laporan penentuan orde reaksi
Post on 06-Jul-2018
270 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
1/29
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA“PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU
DENGAN
CARA KONDUKTOMETRI”
Disusun oleh:
Ni Ayu Sue!"i #$%$%&%$&&'(
I Pu"u Su)*+) ,o-) #$%$%&%$&%'(Re"no Pu.i Asih #$%$%&%$&//(M)0e S!i As"u"i #$%$%&%$&1$(
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETA2UAN ALAM
UNI3ERSITAS PENDIDIKAN GANES2A
4&$/
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
2/29
PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI
I. TUJUAN
Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi melalui cara konduktometri
II. DASAR TEORI
Kinetika reaksi membahas tentang cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung.
Berbeda dengan kinetika kimia. Kinetika kimia merupakan materi yang membahas tentang
laju reaksi dan mekanisme reaksi (Sutresna,2007. !aju reaksi dinyatakan sebagai perubahan
konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi persatuan "aktu. Sementara itu, mekanisme adalah
serangkaian reaksi sederhana yang menerangkan reaksi keseluruhan. !aju reaksi dan
mekanisme reaksi memiliki hubungan, di mana untuk mengetahui mekanisme reaksi,
dipelajari perubahan laju reaksi yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi pereaksi, hasil
reaksi, katalis, suhu, dan tekanan (Suardana, dkk, 2002. Misalkan untuk reaksi,
# $ 2B % &'
laju reaksi, r, dalam bentuk dierensial dapat dinyatakan sebagai berikut)
nm B Ar atau
dt
C d
dt
Bd
dt
Ad r *+*+
*+
&
*+
2
*+==−=−=
dimana m adalah tingkat (orde reaksi terhadap # dan n adalah orde reaksi terhadap B. m $ n
adalah orde reaksi total. -rde reaksi tidak selalu sama dengan koeisien reaksi, tetapi dapat
berupa bilangan bulat maupun pecahan. al ini terjadi karena orde reaksi diturunkan dari
percobaan, bukan dari persamaan stoikiometri reaksi. /engan demikian orde reaksi dapat
dideinisikan sebagai jumlah pangkat aktor konsentrasi pada persamaan laju reaksi bentuk
dierensial.
!aju reaksi dapat ditentukan dengan mengikuti perubahan konsentrasi pereaksi atau
hasil reaksi sejalan dengan "aktu. #da 2 cara untuk menentukan laju reaksi (Suardana,
2002, yaitu cara kimia dan cara isika.
. ada cara kimia, konsentrasi salah satu yang terlibat dalam reaksi ditentukan dengan 1at
lain yang diketahui jumlahnya. Sebagai contoh laju hidrolisis ester dapat diikuti dengan
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
3/29
mereaksikan asam yang terbentuk pada "aktu"aktu tertentu dengan larutan basa standar
(analisis 3olumetri.2. ada cara isika, konsentrasi ditentukan dengan mengukur siat isik dan 1at yang terlibat
dalam reaksi, misalnya dengan mengukur tekanan, indeks bias, intensitas "arna, siat
optik akti, daya hantar, dan 3iskositas.
ada umumnya laju reaksi akan meningkat jika konsentrasi (molaritas pereaksi
ditingkatkan. Molaritas adalah banyaknya mol 1at terlarut tiap satuan 3olum 1at pelarut.
ubungannya dengan laju reaksi adalah bah"a semakin besar molaritas suatu 1at, maka
semakin cepat suatu reaksi berlangsung. /engan demikian pada molaritas yang rendah suatu
reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. ubungan antara laju reaksi
dengan molaritas adalah)
3 4 k +#*m +B*ndengan)
3 4 !aju reaksi
k 4 Konstanta kecepatan reaksi
m 4 -rde reaksi 1at #
n 4 -rde reaksi 1at B
ubungan antara laju reaksi dari konsentrasi dapat diperoleh melalui data eksperimen
(Basuki, 2005. 6ntuk reaksi)
a# $ bB % produk dapat diperoleh bah"a laju reaksi berbanding lurus dengan +#*m dan +B*n. 6ngkapan
laju reaksi, r, dapat dinyatakan) r 4 k +#* m +B*n disebut hukum laju atau persamaan laju
dengan k adalah tetapan laju, m dan n masingmasing adalah orde reaksi terhadap # dan B
yang dapat berupa bilangan bulat atau pecahan. -rde reaksi diperoleh secara eksperimen,
tidak dapat persamaan stoikometrinya.
Faktor yang Mempengaruh La!u Reak"
Banyak hal yang mempengaruhi kecepatan reaksi biasanya kecepatan suatu reaksi
dipengaruhi oleh beberapa aktor sekaligus dan adakalanya aktoraktor ini saling
mempengaruhi satu sama lain. Beberapa aktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah
luas permukaan, suhu, katalis dan konsentrasi (#nonim, 200. aktor yang dipelajari dalam
praktikum ini yaitu pengaruh konsentrasi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Molaritashttp://id.wikipedia.org/wiki/Molaritashttp://belajarkimia.com/pengenalan-kinetika-kimia-%E2%80%93-laju-reaksi/http://belajarkimia.com/pengenalan-kinetika-kimia-%E2%80%93-laju-reaksi/http://id.wikipedia.org/wiki/Molaritas
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
4/29
Konsentrasi
/ari berbagai percobaan menunjukkan bah"a makin besar konsentrasi 1at1at yang
bereaksi makin cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak 1at1at
yang bereaksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan. al ini
mengakibatkan makin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.
ubungan antara konsentrasi 1at dengan laju reaksi dapat bermacammacam. #da
reaksi yang berlangsung dua kali lebih cepat bila konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali dari
konsentrasi sebelumnya. #da juga reaksi berlangsung empat kali lebih cepat jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali. 6ntuk laju reaksi yang mengikuti persamaan)
a# $ bB→ ' $ /
secara matematik laju reaksinya dapat dinyatakan dengan)
8 4 k+#*m+B*n.
angkatpangkat pada aktor konsentrasi dalam persamaan laju reaksi disebut dengan
orde reaksi. 9adi, m adalah orde terhadap 1at # dan n adalah orde terhadap 1at B. /isini, tidak
ada hubungan antara orde reaksi dengan koeisien reaksi (a dan b karena orde reaksi
diperoleh dari eksperimen. /alam percobaan ini akan dipelajari penentuan laju reaksi dan
tetapan laju dari reaksi antara :a2S2-& dengan 'l. ;iosulat bereaksi dengan asam
membentuk endapan kuning belerang dan gas belerang dioksida. #dapun reaksi yang terjadiantara natrium tiosulat dengan asam adalah sebagai berikut.
S2-&2
(a
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
5/29
asil integrasi untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi terhadap "aktu,
yaitu)
∫ ∫ =
=
=t
0t
#
#
dtkd+#*
0
ln +#* = ln +#*0 4 kt
kt+#*
+#*ln
0
=
+#* 4 +#*0 ekt
Kur3a ln +#* sebagai ungsi "aktu atau +#* sebagai ungsi "aktu untuk reaksi orde satu
dapat dilihat pada gambar . #pabila yang ingin ditentukan adalah konsentrasi produk pada
"aktu tertentu, maka penurunan rumus di atas harus diubah sebagai berikut. Misalkan
konsentrasi a"al +#*0 dari pada "aktu t tertentu, > mol reaktan diubah menjadi produk.
ersamaan laju reaksinya adalah
>(+#*kdt
d>
dt
d+#* 0==
(a (b
'am(ar $. Kur3a (a ln +#* 3s t dan (b +#* 3s t untuk reaksi orde pertama
/engan menyusun dengan mengintegrasikan persamaan >(+#*kdt
d>
dt
d+#* 0== akan
diperoleh
∫ ∫ ==
=
t
0
t>
0> 0
dtk>(+#*
d>
ln (+#*0 = > $ ln +#*0 4 kt
kt
0
0 e >+#*
+#*=
t
ln+#*
t
+# *
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
6/29
Kur3a hubungan>+#*
+#*ln
0
0
−terhadap "aktu , t dan
>+#*
ln
0 −
terhadap "aktu,
dapat dilihat pada gambar 2.
(a (b
'am(ar &. )a* Kur+a [ ][ ] x A A
o
o
−ln +" t #an )(* kur+a
[ ] x A o −ln
?eaksi orde satu meliputi peluruhan radioakti (juga bersiat unimolekuler dan reaksireaksi
berikut.
2 :2-@(g % A :-2(g $ -2(g (tidak unimolekuler
Suatu besaran yang penting dalam reaksi orde satu adalah "aktu paruh (t dari
suatu reaksi. Caktu paruh adalah adalah "aktu yang dibutuhkan agar konsentrasi reaktan
menjadi setengah dari konsentrasi semula. Caktu paruh untuk reaksi orde pertama adalah
sebagai berikut.
k t
2ln
2 =
,. Reak" Or#e Dua6ntuk reaksi orde dua, yaitu (i reaksi orde dua yang hanya melibatkan sat jens
pereaksi dan (ii reaksi orde dua yang melibatkan dua jenis pereaksi.
-. Reak" Or#e Tga
Suatu reaksi orde tiga dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi)
#$B$' produk
'2 '2
'2 '2 % 2 '2A(g (reaksi unimolekuler
[ ][ ] x A
A
o
o
−
ln
t
Slop 4 k
[ ] x A o −,ln
t
Slop 4 k
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
7/29
Penentuan Or#e Reak"
#da dua cara utama penentuan orde reaksi, yaitu )
(a 'ara /ierensial
(b 'ara Dntegral
Cara Diferensial
/alam metode dierensial laju diukur secara langsung dengan penentuan slopElereng
pada kur3a konsentrasi pereaksi terhadap "aktu, dan analisis dilakukan untuk mengetahui
ketergantungan slop terhadap konsentrasi pereaksi. Metode ini pertama kali disarankan oleh
8anFt o tahun GGA.
6ntuk satu jenis pereaksi, persamaan laju reaksi, r, dalam bentuk dierensial dapat
dinyatakan sebagai berikut.
r 4 k +#*n
#gar mendapatkan persamaan garis lurus, persamaan di atas menjadi bentuk logaritma, yaitu)
ln r 4 ln k $ n ln +#*
lot r 3s ln +#* memberikan garis lurus dengan slop n dan intersep pada ln c 4 0 adalah ln k.
al ini tampak pada gambar di ba"ah )
6ntuk lebih dari satu jenis pereaksi, penentuan orde reaksi dan tetapan laju dari
penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida dengan cara titrasi dan konduktometri.
a. ara Ttra"
?eaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida dapat ditulis dengan persamaan
reaksi sebagai berikut
'&'--'2@ $ - '&'--
$ '2@-
ada penentuan ini, jalannya reaksi diikuti dengan cara penentuan konsentrasi -
pada "aktu tertentu yaitu dengan mengembil sejumlah tertentu larutan kemudian dimasukan
ke dalam larutan yang mengandung asam berlebih. enetralan dari basa dalam campuran
reaksi oleh asam akan menghentikan reaksi. 9umlah basa yang ada dalam campuran reaksi
pada saat reaksi dihentikan dapat diketahui dengan menintrasi sisa asam oleh larutan standar
basa.
(. ara Kon#uktometr
/engan konduktometri, dapat ditentukan pula orde reaksi tetapan laju reaksinya.
Berlainan dengan cara titrasi, maka pada cara konduktometri tidak dilakukan penghentian
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
8/29
reaksi. Selama reaksi berlangsung hantaran campuran makin berkurang karena terjadi
pergantian ion - dari larutan '&'--. /engan pengandaian bah"a etil asetat, alcohol
dan air tidak menghantatarkan listrik, sedangkan :a- dan '&'--:a terionisasi
sempurna.
III. ALAT DAN /A0AN
a. A%at
No Nama A%at Ukuran Jum%ah
Kaca arloji buah
2 Spatula buah
& Batang pengaduk buah
A Helas kimia @00 m! buah
@ :eraca elektrik buah
I 'orong buah
7 Buret @0 m! buah
G Stati dan clamp set
5 Helas kimia 00 m! I buah
0 !abu Jrlenmeyer 00 m! & buah
!abu ukur @0 m! & buah
2 !abu ukur @00 m! buah
& ipet tetes 2 buah
A ipet 3olume @ m! buah
@ Helas ukur 0 m! buah
I iller buah
(. /ahan
No Nama /ahan Kon"entra" Jum%ah
Jtil asetat 0,02 M @0 m!
2 Jtil asetat 0,0 M @0 m!
& !arutan :a- 0,02M 2@ m!
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
9/29
A !arutan 'l 0,02M 2@ m!
@ Dndikator enoltalein Secukupnya
I K'l 0,M Secukupnya
7 !arutan :a- 0,0 M 2@ m!
I1. PROSEDUR KERJA DAN 0ASIL PEN'AMATAN
ara Kon#uktometr
No Pro"e#ur Ker!a 0a"% pengamatan
/ibuat larutan etil asetat 0,02 M,
larutan :a- 0,02 M
• !arutan etil asetat yang digunakan
sebanyak 0,@ m!. !arutan etil asetat
berupa larutan bening tidak ber"arna.
'am(ar $. Larutan Et% A"etat
(enng t#ak (er2arna
• Massa :a- ) 0,I2I gram dilarutkan
dalam 200 m! a
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
10/29
& Sel dibilas dengan larutan 0,00 :
K'l dan ditentukan hantarannya di
dalam larutan K'l tersebut.
• !arutan K'l 0,00 : berupa larutan
bening tidak ber"arna.
'am(ar ,. Larutan K% (enng
t#ak (er2arna
• antaran sel di dalam larutan K'l
adalah ,@@ ms
A Suhu larutan K'l ditentukan.
antara jenis larutan 0,00 : K'l
pada berbagai suhu adalah sebagai
berikut.
;(0' x (ohm
m
;(0' x (ohm
m
2 ,5 2I ,&&
22 ,2@ 27 ,&&7
2& ,2&5 2G ,&I2
2A ,2IA 25 ,&G7
2@ ,2GG &0 ,A2
• Suhu K'l yaitu 2@0'
• antaran jenis 4 ,2GG ohmm
@ Jnam buah beaker disiapkan.
Masingmasing & buah beaker diisi
sebanyak @ m! etil asetat 0,02 M dan
& buah beaker lainnya diisi sebanyak
@ m! :a- 0,02 M.
• Jtil asetat 0,02 M dan :a- 0,02 M
berupa larutan tidak ber"arna.
I !arutan :a- dan etil asetat pada
masingmasing Jrlenmeyer
dicampurkan pada "aktu yang
bersamaan.
• 'ampuran yang diperoleh larutan
bening tidak ber"arna.
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
11/29
'am(ar -. ampuran NaO0 #an et%
a"etat (enng t#ak (er2arna
7 'ampuran larutan dari masing
masing Jrlenmeyer didiamkan
selama @ menit, 0 menit dan @
menit.
• Caktu diukur dengan stop"atch.
• Selama didiamkan tidak terjadi
perubahan "arna larutan.
G Setelah didiamkan, sebanyak @ m!
campuran dari Jrlenmeyer @ menit,
0 menit dan @ menit diambil.
antaran dari masingmasing
campuran diukur dengan
konduktometri.
• ?eaksi 0 menit 4 G0 s
• ?eaksi & menit 4 0& s
• ?eaksi G menit 4 502 s
• ?eaksi @ menit 4 G5 s
• ?eaksi 2@ menit 47A0 s
• ?aeksi berakhir 4 700 s
Penentuan Or#e Reak" NaO0
Konsentrasi larutan :a-
diencerkan menjadi 0,00A M
sedangkan konsentrasi larutan etil
asetat dibuat tetap 0,02 M. !angkah
@ dilakukan kembali.
• Jtil asetat 0,02 M dan
:a- 0,00A M berupa larutan bening
tidak ber"arna.
• Caktu diukur dengan stop"atch.
• Selama didiamkan tidak terjadi
perubahan "arna larutan.
• ?eaksi 0 menit 4 & s
• ?eaksi & menit 4 2&,& s
• ?eaksi G menit 4 &, s
• ?eaksi @ menit 4 2@, s
• ?eaksi 2@ menit 4 2@,5 s
• ?eaksi berakhir 4 20, s
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
12/29
Penentuan Or#e Reak" Et% a"etat
Konsentrasi larutan etil asetat
diencerkan menjadi 0,00A M
sedangkan konsentrasi larutan :a-
dibuat tetap 0,02 M. !angkah @
dilakukan kembali.
• Jtil asetat 0,00A M dan
:a- 0,02 M berupa larutan bening
tidak ber"arna.
• Caktu diukur dengan stop"atch.
• Selama didiamkan tidak terjadi
perubahan "arna larutan.
• ?eaksi 0 menit 4 0 s
• ?eaksi & menit 4 00A s
• ?eaksi G menit 4 5I7 s
• ?eaksi @ menit 4 52@ s
• ?eaksi 2@ menit 4 500 s
• ?eaksi berakhir 4 GGA s
1. PEM/A0ASAN
A. Penentuan Or#e Reak" #an Tetapan #engan ara Kon#uktometr
engukuran orde dan tetapan laju reaksi pada reaksi penyabunan etil asetat oleh ion
hidroksida dapat ditentukan dengan cara konduktometri. ?eaksi penyabunan yang terjadi yaitu
'&'--'2@ $ - '&'--
$ '2@-
'ara konduktometri ini dilakukan karena 1at yang digunakan merupakan larutan elektrolit
yang dapat ditentukan konsentrasinya melalui pengukuran daya hantar listriknya. Berbeda
dengan cara titrasi, penghentian reaksi tidak dilakukan sehingga hantaran campuran akan terus
berkurang selama reaksi berlangsung akibat adanya pergantian ion - dari larutan dengan
'&'--. /engan asumsi bah"a etil asetat, alkohol, dan air tidak menghantarkan listrik
sedangkan :a- dan '&'--:a terionisasi sempurna.
Konduktometer yang digunakan dikalibrasi terlebih dahulu menggunakan K'! 0, :.
Suhu K'l yaitu 2@0' sehingga hantaran jenis larutan K'l adalah ,2GG L m dan hantaran
K'l yaitu ,@@ ms atau sama dengan ,@@ > 0 & s. Konstanta sel K'l dapat ditentukan
sebagai berikut.
!k K ×= ,!
K k =
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
13/29
m20,05
0mho(,@@
mmho2GG,
!
K k
−
−
=
×==
'ampuran etil asetat dan :a- diukur daya hantarnya setelah bereaksi selama @ menit,
0 menit, dan @ menit. engukuran ini dilakukan tiga tahap. ;ahap pengukuran campuran
dengan konsentrasi etil asetat dan :a- adalah sama yaitu 0,02 M. ;ahap 2 pengukuran
campuran dengan konsentrasi etil asetat diperkecil 0,0 M dan konsentrasi :a- tetap 0,02
M. ;ahap & pengukuran campuran dengan konsentrasi etil asetat tetap 0,02 M dan konsentrasi
:a- diperkecil menjadi 0,0 M.
Don yang terbentuk akan menunjukkan hasil yang positi terhadap pengukuran daya
hantar listriknya. Sedangkan pengenceran etil asetat bertujuan untuk mempermudah
mengamati perubahanperubahan selama reaksi berlangsung. encampuran etil asetat dan
:a- menunjukkan reaksi saponiikasi.
/ari setiap pengukuran yang dilakukan, hantaran dari menit ke nol sampai menit ke @
menunjukkan penurunan hantaran. al ini disebabkan akibat semakin lama "aktu suatu 1at
untuk bereaksi maka konsentrasi pereaksi semakin berkurang sedangkan konsentrasi produk
semakin bertambah sehingga daya hantarnya semakin menurun. Berikut disajikan data
hantaran dari masingmasing konsentrasi.
;abel @. /ata hantaran dan hambatan berbagai konsentrasi campuran
ampuran 3aktu 0antaran 0am(atan
:a- 0,02 M $ '&'--'2@
0,02 M
0 menit G0s GA7,AI ohm
& menit 0&s 5I5,5& ohm
G menit 502s 0G,I@ ohm
@ menit G5 s 22,00 ohm
2@ menit 7A0 s &@,&@ ohm
?eaksi berakhir 700 s A2G,@7 ohm
:a- 0,00A M $
'&'--'2@ 0,02 M
0 menit & s 7I&&,@5 ohm
& menit 2&,&s G0,& ohm
G menit &,s 7I&&,@G ohm
@ menit 2@,s 755&,I0 ohm
2@ menit 2@,5 s 75A2,G ohm
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
14/29
?eaksi berakhir 20,s G&2I,&5 ohm
:a- 0,02 M $ '&'--'2@
0,00A M
0 menit 0s 5G5, ohm
& menit 00As
55I,0 ohmG menit 5I7 s 0&A,2 ohm
@ menit 52@ s 0G,0@ ohm
2@ menit 500 s , ohm
?eaksi berakhir GGA s &,22 ohm
Penentuan La!u reak" pa#a kon"entra" et% a"etat #an NaO0 "ama )454& M*
enentuan konsentrasi menggunakan persamaan ini
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
Pa#a 2aktu , ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
ohmA2G,@7
ohmGA7,AI(
02,0
02,0
GA7,AIohm
= [ ]@5&,0ohmGA7,AI
−
= -I,557 > 0A ohm
−−= (
0
0 c R
R
C
b
R B
=
−−
ohmA2G,@7
ohmGA7,AI(
02,0
ohmGA7,AI
C
=
−A07,0
GA7,AIohm
C
=
−
−
ohmAI,GA7
ohm0G0,A A
C
x
K = k.L
= 05,20 > ,0& > 0& ohm 4 0,2A
mohm −
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
15/29
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
lnmenitM02,0M02,0( m0,2Aohm
ohm5I5,5&GA7,AIohm
ohm0G0,A
5I5,5&ohm(ohm0>I,557ln
A
A
+−=
+
−
+−
C
x
0
AA,AI@,0
I7GG,0ln =
−C
lnI7GG,0ln = AA,0AI@,0
−C
=I7GG,0 AA,0AI@,0
−C
0,G2& 4 C
,AI@0
' 4 0,@7 M ohm m menit
Pa#a 2aktu 6 ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
ohmA2G,@7
ohmGA7,AI(
02,0
02,0
GA7,AIohm
= [ ]@5&,0ohmGA7,AI
−
= -I,557 > 0A ohm
−−= (
0
0 c R
R
C
b
R B
=
−−
ohmA2G,@7
ohmGA7,AI(
02,0
ohmGA7,AI
C
=
−
A07,0
GA7,AIohm
C
=
−
−
ohmAI,GA7
ohm0G0,A A
C
x
K = k.L
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
16/29
= 05,20 > 0,502> 0& ohm 4 0,0G
mohm −
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
M02,0
M02,0lnM02,0M02,0( m0,7Aohm
0G,I@ohmGA7,AIohm
ohm0G0,A
0G,I@ohm(ohm0>I,557ln A
A
+−=+
−
+− t
C
x
0
&0,@&2,0
77@,0ln =
+−C
ln77@,0ln = &0,0@&2,0
−C
0,77@ 4 &0,0@&2,0
−
C
,07@ 4C
,@&20
' 4 0,A5 M ohm m
Pa#a 2aktu $7 ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
ohmA2G,@7
ohmGA7,AI(
02,0
02,0
GA7,AIohm
= [ ]@5&,0ohmGA7,AI
−
= -I,557 > 0A ohm
−−= (
0
0 c R
R
C
b
R B
=
−− ohmA2G,@7
ohmGA7,AI
(
02,0
ohmGA7,AI
C
=
−
A07,0
GA7,AIohm
C
=
−
−
ohmAI,GA7
ohm0G0,A A
C
x
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
17/29
K = k.L
= 05,20 > 0,G5> 0& ohm 4 0,05G
mohm −
b
a
t ba K BR
AR
t
t
ln(
ln +−=+
+
M02,0
M02,0lnM02,0M02,0( mohm0,05G
22ohmGA7,AIohm
ohm0G0,A
22ohm(ohm0I,557>ln
A
A
+−=
+
−
+−
t
C
x
0
AA0,@GI,0
G@A,0ln =
+−C
ln 0,G@A 4ln AA0,0
@GI,0−
C
0,G@A 4 AA0,0@GI,0
−C
,25A 4C
,@GI0
' 4 0,A@ M ohm m
Pa#a 2aktu &7 ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
ohmA2G,@7
ohmGA7,AI(
02,0
02,0
GA7,AIohm
= [ ]@5&,0ohmGA7,AI
−
= -I,557 > 0A ohm
−−= ( 0
0 c R
R
C
b
R B
=
−−
ohmA2G,@7
ohmGA7,AI(
02,0
ohmGA7,AI
C
=
−
A07,0
GA7,AIohm
C
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
18/29
=
−
−
ohmAI,GA7
ohm0G0,A A
C
x
K = k.L
= 05,20 > 0,7A0 > 0& ohm 4 0,0GG
mohm −
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
M02,0
M02,0lnM02,0M02,0( mohm0,0GG
&@,&@ohmGA7,AIohm
ohm0G0,A
&@,&@ohm(ohm0I,557>ln
A
A
+−=
+
−
+−
t
C
x
0
@5A,IAG,0
5A@,0ln =
+−C
ln 0,5A@ 4ln @5A,0IAG,0
−C
0,5A@ 4 @5A,0IAG,0
−C
,@&5 4C
,IAG0
' 4 0,A2 M ohm m
r 4Nt
'&*2@
N+'4
menit&(2@
menitmohm,@7M(0,A2
−
−
4 0,00I@2 M ohm m(( menunjukkan laju pengurangan
Penentuan La!u reak" pa#a kon"entra" NaO0 yang #en8erkan 79
enentuan konsentrasi menggunakan persamaan ini
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
Pa#a 2aktu , ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
19/29
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
00A,0
02,0
ohm7I&&,@5
= - @,555> 0A ohm
−−= (
0
0 c R
R
C
b
R B
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
02,0
ohm7I&&,@5
C
=
−
−
0IG,
7I&&,@5ohm
&
C
x
=
−
−
ohm@5,7I&&
ohm020,2 7
C
x
K = k.L
= 20,05 m > 0,2& >0& ohm 4 0,0A
mohm −
0,0
0,0lnM02,0M00A,0( mohm0,0A
G0,&ohmohm@5,7I&&
ohm020,2
ohm&,G0(ohm0@,555>ln
7
A
+−=
+
−
+−
t
C
x
M02,0
M00A,0lnmenit&M02,0M00A,0( mohm 0,0A
0I2,07G,
GI,Aln
&
+−=
−
−
−
C
x
minutemohmMI05,
0I2,07G,
GI,Aln
& −=
−
−−
C
x
ln A,GI 4 ,I05 M ohm mmenit ln 0I2,07G,
&
+−
C
x
0,02G 4 ln 0I2,07G,
&
+−−
C
x
0,572 M ohm mmenit4 0I2,07G,
&
+−−
C
x
' 4 ,57G > 02 M ohm mmenit
Pa#a 2aktu 6 ment
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
20/29
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
00A,0
02,0
ohm7I&&,@5
= - @,555> 0A ohm
−−= (
0
0 c R
R
C
b
R B
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
02,0
ohm7I&&,@5
C
=
−
−
0IG,
7I&&,@5ohm
&
C
x
=
−
−
ohm@5,7I&&ohm020,2
7
C
x
K = k.L
= 20,05 m > 0,& >0& ohm 4 0,0@
mohm −
0
,0lnGM02,0M00A,0( mohm0,0@
7I&&,@Gohmohm@5,7I&&
ohm020,2
ohm@G,7I&&(ohm0@,555>ln
7
A
+−=
+
−
+−
C
x
M02,0
M00A,0lnGmenitM02,0M00A,0( mohm 0,0@
000,0I7,
@7,Aln
&+−=
−
−−
C
x
minutemohmMI,
000,0I7,
@7,Aln
& −=
−
−−
C
x
ln A,@7 4 ,I M ohm mmenit ln 000,0I7,
&
+−
C
x
0,052 4 ln I00,0I7,
&
+−−
C
x
0,52 M ohm mmenit4 000,0I7,
&
+−−
C
x
' 4 ,G57 > 02 M ohm mmenit
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
21/29
Pa#a 2aktu $7 ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
00A,0
02,0
ohm7I&&,@5
= - @,555> 0A ohm
−−= (
0
0 c R
R
C
b
R B
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
02,0
ohm7I&&,@5
C
=
−
−0IG,
7I&&,@5ohm
&
C
x
=
−
−
ohm@5,7I&&
ohm020,2 7
C
x
K = k.L
= 20,05 m > 0,2@ >0& ohm 4 0,0@
mohm −
0
,0lnM02,0M00A,0( mohm0,0@
755&,I0ohmohm@5,7I&&
ohm020,2
ohmI0,755&(ohm0@,555>ln
7
A
+−=
+
−
+−
t
C
x
M02,0
M00A,0ln@menitM02,0M00A,0( mohm 0,0@
0A7,07@,
75,Aln
&+−=
−
−−
C
x
minutemohmMI2,
0A7,07@,
75,Aln
& −=
−
−−
C
x
ln A,75 4 ,I2 M ohm mmenit ln 0A7,07@,
&
+−
C
x
0,0AI 4 ln 0A7,07G,
&
+−−
C
x
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
22/29
0,5@@ M ohm mmenit4 0A7,07G,
&
+−−
C
x
' 4 ,5&A> 02 M ohm mmenit
Pa#a 3aktu &7 ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
00A,0
02,0
ohm7I&&,@5
= - @,555> 0A ohm
−−= (
0
0 c R
R
C
b
R B
=
−−
G&2I,&5ohm
ohm7I&&,@5(
02,0
ohm7I&&,@5
C
=
−
−
0IG,
7I&&,@5ohm
&
C
x
=
−
−
ohm@5,7I&&
ohm020,2 7
C
x
K = k.L
= 20,05 m > 0,2@ >0& ohm 4 0,0@
mohm −
0
,0lnM02,0M00A,0( mohm0,0@
75A2,Gohmohm@5,7I&&
ohm020,2
ohmG,75A2(ohm0@,555>ln
7
A
+−=
+
−
+−
t
C
x
M02,0
M00A,0ln2@menitM02,0M00A,0( mohm 0,0@
0A0,07A,
7I,Aln
&+−=
−
−−
C
x
minutemohm@MI,
0A0,07A,
7I,Aln
& −=
−
−−
C
x
ln A,7I 4 ,I@ M ohm mmenit 0A0,07A,
ln&
+−−
C
x
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
23/29
0,0@@ 4 ln 0A0,07A,
&
+−−
C
x
0,5AI M ohm mmenit4 0A0,07A,
&
+−−
C
x
' 4 ,G@ > 02 M ohm mmenit
Nt
*'N+' &2@=r 4minute&(2@
minutemohmM0>,57G>0(,G@22
−
−
4 0,0000@@ M ohm m (( menunjukkan laju pengurangan
Penentuan La!u reak" pa#a kon"entra" et% a"etat yang #en8erkan 79
enentuan konsentrasi menggunakan persamaan ini
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
Pa#a 2aktu , ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
&,&2ohm
ohm 5G5,(
02,0
00A,0
5G5,ohm
= ,7I7 > 0A ohm
B =
−− (
0
0 c R
R
C
b
R
=
−−
ohm&,&2
ohm 5G5,(
02,0
ohm5G5,
C
=
−
−
0@2,2
5G5,ohm
&
C
x
=
−5G5,ohm
ohm0@A,2 I
C
x
K = k.L
= 20,05 m& > ,00A >0& ohm 4 0,20
mohm −
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
24/29
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
ln&minuteM02,0M00A,0( m0,20ohm
55I,0ohm5G5,ohm
ohm0@A,2
55I,0ohm(ohm0,7I7>ln
I
A
+−=
+
−
+
C
x
M02,0
M00A,0lnminute&M002,0M00A,0( m0,20ohm
007,0@&,2
7I,0ln
&+−=
−
−−
C
x
minutemohmMI@,
007,0@&,2
7I,0ln
& −=
−
−−
C
x
ln 0,7I 4 ,I@ M ohm mmenit ln 007,0@&,2
&
+−
C
x
&,&@2 M ohm mmenit 4 ln 00I,0@A,2 &
+−−
C
x
0,0&@ M ohm mmenit4 00I,0@&,2
&
+−−
C
x
' 4 0,002I M ohm mmenit
Pa#a 2aktu 6 ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
&,&2ohm
ohm 5G5,(
02,0
00A,0
5G5,ohm
= ,7I7 > 0A ohm
B =
−− (
0
0 c R
R
C
b
R
=
−−
ohm&,&2
ohm 5G5,(
02,0
ohm5G5,
C
=
−
−
0@2,2
5G5,ohm
&
C
x
=
−5G5,ohm
ohm0@A,2 I
C
x
K = k.L
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
25/29
= 20,05 m& > 0,5I7 >0& ohm 4 0,I
mohm −
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
lnGminuteM02,0M00A,0( m0,Iohm
0&A,2ohm5G5,ohm
ohm0@A,2
0&A,2ohm(ohm0,7I7>ln I
&
+−=+
−
+
C
x
M00A,0
M02,0lnminuteGM002,0M00A,0( mohm0,I
0AI,0I&,2
G2,0ln
&+−=
−
−−
C
x
minutemohmMI2A,
0AI,0I&,2
G2,0ln
& −=
−
−−
C
x
ln 0,G2 4 ,I2A M ohm mmenit ln 0AI,0I&,2 &
+−
C
x
&,&27 M ohm mmenit 4 ln 0AI,0I&,2
&
+−−
C
x
0,0&@ M ohm mmenit4 0AI,0I&,2
&
+−−
C
x
' 4 0,002I M ohm mmenit
Pa#a 2aktu $7 Ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
&,&2ohm
ohm 5G5,(
02,0
00A,0
5G5,ohm
= ,7I7 > 0A ohm
B =
−− ( 0
0 c R
R
C
b
R
=
−−
ohm&,&2
ohm 5G5,(
02,0
ohm5G5,
C
=
−
−
0@2,2
5G5,ohm
&
C
x
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
26/29
=
−5G5,ohm
ohm0@A,2I
C
x
K = k.L
= 20,05 m& > 0,52@ >0& ohm 4 0,
mohm −
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
l@minuteM02,0M00A,0( m0,ohm
0G,0@ohm5G5,ohm
ohm0@A,2
0G,0@ohm(ohm0,7I7>ln
I
A
+−=
+
−
+
C
x
M02,0
M00A,0lnminute@M002,0M00A,0( mohm0,
05&,07A,2
5,0ln
&+−=
−
−−
C
x
minutemohmMI&I,
05&,07A,2
5,0ln
& −=
−
−−
C
x
ln 0,5 4 ,I&I M ohm mmenit ln 05&,07A,2
&
+−
C
x
&,25A M ohm mmenit 4 ln 05&,07A,2 &
+−−
C
x
0,0&7 M ohm mmenit4 05&,07A,2
&
+−−
C
x
' 4 0,002@ M ohm mmenit
Pa#a 2aktu &7 ment
−−= (
0
0 c R
R
b
a
R A
=
−−
&,&2ohm
ohm 5G5,(
02,0
00A,0
5G5,ohm
= ,7I7 > 0A ohm
B =
−− (
0
0 c R
R
C
b
R
=
−−
ohm&,&2
ohm 5G5,(
02,0
ohm5G5,
C
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
27/29
=
−
−
0@2,2
5G5,ohm
&
C
x
=
−5G5,ohm
ohm0@A,2I
C
x
K = k.L
= 20,05 m& > 0,500 >0& ohm 4 0,05
mohm −
b
at ba K
BR
AR
t
t ln(
ln +−=
+
+
l2@minuteM02,0M00A,0( m0,05ohm
,ohm5G5,ohm
ohm0@A,2
,ohm(ohm0,7I7>ln
I
&
+−=
+
−
+
C
x
M00A,0M02,0lnminute2@M002,0M00A,0( mohm0,05
2A,0G2,2
5I,0ln & +−=
−
− −
C
x
minutemohmMIA@,
2A,0G2,2
5I,0ln
& −=
−
−−
C
x
ln 0,5I4 ,IA@ M ohm mmenit ln 2A,0G2,2
&
+−
C
x
&,27A M ohm
m
menit 4 ln2A,
0G2,2&
+−−
C
x
0,0&7 M ohm mmenit4 2A,0G2,2
&
+−−
C
x
' 4 0,002@ M ohm mmenit
r 4Nt
*&'
2@N+'
4menit@(@
menitmohmM002I,0(0,002@
−
−
4 >0A M ohm m (( menunjukkan laju pengurangan
9adi, data konsentrasi masingmasing reaktan dan laju reaksi dapat diringkas dalam table
berikut)
;abel I. /ata konsentrasi reaktan dan laju reaksi
+-* +'&'--'2@* !aju reaksi
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
28/29
0,02 M 0,02 M 0,00I@2 M ohm m
0,00A M 0,02 M 0,0000@@ M ohm m
0,02 M 0,00A M 0,0000 M ohm m
Penentuan or#e reak"
O
@2&
P
O
@2&
P
2
,
*.'--'+'.*+-.
*.'--'+'.*+-.
r
r =
=
OP
OP
+0,00A*+0,02*
+0,02*+0,02*
mohm0,0000@@M
mohm0,00I@2M=
G,@A4 @y
log G,@A 4 log @y
0,I55 y 4 2,07&
y 4 2,5
O
@2&
P
O
@2&
P
&
,
*.'--'+'.*+-.
*.'--'+'.*+-.
r
r =
OP
OP
+0,02*+0,00A*
+0,02*+0,02*
mohmM0,00
mohmM0,00@2=
@2 4 @>
log @2 4 log @>
0,I55 > 4 ,7I
> 4 0,A
9adi, orde reaksi total reaksi penyabunan antara etil asetat dengan :a- adalah orde 2,
sehingga persamaan laju reaksinya adalah r 4 k +-
*+'&'--'2@*. /ari persamaan lajureaksi tersebut dapat ditentukan tetapan laju reaksi sebagai berikut.
r 4 k +-*+'&'--'2@*
0,052 M ohm m4 k (0,02(0,02
k 4
2mohmI,&M
0,000AM
mohmM0,00I@2=
jadi, nilai k adalah I,& mohmM
1I. KESIMPULAN
Berdasarakan data hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikutQ -rde reaksi dan tetapan laju reaksi melalui cara konduktometri masingmasing adalah 2 dan
I,& mohmM
-
8/17/2019 Laporan Penentuan Orde Reaksi
29/29
DAFTAR PUSTAKA
?etug, :. R Sastra"idana, D./.K. 200A. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja) DKD
:egeri Singaraja.
Suardana, D.:,dkk. 2002. Buku Ajar Kimia Fisika. Singaraja) DKD :egeri Singaraja.
Sutresna, :. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung) Hraindo.
top related