bab 4 metfis

29
Laporan Prakt 4.5 Pengolahan Dat 4.5.1 Data Kelompo a. Spesimen Ta Tabel 4.2 Per No p 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tabel Laboratorium Peng tikum Uji Material Semester Ganjil 201 ta ok anpa Perlakuan rtambahan panjang, beban, dan diameter saat Pertambahan panjang (mm) Diameter (mm) Beban 0 6.42 1 6.38 13 2 6.36 14 3 6.33 15 4 6.24 16 5 6.15 17 6 6.1 17 7 6.05 1 8 5.99 18 9 5.97 1 10 4.04 1 10.1 3.98 1 4.3 Diameter tiap segmen sebelum dan sesud gujian Bahan 14/2015 pengujian n (kN) 0 3.1 4.6 5.9 6.8 7.7 7.9 18 8.1 18 17 16 dah patah

Upload: yepyks

Post on 15-Jan-2016

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 4

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

4.5 Pengolahan Data

4.5.1 Data Kelompo

a. Spesimen Tanpa

Tabel 4.2 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian

No panjang (mm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Tabel 4.3 Diameter tiap

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Pengolahan Data

Data Kelompok

anpa Perlakuan

Tabel 4.2 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian

Pertambahan

panjang (mm) Diameter (mm) Beban (kN)

0 6.42

1 6.38 13.1

2 6.36 14.6

3 6.33 15.9

4 6.24 16.8

5 6.15 17.7

6 6.1 17.9

7 6.05 18

8 5.99 18.1

9 5.97 18

10 4.04 17

10.1 3.98 16

Tabel 4.3 Diameter tiap segmen sebelum dan sesudah patah

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Tabel 4.2 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian

Beban (kN)

0

13.1

14.6

15.9

16.8

17.7

17.9

18

18.1

18

17

16

sebelum dan sesudah patah

Page 2: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Diameter awal (Do)

DiameterUltimate

Diameter patah

Beban Yield (Py)

Beban Ultimate

Beban patah (Pf)

Panjang awal (lo)

Panjang Ultimate

Panjang yield(ly)

Diameter yield

Contoh perhitungan :

1. Luas penampang

a. Luas penampang awal Ao

b. Luas penampang

c. Luas penampang saat patah Af =

2. Regangan

a. Regangan

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

ameter awal (Do) = 6,42 mm

Ultimate (Du) = 5,99 mm

Diameter patah (Df) = 3,98 mm

(Py) = 14,6 kN

Ultimate (Pu) = 18,1 kN

Beban patah (Pf) = 16 kN

Panjang awal (lo) = 50 mm

Ultimate (lu) = 58 mm

(ly) = 52 mm

yield (Dy) = 6,36 mm

Contoh perhitungan :

Luas penampang

Luas penampang awal Ao = �

�����(���)

= �

��6,42�

= 32,35���

Luas penampang Ultimate Au= �

�����(���)

= �

��5,99�

= 28,1���

Luas penampang saat patah Af = �

�����(���)

= �

��3,98�

= 12,43���

Regangan

Regangan Ultimate rekayasa ɛu = �����

��x100%

= �����

��

= 16%

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

)

%

��x100%

%

Page 3: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

b. Regangan

c. Regangan patahre

d. Regangan patah sejati

e. Regangan

3. Tegangan

a. Tegangan

b. Tegangan

c. Tegangan patah

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Regangan Ultimate sejati ɛu’ = ln(ɛu + 1)x100%

= ln(16% + 1

= 14,84 %

Regangan patahre kayasa ɛf = �����

��x100%

= 60,150

32x100%

= 20,20%

Regangan patah sejati ɛ’f = (2x ln��

��x100%

= (2x ln6,42

3,98x100%

= 95,63%

Regangan yield ɛy = �����

��x100%

= �����

��x100%

= 4%

Tegangan Ultimaterekayasa σu = Pu

Ao [N/mm2]

= �����

��,��

= 559,42 N/mm

Tegangan Ultimatesejati σu’ = Pu

Au [N/mm2]

= �����

��,�� x (25%+1)

= 642,62 N/mm

Tegangan patah rekayasa σf = Pf

Ao [N/mm2]

= �����

��,��

= 494,52 N/mm

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

%

1)x100%

%

]

= 559,42 N/mm2

]

x (25%+1)

N/mm2

]

= 494,52 N/mm2

Page 4: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

d. Tegangan patahsejati σf’

4. Kontraksi

Q

5. Modulus Elastisitas

E

Tabel 4.4 Hasil pengolahan data

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Tegangan patahsejati σf’ = Pf

Af [N/mm2]

= �����

��,�� (ɛf + 1)

= 1286,72 N/mm

= Do2-Df2

Do2 x 100%

= 6,422-�,��2

6,422 x 100%

=��,���

���,��

= 61,57%

Elastisitas

= σu

ɛy

= 559,51

4

= 139,88

Tabel 4.4 Hasil pengolahan data Spesimen tanpa perlakuan

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

]

+ 1)

N/mm2

tanpa perlakuan

Page 5: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

b. Spesimen dengan perlakuan

Tabel 4.4 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian

No panjang (mm)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Tabel 4.5

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

dengan perlakuan Anealing 750oC

Tabel 4.4 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian

Pertambahan

panjang (mm) Diameter (mm) Beban (kN)

0 6,20

1 6,11 13

2 6,06 13,5

3 6,00 13

4 5,96 14

5 5,73 14,1

6 5,70 14,3

7 5,65 14,3

8 5,49 14,3

9 5,22 14,4

10 5,11 13,5

11 4,58 12,6

12 4,37 10

Tabel 4.5 Diameter tiap segmen sebelum dan sesudah patah

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Tabel 4.4 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian

Beban (kN)

0

13

3,5

3,8

14

14,1

14,3

14,3

14,3

14,4

13,5

12,6

10,5

sebelum dan sesudah patah

Page 6: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Diameter awal (Do)

DiameterUltimate

Diameter patah

Diameter yield

Beban Yield (Py)

Beban Ultimate

Beban patah (Pf)

Panjang awal (lo)

Panjang Ultimate

Panjang akhir (lf)

Panjang yield

Contoh perhitungan :

1. Luas penampang

a.

b.

c.

2. Regangan

a.

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Diameter awal (Do) = 6,2 mm

Ultimate (Du) = 5,22 mm

Diameter patah (Df) = 4,37 mm

yield (Dy) = 6,06 mm

(Py) = 13,5 kN

Ultimate (Pu) = 14,4 kN

Beban patah (Pf) = 10,5 kN

Panjang awal (lo) = 50 mm

Ultimate (lu) = 59 mm

Panjang akhir (lf) = 62 mm

(ly) = 52 mm

Contoh perhitungan :

Luas penampang

Luas penampang awal Ao = �

�����(��

= �

��6,2�

= 30,18���

Luas penampang Ultimate Au = �

����

= �

��5

= 21,39

Luas penampang saat patah Af = �

����

= �

��4

= 14,99

Regangan

Regangan Ultimate rekayasa ɛu = �����

��

= �����

��

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

(���)

���(���)

5,22�

21,39���

���(���)

4,37�

14,99���

���100%

��x100%

Page 7: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

b.

c.

d.

e.

3. Tegangan

a.

b.

c.

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

= 18,00

Regangan Ultimate sejati ɛu’ln(ɛu + 1)x100

= ln(% + 1)x

=

Regangan patah rekayasa ɛu = �����

��x100%

= 67 -50

50

= 21,82

Regangan patah sejati ɛ’f = (2xln��

�� )

=2xln

= 69,96

Regangan yield rekayasa ɛy = ly-lo

lox100%

= �����

��

= 8,00

Tegangan

Tegangan Ultimate rekayasa σu = Pu

Ao [N/mm

= �����

��,��

= 477,14,

Tegangan Ultimate sejati σu’ = Pu

AF [N/mm2]

= �����

��,�� x (16,13

= 563,02 N/mm

Tegangan patah rekayasa σf = Pf

Ao [N/mm

= �����

��,��

= 347,91

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

18,00 %

100%

x100%

%

0x100%

1,82%

)x100%

ln�,�

�,��x100%

69,96%

%

��x100%

8,00 %

[N/mm2]

�����

��

477,14,N/mm2

]

16,13 %+1)

N/mm2

[N/mm2]

�����

��

= 347,91 N/mm2

Page 8: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

d.

4. Kontraksi

Q

5. Modulus

E

Tabel 4.7Hasil pengolahan data

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Tegangan patah sejati σf’ = Pf

Af [N/mm2]

= �����

��,�� (ɛf + 1)

= 700,42 N/mm

Kontraksi

= Do2-Df2

Do2 x 100%

= 6,22-�,��2

6,252 x 100%

= 50,32%

Modulus Elastisitas

= σu

ɛy

= 477,14

7,27

= 59,64

Tabel 4.7Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Anealing 750

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

]

+ 1)

N/mm2

750oC

Page 9: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

4.5.2 Data Antar Kelompok

Tabel 4.8 Hasil pengolahan data

Tabel 4.9 Hasil pengolahan data

Tabel 4.9 Hasil pengolahan data

Tabel 4.10 Hasil pengolahan data

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Data Antar Kelompok

Tabel 4.8 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Normalizing

Tabel 4.9 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Hardening

Tabel 4.9 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Hardening

Tabel 4.10 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan MarTempering

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Normalizing750°C

Hardening Air 750°C

Hardening Oli 750°C

Tempering750°C

Page 10: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Page 11: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

4.6 Pembahasan

A. Hubungan Tengangan

Panas

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Hubungan Tengangan – Regangan pada Spesimen Tanpa Perlakuan

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Tanpa Perlakuan

Gra

fik

4.1

Hub

ung

an t

egan

gan-

rega

ngan

pad

a sp

esim

en t

anpa

per

laku

an p

anas

Page 12: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan

tegangan –

untuk ayng rekayasa dan 699,375 N/mm

pada grafik bahwa kurva tegangan rekayasa yang cenderung dibawah

kurva tegangan sejati hal ini dikarenakan oleh tegangan rekayasa yang

menggunakan acuan dari luas penampang awal

mengalami pembebanan.Sedangkan pada tegang

acuan dari luas penampang pada pembebanan tertentu. Pada kurva jug

tampak bahwa titik

berada pada regangan yang sama. Hal ini disebabkan setelah melewati

titik Ultimate

regangan, sehingga luas penampang pada pembebeanan tertentu menj

lebih sempit. Pada rumusnya

Tegangan R

Tegangan Sejati

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan

regangan dengan titik Ultimatenya adalah 559,5 N/mm

untuk ayng rekayasa dan 699,375 N/mm2 untuk yang sejati

pada grafik bahwa kurva tegangan rekayasa yang cenderung dibawah

a tegangan sejati hal ini dikarenakan oleh tegangan rekayasa yang

menggunakan acuan dari luas penampang awal Spesimen

mengalami pembebanan.Sedangkan pada tegangan sejati menggunakan

acuan dari luas penampang pada pembebanan tertentu. Pada kurva jug

tampak bahwa titik Ultimate pada tegangan rekayasa dan sejati tidak

berada pada regangan yang sama. Hal ini disebabkan setelah melewati

Ultimate penambahan konsentrasi Spesimen lebih tinggi daripada

regangan, sehingga luas penampang pada pembebeanan tertentu menj

lebih sempit. Pada rumusnya:

Tegangan Rekaya σn = ��

��

Tegangan Sejati σn’ = ��

��

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan

nya adalah 559,5 N/mm2

untuk yang sejati. Tampak

pada grafik bahwa kurva tegangan rekayasa yang cenderung dibawah

a tegangan sejati hal ini dikarenakan oleh tegangan rekayasa yang

Spesimen sebelum

an sejati menggunakan

acuan dari luas penampang pada pembebanan tertentu. Pada kurva juga

pada tegangan rekayasa dan sejati tidak

berada pada regangan yang sama. Hal ini disebabkan setelah melewati

lebih tinggi daripada

regangan, sehingga luas penampang pada pembebeanan tertentu menjadi

Page 13: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

B. Hubungan Tegangan

Annealing 750

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Hubungan Tegangan – Regangan pada Spesimen dengan Perlakuan

750°C

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

dengan Perlakuan

Gra

fik

4.2

Hub

ung

an t

egan

agn-

rega

ngan

pad

a sp

esim

en d

enga

n pe

rlak

uan

Ann

eali

ng 7

50°

Page 14: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Grafik diatas merupakan grafik yang merupakan hubungan

Tegangan –

untuk tegangan rekayasa dan 6

grafik diatas dapat kita lihat bahwa

Annealing 750

berada diatas tegangan rekayasa.Hal ini dikarenakan tegangan rekayasa

menggunakan acuan luas penampang awal sedangkan tegangan sejati

menggunakan luas penampang actual pada pembebanannya. Pada

rumusnya diny

Tegangan Rekaya

Tegangan Sejati

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Grafik diatas merupakan grafik yang merupakan hubungan

Regangan dengan titik Ultimatenya adalah

untuk tegangan rekayasa dan 637,21 N/mm2 untuk tegangan sejati.

grafik diatas dapat kita lihat bahwa Spesimen dengan perlakuan panas

750°C, Dalam grafik terlihat jelas bahwa tegangan sejati

berada diatas tegangan rekayasa.Hal ini dikarenakan tegangan rekayasa

menggunakan acuan luas penampang awal sedangkan tegangan sejati

menggunakan luas penampang actual pada pembebanannya. Pada

rumusnya dinyatakan :

Tegangan Rekaya σn = ��

��

Tegangan Sejati σn’ = ��

��

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Grafik diatas merupakan grafik yang merupakan hubungan

nya adalah 477,14 N/mm2

untuk tegangan sejati. Pada

dengan perlakuan panas

Dalam grafik terlihat jelas bahwa tegangan sejati

berada diatas tegangan rekayasa.Hal ini dikarenakan tegangan rekayasa

menggunakan acuan luas penampang awal sedangkan tegangan sejati

menggunakan luas penampang actual pada pembebanannya. Pada

Page 15: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

C. Hubungan Regangan

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Hubungan Regangan – Kontraksi pada specimen tanpa Perlakuan Panas

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

tanpa Perlakuan Panas

Gra

fik

4.3

Hub

ung

an R

egan

gan-

kont

raks

i P

ada

Spe

sim

en T

anpa

Per

laku

an P

anas

Page 16: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan antara

regangan-kontraksi

regangan rekayasa.

– kontraksi, regangan bertambah dengan

Hal ini dikarenakan regangan dan kontraksi bersifat indentik, dimana

regangan menunjukkan deformasi lateral yaitu deformasi yang

disebabkan pembebanan secara horizontal, sehingga

mengalami penambahan panjang aka

luas penampang melintang.

Dari grafik hubungan antara regangan

sebanding baik antara regangan dan kontraksi

didominasi oleh kontraksi, sedangkan pada regangan sejati kontraksi

hubungannya cenderung membentuk garis tegak lurus sampai berakhir

pada titik patah.

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan antara

kontraksi dimana titik Ultimatenya adalah

regangan rekayasa. Pada grafik hubungan regangan ( regangan + sejati )

, regangan bertambah dengan diikuti penambahan kontraksi.

Hal ini dikarenakan regangan dan kontraksi bersifat indentik, dimana

regangan menunjukkan deformasi lateral yaitu deformasi yang

disebabkan pembebanan secara horizontal, sehingga

mengalami penambahan panjang akan diikuti pula dengan mengecilnya

luas penampang melintang.

Dari grafik hubungan antara regangan – kontraksi mula

sebanding baik antara regangan dan kontraksi namun setelah

didominasi oleh kontraksi, sedangkan pada regangan sejati kontraksi

hubungannya cenderung membentuk garis tegak lurus sampai berakhir

pada titik patah.

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan antara

nya adalah 13,87% untuk

regangan + sejati )

diikuti penambahan kontraksi.

Hal ini dikarenakan regangan dan kontraksi bersifat indentik, dimana

regangan menunjukkan deformasi lateral yaitu deformasi yang

disebabkan pembebanan secara horizontal, sehingga Spesimen yang

n diikuti pula dengan mengecilnya

kontraksi mula – mula

namun setelah Ultimate

didominasi oleh kontraksi, sedangkan pada regangan sejati kontraksi

hubungannya cenderung membentuk garis tegak lurus sampai berakhir

Page 17: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

D. Hubungan Regangan

Panas Annealing

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Hubungan Regangan – Kontraksi pada Spesimen Dengan Perlakuan

Annealing 750°C

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Dengan Perlakuan

Gra

fik

4.4H

ubun

gan

Reg

anga

n-ko

ntra

ksi

Pad

a S

pesi

men

Den

gan

Per

laku

an A

nnea

ling

750

°C

Page 18: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Pada grafik hubungan regangan ( rekayasa + sejati )

pada Spesimen

terjadi penambahan

Pada grafik tegangan sejati

sejati 69,96

patah. Sedangkan grafik rekayasa dibawah sejati karena selisih D

– nya besar, sehingga ln

rumus perhitungannya yang digunakan yaitu:

Regangan Sejati

Regangan Sejati

Regangan Rekayasa =

Kontraksi Q =

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Pada grafik hubungan regangan ( rekayasa + sejati )

Spesimen dengan perlakuan Annealing 750°C. Pada grafik di atas

terjadi penambahan kontraksi yang diikuti dengan penambahan regangan.

Pada grafik tegangan sejati – kontraksi memiliki

69,96% yang sangat telihat lebih besar dari regangan rekayasa

. Sedangkan grafik rekayasa dibawah sejati karena selisih D

nya besar, sehingga ln ��

�� menghasilkan angka yang kecil. Adapun

rumus perhitungannya yang digunakan yaitu:

Regangan Sejati = ln

Regangan Sejati patah = 2 ln ��

�� x 100%

Regangan Rekayasa = �����

��x 100%

Kontraksi Q = ��

�����

��� x 100%

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Pada grafik hubungan regangan ( rekayasa + sejati ) – kontaksi

°C. Pada grafik di atas

penambahan regangan.

kontraksi memiliki regangan patah

yang sangat telihat lebih besar dari regangan rekayasa

. Sedangkan grafik rekayasa dibawah sejati karena selisih Do dan Dn

menghasilkan angka yang kecil. Adapun

Page 19: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

E. Hubungan T

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Tegangan - Kontraksi pada Spesimen tanpa Perlakuan

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

erlakuan

Gra

fik

4.5

Hub

ung

an T

egan

gan

–Kon

trak

si P

ada

Spe

sim

en T

anpa

Per

laku

an

Page 20: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Pada grafik hubungan tegangan (rekayasa+sejati)

Spesimen tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang

sama dengan kurva tegangan

(rekayasa+sejati)

dengan penambahan kontraksi, fenomena ini terus berlangsung hingga

mencapai titik proposionalnya ,setelah melewati titik propo

cenderung berkurang tetapi tetap terjadi penambahan tegangan disertai

dengan penambahan kontraksi yang cukup tinggi hingga titik

Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati berada diatas tegangan

rekayasa setelah sebelumnya berimpi

proposional.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik tegangan

rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada tegangan

rekayasa.Hal ini di sebabkan karena pada tegangan sejati beban di bagi

dengan luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa beban

dibagi dengan luas penampang awal. Berdasarkan rumus perhitungannya:

Tegangan rekayasa

Tegangan sejati

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Pada grafik hubungan tegangan (rekayasa+sejati) –

tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang

dengan kurva tegangan – regangan. Awalnya grafik tegangan

(rekayasa+sejati) – kontraksi terjadi penambahan tegangan yang diikuti

dengan penambahan kontraksi, fenomena ini terus berlangsung hingga

mencapai titik proposionalnya ,setelah melewati titik propo

cenderung berkurang tetapi tetap terjadi penambahan tegangan disertai

dengan penambahan kontraksi yang cukup tinggi hingga titik

Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati berada diatas tegangan

rekayasa setelah sebelumnya berimpit pada saat sebelum melalui titik

proposional.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik tegangan

rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada tegangan

rekayasa.Hal ini di sebabkan karena pada tegangan sejati beban di bagi

n luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa beban

dibagi dengan luas penampang awal. Berdasarkan rumus perhitungannya:

Tegangan rekayasa �� = ��

��

Tegangan sejati �� = ��

��

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

kontraksi untuk

tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang

regangan. Awalnya grafik tegangan

kontraksi terjadi penambahan tegangan yang diikuti

dengan penambahan kontraksi, fenomena ini terus berlangsung hingga

mencapai titik proposionalnya ,setelah melewati titik proposional tegangan

cenderung berkurang tetapi tetap terjadi penambahan tegangan disertai

dengan penambahan kontraksi yang cukup tinggi hingga titik Ultimate.

Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati berada diatas tegangan

t pada saat sebelum melalui titik

proposional.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik tegangan

rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada tegangan

rekayasa.Hal ini di sebabkan karena pada tegangan sejati beban di bagi

n luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa beban

dibagi dengan luas penampang awal. Berdasarkan rumus perhitungannya:

Page 21: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

F. Hubungan tegangan

Annealing 750

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

ngan tegangan -kontraksi pada Spesimen dengan perlakuan

750o C

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

dengan perlakuan

Gra

fik

4.6

Hub

ung

an T

egan

gan

–Kon

trak

si P

ada

Spe

sim

en D

enga

n P

erla

kua

nAnn

eali

ng 7

50°C

Page 22: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Pada grafik hubungan tegangan (rakayasa+sejati)

specimen tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang

sama dengan kurva tegangan

(rekayasa-sejati)

penambahan kontraksi. fenomena ini terus berlangsung hingga titi

proporsionalnya, setelah melewati proporsioanlnya, tegangan cenderung

berkurang tetapi penambahan tegangan disertai dengana penambahan

kontraksi yang cukup tinggi hingga titik

Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati selalu diatas tegangan

rekyasa setelah sebelumnya berimpit pada saat sebelum melalui titik

proposionalnya.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik

tegangan rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada

tegangan rekayasa.Hal ini di sebabkan karena pada

di bagi dengan luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa

beban dibagi dengan luas penampang awal.

perhitungannya:

Tegangan rekayasa

Tegangan sejati

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Pada grafik hubungan tegangan (rakayasa+sejati)-

tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang

sama dengan kurva tegangan-regangan. awalnya grafik tegangan

sejati)-kontraksi terjadi penambahan teganga yang diikuti

penambahan kontraksi. fenomena ini terus berlangsung hingga titi

proporsionalnya, setelah melewati proporsioanlnya, tegangan cenderung

berkurang tetapi penambahan tegangan disertai dengana penambahan

kontraksi yang cukup tinggi hingga titik Ultimate.

Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati selalu diatas tegangan

kyasa setelah sebelumnya berimpit pada saat sebelum melalui titik

proposionalnya.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik

tegangan rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada

tegangan rekayasa.Hal ini di sebabkan karena pada tegangan sejati beban

di bagi dengan luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa

beban dibagi dengan luas penampang awal. Berdasarkan rumus

perhitungannya:

Tegangan rekayasa �� = ��

��

Tegangan sejati �� = ��

��

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

-kontraksi untuk

tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang

regangan. awalnya grafik tegangan

kontraksi terjadi penambahan teganga yang diikuti

penambahan kontraksi. fenomena ini terus berlangsung hingga titik

proporsionalnya, setelah melewati proporsioanlnya, tegangan cenderung

berkurang tetapi penambahan tegangan disertai dengana penambahan

Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati selalu diatas tegangan

kyasa setelah sebelumnya berimpit pada saat sebelum melalui titik

proposionalnya.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik

tegangan rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada

tegangan sejati beban

di bagi dengan luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa

Berdasarkan rumus

Page 23: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

G. Perubahan diameter (

panas

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

diameter (necking) tiap segmen pada Spesimen

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

tanpa perlakuan

Gra

fik

4.7

Per

ubah

an D

iam

eter

Set

iap

Seg

men

Pad

a S

pesi

men

Tan

pa P

erla

kuan

Page 24: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Pada grafik perubahan diameter tiap

memperlihatkan bahwa pengecilan diameter terjadi pada semua

akan tetapi pengecilan diameter (

8. Pada segmen

yaitu 6,41 mm. hal

pemusatan tegangan pada

mengalami necking

mengalami necking

pemusatan tegangan ters

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Pada grafik perubahan diameter tiap segmen tanpa perlakuan panas

memperlihatkan bahwa pengecilan diameter terjadi pada semua

akan tetapi pengecilan diameter (necking) paling besar terjadi pada

segmen 8 ini terjadi necking sebesar 1,06 mm dari dimeter awal

mm. hal ini kemungkinan besar terjadi karena adanya

pemusatan tegangan pada segmen tersebut sehingga segmen

necking yang besar disbanding segmen

necking maka segmen patah.Disisi itu karena menerima

pemusatan tegangan tersebut maka necking paling besar terjadi saat patah.

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

tanpa perlakuan panas

memperlihatkan bahwa pengecilan diameter terjadi pada semua segmen,

) paling besar terjadi pada segmen

mm dari dimeter awal

ini kemungkinan besar terjadi karena adanya

segmen tersebut

segmen lain. Setelah

patah.Disisi itu karena menerima

paling besar terjadi saat patah.

Page 25: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

H. Hubungan perubahan diameter (

panas Annealing

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Hubungan perubahan diameter (necking) pada Spesimen dengan perlakuan

Annealing 750ºC

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

dengan perlakuan

Gra

fik

4.8

Per

ubah

an D

iam

eter

Set

iap

Seg

men

Pad

a S

pesi

men

Den

gan

Per

laku

an A

nnea

ling

750

°C

Page 26: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Pada grafik perubahan diameter tiap

terjadi pada diameternya. Ini

necking terkecil dan patahnya ada pada titik ke

terjadi necking

kemungkinan besar terjadi karena adanya pemusatan tegangan pada

segmen tersebut sehingga

disbanding segmen

Disisi itu karena menerima pemusatan tegangan tersebut maka

paling besar terjadi saat patah.

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Pada grafik perubahan diameter tiap segmen terlihat pengecilan yang

terjadi pada diameternya. Ini disebabkan oleh beban yang berkerja. Titik

necking terkecil dan patahnya ada pada titik ke 10, Pada

necking sebesar 0,94 mm dari dimeter awal yaitu 6,

kemungkinan besar terjadi karena adanya pemusatan tegangan pada

tersebut sehingga segmen tersebut mengalami necking

segmen lain. Setelah mengalami necking maka

Disisi itu karena menerima pemusatan tegangan tersebut maka

paling besar terjadi saat patah.

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

terlihat pengecilan yang

disebabkan oleh beban yang berkerja. Titik

Pada segmen 10 ini

mm dari dimeter awal yaitu 6,2 mm. hal ini

kemungkinan besar terjadi karena adanya pemusatan tegangan pada

necking yang besar

maka segmen patah.

Disisi itu karena menerima pemusatan tegangan tersebut maka necking

Page 27: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

I. Hubungan tegangan

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Hubungan tegangan - regangan pada berbagai perlakuan panas

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

regangan pada berbagai perlakuan panas

Gra

fik

4.9

Hub

ung

an T

egan

gan-

Reg

anga

n R

ekay

asa

Ber

bag

ai P

erla

kuan

Pan

as

Page 28: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

Pada grafik hubungan antara tegangan dengan regangan rekayasa pada

berbagai perlakuan panas

tertinggi ke rendah yaitu

Tanpa perlakuan,

tegangan ultimate

Pada grafik tersebut terdapat

urutan kekuatan yang berdasarkan dasar teori

Hardening oli bera

Hardening oli merupakan perlakuan

menggunakan media oli, dimana oli ini memiliki

tinggi di banding dengan air. Sehingga laju pendinginannya akan lamb

karena laju pendinginan yang lebih lambat sehingga fase

terbentuk akan lebih sedikit di banding

Sehingga akan mempengaruhi kekuatan tarik pada

Hardening oli yang membuat kekuatan tariknya bera

Tempering. Selain itu

ketahui pendinginannya menggunakan Cairan apa

berapa, sehingga membuat

Pada Hardening,

terlihat sesuai dengan dasar teori. Karena pada hardening memang

terbentuk fase martensit yang merata sehingga

dan kekerasanya

tinggi yaitu st

tanpa perlakuan masih memiliki tegangan sisa yang membuatnya getas

dan memiliki struktur butir, arah orientasi yang natural belum di rubah

sehingga memiliki kekuatan tarik yang berada di

Normalizing

yang sudah di kurangi dan struktur butiran yang besar serta memiliki arah

orientasi sama membuatnya

dibanding tanpa perlakuan

Normalizing namun pendinginanya lebih lambat dari

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

Pada grafik hubungan antara tegangan dengan regangan rekayasa pada

berbagai perlakuan panas diatas diperoleh urutan kekuatan tarik dari

tertinggi ke rendah yaitu Hardening Air, MarTempering

perlakuan, Normalizing dan Annealing, hal ini dilihat dari besarnya

ultimate tiap perlakuan.

Pada grafik tersebut terdapat Hardening oil yang tidak sesuai dengan

urutan kekuatan yang berdasarkan dasar teori, dimana seharusnya

oli berada pada urutan ke 2 setelah Hardening

oli merupakan perlakuan Hardening dengan pendinginan

menggunakan media oli, dimana oli ini memiliki Viskositas

tinggi di banding dengan air. Sehingga laju pendinginannya akan lamb

karena laju pendinginan yang lebih lambat sehingga fase

terbentuk akan lebih sedikit di banding Hardening pendinginan air.

Sehingga akan mempengaruhi kekuatan tarik pada Spesimen

oli yang membuat kekuatan tariknya bera

. Selain itu Spesimen dengan perlakuan Tempering

ketahui pendinginannya menggunakan Cairan apa, dengan

sehingga membuat tegangan tariknya berada di atas

Hardening, tanpa perlakuan, Normalizing dan

terlihat sesuai dengan dasar teori. Karena pada hardening memang

terbentuk fase martensit yang merata sehingga lebih tinggi kekuatan tarik

dan kekerasanya namun rapuh, selain itu yang membuat kekuatan tariknya

sturktur butir yang kecil dan arah orientasinya

tanpa perlakuan masih memiliki tegangan sisa yang membuatnya getas

dan memiliki struktur butir, arah orientasi yang natural belum di rubah

sehingga memiliki kekuatan tarik yang berada di bawah tem

dengan pendinginan udara, dengan keadaan tegangan sisa

yang sudah di kurangi dan struktur butiran yang besar serta memiliki arah

orientasi sama membuatnya Ductile dan kekuatan tariknya rendah

dibanding tanpa perlakuan . Pada Anealing hampir mirip dengan

namun pendinginanya lebih lambat dari Normalizing

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

Pada grafik hubungan antara tegangan dengan regangan rekayasa pada

diperoleh urutan kekuatan tarik dari

Tempering, Hardening oli

, hal ini dilihat dari besarnya

oil yang tidak sesuai dengan

, dimana seharusnya

air. Kita ketahui

dengan pendinginan

Viskositas yang lebih

tinggi di banding dengan air. Sehingga laju pendinginannya akan lambat,

karena laju pendinginan yang lebih lambat sehingga fase Martensite yang

pendinginan air.

Spesimen yang di

oli yang membuat kekuatan tariknya berada di bawah

Tempering tidak di

dengan Viskositas

tegangan tariknya berada di atas Hardening oli.

Anealing sudah

terlihat sesuai dengan dasar teori. Karena pada hardening memang

lebih tinggi kekuatan tarik

selain itu yang membuat kekuatan tariknya

urktur butir yang kecil dan arah orientasinya beragam. Pada

tanpa perlakuan masih memiliki tegangan sisa yang membuatnya getas

dan memiliki struktur butir, arah orientasi yang natural belum di rubah

bawah tempering. Pada

, dengan keadaan tegangan sisa

yang sudah di kurangi dan struktur butiran yang besar serta memiliki arah

n kekuatan tariknya rendah

hampir mirip dengan

Normalizing yaitu

Page 29: Bab 4 Metfis

Laporan Praktikum Uji Material Semester G

menggunakan pendinginan tungku, membuat kekuatan tariknya

rendah di banding

4.7 Kesimpulan dan saran

4.7.1 Kesimpulan

1. Tegangan sejati lebih tinggi dar

2. Regangan

rekayasa

3. Proses perlakuan panas mempengaruhi proses pengecilan diameter

(necking

tinggi ke rendah adalah

Annealing

4. Proses perlakuan panas berpengaruh terhadap kekuatan tarik dari

suatu material. Urutan kekuatan tarik dari berbagai proses

perlakuan panas dari tinggi kerendah adalah :

MarTemperin

yang terakhir

5. Hipotesa yang ditarik menggunakan teori dasar sudah hampir

mencapai benar, karena sesuai dengan urutan

Tempering

terdapat

5.7.2. Saran

1. Praktikan hendaknya lebih teliti dalam melakukan pengukuran

dimensi, pengamatan peralatan serta pencatatan data

2. Sarana dan prasarana dalam laboratorium yang mengalami

kerusakan agar

3. Pada saat sebelum praktikum hendaknya praktikan membaca

modul panduan praktikum.

w

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil 201

menggunakan pendinginan tungku, membuat kekuatan tariknya

di banding Normalizing.

Kesimpulan dan saran

Kesimpulan

Tegangan sejati lebih tinggi dari pada tegangan regangan rekayasa

Regangan patah sejati selalu lebih besar dari regangan patah

rekayasa.

Proses perlakuan panas mempengaruhi proses pengecilan diameter

necking). Urutan proses perlakuan panas yang berpengaruh dari

tinggi ke rendah adalah MarTempering, Tanpa perlakuan,

Annealing, Hardening, Normalizing.

Proses perlakuan panas berpengaruh terhadap kekuatan tarik dari

suatu material. Urutan kekuatan tarik dari berbagai proses

perlakuan panas dari tinggi kerendah adalah :

Tempering, Hardening Oli Tanpa perlakuan, Normalizing

yang terakhir Annealing.

Hipotesa yang ditarik menggunakan teori dasar sudah hampir

mencapai benar, karena sesuai dengan urutan

Tempering, tanpa perlakuan, Normalizing dan Anealing

terdapat Hardening oli yang tidak sesuai pada tempatnya.

Praktikan hendaknya lebih teliti dalam melakukan pengukuran

dimensi, pengamatan peralatan serta pencatatan data

Sarana dan prasarana dalam laboratorium yang mengalami

kerusakan agar diperbaiki atau diganti.

Pada saat sebelum praktikum hendaknya praktikan membaca

modul panduan praktikum.

Laboratorium Pengujian Bahan

14/2015

menggunakan pendinginan tungku, membuat kekuatan tariknya lebih

i pada tegangan regangan rekayasa

patah sejati selalu lebih besar dari regangan patah

Proses perlakuan panas mempengaruhi proses pengecilan diameter

). Urutan proses perlakuan panas yang berpengaruh dari

, Tanpa perlakuan,

Proses perlakuan panas berpengaruh terhadap kekuatan tarik dari

suatu material. Urutan kekuatan tarik dari berbagai proses

perlakuan panas dari tinggi kerendah adalah :Hardening,

Normalizing dan

Hipotesa yang ditarik menggunakan teori dasar sudah hampir

mencapai benar, karena sesuai dengan urutan Hardening Air,

Anealing. Hanya saja

oli yang tidak sesuai pada tempatnya.

Praktikan hendaknya lebih teliti dalam melakukan pengukuran

dimensi, pengamatan peralatan serta pencatatan data.

Sarana dan prasarana dalam laboratorium yang mengalami

Pada saat sebelum praktikum hendaknya praktikan membaca