askep kelolaan 2
DESCRIPTION
askepTRANSCRIPT
BAB I
BAB IPENDAHULUANLatar Belakang
Diabetes Mellitus kalini adalah suatu sindrom yang menganggu metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John 2000).
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena ada nya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolutmaupunrelatif (Arjatmo, 2002).
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hypergl ikemia yang disebab kan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart 2001)
Macam DM dan PenyebabnyaDiabetes tipe 1
Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta. Faktor-faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu kecenderungan atau predisposisi genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I. kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA(human leucocyt antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe I meningkat tiga hingga lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLLA tersebut.
Faktor-faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggapnnya seolah-olah jaringan asing. Factor-faktor ; lingkungan. Adanya faktor eksternal yang dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. (IrawanSusiloImim, dkk, 2000)
Diabetes tipe II
Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya
resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu
yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes melitus II.
Faktor-faktor ini adalah :
Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun.ObesitasRiwayat keluarga (IrawanSusiloImim, dkk, 2000)Secara umum penyebab DM adalah;
KeturunanUsiaKegemukanKurang gerakKehilangan insulinAlkoholismeObat-obatanTanda dan Gejala DM
Berat badan menurunBanyak makan banyak minumBanyak kencingLuka sulit sembuhCepat lelah & mengantukKesemutan pada jari Penglihatan kabur
Resiko terkena DM
Anak-anakRemajaOrang tuaObesitasKomplikasi DM
Penyakit jantung, Penyakit strokeKerusakan ginjalInfeksi pada kulitKebutaanPengobatan dan Pencegahan DM
Mengatur makanan yang sehatMenjalani pemeriksaan gula darahBerolah raga secara teraturMenjaga keseimbangan berat badanMenggunakan obat sesuai anjuran dokter
7.Gizi Seimbang untuk penderita DM
Makanlah anekaragam makanan Sumber zat tenaga ( Karbohidrat, lemak )Sumber zat pembangun ( Protein ) Sumber zat pengatur ( vitamin, air dan mineralMakan lah makanan unutk memenhi kecukupan energy Makanlah makanan sumberkarbohidrat komplek dan seratBatasi konsumsilemakGunakan garam beryodium 1 sendok teh perhariMakan lah sumber zat besiBiasa kan makan pagiMinum air bersih dan cukup (krg lebih 8 gelasperhari) Olahraga teraturMakanlah makanan yang aman kesehatanHindari minuman alkohol dan merokokB. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umum Mahasiswa/i memperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan diabetes melitus2. Tujuan Khusus Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep keluarga.
Mahasiswa/i mampu menjelaskan konsep masalah kesehatan diabetesMahasiswa/i mampu melakukan pengkajian keperawatan pada keluarga dengan diabetesMahasiswa/i mampu menentukan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan diabetesMahasiswa/i mampu merencanakan asuhan keperawatan pada keluarga dengan diabetes.
Mahasiswa/i mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan diabetesMahasiswa/i mampu melakukan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan diabetesMahasiswa/i mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada keluarga dengan diabetesC.
Ruang lingkupPenulisan makalah ini merupakan pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny. s khususnya Ny. s dengan penyakit Diabetes di RT.19 Kelurahan Lempake Jl. Magelang samarinda Kalimantan Timur yang telah dilaksanakan sejak tanggal -14 Juli 2013.D. Sistematika PenulisanLaporan makalah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari 5 bab yang terdiri dari atas :
BAB I:Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan yang mencakup tujuan utama dan tujuan khusus, ruang lingkup, dan sistematika penulisan.
BAB II: Tinjauan teoritis berisi tentang Konsep Dasar Keluarga dan Konsep masalah kesehatan antara lain: definisi, etiologi, patofisiologi atau proses terjadinya penyakit sampai timbulnya gejala serta komplikasi dan penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis, asuhan keperawatan keluarga yang terdiri atas konsep keluarga, definisi, jenis/tipe keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga, konsep proses keperawatan keluarga yang terdiri dari pengkajian keperawatan, prioritas diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
BAB III
:Menjelaskan Masalah metode penulisan.
BAB IV
:Pembahasan berisi tentang Asuhan Keperawatan mulai daripengkajian, perumusan masalah kesehatan dan
keperawatan, perencanaan pelaksanaan serta evaluasi.
BAB V:Penutup berisi kesimpulan dan saran, yang terakhir daftar pustaka danlampiran.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar KeluargaPengertian KeluargaKeluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman 1998).
Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, 1998)
2.Bentuk / Type Keluarga
Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.
Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari pasangan yng bercerai atau kehilangan pasangannya.
Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single adult living alone)
Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual cobabiting family)
Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).
Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat (Depkes RI. 2002)3.Peranan & Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Bila dalam keluarga komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat mendukung masing keluarga. Saling mengingatkan dan memotivasi dalam berbagai hal .
b. Struktur peran keluarga
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghindari terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan. Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan secara musyawarah akan dapat menciptakan suasana kekeluargaan. Akan timbul perasaan dihargai dalam keluarga.
d. Nilai atau norma keluarga
Perilaku individu masing-masing anggota keluarga yang ditampakan merupakan gambaran dari nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga (Suprajitno, 2004).
4. Fungsi Keluarga (Friedman, 1998)Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya .Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.Dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal, diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat penting.
Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan tempat untuk berlindung (rumah).Dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
5. Tugas keluarga di bidang Kesehatan
Dikaitkan dengan kemampuan keluarga dalam melaksanakan 5 tugas keluarga di bidang kesehatan yaitu :
Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala, perawatan dan pencegahan Gastritis
Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak memenuhi syarat.
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.
B. Konsep dasar diabetes melitus
Pengertian Diabetes MelitusDiabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner & Suddarth, 2002).
b.Tipe Diabetes MelitusKlasifikasi DM menurut American Diabetes Association (1997) sesuai anjuran Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) adalah:
Diabetes Tipe 1: Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
Diabetes tipe II: Diabetes melitus tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus [NIDDM]), terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah produksi insulin
Diabetes Melitus tipe lain
Diabetes Melitus Gestasional (Gestasional Diabetes Mellitus [GDM])
c.Etiologi Diabetes Melitus
Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI) disebabkan karena kegagalan relatif sel ? dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel ? tidak mampu mengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, namun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. Berarti sel ? pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa (Kapita Selekta Kedokteran, 2001).
d. Patofisiologi Diabetes Melitus (Brunner & Suddarth, 2002) Diabetes Tipe I
Terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel ? pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hatimeskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial (sesudah makan).
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Ekskresi ini akan disertai oleh pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan, keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Pasien mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsi).
2.Diabetes Tipe II
Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu: resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel, dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel-sel ? tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa akan meningkat danterjadi diabetes tipe II.
Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabtes tipe II, namun terdapat jumlah insulin yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton. Oleh karena itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikan, diabetes tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif, maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi, gejalanya sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit yang tidak sembuh-sembuh, infeksi dan pandangan yang kabur.
3.Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelumkehamilannya. Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta. Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita diabetes gestasional akan kembali normal.
e.Manifestasi Klinis Diagnosis DM Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) ditandai dengan adanya gejala berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impoteni pada pria serta pruritus vulva pada wanita.
f.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk DM, yaitu kelompok usia dewasa tua (> 40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan bayi > 4000 gr, riwayat DM pada kehamilan dan dislipidemia.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa. Kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar.
Cara pemeriksaan TTGO (WHO, 1985) adalah:
Tiga hari sebelum pemerksaan pasien makan seperti biasa.
Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.
Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.
Perikasa glukosa darah puasa.
Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5 menit.
Perikasa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa.
Selama pemeriksaan, pasien yang diperisa tetap istirahat dan tidak merokok.
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. bila hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan, pemeriksaaan TTGO diperlukan untuk memastikan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang alain atau TTGO yang abnormal.
Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena < 110 110 199 > 200
- Darah kapiler < 90 90 199 > 200
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena < 110 110 125 > 126
- Darah kapiler < 90 90 109 > 110
f. Penatalaksanaan Medis
1.Perencanaan MakanTujuan penatalaksanan diet pada penderita diabetes adalah:
Memberikan semua unsur makanan esensial (mis. Vitamin dan mineral
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
Memenuhi kebutuhan energi
Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis
Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
mencegah komplikasi akut dan kronik
meningkatkan kualitas hidup
Prinsip dasar diit diabetes (Perencanaan Makan Penderita Diabetes Dengan Sistem Unit, 1997)
Prinsip dasar diit diabetes adalah pemberian kalori sesuai dengan kebutuhan. Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan dasar adalah sebagai berikut:
Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah 20 % untuk aktifitas
Untuk pria : (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20 % untuk aktifitas
Prinsip kedua adalah menghindari konsumsi gula dan makanan ynag mengandung gula didalamnya. Sebaiknya juga menghindari konsumsi hidrat arang hasil dari pabrik yang berupa tepung dengan segala produknya. Hidrat arang olahan ini akan lebih cepat diubah menjadi gula di dalam darah.
Prinsip ketiga adalah mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari. Tubuh penderita diabetes akan lebih mengalami kelebihan lemak darah, kelebihan lemak ini berasal dari gula darah yang tidak terpakai sebagai energi.
Prinsip keempat adalah memperbanyak konsumsi serat dalam makanan. Yang terbaik adalah serat yang larut air seperti pectin (ada dalam buah apel), segala jenis kacang-kacangan dan biji-bijian (asal tidak digoreng!). serat larut air ini terbukti dapat menurunkan kadar gula darah. Semua jenis serat akan memperbaiki pencernaan, mempercepat masa transit usus, serta memperlambat penyerapan gula dan lemak.
Perencanaan makan bagi penderita diabetes sesuai standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi: Karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, lemak 20-25%.makanan dengan komposisi KH sampai 70-75% masih memberikan hasil yang baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA, Mono Unsaturated Fatty Acid) dan membatasi PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemak jenuh. Jumlah kandungan serat 25 gr/hari, diutamakan serat larut. Pemanis buatan yang tidak bergizi, yang aman dan dapat diterima untuk digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil adalah: sakarin, aspartame, acesulfame, potassium dan sucralose (PERKENI, 2002). Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, ada tidaknya stress akut dan kegiatan jasmaniBAB IIIMETODE PENULISAN
A. Metode Penulisan Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini memakai metode deskriptif sasaran penelitian diarahkan pada suatu kasus dengan tujuan mendapatkan gambaran tentang perkembangan perawatan keluarga secara lengkap, dilakukan melalui pendekatan.
Study kepustakaan (Library research) Study kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami literatur-literatur yang bersifat teoritis berdasarkan pendapat ahli yang ada kaitannya dengan judul yang penulis bahas
Study kasus (Field research) Dalam studi ini penulis langsung melihat dan mempelajari serta melaksanakan asuhan keperawatan keluarga untuk mendapatkan data-data yang akurat dan refensentatif, penulisan menggunakan beberapa metode ::
a. Wawancara
Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung yang diperoleh melalui keluarga, anggota keluarga dan family terdekat keluarga serta fasilitas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap keluarga yang bersangkutan
b. Pengamatan
Yaitu pengamatan secara langsung terhadap perkembangan keluarga,
anggota keluarga yang akan dilakukan tindakan keperawatan.
c. Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pada tahap pengkajian dilakukan pemeriksaan fisik yang mengacu pada format pengkajian sesuai standart akademik.d. Dokumentasi
Pendokumentasian setiap tahap dari proses keperawatan yang dilakukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan menggunakan format sesuai standar akademik dalam karya tulis ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ilimiah ini menggunakan metode deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang digunakan adalah studi kasus yaitu dengan cara melakukan pengkajiaan sampai dengn evaluasi pada keluarga Ny.S khususnya Ny.S, studi kepustakaan yaitu memproleh konsep teoritis dalam makalah ini melalui pengumpulan data literatur seperti buku bacaan tentang keperawatan keluarga dan gastritis serta melalui sumber-sumber lain dari media elektronik internet.
BAB IV
PENGKAJIAN
DAFTAR KELUARGAIdentitas Kepala Keluarga
Nama
: Tn. S
Umur
: 55 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: JL. Magelang Rt. 19
b.Komposisi Keluarga
No Nama L/PUmur Hub. klgPekerjaan Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.Tn. S
Ny. S
Tn. E
An. R
An. NL
P
L
L
L55 tahun
57 tahun
25 tahun
22 tahun
19 tahunSuami
Istri
Anak
Anak
AnakPNS
IRT
Swasta
Siswa
Siswi SD
SD
SD
SLTA
SLTA
C. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki= Klien
= Perempuan
= Meninggal= Tinggal serumah
d.Type keluarga : nuclear familye. Suku bangsa
: jawa/ indonesia
Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : tidak ada
f.Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : semua anggota
keluarga beragama islam
g. Status sosial ekonomi keluarga :
Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn.S Penghasilan : Rp.2000.000,/bulan, dan Tn. E Penghasilan : Rp. 1500.000,/bulan. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasidll.) kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan kurang lebih Rp. 1500.000,- untuk kebutuhan dasar sehari-hari.
h.Aktivitas rekreasi kelurga :aktivitas rekreasi didalam rumah selama ini
dilakukan dengan berkumpul bersama istri dan anak-anaknya sambil
menonton TV.
II.RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah masuk ke tahap pra lansia.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
An. R dan An.N belum mempunyai pekerjaan tetap dan keluarga berharap agar An. R dan An.N cepat menyelesaikan sekolahnya, dan setelah lulus sekolah cepat memiliki pekerjaan.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
Ny.Smengatakan sering merasa sakit perut dan malas makan akibat dari sakit perut.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelum nya:
Ny. S sudah lama menderita diabetes
III. DATA LINGKUNGANKarakteristik Rumah
Status Rumah
Status rumah merupakan rumah dengan status kepemilikan rumah sendiri.
Perincian Denah Rumah
Jenis bangunan permanen, berukuran 10 X 6 m2, yang terdiri dari: 1 ruang tamu, 2 buah kamar tidur,1 ruang keluarga dan dapur, WC dan kamar mandi terletak di bagian belakang rumah, lantai rumah dari semen, setiap kamar ada jendela.
Lantai : Lantai terbuat kayu
Ruang tamu : Ruang tamu terletak di depan rumah keadaan bersih, peletakan perabotan rumah tangga teratur. Ruang tamu memiliki jendela.
Kamar Mandi : Kamar mandi ada 1 kamar mandi terletak di belakang rumah.
Kamar Tidur : Masing- masing kamar tidur ada jendela, dan untuk pencahayaanya sangat cukup.
MCK : Keluarga Ny.S biasanya jika mandi dan BAB didalam WC yang ada di luar rumah. Denah Rumah :
Keadaan Rumah
Keadaan rumah tampak bersih, dan lantainya terbuat dari papan. venptilasi baik dan pencahayaannya cukup baik.
Kebiasaan Keluarga Dalam Perawatan Rumah
Dalam perawatan rumah keluarga mengatakan melakukannya sendiri. Menyapu rumah dilakukan setiap pagi dan sore oleh Ny. S dan anaknya.
Sistem Pembuangan Sampah
Keluarga biasanya mengumpulkan sampah dan dibakar serta dibawa ke kebun untuk pupuk .
6 )Sistem Drainage Air
Keluarga membuang air limbah diselokan.
Penggunaan Jamban
Keluarga memiliki 1 WC untuk BAB dan BAK keluarga Ny.SKondisi Air
Sumber air yang digunakan keluarga sehari-hari adalah air sumur Sedangkan untuk air minum biasanya keluarga Ny.S membeli isi ulang air yang ada ditempatnya.
Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang
Berkaitan Dengan Lingkungan.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui terhadap masalah lingkungan yang terpenting didalam keluarga saya sehat-sehat semua dan tidak ada yang menderita penyakit.
b.Karakteristik Tetangga dan Komunitas Rw
Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar
Selama ini tetanggatetangganya mempunyai kebiasaan mengikuti arisan RT, dan Tahlilan serta shalwatan ibu - ibu, Keluarga Ny. Y selalu bekomunikasi dengan tetangga sekitar rumahnya jika ada waktu luang maka digunakan untuk ngobrol dengan tetangga. Keluarga mengatakan bahwa dilingkungannya tidak ada adat istiadat yang mengganggu terhadap kesehatan.
2 )Pola pergaulan keluarga
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis, tampak keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan rumahnya.
3 )Persepsi Keluarga terhadap komunitas
Keluarga merasa nyaman hidup ditengahtengah masyarakat karena
keluarga merasa mereka saling bantu membantu dan tidak merugikan dalam berbagai hal.
4 )Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan Dengan Komunitas Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam kehidupan ditengah masyarakat secara khusussaat ini DBD, asam urat dan tekanan darah tinggi.
c.Mobilitas Geografis Keluarga
Alat Transportasi yang Biasa digunakan Oleh Keluarga
Selama ini keluarga mengatakan biasa menggunakan kendaraan motor jika ke kebun Ny. S berjalan kaki.
d.Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Peran Serta Keluarga Dalam Perkumpulan di Masyarakat Keluarga Ny.S hanya sebagai warga biasa di lingkungannya dan tidak mempunyai peran khusus seperti menjadi pengurus RT, namun ikut serta dalam kegiatan warga di wilayah kampungnya yaitu seperti tahlilan yang diadakan setiap Sabtu sehabis dzuhur.
Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyarakat Perkumpulan di masyarakat memang banyak manfaatnya selain berkumpul bersama bisa menjalin tali silaturohmi yang lebih erat, serta dapatdigunakan sebagai forum dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungannya.
Keadaan Rumah
Keadaan rumah tampak bersih, dan lantainya terbuat dari papan. venptilasi baik dan pencahayaannya cukup baik.
Kebiasaan Keluarga Dalam Perawatan Rumah
Dalam perawatan rumah keluarga mengatakan melakukannya sendiri. Menyapu rumah dilakukan setiap pagi dan sore oleh Ny. S dan anaknya.
Sistem Pembuangan Sampah
Keluarga biasanya mengumpulkan sampah dan dibakar serta dibawa ke kebun untuk pupuk .
6 )Sistem Drainage Air
Keluarga membuang air limbah diselokan.
Penggunaan Jamban
Keluarga memiliki 1 WC untuk BAB dan BAK keluarga Ny.SKondisi Air
Sumber air yang digunakan keluarga sehari-hari adalah air sumur Sedangkan untuk air minum biasanya keluarga Ny.S membeli isi ulang air yang ada ditempatnya.
Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang
Berkaitan Dengan Lingkungan.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui terhadap masalah lingkungan yang terpenting didalam keluarga saya sehat-sehat semua dan tidak ada yang menderita penyakit.
b.Karakteristik Tetangga dan Komunitas Rw
Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar
Selama ini tetanggatetangganya mempunyai kebiasaan mengikuti arisan RT, dan Tahlilan serta shalwatan ibu - ibu, Keluarga Ny. Y selalu bekomunikasi dengan tetangga sekitar rumahnya jika ada waktu luang maka digunakan untuk ngobrol dengan tetangga. Keluarga mengatakan bahwa dilingkungannya tidak ada adat istiadat yang mengganggu terhadap kesehatan.
2 )Pola pergaulan keluarga
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis, tampak keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan rumahnya.
3 )Persepsi Keluarga terhadap komunitas
Keluarga merasa nyaman hidup ditengah tengah masyarakat karena keluarga merasa mereka saling bantu membantu dan tidak merugikan dalam berbagai hal.
4 )Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan Dengan Komunitas Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam kehidupan ditengah masyarakat secara khusussaat ini DBD, asam urat dan tekanan darah
tinggi.
c.Mobilitas Geografis Keluarga
Alat Transportasi yang Biasa digunakan Oleh Keluarga
Selama ini keluarga mengatakan biasa menggunakan kendaraan motor jika ke kebun Ny. S berjalan kaki.
d.Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Peran Serta Keluarga Dalam Perkumpulan di Masyarakat Keluarga Ny.S hanya sebagai warga biasa di lingkungannya dan tidak mempunyai peran khusus seperti menjadi pengurus RT, namun ikut serta dalam kegiatan warga di wilayah kampungnya yaitu seperti tahlilan yang diadakan setiap Sabtu sehabis dzuhur.
Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyarakat Perkumpulan di masyarakat memang banyak manfaatnya selain berkumpul bersama bisa menjalin tali silaturohmi yang lebih erat, serta dapatdigunakan sebagai forum dalam memecahkan masalah yang ada di lingkungannya
IV. STRUKTUR KELUARGAPola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan Ny.S dan anggota keluarga menggunakan bahasa jawa dengan komunikasi secara verbal. Anatara kelurga terbina hubungan yang harmonis. Dalam menyelesaikan masalah biasanya dilakukan musyawarah, setiap anggota keluarmenerima dan menghargai hasil keputusan terakhir. Akan tatapi pengambil keputusan adalah Tn.S selaku kepala rumah tangga.
b.Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam aktifitas sehari-hari keluarga saling membantu dan saling mendukung
c.Struktur Peran ( peran masing/masing anggota keluarga)
- Tn. S sebagai kepala keluarga, yang bertugas memberi
nafkah keluarga.
-Ny. S sebagai istri, yang bertugas sebagai ibu rumah tangga
yang mengurusi suami dan anak-anaknya.
-Tn. E sebagai anak, yang saat ini sedang bekerja.
-An. R dn An. N sebagai anak, yang saat ini sedang
menempuh pendidikan di SMA
d.Nilai dan Norma Budaya
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana Ny. S bertindak sebagai KK di keluarganya, Ny. S juga mengatakan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan tata tertib dilingkungannnya seperti kegiatan Tahlilan RT. Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
V. FUNGSI KELUARGAFungsi AfektiF.Ny.S sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Ny.s Berusaha mendidik anaknya agar selalu menghormati orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga dan teman sebaya.
b.Fungsi Sosial
Keluarga Ny.S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan membiarkan anaknya bermain dengan teman sebayanya di sekitar rumahnya serta selalu menyapa orang yang ditemuinya dengan sopan, hal itu terbukti ketika perawat berkunjung ke rumah keluarga Ny. S para tetangga juga ikut menyambut dengan baik.
c.Fungsi Perawatan kesehatan
Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya
Mengenal Masalah
Saat dikaji Ny. S mengatakan bahwa Ny. S sudah mengetahui bahwa Ny. S terkena penyakit diabetees. tetapi keluaga Ny.S tidak mengetahui tentang diabetes dan bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena diabetes.
Mengambil Keputusan
Keluarga Ny. S mengatakan sering mengontrolkan Ny. S dirumah sakit dan puskesmas.Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. S mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan terhadap orang yang terkena diabetes.
Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
Ny. S mengatakan selalu merawat lingkungan rumahnya dan membuang sampah pada tempatnya.
Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu dokter atau pelayanan kesehatan lain seperti Puskesmas dan Rumah sakit.
d.Fungsi Reproduksi
Keluarga Tn. S mengatakan bahwa tidak ingin punya anak lagi. Ny. S saat ini tidak mengikuti program KB. Menurut kelurga Tn. S anaknya sudah cukup dengan tiga laki-laki dan satu perempuan. Ny. S sudah memasuki masa monoupose.
e.Fungsi Ekonomi
Keluarga Tn.S mengatakan penghasilan dirasa hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupsehariharinya dan belum termasuk biaya kesehatan yang ringan sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit dan biayanya cukup.
VI.STRESS DAN KOPING KELUARGA
Streesor jangka pendek dan jangka panjang;
Keluarga tidak merasakan adanya stresor yang berarti kecuali kondisi kesehatan Ny. S yang menderita diabetes
b.Kemampuan kelurga berespon terhadap masalah
Kelurga terlihat sudah beradaptasi atas stresor yang dihadapi dan merasa sebagai suatu bagian dari kehidupan yang harus diajalani.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga senatiasa menerima keadaan atau masalah yang terjadi dalam keluarganya tetapi mereka berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan melibatkan seluruh anggota keluarga dalam menyelesaikan masalah tersebut.
d.Strategi adaptasi disfungsional
Tidak terdapat adaptasi disfungsional.
VII. HARAPAN KELUARGAa. Persepsi terhadap masalah
Keluarga berpendapat bahwa masalah-masalah yang ada harus diatasi dengan ketekunan dan kesabaran.
b. Harapan terhadap masalah
Keluarga berharap keadaan Ny.S dapat pulih kembali.
VIII.DATA TAMBAHANa.Polamakankeluarga
Makanan pokok keluarga adalah nasi dengan frekwensi makan 3x sehari. Penyajian menu keluarga adalah nasi, ikan, sayur, dan kadang ada buah.b.Polaistirahatdantidur
Kebiasaan tidur malam sebanyak kurang lebih enam jam, mulai dari jam sebelas sampai jam lima.c.Polarekreasidanhiburan.
Waktu senggang diperlukan keluarga untuk bersantai dirumah sambil menonton TV dan mendengarkan musik. Keluarga jarang berrekreasi bahkan sekali dalam setahun.PEMERIKSAN FISIK
Pemeriksaan fisikNy.S
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
RR
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
MulutGigi
Leher
Dada : Paru
Abdomen
Ektermitas atas
Ektremitas bawah
Genetalia120/ 80 MmHg
80 x /menit
36,0 C
22 x /menit
Berwarna hitam, bersih, tidak mudah dicabut.
sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemeis
Polip tidak ada, penciuman bagus, sekret tidak ada
Pendengaran bagus, sekret tidak ada
Mukosa bibir lembab
pemakai gigi palsu tidak ada , bersih
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, ada lesi bekas operasi benjolan pada leherInspeksi : Simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan,
Perkusi : sonor Auskultasi : suara napas tambahan tidak ada
Inspeksi : tidak ada lesiAuskultasi : bising usus 20 x / menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Nyeri pada saat telat makan
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
10.ANALISA DATA
No.DataEtiologiMasalah
1Data Subjektif :
Ny.S mengatakan tidak terlalu paham apa yang dimaksud dengan Diabetes, Ny.S hanya mengatakan bila Kadar gulanya naik berarti penyakit gulanya kambuh.
Data Objektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 20 x/menit.Ketidakmampuan keluargamengenal masalahkesehatan anggotakeluargayang sakitkhususnyaNy. S dengan Diabetes
Kurang pengetahuan Ny.S tentang penyakit DM berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah DM
2Data Subjektif :
Saat dikaji Ny.S mengatakan apa bila mengkonsumsi gula kadar gula darahnya akan naik dan Ny. S merasakan lemah, n lesuData Obyektif :
Tanda-tanda Vital :
TD : 120/90 mmHg.
Nadi : 76 x/menit.
RR : 20 x/menit. Ketidakmampuan keluarga merawa anggota keluargayangsakit khususnya Ny.S dengan DMGangguan mobilitas fisik b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
a. Kurang pengetahuan Ny.S b.d ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah DMb. Gangguan mobilitas fisik b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
No DIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANKRITERIA STANDAR TEORIINTERVENSI
UMUM KHUSUS
1
2Kurang pengetahuan Ny.S tentang penyakit DM berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga mengenal masalah DMGangguan mobilitas fisik b.d ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM Selama 2 kali kunjungan kerumah, pengetahuan tentang penyakit DN Ny.S teratasi.
Gangguan mobilitas fisik teratasi1. Selama 160 menit kunjungan, keluarga mampu mengenal masalah DM1.1 Menyebutkan pengertian DM1.2 Menyebutkan penyebab DM1.3 Menyebutkan tanda-tanda DM1.4.Menyebutkan cara perawatan DM1.5.Mengidentifikasi tanda/gejala DM pada Ny.S2. Selama 145 menit, keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan kerusakan mobilitas fisik
Dengan cara :
2.1.Menyebutkan pengertian mobilisasi
2.2 Menyebutkan penyebab kerusakan mobilisasi
3.Selama 145 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan kerusakan mobilitas fisik
dengan cara :
3.1 Menyebutkan kembali tentang perawatan kerusakan mobilitas fisik
4.Selama 145 menit keluarga mampu memodifikasikan aktivitas klien dengan gastritis
Dengan cara :
4.1Menjelakan pengertian aktivitas yang baik bagi klien DM5.Selama 145 menit keluarga mampu menggunakan fasilitas pelayanan bagi anggota akibat dari DM dengan cara :
5.1 Mengunjungi fasilitas kes seperti puskesmas, dokter, bidan dan juga perawat yang ada di desa setempat.Respon verbal
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal
Respon verbal :
Respon verbal :
Respon verbal :DiabetesMellitus adalahsuatu kumpulan gejala yang timbulpada seseorang yang disebabkan oleh karena ada nya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Secara umum penyebab DM adalah;
KeturunanUsiaKegemukanKurang gerakKehilangan insulinAlkoholismeObat-obatanTanda dan Gejala DM
Berat badan menurunBanyak makan banyak minumBanyak kenciLukasulit sembuhCepat lelah & mengantukKesemutan pada jariPenglihatan kabur
Resiko terkena DM
Anak-anakRemajaOrang tuaObesitasKomplikasi DM
Penyakit jantung, Penyakit strokeKerusakan ginjalInfeksi pada kulitKebutaan
Pengobatan dan Pencegahan DM
Mengatur makanan yang sehatMenjalani pemeriksaan gula darahBerolah raga secara teraturMenjaga keseimbangan berat badan
Menggunakan obat sesuai anjuran dokter
Gizi Seimbang untuk penderita DMDiskusikan bersama keluarga pengertian DM dengan menggunakan leaflet.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang DM1. 2 Diskusikan dengan keluarga mengenai arti DM1.3 Evaluasi penjelasan yang diberikan
1.4 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga
1.5 Kaji pengetahuan keluarga tentang penyebab DM1.6 Diskusikan dengan keluarga mengenai penyebab DM1.7 Evaluasi penjelasan yang diberikan
1.8 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga
1.9 Kaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala DM1.10 Diskusikan dengan keluarga mengenai tanda dan gejala DM2.1 evaluasi penjelasan yang telah diberikan
2.2 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga
2.3 Kaji pengetahuan keluarga tentang komplikasi DM2.4 Diskusikan dengan keluarga tentang koplikasi DM2.5 evaluasi penjelasan yang telah diberikan
2.6 Berikan pujian terhadap pengetahuan keluarga
2.7 Memotivasi dan bantu keluarga utnuk memutuskan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi
2.8 Kaji pola makan klien dan jenis makanan yang dikuasai
2.9 Diskusikan mengenai menu makanan yang dikonsumsi dan makanan yang perlu dipantang
2.10 diskusikan makanan yang sesuai dengan klien dan beri pujian terhadap pengetahuan keluarga
13. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal dan waktuNo
Dx. ImplementasiEvaluasiParaf
Tanggal 09 Maret 20151TUK 1
Membina hubungan saling percaya
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan
Melakukan pengkajian masalah kesehatan yang dihadapi keluarga
Melakukan pemeriksaan fisik
Mengevaluasi pengkajian membuat kontrak waktu untuk melaksanakan TUK 1
Menjelaskan pengertian DMMenjelaskan penyebab tanda dan gejala DMMengevaluasi TUK 1
Mendiskusikan dengan keluarga bagaimana cara merawat anggota keluarga yang terkena penyakit DMMenanyakan kepada keluarga tentang rencana keluarga untuk mengatasi DM
S:Keluarga menjawab salam dan mengerti atas tujuan yang diberikan serta menjawab salam perawatO :Keluarga tampak percaya kepada perawat, Keluarga merasa senang dengan kedatangan petugas kesehatan
A :Masalah teratasi
P :Lanjutkan Intervensi
Klien : keluarga dapat mmemahami kedatangan perawatPerawat : kontrak waktu untuk melanjutkan TUK 1
Tanggal 09 maret 20152TUK 2 Mampu merawat anggota keluarga dengan DM
a. Mendorong keluarga untuk menceritakan apa yang dilakukan untuk mengatasi DMb. Mendiskusikan bersama keluarga cara merawat anggota keluarga dengan DM dengan menggunakan lembar balik
c. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang materi yang disampaikan
d. berikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum dimengerti
e. Motivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah dijelaskan
f. berikan reinforcement atas jawaban keluarga
S : Ny. S mengatakan sudah mengerti tentang penyebab dan tanda gejala dari gangguan mobilitas fisik.
- Klien mengatakan gula darah sudah terkontrol. Dan klien tidak merasa lelah dan lesu lagiO : Keluarga mengatakan sudah tau tentang penjelasan yang diberikan perawat
A : Mobilisasi terpenuhi
P : hentikan intervensi.
BAB VPENUTUPA. Kesimpulan
Pengkajian adalah pengumpulan data untuk merumuskan suatu masalah. Pada tahap pengkajian salah satu faktor yang harus dikaji adalah tahap perkembangan. Pada saat melakukan pengkajian tentang tahap perkembangan pada keluarga Ny.S yaitu tahap perkembangan dengan pra lansia. Penyebab DM yang dialami Ny.S karena tidak bisa mengatur pola makan dan terlalau berlebihan mengkonsumsi gula. Sarana pelayanan kesehatan yang ada dilingkungan tempat Ny.S tinggal yaitu puskesmas, posyandu . Pada kasus ini Ny. S tidak membawa ke pelayanaan kesehatan dengan alasan tidak akan ke rumah sakit atau ke puskesmas bila sakit DM nya tidak parah. Penulis mengatakan kepada keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut.
Diagnosa keperawatan yang diangkat berfokus pada lima fungsi keluarga dan merupakan masalah utama yang dapat dilaksanakan oleh keluarga. Diagnosa yang diangkat yaitu kurang pengetahuantentang penyakit DM pada keluarga Ny.S khususnya Ny.S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM. Diagnosa kedua adalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota yang sakit. karena ditemukan data-data yang kuat untuk diagnosa tersebut Penulis merencanakan mengatasi masalah Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada keluarga Ny.S khususnya Ny.S b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan DM. Dalam menyususn perencanaan perawat merencanakan untuk memberikan penyuluhan kesehatan. Penyuluhan dimulai darimenjelaskan pengertian, tanda dan gejala DM serta akibat lanjut bila tidak diatasi, . Dan menyarankan keluarga Tn. S khususnya Ny. S untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan bila DM tidak segara di tangani.
Pada saat pelaksanaan keperawatan, faktor pendukung yang ditemukan yaitu kelurga Ny.S khususnya Ny.Skooperatif sehingga dapat menyelesaikan masalah kesehatan didalam keluarga Ny.SPada tahap evaluasi keperawatan, respon afektif keluarga Ny.S khususnya Ny.S belum memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, tetapi Ny.S berjajanji akan kepelayanan kesehatan jika gula darahnya naik/ turun.
Implementasi dilakukan dengan menggunakan bahasa yang mudah dapat dimengerti oleh keluarga, menggunakan alat bantu peraga, leaflet sehingga keluarga dapat memahami apa yang telah disampaikan untuk mencapai hasil yang maksimal, memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya dan memberi pujian positif saat keluarga berespon pada saat memberikan penyuluhan.
B. Saran
Bagi institusi pendidikan diharapkan mampu menyediakan media elektronik untuk mempermudah penulis mencari refrensi melalui internet.
Bagi petugas kesehatan diharapkan dapat bekerjasama dengan setiap kader dan keluarga untuk mengadakan penyuluhan kesehatan sesuai dengan pendidikan masyarakat setempat, untuk melakukan pendeteksian lebih dini dengan cara kontrol kesehatan setiap bulan untuk mencegah terjadinya akibat lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Efendy Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Edisi 2). Jakarta : EGC
Setiawan S. Dan Dermawan C. A. (2008). Penuntun Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga . ( Edisi 2). Jakarta : TIM
Suprajipno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Baughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Keperawatan medical bedah, alih bahasa : yasmin asih. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Menurut ANA (1995)
Soeparman, 1999, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.
Brunner dan Suddart, 2000, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Artikel Tentang Asuhan Keperawatan Keluarga dengan diabetesWC
k.m
K.tidur
k.kosong
dapur
K.tidur
R.tamu
R.tv
teras