diabetes cgcmelitus

Post on 14-Apr-2016

11 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

GCHGFHG

TRANSCRIPT

NAMA KELOMPOK :

-BHATARA PURBA H.P ( 13 .099)-IDE TRILAKSONO ( 13 .064)-NORMA DYAH AYU ( 13 .008)-TUTI SITI FATIMAH ( 13 .091)

DIABETES MELITUS

Definisi

Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketiaktidaan absolut insulin atau penurunan relatif insensitifitas sel terhadap insulin. (Elizabeth J.Corlin,2009)

Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,lemak,dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitifitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Yuliana elin,2009)

Klasifikasi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus Tipe 1 (IDDM) Penyakit hiperglikemia akibat ketidak

absolut insulin biasanya dijumpai pada orang yang tidak gemuk dan usia < 30 thn

Diabetes Melitus Tipe 2 (NIDDM) Intolesansi karbohidrat yang ditandai

dengan resistensi insulin,defisiensi relatif (bukan absolut) insulin, kelebihan produksi glukosa hepar dan hiperglikemia.

Etiologi

1. DM Tipe 1a. Faktor genetik penderita tidak mewarisi

diabetes tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya DM tipe 1

b. Faktor imunologi (autoimun)c. Faktor lingkungan : virus atau toksin

tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan ekstruksi sel beta

Lanjutan….

2. DM Tipe 2a. Kebanyakan orang disebabkan karena

kegemukan atau kecenderungan pengaruh genetik , yang menentukan kemungkinan individu mengidap penyakit ini.

b. Disebabkan oleh kegagalan sel beta dan resisten insulin. Misalnya usia, obesitas, riwayat dan keluarga.

Manifestasi Klinis

Trias Diabetes meliputi:a) Poliuri (peningkatan pengeluaran urine)b) Polidipsia (peningkatan rasa haus)c) Polifagia (peningkatan rasa lapar)

Komplikasi DM

Komplikasi Jangka Pendek :a. Kotasidosis Deabetikb. Koma Nonketotik Hiperglikemia

Hiperosmolarc. Efek Somogyid. Fenomena Fajare. Hipoglikemia

Komplikasi Jangka Panjang :a. Gangguan Sistem KV Misalnya Stroke b. Gangguan Penglihatanc. Kerusakan Ginjal d. Gangguan sistem saraf perifer

Tanda dan Gejala

1) Pasien mengalami hiperglikemia berat tanpa mengalami kehilangan perasaan sehat

2) Gejala klasik meliputi : keletihan kronis, poliuri, polidipsi,nokturia, dan keterlambatan penyembuhan luka. Terjadi pengaburan atau kehilangan penglihatan (retinopati). Penurunan persepsi sensori dan neuropati diabetika.

Patofisiologi Diabetes

Efek utama akibat hilangnya insulin adalah berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200 mg/dl.Pasiem-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang nomal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah, yang melebihi ambang batas ginjal normal, akan timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosa ini akan menyebabkan deuresis osmitik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium dan pospat. Adanya poliuri akan menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi

Akibat glukosa yang keluar bersama urine, maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung polifagi. Akibat yang lain adalah astensia atau kehilangan energisehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren pada pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa yang normal, atau toleransi glukosa sesudah makan karbohidrat.

Phatway Diabetes Miletus

Pencegahan

1. Lakukan olahraga secara rutin dan pertahankan berat badan yang ideal.

2. Kurangi konsumsi makanan yang mengandung banyak gula dan karbohidrat

3. Jangan mengurangi jadwal makan atau menunda karena dapat menyebabkan fluktuasi kadar gula darah

4. Ajarkan mencegah infeksi misalnya menghindari perlukaan dan jaga kebersihan kaki

5. Perbanyak makanan yang mengandung serat seperti sayur dan sereal

6. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan banyak kolesterol LDL

Kriteria penegakan diagnosis diabetes melitus

Glukosa plasma puasa Glukosa plasma setelah makan

Normal < 100 mg/dl < 140 mg/dl

Diabetes > 126 mg/dl > 200 mg/dl

Ulkus Diabetikum

Pada penyandang DM dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkat anatomik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa kelainan pada retina mata, glomerulus ginjal, saraf dan pada otot jantung (kardiomiopati). Pada pembuluh darah besar komplikasi DM dapat terjadi pada pembuluh darah serebral, penyakit jantung, dan pembuluh darah perifer (tungkai bawah). Komplikasi lain dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkolosis paru dan infeksi kaki yang kemudian berkembang menjadi ulkus diabetikum / gangren

Etiologi Ulkus diabetikum

faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum dibagi menjadi dua faktor yaitu :

a. Faktor endogenb. Faktor eksogen

Patofisiologi ulkus diabetikum

pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang berefek pada saraf perifer, kolagen, kreatin dan suplai vaskuler. Adanya tekanan keras mengakibatkan terbentuknya keratin keras pada daerah kaki yang mengalami bebad terbesar. Neuropati sensori perifer memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan area kalus. Selanjutnya terbentuk kavita yang membesar dan akhirnya ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. Adanya iskemi dan penyembuhan luka abnormal menghalangi resolusi. Mikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi didaerah ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan closed space infection. Akhirnya sebagai konsekuensi sistem imun abnormal, bakteri sulit dihasilkan dan menyebar ke jaringan sekitarnya (Suryadi, 2004).

Perawatan Luka Diabetik

a. Mencuci lukab. Debridementc. Terapi antibiotikd. Nutrisie. Pemilihan jenis balutanf. Gunakan sepatu yang pas dan kaos kaki

yang bersih setiap saat berjalan dan jangan bertelanjang kaki bila berjalan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Corwin, Elzabeth J.2009. Buku Saku Patofisiologi edisi 3. Jakarta : EGC

2. Brashhers, Valentina L.2007. Aplikasi Klinis Patofisiologi pemeriksaan

dan managemen edisi 2. Jakarta : EGC 3. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi

V4. Andra Saferi, Yessie Marisa. 2013. KMB 2

Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika

top related