air tanah.docx
TRANSCRIPT
makalah
Porositas dan Permeabilitas Air Tanah
Disusun Oleh:
Yusfaizi Aditia (1404108010051)
Fakultas TeknikJurusan Teknik Pertambangan
Universitas Syiah Kuala2016
i
Kata PengantarPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Banda Aceh, Maret 2016
Penyusun
Daftar Isi
i
Kata Pengantar................................................................................................................................................ i
Daftar Isi........................................................................................................................................................ ii
Air Tanah.......................................................................................................................................................1
I. Porositas Tanah..................................................................................................................................3
A. Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density (BD) Dan Partikel Density (PD) Tanah....................6
B. Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas Tanaman..................................................................7
C. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Porositas Tanah...................................................................8
II. Permeabilitas Tanah..............................................................................................................................9
A. Pengertian Permeabilitas.................................................................................................................11
B. Koefisien Permeabilitas...................................................................................................................12
C. Penentuan Koefisien Permeabilitas..............................................................................................12
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi Permeabilitas.....................................................................15
Penutup........................................................................................................................................................18
Daftar Pustaka..............................................................................................................................................19
Air TanahAir tanah dapat didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar
atau regolith. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui
pancaran atau rembesan (Noer Aziz, 2000:81). Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air
hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke
laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran
sungai. Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada selain ruang dan waktu, juga di
pengaruhi kecuraman lereng, kondisi material permukaan tanah dan jenis serta banyaknya
vegetasi dan curah hujan. Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi material
impermeabel, persentase air mengalir di permukaan lebih banyak daripada meresap ke bawah.
Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landai dan permukaannya permiabel,
persentase air yang meresap lebih banyak. Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena
tertahan oleh daya tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian menguap
lagi ke atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan selama belum ada hujan
(Anonim1, 2009).
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke bawah sampai dia
mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar butirannya sangat-sangat sempit yang tidak
memungkinkan bagi air untuk melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel.
Lapisan seperti ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang
sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel yang berisi air).
Gambar Lapisan permeable dan impermeable
1
Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi rongga-rongga antar
butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume air akan berhenti seiring dengan
berhentinya hujan. Air yang tersimpan di bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang
tidak bisa diserap dan berada di permukaan tanah disebut air permukaan. Permukaan air tanah
disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut zona saturasi air.
Gambar Water table dan zona jenuh air
Model aliran air tanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering
juga disebut sebagai daerah imbuhan air tanah (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah
dimana air yang berada di permukaan tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami
proses penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau
celah/rekahan pada tanah/batuan (Anonim1, 2009).
Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos kebawah sampai zona dimana
seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air (jenuh air). Air dalam zona saturasi
( zone of saturation ) ini dinamakan air tanah ( ground water). Batas atas zona ini disebut muka
air tanah ( water table ). Lapisan tanah, sedimen atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air
disebut zona aerasi ( zone of aeration ). Muka air tanah umumnya tidak horisontal, tetapi lebih
kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya. Apabila tidak ada hujan maka muka air di
bawah bukit akan menurun perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak
terjadi, karena hujan akan mengisi ( recharge) lagi. Daerah dimana air hujan meresap kebawah
(precipitation) sampai zona saturasi dinamakan daerah rembesan ( recharge area ). Dan daerah
dimana air tanah keluar dinamakan discharge area (Wuryantoro, 2007).
Gambar Diagram memperlihatka posisi relatif beberapa istilah yang berkaitan dengan air bawah
permukaan.
Air tanah atau air bawah permukaan adalah batasan yang digunakan untuk
menggambarkan semua air yang ditemukan di bawah permukaan tanah. Keberadaan air tanah
dikontrol oleh sejarah dan kondisi geologi, deliniasi dan kondisi batas tanah dan formasi batuan
di suatu wilayah dimana air mengalami perkolasi. Faktor lain yang berpengaruh adalah aktivitas
dan iklim lingkungan sekitarnya, baik secara alami maupun dipengaruhi oleh manusia. Jika
airtanah tersebut secara ekonomi dapat dikembangkan dan jumlahnya mencukupi untuk
keperluan manusia, maka formasi atau keadaan tersebut dinamakan lapisan pembawa air atau
akuifer baik berupa formasi tanah, batuan atau keduanya.
I. Porositas TanahPorositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi
drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori
untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jika tanh
tidal poreus (Hakim ,1996).
Tanah tersusun dari butiran tanah atau partikel lainnya dan rongga-rongga atau pori di
antara partikel butiran tanah. Rongga-rongga terisi sebagian atau seluruhnya dengan air atau zat
cair lainnya. Rongga-rongga tanah yang tidak terisi oleh air atau zat cair akan terisi oleh udara
atau bentuk lain dari gas. Sifat-sifat mekanis penting tanah, seperti kekuatan (strength) dan
pemampatan (compressibility), secara langsung berhubungan dengan atau paling tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor dasar seperti rapat masa (density), berat volume (unit weight),
angka pori (void ratio), dan derajat kejenuhan(degree of saturation).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air berkaitannya dengan
tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka
porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air maka tanah
tersebut memiliki porositas yang besar.
Tanah yang porositasnya baik adalah tanah yang porositasnya besar karena perakaran
tanaman mudah untuk menembus tanah dalam menvari bahan organik. Selain itu tanah tersebut
mampu menahan air hujan sehingga tanaman tidak selalu kekurangan air. Tetapi jika
porositasnya terlalu tinggi, juga tidak baik, karena air yang diterima tanah langsung turun ke
lapisan berikutnya. Tanah seperti ini kalau musim kemarau cepat membentuk pecahan yang
berupa celah besar di tanah.
Pori-pori tanah terbagi menurut besar kecilnya ruangan atau rongga antar partikel tanah,
pori terbagi menjadi tiga kelompok yaitu : (1) pori makro atau pori besar ; (2) pori meso atau
pori sedang ; dan (3) pori mikro atau pori kecil.
Pori tanah jika dalam keadaan basah seluruhnya akan terisi oleh air, baik pori
mikro, pori meso ataupun pori makro. Sebaliknya pada keadaan kering, pori makro dan sebagian
pori meso terisi udara. Tanah yang strukturnya gembur atau remah dengan tindakan pengolahan
tanah yang intensif dan bertekstur lempung, umumnya mempunyai porositas yang besar.
Porositas perlu diketahui karena merupakan gambaran aerasi dan drainase tanah (Foth, 1994).
Pori tanah adalah ruang antara butiran padat tanah yang pada umumnya pori kasar
ditempati udara dan pori kecil ditempati air, kecuali bila tanah kurang. Porositas tanah adalah
persentase volume tanah yang ditempati butiran padat. (Pairunan, dkk, 1985).
Faktor porositas tanah dikendalikan oleh tekstur tanah, struktur, dan kandung-an bahan
organik. Pada KU dengan poro-sitas tanah tinggi terlihat adanya kan-dungan unsur pasir dalam
tekstur tanah (KU II, III, V, VI, dan VIII). Pada tanah berpasir, porositas tanah didominasi oleh
pori makro yang berfungsi sebagai lalu lintas air sehingga infiltrasi meningkat. Sedangkan pada
tanah berlempung, pori mikro lebih berperan dan daya hantar air-nya rendah sehingga infiltrasi
menurun (Soepardi, 1983 dalam Hidayah et al., 2001).
Bahan organik dan liat bagi agregat ta-nah berfungsi sebagai pengikat untuk ke-
mantapan agregat tanah. Aktivitas akar tanaman menambah jumlah pori-pori ta-nah sehingga
perkolasi semakin memba-ik. Selain itu, melalui retakan-retakan yang terbentuk oleh aktivitas
akar tanam-an secara tidak langsung melalui ikatan mekanis atau biologis dan kimia oleh hu-mus
dapat memantapkan agregat tanah, akibatnya laju infiltrasi menjadi mening-kat (Hairiah,
1996 dalam Hidayah et al., 2001). Semakin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah,
kondisi fisik tanah menjadi lebih baik bagi laju penurunan air ke dalam tanah.
Kenaikan kapasitas infiltrasi tanah tersebut disebabkan ke-naikan kandungan bahan
organik tanah yang meningkatkan porositas tanah se-hingga lebih memantapkan struktur dan
tekstur tanah serta perkembangan biota tanah permukaan. Kondisi tersebut me-nyebabkan
terjadinya perbaikan sifat fisik tanah termasuk peningkatan kapasitas in-filtrasinya.
Porositas dibagi 2 berdasarkan asal usulnya :
Original (Primary) Porosity
Porositas yang terbentuk ketika proses pengendapan batuan (deposisi) tanpa ada faktor
lain. Pada umumnya terjadi pada porositas antar butiran pada batupasir, antar Kristal pada
batukapur, atau porositas oolitic pada batukapur.
Induced (Secondary) Porosity
Porositas yang terbentuk setelah proses deposisi batuan karena beberapa proses geologi
yang terjadi pada batuan tersebut, seperti proses intrusi, fault, retakan, dan sebagainya. Proses
tersebut akan mengakibatkan lapisan yang sebelumnya non-porosity/permeabelitas menjadi
lapisan berporositas. Contohnya retakan pada shale dan batukapur, dan vugs atau lubang-lubang
akibat pelarutan pada batukapur. Batuan yang berporositas original lebih seragam dalam
karakteristik batuannya daripada porositas induced.
Porositas berdasarkan kualitas :
1. Intergranuler : Pori-pori terdapat di antara butir.
2. Interkristalin : Pori-pori terdapat di antara kristal. – Celah dan rekah : Pori- pori terdapat di
antara celah/rekahan.
3. Pin-point porosity : Pori-pori merupakan bintik-bintik terpisah-pisah, tanpa terlihat
bersambungan.
4. Tight : Butir-butir berdekatan dan kompak sehingga pori-pori kecil sekali dan hampir tidak
ada porositas.
5. Dense : Batuan sangat kecil sehingga hampir tidak ada porositas.
6. Vugular : Rongga-rongga besar yang berdiameter beberapa mili dan kelihatan sekali bentuk
bentuknya tidak beraturan, sehingga porositas besar.
7. Cavernous : Rongga-rongga besar sekali yang merupakan gua-gua, sehingga porositasnya
besar.
Porositas berdasarkan kuantitas :
1. ( 0% – 5 %) dapat diabaikan (negligible)
2. (5% – 10%) buruk (poor)
3. (10%- 15%) cukup baik (fair)
4. (15%- 20%) baik (good)
A. Faktor Yang Mempengaruhi Bulk Density (BD) Dan Partikel Density (PD) Tanah Kerapatan partikel (Bulk Density) merupakan berat partikel persatuan volume tanah
beserta porinya. Kisaran kerapatan limbat tanah berfariasi cukup lebar tergantung ruang pori dan
tekstur tanahnya. Bahan organik mineral juga mempengaruhi kerapatan limbat. Bahan organik
ini berperan dalam pengembangan struktur. Semakin tinggi kandungan bahan organiknya
semakin berkembang struktur tanah yang dapat mengakibatkan bongkah semakin kecil
(Hartati,2001).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi BD dan PD tanah.
1. Tekstur
Tekstur tanah dapat diartikan sebagai penampilan visual suatu tanah berdasarkan
komposisi kualitatif dari ukuran butiran tanah dalam suatu massa tanah tertentu. Tekstur tanah
menunjukan komposisi partikel penyusun tanah (Hanafiah, 2005).
2. Bahan Organik
Bahan organik biasanya berasal dari proses pelapukan batuan. Bahan organik
komposisinya didalam taha memang sedikit yaitu berkisar 3-5% tapi pengaruhnya sangat besar
terhadap perubahan sifat-sifat tanah. Bahan organik dalam tanah terdiri atas bahan organik kasar
dan bahan organik halus (Hanafiah, 2005).
3. Struktur
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya
butir-butir primer tanah satu sama lain. Satu unit struktur disebut ped (terbentuk karena prose
salami ). Clod juga merupakan unit gumpalan tanah teatpi terbentuknya bukan karena proses
alami (misanya karena pencangkulan tusukan pisau dan sebagainya) (Hanafiah, 2005).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persen (%) Pori
Ruang pori merupakan bagian volume tanah yang ditempati oleh air dan udara,
keseimbangan antara udara dan air yang menempati ruang pori ditentukan oleh uuran pori.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi % pori :
a. Kandungan bahan organic
b. Struktur tanah
c. Tekstur tanah
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi tanah-tanh dengan struktur granuler
atau remah,mempunyai porositas yang lebih tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur
massive (pejal).tanah denag tkstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit
menahan air.(Hardjowigeno, 1987).
B. Pengaruh Porositas Terhadap Produktivitas TanamanPorositas tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan tekstur
tanah. Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granular
atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur
massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit
menahan air (Hardjowigeno, 2007).
Porositas tanah merupakan perbandingan antara volume pori tanah dengan volume total
tanah, yaitu menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu,
dan liat) sampai pada partikel sekunder disebut juga agregat. Struktur dapat mengubah pengaruh
tekstur dengan memperlihatkan hubungan kelembaban dengan udara.
Porositas total tanah juga dapat dikatakan struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari
butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama
lain oleh perekat seperti bahan organic, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan
mempunyai bentuk, ukuran, kemantapan yang berbeda-beda (Hardjowigeno, 1987).
Tanah yang baik adalah tanah yang mengandung udara dan airnya dalam jumlah cukup
dan seimbang serta mantap. Hal ini hanya terdapat pada struktur tanah yang ruang pori-porinya
besar, dengan perbandingan yang sama antara pori-pori makro dan mikro serta tahan pukulan
tetes-tetes air hujan. Dikatakan pula yang paling baik adalah bila perbandingan sama antara
padatan air dan udara (Suhaidi, 1996).
C. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Porositas TanahAdapun hal–hal yang mempengaruhi porositas adalah iklim, kelembaban dan struktur
tanah. Iklim, suhu, kelembaban, sifat mengembang dan mengerut sangat mempengaruhi
porositas. Misalnya saja wilayah yang beriklim hujan tropis maka tingkat curah hujan pada tanah
tersebut akan tinggi pada saat tanah tersebut basah maka tanah tersebut akan mengalami
pengembangan dan pori tanah pada saat tersebut akan banyak terisi oleh air juga akan
mempengaruhi kelembaban tanah tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada porositasnya.
Sebaliknya pada musim kemarau atau kering tanah akan mengerut dan pori tanah akan semakin
besar tetapi kebanyakan akan diisi oleh udara, sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap
porositas tanah tersebut. Selain itu, struktur tanah juga akan sangat berpengaruh, karena sangat
bergantung pada kadar liat , pasir, dan debu yang dikandung tanah tresebut apabila struktur tanah
dirusak maka porositas tanah tersebut akan berubah (Pairunan, 1997).
Porositas suatu lapisan tanah juga dipengaruhi oleh ada tidaknya perkembangan struktur
granular pada tiap lapisan horizon tanah yang akan memberikan hasil porositas total yang tinggi
dan dapat meningkatkan jumlah pori mikro dan pori makro suatu lapisan tanah. Sehingga, pada
suatu lapisan tanah dengan struktur remah atau kersai sangat berpengaruh dalam penentuan
porositas karena dengan struktur tanah tersebut umumnya mempunyai porositas yang besar
(Hakim, dkk. 1986).
Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air. Porositas tanaherat
kaitanya dengan tingkat kepadatan tanah (Bulk Density). Semakin padat tanahberarti semakin
sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah
menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang besar. Tinggi rendahnya porositas
suatu tanah ini sangat berguna dalam menentukan tanaman yang cocok untuk
tanah tersebut.Bila suatu tanah dengan porositas rendah dalam artian sulit menyerap air, maka
bila kita menanam tanaman yang tidak rakus air, akan sangat menghambat bahkan merusak.
Dalam keadaan air yang lama terserap (hingga tergenang) sementara tanaman yang ditanam tidak
membutuhkan banyak air justru akan menjadikan kondisi lingkungan mikro di sekitar tanaman
menjadi lembab akibatnya akan mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman. Selain itu,
tanaman akan mudah rusak bila tergenang air terlalu lama, karena tanaman tersebut
dalam kondisi tercekam kelebihan air yang dapat menyebabkan pembusukan akar
tanaman. (Hakim,1986).
Jadi Porositas tiap jenis tanah adalah konstan dan tidak bervariasi dengan jumlah ruang
dan antara partikel-partikel. Untuk kebanyakan tanah-tanah mineral rata-rata kerapatan zahranya
adalah 2,6 gr/cm3.Perbedaan kerapatan dengan zahra diantara jenis-jenis tanah tidak begitu
besar, kecuali terdapat variasi di dalam kandungan bahan organik dan komposisi mineral tanah
(Sarwono, 2003).
Salah satu pentingnya dilakukan pengolahan tanah adalah untuk memperbesar porositas
tanah. Selain pengolahan tanah, adapun cara lain yang dilakukan untuk memperbesar porositas
tanah yaitu dengan penambahan bahan organik dan pengolahan tanah secara minimum. Karena
tanah pertanian dengan pengolahan yang intensif cenderung mempunyai ruang pori rendah,
apabila terjadi penanaman secara terus-menerus tanpa adanya pengolahan tanah maka akan
mengurangi pori-pori mikro dan kandungan bahan organik dalam tanah (Hakim, dkk. 1986).
II. Permeabilitas Tanah
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui
ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur
relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan
tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah.
Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur
serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah
dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air
larian.
Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat juga
berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat juga terjadi muka
air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa, sedangkan kondisi dapat terjadi bila tanah dengan
permeabilitas tinggi di permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi
berdasarkan tinggi muka air tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya tidak dibatasi oleh
lapisan rapat air.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi
oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil
ukuran partikel, makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya.
Berarti suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki harga
k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori.
Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas untuk aliran sejajar lebih besar dari pada
permeabilitas untuk aliran tegak lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar
dari pada lempung yang tidak bercelah (unfissured).
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu media poreus.
Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan koefisien permeabilitas. Banyak peneliti
telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. (Rumus Fair dan
Hatch 1933) dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas.
Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif batuan dan bahan
tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh patahan dan larutan. Porositas efektif
ditentukan oleh distribusi ukuran butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan
susunan gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu
akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zone,
dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air.
A. Pengertian Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan bermanfaat
sebagai permudahan dalam pengolahan tanah.(Dede rohmat, 2009). Permeabilitas tanah memiliki
lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm
jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).
( N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008). Beberapa pendapat tentang permeabilitas tanah adalah
sebagai berikut :
1. permeabilitas tanah adalah kemudahan media sarang mengalirkan air atau fluida lainya
melalaui pori – pori tanah. ( Anonymous,2010)
2. permeabilitas tanah adalah tingkat kesarangan tanah yang dilalui aliran massa air atau
kecepatan aliran air untuk melewati masa tanah. ( Hanafiah, 2005 )
3. permeabilitas tanah adalah kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori
dalam keadaan jenuh. ( Anonymous, 2010 )
4. permeabilitas tanah adalah kemampuan untuk mentransfer air atau udara. Biasanya
diukur dengan istilah jumlah air yang mengalir melalui tanah dalam waktu yang
tertentu dan ditetapkan sebagai inci/jam. ( wanihadi utomo, 1985 )
Hukum Darcy
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga (pori)
dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi utama yang digunakan dalam
penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama menyatakan bahwa aliran fluida/cairan dalam tanah
bersifat laminar. Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan
jenuh.
ν = k.i
dengan :
v = kecepatan aliran (m/s atau cm/s)
k = koefisien permeabilitas
i = gradien hidrolik
Lalu telah diketahui bahwa:
v = Q /At dan I = ∆h/L ,
sehingga hukum Darcy bisa dinyatakan dengan persamaan:
Q= (k.A.t.∆h)/L
Dengan:
A = luas penampang aliran (m2 atau cm2)
t = waktu tempuh fluida sepanjang L (detik)
Δh = selisih ketinggian (m atau cm)
L = panjang daerah yang dilewati aliran (m atau cm)
B. Koefisien PermeabilitasHukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien
permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada berbagai faktor. Setidaknya,
ada enam faktor utama yang memengaruhi permeabilitas tanah, yaitu:
1. Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin kecil.
2. Distribusi ukuran pori, semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien
permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
3. Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya, koefesien
permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
4. Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin besar.
5. Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin tinggi.
6. Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas tanahnya akan
semakin tinggi.
C. Penentuan Koefisien PermeabilitasAliran Air Dalam Tanah
Tinggi energi total (total Head) adalah tinggi energi elevasi atau Elevation Head (z)
ditambah tinggi energi tekanan atau pressure Head (h) yaitu Ketinggian kolom air hA atau hB.
Di dalam pipa diukur dalam millimeter atau meter diatas titiknya.
Tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman suatu titk dibawah muka air tanah.
Untuk mengetahui besar tekanan air pori, Teorema Bernaulli dapat diterapkan. Menurut
Bernaulli, tinggi energi total (total Head) pada suatu titik dapat dinyatakan oleh persamaan :
h= p/ λw + v2/ 2g + z
Dengan :
h = tinggi energi total (total head)(m)
p/ γ w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
p = tekanan air (t/m2,kN/m2)
v2 / 2g= tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)
v = kecepatan air (m/det)
γ w = berat volume air (t/m3,kN/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
z = tinggi energi elavasi (m)
Karena kecepatan rembesan didalam tanah sangat kecil, maka tinggi energi
kecepatan dalam suku persamaan Bernoulli dapat diabaikan.Sehingga persamaan tinggi
energi total menjadi :
h = p/λw + z
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu,di tinjau
kondisi tanah.
Setidaknya ada dua cara menentukan koefisien permeabilitas, yaitu dengan uji
head tetap dan uji head jatuh. Uji head tetap digunakan untuk tanah yang memiliki
butiran kasar dan memiliki koefisien permeabilitas yang tinggi. Sedangkan uji head jatuh
digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki koefisien permeabilitas
yang rendah.
Ø Uji Permeabilitas Di Laboratorium
Ada empat macam pengujian untuk menentukan koefisien permeabilitas
dilaboratorium, yaitu
a. Uji tinggi energi tetap (Constant – Head)
b. Uji tinggi energi turun (failing – Head)
c. Penentuan secara tidak langsung dari uji konsolidasi
d. Penentuan secara tidak langsung dari uji kapiler horizontal
Pengujian permeabilitas tanah dilakukan di laboratorium menggunakan metode Constant
Head Permeameter dan Variable/Falling Head Permeameter.
1. Constant Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki koefisien
permeabilitas yang tinggi.
Rumus :
Q = k.A.i.t
k = (Q.L) / (h.A.t)
Dengan :
Q = Debit (cm3)
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
A = Luas Penampang (cm2)
i = Koefisien Hidrolik = h/L
t = Waktu (detik)
2. Variable/Falling Head Permeameter
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki koefisien
permeabilitas yang rendah.
Rumus :
k = 2,303.(a.L / A.L).log (h1/h2)
Dengan :
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
a = Luas Penampang Pipa (cm2)
L = Panjang/Tinggi Sampel (cm)
A = Luas Penampang Sampel Tanah (cm2)
t = Waktu Pengamatan (detik)
h1 = Tinggi Head Mula-mula (cm)
h2 = Tinggi Head Akhir (cm)
Uji Permeabilitas di Lapangan
1. Uji Permeabilitas dengan Menggunakan Sumur Uji
Cara pemompaan dari air sumur uji dapatdipakai untuk menentukan koefisien permeabilit
as (k ) dilapangan.Dalam cara ini, sebuah sumur digali dan airnya di pompa dengan debit air
tertentu secara kontinu, permukaan penurunan yang telah stabil yaitu garis penurunan muka air
tanah yang terendah. Jari-jari R dalam teori hidrolika sumuran disebut jari-
jari pengaruh kerucut penurunan (radius of influence of the depressioncone).
Aliran air kedalam sumur merupakan aliran gravitasi,
dimanamuka air tanah mengalami tekanan atmosfer. Debit pemompaan pada kondisi aliran yang
telah stabil dinyatakan oleh persamaan DARCY :
Q= vA = kiA = k ( dy/dx) A ( m3/det )
Dengan :
V = Kecepatan aliran (m/det)
A = Luas aliran (m2)
i = dy/dx = gradient hidrolik
dy = ordinat kurva penurunan
dx = absis kurva penurunan
2. Uji Permeabilitas Pada Sumur Artesis
Air yang mengalir dipengaruhi oleh tekanan artesis.debit arah radial :
Q = kA dy/ dx
Dengan :
q= Debit arah radial (m3/det)
A = 2π =× T Luas tegak lurus arah aliran (m2)
T = Tebal lapisan lolos air (m)
dy/dx = i = Gradien Hidrolik
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi Permeabilitasa. Tekstur tanah
Tanah yang berstruktur berpasir, maka permeabilitas tinggi karena pori-porinya
banyak,sebaliknya bila tanah bertekstur liat maka permeabilitas tanahnya memiliki pori-pori
yang kecil.
b. Struktur tanah
Tanah yang memiliki struktur granuler maka permeabilitasnya tinggi karena pori-porinya
banyak.sebalinya tanah yang memiliki struktur yang mantap maka memiliki pori-pori mikro
yang banyak sehingga permeabilitasnya rendah.
c. Porositas
Jika dalam tanah tersebut porositasnya banyak ( dalam hal penjumlahan antara pori
makro dengan pori mikro ) maka permeabilitasnya tinggi,karena ruang pergerakan airnya akan
lebih banyak.
d. Gravitasi
Dalam hal ini gaya gravitasi merupakan hal yang penting,karena bila gravitasi tidak ada
maka permeabilitas tanah tidak ada
e. Viskositas
Adalah derajat kekentalan cairan,jadi semakin kental cairan maka air yang mengalir pada
tanah akan lambat maka permeabilitasnya lambat.
Faktor yang dipengaruhi permeabilitas
a. Drainase
Apabila permeabilitas tanah baik, maka waktu dalam pergerakan air akan semakin cepat,
begitu pula sebaliknya
b. Infiltrasi
Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase tanah itu baik
c. Pengolahan
Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah akan semakin
mudah
d. Perkolasi
Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik
e. Erosi
Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas dalam
tanah, maka erosi akan minimum
f. Evaporasi
Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik.
PenutupAir tanah dapat didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang batuan dasar
atau regolith. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui
pancaran atau rembesan (Noer Aziz, 2000:81). Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air
hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke
laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan bergabung dengan aliran
sungai.
Porositas adalah proporsi ruang pori tanah (ruang kosong) yang terdapat dalam suatu
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara , sehingga merupakan indicator kondisi
drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanh yang cukup mempunyai ruang pori
untuk pergerakan air dan udara masuk dan keluar tanah yang secara leluasa , sebaliknya jika tanh
tidal poreus (Hakim ,1996).
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir melalui
ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur
relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan
tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah.
Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur
serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah
dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air
larian.
Daftar PustakaM. KHAIRUL RIZAL, 2009, Analisis Pemetaan Zonasi Resapan Air Untuk Kawasan Perlindungan
Sumber Daya Air Tanah (Ground Water) PDAM TIRTANADI Sibolangkit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara. Tesis Diakses pada 6 Oktober 2012
M. Irham Nurwidyanto. 2006, Pegaruh Ukuran Butir Terhadap Porositas Dan Permeabiltas Pada Batu Pasir. Jurnal Diakses pada 8 Oktober 2012
Warmada, I.W., 1993, Porositas Batupasir dan Parameter Empiris Yang Berpengaruh, http://www.geopanged.or.id/kliping/1.html Diakses pada 10 maret 2016