6. bab iirepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 bab ii tinjauan pustaka 2.1 konsep kecemasan...

23
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat di observasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu (Suliswati, 2005). Cemas merupakan gejolak emosi seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan (Asmadi, 2009). 2.1.2 Proses Terjadinya Kecemasan Proses terjadinya kecemasan dibagi menjadi : 1. Teori Psikoanalitik Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Kepribadian id mewakili dorongan insting dan implus primitif seseorang. Sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh nama-nama budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentang dan fungsi kecemasan adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya (Asmadi, 2009). 2. Teori Prilaku Teori ini menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil dari frustasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu dalam

Upload: others

Post on 22-Sep-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kecemasan

2.1.1 Definisi kecemasan

Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup

dalam sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari

individu dan tidak dapat di observasi secara langsung serta merupakan

suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan adalah

kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan

penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak

menentu (Suliswati, 2005). Cemas merupakan gejolak emosi

seseorang yang berhubungan dengan sesuatu di luar dirinya dan

mekanisme diri yang digunakan dalam mengatasi permasalahan

(Asmadi, 2009).

2.1.2 Proses Terjadinya Kecemasan

Proses terjadinya kecemasan dibagi menjadi :

1. Teori Psikoanalitik

Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Kepribadian

id mewakili dorongan insting dan implus primitif seseorang.

Sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan

dikendalikan oleh nama-nama budaya seseorang. Ego berfungsi

menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentang dan fungsi

kecemasan adalah meningkatkan ego bahwa ada bahaya (Asmadi,

2009).

2. Teori Prilaku

Teori ini menyatakan bahwa kecemasan merupakan hasil dari

frustasi akibat berbagai hal yang mempengaruhi individu dalam

Page 2: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

8

mencapai tujuan tertentu. Kecemasan dapat juga muncul melalui

konflik antara dua pilihan yang saling berlawanan dan individu

harus memilih salah satu. Konflik menimbulkan kecemasan dan

kecemasan akan meningkatkan persepsi terhadap konflik dengan

timbulnya perasaan ketidakberdayaan (Suliswati, 2005).

3. Tahap Keluarga

Menunjukan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang

selalu ada pada tiap-tiap keluarga dengan berbagai bentuk dan sifat

heterogen (Suliswati, 2005).

4. Teori Biologis

Menunjukan bahwa otak mengandung reseptor untuk

benzodiapine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur

kecemasan. Regulasi tersebut berhubungan dengan aktivitas

neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang

mengontrol aktivitas neuro di bagian otak yang bertanggung jawab

untukmenghasilkan kecemasan. Bila GABA bersentuhan dengan

sinaps dan berikatan dengan reseptor GABA padamembran post-

sinaps akan membuka pintu/saluran reseptor sehingga terjadi

perpindahan ion. Teori ini menjelaskan bahwa individu yang sering

mengalami kecemasan berarti mempunyai masalah pada proses

neurotransmiter (Suliswati, 2005).

5. Teori Interpersonal

Sulivan dalam suliswati (2009) mengemukakan bahwa

kecemasan timbul akibat ketidakmampuan untuk berhubungan

interpersonal dan sebagai akibat dari penolakan. Kecemasan dapat

dirasakan bila individu mempunyai kepekaan lingkungan.

Kecemasan pertama kali ditentukan oleh hubungan ibu dan anak

pada awal kehidupannya. Harga diri seseorang merupakan faktor

penting yang mempengaruhi kecemasan. Orang yang mempunyai

predisposisi mengalami kecemasan adalah orang yang mudah

Page 3: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

9

terancam, mempunyai opini negatif terhadap diriya sendiri ataupun

meragukan kemampuan nya (Suliswati, 2005).

2.1.3 Klasifikasi Kecemasan

Asmadi (2009) mengidentifikasi kecemasan dalam 4 tingkatan.

Setiap tingkatan memiliki karateristik dalam persepsi yang berbeda

tergantung kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi

ketegangan, tingkat kecemasan yaitu:

1. Cemas ringan

Cemas ringan dihubungkan dengan ketegangan ang dialami

sehari-hari yang menyebabkan seorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi

belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreatifitas.

a. Respon fisiologis

Respon yang terjadi sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan

darah meningkat, gejala ringan pada lambung, muka berkerut

serta bibir bergetar.

b. Respon kognitif

Respon yang terjadi lapang pandang meluas, mampu menerima

rangsangan yang kompleks, kosentrasi pada masalah,

menyelesaikan masalah secara elektif dan terangsang untuk

melakukan aktivitas.

c. Respon perilaku emosi

Respon yang terjadi tidak dapat duduk tenang, tremor halus

pada tangan dan kadang-kadang suara meninggi.

2. Cemas sedang

Cemas yang memungkinkan seseorang untuk memutuskan

pada hal yang penting dan mengesampingkan hal yang tidak

penting. Kecemasan ini mempersempit lapang pandang individu.

Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian yang

Page 4: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

10

selektif namun dapat berfokus pada lebih banyak area dan dapat

melakukan sesuatu dengan arahan orang lain.

a. Respon fisiologis

Respon yang terjadi sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah

meningkat, mulut kering, anorexia, diare/konstipasi, gelisah

serta merasa letih.

b. Respon kognitif

Respon yang terjadi lapang pandang menyempit, rangsang luar

tidak mampu diterima, berfokus pada apa yang menjadi

perhatianya.

c. Respon perilaku dan emosi

Respon yang terjadi gerakan tersentak-sentak, bicara banyak dan

lebih cepat, perasaan tidak nyaman dan sulit untuk tidur.

3. Cemas Berat

Cemas ini sangat mempersempit lapang presepsi, individu

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan

spesifik dan tidak dapat berfikir pada hal yang lain. Semua perilaku

ditunjukan untuk mengurangi tegangan, individu memerlukan

banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.

a. Respon fisiologis

Respon yang terjadi sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah

meningkat, berkeringat, sakit kepala, dan pengelihatan kabur

serta tampak tegang.

b. Respon kognitif

Respon yang terjadi tidak dapat berfikir berat lagi dan

membutuhkan banyak pengarahan/tuntutan, dan lapang persepsi

menyempit.

c. Respon prilaku dan emosi

Respon yang terjadi perasaan ancaman meningkat, verbalisasi

cepat, blocking.

Page 5: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

11

4. Panik

Pada tingkatan ini individu kehilangan kendali diri dan betil

perhatian hilang. Karena hilangnya kontrol, maka tidak mampu

melakukan apapun meskipun dengan perintah. Terjadi peningkatan

aktivitas motorik, berkurangnya kemampuan berhungan dengan

orang lain, penyimpangan persepsi dan hilangnya pikiran rasional,

tidak mampu berfungsi secara efektif dan biasanya disertai dengan

disorganisasi keperibadian.

a. Respon fisiologis

Respon yang terjadi nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi,

sakit di bagian dada, wajah terlihat pucat, hipotensi serta

rendahnya koordinasi motorik.

b. Respon kognitif

Respon yang terjadi tidak dapat berfikir logis, persepsi pada

lingkungan mengalami distorsi dan ketidakmampuan memahami

situasi.

c. Respon prilaku dan emosi

Respon yang terjadi mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-

teriak, kehilangan kendali pada diri, perasaan terancam, serta

dapat berbuat sesuatu yang dapat membahayakan dirinya sendiri

maupun orang lain.

2.1.4 Rentang Respon Kecemasan

Rentang respon kecemasan menggambarkan suatu derajat perjalanan

cemas yang dialami individu (dapat dilihat pada gambar 2.1). Tingkat

kecemasan adalah suatu rentang respon yang membagi individu

apakah termasuk ringan, sedang, berat atau bahkan panik.

Page 6: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

12

Gambar 2.1

Rentang respon kecemasan Sumber : Stuart (2013)

2.1.5 Respon Kecemasan

Menurut (Stuart, 2013) Respon kecemasan terdiri dari respon

fisiologis dan respon perilaku, kognitif, dan efektif.

1. Respon fisiologis

a. Sistem kardiovaskuler

Respon yang terjadi palpitasi, jantung berdebar, rasa ingin

pingsan, tekanan darah meningkat, tekanan darah menurun,

denyut nadi menurun;

b. Sistem pernafasan

Respon yang terjadi adalah nafas cepat, sesak nafas, tekanan

pada dada, nafas dangkal, pembengkakan pada

tenggorokan,sensasi tercekik, dan terengah-engah;

c. Sistem neuromuskuler

Respon yang terjadi adalah reflek meningkat, reaksi terkejut,

mata berkedip-kedip, insonmia, tremor, regiditas, gelisah,

mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum, dan tungkai

lemah serta mengalami gerakan yang janggal;

d. Sistem gastrointesinal

Respon yang terjadi adalah kehilangan nafsu makan, menolak

makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri abdomen, mual,

nyeri ulu hati, dan diare;

Adaptif Maladaptif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Page 7: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

13

e. Sistem saluran perkemihan

Respon yang terjadi adalah tidak dapat menahan kencing dan

sering berkemih;

f. Sistem integumen

Respon yang terjadi adalah wajah kemerahan, berkeringat

setempat (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada

kulit, wajah pucat, dan berkerigat seluruh tubuh.

2. Respon perilaku, kognitif, dan efektif

a. Sistem perilaku

Respon yang terjadi adalah gelisah, ketegangan fisik, tremor,

reaksi terkejut, bicara cepet, kurang kordinasi, cenderung

mengalami cedera, menarik diri dari hubungan interpersonal,

inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghidar, hiperventilasi,

sangat waspada;

b. Sistem kognitif

Respon yang terjadi yaitu perhatian terganggu, konsentrasi

buruk, preokupasi, pelupa, salah dalam penilaian, hambatan

berfikir, lapang persepsi menurun, kreaktivitas menurun,

produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran

diri, kehilangan objektivitas, dan takut kehilangan kendali,

mimpi buruk, takut akan cederadan kematian, serta takut pada

gambaran visual;

c. Sistem afektif

Respon yang terjadi yaitu mudah terganggu, tidak sabar, gelisah,

tegang, gugup, ketakutan, waspada, kekhawatiran, kecemasan,

mati rasa, rasa bersalah, dan malu.

2.1.6 Faktor yang mempengaruhi kecemasan

1. Karena Perpisahan

Respon prilaku anak akibat perpisahan diagi dalam 3 tahap yaitu :

Page 8: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

14

a. Tahap protes

Tahap ini dimanefestasikan dengan menangis kuat, menjerit, dan

memangil ibunya atau menggunakan tinggkah laku agresif,

seperti menendang,menggigit, memukul, mencubit, mencoba

untuk orang tuanya tetep tinggal,dan menolak perhatian orang

lain.

b. Tahap putus asa

Tahap ini anak tampak tegang, tangisnya berkurang, tidak aktif,

kurang berminat untuk bermain, tidak ada nafsu makan, menarik

diri, tidak mau berkomunikasi, sedih, apatis, dan regresi

(mengompol atau menghisap jari).

c. Tahap menolak

Tahap ini secara samar-samar anak menerima perpisahan, mulai

tertarik dengan apa yang ada disekitarnya, dan membina

hubungan dangkal dengan orang lain. Anak mulai kelihatan

gembira fase ini terjadi setelah perpisahan yang lama dengan

orang tua.

2. Kehilangan Kendali

Anak berusaha sekuat tenanga untuk mempertahan

otonominya. Hal ini terlihat jelas perilaku mereka dalam hal

kemampuan motorik, bermain, melakukan hubungan interpersonal,

melakukan aktivitas sehari-hari (Aktivity Of Daily Living-ADL) dan

komunikasi. Akibat dirawat di rumah sakit, anak akan kehilangan

kebebasan pandangan egosentris dalam mengembangkan

otonominya.

3. Luka pada tubuh dan rasa sakit

Reaksi anak terhaap rasa nyeri sama seperti sewaktu masih

bayi, namun jumlah variabel yang mempengaruhi responya lebih

Page 9: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

15

kompleks dan bermacam-macam. Anak akan bereaksi terhadap rasa

nyeri dengan menyeringaikan wajah, menangis, mengatupkan gigi,

mengigit bibir, membuka mata dengan lebar, atau melakukan

tindakan yang agresif seperti mengigit, menendeng, memukul atau

berlari keluar (Nursalam & dkk, 2013).

4. Berpisah dengan orang tua.

5. Fantasi-fantasi dan urealistic anxieties tentang kegelapan, monster,

pembunuhan, dan binatang buas diawali dengan yang asing.

6. Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diizinkan.

7. Nyeri dan kompikasi akibat pembedahan atau penyakit.

2.1.7 Alat Ukur Kecemasan

Mengukur kecemasan menggunakan lembar observasi

kecemasan (MyPas)yang berisi 5 pertanyaan terhadap respon

kecemasan anak, lembar observasi kecemasan ini berisi skor 0-6

sehingga didapatkan nilai <30 Tidak ada kecemasan, >30

mengalammi kecemasan.

2.2 Terapi Bermain

2.2.1 Definisi Terapi Bermain

Terapi bermain merupakan penerapan sistemmatis dari

sekumpulan prinsip belajar terhadap suatu kondisi atau tingkah laku

yang dianggap menyimpang, dengan tujuan melakukan perubahan

perubahan yang dimadsud bisa berarti menghilangkan mengurangi,

meningkatkan atau memodifikasi suatu kondisi atau tingkah laku

tertentu. Secara umum, suatu kondisi atau tingkah laku tertentu.

Secara umum, terdapat dua macam terapi. Pertama, terapi jangka

pendek untuk masalah ringan, yang dapat diselesaikan dengan

memberi dukungan, memberi ide, menghibur, atau membujuk anak.

Kedua, terapi jangka panjang untuk masalah yang memerlukan

Page 10: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

16

keteraturan dan kontinuitas demi perubahan tingkah laku anak

(Andriana, 2011).

Terapi bermain adalah usaha mengubah tingkah laku bermasalah,

dengan menempatkan anak dalam situasi bermain. Biasanya ada

ruangan khusus yang telah diatur sedemikian rupa sehingga anak bisa

merasa lebih santai dan dapat mengekspresikan diri dengan bebas.

(Andriana, 2011)

2.2.2 Bermain Sebagai Terapi

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai

perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,

cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari

hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor

yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan

permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang

dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan depat

mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan

relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

Pada saat dirawat dirumah sakit, anak akan mengalami berbagai

perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut,

cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari

dirawatnya dirumah sakit yang dialami anak karena menghadapi

berberapa stresor yang ada akan terlepas dari ketegangan dan stress

yang dialami karena dengan melakukan permainan, anak akan dapat

mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan

relaksasi melalui kesenangan melakukan permainan (Andriana, 2011).

Bermain harus seimbang artinya harus ada keseimbangan antara

bermain aktif dan bermain pasif yang biasanya disebut hiburan. Dalam

bermain aktif kesenangan diperoleh dari apa yang dilakukan oleh anak

itu sendiri sedangkan bermain pasif kesenangan didapat dari orang

lain.

Page 11: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

17

1. Bermain aktif

a. Bermain mengamati/menyelidik (exploratory play)

Perhatian anak pertama pada alat bermain adalah memeriksa

alat permainan tersebut. Anak memperhatikan alat permainan

seperti mengocok, mencium, meraba, menekan dan bahkan

berusaha untuk membongkar.

b. Bermain konstruktif (contruction play)

Pada anak umur 3 tahun, misalnya menyusun balok menjadi

rumah-rumahan.

c. Bermain drama

Misalnya bermain sandiwara menggunakan boneka dan bisa

juga bermain dokter-dokteran.

d. Bermain bola, tali dan yang lainnya (Soejiningsih & Ranuh,

2014)

2. Bermain pasif

Anak berperan pasif, antara lain dengan melihat dan

mendengar. Bermain pasif ideal jika anak sudah lelah bermain dan

membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan

keletihannya contonya seperti:

a. Melihat gambar-gambar di buku/majalah

b. Mendengarkan cerita atau musik

c. Menonton dan yang lainnya (Andriana, 2011).

2.2.3 Tujuan Terapi Bermain

Anak bermain pada dasarnya agar dapat melanjutkan tumbuh

kembang yang normal selama perawatan, sehingga tumbuh kembang

anak tidak terhambat karena keadaan anak yang sakit. Agar anak

dapat mengekspresikan pikiran dan fantasinya serta dapat

mengembangkan kreatifitasnya melalui pengalaman permainan yang

tepat. Serta anak dapat beradaptasi secara lebih efektif terhadap stes

Page 12: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

18

yang dialami oleh anak karena penyakitnya atau karena dirawat di

rumah sakit, dan anak mendapatkan ketenangan dalam bermain

(Nursalam &dkk , 2013)

2.2.4 Fungsi Bermain di Rumah Sakit

Menurut Andriana (2011)Bermain memiliki banyak keuntungan

bagi anak yaitu:

1. Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang

asing

2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

3. Membantu mengurangi stress terhadap perpisahan

4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang bagian-bagian

tubuh, funginya, dan penyakitnya

5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan

tujuan peralatan serta prosedur medis

6. Memberi peralihan (distraksi) dan relaksasi

7. Membantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan asing

8. Mencari cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat

9. Memberi carauntuk tujuan terapeutik

10. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan

sikap positif

2.2.5 Prinsip Permainan pada Anak

Menurut suriadi & Rita (2010)Bermain memiliki banyak prinsip

yaitu:

1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan terapi dan

pengobatan.

2. Tidak mengeluarkan energy yang banyak dan dilakukan secara

singkat

Page 13: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

19

3. Harus mempertimbangkan keamanan dan infeksi anak

4. Dilakukan pada kelompok umur yang sama

5. Melibatkan orang tua/keluarga

2.2.6 Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain

Menurut andriana (2011) faktor yang mempengaruhi aktivitas

bermain yaitu:

1. Tahan perkembangan, tiap tahap mempunyai

potensi/keterbatasan;

2. Status kesehatan, anak sakit sehingga perkembangan psikomotor

kognitif terganggu;

3. Jenis kelamin;

4. Lingkungan:lokasi, negara, dan kultur;

5. Alat permainan:menyenangkan dan dapat menggunakannya;

6. Intelegensia dan status sosial ekonomi;

2.2.7 Tahap Perkembangan Terapi Bermain

1. Tahap eksplorasi merupakan tahapan menggali dengan melihat

cara bermain;

2. Tahap permainan, yaitu setelah tau cara bermain, anak mulai

masuk dalam tahap permainan;

3. Tahap bermain sungguhan yaitu anak sudah ikut dalam

permainan;

4. Tahap melamun merupakan tahapan terakhir anak

membayangkan permainan berikutnya;

2.2.8 Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam Aktivitas Bermain

1. Energi ekstra/tambahan

Bermain memerlukan energi tambahan, anak sakit kecil

keinginannya untuk bermain. Apabila anak mulai lelah atau bosan

maka akan menghentikan permainan

2. Waktu

Page 14: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

20

Anak harus mempunyain cukup waktu untuk bermain agar

stimulus yang diberikan dapat optimal;

3. Alat permainan

Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan

umur dan taraf perkembangan anak

4. Ruang untuk bermain

Aktivitas bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, di

halaman maupun di kamar tidur

5. Pengetahuan cara bermain

Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru

teman-temannya atau diberi tahu caranya. Cara yang terakhir

adalah yang terbaik karena anak lebih terarah dan lebih

berkembang pengetahuannya

6. Teman bermain

Dalam bermain, anak memerlukan teman, bisa teman sebaya,

saudara, orangtua nya. Ada saat-saat tertentu di mana anak

bermain sendiri agar dapat menemukan kebutuhannnya sendiri.

(Nursalam & Rita, 2008)

7. Reward

Menurut Andriana, 2011 memberikan semangat & pujian atau

hadiah pada anak bila berhasil melakukan sebuah

permainan.Kadang-kadang tidak dapat dicapai keseimbangan

dalam bermain yaitu apabila terdapat hal dibawah ini.

a. Kesehatan anak menurun

Anak yang sakit, tidak mempunyai energi untuk aktif bermain;

b. Tidak ada variasi dari alat permainan

Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainan. Meskipun

banyak alat permainan tetapi tidak banyak manfaatnya kalau

anak tidak tahu cara menggunakannya.

c. Tidak mempunyai teman bermain

Page 15: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

21

Kalau tidak mempunyai teman bermain maka aktifitas bermain

yang dapat dikerjakan sendirinakan terbatas.

2.2.9 Manfaat Bermain Bagi Perkembangan Anak

Menurut Triharso (2008) Bermain memiliki beberapa manfaat diantaranya:

1. Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak

Bila anak mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang

banyak melibatkan gerakan-gerakan tubuh maka tubuh akan menjadi

sehat. Otot-otot dapat berkembang dan menjadi kuat.

2. Bermain dapat digunakan sebagai terapi

Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau pengobatan

terhadap anak. Tetapi merupakan terapan sistematis dari sekumpulan

prinsip belajar terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap

menyimpang dengan tujuan melakukan perubahan. Perubahan yang

dimaksud bisa berarti menghilangkan, mengurangi, meningkatkan atau

memodifikasi suatu kondisi atau tingkah laku tertentu. Terapi ini

dikenal dengan sebutan terapi bermain (Adriana, 2011).

3. Bermain meningkatkan pengetahuan anak

Dengan bermain, aspek motoric kasar dan motoric halus anak turut

berkembang. Melalui permainan pula anak prasekolah diharapkan akan

menguasai konsep seperti warna, ukuran, bentuk, arah dan besaran

sebagai landasan untuk beljar menulis, Bahasa, matematika dan ilmu

pengetahuan lain.

4. Bermain melatih penglihatan dan pendengaran

Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak. Anak usia dini

masih mengalami kesulitan untuk belajar dengan serius. dengan

bermain anak merasa senang, dan kreativitas anak pun meningkat;

5. Bermain mengembangkan tingkah laku anak.

6. Bermain memengaruhi nilai moral anak

Bermain dapat memenuh kebutuhan-kebutuhan dan dorongan dalam

diri anak yang tidak mungkin terpuaskan dalam dunia nyata. Bila anak

Page 16: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

22

memeroleh kesempatan untuk menyalurkan perasaan tegang, tertakan,

dan menyalurkan dorongan yang muncul dalam diri, anak akan merasa

lega dan rileks.

2.3 Puzzle

2.3.1 Pengertian Puzzle

Kata Puzzle berasal dari bahasa inggris yaitu teka-teki atau

bongkar pasang. Puzzle adalah media yang dimainkan dengan cara

bongkar pasang ( Kres,H. 2013). Puzzle merupakan permainan yang

dapat memfasilitasi permainan asosiatif dimana pada usia prasekolah

ini anak senang bermain dengan anak lain sehingga puzzle dapat

dijadikan sarana bermain anak sambil bersosialisasi ( Ball, et, al. 2012

dalam Winda, dkk. 2017). Puzzle adalah salah satu bentuk permainan

yang sangat dipercaya sebagai media yang bisa membantu

mengembangkan kecakapan motorik halus dan dengan koordinasi

antara tangan dan mata ( Patmonodewo, 2003 dalam Lina & fatiyah,

2016 ). Media puzzle adalah media permainan anak yangmenarik dan

menyenangkan akanmeningkatkan kemampuan motorikhalus dan

kognitif anak misalnyamengklasifikasikan bendaberdasarkan warna,

bentuk danukuran, atau mengklasifikasikanbenda ke dalam kelompok

yangsama, yang sejenis dan yangberpasangan dengan 2 variasi

sertabekemampuan berfikir untuk memecahkan permasalahan yang

sederhana (Lina & fatiyah, 2016).

Rubik’s Cube adalah permainan puzzle mekanik tiga dimensi

yang ditemukan pada tahun 1974 oleh seorang pemahat dan profesor

arsitektur dari Hungaria bernama Erno Rubik. Rubik memberi

Page 17: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

23

namahasil temuannya itu Magic Cube, yang kemudian dipatenkan di

Hungaria dan dijual pertama kali melalui perusahaan Ideal Toy

Corporation. Pada tahun 1980, perusahaan Ideal Toy mengubah

namamagic cube tersebut menjadi “Rubik’s Cube” (Vania, 2015).

Manfaat bermain rubik sama hal nya dengan manfaat bermain puzzle,

karena rubik merupakan salah satu jenis dari beberapa puzzle.Rubik

memiliki 6 sisi dengan 6 warna dimana kita harus menyatukan tiap

sisi nya dengan warna yang sama. Itu tujuan dari permainan rubik.

Harmonisasi dan kesempurnaan. Kesempurnaan warna tidak harus

selalu sama di 6 sisi. Dan harmonisasiantara satu sisi dengan sisi

lainnya membuatnya sangat sempurna (Parmalia, 2010).

2.3.2 Manfaat Bermain Puzzle

Menurut unik (2017) permainan puzzle memiliki beberapa

manfaat yaitu:

1. Memperkuat ingatan jangka pendek

Bermain puzzle dapat meningkatkan proses berfikir. Bermain

puzzle bermanfaat untuk semua usia.

2. Menunda terjadinya demensia

Permainan puzzle mampu melatih saraf otak untuk bekerja dengan

baik, meskipun sudah berusia dewasa ataupun lansia.

3. Melatih kemampuan memecahkan masalah

Bermain puzzle untuk orang dewasa akan menantang kamu

menemukan cara memecahkan puzzle tersebut dengan cepat dan

tepat dalam penyelesaiannya.

4. Meningkatkan keterampilan spasial otak

Ketika anak mencocokan satu warna atau gambar dengan potongan

Yanglainnya, inimelatih kemampuanspasial yang nenuntuk

aktivitas fisik dan mental.

5. Problem solving

Page 18: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

24

Dengan bermain puzzle anak akan belajar bagaimana dalam

memecahkan masalah. Permainan puzzle akan membantu anak-

anak untuk berfikir bagaimana cara untuk menyelesaikan

potongan-potongan puzzle hingga membentuk suatu gambar.

6. Mengembangkan kordinasi mata dan tangan

Puzzle memiliki berbagai gambar, bentuk dan warna. Dengan

ragam yang berbeda akan membantu anak dalam meningkatkan

kordinasi mata dan tangan mereka.

7. Mengembangkan keterampilan motoric

Degan bermain puzzle, anak-anak harus mengambil sesuatu yang

membuat garis dan memindahkan barang tanpa harus membuat

rusak. Hal ini akan membantu perkembangan motorik pada anak.

8. Mengembangkan keterampilan kognitif

Dengan permainan puzzle anak-anak dilatih mengenali ukuran,

gambar dan bentuk yang berbeda sehingga akan membantu anak-

anak dalam meletakkan potongan puzzledi segala arah dengan

harmonis dan secara bersamaan. Dengan hal itu akan membuat

anak-anak berlatih keterampilan kognitif.

9. Melatih kesabaran

Dengan bermain puzzle anak akan dituntut untuk menggabungkan

potongan puzzle sehingga membutuhkan kesabaran dalam

menyusunnya.

2.3.3 Macam-Macam Puzzle

Menurut unik (2017) terdapat 5 jenis puzzle yang terkenal di

dunia, yaitu:

1. Logic puzzle

Page 19: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

25

Logic puzzle adalah puzzle yang menggunakan logika perfikir.

Seperti permainan teka teki silang, grid puzzzle, tic toc, dan

sudoku.

2. Jigsaw puzzle

Jigsaw puzzle adalah puzzle yang berupa kepingan gambar. Puzzle

inilah yang umumnya banyak dimainkan dan digemari oleh anak-

anak. Contoh nya: tangram, puzzle huruf, puzzle angka, puzzle

hewan/binatang, puzzle buah sayur, dan puzzle matematika.

3. Combination puzzle

Combination puzzle adalah puzzle yang dapat diselesaikan melalui

beberapa kombinasi yang berbeda. Puzzle ini biasanya terbuat dari

kayu atau plastik. Contoh combination puzzle adalah rubik cube

dan chungky puzzle.

Rubik’s Cube merupakan permainan puzzle mekanik tiga

dimensi yang ditemukan pada tahun 1974 oleh seorang pemahat

dan profesor arsitektur dari Hungaria bernama Erno Rubik. Rubik

memberi nama hasil temuannya itu Magic Cube, yang kemudian

dipatenkan di Hungaria dan dijual pertama kali melalui perusahaan

Ideal Toy Corporation. Pada tahun 1980, perusahaan Ideal Toy

mengubah nama magic cube tersebut menjadi “Rubik’s

Cube”(Vania, 2015). Manfaat bermain rubik sama hal nya dengan

manfaat bermain puzzle, karena rubik merupakan salah satu jenis

dari beberapa puzzle. Rubik sama hal nya dengan puzzle akan

tetapi sudah lebih modern sehingga lebih menarik khusus nya di

kalangan anak-anak. Rubik memiliki 6 sisi dengan 6 warna dimana

kita harus menyatukan tiap sisi nya dengan warna yang sama. Itu

tujuan dari permainan rubik, Harmonisasi dan kesempurnaan.

Kesempurnaan warna tidak harus selalu sama di 6 sisi dan

harmonisasi antara satu sisi dengan sisi lainnya membuatnya

sangat sempurna (Parmalia, 2010).Manfaat bermain rubik ialah

mengasah kesabaran dan konsentrasi dalam menyusunnya, melatih

Page 20: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

26

kecerdasan emosional, berkoordinasi antara otak dan tangan serta

mampu memelihara memori jangka pendek (unik, 2017)

4. Mechanical puzzle

Mechanical puzzle adalah puzzle yang kepingannya saling

berhubungan dan dapat membentuk suatu formasi. Contoh puzzle

mechanical adalah mainan lego dan tetris kubus.

5. Construction puzzle

Puzzle kontruksi merupakan kumpulan potongan-potongan yang

terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa

model. Mainan contruksi puzzle paling umum adalah blok-blok

kayu berwarna-warni. Contoh puzzle ini adalah mainan city block

dan mainan kayu rainbow block.

2.4 Penelitian Terkait

1. Penelitian winda, dkk (2017) yang berjudul Terapi bermain puzzle

terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah (3-6

tahun) yang menjalani kemoterapi diruang hematologi onkologi anak.

Disimpulkan bahwaPengambilan sampel menggunakan teknik consecutive

sampling dengan jumlah 14 responden. Instrumen yang digunakan yaitu

kuesioner kecemasan anak usia prasekolah yang di uji validitas dan

reliabilitasnya Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji wilcoxon

didapatkan p-value 0,005 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh terapi bermain puzzle terhadap penurunan tingkat kecemasan

pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang menjalani kemoterapi di ruang

Hematologi Onkologi Anak RSUD Ulin Banjarmasin. Dari hasil penelitian

ini disarankan bagi pihak rumah sakit khususnya perawat ruang

Hematologi Onkologi Anak agar dapat menggunakan terapi bermain

puzzle secara bersama-sama dengan anak lain disamping dapat

menurunkan kecemasan juga agar anak dapat bersosialisasi dengan anak

lainnya daripada anak hanya berdiam diri di ruangan dan tampak apatis

terhadap lingkungan sekitarnya.

Page 21: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

27

2. Penelitian Lina & Fatiyah (2016) yang berjudul Pengaruh terapi bermain

puzzle terhadap perkembangan motorik halus dan kognitif anak usia

prasekolah (4-5 tahun). Desain penelitian ini menggunakan one group

pretest-posttest design. Sampel yang diambil sebanyak 12 responden.

sebelum dilakukan intervensi terapi bermain puzzle sebagian besar

responden mempunyai perkembangan kognitif yang cukup (83,3%),

dengan nilai rata-rata X1 = 2,17 dan Std Deviation 0,389. Dan sesudah

dilakukan terapi bermain puzzle seluruh responden mempunyai

perkembangan kognitif yang baik (100%), dengan nilai ratarata X2 = 3,00

dan Std Deviation 0,000. Dengan hasil uji statistic Wilcoxon nilai sig (2-

tailed) = 0,002 yang berarti p<0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

artinya ada pengaruh terapi bermain: Puzzle terhadap perkembangan

kognitif anak usia prasekolah (4-5 tahun).Penelitian ini didapatkanbahwa

dengan bermain puzzlegeometri yang dapat di kelompokandari bentuk dan

warna dapatmendorong perkembangan anak serta anak di tuntut mampu

untuk menyebutkan bentuk dan warna puzzle tersebut.

3. Penelitian Septi (2015) yang berjudul Pengaruh terapi bermain puzzle

terhadap tingkat kecemasan anak yang menjalani hospitalisasi di ruang

madinah rumah sakit islam siti khadijah palembang. Pada penelitian ini

hasil analisis data menggunakan uji marginal homogenity didapatkan uji p-

value 0,000 < α (0,05). Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

seluruh responden yang berjumlah 35 anak, yang mengalami penurunan

kecemasan sesudah dilakukan terapi bermain puzzle adalah cemas berat 19

anak menjadi 0 anak, cemas sedang 12 anak menjadi 11 anak, cemas

ringan 4 anak meningkat menjadi 19 anak, sedangkan yang tidak

mengalami kecemasan sebanyak 0 anak menjadi 5 anak.

Page 22: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

28

2.5 Karangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori 2.6 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

antara konsep satu dengan konsep lainnya ataupun variabel satu dengan variabel

yang lainnya darimasalah yang akan diteliti. Kerangka konsep penelitian adalah

kerangka hubungan konsep-konsep yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Pre test Intervensi Post test

Gambar 2.3

Kerangka Konsep

Tingkat kecemasan anak pre operasi

Tingkat kecemasan anak pre operasi Terapi bermain Rubik

Kecemasan

Faktor yang mempengaruhi kecemaan a. Cemas karena perpisahan b. Kehilangan kendali c. Hospitalisasi d. Akan dilakukan tindakan pembedahan e. Luka pada tubuh dan rasa sakit f. Berpisah dengan orang tua g. Gangguan kontak sosial jika pengujung tidak

diizinkan h. Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau

penyakit

Non-farmakologi : a. Stimulasi dan massase kutaneus b. Terapi es dan panas c. Imajinasi terbimbing d. Hyponosis e. Relaksasi f. Distraksi/Pengalihan

(Terapi bermain)

Page 23: 6. BAB IIrepository.poltekkes-tjk.ac.id/503/3/2.pdf7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kecemasan 2.1.1 Definisi kecemasan Kecemasan adalah respons individu terhadap suatu keadaan

29

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga, atau dalil sementara yang kebenaranya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis penelitian ini adalah:

Ada pengaruh terhadap tingkat kecemasan pada anak preoperasi. Sebelum dan

sesudah dilakukan terapi bermain Rubik