bab 2 1 tinjauan pustakaeprints.umm.ac.id/46893/3/bab ii.pdf · 2019-07-10 · 7 bab 2 1 tinjauan...

31
7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri punggung bawah adalah sebuah sensasi nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliakal, umumnya pada daerah L4-L5 dan L5-S1, nyeri ini sering disertai penjalaran ke tungkai sampai kaki (Harsono, 2009). Nyeri punggung bawah juga didefinisikan sebagai nyeri lokal atau redikuler, ataupun keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu pada daerah lumbal atau lumbo-sakral dan sering diikuti dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki. (Tunjung, 2009). Gambar 1.1 Anatomi dari Lumbal (Trailsight Medical Media, 2008)

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

7

BAB 2

1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP)

2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP)

Nyeri punggung bawah adalah sebuah sensasi nyeri di daerah

lumbosakral dan sakroiliakal, umumnya pada daerah L4-L5 dan L5-S1,

nyeri ini sering disertai penjalaran ke tungkai sampai kaki (Harsono,

2009).

Nyeri punggung bawah juga didefinisikan sebagai nyeri lokal atau

redikuler, ataupun keduanya. Nyeri ini terasa di antara sudut iga terbawah

sampai lipat bokong bawah yaitu pada daerah lumbal atau lumbo-sakral

dan sering diikuti dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai dan kaki.

(Tunjung, 2009).

Gambar 1.1 Anatomi dari Lumbal (Trailsight Medical Media, 2008)

Page 2: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

8

2.1.2 Etiologi Nyeri Punggung Bawah (LBP)

Nyeri Punggung Bawah (LBP) dapat disebabkan oleh berbagai

kelainan yang terjadi pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis,

sendi, maupun struktur lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan

tersebut antara lain seperti kelainan congenital atau kelainan

perkembangan yang terdiri dari spondilosis dan spondilolistesis,

kiposkoliosis, spina bifida, gangguan korda spinalis, trauma minor yaitu

regangan dan cedera whiplash, fraktur atau traumatik seperti jatuh,

kecelakaan kendaraan bermotor, traumatik yaitu osteoporosis, infiltrasi

neoplastik, steroid eksogen, herniasi diskus intervertebral, degeneratif

yaitu kompleks diskus-osteofit, gangguan diskus internal, stenosis

spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi vertebral,

gangguan sendi atlantoaksial (misalnya arthritis rheumatoid), arthritis

seperti : spondilosis, artropati facet atau sakroiliaka, autoimun (misalnya

ankylosing spondilitis, sindrom reiter), neoplasma : metastasis,

hematologic, tumor tulang primer, infeksi/inflamasi: osteomyelitis

vertebral, abses epidural, sepsis diskus, meningitis, arachnoiditis

lumbalis, metabolik: osteoporosis, hiperparatiroid, imobilitas,

osteosklerosis, vascular: aunerisma aorta abdominal, diseksi arteri

vertebral, dan lainnya seperti nyeri alih dari gangguan visceral, sikap

tubuh, psikiatrik, pura-pura sakit serta sindrom nyeri kronik (Engstrom &

Deyo, 2012).

Page 3: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

9

2.1.3 Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah (LBP)

Klasifikasi LBP menurut Bull dan Archard (2007) sesuai dengan waktu

terjadinya nyeri berlangsung, yaitu:

1. Nyeri akut yang tajam, dalam dan langsung atau tiba-tiba.

Seseorang tidak dapat beristirahat dengan tenang dan setiap kali

bergerak bagian punggung yang sakit bertambah nyeri yang terjadi

selama kurang dari 8 minggu.

2. Nyeri kronis yang terus menerus dan cenderung tidak berkurang.

Nyeri biasanya terjadi dalam beberapa hari tetapi kadang kala

membutuhkan waktu selama satu atau bahkan beberapa minggu.

Kadang-kadang nyeri berulang akan tetapi untuk kekambuhan bisa

ditimbulkan dari aktivitas fisik yang sederhana.

Klasifikasi LBP menurut penyebabnya, yaitu:

1. Low back pain traumatic

Lesi traumatik dapat disamakan dengan lesi mekanik. Pada daerah

punggung bawah, semua unsur susunan neuromuskoletal dapat

terkena trauma. LBP ini dibagi 2 menjadi :

a. Trauma pada unsur miofasial

Setiap hari banyak orang mendapat trauma miofasial, seperti

pekerja kasar yang gizinya kurang baik dengan kondisi

kesehatan badan yang kurang optimal. Juga di kalangan sosial

yang serba cukup atau berlebihan keadaan tubuh tidak optimal

karena kegemukan, terlalu banyak duduk dan terlalu kaku

Page 4: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

10

karena kurang melakukan gerakan-gerakan untuk

mengendurkan ototnya.

b. Trauma pada komponen keras

Akibat trauma karena jatuh fraktur kompresi dapat terjadi di

vertebrata torakal bawah atau vertebra lumbal atas. Fraktur

kompresi dapat terjadi juga pada kondisi tulang belakang yang

patalogik dikarenakan trauma yang ringan (misal jatuh

terduduk dari kursi pendek), kolumna vertebralis yang sudah

osteoporotik mudah mendapat fraktur kompresi.

2. Low back pain akibat proses degenerative

a. Spondilosis

Perubahan degeneratif pada vertebra lumbosakralis dapat

terjadi pada corpus vertebra berikut arcus dan processus

artikularis serta ligament yang menghubungkan bagian-bagian

ruas tulang belakang satu dengan yang lain. Pada proses

spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang,

penyempitan discus dan osteofitosteofit yang dapat

menimbulkan penyempitan dari foramina intervetebralis.

b. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Perubahan degeneratif dapat juga mengenai annulus fibrosus

discus intervertebralis yang bila pada suatu waktu terobek

dapat disusul dengan protusio discus intervertebralis, yang

akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). HNP

Page 5: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

11

paling seringmengenai discus intervertebralis L5-S1 dan L4-

L5.

c. Osteoatritis

Unsur tulang belakang lain yang sering mengalami proses

degenerative adalah kartilago artikularis-nya, yang dikenal

sebagai osteoatritis. Pada osteoatritis terjadi degenerasi akibat

trauma kecil yang terjadi berulang-ulang selama bertahun-

tahun. Terbatasnya pergerakan sepanjang columna vertebralis

pada osteoarthritis akan menyebabkan tarikan dan tekanan

pada otot atau ligamen pada setiap gerakan, sehingga

menimbulkan nyeri punggung bawah.

3. Low back pain akibat penyakit inflamasi

a. Artritis rematoid

Artritis rematoid adalah penyakit autoimun yang menyerang

persendian tulang. Sendi yang terkena akan mengalami

peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan

kemudian sendi mengalami kerusakan. Akibat sinovitis(radang

pada sinovium) yang menahun, maka akan terjadi kerusakan

pada tulang rawan, sendi, tulang, tendon, dan ligamen di sendi.

b. Spondilitis angkilopoetika

Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan bagian dari

poliartritis rematoid yang juga didapatkan di tempat lain. Rasa

nyeri timbul akibat dari terbatasnya gerakan pada kolumna

Page 6: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

12

vertebralis, artikulus sakroiliaka, artikulus kostovertebralis dan

penyempitan foramen intervertebralis.

4. Low back pain akibat gangguan metabolism

Osteoporosis adalah satu penyakit metabolik tulang yang

ditandai oleh menurunnya massa tulang, dikarenakan berkurangnya

matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan mikro

arsitektur dari jaringan tulang. Nyeri punggung bawah pada orang

tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali disebabkan oleh

osteoporosis. Sakitnya bersifat pegal, sedangkan nyeri yang tajam

atau radikular merupakan keluhan. Dalam hal itu terdapat fraktur

kompresi yang menjadi komplikasi osteoporosis tulang belakang.

5. Low back pain akibat neoplasma

a. Tumor benigna

Osteoma osteoid yang bersarang di pedikel atau lamina

vertebra dapat mengakibatkan rasa nyeri yang hebat terutama

pada malam hari. Hemangioma merupakan tumor yang berada

di dalam kanalis vertebralis dan dapat memicu timbulnya nyeri

punggung bawah. Meningioma adalah suatu tumor intadural

namun ekstramedular. Tumor ini dapat menjadi besar sehingga

menekan pada radiks-radiks. Maka dari itu tumor ini seringkali

membangkitkan nyeri hebat pada daerah lumbosakral.

Page 7: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

13

b. Tumor maligna

Tumor ganas di daerah vertebra lumbosakralis dapat bersifat

primer dan sekunder. Tumor primer yang sering dijumpai yaitu

myeloma multiple. Tumor sekunder adalah tumor metastatik

mudah bersarang di tulang belakang, dikarenakan tulang

belakang kaya akan pembuluh darah. Tumor primernya bisa

berada di mamae, prostate, ginjal, paru dan glandula tiroidea.

6. Low back pain sebagai Referred Pain

Meskipun benar bahwa nyeri punggung bawah dapat dirasakan

seorang penderita ulkus peptikum, pankreatitis, tumor lambung,

penyakit ginjal dan lainnya, namun penyakit penyakit visceral juga

menghasilkan nyeri abdominal dengan manifestasi pada masing-

masing organ yang terganggu. LBP yang bersifat referred pain

memiliki ciri khas yaitu :

a. Nyeri hanya dirasakan pada daerah punggung bawah.

b. Daerah lumbal setempat tidak menunjukan tanda-tanda

abnormal, yakni tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri gerak,

tidak ada nyeri isometrik dan modalitas punggung tetap baik.

Meski begitu sikap tubuh mempengaruhi bertambah atau

meredanya referred pain.

c. Dalam tahap klinis dan selanjutnya, pada penyakit visceral

didapatkan adanya keadaan patologik melalui manifestasi

gangguan fungsi dan referred pain di daerah lumbal.

Page 8: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

14

7. Low back pain psikogenik

Beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita, dapat pula

bermanifestasi sebagai nyeri punggung karena menegangnya otot-

otot. Nyeri punggung bawah karena masalah psikogenik adalah

nyeri punggung bawah yang tidak mempunyai dasar organik dan

tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau batas-batas anatomis,

misalnya nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh histeria,

depresi, atau kecemasan. Namun apabila nyeri punggung bawah ada

kaitannya dengan patologi organik maka nyeri yang dirasakan tidak

sesuai dengan penemuan gangguan fisiknya.

8. Infeksi

Infeksi dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Nyeri punggung

bawah yang disebabkan infeksi akut misalnya kuman pyogenik

(stafilokokus, streptokokus), sedangkan nyeri punggung bawah yang

disebabkan infeksi kronik misalnya spondilitis TB.

Sedangkan menurut Bimariotejo (2009) berdasarkan

perjalanan klinisnya LBP dibagi menjadi 2 jenis:

a. Acute Low Back pain

Nyeriditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-

tiba, rentang waktunya singkat, antara beberapa hari sampai

beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang ataupun sembuh.

Acute Low Back pain dapat disebabkan karena luka traumatic

seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang

Page 9: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

15

sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak

jaringan, juga dapat melukai otot, ligament dan tendon. Pada

kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah

lumbal masih dapat sembuh sendiri. Hingga saat ini

penatalaksanaan awal nyeri punggung akut terfokus pada

istirahat dan pemakaian analgesik.

b. Chronic Low Back pain

Rasa nyeri pada chronic Low Back pain bisa menyerang lebih

dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh

kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan

sembuh pada waktu yang lama. Chronic Low Back pain dapat

terjadi karena osteoarthritis, reumathoidarthritis, proses

degenerasi discus intervertrebalis dan tumor.

2.1.4 Gejala Nyeri Punggung Bawah (LBP)

Nyeri merupakan perasaan yang sangat subjektif dan tingkat

keparahannya sangat dipengaruhi oleh pendapat pribadi dan keadaan saat

nyeri punggung dapat sangat bervariasi pada masing-masing orang.

Gejala tersebut meliputi:

a. Sakit

b. Kekakuan

c. Rasa tebal / mati rasa

d. Kelemahan

Page 10: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

16

e. Rasa kesemutan (seperti ditusuk peniti dan jarum)

Nyeri tersebut berawal dari punggung kemudian dapat menjalar turun ke

bokong, tungkai dan kaki (Bull dan Archard, 2007).

2.1.5 Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah (LBP)

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya

atau memperberat Low back pain yaitu :

2.1.5.1 Faktor personal

a. Usia

Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada orang yang umurnya

memasuki dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada

dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri punggung ini semakin

lama semakin meningkat hingga sekitar umur 55 tahun

(Tarwaka, 2004).

b. Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki risiko yang sama terhadap

keluhan nyeri punggung sampai umur 60 tahun, akan tetapi

pada kenyataannya jenis kelamin seorang dapat

mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri punggung(Sinaki

dan Mokri, 2000). Hal ini disebabkan secara fisiologis,

kemampuan otot wanita memang lebih rendah dari pada pria

(Tarwaka, 2004).

Page 11: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

17

c. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Pada orang yang berat badannya berlebih memiliki risiko

timbulnya nyeri punggung bawah lebih besar karena beban

pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga

dapat memungkinkan terjadinya nyeri punggung bawah.

Berat badan yang berlebih dapat diukur dengan melakukan

plotting pada grafik CDC 2000 Stature-for-age and Weight-

for-age precentiles yang kemudian akan dihitung dengan

rumus dan diklasifikasikan (Kuczmarski et al., 2002).

d. Aktivitas fisik

Kebanyakan nyeri punggung bawah terjadi akibat adanya

gangguan muskuloskeletal dan diperberat oleh aktivitas,

sedangkan nyeri akibat keadaan lain tidak dipengaruhi oleh

aktivitas (Helmi, 2012).

2.1.5.2 Faktor Pekerjaan

a. Beban Kerja

Beban kerja adalah sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh seseorang ataupun sekelompok orang,

dalam periode waktu tertentu pada keadaan normal.

Pekerjaan atau gerakan yang menggunakan tenaga besar akan

memberikan beban mekanik yang besar terhadap otot,

tendon, ligamen dan sendi. Beban yang berat akan

Page 12: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

18

menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan

otot, tendon dan jaringan lainnya (Harrianto, 2009).

b. Posisi Kerja

Posisi janggal adalah posisi tubuh yang menyimpang secara

signifikan dari posisi tubuh normal saat melakukan

pekerjaan. Posisi janggal dapat menyebabkan kondisi di

mana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak

efisien sehinga mudah menimbulkan kelelahan. Termasuk ke

dalam posisi janggal adalah pengulangan atau waktu lama

dalam posisi menggapai, berputar, memiringkan badan,

berlutut, jongkok, memegang dalam posisi statis dan

menjepit dengan tangan. Posisi ini melibatkan beberapa area

tubuh seperti bahu, punggung, dan lutut karena daerah inilah

yang paling sering cedera (Harris & Straker, 2000).

c. Repetisi

Repitisi merupakan pengulangan gerakan kerja dengan pola

yang sama. Dampak gerakan berulang akan meningkat jika

gerakan tersebut dilakukan dengan postur janggal disertai

beban yang berat dalam waktu yag lama. Keluhan otot terjadi

karena otot menerima tekanan akibat beban terus menerus

tanpa memperoleh kesempatan untuk relaksasi (Bridger,

2003).

Page 13: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

19

d. Durasi

Durasi adalah jumlah waktu terpajan faktor risiko. Durasi

didefinisikan sebagai durasi singkat jika <1 jam per hari,

durasi sedang jika 1-2 jam per hari, dan durasi lama jika >2

jam per hari. Durasi terjadinya postur janggal yang berisiko

bila postur tersebut dipertahankan lebih dari 10 detik. Risiko

fisiologis utama, yang dapat dihubungkan dengan gerakan

yang sering dan berulang-ulang, adalah kelelahan otot.

Selama berkontraksi otot memerlukan oksigen, jika gerakan

berulang-ulang dari otot menjadi terlalu cepat sehingga

oksigen belum mencapai jaringan maka akan terjadi

kelelahan otot (Humantech, 2003).

2.1.5.3 Faktor Lingkungan Fisik

a. Getaran

Getaran berpotensi menimbulkan keluhan nyeri

punggung bawah ketika seseorang mengahabiskan waktu

lebih banyak di kendaraan atau lingkungan yang

memiliki hazard getaran. Selain itu getaran dapat

mengakibatkan kontraksi otot meningkat yang

menyebabkan peredaran darah terganggu, penimbunan

asam laktat meningkat dan akhirnya muncul rasa nyeri

(Tarwaka, 2004).

Page 14: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

20

b. Kebisingan

Kebisingan pada lingkungan, secara tidak langsung,

dapat mempengaruhi produktivitas seseorang dalam

beraktivitas. Kebisingan akan membuat orang mengalami

stress dan berdampak pada ketidaknyamanan sehingga

mengakibatkan nyeri punggung bawah (Andini, 2015).

2.1.6 Patogenesis dan Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (LBP)

Tiap ruas tulang belakang dengan diskus intervertebralis sepanjang

kolumna vertebralis adalah satuan anatomik dan fisiologik. Bagian depan

yang terdiri dari korpus vertebralis dan diskus intervertebralis berfungsi

sebagai pengemban yang kuat, tetapi cukup fleksibel serta bertahan

terhadap tekanan-tekanan menurut porosnya. Keseluruhannya bagian

belakang memiliki terowongan yang dikenal sebagai kanalis vertebralis.

Diantara pedikel-pedikel sepanjang kolumna vertebralis, terdapat lubang

yang dinamakan foramen intervertebrale. Dinding belakangnya dibentuk

oleh artikulus posterior dan dinding depannya sebagian besar dibentuk

oleh diskus intervertebrale. Melalui setiap foramen intervertebralis, setiap

segmen medula spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke

perifer. Akan tetapi di daerah lumbal dan sakral, radiks dorsalis dan

ventralis berjalan curam kebawah dahulu sebelum tiba di tingkat foramen

intervertebralis yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan medulla spinalis

membujur hanya sampai di tingkat L2 saja, otot-otot yang terdapat

Page 15: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

21

sekeliling tulang belakang mempunyai origo dan insersio pada prosesus

transverses atau prosesus spinosus. Stabilitas kolumna vertebrale dijamin

oleh ligamentum secara pasif dan oleh otot-otot periosteum, lapisan luar

annulus fibrosus dan sinovia artikulus posterior (Mardjono dan Sidharta,

2008).

Beban mekanis yang dialami oleh tulang belakang, karena aktivitas

berat ataupun menopang suatu benda yang berat pada tulang belakang,

memiliki peranan penting pada patogenesis nyeri punggung bawah. Salah

satunya adalah menggunakan tas punggung berat yang dapat

dikatergorikan sebagai salah satu stress mekanis, dan sudah dibuktikan

bahwa terdapat hubugan yang bermakna bahwa beban mekanis tersebut

dapat menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah (Kapellen & Beall,

2010; Aukštikalnis et al., 2016).

Patofisiologi dari nyeri punggung bawah memiliki hubungan erat

terhadap faktor resiko yang mendasarinya, seperti yang telah di jelaskan

di atas. Faktor resiko tersebut salah satunya berupa beban mekanis pada

tulang pungung berupa tarikan dan regangan yang dapat terjadi akibat

aktivitas berat. Beban mekanis diberikan kepada tulang belakang tersebut

menimbulkan beban tekanan (Compressive Stress Loading) pada struktur

tulang belakang yang menyebabkan kondisi fatigue dan mikrotrauma

berulang. Sementara itu pada struktur yang terlibat pada beban mekanis di

atas terdapat saraf somatosensori yang akan terstimulasi akibat beban

mekanis tersebut. Setelah terstimulasi maka akan terbentuk impuls nyeri

Page 16: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

22

yang akan dihantarkan ke pusat nyeri yang akhirnya akan menimbulkan

sensasi nyeri pada lokasi tulang belakang (Kapellen & Beall, 2010;

Aukštikalnis et al., 2016).

Konstruksi punggung yang kompleks memungkinkan terjadinya

fleksibilias dan memberikan perlindungan terhadap sumsum tulang

belakang. Otot-otot abdominal berperan pada aktivitas mengangkat beban

dan sarana pendukung tulang belakang. Adanya obesitas, abnormalitas

struktur, dan peregangan berlebihan pada sarana pendukung ini akan

berakibat terjadinya nyeri punggung. Adanya perubahan degenerasi

diskus intervertebralis akibat usia, menjadi fibrokartilago yang padat dan

tidak teratur merupakan penyebab nyeri punggung umum di mana L4-L5

dan L5-S1 menderita stress mekanis dan menekan sepanjang akar saraf

tersebut (Helmi, 2012).

2.2 Tas Punggung

2.2.1 Definisi Tas Punggung

Tas sekolah digunakan sebagai tempat buku dan alat sekolah lainnya

untuk dibawa ke sekolah. Kecenderungan saat ini yaitu sekolah sering

memberi pekerjaan rumah, tugas-tugas, dan kegiatan ekstra-kurikuler

yang berakibat pada banyaknya barang yang harus dibawa murid ke

sekolah. Sementara, dari berbagai jenis tas yang ada, tas punggung adalah

tas yang paling banyak digunakan (Bauer & Freivalds, 2009; Legiran,

2012)

Page 17: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

23

Tabel 1.1Jenis Tas dan Cara Membawa Tas(Legiran, 2012)

Jenis Tas N % Cara membawa

tas

N %

Tas

Punggung

247 77,9 Dipunggung 234 73,8

Tas Bahu 66 20,9 Dibahu 44 13,9

Tas Jinjing 1 0,3 Menyilang bahu 38 12

Jenis Lain 3 0,9 Dijinjing 1 0,3

Jumlah 317 100 Jumlah 317 100

(Legiran, 2012)

2.2.2 Rekomendasi Berat Tas

Berat tas punggung yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 10%

berat badan anak (Rai & Agarawal, 2013). Anak yang membawa tas

punggung melebihi berat yang direkomendasikan, mempunyai risiko

lebih tinggi untuk menderita nyeri punggung bawah dan kelainan

tulang belakang. Semakin berat beban tas punggung menyebabkan

terjadinya penekanan pada diskus yang mempunyai fungsi sebagai

bantalan antar tulang pada tulang belakang (Brackley & Stevenson, 2004;

Dockrell et al., 2015).

Page 18: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

24

2.2.3 Lama Pemakaian Tas

Berdasarkan hasil penelitian Haselgrove et al., (2008) lebih dari 50%

memakai tas punggung sekolah lebih dari 30 menit per hari. Lama

penggunaan ini dapat menimbulkan keluhan nyeri leher dan punggung.

2.2.4 Cara Penggunaan Tas

Berat tas dan cara membawa tas sekolah adalah faktor risiko yang

berhubungan dengan keluhan nyeri punggung pada murid sekolah. Efek

kombinasi dari beban yang berat, posisi beban pada tubuh, waktu

yang digunakan untuk membawanya, distribusi beban, karakteristik dan

kondisi fisik pada seorang individu dihipotesiskan menjadi faktor-faktor

yang berkaitan (Ibrahim, 2012).

2.3 Penilaian Berat Badan dan Status Gizi

2.3.1 Berat Badan

Perubahan pola makan pada zaman sekarang baik di negara maju

maupun negara berkembang termasuk Indonesia, khususnya di kota

besardan pada golongan sosial ekonomi tertentu, terdapat kecenderungan

untuk mengkonsumsi makanan dengan kalori berlebihan disertai dengan

kurangnya aktivitas fisik sehingga angka kejadian overweight dan obesitas

juga ikut makin meningkat (Siswono, 2004). Hal tersebut dapat

mengakibatkan masalah kesehatan yang serius karena obesitas dapat

Page 19: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

25

memacu kelainan kardiovaskuler, ginjal, metabolik dan neuromuskuler

(Nuttall, 2015).

Besarnya resiko overweightdan obesitas terhadap nyeri

punggungbawah telah dibuktikan di beberapa penelitian. Fitriyani, Ebs, &

Andari, (2013) mendapatkan hasil bahwa overweight dapat

mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah. Seseorang yang

overweight mempunyai kemungkinan 4 kali untuk mengalami nyeri

punggung bawah dibandingkan dengan seseorang yang memiliki berat

badan normal. Penelitian lain oleh Shiri, Karppinen, Leino-Arjas,

Solovieva, & Viikari-Juntura (2010) menyatakan peningkatan IMT dapat

menyebabkan beberapa mekanisme terjadinya LBP. Mekanisme yang

pertama adalah terjadinya cidera secara tidak sengaja. Kedua, overweight

dan obesitas menyebabkan peradangan yang bersifat kronik,

meningkatkan produksi sitokin proinflamasi dan reaktan fase akut yang

dapat mengakibatan nyeri. Ketiga,terdapat hubungan yang kuat antara

nyeri punggung bawah denganhipertensi dan disiplidemia. Keempat,

overweight dan obesitas berhubungan dengan degenerasi tulang, sehingga

pergeraan tulang belakang akan menurun dengan adanya peningkatan

berat badan.

2.3.2 Status Gizi

Pada masa sekolah, anak usia 6-12 tahun banyak berhubungan dengan

orang-orang di luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana serta

Page 20: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

26

lingkungan baru dalam kehidupannya. Pada usia ini, anak mempunyai

banyak aktivitas diluar rumah sehingga terkadang melupakan waktu

makan. Selain itu, anak juga sudah aktif memilih makanan yang disukai

sehingga dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka dan akhirnya

dapat mempengaruhi status gizinya (Moehji, 1992).

Status gizi adalah keadaan kesehatan sebagai akibat keseimbangan

antara konsumsi, penyerapan zat gizi dan penggunaannya didalam tubuh

(Supariasa, 2013).

2.3.2.1 Cara Penentuan Status Gizi

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada

kelompok masyarakat, salah satunya adalah dengan pengukuran

tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam

pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan

dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variable lain. Variabel

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi.

Kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi

yang salah. Hasil penimbangan BB maupun TB yang akurat,

menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentua 7

kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1

tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu, penentuan umur anak

Page 21: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

27

perlu dihitung dengan cermat. Ketentuan yang dipakai yaitu 1

tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Bila jumlah hari

kurang dari 15, dibulatkan kebawah dan bila jumlah hari lebih

dari 15 dibulatkan ke atas (Atmarita & Fallah, 2004).

2. Berat Badan

Berat Badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan

gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan

sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena

penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun.

Berat badan dinyatakan Indeks BB/U (Berat Badan menurut

Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan

berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam

penggunaannya memberikan keadaan kini. Berat badan paling

banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran,

hanya saja tergantung pada ketepatan umur, sehingga kurang

dapat menggambarkan kecendrungan perubahan status gizi dari

waktu ke waktu (Utami, 2016).

3. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang

dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi

badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu

terutama yang berkaitan dengan keadaan Berat Badan Lahir

Page 22: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

28

Rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan

dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut

umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan Menurut Tinggi

Badan). Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan

gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan

akibat tidak sehat yang menahun. Selain itu, indeks ini dapat

menggambarkan kecenderungan perubahan status gizi dari

waktu ke waktu (Atmarita & Fallah, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah parameter penting untuk

menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang

berhubungan dengan status gizi. Penggunaan indeks BB/U, TB/U

dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya

gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh. Berdasarkan

baku rujukan antropometri menurut Centers for Disease Control

(CDC) tahun 2000 untuk menentukan klasifikasi status gizi

digunakan z-score sebagai batas ambang. Penilaian gizi anak-anak

di Negara-negara yang populasinya relatif baik (well nourished),

sebaiknya menggunakan persentil, sedangkan untuk gizi anak-anak

di Negara yang populasinya relatif kurang (under nourished) lebih

baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen

terhadap median baku rujukan (Utami, 2016).

Page 23: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

29

2.3.2.2 Metode Penilaian Status Gizi

Secara umum penilaian status gizi dapat dilihat dengan metode

langsung dan tidak langsung (Proverawati, 2011). Penilaian status

gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:

1. Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi

tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan

jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status

gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks

antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering

digunakan yaitu:

a. Berat Badan enurut Umur (BB/U)

Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat

mudah berubah. Indeks BB/U lebih menggambarkan status

gizi seseorang saat ini (Current Nutritional Status).

Page 24: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

30

b. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada

keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan

pertambahan umur.

c. Berat badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi

badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan

akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan

kecepatan tertentu.

d. Lingkar Lengan Atas menurut Umur (LLA/U)

Lingkar lengan atas memberikan gambaran tentang

keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.

Lingkar lengan atas berkolerasi dengan indeks BB/U

maupun BB/TB.

e. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau

status gizi orang dewasa yang berumur diatas 18 tahun

khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan

kelebihan berat badan. IMT tidak dapat diterapkan pada

bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping

itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus

Page 25: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

31

(penyakit) lainnya, seperti adanya edema, asites dan

hepatomegali.

f. Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur

Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan

lemak bawah kulit dilakukan pada beberapa bagian tubuh,

misalnya pada bagian lengan atas, lengan bawah, di tengah

garis ketiak, sisi dada, perut, paha, tempurung lutut, dan

pertengahan tungkai bawah.

g. Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul

Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul digunakan untuk

melihat perubahan metabolisme yang memberikan

gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan

dengan perbedaan distribusi lemak tubuh.

Dari berbagai jenis indeks tersebut di atas, untuk

menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Ambang

batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu:

a. Persen terhadap median

Median adalah nilai tengah dari suatu populasi. Dalam

antropometri gizi, median sama dengan persentil 50. Nilai

median dinyatakan sama dengan 100% (untuk standar).

Setelah itu dihitung persentase terhadap nilai median untuk

mendapatkan ambang batas. Contoh pemakaian cara ini

Page 26: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

32

adalah pada penentuan status gizi dengan ketentuan Eid

Index dengan menggunakan kurva CDC-NCHS 2000.

b. Persentil

Cara lain untuk menentukan ambang batas selain persen

terhadap median adalah persentil. Persentil 50 sama dengan

Median atau nilai tengah dari jumlah populasi berada

diatasnya dan setengahnya berada dibawahnya. NCHS

merekomendasikan persentil ke 5 sebagai batas gizi buruk

dan kurang, serta persentil 95 sebagai batas gizi lebih dan

gizi baik.

Tabel 1.2Klasifikasi menurut CDC-NCHS 2000

(Kuczmarski et al., 2002)

% Median Status Gizi

120 Obesitas

110 Overweight

90 Normal

70-90 Gizi kurang

<70 Gizi buruk

Page 27: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

33

Gambar 1.2 Stature-for-age and Weight-for-age percentiles (2-20

years) CDC-NCHS 2000(Kuczmarski et al., 2002)

Page 28: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

34

c. Standar Deviasi Unit (DSU)

Standar Deviasi Unit disebut juga Z-score. WHO

menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan

memantau pertumbuhan. Pengukuran Skor Simpang Baku

(Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai

Individual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku

Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya

dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Jika

hasil pengukuran lebih besar dari nilai median, maka

NSBR adalah hasil pengurangan +1 SD dengan median.

Namun jika hasil pengukuran lebih rendah dibanding

median, maka NSBR adalah hasil pengurangan median

dengan -1 SD.

Setelah didapatkan hasil dari perhitungan, kemudian nilai

z-score tersebut dimasukkan ke rentang ambang batas dan

didapatkan kategori status gizinya.

Page 29: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

35

Gambar 1.3 Tabel Ambang Batas dan Kategori Status Gizi Z-Score

2. Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-

organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar

tiroid. Metode ini umumnya digunakan untuk survei klinis

secara tepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk

mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari

kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu,

digunakan untuk mengetahui tingkat gizi seseorang dengan

melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala

(symptom) atau riwayat penyakit.

Page 30: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

36

3. Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

antara lain darah, urin, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh

seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu

peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi

yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang

spesifik, maka penentuan kimia faali dapat menolong untuk

menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

4. Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya

jaringan) dan melihat perubahan struktur. Umumnya dapat

digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja

epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan

adalah tes adaptasi gelap.

Sedangkan penilaian status gizi secara tidak langsung dapat

dibagi menjadi tiga (Proverawati, 2011), yaitu:

Page 31: BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKAeprints.umm.ac.id/46893/3/BAB II.pdf · 2019-07-10 · 7 BAB 2 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah(LBP) 2.1.1 Definisi Nyeri Punggung Bawah (LBP) Nyeri

37

1. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi

yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi berbagai zat gizi

pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat

mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan gizi.

2. Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan, dan kematian

akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan

dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian

dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3. Faktor Ekologi

Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi

beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah

makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi

seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain. Pengukuran faktor

ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab

malnutrisi.