bab ii kajian pustaka 2.1 kajian teori 2.1.1 pengertian...

12
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar dan Mengajar Mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar (Chauhan dalam Muhammad,2004:13) dalam bukunya ”Guru Dalam Proses Belajar Mengajar”. Dengan melalui pengajaran siswa menjadi lebih tahu dan semakin menunjukkan keaktifan dan kreaktifitasnya sehingga terjadi komunikasi guru-siswa yang menjadikan proses belajar lebih maksimal. Pada dasarnya kegiatan mengajar yang dilaksanakan oleh guru sebagai sarana komunikasi penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Pendapat lain dikemukakan Mc.Donald dalam Oemar (2007:48) Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan menghasilkan tingkah laku manusia, maksudnya dengan pendidikan melalui pengajaran dapat merubah tingkah laku manusia dari tidak tahu menjadi tahu dan mengerti sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan (Burton dalam Muhamad,2004:14). Lingkungan diartikan dalam lingkungan belajar siswa baik di sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat yang dapat mendukung proses belajar. Belajar merupakan suatu proses dari pengalaman yang sifatnya langsung melalui kegiatan pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung anak menerima pelajaran dalam proses belajar menjadikan hasil belajar meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip belajar dikemukakan Burton dalam Oumar (2007:31), meliputi : 1. Proses belajar merupakan pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui. 2. Proses belajar dan hasil belajar disyaratkan oleh hereditas dan lingkungan. 3. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan- perbedaan individual di kalangan murid-murid. 4. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil- hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. 5. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. 8

Upload: phamanh

Post on 09-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar dan Mengajar

Mengajar adalah upaya dalam memberi perangsang (stimulus), bimbingan,

pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar (Chauhan dalam

Muhammad,2004:13) dalam bukunya ”Guru Dalam Proses Belajar Mengajar”. Dengan

melalui pengajaran siswa menjadi lebih tahu dan semakin menunjukkan keaktifan dan

kreaktifitasnya sehingga terjadi komunikasi guru-siswa yang menjadikan proses belajar

lebih maksimal. Pada dasarnya kegiatan mengajar yang dilaksanakan oleh guru sebagai

sarana komunikasi penyampaian materi pelajaran kepada siswa. Pendapat lain

dikemukakan Mc.Donald dalam Oemar (2007:48) Pendidikan adalah suatu proses atau

kegiatan yang bertujuan menghasilkan tingkah laku manusia, maksudnya dengan

pendidikan melalui pengajaran dapat merubah tingkah laku manusia dari tidak tahu

menjadi tahu dan mengerti sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia

(SDM).

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan

lingkungan (Burton dalam Muhamad,2004:14). Lingkungan diartikan dalam lingkungan

belajar siswa baik di sekolah, rumah maupun lingkungan masyarakat yang dapat

mendukung proses belajar. Belajar merupakan suatu proses dari pengalaman yang

sifatnya langsung melalui kegiatan pembelajaran. Dengan keterlibatan langsung anak

menerima pelajaran dalam proses belajar menjadikan hasil belajar meningkat sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip belajar dikemukakan Burton dalam Oumar

(2007:31), meliputi :

1. Proses belajar merupakan pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui.

2. Proses belajar dan hasil belajar disyaratkan oleh hereditas dan lingkungan.

3. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-

perbedaan individual di kalangan murid-murid.

4. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-

hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

5. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

8

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

8

6. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan

membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan

belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Pendapat dari Mehl-Mills-Douglas dalam

Oumar (2007:172) mengemukakan tentang “The Principle of Activity”, yaitu: One learns

only by some activities in the natural system: seeings, hearing, smelling, feeling, thingking,

physical or motor activity. The learn must actively engage in the “learning”, whether it be of

information a skill, an understanding, a habit, an idealo, an attitude, an interest or the

nature of a task.

Macam-macam aktifitas belajar menurut Dierich dalam Oumar(2007:172-173),

meliputi :

1. Kegiatan-kegiatan visual, meliputi: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati,

eksperimen, demonstrasi, dll.

2. Kegiatan-kegiatan lisan, meliputi: mengajukan pertanyan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dll.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi: mendengarkan percakapan atau diskusi

kelompok, mendengarkan suatu pemainan, dll.

4. Kegiatan menulis, meliputi: membuat rangkuman, mengerjakan tes, mengisi hasil

pengamatan, dll.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi: menggambar, membuat grafik, chart,

diagram peta dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, meliputi: melakukan percobaan, memilih alat-alat, membuat

model, dll.

7. Kegiatan-kegiatan mental, meliputi: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, dll.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi: minat, membedakan, berani, tenang, dll.

Penilaian ialah kegiatan membandingkan hasil pengukuran (skor) suatu objek

dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas yang

bersifat kuantitatif dan merupakan langkah yang ditempuh sebagai hasil belajar berkaitan

dengan peningkatan kualitas pembelajaran dalam suatu materi atau tema tertentu dalam

pembelajaran. Hendaklah dalam mengarahkan anak untuk mengetahui isi pengetahuan

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

9

dilakukan melalui proses atau aktivitas yang bermakna untuk mencapai penilaian yang

maksimal (Masidjo,2006:149) dalam bukunya ” Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa

di Sekolah”.

Nilai sains terhadap perkembangan anak, jika dilihat berdasarkan taksonomi

tujuan pendidikan secara hirarkis berada pada level tinggi (Ibrahim dalam Ali,2005:36).

Sumbangan pengembangan pembelajaran sains menjadikan anak berada pada suatu

pembentukan karakter yang lebih manusiawi dan dihargai sebagai individu yang harus

berkembang di dunianya dan lingkungannya, maksudnya adalah sifat-sifat sains yang

empiris, obyektif, logis, dan ilmiah akan memberikan nilai yang sangat berharga bagi anak

untuk dapat menjadi pribadi yang memiliki rasional dan dapat mengendalikan diri secara

lebih jujur, terbuka serta berpegang teguh pada realitas yang ada.

Model pembelajaran IPA yang bagaimana yang cocok untuk anak-anak sekolah

dasar Indonesia dengan kondisi, karakteristik dan sikap budaya Indonesia?. Pendekatan

belajar mengajar yang paling cocok dan paling efektif untuk menjawab tantangan di atas

adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi kehidupan yang berbeda-

beda akan meningkatkan kemampuan menalar, berupa karsa, dan berpikir kreatif pada

anak didik. Selanjutnya model belajar yang cocok adalah belajar melalui pengalaman

langsung ( Learning by doing ), model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biaya

yang sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di

lingkungan anak sendiri.

Efisiensi pengalaman langsung tergantung pada konsistensi anak. Anak akan

siap untuk mengembangkan konsep tertentu hanya bila anak telah memiliki struktur

kognitif (skemata) yang menjadi prasyaratnya yakni perkembangan kognitif yang bersifat

hirarkis dan integratif.

IPA sebagai disiplin ilmu dan penerapan dalam masyarakat membuat pendidikan

IPA menjadi penting, tetapi pengajaran IPA yang bagaimana yang paling tepat untuk anak-

anak?. Oleh karena struktur kognitif anak-anak tidak bisa dibandingkan dengan ilmuwan,

padahal mereka perlu diberikan kesempatan untuk berlatih ketrampilan-ketrampilan proses

IPA yang perlu dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.

Paolo dan Marten dalam Samatowa, Drs M.Pd juga menegaskan bahwa dalam IPA

tercakup juga coba-coba dan melakukan kesalahan, gagal dan mencoba lagi. Dalam IPA,

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

10

anak bersikap skeptis sehingga ia selalu siap memodifikasi model-model yang mereka

punyai tentang alam ini sejalan dengan penemuan-penemuan yang mereka dapatkan. IPA

membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistimatis yang didasarkan

pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA merupakan ilmu

yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang

tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen.

Tujuan pembelajaran IPA kelas III SD menurut Sulistiyorini

( 2007:40 ) dalam ’Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar’ serta dalam peraturan

Mendiknas (2006:487) menjelaskan tentang tujuan sebagai berikut :

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan

keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA bermanfaat dan

dapat diterima dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan

masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan

masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan sebagai

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memnperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs.

Ruang Lingkup pembelajaran IPA yang terdapat dalam peraturan Mendiknas

(2006:487) mengemukakan, Mata pembelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut

:

1) Makhluk Hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya, meliputi: cair, padat dan gas.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

11

3) Energi dan perubahannya, meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan

pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta, meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit

lainnya.

2.1.2PendekatanTematik Inkuiri

2.1.2.1 Strategi Inkuiri

Teori yang dikemukaan Berlyne(1960) Teori Berlyne/ rasa ingin tahu dalam

Chemistry (2007). Menurut Berlyne, ketidakpastian muncul ketika kita mengalami sesuatu

yang baru, mengejutkan, tidak layak, atau kompleks. Ini akan menimbulkan rangsangan

yang tinggi dalam sistem syaraf pusat kita. Respon manusia ketika menghadapi suatu

ketidakpastian inilah yang disebut dengan curiosity atau rasa ingin tahu. Curiosity akan

mengarahkan manusia kepada perilaku yang berusaha mengurangi ketidakpastian

(Gagne, 1985). Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan curiosity siswa adalah

inquiry teaching. Dalam metode ini, siswa lebih banyak ditanya daripada diberikan

jawaban. Dengan mengajukan pertanyaan, bukan hanya pernyataan-pernyataan, curiosity

siswa akan meningkat karena siswa mengalami ketidakpastian terhadap jawaban

pertanyaan-pertanyaan tersebut (Gagne, 1985).

W.Gulo dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar (2002:83-86), mengungkapkan

pengertian strategi inkuiri merupakan serangkaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara

sistimatis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya

dengan penuh percaya diri. Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini ialah :

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.

b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistimatis pada tujuan pengajaran.

c. Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self belief) pada diri siswa tentang

apa yang ditemukan dalam proses inkuiri

Bruner dalam Sofa (2008) melihat beberapa segi keuntungan dari pendekatan

inkuiri, antara lain :

a. Pembelajar akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih banyak dan lebih

baik.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

12

b. Membantu pembelajar menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar

yang baru.

c. Mendorong pembelajar berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri.

d. Mendorong (memotivasi) pembelajar berpikir dan merumuskan hipotesis dalam

proses belajar.

e. Memberi kepuasan yang bersifat instrinsik.

f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

g. Pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh bersifat merangsang kegairahan

belajar.

W.Gulo juga mengungkapkan dalam proses inkuiri dimungkinkan adanya variasi

penyelesaian masalah sehingga inkuiri bersifat open ended, jika ada berbagai kesimpulan

yang berbeda dari siswa masing-masing dengan argumen yang berbeda. Untuk itu peran

guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai berikut :

a. Motivator, yang memberikan rangsangan supaya siswa aktif dan gairah berpikir.

b. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses berpikir

siswa.

c. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat.

d. Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan kelas.

e. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang diharapkan.

f. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

g. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam rangka

peningkatan semangat siswa.

2.1.2.2. Proses Inkuiri

Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi

yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan ketrampilan. Pada

hakikatnya, inkuiri merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan

masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan

menarik kesimpulan sementara.(W.Gulo:2002:93-94),

Proses inkuiri dapat dirumuskan :

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

13

Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut merupakan kegiatan belajar dari

siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut pada proses belajar

sebagai motifator, fasilotator, pengarah.

2.1.2.3. Pendekatan Pembelajaran Tematik inkuiri.

Model pembelajaran tematik inkuiri adalah pembelajaran yang dikembangkan

dengan menentukan topik tertentu sebagai tema atau topik sentral. Setelah tema

ditetapkan maka tema itu dijadikan dasar untuk menentukan sub-sub tema dari bidang

studi lain yang terkait.(Fogarty) dalam Hesty, (2008:8). Setelah penetapan tema kemudian

pelaksanaanya dengan pendekatan inkuiri atau pertanyaan anak. Berikut ini adalah

karakteristik pembelajaran tematik antara lain :

a. Holistik, suatu gejala atau peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam

pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus.

b. Bermakna, pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek, memungkinkan

terbentuknya semacam jalinan antara skema yang dimiliki oleh siswa, yang pada

gilirannya nanti, akan memberikan dampak kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

c. Otentik, pembelajaran tematik memungkinkan siswa memahami secara langsung

konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

( 1 ) MERUMUSKAN

MASALAH

( 2 ) MERUMUSKAN

HIPOTESIS

( 5 ) MENARIK KESIMPULAN

SEMENTARA

( 3 ) MENGUMPULKAN

BUKTI

( 4 ) MENGUJI

HIPOTESIS

SISWA

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

14

d. Aktif, pembelajaran tematik dikembangkan dengan berdasarkan kepada pendekatan

discoveri inkuiri dimana siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, mulai

dari perencanan, pelaksanaan, hingga proses evaluasi.

Dalam hal ini guru dalam proses pembelajaran harus mampu bertindak sebagai

pengarah dan pengontrol siswa selama pelaksanaan pembelajaran. Seperti yang

diungkap oleh Surya dalam Hesty, (2008:10) bahwa belajar adalah suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksinya dengan lingkungannya.

Dalam pendekatannya pembelajaran tematik mempunyai beberapa keuntungan

baik bagi guru maupun siswa (Depdikbud Kab.Kudus,2005:3-4) dintaranya:

a. Keuntungan bagi guru:

1) Guru memiliki kewenangan untuk menentukan/memilih tema-tema yang disesuaikan

dengan situasi, kondisi, serta karakteristik sekolahan dan lingkungan daerah

setempat.

2) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran dapat disajikan dalam

tema yang sama, sehingga guru mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk

remidial, pengayaan dan pemantapan.

3) Guru dapat lebih banyak mengembangkan kemampuan siswa dalam menumbuhkan

kepekaan terhadap lingkungan, menumbuhkan potensi kreaktivitas, serta

meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Guru dapat menanamkan nilai-nilai moral melalui tema-tema yang dipilih sehingga

menjadi pembiasaan yang baik.

b. Keuntungan bagi siswa:

1) Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada tema tertentu.

2) Siswa dapat mengembangkan berbagai kompetensi dalam satu tema.

3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

4) Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan beberapa

mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa.

5) Siswa lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan

dalam konteks tema yang jelas.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

15

6) Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang

nyata melalui berbagai pendekatan, semisal lingkungan sekitar.

Pembelajaran tematik inkuiri dilaksanakan pada anak kelas rendah yaitu antara

kelas I-III SD, dengan pengembangannya. Dilaksanakan dengan pembelajaran yang

menekankan pada rasa ingin tahu siswa terhadap suatu obyek tertentu yang menjadi

fokus belajar siswa. Pendekatan tematik dilaksanakan dengan beberapa prinsip

(Depdikbud Kab.Kudus,2005:4), diantaranya:

a. Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa pelajaran yang lain.

b. Tema yang digunakan dekat dengan siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari.

c. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain.

d. Berpusat pada siswa (child centred), bahwa seluruh kegiatan yang dilakukan perlu

memperhatikan kebutuhan dan perkembangan siswa.

e. Memberikan pengalaman langsung yang bermakna.

f. Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran.

g. Pemisahan antar pelajaran tidak nampak.

h. Pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minat.

i. Bersifat fleksibel.

Penekanan terhadap pembelajaran tematik inkuiri diarahkan pada keaktifan

siswa melalui pembelajaran yang dikemas dalam satu tema dengan pendekatan

lingkungan sekitar sebagai sumber belajar yang efektif. Dikembangkan dalam pendekatan

inkuiri yang mengarah pada rasa keingintahuan siswa pembelajaran.

2.1.2.4. Model Pembelajaran interaktif dalam inkuiri

Kaitanya dengan model pembelajaran (Suprayekti, 2009 dalam

http://www.teknologipendidikan.net) menyampaikan bahwa istilah model diartikan

sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu

kegiatan. Model pembelajaran atau model mengajar sebagai suatu rencana atau pola

yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada

mengajar di kelas dalam setting pengajaran. Model pembelajaran merupakan

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

16

Guru dan siswa memilih topik dan

menemukan informasi

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Bagan Model Pembelajaran Interaktif dalam Usman Samatowa, ( 2006:63 )

Pembelajaran yang dilakukan melalui pembelajaran interaktif dalam pendekatan

inkuiri dengan berdasarkan siswa mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan

pertanyaan dan mencoba menemukan jawaban pertanyaannya sendiri dengan melakukan

kegiatan (observasi, penyelidikan) menjadikan siswa kritis dan aktif belajar, serta

menampilkan pembelajaran yang menyenangkan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

17

2.2 Penelitian yang Relevan

Menurut Jasti Wiyani ( 2010 ) peningkatan aktivitas belajar IPA melalui

penggunaan pembelajaran model scientific inquiri pada siswa kelas V SD N 1 Taruman

kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, hasil penelitian menunjukan bahwa

pembelajaran IPA melalui pendekatan scientific inquiri dapat meninkatkan hasil belajar

siswa kelas V SD N 1 Taruman, kecamatan Kelambu, Kabupaten Grobogan dengan nilai

rata-rata siklus I 60,7 %, siklus II 71,43% dan siklus III 82,14%.

2. 3 Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah penerapan pendekatan tematik

inkuiri pada siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III semester I

tahun ajaran 2012/2013. Apabila dalam penerapan pendekatan tematik inkuiri secara

efektif maka akan menghasilkan peningkatan pada hasil belajar IPA. Hal ini dapat di

lihat seperti pada skema di bawah ini

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

KONDISI AKHIR

Diduga dengan menerapkan pendekatan tematik inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas 3 semester I

tahun Ajaran 2012 / 2013

SIKLUS II: Memberikan

pembelajaran IPA dengan pengamatan diluar kelas dan melakukan tes akhir

kegiatan

KONDISI

AWAL

Guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah dan memberikan contoh-

contoh abstrak

Siswa merasa bosan dengan model tersebut, sehingga minat, perhatian dan

hasil belajar rendah

Tindakan Meningkatkan

motivasi belajar siswa dalam belajar

IPA melalui pendekatan tematik

Siklus I : Memberikan pembelajaran IPA di dalam kelas dengan pemanfaatan benda konkrit dan melakukan tes akhir kegiatan

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7764/2/T1_262011887_BAB II.pdf · Proses belajar dan hasil usaha belajar secara

18

2.4 HIPOTESIS TINDAKAN

Berdasarkan beberapa kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di

atas dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut : “ Pendekatan tematik inkuiri dapat

meningkatakan hasil belajar mata pelajaran IPA kelas III semester 1 SD N 2 Bacin,

Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus Tahun Ajaran 2012/2013 “.