aura hati batik tanjung bumi

Upload: greensangrilla

Post on 03-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Aura Hati Batik Tanjung Bumi

    1/3

    Aura Hati Batik Tanjung Bumi

    Terasa hidup dalam pandangan. Pancaran pemikat dalam kelebat helai kala disandang.

    Batik Madura, tak lagi terdengar asing di telinga. Namanya sudah lama menyeruak ke seluruh penjurunusantara. Bahkan ke beberapa belahan dunia lain. Performa batik asal Pulau Garam itu, kini relatif

    sejajar dengan karya batik-batik lain yang ada di tanah air.Kecamatan Tanjung Bumi, yang berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat kota Kabupaten Bangkalan,Madura, adalah salah satu sentranya. Nama Tanjung Bumi menjadi sangat identik dengan Batik Madura.Motif dan warna yang tertuang pada kain merefleksikan karakter masyarakat lokal.Ciri khas batik pesisir dengan warna-warna berani dan corak bebas, begitu kentara. Hingga sekarangproduksi batik yang masih menganut cara-cara tradisional itu masih berlanjut. Kabarnya, kegiatan yangkini menjadi UKM andalan dari Kabupaten Bangkalan itu, sudah berkembang sejak ratusan tahun silam.Kebiasaan masyarakat di Tanjung Bumi dalam membatik ternyata cukup unik. Walau dari membatikmereka cukup merasakan hasilnya secara ekonomis, namun mereka tidak benar-benar inginmenggantungkan mata pencahariaannya dari kerajinan batik. Membatik tetap sebagai karya sambilan disamping rutinitas kegiatan keseharian mereka, ungkap N. Wati As, perajin yang kini berkembangmenjadi pengusaha Batik Madura. Penduduk setempat masih banyak yang hidup dari bercocok tanamdan berdagang di pasar, disamping mengurus rumah tangganya.

    Hal ini pula yang menjadikan produksi batik ini tidak bisa dijadwalkan secara tepat, sergah wanita 51tahun ini lagi. Membuat sehelai kain batik, paling cepat dikerjakan dalam tempo dua minggu, namundemikian jangan heran bila ada batik yang baru selesai setelah setahun dikerjakan. Para pembatik itujuga tidak mau dipaksa, walau karena alasan permintaan pasar sekalipun. Apalagi mereka diminta untukbekerja di suatu tempat khusus, layaknya sentra kerajinan kebanyakan. Para perajin itu lebih sukamengerjakannya di rumah masing-masing dengan peralatan khas yang sangat tradisional, paparnyapada Mossaik ketika ditemui di kediamannya.Pembatik adalah manusia biasa, ada batas kemampuan dan kekuatan. Mungkin ini pula yang menjadialasan kenapa prosesnya menjadi begitu lama. Satu atau dua jam membatik biasanya mulai lelah, iniberpengaruh pada hasil goresannya. Mereka akan berhenti, melanjutkannya lagi setelah fisik dan hatimereka segar kembali, papar Wati diiringi senyum. Walau produksi kini mulai massal, namun prosesnyatetap tradisional. Ini pula yang menjadi nilai tambah dari batik-batik Tanjung Bumi. Menjadi lebih disukai,terutama oleh turis asing.Mereka lebih banyak mengerjakan di rumah masing-masing, dari jasanya itu mereka bisa mendapatongkos. Diantaranya berdasar cepat-tidaknya atau seberapa banyak yang bisa dikerjakan. Mulai duapuluh ribu rupiah, hingga (total) mencapai Rp 500 ribu rupiah. Kebanyakan di sana, tidak semua orangbisa melakukan semua proses dari bahan baku hingga jadi kain batik yang siap jual.Proses dalam pembuatan batik, menurut penuturan Wati, meliputi beberapa tahap. Pertama kain Moriputih yang hendak digunakan akan direndam dalam air bercampur minyak dempel(istilah orangsetempat, red) dan abu sisa pembakaran kayu dari tungku. Proses perendaman ini dilakukan selamasatu hingga dua minggu. Setelah direndam kemudian dicuci. Menurutnya, hal ini untuk menghilangkanzat yang melekat pada kain bawaan dari pabrik.Setelah kering, kain tersebut akan masuk ke proses dikanji. Bahan yang digunakan untuk pengkanjian iniadalah sagu dari Ubi Kayu. Kenapa tidak menggunakan bahan tepung kanji yang banyak dijual di pasar?Konon, bahan itu lebih menyerap ke dalam serat kain, sementara tepung kanji biasa kurang. Setelahselesai tahap ini, mulai digambar. Berturut-turut tahap berikutnya adalah diisen, dikurik, dan atauditembok. Fase ini merupakan pemasangan malam pada kain sebelum kemudian diwarnai.

    Proses selanjutnya adalah pewarnaan, yang bisa berlangsung hingga dua kali. Setelah pewarnaan, kainbatik tersebut dilorot. Proses ini merupakan usaha untuk menghilangkan malam yang melekat pada kain,yaitu dengan memasukan kain ke dalam air mendidih. Terakhir, adalah menjemur di tengah terik sinarmatahari.Mengimbangi semakin bagusnya animo pasar terhadap batik tradisional Madura ini, kenyataan baiksekarang para pembatik di sana mulai bertambah, sekitar 90 persen penduduk setempat membatik.Banyak anak gadis yang putus sekolah kini nyambimembatik. Jangan heran kalau di daerah tersebutanak usia kelas satu sekolah dasar sudah bisa membatik. Biasanya mereka meminta bahan bakunyalalu mereka kerjakan di rumahnya. Lumayan sekedar menambah uang saku mereka, ungkap Wati la gi.

  • 7/28/2019 Aura Hati Batik Tanjung Bumi

    2/3

    Biasanya wati tidak memberikan target harus selesai kapan untuk selembar batik dengan panjang antaradua hingga tiga meter itu.Wati sendiri mengaku, mulai menekuni batik sejak tahun 1978. Ini adalah usaha yang dimulainya sendiri.Ibu dua anak yang sebenarnya lahir di tanah Sumatera itu terinspirasi dari usaha jualan kain mertuanyakala itu. Hari demi hari, waktunya dia habiskan untuk melihat, sembari belajar, orang-orang kampungmembatik.

    Alami yang DisukaBatik Madura mulai dilihat sebagai potensi Tanjung Bumi, dan Madura secara umum. Beberapa tahunsilam, di Tanjung Bumi juga pernah didirikan Unit Pelayanan Teknik Batik (UPT Batik) oleh dinasPerindustrian Kabupaten Bangkalan. Sebab banyaknya pengrajin batik di Tanjung Bumi. Dalamperjalanannya UPT Batik itu berfungsi sebagai wadah dari hasil karya para perajin. Sekaligus sebagaimediator antara perajin dan pembeli. Pada saat itu semua batik hasil para perajin di kecamatan tersebutdi kumpulkan di UPT tadi.Menurut Wati, Batik Madura mulai tampak digemari mulai sekitar tahun 1985-an. Pemerintah kabupatensetempat pun memberikan perhatian. Ini sudah diterapkan sejak tahun 1981, salah satunya dengan UPTtadi. Namun kenyataan para perajin setempat mempunyai kultur berbeda. Harapan semula UPT ini bisamenjadi wadah komunikasi sekaligus koordinasi, mungkin kelak bisa menjadi semacam asosiasi. Namunlangkah ke arah tersebut tidak pas bagi para perajin.Para perajin setempat lebih suka menjual batik karyanya secara langsung sendiri-sendiri. Atau mereka(perajin sebagai plasma) menyerahkan kepada pengusaha (sebagai inti), dan pengusaha ini yangkemudian akan menjual melalui jalur pemasaran yang dimilikinya.Sehingga jalan yang dianggap paling cocok adalah dengan menjadikan UPT sekedar sebagai wadahhasil karya mereka saja. Sebab itu pula UPT ini sempat stag, dan kabarnya tahun ini akan kembalidiaktifkan. Bentuk lain perhatian pemerintah dan beberapa lembaga lain seperti mengadakanserangkaian pelatihan, melakukan studi banding, sampai dengan membuka kesempatan untuk mengikutibeberapa pameran.Orang-orang asing, seperti dari Jepang dan Belanda, lebih menyukai Batik Madura yang orisinil. Bahkanmereka sangat tahu, mana batik yang menggunakan pewarna alami ( soga alam), dan mana batik yangmenggunakan naftol atau pewarna kimia.Beberapa tamu asing yang datang ke sana, bahkan membawa alat (semacam keker) untuk mengamatiserat kain batik tersebut. Mereka juga sangat cermat memperhatikan setiap detil pada kain tersebut.Mereka akan menolak batik yang ditemukan terdapat noda bekas tetesan. Dianggapnya, sang pembatik

    kurang teliti, kurang rapi, dan kurang menjiwai dalam pengerjaannya.Harga produk batik dari yang termurah Rp 25 ribu, berupa taplak meja. Sedangkan yang paling mahal,seperti kain batik untuk busana wanita, bisa mencapai dua juta rupiah. Namun demikian, menurut Wati,juga ada batik yang harganya di kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 500 ribu. -az.alim--- oOo ---

    Eksotis, di balik Tradisi Mistik

    Diakui berbagai kalangan, bila Batik Madura memiliki eksotika tersendiri. Pesona khasnya memiliki dayapikat. Sudah galib bila Batik Madura sangat populer di kalangan para petinggi pemerintahan dan tokohmasyarakat, khususnya di Jawa Timur.Menilik bahannya, tidak jauh berbeda dengan batik kebanyakan. Bahan batik dari kain katun juga adayang berbahan sutra. Sementara ini untuk kain sutra hanya memenuhi permintaan khusus, walau

    belakangan agak macet, ujar N. Wati As, sumber Mossaik di Tanjung Bumi.Tidak semua batik yang menggunakan bahan sutra berharga mahal. Sebenarnya batik dengan bahankatun pun ada yang mahal. Apalagi batik dengan motif lama, atau yang tergolong batik Gentongan.Harganya bisa jauh lebih mahal dibandingkan yang berbahan sutra, bisa jutaan rupiah.Batik Gentong mempunyai nilai lebih dalam tradisi Batik Madura. Di sebut genthongan, karena padaproses pewarnaannya di rendam dalam wadah gentong selama dua bulan. Kabarnya setelah direndam,lembaran batik tersebut kemudian disikat. Selain untuk membersihkan malam yang tersisa, juga agarwarna lebih awet melekat pada kain. Tak heran bila batik ini bisa berumur hingga puluhan tahun lebihdengan warna tetap.

  • 7/28/2019 Aura Hati Batik Tanjung Bumi

    3/3

    Kebanyakan batik gentongan ini harganya mahal. Sebab beberapa pertimbangan perajin ada yangmenyiasatinya dengan semi gentong. Di sini perendaman dilakukan sebagian, atau tidak selama batikyang full gentongan. Konon, di daerah tersebut kini tidak banyak yang masih menerapkan caragentongan ini.Motif lama yang dimaksud Wati, lebih pada motif khas atau tradisional Madura. Kini motif batik Madurajuga mulai mengadopsi beberapa motif kombinasi atau alternatif baru. Seperti desain gambar tunggal,baik bentuk burung atau bunga, dengan kurik(latar atau background, red) polos. Beberapa motif yangkhas Madura seperti Sessek, Ramok, Rawan, Carcena, Memba, Panji, Napasir, Katupat, Kembang Pot,Pereng Basa, Truki Melati, dan Okel. Selain yang disebut itu sebenarnya masih banyak motif lainnya,menurut Wati, ada sekitar seratusan motif batik Madura, yang merupakan kombinasi satu sama lain.Motif atau gambar yang tertuang pada helai kain itu adalah murni buah imajinasi para pembatik. Bisadikata, yang tertuang dalam gerak tangan melalui media canthing itu adalah bahasa hati dan pikiranmereka. Sebab, gambar tersebut orisinil buah tangan maka pasti satu sama lain goresannya tidak sama,walau motifnya sama.Berbicara hal warna, Batik Madura mempunyai pilihan warna yang khas yang juga menjadi cirinya.Warna-warna ini berasal dari bahan-bahan alam, atau dikenal dengan sebutan soga alam. Warna Merahberasal dari Mengkudu dan Tingi. Warna Biru berasal dari Daun Tarum. Sedangkan warna Hijaubersumber dari kulit Mundu ditambah Tawas. Warna terang dan gelap yang muncul pada kain batikberdasar waktu perendaman. Makin lama direndam, makin pekat warna yang dihasilkan.Di balik proses pembuatan batik-batik itu beberapa terceletuk cerita unik. Hal-hal berbau sedikit mistis

    yang kadang tak sempat mereka urai dengan logika. Namun mereka percaya, dan dijalani saja sebagaibagian dari tradisi membatik.Seperti dalam proses pembuatan batik, apabila ada saudara, kerabat, teman atau tetangga meninggal,pembatik tidak dapat melanjutkan pekerjaan membatik. Jangankan melanjutkan pekerjaan, menyentuhkain batiknya saja tidak boleh. Konon, ini akan menyebabkan warna pada batiknya itu menjadi suramatau tidak terang seperti yang diharapkan. Entah, yang pasti untuk kembali menyelesaikan garapannyasang pembatik harus menunggu hingga 40 hari sejak peristiwa kematian itu. Sudahlah, yang pentingpesonanya yang kita butuhkan. Bila berminat silahkan datang dan dapatkan! -az.alim

    *Dimuat di majalah Mossaik, Pebruari 2006