bab ii landasan teori 2.1 deskripsi teoretik supervisi...

64
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi Kunjungan Kelas Supervisi pendidikan penting bagi dunia pendidikan, di mana supervisi pendidikan untuk memastikan efektivitas dan produktivitas program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Alasan yang mendasari akan arti pentingnya supervisi pendidikan yaitu adanya suatu perkembangan kurikulum, yang senantiasa menjadi indikator kemajuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan juga membutuhkan penyesuaian-penyesuaian secara terus-menerus. Guru-guru diharuskan mengembangkan kreativitas mereka agar kurikulum terlaksana dengan baik dan pengembangan personel, pegawai, atau karyawan adalah upaya yang tidak mengenal kata henti dalam organisasi (Asmani, 2013: 27-28). Hal ini dapat penulis artikan bahwa pentingnya supervisi pendidikan berdasarkan dua alasan tersebut sangat tepat, mengingat perkembangan pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan, mulai dari kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), KBK (Kurikulum berbasis Kompetensi, yang kemudian beralih menjadi KTSP (Kurikulum

Upload: dinhminh

Post on 01-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi Kunjungan Kelas

Supervisi pendidikan penting bagi dunia

pendidikan, di mana supervisi pendidikan untuk

memastikan efektivitas dan produktivitas

program pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Alasan yang mendasari akan arti pentingnya

supervisi pendidikan yaitu adanya suatu

perkembangan kurikulum, yang senantiasa

menjadi indikator kemajuan pendidikan.

Kurikulum yang digunakan juga membutuhkan

penyesuaian-penyesuaian secara terus-menerus.

Guru-guru diharuskan mengembangkan

kreativitas mereka agar kurikulum terlaksana

dengan baik dan pengembangan personel,

pegawai, atau karyawan adalah upaya yang

tidak mengenal kata henti dalam organisasi

(Asmani, 2013: 27-28). Hal ini dapat penulis

artikan bahwa pentingnya supervisi pendidikan

berdasarkan dua alasan tersebut sangat tepat,

mengingat perkembangan pendidikan di

Indonesia selalu mengalami perubahan, mulai

dari kurikulum CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif),

KBK (Kurikulum berbasis Kompetensi, yang

kemudian beralih menjadi KTSP (Kurikulum

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

14

Tingkat Satuan Pendidikan), dan saat ini akan

digunakan Kurikulum 2013. Perubahan

penggunaan kurikulum yang digunakan di

Indonesia ini menurut penulis sangatlah wajar

menginggat perkembangan pengetahuan dan

teknologi berjalan sangat dinamis dalam semua

aspek kehidupan. Perubahan ini sangat

membutuhkan kesiapan sumber daya manusia

pendidikan, khususnya guru sebagai aktor

utama dalam dunia pendidikan. Instructional

Supervision (Farley, 2010:2):

“the supervisor’s function in an

organization is to oversee an employee’s

performance in completing tasks required by the employer. Educational

leaders face the same dilemma as

leaders of any other organization; to improve the productivity of the teachers

they supervise.

Dari apa yang dikemukakan oleh Farley,

penulis dapat mengatakan bahwa fungsi

pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk

mengawasi kinerja guru dalam menyelesaikan

tugas yang dibutuhkan oleh atasannya selaku

kepala sekolah. Kepala sekolah mengalami

sebuah permasalahan dalam rangka

meningkatkan motivasi kerja guru di

sekolahnya. Pengawasan instruksional dari

kepala sekolah diharapkan mampu untuk

mempengaruhi perilaku seorang guru dalam

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

15

memfasilitasi keberhasilan pembelajaran murid

di kelas dalam rangka mencapai tujuan yang

telah di tetapkan oleh sekolah. Pengawasan

yang dilakukan oleh kepala sekolah bertujuan

untuk meningkatkan motivasi kerja guru dalam

bekerja sehingga proses kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik.

Pengawasan suatu organisasi pendidikan

membutuhkan pemimpin untuk mengawasi,

menilai, mengevaluasi kinerja guru untuk

memastikan sekolah telah memenuhi

tujuannya. Pengawasan adalah penghubung

antara kebutuhan guru dan tujuan organisasi

sehingga individu dapat meningkatkan dan

bekerja bersama menuju visi misi dan tujuan

sekolah. Penulis mengharapkan supervisi yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah bisa

digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja

guru.

Pengawasan atau supervisi merupakan

dua istilah yang merupakan terjemahan dari

salah satu fungsi manajemen, yaitu fungsi

”controlling”. Terdapat dua pandangan yang

berbeda terhadap makna kedua istilah ini. Di

satu sisi ada yang berpendapat bahwa kedua

istilah ini sama makna dan pendekatannya.

Sedangkan di sisi lain ada yang mengatakan

istilah pengawasan lebih bersifat otoriter atau

direktif, sedangkan istilah supervisi lebih

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

16

bersifat demokratis. Istilah-istilah yang biasa

digunakan di dalam lembaga pemerintah

termasuk Kementerian Pendidikan Nasional

adalah inspektorat, pengawas, penilik dan

supervisor. Di tingkat pusat fungsi pengawasan

dilaksanakan oleh Inspektur Jenderal, di tingkat

Provinsi dan di tingkat Kabupaten/Kota disebut

pengawas. Hanya saja dalam perkembangan

terakhir istilah yang banyak digunakan adalah

pengawasan. Sedangkan orang-orang yang

melakukan pengawasan disebut sebagai seorang

Pengawas atau Supervisor atau Penyelia

(Masaong,2013:1).

Penulis berpendapat bahwa pengawasan

dan supevisi memang merupakan salah satu

dari fungsi manajemen dalam satu organisasi

sekolah. Fungsi manajemen organisasi sekolah

yang dimaksud adalah fungsi controlling,

dimana kepala sekolah sebagai supervisor,

harus bisa mengontrol semua pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar. Pengawasan yang

dilakukan kepala sekolah bersifat fleksibel

sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Penulis berpendapat bahwa dalam

institusi pendidikan, pengawasan ditekankan

pada kegiatan akademik poses belajar mengajar

di kelas. Istilah pengawasan yang lebih tepat

digunakan di tingkat sekolah adalah supervisi.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

17

Penulis dapat mengartikan supervisi dalam

pengertian sederhana yaitu melihat, meninjau

atau melihat dari atas, yang dilakukan

oleh kepala sekolah terhadap perwujudan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Supervisi dapat diartikan sebagai layanan

yang bersifat membimbing, memfasilitasi,

memotivasi serta menilai guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan

profesinya secara efektif.

Ada beberapa pengertian tentang

supervisi, di antaranya yaitu:

1. Good Carter (Sahertian 2008:17)

supervisi adalah usaha dari

petugas-petugas sekolah dalam

memimpin guru-guru dan petugas-

petugas lainnya dalam memperbaiki

sistem pengajaran, termasuk

menstimulasi, merevisi tujuan-

tujuan pendidikan, bahan

pengajaran, metode, dan evaluasi

pengajaran.

2. Mc Nerney (Sahertian, 2008:17)

menyatakan bahwa definisi dari

supervisi adalah suatu prosedur,

memberi arah dan mengadakan

penilaian secara kritis terhadap

proses pengajaran.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

18

Semua definisi tentang supervisi di atas

bersifat umum, dan dalam perkembangannya

supervisi pendidikan kemudian difokuskan ke

dalam batasan yang lebih spesifik, yaitu pada

pelaksanaan dari supervisi pengajaran di kelas

(Maryono,2011:18). Definisi dari supervisi

pengajaran adalah segala sesuatu yang

dilakukan oleh personalia sekolah untuk

memelihara atau mengubah apa yang dilakukan

sekolah dengan cara yang dapat langsung

mempengaruhi proses belajar mengajar dalam

usaha meningkatkan proses belajar siswa.

Dalam kaitannya dengan supervisi yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah, Purwanto,

(2004:32), mengatakan supervisi adalah “suatu

aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu para guru dan pegawai sekolah

lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka

secara efektif”. Menurut Jones dalam Mulyasa

(2003:155), supervisi merupakan “bagian yang

tidak terpisahkan dari seluruh proses

administrasi pendidikan yang ditujukan

terutama untuk mengembangkan efektivitas

kinerja personalia sekolah yang berhubungan

dengan tugas-tugas utama pendidikan”.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

19

Penulis dapat mengatakan bahwa tugas

kepala sekolah sebagai supervisor berarti

bahwa kepala sekolah hendaknya pandai

meneliti, mencari, dan menentukan syarat-

syarat mana sajakah yang diperlukan bagi

kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan

pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin

dapat tercapai. Jadi supervisi kepala sekolah

merupakan upaya kepala sekolah dalam

pembinaan guru agar guru dapat

meningkatkan kualitas mengajarnya melalui

langkah-langkah perencanaan, penampilan

mengajar yang nyata serta mengadakan

perubahan dengan cara yang rasional dalam

usaha meningkatkan hasil belajar siswa.

Kegiatan pokok supervisi adalah

melakukan pembinaan kepada lembaga pada

umumnya dan kepada guru pada khususnya

agar kualitas pembelajarannya meningkat.

Sebagai dampak dari meningkatnya kualitas

pembelajaran, tentu dapat meningkat pula

prestasi belajar siswa, dan itu berarti akan

meningkat pula kualitas lulusan dari lembaga

tersebut. Jika perhatian supervisi sudah tertuju

pada keberhasilan siswa dalam memperoleh

ilmu pengetahuan dan ketrampilan maka berarti

kegiatan supervisi sudah sesuai dengan

tujuannya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

20

Supervisi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah supervisi akademik

kunjungan kelas, dimana salah satu tugas

kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di

sekolah. Kepala sekolah dalam rangka

melaksanakan supervisi akademik secara efektif

diperlukan konseptual, interpersonal, dan

teknikal (Glickman, at al:2007). Oleh sebab itu,

setiap kepala sekolah harus memiliki dan

menguasai konsep supervisi akademik yang

meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-

prinsip, dan dimensi-dimensi substansi

supervisi akademik.

Penulis dapat mengatakan bahwa

kompetensi supervisi akademik intinya adalah

membina guru dalam meningkatkan mutu

proses pembelajaran. Oleh sebab itu, sasaran

supervisi akademik adalah guru dalam proses

pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,

pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran,

penggunaan media dan teknologi informasi

dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil

pembelajaran serta penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan berbagai pengertian

supervisi penulis dapat mengatakan ada

beberapa aspek penting dari supervisi, yaitu:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

21

1. Bersifat bantuan dan pelayanan kepada

kepala sekolah, guru dan staf

2. Untuk pengembangan kualitas diri guru

3. Untuk pengembangan profesional guru

4. Untuk memotivasi guru

Tujuan utama supervisi pembelajaran

adalah:

1. membimbing dan memfasilitasi guru

dalam mengembangkan kompetensi

profesinya, 2. memberi motivasi guru agar

menjalankan tugasnya secara

efektif, 3. membantu guru mengelola kurikulum

dan pembela- jaran berbasis KTSP

secara efektif; 4. membantu guru membina peserta

didik agar potensinya berkembang

secara maksimal.(Masaong, 2013: 6-7).

Banun Muslim (2010:41) mengatakan

bahwa:

“tujuan supervisi berkaitan erat

dengan tujuan pendidikan di sekolah

sebab supervisi pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu

pihak sekolah (guru-guru) agar dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik sehingga tujuan (pembelajaran) yang

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

22

diharapkan bisa dicapai dengan

optimal”.

Penulis dapat mengatakan bahwa tujuan

supervisi adalah:

1. Membantu guru dalam mengembangkan

proses kegiatan belajar mengajar.

2. Membantu guru dalam menterjemahkan

dan mengembangkan kurikulum dalam

proses belajar mengajar.

3. Membantu sekolah (guru) dalam

mengembangkan staf.

Sahertian (2000:19) mengatakan bahwa

fungsi dari supervisi akademik adalah:

“sebagai sumber informasi bagi

pengembangan profesionalisme guru

dan memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar

guru di kelas yang pada gilirannya

untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja pada memperbaiki

kemampuan mengajar tetapi juga

mengembangkan potensi kualitas guru”.

Berdasarkan tujuan dan fungsi

supervisi tersebut di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa kepala sekolah

melaksanakan kegiatan supervisi karena ingin

mencapai tujuan tertentu. tujuan supervisi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

23

pada dasarnya berkaitan erat dengan tujuan

yang ingin di capai sekolah dalam rangka ingin

membantu guru-guru dalam melaksanakan

tugasnya dalam membimbing siswa pada saat

proses belajar mengajar sedang berlangsung di

kelas.

Untuk mewujudkan tujuan supervisi

ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan

oleh supervisor dalam rangka melaksanakan

kegiatan supervisinya. Prinsip-prinsip supervisi

menurut Brueker dan Burton (Banun Muslim,

2013: 45) adalah sebagai berikut:

1. supervision will respect personality

and individual differences between

personalities.

2. supervision will be based upon the

assumption that educational workers are capable of growth

3. supervision will provide full

opportunity for the cooperative

formulation of policies and plans, will welcome and utilize free

expression and contributions fom

all.

4. supervision will stimulate initiative,

self-reliance and individual

responsibility on the part of all

persons in the discharge of their duties.

5. supervision will work toward

cooperatively determined functional

groupings of the staff, with flexible regrouping as necessary, will invite

specialists when advisable.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

24

6. supervision will be creative and not

prescriptive.

7. supervision proceeds by means of

an onderly, cooperatively planned

and executed series of activities, and

8. supervision will be judge by the

results it secures.

Penulis berpendapat bahwa prinsip-prinsip

supervisi sebagai berikut:

1. Pengawasan akan menghormati kepribadian

dan perbedaan individu antara kepribadian.

2. Pengawasan akan didasarkan pada asumsi

bahwa pekerja pendidikan mampu

pertumbuhan

3. Pengawasan akan memberikan kesempatan

penuh bagi perumusan koperasi kebijakan

dan rencana, akan menyambut dan

memanfaatkan kebebasan berekspresi dan

kontribusi fom semua.

4. Pengawasan akan merangsang inisiatif,

kemandirian dan tanggung jawab individu

pada bagian dari semua orang di dalam

pelaksanaan tugas mereka.

5. Pengawasan akan bekerja ke arah

pengelompokan fungsional kooperatif

ditentukan dari staf, dengan fleksibel

regrouping yang diperlukan, akan

mengundang spesialis ketika dianjurkan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

25

6. Pengawasan akan menjadi kreatif dan tidak

preskriptif.

7. Hasil dari pengawasan melalui sebuah

pembelajaran yang direncanakan dan

dilaksanakan serangkaian kegiatan, dan

8. Pengawasan akan menjadi pembimbing guru

dalam proses pembelajaran.

Penulis dapat mengatakan bahwa kepala

sekolah sebagai supervisor perlu memahami

dengan jelas fungsi, tujuan dan prinsip-prinsip

supervisi yang akan dilaksanakan, karena

supervisi merupakan suatu kaidah pedoman

kepala sekolah dalam melaksanakan penilaian

terhadap kinerja guru yang di supervisi. Dalam

melaksanakan supervisi kepala sekolah

menggunakan pendekatan profesional yang

obyektif untuk menilai guru saat di supervisi.

Prinsip-prinsip dalam pelaksanaan supervisi ini

perlu untuk kepala sekolah ketahui, pahami

dan di jalankan oleh kepala sekolah sehingga

kepala sekolah mengetahui bantuan perbaikan

apa yang seharusnya diberikan kepada guru

dalam proses kegiatan belajar mengajar di

kelas.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

26

Ruang Lingkup Supervisi Akademik

Ruang lingkup supervisi akademik

menurut Prasojo (2011:13) meliputi:

1. pelaksanaan KTSP 2. persiapan, pelaksanaan, dan penilaian

pembelajaran oleh guru.

3. pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi,

dan peraturan pelaksanaannya.

4. peningkatan akan mutu pembelajaran

melalui pengembangan sebagai berikut:

a. model kegiatan pembelajaran yang

mengacu pada standar proses. b. peran serta peserta didik dalam

proses pembelajaran secara aktif,

kreatif, demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas,

dan dialogis.

c. peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir

serta kebebasan berpikir sehingga

dapat melaksanakan aktivitas

intelektual yang kreatif dan inovatif serta dapat berargumentasi dan

mempertanyakan, serta mengkaji,

menemukan, dan memprediksi. d. keterlibatan peserta didik secara

aktif dalam proses belajar yang

dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai

pemahaman konsep, tidak terbatas

pada materi yang diberikan oleh guru.

e. bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran

untuk setiap mata pelajaran yang

diampunya agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

27

meningkatkan rasa ingin tahunya.

mencapai keberhasilan belajarnya

secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan.

memahami akan adanya berbagai

macam perkembangan pengetahuan

dengan kemampuan mencari sumber informasi.

Dapat mengolah informasi menjadi

pengetahuan.

menggunakan pengetahuan untuk

menyelesaikan masalah.

mengkomunikasikan pengetahuan

pada pihak lain.

mengembangkan belajar mandiri dan

kelompok dengan proporsi yang

wajar.

Dalam ruang lingkup supervisi akademik

ini relevan dengan yang di jalankan oleh kepala

sekolah SD Negeri Srondol Kulon 01 di mana

kepala sekolah malaksanakan supervisi

kunjungan kelas dengan melihat kesiapan guru

dalam proses pembelajaran di kelas. Kepala

sekolah juga melihat cara guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran di kelas.

Selain itu supervisi kunjungan kelas yang

dilaksanakan oleh kepala sekolah juga melihat

dari pencapaian standar kompetensi lulusan,

standar proses, dan standar isi.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

28

Teknik Supervisi Akademik

Teknik supervisi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik supervisi

kunjungan kelas. Purwanto (2005:10)

mengatakan bahwa teknik kunjungan kelas

(classroom visitation) yaitu kunjungan sewaktu-

waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor

(kepala sekolah, penilik atau pengawas) untuk

melihat atau mengamati seorang guru yang

sedang mengajar di kelas. Tujuannya adalah

untuk mengobservasi bagaimana seorang guru

mengajar di kelas, apakah sudah memenuhi

syarat-syarat didaktis atau metodik yang

sesuai. Seorang pengawas atau kepala sekolah

datang ke dalam kelas di mana guru sedang

mengajar. Pengawas atau kepala sekolah

mengadakan pembinaan terhadap suasana

belajar mengajar di kelas. Tujuan kunjungan

kelas adalah dalam rangka menolong guru

dalam upaya untuk mememcahkan berbagai

masalah mengajar yang dihadapi oleh guru.

Dalam kunjungan kelas yang diutamakan

adalah mempelajari bagaimana kesulitan anak

dalam belajar, bagaimana masalah yang

dihadapi oleh guru dalam mengajar.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

29

Nyoman (2012:32-33) mengatakan bahwa

fungsi dari kunjungan kelas adalah:

“untuk meningkatkan cara mengajar

guru dan belajar murid atau untuk

mengenalkan model pembelajaran yang baru bagi guru. Kunjungan kelas juga

membantu guru dalam meneliti prinsip-

prinsip dalam pengelolaan pelaksanaan pembelajaran”.

Ada beberapa jenis kunjungan kelas

menurut Nyoman (2012: 35) yaitu:

1. kunjungan kelas dengan tanpa diberitahukan sebelumnya oleh

pengawas atau kepala sekolah

kepada guru. Kunjungan kelas ini dilakukan secara tiba-tiba datang

ke kelas sementara guru sedang

mengajar. 2. kunjungan kelas dengan cara yang

diberitahukan sebelumnya oleh

pengawas atau kepala sekolah kepada guru

3. kunjungan kelas atas dasar

permintaan atau undangan dari

guru. Seorang guru bisa juga mengundang pengawas atau kepala

sekolah mengunjungi kelasnya

untuk mengetahui suasana pembelajarannya.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

30

BAGAN 2.1

SIKLUS KEGIATAN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS

(Nyoman,2012:33)

Teknik kunjungan kelas menurut penulis

adalah sebuah teknik pembinaan guru oleh

kepala sekolah untuk mengamati proses

pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk

menolong guru dalam mengatasi masalah di

dalam kelas.

Direktorat Jenderal peningkatan mutu

pendidik dan tenaga kependidikan (2010:24-25)

mengatakan bahwa cara melaksanakan

kunjungan kelas adalah sebagai berikut:

2. Kunjungan

Kelas/Observasi

1. Percakapan sebelum

kunjungan kelas

3. Percakapan setelah

Kunjungan kelas.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

31

a. dengan pemberitahuan atau tanpa

adanya pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan

masalahnya,

b. atas permintaan sendiri dari guru bersangkutan,

c. sudah memiliki instrumen atau

catatan-catatan, dan

d. tujuan kunjungan harus jelas.

Selain itu ada empat tahapan pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas yaitu:

a. tahap persiapan. Pada tahap ini,

supervisor merencanakan waktu,

sasaran, dan tata cara dalam mengobservasi guru selama

kunjungan kelas.

b. tahap pengamatan pelaksanaan supervisi kunjungan kelas. Pada

tahap ini, supervisor mengamati

jalannya proses pembelajaran

berlangsung. c. tahap akhir kunjungan. Pada tahap

ini, supervisor bersama guru

mengadakan perjanjian untuk membicarakan akan hasil-hasil

observasi.

d. tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut dari kegiatan supervisi. Direktorat Jenderal peningkatan

mutu pendidik dan tenaga kependidikan (2010:24-25).

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

32

Sedangkan kriteria supervisi kunjungan kelas

ada enam yaitu:

a. memiliki tujuan-tujuan tertentu; b. mengungkapkan aspek-aspek yang

dapat memperbaiki kemampuan

guru; c. menggunakan instrumen atau

pertanyaan yang akan digunakan

dalam melaksanakan observasi

untuk mendapatkan data yang obyektif;

d. terjadi interaksi antara pembina

dan yang akan dibina sehingga menimbulkan adanya sikap saling

pengertian;

e. pelaksanaan kunjungan kelas tidak menganggu proses pembelajaran;

dan

f. pelaksanaannya harus diikuti dengan adanya program tindak

lanjut atas hasil supervisi

kunjungan kelas yang telah di

laksanakan. Direktorat Jenderal peningkatan mutu pendidik dan

tenaga kependidikan (2010:24-25).

Penulis dapat menyimpulkan bahwa

supervisi kunjungan kelas dilakukan kepala

sekolah dan pengawas sebagai supervisor

berkunjung ke kelas mengadakan peninjauan

suasana belajar untuk melihat atau mengamati

guru yang sedang mengajar serta mengamati

kelemahan atau kendala yang dihadapi guru

yang nantinya supervisor dapat menolong guru

dalam memecahkan kesulitan atau kendala

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

33

yang dihadapi guru di dalam melaksanakan

proses pembelajaran, yang fungsinya untuk

memajukan cara mengajar dan membantu

meningkatkan kemampuan guru yang lebih baik

lagi sehingga guru dapat menjadi seorang

tenaga pendidik yang profesional di dalam

pelaksanaan tugasnya. Dengan kata lain,

melalui teknik supervisi kunjungan kelas akan

diperoleh data yang objektif mengenai kesulitan-

kesulitan guru di dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Berdasarkan kesulitan itu, guru

akan dibantu mencari solusi dari permasalahan-

permasalahan yang dihadapi guru.

Kepala sekolah SD Negeri Srondol Kulon

01 melakukan teknik kunjungan kelas pada saat

melakukan kegiatan supervisi terhadap guru-

guru. Penerapan prinsip dan fungsi teknik

kunjungan kelas yang dilaksanakan kepala

sekolah mempunyai tujuan untuk memperoleh

data mengenai keadaan sebenarnya selama guru

terlibat dalam proses pembelajaran di dalam

kelas. Dengan adanya data yang objektif itulah,

kepala sekolah sebagai supervisor dapat

melakukan pembinaan terhadap guru melalui

diskusi atau percakapan pribadi tentang hasil

pengamatan supervisi dengan teknik

kunjungan kelas sehingga upaya perbaikan

dan peningkatan kualitas kemampuan dan

profesionalisme guru dalam pelaksanaan proses

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

34

pembelajaran dapat tercapai dengan baik

Lebih lanjut penulis menemukan fakta di

lapangan bahwa kepala sekolah di SD Negeri

Srondol Kulon 01 mempunyai tujuan utama

dengan di laksanakannya supervisi adalah

untuk memperbaiki pengajaran. Untuk dapat

mencapai tujuan tersebut secara efektif bukan

hanya menyangkut penggunaan metode atau

teknik supervisi tetapi menyangkut pada

motivasi kerja guru di SD Negeri Srondol Kulon

01. Glickman (dalam Banun Muslim, 2010:77-

80) mengemukakan ada tiga pendekatan yang

diterapkan supervisor di dalam melakukan

supervisi, yakni pendekatan direktif, pendekatan

kolaboratif dan pendekatan non direktif.

Pertama, orientasi direktif diterapkan

manakala supervisor menemukan guru yang

dalam mengembangkan dirinya sendiri sangat

rendah, sehingga Pembina harus banyak

memberikan petunjuk dengan contoh- contoh

kongkrit disertai tugas-tugas. Kedua, orientasi

nondirektif digunakan apabila tanggung jawab

guru dalam mengembangkan dan membina

dirinya sendiri tinggi.Ketiga, orientasi kolaboratif

digunakan apabila tanggung jawab antara guru

dengan supervisor seimbang. Pembina bersama-

sama saling memberi dan saling meminta

melalui diskusi, sehingga diperoleh kesepakatan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

35

Olivia (1984:16) dalam Roemintoyo

(2012:2) membagi orientasi supervisi menjadi

dua, yaitu:

(1) orientasi langsung, dan (2) tidak

langsung. Orientasi langsung dapat

didasarkan pada asumsi bahwa pengawasan dilakukan atas dasar

kewenangan seseorang yang memiliki

posisi dalam hierarki organisasi.

Sedangkan orientasi tidak langsung didasarkan pada asumsi bahwa

pengawasan yang dilakukan terhadap

situasi tergantung pada tuntutan pada masalah.

Penulis dapat mengartikan supervisi

kunjungan kelas sebagai suatu aktivitas kepala

sekolah dalam rangka melihat kegiatan guru

dalam proses belajar mengajar di kelas. Tujuan

dari supervisi kunjungan kelas menurut penulis

untuk memperoleh data secara obyektif selama

proses belajar mengajar yang dilakukan guru.

Data yang diperoleh kepala sekolah selaku

supervisor sangat berharga untuk mengetahui

kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru selama

proses pembelajaran. Fungsi supervisi kunjungan

kelas menurut penulis sebagai media untuk

mendorong guru dalam meningkatkan motivasi

kerja. Kunjungan kelas bisa dilakukan dengan

dua cara yaitu kunjungan kelas langsung dan

kunjungan kelas tidak langsung. Kunjungan kelas

langsung dapat diartikan sebagai kunjungan dari

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

36

kepala sekolah tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu kepada guru yang akan di supervisi.

Kepala sekolah akan memperoleh data obyektif

dari guru yang di supervisi, namun guru

cenderung kurang adanya persiapan saat di

supervisi sehingga hasil pelaksanaan supervisi

kurang maksimal. Kunjungan kelas secara tidak

langsung berarti bahwa kepala sekolah memberi

tahukan terlebih dahulu kepada guru tentang

jadwal pelaksanaan supervisi kunjungan kelas.

Dengan diberi tahu terlebih dahulu guru akan

lebih siap saat di supervisi

Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Kepala sekolah sebagai supervisor harus

diwujudkan dalam kemampuan penyusun dan

melaksanakan program supervisi pendidikan

serta memanfaatkan hasilnya. Kemampuan

kepala sekolah menyusun program supervisi

pendidikan harus diwujudkan dalam bentuk

penyusunan program supervisi kunjungan

kelas, pengembangan program supervisi untuk

kegiatan ekstra kurikuler, pengembangan pada

program pelaksanaan supervisi perpustakaan,

laboratorium,dan ujian. Sedangkan kemampuan

memanfaatkan hasil supervisi pendidikan harus

diwujudkan dalam pemanfaatan hasil supervisi

digunakan untuk meningkatkan kinerja tenaga

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

37

kependidikan, dan pemanfaatan hasil supervisi

yang telah dilaksanakan oleh kepala sekolah

untuk mengembangkan potensi yang ada di

sekolah.(majalah Pendidikan, 2011) yang di

akses pada tanggal 11 Januari 2014.

Kepala sekolah dalam kedudukannya

sebagai supervisor berkewajiban membina para

guru agar menjadi pendidik dan pengajar yang

baik. Bagi guru yang sudah baik agar dapat

dipertahankan kualitasnya dan bagi guru yang

belum baik dapat dikembangkan menjadi lebih

baik. Sementara itu, semua guru yang baik dan

sudah berkompeten maupun yang masih lemah

harus diupayakan agar tidak ketinggalan jaman

dalam proses pembelajaran maupun materi

yang menjadi bahan ajar. Agar pelaksanaan

tugas-tugas itu dapat dikerjakan dengan baik,

maka kepala sekolah dituntut mempunyai

berbagai cara dan teknik supervisi terutama

yang berhubunganya dengan pelaksanaan

tugas-tugas guru dan karyawan, dan

pertumbuhan jabatan. Karena kepala sekolah

sebagai pemimpin utama dan penggerak dalam

pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.

Majalah Pendidikan, 2011 yang diakses pada

tanggal 11 januari 2014.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

38

Penulis dapat menyimpulkan bahwa

Kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas

sebagai supervisor, hendaknya dilaksanakan

dengan demokratis ia menghargai pendapat

guru, dan memberikan kesempatan untuk

melahirkan gagasan dan pendapat. Keputusan

yang di ambil dengan jalan musyawarah, karena

tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan

bersama.

Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas

sebagai rangkaian kegiatan untuk memberikan

bantuan dan bimbingan kepada guru agar dapat

meningkatkan motivasi kerja dalam melakukan

perbaikan-perbaikan yang diperlukan dalam

proses kegiatan belajar mengajar.

Prosedur pada pelaksanaan supervisi

kunjungan kelas ini dimaksudkan untuk

memberikan bantuan dan bimbingan kepada

guru agar guru-guru termotivasi untuk

melakukan perbaikan-perbaikan dalam kegiatan

belajar mengajar.

Prasojo (2011:82) mengatakan bahwa

supervisi akademik yang dilakukan kepala

sekolah sebagai berikut:

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

39

1. memahami konsep, prinsip, teori dasar, serta karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap

bidang pengembangan mata

pelajaran di sekolah. 2. memahami akan adanya sebuah

konsep, prinsip, teori, teknologi, karakteristik, serta akan adanya

kecenderungan perkembangan

proses pembelajaran atau bimbingan pada tiap-tiap bidang

pengembangan mata pelajaran di

sekolah. 3. Membimbing setiap guru dalam

setiap menyusun silabus dan tiap bidang pengembangan pelajaran

yang ada di sekolah berlandaskan

standar isi, standar proses dan kompetensi dan kompetensi dasar,

dan prinsip-prinsip pengembangan

KTSP. 4. membimbing setiap guru dalam

memilih dan menggunakan

strategi/metode/teknik

pembelajaran/ bimbingan yang

dapat mengembangkan berbagai potensi peserta didik melalui

bidang pengembangan mata

pelajaran di sekolah. 5. Membimbing setiap guru dalam

menyusun RPP untuk tiap bidang

pengembangan mata pelajaran di

sekolah. 6. membimbing guru-guru pada saat

melaksanakan proses kegiatan pembelajaran bimbingan di kelas,

laboratorium dan di lapangan

untuk mengembangkan potensi peserta didik pada tiap bidang

pengembangan mata pelajaran di

sekolah.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

40

7. membimbing setiap guru dalam

mengelola, dan merawat, serta

mengembangkan penggunaan

media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan pada tiap

bidang pengembangan mata

pelajaran di sekolah. 8. memotivasi semangat guru-guru

dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran atau

bimbingan pada setiap bidang

pengembangan mata pelajaran di sekolah.

Dalam melaksanakan supervisi, kepala

sekolah perlu memahami empat prototype guru.

Menurut Mustofa (2013:67) ada empat

prototype guru yaitu:

1. pada sisi I, daya abstrak tinggi dan komitmen tinggi. Prototype guru seperti ini dinyatakan sebagai guru

profesional. 2. pada sisi II, daya abstrak tinggi,

tetapi komitmen rendah. Prototype

guru seperti ini dinyatakan sebagai guru yang suka mengkritik.

3. pada sisi III, daya abstrak rendah, tetapi komitmen tinggi. Prototype

guru seperti ini dinyatakan sebagai

guru yang terlalu sibuk. 4. pada sisi IV, daya abstrak rendah

dan komitmennya juga rendah.

Prototype guru seperti ini

dinyatakan sebagai guru yang tidak bermutu.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

41

Berbagai macam prototype guru yang

berbeda-beda akan menjadi dasar nyata yang

akan dibuat oleh penulis dalam membuat

panduan pelaksanaan supervisi kunjungan

kelas untuk meningkatkan motivasi kerja guru.

2.2 Motivasi Kerja Guru

Pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana proses

kegiatan belajar mengajar agar dapat dilakukan

secara aktif. Fungsi dari pendidikan harus

benar-benar diperhatikan dalam rangka

mencapai tujuan nasional. Mangkunegara

(2005:61) menyatakan: “motivasi terbentuk dari

sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi

situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi

merupakan kondisi atau energi yang

menggerakkan diri karyawan yang terarah atau

tertuju untuk mencapai tujuan organisasi

perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro

dan positif terhadap situasi kerja itulah yang

memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai

kinerja maksimal”. Berdasarkan pengertian di

atas, maka motivasi merupakan respon pegawai

terhadap sejumlah pernyataan mengenai

keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri

pegawai agar tumbuh dorongan untuk bekerja

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

42

dan tujuan yang dikehendaki oleh pegawai

tercapai.

Motivasi kerja guru sangat penting.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab I

pasal 1 ayat 1 mengemukakan yang dimaksud

dengan Guru adalah:

“pendidik profesional dengan tugas

utama untuk mendidik, dan mengajar, serta membimbing, dan mengarahkan,

melatih, menilai, serta mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

Pada Bab III Pasal 7 ayat (1) Profesi guru

dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan

khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip

sebagai berikut:

1. memiliki bakat, minat, panggilan

jiwa, dan idealisme, 2. memiliki komitmen dalam rangka

untuk meningkatkan mutu kualitas

pendidikan, keimanan, ketakwaan,

dan akhlak mulia, 3. memiliki kualifikasi akademik dan

latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas, 4. memiliki kompetensi-kompetensi

dasar yang diperlukan sesuai dengan

bidang tugas,

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

43

5. memiliki rasa tanggung jawab atas

pelaksanaan tugas keprofesionalan, 6. memperoleh penghasilan yang

ditentukan sesuai dengan prestasi

kerja, 7. memiliki kesempatan untuk dapat

mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar

sepanjang hayat,

8. memiliki jaminan akan adanya

perlindungan hukum dalam setiap melaksanakan tugas dan tanggung

jawab keprofesionalan, 9. memiliki organisasi profesi yang

mempunyai rasa tanggung jawab

kewenangan dalam mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas

keprofesionalan guru.

Motivasi ialah keinginan untuk berbuat

sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan

(need), keinginan (wish), dorongan (desire) atau

impuls, motivasi merupakan keinginan yang

terdapat pada seseorang individu yang

merangsangnya untuk melakukan tindakan-

tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau

alasan seseorang berperilaku. Motivasi kerja

dapat di artikan sebagai keinginan atau

kebutuhan untuk melatar belakangi seseorang

sehingga terdorong untuk bekerja (Husaini

Usman, 2006: 250).

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

44

Motivasi menurut Rizondra (2013:2)

adalah:

“keinginan untuk dapat melakukan

kesediaan dalam mengeluarkan tingkat

upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan pada

kemampuan individu dalam upayanya

untuk memenuhi suatu kebutuhan secara individual.

Mangkunegara (2005:101) mengatakan

terdapat 2 (dua) teknik memotivasi kerja guru

yaitu:

1. teknik pemenuhan kebutuhan guru

artinya bahwa adanya pemenuhan kebutuhan guru merupakan suatu

fundamen yang mendasari perolaku

kerja. 2. teknik komunikasi persuasif, adalah

merupakan salah satu teknik

dalam rangka memotivasi kerja guru yang dilakukan dengan cara

untuk mempengaruhi guru secara

ekstra logis. Teknik komunikasi

persuasif ini dirumuskan dengan istilah “AIDDAS” yaitu Attention

(perhatian), Interest (minat), Desire

(hasrat), Decision (keputusan), Action (aksi atau tindakan), dan

Satisfaction (kepuasan).

Dari beberapa pengertian tentang

motivasi yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja seorang guru

dalam melaksanakan tugasnya adalah sebuah

daya dorong yang dapat berpengaruh dalam

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

45

membangkitkan, mengarahkan dan memelihara

perilaku seseorang guru untuk melakukan

tugasnya sebagai pendidik dan pengajar dengan

segala kemampuan dan keahliannya guna

mewujudkan tujuan pendidikan yang telah

ditentukan.

Edward Murray (Mangkunegara,

2005,68-67) berpendapat bahwa karakteristik

orang yang mempunyai motivasi berprestasi

tinggi adalah sebagai berikut:

1. melakukan sesuatu dengan sebaik-

baiknya, 2. melakukan segala sesuatu dengan

mencapai kesuksesan, 3. menyelesaikan tugas-tugas yang

memerlukan akan adanya usaha dan keterampilan,

4. berkeinginan menjadi orang terkenal

dan menguasai bidang tertentu, 5. melakukan hal yang sukar dengan

hasil yang memuaskan, 6. mengerjakan sesuatu yang sangat

berarti, dan 7. melakukan sesuatu yang lebih baik

dari orang lain.

Dasar utama pelaksanaan motivasi oleh

seseorang pimpinan adalah pengetahuan dan

perhatian terhadap perilaku manusia yang

dipimpinnya sebagai suatu faktor penentu

keberhasilan organisasi yang memandang

manusia sebagai faktor penentu keberhasilan

dalam pelaksanaan pekerjaannya. Seorang

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

46

pemimpin yang berhasil dalam melaksanakan

fungsi motivasi adalah pemimpin yang

mempunyai kemampuan untuk merealisasikan

adanya sinkronisasi antara tujuan pribadi para

anggota organisasi dengan tujuan pribadi para

anggota organisasi dengan tujuan organisasi itu

sendiri

Marle J. Moskowist dalam Hasibuan

(2000:143-144):

“motifation is usually refined the initiation and direction of behavior, and direction of behavior, and the study of motivation is in effect the study od course of behafior. (motivasi secara umum di definisikan sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya pelajaran

tentang tingkah laku)”.

Selanjutnya penulis dapat mengatakan

bahwa motivasi adalah pemberian daya

penggerak yang menciptakan kegairahan kerja

seseorang agar mereka mau bekerja sama,

bekerja efektif dan terintegerasi dengan segala

daya upayanya untuk mencapai kekuasaan.

Teori motivasi banyak dikemukakan oleh

para ahli. Untuk memahami tentang motivasi,

dalam penelitian ini yang akan penulis teliti

adalah teori motivasi dari Mc.Clelland. penulis

ingin meneliti tentang motivasi kerja guru

berdasarkan teori motivasi yang dikemukakan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

47

oleh Mc,Clelland. McClelland dikenal tentang

teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau

Need for Acievement (N.Ach) yang menyatakan

bahwa motivasi berbeda-beda, sesuai dengan

kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi.

Menurut McClelland karakteristik orang yang

berprestasi tinggi (high achievers) memiliki tiga

ciri umum yaitu:

1. adanya sebuah preferensi untuk

mengerjakan tugas-tugas dengan

derajat kesulitan moderat;

2. menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena upaya-

upaya mereka sendiri, dan bukan

karena faktor-faktor lain, seperti kemujuran misalnya; dan

3. menginginkan umpan balik tentang

keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang

berprestasi rendah.

Berdasarkan pengertian dari Mc Clelland

tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa

motivasi sebagai energi untuk membangkitkan

dorongan dari dalam diri guru yang sangat

berpengaruh dalam upaya membangkitkan,

mengarahkan dan memelihara perilaku yang

berkaitan dengan lingkungan kerja, jadi

motivasi kerja guru dalam penelitian ini

menurut penulis adalah dorongan dari dalam

diri guru untuk memenuhi kebutuhan yang

berorientasi kepada tujuan individu dalam

mencapai rasa puas, kemudian di

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

48

implemenasikan dalam pelaksanaan kegiatan

pembelajaran, sehingga guru akan memberikan

pelayanan yang baik pada siswa. Penulis

berpendapat bahwa dalam teori motivasi ini

guru mempunyai cadangan energi potensial

untuk meningkatkan kinerjanya. Bagaimana

energi dilepaskan dan digunakan tergantung

pada kekuatan dorongan motivasi seorang dan

situasi serta peluang yang tersedia. Seperti yang

dikemukakan oleh Hasibuan (2000:149-167)

bahwa Energi akan dimanfaatkan oleh guru

karena didorong oleh motif, harapan dan

insentif.

2.2.1 Teori Motivasi Mc Clelland

Mc Clelland secara terperinci pada Teori

Motivasi Berprestasinya yang dikutip Basuki

(2007:14) mengatakan bahwa:

“motivasi berprestasi bermakna suatu

dorongan dalam diri seseorang untuk

melakukan suatu aktivitas dengan

sebaik-baiknya agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji”.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

49

Sementara itu Prantiya (2008:25)

mengatakan bahwa:

“motivasi berprestasi merupakan suatu

usaha yang mendorong seseorang

untuk bersaing dengan standar

keunggulan. Standar keunggulan ini

dapat berupa kesempurnaan tugas,

dapat diri sendiri atau prestasi orang

lain”.

Berdasarkan teori dan pendapat tentang

motivasi berprestasi maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi di

sekolah adalah dorongan pada diri seseorang

baik itu dari dalam ataupun dari luar untuk

melakukan aktivitas berupa belajar dan

aktivitas lainnya dengan semaksimal mungkin

dan bersaing berdasarkan standar keunggulan

agar mencapai prestasi dengan predikat terpuji

atau predikat unggul.

Menurut McClelland dan Atkinson

(dalam Dahlani, 2005:30) bahwa ”Achiement

motivation should be characterzed by high hopes

of success rather than by fear of failure” artinya

motivasi berprestasi merupakan ciri seorang

yang mempunyai harapan tinggi untuk

mencapai keberhasilan dari pada ketakutan

kegagalan. Selanjutnya dinyatakan Mc.Clelland

(dalam Dahlani, 2005) bahwa ”motivasi

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

50

berprestasi merupakan suatu kecenderungan

seseorang dalam mengarahkan dan

mempertahankan tingkah laku untuk mencapai

suatu standar prestasi”. Pencapaian standar

prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai

kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang

menginginkan prestasi yang baik akan menilai

apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Ahli lain yakni Gellerman (dalam Dahlani, 2005)

menyatakan bahwa orang yang mempunyai

motivasi berprestasi tinggi akan sangat senang

kalau ia berhasil memenangkan suatu

persaingan. Ia berani menanggung segala resiko

sebagai konsekuensi dari usahanya untuk

mencapai tujuan.

Motivasi berprestasi menurut Tapiardi

(dalam Dahlani, 2005) adalah sebagai suatu

cara berfikir tertentu apabila terjadi pada diri

seseorang cenderung membuat orang itu

bertingkah laku secara giat untuk meraih suatu

hasil atau prestasi. Dari pendapat di atas dapat

di pahami bahwa dengan adanya motivasi

berprestasi dalam diri individu akan

menumbuhkan jiwa kompetisi yang sehat, akan

menumbuhkan individu-individu yang

bertanggung jawab dan dengan motivasi

berprestasi yang tinggi juga akan membentuk

individu menjadi pribadi yang kreatif.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

51

Ada empat hal menurut Mc Clelland

(Dahlani, 2005) yang membedakan tingkat

motivasi berprestasi tinggi dari seseorang

dengan orang lain, yaitu:

a. tanggung jawab Individu yang memiliki motivasi yang

tinggi akan merasa dirinya bertanggung

jawab atas tugas yang diberikan. Ia

akan menyelesaikan setiap tugas yang dikerjakannya dan tidak akan

meninggalkan tugas itu sebelum

selesai. b. mempertimbangkan resiko

Individu dengan motivasi tinggi akan

memilih tugas dengan derajat kesukaran yang yang sedang, yang

menantang kemampuannya, namun

masih memungkinkannya untuk berhasil menyelesaikan dengan baik.

c. memperhatikan umpan balik

Individu dengan motivasi berprestasi

tinggi menyukai pemberian umpan balik atas hasil kerjanya.

d. kreatif-Inovatif

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung bertindak kreatif,

dengan mencari cara baru untuk

menyelesaikan tugas seefisien dan seefektif mungkin.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

52

Karakteristik Motivasi Berprestasi

Mc Clelland dalam Hasibuan (2000:100)

mengungkapkan karakteristik orang yang

memiliki motivasi berprestasi tinggi berupa:

a. memilih untuk mengindari tujuan

prestasi yang mudah dan sulit.

Mereka sebenarnya memilih tujuan

yang moderat yang mereka pikir

akan mampu mereka raih.

b. memilih umpan balik lansung dan

yang dapat diandalkan mengenai

bagaimana mereka berprestasi.

c. Menyukai akan adanya tanggung

jawab pemecahan masalah.

Indikator-indikator motivasi kerja yang

dikembangkan oleh David Mc.Clelland’s dalam

Hasibuan (2000:149-167) sebagai berikut:

1. Motif: (1) upah yang adil; (2) kesempatan untuk maju atau

promosi; (3) pengakuan sebagai individu; (4) keamanan bekerja; (5)

tempat kerja yang nyaman; (6)

penerimaan oleh kelompok; (7)

perlakuan yang wajar; (8) pengakuan atas prestasi.

2. Harapan: (1) kondisi kerja yang baik; (2) perasaan ikut terlibat; (3)

pendisiplinan yang bijaksana; (4)

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

53

penghargaan penuh atas

penyelesaian pekerjaan; (5) loyalitas pimpinan terhadap guru; (6)

pemahaman yang simpatik atas

persoalan-persoalan pribadi. 3. Insentif: (1) intrinsik berupa

penyelesaian tugas dan akan adanya prestasi/pencapaian; (2) ekstrisnsik

berupa finasial (gaji dan upah,

tunjangan), antar pribadi dan promosi.

Dari penjabaran di atas penulis dapat

mengulas bahwa David C. McClelland Teori

Motivasi Kebutuhan tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut:

1. Kebutuhan prestasi (Nach): Dorongan untuk

unggul, untuk mencapai sehubungan

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

54

dengan seperangkat standar, untuk

berusaha untuk berhasil.

2. Kebutuhan daya (nPow): Kebutuhan untuk

membuat orang lain berperilaku dengan cara

yang mereka tidak akan berperilaku

sebaliknya.

3. Kebutuhan afiliasi (nAfl): Keinginan untuk

hubungan interpersonal yang ramah dan

dekat.

Ulil Ismawati Farikhah (2013:13)

mengatakan bahwa Mc. Clelland (dalam Sule,

dkk, 2004:244) menyebutkan bahwa terdapat

indikasi adanya korelasi yang erat antara

kebutuhan berprestasi dengan pencapaian

kinerja. Artinya, sekolah yang memiliki guru

yang motivasi berprestasi tinggi maka akan

memiliki kinerja yang tinggi. Adapun sekolah

yang memiliki guru yang bermotivasi rendah

akan cenderung memiliki kinerja yang rendah

pula. Untuk mencapai motivasi berprestasi

tinggi, penulis memperoleh informasi dari

kepala sekolah bahwa untuk memperoleh

motivasi berprestasi tinggi maka guru akan di

ikut sertakan dalam kegiatan pengembangan

profesi, PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi

Guru), maupun workshop atau pelatihan yang

dapat menambah wawasan dan keterampilan

guru dalam menjalankan tugasnya. Guru yang

mengikuti PLPG akan dapat mengajar dengan

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

55

lebih baik sesuai dengan kebutuhan siswa

dan perkembangan zaman. Kepala sekolah

juga memberikan informasi bahwa wawasan

guru tentang pendidikan juga akan bertambah

sehingga guru dapat bersikap profesional

ketika mengajar, yaitu mengabdikan diri

sepenuhnya pada profesi keguruan dengan

sepenuh hati, mengupayakan yang terbaik

untuk siswa, dan bertanggung jawab atas

tugas yang diberikan.

Peran Kepala Sekolah sebagai Motivator

Kepala sekolah sebagai motivator harus

memiliki strategi yang tepat untuk memberikan

motivasi kepada para tenaga kependidikan

dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.

Motivasi ini dapat tumbuh melalui pengaturan

lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,

disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif

dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui

pengembangan pusat sumber belajar. Penulis

berpendapat bahwa kepala sekolah dalam

menjalankan tugasnya sebagai motivator

diharapkan bisa memberikan motivasi kerja

guru melalui strategi-strategi dalam penciptaan

motivasi kerja guru. Motivasi kerja guru dapat

ditumbuhkan melalui beberapa strategi

diantaranya yaitu penciptaan suasana

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

56

lingkungan kerja yang kondusif, pengaturan

ruang kerja yang nyaman, penerapan disiplin

mengajar, serta adanya pemberian perhatian

dan penghargaan bagi guru, pemberian gaji dan

tunjangan.

2.3 Supervisi Kunjungan Kelas untuk

Meningkatkan Motivasi Kerja Guru

Ni Nengah Widayani (2011:12)

mengatakan bahwa kemampuan dan

profesionalisme guru sangat penting untuk

ditingkatkan mengingat kedua hal tersebut

apabila belum mencukupi akan mempengaruhi

proses pembelajaran. Guru yang tidak

profesional sama saja dengan guru yang masih

konvensional dan mereka akan mengajar sesuai

kemauannya sendiri, tidak sesuai dengan aturan

yang ditentukan seperti Permen No. 41 tahun

2007 tentang Standar Proses. Tuntutan-

tuntutan yang ada pada peraturan-peraturan

yang dikeluarkan Pemerintah, baik Permen No.

41, Permen No. 16, Permen No. 19, Permen No.

20, Permen No. 22,23, 24 yang berhubungan

erat dengan kemampuan dan profesionalisme

guru mengupayakan adanya peningkatan

kemampuan bagi kinerja guru-guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

57

Dalam perspektif kebijakan pendidikan

nasional (Departemen Pendidikan Nasional,

2006), terdapat tujuh peran utama kepala

sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik);

(2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor

(penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta

iklim kerja; dan (7) wirausahawan.

Supervisi pendidikan yang baik,

diharapkan mampu untuk memberikan

kontribusi bagi terwujudnya guru yang

berintelektual dan berprestasi kerja tinggi.

Selain itu juga dengan supervisi memungkinkan

guru untuk mendapatkan umpan balik secara

cepat dalam memperbaiki aktivitas-aktivitasnya,

memotivasi guru untuk meningkatkan

pekerjaannya sehari-hari. Supervisi juga

dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja guru dalam memperbaiki

pelaksanaan proses belajar-mengajar. Oleh

karena itu kepala sekolah sebagai supervisor

diharapkan mampu untuk memberikan

supervisi agar guru menjadi lebih termotivasi

dan lebih profesional dalam bekerja dan kepala

sekolah juga diharapkan agar trampil untuk

menentukan dan meneliti kegiatan-kegiatan apa

saja yang diperlukan untuk kemajuan

sekolahnya, sehingga tujuan pendidikan dapat

tercapai. (Tatorifasah, 2012:1)

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

58

Supervisi kunjungan kelas adalah salah

satu bentuk supervisi yang bisa dilakukan

seorang pengawas sekolah dalam upaya untuk

dapat meningkatkan kemampuan dan

profesionalisme guru. Dalam upaya pencapaian

target yang direncanakan, para pengawas

sekolah perlu merencanakan pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas dengan baik

diikuti oleh teknik-teknik operasional agar

segala bentuk tindakannya bisa berlangsung

dengan efektif dan efisien. Salah satu teknik

yang bisa dilakukan dalam supervisi kunjungan

kelas adalah teknik tanya jawab awal. Yang

dimaksud dengan tanya jawab awal adalah

peneliti menemui guru sebelum mereka

melaksanakan pembelajaran di kelas. Pada saat

itu guru diajak bertanya jawab terlebih dahulu

agar mereka betul-betul paham bagaimana

semestinya melaksanakan pembelajaran di

kelas. Sahertian dan Mataheru (2000:20)

menyatakan ada beberapa teknik supervisi yang

bersifat individual seperti kunjungan kelas,

observasi kelas, percakapan individu. Purwanto

(2005:30), menyatakan bahwa:

“teknik kunjungan kelas (classroom visitation) yaitu kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang

supervisor (kepala sekolah, penilik atau

pengawas) untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

59

mengajar. Tujuannya adalah untuk

mengobservasi bagaimana dan sejauh mana guru mengajar apakah sudah

memenuhi syarat-syarat didaktis atau

metodik yang sesuai”.

Infodiknas (2011:5) mengatakan bahwa

kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru

oleh kepala sekolah, pengawas, dan pembina

lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan

proses belajar mengajar, sehingga memperoleh

data yang diperlukan dalam rangka pembinaan

guru. Tujuan dari kunjungan kelas ini menurut

penulis adalah untuk menolong guru dalam

mengatasi kesulitan atau masalah guru di

dalam kelas. Melalui kunjungan kelas,

pengawas akan membantu permasalahan yang

dialaminya.kunjungan kelas dapat dilakukan

dengan pemberitahuan terlebih dahulu atau

tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa

juga atas dasar undangan dari guru itu sendiri.

Dalam Infodiknas (2011:6) melaksanakan

kunjungan kelas, terdapat empat tahap, yaitu:

1. tahap persiapan, Pada tahap ini, pengawas merencanakan waktu,

sasaran, dan cara dalam

mengobservasi setiap guru selama kunjungan kelas.

2. tahap pengamatan, yaitu upaya

dari pengawas dalam melakukan

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

60

pengamatan jalannya proses

pembelajaran yang berlangsung. 3. tahap akhir kunjungan, pada tahap

akhir ini pengawas bersama guru

mengadakan perjanjian untuk membicarakan akan hasil-hasil

observasi, setelah itu dilakukan

tindak lanjut.

Infodiknas (2011:7) mengatakan bahwa

ada beberapa kriteria kunjungan kelas yang

baik, yaitu:

1. memiliki tujuan-tujuan tertentu.

2. mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kemampuan

guru.

3. menggunakan instrument observasi

tertentu untuk mendapatkan daya yang obyektif.

4. terjadi interaksi antara Pembina

dan yang dibina sehingga menimbulkan akan adanya sikap

saling pengertian.

5. Pelaksanaan supervisi kunjungan kelas tidak menganggu proses

belajar mengajar.

6. pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa

supervisi kunjungan kelas dilakukan kepala

sekolah dan pengawas sebagai supervisor

berkunjung ke kelas mengadakan peninjauan

suasana belajar untuk melihat atau mengamati

guru yang sedang mengajar serta mengamati

kelemahan atau kendala yang dihadapi guru

yang nantinya supervisor dapat menolong guru

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

61

dalam memecahkan kesulitan atau kendala

yang dihadapi guru di dalam melaksanakan

proses pembelajaran, yang fungsinya untuk

memajukan cara mengajar dan membantu

meningkatkan kemampuan profesionalisme

guru di dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan

kata lain, melalui teknik supervisi kunjungan

kelas akan diperoleh data yang objektif

mengenai kesulitan guru di dalam

melaksanakan proses kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan kesulitan itu, guru akan dibantu

mencari solusi dari permasalahan-

permasalahan yang dihadapi guru.

Hasil pengamatan penulis, teknik

kunjungan kelas ini sering dilakukan oleh

kepala sekolah sebagai supervisor pada saat

melakukan kegiatan supervisi terhadap guru-

guru. Penerapan prinsip dan fungsi teknik

kunjungan kelas tidaklah merupakan hal yang

sulit untuk dilakukan oleh pengawas karena

tujuannya untuk memperoleh data mengenai

keadaan sebenarnya selama guru terlibat dalam

proses pembelajaran di dalam kelas. Dengan

adanya data yang objektif itulah, pengawas

sebagai supervisor dapat melakukan pembinaan

terhadap guru melalui diskusi atau percakapan

pribadi tentang hasil pengamatan super- visi

dengan teknik kunjungan kelas sehingga

upaya perbaikan dan peningkatan kualitas

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

62

kemampuan dan profesionalisme guru dalam

proses pembelajaran dapattercapai dengan baik.

David McClelland menjelaskan tentang

keinginan seseorang untuk mencapai kinerja

yang tinggi. Hasil penelitian tentang motivasi

berprestasi menunjukkan akan pentingnya

menetapkan target atau standar keberhasilan.

Guru dengan ciri-ciri motivasi berprestasi yang

tinggi akan memiliki keinginan bekerja yang

tinggi. Guru lebih mementingkan kepuasan

pada saat target telah tercapai dibandingkan

imbalan atas kinerja tersebut. Hal ini bukan

berarti mereka tidak mengharapkan imbalan,

melainkan mereka menyukai tantangan.

Kalau di lihat dari teori motivasi dari Mc

Clelland, ada tiga macam kebutuhan yang

dimiliki oleh setiap individu yaitu:

1. kebutuhan berprestasi (Achievement

motivation) yang meliputi tanggung

jawab pribadi, kebutuhan untuk mencapai prestasi, umpan balik dan

mengambil risiko sedang.

2. Kebutuhan berkuasa atau sering disebut dengan kebutuhan akan

kekuasaan (Power motivation) yang

meliputi persaingan, mempengaruhi orang lain.

3. Kebutuhan akan adanya afiliasi

(Affiliation motivation) yang meliputi persahabatan, kerjasama dan

perasaan diterima.

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

63

Penulis berpendapat bahwa motivasi

berprestasi merupakan suatu dorongan dengan

ciri-ciri seseorang melakukan pekerjaan dengan

baik dan kinerja yang tinggi. Kebutuhan akan

berprestasi tinggi merupakan suatu dorongan

yang timbul pada diri seseorang untuk berupaya

mencapai target yang telah ditetapkan, bekerja

keras untuk mencapai keberhasilan dan

memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu

secara lebih lebih baik dari sebelumnya. Guru

dengan motivasi berprestasi tinggi sangat

menyukai tantangan, berani mengambil risiko,

sanggup mengambil alih tanggungjawab, senang

bekerja keras. Dorongan ini akan menimbulkan

kebutuhan berprestasi karyawan yang

membedakan dengan yang lain, karena selalu

ingin mengerjakan sesuatu dengan lebih baik.

Berdasarkan pengalamam dan antisipasi dari

hasil yang menyenangkan serta jika prestasi

sebelumnya dinilai baik, maka Guru lebih

menyukai untuk terlibat dalam perilaku

berprestasi. Sebaliknya jika Guru telah

dihukum karena mengalami kegagalan, maka

perasaan takut terhadap kegagalan akan

berkembang dan menimbulkan dorongan untuk

menghindarkan diri dari kegagalan.

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

64

Ada beberapa ciri-ciri orang yang

mempunyai motivasi menurut Sardiman

A.M.(2003:83) antara lain:

1. tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu lama, tidak pernah

berhenti sebelum selesai). 2. ulet menghadapi kesulitan (tidak

lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar

untuk berprestasi sebaik

mungkin (tidak cepat puas dengan adanya prestasi yang

dicapainya). 3. menunjukkan minat terhadap

bermacam-macam masalah

“untuk orang dewasa” misalnya masalah agama,politik, ekonomi,

keadilan, serta pemberantasan

korupsi, penentagan terhadap setiap tindakan kriminal, amoral

dan sebagainya. 4. lebih senang bekerja mandiri. 5. cepat bosan pada tugas-tugas

yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif).

6. dapat berupaya untuk tetap mempertahankan pendapatnya

(kalau sudah yakin akan sesuatu)

7. tidak mudah melepas hal yang diyakini tersebut

8. senang memecahkan soal-soal.

Sebaliknya ada pula ciri-ciri orang yang

memiliki motivasi berprestasi rendah menurut

Sardiman A.M.(2003:83) sebagai berikut:

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

65

1. bersikap apatis dan tidak percaya

diri. 2. tidak memiliki rasa tanggungjawab

pribadi dalam bekerja.

3. bekerja tanpa rencana dan tujuan yang jelas.

4. ragu-ragu dalam setiap mengambil

keputusan.

5. setiap tindakan tidak terahan dan menyimpang dari tujuan.

Untuk mengetahui apakah seseorang

memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam

melakukan tugas, penulis mendapatkan

informasi dari kepala sekolah bahwa kepala

sekolah dalam menjalankan tugas sebagai

pimpinan telah mengamati guru dengan tanda-

tanda motivasi baik sebagai berikut:

1. Bersikap positif terhadap pekerjaannya.

2. Menunjukkan perhatian yang tulus

terhadap pekerjaan orang lain dan

membantu mereka bekerja lebih baik,

3. Selalu menjaga kesimbangan sikap

dalam berbagai situasi.

4. Suka memberi motivasi kepada orang

lain walaupun kadang tidak berhasil.

5. Selalu berpikir positif dari suatu

kejadian.

Kepala sekolah juga memberikan

informasi kepada penulis bahwa untuk

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

66

mengetahui apakah seorang guru kehilangan

motivasi tidak selalu mudah karena jarang

diungkapkan. Namun hal ini dapat diketahui

dari perubahan sikap yang terjadi pada dirinya

yang dapat diamati. Tanda-tanda sikap guru

yang tidak memiliki motivasi kerja yang dapat

penulis sampaikan berdasarkan pengamatan

yang penulis lakukan sebagai berikut:

1. Tidak bersedia bekerja sama

2. Tidak mau menjadi sukarelawan

3. Selalu datang terlambat, pulang awal dan

mangkir tanpa alasan

4. Memperpanjang waktu istirahat dan

bermain game dalam waktu kerja

5. Tidak menepati tenggat waktu tugas

6. Tidak mengikuti standar yang ditetapkan

7. Selalu mengeluh tentang hal sepele

8. Saling menyalahkan

9. Tidak mematuhi peraturan

Penulis berpendapat bahwa suatu hal

yang perlu diperhatikan agar guru tidak

mengalami kerugian akibat penurunan motivasi,

maka kita perlu mengatasi masalah tersebut

dan mencegah dengan berupaya mengantisipasi

kondisi yang terjadi. Seperti yang dikemukakan

oleh Jasmani (2013:67-69) yang menyatakan

bahwa ada pendekatan untuk mengatasi atau

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

67

mengurangi kekurangan semangat dan motivasi

dalam melaksanakan pekerjaan adalah dengan

pendekatan kuratif dan pendekatan preventif.

1. Pendekatan Kuratif

Pendekatan kuratif atau mengatasi

adalah melihat apakah masalah yang

menimbulkan pengaruh pada motivasi penting

atau tidak dalam pekerjaan. Apabila

masalahnya tidak terlalu penting maka kita

tidak perlu merasa putus asa. Tetapi bila

ternyata masalah itu penting dalam pekerjaan,

maka bicara secara terbuka dan langsung

dengan pihak yang berwenang untuk

mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan

keluarnya dapat ditemukan, misalnya atasan

atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak

dapat ditemui secara langsung, hubungi melalui

surat atau telepon.

2. Pendekatan Antisipatif

Guru sebaiknya bekerja dengan sebaik-

baiknya dan sesuai dengan ketentuan yang

telah ditetapkan. Selanjutnya berusaha

menenangkan hati sewaktu bekerja dan jangan

terganggu dengan perasaan gelisah. Bila merasa

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

68

gelisah karena hal-hal yang tidak berkaitan

dengan pekerjaan, maka sebaiknya

menenangkan diri di luar ruang kerja dengan

cara yang diyakini berhasil, misalnya dengan

berdoa atau yoga. Guru disarankan bersikap

dan berpikir positif terhadap pekerjaan.

Peran kepala Sekolah sebagai Motivator,

kepala sekolah memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada para

tenaga kependidikan dalam melakukan

berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini

dapat ditumbuhkan melalui pengaturan

lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin,

dorongan, penghargaan secara efektif dan

penyediaan berbagai sumber belajar melalui

pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).

Dorongan dan penghargaan merupakan dua

sumber motivasi yang efektif diterapkan oleh

kepala sekolah. Keberhasilan suatu organisasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor

yang datang dari dalam maupun datang dari

lingkungan. Correlation between motivation

and supervision. (Umoh, Journal Educational

For Effective Teaching In Akwa IBOM State

Secondary School: Problems and prospects,

2013: 4):

“there is a correlation between

motivation and supervision. The

behaviour of people be it good or

Page 57: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

69

bad according to Peretomode

(1995) must be viewed as the

consequence of the motivation of the

individuals in question. Motivation

may simply be described as

keenness for a particular pattern of

behaviour. Since employee

motivation is very important to the

survival of the school organization, it

therefore serves a purpose of

supervision. Supervision will help

one to know who will be creative and

stimulated if motivated.

Hal tersebut dapat diartikan oleh

penulis bahwa ada hubungan antara motivasi

dan supervisi (pengawasan).Motivasi mungkin

hanya dapat digambarkan sebagai ketajaman

untuk pola perilaku tertentu. Karena motivasi

karyawan sangat penting bagi kelangsungan

hidup organisasi sekolah, maka tujuan utama

dari supervisi adalah untuk bisa memotivasi

kerja guru yang ada di sekolah. Pengawasan

atau supervisi akan membantu seseorang

untuk tahu siapa yang akan menjadi kreatif

dan inovatif jika termotivasi. Kreativitas

memungkinkan organisasi sekolah untuk

menemukan cara-cara baru dan lebih baik

dalam melakukan sesuatu. Kemampuan

tersebut telah menjadi sangat signifikan sebagai

suatu cara untuk memotivasi guru dalam

menggunakan teknologi baru dan metode baru

dalam pengajaran. Kegiatan pengawasan atau

Page 58: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

70

supervisi mendorong adanya identifikasi guru

dengan keterampilan yang diperlukan untuk

melakukan kegiatan pembelajaran. Ketika

mereka termotivasi, mereka dirangsang untuk

memasang karya terbaik mereka. Pengawasan

adalah kondisi yang diperlukan untuk

keberadaan organisasi apapun karena

membantu anggota untuk bekerja untuk dapat

mencapai tujuan organisasi. Umoh (Journal

Educational For Effective Teaching In Akwa

IBOM State Secondary Schools: Problems and

prospects, 2013: 7), mengatakan bahwa:

“the supervisor should be liberal and

humane, seek for cooperation from the teachers and therefore become a helper.

For the supervisor to achieve the

purposes of supervision, the following strategies have to be adopted:

1. there should be pre-sessional talk with the staff on books, methods of discipline and teaching.

2. the school supervisor should participate by sitting in a class where a teacher teaches for a proper feedback to the teachers.

3. Discussion about class work based on the observation while the teacher was on duty in class.

4. Provision of sufficient equipment, teaching aid to the teachers.

5. Provide guidance to the beginning teacher for quality direction and control.

Penulis dapat mengartikan bahwa

supervisor harus bisa melakukan kerjasama

Page 59: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

71

dengan guru. Dalam rangka mencapai tujuan

supervisi, ada beberapa strategi yang bisa

dilakukan supervisor dalam rangka mencapai

tujuannya. Strategi yang bisa dilakukan

diantaranya:

1. Harus ada pembicaraan pra-sesi dengan

guru dan menerapkan metode disiplin

dalam pengajaran.

2. Pengawas sekolah harus berpartisipasi

dengan duduk di kelas di mana guru

mengajar untuk umpan balik yang tepat

untuk para guru.

3. Diskusi tentang pelaksanaan pekerjaan di

dalam kelas berdasarkan pengamatan

sementara guru sedang bertugas di kelas.

4. Sekolah harus menyediakan peralatan atau

alat peraga yang memadai, untuk

mempermudah guru dalam mengajar.

5. Memberikan bimbingan kepada guru mulai

arah kualitas dan kontrol. Kepala sekolah

dalam menggunakan strategi pemberian

bimbingan kepada guru menurut penulis

dapat digunakan supervisor dalam rangka

mengetahui efektivitas pengelolaan kelas

oleh guru;meningkatkan guru yang tidak

kompeten;menemukan kemampuan khusus

atau kualitas yang dimiliki oleh para guru

di sekolah-sekolah;memberikan panduan

Page 60: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

72

untuk pengembangan staf; menentukan

apakah seorang guru harus dipromosikan,

dipertahankan atau diberhentikan dan

untuk meningkatkan program pembelajaran

di sekolah-sekolah.

2.4 Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang pernah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya seperti: penelitian Ni

Nengah Widayani (2011:11) supervisi

kunjungan kelas dapat meningkatkan

keterampilan dan profesionalisme guru SD No

3 dan 10 Kesiman, Kecamatan Denpasar

Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Adi

Wahyudi (2012:3) menunjukkan bahwa disiplin

kerja, motivasi kerja, dan supervisi kepala

sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja

guru. Roemintoyo (2012:2) menunjukkan bahwa

Supervisi pengajaran untuk meningkatkan

Profesionalisme Guru di Sekolah Dasar.

Tatorifasah (2012:4) menunjukakan tentang

peran kepala sekolah dalam pelaksanaan

supervisi untuk meningkatkan motivasi kerja

guru di SMPN 2 Malang. Dalam hal ini peran

kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi

untuk meningkatkan motivasi kerja guru di

SMA Negeri 2 Malang diantaranya adalah: (1)

Page 61: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

73

teknik supervisi yang digunakan kepala

sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja

guru di SMAN 2 Malang yaitu teknik supervisi

observasi kelas, teknik supervisi pertemuan

individu dan rapat guru; (2) faktor penunjang

Kepala SMA Negeri 2 Malang melakukan

supervisi adalah dalam menjalankan tugas dan

kewajiban sebagai kepala sekolah

menunjukkan perhatian kepada guru,

menimbulkan rasa kekeluargaan antara kepala

sekolah dan guru. Selain itu dengan

melaksanakan supervisi maka kepala sekolah

bisa mengetahui permasalahan guru dalam

kegiatan mengajar dan memberikan solusi

kepada guru tersebut sehingga dapat

membantu meningkatkan kemampuan

mengajar guru tersebut; (3) faktor-faktor

penghambat yang dihadapi kepala sekolah

dalam pelaksanaan supervisi untuk

meningkatkan motivasi kerja guru di SMA

Negeri 2 Malang, terutama adalah masalah

waktu pertemuan untuk supervisi observasi

kelas dan supervisi pertemuan individu dan (4)

solusi yang digunakan oleh kepala sekolah

dalam mengatasi faktor penghambat untuk

meningkatkan motivasi kerja guru adalah

dengan mengatur ulang jadwal supervisi

observasi kelas dan supervisi pertemuan

individu di hari lain, karena kedua supervisi

Page 62: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

74

tersebut wajib dilakukan. Penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya sejalan

dengan apa yang di kehendaki oleh penulis agar

proses supervisi dapat terlaksana dengan baik

supervisor diharapkan lebih meningkatkan

inovasi terhadap teknik supervisi, agar guru

lebih termotivasi dalam mengembangkan

kemampuannya; pelaksanaan supervisi agar

tidak monoton sehingga guru dapat lebih

terbuka di dalam mengungkapkan masalah

yang dihadapi saat mengajar pada saat

supervisi dilaksanakan. Pelaksanaan supervisi

hendaknya dilaksanakan secara kontinyu

setiap bulan sehingga apabila ada

permasalahan yang dihadapi oleh guru dapat

segera dicarikan solusinya, sehingga

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tetap

bisa berjalan dengan baik.

2.5 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian

pengembangan ini dapat dikemukakan sebagai

berikut:kepala sekolah sebagai pemimpin

pendidikan di sekolah memiliki tugas dan

tanggung jawab dalam mencapai tujuan

pendidikan melalui berbagai kegiatan

pendidikan yang dilaksanakan di sekolah yang

dipimpinnya. Agar setiap kegiatan pendidikan di

Page 63: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

75

sekolah dapat dilaksanakan dengan baik, maka

kepala sekolah harus dapat mengarahkan dan

menggerakkan semua guru dalam menjalankan

kegiatan proses pembelajaran. Untuk bisa

mengarahkan dan menggerakkan guru maka

kepala sekolah perlu menjalankan tugas dan

fungsinya sebagai supervisor dan motivator.

Selain mengarahkan dan menggerakkan

serta membimbing guru, kepala sekolah

bertugas dan bertanggung jawab terhadap

kualitas kinerja guru. Oleh karena itu kepala

sekolah dalam menjalankan tugas dan

fungsinya sebagai supervisor dan motivator

harus melaksanakan supervisi pendidikan

kepada semua guru. Supervisi pendidikan yang

dilakukan oleh Kepala Sekolah SD Negeri

Srondol Kulon 01 adalah supervisi kunjungan

kelas yang bertujuan untuk memberikan

bimbingan dan pembinaan ke arah

profesionalitas guru dalam mengelola kegiatan

belajar mengajar. Kepala sekolah dalam

melaksanakan supervisi kunjungan kelas

diharapkan mampu untuk meningkatkan

motivasi kerja guru.

Penelitian yang digunakan penulis yaitu

penelitian pengembangan yang dikemukakan

oleh Sugiyono (2011:408) ada beberapa langkah-

langkah pelaksanaan penelitian dan

pengembangan yang dilakukan untuk

Page 64: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi Teoretik Supervisi ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6008/2/T2... · pengawas dalam suatu organisasi adalah untuk ... Dalam ruang lingkup

76

menghasilkan produk dan untuk menguji

keefektifan produk. Adapun langkah-langkah

penelitian pengembangan adalah: Potensi dan

Masalah, Pengumpulan data, Desain Produk,

Validasi Desain, Revisi Desain, Ujicoba Produk,

Revisi Produk, Uji coba Pemakaian, Rivisi

Produk, Produksi Massal. Dalam penelitian

pengembangan ini penulis akan meneliti tentang

supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan

motivasi kerja guru. Penelitian yang penulis

lakukan ini menggunakan sebuah strategi

penelitian dan pengembangan. Adapun

produk yang akan dikembangkan dalam

penelitian ini adalah panduan pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan

motivasi kerja guru. Panduan pelaksanaan

supervisi kunjungan kelas untuk meningkatkan

motivasi kerja guru ini dimaksudkan untuk

menjadi bahan masukan bagi kepala sekolah

dalam menjalankan tugas dan tanggung

jawabnya sebagai seorang supervisor dan

motivator bagi guru di Sd Negeri Srondol Kulon

01 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyumanik

Kota Semarang.