bab ii tinjauan pustaka a. 1.repository.ump.ac.id/7952/3/zulfikar bowolaksono bab ii.pdf · 7 bab...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Majelis Ta’lim
1. Pengertian Majlis Ta’lim
Secara bahasa kata majlis ta’lim berasal dari dua suku kata yakni
majlis dan ta’lim. Kata majlis berasal dari bahasa arab yakni “jalasa-
yajlisu-majlisan” yang berarti duduk. Kata majlis merupakan bentuk isim
makan yang berarti menjadi tempat duduk (Munawir, 2007 : 239).
Majlis ini bermula sejak zaman khulafa al Rasyidin, yang biasanya
memberikan fatwa dan musyawarah serta diskusi dengan para sahabat
untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Kemudian pada masa
khalifah Abbasiyah berubah menjadi majlis sastra yang didalamnya
membahas bukan hanya masalah-masalah kesusastraan, melainkan
berbagai macam ilmu pengetahuan (majlis ilmu pengetahuan) dan
berbagai kesenian (majlis kesenian) ( Zuhairini, 1994: 95-96).
Sedangkan kata ta’lim adalah isim mashdar dari kata “allama-
yu’allimu-ta’liman yang berarti mengajar. Kata al-ta’lim adalah al-tanbih
al-nafs litashawwur al-ma’niy, yang artinya memperingatkan jiwa untuk
menggambarkan berbagai pengertian. Adapun kata al-ta’allum berarti
proses mengingatkan jiwa dengan tujuan untuk memperoleh gambaran
tentang berbagai makna. Kata ta’lim terkadang digunakan juga untuk
pengertian memberitahukan, jika menggunakan kata ta’lim tersebut
dilakukan secara berulang-ulang.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
8
Kata al-ta’lim terkait erat dengan proses transfer of information
(mengalihkan atau mengalirkan informasi) atau transfer of knowledge
(mengalihkan atau mengalirkan ilmu pengetahuan). ( Nata, 2016: 75)
Berdasarkan pengertian ta’lim di atas dapat disimpulkan bahwa
ta’lim adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang
dengan tujuan untuk memberikan ilmu kepada yang membutuhkan atau
dengan kata lain dari yang ahli kepada yang belum mengetahi.
Majlis ta’lim dapat diartikan secara lughawi sebagi tempat
berlangsungnya proses belajar mengajar atau menagjarkan ilmu agama
2. Peran Majlis Ta’lim
Majelis ta'lim dapat dipahami sebagai suatu institusi dakwah yang
menyelenggarakan pendidikan agama yang bercirikan non-formal, tidak
teratur waktu belajarnya, para pesertanya disebut jamaah, dan bertujuan
khusus untuk usaha memasyarakatkan Islam (Siregar & Shofiuddin, 2003:
16).
Adanya majelis taklim di tengah-tengah masyarakat bertujuan
untuk menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong
pengalaman ajaran agama, sebagai ajang silaturahmi anggota masyarakat,
dan untuk meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga dan
lingkungan jamaahnya (Alawiyah, 1997: 78).
Maksud diadakannya majelis taklim menurut M. Habib Chirzin
(2000: 77) adalah:
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
9
a. Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang
gaib;
b. Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup
manusia dan alam semesta;
c. Sebagai inspirasi, motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah
dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal
dengan kegiatan pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk
kesejahteraan bersama;
d. Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat
dan selaras.
Menurut peneliti secara garis besar majelis taklim merupakan wadah
untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama dalam rangka
membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT.
3. Materi Majlis Ta’lim
Dalam suatu pembelajaran, materi bukanlah merupakan tujuan.
Melainkan sebagai alat mencapai sebuah tujuan. Karena itu penentuan
materi pengajaran harus didasarkan pada tujuan, baik dari segi cakupan,
tingkat kesulitan, maupun organisasinya (Toha dkk, 1999 : 16). Sebagai
sebuah lembaga pendidikan, majelis taklim memiliki materi-materi yang
disampaikan dan diajarkan kepada para pesertanya. Materi yang umumnya
ada dan pelajari dalam majelis taklim mencakup pembacaan, al-Qur’an
serta tajwidnya, tafsir bersama ulumul al-Qur’an, hadits dan fiqih serta
ushul fiqh, tauhid, akhlak.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
10
Sedangkan menurut Pedoman Majelis taklim yang dikeluarkan oleh
Koordinasi Dakwah Islam (KODI), materi yang disampaikan dalam
majelis taklim adalah
a. Kelompok Pengetahuan Agama, yang mencakup di dalamnya tauhid,
tafsir, Fiqih, hadits, akhlak, tarikh, dan bahasa Arab
b. Kelompok Pengetahuan Umum, yang langsung berkaitan dengan
kehidupan masyarakat yang dikaitkan dengan agama (Huda,
1996/1997: 13).
4. Metode Dakwah yang Digunakan dalam Majlis Ta’lim
Setiap pengajaran diperlukan metode-metode agar tujuan pendidikan
dapat dicapai dengan baik. Beberapa metode pengajaran tersebut antara
lain:
a. Metode bercerita, yang dicantumkan pada hampir semua pokok
bahasan, karena selain aspek kognitif, aspek afektif yang secara garis
besar berupa tertanamnya aqidah islamiyah dan pengamalannya dalam
kehidupan sehari-hari yang memiliki nilai akhlak yang mulia.
b. Metode ceramah, merupakan metode mau'idhoh hasanah dengan
bilisan agar dapat menerima nasihat-nasihat/pendidikan yang baik.
c. Metode tanya jawab, bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan
berpikir dan dapat mengembangkan pengetahuan yang berpangkal pada
kecerdasan otak dan intelektualitas yang merupakan tujuan dalam aspek
kognitif (Toha dkk, 1999 : 95-96).
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
11
Sedangkan metode penyajian yang dilakukan di majelis taklim dapat
dikategorikan menjadi:
a. Metode Ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni
pengajar/ustadz/kiai tindak aktif memberikan pengajaran sementara
jamaah pasif dan ceramah khusus, yaitu pengajar dan jamaah sama-
sama aktif dalam bentuk diskusi.
b. Metode Halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara
jamaah mendengarkan.
c. Metode Campuran, yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan. (Redaksi Ensiklopedi, 1994: 121)
Berikut adalah adalah penjabaran beberapa yang sering di gunakan
didalam majlis ta'lim :
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahasa pelajaran secara lisan.
Metode ini tidak senantiyasa jelek bila penggunanya betul-betul
disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media serta
memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunanya (Syah dkk, 2017:
139)
1) Kelemahan dalam metode ceramah
a) terjadinya verbalisme (siswa tau dan hafal kata-kata tetapi tidak
mengetahui makna yang terkandung didalamnya)
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
12
b) Guru sulit mengukur tingkat penguasaan dan pemahaman isi
materi pelajaran yang di sampaikan melalui ceramah.
c) Siswa dengan kemampuan dirugikan dan lebih menguntungkan
siswa yang memiliki kemampuan audiktif
d) Siswa cendrung pasif dan tidak kreatif bahkan terjadi
kecenderungan membuat kesimpulan yang salah
e) Timbul kebosanan pada diri siswa bila disampaikan pada waktu
yang lama
Untuk mengurangi segi negatif metode ceramah sebaiknya
pembimbing menggunakan metode ceramah digabungkan dan
dikolaborasikan dengan metode-metode mengajar lainya.
2) Kelebihan metode ceramah
a) Ceramah merupakan metode yang murah dan sekaligus paling
mudah dilakukan
b) Dengan menggunakan metode ceramah guru dapat dengan mudah
menguasai kelas, mengorganisasikan tempat duduk dan kelas.
c) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas dalam waktu
yang relatif singkat.
d) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan.
e) Melalui ceramah guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang
memberikan ceramah.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
13
f) Metode ceramah dapat digunakan bagi jumlah siswa atau peserta
didik yang sangat banyak atau dalam jumlah besar.
b. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan
bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik (Daradjat, dkk, 2014 :
296)
Selain pengertian di atas, darwyn syah dkk (2007: 152) juga
mengemukakan pendapat mengenai metode demonstrasi yakni cara yang
digunakan dalam penyajian pelajaran dengan cara meragakan bagaimana
membuat, mempergunakan serta mempraktekan suatu benda atau alat
baik asli maupun tiruan, atau bagaimana mengerjakan suatu perbuatan
atau tindakan yang mana dalam meragakan disertai penjelasan lisan.
Dari penegrtian diatas, didalam metode demonstrasi memiliki
kelebihan serta kekuranagan dalam penggunaanya.
1) Kelebihan metode demonstrasi
a) Menghindari verbalisme dan membuat pelajaran lebih menarik
lebih jelas dan lebih kongrit.
b) Memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang
diberikan
c) Siswa dituntut aktif dalam bentuk melakukan pengamatan,
membandingkan antara teori dan kenyatannya serta
mempraktekan secara langsung.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
14
2) Kekurangan metode demonstrasi
Selain memiliki segi kelebihan, bukan berarti memiliki
kekurangan didalam pelaksanaanya, kekurangan tersebut antara lain:
a) Guru dituntut memiliki keterampilan khusus terhadap hal-hal
yang akan didemonstrasikan
b) Sulitnya memenuhi peralatan atau benda yang dibutuhkan untuk
keperluan demonstrasi
c) Diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang
d) Penggunaan waktu yang lama akan menyita waktu pengajaran
3) Dasar pertimbangan pemilihan metode demonstrasi
a) Mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu atau
menggunakan komponen sesuatu
b) Memvbandingkan satu cara dengan cara lain
c) Mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu
d) Ingin menunjukan suatu keterampilan
c. Metode Diskusi
Metode ini biasanya erat kaitannya dengan metode lainnya,
misalnya metode ceramah dan yang lainya karena metode diskusi ini
adalah bagian yang terpenting dalam memecahkan suatu masalah
(problem solving).
Adanya satu jawaban atau beberapa jawaban atau jalan pemecahan
tidak menjadi masalah, yang terpenting dari segala kemungkinan itu
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
15
bagaimanakah kita mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk
mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang kita miliki. Dalam metode
diskusi ini peran guru atau pembimbing sangat penting dalam rangka
menghidupkan gairah anak didik dlam berdiskusi. Jelas diperlukan
diantaranya ialah :
1) Guru atau pembimbing diskusi harus berusaha dengan semaksimal
nungkin agar anak didik turut aktif dan berperan dalam diskusi
tersebut
2) Guru atau pembimbing diskusi sebagai pengatur lalu lintas
pembicaraan, harus bijaksana dalam mengarahkan diskusi, sehingga
diskusi tersebut berjalan lancar dan aman.
3) Membimbing diskusi agar samapai kepada suatu kesimpulan
(Daradjat, dkk, 2014 : 292-293)
Dari penegertian lain diskusi ialah percakapan yang
responsip yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematis dan
diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya. Sedangkan metode
diskusi adalah satu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi
kesempatan pada para siswa untuk mengadakan perbincangan ilmiah
guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan masalah atas suatu masalah.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
16
1) Kelebihan metode diskusi
a) Mendorong partisipasi dan kreatifitas siswa untuk memberikan
sumbangan pemikiran terhadap permasalahan yang sedang
didiskusikan.
b) Mengembangkan sikap toleransi, demokratis, kritis, berpikir
sistematis dan menghargai pendapat orang lain.
c) Membiasakan peserta didik untuk bermusyawarah dalam
mengambil suatu keputusan untuk kepentingan bersama.
d) Peserta didik belajar mematuhi peraturan dan tata tertib yang
berlaku.
e) Memperluas wawasan dan cakrawala berpikir siswa.
2) Kekurangan metode diskusi
a) Tidak semua peserta memiliki kesempatan berpartisipasi
memberikan sumbangan pemikiran terhadap permasalahan yang
sedang dibahas, karena keterbatasan waktu.
b) Terjadinya penyimpangan pembahasan dan perdebatan yang tidak
perlu serta memakan waktu yang panjang.
c) Hasil diskusi sulit sulit diramalkan.
d) Tidak dapat dipakai untuk kelompok besar
e) Peserta mendapat informasi yang terbatas.
3) Pertimbanagan menggunakan metode diskusi
Metode diskusi digunakan dalam proses pembelajaran apabila
hendak :
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
17
a) Memanfaatkan berbagai yang ada (dimiliki) oleh para anak didik
b) Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyalurkan
kemampuan masing-masing
c) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan
yang telah dirumuskan telah dicapai
d) Membantu anak didik berpikir teoritis dan praktis lewat berbagai
materi pelajaran serta kegiatan lainya.
e) Membantu para anak didik belajar menilai kemampuan dan
peranan diri sendiri maupun teman-temanya (orang lain)
f) Membantu para anak didik menyadari dan mampu merumuskan
berbagai masalah yang dilihat "baik" dari pengalaman sendiri
maupun dari pelajaran yang telah di sampaikan
g) Menembangkan motifasi untuk belajar lebih lanjut (Syah,
dkk,2007 : 141-144)
d. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pengajaran oleh guru
dengan memberikan pertanyaan dan meminta jawaban kepada siswa.
Metode tanya jawab dapat merangsang anak didik untuk dapat
mengemukakan pendapat dan pikiran masing-masing. Melalui
pertanyaan yang diajukan oleh pembimbing/pendidik, anak didik
terdorong untuk mencari jawaban yang tepat dan memuaskan dengan
merangkai pengetahuan-pengetahuan yang telah dimilikinya (Syah, dkk,
2007 : 137).
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
18
Sementara itu Daradjat (2014 :307) juga mengemukakan pendapat
tentang metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah satu teknik
mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada metode ceramah. Ini disebabkan guru memperoleh gambaran sejauh
mana murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah
diceramahkan.
Bebrapa alternatif dapat terjadi dalam metode tanya jawab yaitu :
1) Segi kecepatan menuangkan bahan ajaran
dalam hal menerangkan bahan-bahan pelajaran pada anak didik,
penggunaan metode tanya jawab lebih lamban apabila dibandingkan
dengan metode ceramah. Akan tetapi metode tanya jawab dari segi
kepastian lebih tajam, karena guru/pembimbing memberikan suatu
pertanyaan untuk suatu jawaban tertentu, dan guru dan
guru/pembimbing dapat mengetahui dengan segera apakah anak
didiknya mengerti atau tidak. Kalu terjadi hal demikian
guru/pembimbing dapat segera menjelaskan kembali segi-segi yang
belum jelas.
2) Dapat terjadi penyimpangan dari pokok persoalan
Guru/pembimbing dalam melaksanakan tanya jawab lebih besar
kemungkinannya menyimpang dari pokok-pokok persoalan. Hal ini
dapat terjadi bila anak didik memberikan jawaban, lalu berbalik
memberikan pertanyaan yang menimbulkan masalah-masalah baru
diluar yang sedang dibicarakan.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
19
3) Dapat terjadi perbedaan pendapat antara murid dan guru
Dalam metode ceramah biasanya guru/pembimbing sulit
mengetahui apakah anak didik menyetujui atau tidak isi ceramah yang
diberikan kecuali kalau dibuka tanya jawab. Denga adanya tanya jawab
kemungkinan jawaban anak didik berbeda dengan yang diinginkan
guru/pembimbing. Apabila guru/pembimbing menyatakan salah
terhadap jawaban anak didik maka anak didik yang berani cenderung
mempertahankan jawabannya (Daradjat, 2014 :308-309)
Dari pernyataan-pernyataan tersebut ada beberapa dasar
pertimbanagan penggunaan metode tanaya jawab, adalah sebagai
berikut :
1) Apabila ingin mengulang bahan pelajaran
2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran oleh anak
didik.
3) Ingin membangkitkan perhatian anak didik
4) Sebagai selingan metode lainya
5) Merangsang anak didik untuk berfikir kreatif dan inofatif
6) Pemberian kesempatan kepada anak didik mengajukan
permasalahan sehubungan dengan bahan materi pelajaran yang
disampaikan (Syah,dkk, 2007 : 138)
Sementara itu Darwyn Syah (2007 :138) juga menjelaskan bahwa
terdapat kelemahan serta kelebihan metode tanya jawab yaitu :
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
20
1) Kelebihan metode tanya jawab
a) Dapat menarik perhatian anak didik walaupun keadaan kelas
kurang terkendali
b) Melatih dan merangsang daya nalar serta daya ingatan anak
didik
c) Melatih keterampilan menjelaskan serta keberanian anak didik
mengemukakan pendapat secara lisan dengan tertib dan teratur.
2) Kelemahan metode tanya jawab
a) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
kemampuan dan pemahaman anak didik
b) Tidak semua anak didik berani mengemukakan pendapat dan
terampil menjelaskan dan memberikan jawaban secara lugas dan
teratur
c) Akan banyak menyita waktu bila terjadi oerbedaan dan silang
oendapat
d) Adanya keterbatasan waktu, sehingga tidak memungkinkan
semua anak didik mendapat giliran menjawab pertanyaan atau
mengajukan pertanyaan
e) Adanya dominasi kegiatan pembelajaran oleh anak didik yang
memiliki keterampilan bertanya dan menjelaskan dengan
kemampuan yang memadai.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
21
B. Nilai Aqidah
1. Nilai
Dalam kamus besar bahasa Indonesia nilai diartikan sebagai harga,
ukuran, angka yang mewakili prestasi serta sifat-sifat yang penting yang
berguna bagi kemanusian, guna menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya (KBBI :2016)
Menurut Dr. H. syahidin nilai adalah suatu perangkat keyakinan
atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterikatan, dan prilaku.
(e-book, Begawan tarbiyah, 2016 : 2)
Berdasarkan uraian tersebut, jadi nilai adalah rujukan dan
seperangkat keyakinan yang dianggap penting bagi manusia yang
memberikan corak khusus terhadap pola pikir, perasaan keterikatan dan
prilaku.
2. Aqidah
Secara etimolois (lughotan), aqidah berakar dari kata
aqoda-ya’qidu-aqdan-aqidatan. Aqdan berarti simpul, ikatan, perjanjian
dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan.
Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu
tersimpul dengan kokoh didalam hati, bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian. (ilyas,2009: 1)
Secara terminologis (istilah), terdapat beberapa definisi anatara
lain Mmenurut kutipan dari Hasan Al-Bana adalah sebagai berikut :
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
22
Aqa’id (bentuk jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara yang
wajib diyakini kebenarannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman
jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercanpur sedikitpun dengan keragu-
raguan. (al-bana: 465 dalam Ilyas, 2009: 1)
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy :
Aqidah adalah sejumlah kebenara yang dapat diterima secara umum
(axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenan itu
dipraktikan (oleh manusia) didalam hati (serta) diyakini kesahihannya
(secara pasti) dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan
kebenaran itu. (Al-Jazairy,1978: 21 dalam Ilyas,2009: 2)
Dari beberapa pendapat mengenai definisi aqidah oleh para ahli,
penulis menarik kesimpulan pengertian aqidah adalah kebenran yang ada
dalam hati dan diyakini dengan sepenuh hati sehingga menjadi keyakinan
yang kuat,kokoh yang digunakan untuk menolak segala sesuatu yang
bertentangan dengan kebenaran yang di yakininya.
Dengan memercayai aqidah itu barulah seseorang disebut mukmin.
Karea aqidah merupakan sendi agama (Shalut,1994: 52)
a. Istilah Lain Aqidah
Ada beberapa istilah lain yang semakna atau hampir semakna
dengan istilah aqidah, yaitu : iman dan tauhid,dan yang semakna
dengan ilmu aqidah yaitu : ushuluddin, ilmu kalam, dan fikih akbar.
1) Iman
Ada yang menyamakan istilah iman dengan aqidah, dan ada yang
membedakannya. Bagi yang membedakan, aqidah hanya dalam
(aspek hati) dari iman, sebab iman menyangkut aspek dalam dan
aspek luar. Aspek dalamnya berupa keyakinan dan aspek luarnya
berupa pengakuan dengan liasan dan pembuktian dengan amal.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
23
2) Tauhid
Tauhid artinya mengesakan (mengesakan Allah-Tauhidullah).
Ajaran tauhid adalah tema sentral aqidah dan iman, oleh sebab itu
aqidah dan iman diidentikan juga dengan istilah tauhid.
3) Ushuluddin
Artinya pokok-pokok agama. Aqidan, iman, dan tauhid disebut
juga ushuluddin karena ajaran aqidah merupakan pokok-pokok
ajaran agama islam.
4) Ilmu Kalam
Kalam artinya berbicara, atau pembicaraan. Dinamai dengan ilmu
kalam karena banyak dan luasnya dialog dan perdebatan yang
terjadi antara pemikir masalah-masalah aqidah tentang beberapa
hal. Pembicaran dan perdebatan luas seperti itu terjadi setelah
berfikir rasional dan filsafati mempengaruhi pemikir dan ulama
islam.
5) Fikih Akbar
Istilah ini muncul berdasarkan pemahaman bahwa tafaqquh fiddin
yang di perintahkan Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 122,
bukan hanya masalah fikih, tentu, dan lebih masalah aqidah (Ilyas,
2007 : 4-5)
3. Nilai-Nilai Aqidah
Berdasarkan urian diatas mengenai nilai dan aqidah, dapat di
simpulkan bahwa nilai aqidah adalah seperangkat keyakinan dan rujukan
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
24
yang dianggap penting bagi seorang dalam hubungannya dengan Allah
sebagi Tuhannya yang mampu memberikan corak khusus terhadap pola
pikir, dan prilakunya.
Dalam mengajarkan aqidah, terdapat 3 dasar keimanan, yakni :
a. Rukun iman
1) Iman kepada Allah
2) Iman kepada malikat
3) Iman kepada kitab-kitab-Nya
4) Iman kepada Rosul-Nya
5) Iman kepada hari kiamat
6) Iman kepada takdir-Nya, yang baik maupun yang buruk.
b. Rukun islam
1) Mengucapkan dua kalimat syahadat
2) Mengerjakan shalat
3) Membayar zakat
4) Berpuasa dibulan Ramadhan
5) Menunaikan ibadah haji.
c. Ikhsan
Ikhsan adalah melaksanakan ibadah dengan khusyuk, dan meyakini
sepenuh hati bahwa Allah SWT senantiasa melihat dirinya, sehingga
pada akhirnya berhadapan langsung dengan Allah SWT, bahkan dapat
merasakan, melihat-Nya dengan mata hatinya, semua ini diperoleh jika
dilandasi dengan ibadah yang ikhlas. Tingkat keimanan seseorang
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
25
tidaklah dapat dikur oleh sesama manusia melainkan keimanan yang
benar dan baik tercermin dari prilaku, ketaatan serta ibadah seseorang
tersebut dikehidupan sehariharinya (Thoha, Zuhri, Yahya, 1999 :93-94)
Adapun nilai aqidah yang menjadi keyakinan umat islam adalah :
a. Nilai Rububiyah
Nilai ini, Allah SWT dipandang sebagai pencipta dan pemelihara alam
semesta, termasuk penciptaan manusia Allah menempuh proses yang
memperlihatkan konsentrasi dan keteraturan berdasarkan aturan-aturan
alamiah yang ditetapkan oleh Allah sendiri dalam alam semesta dan
sebagai bentuk pengimanannya adalah manusia senantiasa selalu
menjaga setiap ciptaan-Nya serta yang tidak lain adalah tugas manusia
sebagai khalifah di bumi ini.
b. Nilai Uluhiyah
Nilai uluhiyah adalah nilai dimana Allah dalam kapasitas ke-Illahiyan-
Nya, yaitu Allah sebagi zat yang disembah atau sembahan dan totalitas
ketundukan manusia. Nilai ke-Illahian ini menjiwai kesadaran manusia
bahwa puncak pengabdian manusia adalah penghambaan pada tuhan
semesta. Nilai ini berfungsi sebagai pembentukan individu yang
memiliki komitmen ketuhanan yang kuat serta stabil.
c. Nilai Al-Asma' Wa Ash
Merupakan nilai keesaan pada sfat-Nya, yang berarti bahwa Allah
SWT memiliki sifat yang tidak sama dengan makhluk ciptaan-Nya,
walaupun dari segi bahasa kata yang digunakan untuk menunjukan
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
26
sifat yang sama. Yang termasuk didalamnya meniadakan semua
penyerupaan nama Allah SWT dengan nama sifat makhluk.
Nilai-nilai aqidah didalam kehidupan yang memiliki kandungan
kebenaran, keyakinan, serta ketaatan. Dimana nilai-nilai tersebut akan
membentuk pribadi yang baik, bijak, bermanfaat bagi lingkungan sehingga
secara otomatis menciptakan masyarakat yang rukun, berakhlak mulia,
serta bertakwa kepada Allah SWT (Alfian, 2014 : 6-9)
Kemudian dari nilai-nilai yang terkandung dalam akidah ini akan
menimbulakan sifat yang tidak lain untuk menjadikan remaja yang
bercirikan islami. Berikut ciri-ciri remaja muslim :
1) Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang
harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang
muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT
2) Shahihul Ibadah
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah
Rasul sallallah ’alaihi wasallam yang penting, dalam satu hadisnya;
beliau menyatakan: “solatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku
solat”.Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam
melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul
sallallah ’alaihi wasallam
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
27
3) Matinul Khuluq
Akhlak yang kukuh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia
merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim,
baik dalam hubungannya kepada Allah mahupun dengan makhluk-
makhluk
4) Qowiyyul Jismi
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi
peribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani bererti seorang
muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran
Islam secara optimal dengan fizikalnya yang kuat.
5) Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berfikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi
peribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah
fathonah (cerdas). Muslim yang cerdas akan mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akhirat.
6) Mujahadatun Linafsihi
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan
salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena
setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk.
7) Harishun 'ala Waqtihi
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor
penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat
perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
28
8) Munazhzhamun fi Syu'unihi
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk
kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur'an maupun
sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan
masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan
dilaksanakan dengan baik.
9) Qodirun 'alal Kasbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan
mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada
seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan.
10) Naafi'un Lighoirihi
Bermanfaat bagi orang lain (nafi'un lighoirihi) merupakan sebuah
tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja
manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya
merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar.
(http://edisikisahremajamasakini.blogspot.co.id/2016/10/10-ciri-ciri-
remaja-muslim.html)
a. Ruang Lingkup Aqidah
Menurut Hasan al-Bana ruang lingkup pembahasan aqidah
adalah sebagai berikut :
1) Ilahiat : yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Ilah (Tuhan), Allah) seperti wujud Allah,
nama-nama, dan sifat-sifat Allah.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
29
2) Nubuwat : yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan nabi dan rosul, termasuk pembahasan tentang
kitab-kitab Allah, mu’jizat, karamat dll.
3) Ruhaniat : yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, jin, iblis,
syaitan, roh dll.
4) Sam’iyyat : yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui melalui sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan
Sunnah) seperti alam barzah, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga neraka dll (Ilyas, 2007 : 6).
b. Sumber Aqidah
Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya
apasaja yang disampaikan Allah dalam Al-Qur’an dan oleh rosul
dalam sunnahnya wajib diimani (diyakini dan diamalkan).
Akal pikiran tindakan menjadi sumber akidah, tetapi hanya
berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber
tersebut dan mencoba kalau perlu membuktikan secara ilmiah
kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun
harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat
terbatas, sesuai dengan terbatasnya kemampuan semua makhluk
Allah SWT. Akal hanya perlu membuktikan jujurkah atau bisakah
kejujuran si pembawa berita tentang hal-hal ghaib di buktikan secara
ilmiah oleh akal pikiran (Ilyas, 2007 : 6).
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
30
c. Fungsi Aqidah
Aqidah adalah dasar fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin
tinggi bangunannya yang akan didirikan, harus semakin kokoh
fondasi yang dibuat. Karena tidak ada bangunan tanpa fondasi.
Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban
formal, misalnya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari
aqidah. Akan tetapi Allah tidak akan memberi nilai kalau perbuatan
yang dilaksanakan dilandasi dengan aqidah yang benar (iman).
Itulah sebabnya kenapa Rosulullah selama 13 tahun periode
makkah memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang
benar dan kokoh. Sehingga bangunan islam dengan mudah berdiri di
madinah dan bangunan itu akan bertahan terus sampai akhir kiamat.
(Ilyas, 2009 : 10)
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Hurlook menyimpulkan bahwa masa puber (remaja) adalah
masa terjadinya perubahan tertentu yang tidak terjadi pada periode
lainnya. Dikatan periode tumpang tindih karena dua tahun masa anak-
anak akhir dan dua tahun awal masa remaja awal sehingga disebut pula
periode unik (Rumini, Sundari,2004 : 53-55).
Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa remaja ada yang
memberi istilah : puberty (Inggris), pubertiet (Belanda), pubertas (Latin),
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
31
yang berarti kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda-tanda kelai-
lakian. Ada pula yang menggunakan istilah adulescentio (Latin) yaitu
masa muda.
Selain pubertas ada istilah lainya yakni adolescentia. Berbeda dengan
istilah pubertas, yang berkaitan dengan tercapainya tanda kematangan
fisik, adolescentia dikaitan dengan masa yang berbeda-beda.
Dari kepustakaan Belanda menyimpulkan adolescentia dimulai
sesudah tercapai kematangan seksual secara biologis, sesudah pubertas.
Jadi, masa adolescentia adalah masa perkembangan sesudah masa
pubertas, yakni antara 17 tahun sampai 22 tahun. Sedangkan menurut
kepustakaan Inggris menyatakan masa adolescentia merupakan masa
peeralihan dengan semua perubahan psikis, yakni antara umur 12 tahun
sampai 17 tahun (Gunarsa, 2008: 202)
Beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa masa
remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa
dewasa. Dimana pada masa ini remaja harus dibimbing untuk memiliki
aqidah yang kuat sehingga dapat membantu menjadikan seorang individu
yang memiliki keimanan yang kuat dan akhlak yang baik, sehingga dapat
menyelamatkannya di kehidupan dunia dan akherat
2. Tugas Remaja
Tugas-tugas dalam perkembangan remaja ini antara lain :
a. Memiliki kemampuan mengontrol diri sendiri
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
32
Bagi remaja, sejak masa awal diharapkan dapat mengadakan
pengontrolan diri sendiri (self control) atas perbuatan-perbuatannya.
Diantara perbuatan-perbuatan itu ada yang boleh dan ada yang tidak,
untuk itu perlu adanya pengontrolan diri agar dirinya dapat berprilaku
yang diterima masyarakat.
b. Memperoleh kebebasan
Hal ini berarti remaja diharapkan belajar dan berlatih bebas membuat
rencana, bebas menentukan pilihan, dan bebas membuat keputusan.
Hal ini diharapkan dapat melepaskan diri dari ketergantungan pada
orang tua dan orang lainya dalam banyak hal.
c. Mengembangkan keterampilan
Untuk mempersiapkan diri menuju masa dewasa, remaja diharapkan
melatih dan mengembangkan berbagai keterampilan-keterampilan baru
yang sesuai dengan tuntutan hidup dimasa dewasa kelak.
d. Memiliki citra diri yang realistis
Diharapkan remaja dapat memberikan penilaian kepada diri sendiri
secara apa adanya. Mereka diharapkan dapat mengukur atau
menafsirkan apapa yang lebih dan kurang pada dirinya serta dapat
menerima apa adanya serta memelihara dan memanfaatkannya secara
positif (Mappiare : 106)
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
33
D. Hasil Penelitian Terdahulu
Dari obserfasi yang telah peneliti lakukan, penelitan mengenai peran
majlis ta’lim dan implementasi nilai aqidah sudah ada sebelumnya. Berikut
beberapa penelitian terdahulu :
1. Skripsi dengan judul “Peranan Remaja Pengajian Majlis Ta’lim
Darussaadah dalam upaya menanggulangi kenakalan remaja”. Oleh
Rahmawati di jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan UIN Syarif hidayatullah Jakarta 2003. Dalam penelitian
tersebut peran dari majlis ta’lim itu belum sepenuhnya tercapai dalam
menanggulangi kenakalan remaja yang terjadi. Hal itu dapat dilihat dari
hasil yang diperoleh di mana hanya membatasi agar remaja yang belum
pernah melakukan kenakalan remaja tidak kemudian melakukannya.
Berarti peran mejlis ta’lim itu belum bisa mengubah remaja telah
melakukan kenakalan remaja yang ada dalam lingkungan di mana majlis
ta’lim itu berdiri kembali ke jalan kebenaran sesuai syariat islam.
2. Skripsi dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran Aqidah Akhlak Di MTs Negri Godean” yang diajukan oleh
Risman Munawar Di Fakultas Ilmu Tarbiah Dan Keguruan Universitas
Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Adapun hasil penelitian tersebut
antara lain : a) disiplin peserta didik baik, b) kesehatan dan kebersihan
cukup baik, c) tanggung jawab cukup baik, d) sopan santun cukup baik,
e) percaya diri cukup baik, f) kompetitif cukup baik, g) hubungan sosial
baik, h) kejujuran peserta didik cukup baik, i) pelaksanaan ibadah dan
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
34
ritual cukup baik, j) kerja social sangat baik. Dengan demikian penelitian
tersebut belum sepenuhnya meluruh sebab sebagian besar penelitian
tersebut mengacu pada masalah yang menyangkut akhlaq. Sedangkan
masalah aqidah belum sepenuhnya di teliti, di terapkan dan diamalkan
oleh para peserta didik.
3. Skripi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Aqidah Akhlak Terhadap
Tingkah Laku Siswa (Studi Kasus Di MTs Swasta Babussalam
Kabupaten Aceh Tamiang) menyatakan bahwa korelasi antara
pendidikan aqidah akhlak terhadap prilaku siwa adalah baik. Namun,
pada penelitian tersebut lebih menekankan kepada akhlaknya. Sedangkan
nilai-nilai akidah belum sepenuhnya tercapai. Hal itu dapat dilihat
dengan sejauh mana siswa mau menganal dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT serta seberapa dekat mereka mau mendekatkan diri dan
menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.
Beberapa referensi penelitian yang penulis baca tersebut, penulis
menggaris besari permasalahan yang peneliti ingin teliti. Dimana peran majlis
taklim belum sepenuhnya termasimalkan dan juga nilai-nilai aqidah yang di
ajarkan kepada para muridnya belum sepenuhnya dapat menjadikan para
peserta didik menjadi individu yang memiliki landasan iman yang kuat.
Perbedaan penelitian ini adalah pada bagaimana cara atau langkah-langkah
majlis ta'lim dalam menanamkan aqidah pada anggota majlis ta'lim remaja
yang kemudian menghasilkan sifat-sifat tertentu pada remaja anggota majlis
ta'lim tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018
35
Oleh sebab itu peneliti merasa termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan judul ”Peran Majlis Taklim Dalam Penanaman Nilai Aqidah Pada
Remaja (Studi Kasus Di Majlis Ta'lim Remaja Desa Dukuh Warni Kel.
Dawuhan Kec. Sirampog Kab. Brebes)
Peran Majlis Ta’lim Dalam..., Zulfikar Bowolaksono, Fakultas Agama Islam UMP, 2018