bab ii tinjauan pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/bab...

22
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Suyono & Hariyanto, 2011). Menurut Sanjaya (2012) belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman secara langsung yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Sementara Hilgard & Bower dalam Purwanto (2004), mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungannnya berupa respon bawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang. Belajar pada hakikatnya merupakan proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu (Rusman, 2010). Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Berdasarkan definisi definisi tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Upload: others

Post on 24-Jul-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian (Suyono & Hariyanto, 2011). Menurut Sanjaya

(2012) belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman

secara langsung yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang

sebenarnya. Sementara Hilgard & Bower dalam Purwanto (2004),

mengatakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku

seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang

berulang – ulang, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan

atau dasar kecenderungannnya berupa respon bawaan, kematangan atau

keadaan sesaat seseorang. Belajar pada hakikatnya merupakan proses

interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu (Rusman,

2010). Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan

berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan

individu berlangsung melalui kegiatan belajar.

Berdasarkan definisi – definisi tersebut, secara umum dapat

dikatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mengubah tingkah

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

11

laku yang lebih baik secara keseluruhan melalui latihan, penyesuaian diri,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih

baik (Darsono,2000). Menurut Trianto (2011), mengatakan bahwa

pembelajaran adalah suatu usaha sadar dari seorang guru untuk

membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber

belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan

siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan

terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pembelajaran merupakan upaya yang sistemis dan sistematis dalam menata

lingkungan belajar guna menumbuhkan dan mengembangkan belajar

seseorang. Proses belajar terjadi dalam diri seseorang sesuai dengan

perkembangannya dan lingkungannya. Proses belajar merupakan indikator

berhasil tidaknya suatu pembelajaran (Rusman, 2010).

Pembelajaran dalam suatu definisi dipandang sebagai upaya

mempengaruhi siswa agar belajar. Jadi, pembelajaran dikondisikan agar

mampu mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, membuat siswa

aktif, mencapai tujuan secara efektif dan berlangsung dalam kondisi

menyenangkan (Dimyati & Mudjiono, 1994).

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

12

2.1.3 Pengertian Hasil Belajar

Setelah individu mengalami proses belajar maka akan memperoleh

output atau hasil dari proses belajar yang dialaminya. Itulah yang biasa

disebut hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang

dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2008).

Proses pembelajaran mengakibatkan adanya suatu pengalaman belajar.

Pengalaman belajar setiap siswa selalu berbeda. Seorang siswa akan

memiliki pengalaman yang menyenangkan pada salah satu mata pelajaran

dan mungkin memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan pada salah

satu mata pelajaran tersebut. Pengalaman tersebut yang akan menjadi dasar

siswa dalam berkembang. Perkembangan siswa terkadang menuju kearah

yang lebih baik, terkadang juga menjadi kurang baik. Hal ini dapat terlihat

dari out put atau hasil yang diperlihatkan oleh setiap siswa. Out put ini

menunjukkan tingkat hasil belajar siswa. Hal tersebut berarti bahwa hasil

belajar adalah tingkat penguasaan materi pelajaran yang dicapai oleh

seorang siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar ini

yang sering kali berupa nilai-nilai dari suatu ujian atau ulangan. Nilai

tersebut kemudian digunakan sebagai dasar penentuan dan pertimbangan

dalam kenaikan kelas ataupun kelulusan siswa.

Menurut Hamalik (2002) menyebutkan bahwa hasil belajar tampak

sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan

dapat diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil

belajar sangat memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku. Siswa

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

13

yang telah mengikuti proses belajar mengajar akan memiliki pengetahuan,

pengalaman dan wawasan baru. Hal ini dapat memungkinkan timbulnya

sikap dan keterampilan yang baru. Sikap dan keterampilan tersebut sedapat

mungkin digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah,

keluarga ataupun masyarakat.

Bloom merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku

yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah

afektif. Dalam ranah kognitif, hasil belajar tersusun dalam enam tingkatan.

Enam tingkatan tersebut ialah, (1) Pengetahuan atau ingatan, (2)

Pemahaman, (3) Penerapan, (4) Sintesis, (5) Analisis dan (6) Evaluasi.

Adapun ranah psikomotorik terdiri dari lima tingkatan yaitu, (1) Peniruan

(menirukan gerak), (2) Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan

gerak), (3) Ketepatan (melakukan gerak dengan benar), (4) Perangkaian

(melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar), (5) Naturalisasi

(melakukan gerak secara wajar). Sementara ranah afektif terdiri dari lima

tingkatan yaitu, (1) Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya

sesuatu), (2) Merespon (aktif berpartisipasi), (3) Penghargaan (menerima

nilai-nilai, setia pada nilai-nilai tertentu), (4) Pengorganisasian

(menghubung-hubungkan nilai-nilai yang dipercaya) dan (5) Pengamalan

(menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup) (Kuswana,2012).

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan tingkah laku akibat dari proses belajar. Perubahan

tingkah laku tersebut adalah perubahan yang relatif menetap, dimana

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

14

perubahan itu terjadi pada ranah kognitif (pengetahuan), psikomotor

(keterampilan), dan afektif (sikap).

2.2 Hakikat IPA Biologi

Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas

dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA

dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur

(Trianto, 2011). Sementara menurut Darmodjo (1992) hakekat IPA yaitu: 1)

proses dari upaya manusia untukmemahami berbagai gejala alam. Artinya

bahwa diperlukan suatu caratertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap

serta menghubungkan gejalaalam yang satu dengan gejala alam yang lain

sehingga keseluruhannyamembentuk sudut pandang yang baru tentang obyek

yang diamati, 2) produkdari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala

alam. Artinya produkberupa prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum,

konsep-konsep maupunfakta-fakta yang kesemuanya itu ditujukkan untuk

menjelaskan tentangberbagai gejala alam, dan 3) faktor yang dapat mengubah

sikap danpandangan manusia terhadap alam semesta, dari sudut pandang

mitologismenjadi sudut pandang ilmiah.

Mata pelajaran IPA terbagi menjadi tiga disiplin ilmu. Ketiga

disiplin ilmu tersebut adalah Biologi, Fisika dan Kimia (Trianto, 2010).

Setiap disiplin ilmu mempunyai cakupan materi yang berbeda-beda,

walaupun sebenarnya merupakan satu-kesatuan.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

15

Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam

memfokuskan pembahasan pada masalah – masalah biologi di alam sekitar

melalui proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah tersebut mencakup ranah

kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pembelajaran IPA

biologi lebih menekankan pada sikap ilmiah yang mencakup kompetensi

kognitif, psikomotorik, dan afektif sehingga siswa menemukan fakta – fakta,

membangun konsep – konsep, teori. Pembelajaran biologi selama ini lebih

banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengantisipasi

hal tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk

menemukan dan menerapkan ide – ide mereka.

Merujuk pada hakikat IPA sebagaimana dijelaskan di atas, maka

nilai – nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA antara lain

sebagai berikut :

1. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut

langkah – langkah metode ilmiah.

2. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,

mempergunakan alat – alat eksperimen untuk memecahkan masalah.

3. Mempunyai sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah

baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun dalam kehidupan

(Trianto, 2011).

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

16

2.3 Model Pembelajaran STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)

2.3.1 Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru untuk

merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran

juga dapat dimaknai sebagai perangkat rencana atau pola yang dapat

dipergunakan untuk merancang bahan – bahan pembelajaran serta

membimbing aktivitas pembelajaran di kelas atau di tempat lain yang

melaksanakan aktivitas – aktivitas pembelajaran.

Joyce & Weil dalam Rusman (2010), berpendapat bahwa model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan – bahan pembelajaran , dan membimbing pembelajaran di kelas atau

yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para

guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Agus (2009) model pembelajaran adalah pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran dikelas. Dari

beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah perangkat rencana atau pola yang digunakan sebagai teknik untuk

merancang, mempersiapkan, dan melaksanakan pembelajaran.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

17

2.3.2 Pengertian Pembelajaran STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)

Model pembelajaran STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)

merupakan model yang menekankan pada pemanfaatan isu – isu sains yang

ada di lingkungan sekitar siswa untuk kemudian dibahas dalam

pembelajaran melalui proses maupun produk sains (Poedjiadi, 2005). John

Lochhead & Robert E. Yager (1996) dalam Gusfarenie (2013)

mengemukakan bahwa pembelajaran dengan model STM di dalamnya

mengandung unsur pembelajaran konstruktivisme, dimana siswa dituntut

untuk membangun suatu konsep atau pengertian berdasarkan perspektif

mereka yang diperoleh dari pengalaman orang lain yang dihubungkan

dengan pengalaman pribadi siswa itu sendiri sehingga konsep tersebut dapat

lebih mudah dimengerti oleh siswa. Lebih lanjut Clement, et al. (1987)

dalam Yager (1996) mengungkapkan bahwa ide utama konstruktivisme

adalah bahwasiswa tidak bisa belajar secara pasif menyerap atau

menyalinpemahaman orang lain. Sebaliknya semua siswa harus

membangunpemahaman mereka sendiri, pemahaman tersebut

diorganisasi olehdan terkait dengan pengetahuan yang telah ada yang

dibentuksecara individual oleh setiap orang berdasarkan pengalaman

masalalunya. Konsep lama hanya dapat dipindahkan ketika pelajar

terlibatdalam situasi masalah dimana makna yang dibangun oleh

sendirimereka tidak memadai. Interaksi sosial dalam bentuk

diskusi,perdebatan, dan argumen memainkan peran penting

dalammenantang kecukupan konsep lama.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

18

Model pembelajaran STM adalah model pembelajaran yang

bertujuan menyajikan konteks dunia nyata dalam pendidikan dan

pendalaman sains (Gusfarenie, 2013). Sehingga menyebabkan model

pembelajaran STM erat kaitannya dalam meningkatkan enam domain sains

yang beberapa diantaranya domain proses (process domain) yang dapat

menumbuhkan keterampilan proses sains, domain aplikasi dan keterkaitan

(application and connection domain) yang dapat meningkatkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi, serta domain cara pandang terhadap

dunia dan lingkungan (wolrd view domain) yang dapat menumbuhkan sikap

sains (kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif) yang positif pada siswa

(Nurchayati, 2013).

2.3.3.Ciri – ciri Pembelajaran STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)

Menurut Fajar (2003), pada umumnya STM memiliki

karakteristik/ciri – ciri sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah – masalah setempat yang terdapat ketertarikan dan

dampak.

2. Menggunakan sumber daya setempat (seperti manusia, benda,

lingkungan) untuk mengumpulkan informasi yang digunakan dalam

memecahkan masalah.

3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat

diterapkan untuk memecahkan masalah – masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Merupakan kelanjutan dari pembelajaran di kelas dan di sekolah.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

19

5. Fokus kepada dampak sains dan teknologi terhadap siswa.

6. Suatu pandangan bahwa isi sains tersebut lebih dari pada konsep-

konsep yang harus dikuasai siswa dalam tes.

7. Penekanan pada keterampilan proses, sehingga siswa dapat

menggunakannya dalam memecahkan masalah mereka.

8. Penekanan pada kesadaran berkarir, yang berkaitan dengan sains dan

teknologi.

9. Kesempatan bagi siswa untuk berperan sebagai warga negara, sehingga

ia dapat mencoba untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi.

10. Mengidentifikasi sejauh mana sains dan teknologi berdampak di masa

depan.

11. Kebebasan dalam proses pembelajaran (sebagaimana masalah-masalah

individu yang telah diidentifikasi).

Adapun tujuan dari model pembelajaran STM itu sendiri, antara

lain yang disebutkan oleh Yager dalam Putra (2013) :

a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan serta

mengkontraskan sains, dan teknologi, sekaligus menghargai cara sains

dan teknologi dalam memberikan kontribusi kepada pengetahuan dan

pengaruh baru.

b. Memberikan contoh – contoh dari masa lalu dan sekarang mengenai

perubahan – perubahan yang sangat besar dalam bidang sains dan

teknologi yang di bawa oleh masyarakat, pertambahan ekonomi, dan

proses – proses politik.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

20

c. Memberikan/menawarkan pandangan global terkait hubungan sains dan

teknologi kepada masyarakat, serta menunjukkan dampaknya terhadap

pengembangan bangsa dan ekologi bumi.

Menurut Putra (2013), pengajaran IPA khusunya Biologi, dengan

model pembelajaran STM hendaknya mengandung komponen – komponen

berikut :

a. Strategi – strategi yang ada digunakan untuk memberikan pemahaman

yang nyata mengenai pola – pola penalaran dan berpikir dari teman

sebaya siswa, orang dewasa, dan para ahli.

b. Keterampilan – keterampilan dalam menguji validitas argumen dan

contoh – contoh yang tampaknya terdengar seperti penalaran ilmiah

yang membawa kepada kesimpulan yang keliru.

c. Memotivasi siswa untuk mengeksplorasi emosi dan nilai – nilai dalam

hubungan data dengan bukti – bukti khusus.

d. Penggunaan studi lapangan, pembicara tamu, media informasi, film,

dan kegiatan – kegiatan siswa, debat, bermain peran, dan simulasi.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

21

2.3.4 Sintak – sintak pembelajaran STM (Sains, Teknologi, Masyarakat)

Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran STM

Yager dalam Lufri (2007)

2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran STM (Sains, Teknologi,

dan Masyarakat)

Sebagai sebuah model pembelajaran, model pembelajaran STM

memiliki kelebihan dan kekurangan, sebagaimana model – model

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

22

pembelajaran yang lain. Adapun beberapa kelebihan pembelajaran STM

menurut Putra (2013) ialah sebagai berikut :

1) Ditinjau dari Segi Tujuan

a) Meningkatkan keterampilan inkuiri dan pemecahan masalah, selain

keterampilan proses.

b) Menekankan cara belajar yang baik, yang mencakup ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c) Menekankan sains dalam keterpaduan antar bidang studi.

2) Ditinjau dari Segi Pembelajaran

a) Menekankan keberhasilan siswa

b) Menggunakan berbagai strategi

c) Menyadarkan guru bahwa kadang dirinya tidak selalu berfungsi

sebagai sumber informasi.

d) Menggunakan berbagai informasi, kerja lapangan studi mandiri

serta interaksi antara informasi secara formal.

3) Ditinjau dari Segi Evaluasi

a) Diketahui adanya hubungan antara tujuan, proses, dan hasil belajar.

b) Perbedaan antara kecakapan, kematangan, serta latar belakang

siswa harus diperhatikan.

c) Kualitas efisiensi dan keefektifan serta fungsi program juga

dievaluasi.

d) Guru juga yang termasuk dievaluasi usahanya yang terus menerus

membangtu siswa.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

23

4) Ditinjau dari Segi Guru

a) Mempunyai pandangan yang luas mengenai sains

b) Mengajar dengan berbagai strategi baru di dalam kelas, sehingga

memahami tentang kecakapan, kematangan, serta latar belakang

siswa.

c) Menyadarkan guru bahwa terkadang dirinya tidak selalu berfungsi

sebagai sumber informasi.

Menurut Gusfarenie (2013), kelebihan penggunaan model STM

dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan intelektualnya

dalam berpikir logis dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Dapat membantu siswa mengenal dan memahami sains dan teknologi

serta besarnya peranan sains dan teknologi dalam meningkatkan kualitas

hidup masyarakat.

3. Dapat membantu siswa memperoleh prinsip-prinsip sains.

4. Siswa lebih bebas berkreativitas selama proses pembelajaran

berlangsung.

Adapun kelemahan dari model STM, antara lain :

1) Kurangnya bahan pengajaran yang dimiliki guru, sehingga proses

pembelajaran tidak berjalan dengan lancar, disarankan kepada para guru

yang ingin merancang suatu KBM dengan model STM untuk

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

24

memperluas wawasannya dengan banyak membaca buku atau bertanya

kepada narasumber.

2) Pembelajaran dengan model STM memerlukan sedikit tambahan waktu

jika dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Oleh karena itu guru harus

merinci secara cermat pembagian waktu pembelajaran agar tidak menyita

waktu untuk pokok pembahasan yang lain.

2.4 Kompetensi Kognitif, Psikomotor, dan Afektif

2.4.1 Pengertian Kompetensi Kognitif, Psikomotor, dan Afektif

Menurut Kuswana (2012) kompetensi kognitif adalah kemampuan

seseorang tentang sasaran hasil yang berhubungan dengan daya ingat

tentang pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan intelektual.

Kompetensi kognitif yang terpusat dalam pengkajian tes dan pengembangan

kurikulum, melalui pendefinisian sasaran hasil sebagai uraian perilaku

siswa. Berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya

kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, dan mengevaluasi. Kompetensi psikomotor merupakan

kemampuan seseorang yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar

tertentu. Sementara kompetensi afektif adalah kemampuan seseorang

tentang sasaran hasil yang menguraikan perubahan – perubahan di dalam

sikap (minat, sikap dan nilai – nilai, penyesuaian diri serta pengembangan

penghargaan).

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

25

Menurut Bloom dalam Kuswana (2012), terdapat enam tingkatan

kompetensi kognitif dengan aspek belajar yang berbeda-beda. Keenam

tingkatan tersebut yaitu:

1) Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini menuntut siswa

untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi yang telah

diterima sebelumnya, misalnya fakta, rumus, terminologi strategi

problem solving dan lain sebagianya.

2) Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini kategori

pemahaman dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan

pengetahuan, informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.

Pada tahap ini peserta didik diharapkan menerjemahkan atau

menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.

3) Tingkat penerapan (application), penerapan merupakan kemampuan

untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari

kedalam situasi yang baru, serta memecahlcan berbagai masalah yang

timbuldalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan kemampuan

mengidentifikasi, memisahkan dan membedakan komponen-komponen

atau elemen suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesa atau

kesimpulan, dan memeriksa setiap komponen tersebut untuk melihat

ada atau tidaknya kontradiksi. Dalam tingkat ini peserta didik

diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan dengan

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

26

cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau

prosedur yang telah dipelajari.

5) Tingkat sintesis (synthesis), sintesis merupakan kemampuan seseorang

dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih

menyeluruh.

6) Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level tertinggi yang

mengharapkan peserta didik mampu membuat penilaian dan keputusan

tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan

menggunakan kriteria tertentu.

Menurut Bloom (1979) berpendapat bahwa kompetensi

psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui

keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Dave

(1970) dalam penjelasannya mengatakan bahwa kompetensi psikomotor

dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu:

1) Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan

sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.

2) Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang

belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk

saja.

3) Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-

kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang

tepat.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

27

4) Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan

kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan

sesuatu yang utuh.

5) Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan

kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja

sehingga efektivitas kerja tinggi.

Menurut Krathwohl (1974) dalam Sudijono (2009), kompetensi

afektif berhubungan dengan emosi seperti perasaan, nilai, apresiasi,

motivasi dan sikap. Terdapat lima kategori utama afektif dari yang paling

sederhana sampai kompleks yaitu:

1) Receivingatau attending (menerima atau memperhatikan) adalah

kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan dari luar yang datang

pada dirinya dalam bentuk masalah, situasi gejala dan lain – lain.

2) Responding (tanggapan) adalah memberikan reaksi terhadap fenomena

yang ada di lingkungannya. Mengandung arti adanya partisipasi aktif.

3) Valuing (penghargaan) berkaitan dengan harga atau nilai yang

diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku.

4) Organization (pengorganisasian) berkaitan dengan memadukan nilai-

nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik, dan membentuk suatu

sistem nilai yang konsisten.

5) Characterizationby a Value or Value Complex(karakterisasi

berdasarkan nilai-nilai) yakni keterpaduan semua sistem nilai yang

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

28

telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya.

2.4.2 Aktivitas Kompetensi Psikomotor dan Afektif

Jenis aktivitas kompetensi psikomotor, antara lain :

1. Aktivitas menyebutkan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan

dasar tentang konsep materi yang sedang dikaji dalam pembelajaran.

Menurut KBB1 (2008), kemampuan menyebutkan adalah

kesanggupan siswa dalam melafalkan.

2. Aktivitas memahami adalah kemampuan seseorang untuk mengerti

sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,

memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya

dari berbagai segi (Sudijono, 2009).

3. Aktivitas menghubungkan adalah kesanggupan seseorang untuk

menggunakan ide – ide umum, tata cara ataupun metode – metode,

prinsip – prinsip, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi baru dan

kongkret (Sudijono, 2009).

4. Aktivitas menganalisis adalah kemampuan seseorang untuk merinci

atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian – bagian

yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian –

bagian atau faktor – faktor yang satu dengan faktor – faktor yang lain

(Sudijono, 2009).

5. Aktivitas menafsirkan adalah kemampuan memperkirakan atau

mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

29

diamati berdasarkan penggunaan pola keteraturan atau kecenderugan

– kecenderungan gejala tertentu yang telah diketahui sebelumnya

(Rustaman, 2005).

6. Aktivitas menyimpulkan adalah suatu proses yang memadukan

bagian- bagian atau unsur – unsur secara logis, sehingga menjelma

menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru

(Sudijono, 2009).

Jenis aktivitas kompetensi afektif, antara lain :

1. Rasa ingin tahu

Rasa ingin tahu berarti sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang

dipelajari, dilihat dan didengar (Puskur, 2010). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) rasa ingin tahu berarti perasaan atau sikap

yang kuat untuk mengetahui sesuatu, dorongan kuat untuk mengetahui

lebih banyak tentang sesuatu.

2. Berkomunikasi

Berkomunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan

efek tertentu. PBM (Proses belajar mengajar) merupakan suatu bentuk

komunikasi : komunikasi antara subyek didik dengan pendidik. Di

dalam komunikasi tersebut terdapat pembentukan (transform) dan

pengalihan (transfer) pengetahuan (Prihatono, 2011).

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

30

3. Kerjasama

Menurut Soedjono (1987) menerangkan bahwa kerjasama

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama – sama oleh

lebih dari satu orang. Kerjasama bisa bermacam – macam bentuknya,

namun suatu kegiatan yang dilakukan diarahkan guna mewujudkan

tujuan bersama. Sesuai kegiatannya, maka kegiatan yang terwujud di

tentukan oleh suatu pola yang disepakati secara bersama – sama.

4. Teliti

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teliti diartikan

dengan cermat, seksama, dan hati – hati, sedangkan cermat diartikan

dengan seksama, teliti, berhati – hati dalam mengerjakan sesuatu.

2.5 Hasil Penelitian Terkait

a. Penelitian yang dilakukan oleh Agustini,et al.(2013) ,dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Terhadap Penguasaan Materi Dan Keterampilan Pemecahan Masalah

Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di MTs Negeri Patas”. Penelitian ini

menunjukkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat

meningkatkan penguasaan materi dan keterampilan pemecahan masalah.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Nurchayati (2013), dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Dan Sikap Sains Siswa Smp”.

Penelitian ini menunjukkan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

berpengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis dan sikap sains siswa.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.ump.ac.id/3395/3/Bab II_Noviyatun Nurhikmah.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Kajian Teori . 2.1.1 Pengertian

31

c. Penelitian yang dilakukan oleh Sabar (2013), dengan judul “Pendekatan

Sains-Teknologi-Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaran IPA Sebagai

Upaya Peningkatan Life Skills Peserta Didik”. Penelitian ini menunjukkan

bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat berpengaruh

terhadap peningkatan life skill peserta didik.

d. Penelitian yang dilakukan oleh Smarabawa, et al. (2013)., dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Terhadap

Pemahaman Konsep Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa

SMA”.Penelitian ini menunjukkan model pembelajaran Sains Teknologi

Masyarakat meningkatkan pemahaman konsep biologi dibandingkan

dengan kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran Sains

Teknologi Masyarakat.

Pengaruh Model STM..., Noviyatun Nurhikmah, FKIP UMP, 2015