bab iv makna memori kolektif ikan foti -...

27
64 BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI Ada banyak definisi tentang makna. Makna adalah balasan terhadap pesan. Suatu pesan terdiri dari tanda-tanda dan simbol-simbol yang sebenarnya tidak mengandung makna. Makna baru akan timbul, ketika ada seseorang yang menafsirkan tanda dan simbol yang bersangkutan dan berusaha memahami artinya. 1 Model prosesi makna Wendell Johnson yang dikutip oleh Sobur menawarkan sejumlah implikasi bagi komunikasi antar manusia yaitu makna ada dalam diri manusia, makna berubah, makna membutuhkan acuan, penyingkatan berlebihan akan mengubah makna, makna tidak terbatas jumlahnya dan makna dikomunikasikan hanya sebagian. 2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna mengandung tiga hal yaitu, (1) arti, (2) maksud pembicara atau penulis, dan (3) pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. 3 Menurut Ogden dan Richards yang dikutip oleh Sudaryat, makna adalah hubungan antara lambang (simbol) dan acuan atau referen. Hubungan antara lambang dan acuan bersifat tidak langsung sedangkan hubungan antara lambang dengan referensi dan referensi dengan acuan bersifat langsung. 4 Ogden dan Richard juga mendefinisikan tentang makna yaitu suatu sifat yang intrinsik, hubungan dengan benda-benda lain yang unik dan sukar dianalisis, kata lain tentang suatu kata yang terdapat di dalam kamus, konotasi kata, suatu esensi, suatu aktivitas yang diproyeksikan ke dalam suatu objek, tempat sesuatu di dalam suatu sistem, konsekuensi praktis dari suatu benda dalam pengalaman kita mendatang, konsekuensi teoretis yang terkandung dalam sebuah pernyataan, emosi yang ditimbulkan oleh sesuatu, sesuatu yang secara aktual dihubungkan dengan suatu lambang oleh hubungan yang telah dipilih, efek-efek yang membantu ingatan jika mendapat stimulus asosiasi-asosiasi yang 1 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2013), 258. 2 Sobur, Filsafat Komunikasi, 258. 3 KBBI online 4 Yayat Sudaryat, Makna dalam wacana,(Bandung: CV YRAMA WIDYA 2009), 13.

Upload: truongkien

Post on 28-May-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

64

BAB IV

MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI

Ada banyak definisi tentang makna. Makna adalah balasan terhadap pesan. Suatu pesan

terdiri dari tanda-tanda dan simbol-simbol yang sebenarnya tidak mengandung makna. Makna

baru akan timbul, ketika ada seseorang yang menafsirkan tanda dan simbol yang bersangkutan

dan berusaha memahami artinya.1 Model prosesi makna Wendell Johnson yang dikutip oleh

Sobur menawarkan sejumlah implikasi bagi komunikasi antar manusia yaitu makna ada dalam

diri manusia, makna berubah, makna membutuhkan acuan, penyingkatan berlebihan akan

mengubah makna, makna tidak terbatas jumlahnya dan makna dikomunikasikan hanya

sebagian.2

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna mengandung tiga hal yaitu, (1) arti, (2)

maksud pembicara atau penulis, dan (3) pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.3

Menurut Ogden dan Richards yang dikutip oleh Sudaryat, makna adalah hubungan antara lambang

(simbol) dan acuan atau referen. Hubungan antara lambang dan acuan bersifat tidak langsung

sedangkan hubungan antara lambang dengan referensi dan referensi dengan acuan bersifat langsung.4

Ogden dan Richard juga mendefinisikan tentang makna yaitu suatu sifat yang intrinsik, hubungan

dengan benda-benda lain yang unik dan sukar dianalisis, kata lain tentang suatu kata yang terdapat di

dalam kamus, konotasi kata, suatu esensi, suatu aktivitas yang diproyeksikan ke dalam suatu objek,

tempat sesuatu di dalam suatu sistem, konsekuensi praktis dari suatu benda dalam pengalaman kita

mendatang, konsekuensi teoretis yang terkandung dalam sebuah pernyataan, emosi yang ditimbulkan

oleh sesuatu, sesuatu yang secara aktual dihubungkan dengan suatu lambang oleh hubungan yang

telah dipilih, efek-efek yang membantu ingatan jika mendapat stimulus asosiasi-asosiasi yang

1 Alex Sobur, Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,2013), 258.

2 Sobur, Filsafat Komunikasi, 258.

3 KBBI online

4 Yayat Sudaryat, Makna dalam wacana,(Bandung: CV YRAMA WIDYA 2009), 13.

Page 2: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

65

diperoleh,beberapa kejadian lain yang membantu ingatan terhadap kejadian yang pantas, suatu

lambang seperti yang kita tafsirkan, sesuatu yang kita sarankan, dalam hubungannya dengan

lambang penggunaan lambang yang secara aktual dirujuk, penggunaan lambang yang dapat merujuk

terhadap apa yang dimaksud, kepercayaan menggunakan lambang sesuai dengan yang kita

maksudkan, tafsiran lambang (hubungan-hubungan, percaya tentang apa yang diacu dan percaya

kepada pembicara tentang apa yang dimaksudkannya).5 Inti dari apa yang diungkapkan atau

diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah hubungan antara kata dan benda yang bersifat

instrinsik yang berada dalam suatu sistem dan diproyeksikan dalam bentuk lambang.

Oleh karena itu, dalam penulisan pada bab IV ini makna dalam konteks fungsional. Seperti

yang sudah didefinisikan oleh Ogden dan Richard di atas bahwa makna itu berkaitan dengan apa

yang dipercayai dan melalui pengalaman-pengalaman. Maka daripada itu, makna dalam konteks

fungsional ini berupaya untuk menjelaskan tentang fungsi-fungsi yang terdapat dalam bab ini.

Fungsional adalah salah satu prespektif di dalam ilmu sosiologi yang memandang masyarakat

sebagai suatu sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait antara yang satu dengan

lainnya. Bagian yang satu tidak akan berfungsi tanpa ada hubungan dan keterikatan dengan

bagian lainnya, dalam bagian itu pastilah terdapat sebuah makna dalam fungsi. 6

Berdasarkan latar belakang pada bab sebelumnya, teori mengenai memori kolektif dan

perilaku sosial masyarakat Amarasi Barat dan hasil penelitian, maka pada bab ini penulis akan

menjelaskan secara mendetail: pertama; masyarakat Amarasi Barat menceritakan dirinya melalui

memori kolektif Ikan Foti, kedua; Ikan Foti sebagai fungsi ekologi, ketiga; Ikan Foti sebagai

kosmos keramat Masyarakat Amarasi Barat.

5 Sudaryat, Makna dalam wacana,14.

6 Bernard Raho, Teori Sosiologi Modern, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), 24.

Page 3: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

66

4.1 Masyarakat Amarasi Barat Menceritakan Dirinya Melalui Memori Kolektif Ikan Foti

Dengan membuat konsep Ikan Foti sebagai identitas masyarakat Amarasi Barat, itu berarti

ada upaya yang dilakukan untuk menciptakan memori kolektif bagi masyarakat Amarasi Barat

untuk mengingat akan adanya peristiwa yang terjadi pada masa lampau dalam perebutan dan

pertempuran dalam kawasan tersebut. Menurut Abidin, konsep yang diangkat dalam sejarah ini

menunjukkan suatu wacana memori yang berasal dari ambisi untuk membangkitkan kekuatan

dengan cara memaparkan kisah dari situasi masa lalu. Semangat yang ditampilkan melalui cerita-

cerita adalah semangat untuk menunjukkan Ikan Foti sebagai identitas diri masyarakat tersebut.

Dari inilah masyarakat Amarasi Barat menceritakannya melalui beberapa hal yaitu :

4.1.1 Masyarakat Amarasi Barat Menunjukkan Identitas Dirinya Melalui Simbol

Konsepsi bahwa manusia adalah mahluk yang mampu melakukan pemaknaan, mampu

memberikan, „menempelkan‟ makna pada segala sesuatu dalam kehidupannya, dan

menggunakan tanda serta simbol yang merupakan wahana komunikasi, wahana untuk

menyampaikan pemaknaan-pemaknaan tersebut, serta komunikasi adalah dasar bagi

terbentuknya masyarakat dan kebudayaan dalam kehidupan manusia, maka kebudayaan pada

dasarnya adalah keseluruhan tanda dan simbol yang digunakan oleh manusia dalam hidupnya

untuk mempertahankan keberadaannya sebagai makhluk hidup, yang diperolehnya dalam

kehidupannya sebagai warga suatu masyarakat atau komunitas.7

Kumpulan individu ini bisa mempunyai simbol-simbol atau tanda-tanda, baik secara

fisik, material, perilaku atau kebahasaan, yang membedakan mereka dengan kumpulan

individu yang lain. Simbol atau tanda-tanda seperti inilah yang biasa disebut sebagai

7 Peter Burke, sejarah dan teori sosial, (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2015), 178.

Page 4: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

67

“identitas” (jatidiri, identity).8 Pada kumpulan individu yang tidak begitu besar, identitas ini

tidak mudah terlihat, tetapi pada kumpulan individu yang besar, identitas ini seringkali segera

terlihat. Misalnya suatu komunitas atau kelompok sosial yang memiliki ciri-ciri fisik tertentu,

atau menunjukkan perilaku tertentu, atau menggunakan jenis bahasa atau dialek bahasa

tertentu, dengan segera dapat dikenali sebagai suatu komunitas atau kelompok yang berbeda

dengan yang lain. Dalam masyarakat Amarasi Barat, orang dapat segera mengenali bahwa

mereka yang orang Amarasi melalui logat atau bahasa yang diucapkan, dan perilaku tertentu.

Di situlah orang Amarasi menunjukkan identitasnya.

Simbol-simbol atau tanda-tanda tertentu yang menjadi ”jatidiri” itu ada yang dipilih

dengan sangat sadar, ada pula yang tidak. Ada yang memilih dengan seksama, entah itu

berupa sesuatu yang material,misalnya pakaian, makanan, peralatan berupa pola-pola

perilaku, misalnya menghormati, menyapa, atau berupa bahasa; ada pula yang memilihnya

tidak dengan sangat seksama. Seperti halnya dalam masyarakat Amarasi yang selalu

menunjukkan jati dirinya melalui banyak cara. Salah satunya yang dikatakan bapak Marthen

Amnifu bahwa “salah satu identitas orang Amarasi itu bisa dilihat dari kawasan Ikan Foti,

karena kawasan itu seringkali dilewati oleh orang-orang dari luar Amarasi untuk pergi

memakan daging se,i di Baun”. Ada banyak unsur yang biasa membentuk jatidiri suatu

masyarakat yaitu melalui kearifan-kearifan lokal yang dimiliki oleh mereka. Manakala

kearifan-kearifan lokal ini kemudian dianggap penting, bagus dan berharga oleh suatu

sukubangsa, maka kearifan lokal ini dapat diangkat dan diakui sebagai kearifan sukubangsa.

Selanjutnya, ketika kearifan sukubangsa ini dipandang penting, bagus dan berharga oleh

bangsa, maka kearifan sukubangsa ini kemudian dapat diangkat dan diakui sebagai kearifan

bangsa. Proses pengangkatan dan pengakuan dari tingkat lokal, sukubangsa ke tingkat bangsa

8Linda Thomas & Shan Wareing, Bahasa Masyarakat dan Kekuasaan (Yogyakarta: Pustaka Belajar 2007), 236.

Page 5: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

68

ini bisa berjalan secara formal maupun informal. Demikian pula pengakuannya. Itu juga

nampak dalam masyarakat Amarasi Barat melalui kain tenunan yang dibuat oleh kelompok-

kelompok dari tiap-tiap desa. Kain tenunan Amarasi cukup terkenal dengan bermacam-

macam motif dan warna merah. Melalui kain tenuna inilah menunjukkan akan simbol dan

identitas masyarakat Amarasi.

Identitas sebuah masyarakat sangat terlihat ketika adanya simbol-simbol yang

dikonsepkan. Dalam hal ini, identitas masyarakat Amarasi Barat bisa terlihat melalui cara

bertutur kata dan suka menari. Pemahaman tentang Ikan Foti mempunyai hubungan dengan

simbol-simbol tersebut. Ikan Foti dalam penelitian dijelaskan bahwa „ikan yang sedang

menari-nari‟ di sini menunjukkan bahwa masyarakat Amarasi mempunyai sifat yang suka

menari dalam pesta-pesta atau masyarakat Amarasi mau membuat legitimasi untuk

masyarakat Amarasi yang suka berpesta dan menari.

4.1.2 Masyarakat Amarasi Percaya Akan Mitos dan Mistis

Kepercayaan adalah sesuatu yang datang dari apa yang telah dilihat atau apa yang telah

diketahui. Berdasarkan apa yang telah dilihat itu kemudian dibentuk suatu ide atau gagasan

mengenai sifat atau karakteristik umum suatu objek.9 Itu juga yang terjadi dalam masyarakat

Amarasi yang mempercayai tentang mitos dan mistis yang berkembang dalam masyarakat

dan terus diceritakan kembali oleh para leluhur dan tokoh adat sampai saat ini. Mitos juga

hadir dalam masyarakat Amarasi Barat, mengenai asal usul Ikan Foti. Hal ini terlihat dalam

cerita-cerita mengenai mitos yang diceritakan oleh salah satu nara sumber yang bisa dilihat

pada bab 3 halaman 59.

Ada banyak bentuk-bentuk kepercayaan dalam masyarakat Amarasi terkait dengan

kawasan tersebut. Salah satu bentuk kepercayaan masyarakat adalah ketika melewati

9 Saifuddin Azwar, Sikap manusia: teori pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2010), 25.

Page 6: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

69

kawasan Ikan Foti pada jam-jam tertentu harus berhenti sejenak untuk membakar rokok.

Artinya bahwa kepercayaan yang dimiliki oleh masyrakat Amarasi ini dengan sendirinya

membentuk kawasan ini sebagai sesuatu yang dikeramati, sehingga tanpa disadari pun

masyarakat tersebut sudah membuat ritual bukan dengan cara resmi tetapi dengan ritual yang

biasa seperti berhenti sejenak dan membakar rokok. Hal ini juga bisa terlihat dalam

pandangannya Emile Durkheim bahwa, kepercayaan akan mitos dan mistis itu dikenal

sebagai fakta sosial oleh karena alasan penyelenggaraan upacara-upacara, ritus-ritus ataupun

mitos terkait dengan pengkeramatan tersebut memang telah dilaksanakan oleh para leluhur

demikian. Oleh karena itu, secara turun temurun masyarakat melaksanakan seperti apa

adanya bukan dengan cara yang lain. Jadi mereka menyelengarakannya demikian untuk

memelihara hubungan dengan masa lalu dan melestarikan identitas moral kelompok yang

dimiliki bersama.10

Dengan adanya mitos dan mistis yang diceritakan secara turun temurun ini sebenarnya

mau menunjukkan, menguaknya tabir misteri yang terbukti dari penggalang mitos

masyarakat Amarasi Barat. Seperti dalam pemahaman Van Peursen yang mengatakan bahwa

mitos itu harus diceritakan kembali kalau memang mau mitos itu terus hidup dalam

masyarakat dan hal itu harus di dasarkan pada kepercayaan tentang mitos-mitos.11

Betul yang

dikatakan Van Peursen bahwa mitos itu akan terus hidup bila diceritakan kembali seperti

halnya masyrakat Amarasi Barat yang masih terus mengingat dan mempercayai mitos

kawasan Ikan Foti melalui cerita-cerita yang diceritakan turun temurun oleh orang tua.

Bukan hanya mitos saja yang ada dalam masyarakat Amarasi, tetapi ada hal-hal mistis

yang dialami. Menurut Van Peursen, mistis yaitu sikap manusia yang merasakan dirinya

10

Emille Durkheim, The Elementary Forms, 532-533. 11

Bandingkan Van Peursen, Strategi Kebudayaan, pada bab 2 hal. 23.

Page 7: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

70

terkepung oleh kekuatan-kekuatan gaib di sekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya

atau kekuasaan kesuburan, seperti dipentaskan dalam mitologi-mitologi yang dinamakan

bangsa-bangsa primitif. Akan tetapi berbagai bentuk mitologi inipun dalam dunia modern

masih dapat dilihat.12

Dalam hal ini juga mistis mempunyai kaitan dengan mitos. Masyarakat

Amarasi Barat juga mempunyai memori kolektif tentang hal-hal mistis yang terjadi di

kawasan Ikan Foti. Seperti yang dialami salah satu nara sumber menceritakan dalam bab 3

halaman 62. Hal-hal mistis yang dialami oleh masyrakat Amarasi Barat ini menunjukkan

bahwa ada lintasan supranatural yang dipercayai dan alamlah yang membentuk manusia

tradisonal. Nah, oleh karena itulah terjadi sebuah pengkeramatan terhadap kawasan tersebut.

Melalui mitos dan mistis Ikan Foti inilah masyarakat Amarasi Barat memahami tentang

nilai-nilai dalam masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Nilai-nilai tersebut

kemudian membentuk identitas bagi masyarakat Amarasi Barat. Oleh sebab itu, penulis

melihat mitos dan mistis menjadi kekuatan bagi masyarakat Amarasi Barat dalam

mempertahankan eksistensi tradisi dan kebudayaan yang mereka miliki.

Dalam hal ini juga, cerita-cerita mitos dan mistis Ikan Foti ini menunjukkan bahwa

identitas diri masyarakat Amarasi Barat bisa terlihat melalui kawasan Ikan Foti dan itu

merupakan suatu ingatan yang tak pernah terlupakan setiap kali melewati kawasan tersebut.

Hal inilah yang ditunjukkan oleh masyarakat dengan menjaga dan melindungi kawasan

tersebut.

4.1.3 Masyarakat Amarasi Barat Membutuhkan Sesamanya

Manusia pada umumnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa terlepas dan melepaskan

diri dari pihak lain, artinya bahwa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia selalu

membutuhkan sesamanya. Membutuhkan artinya sesuatu yang diperlukan atau diharapkan

12Bandingkan C.A.Van Peursen, Startegi Kebudayaan, pada bab 2 hal. 22.

Page 8: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

71

dan itu harus terealisasi. Sedangkan ungkapan sesama merupakan sebuah pengakuan yang

datang dari seseorang kepada orang lain sebagai bentuk kesadaran bahwa manusia itu setara.

Seperti halnya masyarakat Amarasi Barat, mempunyai konsep tentang membutuhkan sesama

dalam melangsungkan hidupnya, karena masyarakat Amarasi Barat berpendapat bahwa

semua manusia itu setara dan harus hidup dalam saling tolong menolong. Sesama yang

dimaksudkan oleh masyarakat Amarasi Barat adalah semua makhluk hidup baik itu manusia,

tumbuhan maupun binatang, karena dalam siklus hidup ini manusia, tumbuhan dan binatang

saling membutuhkan.

Maurice Halbwachs berpendapat, bahwa untuk mengetahui apa yang dibutuhkan suatu

kelompok masyarakat untuk bertahan, harus dimulai dengan mengembangkan representasi

akan kelompok masyarakat tersebut dengan jelas.13

Hal ini sangat terlihat dalam masyarakat

Amarasi Barat yang mempunyai budaya bersama atau gotong royong dalam melakukan

sebuah pekerjaan untuk mendapat hasil yang memuaskan. Ada hal yang membedakan budaya

gotong royong dari masyarakat Amarasi Barat dengan masyarakat pada umumnya dari

kalimat segala sesuatu yang didorong atas dasar dorong hati (nek messe) atau keinginan dari

hati, bukan hanya sekedar berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat atau tidak sekedar

berpartisipasi untuk mendapatkan balas jasa. Seperti yang diungkapkan oleh Isak Amnifu

sebagai kepala desa dalam bab 3 halaman 47. Budaya gotong royong yang dilakukan

masyarakat Amarasi Barat ini bukan hanya terjadi pada desanya tetapi sampai desa-desa

tetangga dilakukan budaya gotong royong ini, karena masyarakat sangat menjunjung tinggi

sikap saling tolong menolong.

Dalam penelitian penulis, dijumpai bahwa masyarakat Amarasi Barat mempunyai relasi

yang cukup luas sampai pada pulau Jawa khususnya di Kraton Solo. Ternyata dalam masa

13

Bandingkan Maurice Halbwachs, On Collective Memory, pada bab 2 hal.16.

Page 9: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

72

lampu terdapat sebuah barang pusaka yang terdapat di Kraton Solo. Barang pusaka itu

mengingatkan tentang peristiwa pada masa lampau yang terjadi dalam peperangan. Oleh

karena itu, dari hasil penelitian salah satu nara sumber dalam bab 3 halaman 62 ini

menunjukkan bahwa masyarakat Amarasi Barat sangat berterima kasih pada Kesultan Solo,

karena merekalah yang menyimpan pusakan dari kerajaan Amarasi Barat. Dari hal ini,

sebenarnya menunjukkan hubungan relasi yang dibangun atas dasar saling tolong menolong

antar sesama. Oleh karena itu, masyarakat Amarasi Barat sangat menjaga pusaka itu dengan

baik dan akhirnya masyarakat Amarasi Barat mempunyai relasi sampai pada pulau Jawa. Hal

inilah yang dinamakan memori kolektif suatu bangsa tidak luput dari trauma kolektif.

Memori akan masa perebutan kekuasaan kawasan itu tidak hanya diartikulasikan sebagai

masa penjajahan dan penderitaan saja, namun merupakan masa lalu yang manis untuk

dikenang. Inilah salah satu cara masyarakat mengingat dengan mengumpulkan cerita-cerita

Ikan Foti mengenai mistis dan mitosnya, masyarakat Amarasi Barat telah merangkul masa-

masa itu sebagai bagian dari dirinya di masa lalu. Dari penjelasan diatas ternyata memang

benar, bahwa memori akan masa tersebut akan bersinggungan dengan keseharian pada masa

itu menjadi sebuah ingat ketika melewati kawasan tersebut. Artinya bahwa dalam ingat akan

sejarah masa lalu itu tetap terpelihara ketika masyarakat melewati kawasan tersebut.

Memori kolektif merupakan masa lalu yang secara aktif membentuk identitas kita,

identitas itu terbentuk karena adanya sikap saling membutuhkan dalam berbagi segi, seperti

dalam masyarakat Amarasi yang tetap mempertahan identitasnya melalui budaya gotong

royong. Dengan demikian, penulis melihat bahwa masyarakat Amarasi Barat mempunyai

budaya gotong royong yang tidak hanya berlaku dalam kehidupan masyarakat antar

sekampung, namun juga dalam partisipasi pemerintah yang diprogramkan oleh pemerintahan

Page 10: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

73

(antar kampung). Inilah bukti bahwa sikap saling membutuhkan, saling menolong dan saling

menjaga itu sangat penting dalam suatu masyarakat.

4.2 Ikan Foti Sebagai Representasi Dari Kekuasaan

Unit komunikasi bahasa tidak hanya didukung oleh kalimat, tetapi juga produksi kalimat

yang menunjukkan tindakan dan bahasa. Menurut Austin bahwa, semua komunikasi bahasa

melibatkan tindakan dan tutur kata, dan produksi kalimat yang berada pada kondisi-kondisi

tertentu merupakan tindakan dan bahasa yang unik.14

Demikian pula halnya dengan kekuasaan

dalam pelbagai wacana direpresentasikan menggunakan tindakan dan bahasa yang unik dan

kontekstual. Hal ini juga yang jelaskan oleh teori kekuasaan Foucault yang menunjuk pada

dominasi kekuasaan, namun tidak bersifat memaksa karena dilakukan melalui cara-cara

intelektual kultural dan politis.

Hasil penelitian yang dilakukan penulis mengungkap fakta bahwa bentuk kekuasaan

raja-raja Amarasi Barat diwujudkan melalui cerita-cerita, cerita yang dimaksudkan disini adalah

cerita tentang mitos Ikan Foti. Kekuasaan dalam bercerita merupakan sesuatu hal yang dapat

mempengaruhi dominasi kekuasaan yang dilakukan oleh raja, mencakup seluruh lapisan

masyarakat Amarasi Barat dan sekitarnya, wilayah alam, bahkan adat istiadat yang berkembang

di dalamnya. Cara-cara tersebut dilihat dengan patuhnya hampir sebagian masyarakat Amarasi

Barat kepada dominasi kekuataan yang menyokong legitimasi kawasan Ikan Foti, yakni

keberadaan Ikan Foti dalam cerita-cerita di masyarakat Amarasi Barat.

Penggunaan kekuasaan dalam kawasan Ikan Foti direpresentasikan dengan strategi yang

berhubungan dengan konteks. Ada pun bentuk-bentuk representasi kekuasaan itu berupa topik

yang disampaikan dan bahasa yang digunakan terkait dengan strategi penggunaan kekuasaan.

Dalam konteks ini juga terdapat fungsi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan-tujuan (tujuan

14 L.J. Austin, How to Do Thing with Words,(Cambridge: Harvard University Press, 1978), 16.

Page 11: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

74

kelompok, atau pribadi), mencegah sikap dan perilaku tertentu, atau memberikan pengukuran

terhadap tujuan yang ditargetkan. Karena itu, cerita-cerita mengenai Ikan Foti secara tidak

langsung membantu menyampaikan tema kepemimpinan dan kekuasaan seorang Raja yang

pernah berperang dalam pengambilan kawasan tersebut.

Menurut Faoucault asal mula sebuah kekuasaan adalah pengetahuan. Baginya suatu

pengetahuan yang berkembang merupakan suatu masa ke masa bukan suatu perkembangan yang

evolutif, melainkan sebagai pergeseran dari satu bentuk pengetahuan ke bentuk pengetahuan lain

yang otoritatif pada masa tertentu sebagai sebuah rezim wacana. Hal ini terlihat dari dalam

masyarakat Amarasi Barat, bahwa sebuah bahasa dapat membuat seseorang berkuasa atas

rakyatnya melalui cerita-cerita yang disampaikan kepada masyarakat. Cerita yang disampaikan

adalah sebuah memori kolektif bersama oleh masyarakat Amarasi Barat yang diceritakan terus-

menerus kepada generasi selanjutnya.

Perilaku penggunaan kekuasaan dalam berbagai konteks melalui proses komunikasi,

menggunakan bahasa sebagai sarana utama dan di dalamnya terdapat komponen tutur kata yang

sangat besar peranannya. Representasi kekuasaan mensyaratkan adanya tautan dengan konteks

terjadinya perilaku itu. Teori kekuasaan Derida digunakan sebagai dasar teori yang menjadi

acuan penelitian ini untuk menganalisis kekuasan yang terdapat dalam masyarakat. Kekuasaan

yang digunakan dalam mitos Ikan Foti merupakan memori kolektif Ikan Foti yang

mengungkapkan tentang kepercayaan terhadap mitos dan mistis pada masyarakat Amarasi Barat.

Sebagai cerita yang menampilkan tema mayor yaitu kepercayaan masyarakat Amarasi Barat

terhadap eksistensi keberadaan Ikan Foti, maka penulis sangat terpengaruh dalam membuktikan

kebenaran dari kepercayaan masyarakat tersebut, oleh karena penulis pernah memiliki

pengalaman mistis ketika melewati kawasan tersebut. Pengalaman mistis tersebut terjadi ketika

Page 12: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

75

penulis dan keluarga hendak pulang ke kota Kupang setelah melayat dari Riumata dan membawa

daging yang belum diolah, saat tiba di kawasan Ikan Foti tiba-tiba mobil yang ditumpangi

mogok tanpa sebabnya, akhirnya ayah penulis mengatakan untuk membuang daging yang di

bawa. Segera setelah daging itu dibuang mobilpun kembali berfungsi. Pengalaman mistis yang

penulis alami bukan satu-satunya yang pernah terjadi di kawasan tersebut, tetapi juga terlihat

dalam cerita-cerita yang disampaikan masyakarakat yang pernah mengalami hal-hal gaib

mengenai kebenaran mistis dan mitos yang berkembang di msasyarakat.

Cerita Ikan Foti merupakan cerita yang tidak asing di telinga masyarakat Amarasi Barat.

Ikan Foti ini dianggap memiliki kuasa atas alam semesta yang merupakan pemimpin yang tidak

diketahui asal-usulnya secara jelas, karena terdapat berbagai versi mengenai munculnya Ikan

Foti. Seperti yang diceritakan salah satu nara sumber Agus Tinenti dalam bab 3 halaman 60.

Cerita yang disampaikan Agus menjelaskan bahwa seorang raja menunjukkan „kekuasaannya‟

terhadap masyarakat Amarasi Barat. Raja tersebut mempunyai tempat khusus di masyarakat. Ia

merupakan raja yang diyakini dapat menjelma menjadi manusia di alam nyata dan menjadi

pemimpin di alam gaib. Segala hal yang berhubungan dengan Ikan Foti menjadi hal yang

keramat dan itulah yang menjadikan Ikan Foti sebagai kawasan yang dijaga dan dilindungi.

Dampak dari kepercayaan adanya mitos Ikan Foti, juga dapat dilihat dari cara pandang

masyarakat terhadap raja-raja Amarasi. Adanya kekuasaan tersebut memperkuat posisi raja di

masyarakat. Raja dianggap sebagai manusia setengah dewa karena dapat berhubungan dengan

penguasa alam semesta, sehingga tak seorang pun yang berani melanggar perintah Raja.

Berdasarkan pada penelitian bab 3 halaman 51-55, terlihat jelas bahwa untuk memperkuat

posisinya itu raja menempatkan orang-orang yang dipercaya untuk menjadi juru kunci pada

Page 13: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

76

kekuatan kosmis yang menjadi penyokong pemerintahannya di Amarasi. Kekuatan kosmis

tersebut mempunyai masing-masing pemimpin.

Raja sebagai pelaku dominan dalam kekuasaan mempunyai sistem kekuasaan yang otoriter

sehingga raja merupakan sumber kedaulatan rakyat yang utama menurut pemikiran masyarakat

Amarasi. Jika raja telah menanamkan ideologi tradisional, secara turun-temurun maka rakyat

akan patuh dalam kuasa raja dan ideologi tersebut. Dominasi raja yang bersifat mutlak membuat

kepercayaan Raja terhadap cerita-cerita Ikan Foti akhirnya diikuti oleh rakyatnya. Cerita-cerita

Ikan Foti tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi raja yang bertahta. Demikian pula dengan

masalah kepercayaan, sebagai pusat kekuasaan yang sinkretis, kekuasaan dalam cerita-cerita

Ikan Foti membuat raja harus memusatkan perhatian pada rakyatnya dengan mengirimkan

orang-orang kepercayaannya untuk menjadi juru kunci. Sinkretisme merupakan percampuran

antara dua tradisi atau lebih, dan terjadi lantaran masyarakat mengadopsi suatu kepercayan baru

dan berusaha untuk tidak terjadi benturan dengan gagasan dan praktek budaya lama. Terjadinya

percampuran tersebut biasanya melibatkan sejumlah perubahan pada unsur-unsur budaya atau

tradisi yang diikutsertakan. Dalam hal ini, sinkretisme dipahami sebagai percampuran antara

unsur-unsur budaya yang menyatu yaitu animisme (kepercayaan kepada roh-roh nenek moyang).

Dalam suatu masyarakat agraris-pedesaan (pedalaman) dengan ikatan tradisi sinkretis yang

kuat, dipengaruhi oleh aspek-aspek tradisi masyarakat lokal yang amat kental, akan membentuk

ikatan kultural kuat dan terbentuknya integrasi sosio-budaya yang kuat. Kuatnya „tembok‟ tradisi

masyarakat sering menyulitkan kekuasaan untuk menembus wilayah tradisi masyarakat yang

sinkretis. Oleh karena itu dalam rangka menjebol kekuasaan sinkretis, raja melakukan

tindakannya melalui cerita-cerita yang digunakan dalam bahasa setempat. Masyarakat Amarasi

Barat tunduk kepada raja dengan kekuasaan yang terikat melalui cerita-cerita Ikan Foti. Cerita-

Page 14: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

77

cerita yang disampaikan raja itu diartikan oleh masyarakat sebagai sesuatu yang dipercaya

mempunyai fungsi dipersatukan dalam lindungan raja yang merupakan sebuah berkah yang luar

biasa.

Hal ini didasarkan pada kepercayaan legitimasi kekuasaan raja pada masyarakat yang masih

tetap eksis karena didukung kekuatan dalam cerita-cerita mistis dan mitos. Mitos Ikan Foti

merupakan sebuah legenda yang pada dasarnya merupakan culture hero atau adanya tokoh yang

membawa kebudayaan. Mitos ini bertujuan untuk mendukung keteraturan sosial dan

mengukukuhkan kekuasaan raja yang sedang memerintah. Dengan adanya kekuatan lain sebagai

penyokong kekuasaan raja, maka rakyat akan patuh dan tunduk sehingga tercipta keteraturan

sosial. Selain itu, kepercayaan rakyat kepada mitos Ikan Foti sebagai wujud pelestarian budaya

masyarakat Amarasi Barat.

4.3 Ikan Foti Sebagai Fungsi Ekologi

Siklus ekologi pada masyarakat berpengaruh pada hubungan antara alam dan manusia, ini

menjadi ikatan tersendiri dalam perilaku yang dipertunjukan pada perkembangan masyarakat

tersebut. Karena ekologi merupakan hubungan timbal balik yang saling ketergantungan secara

terus menerus dan berkesinambungan. Dalam pemikiran masyarakat Atoni, alam semesta disebut

makrokosmos dan manusia disebut mikrokosmos. Makrokosmos dan mikrokosmos merupakan

satu kesatuan, sehingga antar alam semesta dan manusia selalu berkaitan erat.

Menurut Berger dan Luckman, terjadi dialektika antara individu dan masyarakat. Individu

menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika ini terjadi

melalui obyektifikasi, subyektifikasi, dan eksternalisasi. Obyektifikasi adalah sesuatu yang

dianggap obyek untuk hasil yang telah dicapai baik mental maupun fisik dari kegiatan

eksternalisasi manusia tersebut. Hasil itu diperoleh dari realitas objektif yang bisa jadi akan

Page 15: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

78

menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai suatu faktisitas yang berada di luar dan berlainan

dari manusia yang menghasilkannya.15

Kawasan Ikan Foti pada masyarakat Amarasi Barat

menjadi objek dari memori akan nilai ekologi yang mendapat perlakuan dari masyarakat

terhadap suatu pengalaman yang dirasakan secara individu maupun kelompok pada kawasan

tersebut. Objek secara independen yang memberikan perilaku khusus pada suatu benda itupun

terjadi pada kawasan Ikan Foti bahwa memori akan perilaku terhadap kawasan Ikan Foti muncul

secara spontan dan ini menjadi suatu kepercayaan akan kawasan tersebut yang mempunyai daya

tarik dan menghasilkan suatu usaha timbal balik yang berkelanjutan secara harfiah. Jadi

kawasan Ikan Foti secara obyektifikasi menjadikannya sebagai tempat keramat dalam memori

masyarakat.

Subyektifasi adalah hasil dari kontribusi akan perasaan atau pikiran manusia. Secara

subyektitifasi, manusia mempunyai kehendak atas aktivitasnya yang merupakan hasil dari

lahirnya suatu sikap akan individu maupun kelompok yang membuat perilaku akan suatu

perlakuan yang lebih bermakna seperti menghubungkan kejadian pribadi yang dialami dalam

tahap proses terjadinya perlakuan itu sendiri dan itu diambil secara sepihak melalui

obyektifikasi. Inilah yang menjadikan suatu keinginan memberikan hubungan yang lebih dalam

kepada kawasan Ikan Foti pada setiap memori individu maupun kelompok akan masa lampau

diluar nalar berpikir secara logika, yang membuat kepercayaan akan suatu hal mistis yang ada

pada kawasan Ikan Foti berkembang dan menjadi suatu kepercayaan pada alam bahwa adanya

kekuasaan lain diluar kehendak kepercayaan manusia dijaman modern sekarang ini. Secara

subyektif kawasan Ikan Foti sudah menjadi bentuk kepercayaan bagi kehidupan masyarakat

Amarasi Barat yang harus di hormati dalam setiap perilaku individu maupun kelompok. Hal ini

yang menjadikan sesuatu yang khusus pada kawasan Ikan Foti seperti panduan kehidupan sosial

15

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta : Kencana 2008), 15.

Page 16: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

79

dalam menyikapi perilaku yang harus diperbuat pada individu maupun kelompok sehingga Ikan

Foti bukan sebagai tempat keramat saja.

Eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam

kegiatan mental maupun fisik. Ini sudah menjadi sifat dasar dari manusia, ia akan selalu

mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada.16

Eksternalisasi pada manusia pada dasarnya

merupakan bentuk dari curahan untuk menciptakan lingkungan sendiri, dengan memberikan

permulaan kepada individu lainnya dalam membentuk suatu kehidupan yang sudah dibuat pada

masa lampau seperti membuat aturan atau pandangan yang harus aplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Transformasi menciptakan lingkungan itu sendiri sudah terlihat dari masyarakat

Amarasi Barat yang menunjukkan sikap menjaga kawasan Ikan Foti yang ditunjukkan dalam

berbagai perilaku yang dibuat melalui sebuah ritual maupun aktiftas yang dijaga dalam sebuah

memori pada kawasan Ikan Foti itu sendiri, sehingga menjadikan kawasan Ikan Foti sebagai

bentuk dari Eksternalisasi dari kepercyaan mitos maupun sejarah yang menciptakan suatu

ekologi yang baik secara sosial.

Proses dialektika yang terjadi melalui obyektifikasi, subyektifikasi dan eksternalisasi sudah

menjadi perpaduan bagi terbentuknya fungsi ekologi pada masyarakat Amarasi Barat. Kehidupan

memori akan Ikan Foti saling berkaitan dan berkesinambungan, karena itu bagi masyarakat

Atoni, alam indriawi (empiris) merupakan proyeksi dari alam ghaib, tempat di mana ia dapat

memperoleh eksistensinya. Alam semesta sebagai makrokosmos dianggap sebagai kekuasaan

yang menentukan kehidupan mikrokosmos. Alam semestalah yang menentukan keselamatan atau

kehancuran manusia sehingga manusia sangat bergantung pada alam. Menjaga keselarasan

antara makrokosmos dan mikrokosmos adalah tugas penguasa dan rakyatnya. Seorang raja

dianggap sebagai pusat alam semesta yang merupakan unsur mistik di bumi. Raja adalah orang

16

Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa,15.

Page 17: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

80

yang mewadahi kekuatan kosmos sehingga sangat berkuasa. Raja memiliki hubungan erat

dengan kekuatan-kekuatan sumber aslinya yang dapat menjamin keselamatan rakyatnya. Ikan

Foti dikeramati karena mempunyai kekuatan yang bisa membuat masyarakat Amarasi Barat

gagal dalam menjalani kehidupan. Ikan Foti yang dikaitkan dengan berbagai versi cerita dari

tokoh masyarakat adalah bentuk dari keberagaman dari kepercayaan akan mistis yang dibawa ke

dalam pemahaman bahwa kawasan tersebut masuk dalam kehidupan sosial.

Masyarakat Amarasi Barat menghargai alam semesta sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari dirinya. Durkheim, memandang manusia dan ekologi sebagai subyek. Keduanya harus

dihargai. Muncullah apa yang disebut profan dan sakral17

. Untuk itu diciptakanlah ritual-ritual

keagamaan dan ritual-ritual lainnya guna menjaga keseimbangannya dengan lingkungan alam

semesta. Alam semesta akan kehilangan kekuatanya yang dinamis apabila lingkungan manusia

kehilangan keseimbangannya. Dan sebaliknya manusia tidak akan menjadi sempurna tanpa

dukungan dari kosmos untuk melengkapi ketidak-mampuannya. Pengkeramatan Ikan Foti

menjadi bagian dari keseimbangan manusia dengan alam yang ditransformasikan oleh nenek

moyang yang hidup pada masa lampau dan juga kontak langsung dengan kawasan Ikan Foti

dalam pengalaman mistis dan mistik.

Halbwachs menjelaskan bahwa setiap individu memiliki memori untuk satu dimensi tertentu

dari suatu peristiwa yang sama18

. Ini menjelaskan bahwa setiap perbedaan waktu yang terjadi

dalam setiap peristiwa mengungkapan setiap proses yang telah terjadi secara turun-temurun yang

sudah dilakukan sebelumnya, bahwa pada Eksternalisasi adanya suatu pencurahan atau ekspresi

manusia bahwa secara ingatan kolektif pada situasi tersebut yang membuat masyarakat Amarasi

17 Emille Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, Sejarah Bentuk-Bentuk Agama yang Paling Dasar, 75 18

Bandingkan Maurice Halbwachs, On Collective Memory, pada bab 2 hal. 14.

Page 18: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

81

Barat selalu mengingat Ikan Foti menjadi satu bagian dalam kehidupan sosial yang harus di jaga

sebagai proses ekologi dalam satu kepercayaan.

Masyarakat Amarasi Barat menyadari pentingnya membangun relasi dengan ekologi melalui

tindakan pengkeramatan Ikan Foti. Sebenarnya pengkeramatan Ikan Foti merupakan salah satu

bentuk pelestarian lingkungan yang dilakukan nenek moyang untuk melindungi alam semesta

dan menjaga keseimbangannya dengan penguasa alam itu sendiri. Mereka menciptakan ritual-

ritual keagamaan dan mitos-mitos dengan berbagai upacara guna memberi perlindungan kepada

alam yang dianggap suci dan sakral. Menurut tokoh adat Noach Amnifu;

“Jika orang tua dulu-leluhur kita tidak menjaga alam dengan membuat

cerita-cerita mitos supaya kita takut terhadap alam pasti kita

memanfaatkan alam dengan sembarangan dan merusak alam dengan

tidak tanggungjawab. Hutan-hutan pasti kita tebas, sumber mata air pasti

tidak dilindungi karena semua orang akan berupaya untuk mengolah

lahan miliknya tanpa mempedulikan kepentingan bersama berupa

pelestarian hutan dan sumber air yang menjadi kebutuhan bersama-

masyarakat”19

Jadi menurut Noach Amnifu, bahwa fakta pengkeramatan Ikan Foti dari sisi pelestarian alam dan

penyelamatan lingkungan. Baginya tindakan para leluhur membuat ritual, simbol dan mitos-

mitos itu adalah bagi kepentingan masyarakat secara umum yaitu generasi yang akan datang.

Selain mitos, ritual-ritual dan simbol-simbol yang mereka kenal, masyarakat primitif atau leluhur

telah mengambil tindakan yang tepat dalam membangun relasi dengan alam yaitu membuat

hukum adat sebagai acuan bagi kehidupan bermasyarakat yang dapat dipertahankan sampai

sekarang. Hal ini merupakan warisan dari nenek moyang yang perlu dipertahankan.

Hal yang demikian dapat dipastikan terjadi sebab adanya kebudayaan, adat istiadat serta

kebiasaan-kebiasaan yang mengikat tatanan sosial. Narasi tersebut hidup sebagaimana adanya

fakta sosial yang dijunjung oleh segenap masyarakat Amarasi Barat yang tidak bisa dilepas

19 Noach Amnifu, tokoh masyarakat, tanggal 27 April 2017. Pukul 15.00 WIT.

Page 19: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

82

pisahkan dari ikatan kebudayaan masyarakat setempat yang dijadikan sebagai pijakan dalam

berperilaku, salah satu dari banyaknya budaya di Amarasi Barat adalah cerita tentang Ikan Foti.

Yang diceritakan secara turun temurun oleh segenap masyarakat sehingga kenyataan ini

dijadikan sebagai cerita bersama dan landasan dalam rangka membangun perilaku yang baik bagi

semua warganya.

Dalam hal bercocok tanam mereka masih menggunakan pola perladangan tradisional yaitu

sistem berpindah-pindah. Namun tanggungjawab terhadap alam dan lingkungan tetap ada.

Daerah-daerah tertentu seperti di sekitar mata air atau daerah rawan longsor dikenakan larangan

adat agar tidak boleh diolah tanpa ijin dari tokoh masyarakat. Apabila membuka hutan baru juga

ada aturan penebangan pohon sebagai upaya pelestarian pohon sehingga tidak punah, seperti kata

Daniel Naisanu dalam bab 3 halaman 48.

Pada umumnya masyarakat Amarasi Barat masih tergolong sebagai masyarakat pedesaan

yang hidup sederhana di mana rasa persaudaraan serta kekeluargaan tetap terpelihara sampai

sekarang. Hal itu nampak dalam sikap saling menghargai dan menghormati dalam komunitas

mereka. Sikap solidaritas masyarakat masih sangat tinggi, ketika membuka ladang baru adalah

kesempatan untuk bergotong royong menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama. Ketika

kaum kerabat mengalami duka maka tetangga dekatlah yang bertanggungjawab untuk urusan

“dapur” dan persiapan penguburan hingga tuntas, hal ini terlihat jelas dalam bab 3 halaman 47.

Dari mitos dan mistis masyarakat Amarasi Barat mengenai kawasan Ikan Foti yang telah

dipaparkan di atas maka dapat dilihat bahwa mitos dan mistis itu mempengaruhi pola pikir

masyarakat Amarasi Barat sehingga mereka mempunyai imajinasi mengenai kawasan Ikan Foti

sebagai tempat penghubung antara Amarasi dan Kota Kupang, sehingga jalan sepanjang kawasan

Ikan Foti terputus akibat longsor, akan membuat masyarakat sulit mencari nafkah. Hal ini

Page 20: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

83

menunjukkan bahwa kawasan Ikan Foti merupakan bagian dari diri manusia sehingga perlu

dijaga. Pandangan dan kepercayaan masyarakat Amarasi Barat menjadikan kawasan Ikan Foti

sebagai akses penghubung untuk beraktifitas dan sangat perlu dilindungi dijaga, namun juga

merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup karena kawasan ini merupakan satu-

satunya akses penghubung dari Kota Kupang dan Amarasi Barat pada jalur terdekat. Bagi

mereka kawasan Ikan Foti adalah sebuah kawasan yang perlu dijaga, walaupun masyarakat

mengalami hal-hal mistis dan membuat mereka takut tetapi masyarakat juga tetap berjuang untuk

menjaga kawasan Ikan Foti agar tidak terjadi longsor dengan cara penanaman pohon dan tidak

menebang hutan dengan sembarang.

Penghargaan atau penghormatan masyarakat Amarasi Barat terhadap alam dan lingkungan

kawsan Ikan Foti dilakukan juga oleh pemerintah, gereja, dan Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) dengan melakukan penanaman pohon pada bagian tanah yang longsor. Masyarakat

sangat menjaga kawasan Ikan Foti ini sehingga tidak sembarangan melakukan pengolahan hutan

dan atau penebangan hutan secara sembarang dari hasil alam lainnya.

4.4 Perilaku Sosial Masyarakat Amarasi Barat

Manusia sebagai makhluk berpikir dan bermoral yang mempunyai perasaan. Etika sebagai

dasar pembentukan karakter seseorang untuk bersikap lebih baik dengan budi pekerti yang baik

pula. Budaya yang diciptakan oleh manusia membentuk pola tingkah laku manusia itu sendiri.

Budaya yang dibuat dan kemudian dikembangkan mengalami perubahan dalam tatanan

masyarakat. Tanpa adanya budaya, maka pola tingkah laku masyarakat juga tidak akan tertata

seperti yang dijelaskan menurut pandangan masyarakat Amarasi, dalam pola hidup bergotong-

royong mengedepankan kebersamaan.

Page 21: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

84

Manusia berfikir, berperasaan, dan bersikap melalui ungkapan simbolis. Manusia memaknai

kehidupannya melalui simbol-simbol dan dengan arah itu pengalaman-pengalaman dapat

didefinisikan dan diatur dengan syarat hidup berkelompok. Manusia tidak melihat, menekankan

dan mengenal dunia secara langsung, tetapi melalui simbol. Realitas yang dihadapinya tidak

sekedar kumpulan fakta melainkan mempunyai fakta kejiwaan, yang di dalamnya simbol

berperan memberikan keluasan dan ketidakluasan pemahaman. Untuk itu manusia sering disebut

sebagai homo simbolism20

dikarenakan manusia menggunakan simbol-simbol yang

diciptakannya dalam menjalani aktifitas kehidupan hariannya. Secara struktural masyarakat

Atoni dibangun oleh konfigurasi budaya ekspresif yang secara dominan mengandung nilai

moral, etika, dan religius. Hal ini terlihat dalam perilaku masyarakat Amarasi Barat antara lain:

4.4.1 Perilaku Sosial Berdasarkan Kanaf

Dalam kebudayaan dan kepercayaan masyarakat suku Atoni mereka mengenal simbol-simbol

sebagai representasi dari yang tidak kelihatan tapi sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Suku Atoni menjadikan batu atau gunung batu sebagai simbol kekuatan. Ketika kekristenan

masuk ke Timor berhadapan dengan tiap-tiap kanaf(marga), seperti fatu kanaf, hau kanaf, dan

oe kanaf yang sedang bergumul dengan gunung batu keluarga masing-masing. Fatu kanaf yang

dianggap sebagai tempat bertahtanya Uis Neno (penguasa langit) yang tak terhampiri

diterjemahkan dengan metafora kekristenan Allah sebagai gunung batu keselamatan. Fatu kanaf

atau gunung batu keluarga tetap dihargai. Uis Neno yang tinggal di atas gunung batu ini tetap

dihormati sebagai Allah yang menganugerahkan keselamatan dan menjadi pencipta langit dan

bumi. Jadi Allah yang ditawarkan kekristenan tidak hanya bertahta di atas fatu kanaf tetapi yang

sekaligus sebagai pencipta dan menguasai fatu kanaf itu. Menurut Nuban Timo, Ia melihat

gunung batu atau fatu kanaf sebagai yang tetap dihormati, bahkan Allah tinggal di atas gunung

20 Budiono Herusatoto, Simbolisme Dalam Budaya Jawa, (Yogyakarta: Pt Hanindinita, 1987),10.

Page 22: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

85

batu itu. Tetapi ketika Yesus datang Allah tidak hanya dipasung untuk tetap tinggal di gunung

batu tiap-tiap marga melainkan yang dapat ditemui di mana-mana. Allah yang dulu tidak dikenal,

kini Ia telah dikenal21

di mana saja orang Atoni itu tinggal dan berkarya.

Uraian singkat terkait dengan perilaku hidup masyarakat Amarasi Barat tersebut dipertegas

dengan hasil penelitian sebagai berikut: Masyarakat Amarasi Barat adalah masyakat yang tinggal

di sekitar kawasan Ikan Foti. Masyakat Amarasi Barat hidup berkelompok berdasarkan struktur

Kanaf (Marga), ada Fatu Kanaf, Hau Kanaf dan Oe Kanaf. Setiap marga memiliki adat

istiadatnya masing-masing dan setiap marga juga memiliki tempat-tempat sakralnya masing-

masing. Orang Amarasi biasanya juga sering disebut Atoin Meto (manusia kering).Orang atoni

biasanya hidup di daerah pedalaman yang bersifat amat kering. Masyarakat Amarasi umumnya

bekerja sebagai petani. Oleh karena itu, hidup mereka sangat tergantung dari alam. Alam dapat

membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi manusia dan juga bisa mendatangkan malapetaka.

Hal ini tergantug bagaimana manusia mengusahakannya.

Dalam masyarakat Amarasi ada marga-marga yang sangat dihormati, karena berasal dari

keturunan raja, seperti Koroh, Bureni, Tinenti, Amtiran dan lain-lain. Hal ini penulis melihat

bahwa melalui cerita-cerita tentang mitos dan mistis Ikan Foti terlihat jelas bahwa mereka

mengagung-agungkan leluhur mereka berdasarkan marga. Seperti yang diceritakan Yantri Bureni

yang merupakan seorang tokoh masyarakat dari keturunan Nakaf dalam bab 3 halaman 63.

Dari cerita Yantri terlihat jelas perilakunya yang mengatakan bahwa yang menembak mati

ikan itu berasal dari marga Bureni. Hal ini disebabkan karena Yantri menganggap dia berasal

dari keturunan raja. Perilaku ini, menurut penulis bersifat proses kognitif. Kognitif adalah

21 Eben Nuban Timo, Pemberita Firman: Pencinta Budaya, Mendengar dan Melihat Karya Allah dalam Tradisi,47-48.

Page 23: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

86

ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar

kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya.22

4.4.2 Masyarakat Amarasi Suka Bertutur, Menari dan Bersyukur

Dalam hal ini, yang menjadi pusat perhatian perilaku sosial adalah hubungan antar individu

dengan lingkungannya. Lingkungan tersebut terbagi menjadi dua macam yaitu lingkungan sosial

dan non sosial. Prinsip yang menguasai hubungan antar individu dengan obyek sosial adalah

sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antar individu dengan obyek non sosial.23

Ini

menjelaskan hubungan dari obejk individu seperti pada perorangan maupun masyarakat yang

terkait dalam interaksi kepada lingkungan. Dalam pengalaman hidup pasti akan terjadi interaksi

dan ketergantungan antara individu dalam kelompok yang dapat terlihat dalam setiap perilaku

sosial24

. Seperti interaksi pada masyarakat Amarasi barat yang saling ketergantungan dalam

kehidupan sosial dan ritual adat untuk saling menjaga kondisi alam pada memori kolektif akan

Ikan Foti bahwa sudah menjadi tanggung jawab bersama dalam menjaga warisan alam dan

melestarikan kehidupan sosial dalam lingkungan hidup bermasyarakat secara turun-temurun

sehingga generasi berikut saling menjaga dalam melesetariakan kehidupan sosial dan non

sosialnya.

Bentuk perilaku sosial pada dasarnya merupakan karakter atau ciri kepribadian yang dapat

diamati ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain ataupun lingkungannya. Untuk perilaku

yang diarahkan secara rasional sendiri berkaitan dengan harapan tentang perilaku manusia lain

atau benda di lingkungan di mana harapan ini berfungsi sebagai sarana untuk aktor tertentu

mencapai tujuan, dan pencapaian ini akan diiringi oleh tindakan secara rasional yaitu

memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuannya. Jika melihat kawasan

22 Robert A Baron & Donn Byrne, Psikologi Sosial (Jilid 2) (Edisi 10),(Jakarta: Erlangga,2005), 280 23 George Ritzer, sosiologi ilmu pengetahuan berparadigma ganda, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 72. 24

Mudji sutrisno &, Teori- Teori Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), 67

Page 24: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

87

Ikan Foti ternyata keberadaannya menjadi sarana terhadap penciptaan perilaku sosial terhadap

setiap orang yang melewati kawasan tersebut. Hal itu dampak dari hasil wawancara oleh Frince

Amnifu dalam bab 3 halaman 62.

Dari cerita Frince ini terlihat jelas perilakunya setiap kali melewati kawasan itu, karena

pernah mengalami hal-hal mistis. Di samping itu juga menyangkut masalah jalan, tanah di

kawasan tersebut berjenis liat dan ada beberapa bagian jalan yang hampir putus, seperti yang

sudah penulis tunjukkan gambarnya pada lampiran 2 dan 3. Karena kawasan Ikan Foti adalah

salah satu penghubung jalan antara Amarasi Barat dan Kota Kupang, setiap masyarakat yang

melewati kawasan tersebut selalu mempunyai perilaku yang berbeda karena pernah mengalami

hal-hal mistis yang telah penulis paparkan di bab 3 halaman 60-62. Kawasan ini di takuti pada

malam harinya oleh masyarakat setempat sehingga masyarakat menunjukan suatu perlakuan

tertentu untuk dapat terhindar dari hal-hal mistis.

Menurut Durkheim, fenomena tersebut di atas adalah sebuah fakta sosial yang terjadi di

tengah masyarakat sebagai representasi ketidakmampuan masyarakat primitif untuk menangkal

musibah guna mencapai kesejahteraan dan menciptakan kehidupan yang harmonis. Hal ini pula

muncul dalam struktur kepercayaan masyarakat yang dianggap sebagai suatu kebutuhan

sehingga mereka mengkeramatkannya.25

Banyak obyek yang mereka anggap suci dan

dikeramatkan. Mereka kenal sebagai tempat tinggal para penguasa atau roh-roh untuk

menyatakan diri. Masyarakat mengenal obyek-obyek tersebut sebagai simbol yang kelihatan.

Pandangan tentang struktur kepercayaan dan bentuk religi masyarakat primitif juga

dikembangkan oleh Marett tentang kekuatan luar biasa bahwa manusia memiliki keyakinan akan

adanya kekuatan di luar kemampuan diri dalam hal-hal yang luar biasa dan menjadi sebab

25 Emille Durkheim, The Elementary Forms….Ibid. Hal 302-305. Bandingkan dengan teori Marett tentang kekuatan luar

biasa, seperti dikutip Koentjaraningrat dalam Buku Sejarah Teori Antropologi I, Universitas Indonesia Press, Jakarta, 1982, 60.

Page 25: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

88

timbulnya gejala-gejala yang tak dapat dilakukan manusia. Kekuatan-kekuatan tersebut ada

dalam segala hal termasuk alam yang tak dapat dikendalikannya. Keyakinan itu disebut emosi

keagamaan yang timbul karena keyakinan.26

Pengkeramatan kawasan Ikan Foti oleh masyarakat Amarasi Barat dianggap penting oleh

karena merupakan sebuah fakta sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melalui pengkeramatan

kawasan tersebut, masyarakat membuat ritus-ritus pemujaan untuk menghargai alam serta

menciptakan mitos-mitos guna mencapai tujuan kehidupan yang harmonis. Untuk mencapai

kehormonisan dalam tujuan hidup tersebut dilakukanlah upacara-upacara guna memperkokoh

dan memperkuat keyakinan mereka tentang fakta sosial yang telah ada.

Dalam prakteknya masyarakat tidak menghendaki simbol atau lambangnya berupa sesuatu

yang tidak nampak atau jauh diangan-angan, tapi sesuatu yang dapat dialami secara kongkret

dan nyata27

. Simbol atau lambang-lambang merupakan manifestasi alam dalam bentuk-bentuk

kultur seni dan komunikasi manusia28

. Simbol-simbol dan lambang-lambang itu terdapat dalam

binatang dan tumbuhan.

Dalam kebudayaan dan kepercayaan masyarakat suku Atoni mereka mengenal simbol-simbol

sebagai representasi dari yang tidak kelihatan tapi sangat mempengaruhi kehidupan manusia.

Suku Atoni menjadikan Ikan Foti sebagai simbol kekuatan. Dengan demikian Ikan Foti

merupakan hasil ciptaan masyarakat sebagai suatu sarana bagi mereka dan dengan sarana

tersebut mampu menyesuaikan diri dengan pengalaman-pengalamannya dalam keseluruhan

hidup, termasuk dirinya sendiri, anggota kelompoknya, alam dan lingkungan lain yang dirasakan

sebagai sesuatu yang transendental, Durkheim menganggapnya sebagai sesuatu yang sakral.

26Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi I, Seri Teori-teori Antropolgi-Sosiologi No.1, (Universitas Indonesia-Press,

Jakarta, 1982), 60-62. 27 Emille Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, Sejarah Bentuk-Bentuk Agama yang Paling Dasar, 171. 28 Emille Durkheim, The Elementary Forms of The Religious Life, Sejarah Bentuk-Bentuk Agama yang Paling Dasar, 75

Page 26: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

89

Ritus sebagai bagian dari tingkah-laku keagamaan yang diwujudkan melalui simbol-simbol

yang telah dilaksanakan oleh orang Amarasi Barat. Durkheim dalam pandangannya tentang

agama, menganggap pengalaman agama dan ide tentang yang suci atau keramat adalah produk

kehidupan bersama. Kepercayaan dan ritus-ritus keagamaan juga dapat memperkuat ikatan-

ikatan sosial masyarakat yang ada.29

Jadi hubungan antara agama dan masyarakat

memperlihatkan saling keterhubungan yang sangat erat. Artinya bahwa dengan pelaksanaan ritus

dan upacara-upacara keagamaan masyarakat dapat memperlihatkan hubungan emosional kolektif

secara sadar untuk meraih kesejahteraan.

Kawasan Ikan Foti diciptakan untuk mengubah kekuatan moral bersama ke dalam simbol-

simbol kebudayaan masyarakat Amarasi Barat yang mengikat individu pada kelompok. Ikatan

ritual tersebut menjadi ikatan kognitif masyarakat dengan mendefinisikan fenomena tertentu

sebagai hal yang sakral. Ritual ini dilihat sebagai hal yang penting sebab aspek realitas sosial

dihayati sebagai sesuatu yang sakral, yakni terpisah dari kehidupan individualisme yang

membentuk esensi kebudayaan menjadi kepercayaan yang dihidupi masyarakat terhadap Ikan

Foti sebagai sikap dan kewajiban kolektif. Ritual yang dimaksudkan disini adalah ritual pada bab

3 halaman 62. Ritual itu dijalankan seperti yang dikatakan oleh Paul Connerton bahwa ritual ini

disebut liminalitas dalam arti bahwa liminal antara satu ruang yang lain masuk ke ruang yang

baru dan disitulah terjadi proses liminal. Proses luminal ini, yang dimaksudkan dalam ritual

masyarakat Amarasi Barat yang melakukan pembersihan semua hal ketika baru pulang dari

kupang. Nah disitulah letak keistimewahan kawasan Ikan Foti karena adanya proses luminal.

Dalam konteks masyarakat Amarasi Barat di Timor pemahaman yang dibangun atas kawasan

Ikan Foti didasarkan pada mitos, merupakan fakta sosial yang terstruktur dalam sistem

kepercayaaan sehingga melahirkan nilai-nilai yang hidup di tengah keyakinan sebagai kebenaran

29

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasisk dan Modern, Jilid 1,199.

Page 27: BAB IV MAKNA MEMORI KOLEKTIF IKAN FOTI - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13352/4/T2_752016006_BAB IV.pdf · diuraiakan oleh Oden dan Richard, makna adalah

90

faktual dalam domain sistem kepercayaan masyrakat setempat. Sedangkan ritual yang dilakukan

merupakan bentuk pengimplementasian menjaga keyakinan yang terlegitimasi pada paham

kultural sebagaimana terungkap dalam cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun dari

satu generasi-kegenerasi.

Dunia citra dan lambang-lambang adalah dunia yang nyata. Sebuah dunia yang di dalamnya

terdapat simbol-simbol di mana manusia dapat menemukan makna terdalam dari kehidupan, dan

mengalami kekuatan transendensi.30

Sebab itu tidak disangkali perjumpaan manusia dengan

Allah terjadi melalui konteks yang di dalamnya terdapat simbol-simbol penuh makna. Allah

yang transenden dapat dipahami dan dimengerti dari konteks budaya masing-masing. Untuk

memahami sistem sosial dan struktur kepercayaan serta kebudayaan masyarakat tertentu simbol-

simbol menjadi pertunjuk penting yang tidak bisa diabaikan begitu saja.31

Oleh karena itu, masyarakat Amarasi Barat memilik perilaku yang baik. Pada umumnya

masyarakat Amarasi Barat hidup dalam tatanan sosial yang harmonis, rukun dan damai. Hal

tersebut terjadi disebabkan oleh sikap terbuka dan saling menghargai antara masyarakat, terlebih

yang dianggap sebagai tokoh-tokoh masyarakat setempat. Di sisi lain mereka hidup dalam

sebuah ikatan gotong royong yang kuat sehingga memungkinkan integritas sosial dapat berjalan

dengan baik.

30Yeow Choo Lak dan Jhon C. England, Berteologi dengan Lambang-lambang dan cetra-citra rakayat, (Editor, PERSETIA,

1992), 6. 31Tom Thersik dan Lintje Pellu, Ibadah-Liturgi dan Kontekstualisasi, (Universitas Krsiten Artha Wacana, Kupang. 2000),

63.