asuhan kebidanan pada by. ny. “s” nkb umur 22 hari …

15
72 Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020 ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI DENGAN SEPSIS NEONATORUM DI RUANG PAVILIUN ANGGREK RSUD JOMBANG Febiana Maria Mainolo 1 , Istiadah Fatmawati 2 , Siti Mudrikatin 3 123 STIKES Husada Jombang email : [email protected] Abstrak Latar belakang : Bayi prematur merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Sepsis neonatorum merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan kematian pada bayi Tujuan : Mampu mengembangkan dan menerapkan pola pikir secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan Pada By. Ny. “S” NKB Umur 22 Hari Dengan Sepsis Neonatorum Di Ruang Paviliun Anggrek RSUD Jombang menggunakan manajemen SOAP. Metode penelitian : Observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian By. Ny. “S” NKB Umur 22 Hari Dengan Sepsis Neonatorum Di Ruang Paviliun Anggrek RSUD Jombang. Cara pengambilan data melalui wawancara, observasi langsung, dan studi dokumen rekam medik. Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasar 4 langkah dan data perkembangan dengan metode SOAP. Hasil : By. Ny. “S” umur 22 hari, diberikan terapi TPN, minum susu : 8 x 20 ml, Injeksi : Meroponem 3 x 50 mg, Getamisin 1 x 10 mg, Kandistatin 3 x 1 mg, Aminopilin 2 x 0,8, Pemberian O2 : 0,8 liter / jam Kesimpulan : By. Ny. “S” umur 22 hari dengan sepsis neonatorum telah mendapat terapi dan tindakan, mengalami perbaikan keadaan umum, bayi diperbolehkan pulang, tidak terjadi komplikasi dan tidak terdapat kesenjangan Kata kunci : NKB, sepsis neonatorum

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

72

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI

DENGAN SEPSIS NEONATORUM DI RUANG PAVILIUN

ANGGREK RSUD JOMBANG

Febiana Maria Mainolo1, Istiadah Fatmawati2, Siti Mudrikatin3

123STIKES Husada Jombang

email : [email protected]

Abstrak

Latar belakang : Bayi prematur merupakan bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang

atau sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Sepsis neonatorum

merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan kematian pada bayi

Tujuan : Mampu mengembangkan dan menerapkan pola pikir secara ilmiah dalam

memberikan asuhan kebidanan Pada By. Ny. “S” NKB Umur 22 Hari Dengan Sepsis

Neonatorum Di Ruang Paviliun Anggrek RSUD Jombang menggunakan manajemen

SOAP.

Metode penelitian : Observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek

penelitian By. Ny. “S” NKB Umur 22 Hari Dengan Sepsis Neonatorum Di Ruang Paviliun

Anggrek RSUD Jombang. Cara pengambilan data melalui wawancara, observasi

langsung, dan studi dokumen rekam medik. Analisis data dilakukan secara deskriptif

berdasar 4 langkah dan data perkembangan dengan metode SOAP.

Hasil : By. Ny. “S” umur 22 hari, diberikan terapi TPN, minum susu : 8 x 20 ml, Injeksi :

Meroponem 3 x 50 mg, Getamisin 1 x 10 mg, Kandistatin 3 x 1 mg, Aminopilin 2 x 0,8,

Pemberian O2 : 0,8 liter / jam

Kesimpulan : By. Ny. “S” umur 22 hari dengan sepsis neonatorum telah mendapat terapi

dan tindakan, mengalami perbaikan keadaan umum, bayi diperbolehkan pulang, tidak

terjadi komplikasi dan tidak terdapat kesenjangan

Kata kunci : NKB, sepsis neonatorum

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

73

1. PENDAHULUAN

Bayi prematur merupakan bayi

yang lahir pada usia kehamilan kurang

atau sama dengan 37 minggu, tanpa

memperhatikan berat badan lahir

(Wong, 2013). Wanita dengan riwayat

penyakit dan kebiasaan tertentu

diperkirakan memiliki kecenderungan

melahirkan prematur. Disebut bayi

lahir prematur, sebelum usia

kehamilan 37 minggu di dalam rahim

sang ibu. Proses ini juga berlangsung

secara normal tanpa adanya induksi

persalinan seperti vakum, cunam,

apalagi seksio sesaria. Memasuki usia

perkembangan janin 7 bulan, indra

perasa janin mulai terbentuk. Beratnya

sekitar 870-890 gram dengan panjang

badan 36-38 cm. Organ paru-paru,

hati, dan sistem kekebalan tubuh

masih harus dimatangkan. Namun,

jika dalam kurun usia kehamilan ini

bayi dilahirkan, memiliki peluang 85

persen untuk bertahan. Hal ini juga

sering disebut dengan bayi lahir

kurang bulan. (Saifudin, 2010; 72).

Bayi prematur adalah bayi yang lahir

sebelum usia kehamilan 37 minggu.

Permasalahan bayi prematur ini sangat

banyak dengan tingkat kematian dan

kesakitan yang tinggi. Diantaranya

tingkat mortalitas bayi setelah lahir,

dengan sepsis, malnutrisi, BBLR dan

prematurisme yang sangat dipengaruhi

oleh banyak faktor seperti sering

merokok baik sebelum maupun saat

hamil, kekurangan atau kelebihan

berat badan sebelum hamil, persiapan

kehamilan yang kurang baik atau

kurang nutrisi, gangguan kesehatan

seperti tekanan darah tinggi dan

diabetes, mengonsumsi alkohol atau

menggunakan narkoba selama masa

kehamilan, mengandung bayi kembar

dua, tiga, atau kelipatannya, jeda

kehamilan yang sangat singkat dari

kehamilan sebelumnya, pernah

melahirkan prematur, keguguran, atau

melakukan aborsi, stres akibat banyak

pikiran, memiliki masalah pada rahim,

serviks, atau plasenta, mengalami

infeksi cairan ketuban atau sistem

reproduksi dan kehamilan melalui

vitro fertilization (pembuahan di luar

rahim). (Prawirohardjo, 2014; 43)

Sepsis neonatorum merupakan salah

satu masalah yang dapat menyebabkan

kematian pada bayi. (Prawirohardjo,

2015)

Tingkat kematian bayi secara

global telah menurun dari tingkat

perkiraan 64,8 per 1.000 KH pada

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

74

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

tahun 1990 menjadi 30,5 per 1.000

KH pada 2016. Kematian bayi tahunan

telah menurun dari 8,8 juta pada tahun

1990 menjadi 4,2 juta pada tahun 2016

(WHO, 2018). Angka kematian bayi

menurut Millenium Development

Goals (MDGs), yakni 23 per 1.000

kelahiran hidup, saat ini angka

kematian bayi 22,23 per 1.000

kelahiran hidup. Sementara itu, angka

target dari Sustainable Developmen

Goals (SDGs) untuk angka kematian

bayi 12 per 1.000 12 per 1.000

kelahiran hidup (Kemenkes, 2018). Di

Jawa Timur pada tahun 2017 angka

kematian bayi 23 per 1.000 kelahiran

hidup sampai dengan tahun 2015

masih di atas target SDG’s, angka

kematian bayi di Jombang pada tahun

2018 sebanyak 205 bayi dari 19.815

kelahiran hidup, atau dengan kata lain

angka kematian bayi sebesar

10,35/1.000 kelahiran hidup (Profil

Kesehatan Kabupaten Jombang,

2018). Di Ruang Anggrek RSUD

Jombang periode Januari-April 2019

didapatkan 838 kasus bayi dengan

bayi fisiologis sebanyak 320 kasus dan

bayi patologis 518 kasus yang terdiri

dari bayi dengan BBLR sebanyak 125

kasus (24,13%), bayi dengan asfiksia

sebanyak 105 kasus (20,27%), bayi

kurang bulan sebanyak 97 kasus

(18,73%), bayi dengan MAS sebanyak

45 kasus (8,69%), bayi dengan ikterus

sebanyak 37 kasus (7,14%), bayi

dengan gastroenteritis sebanyak 30

kasus (5,79), bayi dengan febris

sebanyak 25 kasus (4,83%), bayi

dengan RDS sebanyak 18 kasus

(3,47%), bayi dengan HbsAg

sebanyak 15 kasus (2,9%), bayi

dengan sepsis neonatorum sebanyak

15 kasus (2,9%) dan bayi dengan

labiopalatoskisis sebanyak 6 kasus

(1,16%). (Rekam Medik RSUD

Jombang tahun 2019).

Berbagai macam kuman seperti

bakteri, virus, parasit, atau jamur dapat

menyebabkan infeksi berat yang

mengarah pada terjadinya sepsis. Pola

kuman penyebab sepsis berbeda-beda

antar negara dan selalu berubah dari

waktu ke waktu. Bahkan di negara

berkembang sendiri ditemukan

perbedaan pola kuman, walaupun

bakteri gram negatif rata-rata menjadi

penyebab utama dari sepsis

neonatorum. Walaupun infeksi

bakterial berperan penting dalam

sepsis neonatal tetapi infeksi virus

tetap perlu dipertimbangkan. Dari

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

75

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

pengumpulan data selama 5 tahun

terakhir melaporkan bahwa selain

infeksi bakteri, virus, khususnya

enterovirus berperan pula sebagai

penyebab sepsis / meningitis neonatal.

Sepsis dimulai dengan invasi bakteri

dan kontaminasi sistemik. Pelepasan

endotoksin oleh bakteri menyebabkan

perubahan fungsi miokardium,

perubahan ambilan dan penggunaan

oksigen, terhambatnya fungsi

mitokondria, dan kekacauan metabolik

yang progresif. Pada sepsis yang tiba-

tiba dan berat, complment cascade

menimbulkan banyak kematian dan

kerusakan sel. Akibatnya adalah

penurunan perfusi jaringan, asidosis

metabolik, dan syok, yang

mengakibatkan disseminated

intravaskuler coagulation (DIC) dan

kematian (Bobak, 2009). Bayi baru

lahir mendapat infeksi melalui

beberapa jalan, dapat terjadi infeksi

transplasental seperti pada infeksi

konginetal virus rubella, protozoa

Toxoplasma, atau basilus Listeria

monocytogenesis. Yang lebih umum,

infeksi didapatkan melalui jalur

vertikel, dari ibu selam proses

persalinan (infeksi Streptokokus group

B atau infeksi kuman gram negatif)

atau secara horizontal dari lingkungan

atau perawatan setelah persalinan

(infeksi Stafilokokus koagulase positif

atau negatif). Mikroorganisme atau

kuman penyebab infeksi dapat

mencapai neonatus melalui beberapa

cara, yaitu : 1) Pada masa antenatal

atau sebelum lahir. Pada masa

antenatal kuman dari ibu setelah

melewati plasenta dan umbilikus

masuk dalam tubuh bayi melalui

sirkulasi darah janin. Kuman penyebab

infeksi adalah kuman yang dapat

menembus plasenta antara lain virus

rubella, herpes, sitomegalo, koksaki,

hepatitis, influenza, parotitis. Bakteri

yang dapat melalui jalur ini, antara

lain malaria, sipilis, dan toksoplasma.

2) Pada masa intranatal atau saat

persalinan. Infeksi saat persalinan

terjadi karena yang ada pada vagina

dan serviks naik mencapai korion dan

amnion. Akibatnya, terjadi amniotis

dan korionitis, selanjutnya kuman

melalui umbilikus masuk dalam tubuh

bayi. Cara lain, yaitu saat persalinan,

cairan amnion yang sudah terinfeksi

akan terinhalasi oleh bayi dan masuk

dan masuk ke traktus digestivus dan

traktus respiratorius, kemudian

menyebabkan infeksi pada lokasi

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

76

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

tersebut. Selain cara tersebut di atas

infeksi pada janin dapat terjadi melalui

kulit bayi atau port de entre lain saat

bayi melewati jalan lahir yang

terkontaminasi oleh kuman. Beberapa

kuman yang melalui jalan lahir ini

adalah Herpes genetalis, Candida

albican, dan N.gonorrea. 3) Infeksi

paska atau sesudah persalinan. Infeksi

yang terjadi sesudah kelahiran

umumnya terjadi akibat infeksi

nosokomial dari lingkungan di luar

rahim (misal melalui alat- alat :

penghisap lendir, selang endotrakhea,

infus, selang nasogastrik, botol

minuman atau dot). Perawat atau

profesi lain yang ikut menangani bayi

dapat menyebabkan terjadinya infeksi

nosokomial. Infeksi juga dapat terjadi

melalui luka umbilikus (Asrining,

2013) Neonatus yang dirawat di ruang

rawat intensif mempunyai resiko

tinggi untuk terjadinya infeksi. Hal ini

dapat dimengerti oleh karena pada

umumnya pasien yang dirawat di

ruang intensif adalah pasien berat.

Pada umumnya infeksi merupakan

penyebab kematian pada bayi kecil.

Diagnosis sepsis neonatorum

sering sulit ditegakkan karena gejala

klinis yang tidak spesifik pada

neonatus. Pemeriksaan kultur darah

merupakan baku emas dalam

menegakkan diagnosis sepsis

neonatorum namun pemeriksaan

tersebut hasilnya baru dapat diketahui

setelah 48 sampai 72 jam, sehingga

penatalaksanaan sepsis sering terjadi

keterlambatan pengobatan yang dapat

memperburuk keadaan bayi bahkan

dapat menyebabkan kematian.

Pengobatan hanya berdasarkan

gambaran klinis dapat menimbulkan

penanganan yang berlebihan dan

terjadi peningkatan pola resistensi

terhadap antibiotik dan efek

toksisitasnya dikemudian hari.

Diperlukan pemeriksaan penunjang

yang sensitif dan spesifik yang dapat

menegakkan sepsis pada neonatus

secara cepat tanpa menunggu hasil

kultur darah sehingga dapat

memberikan terapi secara cepat dan

tepat untuk mengurangi angka

mortalitas dan morbiditas pada

neonatus. Pemeriksaan C-reaktif

protein (CRP) tidak spesifik sebagai

marker sepsis pada neonatus karena

nilai CRP juga positif pada keadaan

trauma. Pencegahan infeksi sering

mengandalkan barier antara agen dan

pejamu (barier protektif), yaitu

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

77

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

termasuk tindakan cuci tangan,

penggunaan sarung tangan, masker,

penggunaan cairan antiseptik,

pemakaian jarum sekali pakai, serta

dekontaminasi, pencucian, sterilisasi

atau desinfeksi tingkat tinggi pada alat

yang digunakan ulang. Prinsip

pencegahan sepsis neonatus onset dini

adalah pencegahan prematuritas,

manajemen persalinan dan kelahiran

yang benar, serta penggunaan

kemoprofilaksis dan imunoprofilaksis.

Pemakaian ampisilin 1000 mg i.v

setiap 6 jam sejak onset persalinan

sampai kelahiran pada ibu dengan

koloni Streptokokus grup B atau

dengan faktor risiko obstetrik, dapat

mematikan kolonisasi neonatus dan

mengurangi secara signifikan angka

kejadian sepsis neonatorum onset dini.

Imunisasi aktif pada ibu dapat

menyediakan jalan transplasental

antibodi menuju fetus, namun vaksin

yang komersial belum tersedia.

Penggunaan imunoglobulin 0,5 – 1,3

gr/kgbb i.v terbukti dapat menurunkan

sepsis onset dini pada bayi dengan

berat badan lahir lebih dari 2000 gr.

Dengan adanya data di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa bayi

dengan sepsis neonatur angka

kejadiannya masih tinggi dan perlu

penanganan yang lebih baik sehingga

penulis tertarik untuk melakukan

asuhan kebidanan dengan judul

“Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. “S”

NKB Umur 22 Hari Dengan Sepsis

Neonatorum Di Ruang Paviliun

Anggrek RSUD Jombang”.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

penulis dalam laporan tugas akhir ini

adalah desain penelitian observasional

deskriptif dengan pendekatan studi

kasus yang dilaksanakan oleh penulis

melalui pendekatan manajemen

kebidanan. Studi kasus yang

digunakan penulis dalam membuat

laporan tugas akhir ini adalah dengan

menggunakan asuhan kebidanan

menurut 4 langkah manajemen SOAP

dari pengkajian data subyektif dan

obyektif, analisa data, penatalaksanaan

pada Asuhan Kebidanan Pada By. Ny.

“S” NKB Umur 22 Hari Dengan

Sepsis Neonatorum Di Ruang Paviliun

Anggrek RSUD Jombang

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

78

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

Kerangka kerja :

Tempat pengambilan studi kasus

ini dilakukan di Paviliun Anggrek

RSUD Jombang pada tanggal 01 April

2019. Subjek dalam penelitian ini

adalah By. Ny. “S” NKB umur 22 hari

dengan sepsis neonatorum

Alat dan bahan yang digunakan

untuk mendapatkan data dalam studi

kasus ini sebagai berikut : format

pengkajian, SOP pemeriksaan fisik

dan buku register.

Penyusunan laporan tugas akhir

ini menggunakan metode deskriptif

dalam bentuk studi kasus yang

menggambarkan secara jelas tentang

Asuhan Kebidanan Pada By. Ny. “S”

NKB Umur 22 Hari Dengan Sepsis

Neonatorum Di Ruang Paviliun

Anggrek RSUD Jombang. Adapun

teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah sebagai berikut :

studi kepustakaan, studi dokumentasi,

wawancara, pemeriksaan fisik,

observasi.

Analisa data yang digunakan

dalam penulisan Asuhan Kebidanan

Pada By. Ny. “S” NKB Umur 22 Hari

Dengan Sepsis Neonatorum Di Ruang

Paviliun Anggrek RSUD Jombang

menggunakan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik. (Wahyu S., 2016)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pengkajian Data Subyektif

Data subyektif adalah data

yang diperoleh dari wawancara

langsung kepada klien dan

keluarga. Prematur adalah suatu

keadaan yang belum matang, yang

Subyek/ pasien

By. Ny. “S” NKB Umur 22 Hari Dengan

Sepsis Neonatorum

Pernyataan persetujaun (Inform Consent)

Pengumpulan Data

Wawancara, observasi dan studi dokumentasi

Pelaksanaan asuhan kebidanan menurut

manajemen SOAP

Pengkajian data subyektif & obyektif, analisa

dan penatalaksanaan

Analisa data

Triangulasi

Hasil & Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

79

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

di temukan pada bayi yang lahir

pada saat usia kehamilan belum

mencapai 37 minggu.

(Wiknjosastro, 2010). Prematur

adalah suatu keadaan yang belum

matang, yang di temukan pada

bayi yang lahir pada saat usia

kehamilan belum mencapai 37

minggu. (Wiknjosastro, 2010).

Gambaran fisik bayi prematur

yaitu ukuran kecil, berat badan

lahir rendah (kurang dari 2,5 kg),

kulitnya tipis, terang dan berwarna

pink (tembus cahaya), vena di

bawah kulit terlihat (kulitnya

transparan), lemak bawah kulitnya

sedikit sehingga kulitnya tampak

keriput, rambut yang jarang,

telinga tipis dan lembek,

tangisannya lemah, kepala relatif

besar, jaringan payudara belum

berkembang, otot lemah dan

aktivitas fisiknya sedikit (seorang

bayi prematur cenderung belum

memiliki garis tangan atau kaki

seperti pada bayi cukup bulan),

refleks menghisap dan refleks

menelan yang buruk, pernafasan

yang tidak teratur, kantung zakar

kecil dan lipatannya sedikit (anak

laki - laki), labia mayora belum

menutupi labia minora (pada anak

perempuan). (Prawirohardjo,

2010),

Pada tinjauan kasus

didapatkan data subyektif yaitu

By. Ny. ”S” usia 22 hari lemah,

sesak, retraksi, tidak ada

pernapasan cuping hidung, suhu

badan rendah, berat badan rendah.

Pada riwayat kesehatan sekarang

didapatkan By. Ny. “S” umur 22

hari pada tanggal 09 Maret 2019

jam 23.00 WIB bayi lahir di kamar

bersalin PONEK RSUD Jombang,

Bayi lahir spontan ditolong oleh

bidan, tonus otot lemah, tidak

menanggis, bernapas lemah atau

tidak teratur dilakukan resusitasi

dan hasil A-S : 5-6, dengan berat

badan : 1020 gram, PB : 33, UK :

27/28 mimggu.

Dari data subyektif

menunjukkan tidak ada

kesenjangan antara tinjauan kasus

dan tinjauan teori karena pada bayi

didapatkan data BB : 1020 gram,

AS : 5-6 dan reflek lemah.

b. Pengkajian Data Obyektif

Data obyektif adalah data

yang diperoleh melalui

pemeriksaan fisik yang terdiri dari

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

80

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

inspeksi, palpasi, auskultasi dan

perkusi. Tanda dan gejala sepsis

neonatorum dibagi menjadi enam

kelompok, antara lain : tampak

sakit, tidak mau minum, suhu naik

turun, sklerema, muntah, diare,

hepatomegali, perut kembung,

dispneu (sesak), takipneu, sianosis,

takikardi, edema, dehidrasi,

letargi, iritabel, kejang, ikterus,

splenomegali (pembesaran limpa),

pteki/perdarahan dan lekopenia

(Fauziah dan Sudarti, 2013).

Gejala sepsis sering kali tidak khas

pada bayi. Maka diperlukan

pemeriksaan laboratorium untuk

menegakkan diagnosis sepsis, hal

ini meliputi beberapa hal sebagai

berikut : Pemeriksaan hematologi

yang meliputi trombosit : <

100.000/µL, leukosit : dapat

meningkat atau menurun,

pemeriksaan kadar D-Dimer. Tes

darah lainnya dapat memeriksa

fungsi organ tubuh seperti hati

dan ginjal (Maryunani dan

Nurhayati, 2009). Kultur darah

untuk menentukan ada atau

tidaknya bakteri di dalam darah.

Urine diambil dengan kateter steril

untuk memeriksa urine di bawah

mikroskop, dan kultur urine untuk

mengetahui ada atau tidaknya

bakteri. Fungsi lumbal

(pengambilan cairan otak dari

tulang belakang) untuk

mengetahui bayi terkena

meningitis (Putra, 2012). Lebih

dari 30 sel darah putih (30x10

9/L);diduga infeksi bila lebih dari

20/mm3 sel darah putih (20x10

9/L) dan lebih dari 5/mm3 (5x10

9/L) neutrofil. Protein – pada bayi

cukup bulan > 200mg/dL (>2g/L).

Glukosa kurang dari 30% gula

darah. Dapat timbul streptokokkus

group B pada pemeriksaan gram

tanpa ada sel darah putih yang

muncul. (Fanaroff dan Lissauer,

2013). Rontgen terutama paru-paru

untuk memastikan ada atau

tidaknya pneumonia (Putra, 2012).

Jika bayi menggunakan

perlengkapan medis di tubuhnya,

seperti infus atau kateter, maka

cairan dalam perlengkapan medis

tersebut akan diperiksa ada atau

tidaknya tanda-tanda infeksi

(Putra, 2012). Pemeriksaan C-

Reactive Protein (CRP)

merupakan pemeriksaan protein

yang disintesis di hepatosit dan

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

81

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

muncul pada fase akut bila

terdapat kerusakan jaringan

(Maryunani dan Nurhayati, 2009).

Lokasi infeksi-pertimbangkan

aspirasi jarum atau biopsi untuk

pemeriksaan gram dan mikroskopi

direk, aspirat trakea bila

menggunakan ventilasi mekanik,

kultur vagina ibu, kultur jaringan

plasenta dan histopatologi,

skrining antigen cepat, gas darah

dan Skrining koagulasi (Fanaroff

dan Lissauer, 2013).

Pada tinjauan kasus

didapatkan keadaan umum :

lemah, kesadaran : compomentis,

TTV (nadi : 142x/menit, suhu :

36,4C, RR : 36x/menit), BB

sekarang : 1205 gram, PB : 33 cm,

LD : 19 cm, LK : MO : 26 cm,

SOB : 23 cm, FO : 21 cm. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan

kepala : terdapat vernik caseosa,

terpasang infus di dahi. Hidung :

terpasang selang oksigen (O2).

Dada : ada tarikan intrakosta.

Mulut : terpasang selang OGT.

Ekstrimitas atas : terdapat oedem

luka pada tangan sebelah kiri.

Integunem : warna agak pucat.

Pemeriksaan reflek : Refleks moro

: lemah, Refleks rooting : lemah,

Refleks socking : lemah, Refkles

swallowing : lemah, Refleks

babynski : kurang baik, Tonick

neck refleks : kurang baik, Refleks

graphs : kurang baik. Pemberian

terapi : TPN, Minum susu : 8 x 20

ml, Injeksi : Meroponem 3 x 50

mg, getamisin 1 x 10 mg,

kandistatin 3 x 1 mg, aminopilin 2

x 0,8, Pemberian O2 : 0,8 liter /

jam. Pemeriksaan laboratorium :

Biakan darah (kultu) : ada

pertumbuhan.

Dari data obyektif

menunjukkan tidak ada

kesenjangan antara tinjauan kasus

dan tinjauan teori karena tanda-

tanda bayi sepsis adalah BB : 1205

gram, PB : 33 cm dan reflek lemah

c. Analisa Data

Pada tinjauan pustaka

didapatkan prematur adalah suatu

keadaan yang belum matang, yang

di temukan pada bayi yang lahir

pada saat usia kehamilan belum

mencapai 37 minggu

(Wiknjosastro, 2010). Sepsis

neonatorum atau septicemia

neonatorum merupakan keadaan

dimana terdapat infeksi oleh

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

82

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

bakteri dalam darah di seluruh

tubuh yang terjadi pada bayi baru

lahir 0 – 28 hari pertama

(Maryunani dan Nurhayati, 2009).

Jadi analisa dapat ditegakkan By.

Ny. “…” NKB umur … hari

dengan sepsis neonatorum

Pada tinjauan kasus

didapatkan By. Ny. ”S” umur 22

hari telah lahir dengan umur

kehamilan 27/28 minggu. Jadi

analisa dapat ditegakkan By. Ny.

“S” NKB umur 22 hari dengan

sepsis neonatorum

Jadi pada analisa tidak

terdapat kesenjangan antara

tinjauan pustaka dengan tinjauan

kasus dimana pada tinjauan

pustaka didapatkan bayi prematur

UK < 37 minggu dengan BB <

2500 gram, sedangkan pada

tinjauan kasus didapatkan bayi

dilahirkan pada umur kehamilan

27/28 minggu dan berat badan

sekarang 1205 gram.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah

mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanan yang sudah

dilakukan seperti tindakan

antisipatif, tindakan segera,

tindakan secara komperhensif;

penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/ follow up dan rujukan.

Pada tinjauan pustaka

penanganan bayi prematur yaitu

dengan memperhatikan

kemungkinan yang dapat terjadi

pada bayi prematuritas, maka

perawatan perlu diperhatikan yaitu

: pengaturan suhu badan bayi

prematuritas, bayi prematuritas

yang sedang mengalami sianosis

(kebiruan) atau kesulitan bernafas,

nutrisi pada bayi prematuritas,

ketahanan tubuh bayi prematuritas

dan personal hygiene bayi

prematuritas. Penanganan sepsis

neonatorum yaitu dengan terapi

suportif jalan napas, pernapasan,

sirkulasi (A-B-C: airway,

breathing, circulation). Periksa

gula darah. Obati dengan

antibiotik segera bila ada dugaan

sepsis, segera setelah mengambil

kultur tetapi sambil menunggu

hasil kultur. Pilihan antibiotik

bergantung kepada kejadian dan

praktik setempat yaitu Sepsis

awitan dini (Early-onset sepsis),

Mencakup organisme gram positif

dan gram negatif, contoh :

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

83

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

penicillin / amoxcillin +

aminoglikosida (misalnya :

gentamisin / tobramisin). Sepsis

awitan lambat (Late-onset sepsis).

Perlu juga mencakup stafilokokus

dan enterokokkus koagulase

negatif, contoh : methicillin /

flucloxacillin + gentamisin atau

sefalosporin / gentamisin +

vancomysin. Bila terpasang kateter

vena sentral, pindahkan bila tidak

ada respons terhadap antibiotik,

kultur terus menerus positif,

adanya organisme gram negatif

atau sangat sakit. (Fanaroff dan

Lissauer, 2013).

Adapun penatalaksanaan yang

dilakukan pada tinjauan kasus

yaitu : Mencuci tangan sebelum

dan sesudah memegang bayi

dengan teknik 6 langkah dan pakai

APD (alat pelindung diri);

Memantau berat badan bayi;

Menjaga kehangatan tubuh bayi

dengan membungkus tubuh bayi

menggunakan kain bersih dan

hangat; Mengobservasi TTV setiap

4 jam; Mencegah kehilangan panas

dengan mengganti popok bila

basah setiap selesai BAB/BAK;

Mengobservasi intake dan output;

Memberikan obat sesuai petunjuk

tim dokter; Menjaga ruang

perawatan bayi tetap bersih dan

kering; Membatasi ruangan jangan

terlalu penuh atau padat;

Menggunakan alat pelindung diri

(APD) saat melakukan semua

prosedur.

Pada penatalaksanaan tidak

ditemukan adanya kesenjangan

antara tinjauan pustaka dan

tinjauan kasus.

4. KESIMPULAN

Dari hasil asuhan kebidanan yang

dilaksanakan pada By. Ny. “S” NKB

Umur 22 Hari Dengan Sepsis

Neonatorum Di Ruang Paviliun

Anggrek RSUD Jombang dapat dicatat

di dalam bentuk SOAP sebagai berikut

Pada data subyektif didapatkan

By. Ny. ”S” usia 22 hari lemah, sesak,

retraksi, tidak ada pernapasan cuping

hidung, suhu badan rendah, berat

badan rendah. Pada riwayat kesehatan

sekarang didapatkan By. Ny. “S”

umur 22 hari pada tanggal 09 Maret

2019 jam 23.00 WIB bayi lahir di

kamar bersalin PONEK RSUD

Jombang, Bayi lahir spontan ditolong

oleh bidan, tonus otot lemah, tidak

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

84

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

menanggis, bernapas lemah atau tidak

teratur dilakukan resusitasi dan hasil

A-S : 5-6, dengan berat badan : 1020

gram, PB : 33, UK : 27/28 mimggu.

Pada data obyektif didapatkan

keadaan umum : lemah, kesadaran :

compomentis, TTV (nadi :

142x/menit, suhu : 36,4C, RR :

36x/menit), BB sekarang : 1205 gram,

PB : 33 cm, LD : 19 cm, LK : MO : 26

cm, SOB : 23 cm, FO : 21 cm. Pada

pemeriksaan fisik didapatkan kepala :

terdapat vernik caseosa, terpasang

infus di dahi. Hidung : terpasang

selang oksigen (O2). Dada : ada

tarikan intrakosta. Mulut : terpasang

selang OGT. Ekstrimitas atas :

terdapat oedem luka pada tangan

sebelah kiri. Integunem : warna agak

pucat. Pemeriksaan reflek : Refleks

moro : lemah, Refleks rooting : lemah,

Refleks socking : lemah, Refkles

swallowing : lemah, Refleks babynski

: kurang baik, Tonick neck refleks :

kurang baik, Refleks graphs : kurang

baik. Pemberian terapi : TPN, Minum

susu : 8 x 20 ml, Injeksi : Meroponem

3 x 50 mg, getamisin 1 x 10 mg,

kandistatin 3 x 1 mg, aminopilin 2 x

0,8, Pemberian O2 : 0,8 liter / jam.

Pemeriksaan laboratorium : Biakan

darah (kultu) : ada pertumbuhan.

Pada analisa didapatkan diagnosa

By. Ny. “S” NKB umur 22 hari

dengan sepsis neonatorum

Pada penatalaksanaan yang

dilakukan pada tinjauan kasus yaitu :

Mencuci tangan sebelum dan sesudah

memegang bayi dengan teknik 6

langkah dan pakai APD (alat

pelindung diri); Memantau berat badan

bayi; Menjaga kehangatan tubuh bayi

dengan membungkus tubuh bayi

menggunakan kain bersih dan hangat;

Mengobservasi TTV setiap 4 jam;

Mencegah kehilangan panas dengan

mengganti popok bila basah setiap

selesai BAB/BAK; Mengobservasi

intake dan output; Memberikan obat

sesuai petunjuk tim dokter; Menjaga

ruang perawatan bayi tetap bersih dan

kering; Membatasi ruangan jangan

terlalu penuh atau padat;

Menggunakan alat pelindung diri

(APD) saat melakukan semua

prosedur.

5. REFERENSI

Anggraini, Yetti. (2010) Asuhan

Kebidanan Masa Nifas.

Yogyakarta : Pustaka Rihana

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

85

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

Asrining, Surasmi (2013). Perawatan

Bayi Resiko Tinggi. Jakarta :

EGC

Astuti, H. (2012). Buku Ajar Asuhan

Kebidanan Ibu 1. Jogjakarta :

Rohima Press

Badan Pusat Statistik. (2016). Survei

Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 2015.

Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Bobak, Irene. M., Lowdermilk., and

Jensen. (2010). Buku Ajar

Keperawatan Maternitas. Edisi

4. Jakarta : EGC

Dinkes Jawa Timur. (2015). Profil

Kesehatan Provinsi Jawa

Timur. Surabaya: Dinkes Jatim

Dinkes Kota Jombang. (2015). Profil

Kesehatan Kota Jombang.

Jombang : Dinkes Kota

Jombang

Estiwidani dkk. (2010). Konsep

Kebidanan. Yogjakarta:

Fitramaya.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009).

Metode Penelitian Kebidanan

& Tehnik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika

Judha, M., Sudarti, dan Fauziah.

(2012) Nyeri dalam

Persalinan. Yokyakarta : Nuha

Medika

Lissauer T, Fanaroff A. (2013). At a

Glance Neonatologi. Jakarta :

Erlangga

Manuaba, Ida Bagus Gde. (2012).

Ilmu Kebidanan, Penyakit

Kandungan & Keluarga

Berencana untuk Pendidikan

Bidan, Jakarta : EGC

Marmi; Kukuh, Rahardjo. (2012).

Asuhan Neonatus Bayi, Balita

dan Anak Prasekolah.

Jogjakarta : Pustaka Pelajar

Maryunani, Anik. (2013). Asuhan

Kegawatdaruratan Maternal &

Neonatal. Jakarta : Trans Info

Medika

Matondang C.S, dkk. (2013). Aspek

Imunologi Air Susu Ibu. In :

Akib A.A.P, Munasir Z,

Kurniati N (eds). Buku Ajar

Alergi – Imunologi Abak,

Edisi II. Jakarta : IDAI.

Mochtar, Rustam. (2012). Sinopsis

Obstetri. Jakarta : EGC

Mufdlilah. (2009). Antenatal Care

Fokus. Yogyakarta: Nuha

Medika

Muslihatun, Wafi Nur. (2010). Asuhan

Neonatus Bayi dan Balita.

Yogyakarta : Fitramaya

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY. “S” NKB UMUR 22 HARI …

86

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar

Asuhan Keperawatan Klien

dengan Gangguan sistem

Kardiovaskular dan

Hematodologi. Jakarta:

Salemba Medika

Nursalam. (2010). Konsep &

Penerapan Metodologi

Penelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi, Tesis &

Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

Prawirohardjo, Sarwono. (2014). Ilmu

Kebidanan. Jakarta : PT Bina

Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Rekam Medik Rumah Sakit Umum

Daerah Jombang (2016)

Saifuddin, Abdul Bari. (2010). Buku

Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal &

Neonatal. Jakarta : Yayasan

Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Saminem. (2009). Dokumentasi

Asuhan Kebidanan Konsep

Dan Praktik. Jakarta : EGC

Sastrawinata Sulaiman. (2008). Ilmu

Kesehatan Reproduksi :

Obstetri Patologi. Jakarta :

EGC

Varney, Hellen. (2010). Buku Saku

Bidan. Jakarta : EGC

Wiknjosastro, Hanifa. (2011). Ilmu

Kandungan Edisi 3. Jakarta:

Sagung Seto

World Health Organization (2015).

Managing Newborn Problems

: A Guide For Doctors,

Nurses, And Midwifes. Jakarta

: EGC.