asuhan keperawatan klien dengan fibro adenoma mammae

8
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FIBRO ADENOMA MAMMAE I. Definisi a. Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan struma jaringan ikat. b. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. (Slamet Suyono, 2001). II. Etiologi Kemungkinan penyebab adalah a. Sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen. b. Peningkatan aktifitas estrogen yang absolut atau relatif. c. Genetik d. Faktor – faktor yang redisposisi : - Usia - Jenis kelamin - Geografi - Pekerjaan - Hereditas - Diet - Stres - Lesi prekanker III. Tanda Gambaran Klinis a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal. b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan. c. Ada penekanan pada jaring sekitar. d. Ada batas yang tegas. e. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma). f. Memiliki Kapsul dan soliter. g. Benjolan dapat digerakkan. h. Pertumbuhannya lambat. i. Mudah diangkat dengan lokal surgery. j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian. Klasifikasi Menurut gambaran histologiknya fibroadenoma dibagi atas : 1

Upload: iwan-anggara

Post on 19-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FIBRO ADENOMA MAMMAE

I. Definisi a. Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan struma jaringan ikat.b. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan. (Slamet Suyono, 2001).

II. EtiologiKemungkinan penyebab adalah a. Sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen.b. Peningkatan aktifitas estrogen yang absolut atau relatif.c. Genetik d. Faktor faktor yang redisposisi : - Usia- Jenis kelamin- Geografi - Pekerjaan- Hereditas- Diet- Stres- Lesi prekanker

III. Tanda Gambaran Klinisa. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal.b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan.c. Ada penekanan pada jaring sekitar.d. Ada batas yang tegas.e. Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant Fibroadenoma).f. Memiliki Kapsul dan soliter.g. Benjolan dapat digerakkan. h. Pertumbuhannya lambat.i. Mudah diangkat dengan lokal surgery.j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.Klasifikasi Menurut gambaran histologiknya fibroadenoma dibagi atas :1. Fibroadenoma pericanaliculare Kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.2. Fibroadenoma intracanalicculareJaringan ikat mengalami poliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang atau tidak teratur dengan lumen yang sempit atau menghilang. Kadang-kadang tidak dditemukan stroma yang berpoliferasi yang tampak hanya kelenjar-kelanjar yang saling berdesakan. Gambaran tersebut sering ditemukan pada mamma lactans dan disebut lactating adenoma.

IV. Patofisiologi Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang serign ditemukan pada massa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estroge sehingga kelainan ini sering digolongkan dengan mamary disopiosia.Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan 100 us yang terbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan disekitarnya. Pada gambaran histologi menunjukkan stroma dengan fioroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga krisis yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda (Sylvia A. Price, 1995) V. Pemeriksaan1. Pemeriksaan klinis.a. Status umum.b. Status penampilan.c. Status penyakit.( Penyakit utama.- Keluhan utama dan lain-laun keluhan serta sejak kapan.- Riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan).- Faktor etiologi atau faktor resiko.- Keadaan tumor lokal (topografi) tumor (T).- Ada atau tidaknya metastase (nodus) regional (N).- Ada atau tidaknya metastase jauh (M).- Stadium kanker (sistim TNMUICC, 1987).( Komplikasi penyakit.( Penyakit sekunder.2. Pemeriksaan penunjang klinis :Bila pada pemeriksaan klinis jelas suatu tumor jinak, pemeriksaan penunjang klinis dilakukan seperlunya.( X-foto thorak.( USG mamma atau mammografi.( Sitologi pada cairan puting susu.( Darah, urin, SGOT, SGPT.3. Pemeriksaan sitologis atau patologis :( FNA.( Biopsi VC atau PC atau dari spesimen operasi.

VI. Pencegahan dan deteksi dinia. Faktor-faktor resikob. Pemeriksaan payudara sendiri.c. Pemeriksaan klinikd. Morrogiofie. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber / ahli untuk mendapatkan perawatan.

VII. Terapi 1. Eksis tumor, dengan anastesi lokal atau umum, spesimen operasi periksa patologis.2. Insisi pembukaan / pembedahan dianjurkan melalui garis sirkum areoler.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATANI. PENGKAJIANPengumpulan data1. Identitas Perlu dikaji nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, suku atau bangsa, tanggal MRS, diagnosa medis.2. Keluhan utamaBiasanya keluhan yang paling menonjol pada px FAM adalah benjolan pada payudara.

3. Riwayat penyakit sekarangYang perlu ditanyakan adalah hal-hal apa yang menyebabkan px masuk rumah sakit.4. Riwayat penyakit dahuluPerlu ditanyakan antara lain apakah klien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya atau pernah punya penyakit yang menular atau menurun sebelumnya.5. Riwayat penyakit keluargaPerlu ditanyakan apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama, menular, kronis atau keturunan.6. Pola-pola fungsi kesehatana. Pola persepsi dan konsep diriPerlu ditanyakan persepsi klien mengenai penyakit yang dideritanya. Biasanya px dengan FAM akan mengalami gangguan persepsi diri.b. Pola sensori dan kognitifBiasanya pada px dengan FAM tidak mengalami gangguan kognitif tapi pada pola sensori kadang mengalami nyeri tekan.c. Pola reproduksi seksualPertumbuhan FAM akan cepat biasanya pada saat klien dalam masa kehamilan dan laktasi atau menjelang menopouse akibat rangsangan estrogen yang meninggi.d. Pola nutrisi dan metabolismePada FAM tidak mengalami penurunan nafsu makan. Meskipun menu berubah, misalnya makanan dirumah gizi tetap sama sedangkan di RS. Disesuaikan dengan penyakit dan diit kxe. Pola eliminasiMembagi kebiasaan eliminasi alvi dan uri meliputi jumlah, warna, pola apakah ada gangguan.f. Pola istirahat dan tidurKebiasaan pada pola tidur dan istirahat mengalami gangguan yang disebabkan oleh nyeri, misalnya nyeri akibat Post Op.g. Pola aktivitas dan latihanAktivitas dan latihan mengalami perubahan atau gangguan akibat dari operasi sehingga kebutuhan kx perlu dibantu oleh perawat atau keluarga.

h. Pola hubungan peranTerjadinya perubahan peran yang dapat menggangu hubungan akibat interpersonali. Pola penggulangan stressPerlu di pertanyakan apakah membuat kx menjadi stress dan biasanya malah di pendam sendiri atau di rundingkan dengan keluarga.j. Pola persepsi dan tata laksanan hidup sehatPada FAM tidak mengalami perubahan atau gangguan personal hygiene misal : kebiasaan mandi, gosok gigi, memcuci rambut, ganti pakaian, BAK dan BABk. Pola tata nilai dan keperacayaanAdanya kecemasan dan stress sehingga pertahanan dan klien meminta perlindungan dan pendekatan diri kepada tuhan.ANALISA DATAI. Data yang telah dikumpulakan kemudian dikelompokkan dan dianalisa untuk menentukan masalah kx untuk mengelompokkan dibagi menjadi 2 yaitu data yang subyektif dan obyektifdan kemudian ditentukan masalah keperawatan yagn timbul berdasarkan prioritas.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri berhubungan dengan jaringan ikat pada mammae.2. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidak tahuan tentang prosedur operasi.3. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan luka Post Op

III. PERENCANAANa. Diagnosa 1Nyeri berhubungan dengan jaringan ikat pada mammae. Tujuan : Nyeri berkurang / nyeri dapat teratasi Kriteria hasil :- Nyeri berkurang- Skala nyeri normal (0) / nyeri dapat terkontrol- TTV normal S = 36 oCN = 88 x/mntRR = 16 x/mntTD = 120/70 Rencana Tindakan 1. Lakukan pendekatan terhadap kx dan keluarga R / agar kx dan keluarga kooperastif2. Kaji tingkat nyeri dan frekuensi R / sebagai evaluasi tau efektifitas intervensi yang dilakukan 3. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi px dan aktivitas dirersionalR / menolong dan meningatkan relaksasi dan retokus4. Ajarkan teknik relaksasiR / agar nyeri berkurang dan px dapat mengalihkan perhatiannya saat nyeri timbul5. Evaluasi / kontrol berkurangnya rasa nyaman.R / tujuan umum / maksimal mengontrol tingkat nyeri6. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian analgesik R / fungi interdependentb. Diagnosa 2Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan ketidak tahuan tentang prosedur operasi. Tujuan : Px tidak merasa takut / cemas Kriteria hasil :- Px lebih tenang- Px lebih percaya diri- TTV normal S = 36 oCN = 88 x/mntRR = 16 x/mntTD = 120/70 mmHg Rencana Tindakan 1. Lakukan pendekatan terapoeurik pada px R / untuk membina hubungan sling percaya antara px dengan perawat 2. Berikan kesempatan pada px untuk mengeskpresikan perasaannya. R / untuk mengetahui kecemasan px 3. Berikan motovasi px untuk menjalankan prosedur pembedahanR / menimbulkan rasa percaya diri px4. Jelaskan efek samping bila tidak dilakukan pendekatanR / agar px mengetahui bahaya yang timbul bila tidak dilakukan pembedahan5. dampingi px saat memasuki ruang operasiR / memberikan perasaan aman dan tenag pada diri pxc. Diagnosa 3Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan luka Post Op Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan px dapat melakukan aktivitas secara normal atau mandiri. Kriteria hasil :- Px dapat melakukan tindakan secara mandiri- Px dapat melakukan latihan mobilisasi secara bertahap Rencana Tindakan 1. Lakukan pendekatan pada px dan keluarga R / agar px dan keluarga kooperatif 2. Berikan lingkungan yang tenag dan nyaman. R / menurunkan stress dan meningkatkan waktu istirahat. 3. Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi R / mengontrol kemampuan px dalam beraktivitas4. Anjurkan latihan mobilisasi R / mencegah terjadinya kekakuan otot5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesik R / untuk mempercepat proses penyembuhan

IV. PELAKSANAANAdalah pengelolahan dan perwujudan yang direncanakan oleh perawat, pelaksanaan advis dokter dan ketentuan rumah sakit yang meliputi validasi rencana keperawatan memberikan Askep serta pengumpulan data (Lismidar, 1990).

V. EVALUASIPerbandingan yang sistematis dari rencana tindakan masalah kesehatan dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan kx dan tenaga kesehatan yang lain. dan merupakan suatu peningkatan yang bersifat sistematis dari rencana tindakan dan masalah kesehatan px dengan tujuan yang telah ditetapkan px dan kesehatan lainnya (Effendi, 1995).

DAFTAR PUSTAKA

( Panitia Medik Farmasi dan Terapi RSUD. Dr. Soetomo. 1994. Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Ilmu Bedah. Surabaya.( Staf Penganjar Bagian Patologi Anatomik FKUI. 1973. Patologi. Jakarta.( Lismidar, Dkk. Proses Keperawatan, Jakarta : Universitas Indonesia , 1990( Sumito Arkanda, Ringkasan Ilmu Bedah. PT. Ulna Aksara, Jakarta, 1987

5