bab ii bahan rujukan 2.1 sistem akuntansi 2.1.1 pengertian

33
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Setiap organisasi atau perusahaan memilki permasalahan dalam mengelola usahanya, oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang mengatur segala sesuatunya agar permasalahan yang dihadapi dapat segera terselesaikan tanpa mempengaruhi aktivitas usaha. Dibawah ini akan diuraikan beberapa pengertian mengenai sistem akuntansi secara lengkap : 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut George H,Bodnar dan William S.Hopwood (2006;1) dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” mengemukakan sebagai berikut : “Sistem adalah suatu kerangka kerja terpadu yang mempunyai satu sasaran atau lebih.” Menurut Joseph W. Wilkinson (1993;3) mengemukakan sebagai berikut : “Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.” Menurut Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart (2004;2) adalah : “Sistem adalah rangkaian dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.” Menurut Mulyadi (2001;5) adalah : “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.” Menurut Leon Youssef yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2001;34) menyatakan : “Suatu Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu sekumpulan dari bagian-bagian yang bekerja dan saling berhubungan dalam suatu kerangka kerja yang dibangun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula.” Menurut Cecil Gillespie yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2001;34) menjelaskan sebagai berikut :

Upload: trinhkhanh

Post on 31-Dec-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

BAB II

BAHAN RUJUKAN

2.1 Sistem Akuntansi

Setiap organisasi atau perusahaan memilki permasalahan dalam mengelola

usahanya, oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang mengatur segala

sesuatunya agar permasalahan yang dihadapi dapat segera terselesaikan tanpa

mempengaruhi aktivitas usaha. Dibawah ini akan diuraikan beberapa pengertian

mengenai sistem akuntansi secara lengkap :

2.1.1 Pengertian Sistem Menurut George H,Bodnar dan William S.Hopwood (2006;1) dalam bukunya

yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” mengemukakan sebagai berikut :

“Sistem adalah suatu kerangka kerja terpadu yang mempunyai satu sasaran atau lebih.” Menurut Joseph W. Wilkinson (1993;3) mengemukakan sebagai berikut :

“Sistem adalah kumpulan sumber daya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.” Menurut Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart (2004;2) adalah :

“Sistem adalah rangkaian dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.”

Menurut Mulyadi (2001;5) adalah :

“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.”

Menurut Leon Youssef yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar Susanto

(2001;34) menyatakan :

“Suatu Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu sekumpulan dari bagian-bagian yang bekerja dan saling berhubungan dalam suatu kerangka kerja yang dibangun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan semula.” Menurut Cecil Gillespie yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar Susanto

(2001;34) menjelaskan sebagai berikut :

Page 2: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang saling berhubungan satu sama lainnya yang dikembangkan berdasarkan satu skema tertentu yang terintegrasi untuk melaksanakan sebagian besar aktivitas perusahaan.”

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem adalah jaringan atau

rangkaian prosedur yang saling berhubungan satu sama lain yang dibangun untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan .

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut Krismiaji (2002;15) adalah :

“Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan telah memiliki kegunaan dan manfaat.”

Karateristik informasi :

1. Relevan

Informasi harus mempunyai manfaat bagi penerima karena informasi

untuk tiap-tiap orang atau bagian yang berbeda.

2. Dapat Dipercaya

Bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan

kejadian atau aktivitas organisasi.

3. Lengkap

Tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para pemakai.

4. Tepat Waktu

Disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan

keputusan.

5. Mudah Dipahami

Disajikan dalam format yang mudah untuk dimengerti.

6. Dapat Diuji Kebenarannya

Memungkinkan dua orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi

yang sama secara independen.

Sedangkan menurut Barry E. Cushing yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar

Susanto (2001;28) informasi adalah :

Page 3: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

“Informasi diartikan sebagai keluaran (output), dari suatu pengolahan data (sistem informasi) yang telah diorganisir dan berguna bagi orang yang menerima.” Sedangkan menurut Joseph W. Wilkinson (1993;3) informasi adalah :

“Informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.”

Jadi dapat disimpulkan informasi adalah data yang telah ditransformasi atau

diubah menjadi lebih bernilai dan berguna bagi yang menerima.

2.1.3 Pengertian Akuntansi Menurut Mulyadi (1993;4) pengertian akuntansi adalah :

“Suatu kegiatan usaha menyediakan data kuantitatif terutama yang mempunyai sifat keuangan, dan kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi untuk memilih alternatif-alternatif dan suatu keadaan.”

Dalam buku A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT), yang

dikutip oleh Sofyan Syafri Harahap (2004;4) akuntansi diartikan :

“Proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya.”

Sedangkan menurut Komite istilah American Institute of Certified Accounting

(AICPA) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :

“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasilnya.”

Dapat disimpulkan melalui beberapa pengertian diatas, bahwa akuntansi

adalah seni mencatat, menggolongkan dan mengikhtisarkan data kuantitatif yang

mempunyai sifat keuangan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian

yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasilnya.

Page 4: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Menurut James A. Hall (2001;7) mengemukakan bahwa :

“Sistem informasi adalah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai.”

Menurut Romney yang dikutip oleh Krismiaji (2002;16) adalah :

“Sistem informasi adalah cara-cara yang diorganisasi untuk mengumpulkan , memasukkan , mengolah , menyimpan data, dan cara-cara yang diorganisasi untuk menyimpan, mengelola mengendalikan, mengorganisasikan bisnis.”

Menurut John F. Nash dan Martin B. Robert yang dikutip oleh La Midjan dan

Azhar Susanto (2001;29) adalah :

“Sistem informasi merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat, teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang dimaksudkan untuk menata jaringan komunikasi yang penting, mengolah transaksi-transaksi tertentu yang rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern serta menyediakan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan yang tepat.”

Sedangkan menurut Joseph W. Wilkinson (1993;4) sistem informasi adalah :

“Sistem informasi karenanya adalah suatu kerangka-kerangka dengan mana sumber daya (manusia,komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.”

Jadi dapat disimpulkan sistem informasi adalah kombinasi dari seluruh

sumber daya yang ada yang dimaksudkan untuk menata jaringan komunikasi yang

nantinya akan menghasilkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan guna

mencapai tujuan perusahaan.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi merupakan bagian yang terpenting bagi

manajemen didalam memperoleh informasi akuntansi yang tepat terutama mengenai

data keuangan dari suatu perusahaan, sehingga data tersebut dapat digunakan oleh

pihak intern dan ekstern.

Page 5: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Terdapat banyak pengertian sistem akuntansi, yang dikemukakan oleh para

ahli di bawah ini disajikan beberapa pendapat mengenai pengertian sistem akuntansi :

Pengertian Sistem Akuntansi menurut Howard F. Settler yang dikutip Zaki

Baridwan (2000;4) adalah :

“Sistem akuntansi adalah formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.”

Menurut George H. Bodnar yang dikutip oleh Amir Abadi Jusuf (2000;1)

adalah :

“Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.”

Menurut Barry E.Cushing yang dikutip oleh La Midjan dan Azhar Susanto

(2001;30) adalah :

“Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber daya manusia dan modal dalam suatu organisasi yang dibangun untuk menyajikan informasi keuangan yang diperoleh dari pengumpulan dan pemrosesan data keuangan.”

Sedangkan menurut Mulyadi (2001;3) definisi sistem akuntansi adalah :

“Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem akuntansi adalah

organisasi formulir, catatan-catatan, dan prosedur-prosedur yang dikoordinasikan

untuk memperoleh informasi dalam rangka pengelolaan perusahaan, diantaranya

untuk keperluan dan pelaporan kepada pihak yang berkepentingan.

Page 6: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

2.1.6 Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi unsur-unsur sistem informasi akuntansi adalah sebagai

berikut:

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang merekam terjadinya transaksi.

Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir

ini peristiwa yang terjadi dalan organisasi direkam (didokumentasikan) di

atas secarik kertas. Formulir sering disebut juga media, karena formulir

merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi

ke dalam catatan. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan

transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan.

Contoh: faktur penjualan, bukti kas keluar,dan cek.

2. Jurnal

Jurnal merupkan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data

lainnya. Seperti telah disebutkan di atas,sumber informasi pencatatan

dalam jurnal ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk

pertama kali diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan

informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini

pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya

(berapa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian diposting ke rekening

yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal adalah jurnal

penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum.

3. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan

untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam

jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar disediakan sesuai dengan

unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

Rekening buku besar ini disatu pihak dapat dipandang sebagai wadah

untuk menggolongkan data keuangan, dipihak lain dapat dipandang pula

sebagai sumber informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan.

Page 7: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

4. Buku Pembantu

Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan

rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary

ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang

merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam

buku besar.

5. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah pelaporan keuangan yang dapat

berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, laporan

harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pkok

penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar

saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi

yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Laporan dapat berbentuk hasil

cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.

Sedangkan menurut Krismiaji (2002;16) komponen sistem informasi

akuntansi :

1. Tujuan. Setiap sistem informasi dirancang untuk mencapai satu atau lebih

tujuan yang memberikan arah bagi sistem tersebut secara keseluruhan.

2. Input. Data harus dikumpulkan dan dimasukkan sebagai input dalam

sistem sebagian besar input berupa data transaksi.

3. Output. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem disebut output.

Output dalam sebuah sistem yang dimasukkan kembali dalam sistem

sebagai input disebut dengan umpan balik (feed back). Output sebuah

sistem informasi akuntansi biasanya berupa laporan keuangan dan laporan

internal seperti daftar umur piutang, anggaran dan proyeksi arus kas.

4. Penyimpan Data. Data sering disimpan untuk dipakai lagi dimasa

mendatang. Data yang tersimpan ini harus diperbaharui (updated) untuk

menjaga keterkinian data.

5. Pemroses. Data harus diproses untuk menghasilkan informasi dengan

menggunakan komponen proses. Saat ini sebagian besar perusahaan

Page 8: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

mengolah datanya dengan menggunakan komputer, agar dapat dihasilkan

informasi yang cepat dan akurat.

6. Intruksi dan Prosedur. Sistem informasi tidak dapat memproses data untuk

menghasilkan informasi tanpa intruksi dan prosedur rinci perangkat lunak

(program). Komputer dibuat untuk mengintruksikan komputer melakukan

pengolahan data. Intruksi dan prosedur untuk pemakai komputer biasanya

dirangkum dalam sebuah buku yang biasanya disebut buku pedoman

prosedur.

7. Pemakai. Orang yang berinteraksi dengan sistem dan menggunakan

informasi yang dihasilkan oleh sistem disebut dengan pemakai. Dalam

perusahaan pengertian pemakai termasuk didalamnya adalah karyawan

yang melaksanakan dan mencatat transaksi dan karyawan yang mengelola

dan mengendalikan sistem.

8. Pengamanan dan Pengawasan. Informasi yang dihasilkan oleh sebuah

sistem informasi harus akurat, bebas dari berbagai kesalahan dan

terlindung dari akses secara tidak sah. Untuk mencapai kualitas normal

semacam itu, maka sistem pengaman dan pengawasan harus dibuat dan

melekat pada sistem.

2.1.7 Tujuan Pengembangan Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2001;20) tujuan pengembangan sistem akuntansi adalah

sebagai berikut :

1. Untuk Menyediakan Informasi bagi Pengelolaan Kegiatan Usaha Baru.

Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi jika perusahaaan baru

didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda

dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.

2. Untuk Memperbaiki Informasi yang Dihasilkan oleh Sistem yang Sudah

Ada.

Adakalanya sistem yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan

manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur

informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan

oleh perkembangan usaha perusahaan , sehingga menurut sistem akuntansi

Page 9: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

untuk dapat menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih baik

dan tepat penyajiannya, dengan struktur informasi yang sesuai dengan

tuntutan kebutuhan manajemen.

3. Untuk Memperbaiki Pengendalian Akuntansi dan Pengecekan Intern.

Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu

organisasi. Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditujukan untuk

memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga

pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat

dilaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem akuntansi juga dapat

ditujukan untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang

dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya.

4. Untuk Mengurangi Biaya Klerikal dalam Penyelenggaraan Catatan

Akuntansi.

Pengembangan akuntansi sering kali ditujukan untuk menghemat biaya.

Informasi merupakan barang ekonomi untuk memperolehnya diperlukan

pengorbanan sumber ekonomi lain. Oleh karena itu dalam menghasilkan

informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan

pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh

informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dibanding dengan manfaat

yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk

mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan informasi

tersebut.

2.1.8 Peran Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi suatu organisasi memainkan peranan penting

dalam membantu organisasi mengadopsi dan mempertahankan posisi strategis guna

mencapai kesesuaian yang baik antar aktivitas membutuhkan pengumpulan data tiap

aktivitas. Hal lain yang juga sama pentingnya adalah sistem informasi harus

mengumpulkan dan mengintegrasi baik data keuangan, maupun data non keuangan

dari aktivitas-aktivitas organisasi.

Aren, Alvin A, dan James K. Loebbec (1994;291) mengemukakan kegunaan

sistem akuntansi sebagai berikut :

Page 10: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

“Bahwa kegunaan sistem akuntansi adalah untuk mengidentifikasi, menggabungkan, mengklasifikasikan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi satu satuan usaha, dan untuk menyelenggarakan pertanggung jawabkan serta kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut.”

2.2 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Sistem informasi akuntansi penjualan membahas secara khusus aspek-aspek

yang menyangkut aktivitas yang berkenaan dengan penjualan baik secara tunai

maupun penjualan secara kredit sampai dengan tersusunnya informasi akuntansi atas

transaksi-transaksi aktivitas penjualan tersebut. Dalam prosedur penjualan diperlukan

suatu sistem informasi akuntansi penjualan yang baik untuk menunjang kelancaran

setiap kegiatan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan.

2.2.1 Pengertian Penjualan Menurut Moekijat dalam bukunya “Kamus Marketing” yaitu :

“Penjualan adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.”

Sedangkan menurut Basu Swasta (1993;7) adalah :

“Menjual adalah ilmu dan seni yang mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.”

Jadi, dapat disimpulkan penjualan atau menjual adalah suatu kegiatan yang

ditujukan untuk mencari pembeli dan mempengaruhi serta memberi petunjuk

untuk bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan

kebutuhan serta mengadakan perjanjian mengenai harga yang menguntungkan

kedua belah pihak.

Page 11: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

2.2.2 Prosedur Penjualan Di bawah ini akan dijelaskan mengenai prosedur atas penjualan secara tunai :

1. Prosedur Order Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan mencatat dari pembeli dan membuat

faktur penjualan baik tunai maupun kredit untuk memungkinkan pembeli

melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk

memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman menyiapkan barang

yang akan diserahkan kepada pembeli.

2. Prosedur Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran kepada pembeli

untuk memungkinkan pembeli tersebut melakukan pengambilan barang

yang dibelinya dari fungsi kredit.

3. Prosedur Penyerahan Barang

Dalam prosedur ini fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada

pembeli.

4. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai

Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi

penjualan tunai dalam jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas

disamping itu fungsi akuntansi juga mencatat berkurangnya persediaan

barang yang dijual dalam kartu persediaan.

5. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank

Struktur pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran

dengan segera ke Bank. Semua kas yang diterima pada suatu hari dalam

prosedur ini, fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan

tunai ke Bank dalam jumlah penuh.

6. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas dalan

jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setoran Bank yang diterima dari

Bank melalui fungsi kas.

7. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi membuat rekapitulasi harga pokok

penjualan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.

Page 12: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Berdasarkan rekapitulasi harga produk penjualan ini, fungsi akuntansi

membuat bukti memorial sebagai dokumen sumber untuk harga pokok

penjualan dalam jurnal umum.

2.2.3 Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2001;72) adalah :

“Sistem akuntansi penjualan adalah kerangka kerja dari sumber daya manusia, alat, metode, dan kesemuanya itu dikoordinasikan untuk mengolah data penjualan menjadi informasi penjualan yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.”

2.2.4 Unsur-Unsur Sistem Akuntansi Penjualan Di bawah ini merupakan unsur-unsur sistem akuntansi penjualan secara kredit

adalah sebagai berikut :

1. Fungsi yang terkait dengan sistem penjualan kredit.

2. Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit

3. Desain dokumen penjualan.

4. Catatan akuntansi yang digunakan dalam penjualan kredit.

5. Jaringan prosedur yang membentuk sistem.

6. Laporan manajemen.

2.2.5 Sistem Penjualan Kredit

Penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mengirimkan

barang sesuai order yang diterima oleh pembeli dan untuk jangka waktu tertentu

perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli. Untuk menghindari tidak

tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama kepada seorang pembeli

selalu didahului dengan analisis terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut diberi

kredit.

1. Fungsi Yang Terkait dengan Sistem Penjualan Kredit

A. Fungsi Penjualan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan

untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order

tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman

Page 13: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

dan dari gudang mana barangkan dikirim, dan mengisi surat order

pengiriman.

B. Fungsi Kredit

Fungsi ini berada dibawah fungsi keuangan yang dalam transaksi

penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit

pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada

pelanggan.

C. Fungsi Gudang

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh

pelanggan serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

D. Fungsi Pengiriman

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab

menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang

diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk

menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa

otorisasi dari yang berwenang.

E. Fungsi Penagihan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk

membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan, serta

menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi

penjualan oleh fungsi akuntansi.

F. Fungsi Akuntansi

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab

mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan

membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, serta

membuat laporan penjualan.

2. Desain Dokumen Penjualan

Dalam mendesain suatu dokumen, beberapa prinsip dasar harus

dipertimbangkan yaitu sebagai berikut :

Page 14: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

A. Gunakanlah sedikit mungkin kalimat-kalimat, gunakanlah kalimat-

kalimat yang sederhana akan tetapi jelas dan hindari penggunaan

kalimat-kalimat tidak perlu.

B. Pergunakan tembusan kopi, untuk mempermudah pendistribusian data

atau informasi atau intruksi. Penggunaan dokumen yang berangkap

dan menggunakan karbon akan mempermudah menciptakan internal

cek dan korelasi intern, maupun sebagai data bagi akuntan publik

dalam memeriksa perusahaan tersebut.

C. Hindari penggunaan data rangkap. Prinsip yang sangat penting dalam

mendesain suatu dokumen ialah mencegah kemungkinan penggunaan

data atau informasi yang sama untuk dua atau lebih dokumen yang

berfungsi sama.

D. Dokumen harus disusun sesederhana mungkin dan jelas. Penggunaan

dokumen yang sederhana akan mengurangi data maupun informasi

yang tidak perlu dan mudah untuk ditafsirkan.

E. Susunlah sebanyak mungkin dokumen untuk mengumpulkan berbagai

transaksi yang harus dicatat dalam perusahaan untuk memperlancar

kegiatan antara lain proses akuntansi. Di pihak lain penyusunan

dokumen harus dapat digunakan untuk tujuan penyusunan statistik.

F. Untuk tujuan pengamanan, dalam menyusun dokumen gunakan kode-

kode tertentu agar tidak mudah dipalsukan, misalnya untuk kertas

berharga yaitu dokumen deposito berjangka, cek, bilyet giro yang

terdapat di bank.

G. Pergunakan kertas sebaik mungkin. Kalau perlu untuk menghemat

waktu gunakan kertas berkarbon (carbon nize) untuk menciptakan

tembusan.

H. Format dan bentuk dokumen harus baik. Apabila tidak perlu jangan

terlalu besar atau lebar atau terlalu kecil, karena akan mempersulit

pengarsipan (file). Perlu ada batas-batas tertentu untuk pengetikan,

tulis tangan dan lain-lain.

Page 15: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

3. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penjualan Kredit

A. Surat Order Pengiriman dan Tembusannya

Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk memproses

penjualan kredit kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat order

pengiriman terdiri dari :

1) Surat Order Pengiriman

Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order yang

memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk

mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi seperti

yang tertera di atas dokumen tersebut.

2) Tembusan Kredit (Credit Copy)

Dokumen ini digunakan untuk memperoleh status kredit pelanggan

dan untuk mendapatkan otorisasi penjualan kredit dari fungsi

kredit.

3) Surat Pengakuan (Acknowledgement Copy)

Dokumen ini dikirimkan oleh fungsi penjualan kepada pelanggan

untuk memberitahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam

proses pengiriman.

4) Surat Pengiriman (Bill of Lading)

Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan

sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada angkutan

umum.

5) Slip Pembungkus (Packing Slip)

Dokumen ini ditempel pada pembungkus barang untuk

memudahkan fungsi penerimaan di perusahaan pelanggan dalam

mengidentifikasi barang yang diterimanya.

B. Faktur Penjualan dan Tembusannya

Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar

mencatat timbulnya piutang. Di bawah ini terdapat beberapa contoh

tembusan surat order pengiriman :

1) Faktur Penjualan (Customer’s Copies)

Page 16: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim oleh fungsi

penagihan kepada pelanggan. Jumlah lembar faktur penjualan yang

dikirim kepada pelanggan adalah tergantung dari permintaan

pelanggan.

2) Tembusan Piutang (Account Receivable Copy)

Dokumen ini merupakan tembusan faktur penjualan yang

dikirimkan fungsi penjualan ke fungsi akuntansi sebagai dasar

untuk mencatat piutang dalam kartu piutang.

3) Tembusan Jurnal Penjualan (Sales Journal Copy)

Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi

penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar mencatat transaksi

penjualan dalam jurnal penjualan.

4) Tembusan Analisis (Analisis Copy)

Dokumen ini merupakan tembusan yang dikirim oleh fungsi

penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk menghitung

harga pokok penjualan yang dicatat dalam kartu persediaan, untuk

analisis penjualan, dan untuk komisi wiraniaga.

5) Tembusan Wiraniaga (Salesperson Company)

Dokumen ini dikirim oleh fungsi penagihan kepada wiraniaga

untuk memberitahu bahwa order dari pelanggan lewat di

tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung

komisi penjualan yang menjadi haknya.

C. Rekapitulasi Harga Pokok Penjualan

Rekapitulasi harga pokok penjualan merupakan dokumen pendukung

yang digunakan menghitung total harga pokok produk yang dijual

selama periode akuntansi tertentu. Data yang dicantumkan dalam

rekapitulasi harga pokok penjualan berasal dari kartu persediaan.

Secara periodik harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu

tertentu dihitung dalam rekapitulasi harga pokok penjualan dan

kemudian dibuatkan dokumen sumber berupa bukti memorial untuk

Page 17: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

mencatat harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi

tertentu.

D. Bukti Memorial

Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan

ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit, bukti memorial

merupakan sumber untuk mencatat harga pokok produk yang dijual

dalam periode akuntansi tertentu.

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Penjualan Kredit :

A. Jurnal Penjualan

Catatan akuntansi digunakan untuk mencatat transaksi penjualan baik

secara tunai maupun secara kredit. Jika perusahaan menjual beberapa

macam produk manajemen memerlukan informasi penjualan menurut

jenis produk, dalam jurnal penjualan dapat disediakan kolom-kolom

untuk mencatat penjualan menurut jenis produk tersebut.

B. Kartu Piutang

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian

mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.

C. Kartu Persediaan

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi rincian

mutasi setiap persediaan.

D. Kartu Gudang

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat mutasi

dan persediaan fisik barang yang disimpan di gudang.

E. Jurnal Umum

Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat harga pokok produk

yang dijual selama periode akuntansi tertentu.

5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

A. Prosedur Order Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan

menambahkan informasi penting pada surat order pembeli. Fungsi

Page 18: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

penjualan kemudian membuat surat order pengiriman dan

mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk

memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam

melayani order dari pembeli.

B. Prosedur Persetujuan Kredit

Dalam prosedur ini,fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan

kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.

C. Prosedur Pengiriman

Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada

pembeli sesuai informasi yang tercantum dalam surat order

pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.

D. Prosedur Penagihan

Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan

mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode tertentu faktur

penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan pada waktu

bagian ini membuat surat order pengiriman.

E. Prosedur Pencatatan Piutang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur

penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan

tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang

berfungsi sebagai catatan piutang.

F. Prosedur Distribusi Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan

menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.

G. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total

harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

6. Laporan Manajemen

Perlu didesain informasi yang terus menerus dalam bentuk laporan yaitu :

A. Laporan Perkembangan Harga Atas Barang-Barang Berikut

Perkembangannya Pemasarannya.

Page 19: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Laporan ini berisi informasi pokok mengenai perkembangan/ tren

harga dari berbagai barang yang diperdagangkan berikut

perkembangan dari pemasaran atas barang-barang tersebut.

B. Laporan Analisa Bonafiditas Debitur.

Berisi informasi mengenai kondisi dari masing-masing debitur antara

lain debitur yang sering menunggak, debitur macet dan lain-lain.

Laporan ini berfungsi untuk menyeleksi para debitur yang sehat dan

sebagai dasar kebijakan dalam penjualan kredit. Analisa atas

bonafiditas kreditur dapat dibantu oleh daftar analisa umur piutang.

C. Laporan Rencana Penjualan dan Saluran Pemasaran.

Berisi informasi yang penting mengenai rencana penjualan yang akan

datang. Laporan tersebut dibuat terutama berdasarkan pengalaman dan

hasil penelitian mengenai pasar.

D. Laporan Atas Kontrak-Kontrak Penjualan yang Dibuat Berikut

Pengiriman Barangnya.

Laporan ini memuat informasi kontrak-kontrak penjualan yang telah

dibuat berikut nomor kontrak, nama pembeli, termin, penyerahan

jumlah kontrak, berikut pengiriman barang yang telah dilaksanakan

termasuk sisa kontrak termin yang belum dilaksanakan.

E. Laporan atas Order Penjualan yang Diterima

Berisi informasi mengenai order penjualan yang telah diterima dengan

menyebutkan nomor order, tanggal order, nama pembeli, jenis barang,

berikut banyaknya barang dan tanggal barang harus diserahkan.

Termasuk pula informasi atas order yang telah dipenuhi dan yang

belum dipenuhi pengiriman barangnya dan alasan sebagai

penyebabnya.

2.2.6 Tujuan Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dalam aktivitas penjualan perlu disusun sistem akuntansi, disebabkan

sebagai berikut :

Page 20: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

1. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan. Kurang

dikelolanya aktivitas penjualan dengan baik, secara langsung akan merugikan

perusahaan karena selain sasaran penjualan tidak tercapai juga pendapatan

akan berkurang.

2. Pendapatan dari hasil penjualan merupakan sumber pembiayaan perusahaan

oleh karenanya perlu diamankan.

3. Akibat adanya penjualan akan merubah posisi harta dan menyangkut :

3.1 Timbulnya piutang kalau penjualan secara kredit atau masuknya uang

kontan kalau penjualan secara tunai.

3.2 Kuantitas barang akan berkurang digudang karena penjualan terjadi.

2.2.7 Pengertian Pengendalian Internal Menurut Marshall B. Romney dan Paul J. Steinbart (2004;229)

mengemukakan bahwa :

“Pengendalian internal (internal control) rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong, dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.” Sedangkan menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” (2001;163)

adalah :

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode,dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.” Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah rencana

organisasi dan metode bisnis yang digunakan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong, dan memperbaiki

efisiensi jalannya organisasi sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

2.2.8 Unsur-Unsur Pengendalian Internal Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam bukunya

“Sistem Informasi Akuntansi” komponen dari proses kontrol internal yaitu :

1. Lingkungan Kontrol

Page 21: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Lingkungan kontrol adalah efek kumpulan dari beragam faktor pada

pembuatan, penguatan, atau mengurangi efektivitas dari kebijakan dan

prosedur khusus. Dengan kata lain, lingkungan kontrol mengatur keseluruhan

nada dari organisasi dan mempengaruhi kesadaran kontrol dari karyawan.

Faktor yang disertakan dalam lingkungan kontrol adalah sebagai berikut :

A. Nilai integritas dan etika

Potensi pelanggaran etika memberikan kerugian penyingkapan yang

besar untuk perusahaan. Penyingkapan demikian meliputi kemungkinan

denda yang besar atau tuntutan kriminal baik terhadap perusahaan maupun

eksekutifnya. Organisasi harus memiliki kontrol yang cukup untuk

menghalangi tindakan kecurangan, bila hanya melalui pengurangan

godaan dengan ancaman akan ditangkap. Di sisi lain, kontrol yang terlalu

kokoh merintangi tindakan dan keputusan individual, secara artifisial

membatasi respon karyawan terhadap keragaman tugasnya. Akuntabilitas

dan tekanan untuk prestasi bida berbalik. Sistem kontrol kokoh bisa

membuat atau mendorong jenis tindakan bahwa kontrol dirancang untuk

mencegah.

B. Komitmen pada kompetisi

Kompetisi pada karyawan adalah penting untuk fungsi yang tepat dari

suatu proses kontrol internal. Dalam analisis akhir, ini adalah mutu dari

kompetisi karyawan yang memastikan kemampuan untuk menjalankan

proses kontrol. Tidak ada proses kontrol yang bisa berfungsi dengan

memadai tanpa karyawan yang kompeten.

C. Filosofi manajemen dan gaya operasional

Kontrol efektif dalam sebuah organisasi dimulai dengan dan pada

akhirnya berada pada filosofi manajemen. Bila manajemen percaya bahwa

kontrol itu penting, maka mereka akan berusaha agar kebijakan dan

prosedur kontrol yang efektif bisa diimplementasikan. Perilaku sadar

kontrol ini akan dikomunikasikan kepada bawahannya melalui gaya

operasional manajemen. Di sisi lain, bila manajemen hanya memberikan

“omongan saja” atas kebutuhan akan kontrol, sangatlah mungkin bahwa

Page 22: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

bawahannya akan merasakan perilaku manajemen yang sebenarnya dan

tujuan kontrol tidak akan dicapai.

D. Perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi dan komitenya

Dewan direksi sebuah organisasi adalah penghubung antara pemegang

saham yang memilki organisasi dan manajemen operasional organisasi.

Pemegang saham melakukan kontrol atas manajemen melaui fungsi dari

dewan direksi dan komitenya. Bila dewan seluruhnya beranggotakan

manajemen, atau bila dewan tidak rutin bertemu, maka kontrol pemegang

saham atas manajemen yang operasional pastilah akan lemah atau tidak

ada. Komite audit haruslah independen dari sebuah manajemen organisasi,

yang tersusun terutama dari anggota luar dewan direksi.

Komite audit biasanya dibebankan dengan seluruh tanggung jawab

untuk laporan keuangan organisasi, termasuk pemenuhan dengan

hukuman dan peraturan yang ada. Komite audit menominasikan akuntan

publik, membahas cakupan dan sifat dari audit dengan akuntan publik, dan

mengulas dan mengevaluasikan laporan yang disiapkan oleh akuntan

publik organisasi. Komite audit harus dibebankan dengan menelaah reaksi

manajemen terhadap laporan akuntan publik atas proses kontrol internal

perusahaan. Agar efektif, komite audit harus memelihara komunikasi

dengan fungsi audit internal organisasi seperti juga dengan auditor luar

perusahaan (yaitu akuntan publik).

E. Cara memberikan otoritas dan tanggung jawab

Metode memberikan otoritas dan tanggung jawab di dalam sebuah

organisasi adalah indikatif dari filosofi manajemen dan gaya operasional.

Bila hanya metode verbal atau informasi saja yang ada, kontrol akan

menjadi lemah atau tidak ada.

Sebuah bagan organisasi formal, dokumen tertulis, seringkali

digunakan untuk menunjukkan keseluruhan penugasan otoritas dan

tanggung jawab dalam sebuah organisasi. Bagan organisasi sering disertai

dengan gambaran pekerjaan formal dan pernyataan tentang penugasan

pekerjaan. Memorandum tertulis, manual kebijakan, dan manual prosedur

Page 23: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

adalah cara umum lainnya yang digunakan untuk secara formal

memberikan otoritas dan tanggung jawab di dalam sebuah organisasi.

F. Kebijakan dan prosedur sumber daya manusia

Karyawan haruslah kompeten dan harus memiliki kemampuan dan

atau pelatihan yang sepadan dengan kewajiban mereka. Dalam analisis

final karyawan adalah komponen kunci dalam sistem kontrol manapun.

Kualifikasi yang dibuat untuk setiap posisi pekerjaan dalam sebuah

perusahaan harus mencerminkan derajat tanggung jawab yang terkait

dengan posisi itu. Kualifikasi bisa meliputi pengalaman, intelegensia,

karakter, dedikasi, dan kemampuan kepemimpinan. Ikatan kesetiaan

adalah umum bagi karyawan yang secara langsung bertanggung jawab

untuk penanganan aset.

Pemisahan tanggung jawab untuk tugas khusus dalam sebuah

organisasi jelas harus ditujukan oleh manualnya, gambaran pekerjaan, atau

dokumentasi lainnya. Pemisahan kewajiban yang efektif bergantung pada

luasan besar atas perencanaan tepat dan rinci dari semua prosedur dan

penugasan hati-hati dari fungsi kepada beragam orang dalam organisasi.

Penyeliaan adalah pengawasan langsung dari prestasi karyawan oleh

seorang karyawan yang berwenang. Sebagai tambahan memilih dengan

tepat dan melatih karyawan secara memadai, penyeliaan yang tepat

diperlukan untuk menjamin bahwa kewajiban dijalankan seperti yang

ditugaskan. Penyeliaan menjadi sangat penting dalam sebuah perusahaan

kecil atau dalam situasi lain di mana pemisahan kewajiban tidaklah

mungkin.

Rotasi pekerjaan dan cuti yang dipaksakan akan mengijinkan

karyawan untuk memeriksa atau memverifikasi operasi dari karyawan lain

dengan melakukan kewajiban mereka selama satu periode waktu.

Beberapa keuntungan bisa didapatkan dengan teknik ini. Rotasi pekerjaan

seringkali berfungsi pemeriksaan umum atas efisiensi karyawan yang cuti

atau yang telah dirotasi ke pekerjaan lain. Akhirnya, rotasi pekerjaan

memperluas pelatihan dari karyawan secara umum.

Page 24: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Kontrol ganda sangatlah berhubungan dengan penyeliaan langsung

adalah konsep dari kontrol ganda- penugasan dua orang untuk melakukan

tugas pekerjaan yang sama dalan kesatuan. Tujuan dari kontrol ganda

bukanlah pengurangan pekerjaan tetapi kelebihan pekerjaan. Setiap orang

ditugaskan untuk memeriksa pekerjaan yang lainnya secara teratur.

2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan

mengatur risiko yang mempengaruhi tujuan perusahaan. Barangkali langkah

yang paling kritis dalam penilaian risiko adalah mengidentifikasi perubahan

kondisi internal dan eksternal dan tindakan yang terkait yang mungkin

diperlukan. Contoh dari risiko yang relevan kepada proses pelaporan

keuangan meliputi perubahan dalam lingkungan operasional organisasi,

perubahan dalam karyawan, perubahan dalam sistem informasi, teknologi

baru, perubahan industri besar, jalur produk baru, aturan, hukum atau

keputusan akuntansi yang baru.

3. Aktivitas Kontrol

Aktivitas kontrol adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk

membantu menjamin bahwa arahan manajemen dijalankan. Ada banyak

aktivitas kontrol potensial yang bisa digunakan oleh organisasi. Ini termasuk

kontrol akunting yang dirancang untuk memberikan jaminan masuk akal

bahwa tujuan kontrol khusus berikut dipenuhi untuk setiap sistem aplikasi

penting dalam organisasi :

- Rencana organisasi melilputi pemisahan kewajiban untuk mengurangi

kesempatan untuk mengijinkan seseorang berada dalam sebuah posisi

baik untuk melakukan atau menutupi kesalahan atau hal tidak biasa

dalam tindakan normal kewajibannya.

- Prosedur meliputi rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan

yang memadai untuk membantu menjamin pencatatan transaksi dan

kejadian yang tepat.

Page 25: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

- Akses kepada aset hanya diijinkan bila sesuai dengan otorisasi

manajemen. Pemeriksaan dan ulasan independen dibuat atas

akuntabilitas aset dan prestasi.

- Kontrol pemrosesan informasi diterapkan untuk memeriksa otorisasi

yang tepat, akurasi dan kelengkapan dari transaksi individual.

Masing-masing tujuan kontrol khusus ini akan dibahas bergiliran.

Pemisahan kewajiban adalah perlu untuk mengurangi kesempatan

mengijinkan siapapun untuk berada dalam sebuah posisi untuk melakukan dan

menutupi kesalahan atau hal tidak biasa dalam tindakan normal dari

kewajibannya. Pemisahan kewajiban diimplementasikan dengan memberikan

tanggung jawab kepada orang yang berbeda akan mengotorisasi transaksi,

mencatat transaksi, dan memelihara tanggung jawab aset. Untuk mencapai

pemisahan kewajiban, tanggung jawab dari transaksi yang diotorisasikan,

transaksi yang dicatat, dan memelihara tanggung jawab dari aset harus

dilakukan dengan fungsi yang independen.

Dokumen dan catatan yang memadai. Prosedur harus meliputi desain dan

penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu menjamin

pencatatan yang tepat dari transaksi dan kejadian. Dokumen dan catatan

adalah media fisik yang digunakan untuk menyimpan informasi. Mereka bisa

mengambil banyak bentuk berbeda, yang berkisar dari dokumen kertas biasa

seperti pesanan penjualan dan pesanan pembelian, hingga media penyimpanan

magnetik dan optis seperti pita magnetik dan disk optis.

Akses terbatas kepada aset. Akses kepada aset harus diijinkan hanya bila

sesuai dengan otorisasi manajemen. Ini membutuhkan kontrol dan

perlindungan fisik yang memadai atas akses ke dan penggunaan dari aset dan

catatan, seperti fasilitas yang diamankan dan otorisasi untuk akses ke program

komputer dan arsip data. Telah ada dokumentasi bahwa pencurian fisik dan

penggelapan adalah ancaman besar atas kesanggupan membayar dari

organisasi bisnis. Kontrol fisik diarahkan pada mengurangi kesempatan untuk

pencurian dan penggelapan. Perlindungan atas aset seperti kas, sekuritas, dan

persediaan dicapai dengan supervisi dekat, alat-alat perlindungan fisik, dan

pemisahan kewajiban.

Page 26: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Otorisasi membatasi inisiasi dari transaksi atau penampilan dari sebuah

aktivitas kepada individual tertentu. Otorisasi mencegah transaksi dan

aktivitas yang tidak diijinkan atau tidak sah. Otorisasi yang tepat dari

transaksi dan aktivitas diperlukan bila manajemen ingin memperoleh jaminan

yang masuk akal dimana tujuan kontrolnya dicapai.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi mengacu kepada sistem akuntansi organisasi yang terdiri dari

metode dan catatan yang dibuat untuk mengenali, menyusun, menganalisis,

menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transaksi organisasi dan untuk

mempertahankan akuntabilitas untuk aset dan pasiva yang berhubungan.

Sistem akuntansi dari sebuah organisasi bisa sederhana atau bisa rumit.

Banyak organisasi yang mempunyai sistem yang mampu untuk memproses

sejumlah jenis transaksi. Sistem informasi dirancang dan dipasang bukan

hanya untuk menghasilkan saldo buku besar dari mana pernyataan keuangan

disiapkan tetapi juga untuk menghasilkan kontrol manajemen dan informasi

operasional. Jadi, sistem akuntansi dan kontrol operasional sangatlah

berdekatan dalam sebuah organisasi.

Komunikasi berhubungan untuk menyediakan sebuah pemahaman jelas

mengenai semua kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan kontrol.

Komunikasi yang baik membutuhkan komunikasi oral yang efektif, manual

prosedur yang memadai, manual kebijakan, dan jenis dokumentasi lainnya.

Komunikasi efektif juga membutuhkan sebuah arus informasi bagian atas

yang memadai dalam organisasi. Informasi demikian digunakan untuk ulasan

prestasi, laporan, eksepsi, dan seterusnya.

5. Pengawasan / Monitoring

Pengawasan melibatkan proses berkelanjutan dari penilaian mutu kontrol

atas waktu dan mengambil tindakan korektif saat dibutuhkan. Mutu kontrol

bisa sebaliknya dipengaruhi dalam berbagai cara, termasuk kurangnya

pemenuhan, mengubah kondisi, atau bahkan kesalahpahaman.

Page 27: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Pengawasan dicapai melalui aktivitas yang terus berjalan, evaluasi

terpisah, atau suatu kombinasi dari keduanya. Aktivitas yang terus berjalan

akan melilputi aktivitas penyeliaan manajemen dan tindakan lain yang bisa

diambil karyawan untuk meyakinkan proses kontrol internal efektif yang terus

berjalan.

Fungsi audit internal adalah umum dalam organisasi besar untuk

mengawasi dan mengevaluasi kontrol dasar berkelanjutan. Jangkauan kontrol

yang diperluas dan pertumbuhan dalam volume transaksi yang terkait dengan

organisasi yang besar adalah faktor dalam timbulnya fungsi audit internal.

Kepercayaan yang meningkat atas data akuntansi yang dibutuhkan dalam

manajemen sebuah organisasi besar, dipasangkan dengan meningkatkan

kemungkinan defalkasi dan catatan akuntansi yang tidak benar

pemeliharaannya dalam organisasi besar, telah membuat kebutuhan untuk

pelaksanaan audit yang berkelanjutan. Tujuan dari fungsi audit internal adalah

untuk melayani manajemen dengan melengkapi manajemen dengan hasil dari

analisis dan penghargaan atas aktivitas dan sistem demikian seperti sistem

informasi organisasi, struktur kontrol internal organisasi, luasnya pemenuhan

kebijakan, prosedur, dan rencana operasional, dan mutu dari penampilan oleh

karyawan perusahaan.

Sedangkan menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO)

pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling berhubungan yaitu:

Komponen Deskripsi Lingkungan Pengendalian Inti dari bisnis apapun adalah orang-

orangnya-ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetensi –serta lingkungan tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengendalikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak.

Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan organisasi secara efektif dijalankan.

Page 28: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Penilaian Risiko Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya, agar organisasi berorientasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang terkait.

Informasi dan Komunikasi Disekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi, untuk mendapatkan dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola,, dan mengendalikan operasinya.

Pengawasan Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat bereaksi secara dinamis, berubah sesuai dengan tuntutan keadaan.

Kontrol Pemrosesan Transaksi Kontrol pemrosesan transaksi adalah prosedur yang dirancang untuk

menjamin bahwa elemen dari proses kontrol internal organisasi diimplementasikan

dalam sistem aplikasi khusus yang dikandung dalam setiap siklus transaksi

organisasi. Kontrol pemrosesan transaksi terdiri dari kontrol umum dan kontrol

aplikasi.Kontrol umum mempengaruhi semua pemrosesan transaksi. Kontrol aplikasi

adalah spesifik untuk aplikasi individual.

A. Kontrol Umum

Kontrol umum adalah mengenai keseluruhan lingkungan pemrosesan

transaksi. Kontrol umum terdiri dari yang berikut :

1. Rencana organisasi pemrosesan data

Page 29: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

Pemisahan kewajiban tanggung jawab untuk otorisasi, penjagaan, dan

penyimpanan catatan untuk penanganan dan pemrosesan transaksi harus

dipisahkan.

Pemisahan kewajiban dalam pemrosesan data. Fungsi pemrosesan data harus

dipusatkan. Pemrosesan data komputer tidak boleh memiliki penjagaan ataupun

otoritas atas aset apapun selain aset pemrosesan data. Juga diinginkan untuk

memisahkan fungsi karyawan berikut yang terkait dengan pemrosesan komputer

di dalam departemen pemrosesan data.

- Analisis sistem. Analisis sistem bertanggung jawab atas perkembangan dari

rancangan umum aplikasi sistem komputer. Analisis sistem bekerja dengan

pemakai untuk mendefinisikan persyaratan informasi khusus.

- Programer. Programmer komputer mengembangkan program yang

menghasilkan keluaran komputer. Mereka merancang dan memberi kode

program komputer yang baru dikembangkan berdasarkan spesifikasi yang

diberikan oleh analisis sistem.

- Operator komputer. Operator komputer mengoperasikan peralatan komputer

main frame. Mereka tidak boleh memiliki akses kepada daftar program rinci

untuk memlihara pemisahan fungsi diantara pemograman dan operasional.

- Pustakawan. Fungsi pustakawan memelihara tempat penyimpanan dari

program dan dokumentasi komputer.

- Klerk kontrol data. Klerk kontrol data membuat kontrol atas pekerjaan dan

data masukan untuk pemrosesan. Ini termasuk pertimbangan dari mutu

masukan, kelengkapan pemrosesan, dan sifat masuk akal dari keluaran.

2. Prosedur operasional umum

- Definisi tanggung jawab : gambaran dari tugas untuk setiap fungsi

pekerjaan didalam sebuah sistem pemrosesan transaksi. Titik awal dan akhir

untuk setiap fungsi pekerjaan harus jelas ditunjukkan, seperti juga hubungan

dari fungsi pekerjaan kemasing-masingnya.

- Kemampuan karyawan yang bisa diandalkan : karyawan yang melakukan

pemrosesan bisa diandalkan untuk berfungsi dengan cara yang konsisten.

Page 30: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

- Pelatihan karyawan : karyawan diberikan instruksi yang jelas dan diuji atas

pemahaman mereka sebelum diberi kewajiban baru.

- Kompetensi karyawan : orang yang ditugaskan untuk memproses dan

menyelia peran dalam sistem pemrosesan transaksi memiliki pengetahuan

teknis yang diperlukan untuk melakukan fungsi mereka.

- Rotasi kewajiban : pekerjaan yang diberikan kepada orang dirotasikan

secara periodik pada waktu yang berjadwal tidak teratur, bila mungkin

untuk fungsi pemrosesan kunci.

- Rancangan formulir : formulir dikonstruksikan untuk bisa menjelaskan

dirinya sendiri, dapat dimengerti dan ringkas untuk mengumpulkan semua

informasi yang dibutuhkan dengan usaha yang minimum.

3. Tampilan kontrol peralatan

- Penyokong dan pemulihan : penyokong terdiri dari peralatan dan prosedur

arsip yang tersedia bila aslinya dihancurkan atau rusak. Pemulihan adalah

kemampuan untuk membuat kembali arsip induk yang digunakan sebelum

arsip dan transaksi.

- Jejak transaksi : ketersediaan sebuah manual atau cara yang bisa dibaca

mesin untuk mencari jejak status dan isi dari catatan transaksi individual

mundur atau maju dan diantara keluaran, pemrosesan, dan sumber.

- Statistik sumber kesalahan : akumulasi dari informasi atas jenis kesalahan

dan awalnya. Ini digunakan untuk menentukan sifat usaha perbaikan yang

dibutuhkan untuk mengurangi jumlah kesalahan.

4. Kontrol akses-data dan peralatan

- Penjagaan yang aman : aset informasi memberikan keamanan yang serupa

dengan aset tidak teraba seperti kas, sekuritas yang bisa dinegosiasikan dan

sebagainya.

- Akses ganda / kontrol ganda : dua tindakan atau kondisi independen yang

simultan dibutuhkan sebelum pemrosesan diijinkan.

Page 31: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

B. Kontrol Aplikasi

Kontrol aplikasi adalah khusus untuk aplikasi individual. Kontrol aplikasi

dikategorikan menjadi kontrol masukan, pemrosesan, dan keluaran. Kategori ini

sesuai dengan langkah dasar dalam siklus pemrosesan data.

1. Kontrol Masukan

Kontrol masukan dirancang untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan

dalam tahap masukan dari pemrosesan data. Saat komputer digunakan untuk

pemrosesan, tahap masukan melibatkan konversi dari data transaksi kedalam

format yang bisa dibaca mesin. Kontrol masukan yang tipikal meliputi hal

berikut:

- Otorisasi : membatasi inisiasi sebuah transaksi atau penampilan dari

sebuah proses untuk memilih individual.

- Persetujuan : penerimaan dari sebuah transaksi untuk pemrosesan

setelah ini dimulai.

- Masukan terformat : pembuatan spasi otomatis dan perubahan format

dari field data selama masukan data ke sebuah alat pencatat.

- Pengesahan : pemberian tanda dari sebuah formulir atau dokumen

untuk mengarahkan atau melarang pemrosesan selanjutnya.

- Pembatalan : mengenali dokumen transaksi untuk mencegah

penggunaan selanjutnya atau berulang setelah mereka telah melakukan

fungsinya.

2. Kontrol Pemrosesan

Kontrol pemrosesan dirancang untuk memberikan jaminan bahwa pemrosesan

telah terjadi sesuai dengan spesifikasi yang dimaksudkan dan bahwa tidak ada

transaksi yang telah hilang atau dimasukkan dengan tidak benar kedalam arus

pemrosesan. Kontrol pemrosesan tipikal meliputi hal berikut :

- Mekanisasi : konsistensi diberikan oleh pemrosesan mekanis atau

elektronik.

- Standarisasi : prosedur seragam, terstruktur, dan konsisten yang

dikembangkan untuk semua pemrosesan.

Page 32: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

- Pengimbangan : sebuah ujian untuk kesetaraan diantara nilai dari dua

kumpulan barang yang ekuivalen atau satu kumpulan barang dan

sebuah total kontrol. Perbedaan apapun menunjukkan kesalahan.

- Pencocokkan : mencocokkan barang dengan barang yang diterima dari

sumber independen untuk mengontrol pemrosesan transaksi.

- Pemrosesan kelebihan : sebuah pengulangan dari pemrosesan dan

perbandingan yang menyertai dari hasil individual untuk kesetaraan.

3. Kontrol Keluaran

Kontrol keluaran dirancang untuk memeriksa bahwa masukan dan

pemrosesan menghasilkan keluaran yang sah dan bahwa keluaran didistribusikan

dengan tepat. Kontrol keluaran tipikal meliputi hal berikut :

- Rekonsiliasi : sebuah identifikasi dan analisis perbedaan antara nilai

yang dikandung dalam dua arsip yang sangat identik atau diantara

sebuah arsip rinci dan sebuah total kontrol. Kesalahan

diidentifikasikan menurut sifat dari hal yang rekonsiliasi bukan

kehadiran perbedaan diantara saldo tersebut.

- Pembuatan umur : identifikasi dari hal yang belum diproses atau yang

dipertahankan dalam arsip menurut tanggal mereka, biasanya tanggal

transaksi. Umur menggolongkan hal menurut beragam kisaran

kewajiban.

- Arsip Tenggang : sebuah total kontrol untuk hal yang menunggu

pemrosesan selanjutnya.

- Audit periodik : verifikasi periodik dari sebuah arsip atau proses untuk

mendeteksi masalah kontrol.

- Laporan selisih : sebuah daftar hal yang telah melanggar suatu kontrol

detektif dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.

2.2.9 Pengendalian Intern dalam Sistem Akuntansi Penjualan Sistem pengendalian intern yang harus diperhatikan dalam mendesain sistem

akuntansi penjualan ialah :

1. Aktivitas dari fungsi penjualan yang harus dipisahkan dan terdiri dari :

a. Aktivitas penerimaan order (Order procedures).

Page 33: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian

b. Aktivitas pengeluaran dan pengiriman barang (Shipping procedures).

c. Aktivitas pembuatan faktur (Billing Procedures).

d. Aktivitas pencatatan penjualan (Account receivable procedures).

Fungsi-fungsi tersebut sebaiknya dipisahkan dibeberapa bagian agar dapat

terciptanya pengendalian intern yaitu :

- Fungsi penerimaan order dan fungsi pembuatan faktur berada pada

bagian penjualan .

- Fungsi pengeluaran dan pengiriman barang berada pada bagian

gudang dan ekspedisi.

- Fungsi pencatatan penjualan berada pada bagian akuntansi dan

piutang.

- Fungsi penerimaan uang pada bagian kas.

2. Hanya barang yang telah dipesanlah yang akan dikirim.

3. Penanganan penjualan secara kontan atau kredit harus dilakukan dengan

sebaik-baiknya dan semua penjualan atas dasar kontan atau kredit tersebut

harus segera dicatat secara teliti dan tepat.

4. Semua penyerahan barang melalui penjualan harus terkontrol sehingga

kerugian akibat pencurian dan lain-lain dapat dihindari.

5. Pengembalian atau retur penjualan harus selalu melalui persetujuan dan

berusaha dapat menghindari pencurian, penyelewengan (fraud), dan

kesalahan-kesalahan lainnya.

6. Dalam penjualan kontan harus dipisahkan antara penanganan penjualan

dengan penerimaan uangnya. Pada penjualan kontan yang mutasinya cukup

banyak perlu dibantu cash register.

7. Pembebanan biaya atas penjualan harus selalu terkontrol.

8. Atas penjualan kredit, sebelum dilakukan penjualan haruslah terlebih dahulu

diadakan pengontrolan atas posisi kreditnya, macet atau tidak, atau

pengontrolan atas batas maksimum kredit.