bab ii tinjauan pustaka a. 1. pengertian kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/bab...

36
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan Umum. 1. Pengertian Kecemasan Berbicara Di Depan Umum Kecemasan berasal dari kata anxius (latin) yang menurut Calhoun dan Acocella (1990) yaitu ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam. Freud (dalam Suryabrata, 2011) mengemukakan kecemasan adalah suatu pengalaman yang menyakitkan dan menimbulkan ketegangan - ketegangan dalam tubuh. Ketegangan ini adalah akibat dari dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat syaraf yang otonom. Kondisi psikologis seseorang yang cemas antara lain adanya perasaan was-was, gelisah, khawatir, merasa tidak tenang, tertekan dan merasa jiwanya terancam, merasa tidak berdaya. Menurut Rogers (2008) terdapat perbedaan antara berbicara di depan umum dengan pembicaraan biasa. Pada konteks pembicaraan biasa, individu merasa aman menyampaikan pikiran-pikirannya. Bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan biasa adalah adanya proses memberi dan menerima, proses komunikasi dua arah (dialog). Berbeda dengan berbicara di depan umum, begitu individu mulai berbicara di depan umum, secara otomatis individu tersebut menjadi pemimpin dan memegang kendali penuh dari banyak orang. Proses komunikasi berubah menjadi satu arah (monolog). Kecemasan berbicara di depan umum pada mulanya dikenal dengan “Demam Panggung” dan difokuskan pada kecemasan berbicara di depan umum (Rahayu, 2003).

Upload: others

Post on 26-Apr-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

1. Pengertian Kecemasan Berbicara Di Depan Umum

Kecemasan berasal dari kata anxius (latin) yang menurut Calhoun dan Acocella

(1990) yaitu ketakutan yang tidak nyata, suatu perasaan terancam sebagai tanggapan

terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam. Freud (dalam Suryabrata, 2011)

mengemukakan kecemasan adalah suatu pengalaman yang menyakitkan dan

menimbulkan ketegangan - ketegangan dalam tubuh. Ketegangan ini adalah akibat dari

dorongan-dorongan dari dalam atau dari luar dan dikuasai oleh susunan urat syaraf

yang otonom. Kondisi psikologis seseorang yang cemas antara lain adanya perasaan

was-was, gelisah, khawatir, merasa tidak tenang, tertekan dan merasa jiwanya

terancam, merasa tidak berdaya.

Menurut Rogers (2008) terdapat perbedaan antara berbicara di depan umum dengan

pembicaraan biasa. Pada konteks pembicaraan biasa, individu merasa aman

menyampaikan pikiran-pikirannya. Bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

pembicaraan biasa adalah adanya proses memberi dan menerima, proses komunikasi

dua arah (dialog). Berbeda dengan berbicara di depan umum, begitu individu mulai

berbicara di depan umum, secara otomatis individu tersebut menjadi pemimpin dan

memegang kendali penuh dari banyak orang. Proses komunikasi berubah menjadi satu

arah (monolog).

Kecemasan berbicara di depan umum pada mulanya dikenal dengan “Demam

Panggung” dan difokuskan pada kecemasan berbicara di depan umum (Rahayu, 2003).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

12

McCroskey (1984) menyebutkan kecemasan berbicara didepan umum sebagai

“communication apprehension”. Apollo (dalam Wahyuni, 2015) menyebut kecemasan

berbicara di depan umum dengan istilah reticence, yaitu ketidakmampuan individu

untuk mengembangkan percakapan yang bukan disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan akan tetapi karena adanya ketidakmampuan menyampaikan pesan secara

sempurna, yang ditandai dengan adanya reaksi secara psikologis dan fisiologis.

McCroskey (dalam Anwar, 2009) menyebutkan ada empat jenis Communication

Apprehension (CA), yaitu CA as trait, CA in generalized context, CA with generalized

people, CA as a state. Kecemasan berbicara di depan umum termasuk dalam jenis CA

in generlized context, yaitu individu mengalami kecemasan berbicara saat berapa pada

situasi tertentu, tapi tidak pada situasi lainnya.

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kecemasan berbicara di depan umum adalah ketidakmampuan

individu untuk mengembangkan percakapan yang bukan disebabkan oleh kurangnya

pengetahuan akan tetapi karena adanya ketidakmampuan menyampai–kan pesan secara

sempurna, yang ditandai dengan adanya reaksi secara psikologis dan fisiologis.

2. Aspek-aspek Kecemasan Berbicara Di Depan Umum.

Rogers (2008) membagi komponen kecemasan berbicara di depan umum menjadi

3 bagian, yaitu :

a. Komponen Fisik, biasanya dirasakan jauh sebelum memulai pembicaraan. Gejala

fisik tersebut dapat berbeda-beda pada setiap individu. Beberapa contoh gejala

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

13

fisik yang dimaksud adalah detak jantung semakin cepat, suara yang bergetar, kaki

gemetar, kejang perut, sulit untuk bernapas dan hidung berlendir.

b. Komponen proses mental, misalnya sering mengulang kata atau kalimat, hilang

ingatan secara tiba-tiba sehingga sulit untuk mengingat fakta secara tepat dan

melupakan hal-hal yang sangat penting. Selain itu juga tersumbatnya pikiran

membuat individu yang sedang berbicara tidak tahu apa yang harus diucapkannya

selanjutnya.

c. Komponen emosional, yang termasuk komponen emosional ialah adanya rasa

tidak mampu, rasa takut yang bisa muncul sebelum individu tampil dan rasa

kehilangan kendali. Biasanya secara mendadak muncul rasa tidak berdaya seperti

anak yang tidak mampu mengatasi masalah, munculnya rasa panik dan malu

setelah berakhirnya pembicaraan.

Selain Komponen kecemasan berbicara di depan umum yang dikemukakan oleh

Rogers (2008) , Bower (1986) membagi komponen kecemasan berbicara di depan

umum menjadi tiga, yaitu :

a. Perilaku, yaitu gerakan anggota badan yang dapat dilihat orang lain, misalnya

kontak mata, ekspresi muka dan postur tubuh. Hal ini dapat berwujud : kikuk ketika

mendekati podium, melangkah tanpa tujuan, menggerak-gerakkan anggota tubuh

tanpa diperlukan, (meremas-remas tangan, menyembunyikan tangan), berdiam diri

seperti patung, memandang sekeliling tapi bukan pendengar, memegang sesuatu

untuk mencari kekuatan dan memegang alat peraga dengan kikuk.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

14

b. Gambaran Mental, yaitu citra yang dibawa dalam pikiran, misalnya merasa tampak

tua, bodoh, tidak menarik dan membosankan.

c. Sensasi fisik, yaitu reaksi yang dirasakan individu, misal otot tegang, berkeringat,

mulut kering, detak jantung lebih keras, muka merah, nafas tidak teratur,

kerongkongan tersumbat, muka tegang, tidak mampu bicara keras, gerakan otot

tidak terkontrol, sensasi badan dan suara bergetar.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa menurut Rogers

(2008) komponen kecemasan berbicara di depan umum yang terdiri dari Komponen

Fisik, Komponen proses mental, Komponen emosional, sedangkan menurut Bower

(1986) Komponen kecemasan berbicara di depan umum terdiri dari Perilaku, gambaran

mental, sensasi fisik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komponen

kecemasan berbicara di depan umum yang dikemukakan oleh Rogers (2008). hal ini

dikarenakan komponen kecemasan berbicara di depan umum yang di kemukakan oleh

Rogers lebih mudah dikemukakan dan diobservasi.

3. Penanganan Untuk Mengurangi Kecemasan Berbicara Di depan Umum.

Berdasarkan beberapa penelitian, diketahui ada beberapa pelatihan yang dapat

digunakan dalam mengatasi atau mengurangi tingkat kecemasan. pelatihan tersebut

adalah :

a. Pelatihan Keterampilan Mengelola Kecemasan

Pelatihan keterampilan adalah pelatihan yang diterapkan agar individu

memiliki keterampilan baru sehingga dapat meningkatkan perasaan mampu,

karena setidaknya individu memiliki bekal untuk mengelola dirinya pada saat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

15

menghadapi situasi ketika harus berbicara di depan umum, sehingga individu dapat

menerapkan keterampilan yang dimilikinya ketika harus berbicara di depan umum.

Pelatihan keterampilan mengelola kecemasan, pada dasarnya mengajarkan

individu cara mengelola emosi dengan mengubah cara berpikir, dan relaksasi, serta

melatih individu untuk berbicara di depan umum (Fatma, 2008).

b. Pelatihan Relaksasi Otot

Relaksasi merupakan salah satu teknik atau metode di dalam terapi perilaku

yang dapat digunakan untuk membuat otot-otot yang tegang ketika individu

mengalami kecemasan berbicara di depan umum menjadi rileks. Belajar

melemaskan otot-otot yang tegang dalam badan, maka rasa takut dapat dikontrol.

Individu yang melakukan relaksasi ketika mengalami kecemasan berbicara di

depan umum, maka reaksi-reaksi fisiologis yang dirasakan individu akan

berkurang, sehingga akan merasakan rileks. Ketika individu berada dalam kondisi

rileks maka individu dapat berpikir dengan tenang dan berkonsentrasi, akibatnya

individu mampu berbicara dengan lancar (Bower dalam Utami dan

Purnamaningsih, 1998)

c. Pelatihan Berpikir positif

Pelatihan Berpikir positif, merupakan kemampuan untuk menerapkan pola

pikir yang positif. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengurangi

kecemasan menghadapi ujian. Dengan cara mengubah cara berpikir yang negatif

menjadi positif maka individu yang semula mempunyai kecemasan menghadapi

ujian akan menjadi lebih percaya diri. individu yang berpikir positif akan timbul

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

16

keyakinan bahwa individu tersebut mampu untuk berbicara di depan umum

(Pangastuti, 2014)

Berdasarkan beberapa cara menangani atau mengurangi kecemasan berbicara yang

di telah dikemukakan beberapa para ahli di atas, peneliti memilih Pelatihan Berpikir

positif dalam mengurangi tingkat kecemasan berbicara di depan umum. Alasan

dipilihnya pelatihan berpikir positif dalam penelitian ini karena pelatihan berpikir

positif terbukti lebih efektif dibandingkan dengan pelatihan lainnya, hal ini dibuktikan

dengan hasil persentase penurunan kecemasan.

Pada pelatihan keterampilan pengelolaan emosi terjadi penurunan kecemasan

berbicara di depan umum sebesar 53,88% (Fatma, 2008), sedangkan pada pelatihan

relaksasi terjadi penurunan kecemasan berbicara di depan umum sebesar 43,94%

(Purnamaningsih,1998), dan pelatihan berpikir positif terjadi penurunan sebesar

79,56% (Pangastuti, 2014). Hal ini didukung dalam pernyataan Cooper dan Duffy

(Andhika & Rochman, 2012) yang menyatakan bahwa dengan adanya masalah yang

terjadi karena dipertahankan oleh disfungsional kognisi dan keyakinan tertentu

sehingga hal yang perlu diubah melalui pola pikirnya terlebih dahulu. Hal ini pun

didukung pula oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Machmudati (2013)

yang mengatakan adanya pengaruh pelatihan berpikir positif terhadap penurunan

kecemasan mengerjakan Skripsi pada mahasiswa fakultas umum UIN Sunan Kalijaga.

Hal ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan Prakoso dan Partini

(2004) yang mengatakan adanya pengaruh negatif yang signifikan antara berpikir

positif dengan kecemasan berbicara di depan umum. Melihat penelitian-penelitian

terlebih dahulu seperti yang dikemukakan di atas tampaknya belum ada yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

17

melakukan penelitian berkaitan dengan pengujian pengaruh pelatihan berpikir positif

terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa. Penelitian yang akan

dilakukan saat ini, subyek penelitiannya ialah mahasiswa Universitas Mercu Buana

Yogyakarta, dengan demikian peneliti menjamin keaslian penelitian ini dan perbedaan

lainnya terkait penelitian ini dengan berbagai penelitian sebelumnya adalah, penelitian

yang akan dilakukan ini adalah penelitian eksperimen yang dimana dengan jenis

kecemasan yang berbeda dengan penelitian di atas, dan penelitian lainnya dilakukan

hanya untuk melihat hubungan antar variabel saja. Dalam penelitian ini peneliti juga

menggabungkan aspek berpikir positif dari albercht (1992) dengan Konsep Ellis A-B-

C (Corey, 2010) yang belum pernah dilakukan oleh penelitian di atas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya

dapat dipertanggungjawabkan keasliannya.

B. Pelatihan Berpikir Positif

1. Pengertian Pelatihan Berpikir Positif

Menurut kamus bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1976), pelatihan adalah

pelajaran untuk membiasakan/memperoleh suatu kecakapan. Jewell & Siegall (dalam

Sianturi, 2013) menyebutkan bahwa pelatihan adalah pengalaman belajar yang

terstruktur dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan khusus

dan pengetahuan atau sikap tertentu. Kemampuan itu meliputi potensi fisik dan mental

sedangkan keterampilan merupakan potensi khusus. Sedangkan Goldstain (Rahayu,

2004) mengatakan bahwa pelatihan adalah suatu usaha yang terencana untuk mencapai

keterampilan, peraturan, konsep atau sikap yang dihasilkan dari perkembangan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

18

perfomance (kinerja) dalam lingkungan yang lain, artinya pelatihan merupakan usaha

terencana yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap-sikap yang sesuai dengan tujuan tertentu.

Wheelen (dalam Wulandari, 2005) menjelaskan bahwa pelatihan adalah salah satu

metode untuk mendidik seseorang sehingga menguasi kemampuan-kemampuan yang

diperlukan untuk lebih efektif dalam melakukan aktivitas. Individu yang telah

mengikuti pelatihan akan dituntut dapat berlatih mengenai materi yang disampaikan

dalam pelatihan. Pelatihan merupakan salah satu metode yang cukup efektif untuk

mengembangkan sumber daya manusia (Parcek dalam Harjana, 2002). Menurut

Thanan (2001) menandaskan bahwa metode pelatihan saat ini telah menjadi sarana

pendidikan yang penting, karena pendidikan tidaklah cukup dengan mengubah

pengetahuan semata, melainkan juga harus mengubah aspek lain seperti keterampilan,

keyakinan, orientasi serta pengalaman lapangan dengan mengubah metode, suasana

dan waktu.

Pelatihan mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap melaksanakan suatu

pekerjaan yang berhubungan dengan tugas tertentu. Pelatihan merupakan upaya

sistematis untuk mengembangkan sumber daya manusia, baik individu maupun

kelompok. Pelatihan juga bermanfaat untuk menanggulangi permasalahan yang

muncul dalam kehidupan manusia. Pelatihan merupakan sekumpulan kegiatan yang

bertujuan untuk memperbaiki pengetahuan dan skill individu, dengan berdasarkan

pertimbangan bahwa kegiatan tersebut bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari

(Ridha dalam Huda, 2004). Sehingga dapat disimpulkan pelatihan merupakan usaha

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

19

terencana yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap-sikap yang sesuai dengan tujuan tertentu.

Menurut Mangkunegara (2008) ada beberapa komponen pelatihan dan

pengembangan, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur.

2) Para pelatih (trainers) harus memiliki kualifikasi yang memenuhi.

3) Materi latihan dan pengembangan harus disesuai kan dengan tujuan yang hendak

dicapai.

4) Metode pelatihan dan pengembangan harus sesuai dengan kemampuan peserta

pelatihan

5) Peserta pelatihan dan pengembangan (trainee) harus memenuhi syarat yang

ditentukan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa komponen dalam suatu

pelatihan terdiri dari tujuan, sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur, pelatihan

harus memiliki kualifikasi yang memenuhi, materi pelatihan sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai, metode pelatihan disesuaikan dengan kemampuan peserta, serta pelatihan

harus memenuhi persyaratan.

Hardjana (2001) menyatakan bahwa pelatihan terdiri dari tiga tahapan, dimana

masing-masing tahap terdiri dari beberapa metode berbeda :

1) Tahap awal pelatihan ( pemanasan/ ice breaking)

2) Tahap proses inti pelatihan, yaitu tahap pengelolaan sesi-sesi dalam pelatihan

meliputi :

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

20

a) Tahap informatif, yaitu metode pelatihan yang bertujuan untuk menyampaikan

informasi, penjelasan, data, dan pemikiran. Bentuknya berupa pengajaran,

ceramah, bacaan terarah, atau diskusi panel.

b) Tahap partisipatif-eksperiensial, yaitu metode yang melibatkan peserta dan

memberi kemungkinan untuk ikut mengalami apa yang diajarkan. Bentuknya

berupa study kasus, peragaan peran, latihan simulasi, atau demonstrasi.

c) Taham eksperiensial, yaitu metode yang memungkinkan peserta untuk ikut

terlibat dalam pengalaman penuh untuk “belajar sesuatu” dari padanya.

Bentuknya berupa penugasan, permainan manajemen, atau latihan kepekaan.

3) Tahap menutup pelatihan (evaluasi dan Follow up).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pelatihan terdapat tiga

tahapan, yaitu tahap awal pelatihan, tahap proses inti, dan tahap menutup pelatihan.

Menurut As’ad (2001) penetapan metode-metode pelatihan adalah suatu langkah

setelah penetapan kriteria dengan alat-alat ukurnya. Metode-metode dalam pelatihan

dapat diungkapkan sebagai berikut :

1. Metode off-site

a. Teknik-teknik presentasi informasi disini dimaksudkan sebagai suatu cara

pendekatan untuk mengubah : skills, knowledge, dan attitudes dari peserta

latihan dengan tanpa meminta mereka berpartisipasi dalam suatu simulasi

pekerjaan. Adapun teknik-teknik yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Lecture (kuliah, ceramah)

Kuliah merupakan suatu yang disampaikan secara lisan untuk tujuan-tujuan

pendidikan. Metode ini bisa dipakai untuk kelompok yang besar sehingga biaya

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

21

per peserta relatif lebih rendah, selain dari pada itu bahan pengetahuan yang

diberikan akan banyak dalam waktu yang relatif singkat. Kelemahan yang

utama adalah metode ini kurang bisa membuat aktif para peserta karena

komunikasi yang hanya searah sehingga tidak ada umpan balik. Selain daripada

itu, kuliah cenderung untuk menekankan faktor ingatan saja akan fakta-fakta

dan gambar-gambar.

2) Television and films

Pengguna TV dan film sebagai suatu metode penyampaian untuk suatu

program latihan mempunyai keuntungan-keuntungan yang spesifik bila

dibandingkan dengan metode kuliah. Keuntungan tersebut antara lain:

a. Pada TV bisa disajikan contoh-contoh nyata terutama pada kejadian-

kejadian yang perlu ditonjolkan.

b. Pada tv bisa melukiskan kejadian-kejadian yang tidak bisa digambarkan

apabila menggunakan metode kuliah/ceramah,

misalnya : open heart surgery (pembedahan jantung).

c. Apabila penyelenggaraan program latihan dibagi dalam kelompok-

kelompok dan serentak, maka tape TV atau copy film bisa dikirimkan ke

semua untuk dipergunakan dalam waktu latihan yang sama.

3) Conference (discussion)

Konferensi merupakan pertemuan formal dimana terjadi diskusi

ataupun konsultasi tentang suatu hal yang penting (Munandar dalam As’ad,

2001). Dalam hal ini, konferensi lebih menekankan adanya diskusi

kelompok kecil, bahan yang terorganisir, serta keterlibatan peserta secara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

22

aktif. Dalam hal ini jelas bahwa peserta memainkan suatu peran aktif dalam

diskusi dan akan memperoleh feed back karena interaksi mereka dalam satu

kelompok. Menurut Mc Cormick & Tiffin (dalam As’ad, 2001) tujuan dari

metode konferensi ini ialah :

a. Mengembangkan keterampilan-keterampilan personil dalam pembuatan

keputusan dan pemecahan masalah.

b. Menyampaikan informasi-informasi (bahan-bahan) yang relatif baru.

c. Secara langsung bisa mengubah sikap-sikap peserta seperti yang

diinginkan dari pelatihannya.

4) Program instruction (PI)

Program instruction adalah bimbingan berencana atau instruksi bertahap.

Program ini terdiri dari satu urutan langkah atau yang berfungsi sebagai

pedoman dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau suatu kelompok tugas

pekerjaan. Ciri-ciri Program instruction adalah:

a. Bahan latihan dibagi menjadi bagian-bagian yang kecil.

b. Bagian bagian ini disusun menurut urutan tertentu dari yang paling

mudah (simple) ke yang paling sulit (complex)

c. Pada akhir dari setiap urutan langkah tersebut, peserta diminta untuk

memberikan suatu respons untuk bisa dinilai seberapa jauh

pengetahuannya pada langkah tersebut.

d. Perserta segera diberitahu jawaban yang benar atau salah yang

diperbuatnya. Jika responnya itu benar maka peserta bisa langsung

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

23

melanjutkan ke langkah urutan berikutnya, demikian pula apabila respon

itu salah maka perlu perlakuan tersendiri sampai responnya benar.

Keuntungan dari metode ini (PI) adalah:

a. Peserta dapat belajar sesuai dengan tempo belajarnya sendiri.

b. Bahan yang harus dipelajari di bagi-bagi ke dalam satuan-satuan kecil,

sehingga mudah diserap dan diingat.

c. Ada umpan balik secara langsung

d. Ada partisipan secara aktif

e. Latihan bisa diselenggarakan dimana saja dan kapan saja.

5) Computer – Assisted Instruction

Pengajaran dengan komputer adalah cara yang lebih baru dalam bidang

metodologi pengajaran. Menurut Goldstein (dalam As’ad) dalam metode ini

individu secara langsung berinteraksi dengan sebuah komputer pada mesin-

mesin ketik elektonic. Komputer dalam hal ini mampu untuk mengevaluasi

kemajuan belajar dari orang yang dilatih sesuai kebutuhan dan

kemampuannya.

6) T.Group (or) sensitivity training

Melalui interaksi kelompok yang tidak terstruktur di mana setiap anggota

dalam kelompok diajak berkumpul bersama dalam suasan yang bebas dan

terbuka untuk meningkatkan toleransi.

7) Teknik pengembangan manajemen yang populer digunakan adalah dengan

T.Group atau biasa dikenal dengan sensitivity training ataupun dikenal

dengan istilah pendidikan laboratori. Model ini menjadi sangat terkenal oleh

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

24

karena perusahaan-perusahaan yang menginginkan pengembangan

manajemennya dengan teknik ceramah dan diskusi kurang berhasil.

8) Behaviour modelling

Goldstein (dalam As'ad, 2001) telah menerapkan prinsip-prinsip modelling

dalam suatu program pengembangan tentang cara pengawasan yang di

dalam baik bagi para manager kepada bawahan. Latihan dimulai dengan

diskusi mengenai perilaku kepemimpinan dalam melakukan pengawasan

dengan menggunakan videotapes . dalam setiap film yang diputar

memperlihatkan seorang figur yang melalukan jenis-jenis tingkah laku untuk

ditiru.

b. Simulation method

Metode merupakan berusaha menciptakan suatu situasi yang merupakan

tiruan dari keadaan nyata. Dalam hubungan dengan training, maka suatu

simulasi adalah suatu jenis alat atau teknik yang menjalin setepat mungkin

kondisi-kondisi nyata yang ditemukan dalam pekerjaan. Adapun di antara

metode-metode simulasi di antaranya adalah :

1) Studi kasus (case study)

Suatu kasus adalah uraian tertulis atau lisan tentang maslah dalam

perusahaan atau tentang keadaan perusahaan selama jangka waktu tertentu

yang nyatanya atau hipotesis yang didasarkan pada kenyataan.

2) Role play

Peran adalah suatu pola perilaku yang diharapkan. Peserta diberitahu

tentang keadaan dan perannya yang harus dimainkan tanpa skenario. Role

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

25

playing terutama digunakan untuk memberikan kesempatan kepada para

peserta untuk mempelajari keterampilan hubungan antar manusia melalui

praktik dan untuk mengembangkan pemahaman akan pengaruh kelakuan

mereka sendiri pada orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode dalam suatu

pelatihan yaitu metode/teknik off-side yang terdiri dari teknik-teknik presentasi

informasi dan simulation method. Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu teknik-teknik presentasi informasi berupa Lecture (kuliah, ceramah) , Television

and films, dan Conference (discussion).

Berpikir Positif adalah suatu kemampuan individu untuk melihat yang dirasa tidak

mengenakkan secara lebih objektif, tidak langsung menyalahkan diri sendiri, dan

mengenali kemampuan-kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga pola pikirnya

yang semula negatif menjadi lebih realistis (Rachmahana dalam Nurindah dkk, 2012).

Peale (dalam Nurindah,2012) menjelaskan bahwa individu yang berpikir positif akan

memberikan dampak pada kesuksesan, menghasilkan optimisme, memiliki

kemampuan memecahkan masalah dan menjauhkan diri dari perasaan takut akan

kegagalan. Individu juga akan melihat pada kekuatan diri dengan dasar pemikiran

bahwa setiap orang sama berartinya dengan orang lain. Di samping itu pula seseorang

akan menyesuaikan diri dari keadaan yang akan menimbulkan perasaan dan pikiran

yang tidak mengenakkan. Secara psikologis seseorang yang memiliki cara berpikir

positif akan merasakan ketenangan, penuh optimisme, penuh penerimaan, mempunyai

harga diri yang baik, dapat mengambil hikmah dari suatu keadaan. Sebaliknya

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

26

seseorang yang berpikir negatif akan selalu merasa cemas, tegang, kurang optimis

dalam menghadapi berbagai persoalan yang terjadi.

Rea & Burwell (dalam Nurindah dkk, 2012) mengatakan bahwa berpikir

positif merupakan strategi merefleksikan usaha yang dilakukan seseorang untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dianggap penuh dengan tekanan. Berpikir

positif dapat juga diartikan sebagai usaha yang dilakukan untuk melihat segala sesuatu

tidak hanya sebatas pada kegagalan dan berpikir positif ini menjadikan sarana untuk

dapat mengatasi berbagai pikiran negatif (Raviv dalam Nurindah dkk, 2012). Albercht

(1992) menyatakan berpikir positif sebagai perhatian yang tertuju pada subyek dan

menggunakan bahasa positif untuk membentuk dan mengungkapkan pikiran.

Menurutnya individu yang berpikir positif akan mengerahkan pikirannya kepada hal-

hal yang positif, berbicara tentang kesuksesan dari pada kegagalan, cinta kasih daripada

kebencian, kebahagiaan dari pada kebencian, keyakinan daripada ketakutan, kepuasan

daripada kekecewaan sehingga individu akan bersikap positif dalam menghadapi

permasalahan.

Definisi lain menurut Caprara & Steca (2006) berpikir positif yakni melihat

suatu realitas atau kejadian yang dialami secara positif. Berpikir positif juga merupakan

suatu strategi yang merefleksikan usaha yang dilakukan oleh mahasiswa untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dinilai penuh tekanan (Wadsworth et al.,

2004). Sehingga disimpulkan berpikir positif kemampuan individu untuk melihat yang

dirasa tidak mengenakkan secara lebih objektif, tidak langsung menyalahkan diri

sendiri, dan mengenali kemampuan-kemampuan yang ada dalam dirinya sehingga pola

pikirnya yang semula negatif menjadi lebih realistis. Muallifah (2009) menyatakan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

27

bahwa berpikir positif merupakan salah satu cara berpikir yang lebih baik menekankan

pada hal-hal yang positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang

dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelatihan berpikir positif

merupakan usaha terencana yang diselenggarakan guna mencapai kemampuan

individu untuk berpikir yang lebih baik menekankan pada hal-hal yang positif, baik

terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi.

2. Aspek-aspek Berpikir Positif

Albrecht (1992) menyatakan bahwa dalam berpikir positif terdapat aspek-aspek

sebagai berikut :

a. Positive verbalization (ungkapan Positif)

Positive Verbalization (ungkapan positif) berhubungan dengan harapan positif

tentang diri individu.

1) positive ecpectation (Harapan yang positif)

Harapan yang positif dalam hal ini ketika menyampaikan sesuatu lebih

dipusatkan pada hal yang positif. Menurut Albrecht (1992) positive ecpectation

adalah bila melakukan suatu lebih memusatkan perhatian dan kesuksesan,

optimis, pemecahan masalah, dan menjauhkan diri dari rasa takut akan

kegagalan serta selalu menggunakan kata-kata yang mengandung harapan

positif seperti “saya dapat melakukannya”. Seseorang yang memiliki harapan,

impian atau cita-cita akan cenderung lebih positif, hal ini terjadi karena dibalik

impian pasti ada emosi yang mendasarinya.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

28

2) Self Affirmation (afirmasi diri)

Afirmasi Diri ialah memusatkan perhatian pada kekuatan diri, melihat diri

secara positif dengan pemikiran bahwa setiap orang sama berarti dengan orang

lain (Albrecht, 1992). Seseorang yang memiliki pikiran positif akan yakin

terhadap dirinya sendiri serta pada orang lain. melalui pikiran positif seseorang

akan terdorong untuk melakukan suatu hal yang baru dan menggunakan

kesempatan yang ada (Jim Dornan & Jhon Maxwell dalam Asmani, 2009)

3) No Judgement Talking (Pernyataan yang tidak menilai)

Pernyataan yang tidak menilai yaitu suatu pernyataan yang lebih

menggambarkan suatu keadaan. Pernyataan ini dimaksud sebagai pengganti

pada saat sesorang cendrung memberikan pernyataan yang bersifat negatif

terhadap suatu hal. Saat individu melihat atau menghadapi suatu hal secara

sadar maupun tidak sadar individu tersebut akan memberikan sebuah penilaian

terhadap apa yang dilihatnya tersebut. Memberi penilaian itu penting

dikarenakan penilaian merupakan perwujudan dari cara pandang kita terhadap

suatu situasi atau seseorang. Penilaian tersebut juga akan terbentuk menjadi

label atau citra diri terhadap sesuatu hal ataupun seseorang. Sebuah penilaian

yang muncul dari dalam diri individu memang terlihat secara spontan dan

sederhana. Selain itu memberikan sebuah penilaian hanya sebagian kecil dan

proses kognitif individu, namun individu harus berhati-hati atau bijaksana

dalam memberikan sebuah penilaian terhadap suatu hal (Albercht ,1992)

4) Realistic Adaptation (Penyesuaian Diri terhadap kenyataan)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

29

Penyesuaiaan diri yang realistis ialah mengakui kenyataan dan berusaha

menyesuaikan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri sendiri.

Seorang yang dapat menerima kenyataan dengan baik, maka cenderung

memiliki jiwa yang sehat (albercht , 1992)

Ubaedy (dalam Christiningsih, 2017) menyatakan bahwa dimensi-dimensi

berpikir positif dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Muatan pikiran

Berpikir positif merupakan usaha mengisi pikiran dengan berbagai hal yang

positif atau muatan yang positif. Adapun yang dimaksud dengan muatan positif

untuk pikiran adalah sebagai bentuk pemikiran yang memiliki kriteria: benar

(tidak melanggar nilai-nilai kebenaran), baik (bagi diri sendiri, orang lain, dan

lingkungan), dan bermanfaat (menghasilkan sesuatu yang berguna).

b. Penggunaan pikiran

Memasukkan muatan positif pada ruang pikiran merupakan tindakan positif

namun tindakan tersebut berada pada tingkatan yang masih rendah jika muatan

positif tersebut tidak diwujudkan dalam tindakan nyata. Oleh karena itu isi

muatan yang positif tersebut perlu diaktualisasikan ke dalam tindakan agar ada

dampak yang ditimbulkan.

c. Pengawasan pikiran

Aktivitas ini mencakup usaha untuk mengetahui muatan apa saja yang

dimasukkan ke ruang pikiran dan bagaimana pikiran bekerja. Jika diketahui

terdapat hal-hal yang negatif ikut ke ruang pikiran maka perlu dilakukan

tindakan berupa mengeluarkan hal-hal yang negatif tersebut dengan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

30

menggantinya dengan yang positif. Demikian pula jika ternyata teridentifikasi

bahwa pikiran bekerja tidak semestinya maka dilakukan usaha untuk

memperbaiki kelemahan atau kesalahan.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek berpikir

positif menurut Albercht (1992) adalah Positive expectation (harapan positif), self

affirmation (afirmasi diri), non judgmental talking (pernyataan yang tidak menilai),

reality adaptation (penyesuaian diri terhadap kenyataan). Kemudian aspek-aspek

berpikir positif menurut Ubaedy (dalam Christiningsih, 2017) adalah Muatan pikiran,

penggunaan pikiran, pengawasan pikiran. Penelitian ini menggunakan aspek-aspek

yang dikemukakan oleh albercht (1992) yakni Positive expectation (harapan positif),

self affirmation (afirmasi diri), non judgmental talking (pernyataan yang tidak menilai),

reality adaptation (penyesuaian diri terhadap kenyataan) dan aspek ini akan diadaptasi

sebagai modul pelatihan berpikir positif yang akan diintegrasi dengan teori Ellis A-B-

C yang akan dibuat menjadi modul Pelatihan berpikir positif.

A adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa yang menyenangkan maupun

yang tidak menyenangkan, tingkah laku dan sikap seseorang yang terjadi dalam hidup,

B adalah pikiran-pikiran otomatis yang muncul membantu kita untuk menafsirkan

dunia sekitar kita, menggambarkan apa yang terjadi, dan mencoba untuk memahami

itu dengan membantu kita menafsirkan peristiwa, pemandangan, suara, bau, dan

perasaan. Pikiran secara otomatis bisa muncul begitu saja di benak kita terhadap

terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan C adalah reaksi emosional yang di timbulkan,

emosi yang dialami oleh individu lainnya bisa berbeda-beda, meskipun peristiwa yang

dialami sama (Corey,2010). Mustaffa (2006) mengatakan untuk mengubah perasaan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

31

negatif, individu harus berpikir dengan cara yang berbeda. Menurut Carlson & Knaus

(2014) hubungan dari ketiga konsep A,B, dan C tersebut saling berkaitan dan timbal

balik. Bisa berbentuk linier, namun juga berbentuk lingkaran yang searah atau

sebaliknya.

Teori A-B-C Ellis juga berlandaskan pada penjelasan Quilliam (2007) yang

mengungkapkan bahwa ada tiga elemen penting yang harus dibedakan dan

diidentifikasi untuk mengubah pandangan dari negatif menjadi positif, yakni perasaan,

pemikiran, dan keyakinan. Indikator yang paling besar dari sikap positif dan sikap

negatif adalah emosi individu. Semakin individu menyadari sinyal emosi tersebut,

individu akan semakin mampu mengalihkan perasaan dari negatif ke positif. Bila ada

peristiwa yang mengganggu emosi individu, selalu ada pemikiran yang menyertai.

Pemikiran itu bisa menyangkut apa yang terjadi sekarang, ingatan akan masa lampau,

atau ramalan masa depan. Didasar pemikiran individu terdapat keyakinan, gagasan

mengakar dalam sebagai hasil pengalaman. Satu keyakinan negatif dapat mengubah

kegembiraan dalam hidup individu. Namun, jika individu menganalisis sebuah

keyakinan negatif dan mengubah menjadi positif, seluruh pendekatan individu

terhadap hidup akan meyakinkan.

Keyakinan termasuk salah satu bentuk berpikir positif. Keyakinan menjadi

fondasi untuk melakukan suatu hal. Individu akan bertindak ketika yakin pada dirinya

sendiri bahwa dirinya mampu melakukannya, maka usaha akan berjalan setengah hati,

sehingga hasilnya tidak akan maksimal, sebab segala hal yang didasari dengan tidak

yakinan akan berujung pada kegagalan. Begitu pula sebaliknya, individu yang

bertindak dengan penuh keyakinan pasti bertindak secara sungguh-sungguh, sehingga

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

32

hasilnya lebih maksimal. Tindakan apa pun yang diawali dari keyakinan akan

menghasilkan keberhasilan. Jika hasilnya adalah kegagalan, maka individu akan

menganggap kegagalan tersebut sebagai jalan menuju keberhasilan sehingga individu

akan mempelajari kegagalan tersebut dan terus berupaya agar keyakinannya benar-

benar terwujud (Chatton, 2016)

Pelatihan berpikir positif ini akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan

dengan menggunakan konsep experiental learning yaitu pembelajaran yang dilakukan

secara langsung dengan memaknai praktik permainan yang diberikan dan teknik-teknik

presentasi informasi dan simulation method yang di dalamnya terdapat beberapa sesi

praktik games yang merupakan hasil dari integrasi dari aspek-aspek berpikir positif

menurut Albercht (1992) dengan teori A-B-C Ellis. Praktik games dalam pelatihan ini

dibagi menjadi 4 macam games yang mengacu pada aspek-aspek berpikir positif

menurut Albercht (1992), meliputi : games “Ayo berkaca” (afirmasi diri), games “aku

pasti bisa” (harapan positif), games “bagaimana diriku?” (pernyataan yang tidak

menilai), games “tebak-tebakan” (penyesuaian diri terhadap kenyataan). Pada tiap-tiap

sesi praktek games tersebut akan diberikan pemahaman mengenai teori A-B-C Albert

Ellis, dengan mempraktikkan secara langsung mengenai suatu peristiwa (A) yang akan

memunculkan pemikiran (B) atau peristiwa tersebut, sehingga akan berpengaruh pada

emosi dan tindakkannya (C). Dengan harapan pelatihan berpikir positif ini dapat

membantu memunculkan pemikiran positif yang sebelumnya adalah pemikiran negatif

(B) atas terjadinya suatu peristiwa (A), sehingga akan berpengaruh pada emosi dan

tindakkan yang positif juga (C).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

33

Pertemuan pertama pada pelatihan ini diisi dengan pembukaan dan pengenalan

awal mengenai berpikir positif (definisi, aspek, dan manfaat berpikir positif),

penyampaian materi mengenai pikiran mempengaruhi emosi (perasaam) . praktik ice

breaking, praktik games “ayo berkaca”, serta praktik games “aku pasti bisa”,

pertemuan kedua berupa praktik ice breaking, pemutaran video, praktek games

“Bagaimana diriku”, praktik games “ tebak-tebakan”, evaluasi, serta penutupan dan

doa.

Individu dapat dikatakan sudah bisa berpikir secara positif apabila peningkatan

pada keempat aspek berpikir positif menurut Albercht (1992) yaitu mampu untuk

afirmasi diri, memiliki harapan yang positif, mampu untuk memberi pernyataan yang

tidak menilai, serta menyesuaikan diri terhadap kenyataan. Adapun program pelatihan

berpikir positif menurut albercht (1992) dengan menggunakan teori A-B-C Ellis dapat

diuraikan sebagai berikut :

Pertemuan pertama pada pelatihan ini pada sesi pertama diisi dengan

pembukaan dan perkenalan, sesi ini bertujuan untuk membuka acara pelatihan berpikir

positif dan untuk lebih mengakrabkan peserta pelatihan. Pada sesi pertama ini juga diisi

dengan ice breaking dalam pelaksanaannya akan memotivasi peserta untuk terlibat

aktif sejak awal sesi pelatihan dan sebagai saran menciptakan kondisi-kondisi

kesetaraan antara sesama peserta dalam pelatihan.

Sesi kedua diisi dengan pengenalan awal mengenai berpikir positif (definisi,

aspek, dan manfaat berpikir positif) dan penyampaian materi mengenai teori A-B-C

Ellis tentang pikiran dapat mempengaruhi emosi (perasaan). Sesi ini bertujuan untuk

membantu peserta dalam memahami tentang berpikir positif dan pikiran

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

34

mempengaruhi emosi. Sehingga peserta memahami dasar-dasar teori yang akan

dipelajari dalam pelatihan berpikir positif.

Sesi ketiga dalam pelatihan ini diisi dengan pemberian kemampuan berpikir

positif kepada subjek berdasarkan dari aspek menurut albercth (1992), yang kemudian

di tuangkan dalam bentuk games yaitu games “ayo berkaca” (afirmasi diri), Games

“Aku pasti bisa” (harapan yang positif), Games “Bagaimana diriku?” (pernyataan yang

tidak menilai), Games “tebak-tebakan” (pernyataan yang tidak menilai), pemutaran

video dan ice breaking dengan tujuan agar subjek mampu untuk berpikir positif.

Dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Afirmasi Diri (ayo berkaca)

Pada tahap ini, membantu individu untuk lebih memfokuskan pada kekuatan

dan kelbihan yang dimiliki dalam diri masing-masing. Langkah pertama adalah

proses membantu individu untuk membayangkan dan memfokuskan pada

kekurangan-kekurangannya yang dimiliki untuk mengetahui emosi (C) dan

pikirannya yang muncul (B) . langkah kedua adalah proses membantu individu

membayangkan dan memfokuskan kelebihan-kelebihan yang dimiliki untuk

mengetahui emosi (C) dan pikiran yang muncul (B). Tujuan akhirnya yaitu

membantu individu agar dapat melihat diri sendiri dari segi positifnya saja sebagai

bentuk kekuatan diri. Dalam hal ini diri sendiri dianggap sebagai (A) yang akan

memunculkan pemikiran mengenai dirinya sendiri (B) baik pikiran positif maupun

pikiran negatif, sehingga akan berdampak pula pada emosi yang positif maupun

negatif juga (C). Pada sesi ketiga bagian dua ini, individu diharapkan untuk bisa

memandang diri sendiri dari segi positifnya saja (B), sehingga akan menghasilkan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

35

emosi yang positif juga (C). Menurut Safitri dan Effendi (2011) menggunakan

kalimat afirmasi adalah salah satu cara untuk meningkatkan pikiran positif dan suara

hari yang positif. Games ini diberikan dengan cara bercermin.

b. Harapan yang positif (aku pasti bisa)

Tahap ini membantu individu untuk lebih berkonsentrasi pada kesuksesan,

memecahkan masalah, serta berani dalam menghadapi tantangan. Prosesnya yaitu

dengan melakukan lempar bola ke keranjang yang dilakukan sebanyak dua kali.

Lemparan bola pertama dilakukan tanpa adanya keyakinan dalam diri dan lemparan

bola kedua dilakukan dengan penuh keyakinan. Hal ini membantu individu agar

lebih mudah untuk membayangkan dan membandingkan emosi serta pemikiran

yang muncul saat sebelum melempar bola yang pertama dengan melempar bola

yang kedua. Adanya harapan yang positif dalam diri individu dalam meraih

kesuksesan, tergantung pada pola pikirnya. Pikiran yang positif dalam diri individu

(B) akan memunculkan emosi yang positif pula (C) sehingga muncul harapan yang

positif untuk meraih kesuksesan. Dalam hal ini kesuksesan yang belum tercapai

tersebut dianggap sebagai suatu peristiwa (A) yang tergantung pada keyakinan

masing-masing individu (B) baik positif maupun negatif. Individu yang kurang

yakin dan berpikir bahwa dirinya tidak akan mampu untuk bisa berhasil dan sukses

(B) akan menjadi pesimistis dan kurang bersemangat (C). Individu yang yakin

dengan kemampuannya sendiri dan berpikir bahwa dirinya mampu untuk bisa

berhasil dan sukses (B) akan mudah menjadi optimis dan termotivasi untuk lebih

semangat dan giat (C). Diharapkan individu mampu untuk memiliki harapan yang

positif agar bisa berhasil meraih kesuksesannya. Games ini diberikan dengan cara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

36

melempar bola ke keranjang sebanyak dua kali (sebelum dan setelah diberi

keyakinan).

d. Pemutaran Video

Tahapan ini membantu peserta untuk memberikan contoh kepada para peserta

mengenai kekuatan berpikir positif dan contoh prasangka buruk dalam kehidupan

nyata atau kehidupan sehari-hari, sehingga peserta dapat melihat manfaat dan

kekuatan dari berpikir positif. Film yang akan diputar adalah tentang individu yang

berprasangka buruk dengan orang lain dan film tentang manfaat dan kekuatan dari

berpikir positif.

e. Pernyataan yang tidak menilai (bagaimana diriku?)

Suatu pernyataan yang lebih menggambarkan keadaan daripada menilai

keadaan. Pada tahap ini membantu individu untuk tidak terlalu mudah menilai

negatif terhadap segala sesuatu hal yang terjadi. Prosesnya yaitu dilakukan dengan

cara menggambarkan fisik teman yang bertujuan untuk mengetahui pikiran

individu yang muncul (B), serta emosinya (C) setelah mengetahui kekurangan fisik

temannya tersebut. Tujuan ditahap ini yaitu mengajarkan remaja untuk tidak

terlalu cepat menilai segala sesuatunya secara negatif, akan tetapi cukup

menggambarkan perihal yang dilihatnya saja. Individu yang cukup

menggambarkan sesuatu yang terjadi sama halnya dapat berpikir secara netral (B),

akan tetapi individu yang mudah menilai negatif mengenai sesuatu yang terjadi

(B), maka akan berdampak negatif pula pada emosinya. Dalam hal ini, fisik dari

teman individu dianggap sebagai suatu situasi (A) yang akan dilihat ataupun dinilai

oleh individu lainnya sehingga memunculkan pemikiran (B) dan emosi (C)

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

37

mengenai teman tersebut. Individu yang bisa menggambarkan saja tanpa harus

menilai fisik temannya tersebut (B), maka tidak akan berdampak pada emosinya

(C), akan tetapi individu yang langsung memberikan penilaian negatif atas fisik

temannya yang dilihatnya (B) maka akan berdampak pada emosi yang negatif juga

(C). Diharapkan individu cukup menggambarkan saja mengenai sesuatu yang

dilihatnya atau peristiwa yang sedang dialaminya, sehingga pikiran yang muncul

juga akan netral tanpa harus berpikir negatif terhadap sesuatu tersebut atau

peristiwa yang sedang dialaminya. Pada tahap ini diberikan permainan berupa

menebak fisik teman.

f. Penyesuaian diri terhadap kenyataan (Tebak-tebakan)

Tahap ini membantu individu untuk mengakui kenyataan dan segera berusaha

menyesuaikan diri dari penyesalan, frustasi dan menyalahkan diri. proses yang

dilakukan yaitu menunjukkan sebuah barang bekas berupa botol berlubang untuk

mengetahui pikiran yang muncul dalam diri masing-masing individu mengenai

barang tersebut (B). Barang bekas yang di perlihatkannya tersebut bisa

memunculkan pikiran yang berbeda-beda pada masing-masing individu, bisa

menganggap barang bekas itu masih berguna atau bahkan menganggap tidak

berguna dan memilih untuk dibuang. Hal ini membantu individu dengan

membayangkan apabila dirinya berada diposisi barang bekas tersebut, akan

memilih untuk meratapi kekurangan yang dimilikinya atau tetap memilih untuk

bangkit dan bersemangat dalam menjalani aktivitasnya. Individu akan diarahkan

untuk berusaha mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar dan

menjalani aktivitas sehari-hari dengan menerima diri sendiri apa adanya. Dalam

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

38

hal ini, botol berlubang diproyeksikan sebagai diri sendiri yang penuh kekurangan

dianggap sebagai situasi (A), sehingga akan memunculkan pemikiran individu atas

situasi tersebut (B) baik positif maupun negatif. Individu yang berpikiran negatif

(B), maka akan menganggap benda tersebut sudah tidak berguna yang berarti

individu menganggap dirinya yang penuh dengan kekurangan dan merasa dirinya

tidak berguna bagi individu lain (C). individu yang berpikiran positif (B), maka

akan menganggap benda tersebut masih bisa digunakan yang berarti individu

menganggap kekurangan yang dimiliki tersebut bukanlah sesuatu yang merugikan

akan tetapi sesuatu yang harus disyukuri. Pada tahap ini diberikan permainan

berupa menebak boto yang berlubang.

Sesi keempat diisi dengan evaluasi dan penutupan serta doa. Evaluasi

bertujuan Untuk mengetahui sejauh mana peserta benar-benar paham mengenai

berpikir positif setelah mengikuti serangkaian proses pelatihan berpikir positif.

Sedangkan penutupan serta doa bertujuan untuk mengakhir serangkaian proses

pelatihan berpikir positif dengan harapan memberikan manfaat bagi para peserta.

C. Pengaruh Pelatihan Berpikir Positif Terhadap Kecemasan

Berbicara Di Depan Umum

Berpikir merupakan hal dasar yang dilakukan individu dalam menanggapi

stimulus atau kejadian yang terjadi di luar diri individu tersebut. Canfield & Hansen

(dalam Elfiky, 2009) menemukan informasi bahwa setiap hari manusia menghadapi

lebih dari 60.000 pikiran. Ketika seseorang mengarahkan pemikirannya ke arah

positif maka sekitar 60.000 pemikiran serupa akan diakses oleh otak, begitu pula

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

39

sebaliknya (Reivich & Shatte,2002). Individu yang berpikir positif adalah individu

yang mempunyai cita-cita yang positif, memahami dan memanfaatkan kelebihan dan

kekurangan yang dimiliki dan menilai positif segala permasalahan.

Pemikiran atau berpikir positif diarahkan pada pemecahan masalah sedangkan

pemikiran atau berpikir negatif muncul dalam bentuk alasan-alasan atas kegagalan

atau usaha untuk menghindari perilaku pemecahan masalah (Abraham, 2004).

Berpikir positif dapat diartikan sebagai pemusatan perhatian pada hal-hal positif serta

menggunakan bahasa yang positif untuk membentuk serta mengekspresikan pikiran,

sedangkan berpikir negatif merupakan hal sebaliknya (Albercht, 1992)

Ada tiga elemen penting yang harus dibedakan dan diidentifikasi untuk

mengubah pandangan dari negatif menjadi positif, yakni perasaan, pemikiran, dan

keyakinan. Indikator yang paling besar dari sikap positif dan sikap negatif adalah emosi

individu. Semakin individu menyadari sinyal emosi tersebut, individu akan semakin

mampu mengalihkan perasaan dari negatif ke positif. Bila ada peristiwa yang

mengganggu emosi individu, selalu ada pemikiran yang menyertai. Pemikiran itu bisa

menyangkut apa yang terjadi sekarang, ingatan akan masa lampau, atau ramalan masa

depan. Didasar pemikiran individu terdapat keyakinan, gagasan mengakar dalam

sebagai hasil pengalaman. Satu keyakinan negatif dapat mengubah kegembiraan dalam

hidup individu. Namun, jika individu menganalisis sebuah keyakinan negatif dan

mengubah menjadi positif, seluruh pendekatan individu terhadap hidup akan

meyakinkan (Quilliam, 2007).

Keyakinan termasuk salah satu bentuk berpikir positif. Keyakinan menjadi

fondasi untuk melakukan suatu hal. Individu akan bertindak ketika tidak yakin pada

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

40

dirinya sendiri bahwa dirinya mampu melakukannya, maka usaha akan berjalan

setengah hati, sehingga hasilnya tidak akan maksimal, sebab segala hal yang didasari

dengan tidakyakinan akan berujung pada kegagalan. Begitu pula sebaliknya, individu

yang bertindak dengan penuh keyakinan pasti bertindak secara sungguh-sungguh,

sehingga hasilnya lebih maksimal. Tindakan apa pun yang diawali dari keyakinan

akan menghasilkan keberhasilan. Jika hasilnya adalah kegagalan, maka individu akan

menganggap kegagalan tersebut sebagai jalan menuju keberhasilan sehingga individu

akan mempelajari kegagalan tersebut dan terus berupaya agar keyakinannya benar-

benar terwujud (Chatton, 2016). Hal ini diterangkan dalam teori A-B-C dari Ellis

yang mengatakan A adalah keberadaan suatu fakta, suatu peristiwa yang

menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan, tingkah laku dan sikap seseorang

yang terjadi dalam hidup, B adalah pikiran-pikiran otomatis yang muncul membantu

kita untuk menafsirkan dunia sekitar kita, menggambarkan apa yang terjadi, dan

mencoba untuk memahami itu dengan membantu kita menafsirkan peristiwa,

pemandangan, suara, bau, dan perasaan. Pikiran secara otomatis bisa muncul begitu

saja di benak kita terhadap terjadinya suatu peristiwa. Sedangkan C adalah reaksi

emosional yang di timbulkan, emosi yang dialami oleh individu lainnya bisa berbeda-

beda, meskipun peristiwa yang dialami sama, sehinggal emosi yang akan dihasilkan

akan bergantung dari bagaimana individu memproses peristiwa yang dialaminya

(Corey,2010). Menurut Ellis peristiwa yang terjadi pada individu akan direaksikan

sesuai dengan cara berpikir atau system kepercayaannya. Jadi konsekuensi reaksi

yang dimunculkan seperti senang, frustasi, cemas, dan sebagainya bukanlah akibat

peristiwa yang dialami individu melainkan karena cara berpikirnya (Lubis, 2011).

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

41

Kemampuan berpikir positif sendiri merupakan suatu keterampilan kognitif

yang dapat dipelajari melalui suatu pelatihan (Kholidah,2009). Pelatihan merupakan

salah satu usaha yang dapat dilakukan guna mengajarkan pengetahuan, sikap, maupun

keterampilan yang berkaitan dengan tugas tertentu (truelove dalam Kholidah & Alsa,

2012). Pelatihan berpikir positif merupakan usaha yang dilakukan untuk mengajarkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk memusatkan perhatian pada hal-hal

positif serta menggunakan bahasa yang positif untuk membentuk serta

mengekspresikan pikiran. Pelatihan berpikir positif merupakan kegiatan sistematis

yang dilaksanakan dengan acuan panduan yang dikembangkan dari teori yang ada.

Pelatihan berpikir positif akan mengarahkan individu untuk memperoleh kecakapan

dalam menyajikan pengalaman-pengalaman secara lebih lengkap dengan cara yang

sehat berdasarkan kenyataan yang ada, penuh daya cipta dan sifatnya menyeluruh

sehingga mampu menumbuhkan dan memaksimalkan energi untuk memberikan

keyakinan dalam merespon stimulus sehingga individu memilik harapan untuk

mencapai hasil yang terbaik sesuai tujuan hidupnya (Peale dalam Pangastuti, 2014)

Berpikir positif terdiri atas 4 aspek. Pertama adalah aspek positive expectation

merupakan pemusatan perhatian pada kesuksesan optimis, pemecahan masalah, serta

menjauhkan diri dari rasa takut gagal serta selalu menggunakan kata-kata yang

mengandung harapan. Ketika individu mengharapkan hal terbaik bagi diri sendiri maka

pikiran akan berusaha untuk membawa orang tersebut kepada hasil yang sesuai dengan

pikiran yang ada begitu pun sebaliknya (elfiky, 2009). Individu yang memiliki harapan,

impian atau cita-cita akan cenderung lebih positif, hal ini terjadi karena dibalik impian

pasti ada emosi yang mendasarinya (Albercht, 1992). Individu yang memiliki harapan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

42

positif akan berusaha untuk mengubah rasa takut ataupun perasaan tidak mampu yang

bisa muncul sebelum individu tampil di depan umum menjadi lebih percaya diri dan

optimis ( Purnamaningsih, 2010). Sehingga ketika individu yang memiliki harapan

positif dihadapkan pada situasi berbicara di depan umum, individu tersebut akan

memiliki rasa percaya diri dan optimis, individu yang memiliki harapan positif akan

memusatkan perhatiannya pada kesusksesan, pemecahan masalah dan menjauhkan diri

dari rasa takut akan kegagalan. Berbeda halnya dengan individu yang tidak memiliki

harapan positif, individu akan merasa cemas ketika dalam situasi berbicara di depan

umum karena individu tersebut akan berpikir bahwa apa pun yang dilakukannya akan

menimbulkan kegagalan dan tidak dapat memecahkan masalah yang dialaminya

sehingga hal tersebut membuat individu merasa takut, putus asa, gemetar, berkeringat,

dan lain-lain.

Kedua adalah self affirmation (afirmasi diri) adalah pemusatan perhatian dan

kekuatan diri, melihat diri secara positif dengan pemikiran bahwa setiap orang sama

berarti dengan orang lain (albrecht, 1992). Perasaan rendah diri dan tidak mampu akan

menghalangi tercapainya harapan, tetapi kepercayaan diri akan menghantarkan

seseorang pada kesadaran diri dan pencapaian sukses. Menilai kembali kelebihan-

kelebihan pribadi adalah hal yang sangat penting. Evaluasi yang dilakukan dapat

membuat seseorang menyadari kemampuan yang dimiliki dalam menghadapi suatu

kondisi sehingga dapat menghentikan keraguan diri sendiri dan dapat lebih mampu

mengatasi kesulitan yang muncul. Selain itu, pola pemikiran yang yakin dan optimis

dapat memodifikasi atau mengatasi keyakinan yang menekan atau masalah yang

terjadi. Hal ini akan mengenyahkan atau memaksa keluar semua pikiran dan keraguan,

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

43

semua rasa ketakutan dan ketidakyakinan (Prakoso, 2014). Individu yang mampu

mengafirmasi diri ketika dihadapkan pada situasi berbicara di depan umum, individu

tersebut akan memusatkan perhatiannya pada kekuatan dan kelebihannya yang

dimilikinya sehingga individu menjadi lebih percaya diri dan mampu untuk berbicara

di depan umum. Berbeda halnya dengan individu yang tidak mampu mengafirmasi diri,

individu tersebut akan merasa cemas karena hanya akan memusatkan perhatiannya

pada kekurangan dan ketidakmampuan yang dimilikinya, sehingga hal tersebut akan

membuat individu menjadi melupakan kata-kata penting, berbicara terbata-bata,

mengulang kata, gemetar dan bahkan mengalami kejang perut.

Ketiga adalah no judgement talking atau pernyataan yang tidak menilai

merupakan suatu pernyataan yang lebih pada penggambaran diri daripada penilaian

keadaan. Bersifat luwes dan tidak fanatik dalam berpendapat. Secara umum seorang

akan berusaha untuk konsisten antara sikap dan perilaku (Feldman, 2012). Sikap

merupakan hal yang penting karena kerap kali mempengaruhi tingkah laku seseorang,

terlebih saat sikap yang dimiliki kuat dan mantap. Sikap sulit untuk diubah, sikap

mempengaruhi persepsi dan pemikiran kita terhadap isu, orang, objek, atau kelompok

dengan kuat (Baron, & Byrne, 2004).

Sikap positif akan membantu individu mengakses ingatan mengenai hal sangat

penting maupun pengalaman positif dan sifat negatif adalah sebaliknya. Sehingga

individu akan mampu menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan tanpa

melupakan hal penting (Elfiky, 2009). Individu yang memiliki kemampuan pernyataan

yang tidak menilai jika dihadapkan pada situasi berbicara di depan umum akan merasa

lebih rileks dan percaya diri karena apa yang dilihatnya hanya akan diberikan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

44

gambarannya saja tetapi tidak memberikan peniliaian terhadap hal tesebut. Contohnya

ketika individu berbicara di depan umum kemudian ada yang menertawakannya, maka

individu tersebut akan memberikan gambaran bahwa temannnya sedang tertawa,

namun tidak memberikan penilaian bahwa temannya tertawa karena pemampilannya

buruk. Berbeda dengan individu yang tidak memiliki kemampuan pernyataan tidak

menilai, individu tersebut akan merasa cemas, gemetar, takut, dan berkeringat ketika

dihadapkan pada situasi berbicara di depan umum karena individu akan memberikan

penilaian kepada respon yang diberikan orang lain, sehingga individu tersebut merasa

bahwa dirinya sedang diadili, merasa penampilan dan gerak-gerik serta ucapannya

sedang jadi bahan perhatian atau dengan kata lain hal tersebut dikarenakan pikiran-

pikiran yang negatif dan tidak rasional.

Aspek yang terakhir adalah Realistic Adaptation atau penyesuaian diri terhadap

kenyataan merupakan keadaan dimana individu mengakui kenyataan dan segera

berusaha menyesuaikan diri dari penyesalan, frustasi, dan menyalahkan diri sendiri.

Menerima kenyataan dengan baik dan mencoba menghadapinya dengan baik.

Penyesuaian diri yang baik membantu individu untuk menguasai diri (Semium, 2006).

Ketika individu dapat menerima suatu kenyataan yang terjadi termasuk keadaan diri,

maka individu akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk memperbaiki diri serta

akan lebih tahu apa yang harus dilakukan, dan individu akan lebih percaya diri dan

optimis ketika harus berbicara di depan umum (Rahayu, 2013). Individu yang mampu

menyusaikan diri terhadap kenyataan, ketika dihadapkan pada situasi berbicara di

depan umum akan mampu mengatasi rasa takut dan cemas yang dialaminya dan

mencoba menghadapinya dengan baik, sehingga individu tersebut akan berani dan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

45

mampu untuk berbicara di depan umum. Berbeda halnya dengan individu yang tidak

mampu beradaptasi dengan kanyataan, individu akan merasa tertekan, frustasi, cemas,

takut, gemetar. Individu yang mengalami kecemasan pada saat berbicara di depan

umum akan sulit mengatasi rasa cemas yang dialaminya, dan akan sulit menyesuaikan

dengan keadaannya yang sedang dialaminya.

Pelatihan berpikir positif sendiri sebagai perlakuan yang akan diberikan tidak

terlepas dari berbagai hasil penelitian yang telah membuktikan pengaruh intervensi

pelatihan berpikir positif terhadap penurunan kecemasan berbicara di depan umum.

Penelitian-penelitian tersebut di antaranya yakni yang dilakukan oleh Sianturi ( 2014)

yang menerapkan pelatihan berpikir positif sebagai upaya menurunkan kecemasan

menghadapi ujian pada siswa SMA, dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa

pelatihan berpikir positif berhasil menurunkan kecemasan berbicara di depan umum

padan siswa SMA.

Berdasarkan pemaparan di atas terkait pelatihan berpikir positif serta kaitannya

dengan kecemasan berbicara di depan umum maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan

berpikir positif dapat menurunkan kecemasan berbicara di depan umum pada

mahasiswa.

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kecemasan berbicara di depan

umum antara sebelum dan setelah diberikan pelatihan berpikir positif pada mahasiswa.

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Pengertian Kecemasan …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/3292/3/BAB II.pdf · 2018-08-16 · 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Berbicara Di Depan

46

Kecemasan berbicara di depan umum mengalami penurunan setelah diberikan

pelatihan berpikir positif.