bab ipendahuluan

2

Click here to load reader

Upload: dara-purnamasari-dersya

Post on 16-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

neurologi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangMovement Disorder merupakan sekelompok penyakit sistem saraf pusat atau sindrom neurologis yang menyebabkan adanya kelebihan atau kekurangan gerakan yang tidak dapat terkontrol oleh tubuh. Movement Disorder dibagi kedalam gerakan hiperkinetik (tremor, dystonia, chorea dan lain-lain) dan gerakan hypokinetic (kondisi Parkinsonian).1Gangguan gerak sebagian besar terkait dengan perubahan patologis di basal ganglia atau koneksi mereka.Basal ganglia adalah kelompok inti materi abu-abu yang terletak dalam belahan otak (inti berekor, putamen dan globus pallidus), diencephalon (subthalamic inti), dan mesencephalon (substantia nigra).Patologi otak kecil atau jalur yang biasanya menyebabkan gangguan koordinasi (ataksia), salah perkiraan jarak (dismetria), dan tremor.Mioklonus dan banyak bentuk tremor belum tentu disebabkan oleh gangguan pada ganglia basal dan sering muncul di tempat lain di sistem saraf pusat, termasuk korteks serebral (mioklonus refleks kortikal), batang otak (retikuler refleks mioklonus, hiperekpleksia, dan gangguan mioklonus ritmis batang otak seperti mioklonus palatal dan okular mioklonus, dan sumsum tulang belakang (mioklonus segmental ritmis dan propriospinal nonrhythmic mioklonus).Sebuah bukti yang semakin kuat mendukung gagasan bahwa beberapa gangguan gerak adalah induksi di perifer.1Meskipun gangguan gerak kebanyakan tidak mengancam nyawa, mereka tentu menjadi ancaman bagi pasien kualitas hidup.Dampaknya bisa sangat besar, dengan kehilangan pekerjaan, ketidakmampuan untuk menggerakkan sebuah mobil, dan penurunan aktivitas hidup sehari-hari termasuk kebersihan pribadi. Karena sebagian besar gangguan gerak lain selain penyakit Parkinson mempengaruhi orang di bawah usia lima puluh, kondisi ini bertanggung jawab atas beban biaya besar bagi masyarakat.Selain itu, dokter dan pasien sering menghadapi tantangan dalam mendapatkan cakupan asuransi untuk pengobatan kondisi ini, karena modalitas pengobatan, baik farmakologis dan bedah, adalah relatif baru.1