asuhan keperawatan pada klien dengan tuberkulosis.docx

22
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU 1. Pengertian Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tubeculosis. 2. Etiologi Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis. Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebar kekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanya

Upload: rose-avataronek

Post on 16-Jan-2016

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS PARU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGANTUBERKULOSIS PARU

1. PengertianTuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacteriumtubeculosis.2. EtiologiTuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil mikrobakteriumtuberkulosis tipe humanus, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang1-4/mm dan tebal 0,3-0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid).Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadapgangguan kimia dan fisik.Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahanbertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifatdormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikantuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwakuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal initekanan bagian apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagianapikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernapasan. Basilmikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (dropletinfection) sampai alveoli, maka terjadilah infeksi primer (ghon) selanjutnya menyebarkekelenjar getah bening setempat dan terbentuklah primer kompleks (ranke). keduanyadinamakan tuberkulosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akanmengalami penyembuhan. Tuberkulosis paru primer, peradangan terjadi sebelum tubuhmempunyai kekebalan spesifik terhadap basil mikobakterium. Tuberkulosis yangkebanyakan didapatkan pad usia 1-3 tahun. Sedangkan yang disebut tuberkulosis postprimer (reinfection) adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulangyang mana di dalam tubuh terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.3. Proses PenularanTuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nuclei yangdikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita inibatuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalamruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di bawahsinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang yang gelaplembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu keberhasilan pemaparanTuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet nuclei dalam udara danpanjang waktu individu bernapas dalam udara yang terkontaminasi tersebut di sampingdaya tahan tubuh yang bersangkutan.Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering), M. tuberculosis jugadapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit(lebih jarang).4. InsidenPenyakit tuberkulosis adalah penyakit yang sangat epidemik karena kumanmikrobakterium tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Programpenaggulangan secara terpadu baru dilakkan pada tahun 1995 melalui strategi DOTS

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

(directly observed treatment shortcourse chemoterapy), meskipun sejak tahun 1993 telahdicanangkan kedaruratan global penyakit tuberkulosis. Kegelisahan global ini didasarkanpada fakta bahwa pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis tidakterkendali, hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan,terutama penderita menular (BTA positif).Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta penderita dengankematian tiga juta orang (WHO, 1997). Di negara-negara berkembang kematian karenapenyakit ini merupakan 25 % dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah.Diperkirakan 95 % penyakit tuberkulosis berada di negara berkembang, 75 % adalahkelompok usia produktif (15-50 tahun). Tuberkulosis juga telah menyebabkan kematianlebih banyak terhadap wanita dibandingkan dengan kasus kematian karena kehamilan,persalinan dan nifas.Di indonesia pada tahun yang sama, hasil survey kesehatan rumah tangga (SKRT)menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tigasetelah penyakit jantung dan penyakit infeksi saluran pernapasan pada semua kelompokusia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan setiap tahunmenjadi 583.000 kasus baru tuberkulosis dengan kematian sekitar 140.000. secara kasardiperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru tuberkulosisdengan BTA positif.5. Anatomi dan FisiologiSaluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, farinx, larinxtrachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung ; Nares anterior adalah saluran-saluran didalam. rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenalsebagai vestibulum. (rongga) hidung. Rongga hidung dilapisi sebagai selaput lendir yangsangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan lapisan farinx dan denganselaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam. rongga hidung. Farinx(tekak) ; adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannyadengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka ‘letaknya di belakanglarinx (larinx-faringeal).Laringx (tenggorok) terletak di depan bagian terendah farinx yang mernisahkan daricolumna vertebrata, berjalan dari farinx. sampai ketinggian vertebrata servikals danmasuk ke dalarn trachea di bawahnya. Larynx terdiri atas kepingan tulang rawan yangdiikat bersama oleh ligarnen dan membran.Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya trachea berjalan dari larynxsarnpai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini bercabangmcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak- lengkapyang berupan cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yangmelengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat beberapajaringan otot.Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada ketinggian kira-kira vertebratatorakalis kelima, mempunyai struktur serupa dengan trachea dan dilapisi oleh.jenis selyang sama. Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampuk paru.Bronckus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi darlarteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronckus lobus bawah. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan,dan berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelurn di belah menjadi beberapa cabang yangberjalan kelobus atas dan bawah.Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dankernudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus menjadi bronchusyang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya menjadi bronkhiolus terminalis, yaitu

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

saluran udara terkecil yang tidak mengandung alveoli (kantong udara). Bronkhiolusterminalis memiliki garis tengah kurang lebih I mm. Bronkhiolus tidak diperkuat olehcincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah.Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluranpenghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempatpertukaran gas paru-paru.Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratoriusyang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductusalveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakanakhir paru-paru, asinus atau.kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai SakusAlveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Dilapisi oleh pleurayaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktanyang berfungsi untuk lubrikai. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior,medius dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior daninferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe,arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.Diperkirakan bahwa stiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyaipermukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.Proses fisiologi pernafasan dimana 02 dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan,dan C02 dikeluarkan keudara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadiumpertama adalah ventilasi yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan keluar paruparu.karena ada selisih tekanan yang terdapat antara atmosfer dan alveolus akibat kerjamekanik dari otot-otot. Stadium kedua, transportasi yang terdiri dan beberapa aspek yaitu: (1) Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksternal) dan antaradarah sistemik dan sel.-sel jaringan (2) Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal danpenyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus. (3) Reaksi kimia dan fisik dari02 dan C02 dengan darah respimi atau respirasi interna menipak-an stadium akhir darirespirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk- mendapatkan energi, dan C02terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru (4)Transportasi, yaitu. tahap kcdua dari proses pemapasan mencakup proses difusi gas-gasmelintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 urn). Kekuatanmendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fasegas. (5) Perfusi, yaitu pemindahan gas secara efektif antara. alveolus dan kapiler paruparumembutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi (alirandarah) dalam kapiler dengan perkataan lain ventilasi dan perfusi. dari unit pulmonaryharus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasidan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru.

Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:(1) Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer kedarahvena dan mengeluarkan gas carbondioksida dari alveoli keudara atmosfer. (2) menyaringbahan beracun dari sirkulasi (3) reservoir darah (4) fungsi utamanya adalah pertukarangas-gas5. PatofisiologiPort de’ entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluranpencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melaluiudara (air borne), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-kuman basiltuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi terdiri dari satusampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dancabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruangalveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-paru, atau di bagian atas lobus bawah.Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampakpada tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organismetersebut. Sesudah hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yangterserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Pneumoniaseluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atauproses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke kelenjar bening regional.Makrofag yang mengadakan infiltrasi mcajadi lebih panjang dan sebagian bersatusehingga membentuk sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi inibiasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.6. Manifestasi KlinikTuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyaibanyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum sepertilemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehinggadiabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejalasistemik:1. Gejala respiratorik, meliputi:a. BatukGejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering dikeluhkan.Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur darah bila sudahada kerusakan jaringan.b. Batuk darahDarah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis ataubercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darahtergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.c. Sesak napasGejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-halyang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.d. Nyeri dadaNyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul apabilasistem persarafan di pleura terkena.2. Gejala sistemik, meliputi:a. DemamMerupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari miripdemam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang serangannya sedangmasa bebas serangan makin pendek.b. Gejala sistemik lainGejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan sertamalaise.Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapipenampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga timbulmenyerupai gejala pneumonia.Gejala klinis Haemoptoe:Kita harus memastikan bahwa perdarahan dari nasofaring dengan cara membedakan ciriciri

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

sebagai berikut :1. Batuk daraha. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokanb. Darah berbuih bercampur udarac. Darah segar berwarna merah mudad. Darah bersifat alkalise. Anemia kadang-kadang terjadif. Benzidin test negatif2. Muntah daraha. Darah dimuntahkan dengan rasa mualb. Darah bercampur sisa makananc. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambungd. Darah bersifat asame. Anemia seriang terjadif. Benzidin test positif3. Epistaksisa. Darah menetes dari hidungb. Batuk pelan kadang keluarc. Darah berwarna merah segard. Darah bersifat alkalise. Anemia jarang terjadi

6. Test DiagnostikFoto thorax PA dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan radiology standar. Jenispemeriksaan radiology lain hanya atas indikasi Top foto, oblik, tomogram dan lain-lain.Karakteristik radiology yang menunjang diagnostik antara lain :a. Bayangan lesi radiology yang terletak di lapangan atas paru.b. Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler)c. Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas parud. Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggue. Bayangan bilierPemeriksaan Bakteriologik (Sputum) ; Ditemukannya kuman micobakterium TBC daridahak penderita memastikan diagnosis tuberculosis paru.Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis). Pengambilandahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Padapemeriksaan pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak. Uji resistensi harus dilakukanapabila ada dugaan resistensi terhadap pengobatan.Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam prograrn pemberantasanTBC paru di Indonesia.8. KlasifikasiKlasifikasi TB Paru dibuat berdasarkan gejala klinik, bakteriologik, radiologik danriwayat pengobatan sebelumnya. Klasifikasi ini penting karena merupakan salah satufaktor determinan untuk menetapkan strategi terapi.Sesuai dengan program Gerdunas P2TB klasifikasi TB Paru dibagi sebagai berikut:a. TB Paru BTA Positif dengan kriteria:1. Dengan atau tanpa gejala klinik2. BTA positif: mikroskopik positif 2 kali, mikroskopik positif 1 kali disokong biakanpositif satu kali atau disokong radiologik positif 1 kali.3. Gambaran radiologik sesuai dengan TB paru.b. TB Paru BTA Negatif dengan kriteria:

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

1. Gejala klinik dan gambaran radilogik sesuai dengan TB Paru aktif2. BTA negatif, biakan negatif tetapi radiologik positif.c. Bekas TB Paru dengan kriteria:a. Bakteriologik (mikroskopik dan biakan) negatifb. Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.c. Radiologik menunjukkan gambaran lesi TB inaktif, menunjukkan serial foto yang tidakberubah.d. Ada riwayat pengobatan OAT yang adekuat (lebih mendukung).9. Penanganan MedikTujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegahkematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan matarantai penularan. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan faselanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obattambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalahRifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahanadalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam Klavulanat, derivatRifampisin/INH.Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkanlokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusandahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentangstrategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment ShortCourse (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponenyaitu:1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalampenanggulangan TB.2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedangpemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapatdilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsungoleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimanapenderita harus minum obat setiap hari.4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

B. PROSES KEPERAWATAN1. PengkajianData-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan Tuberkulosis paru(Doengoes, 2000) ialah sebagai berikut :1. Riwayat PerjalananPenyakita. Pola aktivitas dan istirahatSubjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulittidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut; infiltrasiradang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilang timbul.b. Pola nutrisiSubjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.c. RespirasiSubjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoidkuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah,kasar di daerah apeks paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru danpleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.), perkusipekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran bronkogenik).d. Rasa nyaman/nyeriSubjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbulbila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.e. Integritas egoSubjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak berdaya/tak ada harapan.Objektif : Menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.2. Riwayat Penyakit Sebelumnya:a. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.b. Pernah berobat tetapi tidak sembuh.c. Pernah berobat tetapi tidak teratur.d. Riwayat kontak dengan penderita Tuberkulosis Paru.e. Daya tahan tubuh yang menurun.f. Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.3. Riwayat Pengobatan Sebelumnya:a. Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya.b. Jenis, warna, dosis obat yang diminum.c. Berapa lama. pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan penyakitnya.d. Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.4. Riwayat Sosial Ekonomi:a. Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu dan tempat bekerja, jumlah penghasilan.b. Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikisi dengan bebas,menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang marnpu, masalah berhubungan dengankondisi ekonomi, untuk sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalahtentang masa depan/pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan putus harapan.5. Faktor Pendukung:a. Riwayat lingkungan.b. Pola hidup.Nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola istirahat dan tidur, kebersihan diri.c. Tingkat pengetahuan/pendidikan pasien dan keluarga tentang penyakit, pencegahan,pengobatan dan perawatannya.6. Pemeriksaan Diagnostik:a. Kultur sputum: Mikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir penyakit.b. Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm terjadi 48-72jam).c. Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini tampak gambaranbercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas ; Pada kavitas bayangan, berupacincin ; Pada kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.d. Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru karena TB paru.e. Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).f. Spirometri: penurunan fuagsi paru dengan kapasitas vital menurun.3. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien dengan Tuberkulosis paru adalahsebagai berikut:1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan: Sekret kental atau sekret

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

darah, Kelemahan, upaya batuk buruk. Edema trakeal/faringeal.2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan: Berkurangnya keefektifanpermukaan paru, atelektasis, Kerusakan membran alveolar kapiler, Sekret yangkental, Edema bronchial.3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksi berhubungan dengan: Daya tahantubuh menurun, fungsi silia menurun, sekret yang inenetap, Kerusakan jaringanakibat infeksi yang menyebar, Malnutrisi, Terkontaminasi oleh lingkungan,Kurang pengetahuan tentang infeksi kuman.4. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan:Kelelahan, Batuk yang sering, adanya produksi sputum, Dispnea, Anoreksia,Penurunan kemampuan finansial.5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan berhubungandengan: Tidak ada yang menerangkan, Interpretasi yang salah, Informasi yangdidapat tidak lengkap/tidak akurat, Terbatasnya pengetahuan/kognitif4. Rencana KeperawatanAdapun rencana keperawatan yang ditetapkan berdasarkan diagnosis keperawatan yangtelah dirumuskan sebagai berikut:1. Bersihan jalan napas tidak efektifTujuan: Mempertahankan jalan napas pasien. Mengeluarkan sekret tanpa bantuan.Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas. Berpartisipasi dalamprogram pengobatan sesuai kondisi. Mengidentifikasi potensial komplikasi danmelakukan tindakan tepat.Intervensi:a. Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, imma, kedalaman dan penggunaanotot aksesori.Rasional: Penurunan bunyi napas indikasi atelektasis, ronki indikasi akumulasisecret/ketidakmampuan membersihkan jalan napas sehingga otot aksesori digunakan dankerja pernapasan meningkat.b. Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif, catat karakter, jumlahsputum, adanya hemoptisis.Rasional: Pengeluaran sulit bila sekret tebal, sputum berdarah akibat kerusakan paru atauluka bronchial yang memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.c. Berikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan napasdalam.Rasional: Meningkatkan ekspansi paru, ventilasi maksimal membuka area atelektasis danpeningkatan gerakan sekret agar mudah dikeluarkand. Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction bila perlu.Rasional: Mencegah obstruksi/aspirasi. Suction dilakukan bila pasien tidak mampumengeluarkan sekret.e. Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali kontraindikasi.Rasional: Membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkanf. Lembabkan udara/oksigen inspirasi.Rasional: Mencegah pengeringan membran mukosa.g. Berikan obat: agen mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi.Rasional: Menurunkan kekentalan sekret, lingkaran ukuran lumen trakeabronkial,berguna jika terjadi hipoksemia pada kavitas yang luas.h. Bantu inkubasi darurat bila perlu.Rasional: Diperlukan pada kasus jarang bronkogenik. dengan edema laring atauperdarahan paru akut.2. Gangguan pertukaran gas

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

Tujuan: Melaporkan tidak terjadi dispnea. Menunjukkan perbaikan ventilasi danoksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal. Bebas dari gejaladistress pernapasan.Intervensia. Kaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal. Peningkatan upaya respirasi,keterbatasan ekspansi dada dan kelemahan.Rasional: Tuberkulosis paru dapat rnenyebabkan meluasnya jangkauan dalam paru-paniyang berasal dari bronkopneumonia yang meluas menjadi inflamasi, nekrosis, pleuraleffusion dan meluasnya fibrosis dengan gejala-gejala respirasi distress.b. Evaluasi perubahan-tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan warnakulit, membran mukosa, dan warna kuku.Rasional: Akumulasi secret dapat menggangp oksigenasi di organ vital dan jaringan.c. Demonstrasikan/anjurkan untuk mengeluarkan napas dengan bibir disiutkan, terutamapada pasien dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.Rasional: Meningkatnya resistensi aliran udara untuk mencegah kolapsnya jalan napas.d. Anjurkan untuk bedrest, batasi dan bantu aktivitas sesuai kebutuhan.Rasional: Mengurangi konsumsi oksigen pada periode respirasi.e. Monitor GDA.Rasional: Menurunnya saturasi oksigen (PaO2) atau meningkatnya PaC02 menunjukkanperlunya penanganan yang lebih. adekuat atau perubahan terapi.f. Berikan oksigen sesuai indikasi.Rasional: Membantu mengoreksi hipoksemia yang terjadi sekunder hipoventilasi danpenurunan permukaan alveolar paru.3. Resiko tinggi infeksi dan penyebaran infeksiTujuan: Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko penyebaraninfeksi. Menunjukkan/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkunganyang. aman.Intervensia. Review patologi penyakit fase aktif/tidak aktif, penyebaran infeksi melalui bronkuspada jaringan sekitarnya atau aliran darah atau sistem limfe dan resiko infeksi melaluibatuk, bersin, meludah, tertawa., ciuman atau menyanyi.Rasional: Membantu pasien agar mau mengerti dan menerima terapi yang diberikanuntuk mencegah komplikasi.b. Identifikasi orang-orang yang beresiko terkena infeksi seperti anggota keluarga, teman,orang dalam satu perkumpulan.Rasional: Orang-orang yang beresiko perlu program terapi obat untuk mencegahpenyebaran infeksi.c. Anjurkan pasien menutup mulut dan membuang dahak di tempat penampungan yangtertutup jika batuk.Rasional: Kebiasaan ini untuk mencegah terjadinya penularan infeksi.d. Gunakan masker setiap melakukan tindakan.Rasional: Mengurangi risilio penyebaran infeksi.e. Monitor temperatur.Rasional: Febris merupakan indikasi terjadinya infeksi.f. Identifikasi individu yang berisiko tinggi untuk terinfeksi ulang Tuberkulosis paru,seperti: alkoholisme, malnutrisi, operasi bypass intestinal, menggunakan obat penekanimun/ kortikosteroid, adanya diabetes melitus, kanker.Rasional: Pengetahuan tentang faktor-faktor ini membantu pasien untuk mengubah gayahidup dan menghindari/mengurangi keadaan yang lebih buruk.g. Tekankan untuk tidak menghentikan terapi yang dijalani.

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

Rasional: Periode menular dapat terjadi hanya 2-3 hari setelah permulaan kemoterapi jikasudah terjadi kavitas, resiko, penyebaran infeksi dapat berlanjut sampai 3 bulan.h. Pemberian terapi INH, etambutol, Rifampisin.Rasional: INH adalah obat pilihan bagi penyakit Tuberkulosis primer dikombinasikandengan obat-obat lainnya. Pengobatan jangka pendek INH dan Rifampisin selama 9 bulandan Etambutol untuk 2 bulan pertama.i. Pemberian terapi Pyrazinamid (PZA)/Aldinamide, para-amino salisik (PAS), sikloserin,streptomisin.Rasional: Obat-obat sekunder diberikan jika obat-obat primer sudah resisten.j. Monitor sputum BTARasional: Untuk mengawasi keefektifan obat dan efeknya serta respon pasien terhadapterapi.4. Perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhanTujuan: Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratoriurnnormal dan bebas tanda malnutrisi. Melakukan perubahan pola hidup untukmeningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat.Intervensi:a. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut,kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.Rasional: berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat.b. Kaji pola diet pasien yang disukai/tidak disukai.Rasional: Membantu intervensi kebutuhan yang spesifik, meningkatkan intake dietpasien.c. Monitor intake dan output secara periodik.Rasional: Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan.d. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya denganmedikasi. Awasi frekuensi, volume, konsistensi Buang Air Besar (BAB).Rasional: Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untukmeningkatkan intake nutrisi.e. Anjurkan bedrest.Rasional: Membantu menghemat energi khusus saat demam terjadi peningkatanmetabolik.f. Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernapasan.Rasional: Mengurangi rasa tidak enak dari sputum atau obat-obat yang digunakan yangdapat merangsang muntah.g. Anjurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat.Rasional: Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.Sumber : http://stikep.blogspot.comDesign by Defa Arisandi, A.Md.Keph. Rujuk ke ahli gizi untuk menentukan komposisi diet.Rasional: Memberikan bantuan dalarn perencaaan diet dengan nutrisi adekuat unrukkebutuhan metabolik dan diet.i. Konsul dengan tim medis untuk jadwal pengobatan 1-2 jam sebelum/setelah makan.Rasional: Membantu menurunkan insiden mual dan muntah karena efek samping obat.j. Awasi pemeriksaan laboratorium. (BUN, protein serum, dan albumin).Rasional: Nilai rendah menunjukkan malnutrisi dan perubahan program terapi.k. Berikan antipiretik tepat.Rasional: Demam meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsurnsi kalori.5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, pencegahan.Tujuan: Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

Melakukan perubahan prilaku dan pola hidup unruk memperbaiki kesehatan umurn danmenurunkan resiko pengaktifan ulang luberkulosis paru. Mengidentifikasi gejala yangmernerlukan evaluasi/intervensi. Menerima perawatan kesehatan adekuat.Intervensia. Kaji kemampuan belajar pasien misalnya: tingkat kecemasan, perhatian, kelelahan,tingkat partisipasi, lingkungan belajar, tingkat pengetahuan, media, orang dipercaya.Rasional: Kemampuan belajar berkaitan dengan keadaan emosi dan kesiapan fisik.Keberhasilan tergantung pada kemarnpuan pasien.b. Identifikasi tanda-tanda yang dapat dilaporkan pada dokter misalnya: hemoptisis, nyeridada, demam, kesulitan bernafas, kehilangan pendengaran, vertigo.Rasional: Indikasi perkembangan penyakit atau efek samping obat yang membutuhkanevaluasi secepatnya.c. Tekankan pentingnya asupan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) dan intakecairan yang adekuat.Rasional: Mencukupi kebutuhan metabolik, mengurangi kelelahan, intake cairanmembantu mengencerkan dahak.d. Berikan Informasi yang spesifik dalam bentuk tulisan misalnya: jadwal minum obat.Rasional: Informasi tertulis dapat membantu mengingatkan pasien.e. jelaskan penatalaksanaan obat: dosis, frekuensi, tindakan dan perlunya terapi dalamjangka waktu lama. Ulangi penyuluhan tentang interaksi obat Tuberkulosis dengan obatlain.Rasional: Meningkatkan partisipasi pasien mematuhi aturan terapi dan mencegah putusobat.Sumber : http://stikep.blogspot.comDesign by Defa Arisandi, A.Md.Kepf. jelaskan tentang efek samping obat: mulut kering, konstipasi, gangguan penglihatan,sakit kepala, peningkatan tekanan darahRasional: Mencegah keraguan terhadap pengobatan sehingga mampu menjalani terapi.g. Anjurkan pasien untuk tidak minurn alkohol jika sedang terapi INH.Rasional: Kebiasaan minurn alkohol berkaitan dengan terjadinya hepatitish. Rujuk perneriksaan mata saat mulai dan menjalani terapi etambutol.Rasional: Efek samping etambutol: menurunkan visus, kurang mampu melihat warnahijau.i. Dorong pasien dan keluarga untuk mengungkapkan kecemasan. Jangan menyangkal.Rasional: Menurunkan kecemasan. Penyangkalan dapat memperburuk mekanismekoping.j. Berikan gambaran tentang pekerjaan yang berisiko terhadap penyakitnya misalnya:bekerja di pengecoran logam, pertambangan, pengecatan.Rasional: Debu silikon beresiko keracunan silikon yang mengganggu fungsiparu/bronkus.k. Anjurkan untuk berhenti merokok.Rasional: Merokok tidak menstimulasi kambuhnya Tuberkulosis; tapi gangguanpernapasan/ bronchitis.l. Review tentang cara penularan Tuberkulosis dan resiko kambuh lagi.Rasional: Pengetahuan yang cukup dapat mengurangi resiko penularan/ kambuh kembali.Komplikasi Tuberkulosis: formasi abses, empisema, pneumotorak, fibrosis, efusi pleura,empierna, bronkiektasis, hernoptisis, u1serasi Gastro, Instestinal (GD, fistulabronkopleural, Tuberkulosis laring, dan penularan kuman.5. Evaluasia. Keefektifan bersihan jalan napas.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TUBERKULOSIS.docx

b. Fungsi pernapasan adekuat untuk mernenuhi kebutuhan individu.c. Perilaku/pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.d. Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi.e. Pemahaman tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan dan perubahanperilaku untuk memperbaiki kesehatan.