bab ii tinjauan teori a. pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/adelia kusuma...

29
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami gangguan sensori persepsi: merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan (Direja, 2011). Halusinasi menurut Stuart (2007) halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa stimulus/ rangsang dari luar. Halusinasi merupakan distori persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart, 2007). Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari luar (Yosep, 2011). Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah suatu kejadian yang tidak nyata yang terjadi pada panca indera tanpa ada rangsang dari luar. Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Upload: dinhxuyen

Post on 03-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah

(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu gejala

gangguan jiwa dimana pasien mengalami gangguan sensori persepsi:

merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan

atau penghiduan (Direja, 2011). Halusinasi menurut Stuart (2007)

halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang

nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa

stimulus/ rangsang dari luar. Halusinasi merupakan distori persepsi yang

muncul dari berbagai indera (Stuart, 2007).

Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

rangsang dari luar (Yosep, 2011). Halusinasi pendengaran adalah

mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai

suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap

suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).

Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah suatu kejadian

yang tidak nyata yang terjadi pada panca indera tanpa ada rangsang dari

luar.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

B. Etiologi

Menurut Yosep (2011), faktor penyebab halusinasi terdiri dari

1. Faktor Predisposisi:

a) Faktor Perkembangan

Tugas perkembangan klien yang terganggu misalnya rendahnya

kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu

mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih

rentan terhadap stress (Yosep, 2011).

b) Faktor Sosiokultural

Seseorang yang merasa tidak diterima di lingkungannya sejak bayi

(unwanted child) akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak

percaya pada lingkungannya (Yosep, 2011).

c) Faktor Biokimia

Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya

stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam tubuh akan

dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia

seperti buffofenon dan dimetytranferase. Akibat stress

berkepanjangan menyebabkan teraktivasinya neurotransmitter otak.

Misalnya terjadi ketidakseimbangan acetylcholine dan dopamin

(Yosep, 2011).

d) Faktor Psikologis

Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah

terjerumus pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

pada ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat

demi masa depannya. Klien lebih memilih kesenangan sesaat dan

lari dari alam nyata menuju alam hayal (Yosep, 2011).

e) Faktor Genetik dan Pola Asuh

Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh

orangtua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Hasil studi

menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang

sangat berpengaruh pada penyakit ini (Yosep, 2011).

2. Faktor Presipitasi:

Menurut Rawlins dan Heacock (dalam Yosep, 2011) penyebab

halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi berikut:

a) Dimensi Fisik

Halusinasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik, seperti

kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga

delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu

yang lama (Yosep, 2011).

b) Dimensi Emosional

Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar masalah yang tidak dapat

diatasi merupakan penyebab halusinasi itu terjadi. Isi dari halusinasi

dapat berupa perintah memaksa dan menakutkan. Klien tidak

sanggup lagi menentang perintah tersebut, sehingga klien berbuat

sesuai terhadap ketakutan tersebut (Yosep, 2011).

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

c) Dimensi Intelektual

Bahwa individu dengan halusinasi akan memeperlihatkan adanya

penururnan fungsi ego. Pada awalnya halusinasi merupakan usaha

dari ego sendiri untuk melawan impuls yang menekan, namun

merupakan suatu hal yang menimbulkan kewaspadaan yang dapat

mengambil seluruh perhatian klien dan tidak jarang akan mengontrol

semua perilaku klien (Yosep, 2011).

d) Dimensi Sosial

Klien mengalami interaksi sosial dalam fase awal dan comforting,

klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam nyata sangat

membahagiakan. Klien asyik dengan halusinasinya, seolah-olah ia

merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi sosial,

kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.

Isi halusinasi dijadikan sistem control oleh individu tersebut,

sehingga jika perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang

lain individu cenderung untuk itu. Oleh karena itu, aspek penting

dalam melaksanakan intervensi keperawatan klien dengan

mengupayakan suatu proses interakasi yang menimbulkan

pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta mengusahakan

klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi dengan

lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung (Yosep, 2011).

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

e) Dimensi Spiritual

Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,

rutinitas tidak bermakna, hilangnya aktifitas ibadah dan jarang

berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri. Saat terbangun dari

tidur merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya. Individu sering

memaki takdir tetapi lemah dalam upaya menjemput rezeki,

menyalahkan lingkungan dan orang lain yang menyebabkan

takdirnya memburuk (Yosep, 2011).

C. Proses Terjadinya Halusinasi

Menurut Direja (2011) halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu

sebagai berikut :

1. Fase pertama

Disebut juga fase comforting yaitu fase yang menyenangkan . Pada

tahap ini masuk dalam golongan nonpsikotik.

Karakteristik : klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa

bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien

mulai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cara ini

hanya menolong sementara.

Perilaku klien : tersenyum atau tertawa tidak sesuai, menggerakkan

bibir tanpa suara, pergerakkan mata cepat, respon verbal yang lambat

jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

2. Fase kedua

Disebut dengan fase condemming yaitu halusinasi menjadi menjijikkan,

termasuk dalam psikotik ringan.

Karakteristik : pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan,

kecemasan meningkat, melamun, dan berfikir sendiri jika dominan.

Mulai dirasakan ada bisikkan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang

lain tahu, dan ia tetap dapat mengontrolnya.

Perilaku klien : meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom seperti

peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan

halusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas.

3. Fase ketiga

Adalah fase controling yaitu pengalaman sensori menjadi berkuasa.

Termasuk dalam gangguan psikotik.

Karakteristik : bisikkan, suara, isi halusinasi semakin menonjol,

menguasai dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak

berdaya terhadap halusinasinya.

Perilaku klien : kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian

hanya beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupaya klien

berkeringat, tremor, dan tidak mampu mematuhi perintah.

4. Fase keempat

Adalah fase conquering atau panik yaitu klien lebur dengan

halusinasinya. Termasuk dalam psikotik berat.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

Karakteristik : halusinasinya berubah menjadi ancaman, memerintah,

dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol,

dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di

lingkungan.

D. Jenis dan Tanda-tanda Halusinasi

Menurut Kusumawati dan Hartono (2010) tanda-tanda halusinasi adalah

sebagai berikut:

1. Menarik diri

2. Tersenyum sendiri

3. Duduk terpaku

4. Bicara sendiri

5. Memandang satu arah

6. Menyerang

7. Tiba-tiba marah

8. Gelisah

Menurut Kusumawati dan Hartono (2010) jenis-jenis halusinasi adalah

sebagai berikut:

1. Halusinasi pendengaran: mendengarkan suara atau kebisingan yang

kurang jelas ataupun yang jelas, di mana terkadang suara-suara tersebut

seperti mengajak berbicara klien dan kadang memerintah klien untuk

melakukan sesuatu.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

2. Halusinasi penglihatan: stimulus visual dalam bentuk kilatan atau

cahaya, gambar, atau bayangan yang rumit dan kompleks. Bayangan

bisa menyenangkan atau menakutkan.

3. Halusinasi penghidu: membau bau-bauan tertentu seperti bau darah,

urine, feses, parfum, atau bau yang lain. Ini sering terjadi pada

seseorang pasca serangan stroke, kejang, atau demensia.

4. Halusinasi pengecapan: merasa mengecap rasa seperti darah, urine,

feses, atau yang lainnya.

5. Halusinasi perabaan: merasa mengalami nyeri, rasa tersetrum atau

ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.

6. Halusinasi cenesthetic: merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di

vena atau arteri, pencernaan makanan atau pembentukan urine.

7. Halusinasi kinestetika: merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa

bergerak.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

E. Patopsikologi

Individu yang mengalami halusinasi sering kali beranggapan

sumber/ penyebab halusinasi itu bersumber dari lingkungan. Padahal

rangsangan primer adalah kebutuhan perlindungan dari secara psikologi

terhadap kejadian traumatik sehubungan dengan rasa bersalah, marah, sepi

dan takut ditinggal orang yang dicintai, tidak dapat dikatakan segala

sesuatu yang dapat mengancam harga diri (self esteem) dan kebutuhan

keluarga dapat meningkatkan kecemasan. Gejala dengan meningkatkan

kecemasan, kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi

mengenai perbedaan apa yang diartikan berbeda dengan proses

rasionalisasi tidak efektif lagi. Hal ini menyebutkan lebih sukar lagi

membedakan mana yang berasal dari pikiran sendiri dan dari lingkungan.

Adapun rentang respon neurobiologis menurut Stuart dan Laraia (2005).

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

Faktor Predisposisi

Menarik diri Proyeksi Regresi

Konstruktif Destruktif

Rentang Respon Neurologis

Respon Adaptif Respon Mal Adaptif

Pikiran logis Proses piker terganggu Gangguan proses pikir

Persepsi tepat/ akurat Ilusi Halusinasi

Emosi konsisten Perilaku yang tidak biasa Kesukaran proses pikir

Interaksi sosial harmonis Menarik diri Isolasi sosial delusi

Biologis Psikologi Sosial budaya

Stressor Persepsi Halusinasi

Biologi Tekanan lingkungan Pemicu gejala

Penilaian terhadap stressor

Penurunan Koping

Mekanisme Koping

Gambar II.1 Patopsikologis Gangguan sensori perspesi : halusinasi

pendengaran (Stuart dan Laraia, 2005)

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

F. Penatalaksanaan Medis

Terapi farmakologi untuk pasien jiwa menurut Kusumawati dan

Hartono (2010) adalah sebagai berikut :

a. Anti Psikotik

Jenis : Clorpromazin (CPZ), Haloperidol (HLP).

Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor dopamin dalam otak

sebagai penenang, menurunkan aktivitas

motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif

untuk mengatasi : delusi, halusinasi, ilusi dan

gangguan proses berpikir.

Efek samping :

- Gejala ekstrapiramidal, seperti kekauan atau spasme otot, berjalan

menyerek kaki, postur condong kedepan, banyak keluar air liur,

wajah seperti topeng, disfagia, akatisia (kegelisahan motorik), sakit

kepala, kejang.

- Takikardi, aritmia, hipertensi, hipotensi, pandangan kabur,

glaukoma.

- Gastrointestinal: mulut kering, anoreksia, mual, muntah,

konstipasi, diare, berat badan bertambah.

- Sering berkemih, retensi urine, impotensi, amenorea.

- Anemia, leukopenia, dermatitis.

Kontraindikasi : gangguan kejang, glaukoma, klien lansia, hamil

dan menyusui.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

b. Anti Ansietas

Jenis : Atarax, diazepam (chlordiazepoxide)

Mekanisme kerja : meredakan ansietas atau ketegangan yang

berhubungan dengan situasi tertentu.

Efek samping :

- Pelambatan mental, mengantuk, vertigo, bingung, tremor, letih,

depresi, sakit kepala, ansietas, insomnia, kejang delirium, kaki

lemas, ataksia, bicara tidak jelas.

- Hipotensi, takikardia, perubahan elektro kardio gram, pandangan

kabur.

- Anoreksia, mual, mulut kering, muntah, diare, konstipasi,

kemerahan dermatitis, gatal-gatal.

Kontraindikasi : penyakit hati, klien lansia, penyakit ginjal,

glaukoma, kehamilan, menyusui, penyakit

pernafasan.

c. Anti Depresan

Jenis : elavil, asendin, anafranil, norpramin, sinequan,

tofranil, ludiomil, pamelor, vivactil, surmontil.

Mekanisme kerja : mengurangi gejala depresi, penenang.

Efek samping :

- Tremor, gerakan tersentak-sentak, ataksia, kejang, pusing, ansietas,

lemas, insomnia.

- Takikardi, aritmia, palpitasi, hipotensi, hipertensi

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Pandangan kabur, mulut kering, nyeri epigastrik, mual, muntah,

kram abdomen, diare, hepatitis, ikterus.

- Retensi urine, perubahan libido, disfungsi ereksi, respon

nonorgasme, leucopenia, trombositopenia, ruam, urtikaria.

Kontraindikasi : glaukoma, penyakit hati, penyakit kardiovaskuler,

hipertensi, epilepsy, kehamilan atau menyusui.

d. Anti Manik

Jenis : lithobid, klonopin, lamictal

Mekanisme kerja : menghambat pelepasan scrotonin dan

mengurangi sensitivitas reseptor dopamin.

Efek samping : sakit kepala, tremor, gelisah, kehilangan

memori, suara tidak jelas, otot lemas, hilang

koordinasi, letargi, stupor.

Kontraindikasi : hipersensitif, penyakit ginjal, penyakit

kardiovaskuler, gangguan kejang, dehidrasi,

hipotiroidisme, hamil atau menyusui.

e. Anti Parkinson

Jenis : levodova, tryhexipenidil (THP)

Mekanisme kerja : meningkatkan reseptor dopamin, untuk

mengatasi gejala parkinsonisme akibat

penggunaan obat antipsikotik. Menurunkan

ansietas, iritabilitas.

Efek samping : sakit kepala, mual, muntah dan hipotensi.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

G. Pohon Masalah

Risiko Perilaku Kekerasan Akibat

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran Core Problem

Isolasi Sosial Penyebab

Harga Diri Rendah

Gambar II.2 Pohon masalah gangguan sensori persepsi : halusinasi

pendengaran (Keliat, 2005)

H. Masalah Keperawatan

Menurut (Keliat, 2005) adalah :

1. Risiko Perilaku Kekerasan

2. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran

3. Isolasi Sosial

4. Harga Diri Rendah

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

I. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran

2. Risiko Perilaku Kekerasan

3. Isolasi Sosial

4. Harga Diri Rendah

J. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa Keperawatan I : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi

Pendengaran

TUM : Klien dapat mengontrol halusinasinya

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat menunjukkan ekspresi wajah bersahabat, ada

kontak mata

- Klien dapat menerima kehadiran perawat

- Klien mau berjabat tangan

- Klien mau menjawab salam

- Klien mau menyebutkan nama

- Klien mau berdampingan dengan perawat

- Klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi

b. Tindakan Keperawatan

- Bina hubungan saling percaya

- Sapa klien dengan ramah

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Tanyakan nama klien dan nama panggilan kesukaan

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

- Beri perhatian pada klien dan penuhi kebutuhan klien

TUK II : Klien dapat mengenal halusinasinya

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat menyebutkan waktu, isi, dan frekuensi timbulnya

halusinasi

- Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasi

b. Tindakan Keperawatan

- Kaji pengetahuan klien tentang perilaku halusinasi dan tanda-

tandanya

- Adakan kontak singkat dan sering secara bertahap

- Observasi perilaku verbal dan non verbal yang berhubungan

dengan halusinasinya

- Terima halusinasi sebagai hal nyata bagi klien dan tidak nyata

bagi perawat

- Identifikasi bersama klien tentang waktu, munculnya

halusinasi, isi halusinasi dan frekuensi timbulnya halusinasi

- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya ketika

halusinasi muncul

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Diskusikan dengan klien mengenai perasaannya saat terjadi

halusinasi

- Berikan pujian terhadap kemampuan klien dalam

mengungkapkan perasaannya

TUK III : Klien dapat mengontrol halusinasinya

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat menyebutkan tindakan yang biasanya dilakukan

untuk mengendalikan halusinasinya

- Klien dapat menyebutkan cara baru untuk mengontrol

halusinasi

- Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasinya

- Klien dapat memilih cara mengendalikan halusinasinya

b. Tindakan Keperawatan

- Identifikasi bersama klien tindakan yang biasa dilakukan jika

halusinasi muncul

- Beri pujian dan penguatan terhadap tindakan yang positif

- Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah

terjadinya halusinasi

- Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan

mengontrol halusinasi

- Dorong klien untuk memilih cara yang digunakan dalam

menghadapi halusinasi

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Beri pujian dan penguatan terhadap pilihan yang benar

- Diskusikan bersama klien upaya yang telah dilakukan

TUK IV : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis dan efek samping

- Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan baik

- Klien mendapat informasi tentang manfaat, efek samping obat

dan akibat berhenti minum obat

- Klien dapat menyebutkan prinsip lima benar penggunaan obat.

b. Tindakan Keperawatan

- Diskusikan dengan klien tentang dosis, frekuensi serta manfaat

minum obat

- Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat dan merasakan

manfaatnya

- Anjurkan klien bicara dengan perawat tentang manfaat dan

efek samping

- Diskusikan akibat berhenti minum obat

- Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip lima benar

- Berikan pujian positif.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

TUK V : Klien dapat mendapat dukungan keluarga atau

memanfaatkan sistem pendukung untuk mengendalikan

halusinasinya.

a. Kriteria Evaluasi

- Keluarga dapat saling percaya dengan perawat

- Keluarga dapat menjelaskan perasaannya

- Keluarga dapat menjelaskan cara merawat klien halusinasi

- Keluarga dapat mendemonstrasikan cara perawatan klien

halusianasi dirumah

- Keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan klien halusinasi

b. Tindakan Keperawatan

- Bina hubungan saling percaya dengan keluarga

- Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :

1) Perilaku halusinasi

2) Akibat yang akan terjadi apabila perilaku halusinasi tidak

ditanggapi

3) Cara keluarga merawat klien halusinasi

4) Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan

kepada klien untuk mengontrol halusinasinya

- Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian

menjenguk klien minimal satu minggu sekali

- Berikan reinforcement positif atau pujian atas hal-hal yang

telah dicapai keluarga.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

2. Diagnosa keperawatan II : Risiko perilaku kekerasan

TUM : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan.

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat menunjukkan ekspresi wajah bersahabat

- Ada kontak mata

- Klien dapat menerima kehadiran perawat

- Klien mau berjabat tangan

- Klien mau menjawab salam

- Klien mau menyebutkan nama

- Klien mau berdampingan dengan perawat

- Klien mau mengutarakan masalah yang dihadapi

b. Tindakan Keperawatan

- Bina hubungan saling percaya

- Sapa klien dengan ramah

- Tanyakan nama klien dan nama panggilan kesukaan

- Jelaskan tujuan pertemuan

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klen apa adanya

- Beri perhatian pada klien dan penuhi kebutuhan klien.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

TUK II : Klien dapat mengidentifikasi penyebab kekerasan

a. Kriteria Evaluasi

- Klien mengungkapkan perasaannya

- Klien dapat mengungkapkan penyebab marahnya.

b. Tindakan Keperawatan

- Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

- Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab marah

- Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan

dirasakan saat marah.

TUK III : Klien dapat mengidentifikasi tanda perilaku kekerasan

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat mengungkapakan tanda-tanda marah

- Klien dapat menyimpulkan tanda-tanda marah

b. Tindakan Keperawatan

- Anjurkan klien mengungkapakan yang dialami soal marah

- Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien

- Simpulkan bersama klien tanda-tanda marah

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

TUK IV : Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan.

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat mengungkapkan periliaku kekerasan yang biasa

dilakukan klien

- Klien dapat bermain peran dengan perilaku kekerasan yang

bisa dilakukan

- Klien menegetahui cara yang dapat menyelesaikan masalah.

b. Tindakan Keperawatan

- Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan klien

- Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan

- Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan

masalahnya selesai

TUK V : Klien dapat mengidentifikasi akibat kekerasan

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat menjelaskan akibat dari cara yang digunakan klien

b. Tindakan Keperawatan

- Bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang telah dilakukan

- Bersama klien simpulkan akibat cara yang digunakan oleh

klien

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru

yang sehat.

TUK VI : Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam

berespon terhadap kemarahan.

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat melakukan cara berespon terhadap kemarahan

secara konstruktif.

b. Tindakan Keperawatan

- Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru

yang sehat.

- Berikan pujian bila klien mengetahui cara lain yang sehat.

TUK VII : Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol

perilaku kekerasan.

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku

kekerasan.

1) Fisik : tarik nafas dalam, olahraga, menyiram

tanaman.

2) Verbal : mengatakan langsung dengan tidak menyakiti.

3) Spiritual : sholat, berdoa dan ibadah lainnya.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

b. Tindakan Keperawatan

- Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien

- Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih

- Bantu klien menstimulus cara tersebut

- Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulus

cara tersebut.

- Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari

saat marah.

TUK VIII : Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol

perilaku kekerasan.

a. Kriteria Evaluasi

- Keluarga klien dapat :

1) Menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku

kekerasan.

2) Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien.

b. Tindakan Keperawatan

- Identifikasi kemampuan keluarga klien dari sikap apa yang

telah dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.

- Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.

- Jelaskan cara-cara merawat klien

- Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah

melakukan demonstrasi.

TUK IX : Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

a. Kriteria Evaluasi

- Klien dapat menyebutkan obat-obatan yang diminum dan

kegunaannya.

- Klien dapat minum obat sesuai program terapi.

b. Tindakan Keperawatan

- Jelaskan jeins-jenis obat yang diminum klien

- Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian jika berhenti

minum obat tanpa seijin dokter.

- Jelaskan prinsip lima benar minum obat.

- Berikan pujian pada klien bila minum obat dengan benar.

3. Diagnosa Keperawatan III : Isolasi Sosial

TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya

- Beri salam terapeutik.

- Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan

perawat berkenalan.

- Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien.

- Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali

berinteraksi.

- Tanyakan perasaan klien dan masalah yang di hadapi klien.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Buat kontrrak interaksi yang jelas.

- Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien.

TUK II : klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

- Mengkaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri.

- Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaan yang menyebabkan klien tidak mau bergaul.

- berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan

perasaannya.

TUK III : klien menyebutkan keuntungan berinteraksi dengan orang

lain dan kerugian berinteraksi dengan orang lain

- Mengkaji pengetahuan klien tentang keuntungan memiliki

teman.

- Memberi kesempatan kepada klien untuk berinteraksi dengan

orang lain.

- Mendiskusikan bersama klien tentang keuntungan berinteraksi

dengan orang lain.

- Memberi pujian terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

- Mengkaji pengetahuan klien tentang kerugian apabila tidak

berinteraksi dengan orang lain.

- Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan

perasaannya tentang kerugian tidak memiliki teman.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Mendiskusikan dengan klien tentang kerugian tidak

berinteraksi dengan orang lain

- Memberikan pujian terhadap kemampuan mengungkapkan

perasaan nya

TUK IV : klien dapat melaksanakan interaksi sosial secara bertahap

- Mengkaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang

lain.

- Memperagakan cara berhubungan atau berinteraksi dengan

orang lain.

- Mendorong dan membantu klien untuk berinteraksi dengan

orang lain.

- Memberi pujian kepada klien terhadap keberhasilan yang telah

dicapai.

- Membantu klien mengevakuasi keuntungan menjalin

hubungan sosial.

- Mendiskusikan jadwal harian yang dapat dilakukan bersama

klien dalam mengisi waktu, yaitu berinteraksi dengan orang

lain.

TUK V : klien dapat mengungkapkan perasannya setelah berinteraksi

dengan orang lain

- Mendorong klien mengungkapkan perasannya bila berinteraksi

dengan orang lain.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Mendiskusikan bersama klien tentang perasaannya setelah

berinteraksi dengan orang lain.

- Memberi pujian atas kemampuan klien mengungkapkan

perasaan keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

TUK VI : klien dapat menggunakan sistem pendukung atau keluarga

- Membina hubungan saling percaya kepada keluarga

- Mendiskusikan tentang :

a. Perilaku menarik diri

b. Penyebab perilaku menarik diri

c. Akibat yang akan terjaid apabila perilaku menarik diri tidak

ditanggapi

d. Cara kleuarga menghadapi kien menarik diri

e. Mendorong anggota keluarga untuk memberi dukungan

kepada klien dalam berkomunikasi dengan orang lain

f. Memberi pujian atas hal-hal yang telah dicapai oleh

keluarga

4. Diagnosa Keeprawatan IV : Harga Diri Rendah

TUK I : klien dapat membina hubungan saling percaya

- Sapa klien dengan ramah

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap dan panggilan kesukaan

- Jelaskan tujuan pertemuan

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/2265/3/ADELIA KUSUMA DEWANTI BAB II.pdf(Stuart, 2007). Halusinasi juga dinyatakan sebagai salah satu

- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

TUK II : klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang

dimiliki

- Beri kesempatan kepada klien menyebutkan kegiatan

- Arahkan kegiatan jika klien masih bingung

- Berikan pujian kepada klien

TUK III : klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

- Bantu klien menilai kegiatan yang masih bisa dilakukan di

rumah sakit.

- Berikan pujian kepada klien.

TUK IV : klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai

dengan kemampuan.

- Bantu klien memilih kemampuan yang akan dilatih sesuai

kemampuan dan kondisi klien berada.

- Berikan pujian kepada klien.

Asuhan Keperawatan Pada..., ADELIA KUSUMA DEWANTI, Fakutas Ilmu Kesehatan UMP, 2013