bab 1 kopian
DESCRIPTION
9IIIBNLKBLBLBLBLBLBLBLTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit degeneratif yang merupakan penyebab kematian
utama di dunia adalah penyakit jantung koroner (PJK) dan
pembuluh darah atau yang dikenal dengan Cardiovascular
disease (Elliae Whitney et al., 2005). Menurut WHO, sekitar
17,1 juta orang didunia meninggal karena penyakit ini pada
tahun 2004 dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat
menjadi 23,6 juta orang pada tahun 2030.
Di Negara berkembang seperti Indonesia, fakta
menunjukkan adanya persamaan dengan negara maju seperti
Amerika Serikat yaitu penyakit kardiovaskuler menduduki
peringkat pertama penyebab kematian. Berdasarkan World
Health Organization (WHO) tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4
juta kematian karena PJK adalah akibat dari
hiperkolesterolemia dan sebsar 7,9% dari jumlah kematian
pada usia muda. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga
Nasional tahun 2001 menunjukkan 23,6% kematian orang
Indonesia karena PJK dan penyakit pembuluh darah (Depkes
RI, 2004). Sensus nasional tahun 2001 menunjukkan bahwa
kematian karena PJK adalah sebesar 26,4% (Kamso, 2002).
Penyebab utama penyakit kardiovaskuler adalah
aterosklerosis yang merupakan bentuk pengerasan arteri oleh
suatu plak dan menyebabkan lesi, selanjutnya menyebabkan
suatu penumpukan diantaranya lemak, kolesterol, kalsium dan
jaringan ikat (Syarkiah et al., 2008). Etiologi aterosklerosis
adalah multifaktorial tetapi ada berbagai keadaan yang erat
kaitannya dengan aterosklerosis yaitu faktor genetik / riwayat
keluarga, penyakit pembuluh darah perifer, usia, kelamin pria,
kebiasaan merokok, dislipidemia, hipertensi, obesitas, DM,
kurang aktivitas fisik dan menopause (Anwar, 2004).
Salah satu faktor risiko aterosklerosis utama adalah
dislipidemia. Salah satu penanda adanya dislipidemia adalah
peningkatan kadar kolesterol dalam darah
(Hiperkolesterolemia). Hiperkolesterol merupakan penyakit
gangguan metabolisme kolesterol yang di sebabkan oleh kadar
kolesterol dalam darah melebihi batas normal, batas normal
kolesterol pada manusia 120-240 mg/dl (Murray, 2003). Angka
kejadian hiperkolesterolemia terus meningkat setiap tahun,
sehingga dapat diduga bahwa angka kejadian Penyakit Jantung
Koroner pun ikut meningkat.
Hiperkolesterol dapat disebabkan oleh faktor genetik, usia,
jenis kelamin dan pola konsumsi makanan. Konsumsi makanan
yang mengandung kolesterol tinggi dapat menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol total dan peningkatan LDL (Low
Density Lipoprotein) dalam darah (Murray, 2003). Kolesterol
dalam darah mudah melekat pada dinding pembuluh darah
selanjutnya LDL akan menembus dinding pembuluh darah
melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan pembuluh intima.
Tahap selanjutnya LDL akan teroksidasi sempurna menjadi
makrofag dan sel busa (Foam Cell). Sel busa yang terbentuk
akan berikatan membentuk gumpalan yang makin lama
membesar sehingga membentuk benjolan yang akan
menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah. Pembuluh
darah akan menjadi sangat sempit dan mengalami pengerasan
oleh plak kolesterol pada akhirnya akan menyebabkan
sumbatan total yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Telah banyak bukti yang diperoleh dari penelitian
eksperimental, bahwa penurunan kadar kolesterol sebesar 1%
akan menurunkan risiko PJK sebesar 2%, serta apabila cara
nonfarmakologi sesuai yang dianjurkan berhasil mengendalikan
kadar lipid maka obat-obat pengendalian lipid mempunyai
peran yang kurang bermakna .Tindakan pencegahan
pengobatan juga perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah
penderita hiperkolesterol. Serat pangan dan antioksidan
merupakan salah satu senyawa yang dapat menurunkan
kolesterol LDL dalam darah (Ishikawa, 1989 dan Rasyid,
2011). Salah satu contoh spesies tanaman yang sangat
bermanfaat untuk tanaman obat adalah kedelai (Glycine max).
Kedelai merupakan sumber gizi yang sangat baik bagi
manusia. Kedelai mengandung protein paling tinggi diantara
jenis kacang-kacangan lainnya yaitu 35 g/100 g kedelai kering.
Protein kedelai merupakan satu-satunya Leguminosae yang
mengandung semua asam amino assensial yang diperlukan
tubuh. Kandungan asam lemak tak jenuh pada susu
kedelai lebih besar serta tidak mengandung
kolesterol, kadar lemak kedelai sekitar 18% dan mengandung
asam lemak tak jenuh assensial yaitu linoleat dan linolenat
yang sangat dibutuhkan tubuh (Rukmana, 2012). Terdapat
hubungan antara asam lemak jenuh, dengan peningkatan kadar
kolesterol hal ini di dukung oleh penelitian yang menyatakan
bahwa adanya hubungan antara asam lemak jenuh dengan
kolesterol total, LDL, HDL dan TG (Menys, 2007).
Salah satu produk olahan kedelai yang banyak diminati
adalah susu kedelai. Susu kedelai adalah hasil ekstraksi oleh
air, susu kedelai memiliki kandungan gizi tinggi selain sebagai
sumber protein, lemak kedelai juga mengandung
karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi,vitamin A,
vitamin B1 vitamin B2, dan kandungan polifenol.
Salah satu kandungan dari senyawa polifenol adalah flavonoid
dan isoflafon, sangat efektif untuk digunakan sebagai
antioksidan. Senyawa Flavonoid dapat mencegah penyakit
kardiovaskuler dengan cara menurunkan laju oksidasi lemak.
Senyawa Isoflavon (genistein dan deidzein) pada kacang
kedelai bermanfaat dalam mencegah oksidasi partikel lipid dan
menurunkan risiko terjadinya aterosklerosis.
Vlafonoid mempunyai kemampuan sebagai antioksidan
yang dapat menetralkan senyawa radikal bebas. Antioksidan ini
dapat melindungi tubuh dari kerusakan radikal, meningkatkan
system kekebalan, menurunkan resiko pengerasan arteri,
penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Kedelai
mengandung antioksidan yang dapat memperbaiki tekanan
darah dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah. (Ferlina,
2009)
Mengingat potensi kedelai yang cukup besar tersebut, maka
akan sangat bermanfaat bagi masyarakat jika dilakukan
penelitian eksperimental secara mikroskopis terkait manfaat
dan pengaruh kedelai dalam penurunan kadar kolesterol dan
menghambat pembentukan foam cell pada hewan coba yang
mengalami hiperkolesterol. Adanya kandungan pada kedelai
seperti isoflavon, antioksidan, lemak tak jenuh, dan tinggi
protein diduga akan berpengaruh dalam penurunan jumlah
Foam Cell.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah susu kedelai berpengaruh terhadap jumlah Foam
Cell pada pada aorta tikus (Rattus novergicus galur wistar)
model hiperkolesterol?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk menguji pengaruh susu kedelai
terhadap jumlah Foam Cell pada pada aorta
tikus (Rattus novergicus galur wistar) model
hiperkolesterol.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi jumlah Foam Cell pada
aorta tikus (Rattus novergicus galur wistar)
normal tanpa diberikan susu kedelai.
b. Mengidentifikasi jumlah Foam Cell pada
aorta tikus (Rattus novergicus galur wistar)
dengan diet aterogenik tanpa diberi susu
kedelai.
c. Mengidentifikasi jumlah Foam Cell pada
aorta tikus (Rattus novergicus galur wistar)
dengan diet aterogenik yang diberi susu
kedelai 0.81 gram/tikus/hari dalam 3 ml
aquadest
d. Mengidentifikasi jumlah Foam Cell pada
aorta tikus (Rattus novergicus galur wistar)
dengan diet aterogenik yang diberi susu
kedelai 1.62 gram/tikus/hari dalam 3 ml
aquadest
e. Mengidentifikasi jumlah Foam Cell pada
aorta tikus (Rattus novergicus galur wistar)
dengan diet aterogenik yang diberi susu
kedelai 3.24 gram/tikus/hari dalam 3 ml
aquadest
f. Membandingkan jumlah Foam Cell pada
aorta tikus (Rattus novergicus galur wistar)
normal tanpa diberikan susu kedelai, tikus
dengan diet aterogenik tanpa diberikan susu
kedelai, tikus dengan diet aterogenik yang
diberikan susu kedelai 0.81 gram/tikus/hari
dalam 3 ml aquadest, tikus dengan diet
aterogenik yang diberikan susu kedelai 1.62
gram/tikus/hari dalam 3 ml aquadest, dan
tikus dengan diet aterogenik yang diberikan
susu kedelai 3.24 gram/tikus/hari dalam 3 ml
aquadest.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi ilmu pengetahuan
Membuktikan secara empiris bahwa susu kedelai dapat
menurunkan jumlah Foam Cell dan penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan untuk penelitian selanjunya
1.4.2 Bagi praktisi
Dapat memberikan masukan bagi praktik keperawatan
untuk menjadikan susu kedelai sebagai perawatan terapi
komplementer bagi penderita hiperkolesterol
1.4.3 Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi pada masyarakat tentang
salah satu cara mencegah terjadinya penyakit kardiovakular ,
bahwa pemberian susu kedelai dapat menurunkan kadar
kolesterol.