asuhan keperawatan anak dengan tuna wicara

29
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS GANGGUAN BICARA DAN BAHASA (TUNA WICARA)

Upload: abirizqan

Post on 07-Nov-2015

576 views

Category:

Documents


57 download

DESCRIPTION

ppt

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS GANGGUAN BICARA DAN BAHASA (TUNA WICARA)

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSGANGGUAN BICARA DAN BAHASA(TUNA WICARA)BAB I PENDAHULUANBahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim.

Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak. Keterlambatan bicara adalah keluhan utama yang sering dicemaskan dan dikeluhkan orang tua kepada dokter. Gangguan ini semakin hari tampak semakin meningkat pesat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Tunawicara

Heri Purwanto dalam buku Ortopedagogik Umum (1998) tuna wicara adalah apabila seseorang mengalami kelainan baik dalam pengucapan (artikulasi) bahasa maupun suaranya dari bicara normal, sehingga menimbulkan kesulitan dalam berkomunikasi lisan dalam lingkungan.

Frieda Mangunsong,dkk dalam Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa, tuna wicara atau kelainan bicara adalah hambatan dalam komunikasi verbal yang efektif. Kemudian menurut Dr. Muljono Abdurrachman dan Drs.Sudjadi S dalam Pendidikan Luar Biasa Umum (1994) gangguan wicara atau tunawicara adalah suatu kerusakan atau gangguan dari suara, artikulasi dari bunyi bicara, dan atau kelancaran berbicara.dapat disimpulkan bahwa anak tunawicara adalah individu yang mengalami gangguan atau hambatan dalam dalam komunikasi verbal sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasiLanjutan

EtiologiKemampuan dalam bahasa dan berbicara dipengaruhi oleh faktor intrinsik (anak) dan faktor ekstrinsik (psikososial). faktor intrinsik (anak)Retardasi mentalGangguan pendengaranAutismeMutasi selektifCerebral palsyKelainan organ bicara

faktor ekstrinsik (psikososial).Lingkungan yang SepiAnak KembarBilingualismeTeknik Pengajaran yang SalahPola menonton televisiTabel 2.1 Penyebab Gangguan Bicara dan Bahasa menurut Blager BF.

PenyebabEfek Pada Perkembangan Bicara1.LingkunganSosial ekonomi kurangTekanan keluargaKeluarga bisuDirumah menggunakan bahasaTerlambatGagapTerlambat pemerolehan bahasa Terlambat pemerolehan struktur bahasa bilingual2Emosi Ibu yang tertekanTerlambat atau gangguanGangguan serius pada anakTerlambat pemerolehan bahasaGangguan serius pada orang tuaTerlambat atau gangguan perkembangan bahasa3Masalah pendengarana.Kongenitalb. DidapatTerlambat atau gangguan bicara permanenTerlambat atau gangguan bicara permanen4Perkembangan terlambatPerkembangan lambatRetardasi mentalTerlambat bicaraPasti terlambat bicara5Cacat bawaanPalatoschizisSindrom DownTerlambat dan terganggu kemampuan bicara Kemampuan bicaranya lebih rendah6Kerusakan otakKelainan neuromuscularKelainan sensorimotorPalsi serebralKelainan persepsiMempengaruhi kemampuan menghisap,menelan, mengunyah dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartriaMempengaruhi kemampuan menghisap, menelan, akhirnya menimbulkan gangguan Artikulasi dan dispraksiaBerpengaruh pada pernapasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat mengakibatkan disartria dan dispraksiaKesulitan membedakan suara, mengerti bahasa, simbolisaasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar di sekolah

Klasifikasi Tuna Wicara

Dalam buku Ortopedagogik Umum (1998), Heri Purwanto mengemukakan tunawicara secara umum diklasifikasikan menjadi 4 bagian,yaituKeterlambatan bicara (Delayed speech )Gagap (stuttering)kehilangan kemapuan berbahasa(disphasia).Kelainan suara (voice disorder)

Karateristik Tuna Wicara

Menurut Heri Purwanto dalam Ortopedagogik umum (1998) yang merupakan karakterisktik anak tunawicara adalah :Karakteristik bahasa dan wicara Pada umumnya anak tunawicara memiliki kelambatan dalam perkembangan bahasa wicara bila dibandingkan dengan perkembangan bicara anak-anak normal.Kemampuan intelegensi Kemamapuan intelegensi (IQ) tidak berbeda dengan anak-anak normal, hanya pada skor IQ verbalnya akan lebih rendah dari IQ performanyaPenyesuaian emosi,sosial dan perilaku Dalam melakukan interaksi sosial di masyarakat banyak mengandalkan komunikasi verbal, hal ini yang menyebabkan tuna wicara mengalami kesulitan dalam penyesuaian sosialnya.Sehingga anak tunawicara terkesan agak eksklusif atau terisolasi dari kehidupan masyarakat normalLanjutan

Ciri-ciri fisik dan psikis anak tunawicara adalah

Berbicara keras dan tidak jelasSuka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranyaTelinga mengeluarkan cairanBiasanya Menggunakan alat bantu dengarBibir sumbingSuka melakukan gerakan tubuhCenderung pendiamSuara sengauCadelPatofisiologi

Pemeriksaan Penunjang

TES BERA (Brainstem Evoked Response Auditory) atau ABR (Auditory Brainstem Response ) TES OAE (Oto Acoustic Emission). Tes Tympanometri Tes Audiometri Audiometri nada murni Audiometri tutur TES ASSR (Auditory Steady State Response).Deteksi Dini Delay Speech

Ada beberapa tahap bicara yang sebaiknya diperhatikan orangtua, dijabarkan sebagai berikut :UsiaKemampuan0-1 bulanRespons bayi saat mendengar suara dengan melebarkan mata atau perubahan irama pernafasan atau kecepatan menghisap susu2-3 bulanRespons bayi dengan memperhatikan dan mendengar orang yang sedang bicara4 bulanMenoleh atau mencari suara orang yang namanya dipanggil6-9 bulanBabbling (mengucapkan satu suku kata), mengerti bila namanya disebut9 bulanMengerti arti kata "jangan"10-12 bulanImitasi suara, mengucapkan mama/papa dari tidak berarti sampai berarti kadang meniru 2-3 kata. Mengerti perintah sederhana seperti "Ayo berikan pada saya"13-15 bulanPerbendaharaan 4-7 kata, 20% bicara mulai dimengerti orang lain16-18 bulanPerbendaharan 10 kata, beberapa ekolalia (meniru kata yang diucapkan orang lain), 25% dapat dimengerti orang lain22-24 bulanPerbendaharan 50 kata, kalimat 2 kata, 75% dapat dimengerti orang lain2-2,5 tahunPerbendaharan > 400 kata, termasuk nama, kalimat 2-3 kata, mengerti 2 perintah sederhana sekaligus3-4 tahunKalimat dengan 3-6 kata ; bertanya, bercerita, berhubungan dengan pengalaman, hampir semua dimengerti orang lain4-5 tahunKalimat degan 6-8 kata, menyebut 4 warna, menghitung sampai 10Lanjutan

Untuk memudahkan orangtua ada beberapa tahap bicara yang dapat dijadikan parameter. Seperti telah dijelaskan bahwa semakin dini diketahui adanya gangguan perkembangan, semakin cepat dapat dilakukan intervensi berupa stimulasi. Orangtua harus mulai waspada bila :Pada usia 6 bulan, bayi tidak melirik atau menoleh pada sumber suara yang datang dari belakang atau sampingnyaPada usia 10 bulan, bayi tidak merespons bila dipanggil namanyaPada usia 15 bulan, anak tidak mengerti atau merespons terhadap kata "tidak" atau "jangan"Pada usia 21 bulan, anak tidak merespons terhadap perintah : duduk, kesini, atau berdiriPada usia 24 bulan, anak tidak dapat menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh seperti mulut, hidung, mata atau kuping.Lanjutan

Spectrum development disabilitiesKeterlambatan perkembanganNonverbalproblemsolvingBahasaekspresifBahasareseptifPersonalsocialSelf-helpMotrikkasarRetardasi mentalTerlambatTerlambatTerlambatTerlambatTerlambatBervariasiGangguan komunikasi (ekspresif)NormalTerlambatNormalNormalNormalNormalAutism spectrum disorderBervariasiBervariasiTerlambatTerlambatTerlambatNormalPalsi serebral BervariasiBervariasiBervariasiBervariasiBervariasiTerlambatGangguan penglihatanTerlambatNormalNormalNormalNormalTerlambatGangguan perkembanganNormalTerlambatTerlambatTerlambatNormalNormalHambatan yang dialami anak tunawicara

Adapun hambatan - hambatan yang sering ditemui pada anak tuna wicara :Sulit berkomunikasi dengan orang lainSulit bersosialisasi.Sulit mengutarakan apa yang diinginkannya.Perkembangan pskis terganggu karena merasa berbeda atau minder.mengalami gangguan dalam perkembangan intelektual, kepribadian, dan kematangan sosial.Penanganan pada anak tuna wicara

Latihan ArtikulasiTerapi Wicara (speech therapy)Speech developmentspeech ImprovementSpeech correctionSpeech education

Cara untuk membantu anak tunawicara adalah :Bicara harus jelas dengan ucapan yang benarGunakan kalimat sederhana dan singkatGunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tanganGunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesanBicara berhadapan mukaLatihan gerak bibir dengan cerminLatihan menggunakan bahasa isyarat(ABK TUK TENDIK.pdf Revisi I : Yogyakarta, 23-26 Maret 2010 dr Yulia Suharlina dan Hidayat)Lanjutan

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan hambatan bicara dan bahasa adalah :Tidak menuntut anak untuk berbicara menggunakan tata bahasa yang benar. Yang utama adalah menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan untuk anak berlatih bicara.Saat mengajak anak berbicara, hindari hal-hal lain yang mungkin dapat mengganggu, seperti radio dan televisi yang menyala.Tidak terlalu banyak melakukan kritikan atas bicara dan bahasa anak, sehingga anak tidak tertekan ketika berbicara dan berbahasa.Ijinkan anak untuk berhenti bicara jika anak merasa tidak nyaman.Jangan meminta anak untuk mengulangi ucapannya.Orang dewasa harus berbicara dengan pelan dan jelas pada anak agar dapat ditangkap dan dicontoh maksudnya.BAB IIIASUHAN KEPERAWATANFokus pengkajian pada anak 2 3 tahun yang mengalami gangguan bicara :

Pengkajian

Data Subjektif

Pada anak yang mengalami gangguan bahasa :

Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ?Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan dalam kalimat yang diucapkan ?Siapa yang mengasuh di rumah ?Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah ?Apakah pernah diajak mengucapkan kata-kata.Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata ?Lanjutan

Data Subjektif

Pada anak yang mengalami gangguan bicara :

Apakah anak anda sering gugup dalam mengulang suatu kata?Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu ide?Apakah anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala, atau mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan?Apa yang anda lakukan jika hal di atas ditemukan?Apakah anak anda pernah/sering menghilangkan bunyi dari suatu kata?Apakah anak anda sering menggunakan kata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi yang hampir sama dngan suatu kata?Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda?Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda?Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti infeksi antenatal (Rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksi otak, trauma kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak).Lanjutan

Data Objektif

Berbicara keras dan tidak jelasSuka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranyaTelinga mengeluarkan cairanBiasanya Menggunakan alat bantu dengarBibir sumbingSuka melakukan gerakan tubuhCenderung pendiamSuara sengauCadelKemampuan menggunakan kata-kata.Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas bicara).Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa.Umur anak.Kemampuan membuat kalimat.Kemampuan mempertahankan kontak mata.Kehilangan pendengaran (Kerusakan indra pendengaran).Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi.Gangguan fungsi neurologis.Lanjutan

Diagnosa Keperawatan

Hambatan Komunikasi Verbal (00051, hal 366-387)Hambatan Interaksi Sosial (00052, hal 417)Isolasi Sosial (00053, hal 600)

Diagnosa Keperawatan yang berhubungan dengan keluarga/individu

Anxietas (00146, hal 445-447)Ketidakmampuan Koping Keluarga (00073, hal 458)Keterlambatan Pertumbuhan dan Perkembangan (00111, hal 611)Defisiensi Pengetahuan (00126, hal 362)Hambatan Komunikasi Verbal (00051, hal 366-387)

Diagnosa Keperawatan yang berhubungan dengan Interkasi SosialLanjutan

Diagnosa Keperawatan yang berhubungan dengan Komunitas/keluargaKetidakmampuan keluarga untuk mengenal masalah kesehatan yang mengalami gangguan kesehatan (Tuna Wicara )Ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan terhadap perawatan anggota keluarga yang sakit (Tuna Wicara )Ketidakmampuan keluarga untuk merawat keluarga yang yang mengalami gangguan kesehatan (Tuna Wicara )Ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang aman dan sehata untuk anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan (Tuna Wicara )Ketidakmampuan keluarga untuk menggunakan dan menanfaatkan fasilitas kesehatan

Lanjutan

Intervensi Keperawatan

Diagnosa KeperwatanIntervensiRasionalHambatan Komunikasi Verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa,deviasi anatomis (kerusakan neuromuscular,) kelainan persepsi, kendala lingkungan(00051, hal 366-387)Jelaskan kepada keluarga mengapa anak tidak dapat berbicaraLakukan komunikasi secara komprehensif baik verbal maupun non verbal.Berbicara perlahan, jelas, dan tenang, sambil menghadap anak.Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan lebih banyak kata meskipun anak belum mampu mengucapkan dengan benar.Lakukan sekrening lanjutan dengan mengggunakan Tes AudiometriPenjelasan yang baik akan mengurangi tingkat kecemasan orang tua sehingga orang tua bisa kooperatif dalam setiap tindakan yang di berikan kepada anaknya.Komunikasi yang komprehensif akan memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak sehingga akan memperkuat memori anak terhadap suatu kata.Berbicara perlahan, jelas, dan tenang, sambil menghadap anak. Akan membuat anak dapat menangkap maksud kita (khusus anak dengan penurunan pendengaran)Anak lebih suka mendengarkan kata-akat dari pada mengucapkan karena biasanya kesulitan dalam mengucapkan.adalah tes dasar untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pendengaran serta untuk mengetahui jenis dan beratnya gangguan pendengaran pada anakBuku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA, Intervensi NIC, criteria hasil NOC : edisi 9, hal 131 -136Lanjutan

Defisiensi Pengetahuan ( Tuna Wicara); Keluarga/orangtua berhubungan dengan kurang paparan, Kurang pengalaman, kurang familier dengan sumber informasi(00126, hal 362)Sepakati terlebih dahulu pengetahuan apa yang dibutuhkan orang tua/keluarga.Lakukan edukasi orang tua/ keluargaBersama keluarga menetapkan tujuan yang realitis yang ingin di capai oleh keluarga terkait masalah anak.Berikan informasi tentang sumber sumber komunitas yang dapat menolong orang tua/ keluarga dalam meningkatkan pengetahuan orang tua/ keluargaKesepakatan yang di buat akan menjadi komitemen antara perawat dan orang tua/keluarga dalam hal batasan informasi yang dibutuhkan oleh keluargaAkan membantu orang tua untuk memahami tumbang anak secara baik dan benar.Dengan menetapkan tujuan yang realistis bersama keluarga/orang tua. Akan membuat tindakan yang akan dilakukan bisa di capai.Informasi tentang komunitas akan membuat orang tua/keluarga merasa tidak sendiri dalam menghadapi masalahnyaBuku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA, Intervensi NIC, criteria hasil NOC : edisi 9, hal 440 - 448Lanjutan

Ketidakmampuan keluarga untuk merawat keluarga yang yang mengalami gangguan kesehatan (Tuna Wicara ) berhubungan dengan deficit pengetahuan, social ekonomi rendah, lingkungan keluarga sepi, kultur/ budaya (mitos)yang berkaitan dengan kondisi anak, ketegangan peran pemberi asuhan(00061, hal 391-393)Kenali dan pahami kondisi orang tua/keluarga.Bantu orang tua untuk bisa mengenali dan mengidentifikasi masalah yang di khawatirkan oleh orang tua (pemberi asuhan) dan keluargaAjari orang tua cara merawat anggota keluarga yang sakit (Tuna wicara ) seperti : membersihkan liang telinga anak, saat mengajak anak berbicara, hindari hal-hal lain yang mungkin dapat mengganggu, seperti radio dan televisi yang menyala , Gunakan kata yang sederhana namun sering di dengar anak missal : memanggil namanya , ma-ma, pa-pa.Lakukan terapi Spiritual Emotional Freedom TechniqueDengan mengenali dan memahami kondisi orang tua (pemberi asuhan) dan keluarga akan membuat kita bisa membuat intervensi yng sesuai dengan kondisi yang ada.Dengan membantu keluarga untuk mengenal dan menidentifikasi masalah, akan membuat keluarga bisa mengetahui secara jelas masalah yang dihadapi dan bisa membuat perencanaan untuk mengatasi masalahAkan membantu keluarga dalam merawat anaknya serta bisa membiasakan anak untuk mendapatkan stimulus suara.Terapi SEFT akan membantu mengurangi ketegangan pemberi asuhan seperti (marah, rasa bersalah, rasa benci, depresi, frustasi dll) sehubungan dengan kondisi anak.Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA, Intervensi NIC, criteria hasil NOC : edisi 9, hal 112 - 122CONTOH BAHASA ISYARAT UNTUK TUNA RUNGU / TUNA WICARABahasa IsyaratKeterangan Gambargerakan ucapan assalamualaikum Tangan kanan A sambil ibu jari dikenakan pada tepi dahi kanan lalu digerakkan ke depan.gerakan ucapan walaikumsallam Tangan kanan W sambil jari telunjuk dikenakan pada tepi dahi kanan lalu digerakkan ke depan.gerakan ucapan haloTangan kanan B, hujung jari dikenakan pada tepi dahi kanan lalu digerakkan ke depan.

gerakan ucapan selamatTangan kanan B, hujung jari dikenakan pada tepi dahi kanan lalu digerakkan ke depangerakan ucapan selamat datangBuat isyarat selamat, kemudian buat isyarat datang

gerakan ucapan selamat pagiBuat isyarat selamat, kemudian buat isyarat pagigerakan ucapan selamat siangBuat isyarat selamat, kemudian buat isyarat Tengaharigerakan ucapan selamat jalanTangan Kanan 5 tapak ke depan sambil digerakkan ke kiri dan kanan

gerakan ucapan selamat ulang tahunBuat isyarat selamat, kedua belah tangan A pada paras telinga, buat satu pusingan arah lawan jam.gerakan ucapan maafTangan Kanan A pada paras dada, buat satu pusingan arah jamgerakan ucapan terimakasihTangan kanan terbuka dengan tapak ke dalam lalu dikenakan pada bibir dan digerakkan ke depan.