bab ii landasan teori 2.1. budi pekerti...

13
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1. Pengertian Budi Pekerti Menurut kurikulum berbasis kompetensi (dalam Zuriah, 2008) budi pekerti berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan keburukannya melalui norma agama, morma hukum, tata krama, sopan santun, norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Budi pekerti akan mengidentifikasi perilaku positif yang diharapkan dapat terwujud dalam perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan dan kepribadian peserta didik. Menurut Edi Setyawati, dkk. (dalam Zuriah, 2008) budi pekerti diterjemahkan sebagai moralitas yang mengandung adat istiadat, sopan santun dan perilaku. Secara hakiki, budi pekerti adalah perilaku yang mencakup sikap sebagai pencerminnya. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa budi pekerti adalah perilaku baik yang dilakukan manusia dengan sesama dan lingkungannya. 2.1.2. Aspek-Aspek Budi Pekerti Ruang lingkup budi pekerti menurut Milan Rianto (dalam Zuriah, 2008) secara garis besar dapat dikelompokan dalam tiga hal nilai akhlak yaitu sebagai berikut:

Upload: nguyennhi

Post on 09-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Budi Pekerti

2.1.1. Pengertian Budi Pekerti

Menurut kurikulum berbasis kompetensi (dalam Zuriah, 2008) budi pekerti

berisi nilai-nilai perilaku manusia yang akan diukur menurut kebaikan dan

keburukannya melalui norma agama, morma hukum, tata krama, sopan santun,

norma budaya dan adat istiadat masyarakat. Budi pekerti akan mengidentifikasi

perilaku positif yang diharapkan dapat terwujud dalam perbuatan, perkataan,

pikiran, sikap, perasaan dan kepribadian peserta didik.

Menurut Edi Setyawati, dkk. (dalam Zuriah, 2008) budi pekerti

diterjemahkan sebagai moralitas yang mengandung adat istiadat, sopan santun dan

perilaku. Secara hakiki, budi pekerti adalah perilaku yang mencakup sikap sebagai

pencerminnya. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa budi

pekerti adalah perilaku baik yang dilakukan manusia dengan sesama dan

lingkungannya.

2.1.2. Aspek-Aspek Budi Pekerti

Ruang lingkup budi pekerti menurut Milan Rianto (dalam Zuriah, 2008)

secara garis besar dapat dikelompokan dalam tiga hal nilai akhlak yaitu sebagai

berikut:

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

9

1. Akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa

a. Mengenal Tuhan

1) Tuhan sebagai Pencipta

Manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan semua benda yang ada didunia

ini adalah makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa. Percaya kepada Tuhan

yang menciptakan alam semesta ini, artinya manusia wajib mengakui dan

meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu memang ada, maka diwajibkan

untuk beriman dan bertaqwa kepada-Nya dengan yakin dan patuh serta taat

dalam menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

2) Tuhan sebagai Pemberi ( Pengasih, Penyayang )

Tuhan Yang Maha Esa adalah maha pemberi, pengasih, dan penyayang.

Meyakini akan keberadaannya, kekuasaan dan kebesarannya maka Tuhan

akan memberi apa yang diinginkan umatnya. Oleh karena itu janganlah

merasa bosan untuk berdoa dan memohon, jangan pula cepat menyerah,

tetapi tetap harus berusaha dengan sekuat tenaga.

3) Tuhan sebagai Pemberi Balasan ( baik dan buruk )

Selain Tuhan Maha Pemberi, juga akan selalu memberi balasan

terhadap apa yang manusia kerjakan, di manapun dan kapanpun. Jika

berbuat baik, pasti Tuhan akan membalasnya dengan kebaikan dan pahala

yang berlipat ganda, tetapi sebaliknya jika berbuat buruk/jahat, maka

membalasnya dengan siksaan dan dosa.

Menurut norma agama, jika melanggar perintah Tuhan maka akan

mendapat hukuman dari Tuhan karena perbuatan itu berdosa. Oleh karena

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

10

itu, marilah berbuat baik dan beribadah sesuai dengan ajaran agama masing-

masing. Sikap ini sangat baik bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

b. Hubungan Akhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa

1) Ibadah/ Menyembah

a) Umum

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan mempunyai kewajiban

terhadap Sang Pencipta dan kewajiban terhadap sesama manusia.

Kewajiban terhadap Tuhan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi

larangan-Nya. Perbuatan yang dilakukan karena perintah-Nya disebut

ibadah. Semua perbuatan baik yang dilakukan merupakan ibadah, tentu

saja yang berada dalam bingkai perintah-Nya. Banyak perbuatan baik

yang diajarkan oleh agama yang ada di dunia ini seperti tolong menolong

dalam kebaikan, kasih sayang, bersikap ramah, sopan, dan bekerja keras

mencari nafkah.

b) Khusus

Ibadah yang bersifat khusus adalah yang pelaksanaannya mempunyai

tata cara tertentu. Misalnya dalam ajaran Islam yang bersifat khusus

antara lain shalat, puasa, zakat, dan haji. Dalam melaksanakan ajaran

agama harus sesuai dengan petujuk yang sudah ditetapkan, agar ibadah

tersebut dapat diterima Tuhan dengan baik dan mendapat nilai di sisi

Tuhan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

11

2) Meminta Tolong kepada Tuhan

a) Usaha dan Upaya

Dalam ajaran agama Tuhan tidak akan mengubah nasib manusia kalau

manusia tersebut tidak mengubahnya. Ini menunjukan bahwa harus

berusaha untuk memperbaiki keadaan. Melaksanakan perubahan harus

sesuai dengan cara-cara yang benar, jujur, ikhlas dalam bekerja, serta

berdoa dengan keras.

b) Doa

Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah ibadah sehingga

dikatakan bahwa orang yang tidak pernah berdoa kepada Tuhan adalah

orang yang sombong. Oleh karena itu jangan malas berdoa. Segala yang

dilakukan tidak ada jaminan akan terlaksana dengan baik. Karena itu,

memohon kepada Tuhan agar diberi kekuatan untuk bisa melakukan

sesuatu perbuatan yang baik.

2. Akhlak terhadap Sesama Manusia

a) Terhadap Diri Sendiri

Setiap manusia harus mempunyai jati diri. Dengan jati diri, seseorang

mampu menghargai dirinya sendiri, mengetahui kemampuannya, kelebihan,

kekurangan, serta dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai dirinya

sendiri. Jika dapat menjawab berbagai pertanyaan tersebut dengan benar, maka

akan mempunyai konsep diri yang positif. Manusia harus berkelakuan dan

berbuat baik di setiap waktu dan di mana saja. Berkarya demi kegunaan atau

manfaat untuk sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

12

Jika sampai saat ini masih banyak kekurangannya, maka mulai dari

sekarang mencoba memperbaikinya, berbuat yang terbaik untuk diri sendiri,

keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan agama.

b) Terhadap Orang Tua

Orang tua adalah pribadi yang ditugasi Tuhan untuk melahirkan,

membesarkan, memelihara dan mendidik, maka sepatutnya seorang anak

menghormati dan mencintai orang tua, serta taat dan patuh kepadanya.

Beberapa sikap berikut ini yang perlu diperhatikan dan lakukan kepada orang

tua, sebagai berikut :

(1) Memohon izin, memberi salam pada waktu akan pergi dan pulang dari

sekolah, lebih baik lagi mencium tangannya.

(2) Memberi tahu, jika akan pergi kemana dan berapa lamanya.

(3) Gunakan dan peliharalah perabotan/barang-barang yang ada di rumah yang

menjadi milik orang tua dengan baik.

(4) Tidak meminta uang yang berlebih dan jangan bersifat boros.

(5) Membantu pekerjaan yang ada di rumah, misalnya membersihkan rumah,

memasak dan mengurus tanaman.

(6) Kalau ada pembantu di rumah, harus memperlakukannya sebagai sesama

manusia yang sama dan sederajad.

c) Terhadap Orang yang Lebih Tua

Bersikaplah hormat, menghargai, memintalah saran, pendapat, petunjuk,

dan bimbingannya. Karena orang yang lebih tua pengetahuan, pengalaman dan

kemampuannya lebih banyak dibandingkan orang yang masih muda. Jika

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

13

mempunyai saran dan pendapat maka sampaikanlah dengan tenang, tertib, dan

tidak menyinggung perasaannya. Lebih baik merendah daripada sombong.

d) Terhadap Sesama

Melakukan tata krama dengan teman sebaya memang agak sulit karena

mereka merupakan teman sederajad dan sehari-hari berjumpa sehingga sering

lupa memperlakukan mereka menurut tata cara dan sopan santun yang baik.

Sikap yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut :

(1) Menyapa jika bertemu

(2) Tidak mengolok-olok sampai melewati batas

(3) Tidak berprasangka buruk

(4) Tidak menyinggung perasaannya

(5) Tidak memfitnah tanpa bukti

(6) Selalu menjaga nama baik

(7) Menolongnya jika mendapat kesulitan

Selain itu, bergaul dengan semua teman tanpa memandang asal usul

keturunan, suku bangsa, agama, maupun status sosial. Janganlah membentuk

kelompok yang terdiri dari orang-orang yang merasa dirinya lebih dari teman-

teman sebayanya.

e) Terhadap Orang yang Lebih Muda

Janganlah karena lebih tua seenaknya sendiri memperlakukan teman yang

lebih muda. Justru yang lebih tua seharusnya melindungi, menjaga, dan

membimbingnya. Berilah mereka petunjuk, nasihat/saran/pendapat yang baik

sehingga akan berguna bagi kehidupannya yang akan datang.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

14

f) Sosial-Masyarakat-Kelompok

Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak akan bisa hidup tanpa bantuan

orang lain. Bagaimanapun keadaan dan kemampuannya pasti memerlukan

bantuan orang lain, misalnya peristiwa melahirkan, khitanan, perkawinan dan

kematian. Hubungan antara manusia dengan manusia dalam masyarakat

ataupun kelompok harus selaras, serasi, dan seimbang. Manusia harus saling

menghormati, menghargai dan gotong royong, ikhlas dan tolong menolong

untuk mencapai kebaikan.

3. Akhlak terhadap Lingkungan

g) Alam

1) Flora

Manusia tidak mungkin bisa hidup tanpa adanya dukungan alam yang

sesuai, serasi seperti yang dibutuhkan. Untuk itu harus mematuhi aturan dan

norma demi menjaga kelestarian dan keserasian hubungan manusia dengan

alam sekitarnya. Tumbuh-tumbuhan ( flora ) sangat berguna bagi kehidupan

manusia, misalnya sayuran, buah-buahan, perkebunan dan padi. Oleh karena

itu, jagalah dan peliharalah lingkungan dengan baik.

2) Fauna

Bumi Indonesia dikaruniai Tuhan berbagai fauna. Hal ini memperkaya

keindahan dan kemakmuran penduduk. Hewan-hewan ada yang dipelihara,

diternakan, dan ada juga yang masih liar. Dipeliharanya hewan bisa menjadi

tempat wisata dan peternakan yang banyak menghasilkan keuntungan untuk

setiap manusia. Flora dan fauna diciptakan Tuhan, oleh karena itu wajib

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

15

melestarikan. Bersyukurlah karena Indonesia diberi kekayaan flora dan

fauna yang berlimpah ruah sehingga dapat memakmurkan rakyatnya.

2.2.Tehnik Sosiodrama

2.2.1. Pengertian Tehnik Sosiodrama

Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001), sosiodrama adalah permainan

peranan yang ditujukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam

hubungan antar manusia. Kegiatan sosiodrama dapat dilaksanakan bila sebagian

besar anggota kelompok menghadapi masalah sosial yang hampir sama, atau bila

ingin melatih atau mengubah sikap-sikap tertentu.

2.2.2. Tujuan Penggunaan Sosiodrama

Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001) sosiodrama lebih merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk mendidik daripada penyembuhan.

Menurut Djumhur dan Surya (dalam Nursalim, 2002), tujuan penggunaan

sosiodrama adalah sebagai berikut :

a. Menggambarkan bagaimana seseorang/beberapa orang menghadapi suatu

situasi sosial.

b. Menggambarkan bagaimana cara memecahkan suatu masalah sosial.

c. Mengembangkan sikap krisis terhadap tingkah laku yang harus/jangan

dilakukan dalam situasi sosial tertentu.

d. Memberikan kesempatan untuk meninjau situasi sosial dari berbagai sudut

pandang tertentu.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

16

2.2.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Sosiodrama

Menurut Bennett (dalam Romlah, 2001) terdapat beberapa langkah-

langkah pelaksanaan sosiodrama adalah sebagai berikut :

a. Persiapan. Fasilitator mengemukakan masalah dan tema yang akan di

sosiodramakan dan tujuan permaian. Kemudian diadakan tanya jawab untuk

memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan dimainkan.

b. Membuat skenario sosiodrama.

c. Membentuk kelompok yang akan memainkan sesuai dengan kebutuhan

skenarionya, dan memilih individu yang akan memegang peran tertentu.

Pemilihan pemegang peran dapat dilakukan secara sukarela setelah fasilitator

mengemukakan ciri-ciri atau rambu-rambu masing-masing peran, usulan dari

anggota kelompok lain, atau berdasarkan kedua-duanya.

d. Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya. Kelompok

penonton adalah anggota lain yang tidak ikut menjadi pemain. Tugas

kelompok penonton adalah untuk mengobservasi pelaksanaan permainan.

Hasil observasi kelompok penonton merupakan bahan diskusi setelah

permaian selesai.

e. Pelaksanaan sosiodrama. Setelah semua peran terisi, para pemain diberi

kesempatan untuk berembug beberapa menit untuk menyiapkan diri

bagaimana sosiodrama itu akan dimainkan. Setelah siap, dimulai permainan.

Masing-masing pemain memerankan perannya berdasarkan imajinasinya

tentang peran yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat memperagakan

konflik-konflik yang terjadi, mengekspresikan perasaan-perasaan, dan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

17

memperagakan sikap-sikap tertentu sesuai dengan peranan yang

dimainkannya. Dalam permainan ini diharap terjadi identifikasi yang sebesar-

besarnya antara pemain maupun penonton dengan peran-peran yang

dimainkannya.

f. Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi mengenai

pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan tanggapan-tanggapan

penonton. Diskusi diarahkan untuk membicarakan tanggapan mengenai

bagaimana para pemain membawakan perannya sesuai dengan ciri-ciri

masing-masing peran, cara memecahkan masalah, dan kesan-kesan pemain

dalam memainkan perannya. Balikan yang paling lengkap adalah melalui

rekaman video yang diambil pada waktu permainan berlangsung dan

kemudian diputar kembali.

g. Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah perlu

diadakan ulangan permaian atau tidak. Ulangan permainan dapat dilakukan

dengan berbagai cara.

2.2.4. Kelebihan Metode Sosiodrama

Kelebihan-kelebihan sosiodrama menurut Mutoharoh (2010) antara lain

sebagai berikut :

a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Di samping

merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan.

b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis

dan penuh antusias.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

18

c. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta

menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

d. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat

memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan

penghayatan siswa sendiri.

e. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa dan dapat

menumbuhkan/membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

2.3. Temuan yang Relevan

Berdasar hasil penelitian Nur Lia Wiji Lestari (2010) yaitu “Upaya

Peningkatan Budi Pekerti Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Tehnik

Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 25 Semarang Tahun 2009/2010.

Dari perhitungan uji t-tes diperoleh Zhitung = 17,783>Ztabel = 2,021. Hasil

tersebut menunjukan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan tehnik

sosiodrama dapat digunakan untuk meningkatkan budi pekerti siswa SMP Negeri

25 Semarang.

Berdasar hasil penelitian Dhita Pramaria Maulana (2012) yaitu “Upaya

Meningkatkan Perilaku Berbudi Pekerti Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran 2011/2012". Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku berbudi pekerti siswa sebelum

diberikan layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kriteria rendah dengan

prosentase rata-rata sebesar 57,02% dan setelah diberikan layanan bimbingan

kelompok termasuk dalam kriteria tinggi dengan prosentase rata-rata sebesar

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

19

69,32%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 12,3%. Melalui hasil uji Wilcoxon

diperoleh Zhitung = 3,409 > Ztabel = 1,96. Simpulan penelitian ini adalah

perilaku berbudi pekerti siswa kelas VIII E SMP N 1 Ungaran tahun ajaran

2011/2012 meningkat setelah diberikan layanan bimbingan kelompok.

Berdasar hasil penelitian Nurwidati Hanis (2010) yaitu “Pengembangan

Nilai Budi Pekerti Melalui Layanan Penguasaan Konten Bidang Sosial Dengan

Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII Bilingual SMP N 18 Semarang Tahun

2009/2010”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan jumlah

subjek sebanyak 23 siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum

mendapatkan perlakuan termasuk dalam kategori sedang dan rata-rata

presentasenya 65% dan sesudah mendapatkan perlakuan rata-rata presentasenya

menjadi 75% termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian terjadi

peningkatan sebesar 10%. Hasil uji Wilcoxson menunjukan bahwa diperoleh z-

hitung 3,982 > z-tabel 1,96 maka hasilnya signifikan antara sebelum dan sesudah

mendapatkan penguasaan konten dengan metode sosiodrama yang berarti nilai

budi pekerti dapat dikembangkan melalui layanan penguasaan konten dengan

teknik sosiodrama.

Berdasar hasil penelitian Heny Anggraini (2012) yaitu ”Peningkatan

Penyesuaian Diri dan Sikap Sosial Melalui Penerapan Bimbingan Kelompok

dengan Teknik Sosiodrama Pada Siswa Kelas VII A MTs Muhammadiyah Kudus

Tahun Pelajaran 2011/2012”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII

A MTs Muhammadiyah Kudus yang berjumlah 12 siswa yaitu 10 siswa yang

cukup dan 2 siswa yang kurang pada tingkat penyesuaian diri dan sikap sosialnya

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budi Pekerti 2.1.1.repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7384/2/T1_132009038_BAB II.pdf8 BAB II LANDASAN TEORI. 2.1. Budi Pekerti . 2.1.1. Pengertian Budi

20

dalam memahami diri dan orang lain, mematuhi norma-norma yang berlaku di

sekolah, pondok, dan masyarakat, etika pergaulan, berpikir realistis, mempunyai

pengarahan diri, empati, kerja sama, tanggung jawab, suka menolong dan berbuat

baik untuk kepentingan umum. Penelitian ini adalah PTK BK dengan pelaksanaan

penelitian sebanyak 2 siklus, siklus I sebanyak 6 kali pertemuan dan siklus II

sebanyak 4 kali pertemuan. Pra Bimbingan Kelompok, rata-rata poin siswa adalah

23,75 dengan persentasi 47,5%. Terjadi peningkatan 32 poin dengan 6,4% pada

siklus I. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 85 poin dengan

17%. Setelah pelaksanaan siklus II, tingkat keberhasilan rata-rata per indikator

sebesar 80,4%. Kesimpulan dijelaskan bahwa layanan bimbingan kelompok

dengan teknik sosiodrama dapat meningkatkan penyesuaian diri dan sikap sosial

siswa kelas VII A MTs Muhammadiyah Kudus.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dalam penelitian ini penulis mengajukan

hipotesis bahwa tehnik sosiodrama secara signifikan dapat meningkatkan budi

pekerti siswa kelas VIII G SMP Negeri 7 Salatiga.