa jiwayang lapar dan tidak pernah terpuaskan, selalu mencari tanpa pernah henti, sebab ibaratmeminum air asin, semakin diminum akan semakin membuat dahaga. Matanya yang laparselalu nanar melihat yang lebih.Sebab, tidaklah manusia mendapatkan sesuatu dari duniakecuali dia akan menginginkan yang selainnya. Lebih baik, lebih banyak. Bukankah andaipunmanusia memiliki dua lembah harta, dia akan menginginkan lembah yang ketiga? Dan hanyakematian yang bisa menghentikannya.

Juga lelahnya raga. Karena manusia yang menghamba kepada materi, dalam upayanyamemenuhi laparnya jiwa, membawa fisiknya tersaruk-saruk sepanjang waktu. Tiada waktuuntuk beribadah dan beristirahat sebab ia bermakna menghilangkan kesempatan menambahpundi-pundi. Bukankah Allah akan menyibukkannya dengan aktivitas tiada henti?

Belum lagi kesombongan yang akan tumbuh seiring pengakuannya akan keberhasilan.Melampaui batas-batas kepantasan, melupakan hari kemudian, hingga menihilkan bekal untukpulang menghadapNya. Adakah yang lebih buruk daripada manusia yang merasa tidakmembutuhkan Allah dalam hidupnya?

Page 21: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

20

Karena pada manusia berhimpun akal, ruh dan badan. Sedang semua pencapaian yangmembanggakan itu, hakikatnya hanyalah melayani kebutuhan badan. Padahal akal butuhkeyakinan akan pilihan aktivitas yang menyiapkan bekal, sedang ruh butuh kenyamanan dalamkeseimbangan paduan jiwa malaikat dan nafsu binatang.

Karena enggan berbicara tentang kematian dan hari pembalasan adalah sebuah pengingkaranhakikat, maka, ada luka batin yang nyata jika perolehan materi manusia, membuatnyaberpaling dari agama. Kelak, dia akan menyesal dan kecewa sebab semuanya tidakmemberinya apa-apa, selain kehampaan dan sia-sia. Ini juga sebuah siksa. Tapi apakah kitabisa merasakannya?

2.14 Memberi Hadiah Menghadirkan Cinta

Berkali harus kita fahami, bahwa keinginan dihargai merupakan kebutuhan jiwa yang mendasarbagi kita sebagai manusia. Jadi sangat bisa difahami jika perasaand dicampakkan karenadianggap tidak berharga sangatlah menyakitkan. Banyak hal-hal buruk yang tidak diinginkanmuncul dari perasaan yang terluka ini. Ketegangan,a keretakan, perceraian, bahkan hinggabunuh diri dan pembunuhan.

Tentu saja kita tidak ingin ada anggota keluarga yang merasa tidak dihargai, karena hal itu bisamenjadi benalu bagi ketentraman rumah tangga. Bukankah kita berumah tangga dengan tekadkuat mewujudkan keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah? Hingga meski terlihat baik-baik saja di permukaan, perasaan terluka adalah bom waktu yang menunggu pemicunya.Untuk kemudian hancur berkeping-keping dan sulit disatukan kembali.

Salah satu bentuk penghargaan itu adalah pemberian hadiah. Sebuah sunnah Rasulullahshalallahu 'alaihi wasalam yang agung dalam mendatangkan kepedulian, kedekatan, kasihsayang, dan penghormatan, sebab ia adalah salah satu bahasa cinta. Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam memberikan perintah untuk saling menghadiahi guna melembutkan hati danmenumbuhkan rasa saling mencintai, menghilangkan dengki, kemarahan, dan permusuhan.Karena tabiat jiwa kita memang senang terhadap orang yang berbuat baik kepadanya. Danhadiah datang membawa pesan perdamaian, rasa cinta dan penghargaan.

Dalam konteks berkeluarga, ia memperbarui ruh kehidupan rumah tangga dan menghilangkanperselisihan. Seseorang isteri lebih mudah tersentuh oleh hadiah yang diberikan suaminyadaripada hadiah dari orang lain, pun demikian pula sebaliknya. Sebab hadiah, meski tampaksepele dan tidak berarti, efektif melakukan apa yang tidak dapat dilakukan kata-kata verbal,termasuk permintaan maaf. Ia mampu menghilangkan kabut hati dan mendamaikannya.

Jika kita lihat kehidupan para ulama Salaf, ternyata ia sarat dengan pertunjukkan salingmemberi hadiah di antara mereka, sekecil apa pun bentuknya. Terkadang, hadiah itu hanyaberupa kurma yang belum matang, setangkai bunga mawar, garam yang ditumbuk, tanamanyang wangi aromanya, minyak wangi, atau bahkan sup berkuah. Hal ini tentu saja menjadi

Page 22: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

21

inspirasi bagi kita untuk memulai kebiasaan baik ini, tanpa perlu mengeluhkan minimnya biaya,atau sempitnya kesempatan.

Karena itu, dalam hal saling menghadiahi ini, yang harus kita lihat adalah nilai maknawinya,bukan nilai materinya. Ia harus dipandang sebagai pemberian yang tulus, ungkapan darikedekatan, persahabatan dan kecintaan. Dengan begitu, hadiah tersebut apapun bentuknya,betapapun kecilnya, dan berapapun nilainya, akan selalu memiliki makna yang dalam. Ia,insyaallah, bisa membangkitkan keridhaan.

Dan jika terjadi di antara suami isteri, saling memberi hadiah bisa sangat mengagumkanefeknya. Ia dapat menambah rasa kecintaan dan kedekatan hati antara keduanya,memperbarui ruh kehidupan rumah tangga dan menghilangkan perselisihan yang meruncingbila kedua pasangan tidak menyadari apa yang dapat menghilangkannya. Karena bahkan,sebuah kecupan dan belaian pun bisa menjadi hadiah indah di saat yang tepat.

Jika demikian halnya, alangkah indahnya jika saling memberi hadiah menjadi kebiasaan,terutama di antara anggota keluarga. Karena mereka lah yang lebih layak mendapatkannya.Dan dalam jangka panjang, ia akan terakumulasi dan memberikan efek yang melegakan.Kecintaan, kasih sayang dan kedekatan emosional akan semakin tinggi di antara anggotakeluarga kita. Juga bertambahnya barakah jika kita iringi dengan mendoakan si pemberi.Dalam sebuah riwayat, ibunda 'Aisyah radiyallahu 'anha berkata bahwa Rasulullah shalallahu'alaihi wasalam menerima hadiah dan mendoakan pahala bagi (pemberi)nya.

Tapi ingat, pemberian hadiah ini substansinya adalah mendekatkan hati. Ia akan kehilangantujuan mulianya itu jika pemberiannya justru menyakitkan hati. Bisa karena hadiahnya adalahbarang yang haram, membuat penerimanya marah karena barangnya tidak pantas diterima,menyimpan tujuan-tujuan busuk, atau cara pemberian yang merendahkan karena menyiratkankesombongan. Hadiah-hadiah yang berhenti sebatas benda dan kehilangan nilai sebagaiwasilah penghubung hati. Di zaman seperti ini, bahkan ada hadiah yang pantas ditolak karenatercurigai sebagai sarana suap untuk meloloskan sebuah proyek. Naudzu billahi min dzalik!

Agar tidak terjadi semua itu, kita perlu berkomunikasi dengan anggota keluarga secara sehatuntuk mengetahui hal-hal apa yang mereka inginkan dan sukai, agar tidak salah memberihadiah. Juga menjaga keceriaan wajah dan ketulusan hati saat memberikannya agarmendatangkan cinta dan barakah, sebagaimana arahan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalamdi atas.

Siapa yang tidak menginginkan keluarganya dipenuhi barakah? Ada hadiah, ada wajah-wajahcerah, ada apresiasi dan ucapan jazakumullah, juga doa-doa yang melantun indah. Alangkahinginnya kita memiliki semua itu![]

2.15 Memenuhi Panggilan Jiwa

Page 23: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

22

Semua kerja yang halal adalah baik adanya. Betapapun sebagian manusia menganggapnyarendah dan hina, sebuah kerja halal tidak akan menjadi rendah dan hina karenanya. Apalagi disisi Alloh. Di mana Dia tidak memandang tampilan kerja itu, namun ketakwaan yangmenyertainya. Pada seluruh proses pencapaian maupun distribusinya. Pada keutuhan nilaikebaikan yang ada.

Maka kita tidak lantas menjadi terhormat oleh apa yang kita jabat. Tidak otomatis mulia olehpekerjaan kita. Tidak pula langsung meninggi hanya karena tingginya gaji. Meski sebagianmanusia memberi puja-puji dan kekaguman, nilai kita tetaplah pada esensi kebaikan yang kitatimbulkan oleh kerja itu.

Jabatan tidak memberikan kemuliaan, namun kitalah yang mencapai kemuliaan melalui jabatanitu. Apapun nama dan gelarannya.

Namun materialisme membenci kemiskinan. Sinis kepada pekerjaan berpenghasilan rendah.Meminggirkan mereka yang tak berpunya. Juga menghinakan sesiapa yang dianggap gagalmemenuhi pundi-pundi kekayaannya. Dan itu membuat banyak di antara kita gelap mata.Menghalalkan apa saja yang penting menjadi kaya. Kita menjadi gila. Gila akan harta dankenikmatan yang ditimbulkannya.

Maka kita temukan wajah-wajah sedih yang nelangsa karena merasa tersisih. Menjalani hidupdalam kerja berpenghasilan rendah dan merasa hina karenanya. Menatap cemburu semuakenikmatan yang lalu lalang dalam dendam kesumat akan kegagalan menikmatinya. Danbanyak yang kemudian menjadi jahat. Sangat jahat!

Padahal ada satu kebutuhan dalam hati kita yang tidak bisa dipenuhi kecuali oleh Alloh saja.Ada kekuatan pengabdian yang tidak akan menyamankan jika tidak dihadapkan kepada-Nya.Dan ada satu penyakit yang tidak bisa tersembuhkan kecuali oleh keikhlasan dan kepasrahankepada Sang Rahman.

Sebuah panggilan jiwa yang gelisah menuntut pemenuhannya. Memberi energi untukmenyamankan hati dengan melakukan kerja yang bernilai kebaikan. Begitu dan seterusnya,hingga tumpukan harta dan jabatan yang tinggi pun, tidak mampu menjawabnya. Sedangkejahatan yang terlanjur kita lakukan hanya membuatnya terluka. Merana dalam kerinduanakan pemaknaan hidup.

Padahal, inilah energi untuk memaknai kesungguhan. Merubah sebuah kerja halal yangdianggap rendah menjadi mulia dan terhormat dengan keikhlasan. Kerja tanpa pamrih karenapercaya bahwa Alloh maha melihat, maha mendengar, maha membalas dengan keadilansempurna. Sedang sistem akuntansiNya tidak mungkin salah.

Memenuhi panggilan jiwa adalah esensi hidup akan penghambaan diri sebagai insan beriman.Merasai hidup yang berbeda sebab tidak kebingungan menentukan arah kehidupan danpilihan-pilihan kerja sebagai bekalnya. Dan untuk itulah hidup menjadi ada. Wallohu a'lam.

Page 24: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

23

2.16 Menikmati Kebersamaan

Apa yang diingat oleh manusia dewasa tentang orang tua mereka, saat kanak-kanak dahulu,yang membahagiakan? Banyak studi menunjukkan, betapa mereka merekam saat-saatkebersamaan sebagai kenangan tak terlupakan, bukan uang atau barang yang pernah merekaterima. Kalaupun nama barang atau uang disebutkan, itu lebih sebagai simbol perhatian,sebagai pelengkap saat-saat kebersamaan yang mereka nikmati.

Kini, kita telah menjadi orang tua, para ayah tepatnya. Dan seharusnya kita mengerti, bahwakenangan terbaik dari masa kanak-kanak kita, hampir tidak pernah berhubungan dengan uangatau barang. Namun member perhatian dengan kebersamaan menjalani aktivitas bersamaorang-orang terkasih. Dan sayangnya, banyak di antara kita yang tidak menyadari pentingnyamenyediakan waktu untuk keluarga, kemudian menikmati kebersamaan bersama mereka.

Masyarakat materialis di sekitar kita, membawa pesan belanja yang akut. Menimbulkan kesanbahwa membeli barang adalah simbol kesuksesan hidup. Kemudian, banyak orangtua yangkehilangan rasa percaya diri saat mendapati diri mereka tidak bisa mengikuti pola itu. Merasabersalah karena tidak bisa memenuhi permintaan salah satu anggota keluarga tentang barangatau uang. Padahal mereka memiliki hal yang, insyaallah, jauh lebih berharga daripadapemberian barang-barang kepada anak dan istri; yaitu diri dan waktu mereka!

Maka siapkah kita, memberikan perjalanan yang akan selalu dikenang, dari kebersamaan yangkita jalani bersama anggota keluarga? Atau, kita malah tidak bisa menikmati saat-saat sepertiitu? Padahal, ialah kunci kenyamanan itu, lebih dari sekedar menghujani anggota keluargadengan hadiah barang dan uang. Yakinlah, keduanya tidak bisa membeli kebahagiaan, jikatanpa ketulusan, perhatian, dan kebersamaan.

Kebersamaan adalah awal dari sebuah komunikasi yang efektif. Jika ia berjalan dengankuantitas dan kualitas yang terjaga, komunikasi antar anggota keluarga, insya Allah, akanmembaik bersamaan dengan berjalannya waktu. Dengan kebersamaan, kita akan memilikilebih banyak kesempatan untuk berbicara dan mengenal anggota keluarga yang lain lebihmendalam. Lebih berpeluang untuk berbicara dari hati ke hati, hal yang menjadi esensihubungan emosional antar sesama aggota keluarga.

Selain itu, perasaan tidak nyaman yang mungkin timbul dalam proses bemuamalah dengananggota keluarga, menemukan tempat untuk disalurkan. Rasa tidak puas, juga amarah yangtertahan hingga menyesakkan dada, seringkali menjadi penyebab perceraian jika tidakdiselesaikan. Dan kebersamaan menjadi alat untuk menguraikannya pelan-pelan. Mengasahkepekaan dan membangun hubungan emosional yang lebih sehat.

Pernahkah kita mendengar tentang pasangan yang akhirnya bercerai, meski mengaku masihsaling mencintai dan tidak membenci pasangannya? Mereka hanya tidak terhubung secaraemosional. Tidak lagi saling peduli akan kebutuhan 'rasa' yang mulai hambar, serta energiuntuk bertahan yang mulai melemah dan pudar. Bukankah Jamilah binti Ubay, istri shahabatTsabit bin Qais, serta shahabiah istri Utsman bin Mazh'un, mengeluhkan suami-suami merekakarena kehilangan kebersamaan, meski atas nama beribadah?

Page 25: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

24

Para pembunuh berdarah dingin, pelaku tindak kriminal, para remaja yang 'nakal', hinggaorang-orang yang stress dan depresi, banyak kita temukan di sekitar kita. Mereka memiliki ciriyang hampir sama; terisolasi dari lingkungan, merasa kesepian, dan terasing dari orang-orangterdekatnya. Mereka kehilangan hubungan emosional yang dalam dan menyehatkan mental.

Mungkin mereka memiliki rumah yang megah. Mungkin perabotan mewah. Mungkin juga ibudan ayah. Namun mereka terasing di tengah semua yang ada. Mereka kehilangan meskiterlihat memiliki. Dan meski tinggal bersama, mereka, sebenarnya, kesepian dan sendiri.

Kebersamaan yang baik menjadi penawar atas semua masalah itu. Komunikasi yang terjalin,kehangatan yang tercipta, serta kenyamanan yang dirasa, membuat seluruh anggota keluargamenjadi saling menghargai kehadiran, menajamkan kepekaan akan perasaan orang lain,hingga perasaan diterima dan dicintai. Menjaga kadar hormon oksitosin, yang membuatseluruh anggota keluarga merasa 'terhubung'.

Selain itu, kebersamaan yang positif akan menumbuhkan kerukunan, meski kadang diselingiperbedaan pendapat. Para anggota keluarga juga akan, insya Allah, mengembangkan jati dirimereka sebagai manusia yang memiliki akar dan tempat di dalam sejarah kehidupan. Tidaktercampakkan dan kehilangan jejak sejarah. Mereka, insyaallah, akan bangga menyebutkanpohon sejarah keluarga mereka yang memang dirawat untuk dibanggakan.

Dan seperti juga pertunjukan penghargaan, kebersamaan akan menimbulkan efek gelombang.Makin melebar dan meluas pengaruh yang diakibatkannya, jika ia dikerjakan. Bahkan,seringkali ia akan melahirkan kejutan-kejutan manis yang tidak terduga sebelumnya. Secaraalamiah, kita akan menemukan harta karun yang bahkan tidak kita cari; hubungan personalyang semakin membaik dari hari ke hari, dari waktu ke waktu. Hal yang bahkan tidakditemukan oleh banyak keluarga yang mati-matian mencarinya, dalam harta dan gengsimaterial yang palsu. Sedang kepuasan berkeluarga itu ada disini, di kebersamaan yangdinikmati oleh seluruh anggotanya.

Marilah sebagai para pemimpin keluarga, kita tumbuhkan aktivitas bersama dengan anggotakeluarga. Yang fleksibel dan tidak kaku. Yang positif dan sehat. Alih-alih sebuah keistimewaan,ia adalah sebuah kebutuhan, kuantitas maupun kualitasnya. Jadi, menikmati kebersamaankeluarga, siapa yang mau?

2.17 Menolak Ikhwan Berwajah Buruk

Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Ustadz, bagaimana hukumnya menolak lamaran laki-laki yang berwajah buruk namun memilikiagama yang baik? Di satu sisi kami ingin menjadi wanita shalihah yang seringkalidipersepsikan sebagai 'menerima laki-laki yang memiliki agama dan akhlak yang baik tanpamemandang hal-hal selainnya'. Namun di sisi lain, kami juga takut tidak ikhlas menjalankankewajiban sebagai istri karena kecewa dengan fisik suami.

Page 26: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

25

Atas nasihat ustadz, ana sampaikan jazakumullah khaira jazaa'

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Seorang Akhwat yang gundah di bumi Allah

Wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh

Akhwat yang baik, esensi dalam sebuah pernikahan adalah kenyamanan batin (sakinah). Halini jika terwujud, akan memudahkan kita berkonsentrasi dalam membangun ketakwaan. Inilahyang terpenting untuk dibangun dalam sebuah keluarga islami. Bukan kumpulan materi bisuyang tidak menambah ibadah dan kebaikan seisi rumah, atau kebersamaan semu yangmenyakitkan semua pihak di dalamnya.

Jika demikian adanya, maka ada banyak hal yang mestinya kita pertimbangkan ketikamemutuskan untuk menerima lamaran seorang laki-laki. Standar agama dan akhlak pastikarena hal itu harga mati. Namun kebaikan agama dan akhlak saja, bagi banyak di antara kita,tidak menjadi jaminan adanya kenyamanan hati itu jika terdapat banyak sekali perbedaanantara suami dan istri. Baik yang berupa karakter, kebiasaan, kemampuan berfikir, kelancarankomunikasi, hingga penampilan fisik. Meski bagi sebagian yang lain, hal ini bisa saja tidakmenjadi persoalan berarti.

Mengenai hal ini, Shahabat Umar bin Khattab pernah berkata, "Janganlah kalian nikahkan anakgadis kalian dengan laki-laki yang bertampang jelek karena wanita itu menyukai laki-laki yangganteng sebagaimana laki-laki itu menyukai perempuan yang cantik!"

Jadi, boleh saja seorang wanita menolak lamaran laki-laki ketika dia merasa tidak sregdengannya. Hanya saja, jangan sampai hal ini menjadi sesuatu yang diprioritaskan untukkemudian mengabaikan kualitas agama dan akhlak si pelamar. Sebab setelah berkeluargananti, keqawwaman laki-laki-lah yang mengambil peran terbesar guna teraihnya sakinah itu.Sehingga ketampanan fisik tanpa kemampuan mengayomi keluarga dan menyelesaikanmasalah yang ada, juga akan mendatangkan kekecewaan yang besar.

Cobalah beristikharah agar Allah memilihkan yang terbaik, dan kita terhindar dari penyesalan dikemudian hari. Karena rencana Allah-lah yang akan terjadi, bukan keinginan kita. Sehingga kitaharus belajar banyak untuk ridha dengan pilihan Allah. Wallahu a'lam

2.18 Panggilan Kesayangan

Page 27: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

26

Pernikahan adalah seni mengelola hubungan tingkat tinggi karena melibatkan keintiman danemosi yang kuat dan dekat. Juga proses panjang pembelajaran yang kita tidak tahu sampaikapan. Bisa bilangan hari, pekan, bulan, tahun, windu, atau seperti harapan kita, selamamungkin. Dan siapa pun di antara kita, para suami, menginginkan hasil karya bercita rasa tinggiuntuk proses panjang itu. Menyenangkan dipandang dan menentramkan dinikmati. Sebuahkarya bernama sakinah, mawaddah dan rahmah.

Sayangnya, ada hal yang kita lupakan, atau memang tidak tahu, bahwa selayaknya sebuahkarya seni, hal-hal kecil sering menjadi faktor kunci ketinggian nilai estetika dan artistiknya.Sebuah pencapaian indah karena penguasaan akan detil. Sebuah persembahan sepenuh hatiyang berkomitmen untuk mencapai kesempurnaan tanpa henti. Dan ini membutuhkankepekaan yang tinggi karena kita adalah manusia yang memiliki hati nurani.

Salah satu hal kecil yang bisa memberi efek dahsyat dalam pengelolaan hubungan ini,insyaallah, adalah memanggil seorang dengan panggilan khusus. Sangat sederhana, namundibalik itu terkandung energi pengikat cinta yang memiliki daya rekat kuat. Panggilan yangmenyenangkan, menyentuh dan menentramkan. Membuat sebuah hubungan menjadi semakinberwarna sebab si dia merasa spesial, merasa istimewa dan berbeda. Hubungan tidak lagibernuansa mekanik, sehingga menjadi lebih mesra, hangat dan intim dibandingkan saatmemanggil nama aslinya.

Meski panggilan khusus mengandung penerimaan, penghargaan, dan penghormatan, ia seringdianggap tidak penting, yang karenanya banyak diabaikan. Mungkin karena sungkan, malu,merasa lucu atau perasaan-perasaan lain yang mengikutinya. Atau bisa juga karenameremehkannya. Padahal ia melukiskan hubungan yang akrab dan dekat, yang cair dan akrabtanpa balutan formalitas dan kekakuan. Karena panggilan ternyata tidak sekedar sebuahsebutan. Ia adalah peneguh hubungan-hubungan emosi di antara kita. Hanya butuhkeberanian untuk memulai, dan selanjutnya merubahnya menjadi kebiasaan.

Studi tentang 'bahasa cinta' menunjukkan, bahwa semakin unik sebuah julukan atau kodekalimat yang dipakai untuk berkomunikasi dengan sang kekasih, maka pasangan tersebut akansemakin merasa puas dan bahagia dengan hubungan mereka karena adanya 'insiderlanguage'. Bahasa khusus yang tidak ada di dalam kamus dan hanya mereka yang tahuartinya. Hanya mereka yang memakainya. Dan dalam sehari, kita mungkin memanggilpasangan lebih dari 20 kali. Ini artinya, dalam 20 kali pula kita mengungkapkan rasa sayangmelalui panggilan mesra.

James Turndoff, PhD, seorang terapis relationship, mengatakan, "Menggunakan nicknamesdan bahasa yang dibuat sendiri adalah cara yang mudah untuk menyampaikan komunikasiyang positif dalam hidup sehari-hari." Private language, menurutnya, juga merupakan carayang baik untuk menampilkan hubungan yang penuh kerjasama dan partner yang salingmendukung. Bahkan, ia juga bisa membantu menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.

Panggilan mesra yang baik adalah panggilan yang hanya dimiliki oleh sepasang suami isteri.Artinya, panggilan tersebut tidak diucapkan oleh orang lain. Seperti halnya panggilan NabiMuhammad n kepada Aisyah: humairaa. Ibnu Atsiir berkata, "Al Humairaa adalah bentuktashghiir dari kata al-hamraa yang berarti al-baidhaa' atau wanita yang putih kemerah-merahan". Panggilan ini khusus untuk Aisyah dari Rasulullah dan tidak untuk yang lain.

Dalam hal ini, para istri kita jelas sangat layak mendapatkan panggilan khusus ini. Selainkarena mereka memang orang-orang spesial dalam hidup kita, panggilan ini juga memenuhikebutuhan jiwa mereka akan penerimaan dan perhatian dari kita, para suami. Ia tidak diminta,ia tidak selalu diungkapkan melalui kata, tapi jelas ia terbahasakan. Sebuah sapaan mesrayang kita berikan kepada istri-istri kita, insyaallah, akan menjawab sebagian kebutuhan jiwanmereka.

Hanya saja, karena Islam mengajarkan ketinggian akhlak dan keluhuran budi, tidak pantas bagikita jika memanggil para istri dengan panggilan-panggilan yang merendahkan, menghina, atau

Page 28: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

27

konyol, meski mungkin mereka ridha. Seumpama memanggil dengan monyet, gendut, pendek,atau yang semisal.

Juga, tidak boleh kita memanggil mereka dengan panggilan kefasikan atau kekufuran. Allohberfirman, "Jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-burukpanggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat,maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (QS. Al-Hujurat: 11)

Jadi mari kita memilih panggilan itu; ummi, bunda, yayang, ibu, atau berbagai panggilan lainyang pantas. Atau malah membuatnya sendiri sesuai kesepakatan. Sederhana bukan? Hanyasaja tidak banyak yang menyadari manfaatnya. Wallahu a'lam.

2.19 Pendekar Salah Senjata

Serupa ujian, kehidupan ini menghadirkan begitu banyak pertanyaan yang harus dijawab, dantugas-tugas yang harus dikerjakan. Dan bagaimana kita akhirnya menyelesaikan kesemuanya,itulah nilai kelulusan kita yang hakiki. Atau kelas mana yang layak untuk kita tempati. Sedangwaktu yang tidak mungkin lagi kembali, mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati. Sebab tidakada ujian susulan, sebab tidak ada pengulangan.

Pada galibnya, materi-materi ujian kehidupan bisa diselesaikan jika kita mengetahuijawabannya. Selain karena mayoritas dari materi ujian itu merupakan pengulangan sebab telahbanyak manusia lain sebelum kita yang menghadapinya, lengkap dengan kisah tentangkegagalan dan kesuksesan mereka, juga karena kualitas dan kerumitan soal-soal pada setiapdiri kita berbeda sesuai 'kelas' kita masing-masing. Bukankah Allah tidak memberikan sesuatu'beban' di luar kesanggupan kita?

Maka belajar agama Allah adalah kisah sekolah untuk menemukan berbagai jawaban atassemua permasalahan kehidupan kita. Bukan sekadar seremonial buka tutup kitab dankegagahan atas sejumlah hafalan, namun gagal mengerjakan ujian. Tak patut rasanya jikayang kita lakukan hanyalah memamerkan kartu kepesertaan, no ujian, tempat duduk, ataubahkan uniform yang licin terseterika, jika akhirnya kita tinggal kelas, atau malah pindahsekolah.

Berjenggot, tidak isbal, jejak sujud di kening, baju koko, rentetan idiom islami yang meluncurdari lisan, hafalan ayat, hadits dan atsar, atau yang semisal bagi para muslimah kita adalahidentitas sekolah keislaman kita. Ia hanya akan menjadi rekam jejak pencarian dan bukanpenyelesaian jika tidak membuahkan amal shalih. Hanya romantisme masa-masa sekolahyang selalu gelisah saat musim ujian tiba.

Keikhlasan, ketawadhu'an, kelapangan dada, dan keistiqamahan dalam menjalani semuaperan, lengkap dengan fluktuasinya, atau bahkan perubahannya adalah hal-hal yang kitainginkan terjadi. Juga kemampuan kita melakukan padu padan dan menjaga keseimbangan

Page 29: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

28

atas berbagai sisi kemanusiaan. Sebab kita harus menikmati semua proses ini agar terasaringan dan tidak memberatkan. Dan bahwa semua proses yang berjalan setiap hari ini adalahhidup itu sendiri. Hingga saatnya tiba.

Maka jika identitas sekolah keislaman kita hanya melahirkan caci maki, keluhan yang nyaristiada henti, pelanggaran aturan syar'i, wajah murung yang gundah, tidak amanah, atau hidupkehilangan arah -mencari ridha Allah-, apalagi yang bisa kita banggakan? Apa artinya semuaatribut itu jika hanya menjadi jejak-jejak samar yang kehilangan kedigdayaannya saat berbagaiujian kehidupan datang mendera. Kita hanyalah para pendekar yang salah senjata karena tidakmampu menghadapi berbagai masalah.

Kecuali memang hanya itu yang kita inginkan. Tapi untuk apa?

2.20 Pesta yang Tak Usai

Kita mungkin ingin sesering mungkin berada di sebuah pesta. Gelak canda, tawa riang,senyum menawan, dan tubuh-tubuh yang wangi adalah paduan yang indah. Sedang sajianmakanan dan minuman serta hiburannya memang didesain untuk melupakan semua yang diluar sana. Semua serba nikmat, lezat dan memuaskan hasrat. Adakah yang kemudian inginpulang?

Cahaya yang berpendar, kerling mata yang berbinar, juga wewangian yang segar seolahmenahan kita untuk terus terlibat di dalamnya. Semua syaraf kenikmatan menggelinjang liarmenemukan pemantik dan bahan bakar. Seolah puncak dari semua yang diinginkan tersediadan menawarkan diri untuk dicecap. Aih, sungguh mantap dan sedap! Tanpa beban tanpakesulitan. Tapi benarkah?

Dan waktu terus berputar, dan semua akan segera bubar. Sebab kita tidak mungkin membuatmatahari berhenti. Jarum pendek yang terus berdetak tak mungkin bisa menihilkan gerak.Sekejap yang akan usai bersama sorak sorai yang melirih. Meninggalkan jiwa yang perihsebab badan yang letih tak berhenti merintih dalam ringkih. Tinggalah kini sesalan takberkesudahan. Sesaat yang pergi dengan cepat, dan penyesalan yang datang terlambat.

Kenapa harus ada pagi jika sinarnya menyibakkan palsunya perhelatan? Ada seringai marahyang tak rela melihat semua telah menjadi sampah. Juga semua pesona yang ternyata hanyafatamorgana. Berlalu bersama bayu dan kefanaan yang menyakitkan. Sedang tak ada yangabadi selain Zat Allah sendiri. Ini bukan tangisan pilu karena malu, tapi takut sebab maut telahhendak menjemput. Membuat kalut bersama perginya kabut. Kesadaran yang tak memberiapa-apa selain nestapa.

Sungguh, semua pesta akhirnya akan usai. Semeriah dan semegah apapun! Angan-anganyang mengharapkannya abadi sangat membingungkan. Buah dari ketidaksabaran akankeinginan segera merasai kenikmatan, kelemahan iman akan hari kemudian, serta kelengahanakan tipu daya dunia yang sementara. Sehingga abai akan kenyataan yang sebenarnya adalahkekanak-kanakan. Dan itu hanya sia-sia.

Page 30: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

29

Pesta yang usai adalah prasasti bisu kegagalan kita mengarungi waktu. Semua yang kitaperjuangkan selama ini hanyalah sekumpulan barang yang usang dan lapuk. Dalam jumlahmelimpah yang segera berpindah ke tempat sampah. Berapa banyak pemilik pesta-pesta besaryang kini menjadi pesakitan? Linglung karena semua mengandung pertanggungjawaban. Jauhlebih dahsyat dari apa yang pernah mereka sebut sebagai nikmat.

Tapi tak banyak yang menyadari bahwa pesta ini bukan untuk kita. Di tempat yang lain, nanti,pesta hakiki dihamparkan bagi kita. Pesta yang tak pernah usai dalam kelegaan luar biasakarena berhasil memaknai hari-hari. Dalam keimanan dan ketakwaan. Hingga terpilihmenerima undangan untuk menghadirinya. Sungguh, inilah pesta idaman insan pilihan. Tapi,siapa di antara kita yang berkenan?

2.21 Pilih Gadis atau Janda

Assalamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Ustadz, saya ingin bertanya, apa bedanya menikah dengan janda dan perawan? Dan atasjawaban ustadz, saya sampaikan Jazakumullah khaira jazaa'.

Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

081939930xxx

Wa'alaikum salam wa rahmatullahi wa barakatuh

Akhi yang dimuliakan Allah, perawan atau janda hanyalah soal pilihan. Masing-masing memilikikelebihan dan kekurangannya sendiri, meski jika keduanya sama dalam banyak hal, memilihistri yang masih perawan lebih diutamakan. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkanIbnu Majah, "Hendaklah kalian menikah dengan wanita-wanita perawan, sebab mulut merekalebih terasa segar (lebih terpelihara dari ucapan yang tidak patut, tidak baik, atau bahkanmenyakitkan suami), rahim-rahim mereka lebih dapat berguncang (lebih siap untuk hamil danmelahirkan) , dan mereka lebih dapat bersikap rela terhadap pemberian yang sedikit."

Hal ini karena fitrah seorang perawan belum memiliki pengalaman kemesraan dengan laki-laki,sehingga dia akan lebih fokus dan merasa senang dengan suami pertamanya. Pengetahuandan pengalaman hidup berumah tangganya yang masih minim, membuatnya lebih polos, lugu,dan sederhana, baik dalam pemikiran maupun tuntutan kehidupan. Insyaallah, dia juga lebihsedikit tipu dayanya. Ini adalah keadaan umum, dengan pengecualian di sana-sini tentu saja.

Adapun janda, dia memiliki kemungkinan membandingkan suaminya yang baru denganmantannya karena adanya referensi untuk itu. Bagaimana pun, dia memiliki kenangan masalalu dengan laki-laki lain. Dan jika suaminya yang dahulu memiliki kebaikan atau kelebihanyang tidak dimiliki oleh suami barunya, dia akan mudah merasa kecewa. Terutama jika munculkonflik antara dirinya dengan suami baru.

Page 31: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

30

Tetapi, janda juga memiliki kelebihan berupa pengalaman dan ketrampilan hidup berumahtangga. Dalam beberapa keadaan, menikah dengan janda bisa menjadi pilihan jika ada hal-halyang menuntutnya. Seperti shahabat Jabir radiyallahu 'anhu yang memilih janda karena inginada yang bisa mengasuh dan mendidik tujuh saudara perempuannya. Rasulullah punmembenarkan pilihan Jabir ini.

Jadi, pilihlah sesuai keadaan Anda. Mana yang lebih baik akan kembali kepada banyak hal.Saya rasa Anda bisa menilai sendiri dengan cermat dan hati-hati agar jangan hanyamengandalkan nafsu. Dan jika pilihannya adalah menikahi perawan, waspadalah denganperawan dalam tanda kutip, yaitu belum pernah menikah tetapi banyak pacar danpengalamannya dengan laki-laki lain di masa lalu. Hal yang akan menghalangi Andamemperoleh manfaat menikahi perawan seperti hadits di atas.

Semoga Allah memudahkan Anda memilih yang terbaik. Jangan lupa untuk shalat istikharahsebelum memutuskan memilih siapa atau yang mana. []

2.22 Rahasia Amalan Rahasia

Mensyukuri suatu nikmat Allah adalah tindakan terpuji. Sikap seharusnya kita sebagai hamba,yang tahu diri akan semua keterbatasan dan ketidakmampuan, juga berita atas jejak-jejakkebenaran, penunjuk jalan bagi yang menginginkan keselamatan. Ia juga memendekkan jaraklangit dan bumi, sehingga pilihan beriman menjadi sangat meyakinkan. Menjadi bayan akaneksistensi Sang Maha Rahman.

Dan, adakah yang lebih pantas untuk disyukuri melebihi nikmat bernama iman? Pemahamanyang benar atas kalimat Laa Ilaaha Illallah, yang bagi penduduk surga, ia serupa air sejuksegar bagi penghuni bumi. Karena kalimat inilah, surga dan neraka disediakan, para rosuldiutuskan, kitab-kitab diturunkan, jihad ditegakkan, dan pintu surga dibukakan. Ia adalah kuncimemahami dakwah para utusan.

Kemudian kesyukuran yang senantiasa bertambah seiring jejak-jejak nikmat yang kitatemukan, atau karena kebodohan, baru kita sadari. Kita mengerti bahwa ia berjumlah sangatbanyak, melampaui kemampuan kita menghitungnya. Semakin kita mensyukurinya, semakinbertambah ia adanya, insyaallah.

Tetapi memadukan rasa syukur dengan kerendahan hati tidaklah mudah. Nikmat itu seringkalimembuat kita merasa jumawa. Yang walaupun benar, mestinya bukanlah alasan untuk menjadiangkuh, sombong, takabur, atau apapun namanya, lalu meremehkan orang lain. Serupa baniIsrail yang menganggap dirinya sebagai yang terpilih, dan menghalalkan semua bentukpenistaan kepada yang lainnya.

Apalagi, jika kesombongan itu bertolak dari hal-hal lahiriah, hanya karena mereka berbeda dantidak sama dengan kita. Padahal, selain perbedaan itu terkadang adalah pilihan variatif dalamkajian fikih, ketidaktahuan yang bersangkutan, yang bisa menjadi permakluman ataskesalahannya, juga tidak pernah kita bisa memastikan baik buruk seseorang dari

Page 32: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

31

penampakannya semata. Sebab sebagai kesatuan jiwa dan raga, kebaikan kita menjadi utuhketika keduanya berpadu, bukan terbelah dan pecah.

Inilah kisah tentang seorang pendeta Yahudi, dahulu kala, yang beribadah selama nyaris 60tahun. Sampai dia bermimpi, suatu malam, bahwa tetangganya, tukang sepatu itu, lebih baikdari dirinya. Hal yang tidak bisa dia abaikan ketika ia datang berturut-turut dalam beberapamalam. Si Pendeta merasa terganggu hingga dia memutuskan untuk mendatangi tukangsepatu, mencari jawaban atas rasa penasarannya.

Saya hanyalah orang biasa, demikian tukang sepatu menjawab, hanya saja, lanjutnya, sayaadalah orang yang setiap kali bertemu dengan seseorang, saya menganggapnya masuk surgadan saya yang akan ke neraka. Maka tukang sepatu itu menjadi lebih baik daripada si Pendetakarena kerendahan hatinya yang luar biasa. Sebuah amalan rahasia yang tidak terlihat oranglain.

Maka, melakukan dan mengakumulasi kebaikan selama kurun waktu yang panjang jelas halterpuji dan sangat layak dilakukan. Tapi jangan pernah mengiringinya dengan merendahkanorang lain. Selain tidak pantas, bisa jadi orang yang kita remehkan itu lebih mulia daripada kitadi sisi Allah, sebab dia memiliki amalan rahasia yang menjadi keunggulannya. Wallahu a'lam.[]

2.23 Saat Indah Bersamamu

Mungkin, suatu saat Anda ingin singgah di rumah mungil itu, tentu saja bila tuan rumahmengizinkannya, beberapa saat setelah shalat Ashar. Di sana, sejauh ini, ada pemandanganyang sangat mengesankan di waktu-waktu seperti itu. Pemandangan yang, insyaallahdirindukan oleh mayoritas suami. Siapa tahu bisa menjadi bahan diskusi dengan istri di rumahkarena Anda terinspirasi olehnya.

Sebutlah namanya Arini, atau apapun karena nama menjadi tidak penting disini. Seorang iburumah tangga sederhana yang istimewa karena telah memesonakan saya atas apa yangdilakukannya. Seorang ratu keluarga yang ingin semua pekerjaan rumah tangganya sudahselesai dikerjakan, bahkan hidangan untuk makan malam nanti, sebelum suami menginjakkankaki di pintu rumah.

Maka Arini, harus pintar-pintar memenej waktu untuk keinginan sederhananya yang luar biasaitu. Bagaimana mengatur rumah, menyelesaikan tetek bengeknya, memandikan si kecil, hinggamembersihkan diri dan menyiapkan hidangan makan malam. Pokoknya dia ingin semuanyaberes dan rapi secepat mungkin. Dan hal itu, kini, sudah menjadi kebiasaannya.

Sejak awal pernikahannya, Arini memang telah membiasakan diri untuk menuntaskanpekerjaan domestiknya, sebelum suami tiba di rumah. Dan dia telah berusaha keras untukmemiliki kebiasaan baik ini, meski seringkali tidak mudah. Alhamdulillah, sekarang mulai terasabuahnya. Meski pada praktiknya nyaris mustahil, paling tidak Arini bisa menerapkan prinsipprioritas, sehingga hal-hal yang urgen bisa didahulukan pengerjaannya.

Sebenarnya, ada sebuah rahasia sederhana di balik sikap Arini yang, bagi sebagian orang,termasuk para perempuan sendiri, terlihat ekstrim itu. Arini hanya ingin memiliki waktu berdua

Page 33: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

32

sebanyak mungkin bersama suami dengan kualitas terbaik. berbicara dari hati ke hati tanpagangguan yang berarti.

Arini sangat memahami bahwa pernikahan bukanlah pekerjaan main-main. Sebuah pertaruhanmasa depan yang menentukan kualitas hidup sesungguhnya. Ekstrimnya, kenyamanan dankesengsaraan dalam menjalani hidup, atau kehidupan akan berasa surga atau neraka, sangatdipengaruhi oleh kualitas pernikahan. Oleh bagaimana kita menjalaninya hari demi hari.

Jauh sebelum menikah, Arini sudah mengamati banyak keluarga yang tidak nyaman menjalanikehidupan berkeluarga, meski di kalangan para aktivis dakwah sekalipun. Sementara masalahyang menghadang datang silih berganti, nyaris tanpa henti. Dengan kerumitan yang semakinbertambah dan bidang yang semakin kompleks. Belum lagi beban pekerjaan rutin harian yangsenantiasa berulang dan berpotensi membuat jenuh. Hidup yang sulit sebab terhimpit dilemayang rumit. Bertahan bukanlah hal nyaman dilakukan, sedangkan berhenti terlalu banyak halyang harus dikorbankan.

Menurut Arini, ada hal-hal yang bisa membuatnya nyaman jika hal itu terjadi pada dirinya.Selain visi pernikahan yang jelas, pilihan pasangan yang pas, juga komunikasi yang intens diantara anggota keluarga. Arini menyebutnya sebagai minyak pada roda. Tampak sepele dansederhana namun sangat besar manfaatnya.

Semua itu akan mudah dilakukan, bahkan dijadikan kebiasaan jika masing-masing pihakmenyadari pentingnya komunikasi dan menjalaninya dengan ringan hati. Hal yang tentu sajamembutuhkan kelapangan dada dan ketenangan pikir, agar berjalan dengan lancar danberkualitas.

Kini, itulah yang diinginkan Arini; memiliki kebersamaan yang menyenangkan, sebanyak dansesering mungkin, dengan suami tercinta. Kebersamaan berkualitas tinggi yang dirindukannyaterjadi setiap hari.Kebersamaan yang diharapkannya menjadi one stop solving atas semuakeinginannya tentang pernikahan yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Tempat dimana dia bermanja-manja melabuhkan rasa, mengutarakan keinginan dan harapan,menyampaikan perasaan, saling mendengarkan keluhan, mengurai persoalan, memaknakanperjalanan, dan meneguhkan ketakwaan. Ringkasnya, Arini ingin mengisi hari-harinya denganringan dan ceria, nyaman dan menyenangkan, selalu memiliki cukup energi untuk memberikanhal terbaik yang dia bisa.

Dalam hal ini, adakah yang lebih baik daripada dua pribadi yang menyatu, suami istri yangsaling berbagi dan saling memberikan dukungan, dalam suka dan duka? Alangkah ringannyakaki melangkah, alangkah indahnya menjalani hari-hari! Dan alangkah banyaknya yang tidakmengerti sehingga melupakan momen-momen seperti ini.

Karena itulah Arini tidak ingin menambah beban suaminya yang sudah sangat berat di luarsana. Kondisi rumah yang kacau dan banyaknya pekerjaan yang belum selesai, alih-alihmembuat para suami lapang dada membantu, yang ada malah membuat para suamibertambah emosi. Bukankah para suami itu ingin meletakkan semua penat, beristirahat dengannyaman dan memulihkan energi untuk esok hari? Hal sama yang sebenarnya diinginkan olehpara istri.

Sungguh, pada Arini saya memperoleh inspirasi. Bahwa masing-masing dari suami dan istrimenjalani perannya sendiri-sendiri. Masing-masing harusnya saling memahami dan mengertibahwa saat bertemu adalah saat istimewa yang harus dinikmati. Bukan mengeluh karenamerasa paling penting dan paling berat menjalani perannya, apalagi tidak peduli. Kini, siapayang ingin memaknai kebersamaan dengan pasangannya sebagai saat-saat indah yang harusdijalani bersama, setiap hari?

Dan bagi Anda yang berkesempatan singgah di rumah itu, apalagi bersama istri, titip salamsaya untuk Arini, muslimah sederhana yang menginspirasi![]

Page 34: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

33

2.24 Sebuah Gerbang untuk Pulang

Wajah mana yang akan kita bawa menghadap Allah, kelak, jika lumuran dosanya yangmengerak membuatnya tak rupawan lagi? Sedang hati kita pun tak lagi bersih karena tertutupdebu-debu maksiat. Juga pilihan sikap yang tepat untuk menutupi pengingkaran nikmat kitasiang malam, sepanjang usia kita di dunia, di perjumpaan nanti. Atau kita malahmengharapkannya tidak terjadi, hal yang mustahil adanya?

Adakah malu, dan takut itu masih menempati sudut ruang hati kita, yang terdalam? Ataukah iatelah menghilang, tenggelam dalam kelamnya kesalahan yang menghitamkan jiwa karenajelaga dosa? Lirih ini sunyi meski galau ini tak sendiri. Segera menyadari dan berbenah diritentu sangat terpuji daripada tak peduli, sebab kita tak bisa menghindari.

Permulaannya bernama taubat. Gerbang pulang untuk pembebasan sejati yang menyucikan.Meluruhkan noda-noda dosa yang pernah ada, dan memberi kemampuan kita untuk tengadahmengaku salah. Inilah satu-satunya pilihan sebab menjadi tanpa cela adalah kemustahilan,sedang tidak ada yang bisa menghapuskan kecuali Dia Yang Maha Pengampun danPenyayang.

Sayang, kita seringkali merasa tidak membutuhkannya. Padahal tiada yang lebih pentingdaripada keyakinan akan terhapusnya kesalahan, atau minimal, berkurangnya beban jiwa yangmenyiksa ini. Bahkan jauh sebelum menemui Allah, karena rasa itu menekan malam-malamkita di sini, di dunia ini.

Pada yang membutuhkan, banyak juga yang kebingungan. Taubat bergerak lambat saat takada lagi pilihan berkelit. Terlantun dari bibir yang sendirian serupa wasiat taubat dari hambayang tidak memahaminya, meski bertebaran dan berulang-ulang. Taubat yang tidak memilikiakar penjiwaan dan tak mampu mengendalikan. Berakhir hampa karena menjadi sia-sia.

Karena taubat haruslah berdasar pada kesadaran. Bahwa kita sebagai hamba tak akan pernahmampu menjalankan kewajiban dan memenuhi hak Allah dengan semestinya. Terlalu banyakkekurangan, terlalu sering kita melalaikan, terlalu jauh dari standar kelayakan. Dan maksiatyang bertimbun-timbun, membuahkan ketakutan akan akibat buruknya yang pasti menanti,menjauhkan kita dari kehidupan yang berlimpah berkah, rahmah, dan maghfirah. Kehidupanyang gelisah!

Kesemuanya menuntun kita pada keinginan untuk menebus dan menghapus kesalahan. Agarkita tidak termasuk mereka yang terancam kemurkaan dan kehinaan, serta siksaan abadi yangpasti adanya. Sebab jika tidak, rasa sakitnya dosa menyesakkan dada. Menyempitkan jiwaakan keluasan ampunan Allah, memungkinkan kita melakukannya berulang kali hingga kepadakeadaan rumit yang sulit dilepaskan.

Biarkan rasa sakit itu membimbing kita mencari jalan pertaubatan. Biarkan rasa sesal dankecewa akan kegagalan memaknai hari-hari ini menerangi prosesnya. Dan biarkan semuanyaberangkat dari kesadaran kita akan pentingnya taubat. Sebuah kebutuhan tak terkira yangsering kita lupakan. Ya Allah, bimbinglah kepulangan hamba dengan taubat yang Engkauterima![]

Page 35: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

34

2.25 Silaturahmi Agar Tak Lupa Diri

Seringkali, dengan alasan agama, seseorang menutup diri dari dunia luar sehingga terkesaneksklusif. Selain terjangkiti virus merasa paling benar, pemahaman seperti ini jugamenghasilkan kecurigaan tanpa alasan kepada pihak lain. Hasilnya? Banyak di antara paraaktivis dakwah yang menarik diri dari lingkungan yang mereka anggap jahiliyah. Bahkan, meskikepada keluarga sendiri, banyak di antara kita yang tidak lagi menjalin silaturahmi.

Padahal, silaturahmi merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah.Sudah selayaknya jika kita tidak mengabaikan dan melupakannya. Bukan saja karena modatransportasi dan komunikasi yang sekarang jauh lebih mudah dan terjangkau, juga karenabersilaturahmi merupakan kebutuhan yang dituntut fitrah manusia. Ia merupakan dalil dantanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.

Rahim bisa bermakna rahmah yaitu lembut dan kasih sayang, atau bermakna kerabat.Manapun itu, keduanya memiliki nilai yang sangat tinggi di dalam Islam. Sehinggabersilaturahmi berarti mengunjungi orang dengan harapan bisa melembutkan hati danmenambah kasih sayang, baik dia memiliki hubungan nasab dengan kita, atau tidak. Dari sini,berbagai macam manfaat bisa kita dapatkan dari silaturahmi. Mulai dari kelapangan rizki,barakah umur, bertambahnya rahmat dan kasih sayang, hingga wasilah menuju jannah.

Dalam hal ini, tentu saja bersilaturahmi lebih utama kepada mereka yang memiliki hubungannasab, karena Islam sangat memerhatikan masalah ikatan keluarga setelah ikatan aqidahsebagai landasan hubungan. Ia adalah tanda keimanan seorang hamba. Bahkan, Allahmewajibkan kita untuk menyambung hubungan kerabat, dan menetapkan pemutusannyasebagai dosa besar.

Sayangnya, banyak keluhan yang terlontar dari istri para aktivis dakwah tentang minimnyasilaturahmi yang dilakukan sejak pernikahan mereka. Bahkan, meski silaturahmi kepadaorangtua mereka. Selain karena kesibukan dan minimnya dana, para suami banyak juga yangberlaku jumawa karena merasa dia lebih besar haknya kepada istri jika dibandingkan hakorangtua mereka.

Padahal, istri kita tidak langsung besar dan menjadi seperti sekarang dengan sendirinya.Mereka datang ke dunia dengan orangtua sebagai wasilah. Pun tumbuh kembang danpendidikan yang mereka terima sampai sejauh ini. Sehingga sangat tidak layak jika kita parasuami bersikap seolah ingin memisahkan para istri dari keluarga mereka. Pahahal kita bisabercerai dengan mereka sehingga menjadi mantan suami, namun tidak ada mantan orangtuabagi anak-anaknya.

Kita akan merasa malu jika melihat kehidupan para salaf yang masih sempat bersilaturahmi ditengah kesibukan mereka yang menggunung. Bahkan selevel shahabat Abu Bakar dan Umaryang menjadi khalifah, yang tentu saja sangat sibuk, kisah-kisah tentang kunjungan merekasangat mudah kita temui. Padahal, alat transportasi dan telekomunikasi bisa dikatakan sangatminim saat itu.

Tampaknya, yang menjadi sebab utama jarangnya kita bersilaturahim adalah buruknyamanajemen waktu dan lemahnya ilmu tentang manfaat silaturahmi dan besarnya dosamemutus silaturahmi. Kemudian kesibukan dunia yang berlebihan, hingga kita merasa tidakpunya waktu untuk memenuhi hak-hak keluarga, anak-anak, kedua orang tua dan kerabat. Dan

Page 36: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

35

ternyata, kesempatan luang yang kita tunggu, seringkali tidak kunjung datang kecuali kitamengatur manajemen waktu lebih baik.

Selain kita terkadang memerlukan bantuan, yang mana kerabat lebih layak untuk dimintaibantuannya, juga andaipun kita berkelebihan harta, maka berinfak kepada kaum kerabat kitayang miskin jelas lebih diutamakan daripada kepada orang lain. Sedang doa-doa mereka untukkeberkahan usaha kita, insyaallah lebih mudah dikabulkan Allah.

Apabila kita memutuskan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah untuk dihubungkan. Makaikatan sosial masyarakat akan hancur berantakan, kerusakan menyebar di setiap tempat,permusuhan terjadi dimana-mana, serta egoisme muncul ke permukaan. Sehingga setiapindividu masyarakat menjalani hidup tanpa petunjuk, seorang tidak mengetahui hak orang lain,hingga orang-orang yang kekurangan merasakan penderitaan dan kelaparan sendirian karenatidak ada yang peduli.

Mengingat kebaikan dan hubungan nasab sanak kerabat layak untuk kita lakukan. Merekamenyumbang kebaikan yang tidak sedikit kepada kita baik lansung maupun tidak lansung.Paling tidak, mereka yang membantu acara pernikahan kita dulu dengan ikhlas hingga kita bisamenikah dengan istri yang sekarang. Hal ini, insyaallah, akan mencegah kita dari suu zhan,prasangka negatif dan berbagai bentuk kezhaliman kepada mereka.

Sekarang, masukkan jadwal kunjungan, minimal bentuk sapaan yang baik kepada kerabat, ditengah kesibukan kita yang bertumpuk-tumpuk tanpa jeda. Kita bisa memaksimalkan perangkatkomunikasi yang ada, atau transportasi yang terjangkau untuk bisa memudahkan rencana kita.Tidak perlu terlalu sering, tapi juga bukan berarti tidak pernah sama sekali. Bahkan meskimereka bukan aktivis dakwah, selama tidak mengajak kita kepada maksiat dan dosa, kenapakita harus menghindari?

Semoga Allah memberi kemudahan. Amiin![]

2.26 The Journey of Love

Cinta itu menyatukan hati, menyamankan jiwa. Kepadanya hati mencari dan melepaskandahaga. Menjadikannya sumber energi, nyaris tanpa henti, untuk terus melayani. Lapang dadadan ringan langkah menjalani hari-hari. Menjadikannya penawar atas semua jeri, juga pijakanuntuk setiap tindakan. Seolah semua menjadi benar jika cinta sebagai latar.

Dengan cinta seluruh saat terasa nikmat, setiap warna terasa memesona, semuapengorbanan terasa menawan, dan segala lelah terasa megah. Rasa ini memabukkan yangkarenanya seringkali menumpulkan akal. Karena dalam cinta, kepasrahan tanpa syaratmenjadi niscaya untuk cita rasa terbaik dan kelezatan terdahsyat.

Badai nikmat menyapa seluruh pori-pori. Rasa angkuh pun meluruh karenanya. Dan kitaberharap semuanya takkan usai, tak pernah selesai. Menjalani hidup bersama cinta selamamungkin, menjadi abadi seandainya bisa. Berdoa semoga waktu berhenti melaju. Adakah yanglebih indah dari ini?

Page 37: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

36

Tapi hari-hari terus berlari tak peduli. Ia membawa kita ke kenyataan sejati, bahwa cintabukanlah Sang Penguasa meski sebagian kita menjadi budaknya. Semuanya berubah saatperjumpaan itu tiba. Ketika tanggung jawab atas semua perbuatan diminta. Saat keadilanditunjukkan dan kebenaran ditampakkan. Ketika kepalsuan disingkapkan, dan semua alasankebingungan mencari rujukan.

Ketika itulah cinta ingkar atas perilakunya yang mungkar, memenangkan syahwat atas akalsehat. Para pecinta saling menghindar agar selamat dari siksa akhirat sebab cinta tanpa imanhanya melahirkan maksiat. Dan puja puji yang berubah menjadi caci maki, membuahkanpermusuhan sejati. Saat itu kita akan tersadar, bahwa menghamba kepada cinta yang salahadalah sia-sia. Semua kelezatannya hanyalah semu dan palsu. Ia telah menipu nafsu!

Karena cinta, mestinya, mengalirkan keluhuran jiwa. Memberanikan si penakut, memuliakan sipengecut, mendermawankan si kedekut, dan membuat si kasar menjadi lembut. Mata airpenuh vitalitas yang harus berasal dari Sang Empunya yang sebenarnya, Allah.

Ia berjalan berkelindan dengan iman mengitari kehidupan setiap insan. Membawa pesan-pesanlangit membumi dalam prestasi terbaik seorang hamba, menegakkan kebenaran danmenghancurkan kemungkaran sepenuh keikhlasan.

Inilah cinta yang takkan bisa dihentikan. Karena ia membangun jembatan menuju istana surga.Membawanya menikmati buah manis penghambaan, saat semua cinta terlaknat berakhir tragis.Dan karena kita adalah hamba dari apa yang kita cintai, sudahkah kita memilihnya denganteliti?

2.27 Waktu-waktu Istimewa

Berkomunikasi, entah itu sharing, menyampaikan informasi, atau memberikan nasihat, tidakbisa dilepaskan dari situasi dan kondisi yang ada saat komunikasi itu terjadi. Artinya, bukansekedar memindahkan pesan, berkomunikasi juga memindahkan sejumlah variabel yangmengikutinya, agar menimbulkan efek atau respon yang diinginkan. Sehingga selalu adakeadaan yang lebih tepat dan sesuai dibanding dengan yang lain. Seperti doa yang jugamemiliki waktu-waktu mustajabnya.

Dan, beda situasi dan kondisi, beda pula hasil yang akan muncul. Sehingga dalam banyak hal,kita tidak bisa berprinsip 'yang penting saya sudah menyampaikan' tanpa melihat kemandulanpesan kita, sebab banyak pesan yang salah dimengerti karena salah cara dan salah memilihkondisi. Ada orang yang merasa tersinggung dan marah saat orang yang berbicara kepadanyamerasa memberinya nasihat. Atau merasa dipermalukan padahal pihak lain merasa sedangmengingatkannya.

Pun demikian halnya dengan pendidikan anak-anak kita. Para calon penerus masa depan ituadalah manusia-manusia berpotensi besar dan hebat, insyaallah, kelak di kemudian hari. Yangkarenanya mereka membutuhkan pendidikan yang benar dan terarah secara bertahap. Sebab

Page 38: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

37

alih-alih menjadi anak-anak yang shalih dan shalihah, mereka akan banyak memusingkankepala dan menambah beban hidup jika kita gagal mendidik mereka dengan baik.

Arahan dan bimbingan yang kita berikan kepada mereka juga membutuhkan kondisi yangmunasib, yang sesuai agar tepat sasaran, selain keteladanan yang tulus. Banyak lho, orangtuayang capek berbicara hingga berbusa-busa namun tidak didengarkan dengan baik karena tidaktepat memilih suasana. Banyak berbicara di hampir setiap suasana tentu saja bukan caramendidik yang baik. Selain terkesan cerewet, lalu lintas informasi yang tidak hadir tepat waktu,tidak akan memberikan pengaruh kepada pendengarnya secara maksimal.Karenabagaimanapun, manusia juga memiliki hati yang mudah berubah-ubah dan terpengaruhsuasana, bukan sekedar akal guna menangkap pesan yang didengar.

Kesempatan emas yang pertama guna menyampaikan bimbingan dan arahan adalah saatmakan. Kondisi lapar atau rakus karena menginginkan yang lebih, banyak dan lebih besar dariyang lain, seringkali membuat keributan dan memunculkan perangai buruk. Selain tepat untukmendampingi anak-anak dan menyelesaikan keributan yang mungkin ada, makan bersamamerupakan saat yang tepat untuk mengajarkan sesuatu kepada mereka, juga memperbaikikesalahan yang ada.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam pernah menemani anak-anak makan, kemudian beliaumeluruskan kekeliruan yang ada dengan sangat bijak. Seperti yang diriwayatkan ImamBukhari dan Muslim dari Umar bin Abi Salamah yang pernah mengalami makan bersamaRasulullah. Ketika tangannya hendak menyentuh piring, Rasulullah bersabda kepadanya, "Nak,sebutlah nama Allah dulu, kemudian makanlah dengan tangan kananmu, dan ambillahmakanan yang terdekat denganmu!" Kelak, nasihat ini sangat membekas di benak Umar binAbi Salamah kecil.

Masalahnya adalah, berapa di antara kita yang memiliki kebiasaan makan bersama, hinggameski hanya sekali dalam seharinya?

Kesempatan emas yang kedua adalah ketika anak menderita sakit. Sebab bukan hanya kanak-kanak, orangtua yang keras hati dan berperangai kasar sekalipun, bisa menjadi lembut saatmereka merasakan sakit. Saat itulah mereka akan mudah menerima nasihat yang masuk. Danpada anak-anak, mereka akan semakin mudah menerima arahan sebab jiwa kanak-kanakmereka yang lembut, bahkan saat sehat, memungkinkan semua itu.

Saat anak sakit adalah kesempatan yang sangat bagus untuk meluruskan kesalahan danmelakukan pembinaan pendidikan, bahkan hingga kepada masalah-masalah keyakinan atauakidah. Seperti Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam yang pernah mengunjungi seorang anakYahudi yang sedang sakit. Dalam kesempatan yang sangat berharga itu, Rasulullah mengajakanak itu untuk memeluk islam, dan dia memenuhi ajakan beliau. Alhamdulillah!

Maka mari kita teladani Rasulullah dengan mendampingi anak-anak kita saat sakit, untukkemudian memberikan arahan dan bimbingan yang mereka butuhkan secara bijaksana.

Sedang kesempatan emas yang lain adalah saat melakukan perjalanan atau berwisata. IbnuAbbas mengisahkan tentang bimbingan yang didapatkannya dari Rasulullah saat diamembonceng beliau yang mengendarai bighal dalam sebuah safar. "Nak, peliharalah hak-hakAllah, niscaya Dia akan selalu menjagamu!" demikian Rasulullah bersabda kepadanya.

Selain pengetahuan tentang waktu istimewa untuk membimbing anak-anak, yang perlu kitaperhatikan juga adalah sikap kita saat menyampaikan arahan itu, juga pilihan bahasa yang kitapakai. Rasulullah memanggil anak-anak shahabat itu dengan kasih sayang, ya bunayya atauya ghulam yang menunjukkan kedekatan dan kelembutan. Beliau memangku Umar bin AbiSalamah, dan menggendong Abdullah bin Ja'far saat menyampaikan arahan.

Page 39: Bahtera Kita Aman Sayang

Bahtera Kita Aman, Sayang

38

Alangkah jelasnya semua arahan beliau shalallahu 'alaihi wa salam yang suci ini. Semoga kitadimampukan Allah meneladani Rasulullah dalam semua aspek kehidupan kita. Wallahu a'lambis shawwab!