52183717 fraktur-servikal (1)

11
http://gudangaskep.wordpress.com/2009/01/17/asuhan-keperawatan- fraktur-servikal/ asuhan keperawatan fraktur servikal Oleh gudangaskep Leave a Komentar Kategori: Medikal bedah Tags: askep fraktur servikal , asuhan keperawatan fraktur cervikal , fraktur servikal , Medikal bedah 1. Pengertian Cedera tulang belakang adalah cedera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma ; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb ( Sjamsuhidayat, 1997). 2. Patofisiologis dikaitkan dengan KDM klik untuk perbesar gambar 1. Data fokus.

Upload: ayhu-shartiekha

Post on 27-Jun-2015

3.357 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 52183717 fraktur-servikal (1)

http://gudangaskep.wordpress.com/2009/01/17/asuhan-keperawatan-fraktur-servikal/

asuhan keperawatan fraktur   servikal Oleh gudangaskep Leave a   Komentar

Kategori: Medikal bedah

Tags: askep fraktur servikal, asuhan keperawatan fraktur cervikal, fraktur servikal, Medikal bedah

 

1. Pengertian

Cedera tulang belakang adalah cedera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma ;

jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb ( Sjamsuhidayat, 1997).

2. Patofisiologis dikaitkan dengan KDM

 

klik untuk perbesar gambar

1. Data fokus.

Aktifitas dan istirahat : kelumpuhan otot terjadi kelemahan selama syok spinal

Page 2: 52183717 fraktur-servikal (1)

Sirkulasi : berdebar-debar, pusing saat melakukan perubahan posisi, hipotensi, bradikardia ekstremitas

dingin atau pucat

Eliminasi : inkontenensia defekasi dan berkemih, retensi urine, distensi perut, peristaltik usus hilang

Integritas ego : menyangkal, tidak percaya, sedih dan marah, takut cemas, gelisah dan menarik diri.

Pola makan : mengalami distensi perut, peristaltik usus hilang

Pola kebersihan diri : sangat ketergantungan dalam melakukan ADL

Neurosensori : kesemutan, rasa terbakar pada lengan atau kaki, paralisis flasid, hilangnya sensai dan

hilangnya tonus otot, hilangnya reflek, perubahan reaksi pupil, ptosis.

Nyeri/kenyamanan : nyeri tekan otot, hiperestesi tepat diatas daerah trauma, dan mengalami

deformitas pada derah trauma.

Pernapasan : napas pendek, ada ronkhi, pucat, sianosis

Keamanan : suhu yang naik turun

2. Pemeriksaan diagnostik

Sinar x spinal : menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur atau dislok)

CT scan : untuk menentukan tempat luka/jejas

MRI : untuk mengidentifikasi kerusakan syaraf spinal

Foto rongent thorak : mengetahui keadaan paru

AGD : menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya ventilasi

3. Diagnosa keperawatan

3.1 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelumpuhan otot diafragma

Tujuan perawatan : pola nafas efektif setelah diberikan oksigen

Kriteria hasil : ventilasi adekuat, PaO2 > 80, PaCo2 < 45, rr = 16-20 x/mt, tanda sianosis –

Intervensi keperawatan :

Page 3: 52183717 fraktur-servikal (1)

1. Pertahankan jalan nafas; posisi kepala tanpa gerak. Rasional : pasien dengan cedera cervicalis

akan membutuhkan bantuan untuk mencegah aspirasi/ mempertahankan jalan nafas.

2. Lakukan penghisapan lendir bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik sekret. Rasional :

jika batuk tidak efektif, penghisapan dibutuhkan untuk mengeluarkan sekret, dan mengurangi

resiko infeksi pernapasan.

3. Kaji fungsi pernapasan. Rasional : trauma pada C5-6 menyebabkan hilangnya fungsi

pernapasan secara partial, karena otot pernapasan mengalami kelumpuhan.

4. Auskultasi suara napas. Rasional : hipoventilasi biasanya terjadi atau menyebabkan akumulasi

sekret yang berakibat pnemonia.

5. Observasi warna kulit. Rasional : menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang

memerlukan tindakan segera

6. Kaji distensi perut dan spasme otot. Rasional : kelainan penuh pada perut disebabkan karena

kelumpuhan diafragma

7. Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari. Rasional : membantu mengencerkan

sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.

8. Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan. Rasional :

menentukan fungsi otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk mendeteksi adanya

kegagalan pernapasan.

9. Pantau analisa gas darah. Rasional : untuk mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas

sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah dan PaCO2 meningkat.

10. Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi

pernapasan.

11. Lakukan fisioterapi nafas. Rasional : mencegah sekret tertahan

3.2 Diagnosa keperawatan : kerusakan mobilitas fisik berhubungan dng kelumpuhan

Page 4: 52183717 fraktur-servikal (1)

Tujuan perawatan : selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai cedera diatasi

dengan pembedahan.

Kriteria hasil : tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu beraktifitas kembali

secara bertahap.

Intervensi keperawatan :

1. Kaji secara teratur fungsi motorik. Rasional : mengevaluasi keadaan secara umum

2. Instruksikan pasien untuk memanggil bila minta pertolongan. Rasional memberikan rasa aman

3. Lakukan log rolling. Rasional : membantu ROM secara pasif

4. Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki. Rasional mencegah footdrop

5. Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling. Rasional : mengetahui adanya hipotensi

ortostatik

6. Inspeksi kulit setiap hari. Rasional : gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai resiko tinggi

kerusakan integritas kulit.

7. Berikan relaksan otot sesuai pesanan seperti diazepam. Rasional : berguna untuk membatasi

dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas.

3.3 Diagnosa keperawatan : gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya cedera

Tujuan keperawatan : rasa nyaman terpenuhi setelah diberikan perawatan dan pengobatan

Kriteria hasil : melaporkan rasa nyerinya berkurang

Intervensi keperawatan :

1. Kaji terhadap nyeri dengan skala 0-5. Rasional : pasien melaporkan nyeri biasanya diatas

tingkat cedera.

2. Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus. Rasional : nyeri dipengaruhi oleh; kecemasan,

ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama.

Page 5: 52183717 fraktur-servikal (1)

3. Berikan tindakan kenyamanan. Rasional : memberikan rasa nayaman dengan cara membantu

mengontrol nyeri.

4. Dorong pasien menggunakan tehnik relaksasi. Rasional : memfokuskan kembali perhatian,

meningkatkan rasa kontrol.

5. Berikan obat antinyeri sesuai pesanan. Rasional : untuk menghilangkan nyeri otot atau untuk

menghilangkan kecemasan dan meningkatkan istirahat.

5.4 Diagnosa keperawatan : gangguan eliminasi alvi /konstipasi berhubungan dengan gangguan

persarafan pada usus dan rektum.

Tujuan perawatan : pasien tidak menunjukkan adanya gangguan eliminasi alvi/konstipasi

Kriteria hasil : pasien bisa b.a.b secara teratur sehari 1 kali

Intervensi keperawatan :

1. Auskultasi bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.Rasional : bising usus mungkin tidak ada

selama syok spinal.

2. Observasi adanya distensi perut.

3. Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang NGT. Rasional : pendarahan gantrointentinal

dan lambung mungkin terjadi akibat trauma dan stress.

4. Berikan diet seimbang TKTP cair : meningkatkan konsistensi feces

5. Berikan obat pencahar sesuai pesanan. Rasional: merangsang kerja usus

5.5 Diagnosa keperawatan : perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat

perkemihan.

Tujuan perawatan : pola eliminasi kembali normal selama perawatan

Kriteria hasil : produksi urine 50 cc/jam, keluhan eliminasi uirine tidak ada

Intervensi keperawatan:

1. Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine tiap jam. Rasional : mengetahui fungsi ginjal

Page 6: 52183717 fraktur-servikal (1)

2. Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih.

3. Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari. Rasional : membantu mempertahankan fungsi ginjal.

4. Pasang dower kateter. Rasional membantu proses pengeluaran urine

5.6 Diagnosa keperawatan : gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama

Tujuan keperawatan : tidak terjadi gangguan integritas kulit selama perawatan

Kriteria hasil : tidak ada dekibitus, kulit kering

Intervensi keperawatan :

1. Inspeksi seluruh lapisan kulit. Rasional : kulit cenderung rusak karena perubahan sirkulasi perifer.

2. Lakukan perubahan posisi sesuai pesanan: untuk mengurangi penekanan kulit

3. Bersihkan dan keringkan kulit. Rasional: meningkatkan integritas kulit

4. Jagalah tenun tetap kering. Rasional: mengurangi resiko kelembaban kulit

5. Berikan terapi kinetik sesuai kebutuhan : Rasional : meningkatkan sirkulasi sistemik dan perifer dan

menurunkan tekanan pada kulit serta mengurangi kerusakan kulit.

Daftar kepustakaan :

Hudak and Gallo, (1994), Critical Care Nursing, A Holistic Approach, JB Lippincott company, Philadelpia.

Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman

untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta.

Reksoprodjo Soelarto, (1995), Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta.

Suddarth Doris Smith, (1991), The lippincott Manual of Nursing Practice, fifth edition, JB Lippincott

Company, Philadelphia.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

Page 7: 52183717 fraktur-servikal (1)

http://santricipasung.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan.html

Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): Tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-

kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.(QS. AN NISAA':143)

XBlueAdvertise Ads

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR CERVICALISRabu, 28 April 2010

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR CERVICALIS

1. PengertianCedera tulang belakang adalah cedera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma ; jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb ( Sjamsuhidayat, 1997).

2. Patofisiologis dikaitkan dengan KDM

1. Akibat suatu trauma mengenai tulang belakanga. Jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga

Mengakibatkan patah tulang belakang; paling banyak cervicalis dan lumbalis

Fraktur dapat berupa patah tulang sederhana, kompresi, kominutifDan dislokasi, sedangkan sumsum tulang belakang dapat berupa memar,Kontusio, kerusakan melintang, laserasi dengan atau tanpa gangguanPeredaran darah

Blok syaraf parasimpatis pelepasan mediator kimia kelumpuhan

Kelumpuhan otot pernapasan respon nyeri hebat dan akut anestesi

Iskemia dan hipoksemia syok spinal gangguan fungsi rek-Tum, kandung kemihGangguan kebutuhan oksigen gangguan rasa nyaman nyeri nyeri terus,Dan potensial komplikasiHipotensi, bradikardia gangguan eliminasi

3. Data fokus.Aktifitas dan istirahat : kelumpuhan otot terjadi kelemahan selama syok spinalSirkulasi : berdebar-debar, pusing saat melakukan perubahan posisi, hipotensi, bradikardia ekstremitas dingin atau pucat

Eliminasi : inkontenensia defekasi dan berkemih, retensi urine, distensi perut, peristaltik usus hilangIntegritas ego : menyangkal, tidak percaya, sedih dan marah, takut cemas, gelisah dan menarik diri.

Pola makan : mengalami distensi perut, peristaltik usus hilangPola kebersihan diri : sangat ketergantungan dalam melakukan ADL

Neurosensori : kesemutan, rasa terbakar pada lengan atau kaki, paralisis flasid, hilangnya sensai dan hilangnya tonus otot, hilangnya reflek, perubahan reaksi pupil, ptosis.

Nyeri/kenyamanan : nyeri tekan otot, hiperestesi tepat diatas daerah trauma, dan mengalami deformitas pada derah trauma.

Pernapasan : napas pendek, ada ronkhi, pucat, sianosisKeamanan : suhu yang naik turun

4. Pemeriksaan diagnostikSinar x spinal : menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur atau dislok)

Page 8: 52183717 fraktur-servikal (1)

CT scan : untuk menentukan tempat luka/jejasMRI : untuk mengidentifikasi kerusakan syaraf spinalFoto rongent thorak : mengetahui keadaan paruAGD : menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya ventilasi

5. Diagnosa keperawatan5.1 Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelumpuhan otot diafragmaTujuan perawatan : pola nafas efektif setelah diberikan oksigenKriteria hasil : ventilasi adekuat, PaO2 > 80, PaCo2 < 45, rr = 16-20 x/mt, tanda sianosis –

Intervensi keperawatan :1. Pertahankan jalan nafas; posisi kepala tanpa gerak. Rasional : pasien dengan cedera cervicalis akan membutuhkan bantuan untuk mencegah aspirasi/ mempertahankan jalan nafas.2. Lakukan penghisapan lendir bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik sekret. Rasional : jika batuk tidak efektif, penghisapan dibutuhkan untuk mengeluarkan sekret, dan mengurangi resiko infeksi pernapasan.3. Kaji fungsi pernapasan. Rasional : trauma pada C5-6 menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan secara partial, karena otot pernapasan mengalami kelumpuhan.4. Auskultasi suara napas. Rasional : hipoventilasi biasanya terjadi atau menyebabkan akumulasi sekret yang berakibat pnemonia.5. Observasi warna kulit. Rasional : menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera6. Kaji distensi perut dan spasme otot. Rasional : kelainan penuh pada perut disebabkan karena kelumpuhan diafragma7. Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari. Rasional : membantu mengencerkan sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.8. Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan. Rasional : menentukan fungsi otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk mendeteksi adanya kegagalan pernapasan.9. Pantau analisa gas darah. Rasional : untuk mengetahui adanya kelainan fungsi pertukaran gas sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah dan PaCO2 meningkat.10. Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi pernapasan.11. Lakukan fisioterapi nafas. Rasional : mencegah sekret tertahan

5.2 Diagnosa keperawatan : kerusakan mobilitas fisik berhubungan dng kelumpuhanTujuan perawatan : selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai cedera diatasi dengan pembedahan.Kriteria hasil : tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu beraktifitas kembali secara bertahap.

Intervensi keperawatan :1. Kaji secara teratur fungsi motorik. Rasional : mengevaluasi keadaan secara umum2. Instruksikan pasien untuk memanggil bila minta pertolongan. Rasional memberikan rasa aman3. Lakukan log rolling. Rasional : membantu ROM secara pasif4. Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki. Rasional mencegah footdrop5. Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling. Rasional : mengetahui adanya hipotensi ortostatik6. Inspeksi kulit setiap hari. Rasional : gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai resiko tinggi kerusakan integritas kulit.7. Berikan relaksan otot sesuai pesanan seperti diazepam. Rasional : berguna untuk membatasi dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas.

5.3 Diagnosa keperawatan : gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya cederaTujuan keperawatan : rasa nyaman terpenuhi setelah diberikan perawatan dan pengobatanKriteria hasil : melaporkan rasa nyerinya berkurang

Intervensi keperawatan :1. Kaji terhadap nyeri dengan skala 0-5. Rasional : pasien melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.2. Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus. Rasional : nyeri dipengaruhi oleh; kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama.3. Berikan tindakan kenyamanan. Rasional : memberikan rasa nayaman dengan cara membantu mengontrol nyeri.4. Dorong pasien menggunakan tehnik relaksasi. Rasional : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol.5. Berikan obat antinyeri sesuai pesanan. Rasional : untuk menghilangkan nyeri otot atau untuk menghilangkan kecemasan dan meningkatkan istirahat.

5.4 Diagnosa keperawatan : gangguan eliminasi alvi /konstipasi berhubungan dengan gangguan persarafan pada usus dan rektum.Tujuan perawatan : pasien tidak menunjukkan adanya gangguan eliminasi alvi/konstipasiKriteria hasil : pasien bisa b.a.b secara teratur sehari 1 kali

Intervensi keperawatan :1. Auskultasi bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.Rasional : bising usus mungkin tidak ada selama syok spinal.2. Observasi adanya distensi perut.3. Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang NGT. Rasional : pendarahan gantrointentinal dan lambung

Page 9: 52183717 fraktur-servikal (1)

mungkin terjadi akibat trauma dan stress.4. Berikan diet seimbang TKTP cair : meningkatkan konsistensi feces5. Berikan obat pencahar sesuai pesanan. Rasional: merangsang kerja usus

5.5 Diagnosa keperawatan : perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat perkemihan.Tujuan perawatan : pola eliminasi kembali normal selama perawatanKriteria hasil : produksi urine 50 cc/jam, keluhan eliminasi uirine tidak ada

Intervensi keperawatan:1. Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine tiap jam. Rasional : mengetahui fungsi ginjal2. Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih.3. Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari. Rasional : membantu mempertahankan fungsi ginjal.4. Pasang dower kateter. Rasional membantu proses pengeluaran urine

5.6 Diagnosa keperawatan : gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lamaTujuan keperawatan : tidak terjadi gangguan integritas kulit selama perawatanKriteria hasil : tidak ada dekibitus, kulit kering

Intervensi keperawatan :1. Inspeksi seluruh lapisan kulit. Rasional : kulit cenderung rusak karena perubahan sirkulasi perifer.2. Lakukan perubahan posisi sesuai pesanan: untuk mengurangi penekanan kulit3. Bersihkan dan keringkan kulit. Rasional: meningkatkan integritas kulit4. Jagalah tenun tetap kering. Rasional: mengurangi resiko kelembaban kulit5. Berikan terapi kinetik sesuai kebutuhan : Rasional : meningkatkan sirkulasi sistemik dan perifer dan menurunkan tekanan pada kulit serta mengurangi kerusakan kulit.

Daftar kepustakaan :

Hudak and Gallo, (1994), Critical Care Nursing, A Holistic Approach, JB Lippincott company, Philadelpia.

Marilynn E Doengoes, et all, alih bahasa Kariasa IM, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta.

Reksoprodjo Soelarto, (1995), Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa Aksara, Jakarta.

Suddarth Doris Smith, (1991), The lippincott Manual of Nursing Practice, fifth edition, JB Lippincott Company, Philadelphia.

Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta

PENGERTIAN. Cedera tulang belakangadalah cedera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis

akibat trauma ;jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dsb

( Sjamsuhidayat, 1997). B. PATOFISIOLOGIAskep Combustio download; Askep Efusi Pleura

download; Askep Fraktur Alviolaris Maxilaris download; Askep Fraktur Femur download; Askep

Fraktur Cervical download; Askep Fraktur Mandibula download; Askep Fraktur download

Askep fraktur cervical; Askep cedera otak berat; Askep Chest Pain; Askep gagal nafas; Askep

hipoglikemia; Askep intoksikasi organo fosfat; Askep klien dengan CVP; Askep Payah jantung; Askep

peritonitis ruptur hepar; Askep Syock

Pemberian oksigen sesuai program. 2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

edema serebral dan peningkatan tekananAskep fraktur cervical; Askep cedera otak berat; Askep

Chest Pain; Askep gagal nafas; Askep hipoglikemia; Askep intoksikasi organo fosfat; Askep klien

dengan CVP; Askep Payah jantung; Askep peritonitis ruptur hepar; Askep SyockBila tidak ada fraktur

servikal berikan posisi kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15 – 30 derajat.

PENGERTIAN Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari

biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja GANGLION. GANGLION Pendahuluan Kista Ganglion

atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yangBila tidak ada fraktur servikal berikan posisi

Page 10: 52183717 fraktur-servikal (1)

kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15 – 30 derajat. • Pemberian oksigen sesuai program. •

Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral danA.PENGERTIAN.

Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak

yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita

Yuliani, 2001) . Bila tidak ada fraktur servikal berikan posisi kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15

– 30 derajat. • Pemberian oksigen sesuai program. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan

dengan edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial.

http://www.lintasberita.us/topic/pengertian+fraktur+servikal