askep menarik diri
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
1. Tujuan Umum..............................................................................................................................2
2. Tujuan Khusus.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................................................3
1. Landasan Teori Menarik Diri..............................................................................................................3
A. Pengertian Menarik Diri..................................................................................................................3
B. Penyebab.........................................................................................................................................3
C. Rentang Respon Sosial....................................................................................................................5
D. Tanda Dan Gejala Menarik Diri.......................................................................................................6
E. Penatalaksanaan...............................................................................................................................7
2. Asuah Keperawatan Pada Klien Menarik Diri.....................................................................................9
A. Pengkajian.......................................................................................................................................9
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................................................12
C. Rencana Tindakan.........................................................................................................................12
D. Implementasi.................................................................................................................................20
E. Evaluasi Keperawatan...................................................................................................................21
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................22
A. Kesimpulan....................................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................23
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain
Peningkatan jumlah lansia terjadi baik di negara maju maupun di negara sedang
berkembang. Gejala menuanya struktur penduduk (ageing population) juga terjadi di
Indonesia. Jika pada tahun 1990 jumlah lansia hanya sekitar 11 juta maka pada tahun
2020 jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 29 juta, dengan
peningkatan dari 6,3% menjadi 11,4% dari total populasi.
Dalam pendekatan pelayanan kesehatan pada kelompok lansia sangat perlu
ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik, psikologis, spiritual dan
sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan menunjang
pelayanan kesehatan pada lansia yang membutuhkan suatu pelayanan yang
komprehensif.
Usia lansia bukan hanya dihadapkan pada permasalahan kesehatan jasmaniah
saja, tapi juga permasalahan gangguan mental dalam menghadapi usia senja. Lansia
sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi
hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang
mengalami gangguan mental seperti menarik diri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Menarik Diri ?
2. Apa Penyebab Menarik Diri?
3. Bagaiman Rentang Respon Sosial?
4. Bagaimana Tanda Dan Gejala Menarik Diri?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Menarik Diri?
6. Bagaimana Asuah Keperawatan Pada Klien Menarik Diri?
1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penulisan makalah ini adalah Untuk mengetahui landasan
teori, dan Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien menarik diri.
2. Tujuan Khusus
Dan tujuan khusus penulan makalah ini adalah:
a. Untuk mengetahui Pengertian Menarik Diri.
b. Untuk mengetahui Penyebab Menarik Diri.
c. Untuk mengetahui Rentang Respon Sosial.
d. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Menarik Diri.
e. Untuk mengetahui Tanda Dan Gejala Menarik Diri.
f. Untuk mengetahui Asuah Keperawatan Pada Klien Menarik Diri.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Landasan Teori Menarik Diri
A. Pengertian Menarik Diri
Menarik diri adalah penilaian yang salah tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri pencapaian ideal diri
cita-cita harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan diri sendiri maupun dari orang
lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima, dicintai,
dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai individu dalam
hidupnya (Hidayat, 2006).
B. Penyebab
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan,
yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri
kurang, dan juga dapat mencederai diri (Carpenito, L. J, 1998).
Faktor predisposisi isolasi sosial : Menarik diri, menurut Stuart GW 2006
adalah:
1. Faktor Perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan mempengaruhi respon
sosial maladaptif pada individu. Sistem keluarga yang terganggu dapat berperan
dalam perkembangan respon sosial maladaptif. Beberapa orang percaya bahwa
individu yang mengalami masalah ini adalah orang yang tidak berhasil
memisahkan dirinya dari orang tua.
Norma mungkin tidak mendukung hubungan dengan pihak keluarga. Peran
keluarga sering kali tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak
juga mempengaruhi respon sosial maladaptif terhadap individu.
3
2. Faktor Biologis
Faktor genetik dapat berperan dalam respon sosial maladaptif. Bukti terdahulu
menunjukkan keterlibatan neurotransmiter dalam perkembangan gangguan ini,
namun tetap diperlukan penelitian lebih lanjut.
3. Faktor sosio-kultural
Isolasi sosial merupakan faktor utama dalam gangguan hubungan. Hal ini akibat
dari transiensi norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain, atau
tidak menghargai anggota masyarakat yang kurang produktif, seperti lanjut usia
(lansia), orang cacat dan penderita penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena
mengadopsi norma, perilaku dan sistem nilai yang berbeda dari yang dimiliki
budaya mayoritas. Harapan yang tidak realistis terhadap hubungan merupakan
faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini.
Menurut Nasution M.L (2008), faktor predisposisi isolasi sosial : Menarik diri
adalah:
1. Faktor Genetik
Dianggap mempengaruhi transisi gangguan afektif melalui riwayat keluarga dan
keturunan
2. Teori Agregasi
Menyerang ke dalam menunjukkan bahwa menarik diri terjadi karena perasaan
marah yang ditujukan pada diri sendiri.
3. Teori Kehilangan Objek
Menunjukkan kepada perpisahan traumatik individu dengan benda atau yang
sangat berarti.
4. Teori Organisasi Kepribadian
Menguraikan bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri rendah
mempengaruhi sistem keyakinan dan penilaian seseorang.
5. Model Kognitis
Mengatakan bahwa depresi merupakan masalah kognitif yang didominasi oleh
evaluasi negatif seseorang dan masa depan seseorang.
6. Model Ketidakberdayaan
4
Adaptif Maldaptif
Menyendiri.Otonomi.Bekerjasama.Saling tergantung.
Merasa sendiri.Menarik diri.Tergantung.
Manipulasi.lnspulsif.Narkisisme.
Menunjukkan bahwa semata-mata trauma menyebabkan depresi tetapi keyakinan
bahwa seseorang tidak mempunyai kendali terhadap hasil yang penting dalam
kehidupannya, oleh karena itu, ia mengulang respon yang adaptif.
7. Model Perilaku
Berkembang dalam kerangka teori belajar sosial yang mengasumsi penyebab
depresi terletak pada kurangnya keinginan positif dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
8. Model Biologi
Menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama masa depresi,
termasuk defisiensi katekolamin, disfungsi endokrin, hipersekesi kortisol dan
variasi periodik serta irama biologi.
Faktor presipitasi (pencetus) isolasi sosial : Menarik diri menurut stuart G.W, 2006
dikelompokkan dalam dua kategori yaitu :
1. Stresor Sosio-kultural
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya unit keluarga dan berpisah dari orang
yang berarti, misalnya : Karena dirawat di rumah sakit.
2. Stresor Psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan bersama dengan keterbatasan kemampuan
untuk mengatasinya. Tuntunan untuk berpisah dengan orang terdekat atau
kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan ketergantungan dapat
menimbulkan ansietas tingkat tinggi
C. Rentang Respon Sosial
5
Keterangan :
Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial
dan kebudayaan secara umum serta masih dalam batas normal dalam menyelesaikan
masalah.
1. Menyendiri (solitude) merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk
merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya.
2. Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide-ide pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
3. Kebersamaan adalah suatu kondisi dalam hubungan inter-personal dimana
individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.
4. Saling ketergantung (interdependent) merupakan kondisi saling tergantung antara
individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
5. Kesepian adalah merasa dirinya ditinggalkan.
6. Menarik diri adalah keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam
membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
7. Ketergantungan (dependen), terjadi bila seseorang gagl dalam mengembangkan
rasa percaya diri atau kemampuan untuk berfungsi secara sukses.
8. Manipulasi adalah gangguan hubungan sosial yang terdapat pada indidu yang
menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina
hubungan sosial secara mendalam.
9. lmpulsif adalah ketidakmampuan merencanakan sesuatu, tidak mampu belajar dari
pengalaman, penilaian yang buruk dan individu ini tidak dapat diandalkan.
10.Narsisisme adalah harga dirinya rapuh, secara terus menerus, bersedia
mendapatkan penghargaan dan pujian yang egosentri dan pencemburu.
D. Tanda Dan Gejala Menarik Diri
Gejala subyektif :
1. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain.
2. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
3. Respon verbal kurang dan sangat singkat.
4. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
5. Klien merasa bosan dan lambat meghabiskan waktu.
6
6. Klien tidak mampu berkonsentasi dan membuat keputusan.
7. Klien tidak merasa berguna.
8. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
9. Klien merasa ditolak.
Gejala obyektif :
1. Klien banyak diam dan tidak mau bicara.
2. Tidak mengikuti kegiatan.
3. Banyak berdiam diri di kamar.
4. Klien menyendirl dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat.
5. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal.
6. Kontak mata kurang.
7. Kurang spontan.
8. Apatis (acuh terhadap lingkungan).
9. Ekspresi wajah kurang berseri.
10.Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri.
11.Mengisolasi diri.
12.Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
13.Masukan makanan dan minuman terganggu.
14.Retensi urine dan feces.
15.Aktivitas menurun.
16.Kurang energi (tenaga).
17.Rendah diri
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita isolasi sosial : Menarik diri dibagi dalam beberapa
bentuk :
1. Suasana terapi (lingkungan terapeutik)
Suasana terapi adalah suasana yang diciptakan oleh dokter atau perawat dengan
klien yang dapat membantu proses penyembuhan klien. Dalam teori
keperawatan jiwa. Hal ini dikenal dengan menciptakan hubungan saling percaya
antara perawat dengan klien.
2. Farmakoterapi
7
Farmakoterapi adalah bentuk penatalaksanaan penderita isolasi sosial dengan
pemberian obat-obatan anti psikotik, seperti haloperidol. Pengobatan ini
diharapkan mampu memperbaiki keadaan somatik atau biologis tubuh yang
berhubungan dengan perubahan perilaku penggunaan obat-obatan anti psikotik
dapat mempengaruhi keseimbanga neurontransmiter pada sistem embolik otak
sehingga efek gangguan perilaku seperti menarik diri dapat teratasi.
3. Psikoterapi
Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seorang
yang terlatih dalam hubungan profesional secara sukarela, dengan maksud
hendak menghilangkan, mengubah, atau menghambat gejala-gejala yang ada,
mengoreksi perilaku yang terganggu, dan mengembangkan pertumbuhan
kepribadian secara positif.
Psikoterapi dilakukan dengan pemberian support kepada klien untuk
meningkatkan aspek positif diri. Pada penderita gangguan jiwa dengan perilaku
isolasi sosial : Menarik diri, bentuk psikoterapi dalam keperawatan yang paling
efektif digunakan adalah terapi aktifitas kelompok dengan sosialisasi (W.F
Maramis, 1998).
8
2. Asuah Keperawatan Pada Klien Menarik Diri.
A. Pengkajian.
1) Identitas diri
Identitas klien yang biasa dikaji pada klien dengan menarik diri adalah usia karena
banyak klien lansia yang mengalami masalah psikososial menarik diri
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien dengan masalah psikososial :
Menarik diri adalah klien merasa tidak ada dukungan dari orang yang penting
(keluarganya), merasa tidak dikeluarganya, tidakmau kontak dengan orang lain.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan saat ini berupa uraian mengenai keadaan klien saat ini mulai
timbulnya keluhan yang dirasakan sampai saat dilakukan pengkajian.
4) Riwayat kesehgtan dahulu
Riwayat kesehatan yang lalu seperti riwayat adanya masalah psikososial
sebelumnya dan bagaiamana penanganannya
5) Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang mengalami gangguan
psikososial seperti yangng dialami oleh klien, atau adanya penyakit genetik yang
mempengaruhi psikososial.
6) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum.
Keadaan umum klien lansia yang mengalami masalah psikososial : Menarik
diri biasanya lemah.
b) Kesadaran
Kesadaran Klien biasanya Composmentis.
c) Tanda-Tanda Vital:
(1) Suhu dalam batas normal (37 0C).
(2) Nadi meningkat atau normal (N : 70 - 82 x lmenit).
(3) Tekanan darah kadang meningkat atau menurun.
(4) Pernafasan biasanya mengalami normal atau meningkat.
d) Pemeriksaan Review Of System (ROS)
9
(1) Sistem Pernafasan (87 : Breathing)
Dapat ditemukan peningkatan frekuensi nafas atau masih dalam batas
normal.
(2) Sistem Sirkulasi (Bl2: Bleeding)
Dapat ditemukan adanya perubahan frekuensi nadi (meningkat) atau masih
dalam batas normal.
(3) Sistem Persyarafan (B3 : Broin)
Klien apatis, gangguan konsentrasi, kurang perhatian, gangguan persepsi
sensori, insomnia.
(4) Sistem Perkemihan M: Bteder)
Perubahan pola berkemih, seperti poliuria atau disuria.
(5) Sistem Pencernaan (BS : Bowet)
Klien dapat mengeluh nyeri abdomen, gangguan pencernaan, makan
berlebihan atau kurang, konstipasi, perubahan berat badan.
(6) Sistem Muskuluskletal (86 : Bone)
Klien mengeluh nyeri otot, nyeri punggung.
(7) Pola fungsi kesehatan
Yang perlu dikaji adalah aktifitas apa saja yang biasa dilakukan
sehubungan dengan adanya masalah psikososial menarik diri :
(a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Klien mengalami gangguan persepsi, klien mengalami gangguan
dalam memelihara dan menangani masalah kesehatannya.
(b) Pola nutrisi
Klien dapat mengalami makan berlebih / kurang, kadang tidak nafsu
makan dan nyeri abdomen.
(c) Pola eliminasi
Klien mengalami poliuria atau disuria, konstipasi.
(d) Pola tidur dan istirahat.
Klien kadang mengalami insomnia.
(e) Pola aktifitas dan istirahat
10
Klien mengalami gangguan dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari
karena penrunan minat. Pengkajian kemampuan Klien dalam
memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari dapat menggunakan Indeks
KATZ.
(f) Pola hubungan dan Peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran ldien terhadap
anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal, pekerjaan, tidak
punya rumah, dan masalah keuangan. Pengkajian APGAR Keluarga
(Tabel APGAR Keluarga).
(g) Pola sensori dan kognifif
Klien mengalami ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan minat
dan motivasi, menyalahkan diri sendiri, mencela diri sendiri, pesimis
dan ketidakpastian.
Untuk mengetahui status mental klien dapat dilakukan pengkajian
menggunakan Tabel Short Portable Mental Status Quesionare
(SPMSQ).
(h) Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengalami gangguan konsep diri, perasaan murung, rasa
bersalah, ketidakberdayaan, keputusasaan, kesedihan, harga diri
rendah, klien menarik diri dan isolasi soaial. Untuk mengkaji tingkat
depresi klien dapat menggunakan Tabel Inventaris Depresi Beck
(lDB) atau Geriatric Depresion Scale (GDS).
(i) Pola seksual dan reproduksi
Klien mengalami penurunan minat terhadap pemenuhan kebutuhan
seksual.
(j) Pola mekanisme / penanggulangan stress dan koping
Klien menggunakan mekanisme koping yang tidak efektif dalam
menangani stress yang dialaminya.
(k) Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien tidak mengalami gangguan dalam spiritual.
11
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan gangguan konsep diri ditandai
dengan klien menunjukkan ketidakmampuan untuk menerima atau
mengkomunikasikan rasa kepuasan, rasa memiliki, menyayangi, klien
menunjukkan ketidaknyamanan dalam situasi sosial, keluarga melaporkan
perubahan gaya hidup atau pola interaksi.
2. Harga Diri Rendah Situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri,
proses kehilangan, perubahan peran sosial, kurangnya pengakuan / penghargaan
ditandai dengan klien menunjukkan perilaku tidak asertif, klien menganggap diri
tidak berdaya, tidak berguna.
3. Ketidakberdayaan berhubungan dengan lingkungan perawatan kesehatan
ditandai dengan klien tampak pasif, tidak adanya partisipasi dalam perawatan
atau membuat keputusan ketika ada kesempatan, klien enggan untuk
mengehspresikan perasaan yang benar, ketergantungan pada orang lain, ekspresi
ketidakpuasan dan frustasi selama ketidakmampuan untuk memperlihatkan
aktivitas, ekspresi ragu-ragu terhadap penampilan peran.
C. Rencana Tindakan
No Diagnosa
Keperawatan
Nursing Outcame
classification
(NOC)/ Tujuan
Nursing Intervention Classification
(NIC)/ Rencana Keperawatan
(1) Kerusakan
interaksi sosial
berhubungan
dengan gangguan
konsep diri,
kurang pengetahuan
atau keterampilan
mengenai cara
meningkatkan
kualitas hubungan
dengan orang
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama... x24 jam
klien menunjukkan
keterlibatan sosial
dengan kriteria :
Klien memahami
efek perilaku diri
terhadap interaksi
sosial.
Klien menunjukkan
Peningkatan Harga Diri
(Self Esteem Enhancement) :
Dorong klien untuk mengidentifkasi
kekuatannya.
Dorong klien untuk mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi
dengan
orang lain.
Berikan pengalaman yang dapat
meningkatkan otonomi klien.
Bantu klien untuk mengidentifikasi
12
lain, ditandai
dengan klien
menunjukan
ketidakmampuan
untuk menerima
atau
mengkomunikasikan
rasa kepuasan, rasa
memiliki, menyayangi.
Klien
menunjukkan
ketidaknyamanan
dalam situasi
sosial
perilaku yang
dapat memperbaiki
dan meningkatkan
interaksi sosial.
Klien meningkat
kan keterampilan
interaksi sosial
(misalnya:Kedekatan,
kerjasama, sensitivitas,
keasertifan, keaslian dan
saling memahami).
Klien mengungkapkan
keinginan untuk
berhubungan
dengan orang lain.
respon positif dari orang lain.
Jangan memberikan kritikan negatif.
Jangan menyindir klien.
Berikan kepercayaan pada
kemampuan
klien mengendalikan situasi.
Bantu klien untuk membuat tujuan
yang realistis yang dapat
meningkatkan harga diri.
Bantu klien untuk menerima
pertahanan dari orang lain.
Bantu klien untuk mengelurakan
persepsi negatif terhadap dirinya
sendiri.
Dorong klien untuk meningkatkan
kemampuan diri sesuai kebutuhan.
Eksplorasi alasan mengkritik diri
sendiri.
Dorong klien untuk mengevaluasi
perilakunya.
Bantu klien untuk mengidentifikasi
pengaruh penting dari budaya,
agama, ras, gender dan usia terhadap
harga diri.
Pantau frekuensi ungkapan diri
negatif klien.
Fasilitasi lingkungan dan aktivitas
yang dapat meningkatkan harga diri
klien
Pantau tingkat harga diri klien setiap
waktu sesuai kebutuhan.
Buatlah pernyataan yang positif
tentang
Klien
13
Peningkatan Dukungan Sistem
(Supporf Sisfem Enhancementl :
Evaluasi respon psikologis klien
terhadap situasi dan kesediaan
dukungan sistem.
ldentifikasi tingkat dukungan
keluarga.
Tentukan support sistem yang
digunakan klien saat ini.
Pantau situasi keluarga saat ini.
Dorong klien untuk berpartisipasi
dalam aktivitas sosial dan
komunitas.
Dorong klien untuk berhubungan
dengan orang yang memiliki
minat dan tujuan yang sama.
Evaluasi sumber komunitas yang
adekuat untuk mengidentifi kasi
kekuatan dan kelemahan klien.
Rujuk ke program komunitas
dasar: Promosi, preventif,
pengobatan dan rehabilitatif
sesuai kebutuhan.
Libatkan keluarga / orang
terdekat/ dalam perawatan dan
perencanaan.
Jelaskan pada klien mengenai
bagaimana cara mendapatkan
bantuan.
2 Harga diri rendah
situasional berhubungan
Setelah dilakukan
tindakan
Berikan pengalaman yang dapat
meningkatkan otonomi klien.
14
dengan gangguan
gambaran diri,
perubahan peran
sosial, kurangnya
pengakuan /
penghargaan
ditandai dengan
klien menunjukkan
perilaku tidak asertif,
klien menganggap diri
tidak berdaya, tidak
berguna.
keperawatan
selama... x24 jam
diharapkan klien :
1. Menunjukkan Harga
Diri yang adekuat
dengan kriteria :
Klien mengungkapkan
penerimaan diri secara
verbal.
Klien menunjukkan
Komunikasi terbuka.
Klien menunjukkan
Pemenuhan peran
yang Penting.
Klien mau menerima
kritikan dari orang
lain.
Klien mau melakukan
Kontak dengan orang
lain.
Klien memahami
kekuatan diri.
Klien berpartisipasi
dalam pembuatan
keputusan tentang
perencanaan
perawatan.
Klien melakukan
perilaku yang dapat
meningkatkan rasa
percaya diri.
2. Klien menunjukkan
kemampuan membuat
Bantu klien untuk mengidentifikasi
respon positif dari orang lain.
Jangan memberikan kritikan negatif
Jangan menyindir klien.
Berikan kepercayaan pada
kemampuan klien mengendalikan
situasi.
Bantu klien untuk membuat tujuan
yang realistis yang dapat
meningkatkan harga diri.
Bantu klien untuk menerima
pertahanan dari orang lain.
Bantu klien mengeluarkan persepsi
negatif terhadap dirinya sendiri.
Dorong klien untuk meningkatkan
kemampuan diri sesuai kebutuhan.
Eksplorasi alasan mengkritik diri
sendiri.
Dorong klien untuk mengevaluasi
perilakunya.
Fasilitasi lingkungan dan aktivitas
yang dapat meningkatkan harga diri
klien.
Bantu klien untuk mengidentifikasi
pengaruh penting dari budaya,
agama, ras, gender dan usia terhadap
harga diri.
Pantau frekuensi ungkapan diri
negatif klien.
Pantau tingkat harga diri klien
setiap waktu sesuai kebutuhan.
Buatlah pernyataan yang positif
tentang i klien
15
keputusan dengan
kriteria :
Klien mampu
mengidentifikasi
alternatif dan
kemungkinan
konsekuensi yang
mungkin timbul.
Klien
mengidentifikasi
Sumber-sumber
yang diperlukan
untuk mendukung
setiap alternatif.
Klien dapat memilih
setiap alternatif.
Body image Enhanchment
(Peningkatan Citra Tubuh) :
Kaji respon verbal dan non verbal
klien tentang tubuhnya.
Tentukan harapan klien tentang
gambaran tubuh berdasarkan tahap
perkembangan.
Tentukan apakah perubahan fisik
saat ini telah dikaitkan ke dalam citra
tubuh klien.
Pantau frekuensi pernyataan yang
mengkritik diri.
Observasi mekanisme koping yang
digunakan klien saat stress.
Identifikasi klien terhadap resiko
gangguan citra tubuh.
Rujuk pada layanan sosial untuk
merencanakan perawatan klien.
Dengarkan klien secara aktif dan
akui adanya perhatian terhadap
perawatan, kemajuan dan prognosis.
Dukung klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
Berikan dorongan pada klien
untuk:
Pertahankan kebiasaan
berpakaian sehari-hari yang
rutin dilakukan.
Mengungkapkan perhatian
tentang hubungan personal yang
dekat.
Mengungkapkan konsekuensi
perubahan fisik dan emosional
yang dapat mempengaruhi
16
konsep diri.
Ekspolari kekuatan dan sumber yang
dimiliki klien.
Dorong klien untuk mendiskusikan
secara interpersonal tentang masalah
yang dihadapi.
Dorong klien untuk mengeksplorasi
perubahan yang dialaminya.
Dorong klien untuk mendapatkan
support dari orang yang berarti.
Dorong klien untuk ikut
berpartisipasi membuat keputusan
dalam rencana perawatannya.
Bantu klien agar dapat menerima
bantuan dari orang lain.
Bantu klien untuk menggambarkan
tentang ideal dirinya, karakteristik
identitas dirinya dan menerimanya.
Peningkatan Sosialisasi
(Socialization Enhancement) :
Dorong klien untuk meningkatkan
keterlibatan dan mempertahankan
hubungan.
Dorong klien untuk mengembangkan
hubungan.
Dorong klien untuk membina
hubungan dengan orang yang
memiliki minat dan tujuan yang
sama.
Dorong klien dalam aktivitas sosial
dan komunitas.
Dorong klien untuk sharing dengan
orang lain untuk masalah yang
sedang dialaminya.
17
Dorong klien untuk mengungkapkan
tentang peristiwa yang dialaminya
kepada orang lain.
Dorong keterlibatan klien secara
total.
Dorong klien untuk memberikan
penghargaan yang baik terhadap
orang lain.
Rujuk klien ke program atau
kelompok untuk meningkatkan
keterampilan interpersonal.
Berikan feedback tentang perbaikan
klien dalam perawatan dan
penampilan dalam aktivitas.
Bantu klien untuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap kekuatan dan
keterbatasan dalam berkomunikasi
dengan orang lain.
Berikan contoh teknik dan
keterampilan komunikasi yang baik.
Berikan role model tentang
bagaimana mengekspresikan marah
yang sesuai.
Minta klien untuk melakukan
komunikasi secara verbal.
Berikan umpan balik positif jika
klien dapat berkomunikasi yang baik
dengan klien.
Fasilitasi klien untuk melakukan
aktivitas dan rencana aktiviias di
masa yang akan datang.
3. Ketidakberdayaan
berhubungan
Setelah dilakukan tindakan
Keperawatan selama... x24
jam klien menunjukkan
Dukungan Emosi
(Emotional Support) :
Diskusikan dengan klien tentang
18
dengan lingkungan
perawatan kesehatan,
interaksi
interpersonal,
ketidakberdayaan
gaya hidup
ditandai dengan
klien tampak
pasif,tiidak adanya
partisipasi dalam
perawatan atau
membuat keputusan
ketika ada
kesempatan, klien
mengungkapkan
benci, marah, merasa
bersalah, enggan
untuk
mengekspresikan
perasaan yang benar,
ketergantungan
pada orang lain,
ekspresi
ketidakpuasan dan
frustasi selama
ketidakmampuan
untuk memperlihatkan
aktivitas, ekspresi
ragu-ragu terhadap
penampilan peran,
ketidakmampuan
Kepercayaan kesehatan :
Mampu untuk melakukan,
mengendalikan dan
merasakan adanya
sumber-sumber dukungan
dengan kriteria :
Klien menggunakan
teknik penjelasan
masalah untuk
mencapai hasil yang
diinginkan.
Klien
mengidentifikasi
tindakan yang berada
dalam kendalinya.
Klien melaporkan
adanya dukungan
yang adekuat dari
orang terdekat.
Klien
mengungkapkan
segala perasaan
ketidakberdayaan.
pengalaman emosinya.
Eksplorasikan dengan klien
mengenai emosi pencetus emosi.
Gunakan kalimat yang mendukung
dan empati.
Bantu klien untuk mengakui
perasaan
Seperti cemas, marah dan sedih.
Dengarkan klien dalam
mengekpresikan persaaannya.
ldentifikasi fungsi dari kemarahan
dan frustasi pada klien.
Dorong klien untuk mengungkapkan
atau menangis untuk mengurangi
respon emosional.
Tinggal bersama klien dan berikan
kenyaman selama periode cemas.
Berikan bantuan dalam pembuatan
keputusan.
Peningkatan Harga Diri
(Self Esteem Enhancement) :
Dorong klien untuk mengidentifikasi
kekuatannya.
Dorong klien untuk mempertahankan
kontak mata saat berkomunikasi
dengan orang lain.
Bantu klien untuk mengidentifikasi
respon positif dari orang lain.
Jangan memberikan kritikan negatif.
Berikan kepercayaan pada
kemampuan klien mengendalikan
situasi.
Jangan menyindir klien.
Bantu klien untuk membuat tujuan
19
mencari informasi
selama perawatan.
realistis yang dapat meningkatkan
harga diri.
Bantu klien untuk mengungkapkan
persepsi negatif terhadap dirinya
sendiri.
Dorong klien untuk meningkatkan
kemampuan diri sesuai kebutuhan.
Eksplorasi alasan mengkritik diri
sendiri.
Dorong klien untuk mengevaluasi
perilakunya.
Fasilitasi lingkungan dan aktivitas
yang dapat meningkatkan harga diri
klien.
Bantu klien mengidentifikasi
pengaruh penting dari budaya,
agama, ras, gender dan usia terhadap
harga diri.
Buatlah pernyataan yang positif
tentang klien.
D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan bagian dari proses keperawatan. Tujuan
implementasi adalah mengatasi masalah yang terjadi pada manusia. Setelah rencana
keperawatan disusun, maka rencana tersebut diharapkan dalam tindakan nyata untuk
mencapai tujuan yang diharapkan, tindakan tersebut harus terperinci sehingga dapat
diharapkan tenaga pelaksanaan keperawatan dengan baik dan sesuai dengan waktu
yang ditentukan
E. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial
1. Klien memahami efek perilaku diri terhadap interaksi sosial.
2. Klien menunjukkan perilaku meningkatkan interaki sosial.
20
3. Klien meningkatkan keterampilan interaksi sosial (misalnya : Kedekatan,
kerjasama, sensitivitas, keasertifan, keaslian dan saling memahami).
4. Klien mengungkapkan keinginan untuk berhubungan dengan orang lain.
Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
1. Klien mengungkapkan penerimaan diri secara verbal.
2. Klien menunjukkan komunikasi terbuka.
3. Klien menunjukkan pemenuhan peran yang penting.
4. Klien mau menerima kritikan dari orang lain.
5. Klien mau melakukan kontak dengan orang lain.
Diagnosa Keperawatan : Ketidakberdayaan
1. Klien menggunakan teknik penjelasan masalah untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
2. Klien mengidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya.
3. Klien melaporkan adanya dukungan yang adekuat dari orang terdekat.
4. Klien mengungkapkan segala perasaan ketidakberdayaan.
BAB III
PENUTUP
21
A. Kesimpulan
Menarik diri adalah penilaian yang salah tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri pencapaian ideal diri
cita-cita harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan,
yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri
kurang, dan juga dapat mencederai diri
Menarik diri adalah penilaian yang salah tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri pencapaian ideal diri
cita-cita harapan langsung menghasilkan perasaan berharga
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan,
yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri
kurang, dan juga dapat mencederai diri
B. Saran
Dari Permasalah diatas, klien lanisa sangat membutuhkan dukungan dan
perhatian dari keluarga, dan masyarakat sekitarnya, untuk selalu membantu klien
supaya mampu beradaptasi dengan perubahan dan menemukan mekanisme koping
yang efektif, mau dan mampu berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani Yuli, Reni. 2014. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: TIM
https://www.google.co.id/webhp?
sourceid=chromeinstant&rlz=1C1AKJH_enID641ID641&ion=1&espv=2&ie=UTF-
8#q=MENARIK+DIRI+PADA+LANSIA
22