analisis framing berita islam wasathiyahrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. tim...

216
ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAH DI HARIAN REPUBLIKA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Ratu Aisyah NIM : 11140510000112 JURUSAN JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 01-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAH

DI HARIAN REPUBLIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ratu Aisyah

NIM : 11140510000112

JURUSAN JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,
Page 3: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,
Page 4: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,
Page 5: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

iv

ABSTRAK

Ratu Aisyah. Analisis Framing dalam Pemeberitaan Islam

Wasathiyah di Harian Republika

Di tengah tarik-menarik antara kelompok yang ingin Islam menjadi ideologi, seperti khilafah, dengan kelompok nasionalis, Harian Republika tampil sebagai media yang dengan sengaja menawarkan konsep Islam wasathiyah. Konsep Islam wasathiyah adalah konsep yang pemahaman Islamnya selalu berada di tengah, tidak ekstrem kanan atau kiri, bahkan tidak melakukan kekerasan atas nama agama. Harian Republika dengan percaya dirinya menjadikan konsep Islam wasathiyah sebagai tema dalam pemberitaannya. Pemberitaan tersebut dimuat dalam edisi 2 – 4 Mei 2018 di berbagai halaman.

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana

Harian Republika membingkai pemberitaan Islam wasathiyah,

serta apa tujuan Harian Republika memberitakan dan

membingkai pemberitaan Islam wasathiyah.

Peneliti berhasil menemukan temuan itu dengan

menggunakan paradigma penelitian fenomenologi dengan

analisis data kualitatif. Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald

M. Kosicki. Perangkat penelitian dalam framing Pan dan Kosicki

menjadi pisau untuk meneliti pemberitaan Islam wasathiyah ini.

Pisau tersebut membedah pemberitaan Islam wasathiyah dari

berbagai unsur, seperti, headline, lead, kata, narasumber, foto,

dan sebagainya.

Dengan metode analisis di atas, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa secara garis besar Harian Republika

mendukung penuh segala bentuk isu-isu agama di Indonesia.

Dukungan penuh itu terlihat pada pemberitaan Islam wasathiyah

yang diberitakan secara tiga hari berturut-turut di berbagai

halaman. Dengan dukungan tersebut, harian ini secara sadar

menjadi media yang senantiasa berkomitmen menyosialisasi

nilai-nilai paradigma Islam wasathiyah di Indonesia. Tujuannya

agar para pembaca menambah wawasan dan memahami makna

Islam wasathiyah yang nantinya harus diapliaksikan dalam

kehidupan sosial. Serta agar para pembaca selalu menjaga

persatuan, toleransi antarumat, tenggang rasa, dan sebagainya.

Kata kunci: Analisis Framing, Islam wasathiyah, Harian

Republika

Page 6: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur marilah kita

panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Islam Wasathiyah

di Harian Republika” sebagai syarat mencapai gelar Sarjana

Sosial (S.Sos). Shalawat serta salam tetap tercurah kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

parasahabatnya, juga kepada kita sebagai pengikutnya

sampai akhir zaman.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun demi

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Strata 1

(S1) pada Jurusan Jurnalistik di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan

kerendahan hati, peneliti ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Prof. Dr. Amany Umar Burhanuddin Lubis,

MA.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed Ph.D.,

Wakil Dekan I Bidang Akademik Dr. Siti Napsiyah,

Page 7: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

vi

MSW., Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Dr.

Rulli Nasrullah, M.Si., serta Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan Drs. Cecep Sastrawijaya, MA.

3. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho M.Si dan

Sekretaris Jurusan Jurnalistik, Dra. Hj. Musfirah

Nurlaily M.A, yang telah membantu peneliti selama

masa perkuliahan.

4. Dosen Pembimbing Skripsi, Drs. Helmi Hidayat, M.A.

yang telah memberikan arahan dan mengajarkan dengan

tulus apa yang peneliti tidak tahu sampai menjadi tahu

dan mengerti sehingga skripsi ini selesai dengan baik

dan bermanfaat.

5. Dosen Penasehat Akademik, Dr. Rubiyanah, MA. Yang

telah memberikan masukan awal kepada peneliti

mengenai skripsi.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang berharga

kepada peneliti selama masa perkuliahan.

7. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan

fasilitas untuk menunjang penelitian skripsi sehingga

memudahkan peneliti untuk mencari bahan referensi

dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kedua orangtua tercinta, Babah Tubagus A. Idrisi

Syihabuddin dan Mamah Chabibah, terimakasih telah

mengizinkan peneliti untuk kuliah dan segala pengertian

Page 8: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

vii

serta perhatiannya. Terima kasih untuk kekuatan doa-doa

yang selalu dipanjatkan dan kasih sayang yang tak

pernah usai. Terima kasih juga untuk kakak-kakak

tersayang, Tetah Ageng, Sidi Ageng, Tetah Alit, Sidi Alit,

Sidi Hamid, dan Sidi Aang, serta para kakak-kakak ipar,

Kak Munif, Teh Enjah, alm. Mas Pujo, Teh Enti, dan

Teh Novi yang selalu memberikan semangat, baik moril

maupun materil, dalam keberlangsungan selama peneliti

kuliah.

9. Narasumber penelitian, Wakil Redaktur Pelaksana

Harian Republika, Hery Ruslan dan Wakil Sekretaris

Bahtsul Masail PBNU, Mahbub Ma’afi, yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk diwawancarai oleh

peneliti.

10. Sahabat peneliti, Minions, Elmy Tasya Khairally, Fitri

Noviyanti, Neneng Heryani, Ria Umala, dan Siti

Lailatus Sa’idah yang telah menemani dan mewarnai

hari-hari peneliti selama perkuliahan. Kalian keren!

11. Teman-teman Jurnalistik angkatan 2014 kelas A dan B

yang telah berbagi ilmu dan semangat untuk kuliah

kepada peneliti.

12. Tim Badan Pengurus Harian (BPH) Himpunan

Mahasiswa Jurusan periode 2016, Rheza Khobil, Aryo

Prasojo, Nurma Aulia, Nikmatul Fikriyah, dan teman-

teman pengurus lainnya yang telah berjuang untuk dana

kegiatan Jurusan Jurnalistik agar dinaikkan oleh bagian

keuangan fakultas.

Page 9: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

viii

13. Teman-teman pengurus Senat Mahasiswa Fakultas

(Sema-F) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

Tira, Fauzi, Maudy, Acil Rezha, dan lainnya yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman mengenai

kelegislatoran.

14. Teman-teman pengurus Senat Mahasiswa Universitas

(Sema-U) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Zahra, Biko,

Sirly, dan pengurus lainnya yang telah memberikan

tambahan ilmu dan pengalaman mengenai

kelegislatoran.

15. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Cabang Ciputat yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman organisasi yang

bermanfaat untuk peneliti.

16. Sahabat peneliti, Cabe Lapmi Junior, Ika Wahyuni dan

Siti Nurhasanah, yang telah memberikan motivasi bahwa

hidup harus terus berjuang. Kalian hebat!

17. Teman-teman Lembaga Pers Mahasiswa Islam (Lapmi)

HMI Cabang Ciputat, Ilka, Indah, Agung, dan angkatan

2014, serta Kak Rahma, Kak Ajeng, Kak Agita, Kak

Tiffany, Kak Putri, Kak Ma’ruf, Kak Syauqi, Kak

Daniel, Fufu, Hakim, dan lainnya yang telah

memberikan ilmu dan pengalaman dalam

kejurnalistikan.

18. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) 59 PEACE,

Anggi, Heni, Lina, Lutfi, Dinda, Shinta, dan lainnya

Page 10: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

ix

yang telah memberikan semangat dan hiburan kepada

peneliti.

19. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Banten (HMB)

angkatan 2014 yang telah memberikan ilmu pengetahuan

mengenai keprimordialan.

20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah

Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

Kak Sidiq, Arif, dan Evi, serta pengurus lainnya yang

telah memberikan motivasi dan pengalaman organisasi

kepada peneliti.

21. Sahabat-sahabat peneliti sejak Madrasah Tsanawiyah

(MTs) Imas, Isti, Dinar, dan lainnya yang telah

memberikan semangat dan berbagi pengalaman kepada

peneliti.

22. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa

hormat dan ucapan terima kasih.

Page 11: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................... i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................. iii

KATA PENGANTAR .......................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................... 1

B. Batasan Masalah ............................................... 4

C. Rumusan Masalah ............................................. 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................... 5

E. Metodologi Penelitian ....................................... 6

1. Paradigma Penelitian .................................. 6

2. Pendekatan Penelitian ................................. 7

3. Metode Penelitian ....................................... 7

4. Subjek dan Objek Penelitian ....................... 9

5. Waktu dan Tempat Penelitian ..................... 9

6. Teknik Pengumpulan Data .......................... 9

7. Teknik Analisis Data .................................. 10

F. Sistematika Penelitian ....................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI .................................................... 12

A. Landasan Teori ................................................. 12

B. Kajian Teori ...................................................... 18

Page 12: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

xi

1. Analisis Framing Zongdang Pan dan Gerald M.

Kosikci ........................................................ 18

2. Pengertian Berita ......................................... 30

3. Pengertian Islam Wasathiyah ...................... 33

C. Teori Universalisme Islam ................................ 41

D. Kerangka Berpikir ............................................. 58

BAB III GAMBARAN UMUM ......................................... 61

A. Konteks Pemahaman Islam Moderat di

Indonesia ........................................................... 61

1. Sosial dan Budaya ....................................... 61

2. Teologi ........................................................ 72

3. Mazhab ........................................................ 85

4. Politik .......................................................... 97

B. Profil Harian Republika .................................... 105

1. Sejarah Harian Republika ........................... 105

2. Visi dan Misi Republika ............................. 106

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............. 110

A. Edisi2 Mei 2018 ................................................ 111

B. Edisi 3 Mei 2018 ............................................... 124

C. Edisi 4 Mei 2018 ............................................... 134

D. Transkrip Wawancara Harian Republika .......... 146

E. Transkrip Wawancara PBNU ........................... 154

F. Transkrip Wawancara PP MD .......................... 159

BAB V PEMBAHASAN ..................................................... 162

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .... 183

A. Kesimpulan ....................................................... 183

B. Implikasi ........................................................... 184

Page 13: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

xii

C. Saran ................................................................. 186

DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 189

LAMPIRAN .......................................................................... 194

Page 14: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skema Framing Model Pan dan Kosicki........ 22

Tabel 2.2 Simpulan Kerangka Berpikir .......................... 60

Tabel 5.1 Simpulan Beritaedisi 2 - 4 Mei 2018 .............. 164

Page 15: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Letak Esoterisme dan Eksoterisme ................. 54

Gambar 4.1 Halaman Pertama Edisi 2 Mei 2018 ............... 111

Gambar 4.2 Halaman Pertama Edisi 2 Mei 2018 ............... 112

Gambar 4.3 Halaman Keenam Edisi 2 Mei 2018 ............... 117

Gambar 4.4 Halaman Keenam Edisi 2 Mei 2018 ............... 118

Gambar 4.5 Halaman Kesembilan Edisi 2 Mei 2018 ......... 120

Gambar 4.6 Halaman Ke-12 Edisi 2 Mei 2018 .................. 122

Gambar 4.7 Halaman Pertama Edisi 3 Mei 2018 ............... 124

Gambar 4.8 Halaman kesembilan Edisi 3 Mei 2018 .......... 130

Gambar 4.9 Halaman Ke-12 Edisi 3 Mei 2018 .................. 132

Gambar 4.10 Halaman Pertama Edisi 4 Mei 2018 ............... 134

Gambar 4.11 Halaman Pertama Edisi 4 Mei 2018 ............... 135

Gambar 4.12 Halaman kedelapan Edisi 4 Mei 2018 ............ 140

Gambar 4.13 Halaman kedelapan Edisi 4 Mei 2018 ............ 141

Gambar 4.14 Halaman kedelapan Edisi 4 Mei 2018 ............ 141

Gambar 4.15 Foto Bersama Narasumber Harian Republika 144

Gambar 4.16 Foto Bersama Narasumber PBNU .................. 152

Gambar 4.17 Foto Bersama Narasumber PP Muhammadiyah 157

Page 16: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kancah politik, Indonesia kini tengah berada di

tengah tarik-menarik antara kelompok Islam formal dengan

kelompok nasionalis. Kelompok Islam formal adalah

kelompok yang menginginkan Islam menjadi ideologi

negara, Indonesia bersyariah, dan mengedepankan Islam

tekstual pada pemahaman Islam, seperti Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI). Sedangkan

kelompok nasionalis adalah kelompok anak bangsa, baik

Muslim maupun Non-Muslim, yang menginginkan agar

Indonesia tetap berideologkan Pancasila. Nilai-nilai Islam

ada dalam Pancasila, tetap bisa diejawantahkan dalam

kehidupan sehari-harinya mayarakat Indonesia, tanpa negara

ini menjadikan Islam sebagai ideologi negara. Kedua

kelompok tersebut terus-menerus merebut hati masyarakat

yang dijadikan sasaran dan tujuan mereka. Untuk

mempertahankan gagasan masing-masing, kedua belah pihak

menyalurkan aspirasi mereka dengan banyak cara, antara lain

melalui media massa, baik cetak, online, radio, ataupun

televisi sepanjang semua media itu mudah dijangkau

masyarakat Indonesia.

Di tengah hiruk-pikuk itu, media memang sudah

seharusnya berperan menghubungkan kedua kubu tersebut.

Di sinilah Harian Republika terlihat hadir dengan baik,

Page 17: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

2

menjadi medium yang menawarkan konsep Islam moderat

dan moderasi beragama. Harian ini meyakini dengan

digunakannya konsep tersebut masyarakat Indonesia dapat

memahami Islam dengan jalan tengah dan tidak saling

menyalahkan

Harian Republika, pada 2 – 4 Mei 2018, menerbitkan

berita dengan tema mengenai Islam wasathiyah (Islam

moderat) dalam kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT)

Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia. Berita itu ditulis

selama tiga hari berturut-turut yang dilaksanakan di Bogor

pada 1 - 3 Mei 2018. Pemberitaan tersebut menjadi menarik

untuk dibahas. Itu dikarenakan Harian Republika

memberitakan Islam wasathiyah pada halaman pertama,

keenam, kedelapan, kesembilan, dan halaman ke-12 dalam

tiga edisi.

Pada edisi 2 Mei 2018, di halaman pertama, Harian

Republika memberi judul Islam Wasathiyah Solusi

Tantangan Dunia. Berita ini berisi sambutan Presiden

Jokowi yang meyakini paradigma Islam wasathiyah menjadi

arus utama dunia. Pada halaman keenam, dalam kolom opini,

Harian Republika menurunkan tulisan berjudul Islam

Wasathiyah. Isinya mengenai relevansi Islam wasathiyah

berkemajuan sebagai gerakan Islam transformatif yang

menghadirkan peran Islam berkemajuan dalam memasuki

abad 21. Kemudian pada halaman kesembilan, harian ini

melansir berita dengan judul Bawa Islam ke Makna Awal.

Page 18: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

3

Isinya mengenai pemaknaan Islam wasathiyah yang harus

dimaknai kepada seluruh aspek, termasuk dalam konteks

politik agar tidak salah mengartikan Islam. Terakhir pada

halaman ke-12, halaman khazanah, Harian Republika

memberi judul Moderasi Islam Semakin Diperlukan. Isi

pemberitaan tersebut mengenai konsep moderasi Islam yang

semakin diperlukan untuk lebih proaktif ikut menata

peradaban dunia di tengah tantangan global saat ini.

Selain itu, pada edisi 3 Mei 2018 di halaman

pertama Harian Republika menurunkan berita yang sama

mengenai Islam wasathiyah. Harian ini pada tema

wasathiyah memberikan judul dengan Ulama Dunia

Serukan Persatuan. Kontennya mengenai seruan ulama

dunia kepada umat Islam untuk menampilkan keteladanan

sebagai bangsa yang bersatu dan damai. Pada halaman

kesembilan, Harian ini memberitakan tema wasathiyah

dengan judul Islam Wasathiyah Dibawa ke Eropa. Isinya

mengenai tindak lanjut hasil KTT yang nantinya akan

disebarluaskan ke berbagai benua dan negara termasuk

Eropa dengan menggunakan metodologi konsultasi

sehingga tidak terkesan menggurui ulama negara lain.

Pada halaman ke-12, khazanah, Harian Republika

melansir berita dengan judul Imam Besar Ajak RI

Terapkan Prinsip al-Azhar. Kontennya mengenai kiprah

al-Azhar kian dibutuhkan dalam menggaungkan Islam

wasathiyah di Indonesia. Misal, al-Azhar memberikan

Page 19: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

4

kebebasan kepada mahasiswanya untuk memilih mazhab

yang dianut. Tujuannya agar mahasiswa tersebut

senantiasa saling menghargai dan menghormati dalam

mazhab, selama ia masih salat dan ibadah lainnya jangan

mengafirkan antarsesama.

Terakhir edisi 4 Mei 2018 di halaman headline, Harian

Republika masih menerbitkan berita dengan tema Islam

wasathiyah. Harian ini memberikan judul pada tema ini

dengan Pesan Bogor untuk Dunia Islam. Isinya mengenai

kesepakatan tujuh poin utama Islam wasathiyah yang

merupakan hasil akhir dari KTT di Bogor. Kedua, Harian

Republika memberikan halaman khusus untuk kegiatan

KTT ini dengan memberikan satu halaman penuh untuk

menjelaskan mengenai Islam wasathiyah yang digagas.

Harian ini memberikan judul pada halaman kedelapan ini

dengan JK: Islam Bawa Kedamaian. Isinya mengenai

penyebarluasan konsep Islam wasathiyah oleh masing-

masing delegasi di berbagai negara yang dapat diterapkan

dengan jalan damai dan tidak memaksakan pemahaman

yang berbeda. Pada halaman ini, Harian Republika

menyuguhkan wawancara khusus dari Abdul Mu’ti

sebagai Sekretaris Jendral Pengurus Pusat

Muhammadiyah dan KH Said Aqil Siradj sebagai Ketua

Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Selain itu, harian ini juga menjelaskan Bogor Message

secara rinci, yaitu sebuah pesan dari Bogor untuk dunia.

Page 20: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

5

Pesan itu antara lain, pertama tawasut, yaitu berada pada

posisi jalur tengah dan lurus. Kedua, i’tidal, yaitu berperilaku

proporsional dan adil serta bertanggung jawab. Ketiga,

tasamuh, yaitu mengakui dan menghormati perbedaan dalam

semua aspek kehidupan. Keempat, syura, yaitu bersandar

pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui

musyawarah untuk mencapai konsensus. Kelima, islah, yaitu

terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk

kebaikan bersama. Selanjutnya, qudwah, yaitu melahirkan

inisiatif yang mulia dan memimpin untuk kesejahteraan

manusia. Terakhir, muwatonah, yaitu mengakui negara

bangsa dan menghormati kewarganegaraan.

Pesan tersebut juga mengandung empat poin lainnya.

Pertama, komitmen mengaktifkan kembali paradigma Islam

wasathiyah sebagai ajaran Islam yang meliputi tujuh nilai

utama. Kedua, berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-

nilai paradigma Islam wasathiyah sebagai budaya hidup

secara individual dan kolektif dengan melambangkan

semangat dan persatuan dari sejarah peradaban Islam.

Ketiga, memperkuat tekad untuk membuktikan kepada

dunia mengenai nilai-nilai Islam wasathiyah. Poin terkahir,

mendorong negara-negara muslim dan komunitas untuk

mengambil inisiatif guna mempromosikan paradigma Islam

wasathiyah melalui suatu badan yang akan dibentuk

bersama. Promosi tesebut dalam rangka membangun

ummatan wasathan, yaitu sebuah masyarakat yang adil,

Page 21: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

6

makmur, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan pada ajaran

Islam dan moralitas.

Dengan berita seperti itu, peneliti melihat bahwa

Harian Republika mengapresiasi dan mendukung penuh

Islam moderat. Apresiasi tersebut dikarenakan Harian

Republika memiliki visi modern, moderat, muslim,

nasionalis, dan kerakyatan. Visi itu menjadi dasar para insan

pers Republika dalam kegiatan jurnalistik. Inilah yang

membuat Republika berbeda dari media-media lain.1

Selain itu, ada beberapa ciri umat dalam menjalankan

Islam Wasathiyah yang menjadi landasan bagi Harian

Republika yaitu, pertama, adanya kebebasan yang harus

selalu diimbangi dengan kewajiban. Kedua, adanya

keseimbangan antara dunia dan akhirat serta material dan

spiritual. Ketiga, keseimbangan yang terwujud pada

pentingnya kemampuan akal dan moral.2 Ketiga ciri tersebut

menjelaskan bahwa Harian Republika menjaga

kemoderatannya dalam menyiarkan berita-beritanya,

termasuk berita keislaman.

Terminologi umat yang menjalankan Islam wasathiyah

terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 143:

ة وسطا لتكىنىا شهداء على الناس ويكىن سىل وكذلك جعلناكم أم الر

عليكم شهيدا

“Dan yang demikian itu Kami telah menjadikan

kalian (umat Islam) sebagai umatawasatha (umat

1 Janet Steele, Mediating Islam Jurnalisme Kosmopolitan Di Negara-

negara Muslim Asia Tenggara, (Yogyakarta; PT. Bentang Pustaka, 2018),

hlm. 88. 2 KH. Dr. dr. Tarmizi Taher, Berislam Secara Moderat, (Jakarta

Selatan; Grafindo Khazanah Ilmu, 2007), hlm. 144

Page 22: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

7

pertengahan) agar kalian menjadi saksi atas

(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)

menjadi saksi atas perbuatan kalian,…”

Penggunaan terminologi wasathiyah ditujukan kepada

umat Islam yang berada pada garis tengah (seimbang) atau

tidak ekstrim dalam pemahaman dan pengamalan Islam.

Konsep wasathiyah menjadi garis pemisah dua hal yang

berseberangan. Penengah ini diklaim tidak membenarkan

adanya pemikiran radikal dalam agama. Sebaliknya, tidak

membenarkan juga upaya mengabaikan kandungan al-Quran

sebagai dasar hukum utama. Oleh karena itu, wasathiyah ini

cenderung toleran serta tidak renggang dalam memaknai al-

Quran.3

Dengan adanya dalil al-Quran dan kegiatan KTT

tersebut, peneliti meyakini bahwa Harian Republika

memiliki potensi besar menjadi media moderat. Karena itu,

peniliti mengambil kesimpulan untuk meneliti dan

mengambil judul dengan “Analisis Framing Pemberitaan

Islam Wasathiyah pada Harian Republika”.

Peneliti akan menganalisis untuk membuktikan bahwa

Harian Republika itu moderat dengan menggunakan

framing. Analisis framing dapat digambarkan sebagai

analisis untuk mengetahui bagaimana realitas dibingkai oleh

media. Pembingkian tersebut tentu saja melalui proses

kontruksi media.

Analisis framing yang digunakan adalah teori

Zongdang Pan dan Gerald M. Kosikci. Analisis itu dapat

3 UIN Malik Ibrahim Malang, Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi,

dan Aksi, (Malang; UIN Maliki Press, 2016), hlm. 64.

Page 23: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

8

mengamati sebuah media massa, kata yang dipakai, kalimat

yang disusun, foto yang diambil, dan sebagainya.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan judul tersebut, penulis membatasi

penelitian ini dengan menganalisis bingkai pemberitaan

Islam wasathiyah pada headline edisi 2 - 4 Mei 2018.

Penelitian dilakukan karena berita Islam wasathiyah dimuat

selama tiga hari berturut-turut di Harian Republika.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Harian Republika membingkai pemberitaan

Islam wasathiyah?

2. Apa tujuan Harian Republika membingkai pemberitaan

Islam wasathiyah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan

penelitian adalah:

a. Mengetahui dan menganalisis bagaimana Harian

Republika membingkai pemberitaan Islam

wasathiyah dengan analisis framing Zhongdang Pan

dan Gerald M. Kosikci.

b. Mengetahui dan menganalisis tujuan Harian

Republika membingkai pemberitaan Islam

wasathiyah.

Page 24: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

9

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan mengenai bagaimana Harian

Republika membingkai pemberitaan Islam

wasathiyah dan menjadi rujukan penelitian,

khususnya bagi mahasiswa-mahasiswi jurnalistik di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

wawasan bagi pembaca bahwa semua media

memiliki cara tersendiri untuk membingkai berita

agar dapat menarik minat masyarakat serta

memberikan gambaran bahwa Harian Republika

merupakan media moderat dan mendukung penuh

moderasi di Indonesia.

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

paradigma fenomenologi, yaitu ilmu mengenai

memahami atau mempelajari pengalaman hidup

manusia. Pendekatan ini berevolusi sebuah metode

penelitian kualitatif yang matang dan dewasa selama

beberapa dekade pada abad ke-20. Fokus umum

Page 25: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

10

penelitian ini untuk memeriksa/meneliti esensi atau

struktur pengalaman ke dalam kesadaran manusia.4

Premis utama dalam paradigma fenomenologi ini

yaitu peneliti harus peduli untuk memahami fenomena

secara mendalam. Pemahaman ini harus dapat

menemukan jawaban tentatif atas pertanyaan-pertanyaan

seperti what, why, dan how. Fenomenologi

mengasumsikan bahwa pengetahuan dapat diperoleh

dengan berkonsentrasi pada fenomena yang dialami oleh

orang-orang.5

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Penelitian sosial dengan pendekatan kualitatif

memiliki relasi dengan analisis data visual dan verbal

yang merefleksikan pengalaman sehari-hari. Data akan

dideskripsikan secara sistematis dan akurat dalam objek

penelitian. Analisis data ini merupakan upaya yang

dilakukan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

kemudian memilah-milah menjadi satuan data yang bisa

dikelola, menemukan apa yang penting dan harus

dianalisis sampai tujuannya tercapai.6

3. Metode Penelitian

4https://www.researchgate.net/publication/323600431_Mengenal_Leb

ih_Dekat_dengan_Pendekatan_Fenomenologi_Sebuah_Penelitian_Kualitatif 5Drs. Ales Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode

Fenomenologi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. x-xi. 6 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007), h. 248.

Page 26: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

11

Dalam pemberitaan mengenai Islam Wasathiyah,

peneliti menggunakan teknis analisis framing. Framing

adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana cara

pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi

isu dan menulis berita. Cara pandang tersebut

menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang

ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak di bawa ke

mana berita tersebut.7

Model analisis yang digunakan adalah framing

milik Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.

Menurutnya, perangkat framing dapat dibagi menjadi

empat struktur besar, yaitu sebagai berikut:

a. Sintaksis

Struktur yang pertama ini berhubungan dengan

bagaimana wartawan menyusun pernyataan, opini,

kutipan, dan pengamatan atas peristiwa sebagai

fakta ke dalam bentuk susunan umum berita. Bentuk

yang dapat diamati dari bagian berita berupa lead

yang dipakai, latar, headline, dan lain sebagainya.

b. Skrip

Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan

menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita.

Struktur ini melihat bagaimana strategi cara

bercerita yang dipakai oleh wartawan.

c. Tematik

7 Eryanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media

(Yogyakarta: PT. LKis Printing Cemerlang, 2011), h. 294.

Page 27: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

12

Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan

mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke

dalam proposisi, kalimat atau hubungan

antarkalimat yang membentuk teks secara

keseluruhan.

d. Retoris

Struktur terakhir ini berhubungan dengan bagaimana

wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita.

Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan

memakai pilihan kata, grafik, gambar, dan

sebagainya yang dipakai. Pemilihan tersebut bukan

hanya sebagai pendukung tulisan, melainkan juga

menekankan arti tertentu kepada pembaca.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Republika Group,

kemudian yang menjadi objek penelitiannya adalah

berita Islam wasathiyah edisi 2 - 4 Mei 2018.

5. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan

Agustus – Oktober 2019. Penelitian ini pun dilakukan di

gedung Republika Jalan Warung Buncit Raya Nomor 37

Jakarta Selatan 12510.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik

pengumpulan data dengan melakukan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

Page 28: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

13

a. Observasi adalah metode pertama yang digunakan

dalam penelitian ini. Penelitiannya melakukan

pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki. Observasi pada penelitian

ini diartikan sebagai mengamati kebijakan tim agar

Islam wasathiyah menjadi berita utama.

b. Wawancara adalah cara mengumpulkan data dengan

tatap muka langsung denga informan.8 Peneliti

melalukan wawancara indepht interview dengan

mengajukan beberapa pertanyaan pada pimpinan

redaksi yang terkait.

c. Studi Pustaka, penulis juga melakukan pencarian ke

berbagai sumber-sumber referensi yang terkait

dengan studi kasus penelitian ini, baik berupa buku,

penelitian ilmiah maupun data dari internet. Dalam

penelitian ini subjek yang dipilih adalah Harian

Republika. Metode penelitian secara singkat

sesungguhnya adalah kegiatan dilakukan dengan

mengumpulkan data dari berbagai literatur, baik dari

perpustakaan maupun tempat lain.

7. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknis

analisis data deskriptif. Seluruh data yang diperoleh baik

dari wawancara, observasi, dan dokumentasi

8Rachmat Kiyanto, Teknis Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relation, Advertaising, Komunikais Organisasi,

Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 98.

Page 29: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

14

dikumpulkan kemudian dianalisis hingga menemukan

jawaban dari pertanyaan penelitian.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini membahas latar belakang, rumusan dan batasan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI

Membahas mengenai pengertian analisis framing, berita, dan

Islam wasathiyah.

BAB III GAMBARAN UMUM

Menjelaskan mengenai konteks Islam moderat yang terjadi di

Indonesia seperti sosial budaya, teologi, mazhab, dan politik.

BAB IV DATA DAN TEMUA PENELITIAN

Bab ini berisi uraian penyajian data dan temuan penelitian

dalamberita Islam wasathiyah pada edisi 2 - 4 Mei 2018.

BAB V PEMBAHASAN

Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan latar belakang dan

teori dari penelitian

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan, implikasi, dan saran

penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Menguraikan judul-judul sumber bacaan selama penelitian

ini, baik dari buku, jurnal, skripsi, dan lain sebagainya.

Page 30: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

15

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

Penelitian kualitatif dapat dikelompokkan menjadi

beberapa jenis. Menurut Helaluddin dalam jurnalnya, metode

penelitian kualitatif terbagi atas pendekatan biografi,

fenomenologi, studi kasus, grounded theory, dan

etnografi.1 Salah satu pendekatan yang dibahas lebih lanjut

dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologi.

Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani phaenesthai,

berarti menunjukkan dirinya sendiri atau menampilkan.

Fenomenologi juga berasal dari kata pahainomenon yang

berarti “gejala” atau “apa yang telah menampakkan diri”

sehingga nyata bagi pengamat.2

Fenomenologi adalah pendekatan yang dimulai oleh

Edmund Husserl dan dikembangkan oleh Martin Heidegger

untuk memahami atau mempelajari pengalaman hidup

manusia. Pendekatan ini berevolusi sebuah metode penelitian

kualitatif yang matang dan dewasa selama beberapa dekade

pada abad ke dua puluh. Fokus umum penelitian ini untuk

memeriksa/meneliti esensi atau struktur pengalaman ke

dalam kesadaran manusia.3

Sebuah penelitian fenomenologis, dalam buku Filsafat

Komunikasi karya Alex Sobur, adalah penelitian yang

1https://www.researchgate.net/publication/323600431_Mengenal_Lebih

_Dekat_dengan_Pendekatan_Fenomenologi_Sebuah_Penelitian_Kualitatif 2https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1146/714

3https://www.researchgate.net/publication/323600431_Mengenal_Lebih

_Dekat_dengan_Pendekatan_Fenomenologi_Sebuah_Penelitian_Kualitatif

Page 31: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

16

mencoba memahami persepsi masyarakat, perspektif, dan

pemahaman dari situasi tertentu (atau fenonema). Dengan

kata lain, sebuah penelitian fenomenologis mencoba untuk

menjawab pertanyaan “bagaimana rasanya mengalami hal

ini dan itu?” Dengan melihat berbagai perspektif dari situasi

yang sama, peneliti dapat memulai membuat beberapa

generalisasi atas sebuah pengalaman dari perspektif insider,

seperti, pertama, feneomenologi sebagai metode penelitian

kualitatif. Eugene Taylor mengemukakan bahwa dari

fenomenologi kita dapat berurusan dengan proses pembuatan

atau penyusunan ilmu pengetahuan di mana kita bergerak

dari pengamatan self ke titik eksistensial tentang pengalaman

metafisis yang dalam situasi seperti ini hampir selalu terjadi

momen transformasi. Taylor menegaskan bahwa pilihan ini

bukan sekadar sebuah metode, tetapi “strategi penelitian”

yang dapat mengarahkan kita memahami keseluruhan

penelitian. Dari strategi penelitian ini, kita dapat menentukan

pilihan antara, 1) penelitian teoretis, yang memerlukan

penyelidikan tekstual intensif – secara intelektual menuntut

kita untuk berhadapan resiko kegagalan yang lebih besar –

versus, 2) penelitian empiris, yang memerlukan

pengumpulan data primer dan penggunaan data sekunder

yang mengarah pada dua orientasi, yaitu orientasi

fungsitivistik dan orientasi fenomenologis.

Kedua, penjelasan melalui fenomenologi.

Fenomenologi adalah salah satu dari banyak jenis metode

penelitian kualitatif yang digunakan untuk meneliti

Page 32: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

17

pengalaman hidup manusia. Peneliti fenomenologi berharap

untuk memperoleh pemahaman tentang “kebenaran” yang

esensial dari pengalaman hidup. Premis utamanya bahwa

peneliti harus peduli untuk memahami fenomena secara

mendalam. Pemahaman ini harus dapat menemukan jawaban

tentatif atas pertanyaan-pertanyaan seperti what, why, dan

how. Fenomenologi mengasumsikan bahwa pengetahuan

dapat diperoleh dengan berkonsentrasi pada fenomena yang

dialamioleh orang-orang. Menurut pandangan fenomenologi,

pemahaman semacam ini sangat penting karena kita sebagai

peneliti tidak akan memperoleh jawaban dari pertanyaan

“berapa banyak?” atau “berapa besar?”

Ketiga, fenomenologi sebagai perspektif penelitian.

Fenomenologi sebagai perspektif penelitian dapat dipelajari

dalam beberapa term domains of inquiry dengan mengatakan

bahwa: 1) peneliti harus dapat membedakan penggunaan

tradisi atau orientasi fenomenologi seperti fenomenologi

transendental, eksistensial, hermeneutik, sejarah, etika, dan

fenomenologi bahasa; 2) penelitian fenomenologis lebih

tertarik pada makna yang berasal dari sumber-sumber yang

berbeda; 3) penelitian fenomenologis hanya dapat dipahami

dari segi filosofis atau sikap metodologis jika dihubungkan

dalam proses reduksi terhadap subjek yang diteliti; 4)

penelitian fenomenologis lebih menguntungkan karena

peneliti lebih leluasa melakukan eksplorasi atas metode

empiris dan metode reflektif; 5) penelitian fenomenologis

tidak dapat dipisahkan dari praktif penulisan; dan 6)

Page 33: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

18

penelitian fenomenologis membantu peneliti untuk dapat

mempelajari konsekuensi praktis sebuah penelitian bagi

kehidupan manusia.

Keempat, fenomenologi sebagai metode penelitian.Jika

fenomenologi dijadikan sebagai “metode penelitian”, maka

dapat dipandang sebagi studi tentang fenomena, studi tentang

sifat dan makna. Penelitian semacam ini terfokus pada cara

bagaimana kita mempersepsi realitas yang tampak melalui

pengalaman atau kesadaran. Jadi, tugas peneliti

fenomenologis bertujuan menggambarkan tekstur

pengalaman sehingga pengalaman itu sendiri makin kaya.

Patut dicatat bahwa penelitian fenomenologis murni lebih

menekankan pada penggambaran daripada penjelasan atas

semua hal, tetapi tetap memerhatikan sudut pandang yang

bebas dari hipotesis atau praduga.4

Tambah Alex, ada empat tahap untuk melakukan

penelitian fenomenologi, yaitu, pertama, bracketing adalah

proses mengidentifikasi dengan “menunda” setiap keyakinan

dan opini yang sudah terbentuk sebelumnya tentang

fenomena yang sedang diteliti. Dengan demikian, seorang

peneliti akan diberi peluang untuk berusaha kembali

seobjektif mungkin dalam menghadapi data tertentu.

Bracketing sering disebut sebagai “reduksi fenomenologi”, di

mana seorang peneliti mengisolasi berbagai fenomena, lalu

membandingkan dengan fenomena lain yang sudah diketahui

sebelumnya.

4

Drs. Ales Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode

Fenomenologi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. x-xi.

Page 34: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

19

Kedua, intuition, terjadi ketika seorang peneliti tetap

terbuka untuk mengaitkan makna-makna fenomena tertentu

dengan orang-orang yang telah mengalaminya. Intuisi

mengharuskan peneliti kreatif berhadapan dengan data yang

sangat bervariasi, sampai pada tingkat tertentu memahami

pengalaman baru yang muncul. Bahkan, intuisi

mengharuskan peneliti menjadi seseorang yang benar-benar

tenggelam dalam fenomena tersebut.

Tahap ketiga adalah analyzing. Analisis melibatkan

proses seperti coding (terbuka, axial, dan selektif),

kategorisasi sehingga membuat sebuah pengalaman

mempunyai makna yang penting. Setiap peneliti diharapkan

mengalami “kehidupan” dengan data akan dia deskripsikan

demi memperkaya esensi pengalaman tertentu yang

bermunculan.

Langkah penelitian terakhir adalah describing, yakni

menggambarkan. Pada tahap ini, peneliti mulai memahami

dan dapat mendefinisikan fenomena menjadi “fenomenon”

(fenomena yang menjadi). Langkah ini bertujuan untuk

mengomunikasikan secara tertulis maupun lisan dengan

menawarkan suatu solusi yang berbeda.5

Menurut Alex, ada beberapa keuntungan bila penelitian

menggunakan metode fenomenologi, antara lain:6

5

Drs. Ales Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode

Fenomenologi, hal. ix.

6 Drs. Ales Sobur, Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode

Fenomenologi, hal. xii.

Page 35: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

20

1. Penggunaan fenomenologi sebagai metode dapat

dikatakan sangat efisien dan ekonomis karena seorang

peneliti akan berurusan dengan data tertentu yang

hendak digeneralisasi.

2. Peneliti dapat berinteraksi langsung dengan partisipan.

3. Metode fenomenologi membiarkan peneliti bertanya

untuk mengklarifikasi agar mendapatkan follow-

up/probing questions.

4. Juga membuat peneliti lebih mudah mengamati respon

nonverbal yang seharusnya dapat dijadikan sebagai

informasi pendukung pernyataan-pernyataan kontradiktif

dari respon verbal berupa kata-kata dari para partisipan.

5. Metode penelitian fenomenologi membantu peneliti

membangun sinergi yang terjadi antara reaksi peneliti

dengan partisipasipan dan rekasi di kalangan para

partisipan sendiri ketika membangun respon bersama

karena dikatakan bahwa metode ini sangat luwes.

6. Hasil penelitian fenomenologis dapat diaplikasikan

dalam setting yang luas dari sekadar individu karena

peneliti memperoleh pendapat dan pernyataan langsung

dari orang-orang yang menjadi subjek penelitian.

Page 36: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

21

B. Kajian Teori

1. Analisis Framing Zongdang Pan dan Gerald M.

Kosikci

a. Pengertian Analisis Framing

Analisis framing secara sederhana dapat

digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui

bagaimana realitas dibingkai oleh media.

Pembingkaian itu tentu saja melalui proses

kontruksi. Analisis framing adalah proses atau

mekanisme mengenai bagaimana berita

membangun, mempertahankan, mereproduksi,

mengubah, dan meruntuhkan ideologi. Proses

analisis tersebut digunakan untuk melihat konteks

sosial budaya suatu wacana dalam hubungan antara

berita dan ideologi. Misalnya, digunakan untuk

melihat siapa mengendalikan siapa dalam suatu

struktur kekuasaan, pihak mana yang diuntungkan

dan dirugikan, siapa si penindas dan si tertindas,

tindakan politik mana yang konstitusional,

kebijakan publik mana yang harus didukung dan

tidak boleh didukung, dan sebagainya. Pendek kata

framing adalah pendekatan untuk mengetahui

bagaimana perspektif atau cara pandang yang

digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan

menulis berita. Perspektif itu akan menentukan fakta

apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan

Page 37: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

22

dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita

tersebut.7

Dalam analisis framing, apa yang dilihat

adalah bagaimana cara media memaknai,

memahami, dan membingkai kasus/peristiwa yang

diberitakan. Metode itu berusaha mengerti dan

menafsirkan makna dari suatu teks dengan jalan

menguraikan bagaimana media membingkai isu.

Peristiwa yang sama bisa jadi dibingkai secara

berbeda oleh media.

Pada dasarnya,framing adalah metode untuk

melihat cara bercerita media atas peristiwa. Cara

bercerita itu tergambar pada bagaimana sebuah

media “cara melihat” terhadap realitas yang

dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh

pada hasil akhir dari konstruksi realitas.

Dengan begitu, analisis framing adalah

analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana

media mengonstruksi realitas. Analisis ini juga

dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa

dipahami dan dibingkai oleh media dan wartawan.

Sebagai sebuah metode analisis teks, analisis

framing mempunyai karakteristik yang berbeda

dibandingkan dengan analisis isi kuantitatif. Dalam

analisis isi kuantitatif, yang ditekankan adalah isi

7 Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

(Yogyakarta: LkiS Group, 2011), hal. 79.

Page 38: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

23

dari suatu pesan komunikasi. Sementara dalam

analisis framing, yang ditekankan adalah

pembentukan pesan dari teks.8

b. Konsep Analisis Framing Zongdang Pan dan

Gerald M. Kosikci

Analisis framing dilihat sebagai wacana

publik tentang suatu isu atau kebijakan

dikonstruksikan dan dinegosiasikan. Analisis ini

juga didefinisikan sebagai proses membuat suatu

pesan lebih menonjol dan menempatkan informasi

lebih daripada yang lain. Menurut Pan dan Kosicki,

ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan.

Pertama, konsepsi psikologi. Konsep ini

berkaitan dengan struktur dan proses kognitif,

bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi

dan ditunjukkan dalam skema tertentu. Framing

dengan konsep pertama dilihat sebagai penempatan

informasi dalam suatu konteks yang khusus dan

diletakkan lebih menonjol dari suatu elemen. Kedua,

konsepsi sosiologis. Bila pandangan psikologis lebih

melihat pada proses internal seseorang secara

kognitif dalam menafsirkan suatu peristiwa, maka

sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi

sosial atas realitas. Framing konsep kedua dipahami

sebagai proses bagaimana seseorang

8Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

hal. 11.

Page 39: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

24

mengklasifikasikan,mengorganisasikan, dan

menafsirkan pengalaman sosial untuk dimengerti

sendiri dan orang lain. Fungsinya membuat suatu

realitas menjadi teridentifikasi, dipahami, dan dapat

dimengerti.

Bagi Pan dan Kosicki, framing pada dasarnya

melibatkan kedua konsepsi tersebut. Dalam media,

framing dipahami sebagai perangkat kognisi yang

digunakan dalam informasi untuk membuat kode,

menafsirkan, dan menyimpannya. Semua itu untuk

dikomunikasikan kepada khalayak yang

dihubungkan dengan konvensi, rutinitas, dan praktik

kerja profesional wartawan. Maka framing dimaknai

sebagai suatu strategi wartawan dalam

mengonstruksi dan memroses peristiwa untuk

disajikan kepada masyarakat.

Wartawan bukanlah pihak tunggal yang

menafsirkan peristiwa, tapi ada tiga pihak lain, yaitu

wartawan, sumber, dan khalayak. Setiap pihak

menafsirkan dan mengonstruksi realitas agar

penafsirannya tersebut paling dominan. Dalam

mengonstruksi realitas, wartawan tidak hanya

menggunakan konsepsi yang ada dalam pikirannya

semata. Tapi, ada tiga tahap yang biasa dilakukan

oleh wartawan.

Pertama, proses konstruksi juga melibatkan

nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Nilai

Page 40: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

25

tersebut memengaruhi bagaimana suatu realitas

dipahami, sehingga wartawan dapat menerima

kepercayaan yang ada dalam masyarakat. Kedua,

ketika menulis dan mengonstruksi berita, wartawan

mempertimbangkan ketika dihadapkan dengan

khalayaknya. Ini karena, tulisan tersebut untuk

dinikmati dan dipahami oleh pembaca. Melalui

proses itulah, nilai sosial yang dominan yang ada

dalam masyarakat akan memengaruhi pemaknaan.

Ketiga, proses konstruksi itu juga ditentukan oleh

proses produksi yang selalu melibatkan standar

kerja, profesi jurnalistik, dan standar profesional

dari wartawan.

Wartawan atau media menafsirkan pemaknaan

dengan memakai perangkat framing karena dapat

dikenal, dialami, dan dikonseptualisasikan ke dalam

elemen yang konkret dalam suatu wacana.

Perangkat framing tersebut terbagi menjadi empat

struktur besar.

Tabel 2.1Skema Framing Model Pan dan Kosicki

Struktur Perangkat Framing Unit yang Diamati

SINTAKSIS

Cara

wartawan

menyusun

fakta

1. Skema berita Headline, lead,

latar informasi,

kutipan, sumber

(pernyataan), dan

penutup.

Page 41: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

26

SKRIP

Cara

wartawan

menceritakan

fakta

2. Kelengkapan

berita

5W + 1H

TEMATIK

Cara

wartawan

menulis fakta

3. Detail

4. Koherensi

5. Bentuk kalimat

6. Kata ganti

Paragrap,

proposisi, kalimat,

hubungan

antarkalimat.

RETORIS

Cara

wartawan

menekankan

fakta

7. Leksikon

8. Grafis

9. Metafora

Kata, idiom,

gambar/foto,

grafik.

Keempat struktur tersebut merupakan suatu

rangkaian yang dapat menunjukkan framing dari

suatu media. Kecenderungan wartawan dalam

memahami suatu peristiwa dapat diamati dengan

empat struktur itu. Pengamatan tersebut dilihat

bagaimana wartawan menyusun peristiwa ke dalam

berita hingga menekankan makna terhadap suatu

fakta. Penyusunan dengan empat struktur tersebut

sebagai berikut:9

9

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik

Media,hal. 295.

Page 42: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

27

1) Sintaksis

Secara umum siktaksis adalah susunan kata

atau frase dalam kalimat. Dalam wacana berita,

sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dan

bagian berita dalam satu kesatuan teks berita.

Bagian berita itu headline, lead, latar informasi,

kutipan, sumber, pernyataan, dan penutup.

Headline merupakan aspek sintaksis dan

wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang

tinggi sebagai petunjuk kecenderungan berita.

Dengan begitu, pembaca cenderung lebih mengingat

headline yang dipakai dibandingkan bagian berita.

Headline mempunyai fungsi yang kuat dengan

memengaruhi bagaimana fakta dimengerti.

Kemudian fakta tersebut digunakan dalam membuat

pengertian isu dan peristiwa sebagaimana pembaca

beberkan.

Headline digunakan untuk menujukkan

bagaimana wartawan atau media mengonstruksi

suatu isu dengan menekankan makna tertentu.

Penekanan tersebut menggunakan tanda tanya untuk

menunjukkan sebuah perubahan dan tanda kutip

untuk menunjukkan adanya jarak perbedaan. Selain

itu, lead juga perangkat sintaksis yang kedua. Lead

pada umumnya memberikan sudut pandang dari

berita serta penunjukkan perspektif tertentu dari

peristiwa tersebut.

Page 43: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

28

Latar merupakan bagian berita yang dapat

memengaruhi makna yang ingin ditampilkan

wartawan. Latar yang dipilih menentukkan ke arah

mana pandangan khalayak akan dibawa. Umumnya,

latar ditampilkan di awal sebelum pendapat

wartawan yang sebenarnya muncul. Tujuannya

memengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat

wartawan sangat beralasan. Karena itu, latar

membantu menyelidiki bagaimana seseorang

memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.

Bagian pengutipan sumber dalam berita

dimaksudkan untuk membangun objektivitas dengan

prinsip keseimbangan dan tidak memihak.

Pengutipan ini merupakan bagian berita yang

menekankan bahwa apa yang ditulis oleh wartawan

bukan pendapatnya, melainkan pendapat orang yang

mempunyai otoritas tertentu. Pengutipan sumber ini

menjadi perangkat framing atas tiga hal. Pertama,

menglaim validitas atau kebenaran dari pernyataan

yang dibuat dengan mendasarkan diri pada klaim

otoritas akademik. Pengutipan itu digunakan hanya

untuk memberi bobot atas pendapat yang dibuat dan

didukung oleh ahli yang berkompeten. Kedua,

menghubungkan poin tertentu dari pandangan

wartawan kepada jabatan yang berwenang. Ketiga,

mengecilkan pendapat tertentu yang dihubungkan

Page 44: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

29

dengan kutipan mayoritas sehingga pendapat

tersebut tampak seperti menyimpang.

2) Skrip

Laporan berita sering disusun sebagai suatu

cerita yang disebabkan oleh dua hal. Pertama,

banyak laporan berita yang berusaha menunjukkan

hubungan, seperti peristiwa yang ditulis merupakan

kelanjutan dari peristiwa sebelumnya. Kedua, berita

umumnya mempunyai orientasi menghubungkan

teks yang ditulis dengan lingkungan komunal

pembaca.

Bentuk umum dari struktur skrip adalah pola

5W + 1H (who, what, when, where, why, dan how).

Meskipun pola tersebut tidak selalu diterapkan

dalam setiap berita, tapi umumnya dipakai oleh

wartawan untuk dilaporkan.10

3) Tematik

Bagi Pan dan Kosicki, berita mirip dengan

sebuah pengujian hipotesa. Kemiripan tersebut

dilihat dari peristiwa yang diliput, sumber yang

dikutip, dan pernyataan yang diungkapkan. Semua

perangkat itu digunakan untuk membuat dukungan

yang logis bagi hipotesis yang dibuat.

Struktur tematik berhubungan dengan cara

wartawan mengungkapkan pandangannya atas

peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan

10

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik

Media,hal. 299-301.

Page 45: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

30

antarkalimat yang membentuk teks secara

keseluruhan. Struktur ini akan melihat bagaimana

pemahaman itu diwujudkan ke dalam bentuk yang

lebih kecil.11

Ada beberapa elemen yang dapat diamati dari

perangkat tematik ini, diantaranya adalah detail,

koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti. Pertama,

elemen detail berhubungan dengan kontrol

informasi yang ditampilkan wartawan. Elemen ini

digunakan wartawan untuk mengekspresikan

sikapnya dengan secara implisit. Wartawan

menjelaskan suatu peristiwa menggunakan detail

yang lengkap dan panjang lebar merupakan

penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk

menciptakan citra tertentu kepada khalayak.12

Kedua, koherensi adalah pertalian atau jalinan

antarkata, proposisi atau kalimat. Ada tiga macam

koherensi di antaranya koherensi sebab-akibat

adalah proposisi atau kalimat dipandang akibat atau

sebab dari proposisi lain. Kemudian, koherensi

penjelas adalah proposisi atau kalimat satu dilihat

sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain.

Selanjutnya, koherensi pembeda adalah proposisi

11

Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis

Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), hal. 176. 12

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media,

(Yogyakarta: LKiS, 2011), hal. 238.

Page 46: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

31

atau kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan

dari proposisi atau kalimat lain.13

Ketiga, elemen bentuk kalimat bukan hanya

persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi

menentukan makna yang dibentuk oleh susunan

kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif,

seseorang menjadi subjek dari pernyataannya,

sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi

objek dari pernyataannya. Termasuk ke dalam

bentuk kalimat ini adalah apakah berita itu memakai

bentuk deduktif atau induktif. Deduktif adalah

bentuk penulisan kalimat di mana inti kalimat

(umum) ditempatkan di bagian muka, kemudian

disusul dengan keterangan tambahan (khusus)

ditempatkan kemudian. Sebaliknya bentuk induktif

adalah bentuk penulisan inti kalimat ditempatkan di

akhir setelah keterangan tambahan. Dalam bentuk

kalimat deduktif, aspek penonjolannya lebih

kentara, sementara dalam bentuk induktif inti dari

kalimat ditempatkan tersamar atau tersembunyi.14

Keempat, kata ganti merupakan alat yang

dipakai oleh wartawan untuk menunjukkan di mana

posisinya dalam berita. Dalam mengungkapkan

sikapnya, wartawan dapat menggunakan kata ganti

13

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

hal. 303. 14

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal.251.

Page 47: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

32

“saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa

sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator

semata-mata. Akan tetapi, ketika memakai kata

ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai

representasi dari sikap bersama dalam suatu

komunitas tertentu.15

4) Retoris

Wartawan menggunakan perangkat retoris

untuk membuat citra, meningkatkan kecenderungan

pada sisi tertentu dan meningkatkan gambaran yang

diinginkan dari suatu berita. Struktur retoris melihat

pemilihan kata, idiom, grafik, dan gambar yang juga

dipakai guna memberi penekanan pada arti

tertentu.16

Leksikon menandakan bagaimana wartawan

melakukan pemilihan kata atas berbagai

kemungkinan kata yang tersedia. Pilihan kata-kata

yang dipakai menunjukkan sikap dan ideologi

tertentu. Peristiwa sama dapat digambarkan dengan

pilihan kata yang berbeda-beda.17

Selain lewat kata, penekanan pesan dalam

berita itu juga dapat dilakukan dengan

menggunakan unsur grafis. Dalam wacana berita,

grafis ini biasanya muncul lewat bagian tulisan yang

15

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal.. 253. 16

Eriyanto, Analisis Framing Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media,

hal. 304. 17

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal. 255.

Page 48: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

33

dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Pemakaian

huruf tebal, huruf miring, pemakaian garis bawah,

huruf yang dibuat dengan ukuran lebih besar.

Termasuk di dalamnya adalah pemakaian caption,

raster, grafik, gambar, foto, tabel untuk mendukung

arti suatu pesan.18

Unsur terakhir pada retoris adalah metafora.

Penggunaan metafora dapat menjadi petunjuk dalam

mengungkap makna suatu berita yang ingin

disampaikan oleh media. Dalam suatu wacana,

seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan

pokok lewat teks, tetapi dapat menggunakan kiasan

atau ungkapan. Metafora dipakai oleh wartawan

sebagai strategi untuk menjadi landasan pembenar

atas pendapat kepada khalayak. Wartawan akan

menggunakan sebuah kata kepercayaan masyarakat,

ungkapaan sehari-hari, pribahasa, pepatah, petuah

leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan

yang diambil dari ayat-ayat suci yang semuanya

dipakai untuk memperkuat pesan utama.19

2. Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Vrit

yang artinya „ada‟ atau „terjadi‟. Sebagian ada yang

menyebutnya dengan Vritta, artinya „kejadian‟ atau

18

Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, hal.306. 19

Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, hal.

258.

Page 49: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

34

„peristiwa yang telah terjadi‟. Vritta dalam Bahasa

Indonesia berarti „berita atau warta‟. Menurut Willard C.

Bleyer, berita adalah sesuatu yang termassa (baru) yang

dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar.

Pemilihan tersebut karena memiliki makna dan dapat

menarik minat bagi pembaca. Adapun menurut J.B.

Wahyudi berita adalah laporan tentang peristiwa atau

pendapat memiliki nilai penting dan menarik bagi

sebagian khalayak, masih baru, dan dipublikasi secara

luas melalui media massa. Peristiwa atau pendapat tidak

dapat menjadi berita bila tidak dipublikasikan media

massa secara periodik.20

Dalam kamus jurnalistik, berita merupakan

laporan peristiwa yang dimuat atau disiarkan di media

massa berupa fakta atau gagasan. Laporan tersebut

terdiri atas unsur 5W + 1H (what, who, when, where,

why + how) dan mengandung nilai-nilai berita atau

jurnalistik. Struktur penulisan laporan itu terdiri atas

empat bagian, yaitu headline (judul atau kepala berita),

lead (teras berita), dan news body (tubuh atau isi berita).

Tapi, terkadang ada satu bagian struktur yang ditulis di

bawah judul, yaitu eye catcher atau eye catching.

Struktur ini sebagai penarik minat mata pembaca yang

20

Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan Praktek,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), hal. 67.

Page 50: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

35

biasanya berupa kutipan dari isi berita atau

narasumber.21

William S. Maulsby, dalam Getting The News,

menegaskan bahwa berita bisa didefinisikan sebagai

suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari

fakta-fakta yang mempunyai arti penting. Fakta-fakta

tersebut baru terjadi dan dapat menarik perhatian para

pembaca.22

Berita diklasifikasikan ke dalam dua kategori,

hard news (straight news) dan soft news (feature news).

Straight news adalah berita yang ditulis secara lugas dan

apa adanya. Pembuatan berita jenis ini dengan gaya

memaparkan peristiwa tanpa ditambah interpretasi.23

Dalam referensi lain, straight news adalah laporan

langsung mengenai suatu peristiwa. Misalnya, sebuah

pidato biasanya merupakan berita-berita langsung yang

hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat.

Berita memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-

fakta yang dapat dibuktikan. Biasanya berita jenis ini

ditulis dengan unsur-unsur yang dimulai dari 5W + 1H.

Sedangkan feature news adalah cerita khas kreatif

yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu

21

Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik Daftar Istilah Penting

Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

2008), hal. 19. 22

Drs. AS. Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan

Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2006), hal. 64. 23

Asep Syamsul M. Romli, Kamus Jurnalistik Daftar Istilah Penting

Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi, hal. 20.

Page 51: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

36

situasi, keadaan atau aspek kehidupan dengan tujuan

untuk memberi informasi dan sekaligus menghibur

khalayak media massa. Menurut Daniel R. Williamson,

feature news adalah artikel kreatif yang terkadang

subjektif dengan tujuan utama untuk menghibur dan

memberitahu pembaca tentang peristiwa, situasi, atau

aspek kehidupan.24

Cerita khas tersebut menuturkan fakta, penjelasan

riwayat terjadinya, duduk perkaranya, dan proses

pembentukannya. Dari penjelasan di atas, sebuah feature

umumnya mengedepankan unsur why dan how sebagai

peristiwa.25

3. Pengertian Islam Wasathiyah

Islam berasal dari kata dasar salama, yang berarti

selamat atau damai. Kata Islam juga bisa dari kata

sulama yang berarti tangga. Jadi, agama Islam adalah

agama yang mengajak umatnya untuk menaiki tangga

kesejahteraann, baik di dunia maupun akhirat. Selain itu,

Islam juga dari kata aslama yang berarti menyerahkan

diri. Artinya Islam mengajarkan kepada pemeluknya

untuk tunduk dan berserah diri pada kebenaran yang

datang dari Allah SWT.26

Adapun menurut Syaikh Al-

Azhar Cairo Mahmud Syaltut, Islam dalam arti istilah

24

Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature

Panduan Praktis Jurnalistik Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama

Media, 2005), hal. 152. 25

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis Untuk Pemula,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hal.22. 26

Abu Su‟ud, Islamologi; Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam

Peradaban Umat Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal. 137.

Page 52: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

37

adalah agama Allah yang diperintahkan tentang pokok-

pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi

Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh

manusia agar memeluk agama tersebut.27

Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa, Islam adalah agama yang

diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman pada

kitab suci al-Quran yang diturunkan ke dunia melalui

wahyu Allah SWT.

Kata wasathiyah berasal dari kata وسط, yang

berarti

”النهاية.طىر بيه البداية و ٬دل مه كل شيءالمعت ٬فيهما بيه طر“

“Di antara dua sisi, lurus dari segalanya, batas

antara permulaan dan akhiran.”

Dari definisi itu, al-Islam al-Wasthy adalah Islam

yang berada di tengah -tengah; tidak ekstrem kanan dan

kiri; dan menjunjung tinggi keadilan.

Kata wasth memiliki kesamaan makna dengan

moderate dalam Bahasa Inggris. Sebagai kata sifat yang

berarti average in amount; not radikal or excessively

rightor left wing. Secara etimologis kata moderate

bermakna „berada di tengah; tidak berada pada posisi

ekstrem kiri atau kanan; tidak berlebih-lebihan; tidak

27

Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam: Pendidikan Agama

Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Rajawali, 1989), hal. 74.

Page 53: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

38

ekstrem; tidak berkecenderungan melakukan

kekerasan‟.28

Ajaran wasathiyah adalah salah satu ciri dan

esensi ajaran agama. Kata wasath juga biasa digunakan

oleh orang-orang Arab untuk menunjukkan arti khiyar

(pilihan atau terpilih). Jika dikatakan “ia adalah orang

yang wasath”, maka berarti ia adalah orang yang terpilih

di antara kaumnya. Jadi, sebutan umat Islam sebagai

ummatan wasathan itu adalah sebuah harapan agar

mereka bisa tampil menjadi umat pilihan yang selalu

bersikap menengahi atau adil, baik dalam beribadah

sebagai individu maupun dalam berinteraksi sosial

sebagai anggota masyarakat.Islam mengajarkan untuk

selalu bersikap moderat yang bersumber utama pada

ajaran Islam, al-Quran dan hadis Nabi.29

Ada tiga kata kunci utama ketika memahami

makna etimologi wasth, yaitu kata “tengah, adil, dan

tidak bersifat radikal atau ekstrem”. Kata kunci yang

pertama adalah kata „tengah; berada di tengah; atau jalan

tengah‟. Artinya, seseorang yang memahami Islam yang

berdiri diatas keutamaan moral yang menghindari sikap

ekstremitas. Keutamaan moral, menurut Ariestoteles,

merupakan suatu sikap yang memungkinkan manusia

28

UIN Malik Ibrahim Malang, Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi,

dan Aksi,hal. 109. 29

Tim Penyusun Kementrian Agama RI, Moderasi Beragama, (Jakarta:

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia, 2019) hal.

25-26

Page 54: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

39

untuk memilih jalan tengah antara dua ekstrem yang

berlawanan. Contohnya, keberanian dan kemurahan hati

merupakan pilihan yang dilaksanakan oleh rasio antara

dua ekstrem yang berlawanan. Keberanian merupakan

jalan tengah antara sikap gegabah dan pengecut,

sedangkan dermawan merupakan jalan tengah antara

sikap boros dan kikir.

Keutamaan moral tidak terhenti pada kemampan

untuk menentukan jalan tengah, tetapi harus

diaktualisasikan secara konsisten melalui kebiasaan.

Kebiasaan baiklah yang akan menentukan sikap jalan

tengah. Tentu harus dilaksanakan secara terus menerus.

Persoalan jalan tengah menjadi hal yang penting

dalam rangka mencapai keutamaan moral. Pilihan untuk

memilih jalan tengah agar terhindar dari ekstrimitas nilai

dan tindakan menjadi hal yang mencirikan keutamaan

moral seseorang atau sekelompok masyarakat.

Kata kunci yang kedua adalah kata adil. Adil

menjadi hal yang penting dalam kehidupan. Kepentingan

tersebut terlihat ketika keadilan menjadi pondasi bagi

terbentuknya sebuah masyarakat yang berperadaban.

Selain itu, keadilan juga menjadi pilar dan nilai universal

yang dipercaya dapat memandu kehidupan berbangsadan

bernegara di Indonesia.

Dalam Pancasila, term adil muncul sebanyak dua

kali yaitu, dalam sila kedua kemanusiaan yang adil dan

beradab, dan sila kelima yaitu, keadilan sosial bagi

Page 55: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

40

seluruh rakyat Indonesia. Artinya, keadilan menjadi pilar

penting setelah kepercayaan kepada Tuhan dan pilar

dalam membangun peradaban.

Islam moderat, dengan demikian, menghendaki

keadilan menjadi pilar dalam membangun peradaban

Islam. Keadilan harus menjadi soko guru dalam

mengembangkan peradaban umat Islam.

Kata kunci yang ketiga adalah tidak radikal dan

ekstrem. Pada masa ini, istilah radikal telah memiliki

makna sosiologis yaitu sebagai model berpikir dan

bertindak yang cenderung melakukan kekerasan.

Padahal kata radikal berasal dari kata radix yang artinya

akar. Kata ini biasa digunakan dalam tradisi filsafat yang

mencirikan berfikir filosofis. Namun demikian, makna

dasar ini mengalami pengayaan arti secara sosial. Kata

radikal dipahami sebagai model berpikir dan bertindak

yang diasaskan pada pemikiran mendasar dan sering

menggunakan kekerasan. Karena itu, paham yang seperti

itu dikenal dengan istilah radikalisme.30

Radikalisme dalam konteks agama dipahami

sebagai suatu ideologi dan paham yang ingin melakukan

perubahan pada sistem sosial dan politik dengan

menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrem atas nama

agama, baik kekerasan verbal, fisik, maupun pikiran.

Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan

30

UIN Malik Ibrahim Malang, Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi,

dan Aksi,hal. 112.

Page 56: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

41

tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis serta

bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.

Radikalisme sering dikaitkan denga terorisme karena

kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar

keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang

tidak sepaham dengan mereka. Walaupun banyak yang

mengaitkan radikalisme dengan agama tertentu. Namun,

pada dasarnya radikalisme tidak hanya terkait dengan

agama tertentu, tetapi bisa melekat pada semua agama.31

Radikalisme bisa muncul karena persepsi

ketidakadilan dan keterancaman yang dialami seseorang

atau sekelompok orang. Persepsi tersebut memang tidak

sreta merta melahirkan radikalisme. Namun ia akan lahir

jika dikelola kelompok yang dianggap sebagai pembuat

ketidakadilan dan pihak-pihak yang mengancam

identitasnya.

Syaikh Yusuf Qardhawi telah menyeru kepada

dakwah Islam yang moderat yang menentang segala

bentuk pemikiran radikal. Radikal dalam arti memaknai

Islam dalam tataran tekstual yang menghilangkan

fleksibilitas ajarannya sehingga terkesan kaku dan tidak

mampu membaca realitas hidup.32

Dalam berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi

seperti pengeboman beberapa tempat, terdapat hubungan

31

Tim Penyusun Kementrian Agama RI, Moderasi Beragama, hal. 45. 32

UIN Malik Ibrahim Malang, Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi,

dan Aksi,hal. 64.

Page 57: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

42

yang sangat dekat dengan pemahaman Islam yang dianut

oleh para pelaku. Islam fundamentalis dan Islam radikal

menjadi dua kosa kata yang lekat dengan beberapa

peristiwa kekerasan yang terjadi sehingga pelaku

kekerasan itu diidentikan dengan Islam fundamentalis

dan radikal. Suka atau tidak suka, itulah fenomena yang

terjadi di kalangan umat Islam saat ini. Meskipun harus

diakui juga bahwa fenomena fundamentalisme dan

radikalisme semacam itu bukan monopoli agama

tertentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa

fenomena fundamentalisme juga ada di dalam agama-

agama besar di dunia.

Seiring dengan menguatnya fenomena

fundamentalisme dan radikalisme, saat ini umat Islam

diharuskan untuk mengedepankan Islam yang ramah dan

rahmatna lil alamin. Inilah yang kemudian mendorong

gagasan munculnya Islam moderat.

Sikap Islam wasathiyah adalah satu sikap

penolakan terhadap ekstremitas dalam bentuk kezaliman

dan kebathilan. Ia tidak lain merupakan cerminan fitrah

asli manusia yang suci, yang belum tercemar pengaruh-

pengaruh negatif. Gambaran moderat juga terdapat pada

diri Rasulullah SAW, yang tidak pernah mengusik

penganut ajaran lain, berbuat zalim maupun sikap yang

lainnya. Bahkan lebih dari itu, beliau selalu mengajak

para sahabat untuk selalu bersikap lemah lembut dan

Page 58: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

43

hidup rukun serta menjauhi bersikap kasar kepada orang

lain.

Menurut Muhammad Imarah, istilah Wasathiyah

termasuk yang sering disalahartikan. Ia menjelaskan

istilah itu dalam pengertian Islam mencerminkan

karakter dan jati diri yang khusus dimiliki oleh manhaj

Islam dalam pemikiran dan kehidupan, pandangan,

pelaksanaan, dan penerapannya.

Jati diri manhaj Islam memang lebih cocok

tertuang dalam ajaran wasathiyah karena diantara

doktrin yang ada, hanya moderat yang mampu

memraktikan konsep rahmatan lil alamin. Citra Islam

dan umatnya akan terwujud lebih tepat jika dilihat pada

konsep tersebut agar memadukan ajaran qurani dengan

entitas sosial.33

Pada dasarnya Islam moderat akan banyak

mengundang simpati di hati masyarakat, karena mereka

merindukan ajaran Islam yang damai, hidup rukun,

memahami perbedaan, sertaajaran alquran dijalankan

dengan benar. Ideologi yang dibawa oleh Islam moderat

berupa ajaran yang berada di titik tengah yang terlepas

dari berbagai pemahaman yang sangat tekstual dan keras

dalam memahami ajaran tersebut. Sikap dinamis kaum

moderat berakar dari pemahaman mereka dalam

memahami Islam secara utuh baik penafsiran al-Quran

maupun hidup bersosial di tengah-tengah masyarakat.

33

UIN Malik Ibrahim Malang, Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi,

dan Aksi,hal. 66.

Page 59: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

44

Dalam hal pemaknaan moderasi suatu ajara Islam

memang tidak mudah, mengingat pada zaman Rasulullah

SAW, semua tertumpu pada beliau sebagai sosok yang

cerdas yang menjadi satu-satunya panutan para sahabat.

Namun, seiring perkembangan zaman di mana persoalan

manusia semakin berkembang, tidak ada yang menjadi

pemersatu dalam memaknai agama. Lalu muncullah para

tokoh yang dijadikan pegangan persoalan umat muslim.

Di tengah masa tersebut, terjadilah banyak tafsir yang

terkadang mereka pahami secara kaku, demikian juga

sebaliknya ada yang memaknai secara beebada dengan

mengedepankan logika.Untuk menjembatani dua kutub

ini serta mempertemukan antara ajaran al-Quran dan

realitas sosial, maka muncullah moderasi Islam.34

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Islam wasathiyah

adalah sebuah konsep yang mengajarkan cara pandang

Islam berada di jalan tengah, tidak ekstrem kanan dan

kiri bahkan tidak melakukan kekerasan atas nama agama

sehingga terciptanya Islam damai, toleran, tenggang

rasa, persatuan, tidak mengganggu dan tidak memaksa

pemahaman atau keyakinan sendiri kepada orang lain.

C. Teori Universalisme Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

universalisme berarti aliran yang meliputi segala-galanya;

penerapan nilai dan norma secara umum.35

Sedangkan Islam,

34

UIN Malik Ibrahim Malang, Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi,

dan Aksi,hal. 63. 35

Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), hal. 1530.

Page 60: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

45

sesuai penjelasan sebelum ini, berasal dari kata aslama yang

berarti berserah diri. Artinya Islam mengajarkan kepada

pemeluknya untuk tunduk dan berserah diri pada kebenaran

yang datang dari Allah SWT.36

Dalam konteks aslama ini,

bahkan langit dan bumi berserah diri kepada Allah, mereka

tunduk pada hukum alam dan berada pada titik gravitasi

termasuk manusia di dalamnya. Inilah yang dimaksud firman

Allah SWT dalam al-Quran surat Ali Imran 83:37

ز ده ٱلل أفغ إن ا كز عا ٱلرض ط ت م نۥ أصهم مه فى ٱنض بغن

زجعن

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari

agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri

segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka

maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka

dikembalikan.”

Kata berserah diri ini menunjukkan bahwa betapa

langit dan bumi berserah diri dengan suka rela dan tanpa

paksaan.Karena itu, ketaatan langit dan bumi tersebut adalah

bentuk kepasrahan dan keislamannya. Inilah yang menjadi

dasar adanya keteraturan dan “predictability” pada “hukum

alam” sampai batas yang amat jauh sehingga dapat dijadikan

pedoman (kemudian digunakan) oleh manusia melalui

pemahamannya akan hukum-hukum itu (ilmu pengetahuan).

36

Abu Su‟ud, Islamologi; Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam

Peradaban Umat Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), hal. 137. 37

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh pada

Selasa, 1 April 2019 pukul 14.00 WIB.

Page 61: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

46

Alam pun teratur karena mereka berserah diri, termasuk

penciptaan Nabi Adam AS.38

Dalam buku Nurcholish Madjid yang berjudul Islam

Agama Peradaban, menjelaskan bahwa Nabi Adam AS

mampu meraih ilmu pengetahuan yang diterima oleh Allah

SWT untuk mengidentifikasi segala yang ada. Namun secara

moral, ia masih dapat jatuh dengan melanggar batas

ketentuan Tuhan. Jadi, ilmu yang dimiliki Nabi Adam bukan

sebagai jaminan untuk keselamatan manusia, melainkan

“ketakwaan” sebagai hamba kepada Tuhan. Bentuk

ketakwaan itulah menjadi dasar sikap berserah diri kepada

Allah SWT.

Perkataan Nurcholish Madjid tersebut merujuk firman

Allah SWT dalam al-Quran yang memberi tahu para

malaikat tentang telah ditunjuknya seorang manusia, yaitu

Nabi Adam AS sebagai khalifah di muka bumi. Para

malaikat mempertanyakan mengapa manusia yang ditunjuk

sebagai khalifah, padahal ia akan membuat kerusakan di

muka bumi dan banyak menumpahkan darah, sementara

mereka selalu bertasbih memuji Allah. Allah menjawab,

bahwa ia mengetahui hal-hal yang para malaikat ini tidak

tahu.

38

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://nur

cholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-Universalisme-Islam-dan-

Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED1sQFjAAegQIBhA

B&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_NwD8IYx diunduh pada Rabu, 2 April

2019 pukul 13.17 WIB.

Page 62: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

47

Kemudian Allah mengajari Nabi Adam AS semua

nama dari objek-objek yang ada. Allah memerintahkan para

malaikat untuk sujud kepada Nabi Adam AS atas pembuktian

keunggulan yang dimilikinya. Para malaikat pun bersujud,

kecuali Iblis. Ia bersikap menentang dan menjadi sombong,

sehingga ia tergolong kelompok yang ingkar. Nabi Adam AS

dan Hawa pun Allah perintahkan untuk tinggal di surga,

menikmati ciptaan-Nya yang ada. Allah berpesan kepada

keduanya untuk tidak mendekati sebuah pohon tertentu.

Tapi, setan menggoda mereka berdua untuk mendekati pohon

itu dan membuat mereka, Nabi Adam AS, Hawa, dan juga

setan, diturunkan ke bumi dari surga oleh Allah. Nabi Adam

AS pun berusaha mengambil pelajaran dari Allah dengan

berserah diri dan meminta ampun kepada Allah, sungguh

Allah mengampuni Adam.39

Dalil lain yang menguatkan pandangan itu adalah surat

an-Naml ayat 44, menjelaskan bahwa Ratu Balqis berislam

(berserah diri) bersama Nabi Sulaiman AS, yaitu:40

ا قال كشفث عه صاق ة ا رأج حضبح نج زح فهم ا ادخه انص قم ن

أصهمث مع ارز قانحزب إو ظهمث وفض د مه ق صزح ممز إو

رب انعان مان لل مه صه

“Dikatakan kepadanya (Balqis): "Masuklah ke

dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu,

dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya

kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia

39

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban (Jakarta: Paramadina,

1995), hal. 6-7. 40

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh pada

Selasa, 1 April 2019 pukul 14.40 WIB.

Page 63: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

48

adalah istana licin terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis:

"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim

terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman

kepada Allah, Tuhan semesta alam".

Ketika Nabi Sulaiman AS diberitahu oleh Allah SWT

akan kedatangan Ratu Balqis ke negerinya, ia

memerintahkan kaumnya membuat suatu istana yang besar

dan indah. Lantai yang terbuat dari kaca yang mengkilap

yang mudah memantulkan cahaya. Di bawah lantai kaca itu

terdapat kolam yang berisikan ikan, dan air kolam itu seakan-

akan mengalir seperti sungai. Ketika Ratu Balqis datang,

Nabi Sulaiman AS menerimanya di istana yang baru itu dan

mempersilakannya masuk.Ratu Balqis terheran dan terkejut

ketika memasuki istana tersebut. Menurut penglihatannya

ada sungai yang terbentang yang harus dilaluinya untuk

menemui Nabi Sulaiman AS. Karena itu, ia menyingkapkan

kainnya sehingga sampai ke kedua betisnya. Melihat yang

demikian itu, Nabi Sulaiman AS berkata apa yang kau lihat

itu bukanlah air sungai, melainkan lantai kaca yang

dibawahnya ada air mengalir. Mendengar ucapan Nabi

Sulaiman AS itu, Ratu Balqis segera menurunkan kainnya

dan mengakui dalam hati bahwa istana Nabi Sulaiman AS

lebih besar dan lebih bagus dari istananya. Kemudian Nabi

Sulaiman AS mengajak Ratu Balqis agar menganut agama

Islam dan menerangkan kesesatan menyembah matahari.

Seruan itu diterima dengan baik oleh Ratu Balqis. Ia

menyesali kekafirannya selama ini karena dengan demikian

berarti dia berbuat aniaya kepada dirinya sendiri. Ratu Balqis

juga menyatakan bahwa dia bersedia berserah diri bersama

Page 64: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

49

Nabi Sulaiman kepada Allah SWT, Tuhan seluruh alam.

Kepada Allah SWT-lah dia beribadah seikhlas-seikhlasnya.41

Demikian juga dengan QS. Ali Imran ayat 52,

dijelaskan dalam aplikasi Tafsir al-Quran Kementerian

Keagamaan, para pengikut Nabi Isa AS menamakan dirinya

sebagai orang muslim yang akan menolong Nabi Isa AS

untuk menegakkan agama Allah. Para pengikut yang

berjumlah 12 orang tersebut, dinamakan dengan الحىاريىن (al-

hawariyyun), yang berasal dari kata „hur‟ artinya putih

bersih. Ayatnya sebagai berikut:42

ن فه ار قال انح م انكفز قال مه أوصاري إنى للا ا أحش عضى مى م

د بأوا مضهمن اش آمىا بالل وحه أوصار للا

“Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka

(Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi

penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?"

Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab:

"Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami

beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa

sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah

diri.”

Dalam tafsir Kemenag, ketika Nabi Isa AS merasakan

keingkaran mereka, Bani Israil, dia berkata, siapakah yang

akan menjadi penolongku untuk menegakkan agama Allah?

Para hawariyun, sahabat-sahabat setianya, menjawab,

kamilah penolong agama Allah, kami beriman kepada Allah

dan saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang muslim

yaitu orang-orang yang benar-benar berserah diri kepada

41

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh pada

Selasa, 1 April 2019 pukul 15.10 WIB. 42

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh pada

Selasa, 1 April 2019 pukul 17.00 WIB.

Page 65: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

50

Allah. Kemudian para penolong agama Allah tersebut berdoa

“Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang

Engkau turunkan kepada Rasul-Mu, Isa, berupa kitab injil,

dan kami telah mengikuti ajaran Rasul-Mu, karena itu

tetapkanlah kami bersama golongan orang yang memberikan

kesaksian bahwa Nabi Isa AS telah melasanakan tugas

kerasulannya.”43

Selain itu, masih dalam surat yang sama, pada ayat 67,

Allah menjelaskan bahwa Nabi Ibrahim AS bukanlah

seorang Yahudi dan Nasrani, melainkan seorang yang hanif

dan Muslim. Hal itu, dipaparkan dalam buku Tafsir Yusuf

Ali yang diterjemahkan oleh Ali Audah, ia berarti seorang

yang kecenderungan pada keyakinan yang benar dan murni,

teguh dalam keimanan, dan sebagainya. Ayatnya sebagai

berikut:44

م ما كان مه ٱنمشزكه ما كان إبز ضهما كه كان حىفا م ن ل وصزاوا دا

“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula)

seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang

lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali

bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.”

Dalam Tafsir Kemenag, menjelaskan bahwa Nabi

Ibrahim AS bukanlah seorang Yahudi dan Nasrani, tetapi dia

adalah seorang yang lurus yaitu jauh dari syirik atau

43

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh pada

Selasa, 1 April 2019 pukul 17.18 WIB. 44

Abdullah Yusuf Ali, Tafsir Qur’an 30 Juz: Teks, Terjemahan, dan

Tafsir Diterjemahkan Oleh Ali Audah (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa,

2009), hal. 146.

Page 66: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

51

mempersekutukan Allah SWT.45

Juga seorang Muslim yang

berserah diri kepada Allah semata. Kata Muslim di sini, tidak

ada yang memaksa Nabi Ibrahim untuk berserah diri, dia

berserah diri karena kagum kepada Allah. Menurut Rasyid

Ridha, “agama sejati” adalah Islam atau kepasrahan kepada

Tuhan. Bahkan Nabi Ibrahim AS pun menyatakan dirinya

sebagai seorang Muslim, hamba yang tunduk dan berserah

diri kepada Tuhan.46

Dalam buku Islam Agama Peradaban karya

Nurcholish Madjid, dijelaskan bahwa Bani Israil yang

mengingkari Allah dan tidak mengikuti Nabi Ibrahim

bermula pada saat Sarah, istri Nabi Ibrahim, memersilahkan

Nabi Ibrahim untuk menikahi Hajar, seorang budak

perempuan yang telah merdeka, karena melihat Sarah

seorang yang sudah lanjut usia. Dari Hajar lahirlah seorang

putra yang ditunggu-tunggu dan dinamainya Ismail “Allah

telah mendengar”. Nabi Ibrahim berpendapat bahwa lahirnya

Ismail adalah sebuah jawaban atas doa dan atas keluh kesah

Hajar yang tidak diterima sepenuhnya oleh Sarah. Karena itu,

Sarah meminta kepada Ibrahim agar Hajar dan Ismail

dikeluarkan dari rumah tangga mereka. Nabi Ibrahim pun

mengikuti permintaan Sarah, namun Allah memberikan

petunjuk agar Hajar dan Ismail pergi ke arah selatan dari

Kana‟an yaitu Makkah. Selang beberapa belas tahun setelah

45

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh pada

Selasa, 1 April 2019 pukul 16.20 WIB. 46

Mohammad Hassan Khalil, Islam dan Keselamatan Pemeluk Agama

Lain (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2016), hal. 201.

Page 67: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

52

Nabi Ibrahim kembali ke Sarah, Allah memberikan kabar

gembira bahwa mereka akan memiliki anak. Walaupun Sarah

sempat tidak memercayai hal itu, tapi kuasa Allah nyata, dan

lahirlah seorang putra dengan dinamakan Ishaq. Tapi melalui

Nabi Ishaq itulah Allah menjanjikan kepada Nabi Ibrahim

akan banyak lahir nabi dan rasul. Sedangkan melalui Nabi

Ismail Allah menjanjikan akan ada seorang nabi yang

mengajari mereka kitab suci dan hikmah yang tampil sebagai

bangsa yang besar, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Nabi Ishaq memunyai putra bernama Yaqub yang

bergelar Israil (hamba Allah). Israil tersebut memiliki anak

12, 10 dari istri pertama dan dua dari istri kedua. Salah

seorang anaknya itu ialah Yusuf yang menjadi sasaran

kecemburuan dan pengkhianatan saudara-saudaranya. Karena

ulah saudaranya itu, Yusuf terdampar di Mesir dan menjadi

menteri atas kerja kerasnya. Dengan pencapaian tersebut,

Yusuf mencari dan membawa Yaqub dan para saudaranya itu

untuk menetap di Mesir dan mereka pun beranak pinak yang

dikenal dengan Bani Israil (keturunan Israil, yakni Yaqub).47

Agama yang benar dengan inti ajaran pasrah atau berserah

diri kepada Tuhan itu diwasiatkan Ibrahim kepada

keturunannya, Nabi Yakub, dan menjadi dasar agama-agama

Israel, yaitu (yang sekarang bertahan) Agama Yahudi dan

Agama Kristen.

47

Nurcholish Madjid, Islam Agama Peradaban (Jakarta: Paramadina,

1995), hal. 5-6.

Page 68: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

53

Jadi, agama-agama Yahudi dan Nasrani berpangkal

kepada “al-islām”, karena merupakan kelanjutan agama Nabi

Ibrahim. Tapi tidaklah berarti Nabi Ibrahim seorang Yahudi

atau Nasrani, melainkan seorang yang pasrah kepada Tuhan

(Muslim). Mengatakan Nabi Ibrahim seorang Yahudi atau

Nasrani akan merupakan suatu anakronisme karena Nabi

Ibrahim muncul jauh sebelum agama-agama itu turun ke

muka bumi.48

Penjelasan dalam surat lain mengenai bukti bahwa

Allah SWT menjadi Tuhan seluruh makhluk dengan adanya

nama-nama Allah dalam tempat ibadah umat Yahudi dan

Nasrani tercantum pada QS al-Hajj ayat 40:49

ز حق إل أن قنا م بغ انذه أخزجا مه دار ل دفع للا ن ربىا للا

ا اصم مضاجد ذكز ف ات صه بع امع مث ص د م ببعط ن انىاس بعض

ي عزز نق مه ىصزي إن للا نىصزن للا كثزا للا

“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung

halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena

mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan

sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian

manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah

dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-

rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di

dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya

Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.

48

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://nur

cholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-Universalisme-Islam-dan-

Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED1sQFjAAegQIBhA

B&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_NwD8IYx diunduh pada Rabu, 2 April

2019 pukul 13.10 WIB. 49

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh pada

Selasa, 1 April 2019 pukul 17.00 WIB.

Page 69: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

54

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha

Perkasa.”

Pada hakikatnya, inti dari semua risalah dan agama itu

satu, yaitu Tauhid.Tetapi, mengapa orang-orang musyrik

berpaling dari agama Tauhid yang dibawa oleh Nabi

Muhammad SAW dengan mencari agama selain agama

Allah? Padahal, semua makhluk di langit dan bumi berserah

diri dengan senantiasa tunduk dan patuh kepada hukum dan

kehendak-Nya, baik dengan suka yaitu dengan tulus dan

ikhlas karena melihat bukti-bukti kebenaran maupun terpaksa

setelah melihat azab. Keikhlasan terhadap berserah diri

kepada Allah, terlihat pada Nabi Adam yang berserah diri

atas kejatuhannya ke bumi dan selalu mengikuti perintah-

Nya. Nabi Sulaiman yang mencoba melakukan cara agar

mengajak Ratu Balqis untuk berserah diri dan menyembah

Tuhan Yang Esa. Nabi Isa dan para sahabatnya, hawariyun,

yang senantiasa setia dan menjadi penolong Nabi Isa untuk

menegakkan agama Allah ketika Nabi Isa mendapat

keingkaran dari Bani Israil. Nabi Ibrahim dan para anak

cucunya, Nabi Ismail, Nabi Ishak, Nabi Yakub, dan Nabi

Yusuf, yang juga berserah diri kepada Tuhan.

Sikap berserah diri atau pasrah kepada Tuhan Yang

Maha Esa itu merupakan tuntutan alami manusia. Karena itu,

agama (al-dīn, secara harfiah antara lain berarti

“ketundukan”, “kepatuhan”, atau “ketaatan”) adalah sikap

pasrah kepada Tuhan (al-islām). Tidak ada agama tanpa

Page 70: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

55

sikap itu, yakni keagamaan tanpa kepasrahan kepada Tuhan

adalah tidak sejati.50

Seperti dikutip oleh Nurcholish Madjid, Abdullah

Yusuf Ali, seorang penerjemah dan penafsir al-Quran ke

dalam Bahasa Inggris, menjelaskan bahwa dalam Islam

semua agama adalah satu karena Islam agama yang diajarkan

oleh semua nabi terdahulu. Nabi terdahulu itu memberikan

penjelasan tentang adanya kebenaran dalam Kehendak dan

Rencana Tuhan dengan sikap pasrah dan berserah diri kepada

Tuhan. Bila seseorang tidak memiliki sikap tersebut, maka ia

termasuk orang yang tidak percaya dan menolak terhadap

kebenaran dalam Kehendak dan Rencana Tuhan itu.

Lengkapnya Yusuf Ali berkata:51

“In Islamic view, religion is one, for the Truth is

one. It was the religionpreached by all the earlier

Prophets. It was the truth taught by allthe inspired

Books. In essence it amounts to a conciousness of

theWill and Plan of God and a joyful submission to

that Will andPlan. If anyone wants a religion other than

that, he is false to hisown nature, as he is false to God‟s

Will and Plan. Such a one cannotexpect guidance, for

he has deliberately renounced guidance.”

50

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://nur

cholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-Universalisme-Islam-dan-

Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED1sQFjAAegQIBhA

B&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_NwD8IYx diunduh pada Rabu, 2 April

2019 pukul 13.10 WIB. 51

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://nur

cholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-Universalisme-Islam-dan-

Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED1sQFjAAegQIBhA

B&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_NwD8IYx diunduh pada Rabu, 2 April

2019 pukul 13.15 WIB.

Page 71: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

56

Sejalan dengan penjelasan di atas, Huston Smith,

dalam pengantar buku Mencari Titik Temu Agama-agama

karya Frithjof Schuon, menjelaskan bahwa di antara agama-

agama memunyai perbedaan dan persamaan masing-masing.

Bila tidak ada persamaan pada agama-agama, tidak akan

disebut dengan nama yang sama sebagai “agama”.

Sebaliknya, bila tidak ada perbedaan, maka tidak akan

disebut dengan kata majemuk “agama-agama”. Huston Smith

menjelaskan bahwa menurut Schuon, ada esoterisme dan

eksoterisme dalam agama. Esoterisme adalah hal-hal yang

hanya boleh diketahui dan dilakukan beberapa orang saja

dari suatu kelompok penganut paham tertentu. Sedangkan

eksoterisme adalah hal-hal yang boleh diketahui dan

dilakukan oleh semua anggota kelompok penganut suatu

paham tertentu.52

Dengan demikian, eksoterisme meliputi

aspek eksternal, formal, hukum, dogmatis, ritual, etika dan

moral pada sebuah agama. Sedangkan esoterisme adalah

aspek metafisik dan dimensi internal agama.53

Pada aspek esoterisme inilah agama-agama bertemu.

Schuon menarik garis pemisah antara esoterisme dan

eksoterisme tersebut yang bersifat horizontal. Namun, garis

tersebut bukan membagi perwujudan historis yang besar dari

agama-agama secara vertikal; Hindu dari agama Buddha dari

52

Frithjof Schoun, Mencari Titik Temu Agama-agama Penerjemah

Saafroedin Bahar (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), Cet. ke-2, hal. ix.

53http://teosofi.uinsby.ac.id/index.php/teosofi/article/view/76/70 diakses

pada Senin, 10 Maret 2019 pukul 15.43 WIB.

Page 72: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

57

agama Kristen dari agama Islam, dan seterusnya melainkan

bersifat horisontal dan hanya ditarik satu kali membelah

berbagai agama dalam sejarah. Untuk memudahkan

pemahaman tentang pemikiran Schuon tersebut, berikut

dibuat ilustrasi:54

Kesatuan Absolut

Esotersisme

Eksoterisme

Gambar 2.1 letak esoterisme dan eksoterisme menurut Huston

Smith dengan rujukan Schuon.

Bagi Schuon, semua manusia memiliki tingkat

kesadaran, termasuk dari segi metafisik. Dari segi tersebut

hanya pada Tuhanlah yang berada pada tingkat tertinggi dan

itu menjadi titik temu dalam berbagai agama untuk berserah

diri, sedangkan tingkat bawahnya agama saling berbeda

54

Frithjof Schoun, Mencari Titik Temu Agama-agama Penerjemah

Saafroedin Bahar, hal. ix-x.

Agama

Kristen

Agama

Hindu

Agama

Buddha

Agama

Konghucu

Agama

Yahudi

Agama

Islam

Page 73: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

58

dalam hal cara dan bentuk penyerahan diri tersebut. Dari segi

epistemologis dapat pula dikatakan bahwa perbedaan antar

agama juga mengecil dan bersatu di tingkat tertinggi,

sedangkan di tingkat bawahnya berbagai agama tersebut

terpecah-pecah sesuai apa yang dianut.

Agama adalah suatu keseluruhan integral yang dapat

dibandingkan dengan suatu makhluk hidup yang berkembang

menurut hukum-hukum yang seharusnya dan pasti sifatnya.

Karena itu agama dapat dinamakan suatu organisme rohani

atau organisme sosial dalam aspeknya yang paling lahiriah.

Dalam arti tertentu, agama adalah organisme dan bukan

bangunan kaidah yang berubah-ubah. Karena itu, kita tidak

dapat menilai unsur-unsur yang mrupakan bagian suatu

agama, termasuk agama Islam.55

Islam lahir karena upaya langsung dari Kehendak Ilahi

yang menjadi sumber monoteisme. Sama halnya dengan

Nabi Muhammad harus mencerminkan kebenaran

monoteisme Messianis atau monoteisme Abraham yang asli.

Dalam kata lain Islam dapat dianggap sebagai reaksi Ibrahim

melawan penggabungan monoteisme oleh Israel dan

Messias. Walaupun secara metafisik dua pandangan ini tidak

terpisah satu sama lain tetapi pada tingkat eksitoris

keduannya tidak dapat diwujudkan secara serempak. Ia

hanya dapat dikukuhkan melalui dogma yang saling

55

Frithjof Schoun, Mencari Titik Temu Agama-agama Penerjemah

Saafroedin Bahar, hal. 116.

Page 74: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

59

bertentangan yang memecah belah aspek lahiriah dari

monoteisme yang utuh.56

Keseimbangan antara dua aspek Ilahi, yaitu keadilan

dan rahmat Allah, merupakan hakikat wahyu yang diberikan

kepada Nabi Muhammad, yang dalam hal ini sama dengan

wahyu yang diberikan kepada Nabi Ibrahim. Jika wahyu

agama Kristen menyebut dirinya lebih unggul dari wahyu

yang diturunkan kepada Musa, itu karena rahmat Allah pada

dasarnya, dan secara ontologis “lebih dulu ada” dari keadilan

Allah. Ini terbukti oleh tulisan yang tertera pada tahta Allah:

“Sesungguhnya, rahmatku mendahului kemurkaanku”.

Monoteisme yang diwahyukan kepada Abraham mempunyai

keseimbangan sempurna antara esoterisme dan eksoterisme,

dan sampai taraf tertentu memunyai kesamaan primordial,

walaupun masalahnya di sini hanya menyangkut

primordialitas dalam hubungan dengan sejumlah agama

bangsa Semit. Dapat dikatakan, pada Nabi Musa eksoterisme

menjadi agama dalam arti bahwa eksoterisme itu memberi

bentuk kepada agama tanpa memengaruhi hakikatnya. Pada

Kristus sebaliknya, dan esoterismelah yang pada gilirannya

menurut cara tertentu menjadi agama. Pada Muhammad,

akhirnya, keseimbangan semula dipulihkan kembali dan

siklus perkembangan agama monoteistis pun berakhir.

Seharusya setiap agama menjadi suatu adaptasi yang

mengandung pengertian adanya pembatasan. Jika berbagai

56

Frithjof Schoun, Mencari Titik Temu Agama-agama Penerjemah

Saafroedin Bahar, hal. 110.

Page 75: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

60

agama metafisik murni merupakan suatu adaptasi, demikian

pula halnya beragam agama eksoteris, yang merupakan

serangkaian adaptasi demi kepentingan mentalitas yang lebih

terbatas. Pembatasan perlu ada pada bentuk-bentuk agama

asli. Tidak dapat dielakkan, berbagai pembatasan itu tampak

dalam proses perkembangan bentuk-bentuk tersebut sehingga

menjadi semakin nyata pada akhir perkembangannya yang

ikut ditentukan oleh pembatasan bentuk agama itu sendiri.

Jika beragam pembatasan tadi diperlukan demi kehidupan

agama tersebut, konsekuensinya, agama-agama itu

bagaimanapun juga akan tetap terbatas. Ajaran heterodoks ini

sendiri adalah konsekuensi tidak langsung dari kebutuhan

akan pembatasan bentuk agama dan untuk memberinya batas

yang sesuai dengan taraf kemajuan yang dicapai abad gelap.

Bahkan simbol-simbol suci pun demikian halnya. Karena itu,

hanya hakikat yang tak berhingga, abadi, dan tanpa

bentuklah yang secara absolut bersifat murni dan tidak dapat

diubah, dan karena sifatnya yang adikodrati harus

dinyatakan, baik melalui diluluhkannya bentuk-bentuk yang

ada maupun melalui sinarnya yang dipancarkan melalui

beragam bentuk tadi.57

Islam didasarkan pada pengakuan akan Keesaan Ilahi.

Hal itu bukan dicapai karena pengabdian pribadi

Muhammad, melainkan karena penyesuaian manusia kepada

al-Quran, baik dalam bentuk ibadah maupun dalam bentuk

57

Frithjof Schoun, Mencari Titik Temu Agama-agama Penerjemah

Saafroedin Bahar, hal. 111-113.

Page 76: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

61

hukum. Karena itu pengakuan akan Keesaan Ilahi dalam

agama Islam tercapai dalam penyesuaian manusia kepada

Keesaan itu sendiri. Dalam Islam, sebuah ide yang menjadi

landasan agama dan menjadi peranan penting dalam

beragama. Bagi Muslim semua berpusat pada Allah, Asas

Ilahi yang termasuk dalam aspek Keesaan dan Adikodrati,

dan dalam keadaan menyesuaikan diri atau menyerahkan diri

kepada-Nya.58

Kemampuan hidup agama Islam sama sekali bukan

berasal dari hal luarnya dan keaslian intelektual umat Islam

hanya dapat bersumber pada Wahyu Ilahi. Dalam Islam,

paham Keesaan adalah dasar semua kehidupan rohani dan

sampai tingkat tertentu dapat diterapkan dalam kehidupan

sosial. Menurut ajaran Islam, Tuhan mengukuhkan dirinya

sendiri dengan Keesaan-Nya. Tuhan tidak menjelma menjadi

manusia berdasarkan perbedaan ronahiah.Tuhan juga tidak

menembus dunia, melainkan menyerap segalanya melalui

Islam. Tuhan tidak turun dalam suatu perwujudan, melainkan

memancarkan diri-Nya pada wujud itu.59

58

Frithjof Schoun, Mencari Titik Temu Agama-agama Penerjemah

Saafroedin Bahar,hal. 117. 59

Frithjof Schoun, Mencari Titik Temu Agama-agama Penerjemah

Saafroedin Bahar, hal 118-119.

Page 77: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

62

D. Kerangka Berpikir

Tabel 2.2 Simpulan kerangka berpikir

Negara Kesatuan

Republik Indonesia

Kelompok Islam Formal

Kelompok Nasionalis

Harian Republika Islam Wasathiyah

Moderas

i

Beragam

a

Bogor Message

Tawasut

I’tidal

Tasamuh

Syura

Islah

Qudwah

Muwatona

h

Komitmen mengaktifkan kembali

paradigma Islam wasathiyah sebagai

ajaran Islam yang meliputi tujuh nilai

utama

Berkomitmen untuk menjunjung

tinggi nilai-nilai paradigma Islam

wasathiyah sebagai budaya hidup

secara individual dan kolektif dengan

melambangkan semangat dan

persatuan dari sejarah peradaban

Islam

Memperkuat tekad untuk

membuktikan kepada dunia mengenai

nilai-nilai Islam wasathiyah

Mendorong negara-negara Muslim

dan komunitas untuk mengambil

inisiatif guna mempromosikan

paradigma Islam wasathiyah melalui

suatu badan yang akan dibentuk

bersama

Page 78: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

63

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Konteks Pemahaman Islam Moderat di Indonesia

Sikap moderat menghendaki sikap tidak berlebihan

dalam suatu aspek tertentu. Misalnya, dalam pemikiran Islam

saat ini terdiri dari berbagai kubu kelompok tekstualis yang

menyucikan teks seakan-akan teks merupakan harga mati,

sehingga terkesan kaku dalam memahami teks Islam dan

kelompok yang kedua terlalu liberal dalam memahami Islam.

Dengan demikian, sikap moderat menjadi sikap beragama

alternatif yang menengahi kedua arus pemikiran tersebut.

Keberadaan Islam moderat juga, menjadi penjaga dan

pengawal konsistensi Islam yang telah dibawa oleh

Rasulullah SAW.

Namun, untuk melihat kemoderatan tersebut, ada

empat aspek yang menjadi konteks sebuah pemahaman Islam

moderat di Indonesia, yaitu: sosial dan budaya, teologi,

mazhab, dan politik. Keempat aspek itu, bertujuan untuk

menambah wawasan kemoderatan di Indonesia bagi

penulisan dan pembaca.

1. Sosial dan Budaya

Islam merupakan pandangan hidup yang

menerangi jalan hidup para pemeluknya yang mengatur

semua urusan kehidupan manusia, mulai dari masalah

peribadatan, ritual sampai masalah keduniaan. Islam

mengajarkan umatnya agar berkualitas, unggul, dan

Page 79: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

64

mampu berkontribusi positif untuk kelangsungan hidup

manusia di dunia. Untuk menerjemahkan Islam ke dalam

lingkungan tatanan kehidupan sosial, perlu sebuah

pandangan yang lurus dan mendalam. Dalam hal ini,

Nurcholis Madjid pernah menawarkan gagasan tentang

pentingnya al-hanaifiat al-samhah. Ini adalah suatu

pandangan yang tidak lagi terkotak dalamwujud

komunalisme atau bentuk yang cenderung mengurung

diri pada struktur tertentu. Pemahaman seperti ini

mendorong seseorang agar terpanggil untuk

berpartisipasi pada kegiatan yang bermanfaat bagi

semuanya. Islam memuat kegiatan dan cita-cita universal

yang berupa mewujudkan keselamatan, keadilan,

kedamaian, yang bersendikan pada nilai-nilai tauhid dan

sifat dasar kemanusiaan. Intinya adalah munculnya sikap

yang moderat dan inklusif dalam memperjuangkan

agenda-agenda universal untuk kemajuan peradaban

umat manusia.1

Di Indonesia, penggunaan term ummatan

wasathan telah muncul sejak akhir abad ke-12 dan ke-

13. Kemunculan itu ditandai dengan islamisasi yang

damai, toleran, dan jauh dari perlawanan. Islam

diajarkan oleh para pendakwah kepada masyarakat

melalui perdagangan di pasar, pertanian di sawah, dan

nelayan di pesisir dengan rasa santun dan toleran. Proses

1 Tim UIN Maliki, Islam Moderat; Konsepsi, Interpretasi, dan Aksi,

(Malang: UIN Maliki Press, 2016), hal. 74.

Page 80: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

65

pengajaran itu butuh waktu berabad-abad karena Islam

mengedepankan jalur damai dan etika, tanpa konfrontasi

yang menimbulkan gejolak sosial, apalagi sampai

menimbulkan kekerasan. Ada tiga hal yang

menyukseskan dakwah Islam di Indonesia, juga

merupakan sebagai perwujudan kekuatan Islam

wasathan.2

Pertama, Islam mengajarkan tauhid yang

merupakan pembebasan dari segala bentuk selain Allah

SWT. Prinsip tauhid mengajarkan asas keadilan dan

kesamaan dalam sistem tatanan kehidupan sosial.

Dengan ajaran seperti itu, Islam dengan mudah diterima

oleh khalayak. Ajaran Islam juga menempatkan

pemeluknya dalam posisi terhormatdan mulia daripada

ajaran dan kepercayaan yang mereka yakini.

Kedua, ajaran Islam relevan dengan roda

perubahan zaman. Hal tersebut dikarenakan ajaran Islam

sangat lentur dan fleksibel yang menyesuaikan dengan

dimensi ruang dan waktu. Melalui pendekatan maruf,

Islam mudah beradaptasi dengan budaya dan tata

kehidupan masyarakat. Hal-hal yang sudah menjadi

kebiasaan masyarakat saat itu, bila tidak bertentangan

dengan Islam, tidak perlu ditolak atau dibubarkan, tapi

cukup diluruskan dan ditambah dengan nilai-nilai Islam.

Juga sebaliknya, bila suatu ajaran tidak sesuai dengan

2Tim UIN Maliki, Islam Moderat; Konsepsi, Interpretasi, dan Aksi,hal.

76.

Page 81: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

66

ajaran Islam, maka para pendakwah akan mengajak

masyarakat untuk meninggalkan kebiasaan tersebut.

Ketiga, Islam mengajarkan prinsip tasamuh dan

fastabiqul khairat, juga mengajarkan sikap toleransi dan

apresiasi terhadap sesuatu kebenaran dari manapun

asalnya. Kebenaran tersebut baik dari aspek mazhab,

tasawuf, maupun aliran teologi yang umat Islam

Indonesia juga sudah terbiasa dan terbuka dalam hal

perbedaan. Begitu pula dengan penyebaran Islam yang

selalu berdaya saing tinggi dan berlomba-lomba dan

kebaikan. Peran para tokoh Islam dan pendakwah sangat

penting bagi mewujudkan sarana dakwah, seperti

lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lainnya.

Menurut Azyumardi Azra, Islam wasathan di

Indonesia sesuai dengan apa yang dirumuskan dalam

Pancasila karena kedua aspek tersebut merekatkan

kemajemukan dan kebhinekaan anak bangsa. Dengan begitu,

masyarakat Indonesia mampu hidup beriringan sesuai

pedoman.Antara Islam dan kehidupan manusia tidaklah

dipisahkan. Itu dikarenakan Islam merupakan sumber nilai-

nilai kebenaran hakiki yang mengajarkan tentang tatakrama

dalam membangun relasi humanitis dalam konteks

pergumulan antarsesama. Islam juga harus mewarnai segala

tindakan dan ucapan pemeluknya, sehingga terwujud

keadaban dan kemuliaan.3

3Tim UIN Maliki, Islam Moderat; Konsepsi, Interpretasi, dan Aksi, hal.

78.

Page 82: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

67

Menurut M. Nastir, Islam meliputi semua aspek

masyarakat dan kebudayaan, serta menolak pengertian agama

yang sempit. Begitu juga dengan pendapat Ernest Gellner,

bahwa dalam tradisi Islam terdapat jalinan kuat antara spirit

dan hukum keagamaan dengan wilayah sosial. Islam tidak

pernah padam dari satu ideologi. Bahkan Islam tidak pernah

terpisah dari persoalan-persoalan sosial budaya yang ada.4

Tapi, tidak ada agama dan umatnya terbebas dari

gerakan radikal dalam sejarah dunia dan sejarah

kemanusiaan. Hal itu dikarenakan, agama dan umatnya tidak

bisa terlepas dari lingkungan sekitarnya. Munculnya gerakan

keagamaan yang bersifat radikal merupakan fenomena

penting yang turut mewarnai citra Islam kontemporer.

Masyarakat dunia belum bisa melupakan peristiwa revolusi

Islam Iran 1979 yang berhasil menampilkan kalangan mullah

ke atas panggung kekuasaan. Dengan kekuasaannya itu,

semua hegemoni politik dan kultur Barat diganti dengan

tatanan baru oleh kaum mullah. Mereka juga diam-diam

mensponsori gerakan keagamaan di Libanon dan Palestina,

serta mendukung gerakan serupa di Eropa. Sikap mereka

yang seperti itu menimbulkan banyak kekhawatiran dan

kecurigaan dari negara-negara lain, termasuk negara dengan

mayoritas Muslim. Di Indonesia, citra Iran lebih banyak

dikaitkan dengan radikalisme agama, sehingga Syiahisme

belum bisa diterima secara terbuka.5

4Tim UIN Maliki, Islam Moderat; Konsepsi, Interpretasi, dan Aksi, hal.

80. 5Tarmizi Taher, Berislam Secara Moderat, (Jakarta: Grafindo Khazanah

Ilmu, 2007), hal. 155-158

Page 83: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

68

Maraknya gerakan radikalisme dalam masyarakat

Muslim secara langsung memperteguh citra lama tentang

Islam bahwa pada dasarnya agama ini bersifat radikal dan

intoleran. Kesan ini sulit dibantah, karena gelombang

radikalisme Islam telah menjadi bagian penting dari rentetan

kekisruhan politik sejak pertengahan abad ini. Bahkan pada

abad-abad sebelumnya patro-radikalisme Islam telah muncul

sebagai mana yang ditunjukan oleh gerakan politik

keagamaan.

Misalnya, pada sebelum reformasi, di bawah

kepemimpinan Soeharto, gerakan ini hanya bertindak di

bawah tanah. Namun, di era kebebasan, Islam radikal dengan

gagah muncul ke permukaan. Sebagian dari mereka ikut

perang Ambon dan Poso. Sebagian ikut menghancurkan

tempat hiburan secara terang-terangan. Sebagian lagi ingin

memonopoli ruang publik dengan cara mensomasi kelompok

yang ingin menampilkan Islam dengan wajah lain.

Reformasi menjadi awal kelahiran Islam radikal,

namun nilai-nilai yang mereka perjuangkan bertentangan

secara diametral dengan cita-cita demokrasi yang sekuler.

Tetapi jumlah pengikut dan elit pemimpin Islam radikal terus

bertambah. Denny J.A. menjelaskan lima alasan mengapa

Islam radikal terus hadir: masing-masing:

Pertama,kelompok ini hidup dalam sebuah utopia.

Mereka diinspirasi oleh datangnya sebuah zaman yang

sangat ideal. Islam radikal secara formal legalistik ingin

menerapkan syariat Islam di dunia publik, tentu utopianya

Page 84: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

69

tampil dalam bentuk agama pula. Bisa jadi utopia itu adalah

terbentuknya negara Islam raya. Atau bisa jadi utopia itu

lebih terfokus lagi seperti akan diterapkannya syariat Islam di

berbagai kabupaten Indonesia.

Kedua,tambah Denny, kelompok radikal di mana saja

dan datang dari agama apa saja, sudah cenderung

mempunyai gambaran dunia yang sederhana. Dunia hanya

terdiri atas hitam dan putih. Bagi mereka, tidak ada wilayah

abu-abu. Mereka mewakili suara Tuhan. Sementara pihak

yang berbeda dianggap mewakili kekuatan setan. Mereka

selalu merasa musuh besar itu terus mengintai dan ingin

menyingkirkan mereka. Justru dengan world view semacam

ini, komunitas radikal akan terus tumbuh pula. Selama

musuh besar itu ada, selama itu pula mereka bersedia

berkorban nyawa. Mereka akan terus loyal kepada doktrin

agama yang radikal, walau pemerintah sedang memburu dan

ingin memusnahkan mereka.

Ketiga,elit yang berpengaruh di komunitas ini terus

menerus memproduksi pengikut Islam garis keras.

Interpretasi secara keras terhadap agama sangat mereka

hayati. Mereka yang mendapatkan penghargaan dan pujian

adalah mereka yang berhasil melakukan purifikasi ajaran.

Semakin murni doktrin yang mereka praktekkan, semakin

cemerlang pula posisi anggota itu dalam struktur elit

komunitas. Hal itu dikarenakan kontrol dari peer group,

penganut Islam radikal akan terus bermunculan terlepas

bagaimanapun kondisi lingkungan politik menekannya.

Page 85: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

70

Keempat,mereka juga memiliki daya tahan yang luar

biasa. Jika terjadi malapetaka ataupun penangkapan atas

tokoh penting organisasi itu, selalu ada tafsir yang

membesarkan hati mereka sendiri. Segala penderitaan ditafsir

dengan cobaan bagi yang beriman. Semakin tinggi imannya,

akan semakin besar cobaannya. Upaya penangkapan tokoh

Islam radikal, dengan mudah mereka anggap sebuah ujian

dan cobaan duniawi saja, tanpa mengurangi militansi

terhadap doktrin agama. Karena itu mereka menolak untuk

menyingkir dari dunia publik kecuali jika itu hanya untuk

taktik politik sementara di lapangan.

Kelima, kata Denny, walau jumlah mereka sedikit,

mereka “bersuara” nyaring sehingga kehadiran mereka

terasa. Tidak heran jika gerakan Islam radikal itu seperti

mempunyai seribu nyawa yang tidak kunjung mati. Hal yang

membuat mereka nyaring adalah pilihan politik kekerasan.

Tutup Denny, tidak jarang, kekerasan menjadi bagian doktrin

dari keyakinan mereka.Tetapi, tidak perlu merasa heran, jika

mereka dapat terlibat dalam pembunuhan massal dengan

sikap yang rileks dan santai. Bahkan hukuman mati tidak

mereka takuti. Itu dikarenakan mereka meyakini bahwa

seandainya mati, itu adalah cara mati terhormat, mati syahid.6

Contoh lain,menurut Tariq Ali dalam bukunya

Benturan Antarfundamentalis adalah munculnya gerakan

kaum Wahabi.Gerakan tersebut bermula sejak abad ke-16di

semenanjung Jazirah Arabia telah berada di bawah kerajaan

Utsmani. Kerajaan itu mereduksi daya tarik ekonomis dan

6Denny J.A.,Melewati Perubahan: Sebuah Catatan Atas Transisi

Demokrasi Indonesia, (Yogyakarta:LkiS, 2006), hal. 180-184.

Page 86: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

71

strategisnya melalui pergantian rute-rute perdagangan darat

dengan armada-armada niagawan. Masyarakat dengan rute

perdagangan darat itu merasa marah karena diabaikan dan

tidak pernah dimasukkan dalam bagian kerajaan tersebut.

Tapi, mereka tetap bergantung pada perdagangan dan

penyediaan penginapan untuk para peziarah ke kota-kota

suci. Ketergantungan itu hanya mampu menopang sedikit

roda perekonomian mereka. Mereka berpikir harus ada satu

orang untuk memecahkan segala permasalahan yang ada.

Lanjutnya, dengan demikian, lahirlah sebuah sekte

revivalis baru yang menggembor-gemborkan perubahan di

daerah itu. Dia adalah Muhammad ibn Abdul Wahab (1703-

1792 M). Anak seorang mutakalim lokal yang lahir di sebuah

kota oasis kecil dan relatif makmur di Uyaynah. Abdul

Wahab membela penafsiran hukum Muslim ultra-ortodoks

abad kedelapan. Lelah memelihara kebun kurma dan

menggembala ternak, anaknya mulai berdakwah secara lokal

dengan mengajak kembali pada “keyakinan-keyakinan

murni” masa lalu. Dia melawan pemujaan Nabi Muhammad

SAW, mencela umat Islam yang berdoa di tempat suci,

mengkritik kebiasaan menandai kuburan, menekankan

“ketunggalan Tuhan”, serta memaki semua orang non-

Sunnidan bahkan beberapa kelompok Sunni sebagai pelaku

bidah dan munafik. Semua ini menyediakan alasan politik

keagamaan bagi jihad ultra-sekterian melawan umat Islam

Page 87: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

72

yang lain, khususnya para “pelaku bidah” penganut Syiah

dan termasuk kerajaan Utsmani.7

Pada masa penyebaran paham-paham tersebut, kaum

Wahabi mendapat kesempatan untuk mengajak orang-orang

yang datang berhaji dan bermukim di Makkah. Diantara

orang yang bermukim itu, ada tiga warga negara Indonesia

(WNI) yang berasal dari Minangkabau, yaitu Haji Miskin

dari Padangpanjang, Haji Piobang dari Payakumbuh, dan

Haji Sumanik dari Batusangkar

Ketiga orang tersebut telah berjanji dan

mengembangkan paham Wahabi setelah mereka sampai dan

pulang ke Indonesia. Di antara ulama kaum Wahabi ada yang

menyatakan bahwa mereka menganut mazhab Hambali.

Tetapi, dalam fatwa-fatwa dan pekerjaan mereka, banyak

yang tidak sesuai dengan mazhab Hambali yang difatwakan

oleh Imam Hambal. Siradjuddin Abbas memaparkan ada

beberapa fatwa-fatwa yang dianut oleh kaum Wahabi sebagai

berikut:8

1) Tuhan Allah itu duduk di atas ‘Arsy (langit). Walaupun

diakuinya bahwa Tuhan tidak serupa dengan makhluk,

namun duduknya di jihad atas diakuinya.

2) Tidak boleh mengaji (mempelajari) sifat 20 sebagai yang

lazim dikerjakan oleh ulama-ulama Ahlussunnah wal

Jama’ah.

7Tariq Ali, Benturan Antarfundamentalis, (Jakarta: Paramadina, 2009),

hal. 86. 8Siradjuddin Abbas, Sejarah dan Keagungan Madzhab Syafi’i,(Jakarta:

Radar Jaya, 1995), hal. 280-283.

Page 88: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

73

3) Tuhan Allah bermuka dan bertangan, sesuai dengan lahir

ayat-ayat tersebut dalam al-Quran.

4) Tidak boleh bepergian ziarah ke makam Nabi di

Madinah juga ziarah ke makam-makam orang saleh.

Siapa yang berniat ziarah, maka pekerjaan itu maksiat.

5) Di atas makam-makam tidak boleh ada kubah, semuanya

harus diratakan dengan tanah. Kaum Wahabi yang

masuk ke Makkah pada pertama kali tahun 1902 M dan

yang kedua kali tahun 1925 M telah meruntuhkan semua

makam-makam di pekuburan Mu‟ala dan di pekuburan

Baqi‟ di Madinah. Juga Kubbah Maulud Nabi diratakan

juga dengan tanah.

6) Meninggalkan sembahyang walaupun sekali hukumnya

kafir.

7) Meroko dan makan sirih adalah syariat maksiat.

8) Barangsiapa yang tidak menjalankan syariat Islam

adalah kafir dan boleh dihukum mati.

9) Agama Islam harus ditegakkan dengan pedang, dengan

kekerasan, dll.

Selain itu, Denny menegaskan ada tiga semboyan yang

dimiliki kaum Wahabi, yaitu:

1) Mengembalikan kemurnian agama Islam

2) Memerangi bidah dan kafarat.

3) Melarang taklid kepada imam-imam mujtahid

Ketiga warga Minangkabau tadi, terus menjalankan

dan mengajarkan pengajian Wahabi di kampungnya. Mereka

juga memberikan fatwa-fatwa agama yang dianut kaum

Page 89: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

74

Wahabi. Walaupun mereka mendapatkan tantangan dari

ulama-ulama Ahlussunnah wal Jama’ah.

2. Teologi

Sumber utama teologi Islam, menurut Ahmad

Hanafi ialah Quran dan hadis-hadis yang berisi berbagai

penjelasan tentang wujud Tuhan, keesaan-Nya, sifat-

sifat-Nya, dan persoalan lainnya. Kaum Muslimin

dengan ketekunan memahami al-Quran dan hadis,

mencoba menganalisis dan menguraikan berbagai

persoalan teologi Islam. Mereka berusaha memperkuat

pendapatnya dengan merujuk ayat-ayat al-Quran dan

hadis. Tujuan teologi Islam adalah mengukuhkan

kepercayaan-kepercayaan agama dengan jalan akal

pikiran dan membela kepercayaan tersebut dengan

menghilangkan berbagai keraguan. Dari tujuan tersebut

teologi Islam bisa disebut “induk ilmu-ilmu agama”.

Dengan kata lain, tujuan teologi Islam ialah mengangkat

kepercayaan seseorang dari lembah taklid kepada

puncak keyakinan.

Tambahnya, teologi Islam semata-mata

mengarahkan pembicaraan kepada akal pikiran dan

dirasionalkan. Dalam mengemukakan alasan-alasan,

digunakan urutan-urutan pikiran yang terkenal dalam

ilmu logika dengan nama qiyas (syllogisme-analogy),

yang terdiri atas pendahuluan kecil (minor premise),

Page 90: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

75

pendahuluan besar (mayor premise), dan kesimpulan

(conclusion).9

Dalam buku Studi Ilmu Kalam yang ditulis oleh

Suryan A. Jamrah, hanya ada tiga yang dapat dipandang

sebagai aliran teologi yang konkret,lengkap dengan

sistem, materi, dan metode, yakni, Muktazilah,

Asy‟ariah, dan Maturidiah. Khawarij dan Murji‟ah tidak

dapat dipandang sebagai aliran yang utuh karena

pendapatnya terbatas pada beberapa tema sampingan dan

belum menyentuh masalah pokok akidah. Pembicaraan

mereka terbatas mengenai masalah status pelaku dosa

besar dan lainnya. Terutama Khawarij, lebih menonjol

sebagai aliran politik daripada aliran kalam. Sama

dengan Qadariah dan Jabariah, tak layak disebut sebagai

aliran yang konkret karena pemikiran mereka terbatas

pada masalah status perbuatan manusia.

Dosen UINSultan Syarif Kasim Riau itu

menambahkan, bahwa Asy‟ariah dan Maturidiah ini

lazim digabung dalam satu nama yaitu Ahlus sunnah wal

Jama’ah. Kalau al-Asy‟ariah dianut oleh mayoritas

bermazhab fikih Syafi‟iah, sedangkan Maturidiah dianut

oleh masyarakat bermazhab fikih Hanafiah. Namun,

kedua aliran ini lebih memperlihatkan persamaannya

daripada perbedaannya. Tapi, mayoritas umat Muslim

9A. Hanafi, Pengantar Teologi Islam, (Jakarta: PT. Pustaka Al-Husna

Baru, 2003), hal. 20.

Page 91: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

76

lebih mengenal Ahlussunnah wal Jama’ah yang

menunjuk al-Asy‟ariah.10

a) Muktazilah

Kata muktazilah berasal dari kata i’tazala

yang bermakna memisahkan diri. Kata ini berasal

dari ucapan Hasan al-Basri i’tazala ‘anna yang

dialamatkan kepada Wasil bin Atha. Dari ucapan itu

bermulalah nama Muktazilah bagi suatu aliran

dalam pemikiran Islam. Wasil lahir di Madinah pada

tahun 80H/699M dan dibesarkan di Basrah serta

menjadi murid dari Hasan al-Basri. Wasil wafat

pada tahun 131H/748M.11

Pokok-pokok ajaran

Muktazilah menurut Prof. Yunan Yusuf disebut

dengan al-ushul al-khamsah atau lima prinsip dasar

muktazilah, masing-masing:12

Pertama,at-tauhid, yakni Allah itu Esa, tidak

ada sesuatu pun yang menyamai-Nya, bukan jisim

(materi), tidak bertubuh, tidak berdarah, bukan

person (syakhsun), juga bukan jauhar (substansi).

Allah ada sebelum ciptaan-Nya, tiada yang

menyerupai-Nya, tidak ada yang menolong-Nya

untuk menumbuhkan sesuatu yangditumbuhkan-

Nya, dan tidak menciptakan ciptaan-Nya atas contoh

10

Suryan A. Jamrah, Studi Ilmu Kalam, (Jakarta: Kencana, 2015), hal.

167-168. 11

Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari Khawarij ke

Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi, (Jakarta: Kencana, 2014), hal. 72-76.

Page 92: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

77

yang mendahului-Nya.Satu-satunya sifat yang

dimiliki oleh Tuhan hanyalah sifat qadim dalam arti

tidak mempunyai permulaan. Ini tidak berarti bahwa

Tuhan tidak diberi sifat-sifat oleh kaum muktazilah.

Kedua, al’adl, adalah keadilan Tuhan yang

pembicaraannya dihubungkan dengan perbuatan-

perbuatan Tuhan. Tuhan dikatakan adil jika

perbuatan-perbuatan Tuhan itu bersifat baik. Tuhan

tidak akan berbuat buruk dan tidak melupakan apa

yang wajib dikerjakan-Nya. Keadilan Tuhan juga

dibicarakan dalam kaitan dengan perbuatan manusia

yang bebas dan merdeka tanpa paksaan. Jika

manusia dituntut melakukan perbuatan baik dan

menjauhi perbuatan jahat, maka manusia harus

mempunyai kebebasan untuk menentukan

perbuatannya bukan perbuatan yang ditentukan oleh

Allah sebelumnya. Namun bagi Muktazilah

mengatakan Tuhan bersifat baik dengan perbuatan-

Nya, belumlah cukup untuk menyatakan

Kemahabaikan Tuhan. Bila datangnya seorang

Rasul sangat berguna dan bermanfaat bagi manusia,

maka menurut Muktazilah mengirimkan Rasul

kepada umat manusia agar manusia mendapat yang

baik dan terbaik juga merupakan kewajiban bagi

Tuhan.

Ketiga, al-wa’ad wa al-wa’id, bahwa janji dan

ancaman Tuhan pasti terjadi. Allah berjanji dalam

Page 93: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

78

kitab suci untuk memasukkan orang berpahala ke

dalam surga dan orang berdosa ke dalam neraka.

Karena itu, menurut Muktazilah Tuhan tidak akan

melakukan yang sebaliknya.

Keempat,posisi bagi pelaku berbuat dosa

besar.Pembuat dosa besar bukanlah kafir karena ia

masih percaya kepada Tuhan dan Nabi Muhammad;

tetapi bukan mukmin karena imannya tidak lagi

sempurna. Juga bukan mukmin ia tidak dapat masuk

surga dan karena bukan kafir yang tak harus masuk

neraka. Ia seharusnya ditempatkan di luar surga dan

di luar neraka. Karena itu adalah bentuk adil. Tetapi

karena di akhirat tidak ada tempat selain surga dan

neraka, jadi pembuat dosa tersebut harus

dimasukkan ke dalam salah satu tempat tadi.

Dengan memasukkan ke dalam salah satu itu,

menurut muktazilah tidak adil bilaia mendapat

siksaan yang sama berat dengan kafir.13

Kelima, al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an

al-munkar. Kaum muktazilah berpendirian bahwa

amar maruf nahi munkar merupakan kewajiban

yang harusdilakukan oleh setiap umat mukmin.

Hanya saja dalam pelaksanaan ajaran ini,

muktazilah menggunakan kekerasan. Menurut

muktazilah, maruf adalah hal-hal mereka anggap

benar dan baik menurut ajaran Islam dan apa-apa

13

Harun Nasution, Teologi Islam, (UI-Press: Jakarta, 2016) hal. 57.

Page 94: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

79

yang sejalan dengan pendapat mereka itu,

sedangkan hal yang menyalahinya adalah dipandang

munkar yangharus diberantas. Dalam melaksanakan

prinsip kelima ini muktazilah berpendapat bahwa

bila cukup dilaksanakan dengan seruan dan ajakan

yang lunak saja berarti kewajiban sudah terpenuhi.

Tetapi bila seruan dan ajakan yang lunak itu tidak

berhasil maka perlu dilaksanakan dengan penuh

kekerasan.14

Menurut Harun Nasution, aliran ini masih

dipandang sebagai aliran yang menyimpang dari

Islam, terutama di Indonesia. Pandangan demikian

timbul karena mereka dianggap tidak percaya

kepada wahyu dan hanya mengakui kebenaran yang

diperoleh dengan perantara rasio. Setelah rasio,

mereka memakai ayat al-Quran dan hadis untuk

memperkuat argumen mereka.15

Sahilun A. Nasir

juga menambahkan bahwa ciri-ciri pengikut

Muktazilah adalah suka berdebat, terutama di

hadapan umum. Mereka yakin akan kekuatan akal

pikiran karena itulah suka berdebat dengan siapa

saja yang berbeda pendapat.16

14

Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari Khawarij ke

Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi, hal 82-88. 15

Harun Nasution, Teologi Islam, hal. 58. 16

Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam); Sejarah, Ajaran,

dan Perkembangannya, (Jakarta, Rajawali Pers, 2012), hal. 174.

Page 95: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

80

b) Aliran Asy’ariyah

Nama Asy‟ariyah berasal dari nama tokoh

Imam Abu Hasan al-Asy‟ari dengan nama

lengkapnya Abu al-Hasan Ali Ibn Ismail al-Asy‟ari.

Ia lahir di kota Basrah pada tahun 260 H/873 M dan

wafat tahun 324 H/935 M. Saat itu ketika umat

Islam tidak mempunyai pegangan teologi sebagai

ganti Muktazilah yang tidak diterima oleh mayoritas

umat Islam, al-Asy‟ari maju untuk membangun

ideologi barunya dengan keluar dari Muktazilah.

Menurut Asy‟ari, bahwa Muktazilah dan Qadariyah

hanyalah orang-orang yang menuruti hawa nafsu

dan menuruti tradisi nenek moyang mereka

terdahulu. Akibat dari itu telah menimbulkan

kelancangan menakwilkan al-Quran dengan

kehendak sendiri tanpa alasan-alasan yang

berlandaskan kitabullah dan sunah Rasul.17

Salah satu sebab al-Asyari keluar dari

Muktazilah, menurut Suryan A. Jamrah adalah

ketika golongan Muktazilah berada dalam fase

kemunduran dan kelemahan. Setelah al-Mutawakkil

mencabut keputusan khalifah pendahulunya al-

Makmun, yang menetapkan Muktazilah sebagai

aliran resmi negara, kedudukan Muktazilah

melemah. Apalagi setelah al-Mutawakkil

17

Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari Khawarij ke

Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi, hal. 88-93.

Page 96: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

81

memperlihatkan kecenderungan dan dukungannya

terhadap pemikiran Ahmad Ibn Hambal, yang saat

itu menjadi lawan berat Muktazilah. Muktazilah pun

terjadi perpecahan. Dengan kondisi itu, keluarnya

al-Asy‟ari dari Muktazilah adalah mungkin karena

ia melihat Muktazilah tidak dapat diterima oleh

mayoritas umat Islam. menurut al-Asy‟ari, bertahan

di dalam Muktazilah, baik secara politik maupun

sosiologis jelas tidak akan menguntungkan. Juga

membiarkan umat tanpa sistem pemikiran kalam

yang konkret lebih tidak menguntungkan lagi.

Dengan demikian, al-Asy‟ari telah berjasa

memberikan sistem pemikiran yang dapat diterima

oleh mayoritas umat Islam. Ia pun membuat ilmu

kalam menjadi halal karena sebelumnya sangat

dicurigai bahkan dipandang bid‟ah dan sesat serta

mengharamkan. Karena itu, aliran ini segera

berkembang dan yang terbesar di dunia Islam. aliran

al-Asy‟ari kemudian lebih dikenal dengan julukan

ahl al-sunnah wa al-jamaaah.

Tambahnya, al-Asy‟ari hadir dengan metode

keseimbangan antara penggunaan dalil naqli dan

dalil aqli, argumen tekstual dan argumen rasional.

Metode ini sering dinilai sebagai “jalan tengah”

antara metode Muktazilah yang mengutamakan

rasional dan metode ahla-hadits yang lebih

mengutamakan argumen tekstual.Sejarah pemikiran

Page 97: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

82

telah membuktikan bahwa metode “jalan tengah”

selalu bertahan lama karena aliran tersebut diterima

dengan baik dari masa ke masa. Sebaliknya, setiap

pemikiran yang ekstrem tidak akan diterima di

masyarakat dan tentu tidak akan bertahan lama. Hal

itu karena sebelumnya sudah terlihat ketika

dinamika mazhab fikih, bahwa mazhab Syafi‟i lebih

bertahan dan dapat diterima oleh mayoritas

masyarakat. Mazhab Syafi‟i mengambil metode

“jalan tengah” antara mazhab Hanafi yang

mengutamakan dalil aqli dan mazhab Maliki yang

lebih menekan sisi naqli. Artinya, kemungkinan, al-

Asyari bukan meniru Imam Syafi‟i, tapi belajar dari

pengalaman Imam Syafi‟i sebagai imam mazhab

yang dianutnya.

Faktor lain adalah politik dan kekuasaan.

Ketika Dinasti Buwaihi di Bagdad mengalami

kemunduran dan kehancuran, penguasa dan

pemerintahan Sunni bangkit. Kaum Sunni tersebut

menganut mazhab kalam Asy‟ariah. Kurang lebih

14 abad dunia Islam dipimpin oleh kekuasaan

Sunni, selama itu pula Asy‟ariyah dilindungi dan

didukung menjadi satu-satunya mazhab di dunia

Islam. Seperti ungkapan Ibn Khaldun, “manusia itu

selalu mengikuti jejak pemimpinnya”.18

18

Suryan A. Jamrah, Studi Ilmu Kalam, hal. 151-158.

Page 98: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

83

Adapun menurutSahilun A. Nasir dalam

bukunya Pemikiran Kalam (Teologi Islam);

Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya, sebab

terpenting mengapa al-Asyari meninggalkan

Muktazilahialah karena adanya perpecahan yang

dialami kaum Muslimin yang bisa menghancurkan

mereka sendiri, kalau seandainya tidak segera

diakhiri. Sebagai seorang Muslim yang

mendambakan atas persatuan umat, dia sangat

khawatir kalau al-Quran dan hadis menjadi korban

dari paham-paham Muktazilah yang dianggapnya

semakin jauh dari kebenaran, menyesatkan, dan

meresahkan masyarakat. Hal itu karena mereka

terlalu menonjolkan akal pikiran. Dengan demikian,

terlihat jelas kedudukan al-Asy‟ari sebagai seorang

Muslim yang ikhlas membela kepercayaan,

berpegang teguh kepada al-Quran dan hadis sebagai

dasar agama, di samping menggunakan akal pikiran

yang tugasnya tidak lebih daripada memperkuat dan

memperjelas pemahaman nash-nash agama.19

Pernyataan bandingan al-Asy‟ari terhadap

ajaran Tauhid dengan nafy al-sifat Muktazilah

dalam bukuAlam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari

Khawarij ke Buya Hamka Hingga Hasan Hanafioleh

Prof.Yunan Yusuf, bahwa mustahil Tuhan

19

Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam (Teologi Islam); Sejarah, Ajaran,

dan Perkembangannya, hal. 202-211.

Page 99: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

84

mengetahui dengan dzat-Nya. Bila Tuhan

mengetahui dengan dzat-Nya, itu berarti dzat-Nya

adalah pengetahuan dan pada giliran berikutnya

berarti pula Tuhan adalah pengetahuan. Padahal

Tuhan bukanlah pengetahuan, akan tetapi Yang

Mengetahui. Karena itu, Tuhan mengetahui dengan

pengetahuan dan pengetahuan-Nya bukanlah dzat-

Nya.

Pernyataan selanjutnyatentang keadilan Tuhan

dibantah juga oleh al-Asy‟ari dengan mengatakan

bahwa Tuhan berkuasa mutlak dan tak ada sesuatu

yang wajib bagi Tuhan. Manusia baru dikatakan adil

terhadap Tuhan, bila Tuhan memang berkuasa

mutlak itu, tanpa ada sesuatu alasanpun yang dapat

membendung kemutlakannya itu. Dengan demikian

haruslah dipahami bahwa Tuhan dikatakan adil bila

ia memasukkan semua manusia ke dalam surga dan

juga Tuhan dikatakan tidak zalim bila ia

memasukkan seluruh manusia ke dalam neraka, bila

memang itulah yang Ia kehendaki.

Al-Asy‟ari mengatakan bahwa umat mukmin

yang melakukan dosa besar tetap mukmin dan

disebabkan dosa besar yang dilakukannya maka ia

menjadi fasiq. Andaikata orang pembuat dosa besar

bukan mukmin dan bukan pula kafir, tentulah di

dalam diri orang sepertiitu tidak dijumpaikufur atau

iman. Kalau di dalam diri orang seperti itu tidak ada

Page 100: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

85

kekufuran atau tidak pula adaiman, dengan

demikian ia bukan pula mulhid ataupun musyrik,

tidak teman dan tidak pula musuh.20

c) Aliran Maturidiyah

Nama lengkapnya adalah Abu Mansur

Muhammad Ibn Mahmud al-Maturidi. Ia lahir di

Samarkhand pada pertengahan kedua abad

kesembilan Masehi dan wafat tahun 944 M. Sebagai

pengikut Abu Hanifah, yang banyak memakai rasio

dalam pandangan keagamaan, membuat al-Maturidi

banyak menggunakan akal dalam pemikiran

teologinya.21

Secara metodologis, al-Maturidi lebih banyak

memfungsikan akal dibanding al-Asy‟ari, sehingga

sebagian para ahli, lazim memandang al-Asy‟ariah

sebagai aliran yang mengambil jalan tengah antara

Muktazilah dan ahl al-hadits, sedangkan Maturidiah

mengambil jalan tengah antara Asy‟ariah dan

Muktazilah.22

Aliran ini dikatakan muncul sebagai reaksi

terhadap pemikiran-pemikiran Muktazilah yang

rasional itu, tidaklah juga seluruhnya sejalan dengan

pemikiran yang diberikan oleh al-Asy‟ari. Berbeda

20

Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari Khawarij ke

Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi, hal. 94-96. 21

Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari Khawarij ke

Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi, hal. 99. 22

Suryan A. Jamrah, Studi Ilmu Kalam, hal. 165.

Page 101: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

86

dengan Muktazilah yang mengatakan bahwa Tuhan

tidak bersifat dalam arti sifat yang berdiri di luar

dzat-Nya, al-Maturidi yang sejalan dengan al-

Asy‟ari mengatakan bahwa Tuhan mempunyai sifat-

sifat. Karena itu, Tuhan menurut al-Maturidi,

mengetahui bukan dengan dzat-Nya, tapi

mengetahui dengan pengetahuan-Nya, juga berkuasa

dengan sifat-Nya.

Sementara itu menurut al-Maturidi, Tuhan

tidaklah mempunyai kewajiban-kewajiban seperti

yang dikatakan Muktazilah. Perbuatan Tuhan pada

hakikatnya hanyalah mengandung hikmah, baik itu

dalam ciptaan maupun dalam perintah dan larangan-

Nya.Ini berarati perbuatan Tuhan terlaksana bukan

karena terpaksa. Karena itu tidak bisadikatakan

wajib. Hal ini jelas bertentangan dengan paham al-

salah wa al-ashlah yang mengatakan bahwa Tuhan

mempunyai kewajiban memberikan yang terbaik

untuk manusia.

Al-Maturidi juga menolak pandangan al-

manzilah bayn al-manzilatain Muktazilah.

Menurutnya orang mukmin yang melakukan dosa

besar akan ditentukan kelak oleh Tuhan di akhirat.

Namun, dalam beberapa hal al-Maturidi sejalan

dengan Muktazilah, seperti paham al-wa’ad wa al-

wa’id. Menurut al-Maturidi janji dan ancaman

Tuhan tidak boleh tidak, harus berlaku kelak. Apa

yang telah dijanjikan Tuhan tidak boleh tidak

Page 102: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

87

berlaku. Demikian pula tentang pandangan terhadap

ayat-ayat mutasyabihat yang menggambarkan

Tuhan mempunyai bentuk jasmani. Ayat-ayat

tersebut haruslah diberi takwil. Pengertian tentang

wajah, tangan, dan sebagainya haruslah diberi

makna majazi agar sesuai dengan kebesaran dan

keagungan Tuhan.23

3. Mazhab

Perbedaan pendapat biasa terjadi sejak dahulu

hingga saat ini, termasuk perbedaan di kalangan para

ulama. Perbedaann tersebut bertujuan untuk

memecahkan masalah dalam setiap hukum Islam. Hal itu

disebut dengan mazhab yang berasal dari pokok pikiran

atau dasar para imam mujtahid. Imam mazhab dan

mazhab itu berkembang pengertiannya menjadi

kelompok umat Islam yang mengikuti cara istinbath

imam mujtahid tertentu atau mengikuti pendapat imam

mujtahid tentang masalah hukum Islam.Mazhab yang

masih berkembang sampai sekarang serta banyak diikuti

oleh umat Muslim seluruh dunia, termasuk Indonesia

ada empat. Keempat mazhab itu, Mazhab Hanafi

(pendirinya Imam Abu Hanifah), Mazhab Maliki

(pendirinya Imam Malik), Mazhab Syafi‟i (pendirinya

Imam Syafi‟i), Mazhab Hambali (pendirinya Imam

Hambali).24

23

Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari Khawarij ke

Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi, hal. 101-102. 24

A. Dzajuli, Ilmu Fiqh; Penggalian,Perkembangan, dan Penerapan

Hukum Islam (Jakarta: Kencana, 2015), hal. 127.

Page 103: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

88

a. Imam Abu Hanifah (80-150 H/696-767M)

Ia lahir di Kuffah tahun 80 H dengan nama

aslinya Numan bin Tsabit. Ia bukan orang Arab

tetapi keturunan Persia yang menetap di Kuffah.

Ciri khas dari Abu Hanifah dalam ijtihadnya adalah

menggali ketentuan-ketentuan hukum fikih yang

berpedoman pada al-Quran dan hadis. Dalammetode

qiyas ia tak berbeda jauh dari imamfikih lainnya

yangtidak mengabaikan ketentuan-ketentuanhukum

yang pernah berlaku sebelumnya, terutama kasus-

kasus yang tidak terdapat atau tidak jelas ketetapan

hukumnya dalam al-Quran dan hadis. Metode yang

ditempuh disebut ar-ra’y (pendapat,pandangan)

dalam menakwilkan atau menafsirkan nash-nash

hukum syariat yang tidak jelas atau samar. Karena

itulah ia disebut sebagai imam ahlur ra’y.25

Metodologi yang ditempuh Abu Hanifah

didasarkan pada tujuh sumber, yaitu:26

- Kitabullah,berisi keseluruhan syariah, sumber

bagi semua hukum Islam

- Sunah, sebagai penjelas kitabullah dan perinci

globalitas al-Quran

25

Abdurrahman Asy-Syarqawi diterjemah dan diperkaya oleh al-Hamid

al-Husaini, Riwayat Sembilan Imam Fiqih (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1999),

hal. 231. 26

Muhammad Abu Zahrah, Fiqh Islam; Mazhab dan Aliran, (Tangerang

Selatan: Gaya Media Pratama, 2014) hal, 125.

Page 104: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

89

- Ucapan sahabat, pembawa ilmu Rasul ke

generasi setelahnya,

- Qiyas (analogi), digunakan ketika tidak ada

nash al-Quran, sunah, atau ucapan sahabat.

Qiyas ialah menyamakan hukum suatu perkara

yang tidak ada nash-nya dengan perkara yang

ada nash-nya karena adanya persamaan illat

(sebab).

- Istihsan, yaitu keluar dair tuntutan qiyas zahir

(qiyas yang nampak) untuk pindah ke hukum

lain yang menyelisihi

- Ijma’, menjadi hujjah (dasar hukum),

kesepakatan para mujtahid tentang suatu kasus

hukum pada suatu masa tertentu27

- ‘Urf, kebiasaan kaum muslimin yang tidak ada

pada nash al-Quran, sunah, dan ucapan sahabat.

Hal ini bisa dipahami karena cara beristinbat

Abu Hanifah selalu memikirkan dan memerhatikan

apa yang ada di belakang nash yang tersurat yaitu

illat dan maksud-maksud hukum. Sedang untuk

masalah-masalah yang tidak ada nash-nya beliau

menggunakan qiyas, istihsan, dan ‘urf. Adapun fikih

Imam Hanifah yang paling dominan adalah:28

27

Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr Hingga Nasr

dan Qardhawi, (Jakarta: Hikmah, 2003), hal. 64 28

A. Dzajuli, Ilmu Fiqh; Penggalian,Perkembangan, dan Penerapan

Hukum Islam, hal. 128.

Page 105: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

90

- Sangat rasional, mementingkan maslahatdan

manfaat

- Lebih mudah dipahami daripada mazhab lain

- Lebih liberal sikapnya terhadap dzimis (warga

negara nonmuslim)

b. Imam Malik (93-179 H/711-795 M)

Imam Malik lahir di Madinah yang bernama

lengkap Malik bin Anas bin „Amar. Imam Malik

sangat konsisten memegang teguh hadis, sehingga

beliau dikelompokkan kepada ahlu al-hadis,

tetapitidak berarti ia hanya menetapkan hadis saja

dalam menetapkan hukum. Ia menggunakan

mahfum mukhalafah, dzari’ah, dan al-maslahah.

Secara berurutan sumber hukum yang dikembangan

dalam mazhab maliki adalah al-Quran, sunah,

perkataan sahabat, tradisi masyarakat madinah,

qiyas, dan almaslahah almursalah (kemaslahatan

yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil

tertentu).29

c. Imam Syafi’i

Bernama asli Muhammad bin Idris bin Abbas

bin Usman bin Syafi‟i bin as-Sa‟ib bin Ubaid bin

Abdu Yaziz bin Hasyim bin Murhalib bin Abdul

Manaf. Dari riwayat hidupnya bahwa beliau mampu

mendalami serta menggabungkan metode ijtihad

29

Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr Hingga Nasr

dan Qardhawi, hal. 122.

Page 106: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

91

Imam Malik dan metode Imam Abu Hanifah,

sehingga ia menemukan hasil ijtihad sendiri. Ia

sangat berhati-hati ketika mengeluarkan fatwa

karena dalam fatwanya itu terdapat keseimbangan

antara rasio dan rasa. Dengan demikian,konsep

ikhtiyat (prinsip kehati-hatian) mewarnai dalam

setiap pemikirannya.30

Mazhab Syafi‟i merupakan salah satu dari

empat mazhab lainnya, seperti mazhab Imam

Hanafi, Mazhab Imam Malik, dan Mazhab Imam

Hambali di golongan Ahlussunnah wal Jamaah.

Imam Syafi‟i mengurutkan lima sumber ijtihad atau

dalil-dalil hukum, masing-masing:31

- Al-Quran dan sunah. Al-Quran adalah sebagai

pedoman utamanya, sedangkan sunah sebagai

penjelas dan perinci ayat-ayat bagi al-Quran

yang bersifat umum. Hadis yang sejajar dengan

al-Quran adalah hadis shahih. Adapun sunah

yang memiliki derajat ahad tidak dapat

menyamai kekuatan al-Quran dari kualitasnya

sebagai nash yang mutawatir.

Dalam pandangan Imam Syafi‟i, sunah Nabi

mempunyai kedudukan yang begitu tinggi. Malah

30

Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr Hingga Nasr

dan Qardhawi, hal 129. 31

https://www.academia.edu/9252482/SEJARAH_SINGKAT_IMAM_A

SY-SYAFI_I_DAN_MADZHABNYA, diakses pada Jumat, 15 Februari 2019

pukul 09.41 WIB.

Page 107: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

92

beberapa kalangan menyebut Imam Syafi‟i sebagai

imam yang menyetarakan kedudukan sunah dengan

al-Quran dalam kaitannya sebagai sumber hukum

Islam. Karena itu di mata Imam Syafi‟i setiap

hukum yang ditetapkan Rasulullah pada hakikatnya

merupakan hasil pemahaman yang diperoleh dari al-

Quran.32

- Ijma’ ulama terhadap hukum-hukum yang tidak

terdapat penjelasannya di dalam al-Quran atau

hadis. Ijma’adalah kumpulan para ahli fikih

yang menguasai ilmu khusus fikih dan beberapa

ilmu umum. Menurut Jumhur ulama ijma’ itu

kesepakatan para mujtahid dari kalangan umat

Nabi Muhammad setelah wafat Nabi dan pada

masa tertentu terhadap sebuah hukum syariat

- Pendapat para sahabat Nabi dengan syarat tidak

ada yang menentang pendapat tersebut dan juga

tidak melanggarucapan sahabat lain

- Pendapat para sahabat yang paling mendekati

ketetapan al-Quran, hadis, atau qiyas ketika

terjadi perbedaan pendapat di antara mereka

- Qiyas terhadapsebuah perkara yang

berketetapan hukum dalam al-Quran, hadis,atau

ijma’. Qiyas adalah menganalogikan sesuatu

yang tidak terdapat dalam nash untuk

32

Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr Hingga Nasr

dan Qardhawi, hal. 139

Page 108: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

93

menghasilkan hukum syariat dengan sesuatu

yang hukumnya sudah terdapat dalam nash

disebabkan adanya persamaan antara kedua hal

tersebut dari segi illat (sebab) hukum.

Imam Syafi‟i menolak penggunaan istihsan,

maslahah mursalah, sad adz-dzara’i, dan syariat

kaum terdahulu untuk dijadikan rujukan dalam

pengambilan keputusan hukum syariat Islam.Dalam

mengambil keputusan dan ketetapan suatu hukum,

Imam Syafi‟i juga mengakui dan memakai istidlal

(penalaran) sebagai dasar hukum Islam. Dalam

kaitannya dengan sunah, Imam Syafi‟i juga

memakai hadis ahad (perawi saru orang) dan hadis

mutawatir (perawi banyak orang). Menurutnya bila

dalam sunah pun tidak didapati nash-nya dia

mengambil ijmak sahabat. Namun jika tetaptidak

ditemukan juga, Imam Syafi‟i memakai qiyas

sebagai jalan ketetapan hukum. Demikian pula jika

tidak ada dalil dalam qiyas dan ijma’, maka istidlal

sebagai jalan terakhir memutuskan suatu hukum.

Zain bin Ibrahim bin Zain bin Smith

menjelaskan bahwa keutamaan mazhab Syafi‟i

adalah:33

33

https://www.academia.edu/9252482/SEJARAH_SINGKAT_IMAM_A

SY-SYAFI_I_DAN_MADZHABNYA, diakses pada Jumat, 15 Februari 2019

pukul 09.41 WIB.

Page 109: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

94

- Pendiri mazhab memerhatikan dalil atau

argumen mazhabnya berdasarkan al-Quran,

hadis, dan pendapat sahabat dengan berguru

kepada Imam Malik

- Pendiri mazhab memerhatikan jenis-jenis qiyas

dan asas-asas pengambilan dalil seperti yang

dikuasai oleh Abu Hanifah

- Mazhab penengah antara golongan tekstual

(Imam Malik) dan golongan rasio (Imam

Hanafi)

- Banyaknya mujtahid dari para ulama yang

berkhidmah kepada mazhab ini dengan

menyebarkannya ke setiap penjuru dunia

- Banyaknya literatur yang telah disusun oleh

ulama dalam penelitian mazhab dan penggalian

dalilnya, serta melakukan penyederhanaan agar

mudah dipahami oleh murid-muridnya pada tiap

masa

- Banyaknya penganut mazhab Syafi‟i di setiap

negara

- Pembaharuan Islam pada setiap masa

merupakan penganut mazhab Syafi‟i

Dalam hal taklid,ia selalu memberikan

perhatian kepadamuridnya agar tidak mudah

menerima pendapat-pendapat dan hasil ijtihadnya.

Dia tidak senang murid-muridnya bertaklid buta

kepada pendapatnya. Ia juga selalu menyuruh

Page 110: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

95

murid-muridnya untuk bersikap kritis dan berhati-

hati dalam menerima suatu pendapat. Dalam kaitan

ini pula, ia dikenal dengan ungkapan “Inilah

ijtihadku, apabila kalian menemukan ijtihad lain

yang lebih baik dariku, maka ikutilah ijtihad

tersebut.34

d. Imam Ahmad Ibn Hambali (164-241 H)

Imam Hambali dilahirkan pada bulan Rabi‟ul

Awal tahun 164 H di Baghdad. Walaupun dia murid

dari Imam Malik dan Imam Syafi‟i, ia tetap

memiliki jalan pemikiran sendiri dalam berijtihad.

Seperti, sesudah al-Quran dan sunah, ia

menggunakan perkataan sahabat. Selain itu, ia juga

merupakan ulama yang tidak percaya adanya ijma’.

Ijma’ yang dimaksud adalah ijma’ sesudah sahabat,

adapun masa sahabat tetap diakui keberadaannya.35

Menurut Ibnu Qayyim salah seorang pengikut

mazhab Hambali, ada lima landasan pokok yang

dijadikan dasar penetapan hukum dan fatwa mazhab

Hambali:36

- Nash (al-Quran dan sunah)

- Fatwa sahabat yang diketahui tidak ada yang

menentangnya. Jika para sahabat berbeda

34

Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr Hingga Nasr

dan Qardhawi, hal. 139.

35

Hery Sucipto, Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr Hingga Nasr

dan Qardhawi, hal. 132. 36

Ensiklopedi hal 102

Page 111: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

96

pendapat, maka ia akan memilih pendapat yang

dinilainya lebih sesuai dengan al-Quran dan

hadis. Tapi, ternyata pendapat yang ada tidak

jelas penyesuaiannya dengan nash, ia tidak akan

menetapkan salah satunya tetapi ambil sikap

diam atau meriwayatkan keduanya

- Mengambil hadis mursal (hadis yang dalam

sanadnya tidak disebutkan nama perawinya)

dan hadis daif (hadis lemah) dalam hal ini hadis

daif didahulukan daripada qiyas

- Qiyas atau analogi, digunakan bila tidak

ditemukan dasar hukum dari keempat sumber

tersebut.

Menurut Pradana Boy ZTF, dalam buku Fikih

Jalan Tengah, salah satu adagium yang paling

terkenal dalam hukum Islam adalah al-Islamu

shalihun li kulli zaman wa makan (Islam senantiasa

sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat).

Ini adalah salah satu bukti yang sering ditampilkan

untuk menjelaskan tentang fleksibilitas hukum

Islam. Fleksibilitas itu bisa dimaknai dalam dua

konteks: pertama, bahwa hukum Islam senantiasa

relevan pada setiap zaman dan setiap tempat, kedua,

bahwa dalam satu perbuatan, Islam bisa menentukan

tiga atau empat hukum sekaligus. Tidak ada

perselisihan di antara umat Islam dalam menerima

fleksibilitas hukum Islam ini; namun terdapat

Page 112: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

97

perbedaan dan tidakjarang perbedaan itu sangat

tajam, berkaitan dengan bagaimana fleksibilitas itu

harus diwujudkan. Pertentangan itu misalnya

mengenai teks dan konteks.

Fleksibilitas hukum Islam berkaitan erat

dengan tujuan diturunkannya hukum itu. Said

Ramadhan al-Buti seorang yang mendalami ilmu

Islam menyebutkan tujuan disyariahkannya hukum

Islam untuk kepentingan masyarakat umum. Prinsip

inilah yang sering diistilahkan dengan maqashid al-

syariah. Konsep itu juga dikembangkan oleh al-

Ghazali, Fakhruddin al-Razi, dan al-Qarafi. Para

ahli fikih menegaskan salah satu tujuan yang hendak

dicapai melalui maqashid al-syariah adalah

maslahah. Dalam pandangan sebagian orang,

konsep maslahah ini bisa difungsikan sebagai

sarana perubahan hukum. Hal itu memberikan

seperangkat kerangka teoritik yang bisa dirujuk

ketika berhadapan dengan persoalan yang inheren

dalam sistem hukum berdasarkan teks yang pasti,

bagaimana membawa landasan materi hukum yang

terbatas dalam situasi sosial yang senantiasa

berubah-ubah.

Tegasnya, sangat tidak mungkin akan muncul

hukum-hukum baru ketika maksud di balik

diundangkannya hukum tidak tercapai. Kelenturan

hukum Islam juga bisa dibuktikan dengan melihat

Page 113: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

98

beragam hukum Islam yang berkembang di berbagai

negara, seperti Indonesia dan Malaysia yang

memiliki ketentuan hukum yang berbeda. Di

samping perubahan tempat dan situasi,dalam

kacamata masyarakat modern harus pula

dipertimbangkan bahwa perubahan hukum juga

berkaitan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan.37

Di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan

Muhammadiyah telah mengimplementasikan Islam

yang moderat. Kedua golongan itu mencerminkan

ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yang mengakui

toleransi serta kedamaian dalam berdakwah. Watak

moderat yang dianut Ahlussunnah wal Jamaah,

yaitu i’tidal (adil), tawazun (seimbang), dan

tasamuh (toleran). Beberapa sikap tersebut dapat

menolak segala bentuk tindakan dan pemikiran

ekstrim yang dapat melahirkan penyimpangan dan

penyelewengan dari ajaran Islam.

Dalam pemikiran keagamaan, juga

dikembangkan keseimbangan (jalan tengah) antara

penggunaan wahyu (naqliyah) dan rasio (aqliyah),

sehingga dimungkinkan dapat terjadi akomodatif

terhadap perubahan-perubahandi masyarakat

sepanjang tidak melawan doktrin-doktrin yang

37

Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan Tengah, (Jakarta Timur: Grafindo,

2008), hal. 8-13.

Page 114: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

99

dogmatis. Ahlussunnah wal Jamaah memiliki sikap-

sikap yang toleran terhadap tradisi dibandingkan

dengan paham kelompok-kelompok Islam lainnya.

Bagi Ahlussunnah wal Jamaah, mempertahankan

tradisi memiliki makna penting dalam kehidupan

keagamaan. Suatu tradisi tidak langsung dihapus

seluruhnya, juga tidak diterima semuanya, tapi

berusaha secara bertahap di-Islamisasi.

Sikap moderasi NU, dapat dilihat dengan

menganut Imam Abu Hasan al-Asyari dan Imam

Abu Mansyur al-Maturidi yang selalu menjadi

penengah atas berbagai faham yang ekstrim dan

liberal. NU menjalankan dakwah yang lembut, ikut

terlibat dalam aktivitas sosial serta merasuk ke

berbagai struktur sosial.

Di kalangan NU ada beberapa tokoh yang

dikenal memiliki pemikiran moderat, yaitu, KH.

Sahal Mahfudz, KH. Hasyim Muzadi, Nurcholis

Madjid, dan sebagainya. Sementara di kalangan

Muhammadiyah ada Buya Hamka, Buya Syafi‟i

Maarif, Amin Rais, dan lain-lain.38

4. Politik

Sebuah fenomena yang belakangan ini mewarnai

gerakan Islam di Indonesia adalah tumbuh suburnya

gerakan Islam yang bersumber bukan dari pergulatan

38

Tim UIN Maliki, Islam Moderat; Konsepsi, Interpretasi, dan Aksi, hal.

82.

Page 115: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

100

negara itu sendiri. Gerakan Islam dari luar itu lazim

dikenal sebagai Islam transnasional. Disebut demikian

karena gerakan-gerakan seperti itu berkembang tidak

hanya di satu negara, tapi merambah ke negara lain

dengan sangat agresif. Tidaklah mengherankan saat ini

di Indonesiaterdapat sejumlah gerakan Islamyang

merupakan transmisi dari gerakan Islam di berbagai

negara. Kehadiran gerakan itu di Indonesia memberikan

tantangan dan peluang bagi gerakan yang telah terdahulu

ada. Efek transnasionalisme gerakan Islam pada

Indonesia juga bisa dirasakan melaluiaksi kekerasan atas

nama agama yang sementara ini sering dikaitkan dengan

kelompok teroris Muslim.39

Di Indonesia, muncul gerakan yang mengarahkan

menjadi negara Islam, seperti Hizbuttahrir Indonesia

(HTI), Front Pembela Islam (FPI), Ikhwanul Muslimin

Indonesia, Jamaah Islamiyah (JI), dan Majelis

Mujahiddin Indonesia (MMI) pimpinan Abu Bakar

Baasyir. Oleh sebagian kalangan, khususnya Barat,

gerakan itu dianggap sebagai Islam dengan gerakan

radikal. Semua ormas tersebut nyaris sepaham dalam hal

ideologi, yakni menegakkan Syariat Islamiyah atau

negara Islam.

Bentuk-bentuk gerakan di atas nantinya akan

menjadi gerakan massif lintas elemen masyarakat dalam

39

Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan Tengah, (Jakarta Timur: Grafindo,

2008), hal. 170.

Page 116: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

101

melawan ketidakadilan. Karena itu, gerakan tersebut

bersifat kritikal, konfrotatif, antikemapaman yang

kemudian dianggap radikal. Radikalisme biasanya

berpihak pada kelompok lemah yang berkembang luas di

deretan negara-negara berpenduduk Muslim, bahkan

cenderung mendapatkan panggung politik.40

Seperti salah satu kelompok radikal Ikhwanul

Muslimin (IM). Gerakan ini didirikan pada Maret 1928

di Ismailia, Mesir, oleh Hasan al-Banna dan enam

pekerja buruh. Gerakan tersebut menyerukan kembali

kepada al-Quran dan hadis sebagai dasar membangun

masyarakat modern yang sehat. Untuk mewujudkan cita-

cita tersebut, IM bergerak di bidang pendidikan dan

kesehatan. Organisasi ini banyak terlihat dalam

perberdayaan masyarakat. Mereka membantu

masyarakat miskin dan terpinggirkan. IM juga

memberantas buta huruf, membangun sekolah, rumah

sakit, dan meluncurkan program usaha dagang. Berkat

bantuan mereka, gerakan ini cepat menyebar ke seluruh

penjuru Mesir, bahkan keluar negeri, seperti Sudan,

Suriah, Palestina, dll. Hassan al-Banna bercita-cita

mendirikan kekhalifahan, yaitu membangun imperium

Islam yang membentang dari Spanyol hingga ke

Indonesia.

Lima slogan organisasi IM adalah “Allah adalah

tujuan kami, al-Quran adalah konstitusi kami, Rasulullah

40

Tarmizi Taher, Berislam Secara Moderat, hal. 177.

Page 117: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

102

adalah pimpinan kami, jihad adalah jalan kami, dan

syahid adalah cita-cita kami”. Karena itu, semua gerakan

dan sikap mereka dianggap sebagai bagian dari

pengejawantahan dan sebagai ruh dari kelima prinsip

tersebut. IM dituduh sebagai organisasi teroris dan

jihadis, sebab telibat dalam serangkaian kekerasan

politik. Tetapi, slogan jihad dan syahid berbeda pada

setiap waktu dalam perjalanan organisasi tersebut.

Pada awalnya, IM juga menjadi gerakan

perlawanan terhadap penjajahan Inggris pada 1930-an.

Prinsip jihad dan syahid pada IM saat itu terkait dengan

membela tanah air dan melawan penjajahan. Beberapa

tindak kekerasan yang dilakukan IM dalam pergolakan

melawan Inggris masih banyak didukung banyak pihak.

IM juga mendukung revolusi 1952 yang menggulingkan

raja terakhir Mesir, Raja Faruk yang dianggap sebagai

raja zalim dan boneka Inggris. Tapi, saat IM

bersebrangan dengan pemerintahan Mesir, mereka

terlibat dalam serangkaian kekerasan politik. IM

dianggap pelaku pembunuhan Perdana Menteri Mahmud

al-Nukrasyi Pasya pada 1948 dan rencana pembunuhan

Presiden Gamal Abdul Nasir. Akibat peristiwa itu, IM

dinyatakan sebagai organisasi terlarang.

Pada 1960-an, salah satu tokoh IM, Sayyid Qutb,

menjadikan IM lebih militan dan radikal pada cita-cita

dan tujuannya. Pada masa itu, IM menggelorakan anti-

Barat, karena dianggap sebagai sumber kebobrokan

Page 118: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

103

moral, menjajah dan berlaku licik terhadap negeri-negeri

Muslim dengan meraup kekayaan sumber daya alam

yang dimiliki. Dalam perjalanannya, tokoh-tokoh dan

anggota IM banyak yang dihukum mati oleh pemerintah

Mesir. Kendati demikian, hal itu tidak menyurutkan

perjuangan mereka, karena mereka menganggap sebagai

syahid melawan pemerintah yang zalim.41

Sistem kekhilafahan yang diinginkan oleh para

kelompok radikal mempunyai prinsip-prinsip yang harus

dilaksanakan,yaitu:42

i. Sistem kekhilafahan Islamiyah atau Negara Islam

merupakan sebuah sistem politik di atas negara. Para

penganut khilafah memperjuangkan sistem itu yang

akan menyatukan umat Islam di berbagai negara-

negara yang berpendudukan mayoritas Islam.

ii. Kekhilafahan akan menerapkan Syariah Islam yang

membawa dakwah Islam ke seluruh dunia.

Kekhilafahan akan didampingi oleh seorang khalifah

yang diangkat dan dibaiat oleh umat Islam. Prinsip ini

ditegaskan oleh Taqiyyudin an-Nabhani, dalam buku

Daulah Islam, yaitu,

“Karena itu, wajib atas kaum Muslim menegakkan

Daulah Islam, sebab Islam tidak akan terwujud

41

Ayang Utriza Yakin, Islam Moderat dan Isu-isu Kontemporer;

Demokrasi, Pluralisme, Kebebasan Beragama, Non-muslim, Poligami, dan

Jihad, (Jakarta: Kencana, 2016), hal. 228. 42

Sri Yunanto, Negara Khilafah Versus Negara Kesatuan Republik

Indonesia; Studi Tentang Ideologi dan Gerakan Politik HTI dalam Perspektif

Empat Konsensus Bangsa Indonesia, hal. 75.

Page 119: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

104

dengan bentuk yang berpengaruh kecuali dengan

adanya negara. Demikian juga, negeri-negeri mereka

tidak dapat dianggap sebagai Negara Islam kecuali

jika Daulah Islam yang menjalankan roda

pemerintahannya. Mengangkat seorang khalifah

adalah kewajiban seluruh kaum Muslim dan tidak

bagi mereka hidup selama tiga hari tanpa adanya

baiat. Jika kaum Muslim tidak memiliki khalifah

selama tiga hari, maka seluruhnya berdosa hingga

mereka berhasil mengangkat seorang khalifah. Dosa

tersebut tidak akan gugur, hingga mereka

mencurahkan segenap daya dan upaya untuk

mengangkat seorang khalifah dan memfokuskan

aktivitasnya sampai berhasil mengangkatnya.”

iii. Undang-undang Dasar dalam Sistem Daulah Khilafah

Islamiyah adalah akidah Islamiyah. Hal ini

disebutkan dalam buku Daulah Islam, yaitu,

“Akidah Islam adalah dasar negara. Segala sesuatu

yang menyangkut institusi negara, termasuk meminta

pertanggungjawaban atas tindakan negara, harus

dibangun berdasarkan akidah Islam. Akidah Islam

menjadi asas undang-undang dasar dan perundang-

undangan Syar’i. Segala sesuatu yang berkaitan

dengan undang-undang dasar dan perundang-

undangan, harus terpancar dari akidah Islam.”

iv. Negara yang tidak mendirikan sistem khilafah sebagai

negara kafir (Darul Kufr) atau negara yang harus

diperangi (Darul Harb).

v. Seorang Khalifah yang dipilih akan melegalisasikan

hukum-hukum yang berlaku di dalam kekhalifahan

itu. Sistem pemerintahan ditegakkan atas empat

fondasi:

Page 120: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

105

Kedaulatan adalah milik syara’, bukan milik

rakyat,

Kekuasaan berada di tangan umat,

Pengangkatan seorang khalifah adalah fardu atas

seluruh kaum Muslim

Khalifah mempunyai hak untuk melegalisasi

hukum-hukum syara‟ dan menyusun undang-

undang dasar dan perundang-undangan.

vi. Syarat-syarat seorang yang diangkat sebagai khalifah:

laki-laki, Muslim, merdeka, balig, berakal, dan

kompeten. Prinsip tersebut bertentangan dengan

HAM dan UUD NKRI 1945 karena mengandung

diskriminatif.

vii. Penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa satu-

satunya dalam sistem Khilafah.

viii. Menerapkan Islam secara total, revolusioner dan

menyeluruh, serta siap mengemban dakwah Islam.

Menurut Pradana Boy, dalam bukunya Fikih Jalan

Tengah, simplifikasi Khilafah sebagai sistem

pemerintahan yang terbaik menjadi sangat ahistoris.

Dengan melihat struktur dan sejarah pada zaman itu

khilafah sama sekali bukan sistem Islam. Tapi ia adalah

produk zaman yang sistem kenegaraan didasarkan tribe

atau golongan sangat mendominasi. Lahirnya sistem

khilafah adalah evolusi dari sistem dan mekanisme yang

berkembang dalam tradisi masyarakat Arab pra-Islam.

Karena itu, ia mengandung unsur-unsur partikularistik

Page 121: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

106

yang tidak bisa diadopsi begitu saja dalam konteks

masyarakat yang memiliki sistem sosial yang berbeda.

Jika khilafah diklaim sebagai sistem pemerintahan

Islam yang universal, maka akan mudah bagi umat

Muslim untuk memraktikan di seantero Arab yang

memiliki hubunngan genealogis erat dengan sejarah

kelahiran khilafah. Tapi yang terjadi adalah, hampir

tidak ada negara-negara Timur Tengah yang mengadopsi

sistem khilafah sebagai sistem negara modern. Tidak

sedikit yang beralih ke sistem republik atau republik

demokrasi. Ini menunjukkan sistem bernegara adalah

sesuatu yang bersifat evolutif dan merupakan human

construction yang tidak terlalu jauh melibatkan Tuhan.

Tambahnya, demokrasi tidak sepenuhnya baik,

tapi sampai saat ini demokrasi selalu dilirik sebagai

sistem pemerintahan terbaik. Sementara kelompok yang

menolak demokrasi itu berdasarkan atas keyakinan

bahwa hukum Tuhan adalah hukum terbaik. Gagasan ini

sangat utopis dan terlampau abstrak. Bagaimana hukum

Tuhan yang abstrak itu akan diberlakukan untuk

menangani persoalan-persoalan kemanusiaan, kalau

tidak ada campur tangan dengan manusia. Sementara

pada awal pewahyuan, hukum tersebut masih

memerlukan penjelasan teoritik dan praktis dari Nabi,

lebih-lebih di masa saat ini yang jauh dari Nabi.

Penafsiran hukum-hukum Tuhan tidak bisa dielakkan.

Dalam konteks itu, demokrasi juga dapat disebut sebagai

Page 122: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

107

kreasi manusia untuk mengaktualisasikan hukum Tuhan

dalam konteks profanitas kehidupan manusia.

Nilai-nilai demokrasi membuktikan bahwa selalu

kompatibel dengan Islam. Karena itu, yang diperlukan

bukan semata-mata mengadopsi demokrasi ala Barat itu,

melainkan melakukan “ekstraksi” sehingga nilai-nilai

demokrasi yang sudah universal pada dasarnya itu bisa

bertemu dengan gagasan Islam yang rahmatan lil

alamin.43

B. Profil Harian Republika

1. Sejarah Harian Republika

Sejarah awal Harian Umum Republika dibentuk

oleh Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)

pada 28 November 1992 Jakarta dibawah Yayasan Abdi

Bangsa. Surat kabar Republika digagas sebagai bentuk

usaha untuk mendorong bangsa Indonesia agar menjadi

lebih kritis dan berkualitas. Asal nama Republika sendiri

tidak lepas dari sumbangsih ide Presiden Soeharto yang

disampaikan saat beberapa pengurus ICMI pusat

menghadap untuk menyampaikan rencana peluncuran

harian umum tersebut. Sebelumnya, koran ini akan

dinamakan Republik.

Republika lahir ditengah-tengah Indonesia yang

masih belum stabil. Ketidakstabilan bangsa saat itu

hampir melanda semua aspek kehidupan baik dibidang

43

Pradana Boy ZTF, Fikih Jalan Tengah, hal. 212.

Page 123: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

108

politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sosial

serta budaya. Kemunculan Republika juga sebagai upaya

mewujudkan tujuan, cita-cita, dan program ICMI yang

dibentuk 5 Desember 1990 untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa melalui peningkatan 5K, yaitu:

kualitas iman, kualitas hidup, kualitas kerja, kualitas

karya, dan kualitas pikir. Sehingga pada tanggal 17

Agustus 1992 ICMI membentuk Yayasan Abdi Bangsa.

Sebanyak 48 tokoh yang terdiri atas beberapa

menteri, pejabat tinggi negara, cendikiawan, tokoh

masyarakat, serta pengusaha mendirikan Yayasan Abdi

Bangsa. Mereka, antara lain: Ir. Drs. Ginanjar

Kartasasmita, Haji Harmoko, Ibnu Sutowo, Muhammad

Hasan, Ibu Tien Soeharto, Probosutedjo, Ir. Aburizal

Bakrie, dan lain-lain. Sedangkan Haji Muhammad

Soeharto, Presiden RI, berperan sebagai pelindung

yayasan. Sementara Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie yang

juga menjabat Ketua Umum ICMI dipercaya sebagai

Ketua Badan Pembina Yayasan Abdi Bangsa. Yayasan

ini kemudian menyusun tiga program utama,

diantaranya; pertama, pengembangan Islamic Center.

Kedua, pengembangan CIDES (Center for Information

and Development Studies). Ketiga, penerbitan Harian

Umum Republika.

2. Visi dan Misi Republika

Motto Republika “Mencerdaskan Kehidupan

Bangsa” menunjukkan semangat mempersiapkan

Page 124: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

109

masyarakat memasuki era baru. Era dimana keterbukaan

dan perubahan telah dimulai dan tak ada langkah

kembali. Meski demikian, mengupayakan perubahan

yang juga berarti pembaharuan tidak mesti harus

mengganggu stabilitas yang telah susah payah dibangun.

Keberpihakan Republika terarah kepada sebesar-besar

penduduk negeri ini, yang mempersiapkan diri bagi

sebuah dunia yang lebih baik dan adil. Media massa,

dengan Republika sebagai salah satu darinya hanya jadi

penopang agar langkah itu bermanfaat bagi

kesejahteraan bersama.

Visi

1. Menegakkan amar ma‟ruf nahi munkar

2. Membela, melindungi, dan melayani kepentingan

umat

3. Mengkritisi tanpa menyakiti

4. Mencerdaskan, mendidik, dan mencerahkan

5. Berwawasan kebangsaan

Misi

a. Politik

Dalam bidang politik, Republika

mengembangkan demokrasi, optimalisasi peran

lembaga-lembaga negara, mendorong partisipasi

politik semua lapisan masyarakat, mengutamakan

kejujuran dan moralitas dalam politik, penghargaan

terhadap hak-hak sipil, dan mendorong terbentuknya

pemerintahan yang bersih.

Page 125: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

110

b. Ekonomi

Mendukung keterbukaan dan demokrasi

ekonomi menjadi kepedulian Republika,

mempromosikan profesionalisme, berpihak pada

kepentingan ekonomi domestik dari pengaruh

globalisasi, pemerataan sumber-sumber daya

ekonomi, mempromosikan etika dan moral dalam

berbisnis, mengembangkan ekonomi syariah, dan

berpihak pada usaha menengah, kecil, mikro, dan

koperasi (UMKMK).

c. Budaya

Republika mendukung sikap kritis-apresiatif

terhadap bentuk-bentuk ekspresi kreatif budaya

yang berkembang di masyarakat, mengembangkan

bentuk-bentuk kesenian dan hiburan yang sehat,

mencerdaskan, menghaluskan perasaan, dan

mempertajam kepekaan nurani, menolak bentuk-

bentuk kebudayaan/kesenian yang merusak moral,

akidah, dan mereduksi nilai-nilai kemanusiaan, dan

menolak pornografi dan pornoaksi

d. Agama

Dalam bidang ini Republika ingin menyiarkan

Islam, mempromosikan semangat toleransi,

mewujudkan “Islam rahmatan lil alamin” dalam

segala bidang kehidupan, dan membela, melindungi,

dan melayani kepentingan umat.

Page 126: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

111

e. Hukum

Dalam bidang hukum, Republika mendorong

terwujudnya masyarakat sadar hukum, menjunjung

tinggi supremasi hukum, mengembangkan

mekanisme check and balances pemerintah-

masyarakat, menjunjung tinggi HAM, dan

mendorong pemberantasan KKN secara tuntas.

Page 127: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

112

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab IV ini, peneliti akan menggambarkan sumber

data dan temuan penelitian. Sumber data dan temuan tersebut

merupakan pemberitaan Harian Republika edisi 2 – 4 Mei 2018

dengan tema Islam wasathiyah. Selain itu, sumber data lainnya

adalah hasil wawancara peneliti dengan pihak-pihak terkait

liputan tersebut.

Dari pihak Harian Republika, peneliti mewawancarai

Hery Ruslan sebagai Wakil Pimpinan Redaksi. Dari pihak kedua,

peneliti melakukan wawancara dengan Mahbub Ma’afi sebagai

salah satu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ia menjabat sebagai

wakil sekretaris lemabaga Bahtsul Masail. Lembaga tersebut

fokus membahas permasalahan-permasalahan keagamaan,

termasuk membahas pemikiran Islam wasathiyah versi NU. Dan

pihak ketiga, peneliti mewawancarai salah satu pengurus

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Ziyad, ketua

Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah. Mengapa PBNU

dan PP Muhammadiyah dipilih untuk dijadikan sumber data

sekunder? Itu dikarenakan kedua ormas tersebut merupakan

organisasi terbesar di Indonesia dan berpengaruh dalam proses

penyebarluasan konsep Islam wasathiyah. Selain itu, Imam Besar

al-Azhar mengunjungi kantor PBNU sebagai bentuk

Page 128: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

113

kepercayaannya terhadap NU yang dapat menjadi duta persatuan

dan dapat menyebarluaskan Islam moderat secara menyeluruh.

A. Edisi 2 Mei 2018

Halaman pertama:

Gambar 4.1

Edisi 2 Mei 2018

Page 129: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

114

Gambar 4.2

Edisi 2 Mei 2018

Page 130: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

115

Teks pemberitaan halaman pertama:

Harian Republika, Bogor – Presiden Republik

Indonesia Joko Widodo secara resmi membuka High Level

Consultation of World Muslim Scholars On Wasathiyah

Islam (HLC-WMS) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa

Barat, kemarin.

Saat memberikan sambutan, Presiden mengatakan,

dunia Islam menghadapi berbagai tantangan yang semakin

berat. Dia mengakui, banyak kemajuan yang dicapai negara-

negara Muslim dalam bidang ekonomi, politik, dan ilmu

pengetahuan serta teknologi.

Namun, perkembangan itu juga menimbulkan dampak

negatif. Presiden menyontohkan penggunaan media sosial

(medsos) seiring dengan perkembangan teknologi. Menurut

dia, meskipun dapat meningkatkan interaksi

antarmasyarakat, medsos juga dapat menjadi wadah

penyebarluasan ujaran kebencian ataupun radikalisme.

“Ini berarti tantangan yang lebih berat untuk

menyebarkan Islam wasathiyah. Oleh karena itu, saya

menyambut gembira diselenggarakannya High Level

Consultation of World Muslim Scholars On Wasathiyah

(HLC-WMS),” ujar Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan

Indonesia merupakan negara demokrasi dengan penduduk

yang beragam dan mayoritas beragama Islam. Meskipun

hidup dalam keberagaman, Indonesia mampu menjaga

Page 131: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

116

persaudaraan, toleransi, dan juga perdamaian serta

persatuan.

Pancasila yang menjadi dasar negara serta Bhinneka

Tunggal Ika yang menjadi semboyan negara membuat

Indonesia menjadi negara yang kuat. Menurut Presiden,

Indonesia akan terus memupuk ajaran perdamaian dan

persatuan serta mengutamakan musyawarah.

Menurut Presiden, umat Islam harus mampu menjadi

teladan dalam mengembangkan perdamaian dan persatuan.

Umat Islam juga harus menjadi pemimpin dalam

perdamaian dunia sekaligus menjadi motor penggerak

kemajuan dunia.

“Saya optimis poros Islam wasathiyah dunia akan

menjadi arus utama, akan memberikan harapan bagi

lahirnya dunia yang damai, yang aman, yang sejahtera, yang

berkeadilan, dan menjadi gerakan Islam untuk mewujudkan

keadilan sosial,” kata Presiden.

Imam Besar al-AzharAhmad Muhammad ath-Thoyyib

yang menjadi pembicara kunci menyampaikan Islam

wasathiyah merupakan topik yang sangat penting dan telah

banyak dibahas, “Topik yang kama selalu diperbaharui

merupakan konsep dari wasathiyah atau konsep yang

merupakan dasar Islam,” ujarnya.

Menurut ath-Thoyyib, Allah SWT telah mengatakan

umat Islam adalah umat yang adil. Dengan demikian, dalam

kehidupan pun umat Islam harus adil terhadap sesama.

Page 132: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

117

“Sudah banyak literatur mengenai wasath dengan

keadilan,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa dengan Islam wasathiyah,

umat Islam tidak boleh terlalu ekstrem dalam melakukan

sesuatu, tapi harus berada di jalan tengah. Walaupun, kata

ath-Thoyyib, saat ini ada interpretasi baru dari beberapa

kelompok Islam mengenai wasathiyah. “Perbedaan

mengenai konspe dasar telah menyebabkan lemahnya umat

Islam juga perpecahan konflik berdarah antarsesama

Muslim.”

Acara HLC-WMS digagas oleh Kantor Utusan Khusus

Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan

Peradaban (UKP-DKAAP). Dalam upacara pembukaan,

hadir 100 orang peserta yang terdiri atas ulama dan

cendekiawan dalam negeri dan luar negeri. Acara akan

berlangsung hingga Kamis (3/5).

Tampak beberapa ulama dan cendekiawan delegasi

Indonesia, seperti Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang

Luar Negeri KH Muhammad Junaidi, Sekretaris Jenderal

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini, dan

Ketua Ikatan Dai Indonesia KH Ahmad Satori Ismail. Hadir

pula ulama Afrika Selatan Syekh Irfaan Abrahamas.

UKP-DKAAP Din Syamsuddin saat sambutan dalam

acara pembukaan HLC-WMS mengatakan, para ulama dan

cendekiawan akan merevitalisasi pandangan dunia Islam

tentang agama Islam wasathiyah. Menurut Din, pertemuan

semacam ini bukan pertama kali digelar untuk membahas

Page 133: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

118

Islam wasathiyah. Karena, banyak negara Muslim yang

sudah berinisiatif memromosikan Islam wasathiyah.

Namun, konsep itu semakin penting menghadapi

realitas masyarakat di negara-negara Muslim saat ini. “Kita

harus mengakui kenyataan di negara-negara Muslim bahwa

sebagian dari kita, sebagian dari kelompok Muslim,

memertahankan pemahaman lain Islam yang memang

menyimpang dari ide sentral dari Islam wasathiyah,” kata

Din.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu

menuturkan, HLC-WMS juga menemukan relevansi karena

umat Islam sedang menghadapi realitas peradaban dunia

yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidakteraturan.

Semua itu ditandai bentuk kekerasan berdasar agama.

Karena itu, menurut Din, Indonesia sebagai tuan

rumah membutuhkan ide dan saran dari ulama serta

cendekiawan dari berbagai negara Muslim tentang Islam

wasathiyah. Dengan begitu, Indonesia bisa berkontribusi

untuk peradaban dunia.

Pemberitaan tersebut berisi sambutan-sambutan

dari berbagai petinggi. Pertama, sambutan dari Presiden

Jokowi yang meyakini paradigma Islam wasathiyah

menjadi arus utama dunia. Kedua, dari Imam Besar al-

Azhar sebagai pembicara kunci pada pembukaan acara

KTT itu. Ia mengatakan dengan adanya konsep Islam

wasathiyah, umat Islam tidak boleh terlalu ekstrem dalam

Page 134: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

119

menjalankan sesuatu, tapi harus berada di jalan tengah.

Ketiga, Din Syamsuddin memberikan sambutan tentang

para ulama dan cendekiawan akan merevitalisasi

pandangan dunia Islam mengenai agama Islam

wasathiyah.

Halaman keenam:

Gambar 4.3

Edisi 2 Mei 2018

Page 135: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

120

Gambar 4.4

Edisi 2 Mei 2018

Page 136: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

121

Pada halaman keenam ini, Harian Republika

menurunkan opini dari Haedar Nashir sebagai Ketua

Umum PP Muhammadiyah. Dalam opininya, Haedar

membagi subbab tulisannya menjadi dua bagian, Islam

wasathiyah dan Islam berkemajuan. Dalam subbab

pertama, ia memaparkan bahwa Islam tengahan adalah

Islam yang dalam beragama tidak menampilkan sikap

ekstrem. Umat Islam tengahan sering dikenal dengan

“kuat dalam prinsip, luwes dalam cara”, lebih-lebih

bermuamalah pada urusan dunia antarmasyarakat luas.

Islam dan umat Islam yang tengahan itu beragam

bentuknya dan tidak memonopoli kelompok lain.

Tambahnya, kehadiran Islam Indonesia yang berkemajuan

dalam konteks kehidupan saat ini sungguh penting dan

relevan. Itu dikarenakan umat Islam Indonesia maupun di

dunia harus menjadi golongan yang unggul dan berwatak

moderat terhadap agama lain.

Subbab kedua mengenai Islam berkemajuan.Ia

menjelaskan Islam wasathiyah pada era ini dan ke

depannya akan menghadapi berbagai macam paham dan

realitas kehidupan yang kompleks. Proses tersebut seperti

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, bahkan

sampai berpengaruh terhadap perubahan karakter umat

beragama, termasuk umat Islam. Dengan demikian, wajah

Islam Indonesia berkemajuan yang moderat menjadi

jawaban dari berbagai permasalahan tersebut. Wajah

Page 137: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

122

Islam Indonesia dan dunia hari ini maupun ke depannya

memerlukan kesinambungan antara karakter yang

moderat dengan pola pikir berkemajuan agar mampu

bersaing dengan umat dan bangsa lain. Tujuannya agar

unggul dalam dalam segala bidang kehidupan sehingga

kehadirannya sebagai pembawa misi rahmatan lil alamin

yang terwujud dalam kehidupan nyata.

Halaman kesembilan:

Gambar 4.5

Edisi 2 Mei 2018

Page 138: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

123

Pada halaman ini, Harian Republika meneruskan

tulisan indepht wasathiyah dari halaman pertama. Isinya

mengenai penjelasan Kiai Cholil sebagai Ketua Komisi

Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI. Yaitu

tujuan diadakannya KTT adalah untuk merevitaliasi

makna Islam wasathiyah. Ia mengharapkan Islam kembali

kepada makna awal yang asli sebagai agama yang

membawa perdamaian dan rahmat bagi seluruh alam.

Pemaknaan Islam wasathiyah harus dimaksudkan kepada

seluruh aspek, termasuk dalam konteks politik agar tidak

mengatasnamakan Islam.

Harian ini juga menyuguhkan sambutan Kiai Said

ketika pembukaan KTT di Istana Kepresidenan Bogor. Ia

mengatakan, dalam kegaitan ini yang akan dibahas

adalah agama Islam sebagai pembawa misi peradaban dan

budaya. Kegiatan ini juga akan menghasilkan kerja sama

antarulama dari berbagai negara.

Page 139: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

124

Halaman ke-12:

Gambar 4.6

Edisi 2 Mei 2018

Page 140: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

125

Pada halaman khazanah, Harian ini memberitakan

kedatangan Imam Besar al-Azhar untuk bersilturahmi

dengan ulama dan para alumni al-Azhar Indonesia di

Surakarta. Menag Lukman Hakim menilai kedatangan

Imam Besar itu merupakan awal pembahasan konsep

moderasi Islam. Konsep tersebut, menurut Lukman,

semakin diperlukan untuk lebih proaktif ikut serta menata

peradaban dunia di tengah tantangan global saat ini.

Tuan Guru Bajang (TGB) yang juga menjadi

Ketua Organisasi Alumni al-Azhar Cabang Indonesia

mengungkapkan, al-Azhar selalu mengajarkan konsep

moderasi Islam. Tambahnya, alumni al-Azhar memiliki

amanah dan tanggung jawab dalam mengatasi berbagai

macam permasalahan di Indoensia. Seperti adanya

polariasi, rasa tidak percaya antarbangsa, dan lainnya. Ia

meminta agar para alumni bisa menghadirkan semangat

rekonsiliasi, tidak terkena arus polarisasi, tapi berada di

titik temu dan jalur tengah.

Page 141: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

126

B. Edisi 3 Mei 2018

Halaman pertama:

Gambar 4.7

Edisi 3 Mei 2018

Page 142: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

127

HARIAN REPUBLIKA, JAKARTA – Imam Besar al-Azhar

Ahmad Muhammad ath-Thoyyib mengajak umat Islam

Indonesia menempuh jalan persatuan dan menghindari

fanatisme antarmazhab. Hal itu ia sampaikan kala

berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

(PBNU) di Jakarta pada Rabu (2/5).

“Oleh karena itu, walau mazhab kita berbeda-

beda, harus kembali ke jalan yang benar dan jalan

persatuan,” kata Imam Besar ath-Thoyyib di gedung

PBNU, Rabu malam. Ia menekankan, persatuan umat

kian diperlukan saat ini karena umat Islam juga

berhadapan dengan informasi di media sosial yang

berpotensi memecah belah dan mengadu domba.

Ath-Thoyyib mengimbau umat Islam agar tidak

mengklaim diri sebagai pihak paling benar sambil

menganggap salah kelompok-kelompok di luar

kelompoknya. Menurut dia, monopoli kebenaran bukan

tindakan yang tepat.

Ia menerangkan, Islam melarang penganutnya

memvonis kafir sesama ahli kiblat (sesama umat Islam).

“Tidak boleh mengatakan hanya saya paling benar,

sementara yang lain tidak,” kata ath-Thoyyib.

Menurut dia, kelompok sufi, salafi, Ahlussunah,

Syiah, dan yang lainnya disarankan berfokus pada titik

persamaan alih-alih mencari perbedaan.

Page 143: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

128

“Kita harus mengajarkan kepada anak-anak kita

agar harus seperti kita, harus betul-betul memahami

akidah Ahlussunah wal Jamaah,” ujarnya.

Di PBNU dia juga berpesan agar umat Islam

mencintai dunia Arab karena Nabi Muhammad SAW

berasal dari Arab. Ath-Thayyib kemudian berpesan

kepada NU agar mampu mempersatukan umat Islam dan

menjadi duta persatuan.

Dalam kunjungan Imam Besar tersebut, Ketua

Umum PBNU Prof KH Aqil Siroj menyampaikan, Islam

merupakan agama wasathiyah (moderat) dan i’tidal (adil

atau proporsional). Oleh karena itu, Islam tidak

mengenal ekstremisme, termasuk untuk tujuan-tujuan

yang mengatasnamakan agama.

“Bagi Islam, perbedaan pendapat, kebhinnekaan

budaya, keragaman ras dan suku merupakan sesuatu

yang niscaya,” kata Kiai Said dalam keterangannya

terkait kunjungan Imam Besar.

Ath-Thayyib berkunjung ke Indonesia untuk

mengikuti Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan

Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam wasathiyah di

Hotel Novotel, Bogor. ia optimis, KTT itu merupakan

langkah awal untuk perdamaian dunia secara umum.

Ulama dari Italia, Yahya Sergio Yahe Pallavicini,

juga mengapresiasi pertemuan itu. Ia mengatakan, ora

ulama dan cendekiawan dunia dalam forum tersebut

Page 144: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

129

dapat berdialog lebih dekat tanpa terkesan menggurui

satu sama lain.

“Saya sangat terkesan dengan acara ini karena

menempuh metodologi konsultasi, dialog lebih dekat lagi

untuk berbagi tentang Islam wasathiyah dan saya

berharap ini dilanjutkan dalam bentuk jaringan. Karena

itu, ini harus ada tindakan,” ujarnya saat konferensi pers

bersama Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja

Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din

Syamsuddin di Bogor, Rabu (2/5).

Menurut Presiden Komunitas Agama Islam di

Italia ini, pertemuan ulama dan cendekiawan tersebut

harus diselenggarakan lagi untuk menguatkan Islam

wasathiyah di dunia.

Hal senada juga disampaikan ulama dari Bosnia,

Musthofa Ceric. Musthofa mengungkapkan, pertemuan

yang membahas tentang Islam wasathiyah ini sangat

penting di tengah arus modernisme. Karena itu, Indonesia

sebagai penggagas harus tetap menunjukkan diri sebagai

bangsa yang damai dan rukun.

“Umat Islam harus menampilkan keteladanan dan

membuktikan sebagai bangsa yang damai, rukun, dan

bisa bersatu,” ucapnya.

Cendekiawan dari Universitas Islam Internasional

Islamabad, Pakistan, Prof Muhammad Al Ghazali,

melihat prakarsa Indonesia terkait kegiatan KTT ini

sangat alamiah dan wajar. Menurut dia, Indonesia

Page 145: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

130

merupakan negara Islam terbesar dan memunyai

kapasitas menyelenggarakannya.

“Indonesia juga memiliki kemampuan untuk

mengadopsi nilai-nilai baik dari luar sekalipun untuk

dikristalkan menjadi identitas nasional. Walaupun

beraneka ragam, (Indonesia) bisa menyatukannya,”

katanya.

Ulama dari Rusia, Rashid Bultacheep,

menyampaikan, umat Islam di Indonesia banyak memiliki

kesamaan dengan Islam atau umat Islam di Rusia. Sebab,

kata dia, meski berbeda-beda, umat Islam Indonesia bisa

tetap bersatu. “Meskipun majemuk, tetap bisa bersatu.

Memang, wawasan Islam wasathiyah ini penting untuk

diutamakan dalam kehidupan modern ini,” kata dia.

Pemberitaan pada edisi ini mengenai ajakan para

ulama dunia untuk selalu mengambil jalan persatuan.

Pertama, Harian Republika menuliskan berita mengenai

ajakan Imam Besar al-Azhar untuk menempuh jalan

persatuan dan fanatisme antarmazhab. Jalan persatuan,

tambahnya, diperlukan pada masa ini sebab umat Muslim

sedang berhadapan dengan informasi di media sosial yang

ingin mengadu domba antarumat. Selain itu, ath-Thoyyib

juga berpesan agar umat Islam tidak merasa dirinya paling

benar dan menganggap pemahaman orang lain salah.

Kedua, harian ini juga mengutip pernyataan Kiai

Said mengenai Islam adalah agama yang moderat dan

adil. Islam juga tidak mengenal kelompok-kelompok

Page 146: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

131

ekstrem yang ingin membuat keributan atas namaagama.

Ketiga, ulama dari Italia pun mengapresiasi terlaksananya

kegiatan KTT ini. Menurutnya, pertemuan semacam ini

harus terus berlanjut dalam bentuk jaringan karena akan

memperkuat pradigma Islam wasathiyah di dunia.

Keempat, ulama dari Bosnia menyampaikan

bahwa pertemuan ini sangat brepengaruh di era

modernisme. Karena itu umat Islam harus selalu

menampilkan sifat-sifat yang terkandung dalam Islam

wasathiyah, seperti, toleransi, adil, bermusyawarah, dan

sebagainya. Kelima, cendekiawan dari Pakistan

menyebutkan bahwa Indonesia mampu dan memiliki

kapasitas dalam menyelenggarakan kegiatan ini. Itu

dikarenakan Indonesia menjadi negara dengan jumlah

umat Islam terbesar di dunia. Lanjutnya, Indonesia juga

bisa mengambil contoh nilai-nilai kebaikan dari luar

sekalipun untuk dijadikan sebagai identitas baru bangsa.

Terakhir, harian ini menutup tulisan ajakan para

ulama ini dari Rusia, Rashid Bultacheep. Rashid

menyampaikan meskipun Rusia dan Indonesia sama-sama

negara majemuk, tapi persatuan harus tetap dijaga. Itu

dikarenakan persatuan merupakan salah satu poin dalam

Islam wasathiyah dan dibutuhkan dalam era modern ini.

Page 147: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

132

Halaman kesembilan:

Gambar 4.8

Edisi 3 Mei 2018

Page 148: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

133

Pemberitaan ini menjelaskan mengenai tindak

lanjut acara KTT di Bogor. Harian Republika menuliskan

penjelasan oleh Ketua KTT, Azyumardi Azra bagaimana

cara untuk membawa Islam wasathiyah ke Eropa,

Amerika, Asia Selatan, dan sebagainya. Azra

mengungkapkan, metode yang digunakan nantinya adalah

dialog atau konsultasi sehingga tidak terkesan menggurui.

Roadshow ini akan diwakilkan oleh Din Syamsuddin

dengan berbagi pengalaman mengenai Islam wasathiyah

di Indonesia.

Di tengah-tengah kegiatan KTT, Ustad Bahtiar

Nasir mengimbau agar para penganut Sunni dan Syiah

agar tetap bersatu dan menghormati satu sama lain.

Lanjutnya, konsep Islam wasathiyah dimiliki oleh semua

golongan dalam Islam. Akan tetapi, walaupun berbeda

dalam pemahaman Islam dari unsur cabang bukan alasan

untuk tidak berjalan beriringan. Terakhir, menurut

Muhammad Cholil Nafis, Ketua Dakwah dan

Pengembangan Islam MUI mengungkapkan pertemuan

ulama dalam kesempatan ini untuk merevitalisasi konsep

Islam wasathiyah. Ia juga berharap, Islam dapat kembali

pada makna awal sebagai agama dengan misi membawa

kedamaian dan rahmat bagi seluruh alam.

Page 149: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

134

Halaman ke-12:

Gambar 4.9

Edisi 3 Mei 2018

Gambar 4.9

Page 150: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

135

Pada pemberitaan ini, Harian Republika melansir

mengenai kegiatan Imam Besar al-Azhar di UMS untuk

mengisi kuliah umum pada para mahasiswa. Ath-Thoyyib

mengajak kepada umat Islam Indonesai agar menerapkan

prinsip-prinsip yang dipakai oleh al-Azhar. Prinsip

tersebut seperti hidup berdamai dalam berbagai

perbedaan. Perbedaan itu terlihat ketika di al-Azhar

tampak berbagai keberagaman ideologi dan keyakinan,

serta tidak memaksa untuk memilih ideologi dan

keyakinan yang sama. Juga pada hal akidah dan mazhab

fikih, para mahasiswa al-Azhar tidak dipaksa untuk

mendalami satu mazhab. Itu dikarenakan selama

mahasiswa tersebut meyakini Allah sebagai Tuhan dan

masih melaksanakan salat, ia masih berstatus Muslim.

Menteri Agama (Menag) Lukam Hakim dalam

kesempatan mendampingi ath-Thoyyib meminta kepada

Umat Muslim Indonesia agar fokus terhadap aktivitas

keilmuan dari hal lain. Menag juga mengatakan, peran al-

Azhar sangat berpengaruh dalam menggemakan poin-poin

Islam wasathiyah di Indonesia dan dunia. Itu dikarenakan,

jalur pendidikan menjadi bagian termudah dalam

menyebarluaskan paradigma tersebut.

Page 151: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

136

C. Edisi 4 Mei 2018

Halaman pertama:

Gambar 4.10

Edisi 4 Mei 2018

Page 152: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

137

Gambar 4.11

Edisi 4 Mei 2018

HARIAN REPUBLIKA, JAKARTA – Para ulama dan

cendekiawan dari berbagai dunia selesai membahas

tentang Islam wasathiyah dalam kegiatan Konsultasi

Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim

Dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5). Kegaitan

yang digelar selama tiga hari ini melahirkan Bogor

Message, sebuah pesan dari Bogor untuk dunia.

“Kita berupaya untuk menyampaikan sebuah

pesan, kita hanya ingin menyatakan komitmen kita untuk

Page 153: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

138

merevitalisasi atau memperkuat kembali paradigma Islam

wasathiyah,” ujar Utusan Khusus Presiden RI untuk

Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban

(UKP-DKAAP) Prof Din Syamsuddin saat menyampaikan

Bogor Message di hadapan para ulama dan cendekiawan

dunia di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5).

Din menuturkan, sebelumnya ada sekitar 12 nilai

yang diusulkan untuk menajdi prinsip nilai paradigma

Islam wasathiyah, tapi akhirnya disepakati tujuh nilai.

Menurut Din, tujuh prinsip nilai tersebut nantinya akan

menjadi acuan bersama untuk menyebarkan Islam

wasathiyah ke dunia.

Nilai pertama tawasut, yaitu berada pada posisi di

jalur tengah dan lurus. Kedua, i’tidal, yaitu berperilaku

proporsional dan adil serta bertanggung jawab. Nilai

ketiga tasamuh, yaitu mengakui dan menghormati

perbedaan dalam semua aspek kehidupan.

Keempat, syura, yaitu bersandar pada konstitusi

dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk

mencapai konsensus. Kelima, islah, yaitu terlibat dalam

tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan

bersama.

Keenam qudwah, yaitu melahirkan inisiatif yang

mulia dan memimpin untuk kesejahtreraan manusia. Dan,

nilai ketujuh muwatonah, yaitu mengakui negara bangsa

dan menghormati kewarganegaraan.

Page 154: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

139

Pesan Bogor tersebut lahir dari hasil dialog

ulama dan cendekiawan tentang Islam wasathiyah selama

1 – 3 Mei di Bogor. Selain tujuh poin nilai utama itu,

Pesan Bogor juga mengandung empat poin lainnya. Di

antaranya adalah komitmen mengaktifkan kembali

paradigma Islam wasathiyah sebagai ajaran Islam yang

meliputi tujuh nilai utama.

Selanjutnya, ulama dan cendekiawan juga

berkomitmen untuk menjunjung tinggi nilai-nilai

paradigma Islam wasathiyah sebagai budaya hidup

secara individual dan kolektif dengan melambangkan

semangat dan persatuan dari sejarah peradaban Islam.

Poin ketiga, lanjut Din, ulama dan cendekiawan juga

berkomitmen untuk memperkuat tekad untuk membuktikan

kepada dunia soal nilai-nilai Islam wasathiyah.

Poin keempat mendorong negara-negara Muslim

dan komunitas untuk mengambil inisiatif untuk

memromosikan paradigma Islam wasathiyah melalui

suatu badan yang akan dibentuk bersama. Promosi

tersebut dalam rangka membangun ummatan wasathan,

yaitu sebuah masyarakat yang adil, makmur, damai,

inklusif, harmonis, berdasarkan pada ajaran Islam dan

moralitas.

Ulama dari Bosnia, Musthofa Ceric, mengatakan,

dia mendukung pesan yang disepakati kemarin. “Saya

mendukung Pesan Bogor ini dan saya ingin meminta

Anda untuk menerima rancangan ini secara konsensus.

Page 155: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

140

Pesan ini sangat singkat dan to the point,” ujar Musthofa

dalam sesi akhir kegiatan KTT di Hotel Novotel, Bogor,

Kamis (3/5).

Menurut dia, berdasarkan pengalamannya selama

ini, saat kegiatan pertemuan selesai digelar para peserta

pasti akan lupa. Namun, kata dia, Bogor Message ini

sangat singkat sehingga akan mudah untuk diingat.

Hal senada juga disampaikan ulama dari Amerika

Serikat, Muzammil Assidiqi. Ketua Dewan Fikih Amerika

Utara yang bermarkas di Indiana ini mengatakan bahwa

ke depannya perlu ada tindak lanjut dari prinsip nilai

yang terdapat di dalam Bogor Message. “Saya juga

menyepakati apa yang sudah tertulis dan saya juga

mendukung draf Bogor Message,” ucapnya.

Dia menuturkan, saat ini banyak konflik yang

terjadi di negara-negara Muslim, sehingga ke depannya

harus dibentuk organisasi bersama untuk menyelesaikan

berbagai konflik keagamaan.

“Memang sebaiknya kita harus membuat komite

untuk menyelesaikan. Ini perintah dari Allah SWT. Ketika

ada dua orang beriman berperang, harus ada

rekonsiliasi,” katanya.

Di forum yang sama, Asisten Sekretaris Jenderal

Liga Muslim Dunia Abdul Rahman bin Abdullah al-Zaid

juga menyampaikan apresiasi terhadap Bogor Message.

Namun, menurut dia, pesan dari Bogor ini ke depannya

Page 156: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

141

tidak hanya disampaikan pada kalangan Muslim, tapijuga

non-Muslim.

“Bogor Message sangat bagus, komprehensif, dan

to the point. Tapi, yang terpenting adalah di akhir

pertemuan ini jangan hanya buat umat Islam. Tapi, juga

perlu dijelaskan kepada non-Muslim untuk menunjukkan

citra umat Islam,” kata dia.

Pada edisi 4 Mei 2018, Harian Republika

memberitakan hasil akhir dari pertemuan ulama dan

cendekiawan dunia itu. Harian ini menjelaskan secara

rinci bagaimana isi dari tujuh Pesan Bogor dan empat

poin tambahan yang digagas oleh para delegasi tersebut.

Di antaranya, tawasut, i’tidal, tasamuh, syura, islah,

qudwah, dan muwatonah. Empat poin tambahan tersebut

yaitu, pertama, para delegasi itu berkomitmen

merevitalisasi paradigma Islam wasathiyah. Kedua,para

ulama dan cendekiawan berkomitmen menjunjung tinggi

nilai Islam wasathiyah secara individual dan kelompok

untuk melambangkan persatuan. Ketiga, para perwakilan

tersebut berkomitmen untuk mempersiapkan tekad yang

kuat untuk meyakinkan prinsip-prinsipIslam wasathiyah.

Dan, keempat, mengambil inisiatif untuk membumikan

paradigma Islam melalui suatu forum.

Harian ini juga menulis pernyataan ulama dari

Bosnia, Musthofa Ceric, sebagai bentuk dukungan atas

disepakatinya Pesan Bogor itu. Musthofa meminta kepada

umat Muslim agar menerima rancangan ini secara

Page 157: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

142

mufakat. Menurut ia, Pesan Bogor ini singkat dan tepat

sasaran sehingga mudah diingat oleh semua kalangan.

Ulama dari Amerika Serikat juga mendukung hasil akhir

dari KTT ini. Ia menyarankan agar dibentuk suatu badan

untuk menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi di

beberapa negara Muslim. Terakhir, Harian ini menutup

berita halaman pertama dengan menurunkan pernyataan

dari Abdul Rahman bin Abdullah al-Zaid. Asisten

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia itu menyampaikan

bahwa pesan ini tidak hanya dipublikasikan kepada umat

Islam. Akan tetapi, Pesan Bogor tersebut harus dijelaskan

kepada non-Muslim dengan tujuan untuk menunjukkan

kesan baik umat Islam.

Halaman kedelapan:

Gambar 4.12

Edisi 4 Mei 2018

Page 158: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

143

Gambar 4.13

Edisi 4 Mei 2018

Gambar 4.14

Edisi 4 Mei 2018

Page 159: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

144

Pada edisi ini, Harian Republika menurunkan

berita sambutan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam

penutupan KTT. JK mengatakan, para delegasi ini

nantinya akan menyebarluaskan paradigma Islam

wasathiyah di masing-masing negara setelah acara ini

selesai. Para delegasi itu dapat menggambarkan kepada

umat Muslim dan umat lainnya bahwa Islam adalah

agama yang mengajarkan perdamaian. Bahwa terjadinya

konflik yang terjadi di berbagai negara Muslim karena

adanya intervensi dari negara-negara besar dan

berkembangnya pemahaman radikal. JK berharap, setelah

acara ini selesai, para delegasi dapat mengatasi dua inti

permasalahan yang kian tumbuh di berbagai negara

Muslim.

Selain itu, Salisu Shehu, deputi sekjen Dewan

Tinggi Kerja Sama Islam Nigeria, mengharapkan agar

para ulama dapat menyebarkan hasil KTT ini dengan

mengenalkan makna moderasi Islam yang ideal. Ketua

NU Afghanistan, Sayid Salahuddin Hashimi pun

mengatakan hal yang sama. Para delegasi tersebut ketika

kembali ke masing-masing negara dapat

mengimplementasikan pemikiran Islam moderat sesuai

apa yang telah disepakati. Sementara, Din Syamsuddin

menyebutkan sekitar 100 ulama dan cendekiawan Muslim

yang datang dan berdiskusi pada KTT ini. Ia

menambahkan, paradigma Islam moderat ini nantinya

dapat menjadi bagian dari peradaban dunia.

Page 160: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

145

Kemudian harian ini juga memberi kolam khusus

wawancara dengan Sekjen PP Muhammadiyah dan Ketum

PBNU. Harian Republika mewawancarai Abdul Mu’ti

mengenai konsep Islam wasathiyah hingga peran dan

usaha Muhammadiyah dalam mengembangkan Islam

moderat di Indonesia. Sementara itu, harian ini

mewawancarai Kiai Said Aqil dengan pertanyaan

mengenai kegiatan KTT hingga cara bertoleransi dalam

konsep Islam moderat.

Page 161: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

146

Transkrip Wawancara

Harian Republika

Gambar 4.15

FotoBersamanarasumberHarianRepublika

Narasumber Hery Ruslan

Jabatan Wakil Pimpinan Redaksi Harian

Republika

Tanggal 24 September 2019

Tempat Ruang rapat redaksi Harian Republika

1. Mengapa berita Islam wasathiyah dijadikan headline

di Harian Republika?

Republika lahir sebagai media komunitas muslim dari

mulai 1993. Republika juga dibentuk oleh Ikatan

Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) sebagai media

penyuara umat Islam di Indonesia. Berdirinya Republika

Page 162: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

147

karena ada sebuah keprihatinan di kalangan Muslim

Indonesia yang mayoritas secara jumlah, tapi minoritas

secara penguasaan informasi. Jadi, Republika sejak awal

adalah media yang menjadi rumah besar seluruh umat

Islam di Indonesia, termasuk ormas-ormas Islam

Indonesia.

2. Apakah hanya karena berdasarkan fakta historis itu

Harian Republika berpihak pada moderasi beragama

Islam wasathiyah?

Harian ini adalah koran yang menerapkan prinsip sebagai

media yang menyebarkan informasi berdasarkan

rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Republika

merupakan media yang moderat, tidak pro kepada Islam

liberal dan radikal, tapi media yang mendukung NU,

Muhammadiyyah, Persis, Hidayatullah, dan ormas-ormas

lainnya. Ormas-ormas tersebut diberikan ruang bersuara

oleh Republika agar disebarluaskan kepada khalayak umat

Islam. Kami juga secara khusus memberikan identitas

keislamannya secara kuat, misal, pertama setiap hari ada

halaman hikmah, kedua, setiap hari mempunyai halaman

khazanah, ketiga, Republika memiliki dialog jumat, dan

terakhir Islam digest. Identitas itu yang menjadi pembeda

bagi Harian Republika dengan koran-koran lainnya. Hal

itu terlihat pada isu-isu agama menjadi perhatian

Republika untuk diberitakan, seperti acara KTT, acara ini

koran-koran lain tidak dijadikan headline selama tiga hari

Page 163: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

148

berturut-turut dan tidak memberikan perhatian yang besar.

Selain itu, dalam teori jurnalistik ada namanya news value

yang didasarkan pada peristiwa besar dan berpengaruh

besar untuk menarik minat pembaca Republika yang

mayoritas orang Islam.

3. Seperti apa kebijakan Harian Republika dalam

memilih headline?

Dalam pemilihan headline, teori jurnalistik yang dipakai,

apakah berita ini penting, aktual, luar biasa atau bahkan

berdampak pada umat.

4. Mengapa berita Islam wasathiyah dijadikan headline

padahal itu bertepatan pada hari pendidikan

nasional?

Kalau hari pendidikan nasional (hardiknas) tingkat

keaktualannya lain yang selalu berputar setiap tahun.

Akan tetapi, kegiatan KTT ini tidak mungkin terjadi tahun

depan, tahun berikutnya atau yang akan datang. Bagi

Republika ini merupakan peristiwa besar dan spesial yang

mungkin tidak akan terulang lagi. Harian Republika tetap

menampilkan berita pendidikan di bagian foto yang

ditunjukkan sebagai berita aktualitas hardiknas. Kami juga

memberitakan hardiknas di berita keduasetelah headline

dan memberikan porsi satu halaman di halaman pro

kontra. Jadi, bagi Harian Republika, keislaman,

pendidikan,dan keindonesiaan itu sangat penting. Kami

pun tetap memilah-milah pemberitaan, mungkin kalau

Page 164: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

149

tidak ada peristiwa KTT, hardiknas bisa menjadi headline.

Pertimbangan KTT menjadi headline adalah kegiatan ini

peristiwa luar biasa serta tidak mudah bagi Indonesia

untuk mengumpulkan ulama-ulama sedunia untuk hadir.

Acara ini menjadi momentum bagi kami untuk

menyampaikan suara-suara ulama kepada masyarakat

Indonesia.

5. Bagaimana kriteria Harian Republika dalam memilih

judul headline?

Kalau judul itu tergantung space, misal untuk satu judul

hanya tiga kata atau lima kata, dan itu tergantung pada

desain. Kami menampilkan judul pada kegiatan ini dengan

judul-judul yang menyeru, mengajak, menentramkan

sehingga pembaca itu bisa tertarik untuk membaca berita

ini. Jadi, kami tidak memberikan judul provokatif

bombastis tapi tidak ada isinya. Memang betul, fungsi

judul itu harus provokatif, artinya mampu menarik

perhatian pembaca. Akan tetapi, Harian Republika itu

selalu menampilkan judul-judul tentang ajakan, seruan,

peringatan agar pembaca tersebut tertarik dengan apa

yang ingin kami sampaikan.

6. Apa yang menjadi kriteria Harian Republika dalam

memilih narasumber?

Dalam teori jurnalistik ada name make news, nama

membuat berita, itu yang menjadi dasar kami memilih

narasumber yang kredibel. Selain itu, narasumber-

Page 165: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

150

narausumber pun harus orang-orang yang terkenal,

relevan dengan otoritasnya, kompeten, dan tokoh besar.

Sebelum itu, para wartawan harus mengenal dan

mengetahui calon narasumber yang akan diwawancara.

Seperti mencari tahu mengenai bidang apa yang dia kuasai

dan jangan sampai wartawan membahas Islam wasathiyah

tapi narasumber tidak menguasai pembahasan itu.

7. Apa yang menjadi pertimbangan dalam memilih kata?

Kami menyampaikan semua yang disampaikan

narasumber, tidak menambah tapi hanya mengarahkan

dan memberikan perspektif. Framing-nya hanya kami

ingin masyarakat dunia mengikuti dan memahami hal-hal

yang disampaikan oleh ulama-ulama di Bogor. Seperti,

menyerukan persatuan serta umat Islam ini banyak tetapi

belum bersatu. Kita lihat di Indonesia masih terkotak-

kotak oleh kepentingan mazhab dan kepentingan ormas

lainnya.

8. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam

pemilihan foto headline?

Harian Republika ingin memberitakan dan

menyinkronkan foto dengan berita yang dimuat. Seperti,

pada 2 Mei 2018, pembukaan acara KTT, kami pilih foto

Imam Besar al-Azhar sedang memberikan sambutan di

istana, serta ada presiden dan Din Syamsuddin sebagai

utusan presiden. Hal itu menjadi momen spesial dan

langka bagi Harian Republika. Pada 4 Mei 2018, ulama-

Page 166: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

151

ulama dan cendekiawan Muslim foto bersama dengan

wakil presiden.

9. Pandangan Harian Republika mengenai Islam

wasathiyah di Indonesia?

Di semua agama paham ekstrem itu selalu ada, ekstrem

kanan dan kiri. Ekstrem kanan kelompok-kelompok yang

takfiri, kerap memudahkan orang dengan sebutan kafir.

Sedangkan paham ekstrem kiri itu disebut kelompok

liberal, sekuler, dan plural. Bila umat Islam terlalu

mengikuti ke kanan dan kiri tidak akan bagus dalam

beragama. Rasulullah SAW pun menganjurkan dalam

beragama itu harus berada di tengah-tengah. Di berbagai

negara, kelompok-kelompok Islam ekstrem itu ada,

contohnya gerakan ISIS. Akan tetapi, di Indonesia hanya

ada sebagian kecil orang-orang yang masuk ke dalam

ekstremisme kanan. Misalnya, ada ulama yang mudah

mengafir-ngafirkan orang yang pemahamannya berbeda di

media sosial youtube. Ulama yang seperti itu sudah jelas

tidak memiliki sikap wasathiyah dan tidak akan

diberitakan oleh Harian Republika. Atau misalkan tokoh

Islam yang liberal, meskipun disebut cendekiawan belum

tentu masuk di pemberitaan kami. Jadi, prinsip Harian

Republika hanya mengomodir suara-suara ulama yang

wasathiyah, dari NU, Muhammadiyah, Persis, PUI, dan

kelompok-kelompok umat Islam yang mainstream

lainnya. Akan tetapi, bila ulama-ulama dari salah satu

Page 167: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

152

kelompok tadi mengafir-ngafirkan paham lain di media

sosial, itu sama, tidak akan diberitakan oleh kami.

Keputusan tersebut sebagai bentuk bahwa Harian

Republika merupakan media moderat bagi umat Muslim

yang moderat.

10. Apa upaya Harian Republika dalam mencermati Islam

wasathiyah di Indonesia?

Kehadiran Harian Republika merupakan media yang

menjadi penengah dari berbagai sudut pemahaman umat

Islam. Misalkan, ada persoalan-persoalan keagamaan di

Indonesia seperti RUU Pesantren. Bagaimana sikap

Harian Republika dalam RUU ini? Tentu sikap kami

adalah tidak membela ormas manapun tapi kami

menampung seluruh kepentingan ormas Islam seluruh

Indonesia. Judul pemberitaan TUU Pesantren di Harian

Republika adalah “Sejumlah Ormas Islam Minta RUU

Pesantren Ditunda”. Setelah kami memberitakan itu,

terjadi negosiasi-negosiasi dari berbagai ulama dan ormas

untuk membahas RUU tersebut. Contoh lain, dahulu ada

film Wanita Berkerudung Sorban, Harian Republika

mengritik keras film tersebut. Itu dikarenakan ada yang

keliru dalam film tersebut, tidak mencerminkan nilai

pesantren, dan nilai Islam yang sebenarnya. Jadi, kalau

ada satu hal yang merugikan umat Islam, kami akan bela.

Hal itu merupakan sebagai identitas Harian Republika,

membela kepentingan umat Islam,.

Page 168: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

153

11. Pesan dan harapan Harian Republika dalam

pemberitaan ini untuk umat Islam?

Pesan Harian Republika dalam pemberitaan ini adalah

Islam ini tidak akan menjadi peradaban yang unggul

apabila umatnya tidak bersatu dan terpecah-pecah.

Misal, di negara-negara Timur Tengah yang satu sama

lain saling bersaing padahal mereka bersaudara. Bahkan

kita juga melihat di Timur Tengah kerap muncul aliran

ekstremis sehingga melenceng dari ajaran Islam.

Contohnya, ISIS dan Taliban. Hal tersebut merupakan

kekhawatiran ulama-ulama di dunia yang menjadikan

umat Islam terpecah. Oleh karena itu, kami sampaikan

pesan dan kunci dalam pemberitaan itu adalah bahwa

umat Islam kalau ingin menjadi sebuah peradaban yang

unggul harus bersatu. Selain itu, umat Islam pun itu

harus moderat, berada di tengah, tidak ekstrem kiri dan

ekstrem kanan.

Page 169: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

154

Transkrip Wawancara

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama

Gambar 4.16

FotoBersamaNarasumber PBNU

Narasumber Mahbub Ma’afi

Jabatan Wakil Sekretaris Bahtsul Masail

Tanggal 29 September 2019

Tempat Kantor PBNU

Page 170: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

155

1. Bagaimana pendapat NU mengenai konsep

kemoderatan di Republika dalam pemberitaan Islam

wasathiyah?

NU selalu mendukung media atau kelompok manapun

yang memiliki konsep wasathiyah karena NU menyontoh

Islam yang bersifat wasathiyah. Akan tetapi, menjadi

umat wasathiyah itu yang susah untuk diaplikasikan

dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semudah yang telah

dikonsepkan dan yang penting dalam hal kecil kita bisa

menghargai cara pandang dan keyakinan orang lain.

2. Bagaimana konsep Islam wasathiyah dalam NU?

Keberagaman di dalam NU itu memiliki beberapa prinsip

dalam Islam wasathiyah yaitu tawasuth, is’tidal, dan

sebagainya. Prinsip ini lahir dari pola berpikir mazhab

dalam tubuh NU. Bagi NU, wasathiyah itu secara garis

besar bisa toleran kepada mazhab lain karena dari fikih

kita mengikuti mazhab Imam Syafi’i. Dari segi teologi

akidah kami memakai Asy’ariyah dan Maturidiyah dan

dari segi tawasuf kami mengikuti Imam Junaidi al-

Baghdadi dan Imam Abdul Hamid al-Ghazali. Karena itu,

bagi NU konfigurasi tersebut akan melahirkan sifat-sifat

wasathiyah yang Nabi Muhammad SAW ajarkan. Banyak

masyarakat yang bertanya mengapa NU memilih salah

satu mazhab fikih dari keempat mazhab itu? Karena bagi

NU, Rasulullah SAW bersabda “ittabi’u assawadul

a’dzom”, ikutilah kelompok mayoritas, itu yang menjadi

Page 171: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

156

tolok ukur NU. Kemudian dalam tasawuf, Imam Junaidi

al-Baghdadi dan Imam Abdul Hamid al-Ghazali,

pemahaman keduanya berada dalam jalan tengah,

menengahi antara tekstualis dan kontekstualis serta yang

tidak ekstrem. Dalam teologi Imam Asy’ari dan Imam

Maturidi sama dianggap sebagai kelompok tengah.Juga

dalam bernegara, NU mengakui pancasila sebagai dasar

negara karena dianggap sebagai jalan tengah.Itu

disebabkan Indonesia negara yang plural, ada berbagai

umat serta agama, dan disatukan dalam pancasila sebagai

jalan tengah. Dasar negara tersebut juga mampu

menyatukan berbagai elemen dalam satu bangsa. Hal itu

merupakan pendekatan NU dalam ber-wasathiyah di

Indonesia secara kontekstual.

3. Bagaimana upaya dan peran serta NU dalam

menyebarluaskan konsep Islam wasathiyah di

Indonesia?

Selama ini kami menyebarkan perdamaian di mana pun.

Terlihat ketika NU menerima Pancasila sebagai asas

tunggal. Hal itu merupakan sikap, upaya, dan peran serta

NU dalam menyebarluaskan Islam wasathiyah sebab

Pancasila dianggap sebagai jalan tengah. Kalau kita masih

merujuk pada fikih, pembagian orang kafir atau

nonmuslim itu ada empat, kafir harbi, dzimmi,

musta’man, dan mu’ahad. Kafir harbi, orang kafir yang

memerangi kaum muslim, kafir dzimmi, orang kafir yang

tinggal di negara Muslim dan memiliki perjanjian damai,

Page 172: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

157

kafir musta’man, orang yang datang dari negara kafir

(turis), dan terakhir kafir mu’ahad, yakni orang yang

memiliki perjanjian dengan kaum Muslimin yang berada

di negara Muslim. Bagaimana seperti orang kafir yang

disebutkan masyarakat itu di Negara Indonesia? Apakah

kafir harbi, dzimmi, atau lainnya? Tentu tidak, NU

menyatakan bahwa mereka merupakan warga negara

Indonesia, yang memiliki hak dan kewajiban sama dalam

bernegara. Hal itu merupakan konsep dalam konteks

bernegara tapi dalam konteks akidah mereka kafir.

Dengan demikian, tidak bisa kita hidup hanya dalam

berakidah saja, ada elemen-elemen lainnya dalam

kehidupan bernegara. Kita harus bisa membedakan dalam

konteks akidah dan negara. Kita boleh mengafirkan orang-

orang itu tapi dalam bernegara tidak boleh dan tidak ada

kata mengafir-ngafirkan.

4. Upaya NU dalam mencegah kelompok-kelompok yang

ekstem dan radikal itu?

Itu susah, NU sudah melakukan berbagai cara karena

setiap hari semakin banyak kelompok-kelompok radikal.

Akan tetapi, NU akan terus berupaya dan melawan

melalui ceramah-ceramah, dakwah-dakwah di berbagai

tempat termasuk sosial media. Tentu NU juga

memberikan pemahaman Islam kepada kelompok radikal,

seperti HTI. NU selalu konsisten dalam menjalankan misi

dakwah untuk mencegah maraknya radikalisme. Selain

Page 173: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

158

itu, masyarakat dan ulama terkadang belajar agama

dengan mudah, padahal belajar agama tidak semudah

yang dibicarakan.

5. Pesan NU kepada masyarakat Indonesia?

Islam itu dari dahulu sampai saat ini baik-baik saja, akan

tetapi umat Islam yang tidak baik dalam beragama. Kita

harus merawat bersama dan menumbuhkantoleransi yang

tinggi antarbangsa Indonesia. Pandangan dan agama, kita

boleh berbeda tapi jangan pernah sampai perbedaan itu

menjadi pemecah belah antarmasyarakat. Karena itu,

perbedaan adalah sebuah keniscayaan dalam hidup.

Dalam kalimat basmallah pun secara tafsir mengandung

arti perdamaian tinggi karena Allah SWT memberikan

rahmat melalui kalimat itu. Bagi NU apapun agamanya,

kita harus senantiasa berkasih sayang, hidup

berdampingan, dan merawat keberagaman. Jangan sampai

umat Islam terkesan tidak toleran, tidak wasathiyah, tidak

menghargai orang, dan tidak bisa berbuat adil gara-gara

berbeda dalam beragama. Sepanjang nonmuslim tidak

memusuhi kita, jangan sampai konsep-konsep wasathiyah

tidak kita terapkan dalam kehidupan di Indonesia.

Page 174: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

159

Transkrip Wawancara

Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gambar 4.17

Foto Bersama Narasumber PP Muhammadiyah

Nama Muhammad Ziyad at-Tamimi

Jabatan Ketua Lembaga Dakwah Khusus PP

Muhammadiyah

Tanggal 04 November 2019

Tempat Sekretariat PP Muhammadiyah

1. Bagaimana tanggapan PP Muhammadiyah mengenai

Harian Republika yang memberitakan Islam

wasathiyah?

PP Muhammadiyah menyambut baik dengan terbitnya

pemberitaan Islam wasathiyah karena itu Harian

Republika ikut menyebarkan nilai-nilai moderasi dalam

Islam di Indonesia. Di Indonesia banyak sekali segmen

Page 175: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

160

umat Islam, ada yang memahami Islam sangat tekstual

sehingga melahirkan pemahaman yang sangat keras atau

tegas, ada juga yang dengan wawasan yang sangat luas

maka kemudian orang melihat Islam ini dengan wajah

yang berbeda, ada juga yang melihat Islam dari jauh

sehingga pemikirannya sangat liberal. Kalau Harian

Republika mengambil peran penting dalam konteks ini

maka sudah betul bahwa berarti Harian Republika turut

serta bagaimana menyosialiasikan nilai-nilai dari Islam

wasathiyah. Jadi, bila Harian Republika menyiarkan

berita ini sudah seharusnya dan bahkan tidak hanya

Harian Republika mestinya semua media-media lain juga.

2. Bagaimana pandangan PP Muhammadiyah mengenai

Islam wasathiyah di Indonesia dan dunia?

Kalau kita lihat konteks Islam Muhammadiyah terdapat

slogan tentang Islam berkemajuan. Konteks tersebut

sebenarnya mengembangkan nilai-nilai bagaimana Islam

wasathiyah itu. Al-Quran menjelaskan “ummatan

wasatha” umat tengahan, bagaimana kita menjadi umat

yang di tengah yang bisa mengayomi, bisa memagari, dan

menjadi tenda besar bagi seluruh umat Islam. Jadi apa

yang dikembangkan tentang Islam berkemajuan di

Muhammadiyah juga merupakan pengejawantahan

daripada spirit bagaimana nilai-nilai Islam wasathiyah

dibumikan di Indonesia.

Page 176: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

161

3. Bagaimana upaya PP Muhammadiyah dalam

menyebarluaskan Islam wasathiyah di Indonesia?

Upaya yang kami lakukan misalkan, pertama, melalui

lembaga pendidikan. Maka dari itu, Muhammadiyah

memiliki lembaga pendidikan dari tingkat TK sampai

perguruan tinggi. Kedua, melaui dakwah. Kami

menyebarluaskan Islam wasathiyah diberbagai majelis

dengan menjelaskan poin-poin dalam Islam wasathiyah.

Dan ketiga, lembaga kesehatan.

4. Apakah ada kendala dalam penyebarluasan itu?

Kendala pasti ada, seperti media yang digunakan untuk

sosialisasi, salah satunya melalui TvMu. Itu dikarenakan

tidak semua orang menonton TvMu, ada wilayah-wilayah

yang mungkin tidak bisa menyetel jaringan ini karena

belum manual seperti tv lainnya. Belum meratanya

sosialisasi nilai-nilai Islam wasathiyah pada seluruh

Indonesia. Namun, Muhammadiyah sudah

memaksimalkan seluruh jaringan lembaga pendidikan,

lembaga sosial, dan kesehatan. Semua digunakan dengan

tujuan bagaimana warga Indonesia bisa memiliki

pengetahuan tentang nilai-nilai konteks Islam yang

moderat itu.

5. Bagaimana PP Muhammadiyah menaggapi adanya

paham-paham ekstremis?

PP Muhammadiyah tidak mendukung adanya paham-

paham tersebut karena paham itu sangat berbahaya bagi

Negara Indonesia. Misal, si Fulan punya keyakinan, lantas

Page 177: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

162

kemudian memaksa orang lain supaya memiliki

keyakinan yang sama, hal tersebut tidak dibolehkan, itu

namanya ekstrimis. Tapi, kalau si Fulan punya

pemahaman memeliraha jenggot, terus ada orang muslim

tidak pakai jenggot, ya sudah itu pemahaman dia yang

tidak pakai jenggot, kita harus memahami, dan itu

merupakan bagian dari toleransi bermazhab.

Muhammadiyah dalam keputusan tarjihnya di bagian

konteks wasathiyah itu menjelaskan keragaman dalam

beribadah, sepanjang ada dalilnya, tidak boleh

memaksakan orang lain seperti dirinya.

6. Bagaimana upaya dalam mencegah paham-paham

tersebut?

Upaya yang kami lakukan melalui gerakan pencerahan.

Gerakan tersebut menjadi ikon Muhammadiyah, misalnya

tadi, melalui lembaga pendidikan. Apa yang dicerahkan?

Wawasan dan pemahaman mengenai agamanya. Mungkin

dia dalam memahami agama mengambil satu rujukan.

Dengan demikian Muhammadiyah memberitahu bahwa

rujukannya harus dari berbagai sumber sehingga orang

tersebut memiliki keluasan pemahaman dan wawasan.

Kemudian orang tersebut memiliki kedewasaan berfikir

dan berintelektual bukan menghakimi keyakinan dan

pemahaman orang. Akan tetapi,orang itu akan melahirkan

sebuah sikap menghargai perbedaan dan memunculkan

toleransi. Jadi, sikap-sikap seperti itu yang diajarkan

Muhammadiyah melalui berbagai cara. Karena itu, di

Page 178: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

163

Muhammadiyah tidak ada orang menghakimi orang lain

yang ada orang tersebut diberi kebebasan menilai

sepanjang masih ada koridor dalilnya maka orang diberi

ruang untuk memakai pemahaman seperti apa.

Muhammadiyah juga melarang keras bila ada seseorang

atau sekelompok orang dengan keyakinan masing-masing

kemudian memaksakan keyakinan, mengafir-ngafirkan,

menghakimi, dan bahkan timbul konflik. Kami terus

menjaga agar jamaah Muhammadiyah tidak boleh

memahami agama dengan pemahaman seperti itu.

7. Seperti apa pesan PP Muhammadiyah kepada Umat

Islam Indonesia mengenai Islam wasathiyah?

Mari kita pahami agama dengan kembali kepada dasar

agama, yaitu al-Quran dan sunnah. Kedua sumber rujukan

tersebut ketika kita pahami tentu beraneka ragam, itu

yang dinamakan fiqih. Maka dari itu, kita harus

menghargai dan menghormati adanya perbedaan

pemahaman dalam fiqih dan hal lainnya. Juga yang

dibutuhkan sekarang adalah kedewasaan dalam melihat

permasalahan agama, toleransi, dan penghargaan. Kalau

ada perbedaan dalam hidup, kita kembalikan kepada

negara yang memiliki otoritas sehingga semua koridor

hukum yang harus ditaati dan bukan main hukum sendiri.

Page 179: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

164

BAB V

PEMBAHASAN

Pemberitaan Islam wasathiyah selama tiga hari berturut-

turut pada 2 - 4 Mei 2018 menjadi menarik untuk dibahas karena

Harian Republika memberitakan Islam wasathiyah di empat

halaman sekaligus. Pada edisi 2 Mei 2018, di halaman pertama,

Harian Republika memberi judul Islam Wasathiyah Solusi

Tantangan Dunia. Berita ini berisi sambutan Presiden Jokowi

yang meyakini paradigma Islam wasathiyah menjadi arus utama

dunia. Pada halaman keenam, dalam kolom opini, Harian

Republika menurunkan tulisan berjudul Islam Wasathiyah. Isinya

mengenai relevansi Islam wasathiyah berkemajuan sebagai

gerakan Islam transformatif yang menghadirkan peran Islam

berkemajuan dalam memasuki abad 21. Kemudian pada halaman

kesembilan, harian ini melansir berita dengan judul Bawa Islam

ke Makna Awal. Isinya mengenai pemaknaan Islam wasathiyah

yang harus dimaknai kepada seluruh aspek, termasuk dalam

konteks politik agar tidak salah mengartikan Islam. Terakhir pada

halaman ke-12, halaman khazanah, Harian Republika memberi

judul Moderasi Islam Semakin Diperlukan. Isi pemberitaan

tersebut mengenai konsep moderasi Islam yang semakin

diperlukan untuk lebih proaktif ikut menata peradaban dunia di

tengah tantangan global saat ini.

Selain itu, pada edisi 3 Mei 2018 di halaman pertama

Harian Republika menurunkan berita yang sama mengenai Islam

wasathiyah. Harian ini pada tema wasathiyah memberikan judul

Page 180: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

165

dengan Ulama Dunia Serukan Persatuan. Kontennya mengenai

seruan ulama dunia kepada umat Islam untuk menampilkan

keteladanan sebagai bangsa yang bersatu dan damai. Pada

halaman kesembilan, Harian ini memberitakan tema wasathiyah

dengan judul Islam Wasathiyah Dibawa ke Eropa. Isinya

mengenai tindak lanjut hasil KTT yang nantinya akan

disebarluaskan ke berbagai benua dan negara termasuk Eropa

dengan menggunakan metodologi konsultasi sehingga tidak

terkesan menggurui ulama negara lain. Pada halaman ke-12,

khazanah, Harian Republika melansir berita dengan judul Imam

Besar Ajak RI Terapkan Prinsip al-Azhar. Kontennya mengenai

kiprah al-Azhar kian dibutuhkan dalam menggaungkan Islam

wasathiyah di Indonesia. Misal, al-Azhar memberikan kebebasan

kepada mahasiswanya untuk memilih mazhab yang dianut.

Tujuannya agar mahasiswa tersebut senantiasa saling menghargai

dan menghormati dalam mazhab, selama ia masih salat dan

ibadah lainnya jangan mengafirkan antarsesama.

Teakhir edisi 4 Mei 2018 di halaman headline, Harian

Republika masih menerbitkan berita dengan tema Islam

wasathiyah. Harian ini memberikan judul pada tema ini dengan

Pesan Bogor untuk Dunia Islam. Isinya mengenai kesepakatan

tujuh poin utama Islam wasathiyah yang merupakan hasil akhir

dari KTT di Bogor. Kedua, Harian Republika memberikan

halaman khusus untuk kegiatan KTT ini dengan memberikan satu

halaman penuh untuk menjelaskan mengenai Islam wasathiyah

yang digagas. Harian ini memberikan judul pada halaman

kedelapan ini dengan JK: Islam Bawa Kedamaian. Isinya

Page 181: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

166

mengenai penyebarluasan konsep Islam wasathiyah oleh masing-

masing delegasi di berbagai negara yang dapat diterapkan dengan

jalan damai dan tidak memaksakan pemahaman yang berbeda.

Pada halaman ini, Harian Republika menyuguhkan wawancara

khusus dari Abdul Mu’ti sebagai Sekretaris Jendral Pengurus

Pusat Muhammadiyah dan KH Said Aqil Siradj sebagai Ketua

Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

Kendati Harian Republika menulis banyak sekali tema

Islam wasathiyah, peneliti hanya menulis pada bagian headline

berita. Berikut simpulan berita tersebut agar mempermudah

pembaca memahami headline yang akan diteliti:

Tabel 5.1 Simpulan berita headline pada edisi 2 – 4 Mei 2018

Edisi Hal Judul Berita Konten

2 Mei 2018 1 Islam Wasathiyah

Solusi Tantangan Dunia

Sambutan Presiden Jokowi

meyakini paradigma Islam

wasathiyah menjadi arus utama

dunia

3 Mei 2018 1 Ulama Dunia Serukan

Persatuan

Seruan ulama dunia kepada umat

Islam untuk menampilkan

keteladanan sebagai bangsa yang

bersatu dan damai

4 Mei 2018 1 Pesan Bogor untuk

Dunia Islam

Kesepakatan tujuh poin utama

Islam wasathiyah yang merupakan

hasil akhir dari KTT di Bogor

Page 182: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

167

Berdasarkan data di atas, terdapat tujuh berita tentang

Islam wasathiyah yang dipublikasi oleh Harian Republika.

Pemberitaan itu menjelaskan mengenai akan diadakannya

kegiatan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan

Cendekiawan Muslim Dunia di Bogor. Tiga di antara tujuh berita

tersebut dijadikan headline selama tiga hari berturut-turut.

Padahal pada 2 Mei 2018, seluruh media, baik cetak, elektronik,

maupun online, memberitakan mengenai Hari Pendidikan. Akan

tetapi, Harian Republika dengan tegas memberikan judul

headline dengan “Islam Wasathiyah Solusi Tantangan Dunia”.

Hal itu menandakan bahwa Harian Republika mendukung penuh

tersebarnya gagasan Islam wasathiyah di Indonesia dengan

memberitakan acara tersebut daripada memberitakan peringatan

Hari Pendidikan. Berikut pembahasan dari data dan temuan

peneliti:

Pada headline edisi 2 Mei 2018 terlihat bahwa Harian

Republika mendukung adanya Islam wasathiyah dalam kegiatan

High Level Consultation of World Muslim Scholars On

Wasathiyah (HLC-WMS) sebagai solusi tantangan dunia saat ini.

Selain itu, Harian Republika mengutip isi dari sambutan presiden

menjadi judul headline pada edisi ini. Hal itu berarti

kecenderungan harian ini menjadi tanda hanya Islam wasathiyah

saja yang mampu menjadi solusi untuk menghadapi realitas

peradaban dunia. Harian Republika juga menggunakan judul

headline tersebut untuk mengonstruksi suatu isu dengan

menekankan makna tertentu. Itu dikarenakan headline merupakan

komponen pertama pada struktur sintaksis di penelitian analisis

Page 183: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

168

framing dari Pan dan Kosicki. Menurut Pan dan Kosicki headline

adalah aspek wacana berita dengan tingkat kemenonjolan yang

tinggi sebagai petunjuk kecenderungan berita.

Dari dimuatnya berita KTT itu, pada headline, sudah

menunjukkan keberpihakan Republika terhadap isu-isu agama,

seperti tema Islam wasathiyah tersebut. Ini diperkuat oleh ucapan

Hery Ruslan, narasumber Harian Republika, bahwa ia

memberikan perhatian yang berbeda terhadap isu-isu agama,

seperti kegiatan KTT ini. Selain itu, secara kuat, harian ini secara

khusus memberikan identitas keislamannya dalam setiap

halamannya, misal, halaman hikmah, hazanah, dialog jumat, dan

Islam digest. Bahkan ketika harian ini mengangkat berita

mengenai KTT, Harian Republika, seperti diakui oleh Hery

Ruslan, sadar betul bahwa dalam acara tersebut terdapat

perwakilan ulama-ulama dari berbagai dunia. Delegasi para

ulama itu menjadi momentum bagi Harian Republika untuk

menyampaikan suara-suara dunia untuk masyarakat Indonesia.

Pada buku Islam Moderat Konsepsi, Interpretasi, dan

Aksi, yang telah peneliti tulis di bab II, terlihat bahwa pada

dasarnya Islam moderat akan banyak mengundang simpati di hati

masyarakat luas. Itu dikarenakan masyarakat merindukan ajaran

Islam yang damai, hidup rukun, memahami perbedaan sesuai

ajaran al-Quran dan sunnah yang diajarkan dengan benar.

Ideologi yang dibawa oleh Islam moderat berupa ajaran yang

berada di titik tengah serta terlepas dari berbagai pemahaman

yang sangat tekstual dan keras dalam memahami ajaran tersebut

sangat dinamis. Sikap dinamis kaum moderat itu berakar dari

Page 184: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

169

pemahaman mereka dalam memahami Islam secara utuh, baik

penafsiran al-Quran maupun hidup bersosial di tengah-tengah

masyarakat.

Setelah headline, objek penelitian kedua dalam terori

analisis framing Pan dan Kosicki adalah lead. Lead pada

umumnya memberikan sudut pandang dari berita serta

penunjukkan perspektif tertentu dari peristiwa tersebut. Lead

kedua pada Harian Republika edisi 3 Mei 2018, diawali dengan

inti dari sambutan imam besar al-Azhar. Sambutan tersebut berisi

ajakan umat Islam Indonesia untuk menjunjung tinggi persatuan

dan menghindari fanatisme antarmazhab. Hal itu memberikan

makna bahwa Harian Republika memberitahu pembaca bahwa

imam besar al-Azhar pun mengetahui permasalahan tahunan di

Indonesia, yaitu lemahnya persatuan Indonesia dan gesekan

antarmazhab. Dengan demikan, harian ini juga menyepakati

perkataan imam besar al-Azhar itu dengan memberitakannya di

lead. Bahkan PP Muhammadiyah pun mendukung pernyatan

imam besar, terlihat dari ungkapan perwakilannya, Muhammad

Ziyad at-Tamimi, bahwa umat Islam seharusnya menghargai dan

menghormati adanya perbedaan pemahaman dalam pandangan

fikih. Karena itu, apa yang dibutuhkan saat ini dan seterusnya

adalah sikap kedewasaan dalam melihat permasalahan agama dan

toleransi.

Teori Schuon, yang telah peneliti tulis, menjelaskan

bahwa segala perbedaan dalam beribadah, baik antarmazhab

maupun antaragama, merupakan cara seseorang untuk berserah

diri kepada Tuhannya. Yang terpenting adalah bagaimana

Page 185: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

170

antarumat di Indonesia mampu berdampingan dan bertoleransi

dengan konsep eksoterisme. Juga hendaknya antarumat tidak

saling menyalahkan keyakinan seseorang yang dianggap tidak

sesuai dengan apa yang dianut. Selama berserah diri kepada

Tuhan Yang Esa, ia telah menjalankan konsep esoterisme dalam

beribadah. Kata Schoun, bagi Muslim semua berpusat pada

Allah, Asas Ilahi yang termasuk dalam aspek Keesaan dan

Adikodrati serta dalam keadaan menyesuaikan diri atau

menyerahkan diri kepada-Nya.

Lead Republika di edisi 4 Mei 2018 memberitakan

mengenai hasil akhir dari Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT)

Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia di Hotel Novotel. KTT

yang digelar selama tiga hari tersebut menghasilkan lahirnya

Bogor Message, sebuah pesan dari Bogor untuk dunia. Harian ini

menuliskan kata “sebuah pesan” dan “untuk dunia” dalam lead

memberikan makna bahwa ada satu pesan khusus dan harus

disampaikan kepada umat Islam dunia. Tujuannya agar umat

Islam di berbagai negara segera mengaplikasikan hasil akhir dari

Pesan Bogor tersebut.

Pada analisis framing Pan dan Kosicki, selain headline

dan lead, ada unsur latar informasi. Latar informasi yang dipilih

oleh wartawan atau media, menurut Pan dan Kosicki,

menentukkan ke arah mana pandangan khalayak akan dibawa.

Latar informasi yang peneliti temukan ada pada edisi 2 - 4 Mei

2018. Ketiga edisi tersebut saling berkaitan bahwa adanya

perkembangan teknologi dan informasi di media sosial menjadi

wadah penyebarluasan radikalisme. Hal tersebut diakibatkan

Page 186: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

171

melemahnya paradigma Islam wasathiyah di Indonesia dan dunia.

Dengan begitu, adanya latar informasi ini ingin memberitakan

mengenai penyebab terjadinya hal tersebut.

Terlihat pada edisi 2 Mei 2018, Harian Republika

memberikan latar informasi dari pernyataan Presiden Joko

Widodo bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

lainnya menimbulkan negatif. Itu dikarenakan penggunaan media

sosial akan menjadi wadah penyebarluasan aliran sesat dan hal-

hal negatif lainnya. Ini menandakan bahwa Harian Republika

menyepakati lahirnya radikalisme dan ujaran kebencian yang

dimaksud presiden adalah salah satu dampak dari perkembangan

saat ini.

Tidak cukup di situ, Harian Republika secara tersirat

memberitahu kepada pembaca dengan memakai kata

“menekankan” pada edisi 3 Mei 2018 bahwa sebenarnya yang

menekankan itu dari wartawan atau harian tersebut bukan dari

ath-Thayyib. Penggunaan tersebut juga mendukung latar pada

edisi 2 Mei 2018 untuk memperkuat persetujuan dalam edisi ini.

Bahwa segala bentuk informasi di media sosial itu dapat

mengakibatkan berbagai perpecahan antarumat di Indonesia dan

dunia. Karena itu, persatuan adalah jawaban dari setiap persoalan

agar terciptanya masyarakat damai dan saling bertoleransi.

Bahkan di edisi 4 Mei 2018 seakan menjadi jawaban dari

sebuah latar yang digunakan pada 2 edisi sebelumnya. Yaitu

dengan menggunakan kata “merevitalisasi atau memperkuat

kembali Islam wasathiyah” akan menjadi acuan bergeraknya

sebuah komitmen tersebut. Juga penggunaan kata “kita berupaya”

Page 187: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

172

memberikan arti bahwa harian ini juga sama sama berupaya

menyampaikan komitmen dengan cara lain, yaitu dengan cara

menyampaikan berita.

Selain tiga objek penelitian di atas, objek kutipan sumber

juga menjadi poin dalam analisis framing Pan dan Kosicki.

Kutipan sumber menurut Pan dan Kosicki digunakan hanya untuk

memberi bobot atas pendapat yang dibuat dan didukung oleh ahli

yang berkompeten. Juga pengutipan ini menghubungkan poin dan

makna tertentu dari pandangan wartawan kepada jabatan yang

berwenang. Hal tersebut merupakan representatif wartawan atau

media terhadap fakta yang terjadi saat ini.

Terlihat ketika Harian Republika pada edisi 3 Mei 2018

menjelaskan, bahwa umat Islam yang berada dalam perbedaan

mazhab saat ini harus kembali ke arah persatuan dan moderasi.

Itu karena akan adanya perpecahan antarumat bila umat Muslim

tidak berada di jalan kebenaran (tengah) dan berdamai dalam

persatuan. Inilah yang diungkapkan narasumber Harian

Republika, Hery Ruslan, dalam kalimatnya: “Islam tidak akan

menjadi peradaban yang unggul apabila umatnya tidak bersatu

dan terpecah-pecah.”

Pernyataan Hery Ruslan itu disambut positif oleh Mahbub

Ma’afi, narasumber PBNU, “Bagi NU, wasathiyah itu secara

garis besar bisa toleran kepada mazhab lain”, katanya.

Narasumber PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad at-

Tamimi pun mendukung keduanya, kata dia:

“Kalau ada perbedaan dalam hidup, kita kembalikan

kepada negara yang memiliki otoritas sehingga semua

Page 188: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

173

koridor hukum yang mesti ditaati meski bukan main

hukum sendiri.”

“Kalau si Fulan punya pemahaman memelihara jenggot,

terus ada orang muslim yang tidak pakai jenggot, ya sudah

itu pemahaman dia yang tidak pakai jenggot. Kita harus

memahami dan itu merupakan bagian dari toleransi

bermazhab. Muhammadiyah dalam keputusan tarjihnya

bagian konteks wasathiyah menjelaskan keragaman dalam

beribadah, sepanjang ada dalilnya, tidak boleh

memaksakan orang lain seperti dirinya.”

Seperti dikutip oleh Nurcholish Madjid, yang telah

peneliti sampaikan pada bab II, Abdullah Yusuf Ali menjelaskan

bahwa dalam Islam semua agama adalah satu karena Islam agama

yang diajarkan oleh semua nabi terdahulu. Nabi terdahulu itu

memberikan penjelasan tentang adanya kebenaran dalam

Kehendak dan Rencana Tuhan dengan sikap pasrah dan berserah

diri kepada Tuhan. Bila seseorang tidak memiliki sikap tersebut,

maka ia termasuk orang yang tidak percaya dan menolak

terhadap kebenaran dalam Kehendak dan Rencana Tuhan itu.

Komponen kalimat penutup ini merupakan satu dari

rangkaian unit yang diamati dari struktur sintaksis Pan dan

Kosicki, yaitu headline, lead, latar informasi, kutipan sumber,

dan terakhir kalimat penutup ini yang akan peneliti analisis.

Kalimat penutup ini, menurut Pan dan Kosicki, digunakan

wartawan atau media untuk menyusun fakta pada sebuah berita.

Pada edisi 2 Mei 2018, harian ini menginformasikan kepada

pembaca pada bagian penutup bahwa salah satu cara Indonesia

berkontribusi untuk peradaban dunia adalah dibutuhkannya

gagasan atau masukan dari ulama di berbagai negara Muslim

Page 189: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

174

mengenai Islam moderat. Hal itu dikarenakan butuhnya wawasan

luas tentang Islam wasathiyah yang akan membawa umat Muslim

khususnya Indonesia menjadi masyarakat yang bersatu.

Narasumber PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad at-Tamimi,

pun menanggapi penutup pada pemberitaan ini, bahwa nilai-nilai

Islam wasathiyah yang dikembangkan di Indonesia merupakan

aktualisasi dari Islam berkemajuan versi Muhammadiyah.

Selain itu juga, umat Muslim Indonesia memiliki sikap

toleransi tinggi yang mencerminkan konsep Islam yang sesuai

ajaran Nabi. Seperti yang dikatakan Mahbub Ma’afi sebagai

narasumber PBNU bahwa sifat-sifat wasathiyah yang telah Nabi

Muhammad SAW ajarkan, seperti tawasuth, isti’dal, dan

sebagainya merupakan konfigurasi konsep dan pola bermazhab

dalam NU untuk warga nahdiyin dan Indonesia.

Dalam buku yang disusun oleh Tim UIN Malang, yang

telah peneliti tulis, menjelaskan gambaran moderat juga terdapat

pada diri Rasulullah SAW. Rasulullah SAW itu seseorang yang

tidak pernah mengusik penganut ajaran lain, berbuat zalim

maupun sikap lainnya. Bahkan lebih dari itu, ia selalu mengajak

para sahabat untuk selalu bersikap lemah lembut, hidup rukun

serta menjauhi bersikap kasar kepada orang lain.

Selain sintaksis, dalam struktur analisis framing Pan dan

Kosicki, ada unsur skrip. Skrip adalah cara wartawan

menceritakan fakta dengan kelengkapan berita yang berupa 5W +

1H. Kelengkapan unsur 5W + 1H ini menandakan bahwa Harian

Republika ingin memberitahu secara sempurna bagaimana

kegiatan KTT ini berlangsung dengan tema Islam wasathiyah.

Page 190: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

175

Mari simak analisis ini pada edisi 2 Mei 2018, merupakan awal

rangkaian peristiwa yang akan dijadikan berita untuk 3 dan 4 Mei

2018. Rangkaian pemberitaan tersebut ditulis dengan tujuan agar

pembaca Harian Republika, yang mayoritas Muslim, mengetahui

dan memahami adanya kegiatan KTT ini. Karena itu, pada edisi

ini wartawan menulis unsur 5W + 1H secara rinci dandipaparkan

dengan berimbang serta sesuai fakta. Dalam edisi ini lebih

menekankan unsur how dan why. Kedua unsur itu menjelaskan

secara tersusun mengenai berbagai tantangan umat Islam di

Indonesia dan dunia yang disampaikan oleh presiden. Presiden

meyakini bahwa umat Islam akan menghadapi berbagai tantangan

tersebut dengan menyebarkan Islam wasathiyah di dunia. Selain

presiden, harian ini menuliskan pernyataan Imam Besar al-Azhar

ath-Thoyyib. Ath-Thoyyib mengatakan segala persoalan agama

dalam umat Islam solusinya adalah menerapkannya konsep Islam

wasathiyah. Dengan tujuan agar terciptanya kehidupan adil

sesama manusia. Bahkan harian ini juga mengutip sambutan dari

Din Syamsuddin untuk meyakinkan pembaca mengenai

keseriusan konsep Islam wasathiyah. Sambutan tersebut berisi

mengenai para ulama dunia yang menjadi delegasi akan

merevitalisasi pandangan dunia Islam tentang Islam wasathiyah.

Tentunya para delegasi ulama dan cendekiawan Muslim dunia ini

akan menyebarluaskan Islam wasathiyahdi masing-masing

negara.

Adanya kegiatan KTT ini merupakan momen langka bagi

Harian Republika. Itu dikarenakan adanya satu forum para ulama

dunia yang bertujuan menyampaikan gagasan mereka untuk umat

Page 191: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

176

Islam Indonesia dan dunia. Inilah yang dikatakan narasumber

Harian Republika, Hery Ruslan,: “Acara ini menjadi momentum

bagi kami (Harian Republika) untuk menyampaikan suara-suara

ulama kepada masyarakat Indonesia.”

Menurut Pan dan Kosicki, cara wartawan atau media

untuk mengungkapkan pandangannya itu dengan menggunakan

struktur tematik. Dengan struktur ini, peneliti akan menganalisis

dari unsur proposisi, kalimat, atau bahkan hubungan antarkalimat.

Struktur tematik ini terdapat empat elemen. Pertama, elemen

detail. wartawan atau media menjelaskan suatu peristiwa

menggunakan detail yang lengkap dan panjang lebar merupakan

penonjolan yang dilakukan secara sengaja untuk menciptakan

citra tertentu kepada khalayak. Penciptaan citra tersebut dibuat

agar pembaca melihat bahwa Harian Republika mendukung

penuh adanya kegiatan KTT Bogor dan penyebarluasan Islam

wasathiyah itu.

Lebih jauh Harian Republika pada edisi 4 Mei 2018

menulis pemberitaan Islam wasathiyah secara jelas dan rinci.

Dalam pemberitaan tersebut ada tujuh prinsip paradigma Islam

wasathiyah yang dinamakan sebagai Pesan Bogor. Pesan tersebut

antara lain, pertama tawasut, yaitu berada pada posisi jalur tengah

dan lurus. Kedua, i’tidal, yaitu berperilaku proporsional dan adil

serta bertanggung jawab. Ketiga, tasamuh, yaitu mengakui dan

menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan.

Keempat, syura, yaitu bersandar pada konsultasi dan

menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai

konsensus. Kelima, islah, yaitu terlibat dalam tindakan yang

Page 192: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

177

reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama. Keenam,

qudwah, yaitu melahirkan inisiatif yang mulia dan memimpin

untuk kesejahteraan manusia. Terakhir, muwatonah, yaitu

mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan.

Pesan itu disepakati oleh para ulama dan cendekiawan dunia

dalam kegiatan KTT tersebut. Pedoman itu akan menjadi dasar

bersama untuk menyebarluaskan pemahaman mengenai Islam

moderat kepada dunia. Selain itu, Pesan Bogor tersebut

mengandung empat penjelasan lainnya dengan tujuan

membangun umat moderat yang adil, makmur, dan harmonis

berdasarkan ajaran Islam. Hal tersebut disepakati oleh

narasumber PP Muhammadiyah, Muhammad Ziyad at-Tamimi,

bahwa langkah Harian Republika untuk memublikasikan berita

ini merupakan cara harian ini menyosialisasikan nilai-nilai dari

Islam wasathiyah.

Dalam struktur tematik yang kedua, menurut teori Pan dan

Kosicki, adalah koherensi. Menurut teorinya bahwa salah satu

macam koherensi adalah koherensi sebab-akibat. Koherensi

sebab-akibat tersebut merupakan proposisi atau kalimat

dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain. Terlihat pada

edisi 2 Mei 2018, Din menjelaskan kata “karena” bahwa

diadakannya kegiatan KTT ini berkaitan dengan kenyataan yang

terjadi. Keterkaitan itu terlihat ketika umat Muslim pada saat ini

menghadapi berbagai peradaban dunia yang penuh dengan

kesemrawutan. Mari lihat penggalan beritanya:

“Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu

menuturkan, HLC-WMS juga menemukan relevansi

Page 193: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

178

karena umat Islam sedang menghadapi realitas peradaban

dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan

ketidakteraturan.”

Elemen bentuk kalimat adalah poin ketiga dalam struktur

tematik. Menurut Pan dan Kosicki bentuk kalimat merupakan

persoalan teknis tata bahasa dan makna yang dibentuk oleh

susunan kalimat. Bentuk kalimat dalam suatu berita biasanya

menggunakan dua bentuk, deduktif dan induktif. Peneliti

menemukan di harian ini pada edisi 2 Mei 2018 menggunakan

kalimat deduktif. Kalimat deduktif adalah bentuk penulisan

kalimat umum ditempatkan di bagian muka, kemudian disusul

dengan keterangan tambahan khusus. Harian ini menggunakan

bentuk kalimat deduktif itu dikarenakan aspek penonjolannya

terlihat jelas. Seperti di edisi 2 Mei 2108 pada temuan pertama

(paragraf kedua), presiden memaparkan berbagai tantangan yang

dihadapi dunia Islam. Dan harian ini menjelaskan tantangan

tersebut secara rinci pada kalimat selanjutnya. Juga pada temuan

kedua kalimat pertama (paragraf ketiga), presiden mengatakan

beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari sebuah

perkembangan teknologi. Dan Republika kembali menjelaskan

dampak tersebut pada kalimat setelahnya.

Selama ini perkembangan teknologi pada media digital

bersifat membangun jaringan, tidak memihak, interaktif

melibatkan peran aktif manusia, dan bahkan seringkali dapat

dimanipulasi. Kemudian akses internet yang tidak memiliki

aturan baku ini layaknya pasar bebas, siapa aja dapat menuliskan

Page 194: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

179

informasi apa pun bahkan catatan pribadi pun bisa dipublikasikan

dan menjadi konsumsi secara luas.

Selain itu, revolusi digital juga memengaruhi masyarakat

yang langsung memercayai isi konten yang terdapat pada berita

tanpa melakukan verifikasi. Hal inilah yang menyebabkan

banyaknya berita hoaks yang beredar di media sosial. Hoaks

sangat berbahaya jika menggunakan topeng agama karena dapat

menciptakan konflik yang terus menerus. Itu dikarenakan watak

agama yang sangat menyentuh emosional setiap manusia.

Suka atau tidak, era disrupsi digital ini memang

mendorong lahirnya kompleksitas masyarakat dalam beragama.

Akibat dangkalnya sumber pengetahuan agama, ada yang terlalu

tekstual dalam memahami ayat-ayat suci disertai fanatisme

berlebihan sehingga mengarah pada ekslusivisme, ekstremisme,

bahkan terorisme. Semua persimpangan itu rentan menciptakan

konflik yang dapat mengoyak keharmonisan kehidupan bersama.

Pada posisi ini, moderasi beragama tak lagi sekadar wajib tapi

sudah menjadi kebutuhan untuk diimplementasikan demi

kehidupan beragama yang lebih baik. Oleh karena itu, presiden

menjadikan pembahasan teknologi sebagai tantangan bagi para

ulama di dunia, khususnya Indonesia.

Elemen keempat juga elemen terakhir dalam struktur

tematik adalah kata ganti. Menurut Pan dan Kosicki dalam

mengungkapkan sikapnya, wartawan atau media dapat

menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang

menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi

komunikator semata-mata. Akan tetapi, ketika memakai kata

Page 195: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

180

ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari

sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Hal ini dibuktikan

dengan Harian Republika menggunakan kata ganti “ia”, “dia”,

dan “kita”.

Pada edisi 3 Mei 2018, ada dua kutipan yang

menggunakan kata ganti “kita”. Hal itu berarti Harian Republika

mengaminkan pendapat yang dikatakan oleh narasumber.

Pendapat itu di antaranya adalah ajakan ath-Thayyib kepada umat

Islam untuk menempuh jalan persatuan sebagai tujuan akhir dari

perbedaan mazhab antarumat. Ia juga menyeru agar anak-anak

sebagai kader umat memahami akidah Ahlussunah wal Jamaah.

Itu dikarenakan Ahlussunnah wal Jamaah memiliki watak

moderat, seperti, i’tidal (adil), tawazun (seimbang), dan tasamuh

(toleran). Beberapa sikap tersebut dapat menolak segala bentuk

tindakan dan pemikiran ekstrim yang dapat melahirkan

penyimpangan dan penyelewengan dari ajaran Islam.

Selain itu, untuk menganalisis bagaimana dan dari sisi

mana keberpihakan serta dukungan penuh Harian Republika

terhadap kegaitan bisa dilihat dari unsur leksikon. Dalam teori

analisis framing Pan dan Kosicki wartawan atau media

menggunakan leksikon untuk menandakan adanya sikap dan

ideologi tertentu pada sebuah media. Penandaan tersebut terlihat

ketika media itu melakukan pemilihan kata untuk setiap

maknanya. Seperti, pada edisi 2 Mei 2018, Harian Republika

menggunakan kata “wasathiyah” yang dalam KBBI tidak

tercantum artinya. Kata tersebut diulang pada edisi ini sebanyak

14 kali. Hal itu menandakan bahwa Republika sudah menjadikan

Page 196: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

181

kata “wasathiyah” merupakan satu kata serapan bagi harian

tersebut. Kata itu sudah diadopsi oleh Harian Republika untuk

menampilkan keberpihakannya terhadap paradigma jalan tengah.

Bahkan PP Muhammadiyah melalui perwakilannya untuk

diwawancarai mendukung adanya pemberitaan ini, ia

mengatakan:

“Kalau Republika mengambil peran penting dalam

konteks ini (kegiatan KTT) sudah betul bahwa berarti

Republika turut serta bagaimana menyosialisasikan nilai-

nilai dari Islam wasathiyah.”

Leksikon selanjutnya menggunakan kata “ekstrem” yang

artinya sangat keras dan teguh; fanatik. Penggunaan kata

“ekstrem” seakan memberikan sebuah peringatan bahwa umat

Islam dilarang berlebihan dalam melakukan hal, tetap harus

berada dalam kemoderatan. Yaitu umat yang selalu memahami

agama dengan rujukan sesuai al-Quran dan Hadis. Muhammad

Ziyad at-Tamimi, narasumber PP Muhammdiyah, menanggapi

adanya pemahaman esktrem itu di Muhammadiyah dan

memberikan solusi. Solusi tersebut melalui gerakan-gerakan

pencerahan dalam wawasan dan pemahaman agama. Seperti,

Muhammadiyah mengarahkan warga Indonesia untuk merujuk

bahan bacaan tidak hanya satu, tapi harus bervariasi. Dengan

begitu, warga Indonesia akan memiliki keluasan pemahaman dan

wawasan, kedewasaan berfikir, serta intelektual tinggi sehingga

ia tidak menghakimi keyakinan dan pandangan orang lain. Yang

nantinya, ia juga akan memiliki sikap menghargai perbedaan

pemahaman dan munculnya sikap toleransi.

Page 197: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

182

Bahkan di edisi 3 Mei 2018, harian ini menggunakan kata

“mengadu domba” yang berarti menjadikan berselisih (bertikai)

di antara pihak yang sepaham. Sebelum kata “mengadu domba”,

terdapat kata “memecah belah”, dua kata tersebut mengandung

makna yang sama. Dapat disimpulkan, bahwa harian ini ingin

memberi pesan mengenai umat Islam yang selalu berselisih

paham di dunia maya dan nyata sehingga persatuan itu sangat

diperlukan saat ini. Mahbub Ma’afi, narasumber PBNU,

mendukung hal tersebut dengan pernyataan bahwa warga

Indonesia harus menumbuhkan dan merawat sikap toleransi yang

tinggi antarumat. Perbedaan dalam pandangan beragama bukan

menjadi alasan timbulnya perpecahan antarmasyarakat. Itu

dikarenakan adanya perbedaan merupakan sebuah keniscayaan

dalam hidup.

Lebih jauh, harian ini memakai kata “monopoli” dan

“memvonis”. Sinonim “monopoli” adalah dominasi atau

penguasaan, itu berarti terdapat satu kelompok yang

mendominasi dirinya benar dan kelompok lain salah. Republika

memakai kata ini dikarenakan ingin menekankan bahwa

mengklaim diri sebagai pihak yang paling benar merupakan

bukan tindakan tepat. Kata “memvonis”, pada paragraf keempat,

berarti menuduh melakukan perbuatan melanggar hukum. Harian

ini menekankan informasi kepada pembaca bahwa menuduh kafir

sesama Muslim adalah perbuatan yang dilarang oleh Islam.

Seperti yang diakui narasumber PP Muhammadiyah, Muhammad

Ziyad at-Tamimi, bahwa dalam Muhammadiyah tidak ada orang

yang saling menghakimi. Yang ada Muhammadiyah memberi

Page 198: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

183

kebebasan kepada orang tersebut untuk menilai seseorang

sepanjang masih ada dalil yang sahih. Selain itu, Muhammadiyah

melarang keras bila ada umatnya dengan keyakinan masing-

masing memaksakan keyakinan orang lain, kemudian mengafir-

ngafirkan, menghakimi, dan bahkan membuat konflik.

Seperti yang telah peneliti tulis pada bab II bahwa pada

hakikatnya, agama itu satu dan inti dari semua risalah juga sama

yaitu Tauhid. Tetapi, mengapa mereka berpaling dari agama yang

benar yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW dengan mencari

agama yang lain selain agama Allah? Padahal, semua makhluk di

langit dan bumi berserah diri dengan senantiasa tunduk dan patuh

kepada hukum dan kehendak-Nya, baik dengan suka yaitu

dengan tulus dan ikhlas karena melihat bukti-bukti kebenaran

maupun terpaksa setelah melihat azab. Keikhlasan terhadap

berserah diri kepada Allah, terlihat pada Nabi Adam yang

berserah diri atas kejatuhannya ke bumi dan selalu mengikuti

perintah-Nya. Nabi Sulaiman yang mencoba melakukan cara agar

mengajak Ratu Balqis untuk berserah diri dan menyembah Tuhan

Yang Esa. Nabi Isa dan para sahabatnya, hawariyun, yang

senantiasa setia dan menjadi penolong Nabi Isa untuk

menegakkan agama Allah ketika Nabi Isa mendapat keingkaran

dari Bani Israil. Nabi Ibrahim dan para anak cucunya, Nabi

Ismail, Nabi Ishak, Nabi Yakub, dan Nabi Yusuf, yang juga

berserah diri kepada Tuhan.

Sama seperti yang dikatakan oleh Hery Ruslan,

narasumber Harian Republika,: "Kami ingin masyarakat dunia

mengikuti dan memahami hal-hal yang disampaikan oleh ulama-

Page 199: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

184

ulama di Bogor. Seperti, menyerukan persatuan serta umat Islam

ini banyak tetapi belum bersatu. Kita lihat di Indonesia masih

terkotak-kotak oleh kepentingan mazhab dan kepentingan ormas

lainnya,”.

Terakhir, dalam unsur analisis framing Pan dan Kosicki

adalah grafis. Menurutnya, grafis ini biasanya muncul lewat

bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain. Seperti,

pemakaian huruf tebal, huruf yang dibuat dengan ukuran lebih

besar, caption, foto, dan bahkan tabel untuk mendukung makna

yang akan disampaikan dalam pemberitaan tersebut.

Silahkan lihat temuan berita di bab IV, pada ketiga edisi

ini mempunyai kesamaan mencetak judul dengan ukuran besar

serta diberi ketebalan dan posisi ketiga berita berada di tengah

headline. Hal itu sengaja dilakukan oleh media tersebut untuk

menonjolkan judul yang lebih penting sehingga khalayak tertarik.

Tata bahasa pada headline pun lengkap, terdapat subjek dan

predikat, bahkan objek. Pemilihan kata juga spesifik, akurat,

jelas, dan ringkas.

Foto yang digunakan Harian Republika menjadi

pelengkap berita yang dimuat di headline. Foto tersebut juga

sebagai penjelas pemberitaan Islam wasathiyah. Harian

Republika pada foto pertama menjelaskan bahwa Imam Besar al-

Azhar memberikan sambutan pada KTT dan dihadiri oleh

presiden dan Din Syamsuddin sebagai utusan khusus Presiden RI.

Pada foto edisi 4 Mei 2018, Harian ini memakai foto bersama

wakil presiden RI dengan para ulama dan cendekiawan Muslim

Page 200: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

185

di berbagai negara sebagai kolega setelah KTT berakhir. Hal

tersebut diakui oleh Hery Ruslan, narasumber Harian Republika,:

“Harian Republika ingin memberitakan dan

menyinkronkan foto dengan berita yang dimuat. Seperti,

pada 2 Mei 2018, pembukaan acara KTT, kami pilih foto

Imam Besar al-Azhar sedang memberikan sambutan di

istana, serta ada presiden dan Din Syamsuddin sebagai

utusan presiden. Hal itu menjadi momen spesial dan

langka bagi Harian Republika. Pada 4 Mei 2018, ulama-

ulama dan cendekiawan Muslim foto bersama dengan

wakil presiden.”

Page 201: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

186

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah melakukan analisis framing dan universalisme

Islam terhadap pemberitaan Islam wasathiyah di Harian

Republika, peneliti bisa menarik kesimpulan sesuai rumusan

masalah seperti yang diuraikan pada Bab I. Rumusan

masalah tersebut adalah bagaimana Harian Republika

membingkai berita Islam wasathiyah dan apa tujuannya.

Harian Republika, sudah menjalankan peran media Islam

dan moderat, seperti simpulan berikut:

1. Harian Republika membingkai pemberitaan Islam

wasathiyah dengan kemasan khusus untuk pembaca.

Kemasan khusus tersebut dibuktikan dengan hasil

analisis dan wawancara bahwa Harian Republika akan

terus memrioritaskan isu-isu agama, seperti pemberitaan

Islam wasathiyah. Harian Republika memberikan

ruangan khusus kepada Islam wasathiyah untuk

diberitakan dalam headline selama tiga hari berturut-

turut. Ruangan khusus itu dikarenakan Harian Republika

memberitakan Islam wasathiyah pada halaman pertama,

keenam, kedelapan, kesembilan, dan halaman ke-12

dalam tiga edisi pada tiga edisi berturut-turut.

Pertimbangannya adalah kegiatan ini merupakan

peristiwa luar biasa serta tidak mudah bagi Indonesia

untuk mengumpulkan ulama-ulama sedunia untuk hadir.

Page 202: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

187

Acara ini menjadi momentum bagi Harian Republika

untuk menyampaikan suara-suara ulama kepada

masyarakat Indonesia. Suara-suara tersebut nantinya

akan diinformasikan kepada umat Islam Indonesia

sebagai pembaca. Selain itu, Ketua Umum PBNU dan

Mantan Ketua Umum Muhammadiyah dipilih sebagai

narasumber adalah menjadi tanda bahwa kedua

organisasi masyarakat tersebut merupakan organisasi

yang menjadi jalan tengah untuk pemikiran Islam di

Indonesia. Penetapan kata dan foto ditentukan dengan

news value yang didasarkan pada peristiwa besar dan

pengaruhnya untuk menarik minat pembaca Harian

Republika yang mayoritas orang Islam. Dengan begitu,

Harian Republika memperlihatkan identitasnya sebagai

media Islam yang moderat serta mendukung segala

bentuk kemaslahatan untuk umat Islam.

2. Tujuan Harian Republika membingkai pemberitaan

Islam wasathiyah agar masyarakat Islam dunia,

khususnya Indonesia memahami isi dan makna

pemberitaan Islam wasathiyah. Isi dan makna tersebut

menyerukan persatuan, toleransi, adil, dan

mengaplikasikan pokok-pokok prinsip kemoderatan

lainnya. Serta tidak adanya ucapan mencela dengan kata

kafir kepada sesama umat Islam bahkan kepada

nonmuslim. Selama nonmuslim tersebut tidak

menganggu umat Islam dalam peribadatannya dan

bernegara.

Page 203: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

188

B. Implikasi

Dari hasil penelitian, Harian Republika telah menjadi

media yang menyebarluaskan isu-isu agama untuk

pembacanya, seperti pemberitaan Islam wasathiyah ini.

Harian ini juga menjadi penengah antara masyarakat dan

pemerintah dari sisi media yang mendukung diterapkannya

konsep moderasi Islam. Tujuannya agar para pembaca dan

masyarakat bisa hidup damai, bersatu, dan terhindar dari

fitnah agama. Itu dikarenakan pengetahuan dan pemahaman

yang luas juga menjadi dasar pokok untuk menghargai

sesama manusia dalam berbagai perbedaan, baik suku,

bahasa, bahkan keyakinan. Pada saat ini, pemahaman

masyarakat masih terkotak-kotak dan bahkan mudah untuk

mengafirkan-kafirkan sesamanya. Padahal selama dia masih

berserah diri dan percaya kepada Tuhan Yang Esa,

sebagaimana Pancasila, dia berarti memiliki keyakinan

tersendiri. Efeknya bila masyarakat memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang mendalam, pikiran masyarakat

terhindar dari persepsi radikal dan ekstrem yang saat ini

sedang booming.

Selain itu, moderasi beragama memiliki misi untuk

menciptakan perdamaian bagi semua umat manusia. Karena

itu munculnya sikap liberal dalam beragama tidak jarang

memicu reaksi konservatif, sering mengakibatkan lahirnya

ujaran kebencian, intoleransi, esktremisme, dan bahkan

terorisme atas nama agama. Moderasi beragama diharapkan

Page 204: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

189

menjadi solusi atas problem keagamaan yang ekstrem saat

ini.

Penguatan wawasan dan pemahaman moderasi

beragama tidak cukup dilakukan secara personal oleh

individu melainkan harus dilakukan secara sistematis dan

terencana secara kelembagaan bahkan oleh negara. Negara

harus hadir memfasilitasi terciptanya ruang-ruang publik

yang sehat untuk menciptakan interaksi masyarakat lintas

agama dan kepercayaan. Jangan sebaliknya, melahirkan

regulasi dan peraturan dengan sentimen agama tertentu yang

diterapkan dan diberlakukan di ruang publik.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka

penulis ingin memberikan beberapa saran kepada Harian

Republika, segenap akademisi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, khususnya Program Studi Jurnalistik UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, pihak pemerintah, dan para

pembaca Harian Republika, sebagai berikut:

1. Peneliti berharap agar Harian Republika terus

berkontribusi terhadap penyebaran konsep Islam

wasathiyah melalui media. Juga mendukung penuh

kepada pemeirntah dalam upaya menyosialisasikan

makna Islam wasathiyah. Serta berkomitmen untuk tetap

menjadi media moderat yang mengedepankan

kepentingan umat Islam di Indonesia.

2. Peneliti berharap agar para pihak dekanat ikut serta

menyiarkan nilai-nilai moderasi beragama di kalangan

Page 205: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

190

kampus. Tujuannya agar para mahasiswa memahami

penuh makna Islam wasathiyah yang memang

seharusnya diamalkan dalam kehidupan sosial.

3. Kepada pemerintah peneliti berharap agar terus menjadi

fasilitator dalam menyosialisasikan makna Islam

wasathiyah kepada warga Indonesia. Juga menjadi

penggerak tersebarnya pemahaman dan wawasan konsep

Islam moderat di Indonesia.

4. Para pembaca Harian Republika diharapkan agar terus

mendukung segala bentuk pemberitaan yang diterbitkan

Harian Republika. Dukungan tersebut merupakan suatu

bentuk upaya kita sebagai pembaca untuk ikut

menyebarluaskan Islam wasathiyah lewat media. Juga

peneliti berharap kepada masyarakat luas agar dapat

memahami makna Islam wasathiyah. Pemahaman

tersebut nantinya akan menjadi paradigma yang melekat

dalam diri untuk selalu bersikap dan menyebarluaskan

Islam wasathiyah. Hal tersebut disebabkan adanya

pemahaman radikal dan ekstrem yang akan terus ada

dalam kehidupan rakyat Indonesia.

5. Di masa depan kata kafir, tuduhan kafir, kata munafik,

serta kata-kata yang bersifat judgement hendaknya

dikurangi kalau tidak bisa dihapus sama sekali. Sebagai

gantinya gagasan Islam wasathiyah harus dikedepankan.

Itu karena gagasan tersebut menampilkan sifat saling

mengayomi, mendamaikan, menumbuhkan sikap

Page 206: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

191

toleransi dan tenggang rasa, menjaga persatuan, dan

tidak saling melakukan kekerasan atas nama agama.

Page 207: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

192

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

A. Jamrah, Suryan. 2015. Studi Ilmu Kalam. Jakarta: Kencana.

A. Nasir, Sahilun. 2012. Pemikiran Kalam (Teologi Islam);

Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya. Jakarta: Rajawali

Pers.

Abbas, Siradjuddin. 1995. Sejarah dan Keagungan Madzhab

Syafi’. Jakarta: Radar Jaya.

Abu Zahrah, Muhammad. 2014. Fiqh Islam; Mazhab dan Aliran.

Tangerang Selatan: Gaya Media Pratama.

Ali, Tariq. 2009. Benturan Antarfundamentalis. Jakarta:

Paramadina.

Asy-Syarqawi, Abdurrahman. 1999. Riwayat Sembilan Imam

Fiqih (diterjemah dan diperkaya oleh al-Hamid al-Husaini).

Jakarta: Pustaka Hidayah.

Boy ZTF, Pradana. 2008. Fikih Jalan Tengah. Jakarta Timur:

Grafindo.

Bungin, Burhan. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

PT Raja Grafindo.

Denzin dan Yvanna S. Lincoln, Norman K. 1994. Handbook of

Qualitatif Research. California: Sage Publication.

Dzajuli, A. 2015. Ilmu Fiqh; Penggalian,Perkembangan, dan

Penerapan Hukum Islam. Jakarta: Kencana.

Eriyanto. 2011. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media.

Yogyakarta: LKiS.

Eryanto, Analisis Framing, Konstruksi, Ideologi, dan Politik

Media (Yogyakarta: PT. LKis Printing Cemerlang, 2011),

h. 294.

Page 208: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

193

Hanafi, A. 2003. Pengantar Teologi Islam. Jakarta: PT. Pustaka

Al-Husna Baru.

Hassan Khalil, Mohammad. 2016. Islam dan Keselamatan

Pemeluk Agama Lain. Bandung: PT. Mizan Pustaka.

J.A., Denny. 2006. Melewati Perubahan: Sebuah Catatan Atas

Transisi Demokrasi Indonesia. Yogyakarta: LkiS.

Junroni dan Suhaemi. 2006. Metode-metode Penelitian

Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Kiyanto, Rachmat. 2007. Teknis Praktis Riset Komunikasi:

Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation,

Advertaising, Komunikais Organisasi, Komunikasi

Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Madjid, Nurcholish. 1995. Islam Agama Peradaban. Jakarta:

Paramadina.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, Harun. 2016. Teologi Islam. UI-Press: Jakarta.

Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat

(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), hal 1530.

Saifuddin Anshari, Endang. 1989. Kuliah Al-Islam: Pendidikan

Agama Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali.

Schoun, Frithjof. 1994. Mencari Titik Temu Agama-agama

Penerjemah Saafroedin Bahar. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Sobur, Ales. 2013. Filsafat Komunikasi: Tradisi dan Metode

Fenomenologi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Steele, Janet. 2018. Mediating Islam Jurnalisme Kosmopolitan Di

Negara-negara Muslim Asia Tenggara. Yogyakarta; PT.

Bentang Pustaka.

Page 209: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

194

Su’ud, Abu. 2003. Islamologi; Sejarah, Ajaran, dan Peranannya

dalam Peradaban Umat Manusia. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Sucipto, Hery. 2003. Ensiklopedi Tokoh Islam Dari Abu Bakr

Hingga Nasr dan Qardhawi. Jakarta: Hikmah.

Sumadiria, AS. Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita

dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional.

Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Suryawati, Indah. 2015. Jurnalistik Suatu Pengantar Teori dan

Praktek. Bogor: Ghalia Indonesia.

Syamsul M. Romli, Asep. 2008. Kamus Jurnalistik Daftar Istilah

Penting Jurnalistik Cetak, Radio, dan Televisi. Bandung:

Simbiosa Rekatama Media.

Taher, Tarmizi. 2007. Berislam Secara Moderat. Jakarta Selatan:

Grafindo Khazanah Ilmu.

Tim Penyusun Kementrian Agama RI. 2019. Moderasi

Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian

Agama Republik Indonesia.

Tim UIN Malik Ibrahim Malang. 2016. Islam Moderat Konsepsi,

Interpretasi, dan Aksi. Malang: UIN Maliki Press.

Utriza Yakin, Ayang. 2016. Islam Moderat dan Isu-isu

Kontemporer; Demokrasi, Pluralisme, Kebebasan

Beragama, Non-muslim, Poligami, dan Jihad. Jakarta:

Kencana.

Yunanto, Sri. 2017. Negara Khilafah Versus Negara Kesatuan

Republik Indonesia; Studi Tentang Ideologi dan Gerakan

Politik HTI dalam Perspektif Empat Konsensus Bangsa

Indonesia. Jakarta: IPSS.

Yusuf Ali, Abdullah. 2009. Tafsir Qur’an 30 Juz: Teks,

Terjemahan, dan Tafsir Diterjemahkan Oleh Ali Audah.

Bogor: Pustaka Litera AntarNusa.

Page 210: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

195

Yusuf, Yunan. 2014. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam; dari

Khawarij ke Buya Hamka Hingga Hasan Hanafi. Jakarta:

Kencana.

Internet

Aplikasi Tafsir Kementrian Agama pada smartphone diunduh

pada Selasa, 1 April 2019 pukul 14.00 WIB.

https://www.academia.edu/9252482/SEJARAH_SINGKAT_IMA

M_ASY-SYAFI_I_DAN_MADZHABNYA, diakses pada

Jumat, 15 Februari 2019 pukul 09.41 WIB.

https://www.academia.edu/9252482/SEJARAH_SINGKAT_IMA

M_ASY-SYAFI_I_DAN_MADZHABNYA, diakses pada

Jumat, 15 Februari 2019 pukul 09.41 WIB.

http://teosofi.uinsby.ac.id/index.php/teosofi/article/view/76/70

diakses pada Senin, 10 Maret 2019 pukul 15.43 WIB.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:/

/nurcholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-

Universalisme-Islam-dan-Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED

1sQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_Nw

D8IYx diunduh pada Rabu, 2 April 2019 pukul 13.10 WIB.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:/

/nurcholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-

Universalisme-Islam-dan-Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED

1sQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_Nw

D8IYx diunduh pada Rabu, 2 April 2019 pukul 13.10 WIB.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:/

/nurcholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-

Universalisme-Islam-dan-Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED

1sQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_Nw

D8IYx diunduh pada Rabu, 2 April 2019 pukul 13.15 WIB.

Page 211: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,

196

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:/

/nurcholishmadjid.org/assets/pdf/buku/1992_25-

Universalisme-Islam-dan-Kosmopolitanisme-Kebudayaan-

Islam.pdf&ved=2ahUKEwjt__b68cLhAhVW62EKHRgED

1sQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw0148HaWjQf1Dz_Nw

D8IYx diunduh pada Rabu, 2 April 2019 pukul 13.17 WIB.

https://www.researchgate.net/publication/323600431_Mengenal_

Lebih_Dekat_dengan_Pendekatan_Fenomenologi_Sebuah_

Penelitian_Kualitatif

https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1146

/714

https://www.researchgate.net/publication/323600431_Mengenal_

Lebih_Dekat_dengan_Pendekatan_Fenomenologi_Sebuah_

Penelitian_Kualitatif

Page 212: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,
Page 213: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,
Page 214: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,
Page 215: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,
Page 216: ANALISIS FRAMING BERITA ISLAM WASATHIYAHrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...20. Tim BPH Forum Silaturrahmi Alumni Madrasah Masyariqul Anwar (FORSAMMA) Teh Feny, Wildan,