repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i asuhan kebidanan pada ny...

470
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY RMASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN DI PMB ENDAH WIENDIARTI,S.ST KABUPATEN MADIUN LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: ILMAN AMANA NIM : 201601012 STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN PRODI DIII KEBIDANAN 2019

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN

TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN

KB PASCASALIN DI PMB ENDAH WIENDIARTI,S.ST

KABUPATEN MADIUN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

ILMAN AMANA

NIM : 201601012

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

PRODI DIII KEBIDANAN

2019

Page 2: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

i

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN

TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN

KB PASCASALIN DI PMB ENDAH WIENDIARTI S.ST

KABUPATEN MADIUN

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan

Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII Kebidanan

STIKES Bhakti Husada MuliaMadiun

Oleh:

ILMAN AMANA

NIM : 201601012

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

PRODI DIII KEBIDANAN

2019

Page 3: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

ii

Page 4: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

iii

Page 5: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas semua berkat dan rahmatNya

sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ Asuhan

Kebidanan Pada Ny ”R“ Masa Kehamilan Trimester III, Bersalin,Nifas,

Neonatus Dan KB Pascasalin Di PMB Endah Wiendiarti S.ST Kabupaten

Madiun”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya

Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Stikes Bhakti Husada Mulia

Madiun.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes. (Epid) selaku Ketua Stikes Bhakti Husada

Mulia Madiun telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir

ini.

2. Mertisa Dwi Klevina, S.ST., M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII

Kebidanan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberikan

kesempatan menyusun LaporanTugas Akhir ini.

3. Lucia Ani K., S.Si.T., M.Kes, penguji yang telah memberikan bimbingan

sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

4. Yeni Utami, S.Si.T., M.Kes, Selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

5. Cintika Yorinda S., S.ST., M.Kes, Selaku yang telah memberikan bimbingan

sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

Page 6: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

v

6. ENDAH WIENDIARTI, S.ST, yang telah memberikan kesempatan untuk

memberikan Asuhan Kebidanan pada pasien di BPM Ny. ENDAH

WIENDIARTI, S.ST

7. Ny.“R” selaku pasien atas kerjasamanya yang baik.

8. Bapak, ibu atas cinta,dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga

Laporan Tugas Akhir ini selesai tepat pada waktunya.

9. Rekan seangkatan dan pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam

penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi

semua pihak yang memanfaatkan.

Madiun, Maret 2019

Penulis

Page 7: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

vi

ABSTRAK

Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB

merupakan suatu kejadian yang fisiologis atau alamiah namun dalam prosesnya

dapat berkembang menjadi masalah atau kompikasi setiap saat yang dapat

membahayakan jiwa ibu dan bayi. Oleh karena itu penulis menggunakan

penyusunan laporan tugas akhir ini untk memberikan asuhan kebidanan

berkelanjutan (continuity of care) dan melakukan dokumentasi SOAP.

Metode yang diunakan penuis adalah asuhan kebidanan berkelanjutan

(continuity of care) di PMB Ny. Endah Wiendiarti, S.ST dan melalui

kunjungan rumah. Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny"R"

berlansung kurang lebih 7 minggu dari selma masa kehamilan TM III,

bersalin, nifas, neonatus sampai KB dengan frekuensi kunjungn hamil

sebanyak tiga kali, kunjungan persalinan sebanyak satu kali, kunjungan nifas

sebanyak tiga kali dan kunjungan neonatus sebanyak tiga kali dan kunjungan

KB sebanyak 3 kali. Pada Ny"R" proses kehamilan berjalan dengan

fisiologis, saat kunugan ANC ibu tidak mengeluhkan apapun. Proses

persalinan berlangsun dengan normal di PMB Ny. Endah Wiendiarti, S.ST

denan kala I fase selama 4 jam, kala II 30 menit, kala III 20 menit dan kala

IV 2 jam. Pada tanggal 01 Mei 2019 pukul 10.00 WIB telah lahir bayi

berjenis kelamin perempuan, lansun menangis, tonus otot baik, warna kulit

merah, BB 3000 gram dan PB 50 cm. Pada asuhan kebidanan masa nifas ibu

mengeluh nyeri pada bekas luka jahitan dan perut terasa mules namun sudah

teratasi denan asuhan kebidanan yang diberikan. Kunjungan KB dilakukan

Page 8: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

vii

tiga kali, ada kunjungan pertama ibu mendapat penyuluhan menenai macam-

macam KB, kunjungan kedua menganjurkan ib untuk berdiskusi dengan

suami untuk pemilihan KB dan kunjungan ketiga ibu sudah memutuskan akan

menunakan KB IUD dan pilihanya didukung oleh suami.

Hasil asuhan kebidanan menunjukan bahwa Ny"R" pada masa hamil

sampai KB terdapat kesenjangan antara teori dan kasus nyata. Kesenjangan

tersebut terletak pada masa kehamilan pada kunjungan ANC kedua usia

kehamilan 29 minggu BB ibu tidak mengalami kenaikan, pada

pendokumentasian kunjungan nifas dan neonatus dalam buku KIA tidak

sesuai dengan panduan.

Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) yang teah

dilakukan pada Ny"R" didapatkan hasil pemeriksaan dalam batas normal dan

tidak ada penyulit yang menyerta. Diharapkan penulis selanjutnya dapat

meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan

secara COC yang dimulai pada ibu hamil TM III, sehingga menambah wawasan

dan sebagai proses persalinan, nifas, neonatus dan KB supaya tidak ada

kesenjangan antara yang diterapkan secara nyata dengan teori. Dan untuk

penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang mempenaruhi

penambahan berat badan pada ibu hamil dan cara pendokumentasian kunjungan

nifas dan neonatus dalam buku KIA yang sesuai dengan panduan.

Kata Kunci: Kehamilan, Persalinan, Masa Nifas Dan KB

Page 9: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................................... i

Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii

Lembar Pengesahan ............................................................................................ iv

Kata Pengantar .................................................................................................... v

Abstrak ............................................................................................................... vi

Daftar Isi.............................................................................................................. viii

Daftar Tabel ........................................................................................................ xii

Daftar Gambar ..................................................................................................... xiii

Daftar Lampiran ................................................................................................. xiv

Daftar Singkatan.................................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 12

1.3 Tujuan Penyusunan Laporan Tugas Akhir .................................................... 13

1.4 Ruang Lingkup .............................................................................................. 14

1.5 Manfaat ......................................................................................................... 15

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 17

2.1 Kehamilan ..................................................................................................... 17

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan ..................................................................... 17

A. Pengertian Kehamilan ........................................................................... 17

B. Fisiologi Kehamilan .............................................................................. 18

C. Tanda dan Gejala Kehamilan ................................................................ 21

D. Perubahan Fisiologi Kehamilan ............................................................ 25

E. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil ................................................... 29

F. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil .................................................................. 31

G. Tanda Bahaya Kehamilan ..................................................................... 34

H.Gangguan Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil Dan Cara Mengatasi ..... 37

I. ANC Terpadu .......................................................................................... 46

J. Kunjungan Kehamilan ............................................................................ 48

K. Kartu Skor Poedji rochjati ..................................................................... 49

2.1.2 AsuhanKebidanan pada Kehamilan ..................................................... 53

2.2 Persalinan ...................................................................................................... 97

2.2.1 Konsep Dasar Persalinan...................................................................... 97

A. PengertianPersalinan ............................................................................. 97

B. Jenis Persalinan ..................................................................................... 98

C. Teori Terjadinya Persalinan .................................................................. 99

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan ..................................... 100

E. Fisiologi Persalinan ............................................................................... 104

F. Penapisan ibu bersalin........................................................................... 116

G. Lima Benang Merah Dalam Persalinan ................................................ 117

H. Persiapan yang Harus Dilakukan Dalam Melakukan Rujukan ............. 127

I. Standar Pertolongan Persalinan ............................................................ 128

J. Partograf ................................................................................................ 128

Page 10: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

ix

2.2.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan ........................................................... 141

2.3 Nifas .............................................................................................................. 171

2.3.1 Konsep Dasar Nifas.............................................................................. 171

A. Pengertian Nifas .................................................................................... 171

B. Fisiologi Nifas ....................................................................................... 171

C. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas ................................................................... 180

D. Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas.................................................... 184

E. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas ............................................................ 186

F. Kunjungan Pada Masa Nifas .................................................................. 198

2.3.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas ................................................... 201

2.4 Neonatus ........................................................................................................ 225

2.4.1 Konsep Dasar Neonatus ....................................................................... 225

A. Pengertian Neonatus .............................................................................. 225

B. klasifikasi bayi baru lahir ...................................................................... 225

C. Ciri-ciri BBL Normal ............................................................................ 227

D. Fisiologi Neonatus ................................................................................ 228

E. Masa Transisi Pada Bayi Baru Lahir 236

F. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir ......................................................... 238

G. Pemeriksaan Antropometri .................................................................... 240

H. Pemeriksaan Neurologis ........................................................................ 241

I. Kunjungan Neonatus............................................................................... 243

J. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Neonatus .................................. 246

K. Tanda tanda bahaya pada BBL............................................................... 247

L. Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Usia 0-3 Bulan ........................ 248

2.4.2 Asuhan Kebidanan pada Neonatus ...................................................... 252

2.5 Kontrasepsi Pasca Salin ................................................................................ 272

2.5.1 Konsep Dasar Kontrasepsi ................................................................... 272

A. Pengertian .............................................................................................. 272

B. Macam-macam Alat Kontrasepsi .......................................................... 275

C. Penapisan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal .................. 290

D. Waktu Untuk Melakukan Kontrasepsi .................................................. 291

E. Langkah – Langkah Konseling KB SATU TUJU .................................. 292

2.5.2 Asuhan Kebidanan Kontrasepsi Pasca Salin ............................................... 295

BAB 3 TINJAUAN KASUS ............................................................................... . 307

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil .................................................... .... 307

3.1.1 Kunjungan ANC I ........................................................................ .... 307

A. Data Subjektif ................................................................................ .... 307

B. Data Objektif ................................................................................. .... 315

C. Analisa .......................................................................................... .... 320

D. Penatalaksanaan ........................................................................... .... 321

3.1.2 Kunjungan ANC II ........................................................................ .... 322

A. Data Subjektif ................................................................................ .... 322

B. Data Objektif ................................................................................. .... 323

C. Analisa .......................................................................................... .... 326

D. Penatalaksanaan ............................................................................ .... 326

Page 11: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

x

3.1.3 Kunjungan ANC III ....................................................................... 327

A. Data Subjektif ................................................................................ 327

B. Data Objektif ................................................................................. 328

C. Analisa .......................................................................................... 331

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 331

3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin .................................................. 332

3.2.1 Kala I Fase Aktif ........................................................................... 332

A. Data Subjektif ................................................................................ 332

B. Data Objektif ................................................................................. 333

C. Analisa .......................................................................................... 337

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 337

3.2.2 Kala II ............................................................................................ 339

A. Data Subjektif ................................................................................ 339

B. Data Objektif ................................................................................. 339

C. Analisa .......................................................................................... 340

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 340

3.2.3 Kala III ........................................................................................... 347

A. Data Subjektif ................................................................................ 347

B. Data Objektif ................................................................................. 348

C. Analisa .......................................................................................... 348

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 348

3.2.4 Kala IV........................................................................................... 350

A. Data Subjektif ................................................................................ 350

B. Data Objektif ................................................................................. 351

C. Analisa .......................................................................................... 351

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 351

3.3 Asuhan Kebidanan Nifas...................................................................... 354

3.3.1 Kunjungan 1 (6 Jam post patum) .................................................. 354

A. Data Subjektif ................................................................................ 354

B. Data Objektif ................................................................................. 355

C. Analisa .......................................................................................... 357

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 357

3.3.2 Kunjungan II (7 hari post partum) ............................................... 359

A. Data Subjektif ................................................................................ 359

B. Data Objektif ................................................................................. 360

C. Analisa .......................................................................................... 362

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 362

3.3.3 Kunjungan III (29 Hari post partum) ........................................... 363

A. Data Subjektif ................................................................................ 363

B. Data Objektif ................................................................................. 363

C. Analisa .......................................................................................... 364

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 364

3.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus ....................................................... 365

3.4.1 Kunjungan Neonatus 1 (6 Jam post partum) ................................ 365

A. Data Subjektif ................................................................................ 365

B. Data Objektif ................................................................................. 370

Page 12: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

xi

C. Analisa .......................................................................................... 374

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 374

3.4.2 Kunjungan Neonatus II ................................................................. 375

A. Data Subjektif ................................................................................ 375

B. Data Objektif ................................................................................. 376

C. Analisa .......................................................................................... 378

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 378

3.4.3 Kunjungan Neonatus III ............................................................... 379

A. Data Subjektif ................................................................................ 379

B. Data Objektif ................................................................................. 380

C. Analisa .......................................................................................... 380

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 380

3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana .............................................. 381

3.5.1 Kunjungan Keluarga Berencana I ................................................. 381

A. Data Subjektif ................................................................................ 381

B. Data Objektif ................................................................................. 381

C. Analisa .......................................................................................... 382

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 382

3.5.2 Kunjungan Keluarga Berencana II ............................................... 385

A. Data Subjektif ................................................................................ 385

B. Data Objektif ................................................................................. 385

C. Analisa .......................................................................................... 386

D. Penatalaksanaan ............................................................................ 386

3.5.2 Kunjungan Keluarga Berencana III ............................................... 387

E. Data Subjektif ................................................................................ 387

F. Data Objektif ................................................................................. 387

G. Analisa .......................................................................................... 387

H. Penatalaksanaan ............................................................................ 387

BAB 4 PEMBAHASAN .................................................................................. 389

BAB 5 PENUTUP .............................................................................................. . 401

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 404

Page 13: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Petumbuhan dan Pekembangan Janin .............................................. 20

Tabel 2.2 Perubahan uterus pada ibu hamil ..................................................... 25

Tabel 2.3 Perubahan pada payudara................................................................. 27

Tabel 2.4 Kebutuhan makanan ibu hamil dan tidak hamil .............................. 31

Tabel 2.5 Imunisasi TT .................................................................................... 69

Tabel 2.6 Rekomendasi Penambahan Berat Badan Berdasarkan IMT ............ 79

Tabel 2.7 Usia kehamilan berdasarkan TFU .................................................... 84

Tabel 2.8 Tafsiran Berat Janin Menurut Usia Kehamilan ............................... 87

Tabel 2.9 Pembukaan serviks pada primigravida dan multigravida ................ 107

Table 2.10 Penapisan ibu bersalin .................................................................... 117

Tabel 2.11 Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Perlinan ........................ 158

Tabel 2.12 Frekuensi Minimal Penilaian dan Intervensi dalam Persalinan .... 166

Tabel 2.13 Lochea berdasarkan waktu dan warna ........................................... 180

Tabel 2.14 Kunjungan pada Masa Nifas .......................................................... 199

Tabel 2.15 Tinggi dan Berat Uterus Pada Masa Nifas ..................................... 219

Tabel 2.16 Kebutuhan dasar cairan dan kalori pada neonatus ........................ 239

Tabel 2.17 Penurunan Berat Badan Sesuai Umur ........................................... 258

Tabel 2.18 Daftar Tilik Penapisan Klien Metode Hormonal ........................... 290

Tabel 2.19 Daftar Tilik Penapisan Klien Metode Nonhormonal ..................... 290

Tabel 2.20 Waktu untuk memulai kontrasepsi pada wanita menyusui ............ 291

Tabel 2.21 Waktu untuk memulai kontrasepsi pada wanita tidak menyusui ... 291

Tabel 3.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu. ...................... 310

Page 14: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses terjadinya kehamilan ......................................................... 19

Gambar 2.2 Kartu Skor Poedji Rochdjati ........................................................ 52

Gambar 2.3 Pembukaan serviks ...................................................................... 108

Gambar 2.4 Penurunan kepala janin melewati gelang serviks.. ....................... 114

Gambar 2.5 Lembar depan partograf ............................................................... 137

Gambar 2.6 Lembar belakang partograf .......................................................... 140

Gambar 2.7 Kurva Lunchenco ......................................................................... 227

Gambar 2.8 Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap ................................................ 245

Page 15: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan .................................................................... 407

Lampiran 2 Informed Consent ....................................................................... 408

Lampiran 3 Identitas Keluarga ......................................................................... 409

Lampiran 4 Kspr ............................................................................................. 410

Lampiran 5 Catatan Kesehatan Ibu Hamil ....................................................... 411

Lampiran 6 P4k ................................................................................................ 413

Lampiran 7 Penapisan Ibu Bersalin ................................................................. 414

Lampiran 8 Partograf ....................................................................................... 415

Lampiran 9 Surat Keterangan Lahir ................................................................. 417

Lampiran 10 Catatan Kesehatan Ibu Bersalin .................................................. 418

Lampiran 11 Kunjungan Ibu Nifas .................................................................. 419

Lampiran 12 Kunjungan Neonatus .................................................................. 421

Lampiran 13 Lingkar Kepala ........................................................................... 422

Lampiran 14 Pelayanan Esensial BBL ............................................................. 423

Lampiran 15 Tumbuh Kembang ...................................................................... 424

Lampiran 16 grafik BB menurut PB ................................................................ 425

Lampiran 17 Lembar Imunisasi ....................................................................... 426

Lampiran 18 Penapisan KB Non Hormonal .................................................... 427

Lampiran 19 SAP Persiapan dan tanda-tanda Persalinan ................................ 428

Lampiran 20 SAP Tanda Bahaya Pada Masa Nifas ........................................ 434

Lampiran 21 SAP Perawatan Bayi Di Rumah ............................................... 437

Lampiran 22 SAP Tanda-tanda Bahaya pada BBL ........................................ 446

Lampiran 23 SAP Jenis-Jenis KB ................................................................... 449

Lampiran 24 Lembar Konsul ........................................................................... 457

Lampiran 25 Bimbingan LTA .......................................................................... 459

Lampiran 26 Dokumentasi ............................................................................... 460

Page 16: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

xv

DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Virus

AKB : Angka kematian bayi

AKDR : Alat kontrasepsi bawah rahim

AKI : Angka kematian ibu

ANC : Antenatal Care

ASI : Air susu ibu

BAB : Buang air besar

BAK : Buang air kecil

BB : Berat badan

BBL : Bayi baru lahir

BBLR : Berat badan lahir rendah

BBMK : Bayi besar untuk masa kehamilan

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

BMI : Body Mass Index

CST : Contraction Stress Test

DJJ : Denyut jantung janin

DM : Diabetes Melitus

DMPA : Depo Medroxy Progesterone Asetat

DTT : Desinfeksi tingkat tinggi

EDC : Estimated Date of Confinement

EDD : Estimated Date of Delivery

FAS : Fetal Alcohol Syndrome

FSH : Follicle Stimulating Hormone

Hb : Haemoglobin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPHT : Hari pertama haid terakhir

HPL : Hari perkiraan lahir

IDDM : Insulin Dependent Diabetes Mellitus

INC : Intra Natal Care

ISPA : Infeksi Saluran pernapasan akut

IUD : Intra Uterine Device

K1 : Kunjungan satu/pertama

K4 : Kunjungan keempat

KB : Keluarga berencana

KEK : Kurang energy kronis

KPD : Ketuban pecah dini

KU : Keadaan umum

LH : Luteinizing Hormone

LILA : Lingkar lengan atas

Linakes : Persalinan oleh tenaga kesehatan

MAL : Metode Amenore Laktasi

MDGs : Melenium Development Goals

MTCT : Mother To Child Transmitio

NST : Non Stress Test

Page 17: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

xvi

PAP : Pintu atas panggul

PB : Panjang badan

PID : Pelvic Inflammatory Disease

PNC : Puerperium Natal Care

PUS : Pasangan usia subur

SDKI : Survey demografi dan kesehatan Indonesia

SIDS : Sudden Infant Death Syndrome

TBC : Tuberculosis

TBJ : Tafsiran berat janin

TD : Tekanan darah

TFU : Tinggi fundus uteri

TM : Trimester

TT : Tetanus Toxoid

TTV : Tanda-tanda vital

USG : Ultra sono grafi

WHO : World health organization

WUS : Wanita Usia Subur

Page 18: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat

kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Kehamilan

dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin yang melibatkan

perubahan fisik dan emosi dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga.

Pemeriksaan dan pengawasan secara berkesinambungan dan komprehensif

sejak masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus sampai dengan keluarga

berencana mutlak diperlukan, karena gangguan kesehatan yang dialami oleh

seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin

dikandungan, saat kelahiran hingga masa pertumbuhan dan nifas. Namun,

pada kenyataannya pelayanan antenatal belum dilakukan secara

berkesinambungan (Saifuddin, 2009).

Saat ini masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu

masalah kesehatan yang menyita perhatian dunia. Hal ini disebabkan karena

Angka Kematian Ibu (AKI) maupun Angka Kematian Bayi (AKB)

merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk melihat derajat

kesehatan dunia. Terdapat berbagai komponen yang berpengaruh terhadap

proses kematian ibu diantaranya kehamilan, persalinan atau komplikasinya,

dan masa nifas. (Saifuddin, 2010). Pelayanan atau asuhan antenatal

merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu

Page 19: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

2

hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan abnormal. Ibu hamil

sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk

mendapatkan pelayanan atau asuhan antenatal yang bertujuan untuk

memantau kemajuan kehamilan dan memastikan kesehatan ibu dan tumbuh

kembang bayi (Saifuddin, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO, 2015) jumlah AKI di

Indonesia sangat tinggi. Di Indonesia capaian AKI 2015 sebesar 305 per

100.000 KH, AKB sebesar 22,23 per 1000 KH. Sedangkan target AKI

Millenium Development Gold (MDGs) 2015 yaitu AKI sebesar 102 per

100.000 KH dan AKB 23 per 1.000 KH. Sustainable Development Gold

(SDGs) 2030 yaitu sebesar 70 per 100.000 KH dan AKB 12 per 1000 KH,

jadi di Indonesia AKI dan AKB tahun 2015 dapat disimpulkan AKI di

Indonesia belum memenuhi target MDGs maupun SDGs dan AKB di

Indonesia sudah memenuhi target MDGs tetapi belum memenuhi target

SDGs (Kemenkes RI, 2016).

Sementara itu di Jawa Timur pada tahun 2017, AKI mencapai 91,92 per

100.000 KH dari Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun

2016 yang mencapai 91 per 100.000 KH. Penyebab tertinggi kematian ibu

pada tahun 2017 adalah penyebab lain-lain yaitu 29,11% atau 154

orang, Pre Eklamsi / Eklamsi yaitu sebesar 28,92% atau sebanyak 153

orang dan perdarahan yaitu 26,28% atau sebanyak 139. Angka Kematian

Bayi (AKB) pada Tahun 2017 pada 23,1 per 1.000 KH (angka estimasi dari

Page 20: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

3

BPS Provinsi), Angka Kematian Bayi Jatim sampai dengan tahun 2017 masih

diatas target Nasional (Supas) yaitu 32 per 1.000 KH (Dinkes Jatim, 2017).

Sehingga dapat disimpulkan AKI dan AKB di Jawa Timur belum

memenuhi target MDGs sebesar 102∕100.000 KH. Berdasarkan data

Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),

capaian cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah

98,2% Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 yaitu

89,53%. Capaian ibu hamil K4 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah

89,9 %. Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 yaitu

89,5 %. Provinsi Jawa Timur untuk indikator K4 belum mencapai target,

indikator K4 termasuk indikator SPM (Standar Pelayanan Minimal), target

adalah 100% (Dinkes Jatim,2017).

Menurut data yang tercacat di Kabupaten Madiun capaian AKI pada

tahun 2017 sebesar 157 per 100.000 KH angka ini meningkat dibanding tahun

2016 yaitu 109 dan angka ini belum mencapai target Kabupaten tahun 2017

dan target MDG’S sebesar 102/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2017

kejadian kematian ibu terbanyak terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas

Pilangkenceng sebanyak 3 kasus , di wilayah kerja Puskesmas Bangunsari,

Mojopurno, Gemarang dan Jiwan masing- masing sebanyak 2 kasus, disusul

wilayah kerja Puskesmas Geger, Wungu, dan Saradan masing-masing 1 kasus

kematian ibu. Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa

penyebab AKI Tahun 2017 yang terbanyak adalah preekslamsia dan

eklamsi 5 kasus, kemudian emboli air ketuban 3 kasus, Jantung terdapat 2

Page 21: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

4

kasus, sedangkan Odem paru, HIV, Pendarahan dan Sepsis terdapat 1 Kasus.

Sedangkan AKB pada tahun 2017 sebesar 7,3 per 1000 KH, angka ini

menurun di banding tahun sebelumnya yaitu 8,72 dan ini sudah mencapai

target MDG’S. Penyebab kematian bayi (neonatal) disebabkan karena Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebesar 45,2% (19 kasus), asfiksi 33,3% (14

kasus), sepsis 11,9% (1 kasus), kelainan congenital 3% (3 kasus) dan lain -

lain (5 kasus). Angka Kematian Bayi tertinggi terjadi di Wilayah Kerja

Puskesmas Bangunsari dan Wungu masing – masing sebanyak 6 kasus.

Sedangkan K1 di Kabupaten Madiun tahun 2017 sebesar 97,47% dari 10.167

ibu hamil. Sedangkan cakupan K4 di Kabupaten Madiun tahun 2017 sebesar

90.40% dari 10.167 ibu hamil. Cakupan K4 ini telah mencapai target SPM

sebesar 90.40% (Dinkes Kabupaten Madiun, 2017).

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada Tahun 2017 yaitu

persalinan oleh tenaga kesehatan 8.855 kelahiran atau sebesar atau sebesar

91.24%. Cakupan ini menurun dari capaian Tahun 2016 sebesar 93%.

Cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Madiun pada Tahun 2017 adalah

sebesar 91.3%, sedangkan KN lengkap 2017 sebesar 94.4% menurun

dibandingkan Tahun 2016 sebesar 95.9%, Sedangkan Cakupan ibu nifas

mendapat vitamin A pada Tahun 2017 sebesar 89.58%. cakupan neonates

pada tahun 2017 sebesar 77.63% menurun dibandingkan Tahun 2016 sebesar

86%. Cakupan pelayanan KB Aktif di Kabupaten Madiun Tahun 2017

sebesar 93,85 % meningkat dari Tahun 2016 sebesar 86,2%. (Dinkes

Kabupaten Madiun, 2017).

Page 22: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

5

Capaian cakupan ibu hamil K4 Indonesia adalah 87,30% dari target

resentra 76% sedangkan capaian cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan (PN) untuk Indonesia 83,67% secara nasional indikator

tersebut telah memenuhi target renstra yang sebesar 79%. Cakupan

pelayanan nifas (KF) untuk Indonesia 87,36%. Kelas ibu hamil memiliki

target renstra 84% dan cakupan sebesar 93,76% telah memenuhi target

renstra. P4k memiliki target renstra 88% dan cakupan sebesar 91,94% telah

memenuhi target renstra. Pelayanan kontrasepsi memiliki cakupan 63,22%.

KN 1 di Indonesia memiliki target renstra 81% dengan cakupan 92,62%

yang berarti telah memenuhi target (Kemenkes RI ,2017).

Capaian cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur pada tahun

2017 adalah 98,2% dari target 100% sedangkan, capaian cakupan ibu hamil

K4 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 adalah 89,9% angka ini

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 sebesar 89,5%. Capaian

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) untuk Provinsi

Jawa Timur pada tahun 2017 mencapai 94,6 % angka ini mengalami

penurunan di bandingakan tahun 2016 yang mencapai 95,1% cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan difasilitas kesehatan (PF) pada

tahun 2017 mencapai 94,1%, sedangkan pada tahun 2016 sebesar 94,2%.

Cakupan pelayanan nifas (KF) untuk Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017

adalah sebesar 92,44% angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun

2016 yaitu 95%. Cakupan KN lengkap 2017 sebesar 96,7% angka ini

mengalami penurunan dibadingkan tahun 2016 97,75%. Cakupan KB aktif

Page 23: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

6

provinsi jawa timur tahun 2017 sebesar 75,3%, angka ini mengalami

kenaikan dibandingkan tahun 2016 yaitu 68,79%. Sedangkan untuk KB baru

mengalami penurunan dari tahun 2016 sebesar 10,4 menjadi 8,6% ditahun

2017 dan metode KB yang mendominasi adalah NON MKJP/Non metode

kontrasepsi jangka panjang yaitu metode suntik dan pil (Dinkes jatim 2017).

Sehingga bisa diambil kesimpulan untuk kunjungan K1 dan K4 masih ada

kesenjangan, dimana cakupan K1 lebih besar dari pada cakupan K4. Untuk

cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) bila dibandingkan dengan

cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (PF)

terjadi kesenjangan, dimana cakupan PN lebih besar dari pada cakupan PF

dan cakupan KF, KN lengkap dan KB baru mengalami penurunan.

K1 di Kabupaten Madiun tahun 2017 sebesar 97,47% dari 10.167

ibu hamil. Sedangkan cakupan K4 di Kabupaten Madiun tahun 2017 sebesar

90,40% dari 10.167 ibu Hamil. Cakupan K4 ini telah mencapai target

Standart Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 90,40%. Untuk cakupan

persalinan oleh nakes di Kabupaten Madiun tahun 2017 mencapai 91,24%

dari 8.8556 kelahiran. Cakupan ini menurun dari capaian tahun 2016 sebesar

93%. Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Madiun 2017 sebesar 91,3%

masih dibawah target SPM sebesar 95% (Dinkes Kabupaten Madiun, 2018).

Cakupan Kunjungan Neonatal 1 di kabupaten Madiun tahun 2017 sebesar

96%, sedangkan KN lengkap 94,4% dari target 95%. Cakupan kunjungan

bayi pada tahun 2017 sebesar 101,83%. Cakupan Pelayanan KB aktif di

Kabupaten Madiun tahun 2017 sebesar 93,85% meningkat dari tahun 2016

Page 24: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

7

sebesar 86,2 % dan KB Baru sebesar 8,65%, (Dinkes Kabupaten Madiun,

2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator dampak

Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), di samping Angka Kematian

Bayi (AKB). AKI dan AKB merupakan indikator keberhasilan

pembangunan daerah dan juga digunakan sebagai salah satu

pertimbangan dalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

(Dinkes provinsi Jatim,2017)

Keberhasilan pelayanan kebidanan untuk meninkatkan kesehatan ibu dan

anak dapat diketahui dari target cakupan KI dan K4 pada Ibu hamil, cakupan

persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan kunjungan neonatus dan nifas

serta cakupan pelayanan KB oleh tenaga kesehatan (Dinkes Jatim, 2017).

Berdasarkan data diatas terdapat kesenjangan cakupan K1 dan K4,

persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan ibu nifas dan KB baru yang

masih dibawah target. Meskipun banyak ibu hamil yang pernah

memeriksakan kehamilannya ke tenaga medis, namun masih banyak

persalinan yang ditolong oleh tenaga non medis, khususnya yang terjadi di

pedesaan (Eny, 2011). Didaerah pedesaan sangat memegang teguh tradisi,

mereka lebih menyukai melahirkan dibantu dukun, alasan menggunakan

dukun karena murah, tradisi masyarakat, lebih membutuhkan dukun, akses

kepelayanan kesehatan sulit, persepsi terhadap pengetahuan dan

keterampilan tenaga kesehatan dianggap kurang dibanding dukun (Titately,

2010). Alasan lain adalah bidan lebih cepat meninggalkan ibu dan bayi

Page 25: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

8

dibandingkan dengan dukun bayi, bidan sibuk dan buru-buru pergi setelah

membantu persalinan, tak mengunjungi ibu dan bayi baru lahir yang

ditolong dukun bayi, serta tidak member konseling (Rahmawati, 2008).

Masalah masih belum tercapainya cakupan K1 dan K4 di Kabupaten

Madiun tahun 2017 dapat menimbulkan dampak yang mungkin timbul jika

tidak diberikan asuhan Kebidanan adalah menyebabkan kematian ibu pada

saat bersalin dan nifas serta dapat menyebabkan kematian bayi, dampak lain

yang dapat terjadi selama masa kehamilan misalnya adanya anemia pada

kehamilan, kehamilan dengan resiko tinggi, perdarahan antepartum, pre-

eklamsia, Ketuban Pecah Dini (KPD) sehingga dapat menggangu proses

persalinan, serta tidak diketahuinya penyakit yang dapat mengganggu proses

kehamilan dan persalinan. Dalam masa nifas dapat terjadi kelainan seperti

infeksi kala nifas, perdarahan kala nifas sekunder, bendungan ASI, mastitis,

abses payudara serta kelainan lain yang dapat mempengaruhi masa nifas.

Dampak yang dapat terjadi pada bayi bila ibu hamil tidak melakukan asuhan

yang berkualitas adalah asfiksi neonatorum, perlukan kelahiran persalinan,

kelainan kongenital, infeksi neonatorum, berat bayi dapat Lahir Rendah

(BBLR) dan kematian perinatal. Dampak yang terjadi pada ibu ber KB, ibu

dapat mengalami infeksi (Manuaba, 2012).

Berdasarkan data diatas terdapat kesenjanan antara K1 dan K4. Adanya

Kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 bisa diartikan karena masih banyak

ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal

Page 26: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

9

tetapi tidak meneruskan hingga kunjungan ke-4 pada triwulan ke-3 sehingga

kehamilannya lepas dari pemantauan petugas kesehatan.

Masalah yang sering terjadi yaitu kematian ibu disebabkan oleh

eklamsia, perdarahan, jantung, meningitis, emboli air ketuban, ruptur uteri,

abses perineal . Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia), sepsis,

kelainan congenital, dan aspirasi. Penyebab tidak langsung kematian ibu dan

bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial

ekonomi dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang

kurang siap ikut memperberat permasalahan ini. Beberapa hal tersebut

mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat mengambil keputusan,

terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan

pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu

banyak, terlalu rapat jarak kelahiran). Keterlambatan pengambilan keputusan

di tingkat keluarga dapat dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda

bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang perlu dilakukan untuk

mengatasinya di tingkat keluarga (Depkes RI, 2016).

Pemerintah mengeluarkan berbagai upaya dalam menanggulangi masalah

tersebut. Diantaranya dengan penempatan bidan di desa yang bertujuan untuk

mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Melalui program ANC terpadu yaitu pelayanan antenatal komprehensif dan

berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil dengan program lain yang

memerlukan intervensi selama kehamilannya, antisipasi defisiensi gizi dalam

Page 27: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

10

kehamilan, eliminasi sifilis congenital. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke

bayi, pencegahan malaria dalam kehamilan, pencegahan kecacingan dalam

kehamilan, dan penatalaksanaan dalam kehamilan (ANC). Serta diadakan

pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) yang salah satu komponennya

adalah manajemen aktif kala III untuk mencegah perdarahan persalinan.

Upaya dalam meningkatkan kesehatan ibu nifas berupa pemberian kapsul

vitamin A 200.000 IU sebanyak (2x24jam), serta pelayanan kesehatan pada

neonates pemberian vitamin K, salep mata, imunisasi hepatitis B pada bayi

baru lahir,dan minimal 3x yaitu dua kali pada usia 0-7 hari dan satu kali pada

usia 8-28 hari atau disebut KN lengkap, Kebijakan pemerintah yang berkaitan

dengan kesehatan reproduksi wanita adalah program KB pasca salin untuk

mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran dan pelatihan CTU

untuk bidan selain itu upaya provinsi jawa timur beberapa target MDG’s

sudah terlampaui (Dinkes Jatim, 2017).

Penulis telah melakukan pengambilan data di PMB Ny.Endah

Wiendiarti S.ST tahun 2019. Dari hasil survey didapatkan jumlah cakupan

K1 sejumlah 115 dan K4 186, Intranatal Care sebanyak 66 orang, persalinan

yang dirujuk 13 orang dengan penyebab tertinggi rujukan yaitu 30 melahirkan

di RS tanpa indikasi, 23 kurang bulan, 17 CPD,15 sungsang, 9 KPD, dan 6

pindah rumah. KN sebanyak 66 bayi, KF sebanyak 66 orang. Ibu yang

menggunakan kontrasepsi IUD 22 orang. Implant sebanyak 15 orang, KB

Suntik 1 bulan sebanyak 215 orang, KB Suntik 3 Bulan sebanyak 217 orang

Page 28: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

11

dan KB pil sebanyak 12 orang. Selain itu tidak ada kematian ibu dan bayi

pada tahun 2018 (Data Primer 2019).

Continuity of care mempunyai arti bahwa seorang wanita

mengembangkan kemitraan dengan bidan untuk menerima asuhan selama

masa kehamilan, masa persalinan,dan masa nifas. Continuity of care

memastikan ibu dan bayi mendapatkan asuhan yang terbaik dari bidan pada

seluruh periode kehamilan dan melahirkan. Hasil dari studi menemukan

bahwa kontinuitas asuhan (Continuity of care) bidan dapat mengurangi

intervensi obstetric selama persalinan dan tidak ada kematian ibu sesuai

dengan tujuan MDGs 4 dan MDGs 5 yaitu menurunkan angka kematian ibu

dan bayi. Asuhan yang berkesinambungan mengakui bahwa melahirkan yang

aman sangat penting untuk kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak.

Continuity of care merupakan hal yang mendasar dalam model praktik

kebidanan untuk memberikan asuhan holistik, membangun kemitraan yang

berkelanjutan untuk memberikan dukungan, dan membina hubungan saling

percaya antara bidan dan klien. Continuity of care dapat diberikan melalui tim

bidan yang berbagi beban kasus, yang bertujuan untuk memastikan bahwa ibu

menerima semua asuhanya dari satu bidan atau tim praktiknya. Bidan dapat

bekerja sama secara mutidisiplin dalam meakukan konsultasi dan rujukan

dengan tenaga kesehatan lainnya (Astuti dkk, 2017).

Pelaksanaan asuhan yang berkesinambungan sesuai siklus kehidupan

dilakukan mulai dari pasangan usia subur dan wanita usia subur yang

merupakan asuhan prakonsepsi : setelah menikah dan hamil dilakukan

Page 29: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

12

pelayanan selama kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir :

pemberian pelayanan bagi bayi dan balita disebut program 1.000 hari pertama

kehidupan, serta pelayanan bagi anak sekolah dasar (SD), remaja sampai

lansia (Astuti dkk, 2017).

Berdasarkan upaya untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas

maka penulis tertarik dalam meningkatkan asuhan kebidanan Asuhan

kebidanan berkelanjutan (continuity of care) di Ny.Endah Wiendiarti S.ST

yaitu pemberian asuhan kebidanan sejak kehamilan, bersalin, nifas, neonatus

hingga memutuskan menggunakan KB ini bertujuan sebagai upaya untuk

membantu memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya

komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu

menggunakan KB. Merupakan strategi kesehatan yang efektif primer

memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi dalam mengambilkan

keputusan tentang kesehatan mereka dan perawatan mereka dan Adapun

tujuan dari persalinan, masa nifas dengan baik (IBI 2012).

1.2 Identifikasi Masalah

Asuhan Kebidanan yang diberikan kepada ibu hamil TM III, bersalin,

masa nifas, neonatus dan Keluarga Berencana secara continuity of care.

Asuhan ini diberikan secara berkelanjutan dimulai dari Ante Natal Care

(ANC), pemantauan Intra Natal Care (INC), kunjungan Puerperium Natal

Care (PNC), perawatan neonatus, dan KB.

Page 30: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

13

1.3 Tujuan Penyusunan Laporan Tugas Akhir

1.3.1 Tujuan Umum

Diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan yang

dilakukan secara continuity of care pada ibu hamil TM III, bersalin,

nifas, neonatus dan Keluarga Berencana dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan.

1.3.2 Tujuan khusus

Setelah study kasus mahasiswa diharapkan mamapu:

1. Memberikan asuhan kebidanan pada kehamilan meliputi:

pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan asuhan,

melaksanakan asuhan dan evaluasi asuhan dan

mendokumentasikan asuhan kebidanan.

2. Memberikan asuhan kebidanan pada persalinan meliputi:

pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan asuhan,

melaksanakan asuhan dan evaluasi asuhan dan

mendokumentasikan asuhan kebidanan.

3. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas meliputi:

pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan asuhan,

melaksanakan asuhan dan evaluasi asuhan dan

mendokumentasikan asuhan kebidanan.

4. Memberikan asuhan kebidanan pada Bayi Baru Lahir (BBL)

meliputi: pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan

Page 31: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

14

asuhan, melaksanakan asuhan dan evaluasi asuhan dan

mendokumentasikan asuhan kebidanan.

5. Memberikan asuhan kebidanan pada Keluarga Berencana

meliputi: pengkajian, merumuskan diagnosa, merencanakan

asuhan, melaksanaktan asuhan dan evaluasi asuhan dan

mendokumentasikan asuhan kebidanan.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu hamil TM III

(28-38 minggu), bersalin, nifas, neonatus, dan pelayanan KB.

1.4.2 Tempat

Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan di

Praktek Mandiri Bidan (PMB) Ny.Endah Wiendiarti S.ST

1.4.3 Waktu

Waktu yang diperlukan mulai dari penyusunan proposal sampai

memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan dimulai dari

ibu hamil trimester III, saat bersalin, selama masa nifas, neonatus dan

Keluarga Berencana adalah pada bulan Februari – Agustus 2019.

Page 32: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

15

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat teoritis

Untuk mengembangkan pemberian asuhan kebidanan dan

memperoleh hasil dari asuhan kebidanan secara continuity of care

mulai hamil TM III, bersalin, nifas, neonatus dan Keluarga Berencana.

1.5.2 Manfaat praktis

1. Bagi pasien dan keluarga

Mendapatkan informasi tentang kehamilan TM III,

persalinan, nifas, neonatus dan KB pasca salin dan ibu

mendapatkan pelayanan kebidanan secara continuity of care mulai

dari kehamilan TM III, persalinan, nifas, neonatus dan KB

pascasalin.

2. Bidan dan PMB Ny. Endah Wiendiarti S.ST

Mengetahui perkembangan aplikasi asuhan kebidanan

continuity of care mulai kehamilan TM III, bersalin, nifas,

neonatus dan Keluarga Berencana secara nyata dilapangan dan

sesuai teori yang ada, serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan

dan referensi untuk lahan praktek.

3. Civitas STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan tentang asuhan

kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil TM III,

bersalin, nifas, neonatus dan KB pascasalin.

Page 33: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

16

4. Penulis

Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan

mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan secara

berkesinambungan (continuity of care) pada ibu hamil, bersalin,

nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana agar menajadi bidan

professional.

Page 34: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan

A. Pengertian

1. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung

dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan

yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan

kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan

ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009).

2. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah sekitar 280

sampai 300 hari atau 37 sampai 42 minggu. Kehamilan dibagi menjadi

tiga triwulan, yaitu triwulan pertama (0 sampai 12 minggu), triwulan

kedua (13 sampai 28 minggu), triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu)

(Manuaba, 2013)

3. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri

dari ovulasi, migrasi spermatozoa, ovum, konsepsi, dan pertumbuhan

zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh

kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2012).

Page 35: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

18

B. Fisiologi Kehamilan

1. Perkembangan janin

Menurut Manuaba (2012) proses kehamilan merupakan mata rantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari

a. Konsepsi

Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau

fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung

sebagai berikut :

1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi diliputi oleh korona

radiata yang mengandung persediaan nutrisi.

2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah

sitoplasma yang disebut vitelus.

3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona

pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada

zona pelusida. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba tempat

yang paling luas, dindingnya penuh jonjot sel yang mempunyai

silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama dalam ampula tuba.

4) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

b. Proses Nidasi atau Implantasi

Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk

zigot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya

menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil

konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel

Page 36: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

19

memenuhi seluruh ruangan dalam ovum dan disebut stadium morula.

Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula berbentuk ruangan

yang mengandung cairan yang disebut blastula. Perkembangan dan

pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili korealisnya yang

dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sel trofoblas

yang meliputi ”primer vili korealis” melakukan destruksi enzim

proteolitik sehingga dapat menanamkan diri dalam endometrium.

Proses penanaman blastula yang disebut nidasi atau implantasi terjadi

pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya

blastula ke dalam endometrium mungkin terjadi perdarahan yang

disebut tanda Hartman. Proses terjadinya kehamilan dapat dilihat

digambar 2.1

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Kehamilan

Sumber : Manuaba, 2013.Ilmu Kandungan dan KB untuk Pendidikan

Bidan

Page 37: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

20

c. Pembentukan Plasenta

Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding

depan atau belakang. Pada blastula penyebaran sel trofoblas yang

tumbuh tidak rata, sehingga blastula dengan inner cell mass akan

tertanam dalam endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta

yang berasal dari primer vili korialis.

Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula

mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom

membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur)

sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat

embrio (embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang

amnion dan kantong yolk salc. Berikut merupakan tabel pertumbuhan

dan perkembangan janin (Manuaba,2012)

Tabel 2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Usia

Kehamilan

Panjang

Janin Ciri Khas

4 minggu 7,4-10mm 1. Rudimenter:hidung,telinga,dan mata

8 minggu 2,5 cm 1. Kepala fleksi ke dada

2. Hidung, kuping dan jari terbentuk

12 minggu 9cm 1. Kuping lebih jelas

2. Kelopakmata terbentuk

3. Genetalia eksterna terbentuk

16minggu 16-18cm 1. Genitaljelas terbentuk

2. Kulit merah tipis,Uterus telah penuh, desidua,

parietalis

20 minggu 25cm 1. Kulit tebal dengan rambut lanugo

2. Kelopak mata jelas alis dan bulu mata tampak

28 minggu 35cm 1. Berat badan 1000gr

2. Menyempurnakan janin

40 minggu 50-55 M 1. Bayi cukup bulan

2. Kulit berambut dengan baik

3. Kulit kepala tumbuh baik

4. Pusat penulangan pada tibia proksimal

Sumber : Manuaba, 2012 .Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan.

Page 38: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

21

C. Tanda dan Gejala Kehamilan

1. Tanda Dugaan Hamil

Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan

gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :

a. Amenorea

Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang menyebabkan

tidak terjadi pembentukan Folikel de graff dan ovulasi . Hal ini

menyebabkan terjadinya amenorea pada seorang wanita yang sedang

hamil. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan

perhitungan Neagle dapat ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu

dengan menambah tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan

menambah satu pada tahun.

b. Mual dan Muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari disebut

morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan ini dapat

diatasi. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.

c. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang

demikian disebut ngidam.

Page 39: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

22

d. Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskema susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope

atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16

minggu.

e. Payudara Tegang

Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin

menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara. Payudara

membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit

terutama pada hamil pertama.

f. Sering Miksi (Sering BAK)

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh dan sering miksi. Pada triwulan kedua, gejala ini sudah

menghilang.

g. Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

h. Pigmentasi Kulit

Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum). Pada

dinding perut terdapat striae albican, striae livide dan linea nigra

semakin menghitam. Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi

pada bagian areola mammae, puting susu makin menonjol.

Page 40: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

23

i. Epulsi

Hipertrofi gusi yang disebut epulsi, dapat terjadi saat kehamilan.

j. Varices

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi pada sekitar

genetalia, kaki, betis, dan payudara. Penampakan pembuluh darah ini

menghilang setelah persalinan.

2. Tanda tidak pasti kehamilan dan tanda pasti kehamilan

a. Tanda tidak pasti kehamilan

1) Perut membesar

2) Rahim membesar, sesuai dengan tua nya hamil

3) Pada pemeriksaan dapat di jumpai

a) Tanda hegar, isthmus uteri teraba lebih panjang dan lunak

b) Tanda chadwicks, mukosa vagina berwarna kebiruan karena

hipervaskularisasi hormone estrogen.

c) Tanda piscasek, pembesaran dan pelunakan pada tempat

implantasi, biasanya di temukan saat umur kehamilan 10

minggu.

d) Kontraksi Braxton hicks, kontraksi uterus (perut terasa kencang)

tetapi tidak disertai rasa nyeri.

e) Teraba ballottement, tanda ada benda mengapung atau melayang

dalam cairan, pada umur kehamilan 16-20 minggu.

Page 41: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

24

f) Discharge, lebih banyak dirasakan wanita hamil. Ini merupakan

pengaruh hormon estrogen dan progesterone.

g) Tanda goodel, porsio teraba melunak.

h) Pemeriksaan tes kehamilan positif (reaksi kehamilan positif).

i) Sebagian kemungkinan positif palsu

(Marmi,2011).

b. Tanda Pasti Kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim

2) Denyut jantung janin

a) Didengar stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat dopler.

b) Dilihat dengan alat ultrasonografi.

c) Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat

kerangka janin, ultrasonografi (Marmi,2011).

D. PerubahanFisiologi Kehamilan

1. Uterus

Setelah konsepsi uterus berkembang untuk menciptakan lingkungan yang

memberi perlindungan dan nutrisi bagi janin, tempat janin tumbuh dan

berkembang. Selama beberapa minggu pertama bentuk uterus masih

menyerupai buah pir, tetapi ketika usia kehamilan bertambah, bentuk

korpus dan fundus tampak lebih bulat (globular) (Fraser dan Cooper,

2009). Berikut merupakan tabel perubahan uterus pada ibu hamil.

Page 42: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

25

Tabel 2.2. Perubahan Uterus Pada Ibu Hamil

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri

10 minggu a. Uterus kira-kira sebesar buah jeruk

12 minggu a. Uterus kira-kira sebesar buah grapefruit

b. Uterus tidak lagi anterversi dan antefleksi, telah naik dari

panggul, dan posisi nya tegak.

c. Fundus dapat di palpasi per abdomen di atas simfisis pubis.

d. Segmen atas globular berada pada perpanjangan tangkai yang

terbentuk dari ismus, yang kemudian melunak dan memanjang

hingga tiga kali lipat dari 7 menjadi 25 mm antara minggu ke-

12 dan 36.

20 Minggu a. Fundus uterus dapat di palpasi setinggi umbilicus karena letak

uterus di dalam abdomen terus naik, posisi tuba uterine menjadi

jauh lebih vertical sehingga tegangan pada ligamentum latum

uteri dan ligamentum teres uteri meningkat.

30 Minggu a. Fundus dapat di palpasi diantara umbilicus dan sifisternum

38 Minggu a. Uterus mencapai tinggi sifisternum

b. Ketika frekuensi dan kekuatan kontraksi otot segmen atas

meningkat, segmen bawah uterus tumbuh lebih cepat dan

merengang kea rah luar, bersamaan dengan menipis nya serviks

dan melunak nya jaringan dasar panggul, bagian presentasi

dapat muli turun ke dalam panggul atas.

c. Dengan ini, tinggi fundus akan berkurang, yang di sebut dengan

lightening, sehingga tekanan di bagian atas abdomen akan

berkurang, sedangkan tekanan di dalam panggul justru

meningkat. Akan tetapi, pada mayoritas ibu multipara,

pembesaran jarang terjadi sebelum persalinan.

Sumber: Fraser.2009.Buku Ajar Bidan Myles.

2. Serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi

lunak. Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks

bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia

serviks. Pada akhir kehamilan serviks menjadi sangat lunak dan portio

menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki

dengan mudah oleh satu. jari (Prawirihardjo,2011).

3. Ovarium (Indung Telur)

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel

baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di

Page 43: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

26

ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal

kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron

dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2011)

4. Vagina dan Vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan

untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan

meningkatnya ketebalan mukosa, mengendorornya jaringan ikat dan

hipertrofi sel otot polos. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi,

dimana sekresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6

yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen

yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus

acidophilus (Prawirohardjo, 2011).

5. Perubahan pada Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi

lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan

vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putih payudara akan lebih

besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan pertama cairan kuning

bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-

kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air

susu belum dapat diprosuksi karena hormon prolaktin ditekan oleh

prolaktin inhibiting hormone. Setelah persalinan kadar progesteron dan

estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi progesterone terhadap α-

laktalbumin akan hilang. Peningkatan prolaktin akan merangsang sintesis

Page 44: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

27

lactose dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi air susu

(Prawirohardjo,2011). Payudara harus kembali diperiksa pada usia

kehamila 3 minggu untuk memastikan perlunya tindakan untuk

mengeluarkan puting yang datar atau masuk kedalam (Varney, 2009).

Berikut merupakan tabel perubahan peyudara pada ibu hamil.

Tabel 2.3. Perubahan pada payudara

Umur

Kehamilan

(Minggu)

Perubahan

3-4minggu Rasa penuh pada payudara

6 minggu Terjadi pembesaran dan sedikit nyeri

8 minggu Pelebaran pembuluh darah vena di sekitar mammae

8 minggu Kelenjar montgomery mulai tampak

12 minggu Penggelapan di sekitar areola dan putting

16 minggu Colostrum sudah mulai di keluarkan

Sumber : Marmi.2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal.

6. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler

a. Volume darah

Volume darah meningkat sekitar 1500 Ml (8.5 s.d 9 BB). Peningkatan

terdiri dari atas: 1000 mL plasma+450 mL sel darah merah (SDM).

Terjadi sekitar minggu ke-10 sampai dengan minggu ke-12.

b. Tekanan darah

1) Tekanan darah arteri (arteri brakialis) di pengaruhi oleh usia,

posisi ibu, kecemasan ibu, dan ukuran manset.

2) Posisi ibu mempengaruhi hasil karena posisi uterus menghambat

aliran balik darah vena, dengan demikian curah jantung dan

tekanan darah menurun. Tekanan darah brakialis tertinggi saat

Page 45: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

28

wanita duduk, terendah saat wanita berbaring (posisi rekumben

lateral kiri), pada posisi telentang berada diantara keduanya.

3) Selama pertengahan masa hamil, tekanan sistolik dan diastolik

menurun 5-10 mmHg, kemungkinan disebabkan vasodilatasi

perifer akibat perubahan hormonal.

4) Edema pada ekstremitas bawah dan varises terjadi akibat obstruksi

vena kava inferior oleh uterus. Hal ini juga menyebabkan tekanan

vena meningkat (Marmi,2011).

7. Sistem Pernafasan

Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan

laju metabolik dan peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan

payudara. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ligament pada

kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada

meningkat. Karena rahim membesar, panjang paru-paru berkurang.

Kerangka iga bagian bawah tampak melebar. Tinggi diafragma

bergeser 4 cm selama masa hamil. Dengan semakin tuanya

kehamilan, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan

penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit

(Marmi,2011).

8. Sistem Pencernaan

Selama masa hamil, nafsu makan meningkat, sekresi usus

berkurang, fungsi hati berubah dan absorbsi nutrien meningkat.

Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun, akibatnya bising usus

Page 46: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

29

menghilang dan konstipas, mual, serta muntah umum terjadi.

Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat,

menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan

(Marmi,2011).

E. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

Perubahan psikologis pada ibu hamil menurut (Manuaba,2011) terjadi

pada trimester I, II dan III kehamilan.

1. Pada trimester I ibu hamil mengalami penyesuaian yang terdapat

perubahan psikologis yaitu:

a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan

kehamilannya.

b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.

Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal

ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama.

e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain

atau malah mungkin dirahasiakannya.

f. Hasrat untuk melakukan hubungan seksual berbeda-beda pada setiap

wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

Page 47: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

30

2. Pada trimester II ibu hamil terdapat perubahan psikologis yaitu:

a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang

tinggi.

b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

c. Merasakan gerakan anak.

d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

e. Libido meningkat.

f. Menuntut perhatian dan cinta.

g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya.

h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada

orang lain yang baru menjadi ibu.

i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan

persiapan untuk peran baru.

3. Perubahan psikologis pada ibu hamil trimester III yaitu:

a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu.

c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi

yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.

e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.

Page 48: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

31

f. Merasa kehilangan perhatian dan sensitif.

g. Libido menurun.

Peran bidan pada masalah tersebut memberikan KIE dan konseling

pada ibu yaitu menjelaskan bahwa yang dialami ibu adalah sesuatu yang

normal, bahwa setiap kehamilan adalah unik, anjurkan ibu untuk

beristirahat, ciptakan suasana yang nyaman dan tentram bagi ibu, serta

luangkan waktu untuk manjakan diri dengan relaksasi atau sesuatu hal

yang dapat menghibur.

F. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

1. Nutrisi

Kebutuhan gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan

kebutuhan wanita normal. Peningkatan gizi ini dibutuhkan untuk

pertumbuhan ibu dan janin. Secara normal kenaikan berat badan ibu

hamil 11-13 kg (Marmi, 2011). Menurut Marmi (2011), kebutuhan

makanan sehari-hari ibu hamil dan tidak hamil yaitu

Tabel 2.4. Kebutuhan Makanan Ibu Hamil dan Tidak Hamil

Jenis Tidak Hamil Hamil

Kalori

Protein(gr)

Kalsium(gr)

Ferrum(mg)

VitaminA(Si)

VitaminC(mg)

Riboflavin(mg)

Vitamin D (Si)

2.500

60 gr

0,8 gr

12 gr

5000IU

70 mg

2,2 mg

+

500

85 gr

1,5 gr

15 gr

6000 IU

100mg

2,5 mg

400-800

Sumber : Marmi.2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal.

Page 49: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

32

Pada trimester III, nafsu makan ibu akan sangat baik. Untuk itu ibu

harus mengurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur–sayuran, dan

buah–buahan (Marmi, 2011).

2. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih, konstipasi terjadi

karena adanya pengaruh hormone ptogesteron yang mempunyai efek

rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan

usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya konstipasi.

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan

mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,

terutama ketika lambung dalam keadaan kosong. Sering buang air kecil

merupakan keluhan yang umum di rasakan oleh ibu hamil, terutama pada

trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. ini terjadi

karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak

kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada

trimester III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan

pada kantong kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk

mengurangi keluhan ini sangat tidak di anjurkan, karena akan

menyebabkan dehidrasi (Sulistyawati,2009).

3. Istirahat dan tidur

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satu nya beban

berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu

Page 50: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

33

akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat

penting untuk ibu hamil (Sulistyawati,2009).

4. Aktivitas

Dapat seperti biasa (tingkat aktivitas ringan sampai sedang), istirahat

minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki agak

di tinggikan. Jika tingkat aktivitas berat, di anjurkan untuk di kurangi.

Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan atau sedang, sebaiknya di

pertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit. Jika

ada gangguan atau keluhan yang dapat membahayakan (misalnya

perdarahan per vaginam), maka aktivitas fisik harus di hentikan (Dewi

dan Sunarsih, 2011).

5. Rekreasi

Untuk rekreasi, dianjurkan wanita hamil tidak pergi ketempat yang

ramai, sesak, dan panas, serta berdiri terlalu lama di tempat itu karena

akan dapat menimbulkan sesak napas sampai akhirnya jatuh pingsan

(sinkop), apabila berpergian selama kehamilan, maka duduk dalam

jangka waktu lama harus di hindari karena dapat menyebabkan

peningkatan resiko bekuan darah vena dalam (deep vein thrombosis) dan

tromboflebitis selama kehamilan (Sulistyawati,2009).

6. Hubungan seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak di larang selama tidak ada

riwayat penyakit seperti berikut :

Page 51: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

34

a. Sering abortus dan kelahiran prematur.

b. Perdarahan per vaginam.

c. Koitus harus di lakukan secara hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan.

d. Bila ketuban sudah pecah, koitus di larang karena dapat menyebabkan

infeksi janin intrauteri (Sulistyawati,2009).

G. Tanda Bahaya Kehamilan

Menurut kementerian kesehatan (2013) 6 masalah ini bisa menyebabkan

keguguran atau kelahiran dini (prematur) yang membahayakan ibu dan bayi

yaitu :

1. Perdarahan Pada Hamil Muda Maupun Hamil Tua

Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada

masa awal kehamilan, ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit atau

spoting di sekitar waktu pertama terlambat haid. Hal ini karena terjadi

implantasi. Pada waktu lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin

pertanda dari servik yang rapuh erosi, mungkin normal atau disebabkan

oleh infeksi. Perdarahan vagina yang terjadi pada wanita hamil dapat

dibedakan menjadi 2 bagian: pada awal kehamilan: abortus, mola

hidatidosa dan kehamilan ektopik terganggu. Pada akhir kehamilan:

solusio plasenta dan plasenta previa (Jannah,2011).

2. Bengkak Dikaki, Tangan Atau Wajah Disertai Sakit Kepala Atau Kejang.

Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan dan seringkali merupakan

ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan yang biasa disebabkan

Page 52: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

35

oleh pengaruh hormone dan keletihan. Sakit kepala yang menunjukan

suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang hebat dan menetap

dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah satu gejala

preeclampsia. Preeclampsia biasanya disertai dengan penglihatan tiba-

tiba hilang/kabur. Bengkak/oedema pada kaki dan muka disertai nyeri

pada epigastrium (Jannah,2011).

Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Edema yang terjadi pada

kehamilan mempunyai interpretasi, misalnya 40% edema dijumpai pada

hamil normal, 60% edema dijumpai pada kehamilan yang hipertensi,

80% edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria.

Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel

kapilar. Edema yang patologik adalah edema yang nondependent pada

muka dan tangan atau edema generalisata dan biasanya disertai dengan

kenaikan berat badan yang cepat (Prawirohardjo, 2010).

3. Demam Atau Panas Tinggi

Demam tinggi terutama yang diikuti tubuh mengigil, rasa sakit seluruh

tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan malaria. Pengaruh malaria

terhadap kehamilan : memecahkan butir darah merah sehingga

menimbulkan anemia, infeksi plasenta dapat menghalangi pertukaran dan

menyalurkan nutrisi ke Rahim, panas badan tinggi merangsang terjadi

kontraksi Rahim. Akibat gangguan tersebut dapat terjadi

keguguran,persalinan prematuritas, dismaturitas, kematian neonates

tinggi, kala II memanjang dan retensio plasenta(Jannah,2011).

Page 53: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

36

4. Air ketuban keluar sebelum waktunya

Dapat di identifikasikan dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau

yang khas. Adanya kemungkinana infeksi dalam Rahim dan persalinan

prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan

bayi. Ketuban pecah dini yang disertai kelainan letak akan mempersulit

persalinan yang dilakukan di tempat dengan fasilitas yang belum

memadai (Jannah,2011).

5. Bayi Dikandungan Gerakannya Berkurang Atau Tidak Bergerak

Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke 5 atau ke 6.

Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi

tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3

kali dalam periode 3 jam. Biasanya diukur dalam waktu 12 jam yaitu

sebanyak 10 kali (Jannah,2011).

6. Muntah terus (tidak mau makan)

Mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu

pekerjaan sahari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena

terjadi dehidrasi bisa disebut dengan hyperemesis gravidarum

(Mochtar,2011). Gejala hyperemesis lainnya: napsu makan menurun,

berat badan menurun, nyeri daerah epigastrium, tekanan darah menurun

dan nadi meningkat, lidah kering dan mata nampak cekung

(Jannah,2011).

Page 54: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

37

H. Gangguan Ketidaknyamanan Pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasi

1. Mual dan muntah

Morning sickness terjadi karena plasenta yang berkembang dan

menghasilkan sejenis hormon HCG. Hormon ini prosentasenya meninggi

sesuai dengan pertumbuhan plasenta. Diperkirakan, hormon inilah yang

mengakibatkan muntah melalui rangsangan terhadap otot dari poros

lambung.

Cara mengatasi:

a. Makan porsi kecil tapi sering kurang lebih setiap 2 jam

b. Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat

tidur di pagi hari.

c. Makan sesuatu yang manis (permen) atau minuman (jus buah)

sebelum tidur malam dan sesudah bangun pagi.

d. Jangan menyikat gigi anda segera setelah makan

e. Hindari makan beraroma kuat atau menyengat.

f. Batasi lemak dalam diet anda.

g. Obat-obatan anti mual.

(Varney,dkk,2009)

2. Leukoria

Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsistensi

kental atau cair. Sekresi ini bersifat asam akibat pengubahan sebagian

besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil

doderlin.

Page 55: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

38

Cara mengatasi :

a. Memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti

cellana dalam berbahan katun sesering mungkin.

b. Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan douch atau menggunakan

semprot untuk menjaga kebersihan area genitalia (Varney,dkk,2009)

3. Sering kencing

Peningkatan frekuensi berkemih pada kehamilan sering terjadi pada

dua saat yang berbeda. Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester

pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan

berat pada fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda

hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar. Hal ini

menimbulkan penekanan atau desakan pada uterus, sehingga

menyebabkan sering berkemih.

Sedangkan peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga

terjadi karena presentasi janin yang sudah memasuki pintu atas panggul,

sehingga terjadi penekanan pada kandung kemih . Penekanan tersebut

membuat ibu hamil menjadi lebih sering berkemih.

Cara mengatasi :Mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam

sehingga ibu hamil tidak perlu bolak balik ke kamar mandi pada saat

mencoba tidur. (Varney,dkk,2009)

4. Nyeri ulu hati

Penyebab nyeri ulu hati adalah :

Page 56: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

39

a. Relaksasi sfinghter jantung pada lambung akibat pengaruh yang

ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

b. Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot

halus yang kemungkinan disebabkan oleh peningkatan jumlah

progesteron dan tekanan uterus.

c. Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat

dan penekanan uterus yang membesar.

Cara mengatasi :

1) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung

menjadi terlalu penuh.

2) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar

bagi lambung anda untuk menjalankan fungsinya.

3) Regangkan lengan anda melampaui kepala untuk memberi ruang

bagi perut anda untuk berfungsi.

4) Hindari makanan berlemak, lemak mengurangi motilitas usus dan

sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk proses pencernaan.

5) Hindari minum bersamaan dengan makan karena cairan cenderung

menghambat asam lambung, diet makanan kering tanpa roti-rotian

dapat membantu sebagian wanita.

6) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat

menyebabkan gangguan pencernaan.

7) Upayakan minum susu murni daripada susu manis.

Page 57: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

40

8) Hindari makan berat atau makanan lengkap sesaat sebelum tidur.

(Varney, dkk, 2009)

5. Konstipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat mengalami

masalah ini pada trimester kedua atau ketiga. Konstipasi diduga terjadi

akibat penurunan peristaltik karena relaksasi otot polos pada usus besar

ketika terjadi peningkatan progesteron. Salah satu efek dari

mengkonsumsi tablet Fe yaitu konstipasi, hal ini memperberat masalah

bagi sebagian ibu hamil.

Cara mengatasi :

a. Minum air mineral 8 gelas per hari.

b. Banyak mengkonsumsi buah, baik dalam bentuk buah ataupun jus

c. Istirahat yang cukup (8 jam pada malam hari, ±1 jam pada siang hari)

d. Minum air hangat (air putih atau teh) saat bangkit dari tempat tidur

untuk menstimulasi peristaltic

e. Makan makanan berserat, dan mengandung serat alami (misalnya :

selada, daun seledri, kulit padi)

f. Miliki pola defekasi yang teratur , biasakan untuk defekasi teratur

pada saat tertentu dan jangan menunda jika ingin buang air besar.

(Varney, dkk, 2009)

Page 58: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

41

6. Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh sebab itu, semua

penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Ada beberapa

cara untuk mengatasi hemoroid, diantaranya adalah :

a. Hindari konstipasi, pencegahan merupakan cara penanganan yang

paling efektif.

b. Hindari mengejan saat defekasi.

c. Mandi berendam, hangatnya air tidak hanya memberikan kenyamanan

tetapi juga melancarkan sirkulasi.

d. Kompres es (untuk mengurangi hemoroid)

e. Kompres garam epsom (untuk mengurangi hemoroid)

f. Masukkan kembali hemoroid ke dalam rektum (menggunakan

lubrikasi), dilakukan sambil sambil mengencangkan perineum (kegel)

g. Tirah baring dengan cara mengelevasi panggul dan ekstremitas bagian

bawah.

h. Salep analgesik dan atau anastesi topical (Varney, dkk, 2009)

7. Kram tungkai

Penyebab pasti dari kram kaki belum jelas, tetapi salah satu

dugaannya adalah pebesaran uterus memberikan tekanan baik pada

pembuluh darah panggul, sehingga mengganggu sirkulasi, atau pada

saraf sementara, saraf ini melewati foramen obturator dalam perjalanan

menuju ekstremitas bagian bawah.

Page 59: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

42

Cara mengatasinya yaitu :

a. Minta ibu meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya

b. Dorong ibu untuk melakukan latihan umum dan memiliki kebiasaan

mempertahankan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan

sirkulasi darah.

c. Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.

d. Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor (Varney, dkk, 2009)

8. Edema dependen

Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena

dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan

sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-

vena panggul saat wanita tersebut duduk dan berdiri dan pada vena kava

inverior saat ia berada pada posisi terlentang. Pakaian ketat yang

menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga

memperburuk masalah. Edema bagian kaki yang menggantung secara

umum terlihat pada area pergelangan kaki dan kaki harus dibedakan

secara cermat dengan edema yang berhubungan dengan preeklampsia/

eklampsia.

Cara penanganannya adalah:

a. Hindari menggunakan pakaian ketat.

b. Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari.

c. Posisi menghadap ke samping saat berbaring.

Page 60: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

43

d. Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang

dapat melonggarkan tekanan pada vena-vena panggul.

(Varney, dkk, 2009)

9. Varices

Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan

peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Perubahan ini

diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat

wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava

inverior saat ia berbaring. Pakaian yang ketat menghambat aliran vena

balik dari ekstremitas bagian bawah, atau posisi berdiri yang lama

memperberat masalah tersebut. Relaksasi dinding vena dan katup dan

otot polos sekeliling karena induksi juga turut menyebabkan timbulnya

varises. Varises yang terjadi selama kehamilan paling menonjol pada

area kaki dan/ vulva.

Cara mengatasi varises :

a. Hindari mengenakan pakaian ketat.

b. Hindari berdiri lama.

c. Sediakan waktu istirahat, dengan kaki dielevasi secara periodic

sepanjang hari.

d. Berbaring dengan mengambil posisi sudut kanan beberapa kali

sehari.

e. Pertahankan tungkai untuk tidak menyilang saat duduk.

Page 61: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

44

f. Duduk kapanpun memungkinkan, terutama dengan kedua kaki

dielevasi, meminimalkan berdiri.

g. Pertahankan postur tubuh dan mekanisme tubuh yang baik.

h. Kenakan penyokong abdomen maternal atau korset untuk

menghilangkan tekanan pada vena panggul.

i. Melakukan latihan kegel untuk mengurangi varises vulva atau

hemoroid untuk meningkatkan sirkulasi.

j. Melakukan mendi air hangat yang menenangkan.

(Varney, dkk, 2009)

10. Nyeri punggung bawah (nonpatologis)

Nyeri punggung bawah ini disebabkan oleh berat uterus yang

membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap

postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh ke belakang

akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan

otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.

Cara mengatasi nyeri punggung antara lain :

a. Postur tubuh yang baik.

b. Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban.

c. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan

tanpa istirahat.

d. Ayunkan panggul/miringkan panggul.

e. Gunakan sepatu tumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan

memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis.

Page 62: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

45

f. Jika masalah bertambah parah , penggunaan penyokong abdomen

eksternal dianjurkan (korset maternitas atau penyokong yang

elastis).

g. Kompres hangat.

h. Kompres es pada punggung.

i. Pijatan pada punggung.

j. Untuk istirahat gunakan kasur yang menyokong.

Posisikan badan dengan menggunakan bantal sebagai pengganjal

untuk meluruskan punggung. (Varney,dkk, 2009)

11. Sesak nafas

Sesak napas merupakan ketidaknyamanan terbesar yang dialami

pada trimester ke tiga. Selama periode ini, uterus telah mengalami

pembesaran hingga terjadi penekanan diafragma.

Cara mengatasi :

a. Anjurkan wanita berdiri dan meregangkan lengannya di atas

kepalanya secara berkala dan mengambil napas dalam.

b. Anjurkan mempertahankan postur yang baik, jangan menjatuhkan

bahu.

c. Instruksikan wanita tersebut melakukan peregangan yang sama di

tempat tidur seperti sedang berdiri.

d. Jelaskan alasan terjadinya sesak napas , meredakan kecemasan atau

ketakutan akan mengurangi respons hiperventilas.

(Varney, dkk, 2009)

Page 63: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

46

I. ANC Terpadu

Pelayanan antenatal terpadu merupakan pelayanan komprehensif dan

berkualitas mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitative yang meliputi pelayanan KIA, gizi, penyakit menular,

penyakit tidak menular (PTM), kekerasan terhadap perempuan (KTP)

selama kehamilan, yang bertujuan untuk memenuhi hak setiap ibu hamil

memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga mampu

menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan

bayi yang sehat (Kemenkes,2014).

1. Tujuan umum :

Untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal

yang berkualitas sehingga mampu menalani kehamilan dengan sehat,

bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat.

2. Tujuan khusus

a. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan

berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,

koneling KB dan pemberian ASI

b. Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil dalam

mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan

berkualitas

c. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu

hamil

Page 64: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

47

d. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/ganggguan pada

yang diderita ibu hamil

e. Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai

dengan sistem rujukan yang ada.

3. Manfaat ANC (Antenatal Care)

a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas

tanpa trauma fisik maupun mental yang merugikan

b. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental

c. Ibu sanggup merawat dan memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepada

bayinya

d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti

keluarga berencana setelah kelahiran bayinya (Saifuddin, 2009).

4. Standart pelayanan antenatal 10 T (Kemenkes RI, 2017):

a. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

b. Pengukuran tekanan darah

c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

d. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

e. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

tokoid sesuai status imunisasi

f. Pemberian tablet darah minimal 90 tablet selama kehamilan

g. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

h. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, termasuk keluarga berencana)

Page 65: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

48

i. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb), HBSAG, golnan darah, HIV∕AIDS, sifilis, pemeriksaan protein

urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan

sebelumnya)

j. Tatalaksana kasus

J. KunjunganKehamilan

1. Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama

kehamilan (Depkes RI, 2017) :

a. 1x pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 bulan)

b. 1x pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 bulan)

c. 2x pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai

persalinan)

2. Jadwal Kunjungan Ulang menurut (Saifuddin, 2009).

a. Kunjungan I pada TM I (UK 16 minggu) dilakukan untuk Penapisan

dan pengobatan anemia, perencanaan persalinan, pengenalan

komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan.

b. Kunjungan II pada TM II (UK 24-28 minggu) dan Kunjungan III pada

TM III (UK 32 minggu) dilakukan untuk komplikasi akibat kehamilan

dan pengobatan, penapisan preeklampsia, gemelli, infeksi alat

reproduksi dan saluran perkemihan, MAP, dan mengulang

perencanaan persalinan.

Page 66: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

49

c. Kunjungan IV pada TM III (UK 36 minggu sampai persalinan)

dilakukan untuk mengenali adanya kelainan letak dan presentasi,

memantapkan rencana persalinan, mengenali tanda-tanda persalinan.

K. Kartu Skor Poedji Rochjati

Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan

sebagai alat skrining antenatal berbasis keluarga untuk menemukan faktor

risiko ibu hamil, yang selanjutnya mempermudah pengenalan kondisi untuk

mencegah terjadi komplikasi obstetrik pada saat persalinan. KSPR disusun

dengan format kombinasi antara checklist dari kondisi ibu hamil / faktor

risiko dengan system skor. Kartu skor ini dikembangkan sebagai suatu

tekologi sederhana, mudah, dapat diterima dan cepat digunakan oleh tenaga

non profesional.

1. Fungsi KSPR

a. Melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.

b. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan.

c. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana

d. (Komunikasi Informasi Edukasi/KIE).

e. Mencatat dan melaporkan keadaan kehamilan, persalinan, nifas.

f. Validasi data mengenai perawatan ibu selama kehamilan, persalinan,

nifas

g. dengan kondisi ibu dan bayinya.

h. Audit Maternal Perinatal (AMP)

Page 67: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

50

2. Sistem Skor

Sistem skor memudahkan pengedukasian mengenai berat ringannya

faktor risiko kepada ibu hamil, suami, maupun keluarga. Skor dengan

nilai 2, 4, dan 8 merupakan bobot risiko dari tiap faktor risiko.

Sedangkan jumlah skor setiap kontak merupakan perkiraan besar risiko

persalinan dengan perencanaan pencegahan.

Kelompok risiko dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Kehamilan Risiko Rendah (KRR) : Skor 2(hijau)

b. Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) : Skor 6-10 (kuning)

c. Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) : Skor ≥ 12 (merah)

3. Faktor Resiko

Terdapat 20 faktor risiko yang dibagi menjadi 3 kelompok faktor risiko

pada penilaian KSPR yaitu:

a. Kelompok Faktor Risiko I (Ada Potensi Gawat Obstetrik)

1) Primi muda : terlalu muda, hamil pertama usia 16 tahun atau

kurang

2) Primi Tua : terlalu tua, hamil usia ≥ 35 tahun

3) Primi Tua Sekunder : jarak anak terkecil >10 tahun

4) Anak terkecil < 2 tahun : terlalu cepat memiliki anak lagi

5) Grande multi : terlalu banyak memiliki anak, anak ≥ 4

6) Umur ibu ≥ 35 tahun : terlalu tua

7) Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, belum pernah melahirkan

normal dengan bayi cukup bulan dan hidup, curiga panggul sempit

Page 68: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

51

8) Pernah gagal kehamilan

9) Persalinan yang lalu dengan tindakan

10) Bekas operasi sesar

b. Kelompok Faktor Risiko II

1) Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC paru, payah jantung, dan

penyakit lain.

2) Preeklampsia ringan

3) Hamil kembar

4) Hidramnion : air ketuban terlalu banyak

5) IUFD (Intra Uterine Fetal Death) : bayi mati dalam kandungan

6) Hamil serotinus : hamil lebih bulan (≥ 42 minggu belum

melahirkan)

7) Letak Sungsang

8) Letak Lintang

c. Kelompok Faktor Risiko III

1) Perdarahan Antepartum : dapat berupa solusio plasenta atau

plasenta previa

2) Preeklampsia berat/eklampsia.

Keterangan: Jumlah skor 2 termasuk resiko rendah penolong

persalinan adalah bidan, skor 6- 10 termasuk resiko tinggi penolong

persalinan adalah dokter dan bidan tempat persalinan adalah polindes

atau puskesmas atau rumah sakit, skor lebih dari 12 adalah resiko

Page 69: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

52

sangat tinggi penolong persalinan adalah dokter, tempat persalinan

adalah rumah sakit (Depkes RI, 2010).

Gambar 2.2.Kartu Skor Poedji Rochjati

Sumber: Kemenkes RI (2010): layanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan

rujukan.

Page 70: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

53

2.1.2 AsuhanKebidanan Pada Kehamilan

A. Pengkajian

1. Data Subyektif

a. Biodata

1) Nama : Untuk mengenal ibu dan suami..

2) Umur

Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita dengan

usia 20-35tahun. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun

mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di

bawah 20 tahun meningkatkan insiden preeclampsia dan usia diatas

35 tahun meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II, hipertensi

kronis, persalinan yang lama pada nulipara, seksio sesaria,

persalinan preterm, IUGR, anomali kromosom dan kematian janin

(Kemenkes RI,2017).

3) Agama

Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat membimbing dan

mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya

(Kemenkes RI,2017).

4) Suku/Bangsa

Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap pola

pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat istiadat yang

dianut (Kemenkes, 2017).

Page 71: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

54

5) Pendidikan.

Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga

kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal

pemberian konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya.

6) Pekerjaan

Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status

gizinya . Hal ini dapat dikaitkan antara asupan nutrisi ibu dengan

tumbung kembang janin dalam kandungan, yang dalam hal ini

dipantau melalui tinggi fundus uteri ibu hamil (Kemenkes

RI,2017).

7) Alamat

Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan

follow up terhadap perkembangan ibu (Kemenkes RI,2017).

b. Keluhan utama

Varney (2009) menyatakan bahwa, keluhan ringan pada

kehamilan adalah edemadependen, nokturia, konstipasi, sesak nafas,

nyeri ulu hati, kram tungkai, nyeri punggung bawah. Pada ibu hamil

trimester III, keluhan yang sering dijumpai yaitu:

1) Edema Dependen

Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena

dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.

Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang

Page 72: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

55

membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau

berdiri dan pada vena kava inferior saat telentang (Varney, 2009).

2) Nokturia

Nokturiayaitu peningkatan frekuensi berkemih yang terjadi pada

trimester pertama dan mungkin pada trimester ketiga. Aliran balik

vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada

posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh

darah panggul dan vena kava inferior (Varney, 2009).

3) Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Progesteron juga

menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu

pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan pada vena

hemoroid. Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan

mengakibatkan kongesti pada vena panggul (Varney, 2009).

4) Konstipasi

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltik yang

disebabkan realaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi

peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan tekanan yang

terjadi pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi

juga dapat menyebabkan motilitas pada susunan gastrointestinal

sehingga menimbulkan kontipasi (Varney, 2009).

Page 73: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

56

5) Sesak nafas

Sesak nafas merupakan ketidaknyamanan yang dialami pada

trimester III. Pada trimester III uterus telah mengalami pembesaran

hingga terjadi penekanan diafragma (Varney, 2009).

6) Nyeri ulu hati

Ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir trimester II

dan bertahan hingga trimester III. Hal ini disebabkan relaksasi

sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan

peningkatan jumlah progesterone, penurunan motalitas

gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang

kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan

tekanan uterus, tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat

perubahan tempat dan penekanan oleh uterus yang membesar

(Varney, 2009).

7) Varises

Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan

peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah.

Perubahan ini diakibatkan oleh penekanan uterus yang membesar

pada vena panggul saat wanita duduk atau berdiri dan penekanan

vena inferior saat berbaring. Varises yang terjadi selama kehamilan

paling menonjol pada area kaki dan atau vulva (Varney, 2009).

Page 74: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

57

8) Kram tungkai

Salah satu dugaan lainnya adalah bahwa uterus yang membesar

memberi tekanan baik pada pembuluh darah panggul, sehingga

mengganggu sirkulasi atau pada saraf, sementara saraf ini melewati

foramen obturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas bagian

bawah (Varney, 2009).

9) Nyeri punggung bawah

Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya

seiring dengan pertambahan usia kehamilan, hal ini dikarenakan

perubahan pada berat uterus yang semakin membesar. Pada ibu

trimester III, biasanya akan berjalan dengan ayunan tubuh

kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini akan

meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri

(Varney, 2009).

10) Kecemasan menghadapi persalinan

Keluhan psikologis pada ibu hamil trimester III antara lain merasa

cemas dengan kehidupan bayi dan dirinya sendiri, seperti : apakah

nanti bayi nya akan lahir abnormal, terkait persalinan dan kelahiran

(nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak di ketahui)

mengalami proses duka karena hilangnya perhatian dan hak

istimewa khusus selama hamil, rasa kehilangan karena uterusnya

yang penuh tiba-tiba akan mengempis dan kosong, merasa

Page 75: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

58

canggung, jelek dan berantakan menjelang akhir kehamilan

(Varney,2009).

c. Riwayat Kesehatan

Kondisi medis tertentu berpotensi mempengaruhi ibu atau bayi atau

keduanya. Berikut ini adalah beberapa kondisi medis pada kategori ini:

1) Anemia

Anemia di definisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah

atau penurunan konsentrasi hemoglobin di dalam sirkluasi darah.

Definisi anemia yang di terima secara umum adalah kadar Hb

kurang dari 12,0 gram per 100 mililiter (12 gram/desiliter) untuk

wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter (10

gram/desiliter) untuk wanita hamil. Walaupun tanpa gejala, anemia

dapat menyebabkan tanda dan gejala berikut : letih, sering

mengantuk, malaise, pusing, lemah, nyeri kepala, luka pada lidah,

kulit pucat, membrane mukosa pucat (missal : konjungtiva),

bantalan kuku pucat, tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah

(Varney, 2009).

2) Asma

Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil terbukti

akan terus mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa

hamil. Asma dihubungkan dengan kematian perinatal hiperemesis

gravidarum, kelahiran preterm, hipertensi kronis, pre eklampsia,

bayi berat lahir rendah dan perdarahan pervaginam (Varney, 2009).

Page 76: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

59

3) Infeksi TORCH

Sitomegalovirus (CMV) termasuk golongan virus herpes DNA.

Transmisi CMV dari ibu ke janin dapat terjadi selama kehamilan

dan infeksi pada umur kehamilan kurang dari 16 minggu

menyebabkan kerusakan yang serius. Infeksi CMV congenital

berasal dari infeksi maternal eksogenus ataupun endogenus. Infeksi

endogenus dapat bersfat primer yaitu terjadi pada ibu hamil dengan

pola imunologik serogenetif dan nonprime bila ibu hamil dalam

keadaan seropositive.(Prawirohardjo,2011).

4) Penyakit jantung

Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan curah

jantung wanita hingga mencapai 40 persen melebihi curah jantung

nya ketika tidak hamil saat ia berada pada keadaan istirahat.

Peningkatan ini terjadi pada awal kehamilan dan mencapai puncak

nya pada usia kehamilan 20 hingga 24 minggu. Di ketahui pula,

terjadi fluktuasi curah jantung yang mencolok ketika terjadi

perubahan posisi tubuh. Curah jantung eningkat lebih lanjt pada

saat persalinan, mencapai 50 persen ketika timbul kontraksi, dan

jumlah tertinggi di pakai beberapa saat setelah melhirkan,

peningkatan curah jantung selama kehamilan, persalinan, dan

pelahiran akan meningkatkan resiko dekompensasi jantung pada

wanita yang mempunyai riwayat penyakit jantung (Varney,2009).

Page 77: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

60

5) Epilepsi

Prevalensi epilepsi pada masyarakat umum adalah 1 dalam 200 dan

epilepsi di alami oleh 0,3-0,5 ibu hamil. Kejang epilepsi terjadi

akibat aktivitas listrik yang abnormal di otek, yang di

manifestasikan oleh disfungsi sensorik, motorik, dan otonom yang

singkat. Gangguan ini muncul dengan sendiri nya dan di

kelompokkan sesuai dengan bagian otak yang terganggu

(Fraser,2011).

6) Diabetes mellitus

Bayi yang lahir dari ibu penderita diabetestergantunginsulin

beresiko 10 kali lebih tinggi mengalami malformasi kongenital dan

5 kali lebih tinggi mengalami lahir mati di bandingkan populasi

umum. Komplikasi diabetik, seperti retinopati dan nefropati, dapat

memburuk selama kehamilan, terlebih jika di sertai dengan

hipertensi. Ibu yang mengalami neuropati berat atau penyakit

kardiovaskular sebaiknya di anjurkan untuk tidak hamil.

a) Tujuan asuhan prakonsepsi adalah untuk mencapai kondisi

nurmoglikemia, baik pra-dan perikonsepsi, karena banyak

masalah yang di alami ibu penderita diabetes-tergantung-insulin

di sebabkan lagsung oleh hiperglikemia.

b) Agents hipoglikemik oral yang beredar saat ini belum terbukti

untuk di gunakan selama kehamilan, karena nya ibu penderita

diabetes tipe II yang mendapat pengobatan ini harus di alihkan

Page 78: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

61

ke terapi insulin, baik untuk periode prakonsepsi maupun

kehamilan (Farser Cooper,2011).

7) Hipertensi

Hipertensi adalah kondisi medis yang paling sering di jumpai

selama kehamilan, yang terjadi pada sekitar 5% kehamilan.

Hipertensi merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas

maternal dan janin/neonatus. Kehamilan dapat menginduksi

hipertensi pada wanita yang memiliki tekanan darah normal

(normotensif) sebelum kehamilan, atau dapat memperburuk kondisi

hipertensi yang sudah ada (Fraser Cooper,2009).

8) Penyakit tiroid

Selama masa hamil, kebutuhan terhadap sekresi hormon tiroid

meningkat. Kelenjar tyroid berada dalam keadaan normal, hal ini

tidak akan menimbulkan masalah. Akan tetapi, jika seorang wanita

berada dalam keadaan hipotiroid atau mengalami penyakit

hipotiroid pada tingkat yang belum dapat di kenali atau samar-

samar, maka ia akan menunjukkan gejala sehingga ia dan janin nya

perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit hipertiroid juga belum

dapat menunjukkan gejala dan berimplikasi baik bagi ibu maupun

janin (Varney,2009).

Page 79: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

62

9) Penyakit paru

Gangguan fungsi paru-paru yang berat sebagai penyalur O2 dan

CO2 dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin sampai

dengan keguguran (Manuaba, 2010).

10) Infeksi ginjal dan saluran kemih

Dalam kehamilan terjadi perubahan anatomik dan fungsional ginjal

dan saluran kemih, yang sering menimbulkan gejala, kelainan fisik,

dan perubahan hasil pemeriksaan laboratorium. Volume, berat, dan

ukuran ginjal bertambah selama kehamilan. Panjang ginjal

bertambah 1 cm dan ginjal kanan lebih besar sedikit daripada ginjal

kiri bila di ukur secara radigrafis. Selain itu juga dapat terjadi

hiperplasia dan hipertrofi otot dinding ureter dan kaliks, dan

berkurang nya tonus otot-otot saluran kemih karena pengaruh

kehamilan (Prawirohardjo, 2011).

11) Tuberkulosis

Kehamilan yang disertai dengan infeksi TBC berisiko IUGR, bayi

berat lahir rendah, serta risiko kematian perinatal meningkat

menjadi 6 kali (Saifuddin 2009).

12) Virus Hepatitis B

Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus hepatitis, akan

tetapi, jika terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa mengakibatkan

terjadi nya hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan mortalitas

tinggi pada ibu dan bayi. Pada ibu dapat menimbulkan abortus dan

Page 80: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

63

terjadinya perdarahan pascapersalinan karena adanya gangguan

pembekuan darah akibat gangguan fungsi hati. Pada bayi masalah

yang serius umumnya tidak terjadi pada masa neonatus, tetapi pada

masa dewasa (Prawirohardjo,2011).

13) Infeksi virus herpes simpleks

Pada suatu survei di india kejadian IgM pada kelompok pasien

dengan riwayat obstetri buruk ( lahir mati, kematian neonatal) di

temukan hanya 3,6%. Infeksi yang terjadi pada bayi relatif jarang,

berupa infeksi paru, mata, dan kulit. Kini terbukti bahwa jika ibu

sudah mempunyai infeksi (vesikel yang nyeri pada vulva secara

kronik), kemungkinan infeksi pada bayi hampir tidak terbukti, jadi

diperbolehkan persalinan pervaginam. Tetapi, sebaliknya infeksi

yang baru terjadi pada kehamilan akan mempunyai resiko,

sehingga dianjurkan persalinan dengan seksio sesarea

(Prawirohardjo, 2011).

14) Gonorea

Gonore adalah semua infeksi yang di sebabkan oleh Neissaria

gonorrhoeae. N. gonnorrhoeae. Infeksi gonore selama kehamilan

telah di asosiasikan dengan pelvic inflamatory disease (PID).

Infeksi ini sering di temukan pada trimester pertama sebelum

korion berfusi dengan desidua dan mengisis kavum uteri. Oleh

karena itu, banyak perempuan hamil dengan resiko tinggi

dianjurkan untuk di lakukan skrining terhadap infeksi gonore pada

Page 81: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

64

saat datang untuk pertama kali antenatal dan juga pada trimester

ketiga kehamilan (Prawirohardjo,2011).

15) Sifilis

Sifilis merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh

Treponema pallidum yang dapat mengenai seluruh organ tubuh,

mulai dari kulit, mukosa jantung hingga susunan saraf pusat, dan

juga dapat tanpa manifestasi lesi di tubuh. Pada kehamilan gejala

klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak hamil, hanya

perlu di waspadai hasil tes serologi sifilis pada kehamilan normal

bisa memberikan hasil positif palsu (Prawirohardjo,2011).

d. Riwayat kesehatan yang lalu

Adanya penyakit seperti diabetes mellitus dan ginjal dapat

memperlambat proses penyembuhan luka (Hidayat dan Uliyah, 2008).

Gangguan sirkulasi dan perfusi jaringan dapat terjadi pada penderita

diabetes melitus. Selain itu, hiperglikemia dapat menghambat

fagositosis dan menyebabkan terjadinya infeksi jamur dan ragi pada

luka jalan lahir (Kemenkes, 2017).

e. Riwayat kesehatan keluarga

Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluarga tertentu, sehingga

perlu dilakukan pemeriksaan sebelum kehamilan. Bila terjadi

kehamilan, perlu dilakukan pemeriksaan kelainan bawaan (Manuaba,

2010).

Page 82: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

65

Manuaba (2010) menambahkan bahwa, anamnesis yang dapat

dilakukan pada riwayat kesehatan keluarga dapat ditanyakan mengenai

latar belakang kesehatan keluarga anggota keluarga yang mempunyai

penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis,

penyakit keluarga yang dapat diturunkan seperti kencing manis,

kelainan pembekuan darah, dan asma serta riwayat kehamilan kembar.

f. Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan

mempengaruhi proses adaptasi terhadap kehamilan, persalinan,

dan masa nifas-nya (Kemenkes RI, 2017).

g. Riwayat kebidanan

1) Menstruasi

Riwayat menstruasi dikaji untuk menentukan usia kehamilan dan

perkiraan taksiran partus (TP). Taksiran partus dihitung dengan

menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada tanggal hari pertama haid

terakhir yang dialami ibu (Varney, 2009).

Gambaran riwayat haid klien yang akurat biasanya membantu

penetapan tanggal perkiraan kelahiran, dengan menggunakan rumus

Neagle h+7 b-3 th+1 untuk siklus 28 hari, sedangkan untuk siklus 35

hari dengan menggunakan rumus h+14 b-3 th+1. Siklus menstruasi

lebih pendek atau lebih panjang dari normal, kemungkinan wanita

tersebut telah hamil saat terjadi perdarahan. Data yang harus

Page 83: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

66

ditanyakan tentang haid meliputi siklusnya, nyeri haid, dan kapan

haid terakhirnya (Varney,2009).

2) Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan

tahun kehamilan tersebut berakhir, usia gestasi pada saat itu, tipe

persalinan (spontan, forsep, ekstaksi vakum, atau bedah sesar), lama

persalinan (lebih baik di hitung dari kontraksi pertama), berat lahir,

jenis kelamin, dan komplikasi lain, kesehatan fisik dan emosi

terakhir harus di perhatikan.

a) Usia gestasi

Usia gestasi saat bayi yang terdahulu lahir harus di ketahui karena

kelahiran preterm cenderung terjadi lagi dank arena beberapa

wanita mengalami kesulitan mengembangkan ikatan dengan bayi

yang di hospitalisasi dalam waktu yang lama.

b) Tipe kelahiran

Catat kelahiran terdahulu apakah pervaginam, melalui bedah

sesar, di bantu forsep atau vakum. Jika wanita pada kelahiran

terdahulu menjalani bedah sesar, untuk kelahiran saat ini ia

mungkin melahirkan pervaginam, keputusan ini, biasanya diambil

berdasarkan lokasi insisi di uterus, kemampuan unit persalinan di

rumah sakit untuk berespon segera bila rupture uteri terjadi, dan

keinginan calon ibu. Jika insisi uterus ada di bagian bawah dan

Page 84: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

67

melintang, bukan vertical maka bayi di upayakan untuk di

keluarkan pervaginam.

c) Lama persalinan

Lama persalinan merupakan factor yang penting karena

persalinan yang lama juga mencerminkan suatu masalah dapat

berulang. Kemungkinan ini semakin kuat jika persalinan yang

lama merupakan pola yang berulang. Persalinan pertama yang

lama jarang berulang pada persalinan berikutnya. Namun, tidak

ada salahnya meminta salinan catatan lahir dan persalinan jika

seorang wanita melapor pernah bersalin lebih dari 24 jam.

Persalinan singkat juga harus di catat karena hal ini sering kali

berulang.

d) Berat lahir

Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi apakah bayi

kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk masa

kehamilan (BKMK). Suatu kondisi yang biasa nya berulang,

apabila persalinan pervaginam, berat lahir mencerminkan bahwa

bayi dengan ukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal.

e) Gender/jenis kelamin

Dengan membicarakan jenis kelamin bayi terdahulu, klinisi

memiliki kesempatan untuk menanyai klien tentang perasaan nya

terhadap anak laki-laki dan perempuan serta keinginannya dan

Page 85: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

68

pasangannya sehubungan dengan jenis kelamin bayi yang di

kandungnya saat ini.

f) Komplikasi

Setiap komplikasi yang terkait dengan kehamilan harus diketahui

sehingga dapat dilakukan antisipasi terhadap komplikasi

berulang. Kondisi lain yang cenderung berulang adalah anomaly

congenital, diabetes gestasional, preeclampsia, reterdasi

pertumbuhan intrauterine, depresi paska partum, dan perdarahan

paska partum (Romauli,2011).

3) Kehamilan sekarang

Untuk mengetahui beberapa kejadian maupun komplikasi yang

terjadi pada kehamilan sekarang. Hari pertama haid terakhir

digunakan untuk menentukan tafsiran tanggal persalinan dan usia

kehamilan. Gerakan janin yang dirasakan ibu bertujuan untuk

mengkaji kesejahteraan janin Gerakan janin mulai dapat dirasakan

pada minggu ke-16 sampai minggu ke-20 kehamilan (Kemenkes

RI,2017).

Menurut Saifuddin (2009) jadwal pemeriksaan hamil dilakukan

paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu: satu kali pada triwulan

pertama, satu kali pada triwulan kedua, dua kali pada triwulan

ketiga. Pelayanan asuhan kehamilan standar minimal 7T yaitu:

timbang, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian

imunisasi Tenatus Toksoid (TT) lengkap (5x TT yaitu TT5),

Page 86: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

69

pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan, tes

terhadap penyakit menular seksual, dan temu wicara dalam rangka

persiapan rujukan.

Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, yaitu:

Tabel 2.5. Imunisasi TT

Antigen Interval (selang waktu

minimal)

Lama perlindungan %perlindungan

TT1 Pada kunjungan antenatal

pertama

- -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelh TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

TT5 1 tahun setelah TT4 25tahun/seumur

hidup

99

Sumber :Saifuddin, Abdul bari. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal.

h. Riwayat Keluarga Berencana

Untuk mengetahui penggunaan metode kontrasepsi ibu secara lengkap

dan untuk merencanakan penggunaan metode kontrasepsi setelah masa

nifas ini (Kemenkes RI,2017).

i. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

1) Nutrisi

Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain daging tidak

berlemak, ikan, telur, tahu, tempe, susu, brokoli, sayuran berdaun

hijau tua, kacangan-kacangan, buah dan hasil laut seperti udang.

Sedangkan makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil yaitu hati

dan produk olahan hati, makanan mentah atau setengah matang, ikan

yang mengandung merkuri seperti hiu dan marlin serta kafein dalam

kopi, teh, coklat maupun kola. Selain itu, menu makanan dan

Page 87: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

70

pengolahannya harus sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang

(Kemenkes RI,2017).

2) Eliminasi

Pada kehamilan trimester III, ibu hamil menjadi sering buang air

kecil dan konstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan konsumsi

makanan tinggi serat dan banyak minum air putih hangat ketika

lambung dalam keadaan kosong untuk merangsang gerakan

peristaltik usus (Kemenkes RI,2017).

3) Istirahat

Pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun) kebutuhan tidur dalam

sehari adalah sekitar 8-9 jam (Kemenkes RI,2017).

4) Aktivitas

Dapat seperti biasa (tingkat aktivitas ringan sampai sedang), istirahat

minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk/berbaring dianjurkan kaki

agak di tinggikan. Jika tingkat aktivitas berat, di anjurkan untuk di

kurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan atau sedang,

sebaiknya di pertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140

kali per menit. Jika ada gangguan atau keluhan yang dapat

membahayakan (missal nya perdarahan per vaginam), maka aktivitas

fisik harus di hentikan (Vivian,Sunarsih,2011).

Page 88: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

71

5) Personal hygiene

Kebersihan atau hygiene terutama mengenai kebersihan

tubuh,pakaian dan lingkungan sangat diperlukan karena adanya

peningkatan fungsi ekskresi dan keringat pada ibu hamil.

a) Kebersihan tubuh

Mochtar (2012) menjelaskan bahwa, mandi diperlukan untuk

kebersihan/higiene, terutama untuk perawatan kulit, karena fungsi

ekskresi dan keringat bertambah. Pakaian yang harus digunakan

ibu hamil harus longgar bersih dan tidak ada ikatan yang ketat

pada daerah perut. Dianjurkan memakai bra yang menyokong

payudara. Dua bulan terakhir dilakukan masase, kolostrum

dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Kemudian menjaga

kebersihan daerah vital, karena saat hamil terjadi pengeluaran

sekret vagina yang berlebihan. Selain dengan mandi, mengganti

celana dalam secara rutin minimal dua kali sehari (Sulistyawati,

2013).

Pemeriksaan gigi paling tidak dibutuhkan dua kali selama

kehamilan, yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Dianjurkan

untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat

rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis (Saifuddin,

2010).

Page 89: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

72

b) Kebersihan vulva

Kebersihan vulva harus dijaga karena pengeluaran lendir

keputihan semakin banyak pada trimester III. Menurut

Wiknjosastro (2009), vulva merupakan pintu gerbang bagi

kelahiran bayi, untuk itu harus lebih sering dibersihkan, memakai

celana dalam yang bersih dan kering dan membersihkan tidak

hanya luarnya saja, tetapi juga lipatan, labia minora dan mayora

serta vestibulum.

c) Kebersihan pakaian

Pakaian harus disesuaikan dengan postur tubuh, mudah dicuci dan

longgar, sehingga tidak menyebabkan sesak. Pakaian yang tidak

bersih akan memberikan perasaan tidak enak bila dipakai, karena

mengandung kuman-kuman penyakit. Wanita hamil sebaiknya

ganti pakaian setiap pagi dan sore hari, terlebih bagi pakaian

dalam, segera ganti bila basah atau kotor, kalau tidak bisa,

setidak-tidaknya ganti pakaian sekali sehari (Wiknjosastro, 2010).

6) Hubungan seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak di larang selama tidak ada

riwayat penyakit seperti berikut :

a) Sering abortus dan kelahiran prematur.

b) Perdarahan per vaginam.

c) Koitus harus di lakukan secara hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan.

Page 90: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

73

d) Bila ketuban sudah pecah, koitus di larang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intrauteri (Sulistyowati,2009).

7) Riwayat Ketergantungan

Ibu hamil yang merokok akan sangat merugikan dirinya dan

bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun dapat di isap

melalui rokok dapat di transfer lewat plasenta ke dalam tubuh bayi.

Pada ibu hamil dengan merokok berat kita harus waspada akan

resiko keguguran, kelahiran premature, BBLR, bahkan kematian

janin (Sulistyowati,2009).

8) Latar Belakang Sosial Budaya

Terbentuknya janin dan kelahiran bayi merupakan suatu

fenomena yang wajar dalam kelangsungn kehidupan manusia.

Namun, berbagai kelompok masyarakat dengan kebudayaan nya di

seluruh dunia memiliki aneka presepsi, interpretasi dan respon dalam

menghadapinya. Proses pembentukan janin hingga kelahiran bayi,

serta pengaruhnya terhadap kondisi kesehatan ibu nya perlu dilihat

dalam aspek biopsikokulturalnya sebagai suatu kesatuan bukan

hanya dilihat semata dari aspek biologis dan fisiologisnya.

9) Riwayat Psikososial dan spiritual

Pada setiap trimester kehamilan ibu mengalami perubahan kondisi

psikologis. Perubahan yang terjadi pada trimester 3 yaitu periode

penantian dengan penuh kewaspadaan. Oleh karena itu, pemberian

arahan, saran dan dukungan pada ibu tersebut akan memberikan

Page 91: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

74

kenyamanan sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya dengan

lancer. Data sosial yang harus digali termasuk dukungan dan peran

ibu saat kehamilan ini.

(Kemenkes RI,2017).

2. Data obyektif

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum

Baik

2) Kesadaran

Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.

Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami

kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup

terhadap stimulus yang diberikan (Kemenkes RI,2017).

3) Keadaan emosional

Stabil

4) Tinggi Badan

Tubuh yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik.

Tinggi badan harus diukur pada saat kunjungan awal. Diukur

dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari 145 cm ada

kemungkinan terjadi Cepalo Pelvic Disproposian (CPD) dan

tergolong risiko tinggi (Marmi, 2011).

Page 92: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

75

5) Berat Badan

Penambahan berat badan minimal selama kehamilan adalah ≥ 9

kg (Kemenkes RI,2017).

a) IMT

Overweight dan obesitas bisa diketahui dengan mengukur

indeks massa tubuh (IMT), yaitu dengan mengukur berat

badan dan tinggi badan. IMT dihitung dengan membagi berat

badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam

meter). Indeks massa tubuh ini adalah indikator yang paling

sering digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi

overweight dan obesitas pada orang dewasa. Berdasarkan

klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT) menurut kriteria Asia

Pasifik, seseorang dikatakan overweight jika memiliki IMT 23-

24,9 dan seseorang dikatakan obesitas jika memiliki IMT ≥ 25.

Sedangkan menurut Depkes RI, Seseorang dikategorikan

overweight jika BMI > 25 dan obesitas jika BMI > 27.

(Kemenkes RI,2013).

Rumus IMT : Berat badan (Kg)

Tinggi badan²(m)

Menurut Cunningham dalam Saifuddin (2011) rekomendasi

penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks

massa tubuh yaitu dapat dilihat dalam tabel 2.6 :

Page 93: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

76

Tabel 2.6 Rekomendasi penambahan berat badan berdasarkan

indeks massa tubuh

Kategori IMT Rekomendasi (kg)

Rendah < 19,8 12,5-18

Normal 19,8-26 11,5-16

Tinggi 26-29 7-11,5

Obesitas > 29 ≥ 7

Gemeli 16-20,5

Sumber : Saifuddin, Abdul Bari. 2011.

Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan

gizi baik dianjurkan menambah berat badan per minggu

sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang

atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu

masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg (Saifuddin, 2009).

Faktor resiko timbulnya hipertensi bila didapatkan kenaikan

berat badan ≥ 0,57 kg/minggu (Saifuddin, 2009). Salah satu

tanda dan gejala pre-eklamsia adalah kenaikan berat badan 1

kg atau lebih dalam seminggu (Manuaba, 2010).

6) Lingkar lengan atas (LILA)

Standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia

reproduksi adalah 23,5 cm. jika LILA kurang dari 23,5 cm maka

interpretasinya adalah Kurang Energi Kronis (KEK) (Jannah,

2012). Selain itu LILA merupakan indicator kuat status gizi ibu

yang kurang / buruk, sehingga beresiko untuk melahirkan Berat

Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) (Romauli, 2011).

Page 94: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

77

7) Tanda-tanda Vital

Rentang tekanan darah normal pada orang dewasa sehat adalah

100/60 – 140/90 mmHg, tetapi bervariasi tergantung usia dan

variable lainnya. WHO menetapkan hipertensi jika tekanan

sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolic ≥ 95 mmHg. Pada

wanita dewasa sehat yang tidak hamil memiliki kisaran denyut

jantung 70 denyut per menit dengan rentang normal 60-100

denyut per menit. Namun selama kehamilan mengalami

peningkatan sekitar 15-20 denyut per menit. Nilai normal untuk

suhu per aksila pada orang dewasa yaitu 35,8-37,3° C (Kemenkes

RI,2017).

1) Tekanan darah

Mean arterial pressure adalah tekanan arteri rata – rata selama

siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran

tekanan darah systole dan tekanan darah diastole. Nilai normal

MAP adalah bekisar antara 70 – 100 mmHg (Potter & Perry,

2008). Sedangkan rumus MAP adalah:

Ket : D : Diastolik

S : Sistolik

Pada perhitungan MAP akan didapatkan gambaran

penting dalam tekanan darah, yaitu tekanan sistolik adalah

tekanan maksimal ketika darah dipompakan dari ventrikel kiri,

MAP = D + 1/3 (S-D)

Page 95: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

78

batas normal dari tekanan sistolik adalah 100-400 mmHg,

tekanan diastolik adalah 60-80 mmHg. Tekanan diastolik

menggambarkan tahanan pembuluh darah yang harus dicapai

oleh jantung (Potter & Perry, 2008).

Untuk mecegah terjadinya preeklamsia yaitu dengan

pengawasan antenatal yang rutin dimana salah satunya adalah

dengan dilakukan uji kemungkinan preeklamsia pemeriksaan

Roll Over Test (ROT). PemeriksaanRoll Over Test (ROT) ini

dilakukan dengan cara pasien berbaring dalam sikap miring ke

kiri, kemudian tekanan darah diukur dan dicatat, kemudian

pasien tidur terlentang dan diukur dan dicatat kembali tekanan

darahnya. Tes dianggap positif bila selisih tekanan darah

diastolik anatara posisi baring ke kiri dan terlentang

menunjukkan 20 mmHg atau lebih (Rukiyah, 2010).

2) Nadi

keadaan santai denyut nadi ibu berkisar 60-80 x/menit

(Romauli, 2011). Denyut nadi maternal sedikit meningkat

selama hamil, tetapi jarang melebihi 100 denyut per menit

(dpm). Curigai hipotriodisme jika denyut nadi >100 dpm.

Periksa adanya eksoflatmia dan hiperfleksia yang menyertai

(Marmi, 2011).

Page 96: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

79

3) Suhu

Suhu tubuh yang normal adalah 36-37,5oC. Bila suhu tubuh

lebih dari 37oC perlu diwaspadai adanya infeksi (Romauli,

2011).

4) Pernafasan

Untuk mengetahui sistem pernafasan, normalnya 16-24 kali

per menit (Romauli, 2011).

b. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Bersih atau kotor, pertumbuhan, warna, mudah rontok atau tidak.

Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi atau ada

kelainan tertentu (Romauli, 2011).

b. Muka

Tampak kloasma gravidarum sebagai akibat deposit pigmentasi

yang berlebihan, tidak sembab. Bentuk simetris, bila tidak

menunjukkan adanya kelumpuhan (Romauli, 2011). Edema pada

muka atau edema seluruh tubuh merupakan salah satu tanda

gejala adanya pre eklampsia (Saifuddin, 2009).

c. Mata

Bentuk simetris, konjungtiva normal berwarna merah muda, bila

pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila

kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah

Page 97: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

80

kemungkinan ada konjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak

kemungkinan adanya pre eklampsia (Romauli, 2011).

d. Mulut

Pemeriksaan pada mulut perlu dilihat adakah sariawan, bagaimana

kebersihannya dan dalam kehamilan sering timbul stomatitis dan

gingivitis yang mengandung pembuluh darah dan mudah berdarah,

maka perlu perawatan mulut agar selalu bersih (Romauli, 2011).

e. Gigi

Adanya caries atau keropos yang menandakan ibu kekurangan

kalsium. Saat hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan

emesis atau hiperemesis gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat

menjadi sumber infeksi (Romauli, 2011).

f. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak

ditemukan bendungan vena jugularis (Romauli, 2011). Kelenjar

tiroid sedikit membesar selama hamil akibat hiperplasia kelenjar

dan peningkatan vaskularitas. Namun perubahan anatomi ini tidak

menyebabkan tiromegali yang signifikan dan setiap pembesaran

yang signifikan perlu diteliti (Marmi, 2011).

g. Dada

Normal bentuk simetris, hiperpigmentasi areola, putting susu bersih

dan menonjol. Mengetahui ada tidaknya benjolan atau masa pada

payudara (Romauli,2011).

Page 98: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

81

h. Payudara

Adanya hiperpigmentasi areola, puting susu bersih dan menonjol.

Pada minggu ke-12 kolostrum mulai keluar dari papila mammae

pada pasien multigravida yang telah mantap menyusui pada masa

kehamilan sebelumnya. Wanita primigravida baru akan

memproduksi kolostrum pada masa akhir kehamilan (Marmi,

2011).

i. Abdomen

Pembesaran abdomen ke depan atau ke samping (pada ascites

abdomen membesar ke samping), pembesaran sesuai usia

kehamilan, tidak ada bekas luka, tampak gerakan janin (Marmi,

2011). Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna

menjadi kemerahan dan kusam, yang disebut striae gravidarum

livide. Pada multipara selain striae kemerahan, juga sering

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik

dari striae sebelumnya dan disebut striae alba. Pada kebanyakan

perempuan kulit di garis pertengahan perut akan berubah menjadi

hitam kecoklatan, yang disebut dengan linea nigra (Romauli,

2011).

j. Genetalia

Pemeriksaan genetalia di lakukan dengan mencari adanya lesi,

eritema, perubahan warna, pembengkakan, ekskoriasi, dan memar.

Pemeriksaan menyeluruh biasanya di lakukan dengan memisah

Page 99: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

82

labia mayora, dari minora dan dengan perlahan menarik ujung

klitoris, kemudian periksa dengan cermat adanya lesi yang

kemungkinan menunjukkan sifilis atau herpes. (Marmi,2011).

Leukorea (keputihan) merupakan sekresi vagina dalam jumlah

besar dengan konsistensi kental atau cair yang dimulai dari

trimester I, sebagai bentuk dari hiperplasi mukosa vagina (Marmi,

2011)

k. Anus

Tidak ada benjolan atau pengeluaran darah dari anus (Romauli,

2011).

l. Ekstremitas

Pada ibu hamil trimester III sering terjadi edema pada muka,

tangan, dan disertai proteinuria serta hipertensi perlu diwaspadai

adanya pre eklampsia (Marmi, 2011). Varises dapat diakibatkan

oleh gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada

ekstremitas bagian bawah karena penekanan uterus yang membesar

pada vena panggul saat wanita duduk atau berdiri dan penekanan

pada vena kava inferior saat ia berbaring (Varney, 2009).

2. Pemeriksaan Khusus

a. Palpasi

Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan cara meraba. Tujuannya

untuk mengetahui adanya kelainan dan mengetahui perkembangan

kehamilan (Romauli, 2011).

Page 100: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

83

1) Leopold I

a) Untuk mengetahiu umur kehamilan berdasarkan tingginya

fundus uteri

b) Menentukan bagian-bagian janin yang berada pada funus

uteri

Ibu hamil diperiksa dalam keadaan tidur terlentang, kedua

lutut agak ditekuk. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu dan

menghadap kewajah ibu.

Mulai memeriksa denga mendorog fundus uteri ke

bagian tengah menggunakan tangan kiri, kemudian ditahan

dengan tangan kanan, dengan menggunakan jari-jari tangan

kiri, tinggi fundus uteri diukur dari prsesus xifoideus sampai

puat. Akan diperoleh tinggi fundus uteri beberapa jari

dibawah px. Bila fundus uteri mendekati pusat, tangan kiri

pemeriksa menahan tinggi fundus uteri, tangan kanan

mengukur tinggi fundus uteri mulai dari pusat. Berdasarkan

hasi pengukuran dari pemeriksaan palpasi diperkirakan umur

kehamilan disesuaikan pula dengan hasil anamnesis hari

pertama haid terakhir (Mandriwati, G,A.,2008).

TFU berdasarkan Leopold pada trimester III dapat dicermati

pada tabel 2.7 :

Page 101: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

84

Tabel 2.7 Usia Kehamilan berdasarkan TFU

Tinggi Fundus Uteri (TFU) Usia Kehamilan

1/3 di atas simfisis atau 3 jari diatas simfisis 12minggu

½ simfisis-pusat 16 minggu

2/3 di atas simfisis atau 3 jari dibawah pusat 20 minggu

Setinggi pusat 24 minggu

1/3 di atas pusat atau 3 jari diatas pusat 28 minggu

½ pusat-prosesus xifoideus 32 minggu

Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu

2 jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus 40 minggu

Sumber : Hani,U., dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Fisiologis.

Setelah tinggi funus uteri diukur dilanjutkan meraba

bagian-bagian janin yang berada pada funus utteri

menggunakan tangan kanan dan tangan kiri menahan

demikian sebaliknya. Bila teraba bagian yang bulat, keras,

dan bila ditekan tersa lentingan merupakan pertanda dari

kepala janin. Bila kepala janin berada pada fundus uteri janin

adalah presentasi bokong. Bila teraba bagian yang besar bulat

lunak dan bila ditekan tidak terasa lentingan merupaka

pertanda dari bokong janin, Bila bokon janin berada pada

fundus uteri janin adalah presentasi kepala (Mandriwati,

G,A.,2008)

2) Leopold II

Untuk mengetahui bagian-bagian janin yang berada pada

bagian samping kanan dan samping kiri uterus.

Setelah meraba bagian-bagian janin pada fundus uteri

pada pemeriksaan leopol I, tangan kiri dipindahkan kebagian

kanan uterus ibu, dan tangan kanan dipindahkan kebagian kiri

Page 102: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

85

uterus ibu. Tangan kanan meraba bagian janin yang ada

dibagian sampan kiri uterus, dan tangan kiri menahan uterus

yang berada dbagian samping kana, selanjutnya tangan kiri

meraba bagian janin yang berada dibagian samping kanan,

selanjutnya tangan kiri merababagian janin yang berada

dibaian samping kanan uterus ibu, dan tanan kanan menahan

bagian samping kiri uterus ibu. Bila yang dirasakan bagian

yang datar dan melebar adalah pertanda dari punggung janin,

dan bila dirasakan dibagian samping kiri uterus berarti posisi

janin punggung kiri, sedangkan apabila irasakan disebelah

kanan berarti posisi janin punggung kanan (Mandriwati,

G,A.,2008)

3) Leopold III

(a) Untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada pada

bagian bawah uterus.

(b) Utuk mengetahui apakah bagian tubuh janin yang berada

pada bagian bawah yterus sudah atau belum masuk ke pntu

atas panggul ibu.

Setelah meraba bagian kanan dan samping kiri uterus

tangan kiri dipindahkan kefundus uteri, tangan kanan kebagian

bawah uterus. Tangan kiri menahan fundus uteri tangan kanan

meraba dan menggoyankan bagian janin yang berada pada

bagian bawah uterus. Apabila teraba keras dan bila digyangkan

Page 103: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

86

ada lentingan pertanda kepala janin, apabila teraba lunak dan

apabila digoyangkan tidak ada lentingan pertanda bokong janin.

Pada saat bagian terendah belum masuk pintu atas panggul ibu.

Sebaliknya apabila pada saat digoyangkan bagian terendah janin

tidak bisa digoyankan berarti bagian terendah janin sudah masuk

ke pintu atas panggul (Mandriwati, G,A.,2008)

4) Leopold IV

(a) Untuk memastiakan apakah bagian terendah janin benar-

benar sudah masuk ke pintu aas panggul atau belum

(b) Untuk menentukan seberapa banyak bagian terendah janin

sudah masuk pintu atas panggul ibu.

Pemeriksaan palpasi dengan teknik leopold IV dilaksanakan

apabila paa pemeriksaan dengan teknik leopold III didapatkan

bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul ibu.

Setelah melakukan pemeriksaan palpasi dengan leopold

III, pemeriksa mengubah posisi menghadap ke bagian kaki

ibu. Ibu diminta utuk meluruskan kakinya atau tidak

menekuk lutut. Tangan kiri pemeriksa dipindahkan kesebelah

lateral kiri uterus ibu, dan tangan kiri pemeriksa dipindahkan

kesebelah lateral kiri uterus ibu, ujung jari tanan kanan dan

kiri berada pada tepi atas tulang simfisis pubis. Pertemukan

kedua ibu jari dan ujung-ujung jari tanan kanan dan kiri.

Apabila ibu jari dan ujung – ujung jari tangan kanan dan kiri

Page 104: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

87

bisa bertemu satu sama lain disebut convergen, berarti bagian

terendah janin belum masuk pintu atas panggul ibu. Apabila

ibu jari dan ujung – ujung jari tangan kanan dan kiri sejajar,

berarti bagian terendah janin belum sudah masuk pintu atas

panggul ibu. Sedangkan apabila kedua ibu jari dan ujung –

ujung jari tangan kanan dan kiri tidak bisa dipertemukan

disebut divergen, berarti bagian terendah janin belum sudah

masuk pintu rongga panggul ibu (Mandriwati, G,A.,2008).

5) Tinggi Fundus Uteri (TFU)

Perkiraan usia kehamilan dalam minggu dan cm dapat di lihat

pada tabel 2.7

6) Tafsiran Berat Janin (TBJ)

Menurut Mochtar (2012), tafsiran berat janin dapat dihitung

dengan menggunakan rumus Johnson Tausak adalah (tinggi

fundus dalam cm) x 155=berat badan (gram). Bila kepala di atas

atau pada spina isciadika maka n=12, dan bila kepala di bawah

spina isciadika maka n=11.

Tafsiran Berat Janin (TBJ) menurut Manuaba (2010) dapat

dilihat pada tabel 2.8 dibawah ini.

Tabel 2.8 Tafsiran Berat Janin Menurut Usia Kehamilan

Usia Kehamilan (bulan) Berat Badan (gram)

7 1000

8 1800

9 2500

10 3000

Sumber : Manuaba.2010.Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan

KB.Jakarta:EGC.

Page 105: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

88

b. Auskultasi

Jumlah denyut jantung janin normal antara 120 sampai 160

denyut per menit pada letak kepala tempat DJJ dibawah umbilikus

(Rumauli, 2011). Bila bunyi jantung kurang dari 120 per menit atau

lebih dari 160 per menit atau tidak teratur, maka janin dalam

keadaan asfiksia (kekurangan oksigen) (Marmi, 2011). Cara

menghitung detak jantungjanin dilakukan dengan interval 5 detik,

mulai dengan angka nol, jumlah perhitungan 3x5 detik dikalikan

empat dan dalam 5 detik umumnya antara 10-13 denyutan dalam

batas normal.. Faktor yang menentukan detak jantung janin adalah

presentasi, posisi kedudukan punggung, sikap anak/habitus

terhadap dirinya dan kehamilan kembar (Manuaba, 2013).

c. Pemeriksaan Panggul

Menurut Marmi (2011) persalinan dapat berlangsung dengan baik

atau tidak tergantung pada luasnya jalan lahir yang terutama

ditentukan oleh bentuk dan ukuran-ukuran panggul. Maka untuk

meramalkan apakah persalinan dapat berlangsung biasa, pengukuran

panggul diperlukan.

Pemeriksaan panggul dibagi menjadi 2, yaitu:

1) Pemeriksaan panggul luar

a) Distantia spinarum, jarak antara spina iliaka anteriorsuperior

kiri dan kanan (normalnya ± 23-26 cm).

Page 106: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

89

b) Distantia kristarum, jarak antara krista iliaka kanan dan kiri

(normalnya ± 26-29 cm).

c) Konjungata eksterna (baudeloque), jarak antara pinggir atas

simpisis dan ujung prosessus spinosus ruas tulang lumbal ke-

V (normalnya ± 18-20 cm).

d) Ukuran lingkar panggul, dari pinggir atas simphisis ke

pertengahan antara spina iliaka anterior superior dan

trokantor mayor sepihak dan kembali melalui tempat-tempat

yang sama dipihak yang lain (normalnya 80-90 cm).

2) Pemeriksaan panggul dalam

Pemeriksaan dilakukan pada usia kehamilan 36 minggu.

Dengan pemeriksaan dalam kita dapat kesan mengenai bentuk

panggul. Didapatkan hasil normal bila promontorium tidak teraba,

tidak ada tumor, linea innominata teraba sebagian, spina

iskhiadika tidak teraba, os. sacrum mempunyai inklinasi ke

belakang dan sudut arkus pubis > 90°.

5. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang rutin dilakukan

a. Hamoglobin

Tujuan pemeriksaan haemoglobin adalah untuk mengetahui kadar

Hb dalam darah dan menentukan derajat anemia. Kondisi

haemoglobin ibu hamil menurut Kemenkes RI (2014) dapat

digolongkan sebagai berikut :

Page 107: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

90

Hb ≥11 gr/dl : Normal

Hb 8-11 gr/dl : Anemia ringan

Hb 8 gr/dl : Anemia sedang

Kadar Hb < 11 g/dl (pada trimester I dan III)

atau < 10,5 g/dl (pada trimester II)

(Kemenkes RI, 2013).

b. Pemeriksaan golongan darah

Diambil dari darah perifer, bertujuan untuk mengetahui golongan

darah, dilakukan pada kunjunganpertama kehamilan

(Romauli,2011).

Pemeriksaan yang dilakukan atas indikasi

a. Pemeriksaan albumin

Albumin adalah protein yang terdapat dalam jaringan tubuh dan

darah, larut dalam air, menggumpal pada pemanasan, dilakukan pada

kunjungan pertama kehamilan dan setiap kunjungan pada akhir

trimester II sampai III kehamilan. Tujuannya untuk mengetahui ada

tidaknya albumin dalam air keruh dan berapa tinggi kadar albumin

dalam air keru (Romauli,2011).

b. Protein Urine

Pemeriksaan urine dilakukan pada kunjungan pertama dan setiap

kunjungan Trimester III. Diperiksa dengan cara dibakar, dilihat

warnanya, kemudian ditetesi asam asetat 2-3 tetes, lalu dilihat

warnanya lagi. Cara menilai hasil menurut (Romauli, 2011) yaitu:

Page 108: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

91

1) Tidak ada kekeruhan (-),

2) Ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir (+),

3) Kekeruhan mudah terlihat dengan butir-butir (++)

4) Kekeruhan jelas dan berkeping-keping (+++),

5) Sangat keruh berkeping besar atau bergumpal (++++).

c. Reduksi urin

Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, dilakukan pada waktu

kunjungan pertama kehamilan, pemeriksaan reduksi yang sering di

gunakan yaitu dengan metode fehling (Romauli,2011).

d. Ultrasonografi (USG)

pemeriksaan USG pada TM II dan TM III untuk penentuan usia

kehamilan, evaluasi pertumbuhan janin, penentuan presentasi janin,

penilaian jumlah cairan amnion(Saifuddin,2009).

e. Pemeriksaan WR dan VDRL

Diambil dari darah vena kubiti yang bertujuan untuk mengetahui

apakah ibu hamil terkena sifilis, dilakukan pada waktu pertama kali

periksa kehamilan dan dapat dilakukan di Rumah Sakit, puskesmas,

dan laboratorium klinik (Romauli,2011).

f. Pemeriksaan HbSAg

Diambil dari darah vena, dilakukan pada pemeriksaan hamil yang

pertama, bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya virus

hepatitis B dalam darah, baik dalam kondisi aktif maupun sebagai

carier (Romauli,2011).

Page 109: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

92

g. Non Stress Test (NST)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ

dan aktivitas janin. Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar

DJJ, variabilitas dan timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan

janin (Marmi, 2011).Pemeriksaan detak jantung janin dihubungkan

dengan gerak janin. Terjadinya akselerasi menunjukan kesejahteraan

janin optimal intra uteri (Manuaba, 2010).

h. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)

Setiap ibu hamil diperlukan anamnesa pada Kartu Skor Poedji

Rochjati.

3. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Perumusan diagnosa kehamilan disesuaikan dengan nomenklatur

kebidanan, seperti G….P….A… usia … tahun usia kehamilan ….

minggu fisiologis dan janin tunggal hidup. Perumusan masalah

disesuaikan dengan kondisi ibu. keluhan yang muncul pada kehamilan

trimester III meliputi sering kencing, nyeri pinggang dan sesak napas

akibat pembesaran uterus serta rasa khawatir akan kelahiran bayinya

dan keselamatannya. Selain itu, konstipasi dan sering lelah merupakan

hal wajar dikeluhkan oleh ibu hamil Contoh kebutuhan TM III adalah

perubahan fisik dan psikologis ibu TM III, tanda-tanda persalinan,

tanda bahaya kehamilan TM III, persiapan persalinan, pengurang rasa

nyeri saat persalinan, pendamping persalinan, ASI, cara mengasuh bayi,

cara memandian bayi, imunisasi dan KB (Kemenkes RI,2017).

Page 110: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

93

Diagnosa kebidanan

G..P..A.. Usia.. tahun, usia kehamilan …minggu fisiologi dan janin

tunggal, hidup (Kemenkes,RI 2017).

G (gravida) : Jumlah kelahiran yang dialami wanita. Diikuti

dengan jumlah seluruh kehamilan termasuk

kehamilan ini.

P (Para) : Jumlah kehamilan yang diakhiri dengan

kelahiran janin yang memnuhi syarat untuk

melangsungkan kehidupan (28 minggu atau 1000

gram) meliputi aterm, premature, immature,

abortus, hidup (APIAH).

Dengan penjelasan

berikut

:

Aterm : jumlah kelahiran bayi hidup cukup bulan (lebih

dari 36 minggu atau 2500 gram), berisi jumlah

seluruh persalinan aterm yang pernah dialami.

Prematur : jumlah kelahiran premature (28-36 minggu atau

1000-2499 gram )berisi jumlah seluruh

persalinan premature yang pernah dialami.

Immatur : jumlah kelahiran immature (21-28 minggu atau

500-1000 gram) berisi jumlah seluruh persalinan

imatur yang pernah dialami.

Jumlah anak : jumlah anak yang hingga kini masih hidup, berisi

Page 111: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

94

hidup jumlaha seluruh anak yang masih hidup sampai

saat dilakukan anamnesis.

Hidup : melalui pemeriksaan auskultasi DJJ jantung

janin.

Janin tunggal, intra uteri: melalui pemeriksaan penunjang USG

(Diana,2017).

4. Perencanaan

Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

ibu, tindakan. segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara

komprehensif. Sesuai dengan Kemenkes RI (2017), standar pelayanan

antenatal merupakan rencana asuhan pada ibu hamil yang minimal

dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, antara lain timbang berat

badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur LILA, ukur TFU,

tentukan status imunisasi dan berikan imunisasi TT sesuai status

imunisasi, berikan tablet tambah darah, tentukan presentasi janin dan

hitung DJJ, berikan konseling mengenai lingkungan yang bersih,

kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara,

body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil,

serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi, berikan pelayanan tes

laboratorium sederhana, dan lakukan tatalaksana.

5. Penatalaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan

rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif,

Page 112: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

95

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu dalam

bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Asuhan

kebidanan pada ibu hamil itu meliputi menimbang berat badan,

mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah, mengukur LILA,

mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan memberikan

imunisasi TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah darah,

menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ, memberikan

konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi,

pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara, body mekanik,

kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan

persalinan dan kelahiran bayi, memberikan pelayanan tes laboratorium

sederhana, dan melakukan tatalaksana. (Kemenkes RI,2017).

6. Evaluasi

Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai

melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat,

dikomunikasikan dengan ibu dan atau keluarga serta ditindaklanjuti

sesuai dengan kondisi ibu. Berikut adalah uraian evaluasi dari

pelaksanaan.

a. Telah dilakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi

badan, tekanan darah, LILA, dan TFU.

b. Status imunisasi tetanus ibu telah diketahui dan telah diberikan

imunisasi TT sesuai dengan status imunisasi.

Page 113: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

96

c. Telah diberikan tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan.

d. Telah didapat presentasi janin dan denyut jantung janin. e. Ibu

mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai lingkungan yang

bersih, kebutuhan nutrisi, pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan

payudara, body mekanik, kebutuhan seksual, kebutuhan eliminasi,

senam hamil, serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi.

e. Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium.

f. Telah diberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai dengan

permasalahan yang dialami (Kemenkes RI, 2017).

7. Dokumentasi

Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap,

akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang

ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

formulir yang tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP.

a. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.

b. O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap

klien.

c. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.

d. P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan (Kemenkes RI, 2017).

Page 114: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

97

2.2 Persalinan

2.2.1 Konsep Dasar Persalinan

A. Pengertian Persalinan

1. Persalianan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan,

lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan

(kekuatan sendiri) (Manuaba,2010).

2. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42

mingggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin (Sukarni, Margareth, 2013).

3. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, plasenta dan

cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau jalan

lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu sendiri (Indrayani, 2012)

4. Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari

dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa

menggunakan alat, pertolongan pada usia kehamilan 37-42 minggu atau

lebih dengan berat lahir 2500 gram atau lebih dengan lama persalinan

kurang dari 24 jamyang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan

tenaga mengejan (Sujiyatini dkk,2011)

5. Persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng

teratur sampai dikeluarkannya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban,

Page 115: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

98

dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri

(Sumarah,2010)

6. Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan

pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan

pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Yanti,2009).

B. Jenis Persalinan

Menurut (Manuaba,2013), jenis persalinan di bagi menjadi:

1. Persalinan Spontan

Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.

2. Persalinan Buatan

Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.

3. Persalinan Anjuran

Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar

dengan jalan rangsangan.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan usia kehamilan dan beratjanin

yang dilahirkan adalah sebagai berikut :

a. Abortus, terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum

mampu hidup di luar kandungan; usia kehamilan sebelum 28 minggu;

berat janin kurang dari 1000 gr.

b. Persalinan prematuritas. Persalinan sebelum usia kehamilan 28 sampai

36 minggu; berat janin kurang dari 2499 gr.

Page 116: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

99

c. Persalinan aterm. Persalinan antara usia kehamilan 37 dan 42 minggu;

berat janin di atas 2500 gr.

d. Persalinan serotinus. Persalinan melampaui usia kehamilan 42

minggu. Pada janin terdapat tanda postmaturitas.

e. Persalinan presipitatus. Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3

jam (Manuaba,2013).

C. Teori Terjadinya Persalinan

(Manuaba,2010) terdapat beberapa teori kemungkinan terjadinya proses

persalinan yaitu :

1. Teori Keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Keadaan uterus yang terus membesar menyebabkan iskemia otot-otot

uterus.

2. Teori Penurunan Hormone Progesterone

Proses penuaan plasenta terjadi saat usia kehamilan 28 minggu, karena

terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu. Produksi progesterone mengalami penurunan,

sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot

rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterone

tertentu.

3. Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitifitas

Page 117: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

100

otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Dengan

menrunnya konsentrasi progesterone akibat tuanya kehamilan maka

oksitosin dapat meningkatkan aktifitas, sehingga persalinan dimulai.

4. Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu,

yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin dianggap dapat merupakan

pemicu terjadinya persalinan.

5. Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi

kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini

dikemukakan oleh liggin 1973. Glandula suprarenalis merupakan

pemicu terjadinya persalinan.

6. Teori iritasi mekanik

Menurut Rustam (Mochtar,2011) dibelakang serviks terletak ganglion

servikale fleksus Frankenhauser. Apabila ganglion tersebut digeser dan

ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.

D. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan

lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang

keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses

persalinan. Jalan lahir terdiri atas:

Page 118: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

101

a. Jalan lahir/Panggul keras

Bagian keras dibentuk oleh empat buah tulang yaitu:

1) tulang pangkal paha (os coxae) terdiri dari os ilium, os ischium dan

os pubis.

2) 1 tulang kelangkang (os sacrum).

3) 1 tulang tungging (os cocygis).

Jenis-jenis panggul:

a) Ginekoid (tipe wanita klasik)

b) Android (mirip panggul pria)

c) Antropoid (mirip panggul kera anthropoid)

d) Platipelloid (panggul pipi

b. Bagian lunak panggul

Bagian ini tersusun atas segmen bawah uterus, serviks uteri, vagina,

muskulus dan ligamentum yang menyelubungi dinding dalam dan

bawah panggul (Sumarah dkk, 2010).

2. Passanger (janin)

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,

sikap dan posisi janin (Sumarah dkk, 2010).

3. Power (kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter

dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta

dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai

Page 119: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

102

dimulainya persalinan. Apabila servik berdilatasi, usaha volunter dimulai

untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini

memperbesar kekuatan kontraksi involunter. Kekuatan primer membuat

serviks menipis dan berdilatasi dan terjadi penurunan janin. Kekuatan

sekunder terjadi segera setelah bagian presentasi mencapai dasar

panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar.

Sehingga wanita merasa ingin mengedan. Kekuatan sekunder tidak

mempengaruhi dilatasi servik, tetapi setelah dilatasi servik lengkap

(Sumarah dkk,2010).

4. Psikologis Ibu

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-

benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga

biasa melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah

mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai

suatu “keadaan yang belum pasti“ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi : Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan

intelektual, pengalaman bayi sebelumnya, kebiasaan adat, dukungan dari

orang terdekat pada kehidupan ibu.

5. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses

tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam

menghadapi proses persalinan (Wiknjosastro, 2002).

Page 120: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

103

6. Posisi Ibu

Macam-macam posisi meneran menurut (Sumarah dkk ,2010),meliputi:

A. Duduk atau setengah duduk

Posisi duduk atau setengah duduk, sering kali nyamanbagi ibu dan ibu

bisa istirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah.

Keuntungan dari posisi ini adalahmemudahkan melahirkan kepala

bayi. Bagi bidan lebih mudahuntuk membimbing kelahiran kepala

bayi dan memperhatikan perineum.

B. Merangkak

Posisi merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu

yang mengalami nyeri punggung saat persalinan. Selain itu dapat

membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada

perineum.

C. Jongkok atau berdiri

Posisi jongkok atau berdiri dapat mempercepat kala I persalinan dan

mengurangi rasa nyeri yang hebat. Selainitu jugadapat membantu

penurunan kepala bayi.Namun posisi ini berisiko terjadinya laserasi

(perlukaan jalan lahir).

D. Berbaring miring kekiri

Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena

cava inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya

hipoksia, karena suplayoksigen tidak terganggu. Seringkali merupakan

posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan karena ibu bisa beristirahat

Page 121: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

104

dengan mudah di antara kontraksi. Posisi ini juga bisa membantu

mencegah laserasi perineum.

E. Posisi terlentang (Supine)

Pada posisi terlentang dapat menyebabkan hipotensi dapat berisiko

terjadinya syok dan berkurangnya suplay oksigen dalam sirkulasi

uteroplacenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia bagi janin, rasa

nyeri yang bertambah, kemajuan persalinan bertambah lama, ibu

mengalami gangguan untuk bernafas,buang air kecil terganggu,

mobilisasi ibu kurang bebas, ibu kurang semangat, risiko laserasi jalan

lahir bertambah, dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan

punggung.

E. Fisiologi Persalinan

Persalinan dibagi menjadi empat kala yang berbeda. Kala I persalinan

mulai ketika telah tercapai kontraksi uterus dengan frekuensi, intensitas,

dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks

yang progesif. Kala dua persalinan dimulai ketika dilatasi serviks sudah

lengkap dan berakhir ketika janin sudah lahir. Kala tiga persalinan dimulai

segera setelah janin lahir, dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

selaput ketuban janin (Saifuddin,2010).

1. Tanda persalinan

Tanda-tanda persalinan menurut (Manuaba,2010) adalah sebagai

berikut:

Page 122: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

105

a. Terjadinya his persalinan. His persalinan mempunyai ciri khas

pinggang terasa nyeri yang menjalar ke depan, sifatnya teratur,

interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, makin

beraktivitas (jalan) makin bertambah.

b. Pengaluaran lendir dan darah (pembawa tanda). Pembukaan

menyebabkan lendir darah yang terdapat pada kanalis servikalis

lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

c. Pengeluaran cairan. Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang

menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru

pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban

diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam. Faktor yang

menyebabkanadanya his menurut (Manuaba,2010) terdapat dua

hormon yang paling dominan dalam kehamilan, yaitu:

1) Estrogen yang meningkatkan sensitivitas otot rahim,

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis.

2) Progesteron yang menurunkan sensitivitas otot rahim,

menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, prostaglandin dan rangsangan mekanis.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron

menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis posterior

dapat menimbulkan kontraksi dalam bentuk Braxton hicks.

Page 123: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

106

Kontraksi Braxton hicks akan menjadi kekuatan dominan saat

dimulainya persalinan.

2. Tahap persalinan

a. Kala I

Pada permulaan his, kala pembukaan tidak begitu kuat sehingga

parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk

primigravida berlangsung 12 jam, sedangkan multigravida sekitar 8

jam. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan pembukaan

primigravida 1cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam.

Dengan perhitungan tersebut, maka waktu pembukaan lengkap dapat

diperkirakan (Manuaba, 2010).

Menurut (Wiknjosastro,2010), kala I persalinan dimulai sejak

terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi

dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I

persalinan terdiri atas 2 fase, yaitu:

1) Fase laten

Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga

serviks membuka kurang dari 4 cm, berlangsung hampir atau

hingga 8 jam.

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap, kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali

Page 124: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

107

atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih, dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan

lengkap atau 10cm akan terjadi dengan keceptan rata-rata 1cm

perjam (primigravida) atau lebih dari 1cm hingga 2cm (multipara)

dan terjadi penurunan bagian bawah janin. Perbedaan pembukaan

serviks pada primigravida dengan multigravida dapat dilihat pada

tabel 2.9.

Tabel 2.9 Pembukaan serviks pada primigravida dan multigravida

Primi Multi

Serviks mendatar

(effacement) dulu, baru

berdilatasi

Mendatar dan membuka dapat terjadi bersamaan

Berlangsung 13-14 jam Berlangsung 6-7 jam

Sumber: Sofian. 2011. Sinopsis Obstetri.

Fase aktif dibagi menjadi 3 subfase yaitu:

a) periode akselerasi

berlangsung 2 jam dengan pembukaan menjadi 4 cm.

b) periode dilatasi maksimal yaitu selama 2 jam dan pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm,

c) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap).

Proses membukanya servik disebut dengan berbagai istilah

yaitu melembek (softening), menipis (thinned out), terobliterasi

(oblitrated), mendatar dan tertarik ke atas (effaced and taken up)

dan membuka (dilatation) (Sofian, 2011). Proses membukanya

serviks dapat dilihat pada gambar 2.2.

Page 125: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

108

Gambar 2.3.Proses membukanya servik

Sumber :Ruth, Jhonson. 2005. Bukuajar praktik kebidanan.

Sifat kontraksi otot rahim (his) kala I menurut

(Manuaba,2010) adalah:

a) Kontraksi bersifat simetris.

b) Fundal dominan, artinya bagian fundus uteri sebagai pusat dan

mempunyai kekuatan yang paling besar.

c) Involunter artinya tidak dapat diatur oleh parturien (ibu).

d) Intervalnya makin lama makin pendek.

e) Kekuatannya makin besar dan pada kala II diikuti dengan refleks

mengejan.

f) Diikuti retraksi, artinya panjang otot rahim yang telah

berkontraksi tidak akan kembali ke panjang semula.

g) Setiap kontraksi mulai dari miring pace maker yang terletak di

sekitar insersi tuba, dengan arah penjalaran ke daerah serviks uteri

dengan kecepatan 2 cm per detik.

h) Kontraksi rahim menimbulkan rasa sakit pada pinggang, dareah

perut, dan dapat menjalar ke arah paha.

Page 126: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

109

Distribusi susunan otot rahim ke arah serviks yang semakin

berkurang menyebabkan serviks bersifat pasif, sehingga terjadi

keregangan (penipisan), seolah-olah janin terdorong ke arah jalan

lahir. Bagian rahim yang berkontraksi dengan yang menipis dapat

diraba atau terlihat, tetapi tidak melebihi batas setangah pusat-

simfisis. Pada kala pertama, amplitudo sebesar 40 mmHg,

menyebabkan pembukaan serviks, interval 3–4 menit dan lamanya

berkisar antara 40–60 detik. Akhir kala pertama ditetapkan dengan

kriteria, yaitu pembukaan lengkap, ketuban pecah, dan dapat disertai

refleks mengejan.

b. Kala II

Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan

lebih lama. Kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Kepala janin telah

turun dan masuk ke ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada

otot-otot dasar panggul yang melalui lengkung refleks menimbulkan

rasa mengedan. Tekanan pada rektum menyebabkan ibu merasa

seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu

his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka, dan perineum

meregang. Dengan his dan mengedan yang terpimpin, akan lahir

kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi

berlangsung 1½-2 jam, dan pada multi ½ -1 jam (Sofian, 2011).

Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II juga

Page 127: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

110

disebut kala pengeluaran bayi (Wiknjosastro, 2010). Pada kala

pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat, dan lebih lama,

kira-kira 2–3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk ke

ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot panggul

yang melaui lengkung refleks menimbulkan rasa mengedan. Oleh

karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar,

dengan tanda anus terbuka. Kekuatan his pada akhir kala I atau

permulaan kala II mempunyai amplitudo 60 mmHg, interval 3–4

menit, dan durasi berkisar 60–90 detik. Kekuatan his dan mengejan

mendorong janin ke arah bawah dan menimbulkan keregangan yang

bersifat pasif. Kekuatan his menimbulkan putar paksi dalam,

penurunan kepala atau bagian terendah, menekan serviks dimana

terdapat pleksus Frankenhauser, sehingga terjadi refleks mengejan.

Kedua kekuatan his dan refleks mengejan makin mendorong bagian

terendah sehingga terjadilah pembukaan pintu, dengan crowning dan

penipisan perineum. Selanjutnya kekuatan his dan refleks mengejan

menyebabkan ekspulsi kepala, sehingga berturut-turut lahir ubun-

ubun besar, dahi, muka, dan kepala seluruhnya (Manuaba, 2010).

Gerakan utama saat janin melewati jalan lahir selama proses

persalinan adalah masuknya bagian prensentasi ke pintu atas panggul

(engagement), turun (descent), fleksi, rotasi internal (putaran paksi

dalam), ekstensi, rotasi eksternal (putaran paksi luar), dan ekspulsi

(Leveno, 2009).

Page 128: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

111

1) Masuknya bagian presentasi (engagement)

Mekanisme bagaimana diameter biparietal, garis tengah

transversal terpanjang kepala janin pada presentasi oksiput,

melewati pintu atas panggul (PAP) disebut sebagai cakap

(engagement). Fenomena ini mungkin sudah terjadi dalam

beberapa minggu terakhir kehamilan, atau sebaliknya belum

terjadi sampai dimulainya persalinan. Jika kepala janin dapat

digerakkan secara bebas di atas PAP pada permulaan persalinan,

maka kepala disebut masih “mengapung”. Kepala yang beukuran

normal biasanya tidak masuk dengan sutura sagitalnya mengarah

anteroposterior. Kepala janin biasanya masuk ke PAP dalam

diameter transversal atau salah satu dari diameter oblik.Meskipun

kepala janin cenderung mengakomodasi sumbu transversal PAP,

namun sutura sagitalis, sementara tetap sejajar dengan sumbu

tersebut, mungkin tidak terletak tepat di pertengahan antara

simfisi dan promontorium sakrum. Sutura sagitalis sering

terdefleksi ke posterior ke arah promontorium atau ke anterior ke

arah simfisis. Defleksi lateral kepala tersebut ke posisi lebih

anterior atau posterior di panggul disebut asinklitismus.

Asinklitismus derajat sedang merupakan hal yang umum pada

persalinan normal, tetapi jika parah, asinklitismus mungkin

menyebabkan disproporsi sefalopelvis bahkan pada panggul

berukuran normal.

Page 129: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

112

2) Turun (descent)

Gerakan pertama yang harus terjadi sebelum lahirnya bayi. Pada

nulipara, masuknya bagian presentasi terjadi sebelum awitan

persalinan, dan penurunan lebih lanjut mungkin belum terjadi

sampai awitan kala II. Pada wanita multipara, penurunan biasanya

dimulai bersama masuknya bagian presentasi janin ke panggul.

Penurunan ini terjadi tekanan cairan amnion, tekanan langsung

fundus pada bokong saat kontraksi, upaya mengejan dengan otot

abdomen, ekstensi dan melurusnya tubuh janin.

3) Fleksi

Segera setelah kepala yang turun menemui tahanan, baik dari

serviks, dinding panggul, atau dasar panggul, biasanya terjadi

fleksi kepala. Dalam gerakan ini, dagu menjadi semakin dekat

bersentuhan dengan toraks janin, dan garis tengah suboksipito

bregmatika yang cukup pendek menggantikan garis tengah

oksipitofrontal yang lebih panjang.

4) Rotasi internal (putaran paksi dalam)

Gerakan berputarnya kepala sehingga oksiput secara bertahap

bergerak dari posisi semula ke arah anterior menuju simfisis pubis

atau yang lebih jarang, ke arah posterior menuju cekungan

sakrum. Putaran paksi dalam ini merupakan gerakan esensial

untuk menyelesaikan persalinan, kecuali jika janin terlalu kecil.

Meskipun selalu berkaitan dengan turunnya janin, rotasi internal

Page 130: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

113

biasanya belum selesai hingga kepala mencapai ketinggian spina

sehingga telah cakap.

5) Rotasi eksternal (putaran paksi luar)

Kepala yang lahir kemudian mengalami resusitasi. Jika semula

mengarah ke kiri, oksiput berputar ke arah tuberositas iskiadika,

jika semula mengarah ke kanan, oksiput berputar ke kanan.

Resusitasi kepala ke posisi oblik diikuti oleh tuntasnya putaran

paksi luar ke posisi transversal, yaitu suatu gerakan yang sesuai

dengan rotasi tubuh janin, berfungsi membawa garis tengah

biakromion menjadi berhubungan dengan garis tengah

anteroposterior pintu bawah panggul. Oleh karena itu, satu bahu

terletak anterior di belakang simfisis dan bahu lainnya posterior.

Gerakan ini tampaknya disebabkan oleh faktor-faktor panggul

yang sama dengan yang menyebabkan rotasi internal kepala.

6) Ekspulsi

Hampir segera setelah putaran paksi luar, bahu anterior muncul di

bawah simfisis pubis, dan perineum segera mengalami

peregangan oleh bahu posterior. Setelah bahu keluar, bagian

tubuh janin lainnya dengan cepat lahir.

Penurunan kepala janin melewati gelang pelvic dapat dilihat pada

gambar 2.4.

Page 131: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

114

Gambar 2.4.Penurunan kepala janin melewati gelang pelvik

Sumber : Fraser, Diane M dan Cooper, Margaret A. 2009. Buku Ajar Bidan

Myles.

c. Kala III

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5-10 menit.

Lama kala III untuk primi maupun multigravida adalah 10 menit

(Manuaba, 2010).

Pada kala III persalinan, miometrium berkontraksi mengikuti

penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusupan

ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan

plasenta. Karena tempat perlekatan plasenta menjadi semakin kecil,

sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan

terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah

lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam

vagina. Tanda-tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan

tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang, dan semburan darah

mendadak dan singkat. (Wiknjosastro, 2010).

Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban (Wiknjosastro, 2008). Setelah

bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras

Page 132: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

115

dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi

2 kali lebih tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul

his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5–10 menit, seluruh

plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina, dan akan lahir spontan

atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.

Seluruh proses biasanya berlangsung 5–30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira

100-200 cc (Sofian, 2011).Setelah istirahat sekitar 8-10 menit, rahim

berkontraksi untuk melepaskan plasenta dari insersinya, di lapisan

Nitabusch. Pelepasan plasenta dapat mulai dari pinggir atau dari

sentral dan terdorong ke bagian bawah rahim (Manuaba, 2010).

(Manuaba,2009) menyebutkan bahwa ada 2 bentuk utama pelepasan

plasenta, yaitu:

1) Menurut Schultze yaitu terlepas di sentral atau parasentral,

plasenta akan lahir dan baru diikuti perdarahan.

2) Menurut Mathews-Duncan yaitu terlepas di pinggir sehingga

plasenta lahir, baru diikuti dengan perdarahan.

d. Kala IV

Kala IV persalinan dimulai sejak plasenta lahir sampai ±2 jam

setelah plasenta lahir (Hidayat,2010). Kala IV dimaksudkan untuk

melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling sering

terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan meliputi

tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan

Page 133: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

116

darah, nadi dan pernapasan, kontraksi uterus terjadinya perdarahan.

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi

400 sampai 500cc (Manuaba, 2010).

Menurut Wiknjosastro (2008), dua jam pertama setelah

persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Kala IV

dimaksudkan untuk melakukan observasi perdarahan post partum,

paling sering terjadi 2 jam pertama.Perdarahan dianggap masih

normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500cc (Manuaba,

2010).

F. Penapisan ibu bersalin

Ibu hamil yan akan meahirkan harus memenuhi persyaratan yang disebut

penapisan aal. Tujuanya adalah untuk menentukan apakah ibu tersebut

boleh bersalin di PMB atau dirujuk. Apabila didapati salah satu penyuit

seperti dibawah ini maka ibu harus dirujuk ke rumah sakit.

Page 134: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

117

Tabel 2.10 Penapisan ibu bersalin

NO PENYULIT YA TIDAK

1 Riwayat bedah sesar

2 Perdarahan Per vaginam

3 Persalinan kurang bulan usia kehamilan kurang dari 37

minggu

4 Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang kental

5 Ketuban pecah lama

6 Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan

kurang dari 37 minggu)

7 Ikterus

8 Anemia berat

9 Tanda/gejala infeksi

10 Pre-eklampsi/Hipertensi dalam kehamilan

11 Tinggi fundus 40 cm/lebih

12 Gawat janin

13 Primipara dalam fase aktif kala satu persalinan dan kepala

janin masih 5/5

14 Presentase bukan belakang kepala

15 Presentase ganda (majemuk)

16 Kehamilan ganda atau gemelli

17 Tali pusat menumbung

18 Syok

19 Suami TKI

20 Suami pelayaran

21 Suami/Bumil bertato

22 HIV/AIDS

23 PMS

24 Anak mahal

Sumber: JNPKR-KR (2008): asuhan persalinan normal

Cara pengisian yaitu : jika salah satu jawaban diatas “ya” maka

dilakukan rujukan karena terdapat kemungkinan penyulit.

G. Lima Benang Merah dalam Persalinan

Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang penting dan saling

terkait dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman (JNPK-KR, 2012) :

1. Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang menetukan untuk

menyelesaikan masalah dan menetukan asuhan yang diperlukan oleh

Page 135: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

118

pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi

pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.

2. Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,

kepercayaan dan keinginan sang ibu. Cara yang paling mudah

membayangkan mengenai asuhan sayang adalah dengan menanyakan

kepada diri kita sendiri “seperti inikah asuhan yang ingin saya dapatkan

?” atau “apakah asuhan yang seperti ini yang saya inginkan untuk

keluarga saya yang sedang hamil?”. Dengan begitu ibu akan

mendapatkan rasa aman selama proses persalinan.

3. Pencegahan Infeksi

Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponen-

komponen lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi.

Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk

melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan

tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi infeksi karena bakteri,

virus dan jamur. Dilakukan pula upaya untuk menurunkan risiko

penularan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini belum

ditemukan pengobatannya, seperti misalnya Hepatitis dan HIV/AIDS.

4. Pencatatan (Dokumentasi)

Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayinya.

Jika asuhan tidak dicatat, dapat dianggap bahwa hal tersebut tidak

dilakukan. Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat

Page 136: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

119

keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan untuk

terus menerus meperhatikan asuhan yang diberikan selama proses

persalinan dan kelahiran bayi. Mengkaji ulang catatan memungkinkan

penolong persalinan untuk menganalisa data yang telah dikumpulkan

dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis dan

membuat rencana asuhan atau perawatan bagi ibu atau bayinya.

5. Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas

kesehatan yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian

besar ibu akan mengalami persalinan normalnamun sekitar 10-15%

diantaranya akan mengalami masalah masalah selama proses persalinan

dan kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk kefasilitas kesehatan rujukan.

Sangat sulit untuk menduga kapan penyulit akan terjadi sehingga

kesiapan untuk merujuk ibu dan bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan

secara optimal dan tepat waktu (jika penyulit terjadi) menjadi syarat

bagi keberhasilan upaya penyelamatan.

H. 60 Langkah APN

1. Mendengar dan melihat tanda gejala kala II. Tanda gejala kala II yaitu

ibu merasakan ada dorongan ingin meneran, tekanan pada anus, dan

terlihat kondisi vulva yang membuka dan perineum yang menonjol.

Page 137: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

120

2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial

untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi

baru lahir.

3. Memakai celemek plastik.

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir dan kemudian keringkan dengan

tissue atau handuk yang bersih dan kering.

5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk

periksa dalam.

6. Masukkan oksitosin ke dalam spuit (gunakan tangan yang

menggunakan sarung tangan DTT dan steril dan pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik).

7. Melakukan vulva hygien dengan menggunakan kapas atau kasa yang

dibasahi air DTT.

8. Melakukan periksa dalam dengan hati-hati untuk memastikan

pembukaan sudah lengkap.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, kemudian

lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan.

10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi

uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160

x/menit).

Page 138: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

121

11. Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai

dengan keinginannya. (ibu memilih posisi setengah duduk).

12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran (bila

ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke

posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu

merasa nyaman).

13. Melaksanakan pimpinan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan

kuat untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran

dalam 60 menit. (ibu memilih posisi setengah duduk).

15. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16. Meletakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah

bokong ibu.

17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan

bahan.

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5 – 6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih

dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan

Page 139: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

122

posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk

meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal.

20. Memeriksa kemungkin adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran.

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan

kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah

arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah untuk kepala dan bahu.

Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku

sebelah atas.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke

punggung, bokong tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki

(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki

dengan ibu jari dan jari-jari lainnya).

25. Melakukan penilaian bayi baru lahir.

Jam … Bayi lahir spontan, A-S = 8-9, tangis kuat, gerak aktif, warna

kulit kemerahan.

Page 140: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

123

26. Mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya

kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah

dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut ibu

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam

uterus (hamil tunggal).

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit IM

(intamuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikkan oksitosin).

30. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem

kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu)

dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Melakukan pemotongan dan pengikatan tali pusat.

32. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala

bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.

35. Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,

untuk mendeteksi. Tangan lain menegangakan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil

tangan yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-

kranial) secara hati-hati. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,

Page 141: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

124

hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi

berikutnya dan ulangi prosedur di atas.

37. Melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan

arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan

lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin

kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah

disediakan.

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan

gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus

teraba keras).

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan

pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke

dalam kantung plastik atau tempat khusus.

Plasenta lahir spontan jam 10.20, pada sisi maternal selaput

ketuban utuh, kotiledon 20, lengkap, diameter 20 cm, tebal 2

cm, sisi fetal tidak ada pembuluh darah yang putus panjang tali

pusat 40 cm.

41. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.

Lakukan penjahitan bila ada laserasi.( tidak ada laserasi)

Page 142: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

125

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.(kontraksi baik, keras pada tfu)

43. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini dan biarkan bayi tetap melakukan

kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

44. Melakukan pemeriksaan fisik BBL.

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1, berikan imunisasi Hepatitis B

di paha kanan.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan

pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.(ibu mengerti cara massase yang benar).

48. Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. (200 cc)

49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam

kedua pascapersalinan.

50. Memantau tanda-tanda bahaya pada bayi setiap 15 menit. Pastikan

bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh

normal (36,5-37,5 0C).

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di

dekontaminasi.

52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

Page 143: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

126

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa

cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang

bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan

keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang

diinginkannya.

55. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

56. Menyelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,

balikkan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%

selama 10 menit.

Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

57. Setelah satu jam pemberian vitamin K berikan suntikan imunisasi

hepatitis B di bawah kanan lateral. Letakan bayi dalam jangkuan ibu

agar sewaktu – waktu bias disusukana.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam

larutan klorin 0,5 selama 10 menit.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan

dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

60. Lengkapi Partograf(halaman depan,belakang).

Page 144: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

127

I. Persiapan-persiapan yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan

Rujukan (BAKSOKUDA)

1. B(Bidan):Pastikan ibu / bayi / klien didampingi oleh tenaga kesehatan

yang kompeten yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan

kegawatdaruratan.

2. A (Alat):Bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan seperti

: Spuit, nfuse set, tensi meter, stetoskop dll.

3. K (Keluarga):Beritahu keluarga kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan

mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus

menemani ibu ke tempat rujukan.

4. S (Surat rujukan):Berikan surat ke tempat rujukan yang berisi

identifikasi ibu(klien), alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau

obat-obat yang telah diterima ibu (klien).

5. O (Obat):Bawa obat-obat essensial diperlukan selama perjalanan

merujuk.

6. K (Kendaraan):Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk

memungkinkan ibu(klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat

mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat.

7. U (Uang):Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang

cukup untuk membeli obat dan bahan – bahan kesehatan yang

diperlukan di tempat rujukan.

Page 145: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

128

8. Da (Donor Darah):Siapkan calon pendonor darah dari keluarga untuk

berjaga-jaga dari kemungkinan kasus yang memerlukan donor darah

(Manuaba 2015)

J. Standar Pertolongan Persalinan (4 standar)

Standar pertolongan persalinan menurut (Al-Assaf ,2009), yaitu:

1. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I

Bidan menilai secara tepat bahwa persalian sudah mulai, kemudian

memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan

memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan berlangsung.

2. Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap

sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi

setempat.

3. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu

pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

4. Standar 12 : Penanganan Kala II dengan Gawat Janin melalui

Episiotomi.

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang

lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk

memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.

K. Partograf

1. Pengertian

Page 146: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

129

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik (JNPK-KR,

2008).

2. Tujuan

Adapun tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

b. Mendeteksi apakah proses persalinan bejalan secara normal.

c. Dengan demikian dapat pula mendeteksi secara dini kemungkinan

terjadinya partus lama.

d. Data pelengkap yang terkait dengan pemantuan kondisi ibu, kondisi

bayi, grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa

yang diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik

dan asuhan atau tindakan yang diberikan dimanasemua itu dicatatkan

secara rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru

lahir( JNPK-KR, 2009).

3. Pengisian partograf

Pengisian partograf antara lain:

1. Pencatatan selama Fase Laten Kala I Persalinan

Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus

dicatat. Hal ini dapat dilakukan secara terpisah, baik di catatan

kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu

Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap kalimembuat

Page 147: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

130

catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intervensi

juga harus dicatatkan. Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan

dicatat dengan seksama, yaitu :

1) Denyut jantung janin : setiap 30 menit

2) Frekwensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap 30menit

3) Nadi : setiap 30 menit

4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam

5) Penurunan bagian terbawah janin : setiap 4 jam

6) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam

7) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2-4 jam

8) Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan

(JNPK-KR,2009).

2. Pencatatan selama fase aktif persalinan

Halaman depan partograf mencantumkan bahwa observasi yang

dimulai pada fase aktif persalinan; dan menyediakan lajur dan kolom

untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan selama fase aktif persalinan,

meliputi:

1) Informasi tentang ibu :

a) Nama, umur

b) Gravida, para, abortus (keguguran)

c) Nomor catatan medik nomor Puskesmas

d) Tanggal dan waktu mulai dirawat ( atau jika di rumah : tanggal

dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)

Page 148: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

131

2) Waktu pecahnya selaput ketuban

3) Kondisi janin:

a) DJJ (denyut jantung janin)

Nilai dan catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-

tanda gawat janin). Setiap kotak dibagian atas partograf

menunjukan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada

garis yang sesuai dengan angka yang menunjukan DJJ.

Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan

garis tegas bersambung.Kisaran normal DJJ terpapar pada

patograf diantara 180 dan 100. Akan tetapi penolong harus

waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160.

b) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan pemeriksaan

dalam dan nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.

Catat semua temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di bawah

lajur DJJ. Gunakan lambang-lambang berikut ini :

U : Selaput ketuban masih utuh (belum pecah)

J : Selaput ketuban sudahpecah dan air ketuban jernih

M : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

mekonium

D : Selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur

darah

Page 149: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

132

K : Selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban tidak

mengalir lagi (kering)

c) Penyusupan (moulase) kepala janin.

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh

kepala bayi dapat menyesuaikan diri terhadap bagian keras

(tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat penyusupannya atau

tumpang tindih antara tulang kepalasemakin menunjukan risiko

disporposi kepala panggul (CPD). Ketidak mampuan untuk

berakomodasi atau disporposi ditunjukan melalui derajat

penyusupan atau tumpang tindih (molase) yang berat sehingga

tulang kepala yang saling menyusup, sulit untukdipisahkan.

Apabila ada dugaan disporposi kepala panggul maka penting

untuk tetap memantau kondisi janin serta kemajuan persalinan.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai

penyusupan antar tulang (molase) kepala janin. Catat temuan

yang ada dikotak yang sesuai di bawah lajur air ketuban.

Gunakan lambang-lambang berikut ini :

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah

dapat dipalpasi

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindihtetapi

masih dapat dipisahkan

Page 150: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

133

3 : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak

dapat dipisahkan

(JNPK-KR,2009)

4) Kemajuan Persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan

kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera dikolom paling kiri

adalah besarnya dilatasi serviks. Nilai setiap angka sesuai dengan

besarnya dilatasi serviks dalam satuan sentimeter dan menempati

lajur dan kotak tersendiri. Perubahan nilai atau perpindahan lajur

satu ke lajur yang lain menunjukan penambahan dilatasi serviks

sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan

bagian terbawah janin tercantum angka 1-5 yang sesaui dengan

metode perlimaan. Setiap kotak segi empat atau kubus menunjukan

waktu 30 menit untuk pencatatan waktu pemeriksaan, DJJ,

kontraksi uterus dan frekwensi nadi ibu.

a) Pembukaan serviks

Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada partograf

setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda “X” harus

dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya

pembukaan serviks.

Perhatikan :

(1) Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks

yang sesuai dengan besarnya pembukaan serviks pada fase

Page 151: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

134

aktif persalinan yang diperoleh dari hasil pemeriksaan

dalam.

(2) Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan,

temuan (pembukaan serviks dari hasil pemeriksaan dalam

harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih angka yang

sesuai dengan bukaan serviks ( hasil periksa dalam ) dan

cantumkan tanda “X‟ pada ordinat atau titik silang garis

dilatasi serviks dan garis waspada.

(3) Hubungkan tanda “X‟ dari setiap pemeriksaan dengan garis

utuh (tidak terputus)

(JNPK-KR,2009).

b) Penurunan bagian terbawah janin atau persentase janin

Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan)

yang menunjukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin

telah memasuki rongga panggul. Pada persalinan normal,

kemajuan pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya

bagian terbawah janin. Tapi ada kalanya, penurunan bagian

terbawah janin baru terjadi setelah pembukaan serviks mencapai

7 cm (JNPK-KR,2009).

Berikan tanda “O” yang ditulis pada garis waktu yang

sesuai. Sebagai contoh, jika hasil palpasi kepaladiatas simfisis

pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4.

Page 152: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

135

Hubungkan tanda “O” dari setiap pemeriksaan dengan garis

tidak terputus.

c) Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan

berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan

terjadi jika laju pembukaan adalah 1 cm per jam. Pencatatan

selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada. Jika

pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada

(pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus

dipertimbangkan adanya penyulit. Garis bertindak tertera sejajar

dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika

pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah

kanan garis bertindak maka perlu dilakukan tindakan untuk

menyelesaikan persalinan (JNPK-KR,2009).

5) Jam dan waktu

a) Waktu mulainya fase aktif persalinan

b) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

c) Setiap kotak padapartograf untuk kolom waktu (jam)

menyatakan satu jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.

(JNPK-KR,2009).

6) Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya

Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan

tulisan “kontraksi per 10 menit“ di sebelah luar kolom paling kiri.

Page 153: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

136

Setiap kotak menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan

catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi

dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam

waktu 10 menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia

dan disesuaikan dengan angka yang mencerminkan temuan dari

hasil pemeriksaan kontraksi. Sebagai contoh jika ibu mengalami 3

kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka lakukan pengisian

pada 3 kotak kontraksi (JNPK-KR,2009).

7) Obat-obatan dan cairan yang diberikan:

a) Oksitisin

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan

setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume

cairan IV dan dalam tetes per menit.

b) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan.

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan

IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya(JNPK-

KR,2009).

8) Kondisi ibu

a) Nadi, tekanan darah, dan temperatur

b) Urin (volume, aseton, atau protein)

9) Asuhan, pengamatan,dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam

kolom tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan

persalinan) (Sarwono, 2009).

Page 154: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

137

Gambar 2.5.Lembar Depan Partograf

Sumber: JNPK-KR (2017): asuhan persalinan normal

3. Halaman belakang partograf

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat

hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta

tindakan-tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I hingga IV (

termasuk bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai

catatan persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang telah diberikan pada

ibu dalam masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk

memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan

membuat keputusan klinik, terutamapada pemantauan kala IV

(mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan). Selain itu, catatan

Page 155: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

138

persalinan dapat pula digunakan untuk menilai memantau sejauh mana

telah dilakukan pelaksanaan asuhan persalinan yang bersih dan aman

(JNPK-KR,2009). Cara melalukan pengisian Lembar belakang

partograf yaitu:

1) Data dasar.

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan,

alamat tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat merujuk,

pendamping saat merujuk dan masalah dalam kehamilan/ persalinan.

2) Kala I. Terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat

melewati garis waspada, masalah lain yang timbul, penatalaksanaan,

dan hasil penatalaksanaannya. Untuk penatalaksanaan nomor 10 dan

nomor 11 hanya melingkari jawaban yang sesuai, pertanyaan

selanjutnya hanya di isi jika terdapat masalah lain, cara dan

penatalakanaanya.

3) Kala II.

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin,

distosia bahu dan masalah dan penatalaksanaannya. Beri tanda √

pada kotak disamping disamping sesuai. Bila pertanyaan nomor 15

jawabanya “ya” tulis indikasinya. Untuk nomor 16 uraikan tinakan

yang akan dilakukan persiapkan untuk pendampin persalinan. Jika

nomor 17 jawabanya “ya” uraikan tindakan yang akan dilakukan.

Jika ditambah ruang untuk menekankan upaya deteksi dini terhadap

gangguan dini tehadap ganguan kondisi kesehatan janin, catat hasil

Page 156: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

139

pemantauan tersebut. Pada nomor 19 harus dijelaskan jenis masalah

yang tepat.

4) Kala III.

Kala III berisi informasi tentang inisiasi menyusu dini, lama kala III,

pemberian oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, masase

fundus uteri, kelengkapan plasenta, retensio plasenta > 30 menit,

laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah lain,

penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang

disediakan an beri tanda √ pada kotak disamping jawaban yang

sesuai. Untuk nomor 25, 26, dan 28 lingkari jawaban yang benar.

5) Kala IV.

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu tubuh, tinggi

fundus uteri, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan.

pemantauan pada kala IV ini sangat penting terutama untuk menilai

apakah terdapat resiko atau terjadi perdarahan pasca persalinan.

Pengisian pemantauan kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu

jam pertama setelah melahirkan dan setia 30 pada satu jam

beriktnya. Isi setiap kolom sesuai dengan hasil pemeriksaan dan

jawaban pertanyaan mengenai masalah kala IV pada tempat yang

telah disediakan (Depkes RI, 2008).

6) Bayi baru lahir.

Bayi baru lahir berisi tentang berat badan, panjang badan, jenis

kelamin, penilaian bayi baru lahir, IMD, pemberian ASI, masalah

Page 157: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

140

lain dan hasilnya.isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri

tanda √ pada kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk

pertanyaan nomor 37 dan 38 linkari jawaban yang sesuai. Untuk

nomor 39 jawabanya mungkin lebih dari satu

Lembar belakang partograf dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut :

Gambar 2.6 Lembar Belakang Partograf

Sumber: JNPK-KR (2017): asuhan persalinan normal

Page 158: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

141

2.2.2 Asuhan kebidanan pada persalinan

A. Pengkajian Data

1. Data Subyektif

a. Biodata

1) Nama : Untuk mengenal ibu dan suami

2) Umur : Belum matangnya alat reproduksi untuk hamil dapat

merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan

janin. Kehamilan dan persalinan pada remaja memiliki resiko lebih

tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara 20-30

tahun (Manuaba, 2010).

Usia dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun

mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia

dibawah 16 tahun meningkatkan insiden pre eklamsia. Usia diatas 35

tahun meningkatkan insiden diabetes tipe II (yang menyebabkan

peningkatan insiden diabetes kehamilan juga diagnosis diabetes tipe

II); hipertensi kronis (yang menyebabkan peningkatan insiden pre-

eklamsia dan abrupsio plasenta); persalinan yang lama pada

nulipara; seksio sesarea; pelahiran pre term; IUGR; anomali

kromosom; dan kematian janin (Varney, 2009).

Ibu hamil di atas 35 tahun beresiko tinggi karena terjadi

penurunan fungsi organ. Pada proses persalinan diperlukan tenaga

yang lebih besar ditambah lagi kelenturan dan jalan lahir dengan

Page 159: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

142

bertambahnya umur keelastisitasannya juga semakin berkurang.

(Sukarni, 2013).

3) Agama

Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat membimbing dan

mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya.

4) Suku atau bangsa

Asal daerah dan bangsa seorang ibu berpengaruh terhadap pola pikir

mengenai tenaga kesehatan dan adat istiadat yang dianut.

5) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga kesehatan

dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal pemberian

konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya (Kemenkes,RI

2017).

6) Pekerjaan

Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian status

gizinya . Hal ini dikaitkan dengan berat janin saat lahir. Jika tingkat

sosial ekonominya rendah, kemungkinan bayi lahir dengan berat

badan rendah (Kemenkes,RI 2017).

7) Alamat

Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam melakukan

follow up terhadap perkembangan ibu (Kemenkes,RI 2017).

Page 160: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

143

8) Paritas

Paritas mempengaruhi durasi persalinan dan insiden komplikasi.

Pada multipara jika persalinan sebelumnya serviks mengalami

pembukaan lengkap, pembukaan kali ini tidak akan sulit sehingga

memperpendek lama persalinan. Dominasi fundus uteri pada

multipara lebih besar dengan kontraksi lebih kuat dan dasar panggul

yang relaks sehingga bayi lebih mudah melaluijalan lahir dan

mengurangi lama persalinan. Pada grand multipara, semakin banyak

jumlah janin, persalinan secara progresif menjadi semakin lama.

Semakin tinggi paritas, insiden abrupsio plasenta, plasenta previa,

perdarahan uterus, mortalitas ibu, dan mortilitas perinatal juga

meningkat (Varney, 2009).

b. Keluhan utama

Keluhan utama menurut Manuaba (2012) yaitu :

1) Terjadinya his persalinan. His persalinan mempunyai cirri khas

pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan, sifatnya teratur,

interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar, makin

beraktivitas (jalan) makin bertambah.

2) Pengeluaran lendir dan darah

3) Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan.

Walaupun diagnosis banding antara persalinan palsu dan persalinan

sejati kadang-kadang sulit ditentukan, diagnosis biasanya dapat

Page 161: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

144

dibuat berdasarkan kontraksi yang terjadi. Menurut Cunningham

(2005). Kontraksi persalinan sejati diantaranya kontraksi terjadi

dengan interval yang teratur, interval secara bertahap dan

memendek, intensitas secara bertahap dan meningkat, nyeri

punggung dan abdomen, serviks membuka, nyeri tidak hilang

dengan sedasi.

Menurut Cunningham (2009) sebuah tanda dimulainya

persalinan aktif (asalkan belum dilakukan pemeriksaan vaginal

dalam 48 jam sebelumnya) adalah keluarnya sedikit mukus

bercampur darah dari vagina.

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat kesehatan dulu

a) Epilepsi

Dibandingkan wanita bukan epilepsi, wanita epilepsi memiliki

resiko melahirkan bayi malformasi dua sampai tiga kali lebih

tingi (Cunningham et al, 1993) dan resiko memiliki anak dengan

gangguan kejang 2% sampai 3%. Mereka juga beresiko

mengalami preeklamsia dan persalinan prematur (Wheeler, 2008).

b) Diabetes Mellitus

Wanita diabetik yang hamil memiliki angka kematian bayi yang

tinggi. Bayi lahir mati umum terjadi. Wanita Insulin-Dependent

Diabetes Mellitus (IDDM) dapat mengalami hipertensi barat,

preeklamsi, ketoasidosis dan bahkan kebutaan serta gagal ginjal.

Page 162: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

145

Cairan amnion berlebih dapat terjadi. Janin beresiko tingi

mengalami kelainan kongenital dan mungkin memiliki ukuran

besar atau berukuran sangat besar (makrosomia), kelainan

pervaginam dapat mengiritasi jaringan maternal dan merusak

lengan serta klavikula bayi. Perdarahan pascapartum sering terjadi

(Wheeler, 2008).

c) Hipertensi

Wanita yang memiliki hipertensi kronis beresiko mengalami

preeklamsia, persalinan prematur dan melahirkan bayi yang

mengalami retardasi pertumbuhan. Pemisahan prematur plasenta

(abrupsio plasenta), yang berpotensi mencetuskan morbiditas dan

mortalitas ibu serta janin, cenderung terjadi (Wheeler, 2008).

d) Hepatitis B

Kekhawatiran yang muncul saat seorang wanita hamil mengidap

penyakit ini ialah bayi akan terinfeksi saat dilahirkan dan

meninggal akibat karsinoma hepatoseluler atau sirosis atau

menjadi carrier kronis yang berpotensi menularkan penyakit ke

orang lain (Wheeler, 2008).

e) HIV/AIDS

Pada ibu yang positif terkena HIV dan memilih melahirkan per

vaginam, penggunaan elektroda kulit kepala dan penyampelan

darah janin akan melukai kulit bayi dan dapat meningkatkan

resiko infeksi, oleh sebab itu prosedur ini harus dihindari. Tidak

Page 163: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

146

menyusui bayi juga mengurangi total resiko infeksi hingga 50%

(Chamberlain, 2012).

f) Jantung

Dalam kurun 50 tahun terakhir, penyakit demam reumatik,

sebagai penyebab kerusakan katup jantung, telah berkurang di

Inggris karena kondisi rumah yang baik dan penggunaan

antibiotik. Akibat perkembangan dalam bedah jantung pada tahun

70-an, banyak wanita yang mengalami penyakit jantung

kongenital dapat bertahan hidup hingga usia subur. Terlepas dari

keyakinan umum bahwa seksio sesaria merupakan pilihan yang

mudah untuk kasus tersebut, persalinan spontan sederhana dengan

pemberian analgesia epidural untuk mengurangi stres, dan kala

dua yang dibantu dengan baik, berperan mewujudkan angka

mortalitas dan morbiditas terendah (Chamberlain, 2012).

g) Asma

Wanita yang menderita asma berat dan mereka yang tidak

mengendalikan asmanya tampak mengalami penigkatan insiden

hasil maternal dan janin yang buruk, termasuk kelahiran dan

persalinan prematur, penyakit hipertensi pada kehamilan, bayi

terlalu kecil, untuk usia gestasinya, abruptio plasenta,

korioamnionitis, dan kelahiran seksio sesarea (Fraser, 2009).

Page 164: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

147

h) Anemia

Anemia sel sabit dapat memberikan efek bagi maternal dan janin.

Resiko maternal meliputi nyeri krisis antenatal dan pascanatal,

infeksi, komplikasi pulmoner, anemia, pre eklamsia, dan seksio

sesarea (Howard et al 1995, Seound et al 1994, Sun et al 2001).

Komplikasi janin dan neonatus meliputi kelahiran prematur,

terlalu kecil untuk usia gestasi, dan ikterik neonatus (Brown et al

1994, Sun et al 2001) (Fraser, 2009).

2) Riwayat kesehatan sekarang

Penting untuk mengetahui apakah ibu memiliki kondisi medis

yang menyebabkan dirinya memerlukan pemantauan ketat selama

persalinan, seperti diabetes, hipertensi, atau infeksi.Ditanyakan juga

apabila pernah mengalami suatu kejadian tertentu yang

menyebabkan ibu mencari pertolongan dari bidan atau rumah sakit

(Varney, 2012)

3) Riwayat kesehatan keluarga

Informasi tentang keluarga klien penting untuk mengidentifikasi

wanita yang beresiko menderita penyakit genetik yang dapat

mempengaruhi hasil akhir kehamilan atau beresiko memiliki bayi

yang menderita penyakit genetik. Misalnya riwayat penyakit

psikiatri (termasuk depresi), penyalahgunaan obat dan alkohol dan

saudara perempuan atau ibu yang pernah mengalami pre eklamsia.

Page 165: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

148

9) Lama kawin dan berapa kali kawin

Untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin

dalam ibu. Apabila lama pernikahan ibu sesuai usia reproduksi,

berarti alat reproduksi ibu dapat berfungsi dengan baik. Apabila itu

menikah lebih dari 1 kali, dikhawatirkan adanya penyakit menular

seksual (Manuaba,2010).

d. Riwayat Kebidanan

1) Menstruasi

Riwayat menstruasi dikaji untuk menentukan usia kehamilan dan

perkiraan taksiran partus (TP). Taksiran partus dihitung dengan

menambahkan 9 bulan dan 7 hari pada tanggal hari pertama haid

terakhir yang dialami ibu (Varney, 2009).

Gambaran riwayat haid klien yang akurat biasanya membantu

penetapan tanggal perkiraan kelahiran, dengan menggunakan rumus

Neagle h+7 b-3 th+1 untuk siklus 28 hari, sedangkan untuk siklus 35

hari dengan menggunakan rumus h+14 b-3 th+1. Siklus menstruasi

lebih pendek atau lebih panjang dari normal, kemungkinan wanita

tersebut telah hamil saat terjadi perdarahan. Data yang harus

ditanyakan tentang haid meliputi siklusnya, nyeri haid, dan kapan

haid terakhirnya (Varney,2009).

1) Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Informasi esensial tentang kehamilan terdahulu mencakup bulan dan

tahun kehamilan berakhir, usia gestasi pada saat itu, tipe persalinan

Page 166: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

149

(spontan, forsep, ekstraksi vakum, atau bedah sesar), lama persalinan

(lebih baik dihitung dari kontraksi pertama), berat lahir, jenis

kelamin, dan komplikasi lain, kesehatan fisik dan emosi terakhir

harus diperhatikan (Romauli, 2011)

Catatan tentang alat bantu lahir harus doiperoleh jika kelahiran

dibantu forceps atau penyedot vakum, hal ini membantu penolong

persalinan menghindari masalah selama proses persalinan dan

melahirkan saat ini. Lama persalinan merupakan faktor yang penting

karena persalinan yang lama merupakan suatu masalah yang dapat

berulang. Berat lahir sangat penting untuk mengidentifikasi apakah

bayi kecil untuk masa kehamilan (BKMK) atau bayi besar untuk

masa kehamilan (BBMK), suatu kondisi yang biasanya berulang.

Apabila persalinan pervaginam berat lahir mencerminkan bahwa

bayi denganukuran tertentu berhasil memotong pelvis maternal

(Wheeler, 2009).

2) Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: riwayat ANC, gerakan

janin, tanda-tanda bahaya atau penyulit, keluhan utama, obat yang

dikonsumsi, termasuk jamu, kekhawatiran ibu (Muslihatun, 2009).

Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah

sekitar 280 sampai 300 hari atau 37 sampai 42 minggu. Kehamilan

dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu triwulan pertama (0 sampai 12

Page 167: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

150

minggu), triwulan kedua (13 sampai 28 minggu), triwulan ketiga (29

sampai 42 minggu) (Manuaba, 2013)

3) Keluarga Berencana

Riwayat Keluarga Berencana, meliputi: jenis metode yang dipakai,

waktu, tenaga dan tempat pelayanan, keluhan/alasan berhenti

(Muslihatun. 2009).

4) Pola kehidupan sehari-hari

(a) Nutrisi

Bertujuan untuk mengkaji cadangan energi dan status cairan ibu

serta dapat memberikan informasi pada ahli anestesi jika

pembedahan diperlukan (Kemenkes,RI 2017).

(b) Eliminasi

Saat persalinan akan berlangsung, menganjurkan ibu untuk buang

air kecil secara rutin dan mandiri, paling sedikit setiap 2 jam

(c) Istirahat dan tidur

Pada wanita dengan usia 18-40 tahun kebutuhan tidur dalam

sehari adalah sekitar 8-9 jam (Kemenkes,RI 2017).

(d) Aktivitas

Ibu bersalin harus diberikan kebebasan dalam melakukan gerakan

dan memilih posisi yang nyaman. Posisi terlentang

mengakibatkan berkurangnya aliran darah dari ibu ke janin dan

ibu mengalami rasa nyeri yang lebih hebat. Ibu yang lebih banyak

bergerak dan dibiarkanmemilih posisi yang diinginkan mengalami

Page 168: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

151

proses persalinan lebih sngkat, dan kurang merasakan nyeri

(Indrayani, 2013).

(e) Personal hygiene

Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak mengeluarkan

keringat. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilkukan beberapa

tindakan misalnya, menggunakan kipas angin, AC, memakai

pakaian yang tipis dan menyerap keringat dan menganjurkan ibu

untuk mandi apabila ibu bisa berdiri dan kuat (Indrayani,

2012).Mandi air hangat dapat menjadi pereda nyeri,dapat

meningkatkan mobilitas tanpa peningkatan efek samping bagi ibu

dan bayinya (Freser, 2009).

(f) Hubungan seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak di larang selama tidak

ada riwayat penyakit seperti berikut :

e) Sering abortus dan kelahiran prematur.

f) Perdarahan per vaginam.

g) Koitus harus di lakukan secara hati-hati terutama pada minggu

terakhir kehamilan.

h) Bila ketuban sudah pecah, koitus di larang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intrauteri (Sulistyowati,2009).

e. Riwayat Ketergantungan

Kebiasaan merokok, minum alkohol, dan kecanduan narkotika

dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan

Page 169: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

152

menimbulkan kelahiran dengan BBLR bahkan dapat menimbulkan

cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental

(Manuaba, 2010).

f. Sosial Budaya

Kebisaan yang lazim dilakukan namun tidak bermanfaat bahkan

membahayakan antara lain kateterisasi secara rutin, menekan fundus

dengan tangan, mengedan dalam posisi terlentang, episiotomi secara

rutin, memutar leher bayi, melakukan rangsangan berlebihan, dan tidak

menghadirkan orang yang berarti bagi ibu (Saifuddin, 2009).

g. Psikososial dan Spiritual

Ibu bersalin mungkin tidak ingin bercakap-cakap tetapi mungkin akan

merasa nyaman dengan kontak fisik, misalnya berpegangan tangan,

menggosok punggung atau menyeka wajah (Indrayani, 2013).

Perubahan psikologis pada Kala I :

1) Pengalaman sebelumnya

2) Kesiapan emosi

3) Persiapan menghadapi persalinan (fisik, mental, materi)

4) Support sistem

5) Lingkungan

6) Mekanisme koping

7) Kultur

8) Sikap terhadap kehamilan.

Masalah psikologis yang mungkin terjadi :

Page 170: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

153

1) Kecemasan menghadapi persalinan

2) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan

3) Kemampuan mengontrol diri menurun (Sujiyatini, 2011)

Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu, pelayanan

yang bersifat empati dan simpati, informasi bila akan dilakulkan

tindakan, dan memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang

ibu lakukan merupakan tindakan yang dapat meningkatkan kebutuhan

harga diri ibu sehingga psokologi ibu menjadi baik (Sumarah, 2008).

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum: Baik

b. Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.

Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami

kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup terhadap

stimulus yang diberikan (Kemenkes,RI 2017).

c. Keadaan Emosional: Stabil.

d. Berat Badan: Bertujuan untuk menghitung penambahan berat

badan ibu (Kemenkes,RI 2017).

e. Tanda-tanda Vital: Secara garis besar, pada saat persalinan tanda-

tanda vital ibu mengalami peningkatan karena terjadi peningkatan

metabolisme selama persalinan. Tekanan darah meningkat selama

kontraksi yaitu peningkatan tekanan sistolik 10-20 mmHg dan

diastolik 5-10 mmHg dan saat diantara waktu kontraksi tekanan

Page 171: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

154

darah akan kembali ke tingkat sebelum persalinan. Rasa nyeri,

takut dan khawatir dapat semakin meningkatkan tekanan darah.

Peningkatan suhu normal adalah peningkatan suhu yang tidak lebih

dari 0,5° C sampai 1° C. Frekuensi denyut nadi di antara waktu

kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode menjelang

persalinan. Sedikit peningkatan frekuensi nadi dianggap normal.

Sedikit peningkatan frekuensi pernapasan masih normal selama

persalinan (Kemenkes,RI 2017).

2. Pemeriksaan fisik

a. Muka

Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah

dan leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating

Hormon. Selain itu, penilaian pada muka juga ditujukan untuk

melihat ada tidaknya pembengkakan pada daerah wajah serta

mengkaji kesimetrisan bentuk wajah (Kemenkes,RI 2017).

b. Mata

Bentuk simetris, konjungtiva normal warna merah muda, bila pucat

menandakan anemia. Sklera normal berwarna putih, bila kuning

menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis, bila merah

kemungkinan ada konjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak

kemungkinan adanya pre eklampsia (Romauli, 2011).

Page 172: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

155

c. Mulut dan gigi

Wanita yang bersalin biasanya mengeluarkan bau napas yang tidak

sedap, mulut kering, bibir kering atau pecah-pecah, tenggorok nyeri

dan gigi berjigong, terutama jika ia bersalin selama berjam-jam

tanpa mendapat cairan oral dan perawatan mulut (Varney, 2009).

d. Leher

Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit

jantung), apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limfa

membengkak(Marmi, 2011).

e. Payudara

Menjelang persalinan, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap

kondisi puting ibu misalnya kolostrum kering atau berkerak, muara

duktus yang tersumbat kemajuan dalam megeluarkan puting yang

rata atau inversi pada wanita yang merencanakan untuk menyusui

(Varney, 2009). Kolostrum dikeluarkan untuk mencegah

penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan pecah-

pecah, putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik (Sofian,

2012).

f. Abdomen

Pemeriksaan abdomen digunakan untuk menentukan tinggi fundus

uteri, memantau kontraksi, memantau denyut jantung janin,

menentukan presentasi dan menentukan penurunan bagian

terbawah janin (Indrayani, 2012)

Page 173: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

156

g. Genetalia

Hispersalinan menyebabkan terjadinya perubahan pada serviks

yang menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

Terjadi perdarahan karena kapiler pembulih darah pecah (Manuaba,

2010).

h. Anus

Pertanda parturien telah masuk kala pengusiran mulai merasa ingin

mengejan dengan anus mulai terbuka. Apakah ada hemoroid atau

tidak (Manuaba, 2010).

i. Ekstremitas

Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella

menunjukkan respons positif (Kemenkes,RI 2017).

3. Pemeriksaan khusus

a. Abdomen

(1) Inspeksi : muncul garis-garis pada permukaan kulit perut

(Striae Gravidarum) dan garis pertengahan pada perut (Linea

Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating Hormon.

(2) Palpasi :

a) Leopold 1, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,

menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang

terdapat pada fundus. Leopold 2, menentukan batas samping

Page 174: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

157

rahim kanan dan kiri, menentukan letak punggung janin dan

pada letak lintang, menentukan letak kepala janin.

b) Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan

menentukan apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk

ke pintu atas panggul atau masih dapat digerakkan.

c) Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan

menentukan bagian terbawah janin dan berapa jauh bagian

terbawah janin masuk ke pintu atas panggul.

d) Tafsiran Tanggal Persalinan: Bertujuan untuk mengetahui

apakah persalinannya cukup bulan, prematur, atau postmatur.

e) Tafsiran Berat Janin: berat janin dapat ditentukan dengan

rumus Lohnson, yaitu: Jika kepala janin belum masuk ke

pintu atas panggul Berat janin = (TFU – 12) × 155 gram. Jika

kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul Berat janin =

(TFU – 11) × 155 gram.

Page 175: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

158

Tabel 2.11 Penurunan Bagian Terbawah dengan Metode Lima

Jari (Perlimaan).

Periksa luar Periksaan

Dalam

Keterangan

= 5/5

Kepala diatas PAP, mudah digerakkan

= 4/5

H I-II

Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala

belum masuk panggul

= 3/5

H II-III

Bagian terbesar kepala belum masuk panggul

= 2/5

H III+

Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

= 1/5

H III-IV Kepala didasar panggul

= 0/5

H IV

Di perineum

Sumber: Saifuddin. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Penurunan bagian terbawah dengan metode lima jari

(perlimaan) menurut JNPK-KR (2017) adalah:

a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba di atas simfisis

pubis

b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki

pintu atas panggul

c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah memasuki

rongga panggul

d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada

diatas simfisis dan 3/5 bagian telah turun melewati bidang tengah

rongga panggul (tidak dapat digerakan)

Page 176: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

159

e) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah

janin yang berada di atas simfisis dan 4/5 bagian telah masuk ke

dalam rongga panggul

f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari

pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk

ke dalam rongga panggul.

(3) Auskultasi: Denyut jantung janin normal adalah antara 120-

160 ×/menit (Kemenkes,RI 2017).

(4) Bagian Terendah: Pada akhir trimester III menjelang

persalinan, presentasi normal janin adalah presentasi kepala

dengan letak memanjang dan sikap janin fleksi

(Kemenkes,RI 2017).

(5) Kontraksi: Durasi kontraksi uterus sangat bervariasi, tergantung

pada kala persalinan ibu tersebut. Kontraksi pada awal persalinan

mungkin hanya berlangsung 15 sampai 20 detik sedangkan pada

persalinan kala I fase aktif berlangsung dari 45 sampai 90 detik

dengan durasi rata-rata 60 detik. Informasi mengenai kontraksi ini

membantu untuk membedakan antara konraksi persalinan sejati dan

persalinan palsu (Kemenkes,RI 2017).

(6) Perkusi

Reflek patella normal bila tungkai bawah akan bergerak sedikit

ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat, maka

hal ini mungkin merupakan tanda pre eklampsi. Bila reflek patella

Page 177: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

160

negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1 (Romauli,

2011).

4. Pemeriksaan Dalam

Pemeriksaan dalam untuk mengetahui pembukaan serviks,

penurunan bagian terbawah janin dilakukakn setiap 4 jam sekali

(JNPK-KR(2016)

Menurut Cunningham (2009) pemeriksaan vagina secara aseeptik

paling sering dilakukan, kecuali jika sudah ada ada perdarahan (bloody

show) yang berlebihan. Perhatian cermat terhadap hal-hal berikut

penting untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dan untuk

mengurangi kontaminasi bakteri akibat pemeriksaan berulang.

a) Pendataran serviks

Derajat pendataran serviks biasanya dinyatakan dengan panjang

kanalis servisis berbanding dengan panjang yang belum mendatar.

Jika panjang serviks berkurang separuh, dikatakan 50 persen

mendatar, bila serviks menjadi setipis segmen uterus bawah di

dekatnya, serviks dikatakan telah mendatar penuh atau 100 persen.

b) Dilatasi serviks

Dilatasi serviks ditentukan dengan memperkirakan diameter rata-rata

bukaan serviks. Jari pemeriksa disapukan dari tepi serviks di satu sisi

ke sisi yang berlawanan, dan diameter yang dilintasi dinyatakan

dalam sentimeter. Serviks dikatakan membuka penuh bila

Page 178: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

161

diameternya 10 cm, karena bagian terbawah ukuran bayi aterm

biasanya dapat melewati serviks yang membuka lebar.

c) Posisi serviks

Hubungan antara ostium serviks dengan kepala janin dikategorikan

sebagai posterior, posisi tengah, atau anterior. Posisi posterior

mengesankan persalinan preterm.

d) Station

Ketinggian bagian terbawah janin di jalan lahir digambarkan dalam

hubungannya dengan spina ischiadika yang terletak di tengah-tengah

antara pintu atas panggul dan pintu bawah panggul. Jika bagian

terbawah janin terletak terletak setinggi spina ischiadika, keadaan ini

disebut sebagai station nol (0). Pada tahun 1988, American College

of Obstreticians and Gynecologis mulai menggunakan suatu

klasifikasi stasion yang membagi panggul di atas dan di bawah spina

menjadi lima bagian. Pembagian ini menggambarkan ukuran (cm) di

atas dan dibawah spina. Jadi, saat bagian terbawah turun dari pintu

atas panggul menuju spina ischiadika, disebut sevagai station -5, -4, -

3, -2, -1 lalu 0. Di bawah spina ischiadika, bagian terbawah janin

melewati station +1, +2, +3, +4 dan +5 untuk lahir. Station +5 cm

setara dengan kepala janin yang terlihat di introitus. Suatu perkiraan

korelasi dua metode untuk menggambarkan station adalah: +2 cm =

+1/3 dan +4 cm = +2/3 (American Academy of Pediatrics and the

American College of Obstetricians and Gynecologists, 1997).

Page 179: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

162

Jika bagian terbawah kepala janin berada di station 0 atau lebih

ke bawah lagi, engagement kepala sering kali telah terjadi; yaitu,

bidang biparietal kepala janin telah melewati pintu atas panggul. Jika

kepala mengalami moulage berat, atau jika terjadi pembentukan

kaput yang besar, atau keduanya, engagementmungkin belum terjadi

walaupun kepala tampaknya sudah berada di station 0.

e) Deteksi pecahnya selaput ketuban

Suatu diagnosis pasti pecahnya selaput ketuban dibuat apabila cairan

amnion terlihat berada di forniks posterior atau cairan jernih

mengalir dari kanalis servisis. Jika diagnosis tetap tidak pasti,

metode lain yang dapat digunakan adalah pengujian ph cairan

vagina, ph sekret vagina normalnya bekisar antara 4,5 dan 5,5,

sementara cairan amnion biasanya 7,0 sampai 7,5.

Menurut Varney (2009) frekuensi pemeriksaan dalam pada

wanita intrapartum yang normal dianjurkan melakukan pemeriksaan

dalam sebanyak 5 kali, yakni:

(1) Pada saat datang, untuk menetapkan informasi dasar

(2) Sebelum memutuskan jenis obat, jumlahnya, dan rute

pemberiannya.

(3) Untuk memastikan pembukaan sudah lengkap sehingga dapat

diputuskan apakah ibu harus mengejan, atau sebaliknya

(4) Setelah ketuban pecah, jika dicurigai atau kemungkinan terjadi

prolaps tali pusat.

Page 180: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

163

(5) Untuk mengecek prolaps tali pusat ketika perlambatan frekuensi

denyut jantung janin tidak kunjung membaik dengan prasat

biasa.

Menurut Wiknjosastro (2008), pemeriksaan dalam dilakukan

setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit).

5. Pemeriksaan Panggul Dalam

Ukuran panggul dalam menurut Saifuddin (2009) :

a) Bila promontorium teraba pada pemeriksaan dalam, berarti ada

kesempitan panggul

b) Normal linea inominata tidakteraba dalam pemeriksaan dalam, bila

teraba sebagian atau keseluruhan berarti ada kesempitan panggul

c) Spina ischiadika normal, tidak menonjol ke dalam. Bila menonjol

berarti ada kesempitan panggul

d) Sudut arcus pubis > 90°, bila kurang berarti ada kesempitan panggul

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan jika ada indikasi, menggunakan

sample urine dan darah adalah sebagai berikut:

a) Urine

Pemeriksaan yang dilakukan adalah reduksi urine dan kadar albumin

dalam urine sehingga diketahui apakah ibu menderita pre eklampsi

atau tidak (Romauli, 2011)

Menurut Cunningham (2005) pada beberapa unit, sebuah spesimen

urin yang diekskresikan (sedapat mungkin bebas dari debris)

Page 181: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

164

diperiksa kadar protein dan glukosanya. Spesimen urin diambil

untuk analisis protein hanya pada ibu hamil dengan hipertensi.

Pasien yang tidak menjalani perawatan prenatal harus dianggap

mempunyai risiko untuk sifilis, hepatitis B, dan HIV.

b) Darah

Ketika seorang wanita dirawat di rumah sakit untuk bersalin,

seringkali pemeriksaan hematokrit dan kadar hemoglobin harus

diulang. Pada pasien yang tidak terdaftar, pemeriksaan laboratorium

tersebut juga harus dilakukan begitu pula pemeriksaan golongan

darah, Rh, dan penapisan antibodi untuk antibodi atipikal

(Cunningham, 2009).

C. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Perumusan diagnosa persalinan disesuaikan dengan nomenklatu

kebidanan, seperti G….P….A…. usia…. tahun usia kehamilan ….

minggu inpartu kala I fase aktif dan janin tunggal hidup. Perumusan

masalah disesuaikan dengan kondisi ibu. Rasa takut, cemas, khawatir

dan rasa nyeri merupakan permasalahan yang dapat muncul pada

proses persalinan. Kebutuhan ibu bersalin adalah pemenuhan

kebutuhan fisiologis (makan, minum, oksigenasi, eliminasi, istrirahat

dan tidur) kebutuhan pengurangan rasa nyeri, support person ( atau

pendampingan dari orang dekat), penerimaan sikap dan tingkah laku

serta pemberian informasi tentang keamanan dan kesejahteraan ibu

dan janin (Kemenkes,RI 2017).

Page 182: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

165

D. Perencanaan

Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

ibu, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara

komprehensif. Penilaian dan intervensi yang akan dilakukan saat

persalinan adalah sebagai berikut

1. Kala I

a. Lakukan pengawasan menggunakan partograf, meliputi ukur

tanda-tanda vital ibu, hitung denyut jantung janin, hitung

kontraksi uterus, lakukan pemeriksaan dalam, serta catat

produksi urine, aseton dan protein.

b. Penuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu.

c. Atur aktivitas dan posisi ibu yang nyaman.

d. Fasilitasi ibu untuk buang air kecil.

e. Hadirkan pendamping ibu seperti suami maupun anggota

keluarga selama proses persalinan.

f. Ajari ibu tentang teknik relaksasi yang benar.

g. Berikan sentuhan, pijatan, counterpressure, pelvic rocking,

kompres hangat dingin pada pinggang, berendam dalam air

hangat maupun wangi-wangian serta ajari ibu tentang teknik

relaksasi dengan cara menarik napas panjang secara

berkesinambungan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan

oleh ibu.

Page 183: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

166

h. Informasikan tentang perkembangan dan kemajuan persalinan

pada ibu maupun keluarga.

Tabel 2.12 Frekuensi Minimal Penilaian dan Intervensi

dalam Persalinan Normal

Parameter Frekuensi pada fase

laten

Frekuensi pada fase

aktif

Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit

Denyut jantung janin Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

Penurunan Setiap 4 jam* Setiap 4 jam*

Sumber : Sondakh (2013)

2. Kala II

a. Anjurkan ibu untuk mimilih posisi yang nyaman saat bersalin.

b. Ajari ibu cara meneran yang benar.

c. Lakukan pertolongan kelahiran bayi sesuai dengan standar

asuhan persalinan normal.

3. Kala III

Lakukan pertolongan kelahiran plasenta sesuai dengan managemen

aktif kala III yang tercantum dalam asuhan persalinan normal.

4. Kala IV

a. Lakukan penjahitan luka jika ada luka pada jalan lahir.

b. Fasilitasi ibu untuk memperoleh kebersihan diri, istirahat dan

nutrisi.

c. Lakukan observasi kala IV sesuai dengan standar asuhan

persalinan normal.kondisi klien/pasien (Kemenkes,RI 2017).

Page 184: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

167

E. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan dengan

rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada ibu.

1. Kala I

a. Melakukan pengawasan menggunakan partograf, meliputi

mengukur tanda-tanda vital ibu, menghitung denyut jantung janin,

menghitung kontraksi uterus, melakukan pemeriksaan dalam,

serta mencatat produksi urine, aseton, dan protein.

b. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu.

c. Mengatur aktivitas dan posisi ibu.

d. Memfasilitasi ibu untuk buang air kecil.

e. Menghadirkan pendamping ibu seperti suami maupun anggota

keluarga selama proses persalinan.

f. Mengajari ibu tentang teknik relaksasi yang benar.

g. Memberikan sentuhan, pijatan, counterpressure, pelvic rocking,

kompres hangat dingin pada pinggang, berendam dalam air

hangat maupun wangi-wangian serta mengajari ibu tentang teknik

relaksasi dengan cara menarik napas panjang secara

berkesinambungan untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan

oleh ibu.

h. Menginformasikan tentang perkembangan dan kemajuan

persalinan pada ibu maupun keluarga.

Page 185: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

168

2. Kala II

a. Menganjurkan ibu untuk mimilih posisi yang nyaman saat

bersalin.

b. Mengajari ibu cara meneran yang benar.

c. Melakukan pertolongan kelahiran bayi sesuai dengan standar

asuhan persalinan normal.

3. Kala III

a. Melakukan pertolongan kelahiran plasenta sesuai dengan

managemen aktif kala III yang tercantum dalam asuhan

persalinan normal.

4. Kala IV

a. Melakukan penjahitan luka jika ada luka pada jalan lahir.

b. Memfasilitasi ibu untuk memperoleh kebersihan diri, istirahat

dan nutrisi.

c. Melakukan observasi kala IV sesuai dengan standar asuhan

persalinan normal.

8. Evaluasi

Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan

asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat, dikomunikasikan

dengan ibu dan atau keluarga serta ditindak lanjuti sesuai dengan

kondisi ibu.

Page 186: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

169

1. Kala I

a. Telah dilakukan pengawasan menggunakan partograf, meliputi

ukur tanda-tanda vital ibu, hitung denyut jantung janin, hitung

kontraksi uterus, lakukan pemeriksaan dalam, serta catat produksi

urine, aseton dan protein.

b. Ibu bersedia untuk makan dan minum sebagai upaya persiapan

kelahiran bayi.

c. Ibu memilih untuk jalan-jalan terlebih dahulu lalu berbaring

dengan posisi miring ke kiri.

d. Ibu bersedia untuk buang air kecil secara mandiri.

e. Suami ibu dan atau anggota keluarga ibu telah mendampingi ibu

selama proses persalinan.

f. Ibu mengerti dan dapat melakukan teknik relaksasi dengan benar.

g. Telah diberikan sentuhan, pijatan, counterpressure, pelvic

rocking, kompres hangat dingin pada punggung, berendam dalam

air hangat maupun wangi-wangian pada ibu, ibu dapat melakukan

teknik relaksasi dengan menarik napas panjang dengan baik dan

benar serta ibu merasa nyaman.

h. Ibu maupun keluarga telah mendapatkan informasi mengenai

perkembangan dan kemajuan persalinan.

2. Kala II

a. Ibu memilih posisi setengah duduk untuk melahirkan bayinya.

b. Ibu mengerti dan dapat meneran dengan benar.

Page 187: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

170

c. Bayi lahir jam …. WIB menangis kuat dengan jenis kelamin laki-

laki (Hanya sebagai contoh).

3. Kala III

Plasenta lahir spontan dan lengkap pada jam… WIB

dengan luka pada jalan lahir (Hanya sebagai contoh).

4. Kala IV

a. Luka pada jalan lahir telah didekatkan dengan teknik penjahitan

jelujur dan benang cromic.

b. Ibu bersedia untuk disibin, istirahat, makan dan minum.

c. Observasi kala IV telah dilakukan sesuai dengan standar asuhan

persalinan normal (Kemenkes,RI 2017).

9. Dokumentasi

Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang

tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP.

S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.

O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap klien.

A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.

P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evaluasi dan rujukan (Kemenkes,RI 2017).

Page 188: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

171

2.3 Nifas

2.3.1 Konsep Dasar Nifas

A. Pengertian

1. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

nifas kira-kira berlangsung selama 6 minggu (Saifuddin, 2009).

2. Kala puerperium yang berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari

merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan pada

keadaan yang normal (Manuaba, 2012).

3. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin,2009).

B. Fisiologis Masa Nifas

Menurut (Sulistyawati,2009), masa nifas dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:

1. Puerperium Dini

Merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap bersih dan

boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium Intermedial

Merupakan masa kepulihan seluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8

minggu.

3. Remote Puerperium

Merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

Page 189: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

172

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama

berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

Pada masa nifas terjadi perubahan-perubahan penting yang

menyertainya, antara lain sebagai berikut :

a. Laktasi

Menurut (Maritalia,2012), laktasi adalah proses produksi,

sekresi dan pengeluaran Air Susu Ibu (ASI). Laktasi atau menyusui

mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (hormon prolaktin)

dan pengeluaran ASI (hormon oksitosin). (Marmi,2012)

menambahkan pada masa hamil terjadi perubahan payudara yang

disebabkan oleh berkembangnya kelenjar payudara proliferasi sel-sel

duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembuatan ASI. Proses

proliferasi dipengaruhi oleh hormon laktogen, prolaktin,

koriogonadotropin, estrogen dan progesteron.

Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang dari ujung

putting keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut

karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon

prolaktin dari hipofise. Setelah persalinan kadar estrogen dan

progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin

tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin.

Oleh karena itu ASI segera keluar. Biasanya pengeluaran ASI

dimulai pada hari kedua atau ketiga setelah melahirkan. Setelah

persalinan, segera susukan bayi karena akan memacu lepasnya

Page 190: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

173

prolaktin dari hipofise sehingga pengeluaran ASI bertambah lancar.

Dua hari pertama pasca persalinan, payudara kadang-kadang terasa

penuh dan sedikit sakit. Keadaan yang disebut engorgment

disebabkan oleh bertambahnya peredaran darah ke payudara serta

mulainya laktasi yang sempurna.

Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran

laktasi. Refleks-refleks tersebut antara lain:

1) Refleks prolaktin

Menurut (Maritalia,2012), akhir kehamilan prolaktin

memegang peran untuk membuat kolostrum, tetapi jumlahnya

masih terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen

dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, hormon

estrogen dan progesteron menurun sehingga tidak ada lagi yang

menghambat aktivitas prolaktin. (Marmi,2012) menambahkan

sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada

putting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut

afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu dilanjutkan ke

bagian depan hipofise yang memacu pengeluaran hormon

prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi, prolaktin memacu

sel kelenjar memproduksi air susu. Jadi, semakin sering bayi

menyusu, semakin banyak prolaktin yang dilepaskan oleh

hiposife, sehingga semakin banyak air susu yang diproduksi

oleh sel kelenjar.

Page 191: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

174

(Maritalia,2012) menambahkan kadar prolaktin pada ibu

menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan

sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada

peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun

pengeluaran ASI tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak

menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu

kedua sampai minggu ketiga.

2) Refleks aliran (Let down reflex)

Menurut (Marmi,2012), rangsangan yang ditimbulkan bayi

saat menyusu diantar sampai belakang kelenjar hipofise yang

akan melepas oksitosin dan masuk ke dalam darah. Oksitosin

akan memicu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan

duktuli berkontraksi sehingga ASI dari alveoli ke duktuli dan

sinus menuju putting susu. Keluarnya ASI karena kontraksi otot

polos tersebut disebut refleks aliran. Oksitosin juga

mempengaruhi jaringan otot polos rahim berkontraksi sehingga

mempercepat lepasnya plasenta dari dinding rahim dan

membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu,

bayi baru lahir harus segera disusukan pada ibunya jika keadaan

memungkinkan. Dengan sering menyusui, penciutan rahim akan

semakin cepat dan semakin baik. Refleks aliran dipengaruhi

oleh keadaan kejiwaan ibu. Rasa khawatir dan rasa sakit (misal

luka jahitan) yang dirasakan ibu dapat menghambat refleks

Page 192: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

175

tersebut. Diduga hal ini menyebabkan lepasnya adrenalin yang

menghambat oksitosin tidak dapat mencapai otot polos. Dengan

demikian, tidak ada rangsangan kontraksi otot polos.

(Maritalia,2012) menambahkan ada beberapa faktor yang

dapat meningkatkan reflek aliran antara lain melihat bayi,

mendengarkan suara bayi, mencium bayi dan memikirkan untuk

menyusui bayi

Laktasi dimulai pada semua wanita dengan perubahan

hormon saat melahirkan. Wanita yang menyusui berespon

terhadap menstimulus bayi yang disusui akan terus melepaskan

hormon dan stimulasi alveoli yang memproduksi susu

(Varney,2009).

Produksi ASI terjadi sesudah kelahiran bayi ketika kadar

hormon estrogen menurun. Penurunan kadar estrogen

memungkinkan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI.

Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh

menyusunya bayi pada payudara ibu. Hisapan bayi memicu

pelepasan ASI dari alveolus mamae melalui duktus kesinus

lactiferous serta merangsang produksi oksitosin oleh kelenjar

hipofisis posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan

kontraksi sel-sel khusus (sel-sel myoepitel) yang mengelilingi

alveolus mamae dan duktus laktiferus. Kontraksi sel-sel khusus

ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus lactiferous

Page 193: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

176

menuju sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan

(Purwanti,2012).

Menurut (Manuaba ,2012), proses pengeluaran ASI terdiri dari :

a) Kolostrum

(1) Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi.

(2) Kolostrum mengandung imunoglobulin, laktoferin, ion-ion

(Na, Ca, K, Zn, Fe), vitamin (A, E, K, dan D), lemak, dan

rendah laktosa.

(3) Pengeluaran kolostrum berlangsung sekitar 2-3 hari dan

diikuti ASI yang mulai berwarna putih.

(4) Kolostrum banyak mengandung antibody dan anti infeksi

serta dapat menumbuhkembangkan flora dalam usus bayi,

untuk siap menerima ASI.

b) ASI transisi (antara)

ASI antara, mulai berwarna putih bening dengan susunan yang

disesuaikan kebutuhan bayi, dan kemampuan mencerna usus

bayi. ASI peralihan diproduksi pada hari ke 4-10

(Anggraeni,2010).

c) ASI sempurna

Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi,

sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna.Dengan

memperhatikan perkembangan pengeluaran ASI, tidak ada ASI

yang tidak berguna (Manuaba,2012).

Page 194: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

177

ASI sempurna disekresi pada hari ke 10 sampai seterusnya

(Anggraeni,2010).

b. Involusi uterus

Menurut (Manuaba,2012), setelah bayi dilahirkan uterus selama

persalinan mengalami kontraksi dan retraksi akan menjadi keras,

sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada

bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang

membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup

sempurna, dengan demikian terhindar dari perdarahan postpartum.

Pada involusi uteri terjadi proses autolysis yaitu proses

penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uteri. Enzim

proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat

mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali

lebarnya dari sebelum hamil. Sitoplasma sel yang berlebihan

tercerna sendiri sehingga tertinggal jaringan fibroelastic dalam

jumlah renik sebagai bukti kehamilan (Purwanti, 2012).

Menurut Dewi (Maritalia,2012) proses involusi uterus adalah

sebagai berikut:

1) Iskemia miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus

dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relatif

anemi dan menyebabkan serat otot atrofi.

Page 195: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

178

2) Autolysis

Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang

terjadi di dalam otot uterina. Enzim proteolitik akan

memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur

hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebarnya dari

semula salama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai

pengrusakan secara langsung jaringan hipertropi yang

berlebihan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon

estrogen dan progesteron.

3) Efek oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi

otot uterina sehingga akan menekan pembuluh darah yang

mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini

membantu untuk mengurangi situs atau tempat implementasi

plasenta serta mengurangi perdarahan. Penurunan ukuran uterus

yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika

turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks.

Segera setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira 2/3

hingga 3/4 dari jalan atas diantara simpisis pubis dan umbilikus.

Kemudian naik ke tingkat umbilikus dalam beberapa jam dan

bertahan satu hingga dua hari dan kemudian secara berangsur-

angsur turun ke pelviks yang secara abdominal tidak dapat

teraba di atas simpisis setelah 10 hari.

Page 196: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

179

c. Lochea

Menurut (Varney,2009), lochea adalah istilah untuk sekret dari

uterus yang keluar melalui vagina selama puerpurium.

Menurut (Manuaba,2012). Lochea adalah pengeluaran cairan

sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat implantasi plasenta

yang terjadi pada masa nifas, pengeluaran lochea dapat dibagi

berdasarkan jumlah dan warnanya sebagai berikut :

1) Lochea rubra (kurulenta) keluar dari hari ke 1- 3 hari, berwarna,

merah dan hitam dan terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa,

rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah.

2) Lochea sanguinolenta, keluar dari hari ke 3-7 hari, berwarna

putih bercampur merah.

3) Lochea serosa, keluar dari hari ke 7-14 hari, berwarna

kekuningan.

4) Lochea alba, keluar setelah hari ke 14, berwarna putih.

Lochea mempunyai karakteristik bau seperti aliran menstruasi.

Bau lochea ini paling kuat pada lochea serosa. Lochea mulai terjadi

pada jam-jam pertama pasca partum, berupa sekret kental dan

banyak. Biasanya wanita mengeluarkan sedikit lochea saat berbaring

dan mengeluarkan darah lebih banyak saat bangkit dari tempat tidur.

Hal ini terjadi akibat pengumpulan darah di forniks vagina atas saat

wanita mengambil posisi rekumben (Varney,2009). Penjelasan

Page 197: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

180

mengenai lochea berdasarkan waktu dan warna dpat dilihat pada

tabel 2.13:

Tabel 2.13. Lochea berdasarkan waktu dan warna

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri

Rubra

(kruenta)

1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari darah segar,

jaringan sisa-sisa plasenta,

dinding rahim, lemak bayi,

lanugo (rambut bayi), dan

sisa mekoneum

Sanguinolenta 4-7 hari Merah kecoklatan

dan berlendir

Sisa darah bercampur lender

Serosa 7-14 hari Kuning

kecoklatan

Lebih sedikit darah dan lebih

banyak serum, juga terdiri

dari leukosit dan

robekan/laserasi plasenta

Alba >14 hari

postpartum

Putih Mengandung leukosit, sel

desidua dan sel epitel,

selaput lendir serviks dan

serabut jaringan yang mati

Lokia

purulenta

Terjadi infeksi, keluar cairan

seperti nanah berbau busuk

Lokiastasis Lokia tidak lancar keluarnya

Sumber :Anggraini, yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas.

C. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

1. Nutrisi

Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap

hari. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral, dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter air setiap

hari (dianjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Pil zat besi

harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari

pasca bersalin. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa

memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya

(Saifuddin,2009).

Page 198: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

181

2. Eliminasi

Segera setelah pascapartum kandung kemih, edema, mengalami

kongesti, dan hipotonik, yang dapat ,menyebabkan overdistensi,

pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urien yang berlebihan

kecuali perawatan diberikan untuk memastikan berkemih secara

periodik. Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra

menghilang dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali wanita

mengalami infeksi saluran kemih. Diuresis mulai segera setelah

melahirkan dan berakhir hingga hari kelima pascapartum. Diuresis

adalah rute utama tubuh untuk membuang kelebihan cairan

interstisial dan kelebihan volume cairan (Varney, 2009).

Miksi dan defekasi diatur sehingga kelancaran kedua sistem

tersebut dapat berlangsung dengan baik (Manuaba, 2012).

Menurut (Purwanti,2012), ibu setelah melahirkan harus BAK

dalam waktu 6 jam postpartum, bila dalam 8 jam belum BAK atau

sekali BAK belum melebihi 100 cc, maka dilanjutkan kateterisasi.

Jika pada hari ketiga belum BAB, maka berikan laxansia dan diet

tinggi serat.

3. Personal hygiene

Mengajarkan pada ibu bagaimana membersihkan daerah

kelamin dengan sabun dan air. Sarankan pada ibu untuk mengganti

pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Sarankan

Page 199: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

182

ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan

sesudah membersihkan daerah kelaminnya (Saifuddin, 2009).

Pakaian agak longgar terutama di daerah dada sehingga

payudara tidak tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat dengan

kencang karena tidak akan memengaruhi involusi. Pakaian dalam

sebaiknya yang menyerap, sehingga lochea tidak memberikan iritasi

pada sekitarnya. Kassa pembalut sebaiknya dibuang setiap saat

terasa penuh dengan lochea (Manuaba, 2012).

4. Istirahat

Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah

kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu

dalam beberapa hal, yaitu: mengurangi jumlah ASI yang diproduksi,

memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak

perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk

merawat bayi dan dirinya sendiri (Saifuddin, 2010).

5. Aktivitas

Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan

panggul kembali normal. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa

menit setiap hari sangat membantu, seperti mengurangi rasa sakit

pada punggung (Saifuddin, 2010).

6. Seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

Page 200: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

183

jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah

berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk

memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami

istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6

minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan

yang bersangkutan (Saifuddin, 2010).

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya ke

dalam vagina tanpa rasa nyeri (Purwanti, 2012)

7. Latihan

Delapan jam post partum ibu harus tidur terlentang untuk

mencegah terjadinya perdarahan post partum. Setelah 8 jam boleh

miring ke kiri atau ke kanan untuk mencegah adanya trombosis.

Pada hari kedua, bila perlu, telah dapat dilakukan latihan-latihan

senam. Umumnya pada hari ketiga ia dapat duduk, pada hari

keempat berjalan, dan pada hari kelima, dapat dipulangkan

(Wiknjosastro, 2009).

Menentukan ukuran diastasis rektus abdominalis (derajad

pemisahan otot rektus abdominalis) sebagai evaluasi denyut otot

abdominal dengan menentukan derajad diastasis (Anggraini,2010).

Page 201: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

184

8. Senam nifas

Menurut (Anggraini,2010) senam nifas adalah senam yang

dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya

pulih kembali. Tujuannya untuk mengencangkan otot perut, liang

senggama, otot-otot sekitar vagina maupun otot-otot dasar panggul,

memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap tubuh setelah

hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, memperbaiki

regangan otot abdomen atau perut setelah hamil, memperbaiki

regangan otot tungkai bawah, dan memperbaiki kesadaran untuk

melakukan relaksasi otot-otot dasar panggul, kondisi umum ibu jadi

lebih baik, rehabilitasi atau pemulihan jadi bisa lebih cepat,

memperbaiki nafsu makan, hingga asupan makannya bisa

mencukupi kebutuhannya, pada mereka yang melahirkan secara

sesar, beberapa jam setelah keluar kamar operasi, pernapasanlah

yang dilatih guna mempercepat penyembuhan luka, sementara

latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarkan sirkulasi

darah di tungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun

dari tempat tidur.

D. Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas

Post partum blues biasanya dimulai pada beberapa hari setelah

kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari. Penyababnya antara lain

lingkungan tempat melahirkan yang kurang mendukung, perubahan

hormon yang cepat, dan keraguan terhadap peran yang baru.

Page 202: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

185

Karakteristik post partum blues meliputi menangis, merasa letih karena

melahirkan, gelisah, perubahan alam perasaan, menarik diri, serta reaksi

negatif terhadap bayi dan keluarga (Purwanti,2012).

Menurut (Anggraini,2010), ibu menunjukkan depresi ringan

beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai

postpartumblues. Postpartumblues sebagian besar merupakan

perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang

terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi diakibatkan

sejumlah faktor. Penyebab yang paling menonjol adalah kekecewaan

emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami

kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan, rasa sakit masa

nifas awal, kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan

postpartum, kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya

setelah meninggalkan rumah sakit, rasa takut menjadi tidak menarik

lagi bagi suaminya.Menurut Rubin dalam (Anggraini,2010), membagi

nifas menjadi3 tahap :

1. Taking in (1-2 hari post partum)

Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada

dirinya, tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan

pengalaman proses bersalin yang dialami.

Wanita yang baru melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk

mencegah gejala lelah, cepat tersinggung, campur baur dengan

proses pemulihan.

Page 203: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

186

2. Taking hold (2-4 hari post partum)

Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan

khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya.

Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam

mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai

kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan

menyusui, memberi minum, mengganti popok.

Wanita pada masa ini sangat sensitive akan

ketidakmampuannya, cepat tersinggung dan cenderung menganggap

pemberitahuan bidan atau perawat sebagai teguran, maka hati-hati

dalam berkomunikasi dengan wanita ini dan perlu memberi support.

3. Letting go

Pada masa ini pada umumnya ibu sudah pulang dari RS. Ibu

mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, dia harus

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi, begitu juga adanya

grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi sosial

tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada masa ini.

E. Tanda Bahaya Pada Masa Nifas

1. Perdarahan Post Partum

Menurut (Bahiyatun,2009) perdarahan per vaginam yang

melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan

parca persalinan.

Page 204: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

187

Terdapat beberapa masalah mengenai perdarahan per vaginam,

antaralain:

a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang

sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari biasanya.

Darah tersebut bercampur cairan amnion atau urine. Darah

tersebar pada spon, handuk, dan kain di dalam ember dan lantai.

b. Volume darah yang hilang juga bervariasi. Kekuatan darah

dapat diketahui dari kadar hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan

kadar HB normal dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan

darah yang mungkin dapat menyebabkan anemia. Seorang ibu

yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal

dari kehilangan darah.

c. Perdarahan postpartum dapat terjadi secara lambat dalam jangka

waktu beberapa jam dan kondisi ini mungkin tidak dikenali

hingga terjadi syok.

Penanganan yang dapat dilakukan kepada pasien adalah

menstabilkan terlebih dahulu dengan memberikan cairan,

menghentikan perdarahan dan rujukan.

2. Lochea Berbau Busuk (PURULENTA)

Menurut (Mochtar,2012), Lochea dibagi dalam beberapa jenis:

a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan

mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.

Page 205: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

188

b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan

lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.

c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 pasca persalinan.

d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.

e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah

berbau busuk.

f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.

Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang

disebutkan di atas kemungkinan adanya :

a) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi

uterus yang kurang baik.

b) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra

lebih banyak karena kontraksi uterus kurangbaik.

c) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik

sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau

anyir atau amis.

Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut

bagian bawah kemungkinan diagnosisnya adalah metritis. Metritis

adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu

penyebab terbesar kematian ibu. Bila pengobatan terlambat atau

kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik

(Mochtar, 2012).

Page 206: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

189

3. Sub Involusi

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim

dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-

60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau

terganggu disebut sub-involusi (Mochtar,2012). Sub involusi

merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan kemunduran

yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif,kadang lebih

banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang

mengarah ke ukurannya (Varney, 2009).

Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam

uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2010).

Tanda dan gejala:

a) Letak fundus uteri tetap tinggi atau penurunan fundus uteri

lambat.

b) Pengeluaran lochea seringkali gagal berubah.

c) Terdapat bekuan darah.

d) Lochea berbau menyengat.

e) Uterus tidak berkontraksi.

f) Terlihat pucat.

g) Tekanan darah rendah serta suhu tubuh tinggi

h) Lemah

Page 207: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

190

4. Nyeri perut dan pelvis

Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan

komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan

pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian

33% dari seluruh kematian karena infeksi. Peritonitis adalah

peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera

dalam rongga perut.

5. Pusing dan lemas yang berlebih

Menurut (Manuaba,2012), pusing merupakan tanda bahaya pada

nifas, Pusing bisa disebabkan oleh karena tekanan darah rendah.

Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh

anemia bila kadar haemoglobin 9. Lemas yang berlebihan juga

merupakan tanda tanda bahaya , dimana keadaan lemas disebabkan

oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu

kelihatan pucat, tekanan darah rendah.

Pencegahan dan penanganan :

1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

2) Makanan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral, vitamine yang cukup

3) Minum sedikit 3 liter setiap hari

4) Pil Zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya

selama 40 hari pasca persalinan

Page 208: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

191

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

kadar vitamin kepada bayinya

6) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan berlebih

7) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi asi dan

memperlambat proses involusi uterus

6. Suhu Tubuh ibu > 38°C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit

baik antara 37,2°C -37,8°C oleh karena reabsopsi benda benda

dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam

reabsorbsi. Hal itu adalah normal. Namun bila terjadi peningkatan

berlebih 38°C secara berturut turut selama 2 hari kemungk inan

terjadi infeksi (Mochtar, 2012).

Penyebab demam di masa puerperium yang berkaitan dengan

persalinan dibagi menjadi 2 yaitu penyebab infeksius dan non

infeksius.

1) Penyebab Infeksius

a) Sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia

yang terjadi setiap saat pada awitan pecah ketuban atau

persalinan dan lebih dari 42 jam postpartum atau lebih

dimana terdapat 2 atau lebih gejala berikut:

(1) Nyeri pelvik

(2) Demam 38,5 C atau lebih yang diukur melalui oral

kapan saja.

Page 209: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

192

(3) Rabas-vagina yang abnormal

(4) Rabas vagina yang berbau busuk

(5) Keterlambatan dalam kecepatan penurunan uterus

b) Infeksi pada payudara, seperti mastitis atau stadium lanjut ,

abses payudara

c) Infeksi saluran kemih

d) Infeksi luka ( jaringan parut pada SC)

e) Gangguan pada tromboembolik, temasuk tromboflebitis

superficial dan thrombosis vena dalam

2) Penyebab Non-infeksius

Peningkatan suhu badan yang tidak banyak merupakan hal

yang sangat umum selama periode post partum terutama dalam

24 jam pertama. Penyebab demam seperti antara lain dehidrasi,

luka/ trauma pada jaringan, reaksi terhadap protein janin,

pembengkakan payudara. Meskipun demam yang terjadi dalam

24 jam pertama setelah persalinan dianggap tidak berkaitan

dengan infeksi , suhu sekitar 38,5°C atau lebih selama 24 jam

pertama harus menyiagakan bidan akan kemungkinan terjadinya

sepsis puerperalis.

Penanganan umum bila terjadi demam :

a) Istirahat baring

b) Rehidrasi per infuse

c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu

Page 210: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

193

d) Jika ada syok segera beri pengobatan, untuk menilai berkala

karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat

(WHO,2012)

7. Sakit kepala

Wanita yang baru melahirkan sering mengeluh sakit kepala

hebat atau penglihatan kabur. Penanganan terhadap gangguan ini

meliputi:

a) Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan.

b) Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan

masker dan balon. Lakukan intubasi jika perlu. Dan jika

pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan jalana napas serta

beri oksigen 4-6 liter per menit.

c) Jika pasien tidak sadar atau koma, bebaskan jalan napas,

baringkan miring, ukur suhu tubuh, periksa apakah ada kaku

tengkuk (Bahiyatun, 2009).

8. Pembengkakan wajah atau ekstermitas

Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan

pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau

kaki mengalami oedema (Bahiyatun, 2009). Udem adalah

tertimbunnya cairan dalam jaringan , akibat adanya gannguan

keseimbangan. Udem dapat terjadi oleh :

a) Adanya tekanan hidrostatik yang sangat tinggi pada pembuluh

kapiler seperti misalnya bila aliran darah vena tersumbat,

Page 211: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

194

b) Tekanan osmotik terlalu rendah, karena kadar protein plasma,

terutama albumin sangat rendah.

c) Sumbatan pada aliran limfe.

d) Kerusakan dinding kapiler sehingga plasma dapat merembes

keluar dan masuk ke dalam jaringan serta menimbulkan tekanan

osmotik yang melawan tekanan osmotik protein dalam aliran

darah.

Udem juga terlihat pada adanya trombosis pada vena-vena betis

yang terletak dalam, biasanya merupakan komplikasi berbahaya

akibat berbaring yang terlalu lama, yang menyebabkan aliran dalam

darah vena menjadi lambat sehinga membeku. Trombosis seperti ini

terjadi akibat infeksi.

9. Payudara bengkak

Menurut (Bahiyatun,2009) payudara bengkak yang tidak disusu

secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas,

terasa sakit, dan akhirnya terjadi mastitis. Puting lecet akan

memudahkan masuknya kuman dan terjadinya payudara bengkak.

BH/bra yang terlalu ketat mengakibatkan engorgement segmental.

Bila payudara ini tidak disusukan dengan adekuat, dapat terjadi

mastitis. Kelainan pada payudara pada masa nifas diantaranya:

a) Bendungan ASI Disebabkan oleh pembendungan air susu karena

penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar yang

tidak dikosngkan secara sempurna atau karena kelainan pada

Page 212: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

195

putting susu. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa panas

sampai suhu badan meningkat. Penanganan sebaiknya dimulai

sejak hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah

terjadinya kelianan-kelainan. Bila terjadi juga berikan terapi

simtomatis untuk sakitnya (analgetika), sebelum menyusukan

pengurutan dahulu atau dipompa sehingga sumbatan hilang.

b) Mastitis dan abses mamae adalah suatu peradangan pada

payudara yang disebabkan kuman, terutama staphylococcus

aureus melalui luka pada puttimng susu, atau melalui peredaran

darah. Mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan

abses payudara yang bisa pecah ke permukaan kulit dan

menimbulkan borok yang besar. Keluhannya adalah payudara

membesar, keras, nyeri kulit memerah, dan membisul (abses),

dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah

bercampur dengan air susu.

Gangguan ini dapat diatasi dengan :

1) Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada

payudara yang sakit selama dan sesering mungkin. Hal ini

dilakukan agar payudara kosong.selanjutnya, susukan bayi pada

payudara yang normal.

2) Beri kompres panas.Hal ini dapat dilakukan dengan

menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada

payudara yang terkena.

Page 213: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

196

3) Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi

berbaring, duduk, atau posisi memegang bola ( football

position).

4) Pakai BH longgar

5) Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi.

6) Banyak minum (2 liter per hari).

Dengan penatalaksanaan tersebut, biasanya peradangan akan

menghilang setelah 48 jam, dan jarang sekali yang menjadi abses.

Tetapi bila dengan cara-cara tersebut tidak ada perbaikan setelah 12

jam, ibu perlu diberi antibiotik selama 5-10 hari dan analgesik

(Bahiyatun, 2009).

10. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga

lemas dan karena kehabisan tenaga. Hendaknya ibu lekas diberi

minuman hangat, susu, atau teh yang bergula. Apabila ibu

menghandaki makanan, berikan makanan yang sifatnya ringan.

walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak

langsung turut mengadakan proses persalinan, tetapi sedikit atau

banyak pasti dipengaruhi proses persalinannya. Sehingga alat

pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaannya kembali.

Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-

banyak nya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya

disebabkan adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun

Page 214: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

197

terganggu sehingga ibu tidak ingin makan sampai kehilangan itu

hilang. (Sunarsih,2011). Menurut (Sunarsih,2011) Penyebab

hilangnya nafsu makan pada si ibu yaitu :

a) Ibu post partum blues

b) Kurangnya dukungan dari keluarga (terutama suami)

c) Ibu mengidap suatu penyakit dlam pencernaan atau anggota

tubuh

d) Kedaan ekonomis yang tidak mendukung

e) Kurang istirahat.

Penanganan hal tersebut adalah :

a) Dengan pendekatan atau bimbingan psikiatri

b) Anjurkan ibu untuk makan yang segar dan bervariasi setiap hari,

yaitu:

1) Makan sumber protein nabati dan hewani, seperti : daging,

telur, kacang-kacangan dan ayam.

2) Makanan sumber kerbohidrat, seperti : beras, jagung,

kentang, dan ubi.

3) Sayuran (sperti : bayam, kangkung) dan buah-buahan

(seperti : jeruk, pepaya, pisang dan mangga)

c) Anjurkan ibu untuk makan sedikit-sedikit tetapi sering

d) Anjurkan ibu untuk makan pil penambah darah, vitamin yang

diberikan dari rumah sakit (Sunarsih,2011)

11. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya dan diri sendiri

Page 215: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

198

Pada minggu-minggu awal setelah persalinan kurang lebih 1

tahun ibu post partum cenderung akan mengalami perasaan-

perasaan yang tidak pada umumnya seperti merasa sedih, tidak

mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.

Faktor penyebab :

a) Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur

rasa takut yang di alami kebanyakan wanita selama hamil dan

melahirkan.

b) Rasa nyeri pada awal masa nifas.

c) Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah

melahirkan kebanyakan di rumah sakit.

d) Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya

setelah meninggalkan rumah sakit.

e) Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi. (Bahiyatun, 2009)

F. Kunjungan Pada Masa Nifas

Menurut Kemenkes RI (2017), Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah

pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang dilakukan

sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan. kunjungan

masa nifas yaitu pada 6 jam – 3 hari, 4 – 28 hari, 29– 42 hari pasca

persalinan.

Kunjungan nifas dibagi seperti dalam bentuk tabel berikut:

Page 216: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

199

Tabel 2.14 Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan

1

6jam-3 hari

setelah

persalinan

1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu

tubuh.

2. Pemantauan jumlah darah yang keluar.

3. Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.

4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6

bulan.

5. Pemberian kapsul vit. A 2 kali yaitu, satu kapsul segera

setelah melahirkan dan satu kapsul setelah 24 jam

pemberian kapsul vit. A pertama.

6. Minum Tablet tambah darah setiap hari.

7. Pelayanan KB pascasalin

2

4-28 hari

setelah

persalinan

1. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu.

2. Pemantauan jumlah darah yang keluar.

3. Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.

4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6

bulan.

5. Minum tablet darah setiap hari.

6. Pelayanan KB pascasalin.

3

29-42hari

setelah

persalinan

1. Pemeriksaan Tekanan darah, nadi, pernafasan dan

suhu.

2. Pemantauan jumlah darah yang keluar.

3. Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina.

4. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6

bulan.

5. Minum tablet tambah darah.

6. Pelayanan KB pascasalin

Sumber:Kemenkes RI,2014.

Standar kebidanan pada ibu nifas :

a) Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir

Tujuan :

Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya pernafasan

serta mencegah hipotermi, hipokglikemia dan infeksi.

Pernyataan standar:

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan

pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan

kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan

Page 217: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

200

kebutuhan. Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia.

(Al- Assaf, 2009)

b) Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan

Tujuan :

Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman selama

kala 4 untuk memulihkan kesehatan bayi, meningkatkan asuhan

sayang ibu dan sayang bayi, memulai pemberian IMD.

Pernyataan standar :

c) Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya

komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan

tindakan yang di perlukan. (Standar 15 : Pelayanan bagi Ibu dan Bayi

pada Masa Nifas.

Tujuan :

Memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari

setelah persalinan dan penyuluhan ASI ekslusif.

Pernyataan standar :

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui

kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke

enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan

bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini

penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa

nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,

Page 218: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

201

kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir,

pemberian ASI, imunisasi dan KB. (Al- Assaf.2009)

Al- Assaf,2009)

2.3.2 Asuhan Kebidanan Pada Nifas

A. Pengkajian Data

1. Data Subyektif

1) Biodata

1) Identitas

a) Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.

b) Umur: Semakin tua usia seseorang berpengaruh terhadap

semua fase penyembuhan luka sehubungan dengan adanya

gangguan sirkulasi dan koagulasi, respon inflamasi yang lebih

lambat dan penurunan aktivitas fibroblast (Kemenkes,RI

2017).

c) Agama: Untuk mengetahui keyakinan ibu sehingga dapat

membimbing dan mengarahkan ibu untuk berdoa sesuai

dengan keyakinannya (Kemenkes,RI 2017).

d) Suku/Bangsa: Asal daerah atau bangsa seorang wanita

berpengaruh terhadap pola pikir mengenai tenaga kesehatan,

pola kebiasaan sehari-hari (Pola nutrisi, pola eliminasi,

personal hygiene, pola istirahat dan aktivitas) dan adat istiadat

yang dianut (Kemenkes,RI 2017).

Page 219: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

202

e) Pendidikan: Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga

tenaga kesehatan dapat melalukan komunikasi dengan istilah

bahasa yang sesuai dengan pendidikan terakhirnya, termasuk

dalam hal pemberian konseling (Kemenkes,RI 2017).

f) Pekerjaan: Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi

pencapaian status gizinya. Hal ini dapat dikaitkan antara status

gizi dengan proses penyembuhan luka ibu. Jika tingkat sosial

ekonominya rendah, kemungkinan penyembuhan luka pada

jalan lahir berlangsung lama. Ditambah dengan rasa malas

untuk merawat dirinya (Kemenkes,RI 2017).

g) Alamat: Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan

dalam melakukan follow up terhadap perkembangan ibu

(Kemenkes,RI 2017).

2) Keluhan utama

Menurut Varney (2009), keluhan yang sering dialami ibu

masa nifas antara lain sebagai berikut :

a) Nyeri setelah bayi lahir

Nyeri setelah kelahiran disebabkan oleh kontraksi dan

relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus menerus.

Nyeri ini lebih umum terjadi pada wanita dengan paritas

tinggi dan pada wanita menyusui. Nyeri yang lebih berat

pada paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus,

menyebabkan relaksasi intermitten (sebentar-sebentar)

Page 220: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

203

berbeda pada wanita primipara yang tonus otot uterusnya

masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi

intermitten. Nyeri setelah lahir akan hilang jika uterus tetap

berkontraksi dengan baik, yang memerlukan kandung kemih

kosong.

b) Keringat berlebih

Wanita pascapartum mengeluarkan keringat berlebihan

karena tubuh menggunakan rute ini dan diuresis untuk

mengeluarkan kelebihan cairan interstisial yang disebabkan

oleh peningkatan normal cairan intraseluler selama

kehamilan.

c) Pembesaran payudara

Pembesaran payudara disebabkan kombinasi, akumulasi,

dan stasis air susu serta peningkatan vaskularitas dan

kongesti. Kombinasi ini mengakibatkan kongesti lebih lanjut

karena stasis limfatik dan vena. Hal ini terjadi saat pasokan

air susu meningkat, pada sekitar hari ke 3 pascapartum baik

pada ibu menyusui maupun tidak menyusui, dan berakhir

sekitar 24 hingga 48 jam. Nyeri tekan payudara dapat

menjadi nyeri hebat terutama jika bayi mengalami kesulitan

dalam menyusu. Peningkatan metabolisme akibat produksi

air susu dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh ringan.

Page 221: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

204

d) Nyeri perineum

Beberapa tindakan kenyamanan perineum dapat

meredakan ketidaknyamanan atau nyeri akibat laserasi atau

episiotomi dan jahitan laserasi atau episiotomi tersebut.

Sebelum tindakan dilakukan, penting untuk memeriksa

perineum untuk menyingkirkan kemungkinan adanya

komplikasi, seperti hematoma. Pemeriksaan ini juga

mengindikasikan tindakan lanjutan apa yang mungkin paling

efektif.

e) Konstipasi

Konstipasi dapat menjadi berat dengan longgarnya

dinding abdomen dan oleh ketidaknyamanan jahitan robekan

perineum derajat tiga (atau empat).

f) Hemoroid

Jika wanita mengalami hemoroid mereka mungkin

sangat merasa nyeri selama beberapa hari, jika terjadi selama

kehamilan, hemoroid menjadi taraumatis dan menjadi edema

selama wanita mendorong bayi pada kala II persalinan karena

tekanan bayi dan distensi saat melahirkan.

3) Riwayat Kesehatan

a) Anemia pada kehamilan yang tidak tertangani dengan baik

akan berpengaruh pada masa nifas yang menyebabkan :

terjadi sub involusi uteri, menimbulkan perdarahan post

Page 222: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

205

partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI

berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah

persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mammae

(Manuaba, 2012).

b) Penyakit TBC

Ibu dengan tuberculosis aktif tidak dibenarkan untuk

memberikan ASI karena dapat menularkan pada bayi

(Manuaba, 2012).

c) Pengaruh penyakit jantung dalam masa pasca persalinan/nifas

menurut Manuaba (2012) :

1) Setelah bayi lahir penderita dapat tiba-tiba jatuh kolaps,

yang disebabkan darah tiba-tiba membanjiri tubuh ibu

sehingga kerja jantung sangat bertambah, perdarahan

merupakan komplikasi yang cukup berbahaya.

2) Saat laktasi kekuatan jantung diperlukan untuk

membentuk ASI.

3) Mudah terjadi infeksi post partum, yang memerlukan

kerja tambahan jantung

4) Ibu yang pernah mengalami episode hipertensi pada

kehamilan dapat terus mengalaminya hingga

pascapartum (Fraser, 2009).

Page 223: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

206

4) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan

mempengaruhi proses adaptasi terhadap kehamilan,

persalinan, dan masa nifas-nya (Kemenkes RI, 2017).

4) Riwayat Kebidanan

a) Riwayat haid

Dengan memberikan ASI kembalinya menstruasi atau

haid sulit diperhitungkan dan bersifat individu. Sebagian

besar menstruasi kembali setelah 4 sampai 6 bulan. Dalam

waktu 3 bulan belum menstruasi, dapat menjamin bertindak

sebagai kontrasepsi (Manuaba, 2012).Biasanya wanita tidak

akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan

lagi haidnya selama meneteki (Saifuddin, 2010).

b) Riwayat nifas yang lalu

Masa nifas yang lalu tidak ada penyakit seperti

perdarahan post partum dan infeksi nifas. Maka diharapkan

nifas saat ini juga tanpa penyakit. Ibu menyusui ekslusif

sampai usia 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia anak 2

tahun. Terdapat pengeluaran lochea rubra sampai hari ketiga

berwarna merah. Lochea serosa hari keempat sampai

kesembilan warna kecoklatam. Lochea alba hari kesepuluh

sampai kelimabelas warna putih dan kekuningan. Ibu dengan

riwayat pengeluaran lochea purulenta, lochea stasis, infeksi

Page 224: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

207

uterin, rasa nyeri berlebihan memerlukan pengawasan

khusus. Dan ibu meneteki kurang dari 2 tahun. Adanya

bendungan ASI sampai terjadi abses payudara harus

dilakukan observasi yang tepat (Manuaba, 2012).

c) Riwayat Persalinan Sekarang

Menurut Marmi, (2012), lamanya persalinan serta

intervensi medis yang digunakan selam proses persalinan

dapat mempengaruhi psikis ibu. Diduga semakin besar

trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka

akan semakin besar trauma psikis yang muncul dan

kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan mengalami

depresi pascasalin, selain itu pada riwayat persalinan perlu

dikaji tentang jenis persalinan (spontan atau seksio sesaria),

kompikasi dalam persalinan, plasenta dilahirkan secara

spontan lengkap ada kelainan atau ada sisa plasenta, ada

robekan perineum atau tidak dan perdarahan selama proses

persalinan tidak lebih dari 500 cc. Anggraini (2010)

menambahkan tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis

kelamin anak, keadaan bayi meliputi BB, TB dan penolong

persalinan. Hal ini untuk mengetahui proses persalinan

mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada

masa nifas.

Page 225: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

208

d) Riwayat KB

Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi)

sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh

karena itu, metode amenorhe laktasi dapat dipakai sebelum

haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan

baru (Saifuddin, 2010).

Menurut Manuaba (2010), pemeriksaan postpartum

merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan metode

KB untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan.

Khusus untuk mendapatkan pelayanan kontap wanita

(Metode Operasi Wanita) sama sekali tidak diperlukan hamil.

Pelayanan kontap dapat dilayani setiap saat dikehendaki.

5) Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi: Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang

bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori untuk mendapat

protein, mineral, vitamin yang cukup dan minum sedikitnya

2-3 liter/hari. Selain itu, ibu nifas juga harus minum tablet

tambah darah minimal selama 40 hari dan vitamin A.

b) Pola Eliminasi: Ibu nifas harus berkemih dalam 4-8 jam

pertama dan minimal sebanyak 200 cc (Bahiyatun, 2009).

Sedangkan untuk buang air besar, diharapkan sekitar 3-4 hari

setelah melahirkan.

Page 226: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

209

c) Personal Hygiene: Bertujuan untuk mencegah terjadinya

infeksi yang dilakukan dengan menjaga kebersihan tubuh,

termasuk pada daerah kewanitaannya dan payudara, pakaian,

tempat tidur dan lingkungan.

d) Istirahat: Ibu nifas harus memperoleh istirahat yang cukup

untuk pemulihan kondisi fisik, psikologis dan kebutuhan

menyusui bayinya dengan cara menyesuaikan jadwal istirahat

bayinya.

e) Aktivitas: aktivitas dapat dilakukan secara bertahap,

memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat. Dalam 2 jam

setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan mobilisasi

Walyani (2016). Dilakukan secara perlahan lahan dan tetap

bertahap.Dapat dilakukan dengan miring kanan atau kiri

terlebih dahulu, kemudian duduk dan berangsur angsur

berdiri dan jalan (Nugroho 2016). Mobilisasi segera setelah

ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari

tempat tidurnya. Klien sudah diperbolehkan bangun dari

tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum (Ambarwati, 2010)

f) Hubungan Seksual: Biasanya tenaga kesehatan memberi

batasan rutin 6 minggu pasca persalinan untuk melakukan

hubungan seksual (Kemenkes,RI 2017).

Page 227: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

210

5) Data Psikologis

a) Respon orangtua terhadap kehadiran bayi dan peran baru

sebagai orangtua: Respon setiap ibu dan ayah terhadap

bayinya dan terhadap pengalaman dalam membesarkan anak

berbeda-beda dan mencakup seluruh spectrum reaksi dan

emosi, mulai dari tingginya kesenangan yang tidak terbatas

hingga dalamnya keputusasaan dan duka. Ini disesuaikan

dengan periode psikologis ibu nifas yaitu taking in, taking

hold atau letting go.

b) Respon anggota keluarga terhadap kehadiran bayi: Bertujuan

untuk mengkaji muncul tidaknya sibling rivalry.

c) Dukungan Keluarga: Bertujuan untuk mengkaji kerja sama

dalam keluarga sehubungan dengan pengasuhan dan

penyelesaian tugas rumah tangga (Kemenkes,RI 2017).

6) Latar Belakang Sosial Budaya

Dimasa lampau perawatan puerpurium sangat konservatif.

Wanita yang mengalami masa puerpurium diharuskan tidur

telentang selama 40 hari. Dampak sikap demikian pernah

dijumpai di Surabaya, terjadi adhesi antara labium minus dan

labium mayus kanan dan kiri, dan telah berlalu hampir 6 tahun

(Manuaba, 2012).

Menurut Saifuddin (2010), kebiasaan yang tidak bermanfaat

bahkan membahayakan, antara lain:

Page 228: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

211

a) Menghindari mengembangkan berprotein, seperti ikan/telur

karena ibu menyusui perlu tambahan kalori sebesar 500

kalori/hari.

b) Penggunaan bebet perut segera pada masa nifas (2-4 jam

pertama).

c) Penggunaan kantong es batu pada masa nifas (2-4 jam

pertama).

d) Penggunaan kantong es batu atau pasir untuk menjaga uterus

berkontraksi karena merupakan perawatan yang tidak efektif

untuk atonia uteri.

e) Memisahkan bayi dari ibunya untuk masa yang lama pada 1

jam setelah kelahiran karena masa transisi adalah masa kritis

untuk ikatan batin ibu dan bayi untuk mulai menyusu.

7) Psikososial

Post partum blues biasanya dimulai pada beberapa hari

setelah kelahiran dan berakhir setelah 10-14 hari. Penyababnya

antara lain lingkungan tempat melahirkan yang kurang

mendukung, perubahan hormon yang cepat, dan keraguan

terhadap peran yang baru. Karakteristik post partum blues

meliputi menangis, merasa letih karena melahirkan, gelisah,

perubahan alam perasaan, menarik diri, serta reaksi negatif

terhadap bayi dan keluarga (Purwanti,2012).

Page 229: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

212

Menurut Anggraini (2010), ibu menunjukkan depresi ringan

beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut

sebagai postpartumblues. Postpartumblues sebagian besar

merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh

wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering

terjadi diakibatkan sejumlah faktor. Penyebab yang paling

menonjol adalah kekecewaan emosional yang mengikuti rasa

puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama

kehamilan dan persalinan, rasa sakit masa nifas awal, kelelahan

karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum,

kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah

meninggalkan rumah sakit, rasa takut menjadi tidak menarik lagi

bagi suaminya.

8) Seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah

berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk

memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan

suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari

atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada

pasangan yang bersangkutan (Saifuddin, 2010).

Page 230: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

213

Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya

ke dalam vagina tanpa rasa nyeri (Purwanti, 2012)

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum: Baik

b. Kesadaran: Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu

c. Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami

kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup

terhadap stimulus yang diberikan (Kemenkes,RI 2017).

d. Keadaan Emosional: Stabil (Kemenkes,RI 2017).

e. Tanda-tanda Vital: Tekanan darah

Segera setelah melahirkan, banyak wanita mengalami

peningkatan sementara tekanan darah sistolik dan diastolik, yang

kembali secara spontan ke tekanan darah sebelum hamil selama

beberapa hari (Varney, 2008).

Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan

darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada

perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartumdapat

menandakan terjadinya pre eklamsi postpartum (Purwanti, 2012).

1) Nadi

Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhir,

kembali normal setelah beberapa jam pertama pascapartum.

Page 231: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

214

Hemoragi, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau

persisten dapat memengaruhi proses ini. Apabila denyut nadi

di atas 100 selama puerperium, hal tersebut abnormal dan

mungkin menunjukkan adanya infeksi atau hemoragi

pascapartum lambat (Varney, 2009).

Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80

kali per menit. Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan

lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali per

menit adalah abnormal dan hal ini menunjukkan adanya

kemungkinan infeksi (Purwanti, 2012).

2) Suhu

Suhu 38°C atau lebih yang terjadi antara hari ke-2-10

post partum dan diukur peroral sedikitnya 4 kali sehari

disebut sebagai morbiditas puerperalis. Kenaikan suhu tubuh

yang terjadi di dalam masa nifas, dianggap sebagai infeksi

nifas jika tidak diketemukan sebab-sebab ekstragenital

(Saifuddin, 2009).

Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu

tubuh tapi tidak lebih dari 38°C. Bila terjadi peningkatan

melebihi 38°C berturut-turut selama 2 hari, kemungkinan

terjadi infeksi (Manuaba, 2012).

Page 232: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

215

Suhu maternal kembali normal dari suhu yang sedikit

meningkat selama periode intrapartum dan stabil dalam 24

jam pertama pascapartum (Varney, 2009).

Dalam 1 hari (24 jam) postpartum, suhu badan akan naik

sedikit (37,5°-38°C) sebagai akibat kerja keras sewaktu

melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan. Apabila

keadaan normal, suhu badan menjadi biasa. Biasanya, pada

hari ke-3 suhu badan naik lagi karena adanya pembentukan

ASI. Payudara menjadi bengkak dan merahkarena banyaknya

ASI. Bila suhu tidak turun, kemungkinan adanya infeksi pada

endometrium (mastitis, tractus genitalis, atau sistem lain)

(Purwanti, 2012).

3) Pernafasan

Nafas pendek, cepat, atau perubahan lain memerlukan

evaluasi adanya kondisi-kondisi seperti kelelahan cairan.

Eksaserbasi asma, dan embolus paru (Varney, 2009).

Keadaan pernafasan akan selalu berhubungan dengan

keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak

normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali bila ada

gangguan khusus pada saluran pencernaan (Purwanti, 2012).

Page 233: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

216

2. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan Fisik

a) Mata

Bentuk simetris, konjungtiva normal warna merah muda,

bila pucat menandakan anemia. Sklera normal berwarna

putih, bila kuning menandakan ibu mungkin terinfeksi

hepatitis, bila merah kemungkinan ada konjungtivitis.

Kelopak mata yang bengkak kemungkinan adanya pre

eklamsia (Romauli, 2011).

b) Leher

Normal bila tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak

ada pembesaran limfe dan tidak ditemukan bendungan vena

jugularis (Romauli, 2011).

c) Payudara

Pada masa nifas pemeriksaan payudara dapat dicari

beberapa hal berikut yaitu Puting susu pecah/pendek/rata,

Nyeri tekan, abses, produksi ASI terhenti, dan pengeluaran

ASI (Saifuddin, 2010).

Menunjukkan adanya kolostrum dan penatalaksanan puting

susu pada wanita menyusui (Varney, 2009).

Page 234: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

217

d) Abdomen

Pada abdomen kita harus memeriksa posisi uterus atau

tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, dan ukuran kandung

kemih (Saifuddin, 2010).

Menurut Varney (2009), pemeriksaan abdomen pascapartum

dilakukan selama periode pascapartum dini (1 jam-5 hari)

yang meliputi tindakan berikut :

(1) Pemeriksaan kandung kemih

Dalam memeriksa kandung kemih mencari secara

spesifik distensi kandung kemih yang disebabkan oleh

retensi urin akibat hipotonisitas kandung kemih karena

trauma selama melahirkan. Kondisi ini dapat

mempredisposisi wanita mengalami infeksi kandung

kemih. Oleh karena itu bukti dari kandung kemih yang

penuh harus dievaluasi dalam pemeriksaan abdomen.

Distensi kandung kemih dapat terlihat sebagai

penonjolan pada kontur abdomen diatas simpisis pubis

yang memanjang ke arah umbilikus.

(2) Pemeriksaan uterus

Mencatat lokasi, ukuran, dan konsistensi. Penentuan

lokasi uterus dilakukan dengan mencatat apakah fundus

berada diatas atau dibawah umbilikus dan apakah fundus

berada pada garis tengah abdomen atau bergeser ke salah

Page 235: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

218

satu lokasi dan ukuran saling tumpang tindih, karena

ukuran ditentukan bukan hanya melalui palpasi, tetapi

juga dengan mengukur tinggi fundus uteri. Konsistensi

uterus memiliki ciri keras dan lunak.

(3) Evaluasi tonus otot abdomen dengan memeriksa derajat

distasis rekti

Penentukan jumlah diastasis rekti digunakan sebagai

alat objektif untuk mengevaluasi tonus otot abdomen.

Diastasis rekti adalah derajat pemisahan otot rektus

abdomen (rektus abdominalis) yang diukur ketika otot

abdomen kontraksi dan relaksasi. Pembilang mewakili

lebar diastasis dalam hitungan lebar jari ketika otot-otot

mengalami kontraksi dan pembagi mewakili lebar jari

ketika otot-otot relaksasi. Misalnya, diastasis yang

ukurannya 2 lebar jari ketika otot-otot berkontraksi dan 5

lebar jari ketika oto-otot relaksasidicatat dengan diastasis

= 2/5 jari. Rangkaian pengukuran tersebut berarti

diastasis = 2 jari ketika otot-otot berkontraksi dan 5 jari

ketika otot-otot relaksasi (Varney, 2009).

Setelah persalinan, dinding perut longgar karena

diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali

dalam 6 minggu. Hari pertama abdomen menonjol masih

seperti mengandung, 2 minggu menjadi rileks, 6 minggu

Page 236: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

219

kembali seperti sebelum hamil. Kulit abdomen yang

melebar selama kehamilan tampak melonggar dan

mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan

berbulan-bulan yang dinamakan strie (Anggraini, 2010).

(4) Memeriksa adanya nyeri tekan CVA (Costovertebral

Angel)

Nyeri yang muncul diarea sudut CVA merupakan

indikasi penyakit ginjal.Tinggi dan berat uterus pada

masa nifas dapat dilihat pada tabel 2.15 :

Tabel 2.15 Tinggi dan Berat Uterus Pada Masa Nifas

Waktu Involusi Tinggi Fundus Berat Uterus

(g)

Plasenta lahir

7 hari

14 hari

42 hari

56 hari

Sepusat

Pertengahan pusat-simpisis

Tidak teraba

Sebesarhamil 2 minggu

Normal

1000

500

350

50

30

Sumber : Manuaba. 2012.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

KB

e) Genetalia

Pemeriksaan tipe, kuantitas, dan bau lokia, pemeriksaan

perineum terhadap memar, edema, hematoma, penyembuhan

setiap jahitan, inflamasi, supurasi (Varney, 2009).

Setelah persalinan, vagina meregang dan membentuk

lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara

perlahan mengecil, tetapi jarang kembali ke ukuran nullipara.

Kadang-kadang pada persalinan lama, ditemukan edema dan

memar pada dinding vagina. Rugae terlihat kembali pada

minggu ketiga. Himen muncul sebagai jaringan kecil yang

Page 237: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

220

selama proses sikatrisasi diubah menjadi karunkulae

mirtiformis yang merupakan ciri khas wanita yang pernah

melahirkan (Bahiyatun, 2009).

Selain itu, pada genetalia yang harus diperiksa adalah

pengeluaran lokia.Hal yang perlu dilihat pada pemeriksaan

vulva dan perineum adalah penjahitan laserasi atau luka

episiotomi, pembengkakan, luka dan hemoroid (Saifuddin,

2009).

f) Ekstremitas

Flagmasia alba dolens yang merupakan salah satu bentuk

infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena

temoralis yang terinfeksi dan disertai bengkak pada tungkai,

berwarna putih, terasa sangat nyeri, tampak bendungan

pembuluh darah, suhu tubuh meningkat (Manuaba, 2012).

Pada pengkajian ekstremitas bawah, dilakukan

pemeriksaan kaki apakah ada varises, warna kemerahan pada

betis, atau edema (Bahiyatun, 2009).

Menurut Manuaba (2010), normal, tidak terdapat

flagmasia alba dolens yang merupakan salah satu bentuk

infeksi puerperalis yang mengenai pembuluh darah vena

temoralis yang terinfeksi dan disertai bengkak pada tungkai,

berwarna putih, terasa sangat nyeri, tampak bendungan

pembuluh darah, suhu tubuh meningkat. Anggraini (2010)

Page 238: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

221

menambahkan untuk memeriksa adanya tromboplebitis dan

edema yang disebabkan karena tidak lancarnya peredaran

darah daat masa nifas, selain itu menilai pembesaran varices,

dan mengukur reflek patela (jika ada komplikasi menuju

eklampsia postpartum).

2) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dan pengawasan Haemoglobin (Hb) dapat

dilakkukan dengan menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan

Hb dengan Sahli dapat digolongkan sebagai berikut : Tidak

anemia jika Hb 11 g%, anemia ringan jika Hb 9-10 g%, anemia

sedang jika Hb 7-8, anemia berat jika Hb < 7 gr% (

Manuaba,2012)

3) Terapi yang Diperlukan

Terapi yang diberikan pada ibu nifas menurut Bahiyatun

(2009) yaitu :

a) Zat besi 40 tablet diminum dengan dosis 1 x 1 tablet per hari

b) Vitamin A 200.000 IU 2 tablet diminum dengan dosis 1 x 1

tablet per hari.

Menurut Saifuddin (2010), terapi yang dianjurkan antara lain:

a) Pil zat besi yang harus diminum dengan dosis 1x1tablet

selama 40 hari pascasalin

b) Vit A 200.000 IU sebanyak 2 tablet diminum dengan dosis

1x1 tablet selama 2 hari. Kapsul vitamin A 200.000 IU yang

Page 239: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

222

bertujuan agar bisa memberikan asupan vitamin A kepada

bayinya melalui ASI.

c) Anestetik topical seperti dermoplast aerosol spray atau

nupercainal ointment untuk menghilangkan rasa sakit pada

perineum.

3. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Perumusan diagnosa masa nifas disesuaikan dengan nomenklatur

kebidanan, seperti P…. A… usia… tahun postpartum fisiologis.

Perumusan masalah disesuaikan dengan kondisi ibu.,

ketidaknyamanan yang dirasakan pada ibu nifas adalah nyeri perut

setelah lahir, payudara membesar, nyeri tekan pada payudara dan

puting susu, puting susu pecah-pecah, keringat berlebih serta rasa

nyeri selama beberapa hari jika ibu mengalami hemoroid.

4. Perencanaan

Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi

ibu, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara

komprehensif. Rencana tindakan asuhan kebidanan pada masa nifas

disesuaikan dengan kebijakan program nasional, antara lain

1. Periksa tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, lokhea dan cairan

pervaginam lainnya serta payudara.

2. Berikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) mengenai

kebutuhan nutrisi, eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi

dini dan aktivitas, seksual, senam nifas, ASI eksklusif, cara

Page 240: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

223

menyusui yang benar, perawatan payudara dan keluarga

berencana.

3. Berikan pelayanan keluarga berencana pasca persalinan

(Kemenkes,RI 2017).

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas disesuaikan dengan

rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based

kepada ibu dan atau keluarga dalam bentuk upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada masa

nifas, adalah:

a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri,

lokhea dan cairan pervaginam lainnya serta payudara.

b. Memberikan KIE mengenai kebutuhan nutrisi, eliminasi,

kebersihan diri, istirahat, mobilisasi dini dan aktivitas, seksual,

senam nifas, ASI eksklusif, cara menyusui yang benar, perawatan

payudara dan keluarga berencana.

c. Memberikan pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

(Kemenkes,RI 2017).

6. Evaluasi

Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai

melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi ibu kemudian dicatat,

Page 241: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

224

dikomunikasikan dengan ibu dan atau keluarga serta ditindak lanjuti

sesuai dengan kondisi ibu.

a. Telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi fundus

uteri, lokhea dan cairan pervaginam lainnya serta payudara.

b. Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali mengenai kebutuhan

nutrisi, eliminasi, kebersihan diri, istirahat, mobilisasi dini dan

aktivitas, seksual, senam nifas, ASI eksklusif, cara menyusui yang

benar, perawatan payudara dan keluarga berencana.

c. Ibu telah memilih metode kontrasepsi dan telah mendapatkannya

(Kemenkes,RI 2017).

7. Dokumentasi

Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap, akurat,

singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemukan dan

dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada formulir yang

tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP.

S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.

O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap

klien.

A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.

P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi dan rujukan (Kemenkes, RI 2017).

Page 242: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

225

2.4 Neonatus

2.4.1 Konsep Dasar Neonatus

A. Pengertian

Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1

bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus

lanjut addalah bayi berusia 7-28 hari (Muslihatun,2010).

Neonatus atau bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan aterm

(37 minggu sampai 42 minggu) dengan berat badan lahir 2500 gr sampai

dengan 4000 gr, tanpa ada masalah atau kecacatan pada bayi samapai umur

28 hari (Arfiana dan Lusiana, 2016).

Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh diatas penulis

menyimpulkan Neonatus adalah bayi yang lahir dari kehamilan aterm (37

minggu sampai 42 minggu) berumur 0 (baru lahir) usia 1 bulan sesudah

lahir dengan berat 2500 gr sampai 4000 gr, tanpa ada masalah atau

kecacatan.

B. Klasifikasi Bayi Baru Lahir

1. Berdasarkan usia kehamilan

a. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang dari 259 hari (37

minggu).

b. Neonatus cukup bulan (term infant) : 259 sampai 294 hari (37-42

minggu).

c. Neonatus lebih bulan (posterm infant) : lebih dari 294 (42 minggu)

atau lebih.

Page 243: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

226

2. Berdasarkan berat lahir

a. Neonatus berat lahir rendah : kurang dari 2500 gram

b. Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram

c. Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram(Muslihatun,

2010 ).

3. Perkiraan usia kehamilan dan berat badan

a. 2 bulan dengan berat 5 g

b. 3 bulan dengan berat 15 g

c. 4 bulan dengan berat 120 g

d. 5 bulan dengan berat 280 g

e. 6 bulan dengan berat 600 g

f. 7 bulan dengan berat 1000 g

g. 8 bulan dengan berat 1800 g

h. 9 bulan dengan berat 2500 g

i. 10 bulan dengan berat 3000 g

(Manuba, 2010)

4. Penggolongan Berat Badan menurut usia kehamilan (Arviana dan

Lusiana. 2016):

a. Kecil Masa Kehamilan (KMK) adalah jika bayi lahir dengan berat

badan dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.

b. Sesuai Masa Kehamilan (SMK) adalah jika bayi lahir dengan berat

badan diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.

Page 244: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

227

c. Besar Masa Kehamilan (BMK) adalah jika bayi lahir dengan berat

badan diatas persentil ke-90 pada kurva pertumbuhan janin.

Gambar 2.7.Kurva Lubchenco

Sumber : Arfiana dan Lusiana. 2016

Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi

dideskripsikan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk

masa kehamilannya :

a. Neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)

b. Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

(Marmi dan Rahardjo 2013).

C. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal

1. Berat badan 2.500-4.000 gram.

2. Panjang badan 48-52 cm.

3. Lingkar dada 30-38 cm.

4. Lingkar kepala 33-35 cm.

5. Frekuensi jantung 120-160 kali/menit.

Page 245: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

228

6. Pernapasan 30-60 kali/menit.

7. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.

9. Kuku tangan dan kaki agak panjang dan lemas.

10. Genetalia : pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora, pada bayi laki-laki testis sudah turun, skrotum sudah ada.

11. Reflek primitive :

a. Rooting reflek, sucking reflek dan swallowing reflek baik

b. Reflek moro baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan

seperti memeluk

c. Grapping reflek baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas telapak

tangan, bayi akan mengenggam.

12. Eliminasi baik, bayi berkemih dan buang air besar dalam 24 jampertama

setelah lahir. Buang air besar pertama adalah mekonium,yang bewarna

coklat kehitaman (Arfiana dan Lusiana, 2016).

D. Fisiologi Neonatus

Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologis yang cepat dan hebat.

Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan

karbondioksida yang cepat dan teratur.Fisiologi neonatus adalah sebagai

berikut:

1. Permulaan Pernafasan Udara

Segera setelah lahir, pola pernafasan bergeser dari inspirasi

episodik dangkal yang khas untuk janin menjadi inhalasi yang lebih

Page 246: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

229

teratur dan dalam. Aerasi paru bayi baru lahir bukanlah suatu inflasi

struktur yang kolaps, tetapi penggantian secara cepat cairan di bronkus

dan alveolus oleh udara. Cairan alveolus yang tersisa dibersihkan

melalui sirkulasi paru dan dengan derajat yang lebih rendah, melalui

pembuluh limfe paru. Tertundanya pembersihan cairan ini dari alveolus

dapat menyebabkan sindrom takipnea transien pada neonatus. Sewaktu

cairan diganti oleh udara, terjadi penurunan bermakna tekanan vaskular

paru dan penurunan resistensi terhadap aliran darah. Dengan penurunan

tekanan darah arteri pulmonaris, duktus arteriosus secara normal

menutup. Penutupan foramen ovale bersifat lebih variatif.

Diperlukan tekanan intratoraks yang sangat negatif agar udara

dapat masuk ke dalam alveolus yang dipenuhi oleh cairan. Normalnya

sejak tarikan nafas pertama setelah lahir, secara progresif terjadi

akumulasi udara residual di paru, dan dengan setiap pernafasan

berikutnya, dibutuhkan tekanan pembuka paru yang semakin kecil.

Kurangnya surfaktan yang sering dijumpai pada bayi prematur,

menyebabkan timbulnya sindrom distres pernafasan (Leveno, 2009).

Dalam keadaan normal, neonatus mulai bernafas dan menangis

hampir segera setelah lahir yang menandakan dimulainya pernafasan

aktif. Menurut (Leveno,2009), faktor-faktor yang berperan dalam

pernafasan pertama ini adalah:

a. Penekanan toraks sewaktu kala dua persalinan dan pelahiran

pervaginam, yang mendorong cairan dari saluran nafas. Bayi yang

Page 247: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

230

dilahirkan melalui sesar cenderung memiliki lebih banyak cairan dan

lebih sedikit gas di paru selama 6 jam pertama kehidupan (takipnea

transien).

b. Berkurangnya oksigen dan penimbunan karbondioksida yang juga

merangsang pernafasan.

c. Stimulasi fisik, misalnya memegang bayi sewaktu pelahiran dan

resusitasi yang diperkirakan memicu pernafasan.

Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologis yang cepat dan

hebat. Kelangsungan hidup bergantung pada pertukaran oksigen dan

karbondioksida yang cepat dan teratur.

2. Perubahan Sirkulasi

Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat di klem.

Tindakan ini meniadakan suplai oksigen plasenta dan menyebabkan

terjadinya serangkaian reaksi selanjutnya. Reaksi-reaksi ini dilengkapi

oleh reaksi-reaksi yang terjadi dalam paru sebagai respon terhadap

tarikan napas pertama. Sebagian besar darah janin yang teroksigenasi

melalui paru dan malah mengalir melalui lubang antara atrium kanan

dan kiri, yang disebut foramen ovale. Darah yang kaya oksigen ini

kemudian secara istimewa mengalir ke otak melalui duktus arteriosus.

Karena tali pusat di klem, sistem bertekanan rendah yang ada pada unit

janin-plasenta terputus. Sistem sirkulasi bayi baru lahir sekarang

merupakan sistem sirkulasi tertutup, bertekanan tinggi dan berdiri

sendiri (Varney, 2009).

Page 248: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

231

3. Termoregulasi menurut Varney (2009)

Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stres karena

perubahan suhu lingkungan. Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi

sedikit, janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin biasanya lebih

tinggi 0,6°C daripada suhu ibu. Pada saat lahir, faktor yang berperan

dalam kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi area permukaan

tubuh bayi baru lahir yang luas, berbagai tingkat insulasi lemak

subkutan, dan derajat fleksi otot. Bayi baru lahir dapat kehilangan panas

melalui 4 mekanisme, yaitu konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi.

a. Konveksi

Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau

ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami

kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi

aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau

pendingin ruangan.

b. Konduksi

Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi

terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau

ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami

kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi

Page 249: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

232

aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau

pendingin ruangan.

c. Radiasi

Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi

ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh

lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas

dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas

tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

d. Evaporasi

Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan

panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada

permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri, karena setelah lahir,

tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan panas juga terjadi

pada bayi yang lahir terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak

segera dikeringkan dan diselimuti.

Tempat kelahiran harus disiapkan dengan adekuat untuk

meminimalkan kehilangan panas pada neonatus. Neonatus dapat

menghasilkan panas dengan 3 cara, yaitu menggigil, aktivitas otot

volunter, dan termogenesis (produksi panas tubuh) tanpa menggigil.

Termogenesis tanpa menggigil mengacu pada 1 dari 2 cara berikut

ini: peningkatan kecepatan metabolisme atau penggunaan lemak

coklat (brown fat) untuk memproduksi panas. Neonatus dapat

menghasilkan panas dalam jumlah besar dengan meningkatkan

Page 250: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

233

kecepatan metabolisme mereka. Pada cara kedua, lemak coklat

dimobilisasi untuk menghasilkan panas. Lapisan lemak coklat berada

pada dan di sekitar tulang belakang bagian atas, klavikula dan

sternum, dan ginjal serta pembuluh darah besar. Banyaknya lemak

coklat bergantung pada usia gestasi dan berkurang pada bayi baru

lahir yang mengalami retardasi pertumbuhan. Lemak coklat adalah

sumber yang tidak dapat diperbarui pada bayi baru lahir. Penghasilan

panas melalui penggunaan cadangan lemak coklat dimulai pada saat

bayi lahir akibat lonjakan katekolamin dan penghentian supresor

prostaglandin dan adenosin yang dihasilkan plasenta.

Kehilangan panas pada neonatus segera berdampak pada

hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis. Dampak tersebut merupakan

akibat peningkatan kebutuhan metabolisme yang disebabkan oleh

usaha bayi baru lahir untuk membuat zona suhu yang netral.

Dianjurkan pada suhu rectal dan aksila tetap dalam rentang 36,5°-

37,5°C dan suhu kulit abdomen dalam rentang 36°-36,5°C.

4. Pengaturan Glukosa

Pada setiap bayi baru lahir, kadar glukosa turun selama periode

waktu yang singkat (1-2 jam setelah kelahiran). Sistem pada bayi baru

lahir yang sehat belajar untuk mengoreksi secara mandiri penurunan

kadar glukosa fisiologis. Koreksi penurunan kadar glukosa darah dapat

terjadi dalam 3 cara: melalui penggunaan ASI atau susu formula,

melalui penggunaan cadangan glikogen, atau melalui pembuatan

Page 251: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

234

glukosa dari sumber-sumber lain, khususnya lipid. Bayi baru lahir yang

sehat menghasilkan glukosa sebanyak 4-8 mg/kg/menit sebagai respon

terhadap kebutuhan (Varney, 2009).

5. Perubahan Pada Darah

Bayi baru lahir dilahirkan dengan hematokrit/hemoglobin yang

tinggi. Konsentrasi hemoglobin normal memiliki rentang dari 13,7-

20,0gr/dL. Selama beberapa hari pertama kehidupan, nilai hemoglobin

sedikit meningkat, sedangkan volume plasma menurun. Akibat

perubahan dalam volume plasma tersebut, hematokrit, yang normalnya

dalam rentang 51 hingga 56% pada saat kelahiran, meningkat dari 3

menjadi 6%. Hemoglobin kemudian turun perlahan, tapi terus-menerus

pada 7-9 minggu pertama setelah bayi lahir. Nilai hemoglobin rata-rata

untuk bayi berusia 2 bulan ialah 12,0 gr/dL (Varney, 2009).

6. Sistem Pencernaan

Saluran pencernaan bayi baru lahir secara struktur telah lengkap

meskipun fungsinya masih belum sempurna jika disbanding saluran

pencernaan dewasa. Lambung memiliki kapasitas kecil (15-30ml), yang

meningkat dengan cepat pada beberapa minggu pertama kehidupan.

Spingter jantung masih lama yang menyebabkan terjadinya

regurgitasi/penggumpalan. Keasaman lambung menurun drastic pada

beberapa hari pertama dan pada hari ke-10. Lambung bayi bersifat

akloridik, yang meningkatkan resiko infeksi. Waktu pengosongan

lambung normal 2-3 jam (Faser, 2009).

Page 252: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

235

7. Perubahan Pada Sistem Imun

Sistem imun neonatus tidak matur pada sejumlah tingkat yang

signifikan. Ketidakmampuan fungsional ini membuat neonatus rentan

terhadap banyak infeksi dan respon alergi. Sistem imun yang matur

memberikan baik imunitas alami maupun yang didapat.

(Varney,2009) menyebutkan 2 macam imunitas pada bayi baru

lahir, yaitu:

a. Imunitas alami

1) Imunitas alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah atau

meminimalkan infeksi. Beberapa contoh imunitas alami meliputi:

perlindungan barier yang diberikan oleh kulit dan membran

mukosa;

2) kerja seperti saringan oleh saluran napas;

3) kolonisasi pada kulit dan usus oleh mikroba pelindung;

4) perlindungan kimia yang diberikan oleh lingkungan asam pada

lambung.

b. Imunitas yang didapat

Neonatus dilahirkan dengan imuitas pasif terhadap virus dan

bakteri yang pernah dihadapi ibu. Janin mendapatkan imunitas ini

melalui perjalanan transplasenta dari imunoglobulin varietas IgG.

Imunoglobulin lain seperti IgM dan IgA, tidak dapat melewati

plasenta.

Page 253: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

236

8. Perubahan Pada Sistem Ginjal

Bayi baru lahir cukup bulan memiliki beberapa defisit struktural

dan fungsional pada sistem ginjal. Banyak dari defisit tersebut

memperbaiki dirinya sendiri pada bulan pertama kehidupan. Ginjal bayi

baru lahir menunjukkan penurunan aliran darah ginjal dan penurunan

kecepatan filtrasi glomerulus. Kondisi itu mudah menyebabkan retensi

cairan dan intoksikasi air. Bayi baru lahir mengekskresikan sedikit urine

pada 48 jam pertama kehidupan, sering kali hanya 30-60 ml.

Seharusnya tidak terdapat protein atau darah dalam urine bayi baru lahir

(Varney, 2009).

E. Masa Transisi Pada Bayi Baru Lahir

Adaptasi Bayi Baru Lahir Terhadap Kehidupan diluar Uterus Adaptasi

neonatal atau bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional

neonatus dari kehidupan didalam uterus kekehidupan diluar uterus.

Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostatis, bila terdapat

gangguan adaptasi maka bayi akan sakit (Muslihatun,2010).

Periode Transisi Periode transisi merupakan fase tidak stabil selama 6

sampai 8 jam pertama kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi.

Periode transisi dibagi mejadi tiga periode yaitu:

1. Periode Reaktivitas I

Periode pertama reaktivitas atau segera setelah lahir, karakeristik

pada periode ini frekuensi pernapasan cepat dan dapat mencapai 80 kali

per menit, adanya retraksi, dan suara seperti mendengkur. Denyut

Page 254: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

237

jantung dapat mencapai 180 kali permenit selama beberapa menit

pertama kehidupan (Muslihatun, 2010).

Pada periode ini terjadi fluktuasi warna dari merah jambu pucat ke

sianosis, tidak ada bising usus dan bayi tidak berkemih. Bayi memiliki

sejumlah mukus, menangis kuat refleks mengisap kuat, mata bayi

terbuka lebih lama dari hari-hari sesudahnya karena bayi dapat

mempertahankan kontak mata dalam waktu lama. Pada periode ini bayi

membutuhkan perawatan khusus, yaitu mengkaji dan memantau

frekuensi jantung dan pernafasan setiap 30 menit pada 4 jam pertama

setelah kelahiran, menjaga bayi agar tetap hangat dengan suhu aksila

36,5°C –37,5°C (Muslihatun, 2010).

2. Fase Tidur atau Tidur Pertama

Periode kedua yaitu fase tidur atau tidur pertama, setelah respon

awal bayi baru lahir menjadi tenang, relaks dan jatuh tertidur, hal ini

terjadi dalam dua jam setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit

sampai beberapa jam (Muslihatun, 2010).

Menurut (Muslihatun,2010) fase ini dimulai dari 30 menit setelah

periode pertama reaktivitas dan berakhir pada 2 -4 jam. Pada fase ini

frekuensi pernafasan dan denyut jantug menurun kembali kenilai dasar,

warana kulit cenderung stabil dan bisa terdengar bising usus. Pada fase

ini bayi tidak banyak membutuhkan asuhan, karena bayi tidak

memberikan respon terhadap stimulus eksternal.

3. Reaktivitas II

Page 255: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

238

Periode ketiga transisi yaitu periode kedua reaktivitas, ini berakhir

sekitar 4-6 jam setelah kelahiran, periode ini bayi memiliki tingkat

sensivitas yang tinggi terhadap stimulus internal dan lingkungan.

Frekuensi nadi sekitar 120-160 kali permenit, frekuensi pernafasan

sekitar 30-60 kali per menit. Terjadi fluktuasi warna merah jambu atau

kebiruan ke sianotik ringan disertai bercak-bercak. Bayi sering

berkemih dan mengeluarkan mekonium, terjadi peningkatan sekresi

mukus dan bayi bisa tersedak pada saat sekresi. Refleks mengisap bayi

sangat kuat dan bayi sangat aktif. Kebutuhan asuhan bayi pada periode

ini memantau secara ketat kemungkinan bayi tersedak saat

mengeluarkan mukus yang berlebihan, memantau setiap kejadian

apneadan mulai melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap

punggung, memiringkan bayi serta mengkaji keinginan dan kemampuan

bayi untuk mengisap dan menelan (Muslihatun,2010).

F. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir

1. Nutrisi

Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahankarbohidrat.

Pada hari ke dua energi berasal dari pembakaran lemak setelah

mendapatkan susu (Indrayani, 2013). Kebutuhan dasar cairan dan kalori

pada neonatus dapat dilihat pada tabel 2.16.

Page 256: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

239

Tabel 2.16.Kebutuhan Dasar Cairan dan Kalori Pada Neonates

Hari kelahiran Cairan/Kg/hari Kalori/kg/hari

Hari ke-1 60 ml 40 kal

Hari ke-2 70 ml 50 kal

Hari ke-3 80 ml 60 kal

Hari ke-4 90 ml 70 kal

Hari ke-5 100 ml 80 kal

Hari ke-6 110 ml 90 kal

Hari ke-7 120 ml 100 kal

Hari ke- >10 150-200 ml >120 kal

Sumber : Saifuddin, Abdul bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal

Neonatal .

2. Eliminasi

Urine pertama bayi dikeluarkan saat lahir, atau dalam 24 jam

pertama dan setelahnya dengan frekuensi yang semakin sering seiring

meningkatnya asupan cairan. Urine encer, berwarna kuning, dan tidak

berbau. Mekonium dikeluarkan dalam 24 jam pertama kehidupan dan

dikeluarkan seluruhnya dalam 48-72 jam. Sejak hari ke-3 hingga ke-5

kelahiran, feses mengalami tahap transisi dan menjadi berwarna kuning

kecoklatan. Setelah bayi diberi makan, feses berwarna kuning. ASI

mengakibatkan karakteristik feses lunak, kuning terang, dan bersifat

asam, tetapi aman (Fraser & Cooper,2009).

3. Istirahat dan tidur

Bayi baru lahir tidur 16-18 jam sehari, paling sering blog waktu 45

menit sampai 2 jam. Bayi dapat menangis sedikitnya 5 menit per hari

sampai sebanyak-banyaknya 2 jam per hari (Walsh, 2009).

4. Personal hygiene

Bayi di mandikan ditunda sampai sedikitnya 4-6 jam setelah

kelahiran, setelah suhu bayi stabil. Mandi selanjutnya 2-3 kali seminggu

Page 257: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

240

(Walsh, 2009). Perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap

kering dan bersih. Cuci tangan dengan sabun sebelum merawat tali

pusat (Saifudin, 2009).

5. Aktifitas

Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki yang

simetris pada waktu bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan tangan

pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi pada

waktu tidur, kemungkinan gejala kelainan yang perlu dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut (Saifudin, 2010).

6. Psikososial

Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga

di dapat pola tidur yang lebih baik (Saifudin, 2009).

G. Pemeriksaan Antoprometri

1. Berat badan

Berat badan sebaiknya tiap hari dipantau. Penurunan berat badan lebih

dari 5% dari berat badan waktu lahir, menunjukkan kekurangan cairan

(Saifuddin, 2010).

2. Panjang badan

Panjang bayi baru lahir paling akurat dikaji jika kepala bayi baru

lahir terletk rata terhadap permukaan yang keras. Kedua tungkai

diluruskan dan kertas dimeja pemeriksaan diberi tanda. Setelah bayi

baru lahir dipindahkan, bidan kemudian dapat mengukur panjang bayi

dalam satuan sentimeter (Varney, 2009). Panjang bayi rata-rata 50 cm,

Page 258: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

241

dengan kisaran normal 48-52 cm. Pertambahan panjang yaitu 2 cm per

bulan pada 6 bulan pertama (Ladewig, 2009)

a) Ukuran kepala menurut (Varney,2009) meliputi dibawah ini:

1) Diameter biparietal : 9 cm

2) Diameter bitemporal : 8 cm

3) Sirkumferensia sub oksipito breghmatika : 32 cm

4) Sirkumferensia fronto oksipito : 34 cm

5) Sirkumferensia mento oksipito : 35 cm

6) Sub oksipito breghmatika : 9,5 cm

7) Sub oksipito fronto :11cm

8) Fronto oksipito :12 cm

9) Mento oksipito :13,5 cm

10) Submento breghmatika :9,5 cm

b) Lingkar dada : 33-38 cm

c) Lingkar lengan : ± 11 cm

H. Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologis merupakan indikator integritas sistem saraf.

Baik respons yang menurun (hipo) maupun yang meningkat (hiper)

merupakan penyebab masalah (Varney, 2009).Reflek yang dikaji antara

lain:

Page 259: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

242

1. Refleks glabella

Ketuk daerah pangkal hidung secara pelan-pelan dengan menggunakan

jari telunjuk pada saat mata terbuka. Bayi akanmengedipkan mata pada

4 sampai 5 ketukan pertama (Marmi,2012).

2. Refleks menghisap (Sucking)

Didapat saat sisi mulut bayi baru lahir atau dagunya disentuh. Sebagai

respons, bayi akan menoleh ke samping untuk mencari sumber objek,

dam membuka mulutnya untuk mengisap (Ladewig,2009).

3. Refleks mencari (rooting)

Bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi.Misalnya mengusap

pipi bayi dengan lembut, bayi menolehkan kepalanya kearah jari kita

dan membuka mulutnya (Marmi, 2012).

4. Refleks menggenggam (palmar graps)

Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekan dengan gentle,

normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat. Jika telapak tangan

bayi ditekan : bayi mengepalkan tinjunya (Marmi, 2012). Didapat

dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan sebuah objek,

atau dengan jari pemeriksa. Respons bayi berupa menggenggam dan

memegang dengan erat, sehingga dapat diangkat sebentar dari tempat

tidur (Ladewig, 2009).

5. Refleks babinsky

Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki

kearah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan

Page 260: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

243

menunjukkan respon berupa semua jari kaki hiperekstensi dengan ibu

jari dorsofleksi (Marmi, 2012).

6. Refleks morro

Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba

digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan (Marmi, 2012).

Didapat dengan cara memberikan isyarat kepada bayi, dengan satu

teriakan kencang atau gerakan yang mendadak. Respons bayi baru lahir

berupa mengehentakkan tangan dan kaki lurus ke arah keluar,

sedangkan lutut fleksi. Tangan kemudian akan kembali lagi ke arah

dada seperti posisi bayi dalam pelukan. Jari-jari Nampak terpisah,

memebentuk huruf C, dan bayi mungkin menangis (Ladewig, 2009).

7. Refleks tonik leher

Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan akan ekstensi, dan

ekstremitas yang berlawanan akan fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke

satu sisi selagi istirahat. Respons ini dapat tidak ada atau tidak lengkap

segera setelah lahir (Marmi, 2012).

I. Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatus menurut Marmi 2011, yaitu:

1. Kunjungan neonatal ke satu (KN 1: 6-48 jam)

Kunjungan neonatal yang ke satu (KN1) adalah kunjungan neonatal

pertama kali yaitu pada hari pertama sampai hari kedua (sejak 6 jam

setelah lahir).Adapun kegiatan yang dilakukan oleh bidan saat

melakukan kunjungan neonatal ke satu yaitu:

Page 261: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

244

a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,

ikterus, diare, dan berat badan rendah.

b. Perawatan tali pusat.

c. Pemberian vitamin K1 bila belum diberikan pada hari lahir.

d. Imunisasi Hepatitis B 0 bila belum diberikan pada saat lahir.

e. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI

eksklusif, pencegahan hipotermi

2. Kunjungan neonatal yang kedua (KN 2 hari ke 3-7)

Kunjungan neonatal kedua yaitu usia hari ke tiga sampai dengan hari ke

tujuh.Adapun kegiatan yang dilakukan oleh bidan saat melakukan

kunjungan neonatal ke satu yaitu:

a. Pemeriksaan tanda bahaya bayi.

b. Perawatan tali pusat.

c. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI

eksklusif, pencegahan hipotermi.

3. Kunjungan neonatal yang ketiga (KN 3: hari ke 8-28)

Kunjungan neonatal yang ketiga yaitu pada hari kedelapan sampai

dengan hari ke dua puluh delapan.Adapun kegiatan yang dilakukan

oleh bidan saat melakukan kunjungan neonatal ke dua yaitu:

a. Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri,

ikterus, diare, dan berat badan rendah.

b. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk tetap memberikan ASI

secara eksklusif.

Page 262: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

245

c. Melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan

menggunakan acuan buku KIA.

d. Konseling imunisasi dasar lengkap.

G. Imunisasi

Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh

membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.

Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan

zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, seperti

vaksin BCG, DPT, campak dan melalui mulut, seperti vaksin polio

(Muslihatun, 2010).

Gambar 2.8 Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap

Sumber : Buku KIA (2016)

Keterangan:

1) Imunisasi Hepatitis B : digunakan untuk mencegah kerusakan hati.

Diberikan pada saat usia 0-7 hari. Menurut Wiknjosastro (2008)

Page 263: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

246

imunisasi Hepatitis B pertama diberikan 1 jam setelah pemberian

vitamin K1.

2) Imunisasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin) : Ditujukan untuk

memberikan kekebalan bayi terhadap bakteri tuberkolosis (TBC).

Diberikan segera setelah bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan

atau mulai 1 bulan di posyandu.

3) Imunisasi DPT: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadapat

penyakit Dipteri, Pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Imunisasi ini

pertama kalin diberikan pada bayi berusia 2 bulan. Imunisasi

selanjutnya berjarak 4 minggu atau bersamaan dengan Hepatitis B.

4) Imunisasi Polio: Memberikan kekebalan bagi bayi terhadap

penyakit polio (kelumpuhan). Imunisasi polio diberikan4 kali

dengan selang waktu 4 minggu.

5) Imunisasi Campak : Mencegah bayi terkena infeksi penyakit

campak. Diberikan pada usia 9 bulan.

J. Standar Penanganan Kegawatdaruratan Neonatal

Standar penanganan kegawatdaruratan neonatal menurut (Al-

Assaf.2009), yaitu:

1. Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonatorum

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan

asfiksia, serta melakukan resusitasi, mengusahakan bantuan medis

yang diperlukan dan memberikan perawatan lanjutan.

Page 264: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

247

K. Tanda tanda bahaya pada BBL

1. Tanda Bahaya Neonatus

a. Menurut Varney (2009), segera hubungi dokter anak atau perawat

praktisi anda jika:

1) Bayi anda tampak lemah, tidak mau makan, atau bertingkah

laku tidak wajar.

2) Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama.

3) Bayi tidak defekasi dalam 48 jam paertama.

4) Tali pusat berbau busuk atau terdapat pus yang keluar.

5) Suhu bayi dibawah 36 derajat atau diatas 37 derajat C, diukur

pada ketiak.

6) Bagian yang berwarna putih pada mata, berubah menjadi

kuning dan warna kulit juga tampak kuning, kecoklatan atau

seperti buah persik.

b. Menurut APN, 2008, tanda-tanda bahaya bayi baru lahir. Bila

ditemukan tanda bahaya berikut, rujuk bayi ke fasilitas kesehatan:

1) Tidak dapat menyusu

2) Kejang

3) Mengantuk atau tidak sadar

4) Napas cepat (>60 per menit)

5) Merintih

6) Retraksi dinding dada bawah

7) Sianosis sentral

Page 265: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

248

c. Tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir,

menurut Saiffuddin, 2012:

1) Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit.

2) Kehangatan terlalu panas (>38°C atau terlalu dingin <36°C).

3) Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau

pucat, memar.

4) Pemberian makan: hisapan lemah, mengantuk berlebihan,

banyak muntah.

5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk,

berdarah, infeksi: suhu meningkat, merah, bengkak, keluar

cairan (nanas). Bau busuk, pernapasan sulit.

6) Tinja/kemih: tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,

sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.

7) Aktifitas: menggigil, atau tangis tidak biasa, sangat mudah

tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang

halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

8) Cari pertolongan medis segera jika timbul hal di atas.

L. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 0-3 Bulan

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan interselular,berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur

tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan

panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya

Page 266: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

249

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan

gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan

kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan

perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan

merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan

organ yang dipengaruhinya, misalya perkembangan sistem

neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. kesemua

fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh

(Kemenkes RI, 2015).

2. Aspek-aspek Perkembangan

Aspek–aspek perkembangan yang dipantau adalah sebagai berikut:

a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh

yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan

sebagainya.

b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan

dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan

sebagainya.

c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,

berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

Page 267: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

250

d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan

dengan kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan

mainan selesai bermain), berpisah dengan dengan ibu/pengasuh

anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan

sebagainya (Kemenkes RI, 2015).

3. Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi Usia 0 – 3 Bulan

a. Kemampuan motorik kasar

1) Mengangkat kepala.

Gerakkan sebuah mainan berwarna cerah atau buat suara-

suara gembira di depan bayi sehingga ia akan belajar

mengangkat kepalanya.

2) Berguling-guling.

Letakkan mainan berwarna cerah di dekat bayi agar ia dapat

melihat dan tertarik pada mainan tersebut. Kemudian

pindahkan benda tersebut ke sisi lain dengan perlahan.

3) Menahan kepala tetap tegak

Gendong bayi dalam posisi tegak agar ia dapat belajar

menahan kepalanya tetap tegak.

b. Kemampuan Gerak Halus

1) Melihat, meraih dan menendang mainan gantung

2) Memperhatikan benda bergerak

3) Melihat benda-benda kecil

Page 268: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

251

4) Memegang benda. Semakin bertambah umur bayimaka ia

akan semakin mampu memegang benda-benda kecil dengan

ujung jarinya (menjimpit). Jaga agar benda itu tidak melukai

bayi atau tertelan dan membuatnya tersedak

5) Merasa dan merasakan bentuk permukaan

c. Kemampuan Bicara Dan Bahasa

1) Berbicara dengan bayi sesering mungkin.

2) Menirukan suara-suara bayi atau ocehan bayi sesering

mungkin, maka ia akan menirukan kembali suara kita.

3) Mengenali berbagai suara dengan mengajak bayi

mendengarkan musik, radio, TV, orang berbicara.

d. Sosialisasi dan kemandirian

1) Memberi rasa aman dan kasih sayang. Sesering mungkin

peluk dan belai bayi, bicara kepada bayi dengan nada lembut

dan halus, serta penuh kasih saying

2) Mengajak bayi tersenyum. Sesering mungkin ajak bayi

tersenyum dan tatap mata bayi

3) Mengajak bayi mengamati benda-benda dan keadaan

sekitarnya

4) Meniru ocehan dan mimic muka bayi

5) Mengayun bayi. Untuk menenangkan bayi dan anda bias

santai, ayunkan bayi dalam kursi ayun

Page 269: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

252

6) Menina-bobokan. Ketika menidurkan bayi, bersenandunglah

dengan nada lembut dan penuh kasih sayang (Kemenkes RI,

2015).

2.4.2 Asuhan Kebidanan Pada Neonatus

A. Pengkajian Data

1. Data Subyektif

a. Identitas Bayi

Nama : Untuk mengenal bayi.

Jenis Kelamin : Untuk memberikan informasi pada ibu dan

keluarga serta memfokuskan saat pemeriksaan

genetalia.

Anak ke : Untuk mengkaji adanya kemungkinan sibling

rivalry (Kemenkes RI 2017).

b. Identitas Orangtua

1) Nama : Untuk mengenal ibu dan suami.

2) Umur

Usia orangtua mempengaruhi kemampuannya dalam mengasuh

dan merawat bayinya (Kemenkes RI 2017).

3) Agama

Untuk mengetahui keyakinan orangtua sehingga dapat

menuntun anaknya sesuai dengan keyakinannya sejak lahir

(Kemenkes RI 2017).

Page 270: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

253

4) Suku/Bangsa

Asal daerah atau bangsa seorang wanita berpengaruh terhadap

pola pikir mengenai tenaga kesehatan, pola nutrisi dan adat

istiadat yang dianut (Kemenkes RI 2017).

5) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual orangtua yang dapat

mempengaruhi kemampuan dan kebiasaan orangtua dalam

mengasuh, merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya

6) Pekerjaan

Status ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pencapaian

status gizi. Hal ini dapat dikaitkan dengan pemenuhan nutrisi

bagi bayinya. Orangtua dengan tingkat sosial ekonomi yang

tinggi cenderung akan memberikan susu formula pada bayinya

(Kemenkes RI 2017).

7) Alamat

Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam

melakukan follow up terhadap perkembangan bayi.

c. Riwayat antenatal

Bidan harus mencatat usia ibu, periode menstruasi terakhir, dan

perkiraan waktu pelahiran. Jumlah kunjungan pranatal dicatat

bersama setiap masalah pra natal yang ada. Semua hasil

laboratorium dan pengujian pranatal termasuk laporan

ultrasonografi, harus ditinjau. Kondisi pranatal dan kondisi intra

Page 271: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

254

partum yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan bayi

baru lahir. (Sondakh, 2013).

d. Riwayat natal

Bayi dilahirkan dengan jenis partus biasa(normal/spontan)

yaitu bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai

alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi

dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam

(Sondakh, 2013).

e. Riwayat postnatal

Riwayat bayi sejak lahir harus ditinjau ulang, termasuk

pola menyusui, berkemih, defekasi, tidur, dan menangis.

Tanda vital, medikasi yang diberikan pada bayi baru lahir

dan hasil laboratorium (Sondakh, 2013).

f. Pola kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi

Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan

berat badan yang optimal berbeda. Oleh karena itu, pemberian

cairan kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik

hendaknya on demand. Menurut Marmi (2012) berikan ASI

sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi 2-3 jam (paling sedikit 4

jam), bergantian kanan dan kiri. Seorang bayi yang menyusu

sebanyak 12-15 kali dalam 24 jam. Biasanya bayi menyusu

Page 272: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

255

sekitar 5-10 kali dalam sehari. Untuk peningkatan kebutuhan

dasar cairan dan kalori pada neonatus dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.18: Kebutuhan dasar cairan dan kalori pada neonatus

Hari kelahiran Cairan/Kg/hari Kalori/kg/hari

Hari ke-1 60 ml 40 kal

Hari ke-2 70 ml 50 kal

Hari ke-3 80 ml 60 kal

Hari ke-4 90 ml 70 kal

Hari ke-5 100 ml 80 kal

Hari ke-6 110 ml 90 kal

Hari ke-7 120 ml 100 kal

Hari ke- >10 150-200 ml >120 kal

Sumber : Saifuddin, Abdul bari .2009.

2) Eliminasi

Menurut Marmi (2012) bayi yang pencernaan normal

akan BAB pada 24 jam pertama setelah lahir yang disebut

dengan mekonium. Umumnya 4-5 minggu pertama dalam

sehari bisa 5-6 kali. Bayi baru lahir cenderung sering BAK

yaitu 7-10x sehari.

3) Istirahat dan tidur

Bayi baru lahir tidur 16-18 jam sehari, paling sering blog waktu 45

menit sampai 2 jam. Bayi dapat menangis sedikitnya 5 menit per hari

sampai sebanyak-banyaknya 2 jam per hari (Sondakh, 2013).

4) Personal hygiene

Bayi di mandikan ditunda sampai sedikitnya 4-6 jam setelah

kelahiran, setelah suhu bayi stabil. Mandi selanjutnya 2-3 kali

seminggu. Perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali pusat tetap

kering dan bersih. Cuci tangan dengan sabun sebelum merawat tali

pusat (Saifudin, 2009). Tali pusat kering lebih cepat dan lebih mudah

Page 273: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

256

terpisah ketika terkena udara, sehingga penutupan tali pusat tidak

dianjurkan (Cunningham, 2013)

5) Aktifitas

Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan dan kaki yang

simetris pada waktu bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan

tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi bila hal ini terjadi

pada waktu tidur, kemungkinan gejala kelainan yang perlu dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut. (Sondakh, 2013).

6) Psikososial

Kontak kulit dengan kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga

didapat pola tidur yang lebih baik. (Saifuddin, 2009).

I. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum: Baik

b. Tanda-tanda Vital

1) Suhu

Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak (Saifuddin,

2010). Suhu bayi normal sekitar 36°C- 37°C, suhu

lingkungan 18-21°C (Fraser,2009) Suhu bayi baru lahir dapat

dikaji di berbagai tempat dengan jenis termometer yang

berbeda-beda. Dianjurkan bahwa suhu rektal dan aksila tetap

dalam rentang 36,5°-37,5°C dan suhu kulit abdomen dalam

rentang 36-36,5°C (Varney, 2009).

Page 274: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

257

2) Pernafasan

Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir

bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada

waktu inspirasi dan ekspirasi. Gerak pernapasan 30 sampai

50 kali per menit (Saifuddin, 2010).

Pola pernapasan bervariasi sesuai awitan pernapasan.

Pernapasan berfluktuasi dan tidak stabil selama periode

waktu tertentu. Pernapasan pada bayi baru lahir dapat

terdengar ribut selama periode transisi. Frekuensi rata-rata 40

kali per menit. Rentang 30 sampai 60 kali per menit.

Pernapasan merupakan pernapasan diafragma dan abdomen

(Varney, 2009).

3) Nadi

Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira

180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit-

120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit

(Wiknjosastro, 2009)

c. Antropometri :

1) Pemeriksaan Antoprometri

a) Berat badan

Menurut Cunningham (2013) Jika bayi baru lahir

normal cukup mendapat asupan gizi beratlahir akan pulih

Page 275: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

258

setelah hari ke 10. Beratbada akan meningkat terus 25

g/hari selama bebrapa bulan pertama.

Tabel 2.19 Penurunan Berat Badan Sesuai Umur

Umur Penurunan atau kenaikan BB yang dapat diterima

dalam bulan pertama

1 minggu Turun sampai 10%

2-4 minggu Naik setidak-tidaknya 160 gram perminggu (setidaknya 15

gram perhari).

1 bulan Naik setidak-tidaknya 300 gram dalam bulan pertama

Bila penimbangan dilakukan setiap hari dengan alat

Minggu pertama Tidak ada penurunan berat badan atau kurang dari 10%

Setelah minggu

pertama

Setiap hari terjadi kenaikan pada bayi kecil setidak-

tidaknya 20 gram.

Sumber : Wiknjosastro (2009)

d) Panjang badan

Panjang bayi baru lahir paling akurat dikaji jika

kepala bayi baru lahir terletak rata terhadap

permukaan yang keras. Panjang bayi normal 48-52

cm(JNPK-KR, 2017)

e) Ukuran kepala menurut Sondakh (2013) meliputi :

(1) Diameter suboksipito-bregmatika (9,5 – 10 cm)

(2) Diameter oksipito-frontalis (11 – 12 cm)

(3) Diameter oksipito metalis (13,5 – 15 cm)

(4) Diameter submento-bregmatika (9,5 – 10 cm)

(5) Diameter biparientalis (9,5 – 10 cm)

(6) Diameter bitemporalis (8 – 10 cm)

(7) Sirkumferensia suboksipito-bregmatikus (33 – 34 cm)

(8) Sirkumferensia submento-bregmatiku (32 – 34 cm)

(9) Sirkumferensia oksipito frontalis (33 – 35 cm)

Page 276: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

259

(10) Sirkumferensia mento – oksipitalis (34 – 35,5 cm)

f) Lingkar dada : 33-38 cm

g) Lingkar lengan : ± 11 cm

d. Apgar Score: Skor Apgar merupakan alat untuk mengkaji

kondisi bayi sesaat setelah lahir dalam hubungannya dengan 5

variabel. Penilaian ini dilakukan pada menit pertama, menit ke-5

dan menit ke-10. Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukkan

bahwa bayi berada dalam keadaan baik (Kemenkes RI 2017).

e. jam kelahiran. Sefalhematoma pertama kali muncul pada 12

sampai 36 jam setelah kelahiran dan cenderung semakin besar

ukurannya, diperlukan waktu sampai 6 minggu untuk dapat

hilang. Adanya memar atau trauma sejak lahir harus diperiksa

untuk memastikan bahwa proses penyembuhan sedang terjadi

dan tidak ada tanda-tanda infeksi (Kemenkes RI, 2017).

2. Pemeriksaan fisik

a) Kepala

Apakah tidak simetris, berupa tumor lunak di belakang

atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang, sebagai

akibat proses kelahiran, atau tumor lunak hanya di belahan

kiri atau kanan saja, atau di sisi kiri dan kanan tetapi tidak

melampaui garis tengah bujur kepala. Ukur lingkar kepala

(Saifuddim, 2009).

Page 277: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

260

Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran

dan tampilannya normal. sutura yang berjarak lebar

mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau

hidrosefalus. Periksa adanya trauma kelahiran misalnya :

caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan sub

aponeurotik atau fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya

kelainan seperti anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan

sebagainya (Marmi, 2012).

Rambut bayi lembut dan halus, beberapa bayi umumnya

tidak memiliki rambut, sedangkan sebagian bayi lainnya

memiliki rambut yang lebat (Fraser, 2009).

Ubun-ubun belakang menutup pada minggu ke-6 sampai

ke-8. Ubun-ubun depan tetap terbuka hingga bulan ke-18

(Fraser, 2009).

b) Mata

Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil

berwarna putih. Periksa adanya trauma seperti palpebra,

perdarahan konjungtiva atau retina. Periksa adanya sekret

pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat

menjadi pnoftalmia dan menyebabkan kebutaan (Marmi,

2012).

Pupil harus sama dan reaktif terhadap cahaya, terjadi

refleks merah/orange menunjukkan kornea dan lensa normal.

Page 278: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

261

Sklera harus diperiksa adanya hemoragi. Kemerahan pada

konjungtiva dapat mengidentifikasikan adanya infeksi

(Walsh, 2009).

Diperhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa

bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu

(Saifuddin, 2010).

c) Hidung

Mengkaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup

bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Periksa adanya

pernafasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang

menunjukkan adanya gangguan pernafasan (Marmi, 2012).

Simetris, memebran mukosa merah muda dan lembab,

tidak ada pernafasan cuping hidung (Walsh, 2009).

d) Mulut

Salivasi tidak terdapat pada bayi normal. Bila terdapat

secret yang berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan

saluran cerna (Saifuddin, 2006).

Membran mukosa mulut lembab dan berwarna merah

muda. Reflek menghisap dan menelan terkoordinasi. (Fraser,

2009).

Simetris, tidak ada sumbing (skizis), refleks hisap kuat,

saliva berlebihan dikaitkan dengan fistula atau atresia

trakeoesofagus (Walsh, 2009).

Page 279: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

262

Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi

dengan kandida (oral trush) (Wiknjosastro, 2011).

e) Leher

Melihat adanya cidera akibat persalinan (Saifuddin,

2010).

Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan

kerusakan pada fleksus brakhialis. Adanya lipatan kulit yang

berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya

kemungkinan trisomi 21 (Marmi, 2012).

f) Dada

Pada pernapasan normal, perut dan dada bergerak hampir

bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada

waktu inspirasi dan ekspirasi. Gerak pernapasan 30 sampai

50 kali per menit (Saifuddin, 2010).

Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila

tidak simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks,

paresis diafragma atau hernia diafragma. Pernafasan yang

normal dinding dada dan abdomen bergerak secara

bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat

bernafas perlu diperhatikan. Pada bayi cukup bulan, puting

susu sudah terbentuk baik dan tampak simetris (Marmi,

2012).

Page 280: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

263

Pigmentasi diputing lebih gelap pada bayi yang berkulit

lebih gelap (Fraser, 2009). Pernafasan diafragma, dada, perut

naik dan turun (Fraser, 2009).

Pada bayi laki-laki maupun perempuan hilangnya

estrogen maternal menyebabkan pembesaran payudara,

kadang disertai oleh sekresi air susu pada hari ke-4 atau ke-5

(Fraser, 2009).

g) Punggung

Mengkaji adanya benjolan/tumor dan tulang punggung

dengan lekukan yang kurang sempurna (Saifuddin, 2010).

Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis,

perdarahan tali pusat, lembek saat menangis (Saifuddin,

2010).

Jika ada pembengkakan, lesung, atau rambut yang

melekat dapat menandakan adanya cacat tulang belakang

tersamar (Fraser, 2009).

Bokong harus diregangkan untuk mengkaji lesung dan

sinus yang dapat mengindikasikan anomali medula spinalis

(Walsh, 2009).

h) Abdomen

Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis,

perdarahan tali pusat, lembek saat menangis (Saifuddin,

2010).

Page 281: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

264

Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara

bersamaan dengan gerakan dada saat bernafas. Kaji adanya

pembengkakan (Marmi, 2012)

Jika perut cekung kemungkinan terdapat hernia

diafragmatika. Abdomen yang membuncit kemungkinan

karena hepatosplenomegali atau tumor lainnya.Jika perut

kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,

omfalokel atau ductus omfaloentriskuspersisten (Marmi,

2012).

Pelvis neonatus berukuran kecil, kandung kemih dapat

diraba diabdomen saat penuh (Fraser, 2009)

Bentuk perut biasanya bulat (Fraser, 2009).

Pada umumnya tali pusat akan puput pada waktu bayi

berumur 6 sampai 7 hari (Wiknjosastro, 2009).

i) Genetalia

(1) Laki-laki

Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar

1-1,3 cm. Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak

boleh ditarik karena menyebabkan fimosis. Periksa

adanya hipospadia dan epispadia. Jika pada skrotum

tampak tonjolan kemungkinan adanya hernia inguinalis

(Marmi, 2012).

Page 282: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

265

Testis turun ke skrotum yang memiliki banyak rugae

dan meatus uretra bermuara di ujung penis dan

preposium melekat ke kelenjar (Fraser, 2009)

(2) Perempuan

Pada bayi cukup bulan, labia mayora menutupi labia

minora. Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina

(Marmi, 2012).

Pada bayi aterm labia mayor menutup minor, himen

dan klitoris dapat tampak membesar (Fraser, 2009).

Pigmentasi digenetalia lebih gelap pada bayi yang

berkulit lebih gelap (Fraser, 2009)

Terkadang tampak adanya secret yang berdarah dari

vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu

(Withdrawl bledding) (Marmi, 2012).

j) Anus

Anus berlubang (Saifuddin, 2010).

Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya (Marmi,

2012)

k) Ektremitas

Ukuran setiap tulang harus prporsional untuk ukuran

seluruh tungkai dan tubuh secara umum. Tungkai harus

simetris harus terdapt 10 jari. Telapak harus terbuka secara

penuh untuk memeriksa jari ekstra dan lekukan telapak

Page 283: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

266

tangan. Sindaktili adalah penyatuan atau penggabungan jari-

jari, dan polidaktili menunjukkan jari ekstra. Kuku jari harus

ada pada setiap jari

Panjang tulang pada ekstremitas bawah harus dievaluasi

untuk ketepatannya. Lekukan harus dikaji untuk menjamin

siimetrisitas(Walsh, 2008).

l) Kulit dan kuku

Bayi matur memiliki garis kulit didaerah telapak tangan

dan telapak kaki. Kuku telah sempurna terbentuk dan melekat

diujung jari, terkadang sedikit lebih panjang daripada ujung

jari (Fraser, 2009).

Dalam keadaan normal, kulit berwarna kemerahan

kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan.

Pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan

adanya kelainan. Waspada timbulnya kulit dengan warna

yang tidak rata (Cutis Marmorata), telapak tangan, telapak

kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat atau

kuning. Bercak-bercak besar biru yang sering terdapat di

sekitar bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada

umur 1-5 tahun (Saifuddin, 2010).

Kulit bayi baru lahir yang normal tipis, halus dan mudah

sekali mengalami trauma akibat desekan, tekanan atau

zatyang memiliki pH berbeda. Rambut halus disebut dengan

Page 284: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

267

lanugo, menutupi kulit dan banyak terdapat dibahu, lengan

atas dan paha. Warna kulit bayi bergantung pada asal suku,

bervariasi mulai dari merah muda dan putih hingga coklat

kekuningan atau coklat tua (Fraser, 2009).

3. Pemeriksaan Refleks

a. Morro: Respon bayi baru lahir akan menghentakkan tangan dan

kaki lurus ke arah luar sedangkan lutut fleksi kemudian tangan

akan kembali ke arah dada seperti posisi dalam pelukan, jari-jari

nampak terpisah membentuk huruf C dan bayi mungkin

menangis. Refleks ini akan menghilang pada umur 3-4 bulan.

Refleks yang menetap lebih dari 4 bulan menunjukkan adanya

kerusakan otak. Refleks tidak simetris menunjukkan adanya

hemiparises, fraktur klavikula atau cedera fleksus brakhialis.

Sedangkan tidak adanya respons pada ekstremitas bawah

menunjukkan adanya dislokasi pinggul atau cidera medulla

spinalis (Kemenkes RI,2017).

b. Rooting: Setuhan pada pipi atau bibir menyebabkan kepala

menoleh ke arah sentuhan. Refleks ini menghilang pada 3-4

bulan, tetapi bisa menetap sampai umur 12 bulan khususnya

selama tidur. Tidak adanya refleks menunjukkan adanya

gangguan neurologi berat (Hidayat dan Uliyah, 2008).

c. Sucking: Bayi menghisap dengan kuat dalam berenspons

terhadap stimulasi. Refleks ini menetap selama masa bayi dan

Page 285: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

268

mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi. Refleks yang

lemah atau tidak ada menunjukkan kelambatan perkembangan

atau keaadaan neurologi yang abnormal (Kemenkes RI,2017).

d. Grasping: Respons bayi terhadap stimulasi pada telapak tangan

bayi dengan sebuah objek atau jari pemeriksa akan

menggenggam (Jari-jari bayi melengkung) dan memegang objek

tersebut dengan era. Refleks ini paralisis. Refleks menggenggam

yang menetap menunjukkan gangguan serebral (Kemenkes

RI,2017).

e. Startle: Bayi meng-ekstensi dan mem-fleksi lengan dalam

merespons suara yang keras, tangan tetap rapat dan refleks ini

akan menghilang setelah umur 4 bulan. Tidak adanya respons

menunjukkan adanya gangguan pendengaran (Kemenkes

RI,2017).

f. Tonic Neck: Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala

diputar ke satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi

putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan. Normalnya

refleks ini tidak terjadi pada setiap kali kepala diputar. Tampak

kira-kira pada umur 2 bulan dan menghilang pada umur 6 bulan

(Kemenkes RI,2017).

g. Neck Righting: Bila bayi terlentang, bahu dan badan kemudian

pelvis berotasi ke arah dimana bayi diputar. Respons ini

dijumpai selama 10 bulan pertama. Tidak adanya refleks atau

Page 286: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

269

refleks menetap lebih dari 10 bulan menunjukkan adanya

gangguan sistem saraf pusat (KemenkesRI,2017).

h. Babinski: Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi,

dijumlah sampai umur 2 tahun. Bila pengembangan jari kaki

dorsofleksi setelah umur 2 tahun menunjukkan adanya tanda lesi

ekstrapiramidal (Kemenkes RI,2017).

i. Merangkak: Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan

dan kaki bila diletakkan pada abdomen. Bila gerakan tidak

simetris menunjukkan adanya abnormalitas neurologi

(Kemenkes RI,2017).

j. Menari atau melangkah: Kaki bayi akan bergerak ke atas dan ke

bawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras. Hal ini

dijumpai pada 4-8 minggu pertama kehidupan. Refleks menetap

melebihi 4-8 minggu menunjukkan keadaan abnormal

(Kemenkes RI,2017).

k. Ekstruasi: Lidah ekstensi ke arah luar bila disentuh dan dijumpai

pada umur 4 bulan. Esktensi lidah yang persisten menunjukkan

adanya sindrom Down (Kemenkes RI,2017).

l. Galant’s: Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi

dan dijumpai pada 4-8 minggu pertama. Tidak adanya refleks

menunjukkan adanya lesi medulla spinalis transversa

(Kemenkes RI,2017)

Page 287: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

270

II. Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan

Perumusan diagnosa pada bayi baru lahir disesuaikan dengan

nomenklatur kebidanan, seperti Normal Cukup Bulan, Sesuai Masa

Kehamilan (NCB SMK). Masalah yang dapat terjadi pada bayi baru

lahir adalah bayi kedinginan. Kebutuhan BBL adalah kehangatan, ASI,

pencegahan infeksi dan komplikasi (Kemenkes RI,2017).

III. Perencanaan

Menurut Kemenkes RI (2017), penanganan bayi baru lahir

antara lain bersihkan jalan napas, potong dan rawat tali pusat,

pertahankan suhu tubuh bayi dengan cara mengeringkan bayi dengan

handuk kering dan lakukan IMD, berikan vitamin K 1 mg, lakukan

pencegahan infeksi pada tali pusat, kulit dan mata serta berikan

imunisasi Hb-0. Monitoring TTV setiap jam sekali terdiri dari suhu,

nadi, dan respirasi.

IV. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil disesuaikan

dengan rencana asuhan yang telah disusun dan dilakukan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based

kepada bayi, meliputi membersihkan jalan napas, memotong dan

merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara

mengeringkan bayi dengan handuk kering dan melakukan IMD,

memberikan vitamin K 1 mg, melakukan pencegahan infeksi pada tali

Page 288: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

271

pusat, kulit dan mata serta memberikan imunisasi Hb-0 (Kemenkes

RI,2017).

V. Evaluasi

Penilaian atau evaluasi dilakukan segera setelah selesai

melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi bayi kemudian dicatat,

dikomunikasikan dengan ibu dan atau keluarga serta ditindak lanjuti

sesuai dengan kondisi bayi.Bayi dapat menangis dengan kuat dan

bergerak aktif Bayi telah dikeringkan dengan handuk dan telah

dilakukan IMD selama 1 jam. Tali pusat bayi telah dirawat dengan

benar. Bayi telah dijaga kehangatannya dengan cara dibedong. Bayi

telah mendapatkan injeksi vitamin K 1 mg, salep mata dan imunisasi

Hb-0 (Kemenkes,RI 2017).

VI. Dokumentasi

Pencatatan atau pendokumentasian dilakukan secara lengkap,

akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang

ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan pada

formulir yang tersedia dan ditulis dalam bentuk SOAP.

S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa dengan klien.

O adalah data obyektif, mencatat hasil-hasil pemeriksaan terhadap

klien.

A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan maalah kebidanan.

P adalah penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan, seperti tindakan antisipatif,

Page 289: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

272

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan,

kolaborasi, evaluasi dan rujukan (Kemenkes,RI 2017).

2.5 Kontrasepsi Pasca Salin

2.5.1 Konsep Dasar Kontrasepsi

A. Pengertian

Keluarga berencana postpartum adalah melakukan tindakan KB

ketika wanita baru melahirkan dan gugur kandung di rumah sakit, atau

member pengarahan agar memilih KB efektif (melakukan sterilisasi

wanita atau pria, menggunakan AKDR, menerima KB hormonal dalam

brntuk suntik atau susuk) (Manuaba, 2010).

KB pasca persalinan merupakan upaya untuk pencegahan

kehamilan dengan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan

sampai dengan 42 hari / 6 minggu setelah melahirkan. Peningkatan

pelayanan KB pasca persalinan sangat mendukung tujuan pembangunan

kesehatan dan hal ini juga ditunjang dengan banyaknya calon peserta

KB baru (ibu hamil dan bersalin) yang sudah pernah kontak dengan

tenaga kesehatan. Seorang ibu yang baru melahirkan bayi biasanya

lebih mudah untuk diajak menggunakan kontrasepsi, sehingga waktu

setelah melahirkan adalah waktu yang paling tepat untuk mengajak ibu

menggunakan kontrasepsi (BKKBN, 2012).

B. Manfaat KB Pasca Salin

1. Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu rapat

(minimal 2 tahun setelah melahirkan)

Page 290: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

273

2. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

3. Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi, dan balita

4. Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk dirinya sendiri,

anak dan keluarga(Buku kia, 2012).

C. Macam-macam Alat Kontrasepsi

1. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

a. Pengertian

MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian

ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa

tambahan makanan atau minuman apapun lainnya. MAL dapat

dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh (lebih

efektif bila pemberian >8x sehari), belum haid, dan umur bayi

kurang dari 6 bulan (Prawirohardjo, 2010).

Menurut Prawirohardjo, Sarwono (2012) MAL dapat

dipakai sebagai kontrasepsi bila:

1) Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif

bila pemberian > 8 x sehari.

2) Belum haid

3) Umur bayi kurang dari 6 bulan

b. Cara Kerja

Metode Amenorea Laktasi (MAL) sangat efektif untuk

mencegah kehamilan (Pencegahan 98% jika dilaksanakan secara

benar pada 6 bulan pertama pascapersalinan; eksklusif ASI

Page 291: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

274

(lebih dari 8x sehari); pencegahan 93% jika dilaksanakan

sampai 12 bulan pascapersalinan(Prawirohardjo,Sarwono,2012).

c. Keuntungan MAL

1) Segera efektif

2) Tidak mengganggu senggama

3) Tidak ada efeksamping secara sistemik

4) Tidak perlu pengawasan medis

5) Tidak perlu obat ataupun alat

6) Tanpa biaya (Saifuddin, 2010).

d. Kerugian/kekurangan/ keterbatasan MAL

1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera

menyusui segera dalam 30 menit pasca persalinan.

2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi social.

3) Tidak melindungi terhadap penyakit IMS termasuk virus

hepatitis B/ HBV dan HIV/ AIDS (Saifuddin, 2010).

e. Indikasi MAL

1) Wanita yang menyusui secara ekslusif.

2) Ibu pasca melahirkan dan bayinya berumur kurang dari 6

bulan.

3) Wanita yang belum mendapatkan haid pascamelahirkan

(Marmi, 2016).

f. Kontraindikasi MAL:

1) Pascamelahirkan yang sudah mendapatkan haid.

Page 292: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

275

2) Tidak menyusui secara ekslusif.

3) Bekerja dan terpisah dari bayinya lebih dari 6 jam.

4) Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan

5) Menggunakan metode kontrasepsi tambahan (Marmi,2016).

2. Kontrasepsi Hormonal

a. Pengertian

Konrasepsi hormonal adalah metode kontrasepsi yang

mengandung hormon progesteron saja dan mengandung hormon

progesteron dan estrogen.

b. Jenis-jenis KB Hormonal

1) Progestin

a) Suntik Progestin

Suntik progestin yaitu kontrasepsi parental yang

mengandung g-alfa medroksi progesteron

(Wiknjosastro, 2010).

(1) Cara kerja

(a) Mencegah ovulasi

(b) Mengentalkan lendir serviks sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma

(c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan

atrofi

(d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba

(Saifuddin, 2010).

Page 293: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

276

(2) Efektifitas (98,5%).

(3) Keuntungan

(a) Sangat efektif.

(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

(c) Tidak berpengaruh pada hubungan seksual.

(d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jentung,

dan gangguan pembekuan darah.

(e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

(f) Sedikit efek samping.

(g) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35

tahun sampai menopause (Saifuddin, 2010).

(4) Kerugian

(a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti

siklus haid yang memendek atau memanjang,

perdarahan yang banyak atau sedikit,

perdarahan tidak teratur atau perdarahan

bercak (spotting), tidak haid sama sekali.

(b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana

pelayanan kesehatan (harus kembaliuntuk

suntikan).

(c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

sebelum suntikan berikutnya.

Page 294: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

277

(d) Permasalahan berat badan merupakan efek

samping tersering.

(e) Terlambatnya kembali kesuburan bukan

karena terjadinya kerusakan/kelainan pada

organ genetalia, melainkan karena belum

habisnyapelepasan obat suntikan dari deponya

(tempat suntikan) (Saifuddin, 2010).

(5) Indikasi

(a) Usia reproduksi

(b) Nulipara dan yang telah memiliki anak

(c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan

yang memiliki efektivitas tinggi

(d) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

(e) Setelah abortus atau keguguran

(f) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki

tubektomi

(g) Perokok

(h) Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan

masalah anemia

(i) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

(6) Kontraindikasi

(a) Hamil atau dicurigai hamil

Page 295: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

278

(b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya

(c) Menderita kanker payudara atau riwayat

kanker payudara

(d) Diabetes mellitus disertai komplikasi

(Saifuddin, 2010)

b) Pil Progestin

Pil progestin disebut juga mini pil, tablet pil oral

berisi progestin saja (Hartanto, 2009).

1) Cara Kerja Pil Progestin

(a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis

steroid seks di ovarium

(b) Endometrium mengalami transformasi lebih

awal sehingga implantasi lebih sulit

(c) Mengentalkan lendir serviks sehingga

menghambat penetrasi sperma

(d) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi

sperma terganggu

(Saifuddin, 2010)

2) Keuntungan

(a) Sangat efektif bila digunakan dengan benar

(b) Tidak mengganggu hubungan seksual

(c) Tidak mempengaruhi ASI

Page 296: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

279

(d) Kesuburan cepat kembali

(e) Nyaman, mudah digunakan

(f) Tidak mengandung estrogen.

(g) Dapat dihentikan setiap saat (Saifuddin, 2010)

3) Keterbatasan

(a) Peningkatan atau penurunan berat badan

(b) Harus digunakan setiap hari dan pada jam

yang sama

(c) Bila lupa satu pil saja kegagalan menjadi lebih

besar.

(d) Payudara menjadi tegang, mual, pusing,

dermatitis atau jerawat

(e) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid

(perdarahan sela, spotting, amenorea)

(Saifuddin, 2010)

4) Indikasi

(a) Telah memiliki anak atau yang belum

memiliki anak

(b) Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang

efektif selama periode menyusui

(c) Pasca persalinan dan tidak menyusui

(d) Pasca keguguran

(e) Perokok segala usia

Page 297: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

280

(f) Mempunyai tekanan darah tinggi (>180/110

mmHg)

(g) Tidak boleh menggunakan esterogen atau

lebih senang tidak menggunakan esterogen

5) Kontraindikasi

(a) Hamil atau diduga hamil

(b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya

(c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan

haid

(d) Miom uterus,karena progestin memicu

pertumbuhan miom uterus

(e) Riwayat stroke

(Varney, 2009).

2) Implant

Implan adalah suatu alat kontrasepsi modern yang

terdiri dari berbagai macam, tetapi di Indonesia yang paling

sering digunakan adalah jenis Jedena. Jedena merupakan

salah satu jenis kontrasepsi implan dengan lama kerja 3

tahun. Implan jedena terdiri atas 2 batang kapsul silastik,

yang mengandung 75 Levonorgestrel. Lokasi pemasangan

di bagian dalam lengan atas melalui suatu tindakan operasi

kecil. Khasiat kontrasepsi ini timbul beberapa jam setelah

Page 298: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

281

insersi, sedangkan tingkat kesuburan atau fertilitas akan

kembali segera setelah pencabutan implan (Hartanto, 2009).

1) Cara kerja

(a) mengentalkan lendir servik

(b) Mengganggu proses pembentukan endometrium

sehingga sulit terjadi implantasimmengurangi

transportasi sperma dan menekan ovulasi

(Saifuddin, 2010).

2) Keuntungan

(a) Daya guna tinggi

(b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

(c) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

(d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

(e) Bebas dari pengaruh estrogen

(f) Tidak mengganggu ASI

(g) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

(Saifuddin, 2010).

3) Kekurangan

(a) Nyeri kepala

(b) Peningkatan atau penurunan berat badan

(c) Nyeri payudara

(d) Perasaan mual

Page 299: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

282

(e) Pusing kepala

(f) Kegelisahan

(g) Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk

insersi dan pencabutan.

(Saifuddin, 2010).

4) Indikasi

(a) Usia reproduksi

(b) Nulipara atau multipara

(c) Menghendaki kontrasepsi dengan efektifitas tinggi

(d) Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak

sterilisasi

5) Kontraindikasi

(a) Hamil atau diduga hamil

(b) Perdarahan dalam yang tidak diketahui

(c) penyebabnya

(d) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara

(e) Mioma uteri

(f) Gangguan toleransi glukosa

(Saifuddin, 2010)

3. Kontrasepsi Non Hormonal

1) Profil

2) Sangat efektif, reversible dan berjangka panjang (dapat sampai

10 tahun: CuT-380A), haid menjadi lebih lama dan banyak,

Page 300: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

283

pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan, dapat

dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi, tidak boleh

dipakai oleh perempuan yang terpapar pada Infeksi Menular

Seksual (IMS) (Saifuddin, 2010).

3) Jenis

a) AKDR CuT-380A

Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk

huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari

tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-

mana. AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T

(Schering).

(1) Cara Kerja

(a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke

tuba falopi.

(b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai

kavum uteri.

(c) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan

ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma

sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan

kemampuan sperma untuk fertilisasi.

(d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur

dalam uterus (Saifuddin, 2010).

Page 301: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

284

(2) Keuntungan

(a) Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.

(b) Sangat efektif 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan

dalam 1 tahun pertama.

(c) AKDR dapa tefektif segera setelah pemasangan.

(d) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

(e) Dapat segera dipasang setelah melahirkan atau

sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

(Saifuddin, 2010).

(3) Kerugian

(a) Perubahan siklus haid (umumnya 3 bulan pertama

dan akan berkurang setelah 3 bulan).

(b) Haid lebih lama dan banyak.

(c) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

(d) tidak mencegah IMS termasuk HIVAIDS.

(e) Klien tidak bisa melepas AKDR sendiri.

(f) Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR

(Saifuddin, 2010).

(4) Indikasi

(a) Usia reproduktif

(b) Keadaan nulipara

(c) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka

panjang

Page 302: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

285

(d) Menyusui yang menginginkan menggunakan

kontrasepsi

(e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

(f) Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat

adanya infeksi

(g) Resiko rendah IMS

(h) Tidak menghendaki kontrasepsi hormonal

(i) Tidak menyukai untuk mengingat – ingat minum

pil setiap hari

(j) Perokok

(5) Kontraindikasi

(a) Adanya tanda – tanda kehamilan

(b) Infeksi panggul bagian dalam

(c) Erosi pada cerviks uteri

(d) Diperkirakan adanya tumor , miom, cavum uteri

kurang dari 5 cm

(e) Adanya perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya, perdarahan pada saluran

kencing/infeksi panggul

(f) Perdarahan haid yang hebat

(g) Adanya kelainan bentuk rahim

(h) Adanya keganasan kanker

(Saifuddin, 2011)

Page 303: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

286

b) Kontrasepsi Mantap

1) Pengertian

(a) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk

menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang

perempuan (Saifuddin, 2010).

(b) Vasektomi adalah prosedur klinik untuk

menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan

jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga

alur transportasi sperma terhambat dan proses

fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi

(Saifuddin, 2010).

2) Cara Kerja

(a) Tubektomi

Cara kerja dengan mengoklusi tuba falopi

(mengikat/memotong atau memasang cincin)

sehingga sperma tidak dapat betemu dengan ovum

(Saifuddin, 2010).

(b) Vasektomi

Cara kerja dengan jalan melakukan oklusi vas

deferensia sehingga alur transportasi sperma

terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan

ovum) tidak terjadi (Saifuddin, 2010).

Page 304: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

287

3) Keuntungan

(a) Tubektomi

(1) Tekniknya mudah sehingga bias dilakukan

oleh dokter umum

(2) Peralatan dan perlengkapan bedah sederhana

(3) Dapat dilakukan di RS kecil atau Puskesmas

(4) Dapat dilakukan pasca persalinan dan

keguguran

(5) Waktu pembedahan singkat, biaya relative

murah

(6) Masa penyembuhan pasca pembedahan

singkta

(b) Vasektomi

(1) Efektif, kemungkinan gagal tidak ada karena

dapat di cek kepastiannya di laboratorium

(2) Aman, morbiditas rendah dan tidak ada

mortalitas

(3) Cepat, hanya memerlukan waktu 10-15 menit

dan pasien tidak perlu dirawat di RS

(4) Tidak menganggu hubungan seksual

selanjutnya.

Page 305: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

288

4) Kerugian

(a) Tubektomi

(1) Harus dipertimbangkan sifat mantap metode

kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan

kembali)

(2) Klien dapat menyesal dikemudian hari

(3) Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam

jangka pendek setelah tindakan

(4) Tidak melindungi diri dari infeksi menular

seksual

(b) Vasektomi

(1) Harus dengan tindakan bedah

(2) Masih adanya keluhan seperti kemungkinan

perdarahan dan infeksi

(3) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih

ingin memiliki anak lagi

(4) Harus menunggu beberapa hari, minggu, atau

bulan sampai sel mani manjadi negative

5) Indikasi

Yang dapat menjalani tubektomi usia > 26 tahun,

paritas > 2, yakin telah mempunyai jumlah anggota

keluarga yang sesuai dengan kehendaknya dan paham

Page 306: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

289

serta secara sukarela setuju dengan prosedur ini

(Saifuddin, 2010).

Yang dapat menggunakan vasektomi yaitu harus

sukarela, mendapat persetujuan istri, jumlah anak yang

cukup, mengetahui akibat-akibat vasektomi, usia tidak

kurang dari 30 tahun (Handayani, 2011)

6) Kontraindikasi

(a) Tubektomi

(1) Wanita yang hamil atau dicurigai hamil

(2) Wanita dwngan perdarahan pervaginam yang

belum diketahui penyebabnya

(3) Wanita dengan infeksi sistemik atau pelvic

yang

(4) Wanita yang tidak boleh menjalani proses

pembedahan

(b) Vasektomi

(1) Infeksi kulit local, misalnya scabies

(2) Infeksi traktus genetalia

(3) Kelainan skrotum dan sekitarnya

(4) Penyakit diabetes melitud dan jantung

(Handayani, 2011)

Page 307: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

290

3. Penapisan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal

Tabel 2.20. Daftar Tilik Penapisan Klien Metode Hormonal

Metode hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntikan dan susuk) Ya Tidak

Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih

Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan

Perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah senggama

Ikterus pada kulit atau mata

Nyeri kepala hebat atau gangguan visual

Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak (odeme)

Tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)

Massa atau benjolan pada payudara

Sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi)

Sumber: prawirohardjo (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.

Tabel 2.21. Daftar Tilik Penapisan Klien Metode Nonhormonal

AKDR(semua jenis pelapas tembaga dan progestin) Ya Tidak

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu

Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain

Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual(IMS)

Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau

kehamilan ektopik

Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih dari 1-2

pembalut tiap 4 jam)

Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)

Apakah pernah mengalami dismenore berat yang

membutuhkan anlgetik dan/atau istirahat baring

Apakah pernah mengalami perdarahan bercak antara haid

aatau setelah senggama

Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular

atau congenital

Sumber: prawirohardjo (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi

Cara melakukan penilaian yaitu:

1. Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalina

maka pil kombinasi adalah metode pilihan terakhir.

2. Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau

NET-EN) atau susuk

Page 308: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

291

3. Tidak cocok untuk suntikan suntikan progestin (DMPA atau NET-

EN).

Jika semua nilai diatas adalah “Tidak” (negatif) dan tidak dicurigai

adanya kehamilan maka dapat diteruskan dengan konseling metode

khusus. Bila respon banyak yang “Ya” (positif), berarti klien perlu

dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.

Catatan: klien tidak sesalu memberikan informasi yang benar

tentang dirinya. Namun petugas kesehatan harus

mengetahui bagaimana keadaan dengan cara yang

berbeda. Juga perlu diperhitungkan masalah social, budaya

atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap respon

klien tersebut (dan pasanganya

4. Waktu untuk Memulai Kontrasepsi

a. Waktu untuk memulai kontrasepsi pada wanita menyusui dapat

dilihat pada tabel 2.22

Tabel 2.22. Waktu untuk Memulai Kontrasepsi pada Wanita

Menyusui

Metode Kontrasepsi Waktu yang Dianjurkan

MAL Segera setelah bayi lahir

AKDR 3 mgg pasca salin

AKDR Post plasenta Setelah plasent lahir

Kontap 6 minggu pasca salin

Kondom 6 minggu pasca salin

Kontrasepsi Progestin 6 minggu pasca salin

Kontrasepsi Kombinasi 6 bulan pasca salin

Sumber : Saifuddin Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi.

Page 309: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

292

b. Untuk klien yang tidak menyusui dianjurkan menggunakan

kontrasepsi seperti tabel 2.23 :

Tabel 2.23. .Waktu untuk Memulai Kontrasepsi Pada Wanita yang

Tidak Menyusui

Metode Kontrasepsi Waktu yang Dianjurkan

AKDR 3 minggu pasca salin

AKDRPost plasenta Setelah plasenta lahir

Kontap 6 minggu pasca salin

Kondom Setelah persalinan

Kontrasepsi Progestin Setelah persalinan

Kontrasepsi Kombinasi 3 bulan pasca salin

Sumber : Saifuddin Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi.

5. Langkah – Langkah Konseling KB SATU TUJU

Dalam memberikan konseling. Khususnya bagi calon klien KB yang baru

hendaknya dapat diterapkan 6 langkah yang sedah dikenal dengan kata

kunci SATU TUJU.Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu

dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan diri

dengan kebutuhan klien .Beberapa klien membutuhkan lebih banyak

perhatian pada langkah yang satu dibandingkan dengan langkah

lainnya.Kata kunci SATU TUJU dalah sebagai berikut :

a. SA : sapa dan salam

Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan.

Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat

yan nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk

Page 310: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

293

membangun rasa percaya diri.Tanyakan kepada klien apa yang perlu

dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

b. T : Tanya

Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien

untuk berbicaramengenai pengalaman keluarga berencana dan

kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan

kesehatan dan kehidupan keluarganya.Tanyakan konstrasepsi yan

diiginkan ole klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang

disampaikan oleh klien ssuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan

caranya.Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien.Perlihatkan

bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan

dan keinginan klien kita dapat membantunya.

c. U: Uraikan

Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan

reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis

kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia

ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis lain yang ada. Juga jelaskan

alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien.Uraikan

jugamengenai risiko penularan HIV/ Aids dan pilihan metode ganda.

d. TU : Bantu

Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir

mengenai apa yangpaling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan

Page 311: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

294

pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien

mempertimbangkan criteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis

kontrasepsi.Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan

dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan

mengenai pilihan tersebut pada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan

bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat

menanyakan : Apakah anda sudah memutuskan pilhan jenis

kontrasepsi? Atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan.

e. J : Jelaskan

Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi

pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika

diperlukan perlihatkan alat/ obat kontrasepsinya.Jelaskan bagaimana

alat / obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara

penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan

petugas menjawab secara jelas dan terbuka.Beri penjelasan juga

tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang

dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS).Cek pengetahuan klien

tantang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila

dapat menjawab dengan benar.

f. U : Kunjungan Ulang

Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah

perjanjian, kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan

Page 312: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

295

atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu

mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

2.5.2 Asuhan kebidanan kontrasepsi pasca salin

1. Pengkajian

a. Data Subyektif

1) Biodata

a) Umur

Usiareproduksi, dapat digunakan oleh perempuan usia

>35 tahun sampai menopause (Saifuddin, 2010).

Pada fase menjarangkan kehamilan umur antara 20-30

tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan

melahirkan. Segera setelah anak pertama lahir, maka

dianjurkan untuk memakai IUD sebagai pilihan utama

(Hartanto, 2009). Untuk penggunaan KB tubektomi menurut

Saifuddin (2010) dianjurkan usia ibu lebih dari 26 tahun,

paritas lebih dari 2.

b) Status pernikahan

IUD tidak untuk klien dengan partner seksual yang

banyak (Hartanto, 2009).

c) Jenis kelamin

Kondomdigunakan oleh pria dengan penyakit genetalia,

sensitivitas penis terhadap sekret vagina, herpes genitalis atau

kondiloma akuminata (Hartanto, 2009). Kondom digunakan

Page 313: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

296

untuk mencegah penularan mikroorganisme (IMS dan

HIV/AIDS)dari satu pasangan ke pasangan yang lain

(Saifudddin, 2010).

2) Keluhan utama

a) Untuk klien yang menyusui secara ekslusif tidak memerlukan

kontrasepsi pada 6 minggu pasca persalinan. Pada klien yang

menggunakan MAL waktu tersebut dapat sampai 6 bulan.

Jika klien menginginkan metode selain MAL, perlu

didiskusikan efek samping metode kontrasepsi tersebut

terhadap laktasi dan kesehatan bayi (Saifuddin, 2010).

b) Untuk klien yang tidak menyusui dianjurkan menggunakan

kontrasepsi seperti tabel 2.23.

3) Riwayat kesehatan

Ibu dengan penggunaan obat tuberkulosis seperti rifampisin,

serta obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat), riwayat kanker

payudara, mioma uterus, riwayat stroke, diabetes mellitus yang

disertai komplikasi tidak dapat mengunakan KB progestin

(Saifuddin, 2010).

Ibu dengan penyakit infeksi alat genital (vaginitis, servisitis),

sedang mengalami atau menderita PRP atau abortus septik,

kelainan bawaaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim

yang mempengaruhi kavum uteri, penyakit trofoblas yang ganas,

Page 314: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

297

TBC pelvik, kanker alat genital tidak diperkenankan

menggunakan AKDR (Saifuddin, 2010).

4) Riwayat kebidanan

a) Riwayat Haid

Pada ibu pasca salin, ibu tidak mengalami menstruasi

dan dapat langsung menggunakan KB MAL. Ketika ibu

mulai mendapatkan haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur

kembali dan harus segera mulai menggunakan KB lain

disamping MAL. Perdarahan sebelum 56 hari pasca

persalinan dapat diabaikan (belum dianggap haid)

(Saifuddin,2010).

Penggunaan KB hormonal progestin diperbolehkan pada

ibu dengan riwayat haid teratur dan tidak ada perdarahan

abnormal dari uterus (Hartanto, 2009). Dianjurkan juga untuk

wanita yang haid dengan jumlah darah yang banyak disertai

anemia (Saifuddin, 2010). Penggunaan KB hormonal

progestin mempunyai efek pada pola haid tetapi tergantung

pada lama pemakaian. Perdarahan inter-menstrual dan

perdarahan bercak berkurang dengan berjalannya waktu.

Sedangkan kejadian amenorea bertambah besar

(Hartanto,2011). Bagi ibu dengan riwayat dismenorhea berat,

jumlah darah haid yang banyak, haid yang ireguler atau

Page 315: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

298

perdarahn bercak (spotting) tidak dianjurkan menggunakan

IUD (Hartanto, 2011).

b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

Bila mini-Pil gagal dan terjadi kehamilan, maka

kehamilan tersebut jauh lebih besar kemungkinannya sebagai

kehamilan ektopik, ini serupa dengan IUD, maka ibu tidak

diperkenankan menggunakan KB pil progestin dan IUD

(Hartanto, 2008). Ibu dengan riwayat keguguran septik dan

kehamilan ektopik, tidak diperkenankan menggunakan KB

AKDR (Saifuddin, 2010). Pada ibu pasca keguguran ada

infeksi pemasangan AKDR ditunda 3 bulan sampai infeksi

teratasi (Saifuddin, 2010). Apabila pada persalinan terjadi

perdarahan banyak hingga Hb <7 gr% maka penggunaan

AKDR ditunda hingga anemia teratasi (Safuddin, 2010).

c) Riwayat KB

Bila mini-Pil gagal dan terjadi kehamilan, maka

kehamilan tersebut jauh lebih besar kemungkinannya sebagai

kehamilan ektopik, ini serupa dengan IUD, maka ibu tidak

diperkenankan menggunakan KB pil progestin dan IUD lagi

(Hartanto, 2008).

Page 316: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

299

5) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

KB Hormonal (Implan, suntik, pil) merangsang pusat

pengendali nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan

akseptor makan lebih banyak daripada biasanya

(Hartanto,2009).

b) Personal Hygiene

Penggunaan kontrasepsi progestin dapat menimbulkan

jerawat, sehingga kebersihan wajah harus diperhatikan

(Saifuddin, 2010). Kebersihan perlu lebih diperhatikan

karena pada pemakaian IUD potensial PID lebih tinggi

(Saifuddin, 2010).

c) Eliminasi

Dilatasi ureter oleh pengaruh kontrasepsi hormonal

(progestin), sehingga timbul statis dan berkurangnya waktu

pengosongan kandung kencing karena relaksasi otot

(Hartanto, 2009).

d) Istirahat/tidur

Gangguan tidur yang dialami ibu pemakai kontrasepsi

hormonal dikarenakan pada awal pemakaian dapat

memberikan efek samping dari (mual, pusing, nyeri

payudara, perubahan perasaan) (Saifuddin, 2010).

Page 317: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

300

e) Aktifitas

Rasa lesu dan tidak bersemangat dalam melakukan

aktivitas karena mudah atau sering pusing dan cepat lelah

serta depresi (Wiknjosastro, 2010).

6) Kehidupan seksual

Pada penggunaan jangka panjang kontrasepsi hormonal dapat

menimbulkan kekeringan vagina, menurunkan libido

(Saifuddin,2010).

7) Riwayat ketergantungan

Untuk penggunaan KB hormonal tidak dianjurkan oleh ibu

yang menggunkan obat-obatan dalam jangka panjang (Saifuddin,

2010). Bagi ibu yang perokok dapat menggunakan kontasepsi

suntikan progestin begitu juga dengan ibu yang menggunakan

obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberculosis

(rifampisin) (Saifuddin,2010).

8) Keadaan psikologis

Menyusui dapat meningkatkan hubungan psikologi ibu dan

anak (Saifuddin, 2010). KB implan dapat menyebabkan

perubahan body image yaitu peningkatan berat badan, jerawat,

alopesia (botak), perubahan perasaan (mood) dan kegelisahan

(Saifuddin, 2010). Beberapa klien malu untuk membeli kondom

di tempat umum (Saifuddin, 2010).

Page 318: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

301

9) Latar belakang budaya

Kontrasepsi suntik dipandang dari sudut agama baik itu

Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu diperbolehkan asal

bertujuan untuk mengatur kehamilan bukan untuk mengakhiri

kehamilan (Hartanto, 2009).

b. Data Obyektif

1) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah

Untuk pengguna KB hormonal progestin tekanan

darahnya harus<180/110 mmHg (Saifuddin, 2010).

b) Denyut nadi

Irreguler tidak di anjurkan memakai KB implan

(Saifuddin, 2010). MAL dapat diberikan saat ibu sehat

maupun sakit (Saifuddin, 2010).IUD jenis Cut-380 A tidak

mempunyai efek samping hormonal, jadi tidak dipengaruhi

tekanan darah (Saifuddin, 2010).

c) Suhu

Suhu normal36°-37°C, pada akseptor IUD dengan PID

akan terjadi kenaikan suhu mencapai 38°C atau lebih

(Hartanto, 2009).

Page 319: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

302

2) Pemeriksaan antropometri

Untuk pemakaian KB hormonal dapat terjadi

kenaikan/penurunan berat badaan sebanyak 1-2 kg

(Saifuddin,2010).

3) Pemeriksaan fisik, menurut beberapa ahli menjelaskan :

a) Muka: Pada penggunaan KB hormonal agak lama akan

timbul flek-flek, jerawat pada pipi dan dahi, muka tidak

sembab (Saifuddin, 2010).Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu

berlebihan di daerah muka), tetapi sangat jarang terjadi

(Saifuddin, 2010).

b) Mata: Kontrasepsi hormonal dapat digunakan dengan

konjungtiva palpebra pucat (anemis), sklera putih (tidak

ikterus), pandangan mata tidak kabur (Saifuddin, 2010).

c) Leher: Tidak ditemukan penegangan vena jugularis, tidak

pembengkakan pada kelenjar tyroid dan limfe

(Saifuddin,2010).

d) Dada: Untuk pengguna KB MAL Pembesaran payudara

simetris, kedua payudara tampak penuh, puting susu

menonjol, ASI keluar lancar. Saat selesai menyusui kedua

payudara tampak kenyal dan kosong. (Saifuddin, 2010).

Pemakaian KB hormonal memiliki kontra indikasi pada

ibu yang memiliki kangker payudara dimana (pembesaran

payudara yang tidak simetris, tegang, ada benjolan abnormal,

Page 320: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

303

ada cairan abnormal, puting susu ada tarikan ke dalam, kulit

payudara mengkerut seperti kulit jeruk, ada benjolan pada

axilla). Tidak ada tanda-tanda hamil (hiperpigmentasi areola

dan papila, payudara membesar dan tegang), tidak sesak

nafas (Saifuddin, 2010).

e) Abdomen: Tidak ada tanda-tanda kehamilan (tidak ada

hiperpigmentasi linea alba tidak ada striae dan tidak ada

pembesaran uterus, tidak ada benjolan pada adneksa). Untuk

pengguna KB hormonal (suntik, pil dan implan) tidak ada

nyeri tekan, klien tidak menderita KET, kanker

endometrium/PID (Hartanto, 2009).

f) Genetalia: Pada penggunaan KB hormonal, flour albus akan

semakin timbul dengan semakin lamanya pemakaian KB

hormonal karena infeksi jamur kandidiasis dibandingkan

tanpa KB, tetapi lebih terlindung terhadap infeksi parasit

Trikomoniasis (Hartanto, 2009).

g) Ekstremitas: Klien dengan oedema pada kaki tidak

diperkenankan menggunaan KB hormonal karena diduga ada

indikasi penyakit jantung. Serta tidak terdapatnya varises

yang berat dan nyeri pada tungkai karean kemungkinan klien

menderita tromboflebitis aktif serta memiliki resiko tinggi

untuk kelainan pembekuan darah (Saifuddin, 2010).

Page 321: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

304

4) Pemeriksaan khusus

Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali

tersedia uji kehamilan yang lenih sensitif (Saifuddin,2009).

Pemeriksaan panjang uterus, ukuran rongga rahim kurang

dari 5cm merupakan kontra indikasi pemasangan AKDR

(Saifuddin,2010).

6. Diagnosa Kebidanan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI (2009), dalam

perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, bidan menganalisa

data yang diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara

akurat dan logis untuk menegakkan diagnosa dan masalah kebidanan

yang tepat. Kriteria perumusan diagnosa dan atau masalah adalah:

a. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan.

b. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien.

c. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan.

Diagnosa Kebidanan untuk kontrasepsi pascasalinP ≥ 1, umur 15-

49 tahun, menggunakan KB MAL/Kondom/Coitus

Interuptus/Kontrasepsi Progestin/AKDR/Kontap, keadaan umum

baik tidak ada/ada kontraindikasi untuk menggunakan kontrasepsi

pasca salin.

Page 322: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

305

7. Perencanaan

Diagnosa : P ≥ 1, umur 15-49 tahun, menggunakan KB

MAL/AKDR/Kontap/Kondom/Kontrasepsi Progestin,

lama...., keadaan umum baik tidak ada/ada kontraindikasi

untuk menggunakan kontrasepsi MAL/AKDR/ Kontap/

kondom/ Kontrasepsi Progestin.

Tujuan : Kontrasepsi pasca persalinan dapat menunda kehamilan

berikutnya sedikitnya 2 tahun (Saifuddin, 2010).

Kriteria : Menurut Saifuddin (2010)

- Ibu dapat menjelaskan kembali penjelasan yang telah

diberikan petugas.

- Ibu memilih salah satu KB yang sesuai.

PerencanaanmenurutBKKBN (2009), adalah:

a. Kaji pengetahuan klien tentang KB

R/Makin rendah pendidikan klien, semakin efektif metode KB yang

dianjurkan.

b. Tanyakan pada klien rencana jumlah anak yang diinginkan dan tujuan

menggunakan KB

R/menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,

usia tua dan jarak kelahiran yang terlalu dekat.

c. Berikan pengetahuan kepada klien tentang KB pasca salin meliputi

MAL, kondom, progestin, AKDR, KONTAP

Page 323: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

306

R/Membantu klien memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

digunakan dan meningkatkan keberhasilan KB.

d. Bantu klien menentukan krontrasepsi sesuai kebutuhan klien.

R/Pengalaman menunjukkan saat ini calin peserta memilih sendiri

metode kontrasepsi yang diinginkan

e. Lakukan penapisan sesuai dengan alat kontrasepsi yang dipilih klien.

R/Menilai apakah ibu masuk dalam kontra indikasi alat kontrasepsi

yang dipilih.

f. Persilahkan untuk klien dan suami mengisi informed consent

R/Setiap tindakan medis yang mengandung resiko harus dengan

persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak

memberikan persetujuan.

g. Minta klien mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan

R/Membantu klien untuk membuat suatu pilihan dan membantu klien

untuk mengerti dan mengingat.

h. Beri kesempatan klien mengajukan pertanyaan

R/Merupakan salah satu teknik yang digunakan saat konseling agar

kelangsungan pemakaian lebih tinggi.

Page 324: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

307

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

3.1.1 Kunjungan ANC I

Tanggal Pengkajian : 12 April 2019

Waktu Pengkajian : Pukul 16.00 WIB

Tempat Pengkajian :PMB Endah W.,S.ST

E. Data Subjektif

1. Identitas

Nama : Ny. R Tn. E

Umur : 28 tahun 37 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : Perguruan Tinggi SMA

Pekerjaan : IRT Swasta

Alamat : Jl.Tegal Arum rt.04 rw.01 Kb. Madiun

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan hamil anak kedua, umur 9 bulan datang ke bidan untuk

memeriksakan kehamilannya.

Page 325: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

308

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit dengan gejala batuk lama, BB

menurun, hilang nafsu makan, berkeringat malam hari (TBC), banyak makan,

banyak minum, sering kencing (DM), nyeri perut sebelah kanan, kuning pada

kulit/anggota badan (hepatitis). Berkeringat berlebihan di telapak tangan dan

jantung berdebar-debar (jantung) dan tekanan darah tinggi, tidak pernah

mengalami sesak nafas berbunyi (asma), tidak mempunyai penyakit dengan gejala

daya tahan menurun, mudah jatuh sakit (HIV/AIDS), tidak mengalami/merasa

lemah, letih, lesu, lunglai, lemas (anemia). Tidak pernah keputihan yang gatal dan

berbau, tidak nyeri saat BAK (PMS.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit TBC, DM, hepatitis, jantung,

asma, HIV/AIDS, anemia. PMS, ibu tidak pernah MRS, tidak pernah menjalani

operasi apapun.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga ibu maupun suami tidak pernah atau sedang menderita penyakit dengan

gejala batuk lama, BB menurun, hilang nafsu makan, berkeringat malam hari

(TBC), banyak makan, banyak minum, sering kencing (DM), nyeri perut sebelah

kanan, kuning pada kulit/anggota badan (hepatitis). Berkeringat berlebihan di

telapak tangan dan jantung berdebar-debar (jantung) dan tekanan darah tinggi,

tidak pernah mengalami sesak nafas berbunyi (asma), tidak mempunyai penyakit

dengan gejala daya tahan menurun, mudah jatuh sakit (HIV/AIDS),

Page 326: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

309

mengalami/merasa lemah, letih, lesu, lunglai, lemas (anemia). Keluarga tidak

mempunyai riwayat kembar.

4. Riwayat Pernikahan

Umur menikah : 24 tahun

Lama menikah : 4 tahun

Berapa kali menikah : 1 kali

Status Pernikahan : Sah

5. Riwayat Kebidanan

Menarche : 12 Tahun

Bau : Amis

Lama : 7 hari

Siklus : 28 Hari

Warna : Merah Segar

Jumlah : 2-3 x ganti pembalut dalam sehari

Disminorhea : Tidak

Konsistensi : Encer

HPHT : 18 Juli 2018

6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas

Tabel 3.1 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Kehamilan Persalinan Anak Nifas

Ke UK

Pen

yuli

t

Temp

at

Pen

olo

ng

Jenis

Persa

linan

JK BB

Lahir

Umur

Anak

H/

M

Lakta

si

Kom

plika

si

KB

1

39

Mg

- BPM Bid

an

Spon

tan

Laki-

Laki

3100

Gram

38

Bulan

H ASI - -

Page 327: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

310

2 H A M I L I N I

7. Riwayat kehamilan sekarang

a. Trimester I

Berapa kali periksa : 2x di PMB pertama kali pada usia 10 minggu

Keluhan : mual

Terapi : hufamag 1x1, kalk 1x1, etabion 1x1

Penyuluhan yang telah didapat :

1) Istirahat cukup

2) Menurangi aktivitas berat

3) Memenuhi nutrisi

b. Trimester II

Berapa Kali periksa : 3x periksa di PMB pertama kali merasakan gerakan janin

pada usia kehamilan 5 bulan

Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun

Terapi : Etabion 1x1, asam folat 2x1 dan kalk 1x1

Penyuluhan yang telah didapat :

1) Mengurangi aktivitas terlalu berat

2) Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil

c. Trimester III

Berapa kali periksa : 3x periksa di PMB dan 1x di PKM

Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun

Terapi : Etabion 1x1, Kalk 2x1

Penyuluhan :

Page 328: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

311

1) Istirahat cukup

2) Memenuhi nutrisi

3) Persiapan dan tanda tanda persalinan

d. Riwayat imunisasi TT

Ibu mengatakan sudah imunisasi TT lengkap

8. Riwayat Keluarga Berencana

Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB apapun sebelumnya.

9. Pola Kebiasaan sehari hari

1) Nutrisi

(a) Sebelum

hamil

: Makan teratur, 3x sehari dengan

komposisi nasi, sayur (bayam,

kangkung, kecambah), lauk (ikan,

ayam, tahu), minum air putih 7-8

gelas/hari

Page 329: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

312

(b) Selama

hamil

: Ibu makan 3-4x sehari, makanan lebih

beragam dengan komposisi makanan

nasi, sayur (bayam, kangkung, sawi,

wortel), lauk (tahu, tempe, ayam) tidak

ada pantangan makanan, minum air

putih 8-10 gelas/hari ditambah minum

susu 1x/hari dengan cara diseduh

dengan air hangat.

2) Eliminasi

(a) Sebelum

hamil

: BAB teratur 1 x sehari, konsistensi

lunak, warna kuning, tidak ada keluhan

BAB. BAK 5-6 kali sehari, warna

kuning jernih, tidak ada keluhan BAK.

(b) Selama

hamil

: BAB teratur 1 x sehari, konsistensi

lunak, warna kuning, tidak ada keluhan

BAB. BAK 7-9 kali sehari, urine warna

kuning jernih dan tidak ada keluhan

saat BAK.

3) Istirahat

(a) Sebelum

hamil

: Ibu siang ± 1 jam, tidur malam ± 7-8

jam pukul 22.30-04.30 WIB.

(b) Selama

hamil

: Tidur siang ± 2 jam, tidur malam ± 7-8

jam pukul 21.30-05.00 WIB.

Page 330: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

313

4) Aktivitas

(a) Sebelum

hamil

: Ibu melakukan aktivitas dirumah seperti

menyapu, memasak dan mencuci.

(b) Selama

hamil

: Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga

yang ringan seperti menyapu, dan

memasak

5) Personal Higiene

(a) Sebelum

hamil

: Mandi 2 kali sehari, keramas 3 hari

sekali, menggosok gigi setiap kali

mandi, genetalia dibersihkan setiap kali

BAB dan BAK.

(b) Selama

hamil

: Mandi 2 kali sehari,keramas 3 hari

sekali, menggosok gigi setiap kali

mandi dan sebelum tidur, genetalia

dibersihkan setiap kali BAB dan BAK,

kuku dipotong 2 minggu sekali, pakaian

setiap habis mandi ganti.

6) Seksual

(1) Sebelum

hamil

: Ibu melakukan hubungan seksual

seminggu 2-3x. Saat berhubungan

seksual ibu tidak ada keluhan, tidak

mengalami perdarahan.

(2) Selama : Ibu melakukan hubungan seksual

Page 331: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

314

hamil seminggu 2x karena umur kehamilan

yang sudah tua.

10. Riwayat Ketergantungan

Ibu mengatakan sebelum hamil dan selama hamil ibu dan suami tidak memiliki

ketergantungan terhadap rokok, minuman beralkohol maupun obat obatan

terlarang serta jamu jamuan.

11. Latar belakang sosial budaya

Ibu mengatakan tidak pernah melakukan pijat perut,minum jamu jamuan dan

tidak ada pantangan terhadap makanan

tertentu seperti telur, daging, ikan dan ada kebiasaan tingkepan 7 bulanan.

12. Psikososial dan spiritual

Ibu megatakan bahwa hubungan dengan suami baik, suami dan keluarga sangat

mendukung atas kehamilannya. Dan ibu berharap kehamilannya lancar sampai

bayinya lahir pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami, ibu suami dan

keluarga selalu berdoa agar diberi kesehatan dan keselamatan sampai proses

persalinan nanti.

F. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Keadaan emosional : Stabil

d. Antropometri

TB : 153 cm

Page 332: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

315

BB Sekarang : 65.6 kg

BB Sebelum hamil: 52 kg

Kenaikan berat badan ibu selama hamil 13,4 kg

LILA : 25 cm

IMT :

Berat badan (kg)

IMT= ---------------------------

(Tinggi badan(m)²

52 52

IMT= --------- = ------ =22.21 (Normal)

1,53² 2.309

e. TTV

TD : 110/80 mmHg N: 80 x/menit

R : 22x/menit S: 36 °C

HPL: 25 April 2019

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Inspeksi : Bersih simetris, rambut lurus, warna rambut hitam, penyebaran rambut

merata dan tidak ada benjolan abnormal

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

b. Muka

Page 333: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

316

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak sembab, tidak odema, dan tidak ada cloasma

gravidarum.

c. Mata

Inspeksi :Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih,

konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak menggunakan alat bantu penglihatan

fungsi penglihatan baik.

d. Hidung

Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret dan polip dan tidak ada pernafasan cuping

hidung

e. Telinga

Inspeksi :Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada serumen, tidak ada

perdarahan, fungsi pendengaran baik.

f. Mulut dan Gigi

Inspeksi :Simetris, bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak

ada perdarahan gusi, tidak ada caries gigi dan lidah bersih

g. Leher

Inspeksi :Simetris, bersih, tidak ada benjolan

abnormal, dan tidak ada hiperpigmentasi

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid dan tidak ada bendungan

vena jugularis.

h. Aksila

Inspeksi : Bersih,tidak ada pembesaran kelenjar limfe,

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Page 334: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

317

i. Dada

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : paru paru : tidak ada suara wheezing dan ronchi

Jantung : suara jantung normal lup dup

Perkusi : jantung : pekak

: paru paru : sonor

j. Payudara

Inspeksi:Simetris, bersih, kedua putingmenonjol, terdapat hiperpigmentasi pada

areola dan papila

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ,tidak ada benjolan abnormal, konsistensi keras,

colostrum sudah keluar.

k. Abdomen

Inspeksi :simetris, pembesaran perut kedepan sesuai usia kehamilan, tidak ada

bekas luka, terdapat linea nigra dan strie livide.

l. Genetalia

Inspeksi :Tidak ada odema dan varises, tidak ada condiloma akuminata, tidak ada

flour albus, tidak ada perdarahan pervaginam.

Page 335: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

318

m. Anus

Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus.

n. Ekstremitas

Inspeksi :Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak, jumlah jari tangan dan

kaki lengkap.

Palapasi :Pada ekstremitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises.

Perkusi : Refleks patella +/+

3. Pemeriksaan Khusus

a. Palpasi

Leopod 1 :TFU setinggi prosessus xyphoideus. Pada fundus teraba bagian

bundar, lunak, tidak melenting (bokong).

Leopod 2 : pada bagian kiri perut teraba bagian keras, memanjang seperti papan

(punggung janin) pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil kecil janin

(ekstremitas)

Leopod 3 : pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bundar, keras (kepala),

tidak bisa di goyangkan (sudah masuk PAP)

Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertemu (divergen).

b. Perlimaan : penurunan 3/5 bagian

c. TFU Mc donald 28 cm

d. TBJ (28-11) x 155 =2.635 gram

e. DJJ 144x/menit punctum maksimum 3 jari bawah pusat

sebelah kiri teratur, kuat.

4. Pemeriksan penunjang

Page 336: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

319

Tanggal : 03 Maret 2019 Tempat : Puskesmas Jiwan

Hb : 13 g/dl HbSAg : NR

Protein Urin : Negatif VTC :NR

Gol darah : B Syifiis : Negatif

GDA : 130 mg/dl

Skor Puji Rochyati (KSPR)

Skor awal ibu sampai dengan ANC ke 11 yaitu 2

G. Analisa

G2P10001 usia 28 tahun, usia kehamilan 38 minggu fisiologis dan janin tunggal

hidup.

H. Penatalaksanaan pukul : 16.15 WIB

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa

keadaan ibu dan janin baik

E/Ibu senang mengetahui hasil pemeriksaannya

2. Memberitahu ibu bahwa Indeks Masa Tubuhnya normal

yaitu 22.21, rekomedasi kenaikan berat badanya yaitu 11,5-

16 dan ibu mengalami kenaikan berat badan selama hamil

13.4 ini menunjukan bahwa kenaikan berat badan ibu

normal dan ibu harus mempertahankan berat badanya serta

memberitahu ibu agar tetap menjaga pola nutrisinya.

E∕ Ibu mengerti penjelasan yang diberikan petugas

Page 337: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

320

3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM

III,dan tanda tanda persalinan

E/Ibu dapat mengulangi penjelasan yang diberikan

4. Mendiskusikan kembali persiapan persalinan

a. Penolong persalinan

b. Tempat persalinan

c. Transportasi yang di pakai

d. Persiapan biaya

e. Pengambil keputusan

f. Pendamping persalinan

g. Keperluan ibu dan bayi

h. Pendonor jika diperlukan

Ibu ingin bersalin ditolong oleh bidan di tempat praktik mandiri,menggunakan

transportasi sendiri,biaya sudah diciptakan pengambil keputusan nantinya adalah

suami,ibu ingin didampingi suami saat melahirkan ibu sudah mempersiapkan

keperluan untuk dirinya sendiri dan bayinya dan ibu sudah mempersiapkan siapa

nanti yang jadi pendonor untuk dirinya.

5. Memberikan Etabion 1x1, kalk 1x1 sehari serta

menjelaskan cara minum yang benar dan aturan minumnya.

E/Ibu dapat mengulangi penjelasan dari bidan dan bersedia minum obat secara

teratur

6. Menyepakati kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu tanggal

19-04-2019 atau sewaktu waktu jika ada keluhan

Page 338: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

321

E/Ibu bersedia periksa kembali 1 minggu lagi tanggal 19 april 2019 atau sewaktu

waktu jika ada keluhan

ILMAN AMANA

3.1.3 Kunjungan ANC II

Tanggal Pengkajian : 19 April 2019

Waktu Pengkajian : 15.30 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Endah W.,S.ST

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum Baik, Kesadaraan Composmentis,

Keadaan emosional Stabil

b. Antropometri : BB sekarang 66 kg

Kenaikan berat badan ibu selama hamil 14 kg

c. Tanda tanda vital : TD : 100/60 mmHg, N: 80x/menit,

RR : 21x/menit, S : 36,5°C

2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih, konjungtiva

merah muda, tidak menggunankan alat bantu penglihatan dan fungsi penglihatan

baik

Page 339: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

322

b. Dada

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : Pada paru paru Tidak ada suara wheezing dan ronchi dan suara

jantung normal lup dup

Perkusi : bagian paru paru sonor dan bagian jantung pekak

c. Payudara

Inspeksi :Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol, terdapat hiperpigmentasi

pada areola mamae

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan abnormal, konsistensi keras,

kolostrum sudah keluar

d. Abdomen

Inspeksi: Simetris, pembesaran perut kedepan, pembesaran perut sesuai usia

kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra,dan strie livide.

e. Genetalia

Inspeksi : Tidak ada bekas luka pada perineum, tidak ada odema dan varises,

tidak ada condiloma akuminata, tidak ada flour albus dan tidak ada perdarahan

pervaginam

f. Anus

Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus.

Page 340: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

323

g. Ekstremitas

Inspeksi : Simetris, kuku bersih tidak cyanosis, tidak ada gangguan gerak,

jumlah jari tangan dan kaki lengkap

Palpasi : Pada ektremitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises

Perkusi : refleks patella +/+

3. Pemeriksaan khusus

a. Palpasi

Leopod 1 :TFU setinggi prosessus xyphoideus, pada fundus teraba bagian

bundar, lunak, kurang melenting (bokong).

Leopod 2 : Pada perut bagian kiri teraba bagian lurus,keras dan memanjang

seperti papan (punggung). Pada perut bagian kanan teraba bagian kecil janin

(ekstremitas janin).

Leopod 3 : Pada perut ibu bagian bawah teraba bagian janin yang bulat, keras

(kepala) sulit digoyangkan (sudah masuk PAP).

Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertemu(Divergen.

b. Perlimaan: penurunan 3/5 bagian

c. TFU Mc Donald 29 cm

d. TBJ (29-11)X155=2,790 gram

e. Perkusi DJJ 144x/menit, punctum maksimum 3 jari kiri

bawah pusat,teratur,kuat.

C. Analisa

Page 341: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

324

G2P10001 usia 28 tahun, usia kehamilan 39 minggu fisioogis dan janin tunggal

hidup.

D. Penatalaksanaan pukul : 17.00 WIB

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

bahwa ibu dan janin sehat

E/Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaannya.

2. Memberitahukan kepada ibu jika ibu merasa

kenceng kenceng merupakan hal yang wajar

sebab kehamilannya sudah tua dan merupakan

tanda tanda dari persalinan.

E/Ibu mengerti tentang penjelasan bidan

3. Menganjurkan pada ibu untuk mengobservasi

gerakan janin

E/Ibu akan selalu mengobservasi gerakan janin nya setiap hari

4. Memberikan etabion 1x1, kalk 1x1 sehari serta

menjelaskan cara minum yang benar dan aturan

minumnya

E/Ibu dapat mengulangi penjelasan dari bidan dan bersedia minum obat secara

teratur

5. Mengulang kembali tentang tanda tanda

persalinan

E/ibu dapat mengulang kembali apa saja tanda tanda persalinan

Page 342: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

325

6. Memberitahukan kepada ibu untuk kembali lagi

tanggal 26 April 2019 atau sewaktu waktu jika ada

keluhan

E/Ibu bersedia kembali lagi tgl 26 April 2019 atau sewaktu waktu jika terdapat

keluhan.

3.1.4 Kunjungan ANC III

Tanggal Pengkajian : 26 April 2019

Waktu Pengkajian : 16.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Endah W.,S.ST

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum Baik, Kesadaraan Composmentis,,

Keadaan emosional : Stabil

b. Antropometri : BB sekarang 66 kg

Kenaikan berat badan ibu selama hamil 14 kg

c. Tanda tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N: 80x/menit,

RR : 21x/menit, S : 36,5°C

2. Pemeriksaan Fisik

Page 343: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

326

a. Mata

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih, konjungtiva

merah muda, tidak menggunankan alat bantu penglihatan dan fungsi penglihatan

baik

b. Dada

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : Pada paru paru Tidak ada suara wheezing dan ronchi dan suara

jantung normal lup dup

Perkusi : bagian paru paru sonor dan bagian jantung pekak

c. Payudara

Inspeksi : Simetris, bersih, kedua puting susu menonjol, terdapat

hiperpigmentasi pada areola mamae

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan abnormal, konsistensi keras,

kolostrum sudah keluar

d. Abdomen

Inspeksi: Simetris, pembesaran perut kedepan, pembesaran perut sesuai usia

kehamilan, tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra,dan strie livide.

e. Genetalia

Inspeksi : Tidak ada bekas luka pada perineum, tidak ada odema dan varises,

tidak ada condiloma akuminata, tidak ada flour albus dan tidak ada perdarahan

pervaginam.

f. Anus

Page 344: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

327

Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus.

g. Ekstremitas

Inspeksi : Simetris, kuku bersih tidak cyanosis, tidak ada gangguan gerak,

jumlah jari tangan dan kaki lengkap

Palpasi : Pada ektremitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises

Perkusi : refleks patella +/+

3. Pemeriksaan khusus

h. Palpasi

Leopod 1 :TFU 3 jari bawah prosessus xyphoideus, pada fundus teraba

bagian bundar, lunak, kurang melenting (bokong).

Leopod 2 : Pada perut bagian kiri teraba bagian lurus,keras dan memanjang

seperti papan (punggung). Pada perut bagian kanan teraba bagian kecil janin

(ekstremitas janin).

Leopod 3 : Pada perut ibu bagian bawah teraba bagian janin yang bulat, keras

(kepala) sulit digoyangkan (sudah masuk PAP).

Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertemu(Divergen)

i. Perlimaan: penurunan 3/5 bagian

j. TFU Mc Donald 29 cm

k. TBJ (29-11)X155=2,790 gram

Page 345: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

328

l. Perkusi DJJ 144x/menit, punctum maksimum 3 jari kiri

bawah pusat,teratur,kuat.

C. Analisa

G2P10001 usia 28 tahun, usia kehamilan 40 minggu fisioogis dan janin tunggal

hidup.

D. Penatalaksanaan pukul : 17 .15 WIB

1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan

bahwa ibu dan janin sehat

E/Ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaannya.

2. Memberitahukan kepada ibu jika ibu merasakan

kenceng kenceng merupakan hal yang wajar

sebab kehamilannya sudah tua dan merupakan

tanda tanda dari persalinan.

E/Ibu mengerti tentang penjelasan bidan

3. Menganjurkan pada ibu untuk mengobservasi

gerakan janin

E/Ibu akan selalu mengobservasi gerakan janin nya setiap hari

4. Memberikan etabion 1x1, kalk 1x1 sehari serta

menjelaskan cara minum yang benar dan aturan

minumnya

E/Ibu dapat mengulangi penjelasan dari bidan dan bersedia minum obat secara

teratur

5. Mengulang kembali tentang tanda tanda persalinan

Page 346: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

329

E/ibu dapat mengulang kembali apa saja tanda tanda persalinan

6. Memberitahukan kepada ibu untuk kembali lagi

tanggal 03 Mei 219 atau sewaktu waktu jika ada

keluhan

E/Ibu bersedia kembali lagi tgl 03 Mei 2019 atau sewaktu waktu jika terdapat

keluhan.

ILMAN AMANA

3.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

3.2.1 Kala I Fase Aktif

Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2019 Pukul : 05.00 WIB

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan merasakan kenceng kenceng mulai pukul 01.00 WIB dan

mengeluarkan lendir bercampur darah.

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan Umum Baik, Kesadaraan Composmentis, Keadaan Emosional Stabil.

2. BB: 66 kg

3. Tanda tanda vital : TD : 100/70 mmHg, N: 80x/menit, RR :

20x/menit, S : 36,1°C

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Page 347: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

330

Inspeksi : Bersih simetris, rambut lurus, warna rambut hitam, penyebaran rambut

merata dan tidak ada benjolan abnormal

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

b. Muka

Inspeksi:Simetris bersih tidak sembab tidak odema,dan tidak ada cloasma

gravidarum.

c. Mata

Inspeksi:Simetris, bersih, tidak ada sekret, sklera berwarna putih, konjungtiva

merah muda, pupil isokor,tidak menggunakan alat bantu penglihatan fungsi

penglihatan baik.

d. Hidung

Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret dan polip dan tidak ada pernafasan cuping

hidung

e. Telinga

Inspeksi :Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada serumen, tidak ada

perdarahan, fungsi pendengaran baik.

f. Mulut dan Gigi

Inspeksi:Simetris, bersih, mukosa bibir lembab,tidak ada stomatitis, tidak

ada perdarahan gusi, tidak ada caries gigi dan lidah bersih

g. Leher

Page 348: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

331

Inspeksi:Simetris,bersih,tidak ada benjolan abnormal, dan tidak ada

hiperpigmentasi

Palpasi: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid dan tidak ada

bendungan vena jugularis.

h. Aksila

Inspeksi : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar limfe,

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

i. Dada

Inspeksi : Simetris, bersih, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : paru paru : tidak ada suara wheezing dan ronchi

Jantung : suara jantung normal lup dup

Perkusi : jantung : pekak

: paru paru : sonor

j. Payudara

Inspeksi : Simetris bersih kedua puting menonjol terdapat hiperpigmentasi pada

areola dan papila

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ,tidak ada benjolan abnormal, konsistensi keras,

colostrum sudah keluar.

k. Abdomen

Inspeksi :simetris, pembesaran perut kedepan sesuai usia kehamilan,tidak ada

bekas luka, terdapat linea nigra dan strie livide.tampak gerakan janin

l. Genetalia

Page 349: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

332

Inspeksi :Terdapat pengeluaran darah bercampur lendir dari jalan lahir tidak ada

odema dan varises tidak ada condiloma akuminata dan matalata

Palapasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar skene dan bartholin, perineum

kaku.

m. Anus

Inspeksi : Tidak ada hemoroid, tidak ada perdarahan dari anus

n. Ekstremitas

Inspeksi :Simetris,kuku bersih,tidak ada gangguan gerak, jumlah jari tangan dan

kaki lengkap.

Palapasi :Pada ekstremitas bawah tidak ada odema,tidak ada varises.

Perkusi : Refleks patella +/+

5. Pemeriksaan Khusus

a. Palpasi

Leopod 1 : TFU 3 jari bawah pusat-prosessus xyphoideus. Pada fundus teraba

bagian bundar lunak tidak melenting (bokong).

Leopod 2 : pada bagian kiri perut teraba bagian keras, memanjang seperti

papan (punggung janin) pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil kecil

janin(ekstremitas)

Leopod 3 : pada bagian bawah perut ibu teraba bagian bundar, keras(kepala),

tidak bisa di goyangkan (sudah masuk PAP)

Leopod 4 : kedua ujung jari tangan pemeriksa tidak saling bertemu (divergen)

b. Perlimaan: penurunan kepala 3/5 bagian

c. TFU Mc donald 29 cm

Page 350: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

333

d. TBJ (29-11) x 155 =2.790 gram

e. DJJ 144x/menit terdengar 3 jari kiri bawah pusat

teratur,kuat

f. His 4 x/10 menit lamanya 30 detik

g. VT jam 05.30 : Blood slym, pembukaan 4 cm, eff

50 %, ketuban (+) bagian terbawah kepala Hodge

III UUK kiri depan tidak ada bagian kecil janin

disamping kepala janin.

C. Analisa

G2P10001 usia 28 tahun, usia kehamilan 41 minggu dengan inpartu kala 1 fase aktif

dan janin tunggal hidup.

D. Penatalaksanaan pukul : 05.10 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga

bahwa kondisi ibu dan janin baik

E/ ibu dan keluarga merasa senang dengan hasil pemeriksaan

2. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan teknik

relaksasi saat ada kontraksi yaitu dengan mengambil nafas

dalam dari hidung dan mengeluarkannya melalui mulut

E/ibu bisa mempraktekan teknik relaksasi yang diajarkan

3. Memberitahu ibu tentang proses persalinan dan kemajuan

persalinan.

E/ibu mengerti dan kooperatif terhadap proses dan kemajuan persalinannya.

Page 351: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

334

4. Mengajari bagaimana posisi dan cara meneran yang baik

untuk meneran.

E/ibu bersedia mempraktekkan.

5. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring kiri

E/ Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

6. Meminta ibu untuk tidak mengejan dulu sebelum

pembukaan lengkap

E/Ibu mau mengikuti anjuran bidan

7. Memberitahukan kepada ibu untuk makan dan minum saat

tidak ada kontraksi dan segera ke kamar mandi jika merasa

ingin BAK.

E/Ibu mau mengikuti anjuran bidan

8. Melanjutkan observasi his, DJJ, nadi, tiap 30 menit tekanan

darah tiap 4 jam dan pembukaan tiap 4 jam atau sewaktu

waktu bila ada indikasi.

9. Mencatat hasil ke partograf

ILMAN AMANA

3.2.2 Kala II

Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2019 pukul : 09.30 WIB

A. Data Objektif

Page 352: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

335

Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering serta semakin sakit dan

merasakan adanya dorongan untuk mengejan seperti ingin BAB yang tidak dapat

ditahan.

B. Data obyektif

1. Ibu tampak kesakitan, Keadaan Emosional Stabil.

2. Perineum menonjol, vulva membuka dan adanya tekanan yang kuat

pada anus dan vagina dan terdapat pengeluaran darah dan cairan

semakin banyak dari jalan lahir

3. Penurunan kepala 0/5 bagian

4. Auskultasi DJJ 148 x/menit lamanya 40 detik

5. VT 09.30 : Pembukaan 10 cm eff 100% ketuban jernih hodge IV

UUK bawah sympisis sutura teraba jelas tidak ada bagian kecil janin

disamping kepala janin.

C. Analisa

Inpartu kala II, KU ibu dan janin baik.

D. Penatalaksanaan jam: 09.35

Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu, bahwa pembukaan sudah lengkap.

Hasil : Ibu tampak cemas dan kesakitan.

MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA

1. Mendengar dan melihat tanda Kala Dua persalinan.

a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran

b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan

vagina

Page 353: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

336

c. Vulva dan sfingter ani membuka

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk

menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru

lahir. Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi, siapkan

a. tempat datar, keras, bersih, kering dan hangat

b. 3 handuk/kain bersih dan kering

c. alat penghisap lender

d. lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.

3. Pakai clemek plastic atau dari bahan yang tidak tembus cairan.

4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan

dengan sabun dan air bersih mengalir dan kemudian keringkan dengan

tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa

dalam.

6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang

menggunakan sarung tangan DTT dan steril dan pastikan tidak terjadi

kontaminasi pada alat suntik).

MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari

anterior (depan) ke posterior (belakang) menggunakan kapas atau kasa

yang dibasahi air DTT.

(5) Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,

bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang

Page 354: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

337

(6) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang

tersedia

(7) Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan dan rendam

sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% → langkah # 9) pakai

sarungan tangan DTT/steril untuk melaksanakan tugas lanjutan

8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap.

Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka

lakukan amniotomi.

9. Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan yang masih memakai

sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, lepaskan dan rendam dalam

keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci tangan

setelah sarung tangan dilepaskan dan setelah itu tutup kembali partus set.

10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda

(relaksasi) untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, semua

temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan kedalam partograf.

MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES

MENERAN

11. Beritahu pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan

sesuai dengan keinginannya.

Page 355: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

338

a. Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan

pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman

penatalaksanaan fase aktif) dan dokumentasikan semua temuan yang

ada.

b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk

mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara

benar.

12. Minta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa

meneran atau kontraksi yang kuat, ibu diposisikan setengah duduk atau

posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman.

13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau

timbulnya kontraksi yang kuat.

a. Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.

b. Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara

meneran apabila caranya tidak sesuai.

c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali

posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama).

d. Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi.

e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu.

f. Berikan cukup asupan cairan per oral (minum).

g. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.

Page 356: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

339

h. Segera rujuk bila bayi belum atau tidak segera lahir setelah pembukaan

lengkap dan dipimpin meneran 120 menit (2 jam) pada primigravida

atau 60 menit (1 jam) pada multigravida.

14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang

waktu 60 menit.

PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI

15. Letakkan handuk bersih (untuk mngeringkan bayi) diperut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.

16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagai alas bokong ibu.

17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan

bahan.

18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan.

PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI

Lahirnya kepala :

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva

maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain

bersih dan kering, tangan yang lain menahan belakang kepala untuk

mempertahankan posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan

ibu untuk meneran secara efektif atau bernapas cepat dan dangkal.

20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi) segera lanjutkan proses kelahiran bayi.

Perhatikan!

Page 357: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

340

a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat

bagian atas kepala bayi.

b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat

dan potong tali pusat diantara dua klem tersebut.

21. Setelah kepala bayi, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara

spontan.

Lahirnya bahu :

22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental.

Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan

kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah

arcus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

Lahirnya badan dan tungkai :

23. Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan

bahu belakang tangan yang lain menelusuri lengan dan siku

anterior bayi serta menjaga bayi terpegang baik.

24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas

berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang

kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan

pegang kedua mata kaki dengan melingkarkan ibu jari pada

sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu

dengan jari telunjuk).

25. Lakukan penilaian (selintas):

Page 358: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

341

a. Apakah bayi cukup bulan?

b. Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa

kesulitan?

c. Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, lanjut ke langkah resusitasi

pada bayi baru lahir denga asfiksia. Bila semua jawaban “YA”, lanjut ke-26.

26. Keringkan tubuh bayi.

Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali

kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.

27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi

yang lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda

(gemeli).

28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus

berkontraksi dengan baik.

29. Dalam waktiu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin

10 unit IM (intramuskular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan

aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin).

30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir (cukup bulan), jepit tali pusat

dengan klem kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi

tali pusat ke arah ibu dan klem kembali tali pusat pada 2 cm

distal dari klem pertama.

31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.

Page 359: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

342

a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit

(lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat

diantara 2 klem tersebut.

b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu

sisi kemudian melingkar kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah

disediakan.

32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu.

Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi

sehingga bayi menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala

bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah

dari puting ibu.

a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan hangat,

pasang topi di kepala bayi.

b. biarkan bayi melakukan kontak kulit didada ibu paling

sedikit 1jam

c. sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam

waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan

berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu

dari satu payudara.

d. biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun

bayi sudah berhasil menyusu.

Page 360: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

343

ILMAN AMANA

3.2.4 Kala III

Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2019 pukul: 10.00 WIB

A. Data Subyektif

Ibu mengatakan lega karena bayinya sudah lahir dan Ibu mengatakan perutnya

masih mules.

B. Data obyektif

1. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Keadaan

Emosional Stabil.

2. Kandung kemih kosong, Kontraksi uterus baik, TFU setinggi pusat

3. Tali pusat nampak di depan vulva.

4. Darah keluar tiba-tiba.

C. Analisa

Inpartu Kala III, KU ibu baik

D. Penatalaksanaan pukul : 10.05 WIB

MANAJEMEN AKTIF KALA III (MAK III)

33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10 cm dari vulva.

Page 361: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

344

34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas

simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain menegangkan

tali pusat.

35. Pada saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah

sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah belakang atas

(dorso kranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversia uteri).

Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan

tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya, dan

ulangi prosedur di atas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu/suami untuk melakukan

stimulasi putting susu.

Mengeluarkan plasenta :

36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kea rah

dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal

maka lanjutkan dorongan kearah cranial hingga plasenta dapat

dilahirkan.

a. Ibu boleh meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan (Jangan

ditarik secara kuat terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai

dengan sumbu jalan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas)

b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.

c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali

pusat.

Page 362: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

345

1) Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

2) Lakukan kateterisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh.

3) Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

4) Ulangi penegangan tali pusat 15 menit berikutmya.

5) Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir

atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan plasenta manual.

37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. Pegang dan putar hingga selaput ketuban terpilih

kemudian dilahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang

telah disediakan (pasenta lahir jam 10.20 WIB). Jika selaput

ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk

melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari

tangan atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan selaput yang

tertinggal.

Rangsangan Taktil (Masase) Uterus

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan massage

uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan message

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang

diperlukan (Kompresi Bimanual Internal, kompresi aorta

abdominais. Tampon kondom-kateter). Jika uterus tidak

berkontraksi setelah 15 detik setelah rangsangan taktil/massage.

(Lihat penatalaksanaan atonia uteri)

Page 363: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

346

MENILAI PERDARAHAN

39. Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan

perineum. (laserasi derajad 2, sudah dilakukan penjahitan)

40. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah

dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta kedalam katung plastik atau

tempat khusus.

ILMAN AMANA

3.2.4 Kala IV

Tanggal Pengkajian : 01 Mei 2019 pukul : 10.30 WIB

A. Data Subyektif

Ibu mengatakan merasa lega dan senang plasenta telah lahir.

B. Data Obyektif

1. Keadaan Umum baik, kesadaran composmentis, Keadaan Emosional

Stabil.

2. TTV TD: 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, RR: 23x/menit,

S : 36,3°C

3. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik., kandung kemih

kosong, perdarahan ± 200 cc

C. Analisa

P20002 kala IV , KU ibu baik

D. Penatalaksanaan pukul : 10. 35 WIB

ASUHAN PASCA PERSALINAN

Page 364: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

347

41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi

perdarahan pervaginam.

42. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh, lakukan kateterisasi.

Evaluasi :

43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam

larutan klorin 0,5%. Bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan

bilas di air DTT tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan

dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

44. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus dan

menilai kontraksi.

45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.

46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

47. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik

(40-60x/menit).

a. Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan

segera merujuk kerumah sakit.

b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS

Rujukan.

c. Jika kaki diraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan

kembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu

selimut.

Kebersihan dan keamanan

Page 365: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

348

48. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh denga

menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan darah

diranjang atau disekitar ibu berbaring. Menggunakan larutan klorin

0,5% lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu memakai pakaian yang

bersih dan kering.

49. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan

keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang

diinginkan.

50. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10menit). Cuci dan bilas peralatan setelah

didekontaminasi.

51. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang

sesuai.

52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.

53. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedala

larutan klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik

dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan tangan menggunakan tisu dan handuk pribadi yang bersih

dan kering.

55. Pakai sarung tangan yang membersih untuk memberikan vitamin K1

(1mg) IM dipaha kiri bawah lateral dan salep mata proflaksis infeksi

dalam 1 jam pertama kelahiran.

Page 366: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

349

56. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran bayi).

Pastikan kondisi bayi tetap baik (pernafasan normal 40-60x/menit

dan temperature tubuh normal 36,5-37,5C) setiap 15 menit.

57. Setelah 1 jam pemberian pemberian Vitamin K berikan suntikan

imunisasi Hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi

didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan.

58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam

larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian

keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.

Dokumentasi

60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

ILMAN AMANA

3.3 Asuhan Kebidanan Nifas

3.3.1 Kunjungan 1 (6 Jam post patum)

Tanggal : 01 Mei 2019 Pukul : 17.00 WIB

Tempat : PMB Endah W.,S.ST

A. Data Subjektif

1. Keluhan utama : ibu mengatakan masih merasa mules pada

perutnya

Page 367: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

350

2. Ibu mengatakan sudah dapat BAK spontan dan belum BAB

3. Ibu dapat miring kanan dan kiri dan ibu dapat duduk pada 2

jam post partum

4. Ibu sudah dapat berdiri dan berjalan jalan di sekitar ruangan

pada 6 jam post partum

5. Ibu mengatakan ASI sudah keluar dan ibu sudah

memberikanya pada bayi

6. Ibu masih tergantung pada keluarga dan belum bisa

merawat bayinya sendiri

7. Riwayat kehamilan dan persalinan saat ini

Usia kehamilan : 40-41 minggu

Kelainan selama kehamilan : tidak ada

Tanggal persalinan : 01 Mei 2019

pukul : 10.00 WIB

Jenis persalinan : spontan

Penyulit dalam persalinan : tidak ada

Anak : hidup,BB 3000 gram,PB 50 cm

Kelainan bawaan : tidak ada

8. Riwayat psikologis ibu keluarga dan suami mengatakan

senang dengan kelahiran bayinya

B. Data Objektif

1. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Keadaan

Emosional Stabil.

Page 368: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

351

2. Tanda tanda vital, TD : 100/60 mmHg, N : 80x/menit,

S : 36,5°C, RR : 21x/menit

3. Pemeriksaan fisik

a. Mata

Inspeksi:Simetris,bersih,tidak ada sekret,sklera berwarna putih,konjungtiva merah

muda,pupil isokor,tidak menggunakan alat bantu penglihatan fungsi penglihatan

baik.

Inspeksi:Simetris,bersih,mukosa bibir lembab,tidak ada stomatitis,tidak

ada perdarahan gusi,tidak ada caries gigi dan lidah bersih

b. Dada

Inspeksi : Simetris,bersih,tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : paru paru : tidak ada suara wheezing dan ronchi

Jantung : suara jantung normal lup dup

Perkusi : jantung : pekak

: paru paru : sonor

5. Payudara

Inspeksi : Simetris bersih kedua puting menonjol terdapat hiperpigmentasi pada

areola dan papila.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ,tidak ada benjolan abnormal, konsistensi keras,

colostrum sudah keluar.

Page 369: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

352

6. Abdomen

Inspeksi :simetris,tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra dan strie

livide

Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus teraba keras dan bundar

kandung kemih kosong

7. Genetalia

Inspeksi :Terdapat pengeluaran cairan berwarna merah (lochea rubra) jumlah 50

cc terdapat jahitan di jalan lahir, tidak ada odema dan varises tidak ada condiloma

akuminata dan matalata

Palapasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar skene dan bartholin, perineum

kaku.

8. Anus

Inspeksi : Tidak ada hemoroid,tidak ada perdarahan dari anus

9. Ekstremitas

Inspeksi :Simetris,kuku bersih,tidak ada gangguan gerak,jumlah jari tangan dan

kaki lengkap.

Palapasi :Pada ekstremitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises.

C. Analisa

P20002 usia 28 tahun, 6 jam post partum fisiologis

D. Penatalaksanaan pukul : 17.30 WIB

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam

keadaan baik

Page 370: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

353

E/ Ibu bersyukur dan mengucapkan alhamdulillah

2. Menjelaskan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif 6

bulan dan menganjurkan ibu menyusui bayinya setiap 2

jam atau setiap bayi menangis

E/ Ibu mengerti dan mau melakukannya

3. Menjelaskan pada ibu cara menjaga vulva hygiene dan

perawatan luka perinium

E/Ibu mengerti dan mau melakukannya

4. Memberitahu pada ibu tentang kebutuhan dasar ibu nifas

E/ibu mengerti dan bisa mengikuti nya

5. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada masa nifas

E/ibu paham dan segera datang ke petugas kesehatan apabila terjadi masalah

seperti tanda tanda tersebut

6. Memberikan kapsul vit. A 2 kali yaitu, satu kapsul segera

setelah melahirkan dan satu kapsul setelah 24 jam pemberian

kapsul vit. A pertama dan tablet tambah darah.

E/ibu bersedia meminum kapsul Vit A dan tablet tambah darah yang diberikan.

7. Memberikan penyuluhan tentang macam macam KB pasca

salin

E/Ibu paham dan mengerti tentang macam-macam KB.

8. Memberitahu ibu jadwal kontrol ulang 1 minggu lagi yaitu

pada tanggal 07 Mei 2019 atau sewaktu waktu jika ada

keluhan

Page 371: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

354

E/ibu bersedia kembali lagi 1 minggu lagi tanggal 07 Mei 2019 atau sewaktu

waktu jika ada keluhan.

ILMAN AMANA

3.3.2 Kunjungan II (7 hari post partum)

Tanggal : 07 Mei 2019 pukul : 16.00 WIB

Tempat : PMB Endah W.,S.ST

A. Data Subjektif

1. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada luka bekas

jahitan

2. Ibu lebih mandiri mengurus bayinya sendiri

3. Asi sudah keluar dan sudah menyusui bayinya setiap 2 jam

atau saat bayi menangis

4. Ibu makan 3x sehari dengan komposisi nasi sayur tempe

tahu dan telur dan minum air putih 8 gelas sehari dan tidak

ada pantangan makanan tertentu

5. Ibu BAB 1x sehari konsistensi lembek warna kuning dan

BAK 4-5x sehari warna jernih dan tidak ada keluhan dalam

BAB dan BAK.

6. Ibu mandi 2x sehari ganti baju dan celana dalam tiap kali

mandi ganti pembalut tiap merasa penuh cebok tiap selesai

Page 372: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

355

BAK dan BAB dengan sabun dan air bersih dari arah

depan ke belakang keramas 2x seminggu.

7. Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu

memasak dan mencuci baju

8. Ibu tidur ketika bayi tidur dan saat malam hari ibu bangun

setiap 2 jam untuk menyusui bayinya.

9. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan senden,minum jamu

traadisional,pantangan makanan dan pengggunaan stagen

yang terlalu ketat

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum Baik, kesadaran komposmentis, Keadaan

Emosional Stabil.

2. Tanda tanda vital TD : 110/70 mmHg, N : 81 x/menit

S : 36,5°C, RR : 20x/menit

3. Pemeriksaan Fisik

a. Dada

Inspeksi : Simetris,bersih,tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Auskultasi : paru paru : tidak ada suara wheezing dan ronchi

Jantung : suara jantung normal lup dup

Perkusi : jantung : pekak

: paru paru : sonor

b. Payudara

Page 373: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

356

Inspeksi : Simetris bersih kedua puting menonjol terdapat hiperpigmentasi pada

areola dan papila.

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan ,tidak ada benjolan abnormal konsistensi keras

ASI sudah keluar.

c. Abdomen

Inspeksi :simetris, tidak ada bekas luka operasi.

Palpasi : TFU pertengahan pusat syimpisis

d. Genetalia

Inspeksi :Terdapat pengeluaran cairan berwarna kuning kecoklatan (lochea

serosa) terdapat luka jahitan masih sedikit basah tidak ada odema dan varises

tidak ada condiloma akuminata dan matalata

Palapasi : tidak terdapat pembesaran kelenjar sken dan bartolinitis, perinium

kaku.

Anus

Inspeksi : Tidak ada hemoroid,tidak ada perdarahan dari anus

e. Ekstremitas

Inspeksi :Simetris, kuku bersih, tidak ada gangguan gerak, jumlah jari tangan dan

kaki lengkap.

Palapasi :Pada ekstremitas bawah tidak ada odema, tidak ada varises.

C. Analisa

P20002 usia 28 tahun, 7 hari post partum fisiologis.

D. Penatalaksanaan pukul : 16.20 WIB

Page 374: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

357

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan

baik

E/Ibu merasa senang dan bersyukur dengan hasil pemeriksaan

2. Mengingatkan pada ibu cara menjaga vulva hygiene dan

perawatan luka perinium

E/Ibu mengerti dan mau melakukannya

3. Menjelaskan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif 6

bulan dan menganjurkan ibu menyusui bayinya setiap 2

jam atau setiap bayi menangis

E/ Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

4. Menganjurkan pada ibu untuk berdiskusi dengan suami

tentang pemilihan KB

E/Ibu sudah paham dengan macam-macam KB dan mau berdiskusi untuk

pemilihan KB

5. Menganjurkan ibu untuk kontrol kembali tanggal 29 Mei

2019 atau sewaktu waktu jika ada keluhan

E/Ibu bersedia kembali lagi sesuai tanggal yang ditentukan

ILMAN AMANA

3.3.3 Kunjungan III (29 Hari post partum)

Tanggal : 29 Mei 2019 Pukul : 10.00 WIB

A. Data Subjektif

Page 375: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

358

Ibu mengatakan saat ini tidak ada keluhan apapun selama nifas ibu belum

melakukan hubungan seksual, ASI lancar sering menyusui dan bayi menyusui

dengan kuat.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum baik dan kesadaraan composmentis,

keadaan emosional stabil

b. Tanda tanda vital

Tekanan Darah : 110/70 mmHg, Nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 36,5

°C

2. Pemeriksaan Fisik

Payudara : puting bersih, hiperpigmentasi areola dan papilla mammae, tidak

lecet, ASI keluar lancar, tidak ada massa, bayi menyusu kuat

Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong

Genetalia : lochea alba, bekas luka jahitan perineum bersih dan kering

Eksteremitas : tidak ada odema

C. Analisa

P20002 usia 28 tahun, 29 hari post partum fisiologis

D. Penatalaksaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu

dalam keadaan sehat

E/Ibu mengerti dan merasa senang dengan penjelasan bidan

Page 376: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

359

2. Menjelaskan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif 6

bulan dan menganjurkan ibu menyusui bayinya setiap 2

jam atau setiap bayi menangis

E/Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.

3. Menanyakan dan memastikan KB yang ingin dipakai ibu

E/ibu ingin KB IUD.

4. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke

posyandu untuk menimbangkan bayinya setiap bulan dan

pergi ke bidan untuk pemberian imunisasi dasar pada

bayi.

E/Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran bidan

ILMAN AMANA

3.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

3.4.1 Kunjungan Neonatus 1 (6 Jam post partum)

Tanggal : 01 Mei 2019 pukul : 16.00 WIB

Tempat : PMB Endah W.,S.ST

A. Data Subjektif

1. Biodata bayi

Nama : Bayi Ny. “R”

Tanggal lahir : 01 Mei 2019, pukul 10.00 WIB

Umur : 6 jam

Page 377: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

360

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : Kedua

2. Biodata orang tua

Nama : Ny. R Tn. E

Umur : 28 tahun 37 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia

Pendidikan : Perguruan Tinggi SMA

Pekerjaan : IRT Swasta

Alamat : Jl.Tegal Arum rt.04 rw.01 Kb. Madiun

3. Keluhan Utama

-

4. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan bayi sejak lahir sampai sekarang belum pernah sakit

b. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan ayah tidak pernah menderita penyakit

menahun dengan gejala sering sesak nafas,nyeri dada dan berdebar debar

(Jantung), menurun dengan gejala sering BAK, sering merasa haus, dan

lapar(DM) dan pusing serta tekanan darah tinggi (Hipertensi) dan tidak menderita

penyakit menular dengan gejala batuk lama disertai dahak dan darah,nafsu makan

berkurang (TBC) Dan nyeri perut sebelah kanan serta kuning pada anggota

badan/kulit (Hepatitis) dan tidak mempunyai penyakit dengan gejala daya tahan

Page 378: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

361

tubuh menurun, mudah jatuh sakit(HIV/AIDS),dan tidak pernah mengalami

keputihan yang gatal dan berbau dan merasakan nyeri saat BAK(PMS).

5. Riwayat Kebidanan

a. Riwayat Antenatal

1. Trimester I

Berapa kali periksa : 1x di PMB pertama kali pada usia 10 minggu dan 1x di

PKM.

Keluhan : Pusing dan mual

Terapi : Asam Folat 2x1, B6 X1

Penyuluhan yang telah didapat :

a) Perubahan fisiologi pada ibu hamil

b) Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil

c) Istirahat cukup

2. Trimester II

Berapa Kali periksa : 3x periksa di PMB pertama kali merasakan gerakan janin

pada usia kehamilan 5 bulan

Keluhan :Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun

Terapi : Etabion 1x1, asam folat 2x1 dan kalk 2x1

Penyuluhan yang telah didapat :

Page 379: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

362

a) Mengurangi aktivitas terlalu berat

b) Pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil

3. Trimester III

Berapa kali periksa : 5x periksa di PMB dan 1x di PKM

Keluhan : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun

Terapi :Etaboin 1x1, Kalk 2x1

Penyuluhan yang telah di dapat :

a) Persiapan persalinan

b) Istirahat cukup

c) Nutrisi

b. Riwayat Natal

Ibu menagatakan telah melahirkan bayinya secara spontan pada tanggal 01 Mei

2019 pukul 10.00 WIB bayi lahir spontan menangis kuat dan gerak aktif jenis

kelamin perempuan BB 3000 gram PB 50 cm AS 8-9 tidak ada kelainan

bawaan,tidak ada benjolan di kepala tidak ada perdarahan ibu mengatakan segera

setelah bayi lahir lansung disusukan dan melakukan IMD.

c. Riwayat Posnatal

Ibu mengatakan bayinya setelah lahir dalam kondisi baik,bayi lahir lansung

menangis, IMD, ± 1 jam kolostrum ibu sudah keluar dan bayi lansung menyusu

kuat bayi sudah BAK 1 kali warna jernih,bayi sudah BAB 1 kali warna

kehitaman,konsistensi lunak bayi sudah mendapatkan imunisasi HB 0 dan Vit K

setelah lahir

Page 380: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

363

6. Pola kebiasaan sehari hari

a. Nutrisi

Ibu mengatakan Bayi diberi ASI saja, frekuensi sering setiap 2 jam sekali

b. Eliminasi

Ibu mengatakan BAB 1 kali konsistensi lunak,warna feses kehitaman bayi BAK 1

kali warna kuning jernih tidak ada keluhan saat BAK dan BAB

c. Istirahat/tidur

Ibu mengatakan Bayi lebih banyak tidur ,tidak rewel, menangis ketika lapar BAK

dan BAB

d. Aktivitas

Ibu mengatakan Bayi menangis kuat dan gerak aktif

e. Personal hygiene

Ibu mengatakan selalu mengganti pakaian bayinya setiap basah dan

kotor,mengganti popok setiap BAB dan BAK.

5. Latar belakang sosial budaya

Ibu mengatakan setelah pulang nanti bayi akan dirawat dan tinggal bersama orang

tua dan keluarganya,dalam keluarga ada kebiasaan memberikan makanan

tambahan pada bayi setelah usia 6 bulan dan tidak ada kebiasaan merawat tali

pusat dengan ramuan tradisional.

6. Psikososial dan spiritual

Ibu,suami dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Page 381: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

364

a. Keadaan umum baik

b. Tanda tanda vital

Suhu 36,5 °C RR 40x/menit

c. Pengukuran antropometri

BB : 3000 gram SOB :30 cm

PB : 50 cm MO : 33 cm

LK : 34 cm FO : 36 cm

LD : 32 cm LILA : 11 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

Inspeksi : rambut warna hitam, penyebaran merata,

Palpasi :ubun ubun teraba datar, tidak ada caput succadaneum, cephal hematoma

dan tidak ada tanda hidrosefalus dan tidak ada molase.

b. Muka

Inspeksi :simetris, tidak pucat, tidak sembab,tidak ikterik, tidak sianosis dan

warna kemerahan.

c. Mata

Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,tidak

ikterus, tidak ada pengeluaran sekret berlebih dan tidak ada kelainan.

d. Hidung

Inspeksi : simetris, tidak ada sekret pada hidung, tidak ada polip dan pernafasan

cuping hidung

Page 382: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

365

e. Mulut

Inspeksi :bibir kemerahan, tidak ada labio palato skisis, mukosa bibir lembab, ada

reflek rooting dan sucking serta reflek swallowing kuat mulut tampak seperti ingin

minum

f. Telinga

Inspeksi : simetris,tidak ada pengeluaran serumen,

Palpasi : daun telinga cepat kembali

g. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan bendungan vena

jugularis.

h. Dada

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada tarikan dinding dada kedalam saat bayi

menangis

Auskultasi : pernafasan teratur, tidak ada suara wheezing dan ronchi, tidak ada

kelainan irama jantung.

Perkusi : suara paru sonor dan suara jantung pekak

i. Abdomen

Inspeksi : dinding abdomen simetris,tali pusat masih basah, tidak ada perdarahan

pada tali pusat, tidak berbau busuk, tidak ada pus dan tali pusat dibungkus dengan

tali pusat kering dan steril

Perkusi : suara perut tympani.

j. Genetalia

Page 383: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

366

Inspeksi : jenis kelamin perempuan, labia mayora sudah menutupi labia minora

dan terdapat lubang uretra.

k. Anus

Inspeksi : terdapat lubang anus

l.Ektremitas

Atas : simetris, normal, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan dan gerak aktif

Bawah : simetris, normal,jumlah jari jari lengkap, tidak ada kelainan,gerak aktif

m. Kulit

Inspeksi : warna kemerahan, tidak pucat kulit halus lembut, tidak ada

pengelupasan kulit, torgor kulit baik.

3. Pemeriksaan neurologik

a. Reflek sucking

Baik bayi mampu menghisap puting dengan kuat

b. Reflek rooting

Baik bayi bereaksi jika Mendapat rangsangan pada bibir atau pipi bayi

c. Reflek morrow

Baik saat dikagetkan bayi bergerak seperti memeluk

d. Reflek swallowing

Baik bayi dapat menelan dengan baik

e. Reflek grasping

Baik saat bayi jari pemeriksa diletakkan pada telapak tangan bayi bayi merespon

dengan menggenggam jari tersebut

f. Reflek babinsky

Page 384: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

367

Baik saat jari pemeriksa mengusap bagian bawah telapak kaki bayi jari bayi

membuka

g. Reflek tonic neck

Baik kepala bayi di miringkan ke kiri dan lengan kirinya melipat sementara siku

lengan kanannya meregang lurus.

h. Reflek glabela

Baik ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua alis mata) menyebabkan

mata bayi berkedip

i. Reflek staping

Baik ketika bayi di gendong berdiri kaki bayi akan menapak seperti berjalan dan

melangkah

C. Analisa

neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan, usia 6 jam keadaan umum baik.

D. Penatalaksanaan pukul: 17.20 WIB

1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan

bayinya baik

E/Ibu mengetahuai keadaan bayinya dan merasa senang

2. Menjelaskan mengenai perawatan bayi sehari hari meliputi

menjaga kehangatan bayi,perawatan tali pusat,mengganti popok

setelah selesai BAB dan BAK dan memandikan bayi

E/ ibu mengerti dan bisa mengulangi penjelasan bidan

3. Menjelaskan tentang tanda bahaya bayi

Page 385: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

368

E/Ibu mengerti dengan penjelsan bidan

4. Memberitahu ibu untuk membawa anaknya ke bidan jika ibu

menjumpai tanda bahaya pada bayinya

E/Ibu mengerti dan akan melaksanakannya

5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan adekuat dan

memberikan ASI ekslusif pada bayinya

E/ibu selalu menyusui bayinya setiap 2 jam sekali dan akan memberikan ASI

ekslusif kepada bayinya.

6. Mengajarkan pada ibu cara tekhnik menyusui yang benar

E/ibu paham dan bisa mengulang kembali penjelasan bidan

7. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga suhu tubuh bayi agar tetap

hangat

E/ibu paham dan mau membedong bayinya

8. Menyepakati kunjungan neonatus pada usia 7 hari tanggal 7 Meil

2019 atau sewaktu waktu jika ada keluhan atau tanda bahaya pada

bayi.

E/ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulang atau kembali jika ada

masalah.

ILMAN AMANA

3.4.2 Kunjungan Neonatus II

Tanggal : 7 Mei 2019 (7 hari post bayi baru lahir)

Pukul : 16.00 WIB

Page 386: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

369

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan sehat, bayi menangis kuat, bayi tidur

pulas dan menangis saat lapar, BAK, BAB dan saat dimandikan bayi minum ASI

tiap kali menangis, bayi tidak rewel, BAK 6-8 kali sehari, lancar warna kuning

jernih BAB 2 kali sehari warna kuning konsistensi lunak berat badan 2900 gram.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum bayi baik kesadaran komposmentis

b. Suhu 36,8 °C RR 45x/menit

c. BB 2900

2. Pemeriksaan Fisik

Kepala

Inspeksi : Rambut warna hitam,penyebaran merata

Palpasi : Ubun ubun datar,tidak ada benjolan abnormal

Muka

Inspeksi : Simetris,tidak pucat,tidak sembab dan tidak ikterik

Mata

Inspeksi : Kedua mata simetris,konjungtiva merah muda,sklera putih,tidak ada

pengeluaran sekret berlebih,tidak ada kelainan

Hidung

Inspeksi : Bentuk simetris,tidak ada sekret pada hidung,dan tidak ada polip dan

pernafasan cuping hidung

Page 387: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

370

Mulut

Inspeksi : Bibir kemerahan,mukosa bibir lembab ada reflek rooting dan sucking

serta reflek swallowing kuat mulut tampak seperti ingin minum

Telinga

Inspeksi : Simetris,tidak ada pengeluaran sekret dan serumen

Palpasi : Daun telinga cepat kembali

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid limfe dan bendungan vena

jugularis

Dada

Inspeksi : bentuk simetris,tidak ada tarikan dinding dada kedalam saat bayi

menangis

Auskultasi: pernafasan teratur,tidak ada suara wheezing dan ronchi,tidak ada

kelainan irama jantung.

Perkusi : suara paru sonor dan suara jantung pekak

Abdomen

Inspeksi : dinding abdomen simetris, tali pusat sudah lepas.

Perkusi : suara perut tympani

Genetalia

Inspeksi : jenis kelamin perempuan,labia mayora sudah menutupi labia minora

dan terdapat lubang uretra.

Anus

Inspeksi : terdapat lubang anus

Ektremitas

Page 388: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

371

Atas : simetris,normal,jumlah jari lengkap,tidak ada kelainan dan gerak aktif

Bawah :simetris,normal,jumlah jari jari lengkap,tidak ada kelainan,gerak aktif

Kulit

Inspeksi :warna kemerahan,tidak pucat kulit halus lembut,tidak ada pengelupasan

kulit,torgor kulit baik

C. Analisa

Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 7 hari keadaan umum baik.

D. Penatalaksanaan pukul : 16.00 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa bayi dalam

keadaan baik

E/ibu mengerti kondisi baik

2. Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi hari

agar bayinya mendapat sinar matahari yang cukup

E/ibu sudah melaksanakan setiap pagi

3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya minimal

minimal setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin

E/Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan

4. Menjelaskan kembali mengenai asuhan pada bayi meliputi,

merawat agar bayi tetap hangat,tanda bahaya pada

bayi,perawatan sehari hari,pemberian ASI ekslusif dan

tekhnik menyusui yang benar.

E/ ibu mengerti dengan penjelasan bidan

Page 389: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

372

5. Menganjurkan ibu untuk imunisasi BCG + Polio 1 pada

bayinya pada usia 0-1 bulan

E/ibu mengerti dan akan segera memberikan imunisasi pada bayinya

6. Menyepakati kunjungan neonatus pada tangal 29 Mei 2019

atau sewaktu waktu bila ada keluhan atau tanda bahaya

pada bayi

E/ibu mengerti dan mau kembali untuk melakukan kunjungan.

ILMAN AMANA

3.4.3 Kunjungan Neonatus III

Tanggal : 29 Mei 2019 (29 hari post bayi baru lahir)

Pukul : 10.00 WIB

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan bayinya lebih banyak tidur tidak pernah rewel dan kuat

menyusui.

B. Data Objektif

1. Keadaan umum bayi baik,kesadaraanP composmentis

2. Suhu 36,5°C,Nadi 100x/menit,RR 40x/menit

3. BB 3300 gram

4. Mata bersih, sklera putih,konjungtiva merah muda,tidak

ada pernafasan cuping hidung, mulut bersih,bibir lembab

bibir berwarna kemerahan terdapat putih putih dilidah (oral

trush) tidak ada retraksi dada, pernafasan teratur,perut

Page 390: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

373

tidak kembung pusar bersih genetalia bersih,anus bersih,

warna kulit kemerahan.

C. Analisa

Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 29 hari keadaan umum baik.

D. Penatalaksanaan pukul : 10.15 WIB

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi

dalam keadaan baik

E/ibu mengerti dan merasa senang dengan hasil pemeriksaannya

2. Menjelaskan kembali mengenai asuhan pada bayi

meliputi, merawat agar bayi tetap hangat,tanda bahaya

pada bayi,perawatan sehari hari,pemberian ASI ekslusif

dan tekhnik menyusui yang benar.

E/ ibu mengerti dengan penjelasan bidan

3. Memberitahu ibu cara mengobati oral trush seperti

membasuhi kassa dengan air hangat ,membersihkan dalam

mulut dengan menggunakan kassa lakukan setiap habis

mandi.

E/Ibu paham dan bisa melakukannya

4. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan bayinya

seperti mengganti pempers atau popok setelah terasa

penuh atau bayi merasa tidak nyaman.

E/ ibu mengerti dengan penjelasan bidan

5. Mengingatkan ibu untuk selalu rutin membawa bayinya ke

posyandu untuk timbang dan diberikan imunisasi dasar

pada bayi.

Page 391: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

374

E/ibu paham dan bersedia mengikuti anjuran bidan

ILMAN AMANA

3.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana

3.5.1 Kunjungan Keluarga Berencana I

Tanggal : 01 Mei 2019 Pukul: 16. 30 WIB

A. Data Subjektif

Ibu mengatakan sekarang belum menggunakan KB apapun.

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

2. TTV : TD: 110/70 mmHg S: 36,5 °C

N : 81x/menit R: 21x/menit

3. Muka tidak sembab, tidak pucat, konjungtiva merah muda,tidak

ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, payudara bersih,

konsistensi lunak, ASI lancar TFU tidak teraba, kandung kemih

kosong, genetalia bersih.

C. Analisa

P20002 Usia 28 tahun, calon peserta KB pascasalin

D. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu. ibu terlihat lega dengan

keadaannya

Page 392: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

375

2. Memberikan KIE tentang macam – macam KB

4. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

g. Pengertian

MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif

selama 6 bulan.

h. Keuntungan MAL

7) Tidak mengganggu senggama

8) Tidak perlu pengawasan medis

9) Tidak perlu obat ataupun alat dan tanpa biaya

i. Kerugian MAL

4) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera

menyusui 30 menit setelah bayi lahir.

5) Tidak melindungi terhadap penyakit IMS

5. Kondom

Suatu selubung atau karet yang terbuat dari berbagai bahan plastic atau lakten

yang dipasang pada penis pada saat hubugan seksual.

1) Keuntungan

Efektifitas jika digunakan dengan benar, tidak menganggu prouksi ASI, dapat

dibeli secara umum, mencegah peyakit IMS.

2) Keruigian

Cara penggunaan mempengaruhi keberhasilan, menganggu saat hubungan seksua.

6. Suntik progestin

1) Keuntungan

Page 393: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

376

Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada

hubungan seksual, tidak mengangu proses laktasi

2) Kerugian

Haid lama atau tidak haid sama sekali, BB meningkat

7. Pil Progestin

Pil progestin disebut juga mini pil, tablet pil oral.

6) Keuntungan

a) Sangat efektif bila digunakan dengan benar

b) Tidak mengganggu hubungan seksual

c) Tidak mempengaruhi ASI

d) Kesuburan cepat kembali

e) Dapat dihentikan setiap saat

7) Keterbatasan

Harus digunakan setiap hari dan pada jam yang sama, bila lupa satu pil saja

kegagalan menjadi lebih besar.

8. Implant

6) Keuntungan

(h) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

(i) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah

pencabutan

(j) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

(k) Tidak mengganggu ASI

7) Kekurangan

Page 394: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

377

(h) Nyeri kepala, nyeri payudara

(i) Peningkatan atau penurunan berat badan

(j) Membutuhkan tindak pembedahan kecil untuk insersi dan

pencabutan

9. AKDR atau IUD

(6) Pengertian

Alat berukuran kecil yang dimasukan dalam rahim

(7) Keuntungan

efektifitasnya tinggi, tidak mempengaruhi proses laktasi, dapat segera dipasang

setelah melahirkan atau sesudah abortus.

(8) Kerugian

(g) Perubahan siklus haid (umumnya 3 bulan pertama dan akan

berk urang setelah 3 bulan).

(h) Haid lebih lama dan banyak, perdarahan (spotting)

(i) tidak mencegah IMS termasuk HIVAIDS.

3. Memberitahu ibu bahwa tanggal 07 mei 2019 akan ada kunjungan

lagi

E∕ Ibu mengerti dan paham dengan penjelasan bidan

ILMAN

AMANA

Page 395: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

378

3.5.2 Kunjungan Keluarga Berencana II

Tanggal : 07 Mei 2019 Pukul: 11. 00 WIB

A. Data Subjektif

1. bu mengatakan belum haid

2. Ibu mengatakan masih bingung dan belum berdiskusi dengan

suami tentang KB yang akan digunakan.

B. Data Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

3. TTV : TD: 110/70 mmHg S: 36,5 °C

N : 81x/menit R: 21x/menit

4. Muka tidak sembab, tidak pucat, konjungtiva merah muda,tidak

ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, payudara bersih,

konsistensi lunak, ASI lancar TFU tidak teraba, kandung kemih

kosong, genetalia bersih.

C. Analisa

P20002 Usia 28 tahun, calon akseptor KB pascasalin.

D. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik

E/Ibu mengerti keadaannya dan merasa senang

2. Menanyakan kembali pemahaman ibu tentang macam-macam KB.

E∕ ibu dapat menjeaskan kembali tentang macam- macam KB

Page 396: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

379

3. Menganjurkan pada ibu untuk berdiskusi dengan suami tentang

pemilihan KB

E/ Ibu mau berdiskusi dengan suami untuk pemilihan KB

4. Memberitahu ibu bahwa tanggal 29 mei 2019 akan ada kunjungan

lagi

E∕ Ibu mengerti dan paham dengan penjelasan bidan

ILMAN AMANA

3.5.2 Kunjungan Keluarga Berencana III

Tanggal : 29 Mei 2019 Pukul: 11. 00 WIB

C. Data Subjektif

Ibu mengatakan ingin mengunakan KB IUD, ibu mengatakan belum haid, ibu

tidak memiliki pasangan seks lain, tidak pernah megalami IMS, kehamilah diluar

kandugan, tidak pernah haid banyak dan lama, tidak nyeri saat haid, tidak bercak

setelah senggama, tidak pernah menderita peyakit jantun.

D. Data Objektif

5. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

6. TTV : TD: 110/70 mmHg S: 36,5 °C

N : 81x/menit R: 21x/menit

Page 397: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

380

7. Muka tidak sembab, tidak pucat, konjungtiva merah muda,tidak

ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar

limfe, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, payudara bersih,

konsistensi lunak, ASI lancar TFU tidak teraba, kandung kemih

kosong, genetalia bersih.

E. Analisa

P20002 Usia 28 tahun, calon akseptor KB IUD

F. Penatalaksanaan

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu cocok

mneggunakan KB IUD

E/Ibu mengerti keadaannya dan merasa senang

2. Menanyakan dan memastikan KB yang ingin dipakai ibu

E/ibu ingin KB IUD.

3. Menjelaskan kembali tentang KB IUD.

E∕ Ibu mengerti dan paham dengan penjelasan bidan

4. Memberi saran kepada ibu untuk datang ketenaga kesehatan jika ibu

sudah ingin memasang KB IUD

E∕ Ibu mengerti dan paham dengan penjelasan bidan

ILMAN AMANA

Page 398: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

389

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas kesesuaian antara tinjauan teori dalam bab 2

dengan tinjauan kasus dalam bab 3. Pembahasan ini bertujuan untuk merumuskan

kesenjangan-kesenjangan antara teori dengan kasus nyata pada asuhan kebidanan

secara continuity of care pada Ny. “R” G2P10001 selama kehamilan trimester III,

persalinan, masa nifas, neonatus, dan pemakaian alat kontrasepsi pascasalin yang

dilakukan mulai tanggal 12 April 2019 di PMB Ny.Endah W S.ST. Kab.Madiun

dengan menggunakan standart asuhan kebidanan yang terdiri dari pengkajian,

merumuskan diagnosa, merencanakan asuhan, melaksanakan asuhan dan evaluasi

asuhan dan mendokumentasikan asuhan kebidanan. Berdasarkan pengkajian pada

Ny “R”, terdapat beberapa kesamaan dan kesenjangan antara teori dan praktik,

diantaranya sebagai berikut:

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan

Pada biodata didapatkan bahwa Ny. “R” berusia 28 tahun. Menurut

(Kemenkes RI,2017) Usia wanita yang dianjurkan untuk hamil adalah wanita

dengan usia 20-35tahun. Usia di bawah 20 tahun dan diatas 35 tahun

mempredisposisi wanita terhadap sejumlah komplikasi. Usia di bawah 20

tahun meningkatkan insiden preeclampsia dan usia diatas 35 tahun

meningkatkan insiden diabetes melitus tipe II, hipertensi kronis, persalinan

yang lama pada nulipara, seksio sesaria, persalinan preterm, IUGR, anomali

kromosom dan kematian janin. Berdasarkan teori, kasus ini tidak ada

Page 399: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

390

kesenjangan karena usia 27 tahun termasuk dalam usia reproduksi sehat.

Terdapat kesesuaian antara teori dan kasus nyata.

Ny. R memiliki tinggi badan 153 cm. Menurut Marmi (2011) Tubuh

yang pendek dapat menjadi indikator gangguan genetik. Tinggi badan harus

diukur pada saat kunjungan awal. Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi

badan kurang dari 145 cm ada kemungkinan terjadi Cepalo Pelvic

Disproposian (CPD) dan tergolong risiko tinggi. Sedangkan untuk lingkar

lengan atas, Ny. R memiliki LILA baik yaitu 25 cm. Menurut Jannah (2012),

Standar minimal ukuran LILA pada wanita dewasa atau usia reproduksi

adalah 23,5 cm. Hasil pengukuran antropometri ibu, menunjukkan ibu

memiliki ukuran tinggi badan dan LILA yang normal. Berarti tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Berat badan Ny. R sebelum hamil adalah 52 kg dan IMT 22,21 maka

Ny. R memiliki berat badan yang normal. Kenaikan BB selama hamil 14 kg.

Menurut Saifuddin (2011) Penambahan berat badan pada wanita hamil

menurut IMT Wanita dengan berat badan normal yaitu (11,5-16 kg). Berarti

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Pada kujungan ANC tanggal 26 Mei 2019 berat badan Ny.R 66 kg

sedangkan kunjungan sebelumnya pada tangal 19 Mei 2019 yaitu berat badan

ibu 66 kg maka Ny. R tidak terjadi peningkatan berat badan. Menurut

Saifuddin (2009), Pada trimester ke-2 dan ke-3 pada perempuan dengan gizi

baik dianjurkan menambah berat badan per minggu sebesar 0,4 kg∕ mg,

sementara pada perempuan dengan gizi kurang atau berlebih dianjurkan

Page 400: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

391

menambah berat badan per minggu masing-masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Faktor resiko timbulnya hipertensi bila didapatkan kenaikan berat badan ≥

0,57 kg/minggu. Hal ini berarti terjadi kesenjangan antara kasus nyata dan

teori karena ibu tidak mengalami peningkatan berat badan.

Pada pemeriksaan auskultasi didapatkan hasil bahwa DJJ frekuensi

144 kali/menit, jelas dan kuat, punctum maksimum 3 jari kiri bawah pusat.

Menurut (Rumauli, 2011) jumlah denyut jantung janin normal antara 120

sampai 160 denyut per menit pada letak kepala tempat DJJ dibawah

umbilikus. Berarti tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

Menurut Kemenkes RI (2017) Asuhan kebidanan pada ibu hamil itu

meliputi menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tekanan

darah, mengukur LILA, mengukur TFU, menentukan status imunisasi dan

memberikan imunisasi TT sesuai status imunisasi, memberikan tablet tambah

darah minimal 90 tablet, menentukan presentasi janin dan menghitung DJJ,

memberikan konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi,

pakaian, istirahat dan rekreasi, perawatan payudara, body mekanik, kebutuhan

seksual, kebutuhan eliminasi, senam hamil, serta persiapan persalinan dan

kelahiran bayi, memberikan pelayanan tes laboratorium sederhana, dan

melakukan tatalaksana. (Kemenkes RI,2017).

B. Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Ny. R merasa kenceng-kenceng mulai tanggal 30 April 2019 pukul

23.30 WIB dan keluar lendir bercampur darah tanggal 01 Mei 2019 pukul

01.00 WIB. Menurut Manuaba (2012), tanda dari kala I persalinan adalah

Page 401: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

392

terjadinya his persalinan. His persalinan mempunyai cirri khas pinggang

terasa nyeri yang menjalar kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek,

dan kekuatannya makin besar, makin beraktivitas (jalan) makin bertambah,

pengeluaran lendir dan darah, pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah

yang menimbulkan pengeluaran cairan. Ini menunjukkan antara teori dengan

kasus nyata tidak terdapat kesenjangan.

Pada kasus, berdasarkan HPHT, Ny.R memasuki persalinan pada usia

kehamilan 41 minggu. Menurut Sukarni dan Margareth (2013). Persalinan

dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 mingggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin. Ini menunjukkan

antara teori dengan kasus nyata tidak terdapat kesenjangan.

Pembukaan lengkap dialami ibu pada tanggal 01 Mei 2019 pukul 09.30

WIB. Bayi lahir pukul 10.00 WIB. Plasenta lahir pukul 10.15 WIB.

Pertolongan persalinan kala II dilaksanakan sesuai 60 langkah APN secara

runtut tanpa ada yang tidak dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan teori menurut

JNPK-KR (2008), mengenai langkah APN 60 langkah.

Penyusunan intervensi pada kala I dilakukan sesuai dengan teori

dan menerapkan asuhan sayang ibu pada proses persalinan. meliputi

menjelaskan proses persalinan, memberikan dukungan, menganjurkan ibu

didampingi oleh keluarga/suami, menganjurkan ibu makan dan minum,

serta penyuluhan tentang posisi yang nyaman, tekhnik destraksi relaksasi

Page 402: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

393

dan manfaat nyeri persalinan itu sendiri. Observasi persalinan dilakukan

sesuai dengan teori, yaitu: DJJ, his, dan nadi setiap 1/2 jam; pembukaan

serviks, penurunan bagian terendah janin dan tekanan darah setiap 4 jam

atau sewaktu-waktu jika ada tanda gejala kala II, suhu tubuh dan produksi

urin setiap 2 jam, mengajarkan ibu teknik pernafasan yang benar saat ada

his, anjurkan ibu jalan-jalan, anjurkan ibu makan/minum, memberikan

motivasi dan dukungan, meminta ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.

Pada kala II hingga kala IV penyusunan intervensi yaitu membantu

kelahiran bayi dengan APN agar ibu dan bayi sehat dan tidak terdapat

permasalahan yang serius serta menilai keadaan bayi baru lahir. Setelah itu

melakukan pemantauan keadaan umum ibu serta bayi.Tidak lupa

memberikan injeksi vitamin K dan salep mata serta memberikan imunisasi

Hb 0 pada bayi. Menurut JNPK-KR (2008), sedapat mungkin persalinan

ditolong secara APN untuk meminimalisasi adanya komplikasi lain. Ini

menunjukkan kesesuaian antara teori dan kasus nyata.

Pada kasus Ny. R masuk di Kala I fase aktif sampai pembukaan 10

cm, berlangsung 4 jam, yaitu sejak tanggal 01 Mei 2019 pukul 05.00 WIB.

Pembukaan lengkap Pukul 09.30 Bayi lahir jam 10.00 bayi lahir secara

spontan belakang kepala. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung

12 jam, sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva

Friedman, diperhitungkan pembukaan primigravida 1cm/jam dan

pembukaan multigravida 2cm/jam (Manuaba, 2010). Menurut Sofian

(2013), fase aktif akselerasi dari pembukaan 3–4 cm, dicapai dalam 2 jam.

Page 403: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

394

Fase aktif dilatasi maksimal, dari pembukaan 4–9 cm, dicapai dalam 2

jam. Fase aktif deselerasi dari pembukaan 9–10 cm selama 2 jam.

Kemajuan pembukaan 1 cm per jam untuk primipara dan 2 cm per jam

untuk multipara. Berarti membuktikan tidak adanya kesenjangan antara

kasus nyata dan teori.

Pada pemeriksaan dalam yang telah dilakukan pukul 05.30

diketahui pembukaan servik 4 cm, penipisan 50%, ketuban positif,

penurunan kepala HII. 4 jam kemudian, pada pukul 09.30 dilakukan

pemeriksaan dalam dengan hasil pemeriksaan pembukaan 10 cm,

penipisan 100%, ketuban jernih, penurunan kepala HIII. Menurut JNPK-

KR(2016) pemeriksaan dalam untuk mengetahui pembukaan serviks,

penurunan bagian terbawah janin dilakukakn setiap 4 jam sekali. Berarti

membuktikan tidak adanya kesenjangan antara kasus nyata dan teori. Hal

ini dilakukan pemeriksaan dalam karena ibu mengeluh sakit, dan kenceng-

kenceng semakin lama dan sering.

C. Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Pada pemeriksaan keadaan umum bayi baik, pemeriksaan tanda-

tanda vital bayi didapatkan hasil suhu 36,5ºC, nadi 132x /menit, respirasi

40x /menit. Menurut Varney, Kriebs, dan Gegor (2008) suhu aksila

normalnya 36,5-37,5oC, pernafasan pada bayi normalnya 30-60 kali per

menit, dan nadi pada bayi normalnya menurut Wiknjosastro (2008) yaitu

120-140 denyut per menit.

Page 404: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

395

Pada kunjungan neonatus hari ke 7 hari pasclahir berat bayi 2900

gram sedang berat lahir 3000 gram ini menunjukkan terjadi penurunan 100

gram. Menurut Wiknjosastro (2009) pada usia 7 hari, berat badan Turun

sampai 10 %. Tidak terdapat kesenjangan antara kasus nyata dan teori. Hal

ini membuktikan bahwa bayi Ny. R terjadi kenaikan berat badan dibawah

normal.

Pada kunjungan neonatus hari ke 29 hari pasca lahir, menurut

Marmi (2011), Kunjungan neonatal yang ketiga yaitu pada hari kedelapan

sampai dengan hari ke dua puluh delapan. Hal ini membuktikan bahwa

terjadi kesenjangan antara kasus nyata denan teori.

Pada kunjungan ketiga berat bayi 3500 gram sedang berat lahir

3000 gram ini menunjukkan terjadi peningkatan 500 gram. Menurut

Wiknjosastro (2009) pada usia 2–4 minggu, berat badan naik setidak-

tidaknya 160 gr/minggu (setidak-tidaknya 15gram/hari). Tidak terdapat

kesenjangan antara kasus nyata dan teori. Hal ini membuktikan bahwa

bayi Ny. R terjadi kenaikan berat badan standar dengan nilai normal.

Pemberian imunisasi Hb 0 pada kasusnya dilakukan saat 2 jam

setelah bayi lahir. Menurut Wiknjosastro (2008) imunisasi Hepatitis B

pertama diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru

berumur 1 jam. Terdapat kesesuaian antara teori dan kasus nyata.

Dalam 6 jam pertama, bayi sudah bisa BAK 2 kali, warna kuning

jernih, BAB 1 kali feses lengket, warna hijau kehitaman pada usia 6 jam.

Sedangkan pada usia 6 hari dan seterusnya bayi bisa BAK 8-10 kali/hari,

Page 405: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

396

warna kuning jernih, BAB 2-3 kali warna kuning, konsistensi lunak.

Menurut Fraser & Cooper (2009), bahwa urine pertama bayi dikeluarkan

saat lahir, atau dalam 24 jam pertama dan setelahnya dengan frekuensi

yang semakin sering seiring meningkatnya asupan cairan. Urine encer,

berwarna kuning, dan tidak berbau. Mekonium dikeluarkan dalam 24 jam

pertama kehidupan dan dikeluarkan seluruhnya dalam 48-72 jam. Sejak

hari ke-3 hingga ke-5 kelahiran, feses mengalami tahap transisi dan

menjadi berwarna kuning kecoklatan. Setelah bayi diberi makan, feses

berwarna kuning. ASI mengakibatkan karakteristik feses lunak, kuning

terang, dan bersifat asam, tetapi aman. Tali pusat bayi dibungkus dengan

menggunakan kasa steril dan kering tanpa dibubuhi ramuan atau alkohol.

Menurut Saifuddin (2009), perawatan tali pusat ialah menjaga agar tali

pusat tetap kering dan bersih. Hal ini sesuai antara teori dengan kenyataan.

Pada pendokumentasian buku KIA kunjungan neonatus I, II dan III

menurut Kemenkes RI (2016), beri tanda (+) bila ditemukan tanda atau

gejala, beri tanda (-) bila tidak ditemukan pada berikut ini: Memeriksa

adanya diare, memeriksa ikterus. Hal ini menunjukkan adanya

kesenjangan antara pelaksanaan dengan teori dikarenakan pada penulisan

buku KIA kunjungan neonatus I, II ,III yang seharusnya diberi tanda (+/-)

petugas menulisnya dengan kata (ya/tidak).

D. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas

Pada kunjungan nifas pertama 6 jam postpartum Ny. R mengeluh

nyeri perut. Menurut Kemenkes,RI (2017).Persoalan yang dirasakan pada

Page 406: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

397

ibu nifas adalah rasa nyeri pada jalan lahir, nyeri ulu hati, konstipasi, kaki

bengkak, nyeri perut setelah lahir, payudara membesar, nyeri tekan pada

payudara dan puting susu, puting susu pecah-pecah, keringat berlebih serta

rasa nyeri selama beberapa hari jika ibu mengalami hemoroid. Dilihat dari

keluhan ibu tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori, karena keluhan

tersebut masih dalam batas normal dan tidak menyebabkan komplikasi.

Ibu juga sudah bisa BAK spontan di kamar mandi. Ibu diharapkan

dapat BAB sekitar 3-4 hari postpartum (Nugroho, 2015). Saat pengkajian

6 jam postpartum, ibu sudah bisa miring kanan dan kiri, belajar duduk dan

berjalan. Menurut Walyani (2016), aktivitas dapat dilakukan secara

bertahap, memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat. Dalam 2 jam

setelah bersalin ibu harus sudah bisa melakukan mobilisasi. Dilakukan

secara perlahan lahan dan tetap bertahap.Dapat dilakukan dengan miring

kanan atau kiri terlebih dahulu, kemudian duduk dan berangsur angsur

berdiri dan jalan. Menurut Nugroho (2016), mobilisasi segera setelah ibu

melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya.

Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam

postpartum (Ambarwati, 2010). Hal ini menunjukkan kesesuaian antara

kasus nyata dengan teori.

Pada pemeriksaan payudara 6 jam postpartum tanggal 01 Mei 2019

didapatkan hasil kolostrum sudah keluar, TFU 2 jari dibawah pusat dan

lochea rubra, warna merah segar, bau anyir. Menurut Manuaba (2012)

Page 407: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

398

segera setelah plasenta lahir TFU sepusat. Pengeluaran lochea rubra

sampai hari ke-3 yang berwarna merah.

Pada kunjungan nifas tanggal 07 Mei 2019 (7 hari postpartum),

didapatkan pemeriksaan payudara bersih, tidak ada nyeri tekan, ASI

lancar, putih kekuningan. Menurut (Anggraeni,2010) ASI transisi atau

antara, mulai berwarna putih bening dengan susunan yang disesuaikan

kebutuhan bayi, dan kemampuan mencerna usus bayi. ASI peralihan

diproduksi pada hari ke 4-10. Tidak terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus

TFU hari ke-7 ibu pertengahan pusat syimpisis, lochea serosa,

warna kekuningan dan kecooklatan. Menurut (Manuaba,2012) Lochea

serosa, keluar dari hari ke 7-14 hari, berwarna kekuningan. Hal ini Tidak

terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

Pada kunjungan nifas tanggal 29 Mei 2019 (28 hari postpartum),

didapatkan pemeriksaan payudara bersih, tidak ada nyeri tekan, ASI

lancar. Menurut Manuaba (2012). ASI sempurna pengeluaran ASI penuh

sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan

ASI sempurna. Dengan memperhatikan perkembangan pengeluaran ASI,

tidak ada ASI yang tidak berguna. Menurut Anggraeni (2010) ASI

sempurna disekresi pada hari ke 10 sampai seterusnya.

TFU hari ke-29 ibu sudah tidak teraba. Menurut Manuaba (2012)

bahwa hari ke 29 TFU adalah tidak teraba lagi. terdapat lochea alba, warna

putih. Hal ini Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

Page 408: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

399

Ibu mendapat vitamin A sebanyak 2 buah diminum 1x1.Menurut

Bahiyatun (2009),terapi yang diberikan pada ibu nifas yaituVitamin A

200.000 IUyang bertujuan agar bisa memberikan asupan vitamin A kepada

bayinya melalui ASInya. Terdapat kesesuaian antara teori dan kasus nyata.

Pada pendokumentasian kunjungan nifas menurut Kemenkes RI

(2016), Pelayanan KB Ibu Nifas Tanggal/bulan/tahun : tulis tanggal, bulan

dan tahun pelayanan KB diberikan Tempat : tempat pelayanan diberikan

Cara KB/Kontrasepsi : tulis jenis dan cara pemasangan alat kontrasepsi.

Hal ini terjadi kesenjangan antara pelaksanaan dengan teori dikarenakan

pada penulisan buku KIA kunjungan nifas I, II ,III tidak sesuai panduan

kemenkes RI 2016.

E. Asuhan Kebidanan pada Peserta KB Pascasalin

Ny. R dan suami sepakat menggunakan KB untuk menjarangkan

kehamilan. Ibu merencanakan ingin menggunakan kontrasepsi IUD.

Menurut Hartanto (2008), ibu pascasalin dalam menentukan penggunaan KB

memiliki pertimbangan yang berbeda, yaitu menjarangkan dan mengakhiri

kesuburan tergantung dengan usia ibu pascasalin dan jumlah anak yang

dimiliki. Menurut Manuaba (2012), sebagian besar menstruasi kembali

setelah 4 sampai 6 bulan. Hal ini menunjukkan ada kesesuaian antara teori

dan kasus.

Menurut Saifuddin (2010) pemilihan kontrasepsi yang rasional untuk

fase menjarangkan kehamilan antara umur 20–35 tahun. Menurut Saifuddin

(2013), bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal tidak diperbolehkan pada

Page 409: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

400

ibu yang pernah mengalami karsinoma payudara, penyakit jantung, hati,

tekanan darah tinggi, diabetes mellitus.Menurut Saifuddin (2013) kontrasepsi

IUD dapat digunakan jika tekanan darah < 180/110 mmHg. Berdasarkan teori

IUD sangat efektif, aman, dapat dipakai dalam usia reproduksi dan cocok

untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI (Saifuddin, 2013).

Antara kasus dengan teori terdapat kesesuaian.

Pada tanggal 07 Mei 2019 ibu sudah mengambil keputusan akan

menggunakan KB MAL dan rencana kedepan KB IUD, sehingga dilakukan

KIE tentang keuntungan dan kerugian metode pascasalin yang dipilih ibu. Ibu

dapat serta menyepakati kunjungan ulang ke PMB untuk KB IUD. MAL

adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif,

artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun

lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh

(lebih efektif bila pemberian >8x sehari), belum haid, dan umur bayi kurang

dari 6 bulan (Prawirohardjo, 2010).

IUD adalah alat kontrasepsi kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel,

berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga

(Cu). Sehingga dilakukan evaluasi keuntungan dan kerugian metode

pascasalin yang dipilih ibu. Ibu menyepakati kunjungan ulang ke BPM jika

sudah siap untuk KB IUD. Terdapat kesesuaian antara perencanaan dengan

pelaksanaan.

Page 410: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

401

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus

dan pemakaian kontrasepsi di PMB Ny. Endah W S.ST. pada Ny. “R” dengan

menggunakan pendokumentasian manajemen kebidanan yang diterapkan

dengan 7 langkah dan catatan perkembangan dalam bentuk SOAP yang

dilaksakan mulai tanggal 12 April 2019 sampai 29 Mei 2019 disimpulkan

sebagai berikut.

1. Ny. “R” G2P10001, usia 27 tahun, asuhan kebidanan dimulai pada usia

kehamilan 38-40 minggu, tanggal 12 Mei 2019 sampai dengan 29 Mei

2019. Selama kehamilan melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 13 kali,

selama proses kehamilan tidak ada keluhan khusus yang mengganggu

kehamilan. Terjadi kesenjangan dengan teori yaitu tentang penambahan

berat badan namun tidak menimbulkan masalah.

2. Ny.”R” G2P10001 pada usia kehamilan 41 minggu. Proses persalinan

Ny.”R” berlangsung dengan normal, ibu meneran kuat, tidak ada penyulit,

plasenta lahir spontan dan lengkap, terdapat laserasi pada jalan lahir, tidak

ada perdarahan setelah melahirkan.

3. By.Ny. “R” Neonatus Cukup Bulan, Sesuai Masa Kehamilan. Bayi lahir

spontan belakang kepala pada tanggal 01 Mei 2019 pukul 10.00 WIB,

jenis kelamin perempuan, berat lahir 3000 gram, panjang badan 50cm,

langsung menangis, gerak aktif, keadaan fisik normal, tidak ada kelainan

Page 411: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

402

dan tidak ada cacat bawaan. Bayi Ny. “R” sehat mendapat imunisasi Hb 0

2 jam setelah lahir. Bayi mendapat ASI eksklusif sejak lahir sampai

sekarang. Tali pusat bayi lepas pada hari ke 7, tidak berbau, tidak

kemerahan, serta tidak ada tanda-tanda infeksi.

4. Masa nifas berlangsung normal, laktasi lancar, involusi normal dan lochea

normal, ibu menyusui secara eksklusif. Setelah nifas selesai Ny. “R”

mantap ingin menggunakan kontrasepsi KB MAL dan rencana KB IUD.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pasien dan Keluarga

Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas pelayanan

kebidanan yang ada seperti pemeriksaan kehamilan secara rutin,

terlaksananya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih,

perawatan ibu nifas dan neonatus serta peningkatan peserta KB pascasalin

sehingga menaikkan derajat kesehatan ibu dan bayi.

5.2.2 Bagi pelayanan kesehatan (PMB)

Masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan penggunaan

kontrasepsi pascasalin, maka diharapkan petugas pelayanan kesehatan

terutama bidan mampu mendeteksi secara dini masalah-masalah ibu hamil

agar mendapat asuhan yang sesuai sehingga bisa bersalin secara normal,

masa nifas tanpa komplikasi, perawatan neonatus optimal dan pemilihan

alat kontrasepsi pascasalin dengan tepat dan mempercayakannya di bidang

kesehatan.

Page 412: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

403

5.2.3 Bagi Civitas STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Institusi hendaknya selalu memberikan wawasan dan pengetahuan

yang terkini mengenai perkembangan asuhan kebidanan

secaraberkesinambungan. Dan juga meningkatkan pembelajaran materi

dalam upaya penerapan asuhan komprehensif pada ibu hamil, bersalin,

nifas, KB dan neonatus oleh mahasiswa kebidanan yang akan menjadi

bidan yang bekerja di lapangan.

5.2.4 Bagi Penulis

Diharapkan penulis selanjutnya dapat meningkatkan pengetahuan

dan ketrampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara COC yang

dimulai pada ibu hamil TM III, sehingga menambah wawasan dan sebagai

proses persalinan, nifas, neonatus dan KB supaya tidak ada kesenjangan

antara yang diterapkan secara nyata dengan teori. Dan untuk penelitian

selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang mempenaruhi

penambahan berat badan pada ibu hamil dan cara pendokumentasian

dalam buku KIA yang sesuai dengan panduan.

Page 413: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

404

DAFTAR PUSTAKA

Al- Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. EGC: Jakarta.

Ambarwati,E.R., dan A. Setiawan (ed). 2009. Asuhan Kebidanan Nifas.

Yogyakarta: Mitra Cendekia.

Anggraini,Y. 2010.Asuhan Kebidanan Masa Nifas.Yogyakarta:PustakaRihama.

Astuti,S,dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga.

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal.Jakarta:EGC.

Cunningham,F.2009.Obstetri William.jakarta:EGC

Fraser,D.M., dan M.A Cooper (ed),. 2009. Buku Ajar Bidan Myles. Jakarta: EGC.

Dewi, N. V., dan, T. Sunarsih. 2011.Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.Jakarta

Selatan: Salemba Medika.

Dinkes Jatim. 2018a. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun

2017.Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

.2018b. Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2017.Surabaya: Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

.2018c. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta : Kementerian

Kesehatan RI. 2017.

G.A, Mandriwati. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta:

EGC.

Hani,U. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis.Jakarta: Salemba

Medika.

Hartanto, H. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta:PustakaSinar

Harapan.

Hidayat, A. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta:NuhaMedika.

Indrayani dan M. E. U Djami. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru

Lahir.Jakarta: Trans Info Media.

Jannah, N. 2011. Buku ajar asuhan kebidanan (kehamilan).Yogyakarta:ANDI.

Page 414: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

405

JNPK-KR. 2009. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusui Dini.Jakarta:

Jhpiego.

Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta:

KemenkesRI.

. 2013. Keputusan Menteri KesehatanRI no.938/MENKES/SK/VIII/ 2007

Tentang Standar AsuhanKebidanan.Jakarta: Kemenkes.

. 2014. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil.Jakarta: Kemenkes RI.

. 2015. Pedoman Pelaksanaan, Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini

Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kemenkes RI.

. 2015. Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu Dan Anak.

Jakarta : Departemen Kesehatan.

.2017.Profil Kesehatan Indonesia Tahun2018.Jakarta:Kemenkes RI.

Ladewig, P. W., M. L. London, dan S.B. Olds. 2009. Buku SakuAskeb Pada Ibu

dan BBL edisi 5. Jakarta; EGC.

Leveno, K. J., dkk. 2009. Obstetri William Panduan Ringkas.Jakarta:EGC.

Manuaba, I. B. Gde. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit KandungandanKeluarga

Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

. 2013. Ilmu Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Marmi. 2011a. Asuhan Kebidanan pada Masa Antenatal.Yogyakarta:Pustaka

Pelajar.

_______. 2011b. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, ObstetriJilid 1Edisi

3.Jakarta : EGC.

Muslihatun, W. N., Mufdillah, dan N. Setyawati. 2009.Dokumentasi Kebidanan.

Yogyakarta: Fitra Maya.

_______. 2010a. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta:Fitramaya.

Prawirohardjo, S. 2010a. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

Dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.

Page 415: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

406

_______. 2010b. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat, cetakanketiga.Jakarta : YBPSP.

Romauli, S. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta:NuhaMedika.

Ruth, J. 2009. Bukuajar praktik kebidanan. Jakarta : EGC

Saifuddin, A. B. 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

_______. 2010a. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

_______. 2010b. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta.

Halaman U-52.

Sofian, A. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Sondakh, J. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.

Jakarta: Erlangga.

Sujiyatini, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan II. Yogyakarta: Rohima Press.

Sukarni, I. dan M. Z. H. dalam laparan tugas akhir Antira Kusumawati 2015.

2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta:Nuha Medika.

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta:

Salemba Medika.

.2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba

Medika.

Sumarah, dkk.2010. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin).Yogyakarta: Penerbit Fitramaya.

______. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta: Fitra Maya

Varney, H. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1.Jakarta:EGC.

_______. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2. Jakarta: EGC.

Varney,dkk. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Volume 1.Jakarta:EGC.

Wiknjosastro,H. 2009. Asuhan Persalinan Normal. Edisi revisi IV.Jakarta:

Depkes RI. Kemenkes RI.

Page 416: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

407

LAMPIRAN 1

(Lembar Permohonan)

Page 417: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

408

LAMPIRAN 2

(Informed Consent)

Page 418: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

409

LAMPIRAN 3

(Identitas Keluarga)

Page 419: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

410

LAMPIRAN 4

(KSPR)

Page 420: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

411

LAMPIRAN 5

(Catatan Kesehatan Ibu Hamil)

Page 421: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

412

Page 422: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

413

LAMPIRAN 6

(P4K)

Page 423: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

414

LAMPIRAN 7

(Penapisan Ibu Bersalin)

Page 424: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

415

LAMPIRAN 8

(Partograf)

Page 425: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

416

Page 426: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

417

LAMPIRAN 9

(Surat Keterangan Lahir)

Page 427: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

418

LAMPIRAN 10

(Catatan Kesehatan Ibu bersalin)

Page 428: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

419

LAMPIRAN 11

(Kunjungan Ibu Nifas)

Page 429: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

420

Page 430: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

421

LAMPIRAN 12

(Kunjungan Neonatus)

Page 431: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

422

LAMPIRAN 13

(Lingkar Kepala)

Page 432: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

423

LAMPIRAN 14

(Lampiran Pelayanan Esensial BBL)

Page 433: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

424

LAMPIRAN 15

(Lembar KMS)

Page 434: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

425

LAMPIRAN 16

(Grafik Berat Badan Menurut Panjang Badan)

Page 435: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

426

LAMPIRAN 17

(Lembar Imunisasi)

Page 436: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

427

LAMPIRAN 18

(Penapisan KB Non Hormonal)

Page 437: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

428

LAMPIRAN 19

(SAP Persiapan dan tanda-tanda Persalinan)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Hari/Tanggal : 12 April 2019

Waktu : Pukul 16.00 WIB

Penyaji : Ilman Amana

Pokok Pembahasan : Persiapan dan tanda-tanda Persalinan

Sub Pokok Pembahasan :Menjelaskan pada ibu tanda bahaya

kehamilan, persiapan persalinan, dan tanda-

tanda persalinan

Sasaran : Ny. Risma

Tempat : PMB Endah W.,S.ST.

I. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat memahami

dan mengerti tentang persiapan persalinan dan tanda-tanda persalinan.

II. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali :

1. Persiapan persalinan

2. Tanda-tanda persalinan

III. Media

Page 438: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

429

Buku KIA

IV. Jadwal Kegiatan Penyuluhan

Tahapan /waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran

Pembukaan 5

menit

-Memberikan Salam

-Menjelaskan Tujuan

Penyuluhan

- menjawab salam

-mendengarkan dan

memperhatikan

Inti 10 menit -Menjelaskan tentang

persiapan tanda-tanda

persalinan

-Menyimak dan

mendengarkan

Penutup 5 menit

-Meminta kepada ibu untuk

menjelaskan kembali

tentang persiapan

persalinan

-Membri salam penutup

- menjawab salam

V. Evaluasi Hasil

Ibu dapat menjelaskan tentang persiapan persalinan

dan tanda-tanda persalinan.

Page 439: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

430

Page 440: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

431

Page 441: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

432

Page 442: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

433

Page 443: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

434

LAMPIRAN 20

(SAP Tanda Bahaya Pada Masa Nifas)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Hari/Tanggal : Rabu, 01 Mei 2019

Waktu : Pukul 16.00 WIB

Penyaji : Ilman Amana

Pokok Pembahasan : Masa nifas

Sub Poko Pembahasan : Menjelaskan tanda bahaya pada masa nifas

Sasaran : Ny.Risma

Tempat : PMB Endah W.,S.ST

I. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui

tanda- tanda bahaya pada masa nifas.

II. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui apa

saja yang termasuk tanda bahaya pada masa nifas, mengetahui tanda-

tandanya dan penanganannya.

III. Media

Buku KIA

Page 444: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

435

IV. Jadwal Kegiatan Penyuluhan

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu

Pembukaan

2 menit

-Mengucapkan salam

-Menyampaikan tujuan

-Menjawab salam

-Mendengarkan

Inti 5 menit Menjelaskan tentang tanda-

tanda bahaya pada masa

nifas, tanda dan gejala serta

Penanganannya

Melihat Mendengarkan

Memperhatikan

Penutup 3

Menit

Tanya jawab mengakhiri

penyuluhan Salam

Mengajukan pertanyaan

Menjawab Menjawab salam

V. Evaluasi Hasil

Ibu dapat menjelaskan tanda bahaya masa nifas.

Page 445: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

436

Page 446: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

437

LAMPIRAN 21

(SAP Perawatan Bayi Di Rumah)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Hari/Tanggal : Rabu, 01 Mei 2019

Waktu : 17.30 WIB

Penyaji : Ilman Amana

Pokok Pembahasan : Bayi Baru Lahir

Sub Poko Pembahasan :Menjelaskan cara perawatan bayi di rumah

Sasaran : Ny. Risma

Tempat : PMB Endah W.,S.ST

I. Tujuan Intruksional Umum

1. Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat

mengetahui tentang perawatan bayi sehari-hari dirumah.

2. Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat

mengetahui tentang ASI eksklusif dan tekhnik menyusui yang

benar.

II. Tujuan Intruksional Khusus

1. Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui

Page 447: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

438

dan memperagakan cara perawatan bayi yang dapat dilakukan

dirumah, seperti perawatan tali pusat, memandikan bayi, mencegah

2. hipotermi dan menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi dan

mengetahui tanda-tanda bahaya pad bayi.

3. Setelah mendapat penyuluhan ini, diharapkan ibu dapat mengetahui

cara pemberian ASI eksklusif dan tekhnik menyusui yang baik dan

cara penyimpanan ASI, Ibu dapat mendemonstrasikan cara

menyusui yang benar.

III. Media

Buku KIA dan leaflet

IV. Jadwal Kegiatan Penyuluhan

NO Proses Waktu Kegiatan

1 Menyampaikan tujuan 3 menit Mendengarkan

2 1. Menjelaskan tentang perawatan

bayi di sehari-hari.

2. Menjelaskan tentang asi

ekslusif.

3. Menjelaskan tentang tehnik

cara menyusui bayi yang benar

6 menit Melihat

,mendengar dan

memperhatikan

3 Tanya jawab 6 Menit

V. Evaluasi Hasil

Ibu dapat menjelaskan perawatan bayi di rumah

Page 448: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

439

Page 449: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

440

Page 450: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

441

Page 451: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

442

MATERI PENYULUHAN

ASI EKSKLUSIF

1. Pengertian

adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada

bayi sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan dan ataupun minuman lain

kecuali sirup obat

2. Manfaat asi eksklusif bagi bayi

a. Memperkuat sistem kekebalan tubuh

b. Meningkatkan kekebalan pada sistem pencernaan

c. Menurunkan terjadinya resiko berbagai penyakit

d. Mendukung pertumbuhan kecerdasan anak

e. Memiliki komposisi nutrisi yang tepat dan seimbang

3. Manfaat asi bagi ibu

a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu

b. Perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

c. Rahim ibu kembali keukuran sebelum hamil

d. Mempercepat berhentinya pendarahan setelah melahirkan

e. Menjarangkan kehamilan.

4. Cara penyimpanan asi

a. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik gula); atau

wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam

microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik.

Page 452: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

443

b. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik

styrofoam.

c. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.

d. Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang

diijinkan (+ 2 minggu).

e. Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama

semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan

makanan),

f. Gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+ 3-6 bulan)

g. Jika Anda hanAya menaruhnya pada suhu ruangan biasa, ASI dapat

bertahan selama 8 jam

h. Di dalam lemari es (dengan suhu empat derajat), ASI dapat bertahan

selama 2x24 jam.

i. Jika di dalam freezer (dengan suhu minus lima belas derajat)

5. Cara menyusui yang benar

a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun,

b. perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting

c. duduk dan berbaring dengan santai.

d. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh

bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,

Page 453: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

444

hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan

puting susu,

e. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya

dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

f. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah

bayi terletak di bawah puting susu.

6. Tanda-tanda bayi cukup asi

a. Tidurnya nyenyak,

b. Segar saat terbangun,

c. Bera badannya bertambah Sesuai perkembangan usia

7. Masalah dalam menyusui dan cara mengatsinya

a. Putting susu datar atau terbenam (pijat dengan ibu jari dan telunjuk pada

puting susu menuju ke arah yang berlawanan)

b. Putting susu tidak lentur (lakukan latihan seperti cara mengatasi putting

susu yang terbenam).

c. Putting susu lecet

1) kalau lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi.

putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering

2) Menggunakan BH yang tidak terlalu ketat.

3) apabila nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit

Page 454: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

445

diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi

4) Selama putting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI

dikeluarkan oleh ibu dengan tangan.

d. Payudara bengkak

1) bayi disusui sampai payudara harus kosong.

2) gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman.

3) kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.

4) ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus

lebih sering.

5) Dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.

Page 455: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

446

LAMPIRAN 22

(SAP Tanda-tanda Bahaya pada BBL)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Hari/Tanggal : Rabu 01 Mei 2019

Waktu : 17.20 WIB

Penyaji : Ilman Amana

Pokok Pembahasan : Tanda-tanda Bahaya pada BBL

Sub Poko Pembahasan : Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda

bahaya pada BBL

Sasaran : Ny. Risma

Tempat : PMB Endah W.,S.ST

I. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat

memahami dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada BBL dan

perawatan Tali Pusat.

II. Tujuan Intruksional Khusus

Page 456: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

447

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali

Memahami tanda-tanda bahaya pada BBL dan perawatan Tali Pusat.

III. Media

Buku KIA

IV. Jadwal Kegiatan Penyuluhan

Tahapan /waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran

Pembukaan 5

menit

-memberikan salam

-menjelaskan tujuan

penyuluhan.

- menjawab salam

-mendengarkan dan

memperhatikan

Inti 10 menit -Menjelaskan tentang tanda

- tanda bahaya pada BBL

-Menyimak dan

mendengarkan

Penutup 5 menit

-Meminta kepada ibu untuk

menjelaskan kembali

tentang tanda-tanda bahya

pada BBL

-Membri salam penutup

- menjawab salam

V. Evaluasi Hasil

Ibu dapat menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya pada BBL.

Page 457: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

448

Page 458: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

449

LAMPIRAN 23

(SAP Jenis-Jenis KB)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Hari/Tanggal : Selasa, 07 Mei 2019

Waktu : 16.00 WIB

Penyaji : Ilman Amana

Pokok Pembahasan : KB

Sub Poko Pembahasan : Menjelaskan pada ibu tentang jenis-jenis KB

Sasaran : Ny. Risma

Tempat : BPM Ny. Endah W., S.ST

I. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat

memahami dan mengerti tentang KB.

II. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ibu dapat menjelaskan kembali

:

1. Pengertian KB

2. Jenis-jenis KB

3. Kelebihan dan kekurangan KB

III. Media

Leafet

Page 459: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

450

IV. Jadwal Kegiatan Penyuluhan

Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

Pembukaan 5

menit

- Memberikan salam

- Menjelaskan tujuan penyuluhan

- Menjawab salam

- Mendengarkan dan memperhatikan

Inti 10 menit - Menjelaskan pengertian KB,

jenis-jenis KB, kelebihan dan

kekurangan KB

- Menyimak dan mendengarkan

Penutup 5

menit

- Meminta kepada ibu untuk

menjelaskan kembali tentang

pengertian KB, jenis-jenis KB,

kelebihan dan kekurangan KB

- Memberi salam penutup

- Menjawab salam

V. Evaluasi Hasil

Ibu dapat menjelaskan tentang jenis-jenis KB.

Page 460: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

451

MATERI PENYULUHAN

KELUARGA BERENCANA

a. Pengertian KB

Kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan sel telur matang dan

sperma untuk mencegah kehamilan.

Jarak kehamilan yang dianjurkan pada ibu hamil yang ideal dihitung dari

sejak ibu persalinan hingga akan mema- suki masa hamil selanjutnya yaitu 2-

5 tahun anita yang melahirkan dengan jarak yang sangat ber- dekatan (< 2

tahun) akan men galami resiko antara lain (Yolan, 2007) :

a. Resiko perdarahan T– 3

b. Plasenta previa

c. Anemia

d. Ketuban pecah dini

e. Endometriosis masa nifas

f. Kematian saat melahirkan

g. Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga beresiko menimbulkan

persalinan lama

b. JENIS-JENIS KONTRASEPSI

Page 461: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

452

a. KONDOM

1) Keuntungan kondom :

a) Memberi perlindungan terha- dap Penyakit Menular Seksual

(PMS)

b) Dapat diandalkan, sederhana, ringan, dispo able, dan mudah

digunakan

c) Efektif segera setelah di- pasang

d) Mudah didapatkan dan tidak perlu resep dokter

e) Murah karena digunakan dalam jangka pendek

2) Kerugian kondom :

a) Efektivitas tidak terlalu tinggi

b) Perlu menghentikan aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna

memasang kondom

c. PIL KB

1) Keuntungan pil KB :

a) Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin

b) Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama

c) Relatif murah

Page 462: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

453

2) Kerugian pil KB :

a) Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi

b) Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu

c) Kemungkinan untuk gagal sangat be sar karena lupa

d. Kontrasepsi Suntik

1) Keuntungan Suntik :

a) Memberikan per- lindungan jangka panjang

selama 3 bulan

b) Bila digunakan bersama pil KB dapat mengurangi resiko yang

ditimbulkan karena lupa meminum pil KB

c) Tidak mengganggu senggama

d) Relatif murah

2) Kerugian Suntik:

a) Berat badan naik

b) Siklus menstruasi kadang terganggu

c) Pemulihan kesuburan kadang-kadang terlambat

e. Susuk / Implan

1) Keuntungan :

Page 463: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

454

a) Tidak mengganggu senggama

b) Resiko untuk lupa

c) lebih kecil dibandingkan pil KB dan suntikan karena Norplant

dipasang tiap 5 tahun

d) Mudah diangkat dan segera setelah diangkat kesuburan akseptor

akan kembali

2) Kerugian :

a) Efektivitas dapat berkurang bila digunakan bersama obat-obatan

ter- tentu

b) Merubah siklus haid dan meningkat- kan berat badan

c) Tergantung pada petugas

d) Tidak melindungi dari resiko tertu- larnya PMS

c. AKDR/IUD

1) Keuntungan :

a) Dapat memberikan

b) perlindungan jangka panjang sampai dengan 10 tahun

Page 464: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

455

c) Reversibel

d) Akseptor hanya kembali ke klinik bila muncul keluhan

e) Murah

2) Kerugian AKDR :

a) Perlunya pemeriksaan pelvis dan penapisan PMS sebelum

pemasangan

b) Butuh pemerikasaan benang setelah periode menstruasi jika terjadi

kram, bercak, atau nyeri.

c) Akseptor tidak dapat berhenti menggunakan kapanpun ia mau

d. MOW DAN MOP

1) Keuntungan :

a) Sangat efektif

b) Permanen

c) Tidak mengganggu senggama

d) Baik untuk klien yang bila mengalami kehamilan akan

membahyakan ji- wanya

e) Tidak ada gangguan seksual

Page 465: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

456

2) Kerugian MOW :

a) Permanen

b) Nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan

dan anestesi

c) Hanya dapat dilakukan oleh dokter yang terlatih

d) Tidak memberi perlindungan terha- dap PMS

Page 466: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

457

Page 467: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

457

LAMPIRAN 24

(Lembar Konsul)

Page 468: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

458

Page 469: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

459

LAMPIRAN 25

(Lembar Bimbingan LTA)

Page 470: repository.stikes-bhm.ac.idrepository.stikes-bhm.ac.id/550/1/1.pdf · i ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R“ MASA KEHAMILAN TRIMESTER III, BERSALIN, NIFAS, NEONATUS DAN KB PASCASALIN

460

LAMPIRAN 26

(Dokumentasi)