8. herdrajat_ispo

Upload: rudy-hartanto

Post on 03-Mar-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    1/17

    Standarisasi ISPO sebagai

    Penunjang Industri Kelapa Sawit

    yang Berkelanjutan

    Pekanbaru, 31 Mei 2016

    Sekretariat Komisi ISPO1

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    2/17

    ISPO merupakan instrumen untuk

    memperbaiki ekonomi

    WTO merupakan perjanjian antara MFN untukmempromosikan perdagangan bebas. Tarif yanglebih tinggi bukan merupakan preferensi lembagaini kecuali terdapat dalam perjanjian WTO lainnya

    Tarif perdagangan yang diperbolehkan oleh WTOadalah hambatan teknis (technical barrier) sepertiyang dimuat dalam pasal 33 Perjanjian Marrakesh.

    Pelaksanaan ISPO tidak menggunakan hambatan

    perdagangan ini namun untuk memastikankeberlanjutan dalam pencapaian ekonomiIndustri Kelapa Sawit yang lebih baik.

    2

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    3/17

    Basis dari Standar dan

    Sistem Sertifikasi ISPO

    ISPO menerapkan semua peraturan perundangan terkait

    keberlanjutan;

    Penerapan peraturan perundangan dan implementasi kewajiban

    ISPO diterapkan supaya semua perkebunan kelapa sawit

    mematuhi peraturan;

    Bagi perusahaan perkebunan yang tidak melaksanakan

    peraturan tersebut, maka akan dikenakan sanksi;

    Prinsip-prinsip keberlanjutan juga mengadopsi prinsip-prinsip

    internasional;

    Memproduksi minyak sawit ISPO akan mengurangi

    deforestasi dan memperbaiki kondisi lingkungan.

    3

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    4/17

    Persyaratan Sebelum Sertifikasi

    Sebelum dilaksanakan sertifikasi ISPO, perkebunan dan pabrik kelapa

    sawit harus dinilai sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 7 Tahun

    2009 Tentang Pedoman Penilaian Perusahaan Perkebunan. Perkebunan

    kelapa sawit akan dinilai pada kriteria sebagai berikut:

    Perizinan

    Pengelolaan perkebunan

    Pengolahan

    Sosial and ekonomi

    Lingkungan

    Pelaporan

    Perkebunan akan diklasifikasikan ke dalam Kelas I, II, II, IV, dan V. Hanyaperkebunan kelapa sawit yang diklasifikasikan sebagai Kelas I, II dan IIII,

    yang berhak untuk mengajukan permohonan sertifikasi ISPO, dan

    pengajukan permohonan harus dilaksanakan paling lambat pada akhir

    September 2015.

    4

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    5/17

    Sistem Sertifikasi ISPO

    Sistem sertifikasi ISPO tidak memihak dan bersifat

    independen

    Penilaian sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi pihak

    ketiga yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dan

    disetujui oleh Komisi ISPO

    Sistem sertifikasi ISPO adalah sesuai dengan Organisasi

    Internasional untuk Standardisasi (ISO)

    ISPO sudah menyetujui 11 lembaga sertifikasi dan mengakui

    900 auditor, 4 lembaga konsultan dan 1 lembaga untukpenyelenggaraan pelatihan

    Sekretariat Komisi ISPO mengawasi kegiatan dari lembaga

    sertifikasi dan auditor

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    6/17

    Prinsip Keberlanjutan ISPO

    1. Legalitas usaha perkebunan

    2. Manajemen perkebunan

    3. Perlindungan terhadap pemanfaatan hutan alam

    primer dan lahan gambut

    4. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan

    5. Tanggung jawab terhadap pekerja

    6. Tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomimasyarakat

    7. Peningkatan usaha secara berkelanjutan

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    7/17

    Standar ISPO

    Standar ISPO sekarang harus diterapkan oleh:

    1.Perushaan perkebunan terintegrasi

    2.Perkebunan tanpa pabrik

    3.Pabrik tanpa perkebunan

    4.Pekebun plasma

    5.Pekebun swadaya

    6.Perushaan perkebunan yang memproduski CPO untuk energi terbarukan

    Setiap kategori memiliki standar sendiri. Bagi perusahaan perkebunan yang

    produksi CPO untuk energi terbaru terdapat kriteria tambahan untuk

    penghitungan emisi Gas Rumah Kaca. Pelaksanaan standar 1, 2, dan 3 adalah

    wajib, sedangkan sisanya bersifat sukarela.

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    8/17

    Kriteria ISPO untuk Bioenergi

    Standar ini mengikuti standar pada lampiran II yang merupakan standar

    bagi perushaan yang terintegrasi dengan unit pengolahan

    Kriteria tambahan adalah untuk menggunakan Annex V dari EU RED

    dimana perusahaan yang didirikan sebelum 2008 tidak memiliki kewajibanuntuk menyertakan perhitungan perubahan penggunaan lahan, sementara

    perusahaan yang didirikan setelah 2008 dapat menghasilkan CPO untuk

    bioenergi jika mereka tidak melakukannya pada hutan primer, lahan hutan

    yang luas, rawa, alang-alang, lahan untuk konservasi alam dan sebagai

    tempat perlindungan spesies yang langka dan terancam punah (sesuai

    IUCN).

    Sebelum 2017 penghematan emisi adalah 35% dan setelah 2017 adalah

    50%.

    8

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    9/17

    Sertifikasi CPO untuk Energi Terbarukan

    Pembeli dapat meminta kepada perusahaan untuk memiliki

    sertifikat ISPO untuk energi terbarukan

    Perusahaan Perkebunan harus memiliki sertifikat ISPO untuk

    perkebunan terintegrasi dengan pabik kelapa sawit

    Untuk sertifikasi energi terbarukan perkebunan dan pabrik

    dapat di audit ISPO jika mereka memenuhi kriteria ISPO

    untuk energi terbarukan sesuai dengan perhitungan emisi

    GRK.

    Jika memenuhi semua kriteria, sertifikat ISPO bagi perusahaan

    yang menghasilkan energi terbarukan dapat diajukan oleh

    Lembaga Sertifikasi setelah dsetujui oleh Ketua Komisi ISPO

    9

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    10/17

    Persyaratan Legal

    ISPO menempatkan persyaratan hukum sebagai persyaratan

    penting, terutama pada aspek lahan, lingkungan, dan hak asasi

    manusia. Jika perusahaan tidak memenuhi persyaratan hukum,

    maka akan dikenai sanksi

    ISPO juga menerapkan ketertelusuran (traceability), untuk semuabahan baku dalam memproduksi minyak sawit berkelanjutan dan

    CPO untuk biodiesel

    Sertifikat ISPO hanya dapat diterbitkan di perkebunan yang

    memenuhi persyaratan hukum bagi perkebunan kelapa sawit.Perkebunan kelapa sawit yang tidak memiliki legalitas lahan,

    dikategorikan sebagai non-sustainable, jumlah minyak sawit

    berkelanjutan di 2020 ditargetkan sekitar 70%

    10

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    11/17

    ISPO Melindungi Lingkungan

    Penerapkan ISPO melindungi taman nasional, sumber air, sepadan

    sungai, pantai, daerah rawan bencana alam, hutan atau padang

    rumput dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan area yang

    memiliki nilai sejarang tinggi

    ISPO juga melindungi spesies terancam punah, area perkebunanharus memperhatikan spesies tersebut dan menemukan alasan

    mereka terancam punah.

    Spesies yang terancam punah tidak dapat dipelihara di perkebunan

    tanpa perlakuan khusus dan izin dari pemerintah

    11

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    12/17

    Tipe Sertifikasi

    Sertifikasi perusahaan perkebunan

    Pekebun dapat mengeluarkan sertifikat jika produksi memenuhi kriteria ISPO

    Persentase keberlanjutan tergantung pada permintaan pembeli.

    ISPO CPO untuk energi terbarukan

    Sertifikasi dapat diterbitkan atas permintaan pembeli

    Sertifikasi rantai pasokan:

    Segregasi (100%) yang berkelanjutanMass Balance minimum 70% berkelanjutan (pada tahun 2020)

    Book dan Claim (100%) yang berkelanjutan

    Sertifikasi rantai pasok dapat diterbitakan atas permintaan pembeli

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    13/17

    Sertifikasi ISPO yang Sudah Diterbitkan

    Total Laporan Hasil Audit (LHA) yang diterima sekretariat

    berjumlah 268 laporan

    Jumlah sertifikasi ISPO yang dikeluarkan saat ini adalah 149

    dengan luas total 1.160.908,69 Ha dengan total produksi

    5.448.443.97 ton

    Yang terkendala tidak mendapat sertifikasi ISPO sebanyak 46Perusahaan

    Terdapat sekitar 30 perusahaan perkebunan yang sedang dalam

    proses untuk disertifikasi ISPO.

    Yang sudah dilakukan penilaian 16 perusahaan dan akandilakukan penilaian 24 perusahaan.

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    14/17

    Sanksi

    Jika sampai akhir September 2015, perusahaan

    perkebunan kelapa sawit tidak menerapkan ISPO,

    kelas klasifikasi akan menjadi Kelas IV. Ini berarti

    bahwa mereka tidak dapat mengajukan permohonansertifikasi ISPO.

    Perusahaan akan diberikan peringatan sebanyak 3 kali

    dalam rentang 4 bulan dan apabila tidak memenuhi

    persyaratan untuk menerapkan ISPO, Izin UsahaPerkebunan (IUP) akan dapat dicabut dan Hak Guna

    Usaha (HGU) di usulkan untuk dicabut.

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    15/17

    Proyek Percontohan dengan Petani Swadaya

    Kementerian Pertanian bersama dengan UNDP

    membantu petani swadaya untuk sertifikasi ISPO.

    Proyek percontohan berada di Riau, Sumatera Selatan

    dan Kalimantan Barat. Survei sudah dilakukan di Riau, Kalimantan Barat dan

    Sumatera Selatan

    Tahun ini direncanakan untuk mensertifikasi 2.000petani di provinsi Riau

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    16/17

    Promosi dan Persetujuan ISPO

    Pada 2015 pemerintah menyelenggarakan

    promosi ISPO di India, Belanda, Belgia dan

    Jerman.

    Komisi ISPO mengunjungi Komisi Eropa

    untuk mendapatkan persetujuan Standar ISPO

    bagi Energi Terbarukan dari CPO di bawah

    koordinasi Kedutaan Besar Indonesia diBrussels

  • 7/26/2019 8. Herdrajat_ISPO

    17/17

    Herdradjat Natawidjaja, PhD

    Email : [email protected]

    17

    erim k sih