cara mengajar lebih efektif dengan menggunakan pck bagi ... · cara mengajar lebih efektif dengan...

32

Upload: others

Post on 23-Aug-2020

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia
Page 2: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains

Penulis: Zulfikar Alimuddin

Fitria Kamelia

Kontributor: Danang Bagus Yudistira, Muhammad Tafirulloh Hidayat, Choirun Nisa’ Nurlatifah,

Disyacitta Camelia, Dhea Amanda, Kurniawan, Maisyarah, Manesta Edelweis Jingga, Noor Husna Khairisa, Randi Ahmad Irwanto, Taufik Hidayat,

Ubaidillah, Yudhistira Abdi A

Penyelia naskah:Sauqina

Desain sampul:Hengki Dwiyan Hermawan

Desain isi:Ayatullah Humaidi

Penerbit:HAFECS Press

Jl. Brigjen Hasan Basri, Handil Bakti, Ray V, Alalak, Kab. Barito Kuala, Kalimantan Selatan, 70581

Terbit pertama kali tahun 2019

Cetakan Pertama Juni 2019

Hak Cipta dilindungi oleh Undang Undang Dilarang memperbanyak buku sebagian atau seluruh buku ini

tanpa izin tertulis dari Penerbit

ISBN 978-623-91167-0-5

Page 3: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia
Page 4: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimak-sud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cip-ta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

Page 5: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia
Page 6: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

KATA PENGANTAR

Page 7: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

viKATA PENGANTAR

SEJAK saya ditugaskan kali sebagai Direktur di GIBS (pada Mei 2015), sekolah berasrama

yang terletak di Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan bagi siswa SMP dan SMA, hingga saat ini, salah satu tantangan terbesar yang saya amati dari waktu ke waktu dalam proses pengajaran di kelas adalah kesulitan siswa dalam memahami materi-materi yang dibawakan oleh para guru. Ketika saya amati lebih jauh dalam proses penyampaian materi, umumnya para siswa tidak menunjukkan ketertarik-an pada materi tersebut. Fenomena ini saya kira sama dengan apa yang terjadi pada kehidupan kita sehari-hari di saat kita tidak memiliki ketertarikan pada sebuah informasi yang kita terima karena kita tidak mampu menyerap informasi tersebut.

Pada awalnya, saya berusaha memperbaiki situasi ini dengan mengajak para guru untuk memilah-milah materi bagi berbagai kelompok siswa di kelas menurut kemampuan daya serap me reka. Cara ini cukup efektif untuk membuat setiap siswa tertangani dengan lebih baik. Namun, tetap saja terjadi hambatan dalam proses interaksi komunikasi antara guru dan siswa.

Kami kemudian memberikan pelatih-an bagi para guru baik di dalam lingkung-an sekolah dengan mengundang para ahli pendidikan maupun mengirim guru ke berbagai seminar dan training. Selain itu saya kemudian memutuskan untuk mengambil program doktoral di bidang People and Knowledge Management untuk secara khusus mencari tau

bagaimana meningkatkan kemampuan pengajaran para guru. Dalam proses riset saya inilah saya kemudian menemukan istilah Pedagogical Content Knowledge. Dengan temuan konsep ini saya kemudian meratifikasi tema disertasi saya dari “peningkatan kemampuan pengajaran” menjadi “peningkatan kemampuan PCK para guru”.

Saya kemudian mencoba menerap-kan PCK kepada para guru di GIBS melalui pelatihan-pelatihan internal, dan kemudian melalui HAFECS memper-kenalkan konsep dan metode ini ke para guru di sekolah-sekolah lain.

Saya kemudian mengajak para guru di GIBS untuk menuliskan pengalam-an mereka mengajar setelah mereka menggunakan PCK di buku ini untuk bisamenjadi tambahan referensi bagi guru-guru lain.

Karena ini adalah buku pertama kami, dan memperhatikan banyak nya mata pelajaran yang harus disampai kan pada siswa, serta kompleksitas PCK itu sendiri, kami memutuskan untuk menjabarkan PCK pada mata pelajaran Matematika dan IPA saja di buku ini. Karena itulah, dalam buku ini hanya mengangkat kasus-kasus yang terkait dengan mata pelajaran tersebut.

Untuk memberikan gambaran pe-nerapan PCK dalam ilmu sosial, di akhir buku ini kami juga mengangkat satu kasus berdasarkan pengalaman guru di kelas sosial. Pembahasan PCK secara khusus untuk pelajaran sosial akan dijabarkan dalam buku yang akan terbit berikutnya.

Zulfikar Alimuddin B.Eng., MM.

Kata Pengantar

Page 8: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

DAFTAR ISI

Page 9: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

viiiDAFTAR ISI

Page 10: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

CARA MEMBACABUKU INI

Page 11: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

xCARA MEMBACA BUKU INI

Buku ini bisa dibaca dari awal sampai akhir secara berurutan atau:

1. Cari cerita pengalaman yang diceritakan di buku ini yang sama

atau mirip dengan pengalaman Anda.

2. Tuliskan terlebih dahulu cerita pengalaman Anda pada secarik kertas

3. Baca pengalaman yang ada di buku ini dan bandingkan dengan

pengalaman Anda sendiri yang sudah Anda tuliskan.

4. Baca juga penjabaran tentang PCK di Chapter II.

5. Baca teori terkait pengalaman tersebut, dan buat catatan tambah-

an di kertas Anda tentang apa yang Anda bisa perbaiki atas kejadi-

an dari pengalaman tersebut.

Bila tidak ada satupun cerita pengalaman di buku ini yang bisa

anda hubungkan dengan pengalaman anda sendiri, maka:

1. Baca dengan seksama cerita pengalaman yang ditulis di buku ini.

2. Bayangkan situasi-situasi yang mungkin terjadi di kelas anda yang

bisa anda hubungkan dengan cerita pengalaman tersebut, dan tu-

liskan apa yang anda bayangkan.

3. Baca teori terkait pengalaman tersebut dan coba tuliskan apa

yang bisa anda perbaiki pada situasi yang anda bayangkan itu.

Page 12: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

SEKILAS TENTANG PEDAGOGICALCONTENT KNOWLEDGE

(PCK)

BAB 1

Page 13: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

DALAM dunia pendi­dikan, kualitas guru me rupakan salah satu

faktor yang berkontribusi pa­ling penting untuk pembelajar­an siswa. Faktor­faktor lain yang juga berpenga ruh adalah seperti pengaturan jadwal pembelajar­an, jumlah siswa dalam kelas, profil siswa dalam kelas, fasili tas kelas dan alat bantu belajar dan sebagainya. Di Global Islamic Boarding School (GIBS), salah satu kriteria kualitas guru ditentu kan oleh penguasaan mereka atas Pedagogical Content Knowledge (PCK). Kriteria­kriteria lain di GIBS termaktub dalam Teaching Mas­tery Framework (TMF) yang men­cakup 8 Aspek Pengajaran yang harus dikuasai oleh para guru, yaitu (TMF content).

Pedagogical Content Know­ledge (PCK) adalah sebuah temuan akademis yang sangat menarik. Temuan ini merupakan sebuah ide yang berlandaskan pada keyakinan bahwa meng­ajar bukan hanya sekedar ten­

tang menyampaikan ilmu penge­tahuan kepada siswa, lalu siswa tersebut bisa menghafal dan mengulang konten pembelaja­ran di kemudian hari. Lebih dari itu, mengajar merupakan proses membuat siswa mampu mema­hami (C2) dan menggunakan pemahamannya (C3) untuk me­mecahkan masalah­masalah da­lam pembelajaran, bahkan mem­buat mereka mampu melahirkan ide­ide (C6) atau menciptakan ga­gasan­gagasan termasuk temuan­

temuan (C6). Lambang­lambang C2, C3 dan C6 (C2: memahami; C3: menggunakan; C6: menciptakan) ini berturut­turut mewakili tingka­tan kognisi siswa yang me rupakan salah stau ukuran keberhasil an proses peng ajaran. Tingkat an­tingkatan kognisi ini dikembang­kan oleh Bloom (1956) dan kemu­dian di revisi oleh salah seorang muridnya yaitu Anderson dan Krathwohl (2001), dan selanjutnya kita kenal dengan istilah Revised Bloom Taxonomy (RBT).

2SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

Reference

Page 14: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

3 SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

Pedagogigal Content Know­ledge diperlukan agar siswa mampu menghubungkan se­tiap materi yang diajarkan oleh guru dengan pemahaman yang sudah ada pada diri mereka. Pengajar an sering kali gagal ka­rena siswa hanya men de ngar informasi tanpa mampu menye­rap informasi itu dengan baik karena mereka belum memiliki

sesuatu dalam benak mereka untuk menghubungkan infor­masi yang baru saja mereka te­rima. Pengalaman kami di GIBS menunjukkan bahwa peng­gunaan PCK yang tepat akan membuat guru mampu “masuk” ke dalam benak siswa.

Siswa yang telah mampu menyerap dengan baiklah yang akan mampu mengembangkan

cara berfikirnya seperti yang di­jabarkan oleh RBT. Kemudian PCK juga memungkinkan guru untuk mengembangkan proses diseminasi pengetahuan secara lebih terukur dan terarah se­hingga siswa mampu mengelola pengetahuan itu dalam pikiran­nya. Kemampuan pengelolaan pikiran ini yang menjadi bagian dari Anderson Taxonomy.

RBT yang dikenal juga dengan Anderson & Krathwohl Taxonomy (AKT)

Page 15: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

4SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

PCK pertama kali dikenalkan oleh Shulman pada tahun 1987 menawarkan konsep The Know­ledge Base of Teaching (Pengeta­huan dasar dalam Mengajar) un­tuk mengklasifikasi komponen domain pengetahuan guru. Shulman (1986) mengusulkan

tiga kategori pengetahuan guru: Pengetahuan materi, pengeta­huan pedagogis, pengetahuan kurikulum. Shulman (1986) kemudian membuat penelitian lebih detail tentang content knowledge hingga akhirnya menambahkan Pengetahuan

materi, pengetahuan pedagogis, pengetahuan kurikulum sebagai sub kategori dari Pengetahuan materi itu sendiri. Shulman (1986) membahas PCK untuk pertama kalinya dengan sebut­an “pengetahuan materi untuk mengajar”.

Selanjutnya, Karaman (2012) juga menyampaikan bahwa Shulman (1986) menekankan perlunya penelitian lebih lanjut pada PCK dengan menyebut­nya sebagai “paradigma yang hilang” atau missing paradigm. Ia mengidentifikasi 7 penge­tahuan dasar guru, yakni: pe­ngetahuan pedagogis, penge­tahuan materi, pengetahuan kurikulum, pengetahuan ten­tang siswa, pengetahuan ten­

tang konteks pendidikan, pe­nge tahuan tentang tujuan pen didik an serta pedagogical content knowledge itu sendiri.

Seraya mengamini tujuh kate­gori pengetahuan dasar guru yang dibuat oleh Shulman, Mo­rine­Dershimer dan Kent (1999) berpendapat bahwa knowledge of educational outcomes tidak dapat dipisahkan dari pengeta­huan tentang prosedur evaluasi dan penilaian.

Knowledge of educational outcomes tidak dapat

dipisahkan dari pengetahuan tentang

prosedur evaluasi dan penilaian.

Morine-Dershimer dan Kent (1999)

Shulman bersama Gudmundsdottir (1987) mene tapkan rumusan elemen PCK menjadi tiga kategori:

1Pengetahuan tentang

Konsep Utama

Pengetahuan tentang topik utama, konsep, dan area

materi pelajaran yang dapat menjadi dan diajarkan kepada

siswa dan pengetahuan tentang analogi, perump­

amaan, contoh dan metafora oleh yang menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, yang

dipengaruhi oleh pengeta­huan konten

2Pengetahuan tentang ber-

bagai cara suatu materi dapat diajarkan, beserta kelebihan

dan kekurangannya

Pengetahuan tentang topik utama, konsep, dan area materi pelajaran yang dapat menjadi

dan diajarkan kepada siswa dan pengetahuan tentang analogi,

perumpamaan, contoh dan metafora oleh yang menjelas­kan materi pelajaran kepada siswa, yang dipengaruhi oleh

pengetahuan konten

3Pengetahuan tentang

prekonsepsi dan miskonsepsi siswa

Pengetahuan siswa prasang­ka atau kesalahpahaman

tentang topik yang mereka pelajari, dan pengetahuan tentang topik siswa merasa menarik, sulit atau mudah

dipelajari, yang dipengaruhi oleh penge tahuan siswa.

Page 16: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

5 SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

Setelah itu mereka me­masukkan komponen prose­dur asesmen dan evaluasi hasil ke dalam kategori pe­ngetahuan dasar guru yang dibuat oleh Shulman sebe­lumnya. Mereka juga meng­anggap perlunya know­ledge of educational context dibagi lagi menjadi dua sub kategori yakni: Knowledge of Specific Contexts dan Know ledge of General Edu­cational Context.

Pengetahuan tentang konteks

pendidikan

Pengetahuan tentang konteks

spesifik

Pengetahuan tentang konteks pendidikan se­

cara umum

Berikut merupakan pengalaman seorang guru di GIBS, sebagai contoh wujud PCK dalam proses pengajaran.

CASE 1.1 PENGALAMAN BU DHEA

Pada saat akan mengajar di kelas X NS G1 tentunya saya akan merujuk materi yang ada di dalam text book. Pada umum nya bahasa yang ada di dalam buku terkadang rumit dan ba nyak menggunakan isti lah­istilah khas pada topik terkait, yang mung kin tidak mudah dipahami oleh siswa. Sebagai contohnya, ketika saya akan mengajar tentang jarak dan perpindahan. Materi di buku menyatakan bahwa

”Jarak merupakan panjang lintasan yang menghubung­

kan dua titik. Jarak merupakan besar an skalar dan tidak mem­punyai arah, sedangkan per­

pindahan adalah perubahan kedudukan suatu benda dari suatu titik ke ti tik yang lain. Perpindahan mempunyai nilai dan arah. Oleh karena itu, per­pindahan merupakan besaran vektor. “

Pada saat mengajarkan ma­teri persis sama dengan yang buku sampaikan baik secara verbal dan tulisan, ternyata sebagian besar siswa saya ti­dak memahami apa yang saya sampaikan tersebut. Siswa saya tidak dapat membedakan apa itu jarak dan perpindahan.

Jarak dan Perpindahan

Masalah yang saya hadapi di kelas:

Page 17: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

Saya sadar bahwa cara saya meng­ajarkan anak tentang materi tersebut tidaklah tepat. Dengan meng gunakan aspek­aspek dalam PCK, saya bela­jar membuat suatu materi bisa ter­sampaikan dengan baik kepada anak. Lalu saya men coba menggunakan aspek context dan concept yang di­sampaikan dengan pe dagogy yang terstuktur. De ngan 3 aspek tersebut saya men coba mentransformasi materi yang ada di buku menjadi lebih mudah untuk dipa hami siswa.

6SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

Aspek atau perspektif yang saya gunakan:

Bagaimana contoh meng­ubah materi tersebut? Be­ginilah contoh yang pernah saya lakukan,

­ Saya meminta dua orang siswa menjadi volunteer untuk maju ke depan kelas

­ Lalu saya meminta kedua

siswa tersebut berdiri di suatu titik, yang disebut se­bagai titik awal

­ Kemudian saya me­minta siswa pertama (Dheo) berjalan 8 lang­kah ke barat, kemudian 6 langkah ke arah barat, siswa kedua (Ali) saya

instruksikan berjalan 8 langkah ke barat dan 6 langkah ke timur.

­ Sembari saya minta siswa lain memperhatikan dan menggambarkan ilustrasi yang dilakukan oleh siswa pertama dan kedua di buku catatan

Metode yang saya pakai :

DHEO8 LANGKAH6 LANGKAH

8 LANGKAH

6 LANGKAHALI

Page 18: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

7 SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

Kemudian mereka akan me­nyadari bahwa titik akhir kedua siswa tersebut berbeda, lalu saya berikan pertanyaan, “ Apa yang menyebabkan posisi me­reka berbeda ? “, jawaban yang diharapkan adalah yang menye­babkan perbedaan posisi ter­sebut adalah arah pada instruksi langkah kedua.

Lalu saya berikan pertanyaan kepada seluruh siswa untuk dicatat dan dikerjakan di buku mereka masing­ masing :

Berapakah total langkah

yang dilakukan Dheo ?

Berapakah total langkah

yang dilakukan Ali ?

Apakah jumlah langkah

mereka sama ?

Dengan jumlah langkah yang

sama dan posisi awal yang sama

apakah posisi akhir mereka

sama ?

Kemudian saya memberikan intruksi lagi ke pada siswa untuk menjawab pertanyaan :

l Gambarkan dengan menggunakan anak panah yang menunjukkan lintasan antara titik awal dan titik akhir untuk langkah Dheo dan Ali !

l Hitunglah panjang lintasan antara titik awal dan titik akhir untuk langkah Dheo dan Ali !

DHEO8 LANGKAH6 LANGKAH

8 LANGKAH

6 LANGKAHALI

Page 19: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

8SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

l Tunjukkan letak per­bedaan menghitung lin­tasan titik awal dan titik akhir dari Dheo dan Ali tersebut?

l Dalam perhitungan, apa

yang dilakukan jika lang­kahnya searah ? (jawaban yang diharap kan ada­lah langkahnya bisa di­tambahkan)

l Bagaimana jika langkah­

nya arahnya ber lawanan ? (karena arahnya berlawan­an, maka di kurangi)

Bagaimana menurut kalian apakah arah itu penting da­lam menentukan posisi ?

Nah, jumlah langkah Dheo dan jumlah langkah Ali yang tidak mempertimbangkan arah mereka berjalan itu kita sebut sebagai jarak. Sedangkan anak panah yang kalian gambar tadi, yang menunjukkan lintasan titik yang

menghubungkan posisi ti tik awal dan posisi titik akhir di sebut se­bagai perpindahan.

Kemudian untuk memasti­kan mereka memahami yang apa yang telah saya sampaikan, saya mengecek dengan 2 pertanyaan

DHEO

ALI

JARAK PERPINDAHAN

1 Isilah tabel berikut

2. Bagaimana jika langkahnya seperti ini?

a) Manakah yang disebut jarak ?

b) Tentukan nilai jaraknya !

c) Manakah yang disebut perpindahan ? gambarkanlah

(jika siswa kesulitan, maka kita laku­kan antisipasi, lakukan dengan meng­gunakan penggaris, hubungkan titik awal dan titik akhirnya !)

8 LANGKAH

6 LA

NG

KA

H

Page 20: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

9 SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

Kemudian untuk memastikan apakah siswa saya sudah benar­benar memahami apa itu perbedaan jarak dan perpindahan saya berikan asesmen, seperti pada contoh dibawah ini :

Contoh asesmen untuk siswa

Today FocusToday Focus

What is distance & displace­ment?

What is speed and velocity?

What is acceleration?

How to use prefixes and sym­bols to indicate very large and very small SI quantities?

CheckChecküü

CheckChecküü

CheckChecküüCheckChecküü

CheckChecküü

Page 21: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

10SEKILAS TENTANG PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)

Lalu bagian mana dari yang saya lakukan dapat di sebut sebagai konteks dan mana yang disebut se­bagai konsep dan pedagogi. Menurut saya ilustrasi yang saya berikan kepada siswa dengan meminta nya berjalan sambil menghitung langkah­nya disebut sebagai konteks. Sesuatu yang dekat dengan siswa, yang bisa dimengerti siswa, dan menyentuh ke ma­teri pelajar an. Bagian mana yang di sebut sebagai konsep? Dengan menggunakan ilus­trasi tadi, hal –hal pokok yang

men jadi dasar yang akan kita ajarkan / konsep yang ingin kita tanam kan adalah konsep lintas an, arah, dan keduduk­a n. Lalu dikombinasikan de­ngan ins truksi­intruksi singkat dan pertanyaan yang bisa di­pahami siswa, yang disebut sebagai pedagogi.

Outcome :Ternyata setelah saya beri­

kan asesmen, siswa saya ber­hasil membedakan mana ja­rak mana perpindahan pada pertanyaan kotak nomer 2 sampai 7, kendala hanya ter­

jadi pada proses perhitungan pada dua anak yang belum memahami atau mungkin lupa prosedur pythagoras, antisipasi yang saya lakukan adalah saya mengajarkan kepada dua anak tersebut prinsip phytagoras terlebih dahulu, sembari siswa lain mengerjakan soal­ soal yang lain. Dan jika dibandingkan, hasil belajar pada siswa boys yang menggunakan bebe­rapa pendekatan PCK le­bih baik dari dulu siswa girl yang belum menggunakan pendekatan PCK.

Dalam kasus guru di atas, PCK digunakan di tahap penge­nalan term atau istilah dalam sebuah topik baru. Sangat jelas di sini bahwa pengenal­an istilah baru dapat dilaku­kan dengan efektif dengan menggunakan konteks yang

berkait an dengan kehidupan siswa sehari­hari. Tak perlu menyediakan alat atau proper­ti khusus, guru tersebut berha­sil menggunakan konteks yang ada di dalam kelas untuk mem­buat siswa paham akan topik baru yang akan diajarkan.

Page 22: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

11 PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

CASE 2.1 (PENGALAMAN PAK KURNIAWAN)

PELAJARAN kimia per tama kali diajarkan kepada para siswa ketika mereka menginjak SMA. Salah satu topik penting dalam pelajaran tersebut ada-lah Reaksi Kimia. Topik ini sebe-narnya bukanlah topik yang su-lit untuk dipelajari akan te tapi banyak siswa-siswi yang pernah saya temui berkata bahwa topik tersebut sulit. Ketika saya tanya bagian mana yang sulit, jawab-an mereka bervariasi. Ada yang bilang,”Di bab ini banyak

simbol-simbol baru”, “Banyak istilah-istilah baru”, “Saya gak ngerti apa yang saya pelajari di kelas”, “Gak tau kenapa saya gak bersemangat kalau belajar kimia, karena abis belajar pasti saya tetep aja gak paham”,dll.

Saya merenung dan ber ta nya kepada diri saya sen diri,” Apa iya topik reaksi kimia sesulit itu? Ya memang benar sih sulit dan mu-dah itu relatif. Kira-kira gimana ya agar paradigma siswa-siswi bahwa kimia itu sulit bisa di-

hilangkan? Gimana ya supaya para siswa semangat buat be-lajar kimia?”. Kemudian saya mencari berbagai re ferensi untuk mencari relevansi topik Reaksi Kimia de ngan kehidupan nyata.

Ketika masuk ke kelas Kimia, saya tidak langsung menyam-paikan konsep reaksi kimia, me-lainkan saya menceritakan terlebih dahulu kejadian di kehidupan nyata yang relevan dengan reaksi kimia dan se bisa mungkin memicu rasa ingin tahu para siswa.

“The Magic of Chemical Reaction”

FOTO

: PXH

ERE

Page 23: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

12PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

Berikut potongan percakapan saya di kelas:

Saya : “Halo, semua… Hari ini kita akan belajar ten-tang magic… Ya, ma gic, tapi magic yang ada di kimia”.

Ketika saya mengatakan magic sebagian para siswa yang tadi-nya belum fokus untuk belajar, mulai memperbaiki posisi me-reka dan memusatkan per-hatian mereka kepada saya.

Saya : “Pernahkah kalian li-hat para petani ber-cocok tanam? Apa yang dilakukan agar pertanian nya subur dan menghasilkan banyak

saat panen?”

Siswa : “Diberi pupuk, diberi pestisida agar hama mati, diberi air”

Saya : “Benar. Pupuk. Per-nah terpikirkan gak sih bagaimana pupuk bisa dibuat?”

Siswa : “…”

Saya : “Ok, saya ceritakan… Pupuk yang dipakai para petani dibuat dari gas alam, air dan uda-ra. Coba bayangkan, gas alam, bagi kalian yang belum tahu gas alam, gas alam itu mirip de ngan gas LPG

yang dipakai orang tua kalian masak, yang ber arti gas alam mudah terbakar. Air, sebaliknya jika kalian menuangkan air ke api, maka apinya akan pa-dam kan? Lalu udara, yang senantiasa ada di sekitar kita. Tiga mate-rial yang mem punyai sifat yang ber beda atau bahkan saling berkeba-likan (gas alam dan air) dapat diubah menjadi material lain, pupuk, yang bahkan sifat-sifat nya sama sekali berbeda dari tiga ma-terial asalnya. You can only find such a magic in Chemistry.”

Respon dari para siswa ber-macam-macam, antara lain: ada yang senyum dan mengang-guk-ngangguk, ada yang mata-nya terbuka lebar seakan ingin mendengar kelanjutan cerita saya, ada yang dengan lirih ber-kata, ”Oohh…” atau “whoaa…”.

Sambil menulis di papan tulis, saya bertanya, “Apa kalian i ngin tahu rahasia dari magic ini?”. Tanpa menunggu jawaban dari seluruh siswa, saya melanjutkan kalimat saya, ”Rahasia dari ma-gic ini disebut Reaksi Kimia yang akan kita pelajari hari ini”.

Di papan tulis saya menuliskan kurang lebih seperti ini:

FOTO

: PXH

ERE

Page 24: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

13 PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE

Sambil menunjuk gambar di papan tulis, saya bertanya ke pada mereka, ”Perubahan gas alam, air dan udara men-jadi pupuk adalah reaksi kimia. Gas alam sebagian besar terdiri dari CH4, air adalah H2O dan se-bagian besar komposisi udara adalah gas N2. Dari ketiga ma-terial ini, dua gas dan satu cair, dapat menghasilkan material lain be rupa padatan yang bisa menyuburkan tanah, yaitu pupuk urea yang memiliki rumus kimia CO(NH2)2. Material sebelah kiri mengandung atom apa saja?”.

Para siswa menjawab, ”C, H, O, dan N”.

Saya merespon, ”Kalau atom di sebelah kanan?”.

Mereka menjawab, ”C, H, O dan N. Sama seperti yang di kiri, Pak.”

Saya melanjutkan per-tanyaan, ”Ok, atom-atom yang di kiri dan di kanan sama. Kemudian apa yang berbeda?”.

Ada seorang siswa yang nye-letuk, ”Jumlah atom penyu sun-nya, Pak!”.

Saya lanjut bertanya kepa-da siswa tersebut, ”Jumlah yang bagaimana? Coba jelaskan!”.

Dengan bahasa sederhana-nya ia menjelaskan, ”Itu, Pak. Kalau di sebelah kiri, ba han-bahannya terdiri dari dua ma-cam atom saja (CH4 hanya C dan H, H2O hanya H dan O) sedang-kan yang kanan ada empat ma-cam atom bergabung jadi satu (CO(NH2)2 terdiri dari C, H, O, N).”

Saya merespon, ”Good! Jadi kalau saya tanya reaksi kimia itu apa, jawabnya?”. Jawaban para siswa bervariasi, namun pada intinya mereka sudah mendapat-kan konsep dari reaksi kimia yaitu penyusunan ulang atom-atom.

Pak Kurniawan melakukan refleksi ten­tang materi yang dianggap sulit, dan kemu­dian memilih untuk melakukan beberapa pendekatan yang berbeda untuk menarik perhatian siswa, dan membantu siswa da­lam memahami proses reaksi kimia langsung pada konteksnya.

FOTO

: PX

HER

E

FOTO

: DO

K G

IBS

Page 25: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

14PENGETAHUAN TENTANG KONTEN SPESIFIK

Di bawah ini merupakan suatu contoh penggunaan pengetahuan terhadap konteks yang spesifik yang dapat menjadi media paling sederhana untuk meningkatkan pemahaman siswa:

CASE 3.1 (PENGALAMAN PAK IRWANTO)

SAYA mempunyai peng a-laman menarik terkait masa-lah dalam membangun sebuah konsep materi. Saya mengajar mata pelajaran matematika wajib untuk siswa-siswi jurusan Natural Science (IPA) maupun Social Science (IPS) kelas XI SMA. Saat itu, pada akhir tahun 2017, saya mengajar tentang materi barisan dan deret. Rencananya, saya akan menyampaikan teo-ri-teori terkait dengan materi barisan dan deret, khususnya aritmetika dan geometri. Kemu-

dian, saya akan memberikan contoh soal untuk dijawab ber-sama de ngan siswa.

Di kelas XI NS B1, sebelum pembelajaran dimulai, bebera-pa siswa masih sibuk berbicara dengan temannya, ada pula yang menelungkupkan wa-jah di atas lipatan tangannya, meskipun beberapa yang lain duduk dengan tenang. Saya buka pembelajaran dengan memberikan beberapa soal kuis kepada mereka. Tujuan nya untuk menguji pemahaman

mereka terkait materi yang te-lah dipelajari sebelumnya ten-tang pola barisan.

Setelah selesai mengerjakan, saya meminta siswa untuk mengo-munikasikan jawaban yang telah mere ka peroleh disertai dengan cara penyelesaiannya kepada teman sebangkunya. Soal pertama dan kedua tidak mereka permasalahkan. Satu kelas setuju dengan jawaban yang telah mereka peroleh.

Namun pada soal ketiga mun-cul beberapa pertanyaan dari siswa karena siswa di kelas memberikan beberapa jawaban yang berbeda. Saya perhatikan, beberapa siswa te lah menjawab dengan benar, na-mun masih ada siswa yang salah da-lam menjawab.

Setelah dilihat kembali, terdapat fakta bahwa ada be-berapa siswa yang masih belum memahami konsep materi yang telah saya ajarkan. Sehingga pada pembelajaran kali ini saya coba untuk memperkenalkan materi barisan arit-metika menggunakan suatu konteks yang telah diketahui siswa.

Masalah yang saya hadapi di kelas Aspek atau perspektif yang saya gunakan

FOTO

: DO

K

Page 26: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

15 PENGETAHUAN TENTANG KONTEN SPESIFIK

Metode yang saya pakai : Pertanyaan:

Materi barisan aritmetika tanpa konteks:Contoh soal:

Suku pertama dari suatu barisan aritmetika adalah 20. Jika suku kedua adalah 23, berapakah nilai a?Jawaban yang diharapkan : a = 20

Suku pertama dari suatu barisan aritmetika adalah 20. Jika suku kedua adalah 23, berapakah nilai b?Jawaban yang diharapkan : b = U2-U1= 23 - 20 = 3

Suku pertama dari suatu barisan aritmetika adalah 20. Jika suku kedua adalah 23, tentukan suku ke-10!Jawaban yang diharapkan : Un = a + (n - 1) b diketahui a = 20, b = 3, n = 10 sehingga didapatlah U10 = 20 + (10-1) . 3 = 20 + 27 = 47

Bagaimanakah respon siswa saat saya mengajarkan materi seperti itu?

Beberapa orang siswa dapat memahami apa yang telah saya jelaskan.. Namun, bagaimana dengan yang lain? Tidak. Satu, dua orang memang mengajukan per-tanyaan karena mereka be-

lum mengerti bagaimana cara menyelesaikan soal yang telah saya berikan. Tetapi, ba-nyak juga yang diam karena mereka bahkan tidak engage dengan pelajaran yang saya sampaikan.

Dari kejadian ini, saya melakukan intros-peksi apa yang harus saya lakukan untuk mem-perbaiki kualitas pembelajaran di kelas. Yang terpikir oleh saya adalah membuat pembelajar-an di kelas saya lebih menarik siswa untuk ak-tif dalam belajar. Akhirnya saya mencoba de-ngan memberikan konteks yang sesuai dengan materi saat ini, yaitu banyaknya kursi dalam suatu gedung pertunjukan untuk mengajar-kan materi barisan aritmetika. Cara saya mem-bawakannya adalah dengan memberikan per-tanyaan kepada siswa.

1) Pernahkah kamu pergi ke stadion, misalnya untuk menonton pertandingan olahraga, atau konser?Jawaban yang diharapkan: Ya

Perhatikan masalah berikut!Dalam suatu gedung pertunjukan terdapat 10

baris kursi. Kursi-kursi tersebut disusun dari depan ke belakang. Jika banyak kursi pada baris per-tama adalah 20, dan setiap baris kursi selanjut-nya selalu bertambah 3, maka berapakah banyak kursi pada baris ke-10?

Page 27: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

16PENGETAHUAN TENTANG KONTEN SPESIFIK

Outcome

Setelah selesai memperkenalkan materi menggunakan konteks berbantuan pertanyaan-per-tanyaan, akhirnya saya sam-paikan kepada mereka sim-bol-simbol terkait dengan rumus barisan aritmetika. Di tahap ini, pelajaran menjadi dapat dipa-

hami dan diterima siswa de ngan baik. Siswa pun tidak hanya akan bergantung pada ingatan tentang rumus, melainkan juga de ngan menggunakan logika berpikir saat menjawab per-tanyaan tentang konteks yang disampaikan guru.

2) Ada berapa baris kursi dalam gedung pertun-jukan tersebut?

Jawaban yang diharapkan: 10 baris (jumlah baris kursi disebut dengan jumlah

suku, simbolnya n)

3) Berapakah banyak kursi pada baris pertama? Jawaban yang diharapkan: 20 kursi (banyak kursi pada baris pertama disebut

dengan suku pertama, simbolnya U1 = a)

4) Berapakah selisih banyak kursi pada baris pertama dan kedua?

Jawaban yang diharapkan: 3 kursi (selisih banyak kursi disebut dengan selisih/

beda, simbolnya b)

5) Berapakah banyak kursi pada baris kedua? Bagaimana cara menentukannya?

Jawaban yang diharapkan: 23 kursi caranya menjumlahkan banyak kursi pada

baris pertama dengan selisihnya yaitu 20 + 3 (banyak kursi pada baris kedua disebut de-

ngan suku kedua, simbolnya U2)

6) Berapakah selisih banyak kursi pada baris kedua dan ketiga?

Jawaban yang diharapkan: 3 kursi

7) Berapakah banyak kursi pada baris ketiga? Bagaimana cara menentukannya?

Jawaban yang diharapkan: 26 kursi caranya menjumlahkan banyak kursi pada

baris kedua dengan selisihnya yaitu 23 + 3 atau dengan cara lain jika diuraikan menjadi 20 + 3 + 3 = 20 + 2.3

8) Bagaimana pola terbentuk saat menentukan banyak kursi pada baris kedua dan baris ketiga?

Bagaimanakah kemungkinan pola pada baris ketujuh?

Jawaban yang diharapkan: Banyak kursi pada baris kedua: 20 + 3 Banyak kursi pada baris ketiga: 20 + 3 + 3 = 20 + 2.3 . . . Banyak kursi pada baris ketujuh: 20 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 + 3 =20 + 6.3

9) Kalau demikian, bagaimanakah cara menen-tukan banyak kursi ke-n? Berapakah jumlah kursi pada baris ke-10?

Jawaban yang diharapkan: Banyak kursi pada baris ke-n: 20 + (n – 1).3 Banyak kursi pada baris ke-10: 20 + (10 – 1).3 = 20 + 9.3 = 20 + 27 = 47 kursi

Page 28: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

17 PENGETAHUAN MATERI

CASE 4.2 (PENGALAMAN PAK YUDHIS)

DALAM pelajaran kimia, penguasa an mengenai konten san-ganlah pen ting. Konten yang satu dengan yang lainnya sangatlah berkaitan. Konten yang ada di ke-las X masih digunakan hingga kelas XII. Sehingga konten dalam pelaja-ran kimia seakan-akan se perti bola salju, yang terus membesar hingga akhir. Sebagai contoh konten men-genai tatanama kimia ada di kelas X, akan tetapi konsep mem bedakan kation dan anion, bagaimana atur-an pemberian nama suatu senya-wa dan mengedintifikasi senyawa berdasarkan nama senyawanya ti-daklah habis dikelas X saja. Konsep tersebut masih digunakan untuk materi lain di pelajaran kimia. Mis-alkan saja untuk materi larutan pen-yangga di kelas XI. Sebelum ke level yang lebih tinggi, menentukan pH larutan penyangga. Hal yang paling mendasar dari larutan penyangga adalah siswa mesti mampu membe-dakan mana yang termasuk asam dan yang termasuk basa. Hal terse-but dapat dilihat dari nama kimia atau struktur senyawanya, yang ma-terinya ada di kelas X.

Page 29: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

18PENGETAHUAN MATERI

Kemampuan guru memaha-mi konten pelajarannya sangat-lah membantu dalam me-rencanakan dan memutuskan

dibagian mana mesti memulai pembelajaran dan bagian mana yang mesti dikembangkan. Ke-mampuan ini sangat membantu

untuk menghadapi kemampuan belajar siswa yang beragam di kelas, mulai dari seriously low hingga high achiever.

Sebagai contoh untuk menyelesaikan soal larutan penyangga berikut :

Larutan 25 mL CH3COOH 0,2 M (Ka = 10−5) dicampurkan dengan 25 mL larutan NaOH 0,1 M , maka harga pH larutan yang terjadi adalah….

A. 2,0 B. 2,5 C. 3,0 D. 5,0 E. 5,5

Konten yang terkandung untuk

soal tersebut antara lain :

Mengetahui kation (muatan positif ) dan anion (muatan ne gatif)

dari masing-masing senyawanya.

Mengetahui ciri senyawa asam dan basa. Membedakan

senyawa asam dan basa.

Mengidentifikasi termasuk dalam asam/basa kuat

atau lemah.

Menuliskan persamaan reaksi.

Mengidentifikasi asam/basa konjugasi

dan garamnya.

Menentukan konsentrasi mol suatu larutan.

Mengetahui konsep pH.

Menentukan konsentrasi ion H+

dengan menggunakan persamaan larutan

penyangga.

Menentukan pH larutan penyangga. Untuk

anak yang Serious low tidak mungkin langsung ke kemam pu -

an 5, kemampuan ke-1nya mesti dibenahi ter -

lebih dahulu.

Menurut pengalaman guru di atas, penguasaan pengetahuan materi berperan sangat penting dalam efektivitas pengajaran. Bagi banyak orang, gagasan ten­tang pengetahuan materi itu se­derhana, namun kenyataannya tidak semudah itu. Pengetahuan materi melibatkan pemahaman konsep dan skill pribadi menge­

nai sebuah subjek materi. Ke­giatan mengajar membutuhkan membuat banyak keputusan. Guru membutuhkan pengetahu­an materi dari materi yang di­ajarkannya lebih dari sekadar mengetahui “benar” dan “salah”, namun juga bagaimana ia bisa memberikan solusi dari setiap kebingungan yang muncul dari

para siswa saat memahami kon­ten materi yang mereka pelajari. Mengembangkan pengetahuan materi mengharuskan guru un­tuk memahami konsep­kon­sep dalam berbagai cara, untuk memperdalam pemahaman ten­tang bagaimana konsep­konsep tersebut berkembang dari waktu ke waktu.

Page 30: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

DAFTAR PUSTAKA

Page 31: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia

ACT Cross Sectoral Assessment Working Party .(2016). The Teachers’ Guide to Assessment http://ais.act.edu.au/wp-con-tent/uploads/2016/02/Teachers-Guide-To-Assessment.pdf

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. (Eds.). (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York: Longman.

Athreya, B.H., & Mouza, C. (2017). Thinking skills for the digital generation. Switzerland: Springer.

Bacay, MSC. (2006). Teaching Students with Different Learning Styles. Centre for Development of Teaching and Learning April 2006, Vol. 9 No. 1, p.9. National University of Singapore, Singapore.

Baumert, J., Kunter, M., Blum, W., Brunner, M., Voss, T., Jordan, A. et al. (2010). Teachers’ Mathematical Knowledge, Cognitive Activation Ni the Classroom and Student Progress. American Educational Research Journal. 47(1), 133 – 180.

Blömeke, S., & Delaney, S. (2012). Assessment of teacher knowledge across countries: a review of the state of re-search. ZDM, 44(3), 223-247.

Bloom, B., Englehart, M. Furst, E., Hill, W., & Krathwohl, D. (1956). Taxonomy of educational objectives: The classifica-tion of educational goals. Handbook I: Cognitive domain. New York, Toronto: Longmans, Green.

Felder, R. M., & Brent, R. (2005). Understanding Student Dif-ferences. Journal of Engineering Education, 1, 57-72. 

Gess-Newsome, J. (1999). Pedagogical Content know-ledge: an introduction and orientation. In: Gess-Newsome, J.; Lederman, N.G. (Eds.) Examining Pedagogical Content Knowledge, Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publishers, 3-17.

Gess-Newsome, J., & Carlson J. (2013). The PCK summit con-sensus model and definition of pedagogi cal content know-ledge. In: The Symposium “Reports from the Pedagogical Content Knowledge (PCK) Summit, ESERAConference 2013, September, 2013.

Gudmundsdottir, S. & Shulman, L. (1987). Pedagogical Content Knowledge in Social Studies. Scandinavian Jour-nal of Educational Research 31, 59‐70.

Guerriero, S. (Ed.) (2017). Pedagogical Knowledge and the Chang-ing Nature of the Teaching Profession. Paris: OECD Publishing.

Hill, C. H., Rowan, B., & Ball, D. L. (2005). Effects of teachers’ mathematical knowledge for teaching on student achieve-ment. American Educational Research Journal, 42, 2, 371-406.

Karaman, A. (2012). The Place of Pedagogical Content Knowledge in Teacher Education. Atlas Journal of Science Education 2, 56-60..

Karaman, A. (2012). The Place of Pedagogical Content Knowledge in Teacher Education. Atlas Journal of Science Education. 2. 56-60

Kathirveloo, P & Puteh, M. (2014). Effective Teaching: Peda-gogical Content Knowledge. Proceeding of International Joint Seminar Garut.

Behar, LS. & George, PS. (1994) Teachers’ use of curri-culum knowledge, Peabody Journal of Education 69:3, 48-69,

Magnusson, S., Krajcik, J., & Borko, H. (1999). Nature, sour-ces, and development of pedagogical content knowledge for science teaching. In J. Gess-Newsome & N. G. Lederman (Eds.), Examining pedagogical content knowledge: The construct and its implication for science education (pp. 95-132). Dordrecht, the Netherlands: Kluwer Academic.

Morine-Dershimer, G., & Kent, T. (1999). The complex na-ture and sources of teachers´ pedagogical knowledge. In: Gess-Newsome, J.; Lederman, N.G. (Eds.) Examining Peda-gogical Content Knowledge, Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publishers, p. 21-50.

Nguyen, J (2016). Why Context Is Just as Important as Con-tent in the Classroom. http://www.edudemic.com/con-text-in-the-classroom/

Schwartz, R. & Lederman, N. G. (2002). “It’s the nature of the beast”: the influence of knowledge and intentions on learning and teaching nature of science. Journal of Re-search in Science Teaching, 39(3), 205-236

Shulman, L. S. (1986). Those who understand: knowledge growth in teaching. Educational Researcher, 15 (4), 4-14.

Shulman, L. S. (1987). Knowledge and teaching: founda-tions of a new reform. Harvard Educational Review, 57 (1), p. 1-22.

The National Council for Excellence in Critical Thinking. (2015). Retrieved September 3, 2018, from http://www.criticalthinking.org/pages/the-national-council-for-ex-cellence-in-critical-thinking/406

Voss, T., Kunter, M., & Baumert, J. (2011). Assessing teacher candidates’ general pedagogical/psychological know-ledge: Test construction and validation. Journal of Educa-tional Psychology, 103(4), 952–969.

Daftar Pustaka

162DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi ... · Cara Mengajar Lebih Efektif Dengan Menggunakan PCK Bagi Guru Matematika & Sains Penulis: Zulfikar Alimuddin Fitria Kamelia