pengertian kecemasan

42
Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah ketidak-mampuan individu dalam mengendalikan emosi dan perasan antara ketakutan dan kekhawatiran (Hyun, 1999), yang kuat serta meluap-luap (Chaplin, 2006) yang menyebabkan kegelisahan irasional (Mcloone,2006), dan perasaan tidak nyaman pada individu tersebut (Tell, 2010). Freud juga berpendapat bahwa kecemasan merupakan pengalaman subyektif individu mengenai ketegangan-ketegangan, kesulitan-kesulitan dan tekanan yang menyertai suatu konflik atau ancaman (Basuki, 1987; Hanum, 2002) Kecemasan didefinisikan sebagai konsep yang terdiri atas dua dimensi utama, yaitu kekhawatiran (worry) dan emosionalitas (emotionally). Dimensi emosi merujuk pada reaksi fisiologis dari system saraf otonomik yang timbul akibat rangsangan atau perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi-reaksi emosi terhadap hal-hal buruk yang dirasakan individu ketika menghadapi situasi yang kurang menyenangkan (Hidayah,2004). Dimensi kekhawatiran merupakan aspek kognitip dari kecemasan yang di alami, berupa pikiran negative tentang diri dan lingkungannya dan perasaan

Upload: mada-adi

Post on 01-Jan-2016

129 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Kecemasan

Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah ketidak-mampuan individu dalam mengendalikan emosi dan perasan

antara ketakutan dan kekhawatiran (Hyun, 1999), yang kuat serta meluap-luap (Chaplin, 2006)

yang menyebabkan kegelisahan irasional (Mcloone,2006), dan perasaan tidak nyaman pada

individu tersebut (Tell, 2010). Freud juga berpendapat bahwa kecemasan merupakan pengalaman

subyektif individu mengenai ketegangan-ketegangan, kesulitan-kesulitan dan tekanan yang

menyertai suatu konflik atau ancaman (Basuki, 1987; Hanum, 2002)

Kecemasan didefinisikan sebagai konsep yang terdiri atas dua dimensi utama, yaitu

kekhawatiran (worry) dan emosionalitas (emotionally). Dimensi emosi merujuk pada reaksi

fisiologis dari system saraf otonomik yang timbul akibat rangsangan atau perasaan yang tidak

menyenangkan dan reaksi-reaksi emosi terhadap hal-hal buruk yang dirasakan individu ketika

menghadapi situasi yang kurang menyenangkan (Hidayah,2004). Dimensi kekhawatiran

merupakan aspek kognitip dari kecemasan yang di alami, berupa pikiran negative tentang diri

dan lingkungannya dan perasaan negative terhadap kemungkinan kegagalan yang akan

dihadapinya beserta konsekuensinya (Fiedman, 1997). 

 Kekhawatiran adalah gambaran proses kognitif antisipatif yang dapat dipicu oleh pikiran

yang berhubungan dengan kejadian realitis atau tidak realitis (Brown, 2006), berupa pikiran

negatif tentang diri dan lingkungannya dan perasaan negatif terhadap kemungkinan kegagalan

(Hidayah, 2004).

Page 2: Pengertian Kecemasan

Banyak pengertian/definisi yang dirumuskan oleh para ahli dalam merumuskan pengertian tentang kecemasan. Beberapa ahli yang mencoba untuk mengemukakan definisi kecemasan, antara lain :

Maramis (1995) menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu ketegangan, rasa tidak aman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

Lazarus (1991) menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi individu terhadap hal yang akan dihadapi. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang menyakitkan, seperti kegelisahan, kebingungan, dan sebagainya, yang berhubungan dengan aspek subyektif emosi. Kecemasan merupakan gejala yang biasa pada saat ini, karena itu disepanjang perjalanan hidup manusia, mulai lahir sampai menjelang kematian, rasa cemas sering kali ada.

Saranson dan Spielberger (dalam Darmawanti 1998) menyatakan bahwa kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu pengalaman yang bagi individu dirasakan sebagai ancaman. Rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut, tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan rasa cemas tersebut.

Tjakrawerdaya (1987) mengemukakan bahwa kecemasan atau anxietas adalah efek atau perasaan yang tidak menyenangkan berupa ketegangan, rasa tidak aman dan ketakutan yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang mengecewakan tetapi sumbernya sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan.

Lebih lanjut, menurut Suryabrata (1986) apabila kecemasan timbul, maka akan mendorong orang untuk melakukan suatu usaha untuk mengurangi kecemasan itu atau mencegah impuls-impuls yang berbahaya.

Faktor Penyebab Timbulnya Kecemasan

Penyebab terjadinya kecemasan sukar untuk diperkiraan dengan tepat. Hal ini disebabkan oleh adanya sifat subyekif dari kecemasan, yaitu : Bahwa kejadian yang sama belum tentu dirasakan sama pula oleh setiap orang. Dengan kata lain suatu rangsangan atau kejadian dengan kualitas den kuantitas yang sama dapat diinterprestasikan secara berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya.

Teori kognitif menyatakan bahwa reaksi kecemasan timbul karena kesalahan mental. Kesalahan mental ini karena kesalahan menginterpetasikan suatu situasi yang bagi individu merupakan sesuatu yang mengancam. Melalui teori belajar sosial kognitif, Bandura menyatakan bahwa takut dan kecemasan di hasilkan dari harapan diri yang negatif karena mereka percaya bahwa mereka tidak dapat mengatasi dari situasi yang secara potensial mengancam bagi mereka.

Sedangkan berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, Freud (Dalam Calvin S. Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu : a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi, serta

Page 3: Pengertian Kecemasan

ketegangan-ketegangan batin; b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa takut akan suara hati, di masa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di hukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama; c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.

Menurut Miramis (1985), kecemasan akan timbul bilamana individu tidak mampu menghadapi suatu keadaan stress, dimana stress dapat mengancam perasaan, kemampuan hidupnya. Sumber-sumber kecemasan adalah frustasi, konflik, tekanan, dan krisis. Frustasi akan timbul bila adanya hambatan atau halangan antara individu dengan tujuan dan maksudnya. Konfliknya terjadi bilamana individu tidak dapat memilih antara dua atau lebih kebutuhan atau tujuannya. Tekanan bierkan kecil tetapi bila bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress. Dan krisis adalah suatu keadaan yang mendadak yang menimpa individu dan dapat menimbulkan kecemasan yang hebat.

Secara sederhana kecemasan dapat disebabkan karena individu mempunyai rasa takut yang tidak realistis, karena mereka keliru dalam menilai suatu bahaya yang dihubungkan dengan situasi tertentu, atau cenderung menaksir secara berlebihan suatu peristiwa yang membahayakan. Kecemasan juga dapat di sebabkan karena penilaian diri yang salah, dimana individu merasa bahwa dirinya tidak mampu mengatasi apa yang terjadi atau apa yang dapat dilakukan untuk menolong diri sendiri.

Sedangkan berdasarkan sumber timbulnya kecemasan, Freud (Dalam Calvin S. Hall, 1993) membedakan kecemasan menjadi 3 macam, yaitu : a. Kecemasan Neurotik (Neurotic Anxiety), yaitu kecemasan yang berhubungan erat dengan mekanisme pembelaan diri, dan juga disebabkan oleh perasaan bersalah atau berdosa, konflik-konflik emosional yang serius, frustasi, serta ketegangan-ketegangan batin; b. Kecemasan Moral (Anxiety of moral conscience/super ego), yaitu rasa takut akan suara hati, di masa lampau pribadi pernah melanggar norma moral dan bisa di hukum lagi, misalnya takut untuk melakukan perbuatan yang melanggar ajaran agama; c. Kecemasan Realistik (Realistic Anxiety), yaitu rasa takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar, misalnya takut pada ular berbisa.

Secara umum Kecemasan merupakan suatu keadaan yang normal pada setiap individu, namun jika tidak dihadapi secara tepat maka akan menimbulkan gangguan psikologis yang lebih jauh. Pada artikel berikutnya dunia psikologi akan menghadirkan gejala-gejala, tips mengatasi dan treatment terhadap kecemasan (anxiety).

Referensi Buku :

Miramis, W.F. 1995. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press

Calvin S. Hall. 1999. A Primer of Freudian Psychology. Plume Publisher Lazarus, Richard S. 1991. Progress on a cognitive-motivational-relational theory of

Emotion. American Psychologist Tjakrawerdaya, D. 1987. Rasa Bersalah Sebagai Motif Mekanisme Difensi Pada

Gangguan Cemas Secara Menyeluruh. Majalah Psikiatri Jiwa. Jakarta : Yayasan Kesehatan Jiwa Dharmawangsa

Page 4: Pengertian Kecemasan

Suryabrata, Sumadi, 1986. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV. Rajawali

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan sebagai respon emosi tanpa objek yang spesifikyang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secarainterpersonal. Kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran padasesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dandihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya(Suliswati, dkk, 2005).Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dantidak berdaya, keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik.Kondisi dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalamhubungan interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yangmerupakan penilaian intelektual terhadap suatu yang berbahaya(Stuart & Sundeen, 2002).Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaankeprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataanatau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui ataudikenal (Stuart and Sundeens, 2002).

Perasaan yang tidak menentu ini pada umumnya tidakmenyenangkan dan menimbulkan atau disertai disertasi perubahanfisiologis (misal gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat) danpsikologis (misalnya panik, tegang, bingung, tidak bisaberkonsentrasi). ( Carpenito, 2000)Menurut Carpenito (2000) menyebutkan bahwa kecemasanadalah suatu keadaan di mana individu atau kelompok mengalamiperasaan yang sulit (ketakutan) dan aktivasi sistem saraf otonomdalam berespons terhadap ketidakjelasan, ancaman yang tidakspesifik.Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkanbahwa kecemasan adalah suatu perasaan subyektif mengenaiketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dariketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasaaman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidakmenyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertaidisertasi perubahan fisiologis (misal gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat) dan psikologis (misal panik, tegang, bingung, tidakbisa berkonsentrasi).

2. Gejala-gejala yang timbul

Gejala-gejala yang timbul akibat kecemasan adalah (Carpenito, 2000):

a. FisiologisBeberapa gejala fisiologis yang timbul sepertipeningkatan frekuensi nadi, peningkatan tekanan darah,peningkatan frekuensi napas, diaforesis, gemetar, palpitasi, diare,insomnia, kelelahan dan kelemahan, gelisah, mulut kering dansebagainya.b. EmosionalIndividu menyatakan bahwa dirinya merasa ketakutan,tidak berdaya, gugup, kehilangan percaya diri, kehilangan kontrol,tegang, tidak dapat rileks dan sebagainya.c. KognitifGejala yang timbul seperti tidak mampu berkonsentrasi,kurangnya orientasi lingkungan, pelupa, termenung, orientasi padamasa lampau saat ini dan akan datang, perhatian yang berlebihandan sebagainya.

Page 5: Pengertian Kecemasan

3. Teori Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen, (2002) ada beberapa teoriyang menjelaskan mengenai kecemasan, antara lain :a. Teori psikoanalitik,Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadianatra dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id meewakili

a. Teori psikoanalitik,Kecemasan adalah konflik emosional yang terjadianatra dua elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id meewakilidorongan insting dan impuls primitive, sedangkan superegomencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan normabudaya seseorang. Ego atau aku berfungsi mengahi tuntutan daridua elemen yang bertentangan tersebut, dan fungsi kecemasanadalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.b. Teori interpersonalKecemasan timbul dari perasaan takut terhadapketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Kecemasan jugaberhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahandan kehilangan, yang menimbulkan kerentanan tertentu. Individudengan harga diri rendah terutama rentan mengalami kecemasanyang berat.c. Teori perilakuKecemasan merupakan hasil dari frustasi, yaitu segalasesuatu yang mengganggu kemampuan individu untuk mencapaitujuan yang diinginkan. Ahli teori perilaku lain menganggapkecemasan sebagai suatu dorongan yang dipelajari berdasarkankeinginan dari dalam diri untuk menghindari kepedihan.d. Teori keluargaMenunjukkan bahwa gangguan kecemasan biasanyaterjadi dalam keluarga. Gangguan kecemasan juga tumpang tindihantara gangguan kecemasan dan depresi. e. Teori BiologisMenunjukkan bahwa otak mengandung reseptorkhusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkanneuroregulator inhibisi asam gama-aminobitirat (GABA), yangberperan penting dalam biologis yang berhubungan dengankecemasan

4. Penyebab KecemasanMenurut Suliswati, dkk. (2005) ada 2 faktor yangmempengaruhi kecemasan yaitu :a. Faktor predisposisi yang meliputi :1. Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasanberkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisisperkembangan atau situasional.2. Konflik emosional yang dialami individu dan tidak terselesaikandengan baik. Konflik antara id dan superego atau antarakeinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan padaindividu.3. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuanindividu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkankecemasan.4. Frustasi akan menimbulkan ketidakberdayaan untuk mengambilkeputusan yang berdampak terhadap ego.  5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karenamerupakan ancaman integritas fisik yang dapat mempengaruhikonsep diri individu.6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menanganikecemasan akan mempengaruhi individu dalam beresponsterhadap konflik yang dialami karena mekanisme kopingindividu banyak dipelajari dalam keluarga.7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akanmempengaruhi respon individu dalam berespon terhadap konflikdan mengatasi kecemasannya.

Page 6: Pengertian Kecemasan

8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalahpengobatan yang mengandung benzodiazepin, karenabenzodiapine dapat menekan neurotransmittergamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otakyang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.b. Faktor presipitasi meliputi :1) Ancaman terhadap integritas fisik, ketegangan yangmengancamintegritas fisik meliputi :a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologisystem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologisnormal.  b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virusdan bakteri polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangannutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal.2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal daneksternal.a) Sumber internal, meliputi kesulitan dalam berhubunganinterpersonal di rumah dan di tempat kerja, penyesuaianterhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadapintegritas fisik juga dapat mengancam harga diri.b) Sumber eksternal, meliputi kehilangan orang yang dicintai,perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanankelompok, sosial budaya.

  5, Rentang Respon KecemasanStuart dan Sundeen (2002) membagi kecemasan menjadi 4tingkatan yaitu :a. Kecemasan RinganKecemasan ringan berhubungan dengan keteganganakan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahanpersepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkanpertumbuhan dan kreativitas.1) Respon Fisiologis

Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejalaringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar.2) Respon KognitifLapang persegi meluas, mampu menerima rangsangankompleks, konsentrasi pada masalah dan menyelesaikanmasalah secara efektif.3) Respon perilakuTidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan dan suarakadang-kadang meninggi.

b. Kecemasan sedangPada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun,individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu danmengesampingkan hal lain.1) Respon FisiologisSering nafas pendek, nadi ekstra sistolik dan tekanan darah naik,mulut kering, anoreksia, diare atau konstipasi, gelisah.2) Respon KognitifLapang persepsi menyempit, rangsang luar tidak mampu diterima,dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.3) Respon PerilakuGerakan tersentak-sentak (meremas tangan), berbicara banyakdan lebih cepat, dan perasaan tidak nyaman.  c. Kecemasan BeratPada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit.Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikanhal-hal yang lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi danmembutuhkan banyak pengarahan/tuntutan.1) Respon FisiologisSering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringantdan sakit kepala, penglihatan kabur.2) Respon KognitifLapang persepsi sangat menyempit dan tidak mampumenyelesaikan masalah.3) Respon PrilakuPerasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat dan

Page 7: Pengertian Kecemasan

blocking.d. PanikPada tingkat ini persepsi sudah terganggu sehingga individusudah tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukanapa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/tuntunan.\1) Respon FisiologisNafas pendek, rasa tercekik, sakit dada, pucat, hipotensi, danrendahnya koordanasi motorik.2) Respon KognitifLapang persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi, tidakdapat berfikir logis, dan kemampuan mengalami distorsi.3) Respon PrilakuAgitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak,bocking , presepsi kacau, kecemasan yang timbul dapatdiidentifikasi melalui respon yang dapat berupa respon fisik,emosional dan kognitif atau intelektual.

6. Proses Adaptasi KecemasanProses adaptasi kecemasan menurut Suliswati, dkk. (2005)meliputi :a. Mekanisme koping1) Strategi pemecahan masalah.Strategi pemecahan masalah bertujuan untukmengatasi atau menanggulangi masalah atau ancaman yang adadengan kemampuan realistis. Strategi pemecahan masalah inisecarah ringkas dpat digunakan dengan metode STOP yaituSource, Trial and Error  Others  , sertaPray and Patient . Source berarti mencaridan mengidentifikasi apa yang menjadi sumber masalah.Trial and  error mencoba berbagi rencana pemecahan masalah yangdisusun. Bila satu tidak berhasil maka mencoba lagi denganmetode yang lain. Begitu selanjutnya, others berarti meminta bantuan orang lain Bila diri sendiri tidak mampu. Sedangkan

pray and patient yaitu berdoa kepada Tuhan. Hal yang perlu dihindariadalah adanya rasa keputusasaan yang terhadap kegagalanyang dialami

.2)Task oriented (berorentasi pada tugas)

a. Dipikirkan untuk memecahkan masalah, konflik, memenuhikebutuhan.b. Realistis memenuhi tuntunan situasi stress.c. Disadari dan berorentasi pada tindakan.d. Berupa reaksi melawan (mengatasi rintangan untukmemuaskan kebutuhan), menarik diri (mengindari sumberancaman fisik atau psikologis), kompromi (mengubah cara,tujuan untuk memuaskan kebutuhan).

3) Ego oriented  Dalam teori ini, ego oriented berguna untuk melindungidiri dengan perasaan yang tidak adekuat sepertiinadequacy danperasaan buruk berupa penggunaan mekanismme pertahanan diri(defens mechanism ). Jenis mekanisme pertahan diri yaitu,a) DenialMenghindar atau menolak untuk melihat kenyataan yang tidakdiinginkan dengan cara mengabaikan dan menolak kenyataantersebut. 

Page 8: Pengertian Kecemasan

b) ProyeksiMenyalahkan orang lain mengenai ketidakmampuanpribadinya atas kesalahan yang diperbuatnya. Mekanisme inidigunakan untuk mengindari celaan atau hukuman yangmungkin akan ditimpakan pada dirinya.c) RepresiMenekan ke dalam tidak sadar dan sengaja melupakanterhadap pikiran, perasaan, dan pengalaman yangmenyakitkan.d) RegresiKemunduran dalam hal tingkah laku yang dilakukan individudalam menghadapi stress.e) RasionalisasiBerusahah memberikan memberikan alasan yang masuk akalterhadap perbuatan yang dilakukanya.f) FantasiKeinginan yang tidak tercapai dipuaskan dengan imajinasiyang diciptakan sendiri dan merupakan situasi yang berkhyal.g)Displacement  Memindahkan perasaan yang tidak menyenangkan diri atauobjek ke orang atau objek lain yang biasannya lebih kurangberbahaya dari pada semula.h. Undoing  Tindakan atau komunikasi tertentu yang bertujuanmenghapuskan atau meniadakan tindakan sebelumnya.i) KompensasiMenutupi kekurangan dengan meningkatkan kelebihan yangada pada dirinya.

7. Penilaian Tingkat KecemasanMenurut Maramis M.E (1990) ada tes-tes kecemasan denganpertanyaan langsung, mendengarkan cerita penderita sertamengobservasinya terutama perilaku nonverbalnya. Ini sangatberguna dalam menentukan adanya kecemasan dan untukmenetapkan tingkatnya. Adapun salah satu cara penilaian tingkatkecemasan adalah menggunakan skala tingkat kecemasan Hamilton(Hawari, 2001) yang terdiri atas 14 item dengan perincian sebagaiberikut :1. Perasaan cemas, ditandai dengan :- Cemas (was-was, khawatir)- Firasat buruk- Takut akan pikiran sendiri- Mudah tersinggung2. Ketegangan ditandai oleh :- Merasa tegang- Lesu- Tidak dapat istirahat tenang- Mudah terkejut- Mudah menangis- Gemetar- Gelisah- Mudah terkejut3. Ketakutan ditandai oleh :- Ketakutan pada gelap- Ketakutan ditinggal sendiri- Ketakutan pada orang asing- Ketakutan pada binatang besar- Ketakutan pada keramaian lalu lintas- Ketakutan pada kerumunan orang banyak4. Gangguan tidur ditandai oleh :- Sukar masuk tidur- Terbangun malam hari- Tidur tidak nyenyak- Bangun dengan lesu- Mimpi-mimpi- Mimpi buruk- Mimpi yang menakutkan5. Gangguan kecerdasan ditandai oleh :- Sukar konsentrasi- Daya ingat buruk- Daya ingat menurun6. Perasaan depresi ditandai oleh :- Kehilangan minat- Sedih- Bangun dini hari- Kurangnya kesenangan pada hobi- Perasaan berubah-ubah sepanjang hari7. Gejala somatik ditandai oleh :- Nyeri pada otot- Kaku- Kedutan otot- Gigi gemeretak- Suara tidak stabil8. Gejala sensorik ditandai oleh :- Tinitus (telinga berdenging)- Penglihatan kabur- Muka merah dan pucat- Merasa lemah- Perasaan ditusuk-tusuk9. Gejala kardiovaskuler ditandai oleh :- Takikardia (denyut jantung cepat)- Berdebar-debar- Nyeri dada- Denyut nadi mengeras- Rasa lemas seperti mau pingsan- Detak jantung hilang sekejap10. Gejala pernafasan ditandai oleh :- Rasa tertekan atau sempit di dada- Perasaan tercekik- Merasa nafas pendek/ sesak- Sering menarik nafas panjang11. Gejala gastrointestinal (pencernaan) ditandai oleh :- Sulit menelan- Mual- Perut melilit- Gangguan pencernaan- Nyeri lambung sebelum atau sesudah makan- Rasa panas di perut- Perut terasa kembung atau penuh- Muntah- Defekasi lembek- Berat badan menurun- Konstipasi (sukar buang air besar)

Page 9: Pengertian Kecemasan

12. Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) ditandai oleh :- Sering kencing- Tidak dapat menahan kencing- Amenorrhoe (tidak haid)- Menorrhagia (darah haid berlebihan)- Masa haid berkepanjangan- Masa haid amat pendek- Haid beberapa kali dalam sebulan- Frigiditas (menjadi dingin)- Ejakulasi dini- Ereksi melemah- Ereksi hilang- Impotensi13. Gejala otonom ditandai oleh :- Mulut kering- Muka kering- Mudah berkeringat- Pusing/sakit kepala- Kepala terasa berat- Bulu - bulu berdiri14. Perilaku sewaktu wawancara, ditandai oleh :- Gelisah (memainkan tangan/jari-jari, meremas-remas tangan,menarik-narik rambut, menggigit-gigit bibir)- Tidak tenang (bergerak terus, tidak dapat duduk dengantenang)- Jari gemetar- Mengerutkan dahi atau kening- Muka tegang- Tonus otot meningkat- Nafas pendek dan cepat- Muka merah

Cara penilaian :

- Skor 0 : tidak ada gejala sama sekali

- Skor 1 : dari gejala yang ada

- Skor 2 : sampai dengan separuh dari gejala yang ada

- Skor 3 : lebih dari separuh gejala yang ada

- Skor 4 : Semua gejala ada

Penilaian hasil yaitu dengan menjumlahkan nilai skor item 1sampai dengan 14 dengan ketentuan sebagai berikut :

- Skor kurang dari 14 = tidak ada kecemasan 

- Skor 14 sampai dengan 20 = kecemasan ringan- Skor 21 sampai dengan 27 = kecemasan sedang- Skor 28 sampai dengan 41 = kecemasan berat- Skor 42 sampai dengan 56 = kecemasan berat sekali(panik) (Hawari, 2001).

 

Page 10: Pengertian Kecemasan

KEBUTUHAN DASAR PADA MASA NIFAS

KEBUTUHAN DASAR IBU MASA NIFASA. Kebutuhan dasar ibu masa nifas1. Nutrisi dan cairana. Tidak ada kontra indikasi pemberian nutrisi setelah persalinan b. Harus mendapatkan nutrisi yang lengkap dengan tambahan kalori dari sebelum hamil (200-500 kal)c. Mempercepat pemulihan kesehatan dan kekuatan d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas ASIe. Bisa mencegah terjadinya infeksi

Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi dan untuk memulai proses pemberian ASI eksklusif Asupan kalori perhari ditingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan cairan perhari ditingkatkan sampai mencapai 3000 ml, dan 1000 ml berupa susu. Suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah kelahiran.

Gizi ibu menyusui dibtuuhkan untuk:1. Produksi ASI2. Pemulihan kesehatan ibuKebutuhan gizi, yang perlu diperhatikan adalah:1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya2. Banyak minum, setiap hari hrs minum lebih dari 6 gelas per hari3. Makan makanan yang tidak merangsang baik termis, mekanis, kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan ibu4. Batasi makanan yang berbau keras5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI, misalnya : sayuran hijau

Energi:Dianjurkan penambahan perhari:1. 6 bulan pertama sebanyak 700 Kkal2. 6 bulan kedua berikutnya sebanyak 500 Kkal3. Tahun kedua sebanyak 400 Kkal

Protein:Dianjurkan penambahan perhari:1. 6 bulan pertama sebanyak 16 gr2. 6 bulan kedua sebanyak 12 gr3. Tahun kedua sebanyak 11 grBerikan pil zat besi selama 40 hr post partumBerikan kapsul vitamin A (200.000 unit)Contoh menu ibu menyusuiJenis Makanan Usia bayi 0-6 bulan Usia bayi lebih dari 6 bulanNasi 5 piring 4 piring

Page 11: Pengertian Kecemasan

Ikan 3 potong 2 potongTempe 5 potong 4 potongSayuran 3 mangkok 3 mangkokBuah 2 potong 2 potongJenis Makanan Usia bayi 0-6 bulan Usia bayi lebih dari 6 bulanGula 5 sendok 5 SendokSusu 1 gelas 1 gelasAir 8 gelas 8 gelas

2. Ambulasia. Ambulasi sedini mungkin kecuali ada kontra indikasi b. Meningkatkan sirkulasi dan mencegah resiko thrombophlebitisc. Meningkatkan fungsi kerja peristaltic dan KK ---→ Mencegah distensi abdominal dan konstipasid. Jelaskan tujuan dan manfaat ambulasi dinie. Ambulasi dilakukan secara bertahap sesuai kekuatan ibu Terkadang ibu nifas enggan untuk banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. Jika keadaan tersebut tidak segera diatasi maka ibu tersebut akan terancam mengalami trombosis vena. Maka untuk mencegah tejadinya trombosis vena perlu dilakukan ambulasi dini oleh ibu nifas.Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal maka biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan ke WC dengan dibantu pada 1 atau 2 jam setelah persalinan. Sebelum waktu ini, ibu tersebut harus diminta untuk melakukan latihan menarik nafas yang dalam serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk serta mengayunkan tungkainya di tepi ranjang.3. Eliminasi : BAK atau BABa. Observasi distensi abdomen, palpasi dan auskultasi post SCb. Observasi untuk 2 kali bak harus dalam 4-8 jam pertama dan minimal 200 ccc. Anjurkan untuk minum banyak cairan dan ambulasi d. Rangsangan untuk berkemih : sitz bath untuk mengurangi oedema dan relaksasi spengkter, kompres hangat / dingin e. Kalau perlu kateter sewaktuPada ibu pasca SC, maka ambulasi dini dimulai pada 24 – 36 jam setelah melahirkan.

Tujuan latihan pasca melahirkan adalah: Menguatkan otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik Mengencangkan dasar panggul sehingga mencegah atau memperbaiki stress inkontinensia Membantu memperbaiki sirkulasi darah di seluruh tubuhNB: postur tubuh yang baik dianjurkan sejak awal untuk membantu mencegah nyeri punggung.

Latihan yang dilakukan pasca persalinan normal meliputi:1. Berbaring pada punggung, kedua lutut ditekuk. Letakkan kedua belah tangan pada perut dibawah tulang iga. Tarik nafas perlahan-lahan dan dalam lewat hidung, kemudian keluarkan lewat mulut sambil mengencangkan dinding perut untuk membantu mengosongkan paru-paru.2. Berbaring pada punggung, kedua lengan diluruskan di atas kepala dengan telapak tangan menghadap keatas. Kendurkan sedikit lengan kiri dan kencangkan lengan kanan. Pada saat yang sama, lemaskan tungkai kiri dan kencangkan tungkai kanan shg seluruh sisi tubuh yang kiri

Page 12: Pengertian Kecemasan

menjadi kencang sepenuhnya. Ulangi pada sisi tubuh yang kanan.3. Kontraksi vaginaBerbaring pada punggung. Kedua tungkai sedikit dijauhkan. Kencangkan dasar panggul, pertahankan selama 3 detik dan kemudian lemaskan. Teruskan gerakan ini dengan berdiri dan duduk4. Memiringkan panggulBerbaring pada punggung dgn kedua lutut ditekuk. Kontraksikan otot-otot perut untuk membuat tulang belakang menjadi datar dan otot-otot pantat menjadi kencang, pertahankan selama 3 detik dan kemudian lemaskan.5. Sesudah hari ketigaBerbaring pada punggung, kedua lutut ditekuk dan kedua lengan direntangkan. Angkat kepala dan bahu hingga sudut sekitar 45 derajat, pertahankan selama 3 detik dan lemaskan perlahan-lahan6. Posisi yang sama sprti diatas. Letakkan kedua lengan di sebelah luar lutut kiri. Ulangi disebelah luar lutut kanan.4. Kebersihan diri/ perineuma. Sering membersihkan perineum akan meningkatkan kenyamanan dan mencegah resiko infeksib. Paling sering menggunakan air hangat yang mengalir (bisa ditambah larutan anti septik) diatas vulva perineum setelah BAK atau BABc. Hindari penyemprotan langsungd. Ajarkan ibu untuk membersihkan sendiriPasien yang hrs istirahat di tempat tidur (hipertensi, pasca SC, dll) harus dimandikan setiap hari dengan pencucian daerah perineum yang dilakukan 2 X perhari dan setiap selesai buang hajat. Setelah ibu mampu mandi sendiri (2 X perhari), biasanya daerah perineum dicuci sendiri. Penggantian pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya setelah membersihkan perineum atau setelah BAK atau BAB. Payudara juga harus diperhatikan, lakukan masase payudara secara perlahan-lahan dan jika putting susu masih terbenam maka tarik-tariklah keluar secara hati-hati.Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptur atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering.Vulva higiene dapat memberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah perineum dan mengurangi rasa sakitnya.5. Istirahata. Membutuhkan istirahat dan tidur yang cukupb. Istirahat sangat penting untuk ibu yang menyusuic. Tindakan rutin di Rumah Sakit hendaknya jangan mengganggu waktu istirahat dan tidur ibuSetelah selama sembilan bulan ibu mengalami kehamilan dengan beban kandungan yang begitu berat dan banyak keadaan yang mengganggu lainnya serta proses persalinan yang begitu melelahkan ibu, maka ibu membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan keadaannya. Istirahat ini bisa berupa tidur siang maupun tidur malam hari. Jika ibu mengalami kesulitan tidur di malam hari dan dia nampak gelisah maka perlu diwaspadai ibu mengalami gangguan psikosis masa 6. Seksuala. Sering menjadi perhatian ibu dan keluargab. Didiskusikan mulai hamil dan diulang pada post partum berdasarkan budaya dan kepercayaan ibu dan keluargac. Dipengaruhi oleh derajat rupur perineum dan penurunan hormon steroid setelah persalinan

Page 13: Pengertian Kecemasan

d. Keinginan seksual ibu rendah : level hormon rendah, adaptasi peran baru, kurang istirahat dan tidur.e. Pengguanaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada kurang lebih 6 minggu) karena kembalinya kedalam masa subur tidak bisa diprediksif. Menstrulasi terjadi pada kurang lebih 9 minggu/ 4-8 minggu (ibu tidak menyusui) dan kurang lebih 30-36 minggu / 4-18 bulan pada ibu yang menyusui

7. Latihan atau senam nifasSenam masa nifas berupa gerakan-gerakan yang berguna untuk mengencangkan ooto-otot, terutama otot-otot perut yang telah terjadi longgar setelah kehamilan. Selain itu senam masa nifas juga memiliki tujuan tertentu antara lain :a. Mengurangi rasa sakit pada otot-ototb. Memperbaiki peredaran darahc. Mengencangkan otot-otot perut dan perineumd. Melancarkan pengeluaran locheae. Mempercepat involusif. Menghindarkan kelainan, misalnya : emboli, trombosis dan lain-laing. Untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan meningkatkan otot-otot punggung, pelvis dan abdomenh. Kegel execise : untuk membantu penyembuhan luka perineumi. Meredakan hemoroid dan varikositas vulva.j. Meningkatkan pengendalian atas urine k. Meringankan perasaan bahwa “segalanya sudah berantakan”.l. Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot spinkter.m. Memperbaiki respon seksual

Senam sederhana pada hari ke 2 setelah persalinan ialah :1. Penderita tidur terlentang, kaki diangkat pelan setinggi yang dapat dicapai, bergantian antara kaki kiri dan kanan2. Kaki diturunkan dan kaki diputar-putar ke arah luar tempat tidur, tumit ditekan pada tempat tidur 3. Dengan tangan disamping, penderita menarik nafas panjang melalui perut (jangan menggembungkan dada) menghitung sampai 15 dengan terlentang, dagu ditundukkan hingga mengenai dada, tanpa menggunakan bagian lainnya4. Dengan tidur terlentang, lengan dilipatkan pada dada atau menekan tempat tidur lalu perlahan-lahan hanya duduk dengan kaki selonjor rapat dan lurus.Pada hari ke-3 dan seterusnya mengangkat kaki kedua-duanya sekaligus, tegak lurus setinggi yang dapat dicapai. Urutan lainnya sama. Pada waktu senam tidak menggunakan bantal. Bila keadaan ibu baik, senam ini dapat dilakukan 3-4 kali sehari misalnya pada waktu pagi bangun tidur, siang dan malam, tiap hari ditambah 1 kali hinga akhirnya sampai 10 kali sehari.

Faktor kesiapan ibu untuk memulai senam post partum :1. Tingkat kesegaran tubuhnya sebelum kelahiran bayi 2. Apakah ia telah mengalami persalinan yang lama dan sulit atau tidak3. Apakah bayinya mudah dilayani atau rewel dalam meminta asuhan

Page 14: Pengertian Kecemasan

4. Penyesuaian post partum yang sulit oleh kerena suatu sebab

Latihan senam pasca persalinan :1. Memperkuat dasar panggulSenam yang pertama paling baik dan paling aman untuk memperkuat dasar panggul ialah senam kegel. Segera lakukan senam kegel pada hari pertama post partum bila memang memungkinkan. Meskipun kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot dasar panggul ini selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tetap mencobanya.2. Mengencangkan otot-otot abdomen :Otot-otot abdomen setelah melahitrkan akian menunjukkan kebutuhan perhatian yang paling jelas. Mengembalikan tonus otot-otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam dalam masa post partum. Otot-otot abdomen yang telah dipulihkan dan diperkuat adalah sangfat penting untuk mrenopang punggung bagian bawah, tenpat mata rantai terlemah dari kerangka tubuh manusiaPenting sekali untuk memeriksa apakah ada pemisahan dari otot-otot perut (diastasis) eebelum memulai senam abdomen. Tundalah penekukan dan pengangkatan kaki jika memenag terdapat diastasisi yang parah.

Penjelasan senam bagi ibu ;Ulangi gerakan senam 2 – 5 kali,. Lakukan dengan santai dan bernafas dalam-dalam saat melakukan senam tersebut.Fase I (hari-hari pertama post partum)1. Senam kegel : (untuk dasar panggul)Lakukanlah senam ini kapan saja dimana saja. Tidak akan ada orang yang tahu atau melihat anda melakukannya. Lakukanlah 1 -100 kali dalam sehari. Untuk mengontraksikan pasangan otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang buang air seni dan lalu anda tiba-tiba menahannya ditengah-tengah: Atau bayangkan bahwa dasar panggul merupakan sebuah elevator secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai 2 lalu kemudian kelantai 3 dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut. Dengan menggunakan visualisasi dan berkonsentrasi pada otot, angkat dan tarik masuk, tekan dan tahan, kemudian secara perlahan turunkan dan lepaskan.2. Pengencangan abdomen Pada penghembusan nafas : (untuk abdomen)Berbaringlah atau berbaring miring, lutut dibengkokkan, tangan dibagian perut. Pada saat menghembuskan nafas, tariklah otot abdomen kedalam hingga paru-paru terasa kosong. Hitung sebanyak 3 kali hitungan yang panjang, kemudian lepaskan. Hiruplah perlahan dalam-dalam sampai merasakan abdomen naik.3. Miringkan panggul : (untuk punggung bagian bawah abdomen)Berbaringlah, dengan lutut dibengkokkan. Putarlah panggul dengan jalan meratakan punggung bagian bawah sampai ke lantai dengan meniadakan bagian yang berongga. Kontraksikan otot abdomen pada waktu menghembuskan nafas dan kencangkan pantat. Biarkan panggul miring naik keatas.Tahan selama 3 hitungan panjang kemudian lepaskan4. Lingkaran pergelangan kaki : (untuk sirkulasi dan kenyamanan)Dengan kaki dinaikkan atau telapak kaki diatas lutut, bengkokkan pergelangan kaki sedapat mungkin, jari kaki mendongak ke atas kemudian menunjuk ke bawah sambil menekukan kaki. Kemudian melakukan gerakan pergelangan kaki yang melingkar besar perlahan mula-mula dalam satu arah kemudian kearah sebaliknya

Page 15: Pengertian Kecemasan

Fase II : Tambahkan senam ini bila terasa nyaman (biasanya pada hari ke 2-71. Bahu berputar dan lengan terlantang : untuk postur dan peredaan tegangan punggung bagian atasSelagi anda duduk, angkat lengan sampai setinggi bahu, siku dibengokkan tangan diatas bahu. Putarlah ke dua arah. Kemudian angkat ke 2 lengan ke atas kepala, secara bergantian angkat salah satunya lebih tinggi dari yang lain (seakan sedang memetik buah apel dari pohonnya). Latihan ini juga bisa dilakukan sambil berdiri 2. Merentang untuk postur abdomen dan kenyamnanBerbaringlah dengan kaki dinaikkan sedikit diatas bangku pendek, pinggir ranjang atau meja kopi. Kontraksikan dinding abdomen dan pantat secara perlahan naikkan pinggul menjauh dari lantai hingga tubuh dan kaki berada dalam satu garis lurus. Jangan bengkokkan punggung. Ingat untuk bernafas.

8. Keluarga Berencana1. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkn kepada meraka tentang cara mencagah kehamilan yang tidak diinginkan.2. Biasanya ibu post partum tidak aakan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum mendapatkan haidnya selama meneteki, oleh karena itu amenorhea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan3. Sebelum menggunakan metode KB hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu pada ibu, meliputi :a. Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan serta metodenya.b. Kelebihan dan keuntungan c. Efek samping d. Kekurangannyae. Bagaiman metode ituf. Kapan metode itu dapat digunakan untuk wanita pasca persalinan yang menyusui.4. Jika pasangan memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

Pengertian

a. Nifas (puerperium) adalah masa pulihnya kembali alat-alat reproduksi yang dimulai

setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh

alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.

Page 16: Pengertian Kecemasan

Read More

b. Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding

perut dan dinding uterus.

c. Disproporsi Cefalo Pelvik artinya bahwa janin tidak dapat dilahirkan per vaginam

secara normal, kalau anak hidup akan dilakukan tindakan seksio sesarea, karena

ketidakseimbangan antara bagian terendah janin dengan panggul ibu. Read more

2. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Perubahan fisiologis pada periode post partum meliputi masa involusi yang merupakan

proses kembalinya (ukuran dan fungsi) sistem reproduksi kekondisi sebelum hamil dan

berlangsung hingga minggu keenam post partum. Dalam waktu tiga sampai empat hari

involusi berlangsung cepat karena kontraksi uterus berlangsung baik.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas adalah

a. Involusi Uterus

Pada akhir kala III dari persalinan uterus berada pada garis tengah, ± 2 cm dibawah

umbilikus, dengan fundus menetap pada sakral promontorium. Selanjutnya setiap 24

jam penurunan fundus uteri ± 1 – 2 cm sehingga pada hari kesepuluh masa post

partum palpasi fundus sudah tidak teraba lagi.

b. Kontraksi Uterus

Page 17: Pengertian Kecemasan

Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah persalinan bayi, yang

merupakan respons untuk segera mengurangi jumlah volume intra uterin. Selama 1 –

2 jam pertama post partum, aktivitas uterin menurun secara progressif dan stabil.

Pada waktu pertama keadaan uterin ibu ditingkatkan ehingga fundus menetap dengan

tegas. Periode relaksasi dan kontraksi dengan kuat adalah lebh umum pada kehamilan

dan mungkin menyebabkan nyeri perut yang tidak nyaman yang disebut after pains

dimana terus berlangsung sampai masa puerperium.

c. Serviks

Serviks akan tampak adanya oedema, tipis dan terbuka. Portio teraba lunak,

kemerahan dan mungkin laserasi pada 18 jam post partum serviks memendek dan

mengeras pada akhir minggu pertama pulih sempurna.

d. Vagina

Penurunan kadar estrogen pada post partum bertanggung jawab terhadap penipisan

mukosa vagina dan ketidakadaan rugae. Rugae akan timbul pada minggu keempat,

meskipun tidak pernah sebagus seperti pada wanita nullipara.

e. Payudara/laktasi

Konsistensi hormon-hormon yang distimulasikan pada payudara berkembang selama

kehamilan (estrogen, progesteron, gonadotrofin, prolaktin, kortisol dan insulin)

menurun dengan cepat setelah persalinan. Pada ibu yang tidak menyusui umumnya

teraba nodular-nodular. Nodular-nodular itu bilateral dan menyebar.

Page 18: Pengertian Kecemasan

f. Lochea

Lochea adalah keluaran dari uterus setelah melahirkan. Pada awal pemulihan uterin

post partum adalah merah terang, berubah menjadi merah tua atau coklat kemerah-

merahan, itu mungkin berisi sedikit gumpalan-gumpalan dan bekuan darah.

Page 19: Pengertian Kecemasan

KONSEP DASAR 1 . P E N G E R T I A N1.1.POST PARTUMPos t pa r t um a t au masa n i f a s (pue rpu r ium) ada l ah masa s e t e l ah  placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil (Siti Saleha,2009).Post Partum adalah masa 6 minggu sejak janin lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke kondisi sebelum hamil ( Bobak, 2005).Pos t Pa r t um ( pue rpu r ium) ada l ah masa yang d imu la i s e t e t e l ah  pa r t u s s e l e sa i dan be rakh i r k i r a -k i r a s e t e l ah enam minggu , t e t ap i seluruh organ genitalia baru pulih kembali seperti sebelum hamil dalamwaktu tiga bulan ( Winkjosastro,2006).Pos t Pa r t um (masa n i f a s ) ada l ah masa enam minggu s e j ak bay i lahir sampai organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelumhamil ( Doengoes,2001).1 . 2 . S E C T I O C A E S A R I A Sec t i o Caesa r i a ada l ah pembedahan un tuk menge luakan j an in d e n g a n m e m b u k a d i n d i n g p e r u t d a n d i n d i n g u t e r u s (Wiknjosastro,2005).Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh(Gulardi &Wiknjosastro, 2006).S e c t i o c a e s a r i a a d a l a h a l t e r n a t i v e d a r i k e l a h i r a n v a g i n a b i l a keamanan ibu dan janin terganggu ( Doengoes, 2001)TANDA DAN GEJALA / MANIFESTASI KLINIK 4.1Post PartumManifestasi klinik masa nifas adalah hal-hal yang bersifat karakteristik dalam masa nifas4.1.1 Adaptasi FisiologiP e r u b a h a n f i s i o l o g i s p a d a m a s a p o s t p a r t u m m e n u r u t B o b a k , Lowdermik,Jensen (2004) meliputi :a. InvolusiYaitu suatu proses fisiologi pulihnya kembali alat kandungan kekeadaan sebelum hamil, terjadi karena masing-masing sel menjadilebih kecil karenacytoplasmanya yang berlebihan dibuang.1) Involusi uterusT e r j a d i s e t e l a h p l a c e n t a l a h i r , u t e r u s a k a n m e n g e r a s k a r e n a kon t r aks i dan r eaks i pada o to t -o to tnya , dapa t d i ama t i dengan  pemeriksaan Tinggi Fundus Uteri:a)S e t e l a h p l a c e n t a l a h i r h i n g g a 1 2 j a m p e r t a m a T i n g g i FundusUteri1 - 2 jari dibawah pusat.b) P a d a h a r i k e - 6 t i n g g i Fundus Uterino rma lnya be rada d i  pertengahan simphisis pubisdan pusat.c)

Page 20: Pengertian Kecemasan

Pada hari ke-9 / 12 tinggi Fundus Uterisudah tidak teraba.2) Involusitempat melekatnya placentaSetelah placenta dilahirkan, tempat melekatnya placenta menjaditidak beraturan dan ditutupi oleh vaskuler yang kontraksi sertatrombosis pada endometrium terjadi pembentukan scar sebagai proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka padaendometrium ini memungkinkan untuk implantasi dan pembentukan placenta pada kehamilan yang akan datang. b. LocheaYaitu kotoran yang keluar dari liang senggama dan terdiri dari jaringan-jaringan mati dan lendir berasal dari rahim dan liangsenggama. Menurut pembagiannya sebagai berikut :1) Lochea rubraBerwarna merah, terdiri dari lendir dan darah, terdapat pada harikesatu dan kedua.2) Lochea sanguinolentaBerwarna coklat, terdiri dari cairan bercampur darah dan pada harike-3 - 6 post partum.3) Lochea serosaBerwarna merah muda agak kekuningan, mengandung serum,selaput lendir, leucocyt dan jaringan yang telah mati, pada harike-7 - 10.4) Lochea albaBerwarna putih / jernih, berisi leucocyt, sel epitel, mukosa serviksdan bakteri atau kuman yang telah mati, pada hari ke-1 - 2minggu setelah melahirkan.4.1.2. Adaptasi psikososialA d a 3 f a s e p e r i l a k u p a d a i b u p o s t p a r t u m m e n u r u t B o b a k , Lowdermik, Jensen (2004) yaitu :a .Fa se “ t ak ing i n” (Fase Dependen   1)Selama 1 - 2 hari pertama, dependensi sangat dominan pada ibu dan ibu lebih memfokuskan pada dirinya sendiri.2)B e b e r a p a h a r i s e t e l a h m e l a h i r k a n a k a n m e n a n g g u h k a n keterlibatannya dalam tanggung jawab sebagai seorang ibu dania lebih mempercayakan kepada orang lain dan ibu akan lebihmeningkatkan kebutuhan akan nutrisi dan istirahat.3)M e n u n j u k k a n k e g e m b i r a a n y a n g s a n g a t , m i s a l n y a menceritakan tentang pengalaman kehamilan, melahirkan danrasa ketidaknyamanan.  b .Fa se “ t ak ing ho ld” (Fase Independen )1)Ibu sudah mau menun jukkan pe r l ua san fokus pe rha t i annya yaitu dengan memperlihatkan bayinya.2)Ibu mulai tertarik melakukan pemeliharaan pada bayinya.3)Ibu mulai terbuka untukmenerima pendidikan kesehatan bagidiri dan bayinya.c .Fa se “ l e t t i ng go” (Fase In t e rdependen )1 )Fase i n i me rupakan sua tu kema juan menu ju pe r an ba ru .2)

Page 21: Pengertian Kecemasan

Kemandirian dalam merawat diri dan bayinya lebih meningkat.3) Mengenal bahwa bayi terpisah dari dirinya4.2 Manifestasi Klinik Post Sectio CaesariaPersalinan dengan Sectio Caesaria , memerlukan perawatan yanglebih koprehensif yaitu: perawatan post operatif dan perawatan post partum.Manifestasi klinis sectio caesarea menurut Doenges (2001),antara lain :a . N y e r i a k i b a t l u k a p e m b e d a h a nb.Adanya luka insisi pada bagian abdomenc .Fundus u t e ru s kon t r aks i kua t dan t e r l e t ak d i umb i l i cusd.Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak banyak)e.Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800mlf.E m o s i l a b i l / p e r u b a h a n e m o s i o n a l d e n g a n m e n g e k s p r e s i k a n ketidakmampuan menghadapi situasi barug.Terpasang kateter urinariush.Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar i .Penga ruh anes t e s i dapa t men imbu lkan mua l dan mun tah j.Status pulmonary bunyi paru jelas dan vesikuler k . P a d a k e l a h i r a n s e c a r a S C t i d a k d i r e n c a n a k a n m a k a b i a s a n y a kurang paham prosedur l .Bond ing dan A t t achmen t pada anak yang ba ru d i l ah i rkan 4.3 Fase Nifas / post partumFase-fase nifas terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu :a.Immediate post partum : 24 jam post partum  b . E a r l y p o s t p a r t u m : m i n g g u I p o s t p a r t u m c . L a t e p o s t p a r t u m : M i n g g u I I – V I p o s t p a r t u m 4.4 Fisiologi Proses Penyembuhan Lukaa.Fase I ( Inflamasi)Penyembuhan luka leukosit mencerna bakteri dan jaringan rusak.Fibrin bertumpuk pada gumpalan yang mengisi luka dan pembuluhda rah t umbuh pada l uka da r i benang f i b r i n s ebaga i ke r angka . Lapisan tipis dari sel epitel bermigrasi lewat luka dan menutupiluka, pasien akan terlihat merasa sakit pada fase I selama 3 harisetelah bedah besar.  b . F a s e I I ( P r o l i f e r a s i ) B e r l a n g s u n g 3 s a m p a i 1 4 h a r i s e t e l a h b e d a h , l e u k o s i t m u l a i menghilang dan ceruk mulai berisi kolagen serabut protein putih.Sel epitel beregenerasi dalam 1 minggu. Jaringan baru memiliki banyak pembuluh darah. Tumpukan kolagen akan menunjang lukadengan baik dalam 6 – 7 hari. Jadi jahitan diangkat pada waktu ini,tergantung pada tempat dan luasnya bedah   c . F a s e I I I ( M a t u r a s i ) Kolagen terus bertumpuk. Ini menekan pembuluh darah baru danarus darah menurun. Luka terlihat seperti merah jambu yang

Page 22: Pengertian Kecemasan

luas.F a s e i n i b e r l a n g s u n g m i n g g u k e d u a s a m p a i m i n g g u k e e n a m . Pasien harus menjaga agar tidak menggunakan otot yang terkena.d . F a s e I V Fase terakhir berlangsung beberapa bulan setelah bedah. Pasienakan menge luh ga t a l d i s epu t a r l uka . Wa laupun ko l agen t e ru s m e n i m b u n p a d a w a k t u i n i l u k a m e n c i u t d a n m e n j a d i t e g a n g . Karena penciutan luka terjadi ceruk yang berwarna/berlapis putih.Bila jaringan itu aseluler, avaskuler, jaringan kolagen tidak akanm e n j a d i c o k l a t k a r e n a s i n a r m a t a h a r i d a n t i d a k a k a n k e l u a r   keringat dan tumbuh rambut (Smeltzer, 2001)

DAMPAK PENYAKIT TERHADAP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA1 . K E B U T U H A N O K S I G E N A S I Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh factor kimiawi dan persarafan. Pengendalian oleh saraf diatur oleh pusat otomatik dalammedulla oblongata yang mengantarkan impuls eferen ke otot pernafasanmelalui radix saraf servikalis dan diantar ke diafragma melalui saraf frenikus.Pada saat operasi SC dilakukan mekanisme persyarafan secara sengajaditekan, medulla oblongata tidak dapat mengantarkan impuls efferentsehingga ventilasi pulmonary tergganggu. Saat efek anestesi berakhir secara perlahan pulmo kembali normal. Untuk merangsang masuknyaOksigen dan keluanya CO2, klien dianjurkan untuk batuk dan bernafasdalam setiap 2 jam pada 24 jam pertama.2 .KEBUTUHAN NUTRISI E f e k a n e s t e s i s a a t s e c t i o c a e s a r i a m e n s u p r e s i s y s t e m s a r a f s a r a f    perifer,menyebabkan rangsang saraf simpatis menyebabkan berkurangnya peristaltik. Anestesi mempengaruhi respon terhadap rasa mual dan muntah pada 1 sampai 2 hari pertama post sectio caesaria, secara perlahan peristaltick e m b a l i n o r m a l d a n d i s e r t a i a d a n y a f l a t u s . B i l a s e b e l u m p e r i s t a l t i c terdengar / normal, klien makan hal ini menimbulkan distensi abdomen.3 .KEBUTUHAN ELIMINASI Miksi dan Defekasi merupakan reflek yang berpusat pada kornu lateralismedulla spinalis bagian sacral. Bila Vesika urinaria dan rectum tegang, maka terjadi reflek miksi dan defekasi. Pada orang dewasa reflek ini dapatdikendalikan oleh kehendak, saraf yang menghambat berasal dari korteksd i d a e r a h l o b u s p a r a s e n t r a l i s b e r j a l a n d a l a m t r a k t u s p i r a m i d a l i s ( merupakan saraf parasimpatis).Pada saat dilakukan anestesi terjadi supresi terhadap medulla spinalis dankorteks sehingga klien tidak dapat mengendalikan reflex untuk miksi dande fekas i , un tuk i t u d i l akukan pemasangan ka t e t e r dan pengosongan lambung sebelum anestesi dilakukan.4 .KEBUTUHAN AKTIVITASAdanya t r auma j a r i ngan , men imbu lkan d i skon t i nu i t a s j a r i ngan yang menimbulkan rasa nyeri. Efek anestesi berakhir menimbulkan rasa nyeriyang d ipe r seps ikanseca ra subyek t i f . Ak iba tnya ( ak iba t r a sa nye r i i n i ) individu merasakan nyeri bertambah terutama saat batuk dan bergerak. Halini menyebabkan keterbatasan gerak individu.5 . K O N S E P D I R I Rasa nyeri pada luka insisi menyebabkan adaptasi terhadap peran baruindividu terganngu

Setelah luka sembuh, pada sebagian individu dapat timbul keloid yangmenimbulkan perubahan citra diri.

Page 23: Pengertian Kecemasan

Rasa tidak nyaman pada ibu mengakibatkan bonding terhambat, adaptasi terhadap peran ibu terganggu.6.KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMANAdanya luka insisidiskotinuitas jaringan terganggugangguan rasaaman : nyeriPerdarahan saat sectio caesaria dilakukan dapat menimbulkan penurunank a d a r H e m o g l o b i n d a l a m d a r a hb e r k u r a n g n y a O 2 d a l a m d a r a h menimbulkan rasa pusing dan mual , pemeriksaan HB post operasi perludilakukan.7.KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLITEfek anestesi juga mempengaruhi tonus uteri yang dapat menimbulkanatonia uteri, Atonia Uteri dapat dapat menimbulkan perdarahan hebatResiko gangguan cairan dan elektrolit

Page 24: Pengertian Kecemasan

ehnik Mobilisasi yang Benar pada Post SCKamis, 03 Mei 2012 23:00 | LAST_UPDATED2 | Oleh Abdul Muis bin Abdullah ziadh

A. Mobilisasi Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemuihan pasca bedah; mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dengan demikian mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologi( Carpenito, 2000 hlm 6 ). Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk berjalan, bangkit, berdiri dan kembali ketempat tidur, kursi, kloset, duduk dan sebagainya. Disamping kemampuan menggerakkan akstremitas bawah mobilisasi tercakup dalam pengkajian terhadap aktivitas kehidupan sehari – hari pasien untuk menyusun rencana askeb yang bersifat individual (Suchinchliff, 1999 hlm 7). Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat tidur dengan melatih bagian – bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau belajar berjalan (Soelaiman, 2000, hlm 17). Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang membaik. Pada pasien post operasi seksio sesarea 6 jam pertama dianjurkan untuk segera menggerakkan anggota tubuhnya. Gerak tubuh yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki dan jari – jarinya agar kerja organ pencernaan segera kembali normal ( Kasdu, 2003, hlm 71 ). Konsep mobilisasi mula – mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur – angsur ke tahap mobilisasi sebelumnya untuk mecegah komplikasi (Ancheta, R.,S, 2005, hlm 31). A. Faktor – faktor yang mempengaruhi mobilisasi a. Faktor fisiologis; frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir, tipe penyakit, status kardiopulmonar, status musculskletal, pola tidur, keberadaan nyeri, frekuensi aktifitas dan kelainan hasil laboratorium. b. .faktor emosional; factor emosional yang mempengaruhi mobilisasi adalah suasana hati, depresi, cemas, motivasi, ketergantungan zat kimia, dan gambaran diri. c. faktor perkembangan; faktor perkembangan yang mempengaruhi moilisasi adalah usia, jenis kelamin, kehamilan, perubahan masa otot karena perubahan perkembangan, perubahan system skletal (Potter & Perry, 2006, hlm 9). B. Indikator pemulihan pasca seksio sesaria dengan mobilisasi Pada hari ketiga sampai kelima setelah operasi ibu diperbolehkan pulang ke rumah apabila tidak terjadi komplikasi. Perkembangan kesembuhan ibu pasca seksio sesaria dapat dilihat dari hari kehari. Hari kedua setelah operasi ibu berusaha buang air kecil sendiri tanpa bantuan kateter, dan melakukannya di kamar mandi dengan dibantu suami atau keluarga. Hari ketiga umumnya ibu baru akan buang air besar, dimana saat awal setelah persalinan ibu mengalami sembelit. Pada hari keempat lokia pada ibu pasca seksio sesarea normalnya 2 x ganti doek/ hari, perubahan ini menunjukkan bahwa rahim berkontraksi yaitu mengalami proses untuk kembali ke kondisi dan ukuran yang normal. Pada hari kelima fundus uteri berada pada pertengahan pusat simfisis dan hari ketujuh setelah operasi luka bekas sayatan mengering (Kasdu, 2003, hlm 69). C. Tujuan mobilisasi pada ibu pasca bedah seksio sesaria Tujuan mobilisasi dini yaitu membantu proses penyembuhan ibu yang telah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi pada bekas luka sayatan setelah operasi seksio sesarea, mengurangi resiko terjadinya konstipasi, mengurangi terjadinya dekubitus, kekakuan atau penegangan otot – otot di seluruh tubuh, mengatasi terjadinya gangguan sirkulasi darah, pernafasan, peristaltik maupun berkemih (Carpenito, 2000, hlm 2). D. Prosedur mobilisasi Hari 1 – 4 a. Membentuk lingkaran dan meregangkan telapak kaki Ibu berbaring di tempat

Page 25: Pengertian Kecemasan

tidur, kemudian bentuk gerak lingkaran dengan telapak kaki satu demi satu. Gerakan itu seperti sedang menggambar sebuah lingkaran dengan ibu jari kaki ibu ke satu arah, lalu ke arah lainnya. Kemudian regangkan masing – masing telapak kaki dengan cara menarik jari – jari kaki ibu ke arah betis, lalu balikkan ujung telapak kaki ke arah sebaliknya sehingga ibu merasakan otot betisnya berkontraksi. Lakukan gerakan ini dua atau tiga kali sehari. b. Bernafas dalam – dalam - Berbaring dan tekukkan kaki sedikit. Tempatkan kedua tangan ibu di bagian dada atas dan tarik nafas. Arahkan nafas itu ke arah tangan ibu, lalu tekanlah dada saat ibu menghembuskan nafas. - Kemudian tarik nafas sedikit lebih dalam. Tempatkan kedua tangan di atas tulang rusuk, sehingga ibu dapat merasakan paru – paru mrngembang, lalu hembuskan nafas seperti sebelumnya. - Cobalah untuk bernafas lebih dalam sehingga mencapai perut. Hal ini akan merangsang jaringan – jaringan di sekitar bekas luka. Sangga insisi ibu dengan cara menempatkan kedua tangan secara lembut di atas daerah tersebut. Kemudian, tarik dan hembuskan nafas yang lebih dalam lagi beberapa kali. Ulangi sebanyak tiga atau empat kali. c. Duduk tegak - ekuk lutut dan miring ke samping. - Putar kapala ibu dan gunakan tangan – tangan ibu untuk membantu dirinya ke posisi duduk. Saat melakukan gerakan yang pertama, luka akan tertarik dan terasa sangat tidak nyaman, namun teruslah berusaha dengan bantuan lengan sampai ibu berhasil duduk. Pertahankan posisi itu selama beberapa saat. - Kemudian, mulailah memeindahkan berat tubuh ke tangan , sehingga ibu dapat menggoyangkan pinggul ke arah belakang. Duduk setegak mungkin dan tarik nafas dalam – dalam beberapa kali, luruskan tulang punggung dengan cara mengangkat tulang – tulang rusuk. Gunakan tangan ibu untuk menyangga insisi. Cobalah batuk 2 atau 3 kali. d. Bangkit dari tempat tidur - Gerakkan tubuh ke posisi duduk. Kemudian gerakkan kaki pelan – pelan ke sisi tempat tidur. Gunakan tangan ibu untuk mendorong ke depan dan perlahan turunkan telapak – telapak kaki ibu ke lantai. - Tekanlah sebuah bantal dengan ketat di atas bekas luka ibu untuk menyangga. Kemudian, cobalah bagian atas tubuh ibu. Cobalah meluruskan seluruh tubuh lalu luruskan kaki – kaki ibu. e. Berjalan Dengan bantal tetap tertekan di atas bekas luka, berjalanlah ke depan. Saat berjalan usahakan kepala tetap tegak, bernafas lewat mulut. Teruslah berjalan selama beberapa menit sebelum kembali ke tempat tidur. f. Berdiri dan meraih Duduklah di bagian tepi tempat tidur, angkat tubuh hingga berdiri. Pertimbangkanlah untuk mengontraksikan otot – otot punggung agar dada mengembang dang meregang. Cobalah untuk mengangkat tubuh, mulai dari pinggang perlahan – lahan, melawan dorongan alamiah untuk membungkuk, lemaskan tubuh ke depan selama satu menit. g. Menarik perut - Berbaringlah di tempat tidur dan kontraksikan otot – otot dasar pelvis, dan cobalah untuk menarik perut. - Perlahan – lahan letakkan kedua tangan di atas bekas luka dan berkontraksilah untuk menarik perut menjauhi tangan ibu. Lakukan 5 kali tarikan, dan lakukan 2 kali sehari. h. Saat menyusui Tarik perut semabari menyusui. Kontraksikan otot – otot perut selama beberapa detik lalu lemaskan.lakukan 5 sampai 10 kali setiap kali ibu menyusui. Hari 4 – 7 a. Menekuk pelvis Kontraksikan abdomen dan tekan punggung bagian bawah ke tempat tidur. Jika dilakukan dengan benar pelvis akan menekuk. Lakukan 4 hingga 8 tekukan selama 2 detik. b. Meluncurkan kaki Berbaring dengan lutut tertekuk dan bernafaslah secara normal, lalu luncurkan kaki di atas tempat tidur, menjauhi tubuh. Seraya mendorong tumit, ulurkan kaki, sehingga ibu akan merasakan sedikit denyutan di sekitar insisi. Lakukan 4 kali dorongan untuk satu kaki. c. Sentakan pinggul - Berbaringlah di atas tempat tidur, tekukkan kaki ke atat dan remtangkan kaki yang satu lagi. Lakukan gerakan menunjuk ke arah jari – jari kaki. - Dorong pinggul pada sisi yang sama dengan kaki yang tertekuk ke arah bahu, lalu lemaskan. Dorong kaki menjauhi tubuh dengan lurus. Lakukan 6 hingga 8 pengulangan untuk masing – masing tubuh. d. Menggulingkan lutut -

Page 26: Pengertian Kecemasan

Berbaring di tempat tidur , kemudian letakkan tangan di samping tubuh untuk menjaga keseimbangan - Perlahan – lahan gerakkan kedua lutut ke satu sisi. Gerakkan lutut hingga bisa merasakan tubuh ikut berputar. Lakukan 3 kali ayunan lutut ke masing – masing sisi. Akhiri dengan meluruskan kaki. e. Posisi jembatan Berbaringlah di atas tempat tidur dengan kedua lutut tertekuk. Bentangkan kedua tangan ke bagian samping untuk keseimbangan. Tekan telapak kaki ke bawah dan perlahan – lahan angkat pinggul dari tempat tidur. Rasakan tulang tungging terangkat. Lakukan gerakan ini 5 kali sehari. f. Posisi merangkak - Perlahan – lahan angkat tubuh dengan bertopang kedua tangan dan kaki di atas tempat tidur. Saat ibu dapat mempertahankan posisi merangkak tanpa merasa tak nyaman sedikitpun, ibu dapat menambah beberapa gerakan dalam rangkaian ini. - Tekan tangan dan kaki di tempat tidur, dan cobalah untuk melakukan gerakan yang sama dengan sentakan pinggul, sehingga pinggul terdorong ke arah bahu. Jika melakukan gerakan ini dengan benar, ibu akan merasa seolah – olah menggoyang- goyangkan ekor. Lakukan gerakan ini 5 kali sehari. - Tekan bagian tengah punggung ke arah bawah, saat melengkung tubuh ke bawa, ibu bisa merasakan perut meregang. Kemudian, saat meluruskan punggung, berkonsentrasilah menarik abdomen (Gallagher, C.M, 2004, hlm 38). E. Manfaat mobilisasi Pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung, memperbaiki kontraksi miokardial, kemudian menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan darah, memperbaiki aliran balik vena; pada sistem respiratori meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan, meningkatkan ventilasi alveolar, menurunkan kerja pernafasan, meningkatkan pengembangan diafragma; pada sistem metabolik dapat meningkatkan laju metabolisme basal, meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak, meningkatkan pemecahan trigliseril, meningkatkan mobilitas lambung, meningkatkan produksi panas tubuh; pada sistem muskuloskletal memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendiri, memperbaiki toleransi otot untuk latihan, mungkin meningkatkan masa otot; pada sistem toleransi otot, meningkatkan toleransi, mengurangi kelemahan, meningkatkan toleransi terhadap stres, perasaan lebih baik, dan berkurangnya penyakit (Potter., Perry, 2006, hlm 24). F. Kerugian bila tidak melakukan mobilisasi Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari gejala infeksi adalah peningkatan suhu tubuh; perdarahan yang abnormal, dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka; involusi uterus yang tidak baik, tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus (Fauzi, C.M, 2007, hlm 8)

Page 27: Pengertian Kecemasan

MOBILISASI DINI PADA IBU POST SC

A. PENGERTIAN MOBILISASI PASCA SC1. Mobilisasi adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan suatu aktivitas / kegiatan.2. Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalianan Caesar.

B. TUJUAN MOBILISASIMembantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah melahirkanC. MANFAAT MOBILISASI BAGI IBU POST SC1. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.a. Dengan bergerak, otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.c. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.d. Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.2. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya.Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bisa merawat anaknya dengan cepat3. Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboliDengan mobilisasi sirkulasi darah normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.

D. KERUGIAN BILA TIDAK MELAKUKAN MOBILISASI.1. Peningkatan suhu tubuhKarena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.2. Perdarahan yang abnormalDengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka3. Involusi uterus yang tidak baikTidak dilakukan mobilisasi secara dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus

E. RENTANG GERAK DALAM MOBILISASIMenurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :1. Rentang gerak pasifRentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien2. Rentang gerak aktifHal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.

Page 28: Pengertian Kecemasan

3. Rentang gerak fungsionalBerguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan.

F. TAHAP-TAHAP MOBILISASI DINImobilisasi dini dilakukan secara bertahap (Kasdu,2003)Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :1. 6 jam pertama ibu post SCIstirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki2. 6-10 jam,ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli3. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk4. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan

G. PELAKSANAAN MOBILISASI DINI1. Hari ke 1 :a. Berbaring miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita / ibu sadarb. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar.2. Hari ke 2 :a. Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam-dalam lalu menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.b. Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah dudukc. Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan dianjurkanbelajar duduk selama sehari,3. hari ke 3 sampai 51) belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi.2) Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat membantu penyembuhan ibu.

Page 29: Pengertian Kecemasan

Pengertian Mobilisasi Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier, 1989).Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan  bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002)

B.     Manfaat  Mobilisasi 1.    Menjamin kelancaran peredaran darah2.    Mengembalikan kerja organ-organ  yang  pada akhirnya justru akan mempercepat penyembuhan luka. 3.     Otot –otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perut menjadi kuat kembali dan dapat mengurangi rasa sakit 4.    Lebih cepat merangsang usus (peristaltik usus) sehingga  akan lebih cepat kentut/flatus yang berdampak mampercepat penyembuhan setelah operasi5.    Terhindar dari pemendekan otot dan tendon .6.    Terhindar dari lecet yang mengakibatkan luka karena terlalu lama tirah baring

C.    Cara mobilisasi1.    Menahan rasa nyeri2.    menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk atau diluruskan,3.    menggerakkan badan lainnya yaitu miring ke kiri atau ke kanan. 4.     Menggerakan badan dengan duduk, baik bersandar maupun tidak 5.    Duduk di atas tempat tidur dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil digerak-gerakan. 6.     Berjalan dengan perlahan.

D.    Dampak tidak mobilisasi1.    Penyembuhan luka menjadi lama2.   Menambah rasa sakit3.   Badan menjadi pegal dan kaku4.   Kulit menjadi lecet dan luka5.  Memperlama perawatan dirumah sakit