bab ii.docx

33
BAB II HUKUM MEMBACA ISTI’ADZAH, BASMALAH DAN SURAT A. Hukum Membaca Isti’adzah Seseorang qorri’ (pembaca Al-qur’an) bila ia hendak membaca Al-qur’an, baik pada awal surat maupun di tengah-tengahnya, maka ia sunnah membaca ta’awwudz’ (doa minta perlindungan kepada Allah dari godaan Syaitan). Adapun dasar pengambilannya adalah Firman Allah pada surat An-Nahl ayat 98 juz 14. ﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﷲ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦArtinya : Apabila kamu membaca Al-qur’an, hendaklah kamu minta perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Adapun lafadz isti’adzah yang asli dari Rasulullah SAW adalah : ﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﷲ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦDan dikalangan ulama qurro’ timbul beberapa lafadz isti’adzah antara lain sebagai berikut : ﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﷲ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﷲ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﷲ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦB. Tata Cara Membaca Isti’adzah, Basmalah dan Surat Adapun tata cara dalam membaca Isti’adzah Basmalah dan Surat memiliki 4 (empat) wajah/cara yang diperbolehkan munurut Hafs’an Ashim yaitu : 1. Memutus semua, contoh : ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﷲﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ۞ﻦﻦﻦﻦﷲﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦ۞ﻦﻦﻦﻦﻦﷲ2. Menyambung basmalah dengan surat saja, contoh : ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﷲﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ۞ﻦﻦﻦﻦﷲﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦ ﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﻦﷲ

Upload: akirinaz-ina

Post on 01-Dec-2015

87 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kiiipo

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II.docx

BAB IIHUKUM MEMBACA ISTI’ADZAH, BASMALAH

DAN SURAT

A.          Hukum Membaca Isti’adzahSeseorang qorri’ (pembaca Al-qur’an) bila ia hendak membaca Al-qur’an, baik pada awal surat maupun di tengah-tengahnya, maka ia sunnah membaca ta’awwudz’ (doa minta perlindungan kepada Allah dari godaan Syaitan).Adapun dasar pengambilannya adalah Firman Allah pada surat An-Nahl ayat 98 juz 14.

الجيم منالشيطان باهللا فاستعذ القران قرأت فإذاArtinya : Apabila kamu membaca Al-qur’an, hendaklah kamu minta perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

Adapun lafadz isti’adzah yang asli dari Rasulullah SAW adalah :

الجيم منالشيطان باهللا أعوذDan dikalangan ulama qurro’ timbul beberapa lafadz isti’adzah antara lain sebagai berikut :

الجيم منالشيطان باهللا أعوذالرجيم منالشيطان العظيم باهللا أعوذ

الرجيم منالشيطان العليم السميع باهللا أعوذB.           Tata Cara Membaca Isti’adzah, Basmalah dan Surat

Adapun tata cara dalam membaca Isti’adzah Basmalah dan Surat memiliki 4 (empat) wajah/cara yang diperbolehkan munurut Hafs’an Ashim yaitu :

1.      Memutus semua, contoh :

اعوذباهللامنالشيطانالرجيم۞بسماهللالرحمنالرحيم۞الحمدهللا2.      Menyambung basmalah dengan surat saja, contoh :

اعوذباهللامنالشيطانالرجيم۞بسماهللالرحمنالرحيمالحمدهللا3.      Menyambung Isti’adzah dengan Basmalah, contoh :

اعوذباهللامنالشيطانالرجيمبسماهللالرحمنالرحيم۞الحمدهللا4.      Menyambung semua, contoh :

اعوذباهللامنالشيطانالرجيمبسماهللالرحمنالرحيمالحمدهللا

C.          Membaca Basmalah diantara Dua SuratMenurut qiro’ah Hafesh ‘an ‘Ashim ada 4 cara 3 diantaranya jawaz (boleh) sedang 1 cara lagi ghoiru jaiz (tidak boleh), 3 cara yang jawaz adalah :

1.      Memutus semua, contoh :

ذلك الم ۞ بسماهللالرحمنالريم ۞ والالضالين2.      Menyambung Basmalah dan awal surat, contoh :

ذلك الم بسماهللالرحمنالريم ۞ والالضالين3.      Menyambung semuanya, contoh :

ذلك الم بسماهللالرحمنالريم والالضالين

Page 2: BAB II.docx

Satu cara lagi yang tidak diperbolehkan adalah menyambung ayat akhir surat dengan basmalah dan diwaqofkan, kemudian memulai surat selanjutnya seperti contoh dibawah ini :

ذلك الم ۞ بسماهللالرحمنالريم والالضالين

Cara seperti ini tidak diperbolehkan karena takut disangka bahwa basmalah itu terletak pada akhir surat kecuali dalam Surat At-Taubah.

D.          Basmalah pada Awal Surat At-TaubahMembaca basmalah pada awal surat Taubah sepakat para ulama untuk meninggalkan walaupun tidak ada nash yang menjelaskannya, alasannya sama yaitu mengikuti Rasulullah SAW dimana beliau apabila membaca awal surat Taubah tidak membaca basmalah.

Ulama Fuqoha terutama Syafi’iyah berpendapat sebagai berikut :a. Imam Ibn Hajar

Membaca basmalah pada awal surat Taubah hukumnya adalah haram, sedang membaca ditengah-tengah surat Taubah hukumnya makruh. Pendapat ini lebih tanzih dan banyak diikuti oleh ulama-ulama qurro’ dan ahlul ada’.b. Imam Romli

Membaca basmalah pada awal surat At-Taubah hukumnya makruh, sedangkan membaca ditengah-tengah surat At-Taubah hukumnya mubah alasannya adalah Imam Ibn Hajar melihat dari asbabunnuzulnya (pada saat turunnya), awal surat ini Allah sangat murka terhadap kaum musyrikin, sedangkan basmalah isinya adalah do’a kasih sayang, karena itu tidak layak Allah yang sedang murka lalu dimintai memberi kasih sayang. Imam Ramli hanya memberi hukum makruh, karena tidak ada nash shorih yang menjelaskannya secara jelas.

BAB IIIHUKUM NUN MATI DAN TANWIN ‘INDAL HIJAK

Hukum Nun mati dan Tanwin (                      ن) apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah sebanyak 28

yaitu :

ي وه ن م ل ك ق ف غ ع ظ سشصضط ز ر ذ د خ ح ج بتث اMempunyai 4 hukum yaitu : Idhar, Idghom, Iqlab dan Ikhfa. Yang perlu diperhatikan berkenaan dengan huruf dan hukum-hukum diatas adalah :

1.      Semua huruf itu bisa menerima baris atau kedudukan/harokat, kecuali Alif ( ia tidak menerima baris dan tidak ( اberdiri sendiri, bahkan selama-selamanya selalu sukun/mati dan berada dibelakang satu huruf, seperti :

2.      Alif ( ا) itu kalau menerima baris seperti :  او , ,dan lainnya, ام disebut Hamzah dan hukumnya sama dengan

Hamzah (ء).

3.      Yang disebut Tanwin yaitu :

الخطا لفظا أخراالسم تلحق كنة سا نونNun mati (ن) yang ada pada akhir kalimat isim didalam suaranya atau ucapannya tidak terdapat pada tulisannya.

A. Idhar

Yang dinamkan idhar menurut bahasa (etimonogi) adalah jelas atau tampak, sedang menurut istilah (terminologi) adalah mengeluarkan huruf idhar dan makhrojnya dengan jelas tanpa dengan dengung (bila ghunnah). Adapun huruf-huruf idhar itu ada 6 yaitu terdapat pada awal kalimat dibawah ini :

Page 3: BAB II.docx

ء خاسر غير حازه علما هاك خ  غ  ح  ع  ه  ﴿اخي ﴾Huruf-huruf idhar 6 (enam) tersebut juga disebut huruf Halaq, yang artinya huruf sebangsa tenggorokan/kerongkongan.

Pedoman bacaan idhar yaitu : apabila ada Nun mati atau tanwin (                ن) yang bertemu dengan salah satu

huruf halaq atau idhar maka hukum bacaannya dibaca jelas baik dalam satu kalimat atau dua kalimat maka disebut bacaan Idhar Halqiy Contoh :

كلمة كلمتانينأون رسولامين منأمنينهون جرفهار إنهوينعق سميععليم منعلمينحتون عليمحكيم منحسنة

فسينغضون عزيزغفور منغلوالمنخنقة قومحصوم منخير

B. Idghom

Yang dinamakan idghom menurut bahasa adalah memasukkan sesuatu pada sesuatu, sedangkan menurut istilah adalah bertemunya huruf yang mati (                           ) dan huruf yang hidup sekira jadi satu sehingga seperti huruf yang bertasydid.Idghom dibagi dua yaitu Idghom bighunnah dan Idghom bilaghunnah :

1.      Idghom bighunnah atau idghom naqisYang dinamakan idghom bighunnah yaitu bertemunya huruf yang mati (                      ) dengan huruf yang hidup sekira jadi satu sehingga seperti huruf yang bertasydid. Sedang ghunnahnya itu berarti memasukkan huruf yang mati pada huruf yang hidup tersebut disertai dengan dengung (ghunnah) yang tempat keluarnya pada janur hidung (khoisyum). Huruf idghom ada 4 yaitu :Pedomannya adalah apabila ada nun mati atau tanwin           (                            ) yang bertemu dengan salah satu huruf idghom diatas maka disebut idghom bighunnah atau idghom naqis dengan syarat apabila mudghom dan mudghom fih terdiri dari dua kalimat, apabila mudghom dan mudghom fih terdiri dari satu kalimat maka wajib di idharkan seperti contoh berikut :

بنيان - - - قنوان صنوان الدنياAlasannya :

عف بالمضا االلتباس من خوفاTakut serupa dengan mudho’af yaitu huruf yang ganda seperti (مد) asalnya adalah (مدد) contoh :

منورائهم - - - هدىمنربهم حطةنغفرلكم أنيقولوا

2.      Idghom bilaghunnah atau idghom kamilYang dinamakan idghom bila ghunnah adalah bertemunya huruf mati (             ) dengan huruf hidup yang sekira jadi satu sehingga seperti huruf yang bertasydid. Bilaghunnah yaitu memasukkan huruf tersebut dengan tidak

disertai dengungan. Hurufnya ada 2 yaitu  ر pedoman      ل membacanya adalah apabila ada nun mati atau

tanwin         (                                 ) yang bertemu dengan  ر disebut bacaan idghom bila ghunnah atau idghom    ل

kamil. Contoh :

مربهم - يبينلناCara membacanya huruf yang mati dimasukkan pada yang hidup (dengan sempurna) dan tanpa disertai dengung.

C. Iqlab

Yang dinamakan iqlab menurut bahasa adalah memindahkan sesuatu dari keadaannya, sedangkan menurut istilah adalah menjadikan huruf pada tempatnya huruf yang lain sertai dengan dengungan (ghunnah).

Page 4: BAB II.docx

Yang dimaksud memindahkan makhrajnya Nun (pada ujung lidah) dipindah pada makhrojnya mim (م) yang berada

diantara dua bibir kemudian disertai dengung. Hurufnya ada satu yaitu .(ب) pedoman membacanya adalah

apabila ada nun mati atau tanwin (                              ) yang bertemu dengan bak (ب) maka dibaca iqlab. Contoh :

سميعبصير - منبعدYaitu suaru nun sukun/tanwin diganti dengan mim dan disertai dengung.

D. Ikhfak

Yang dinamakan ikhfak menurut bahasa adalah tutup atau assathru. Sedangkan menurut istilah adalah mengucapkan huruf yang mati dan sunyi dari tasydid disertai dengan ghunnah (dengung) pada huruf yang pertama (                                 ). Adapun sifatnya adalah diantara idhar dan idghom.Huruf ikhfak ada 15 yaitu terdapat pada bait berikut ini :

صفذاثناكمجادشخصقدسما۞دمطيبازدفىتقىضعظالماPedoman membacanya adalah apabila ada nun mati atau tanwin (                ) yang bertemu dengan salah satu huruf 15 tersebut maka dibaca ikhfak. Sifatnya ikhfak ada 3 yaitu :

1.      Aqrob (أقرب) hurufnya ada 3 yaitu ( د ط (ت

2.      Ausah (أوسط) hurufnya ada 1 yaitu (ف)

3.      Ab’ad (أبعد) hurufnya ada 2 yaitu ( ك (ق

Sifat-sifat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :Ikhfak itu sifatnya adalah antara idhar dengan idghom sedang yang menjadi pijakan adalah idhar karena itu yang dimaksud dengan :

         Ikhfak aqrob adalah yang lebih dekat dengan idhar sebab itu membacanya agak seperti idhar tetapi tetap disertai dengung (sehingga menjadi samar).

         Ikhfak ausath adalah pertengahan antara aqrob dengan ab’ad (dalam hal memberikan kesamarannya).         Ikhfak Ab’ad adalah yang lebih jauh dari idhar oleh sebab itu yang sangat nampak adalah dengungnya sehingga

suara nun sukun menjadi hilang total. Contoh :

كتراڠن سباب بجائن لفظ

نمرة

اقرب ت نونماتىتنوينبرتمو

اخفاء

منتهون

١

″ ط ″ ينطقون

٢

″ د ″ مندوناهللا

٣

اوسط ف ″ أنفسهم

٤

ابعد ق ″ منقبلك

٥

اقرب/اوسط

ك ″ منكانمنكم

٦

ص ″ منصورا

٧

ذ ″ منذر ٨

Page 5: BAB II.docx

ث ″ منثمرة

٩

ج ″ انجاءكم

١٠

ش ″ وينشئ

١١

س ″ منساءتة

١٢

ز ″ انزلنا ١٣

ض ″ منضود

١٤

ظ ″ ينظرون

١٥

Yang 9 terakhir boleh aqrob atau ausath.

BAB IVHUKUM MIM MATI, NUN-MIM SYIDDAH, LAM TA’RIF , IDGHOM DAN LAM ISIM, HURUF DAN QOLQOLAH

Apabila ada mim mati (           ) yang bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah 28 mempunyai 3 bacaan yaitu : Idgom mimy/idghom mitflain, ikhfa’ syafawy dan idhar syafawy dengan penjelasan sebagai berikut :

A.          Idghom Mimi/Idghom MitslainYang dinamakan Idgom Mimy adalah bertemunya huruf yang mati dengan huruf-huruf hidup sekira menjadi satu, seperti huruf yang bertasydid, sedangkan yang disebut Mimi adalah karena bertemunya huruf yang mati dengan

huruf yang hidup itu adalah huruf Mim (م). Dan adapun disebut Mitslain karena bertemunya huruf yang mati

dengan yang hidup adalah sama dalam sifat dan makhrajnya. Hurufnya hanya satu yaitu Mim (م). Pedoman

membacanya adalah apabila ada mim mati   (م) bertemu dengan Mim (م) maka membacanya disebut idghom

mitslain.Contoh :

مثال فىاالرض  - لهم ما ولكمB.           Ikhfak Syafawi

Yang dinamakan ikhfak syafawi adalah membaca atau mengucapkan huruf yang mati dan sunyi dari tasydid

disertai dengan ghunnah (dengung) pada huruf yang pertama (           م). Syafawi adalah huruf yang akan dibaca

ikhfak itu sebangsa bibir, yaitu hurufnya hanya satu (ب) pedoman membacanya ialah apabila ada mim mati (م)

bertemu dengan bak (ب) makanya wajib dibaca ikhfak syafawi.

Contoh :

بحجارة باالخرة   -  ترميهم وهم

C.          Idhar SyafawiYang dinamakan idhar syafawi adalah mengeluarkan huruf dari makhrojnya dengan jelas (bila ghunnah). Syafawi adalah huruf yang mati yang harus dibaca idhar itu sebangsa bibir.

Page 6: BAB II.docx

Hurufnya ialah semua huruf hijaiyah selain mim dan bak               ( ب, ) akan tetapi untuk wawu dan fak (م ف, (و

itu harus lebih di idharkan dari pada yang lain karena huruf tersebut juga sebangsa bibir.

Pedoman membacanya adalah apabila ada mim mati (م) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim dan

bak  ( ب, : maka hukumnya wajib dibaca idhar syafawi contoh (م

والالظالين فيها    -   عليهم وهم

D.          Hukum Mim dan Nun ( ن, Yang Bertasydid (م

Apabila ada nun dan mim yang bertasydid ( ن, maka hukumnya wajib ditampakkan ghunnahnya, dan disebut (م

bacaan ghunnah. Adapun lamanya dengungan kira-kira satu alif atau dua harokat. Contoh :

والناس    -   عم   -   ثم الجنة منAdapun tempatnya ghunnah adalah pada janur hidung, ghunnah itu akan lebih tampak terang ketika lubang hidung di sumbat asal tidak terlalu rapat (ketika mengucapkan huruf ghunnah).

E.           Hukum Al Lil Mu’arrifahAl Lil Mu’arrifah yang jatuh sebelum huruf hijaiyah itu mempunyai dua hukum.

1.      Al (ال   ) qomariyah, disebut qomariyah ini hanya untuk memudahkan saja, yakni membacanya huruf-huruf

qomariyah ini sama dengan membaca lafadz Al-qomariyah (القمرية) Al-nya diberi tanda sukun dan dibaca

dengan jelas.

Hurufnya ada 14 yang terkumpul dalam bait :

عقيمة وخف حجك ابغPedoman membacanya adalah apabila ada Al-mu’arrifah, sesudah ada salah satu huruf 14 tadi maka Al tersebut diatas harus dibaca dengan sukun dan hukumnya wajib dibaca Idhar Qomariyah. Contoh :

الحميم  -  الغمام  -  البر  -  االنعامالفتنة  -  الخير  -  الوالدان  -  الكوثر  -  الجنة

الهدى  -  المال  -  اليوم  -  القمر  -  العارفين2.      Al-Syamsiyah, disebut demikian juga untuk memudahkan saja yakni memudahkan membacanya. Membaca Al-

Syamsiyah ini sama dengan membaca lafadz Al-Syamsiyah (  الشمسية) yakni membaca Al-nya hilang dan

huruf syamsiyahnya dibaca tasydid, jadinya As-Syamsiyah (الشمسية).Adapun huruf-hurufnya adal 14 yang terdapat dalam   bait :

عسوءظنزرشريغاللكرام - طبثمصلرحماتفزضفذانعمدPedoman membacanya adalah apabila ada Al Lil Mu’arrifah setelah ada salah satu huruf 14 tadi maka huruf-huruf tersebut harus dibaca dengan tasydid dan disebut bacaan As-Syamsiyah atau Idgom Syamsiyah. Contoh :

       التواب - - - - الرحمن الصادقين الثاقب الطيباتالظالمين - - - - - السميع الداعى الناس الذكر الظالين

الليل - - الشافع الزبورF.           Al -Idghom

Peganganya idghom itu harus huruf yang kuat, tidak bisa di idghomkan dengan huruf yang lemah (dhoif) seperti :

Dhod (ض) bertemu dengan Tak (ت) seperti : عرضتمافضتمDzo (ظ) bertemu dengan Tak (ت) seperti : اوعظتDhod (ض) bertemu dengan Tho’ (ط) seperti :  ثماضطر - فمناطرةDan semua huruf halaq (ءهعغحخ) juga tidak ada idghom kecuali bila bertemu dengan huruf misal (huruf yang

sama) baik makhroj maupun sifatnya. Adapun sebab tidak bolehnya di idghomkan adalah karena jauh mahrojnya dan sulit dibaca contoh :

واسمعغير - - - - فسبحه يتبعخطوات التزغقلوبنا فاصفحعنهم

Page 7: BAB II.docx

Contoh-contoh tersebut diatas itu wajib dibaca Idhar karena sudah ijma’ dari semua ahlul qurro dan tidak diperbolehkan idghom.Idghom dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.      Idghom Mutamatsilain

Idghom mutamatsilain adalah apabila ada dua huruf yang sama makhrojnya dan sifatnya seperti bak (ب) bertemu

dengan bak (          ب) dan yang awal mati, maka hukumnya wajib idghom (bittifaqil qurro’)  baik dalam satu

kalimat maupun dua kalimat seperti :

يعتببعضكم  -  يوجههKecuali kalau berupa huruf mad : wawu (و) mati setelah dhommah yak (ى) mati setelah kasroh seperti :

فىيوم  -  قالواوهمIni wajib idhar (bittifaqil qurro’) karena untuk menjaga mad ashli atau mad thobi’i jangan sampai hilang. Dari itu kalau bukan huruf mad yakni hanya merupakan huruf lain saja          (wawu mati dan yak mati setelah harokat tathah) maka tetap harus diidghomkan seperti :

ثماتقواوامنوا - - اوواونصروا عصواوكانواIdghom mutamatsilain ini dibagi dua yaitu :

a.       Shoghir, contoh :  بعصاك اضربb.      Kabir, contoh :  الرحيممالك - فيههدى

Kabir ini menurut Imam Hafs ‘An Ashim tidak ada, sedang yang mempunyai pendapat ini adalah Imam Susi An Abi Amrin.

2.      Idghom MutajanisainDinamakan Idghom Mutajanisain yaitu ketika ada dua huruf yang sama dalam makhrajnya tetapi berbeda dalam

sifatnya huruf yang pertama mati seperti Dal (د) bertemu dengan Tak   (ت) contoh :

اثقلتدعوااهللا - - يلهثذلك قدتبيناذظلموا - همتطائفة

Kemudian seperti lagi menurut اركبمعنا : Ashim dibaca bighunnah. Adapaun kalau ada

lafadz : لئنبسطت ini sebagaimana diterangkan diatas (tidak di idghomkan kamil tetapi idghom naqis).

3.      Idghom MutaqaaribainIdghom Muaqaaribain yaitu ketika ada dua huruf yang berdekatan makhraj dan sifatnya, sedang yang pertama mati

seperti Qof (ق) dalam lafadz :

قلرب  -  المنخلقكم

G.          Hukum Lam Isim Yang AshliApabila ada Lam dalam kalimat isim maka secara mutlak harus di idharkan contoh :

الوانكم  -  سلسبيال  -  سلطانAdapun hukum lam yang lain adalah :

1.      Hukum Lam Fi’il

Apabila adal Lam dalam kalimat Fi’il baik Madhi maupun Amr kecuali Lam Fi’il Amr yang bertemu dengan Lam (ل)

dan Ra (ر) ini wajib di Idghomkan contoh :

قلرب  -  قللكمAdapun yang lain wajib di idharkan contoh :

التقى - - - - - يلتقى التقى التقط يلتقط التقطقلنعم - - - والتقى ضللنا جعلنا

Page 8: BAB II.docx

2.      Hukum Lam HurufApabila ada Lam terdapat pada kalimat huruf maka wajib dibaca Idhar juga seperti :

بلطبعاهللا  -  هلتسطيعIni juga terkecuali bila bertemu dengan Lam dan Ro ( ر, maka kalau terjadi demikian harus di idghomkan contoh (ل

:

رفعهاهللا   -  بللكمبل(Bacaan Bal Roona ini untuk selain hafas menurutnya bacaan Bal Roona ini di baca Sakt). Alasan Imam Hafas

membaca Sakt adalah agar tidak serupa dengan Barrona (بران) yang berarti dua orang yang baik sedangkan

apabila dibaca Bal Roona berarti bahkan berkata.

H.          QolqolahQolqolah menurut bahasa berarti mengguncang atau menggoyang. Sedangkan menurut istilah adalah menggoyangkan bunyi huruf qolqolah ketika mati atau ketika waqof.

Huruf qolqolah itu ada 5 yaitu :  د  -  ج  -  ب  -  ط  -  قQolqolah itu terbagi menjadi 2 bagian :

1.      Qolqolah Kubro yaitu apabila huruf-huruf qolqolah tersebut berharokat sukun sebagai ganti (iwad) karena di waqofkan.Contoh :

شديد ۞ بهيج ۞ عذاب ۞ صراط ۞ ۞ خالق2.      Qolqolah Shugro yaitu apabila huruf-huruf qolqolah itu berharokat sukun yang asli (bukan karena diwaqofkan)

contoh:

يدعون  -  يجعلون  -  يطمعون  -  يقطعونBAB V

HUKUM BEBERAPA MAD DAN PANJANGNYA

A.          PengertianPengertian Mad menurut bahasa adalah memanjangkan atau sesuatu yang memanjang, waqila az-ziyadah sesuatu yang tambah. Sedangkan  menurut istilah adalah memanjangkan suaru huruf dari huruf-huruf mad.Adapun huruf-huruf mad itu adalah :

1.      Alif (alif mutlak) jatuh setelah harokat fathah : غوى  -  ماال2.      Wawu mati jatuh setelah harokat dhomah :  اقوموا  -  قولو3.      Yak mati setelah harokat kasroh :  حميدين  -  قيل

Sedangkan huruf len ada 2 yaitu wawu dan yak keduanya sukun dan jatuh setelah harokat fathah, contoh :

الضير  -  الخير   -  النوم  -  اليومMad dapat dibagi dua yaitu mad asli/mad thobi’i dan mad far’i.

B.           Mad Ashli atau Mad Thobi’i Disebut mad asli karena pangjangnya Mad ini sesuai dengan aslinya, sedangkan disebut mad thobi’i (sebagai watak) karena orang yang mempunyai watak yang baik tidak akan menambah dan mengurangi kepastian mad ini.

Yakni wawu (و) jatuh setelah harokat kasrah dan alif (     ا) yang jatuh setelah harokat fathah contoh :  نوحيهاPanjang kira-kira satu alif atau dua harokat, mad thobi’i ini di bagi menjadi 3 yaitu Dhohiri, Muqaddar dan Harfy. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

1.      Mad Thobi’i DhohiriMad thobi’i berarti jelas adalah terdapat pada kalimat yang huruf madnya tertulis dengan jelas, sehingga dapat

menunjukkan dengan jelas bahwa kalimat tersebut harus dibaca panjang, seperti :  نوحيهاAdapun mengenai Alif yang ada pada lafadz Ana (انا) mutakallin wahdah (saya) yang harus dibaca pendek ada

bahasan dan alasannya sendiri.2.      Mad Thobi’i Muqaddar

Page 9: BAB II.docx

Mad thobi’i muqaddar berarti di kira-kirakan yang harus dibaca panjang, tetapi huruf madnya tidak nampak. Adapun alasannya adalah berhubung dengan arti dan penulisannya dalam al-Qur’an Ustmaniyah seperti                                   mim dan lam seluruh ulama membaca panjang satu alif.

3.      Mad Thobi’i HarfiMad thobi’i harfi berarti sebangsa huruf, adalah bacaan panjang satu alif yang ada pada huruf (tidak pada kalimat) yakni terdapat pada beberapa pembukaan surat (fawatihussuwar) yang belum huruf itu sendiri (asmaul huruf). Huruf-hurufnya terkumpul dengan lafadz yakni terdiri dari :

راء - - - - - - هاء طاء ياء جاء طهر حيSeperti lafadz :

الر  -  طه  -  يس  -  حمC.          Mad Far’i

Disebut Mad Far’i karena mad ini adalah cabang dari mad asli. Mad far’i ini terjadi dari 14 bagian yaitu :1.      Mad Wajib Muttashil

Disebut wajib karena ulama quroo’ setelah sepakat (ijma’) memanjangkan mad ini lebih dari aslinya. Sedang disebut muttashil karena bertemunya huruf mad dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya kira-kira (qadr) 2,5 alif atau sama dengan lima harokat, demikian kata Imam Hafs An Ashim, sedangkan menurut Imam lain dapat lebih panjang lagi, seperti Imam Warosy, Imam Hamzah, dsb.Pedoman membacanya adalah sebagai berikut : Apabila ada huruf mad setelah Hamzah yang kumpul dalam satu kalimat maka hukumnya wajib dibaca mad wajib muttasil. Contoh :

سوءالعذاب  -  هنيئامريئا  -  لقدجاءكم

2.      Mad Jais MunfasilDisebut jaiz karena ikhtilaf (berbeda pendapat) antara ulama qurro’, ada yang membaca panjang dan ada yang membaca pendek atau kata qiil, karena itu hukumnya jaiz yakni boleh dibaca dua wajah menurut riwayat Imam Nafi’ Al-Madany dan riwayat dan Al-Bashori.Sedang disebut muntashil karena bertemunya mad dengan huruf hamzah terpisah atau pada kalimat lain.Panjang kira-kira (qodr) 2,5 alif atau sama dengan 5 harokat. Menurut Hafs an Ashim pedoman membacanya adalah apabila ada huruf mad. Sedang seelahnya ada hamzah dalam kalimat lain maka hukumnya disebut mad jaiz munfasil.Contoh :

فانظرنياىليوميبعثون - ياايهاالذينامنواقواانفسكمPerbedaan pendapat para ahlul qurro’ dalam mad jais munfashil ini ada tiga tingkatan :

a.       Wajib membaca qasr seperti mad asli (satu alif) inilah pendapat Imam Al-Bazzi Qonbul, As-Susi an Abi Amrin.b.      Wajib panjang seperti mad wajib muntasil seperti Imam Warasy, Hamzah, Ibnu ‘Amr, Al-Kisai dan Imam Ashim

termasuk Imam Hafs. Adapun panjangnya menurut sendiri-sendiri.c.       Mempunyai dua wajah, seperti Imam Qolun, Dzuri istilahnya menggunakan kata Qasr dan Mad satu atau 2,5 alif.

3.      Mad Arid LissukunMad Arid Lissukun yaitu apabila akhir kalimat terdapat huruf yang bersukun karena waqaf (pendatang baru) yang didahului oleh salah satu huruf mad (wawu jatuh setelah dhommah, ya jatuh setelah kasroh dan alif jatuh setelah fathah. Akan tetapi apabila di washolkan (disambungkan dengan kalimat berikutnya) maka kembali pada aslinya, yaitu mad thobi’i.

Panjangnya ada tiga wajaha. Satu alif    =  Dua harokatb. Dua alif    =  Empat harokatc. Tiga alif    =  Enam Harokattetapi yang lebih umum di negara kita Indonesia ini adalah dua atau tiga alif = empat atau enam harokat.Perbedaan panjang bacaan tersebut diatas yakni ada yang mengatakan satu alif, dua alif dan tiga alif dengan alasan sebagai berikut :

a)      Yang membaca satu alif karena bertemunya sukun karena waqof, sedang waqof itu tidak bisa menetapkan tambahan mad (untuk lebih dari mad asli).

b)      Yang membaca dua alif karena melihat sukun itu tidak asli, maka tetap dibaca dibawahnya mad lazim (dibaca tasawwuth).

c)      Yang membaca tiga alif karena mereka berpendapat harus disamakan dengan mad lazim dan ini lebih umum di negara kita Indonesia.

Page 10: BAB II.docx

Pedoman membacanya adalah apabila ada huruf mad setelahnya terdapat huruf yang mati karena diwaqofkan, maka disebut bacaan mad aridlissukun. Contoh :

وهممؤمنون  -  شديدالعقاب  -  الصراطالمستقيم4.      Mad Lien Aridli

Mad ini disebut lien karena huruf sebelum akhir yang diwaqofkan adalah berupa huruf lien yakni wawu dan yak yang keduanya mati (sukun) jatuh setelah harokat fathah. Sedang disebut aridli karena adanya suatu yang baru datang yaitu sukun pada huruf yang terakhir karena waqof. Karena itu bila di washolkan maka hukum bacaannya kembali pada aslinya yaitu bacaan lien, artinya lunak (tidak ada unsur panjang).Ukuran panjang sama dengan bacaan mad aridli lissukun yakni 1/2/3 alif = 2/3 -6 harokat.Pedoman bacaannya yaitu apabila ada kalimat yang diwaqofkan dan sebelumnya didahului atau berupa huruf lien maka disebut bacaan mad lien aridli contoh :

والصيف  -  ذلكخير  -  منخوف  -  منالنوم

5.      Mad BadalMad badal yaitu mad yang menjadikan pengganti yaitu apabila ada hamzah sukun terletak setelah hamzah yang berharokat fathah, kasroh dan dhommah dalam satu kalimat, contoh :

اؤتى  -  اثمانا  -  اأمنMaka hamzah sukunnya harus diganti dengan mad yang sesuai dengan qaidah :Apabila ada hamzah dua kumpul dalam satu kalimat sedang yang kedua mati maka huruf mad harus diganti dengan huruf yang mujannasah (sejenis) huruf sebelumnya (bila harokat sebelumnya fathah, maka harus

disuarakan (a) panjang (ا), bila sebelumnya berharokat kasroh maka harus disuarakan (i) panjang (اي), bila

sebelumnya berharokat dhommah maka harus disuarakan (u) panjang (او) contoh diatas tasi sehingga menjadi :

Panjangnya adalah satu alif atau dua harokat, semua qurro’ sama kecuali Imam Warosy yang mempunyai tiga wajah. Pedomannya adalah apabila ada huruf yang dibaca panjang sedang aslinya 2 huruf seperti :

  اأمن     asalnya       أمن6.      Mad Iwadh

Mad iwad disebut demikian karena mad iwad ini merupakan hasil tukar dari tanwin maha nashob (tanwin fathah) pada akhir kalimat isim yang diwaqofkan cara membacanya panjang satu alif atau dua harokat.Pedoman membacanya adalah apabila ada tanwin mahal nashob yang diwaqofkan maka tanwin tersebut harus ditukar atau diganti mad. Menurut penulisan Usmaniyah biasa diakhirnya diberi alif, kecuali pada huruf hamzah sebab hamzah itu sendiri sebenarnya sudah menyimpan alif yang demikian disebut mad iwad, contoh :

رجاالكثيراونساء  -  منالسماءماء  -  عليماحكيما

7.      Mad Lazim Kilmy MutsaqqolMad ini disebut lazim karena tetapnya sukun/tasydid dan juga berarti karena tetapnya ulama qurro’ (ittifaq) dalam memanjangkan mad ini lebih dari mad asli, disebut mutsaqqol karena beranya bacaan huruf mad ketika bertemu dengan huruf lain yang tasydid, dibanding dengan mukhoffaf.Adapun disebutnya kilmi karena bertemunya huruf mad dengan huruf yang bertasydid tadi dalam satu kalimat maka tidak dibaca panjang, seperti :

وقالوااتخذاهللا  -  قالواادعلنا  -  والمقيمىالصلوةPanjangnya kira-kira (qadar) tiga alif atau enam harokat. Pedoman membacanya adalah apabila ada huruf yang mad yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kalimat maka hukumnya disebut bacaan mad lazim kilmi mutsaqool.

الصاخة  -  والالضالين

8.      Mad Lazim Kilmi Muhkoffaf’Mad kilmi mhkhoffaf disebut lazim karena tetapnya sukun atau tasydid, disebut mukhoffaf karena bertemunya huruf mad dengan sukun itu bacaannya lebih ringan dari pada yang mutsaqqol sedangkan disebut kilmi adalah karena bertemunya huruf mad dengan sukun terdapat dalam satu kalimatnya.

Page 11: BAB II.docx

Panjangnya tiga alif atau enam harokat dengan pedoman membacanya adalah apabila ada huruf yang bertemu dengan sukun dalam satu kalimat maka disebut Mad Lazim Kilmi Muhkoffaf. Contohnya adalam Al-qurán terdapat dalam dua tempat yaitu pada surat Yunus juz 11 yang bunyinya adalah :

االنوقدكنتم  -  والنوقدعصيت9.      Mad Lazim Harfi Muhaffaf dan Mustaqqol

Mad lazim harfi adalah mad yang ada pembukaan beberapa surat (fawatihissuwar), untuk itu agar lebih ringkas dan cepat faham sebaiknya kita pelajari terlebih dahulu huruf-huruf fawatihissuwar.

a.       Disebut mad thobi’i harfib.      Disebut mad lazim harfi kecuali alif sebab alit tidak menemui mad makanya tidak dibac panjang (alif kalau ditulis

arab alif (الف) terdiri dari hamzah, lam kasroh dan fak sukun, ditengah-tengah antara lam dan fak tidak tedapat

huruf mad.Huruf-huruf awal surat :

1)      Huruf awal surat yang dibaca mad thobi’i qodr satu alif terkumpul dalam (حيطاهر) kecuali alif (ا), haa (ح),

seperti haa mim (حم), yak (ي), seperti Yaa siin (يس), tho dan hak (طه), ro (الر).2)      Selain huruf (حيطاهر) semua wajib dibaca mad lazim harfi, panjangnya qodr tiga alif (bil ijma’) hurufnya

terkumpul dalam lafadz :  نفصعسلكمMad ini disebut harfi karena mad ini terdapatnya pada huruf (tidak pada kalimatnya), sedang disebut lazim karena tetap harus dipanjangkan sesuai dengan kaidah atau batasannya yakni kalau huruf hijaiyah itu berkumpul tiga huruf yang tengah berupa mad kemudian bertemu dengan sukun asli (pada huruf ketiga) maka harus dibaca panjang, inilah yang disebut mad lazim harfi baik mutsaqqol maupun muhkofaf, adapun contoh adalah sebagai berikut :

a.       Mukhoffaf  :  ن ,كهيعص ,طس ,الرb.      Mutsaqqol  :  المص ,طسم

Huruf mad bertemu dengan tasydid hingga menjadi berat bacaannya sebab beratnya bacaan inilah disebut mad lazim kilmi mutsaqqol.

10.  Mad Shilah Qosirah dan Thowilah

Arti mad shilah adalah hubungan, mad ini terjadi apabila ada ha (ه) dhomir yang mufrod mudzakar dalam Al-qur’an

terdapat 4 macam yang akan dijelaskan dibawah ini :Adapun mad shilah shilah ini dibagi 2 yaitu Qoshiroh dan Thowilah.Hak dhomir dalam Al-qur’an itu ada 4 macam yaitu :

a.       Kalau muka dan belakang hak dhomir itu berupa huruf hidup maka dibaca Mad shilah Qoshiroh sama dengan mad Thobi’i panjangnya qodr satu alif atau dua harokat seperti lafadz :

مندونهملتحدا -  يعرفونهكما  -  نهكانإ  Kecuali terdapat pada surat Az-zumar ayat 7 juz 23 yang berbunyi sebagai berikut :يرضهلكم haknya tetap

dibaca pendek satu harokat.b.      Kalau setelah hak dhomir berupa hamzah qotho’ maka disebut bacaan Mad Shilah Thowilah panjangnya qadr 2,5

atau 5 harokat seperti :  يشفععندهاال - امندونهاله . Ini semua kalau dibaca washol (sambung) tetapi jika

dibaca waqof (berhenti) maka harus dibaca sukun seperti :

منعلمه - يعرفونهDan kalau selain hak dhomir maka tetap dibaca pendek, seperti :

مانفقهكثيرا - فواكهوهمc.       Muka dan belakang hak dhomir berupa huruf mati seperti lafadz :

ويأتيهالموت - أناتاهاهللاJuga harus tetap dibaca pendek satu harokat.

d.      Muka hak dhomir berupa huruf hidup, sedang belakangnya huruf mati seperti :

سمهالمسيحا - لهالحمدIni juga dibaca satu harokat.

e.       Muka hak dhomir barupa huruf mati sedang dibelakangnya berupa huruf hidup, seperti :

خذوهفاعتلوهإلى - فيههدى

Page 12: BAB II.docx

Juga dibaca satu harokat kecuali yang terdapat dalam surat Al-fur’qan ayat 69 juz 19 yang berbunyi :

يهمهانافMenurut riwayat Hafs an Ashim dibaca panjang sebagaimana mad shila qoshiroh atau mad thobi’i yakni panjangnya satu alif atau dua harokat.

11.  Mad FarqiMad farqi termasuk mas alzim kilmi dan disebut mad farqi sebab mad ini memisah antara istifham dan kalam khobar, umpama tidak diberi mad maka tidak dimengerti bahwa kalam ini adalah kalam istifham, didalam Al-qur’an

terdapat pada 6 tempat yaitu :قلاالذكرين  Ini terdapat pada dua tempat yaitu pada surat Al-an’am yaitu pada lafadz خير هللاا  dan pada surat An-naml yaitu

pada lafadz  قلااهللاأذنلكم dan terdapat pula pada surat Yunusااالن, kalimat ini disamping dibaca mad

farqi juga boleh dibaca tashil. Panjangnya qodr tiga alif atau 6 harokat (bil ijma’), pedoman membacanya yaitu

apabila ada hamzah istifham bertemu dengan al (ال) maka disebut bacaan mad farqi.

12.  Mad TamkinMad tamkin berarti menetapkan terjadinya adalah apabila yak tasydid berharokat kasroh yang terletak dimuka yak

sukun maka disebut bacaan mad tamkin panjangnya satu alif seperti :  النبيين - واذاحييتمD.          Lam pada Lafadz Jalalah

Semua lam selain lam pada Al-jalalah (ا ) yang jatuh setelah harokat apa saja hukumnya dibaca tarqiq (tipis)  kecuali menurut riwayat Warosy an Nafi’ Al-madani, menuurtnya ada peraturan tersendiri contoh :

الصالة - وسيصلون - الطالق - والتظلمونAdapun lamnya lafadz jalalah jika jatuh sesudah harokat fathah dan dhommah maka hukumnya wajib dibaca tafkhim (tebal) contoh :

عبداهللا- رسولاهللا - اذقالاهللا - إناهللاAlasannya untuk mengagungkan asma Allah akan tetapi jika jatuh sesudah harokat kasroh, maka hukumnya wajib dibaca tarqiq (tipis) contoh :

قلاللهمAlasannya karena dirasakan berat dan sulit diucapkan.

BAB VIHUKUM MEMBACA RO’

Hukumnya membaca ro’ itu ada dua macam yaitu dibaca tafkim (tebal) dan dibaca tarqiq (tipis) dengan ketentuan sebagai berikut :

A.    Tafkhimirro (Ro’ yang dibaca tebal)1.      Jika ada Ro’ yang berharokat fathah dan dhommah contoh :

رزقنا - ربنا

Page 13: BAB II.docx

2.      Jika ada Ro’ yang berharokat sukun asli atau karena diwaqofkan yang jatuh sesudah harokat fathah atau dhommah baik muttashil (sambung) atau munfashil (terpisah) dengan huruf mati yak sukun contoh :

منمرقدناهذا - يامريم - يرسل - يرجعونغفور - جمالةصفر - كلامر

3.      Jika ada Ro’ yang jatuh sesudah harokat kasroh kemudian bertemu dengan salah satu huruf isti’la’ (meninggi atau berat karena bunyi huruf itu agak berat). Adapun huruf-hurufnya ada tujuh yang terkumpul dalan lafadz :

قظ ضغط خص

Dengan syarat kumpul dalam satu kalimat seperti :

قرطاس - ارصادا - مرصادا - لبالمرصاد - منكلفرقة

Akan tetapi jika huruf isti’la itu terdapat pada kalimat lain maka hukumnya wajib dibaca tarqiq seperti :

وانذرقومك - فاصبرصبرا4.      Jika ada Ro’ sukun yang jatuh sesudah hamzah washol mutlak baik berharokat asli atau aridli (gantian) baik fathah

atau dhommah seperti :

وارحمنا - يابنياركبمعنا - امنوااكعواالذىارتضي - ارجعي

Semua contoh tersebut wajib dibaca tebal.

B.     Tarqiqirro’ (Ro’ yang dibaca tipis)1.      Jika ada Ro’ yang berharokat kasroh baik pada awal kalimat, tengah atau akhir kalimat baik dalam kalimat fi’il

maupun isim seperti :

وزقالكم - وارنا - والفجروليال - والغارمين2.      Jika ada Ro’ mati atau sukun yang jatuh sesudah harokat kasroh yang asli dan muttashil (sambung) dan setelah Ro’

bukan salah satu huruf isti’la’ seperti :

وفرعونذىاالوتاد - واصطبر - لسرذمة - االولىاالرية3.      Jika ada Ro’ sukun atau mati yang jatuh sesudah yak mati, baik yak itu jatuh setelah harokat, kasroh atau yak lien

seperti :

قدير - ذلك - خير - إىلاطير4.      Jika ada Ro’ mati atau sukun karena waqof yang jatuh setelah harokat kasroh baik muttashil maupun munfashil dan

huruf mati berupa apa saja seperti lafadz :

تبىلالسرائر - الناسالسحر - لذىحجرSemua contoh-contoh tersebut dibaca tarqiq (tipis)

C.    Ro’ yang boleh dibaca dua wajah1.      Ro’ sukun karena waqof dan jatuh sesudah harokat kasroh dan yang terpisah dengan huruf isti’la’ seperti :

عينالقطر - مصر2.      Ro’nya lafadz (كلفرق) dibaca tafkhim sebab ro’ sukun bertemu dengan huruf isti’la’ (qof) dibaca kasroh.

D.    Ringkasan atau Pengecualian1.      Ro’ sukun jatuh pada harokat kasroh yang wajib dibaca tafkhim sebab menghadapi huruf isti’la’ didalam Al-qur’an

hanya terdapat pada 5 tempat yaitu :

اية سورة جزء

كلمة نمر

۷ االنعام ٧ قرطاس ١۱۰۷ التوبة ١١ إرصادا ٢

Page 14: BAB II.docx

۱۲۲ التوبة ١١ منكلفرقة ٣۲۱ النباء ٣٠ مرصادا ٤۱٤ الفجر ٣٠ لبالمرصاد ٥

2.      Ro’ sukun yang jatuh sesudah harokat kasroh yang wajib dibaca tafkhim sebab jatuh setelah hamzah washol banyak sekali terdapat didalam Al-qur’an, contohnya adalah :

اية سورة جزء

كلمة نمر

١٠٦ المائدة ٧ إنارتبتم ١٢٤ االسراء ١٥ ربارحمهما ٢٢٨ االنبياء ١٧ لمنارتضى ٣٧٧ الحج ١٧ إركعواواسجد

وا٤

٥٠ النور ١٨ امارتابوا ٥٤

٢⁄٤١ص ٢٣ عذاب۞ارك

ض٦

Page 15: BAB II.docx

BAB VIIMAKHORIJUL HURUF DAN SIFAT-SIFATNYA

Sebelum kita pelajari dan kita bahas lebih luas mengenai makhroj dan sifat-sifat dari huruf hijaiyyah, maka terlebih dahulu kita fahami tentang huruf-huruf Al-qur’an yang mutawati serta bersumber dari Nabi, terutama bacaan (Qiro’ah) yang mengikuti riwayat Hafsh dari Imam ‘Ashim al Kufi (yakni bacaan yang berlaku di Negara kita ini).

A.    Huruf-Huruf Al-Qur’anHuruf-huruf Al-qur’an itu apabila dipandang dari segi bacaannya (qiro’ahnya) dalam qiro’ah mutawatiroh yang bersumber dari Rasulullah SAW terdiri dari beberapa huruf. Huruf hijaiyyahnya ada 29 dan masih ditambah lagi dengan cabang-cabangnya yang juga merupakan huruf fasih dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia juga memiliki ketentuan-ketentuan makhrojnya dan sifat tersendiri.Adapun huruf yang merupakan cabang dari hijaiyyah ini dalam qiro’ah riwayat Hafsh dari Imam ‘Ashim Al-kufi sangatlah terbatas (yaitu hanya terdapat beberapa tempat saja dalam Al-qur’an), antara lain :

a)      Tashil artinya tebal atau berat yaitu terdapat pada surat Fushilat ayat 44 juz 24 yang berbunyi : ااعجميوعربيb)      Imalah artinya condong (antara harokat fathah dan kasroh), yaitu terdapat pada surat Hud ayat 41 juz 12 berbunyi

sebagai berikut : مجرابهاc)      Isymam artinya memcampur atau mengumpulkan yaitu terdapat pada surat Yusuf ayat 11 juz 12 yang

berbunyi : التأمناd)     Bacaan lam taghlidh yakni bacaan lam yang harus dibaca dengan tebal dan berat yaitu lam yang khusus terdapat

pada lam jalalah apabila jatuh setelah harokat fathah dan dhommah contoh surat البقرة   ayat 255 juz 3 berbunyi

اهللاالالهاالهو :

B.     Huruf HijaiyyahHuruf hijaiyyah 29 apabila dilihat dari segi bacaannya (qiro’ah) memiliki pengertian dan bagian yaitu Petama Asma’ul huruf dan Kedua Musammayatul huruf. Adapun pengertian dari dua bagian tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Asma’ul HurufAsmu’ul huruf yaitu nama dari satu bersatunya huruf hijaiyyah baik huruf hijaiyyah itu masih berdiri sendiri atau telah dirangkaikan dengan huruf yang lain asal belum berharokat (baik harokat hidup atau mati). Nama huruf ini terjadi adalah bersumber dari Rasulullah SAW disebabkan adanya Lahjah lughoqiyah atau dialeh bahasa (logat) karena itu nama huruf ini bisa juga disebut dengan lughotil huruf. Adapun nama-nama huruf hijaiyyah itu terbagi atas tiga bagian yaitu :

1)      Huruf-huruf hijaiyyah yang memang hanya memiliki satu nama yaitu terdiri atas 16 huruf :

جيم - دال - ذال - سين - شين - صاد - ضاد - عينغين - قاف - كاف - الم - ميم - نون - واو - الف

2)      Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki empat nama yaitu terdiri atas satu huruf (zak) boleh dibaca :

زاي/ زاء / زا / زاي3)      Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki dua nama yaitu terdiri atas 12 huruf yang istilahnya menggunakan mad dan

qosor (panjang dan nama pendek).a.       Adapun 12 huruf dengan nama yang panjang (mad) adalah sebagai berikut :

همزة - باء - تاء - حاء - ثاء - خاء - راء - طاءظاء - هاء - ياء - فاء

b.      Sedangkan 12 huruf  yang dengan nama pendek (qors) adalah huruf-huruf tersebut diatas dihilangkan hamzahnya dan untuk hamzah dihilangkan taknya. 12 huruf tersebut adalah :

همزة - با - تا - ثا - حا - خا - را - طا - ها - يا - فاDari keterangan tersebut apabila kita memahami maka tidak ada kemusykilan lagi untuk mengetahui huruf-huruf yang ada pada awal surat seperti :

طه - كهيعصMengapa tidak boleh dibaca :

طءهاء- كاهاياعاصاUmpamanya ? sebab ini dibaca dengan asmaul huruf.

Page 16: BAB II.docx

Adapun mengenai ( طاء ,هاء ,ياء ) ini memang mempunyai dua wajah atau dua lughot, akan tetapi jika

digunakan untuk membaca Al-qur’an wajahnya hanya satu yakni yang qors saja, jadi tidak boleh dibaca (  ,هاء ,ياءطاء  ) dan sebagainya.

Sebab membaca Al-qur’an itu terbatas mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW (tauqify) dan ulama qurro’ tidak ada perbedaan mengenai hal ini (semua membaca qors).

2.      Musammayatul HurufMusammayatul huruf adalah yang dinamai huruf yaitu huruf-huruf hijaiyyah setelah menerima harokat dan telah dirangkaikan dengan huruf yang lain. Al-qur’an yang 30 juz itu, semua harus dibaca dengan musammayatul huruf kecuali yang terdapat pada pembukaan beberapa surat (fawatihussuwar) harus dibaca asmaul huruf.

Sekarang umpamanya kita ditanya yang dinamakan huruf jim    (ج) itu yang bagaimana ? kalau ditanyakan huruf

mati jawabannya dengan mendatangkan hamzah washol dimukanya seperti :  اج - اج - اجJika ditanyakan huruf hidup maka harus menambah huruf hak saktah dibelakangnya seperti :  جه - جه - جه  dan

sebagainya.Contoh dan jawaban ini baik sekali untuk melatih lisan dalam mempelajari membaca huruf dengan fasih dan sempurna, contoh-contoh latihan sebagaimana dibawah ini :

C.    Makhorijul HurufTempat-tempat keluarnya huruf hijaiyyah itu memang banyak yang berpendapat, tetapi dari sekian banyak pendapat yang paling diikuti oleh ulama qurro’ dan ahlul ada’ adalah pendapa Syekh Kholil bin Ahmad An Nahwiy (guru Imam Sibawen) karena pendapat ini dianggap paling tanzih. Adapun menurut beliau makhrajul huruf hijaiyyah itu ada 17 tempat dan bila diringkas maka tinggal 15 tempat sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini :

MAKHARIJUL HURUF YANG LIMA

No Nama – NamaTempat Makhraj

Jumlah Huruf

12345

Al-Jaufu (lubang mulut)Al-Halqu (kerongkongan)Al-Lisaanu (lidah)Asy-SyafatainiAl-Khoisyum (janur hidung)

13

1021

16

184-

Jumlah 17 29

Adapun mengenai huruf yang sam makhrojnya, nanti akan dibedakan dengan sifatnya, penjelasan dari masing-masing makhrajul huruf adalah sebagai berikut :

1.      Al-JaufuYang dimaksud dengan al-Jaufu adalah lubang mulut dan kerongkongan hingga penghabisan udara, ini adalah tempat-tempat keluarnya huruf Mad dan Layyin adapun huruf mad itu ada 3 yaitu :

1)      Alif muthlaq contoh :  غوى - ماال2)      Wawu sukun jatuh setelah harokat dhommah contoh : قولوا3)      Yak sukun jatuh setelah harakat kasroh contoh : حميدين

Adapun huruf layyin itu ada dua, yaitu : wawu dan yak, keduanya sukun dan keduanya jatuh setelah harokat

fathah, contoh :  الخير   -  اليومHuruf-huruf tersebut lazimnya disebut huruf jaufiyyah artinya huruf-huruf sebangsa lubang mulut.Keterangan :

1.      Huruf mad yang asli sebenarnya hanyalah satu yaitu Alif muthlaq, adapun Wawu dan Yak menjadi huruf Mad atau Layyin hanyalah merupakan saudara saja dari alif muthlaq (sifatnya hanya temporer) yaitu apabila syarat-syaratnya terpenuhi, yakni bila kedua huruf itu mati/sukun, karena itu bila wawu dan yak tersebut berharokat hidup (berdiri sendiri), maka bukan lagi dikatakan huruf mad dan makhrajnyapun kembali pada asalnya masing-masing yaitu :

Page 17: BAB II.docx

         Wawu (و) keluar diantara dua bibir (atas dan bawah) serta lazimnya disebut huruf syafawiyah artinya huruf-huruf

sebangsa bibir.

         Yak (ي) keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati dengan langit-langit mulut atas dan lazimnya

disebut huruf syajariyah artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah (coba ucapkan kedua huruf tersebut dalam keadaan mati dan hidup kemudian perhatikan dan rasakan makhrajnya.

2.      Yang dimaksud kata muthlaq pada Alif muthlaq adalah bahwa alif itu selamanya pasti sukun dan pasti jatuh setelah harakot fathah, karena itu penulisan alif (dalam al-Qurán) meskipun tidak ada tandanya sukun, ia sudah mati/sukun dengan sendirinya.

3.      Bila ada huruf ditulis bentuknya seperti alif, tetapi berharokat seperti الحمدهللا    ini bukan alif tetapi hamzah

namanya:4.      Alif itu ada dua macam :         Alif mamdudah (yang dipanjangkan) seperti :

لنابه طاقة ال ما         Alif layyinah (yang lunak) ada yang mengatakan alif bengkok, seperti :  اداهو ىوماغوى     -    والنجم

           2.      Al-Halqu

Pada bagian kerongkongan ini ditempat 3 makhraj dengan tiga pembagian yang istilahnya :         Aqsho “artinya bagian panggal         Adna “artinya bagian bawah/ujung

Dan nantinya dari kerongkongan ini mengeluarkan 6 huruf yang lazimnya disebut huruf halqiyyah artinya huruf-huruf sebangsa kerongkongan :

  ( ء  -  ه ) keluar dari pangkal kerongkongan yang mendekati dengan dada (dua huruf ini makhrajnya paling dalam)

  ( ع  -  ح ) keluar dari bawah-bawahnya kerongkongan tepat

  ( غ  -  خ ) keluar dari bawah-bawahnya/ujungnya kerongkongan dan yang lebih dekat dengan mulut.

3.      Al-LisaanuPada bagian lidah ini ditempat 10 makhraj dan mengeluarkan 18 huruf, adapun pada bagian lidah ini di bagi atas 4 pembagian yaitu istilahnya :

         Aqsho                    : bagian pangkal         Wasat                    : bagian tengah         Hafah                    : bagian tepi         Thorfun                 : bagian ujung

10 makhraj dan 18 huruf pada bagian lidah ini adalah :

  Qof (ق) : Keluar dari pangkal lidah (pada anak-anak mulut) mengarah keatas, serta menepati dengan langit-langit

mulut atas.

  Kaf (ك) : Keluar dari pangkal lidah juga (setelah/bawahnya makhraj)nya qof mengarah kebawah serta menepati

dengan langit-langit mulut atas.

  Jim, Syin, Yak ( ي  -  ش  -  ج ) : Keluar dari tengah-tengah lidah tepat, serta menepati dengan langit-langit mulut

atas. Tiga huruf ini lazimnya disebut huruf syajariyah artinya huruf-huruf sebangsa tengah lidah.

  Dlod (ض) : Keluarnya dari pangkat tepi lidah (boleh dari lidah sebelah kanan/kiri) hingga sambung dengan

makhrojnya huruf Lam, serta menepati gerahan. Syeh Jazari berpendapat bahwa tepi lidah sebelah kiri itu lebih mudah digunakan dan banyak yang menggunakannya, sedang tepi lidah sebelah kanan agak berat dan sedikit yang menggunakannya lebih-lebih menggunakan kedua tepi (kiri/kanan) secara bersamaan sangatlah sulit dan sangat jarang yang menggunakannya. Huruf Dlod ini lazimnya disebut huruf Janbiyah artinya huruf sebangsa tepi lidah.

  Lam (ل) :  Keluarnya dari tepi lidah (dari tepi lidah sebelah kiri/kanan), hingga penghabisan ujung lidah serta

menepati dengan langit-langit mulut atas.

  Nun (ن) : Keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya lam lebih masuk sedikit kedasar lidah dari pada lam) serta

menepati dengan langit-langit mulut atas.

  Ro’ (ر) : Keluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya nun dan lebih masuk kedasar lidah dari pada nun) serta

menepati dengan langit-langit mulut atas.

Page 18: BAB II.docx

Tiga huruf tersebut diatas ( ر ن .lazimnya disebut huruf dzalqiyah artinya huruf-huruf sebangsa ujung lidah (ل

  Tho’, Tak, Dal ( د ت .keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan pangkal gigi dua yang atas : (ط

  Shod, Sin, Zak ( ذ ث keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang bawah. Tiga huruf ini : (ظ

lazimnya disebut huruf asaliyah artinya huruf-huruf sebangsa runcing lidah.

  Dho’, Tsa’, Dzal ( ظ ث keluar dari ujung lidah, serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas. Tiga huruf ini : (ذ

lazimnya disebut litsawiyah artinya huruf-huruf sebangsa gusi.

4.      Asy-SyafatainiPada bagian bibir ini ditempati dua makhroj dan mengeluarkan 4 huruf, yaitu :

-          Fa’ (ف) : keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas.

-          Wawu, Bak, Mim ( و ب keluar diantara dua bibir (antara bibir atas dan bawah), hanya saja untuk wawu bibir : (م

membuka, sedang untuk bak dan mim bibir membungkam.Empat huruf tersebut diatas lazimnya disebut huruf syafawiyah artinya huruf-huruf sebangsa bibir.

RINGKASAN MAKHORIJUL HURUFAL-HIJA’I (17)

LIS SYEH KHOLIL BIN AHMAD

No

Tempat-Tempat Keluarny Huruf (Al-

Makhorij)Hurufnya

Lazimnya

1 Keluar dari lubang mulut dan kerongkongan hingga penghabisannya

أحرفالمدواللن جوفية

2 Keluar dari pangkal kerongkongan (lebih dekat dengan dada)

ه ء

خلقية3 Keluar dari tengah-

tengah kerongkongan tepat

ح ع4 Keluar dari ujung

kerongkongan (paling bawah) lebih dekat dengan mulut

خ غ

5 Keluar dari pangkal lidah (pada anak-anak mulut) dan menepati dengan langit-langit mulut atas serta mengarah keatas

ق لهوية

6 Keluar dari pangkal lidah (bawahnya qof mengarah kebawah) dan menepati langit-langit mulut atas dan mengarah kebawah

ك لهوية

7 Keluar dari tengah-tengah lidah serta ي ش ج شجر

ية

Page 19: BAB II.docx

menepati dengan langit-langit mulut atas

8 Keluar dari tepi pangkal lidah (sebelah kanan/kiri) serta menepati dengan gigi gerahan dan berjalan hingga sambung dengan makhrojnya lam

ض لهوية

9 Keluar dari ujung tepi lidah (sebelah kanan/kiri) dan menepati dengan langit-langit mulut atas

ل

ذلقية

10

Keluar dari ujung lidah (lebih masuk kedasar lidah dari lam) dan menepati dengan langit-langit mulut atas

ت

11

Keluar dari ujung lidah (setelah nun lebih masuk kedasar lidah) dan menepati dengan langit-langit mulut atas

ر

12

Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang diatas

د ط ط نطعية

13

Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang bawah

ز س ص اسلية

14

Keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas

ز ث ظ لثوية

15

Keluar dari dalamnya bibir yang bawah serta menepati dengan ujung gigi dua yang atas

ف شفوية

Page 20: BAB II.docx

16

Keluar diantara dua bibir (atas & bawah) untuk bak, mim membungkam, wawu membuka

ب م و شفوية

17

Keluar dari janur hidung (Al-Khoisyum)

احرفالغنة

خيشوية

Keterangan :Halqiyyah                                : Huruf tenggorokanJanbiyyah                                : Huruf tepi lidahDzalqiyyah                              : Huruf ujung lidahNath’iyyah                               : Huruf kulit gusi atasAsaliyyah                                 : Huruf runcing lidahLahawiyah                              : Huruf atas telak lidahSyajariyah                               : Huruf tengah lidahJaufiyyah                                 : Huruf lobang hidungLitsaniyyah                              : Huruf gusiSyafawiyah                              : Huruf bibirKhoisyum                                : Huruf janur hidung

D.    Sifat-Sifat HurufSetelah kita kaji makhorijul huruf ternyata kita menjumpai satu makhroj tetapi sampai tiga huruf yang keluar dari padanya, untuk membedakan huruf yang makhrajnya sama sedangkan suara atau bunyinya tidak sama adalah dilihat dari sifat-sifatnya.Adapun yang dimaksud dengan sifat-sifat huruf adalah keadaan huruf yang sebenarnya. Ada juga yang memberi arti watak/karakter huruf (antara huruf kuat, sedang dan lemah). Sifat-sifat huruf secara garis besar dibagi menjadi dua bagian :

1.      Sifat LazimahYang dimaksud dengan sifat lazimah adalah sifat bacaan yang tetap ada pada satu persatuannya huruf, baik huruf-huruf tersebut masih berdiri sendiri atau telah dirangkaikan dengan huruf-huruf lain.Sifat al-alzimah itu ada 19 macam  yang akan dijelaskan dibawah ini :

a.       Bahwa 19 sifat al-lazimah itu hanya untuk menyifati 28 huruf hijaiyyah (selain alif), alasannya alif itu huruf yang lemah ia tidak mampu berdiri sendiri (menerima harokat), ia mampu berdiri bila mengikuti dengan huruf sebelumnya. Karena itu sifatnya mengikuti huruf sebelumnya yakni apabila sebelumnya berupa huruf tebal maka

alif ikut tebal contoh :  قا , dan apabila sebelumnya berupa huruf tipis maka alif ikut menjadi tipis oleh karena ,طا

itu alif tidak perlu memiliki sifat al-lazimah.b.      Bahwa 19 sifat al-lazimah itu tetap untuk mensifati 29 huruf hijaiyah (menetapkan alif) alasannya alif itu memiliki

makhroj maka ia berhak untuk memiliki sifat al-lazimah.19 sifat al-lazimah tersebut ada yang berlawanan (antara sifat-sifat kuat lawan katanya sifat) yaitu berjumlah 10 sifat sedang yang 9 sifat lainnya tidak berlawanan.19 sifat al-lazimah tersebut secara keseluruhan dibagi menjadi dua bagian :

1)      Sifat qowiy : yaitu bagian sifat-sifat kuat (huruf-huruf dibaca berat, nafas ditahan dan dibaca tebal) yaitu ada 12 sifat.

2)      Sifat dlo’if yaitu sifat-sifat huruf yang lemah (huruf-hurufnya ringan, udara bebas keluar saat mengucapkannya dan dibaca tipis) adapun sifat yang dlo’if ini ada 7, sebagaimana terjadwal dibawah ini .

2.      Sifat Al-‘AridlohYang dimaksud sifat al-aridloh adalah sifat bacaan yang baru timbul dan terjadi dari sifat al-lazimah (pada huruf) setelah huruf-huruf itu dirangkaikan dengan huruf-huruf lain, seperti tafkhimul mustaál, tarqiqul mustafil yakni tebalnya huruf-huruf isti’la’ dan tipisnya huruf-huruf istifal dan juga tafkhim dan tarqiqnya lam ro’ dan juga semua bacaan yang sudah tersusun sebab bertemu dengan huruf yang lain, baik dalam bacaan ikhfa’, iqlab atau idghom (asal tidak pada bacaan idhar)