fraktur ekstremitas atas

21

Click here to load reader

Upload: dewi-paramita

Post on 26-Jun-2015

1.709 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: fraktur ekstremitas atas

Fraktur Klavikula

Penyebab biasanya trauma langsung/direct atau tidak langsung/indirect, misal jatuh dengan

tangan/siku menumpu.

Diagnosis

1. Riwayat : waktu jatuh posisi tangan menumpu

2. Deformitas : menonjol, udem, fraktur 1/3 lateral tanpa rupture ligamentum

korakoklavikulare, deformitas tidak jelas

3. Nyeri tekan (tenderness)

4. Krepitasi

5. Pemeriksaan penunjang : radiologi dan laboratorium

Penatalaksanaan

Konservatif : pasang ransel verban (Figure of Eight) sampai rasa sakit hilang

Operatif:

o Indikasi dilakukan tindakan operatif

1. Fraktur terbuka

2. Rupture ligamentum korakoklavikulare

3. Gangguan neurovaskuler

4. Delayed/ non-union

5. Kosmetik

Fraktur Skapula

Akibat trauma langsung. Fraktur korpus dan kollum scapula umumnya terjadi pergeseran akibat

tarikan otot-otot yang melekat disitu.

Terapi

Konservatif (istirahat dan mobilisasi dini setelah sakit hilang).

Trauma sendi akromioklavikularis

Page 2: fraktur ekstremitas atas

Sendi ini kurang stail dan mudah terjadi subluksasi. Dislokasi komplet terjadi akibat rupture total

ligamentum akromioklavikularis dan korakoklavikularis.

Klasifikasi

Subluksasi : robekan ligament (+) klavikula tidak terangkat karena ligament

korakoklavikuler utuh

Dislokasi : robekan kedua ligament dan klavikula terangkat

Dislokasi sendi sternoklavikularis : terbagi menjadi anterior dan posterior. Dislokasi

posterior akan menekan organ-organ dalam sehingga perlu tindakan emergency.

Trauma otot-otot rotator/ Rotator Cuff

Otot rotator terdiri dari : supraspinatus, infraspinatus, teres minor, subskapula. Otot ini

berfungsi sebagai stabilisator, sehingga robekan kecil pada otot supraspinatus

menimbulkan tendinitis supraspinatus dan bila robekan luas penderita tidak bisa abduksi.

Terapi

Dilakukan repair.

Fraktur Humerus

Klasifikasi NEER

1. Pergeseran > 1 cm dengan angulasi 450

2. Fraktur collum anatomikum, pergeseran > 1 cm

3. Fraktur collum chirrurgikum dengan pergeseran dan angulasi

4. Fraktur tuberkulum majus dengan 2 atau 3 fragmen

5. Fraktur tuberkulum majus dengan > 2 fragmen

6. Fraktur dislokasi

Macamnya

1. Fraktur kollum chirrurgikum humeri

Page 3: fraktur ekstremitas atas

Pada anak muda dipikirkan reposisi terbuka dengan fiksasi interna. Terapi dengan

imobilisasi collar and cuff selama 3 minggu,

2. Fraktur shaft humerus

Setiap fraktur humerus tengah dapat mengenai saraf radial, karena saraf ini melewati

sulkus nervi radialis yang terletak di bagian tengah dan belakang humerus.

Komplikasi

Radial palsy

Terapi

Konservatif, dengan collar dan cuff, hanging cast

Operatif, pada radial palsy non union dan gangguan vaskuler. Radial palsy akan

sembuh sekitar 6-8 minggu, bila tidak pulih lakukan EMG dan eksplorasi.

3. Fraktur suprakondilaris humeri

Berdasarkan pergeseran fragmen distal ada 3 tipe :

Fragmen tanpa pergeseran

Fragmen dengan pergeseran tetapi masih ada kontak

Fragmen distal dan proksimal tidak ada kontak

Terapi

Anak-anak : reposisi tertutup

Dewasa : collar and cuff selama 3 minggu. Hasil reposisi di evaluasi dengan sudut

Baumann.

Anatomi

Sendi siku terjadi antara trochlea dan capitulum humerus dengan incisura trochlearis

ulnae dan caput radii. Sendi siku dilalui oleh beberapa bangunan, di sebelah anterior

terdapat musculus brachialis, tendo muskulus biceps, nervus medianus, dan arteri

brachialis. Di sebelah posterior terdapat muskulus biceps dan bursa minro. Nervus ulnaris

terdapat di sebelah medial dan tendo muskulus ekstensor communis dan muskulus

supinator terletak di lateral.

Page 4: fraktur ekstremitas atas

Suprakondilar humerus terletak di bagian distal dari humerus, tulang tersebut kurang kuat

disbanding tempat lain karena adanya fossa koronoid, fossa olekranon dan fossa radii.

Kolum medial suprakondilar lebih tipis dan substansi tulang kurang disbanding dengan

kolum lateral suprakondilar. Sendi diku mampu untuk melakuakn gerakan fleksi dan

ekstensi, dimana gerakan fleksi dilakukan oleh muskulus brachialis, muskulus bicepsm

muskulus brachioradialis dan muskulus pronator teres. Sedangkan gerakan ekstensi

dilakukan oleh muskulus triceps dan muskulus anconeus.

Dari proyeksi anteroposterior, perlu dinilai sudut yang dibentuk oleh garis longitudinal

humerus dan garis yang melalui korona kapitulum humeri, sudut ini disebut sudut

bowman. Normal didapatkan sudut bowman sebesar 80-89 derajat, bila didapatkan sudut

ini kurang dari 50, dikatakan bahwa posisi tulang tersebut tidak acceptable. Sudut yang

lain yaitu sudut antara diaphisis dan metaphisis sebesar 90 derajat.

Proyeksi lateral, normal didapatkan garis anterohumeral akan melewati pusat osifikasi

pada kondilus humeri dan bagian distal dari kondilus akan membentuk sudut ke anterior

sebesar 40 derajat.

Mekanisme dan patofisiologi

Tipe ekstensi

Akibat trauma langsung pada humerus distal melalui benturan pada siku, lengan

bawah dalam posisi supinasi dengan siku hiperekstensi dengan tangan yang terfiksasi,

olekranon terdorong ke depan sehingga terjadi fraktur. Garis fraktur selalu melewati

fossa olekranon dan pada kolum medial dan lateral metaphase. Fragmen distal dari

fraktur akan terdorong kea rah posterior dan proksimal, hal ini karena gaya fraktur

yang diteruskan ke atas melalui tulang lengan bawah dan diseabkan tarikan muskulus

biseps, sehingga fragmen ini akan miring ke lateral atau medial dan berotasi ke

medial. Dari proyeksi anterior, ujung distal dari fragmen proksimal akan menembus

periosteum dan mengenai muskulus brachialis dan muskulus biceps brachii.

Akibatnya akan terjadi perdarahan local dan pembengkakan. Nervus dan pembuluh

darah akan mengalami laserasi karena fragmen tulang.

Tipe fleksi

Page 5: fraktur ekstremitas atas

Anak jatuh pada telapak tangan dengan tangan dan lengan bawah dalam posisi

pronasi dan siku dalam posisi sedikit fleksi. Korteks anterior akan mengalami

pergeseran sehingga pada fragmen distal akan ke anterior pada bidang sagital, dan

pada bidang coronal, fragmen distal akan bergeser ke lateral. Sehingga fragmen distal

pada fraktur tipe ini akan bergeser kea rah anterior dan proksimal. Jarang terjadi

komplikasi neurovascular, yaitu cedera nervus ulna biasanya karena terkena ujung

dari fragmen proksimal.

Klasifikasi

Pada prinsipnya, klasifikasi fraktur suprkondilar tipe ekstensi dibagi berdasarkan derajat

pergeseran fragmen distal terhadap fragmen proksimal.

Gartland (1959), membagi 3 tipe :

I. undisplaced or minimally displaced : IA non displaced; IB medial impaction

II. Displaced with angulasi and rotation : IIA posterior angulasi; IIB malrotation with

or without posterior angulation.

III. Displaced complete : IIIA fragmen distal kea rah posteriormedial; IIIB fragmen

distal kea rah posterior lateral.

Diagnosis

Dari anamnesa didapatkan adanya riwayat jatuh dengan lengan sebagai tumpuan. Bila

traumanya baru saja terjadi atau frakturnya tidak mengalami pergeseran atau sedikit

bergeser, anak akan mengeluhkan nyeri dan bengkak yang minimal, dan temuan yang

paling khas adalah perlunakan pada ujung humerus bagian distal

Pada trauma ringan kedudukan fragmen distal tidak akan bergeser atau undisplaced. Siku

akan terlihat sedikit bengkak disbanding siku yang sehat, dan kadang-kadang terlihat

akan terlihat normal bila jumlah perdarahan sedikit.

Pada trauma yang lebih berat dapat menimbulkan angulasi ke posterior, bahkan sampai

mengalami pergeseran fragmen distal ke posterior, namun hubungan kedua fragmen

sebagian masih terlihat, atau pada trauma yang lebih hebat lagi maka fragmen distal akan

terlepas dari fragmen proksimal dan berada di posterior dan migrasi ke proksimal.

Page 6: fraktur ekstremitas atas

Sewaktu jatuh pada umumnya lengan dalam keadaan pronasi ini, akan menyebabkan

fragmen distal mengalami rotasi ke dalam. Akibatnya kortek sebelah medial dari fragmen

distal relative akan berada di arah posterior dari fragmen proksimal, sementara sisi lateral

masih dalam kedudukan semula. Dengan demikian kedudukan fragmen distal akan

mengalami adduksi, rotasi ke dalam sehingga fragmen distal akan mengalami pergeseran

kea rah posteromedial akibatnya ujung dari fragmen proksimal akan mencederai nervus

radialis. Dan bila pergeseran fragmen kea rah posterolateral akan mencederai arteri

radialis dan nervus medianus.

Ujung fragmen proksimal akan berada di anterior dan dapat mencederai muskulus

brakhialis, arteri brakhialis, nervus radialis, nervus medianus, atau nervus ulnaris.

Dengan adanya truma yang keras dan terjadi pergeseran dari fragmen, maka

pembengkakan dan deformitas pada siku akan menjadi lebih jelas. Besarnya

pembengkakan tergantung pada keparahan dari fraktur dan lama terjadinya trauma.

Pada pemeriksaan fisik yang penting adalah menilai fungsi dari neuromuskuler pada

sebelah distalnya. Tanda-tand gangguan vaskulus meliputi nyeri, pucat, sianotik, tidak

ada pulsasi atau paralisis, ini merupakan tanda terjadinya “volkman’s ischemi”.

Pemeriksaan radiologis akan terlihat fat pada sign, kedudukan kedua fragmen tidak

terjadi pergeseran, kadang-kadang garis fraktur tidak terlihat. Dalam keadaan normal fat

pada sign akan berada di luar sinovia tapi intra kapsuler sendi di sebelah anterior dan

posterior. Dengan adanya hamarthrosis akan menyebabkan pergeseran letak fat pads.

Pemeriksaan radiologis penting untuk konfirmasi diagnosis. Sebelumnya lengan harus di

imobilisasi dengan posisi ekstensi, kedudukan fleksi yang berlebihan harus dihindari

karena ada kemungkinan gangguan dari neurovaskulernya. Pada anteroposterior, dinilai

garis fraktur apakah transversal atau oblik, fragmen distal angulasi ke lateral atau medial.

Posisi lateral akan menunjukkan fragmen distal akan bergeser ke anterior atau posterior.

Penatalaksanaan

Pada prinsipnya mengembalikan fragmen ke posisi anatomis dan mempertahankan

kedudukan tersebut dan mencegah terjadinya komplikasi.

Page 7: fraktur ekstremitas atas

Sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis, perlu dilakukan immobilisasi dengan bidai.

Pada fraktur tipe ekstensi, posisi fleksi pada siku harus dihindari karena menyebabkan

kerusakan lebih lanjut dari system neurovascular. Anggota gerak dibuat immobilisasi

dengan bidai pada posisi yang mengalami deformitas, dengan posisi siku ekstensi dan

lengan bawah pronasi. Sirkulasi harus selalu dicek sebelum dan selama melakukan

tindakan reposisi. Penanganan fraktur suprakondilar tergantung tipe dari fraktur tersebut.

Pada fraktur suprakondilar tipe ekstensi :

Tipe I

Tanpa pergeseran, immobilisasi dengan posisi siku fleksi tidak lebih dari 900. Bila

terdapat pergeseran penanganannya dengan menggunakan back slap long arm dengan

posisi siku fleksi.

Fleksi dilakukan sampai 1200 sehingga lebih stabil dan juga pada posisi ini dapat

mengurangi resiko terjadinya trauma neurovascular karena tindakan. Untuk reposisi

tertutup perlu relaksasi yang sempurna dan hanya bisa dicapai dengan anestesi umu,

operator menarik lengan bawah sedikit fleksi 300 dan supinasi.

Fleksi 300 tersebut untuk melindungi kerusakan pembuluh darah dan saraf akibat

tegangan karena tarikan. Operator melakukan koreksi posisi pada fragmen distal. Bila

berada di medial dilakukan dorongan ke lateral agar berada satu garus dengan fragmen

proksimal, demikian juga sebaliknya. Setelah itu kedua ibu jari operator berada ada posisi

posterior fragmen distal mendorong ke anterior disertai tekanan jari-jari lain yang berada

di humerus proksimal ke dorsal, kemudian dilakukan fleksi maksimum.

Posisi dipertahankan selama 3-4 minggu, dengan pemeriksaan radiologis pada satu

minggu pertama dan minggu terakhir.

Tipe II

Reposisi

Percutaneus pinning dengan fiksasi k-wire

Reposisi terbuka

Page 8: fraktur ekstremitas atas

Reposisi terbuka atau operasi pada fraktur suprakondilar tipe ekstensi dilakukan pada

reposisi tertutup yang gagal, fraktur terbuka atau gangguan neurovascular.

Pada pembengkakakn yang hebat akan terjadi hematom yang banyak di daerah tersebut,

maka perlu dilakukan sehingga penekanan terhadap neurovascular akan berkurang.

Kejelekan dilakukannya open reduksi antara lain terjadinya kekakuan sendi, terjadinya

myositis osifikan, iskhemik, dan kerusakan pada tempat pertumbuhan tulang dan adanya

resiko infeksi.

Reposisi dikatakan berhasil bila baik secara klinis atau radiologis.

Secara klinis dikatakan baik bila :

Sendi siku dapat fleksi maksimal, bila tidak bisa fleksi maksimal kemungkinan

sudut antara sumbu longitudinal humeri dengan kondilus belum tercapai atau

adanya interposisi jaringan lunak antara kedua fragmen.

Setelah hiperfleksi secara hati-hati, dilakukan ekstensi dan dibandingkan dengan

sisi yang sehat.

Pemeriksaan radiologis dilakukan setelah reposisi, dengan foto posisi AP dan lateral.

Untuk posisi lateral dinilai sudut longitudinal humeri dan distal kondilar. Dinilai apakah

ada crescent sign, yang berarti terjadi kubitus varus. Pada posisi AP, dinilai sudut

Bowman, sudut diaphisis-metaphisis. Bila fragmen distal terjadi rotasi tampak gambaran

fish tail.

Hasil reposisi dikatakan adekuat bila tidak terjadi angulasi ke lateral atau medial,

pergeseran ke medial atau lateral tidak lebih dari 25% dan angulasi ke posterior tidak

lebih dari 100. Perbedaan sudut bowman antara sisi yang sehat dan yang sakit tidaklebih

dari 40. Rotasi ke medial merupakan predisposisi terjadinya kubitus varus karena akan

terjadi angulasi koronal. Walaupun adanya rotasi tersebut bukan merupakan deformitas

dan rotasi lengan akan dikoreksi oleh sendi bahu. Manipulasi yang berulang sebaiknya

dihindari karena akan mencederai pembuluh darah dan saraf.

Komplikasi

Page 9: fraktur ekstremitas atas

Pada fraktur suprakondilar tipe ekstensi, komplikasi yang paling sering terjadi cedera

pembuluh darah dan saraf.

Cedera pada arteri brakhialis, dimana hal ini akan menyebabkan terjadinya

volkman’s iskemik. Kelainan ini akan menyebabkan nekrosis dari otot dan saraf

tanpa disertai gangrene perifer. Gejala dari volkman’s iskemik adanya pain,

pallor, hilangnya pulsus, parestesi, dan paralysis.

Cedera saraf yang paling sering terjadi adalah cedera pada nervus radialis, nervus

median dan nervus ulna.

Myositis osifikans, jarang terjadi dan biasanya terjadi karena manipulasi yang

berlebihan atau terjadi pada reposisi terbuka yang terlambat dilakukan.

Malunion dapat merupakan komplikasi dari fraktur ini, biasanya terjadi kubitus

varus, disebabkan reposisi yang tidak adekuat

4. Sedangkan pada fraktur suprakondilar tipe fleksi

a. Cedera nervul ulna merupakan komplikasi yang sering terjadi

b. Malunion dapat juga terjadi pada fraktur ini yaitu terjadi kubitus varus.

5. Iskhemik volkman : klinis 5P

a. Pulseless (denyut nadi lemah-hilang)

b. Pallor (warna biru/pucat)

c. Pain

d. Paresthesia (rasa tebal)

e. Parese atau paralise (kekuatan otot lemah sampai lumpuh)

Trauma Siku

1. Fraktur kondilus lateralis humeri

a. Pada anak masih kartilagineus sehingga sering tidak terdiagnosa pada X-Ray, dan

menyerang pusat pertumbuhan (epiphyseal plate)

b. Menimbulkan malunion atau non union

c. Tempat origo otot ekstensor sehingga fragmen akan bergeser

Page 10: fraktur ekstremitas atas

d. Terjadi kerusakan epiphyseal dan fraktur intraartikuler

2. Fraktur epikondilus medialis humeri

a. Merupakan tempat origo otot fleksor

b. Komplikasi terjadinya ulnar palsy

Klasifikasi radiologis :

Fraktur pada satu kondilus

Fraktur inter-kondiler

Fraktur kominutif sering bersama fraktur suprakondiler

Terapi : non displaced, gips sirkuler 6 minggu.

3. Fraktur olekranon

Tempat insersi otot triseps brachii, sehingga bila terjadi fraktur akan terjadi pergeseran ke

proksimal.

Klasifikasi :

Tanpa pergeseran : gips sirkuler

Dengan pergeseran : screw atau TBW

Kominutif : eksisi fragmen dan melekatkan kembali trisep pada olekaranon.

4. Dislokasi sendi siku

Sendi siku terdiri dari :

Humero-ulnaris

Humero-radialis

Radio-ulnaris

Pada trauma ini penting periksa neurovaskuler bagian distal.

Terapi : reposisi segera

Cara reposisi : siku difleksikan, olekranon didorong ke distal, selanjutnya gips sirkuler 3

minggu.

Komplikasi : trauma vaskuler, kekakuan sendi, miositis ossifikans.

Page 11: fraktur ekstremitas atas

Fraktur Antebrachii

Anatomi

Tulang radius dan ulna tidak saja sebagai pelindung lengan atas dan maupun tangan tapi

mempunyai fungsi pronasi dan supinasi dengan gerakan radius dan ulna. Kedua tulang lengan

bawah dihubungkan oleh sendi radioulna yang diperkuat oleh ligamentum anulare yang

melingkar kapitupulum radius dan di distal oleh sendi radioulna yang diperkuat oleh ligamentum

radiuulna yang mengandung fibrokartilago triangularis. Membrane interosea memperkuat

hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu,

patah yang hanya mengenai satu tulang agak jaran terjadi atau bila patahnya hanya mengenai

satu tulang saja hamper selalu disertai dislokasi sendi radioulna yang dekat dengan patah

tersebut.

Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antar tulang yaitu musculus supinator,

musculus pronator teres, musculus pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi dan

supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi dengan radius dan ulna

menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi terutama radius.

Antebrachii terdiri atas 2 buah tulang parallel yang berbeda panjang bentuknya; os radius dan os

ulna. Di sebelah proksimal membentuk 3 persendian sedangkan sebelah distal 2 persendian.

Tulang radius, lebih pendek daripada ulna, bentuk lebih melengkung dan bersendi dengan os

ulna pada bagian proksimal dan distal “radio-ulnar joint” yang bersifat rotator. Antara kedua

tulang ini juga dihubungkan oleh membrane interosseus, suatu jaringan fibrous yang berjalan

oblique dari ulna ke radius. Membrane ini berfungsi merotasikan tulang radius terhadap os ulna,

yang menghasilkan gerakan pada lengan bawah.

Muskulus antebrachii dapat dikelompokkan, muskuli kompartmen anterior dan posterior.

Kompartmen anterior diisi oleh muskuli fleksor sedangkan kompartmen posterior diisi oleh

muskuli ekstensor. Beberapa muskuli ada yang berperan dominan dalam mempertahankan posisi

dan gerakan sendi lengan bawah dan tangan (elbow and wrist joint). Muskulus tersebut adalah:

No. Fungsi Muskulus

1 Fleksor elbow m.brachialis, m.biceps, m.brachioradialis

Page 12: fraktur ekstremitas atas

2 Ekstensor elbow m.triceps, m.anconeus

3 Supinator elbow m.supinator, m.biceps

4 Pronator elbow m.pronator teres, m.pronator quadrates

5 Fleksor pergelangan tangan m.fleksor carpi radialis, m.flexor carpi ulnaris

6 Ekstensor pergelangan tangan m.ekstensor carpi radialis longus dan brevis,

m.ekstensor carpi ulnaris

Aliran darah region antebrachii merupakan lanjutan dari a.brachialis, yang bercabang menjadi

a.radialis dan a.ulnaris setinggi caput os radii. Sedangkan persyarafan antebrachii berasal dari 3

nervus: n.radialis, n.ulnaris, n.medianus.

Terapi manipulasi fraktur antebrachii

Bila garis fraktur di proksimal : dilakukan gips posisi supinasi

Bila garis fraktur ditengah : gips posisi netral

Bila garis fraktur di distal : gips posisi pronasi

Fraktur MONTEGGIA

Fraktur ulna 1/3 proksimal/tengah dengan dislokasi kaput radii anterior/posterior. Pemeriksaan

penting pada saraf radialis dan olekranon.

Fraktur GALEAZZI

Fraktur radius 1/3 distal/tengah disertai subluksasio sendi radiuulnaris. Jenis fraktur ini biasanya

tidak stabil artinya penangannya dilakukan operasi. Untuk menjaga panjang anatomi tulang

radius.

Fraktur antebrachii distal

Anatomi, fisiologi, dan mekanisme

Lengan bawah mempunyai 2 tulang, yang radius dan ulna yang ke distal berakhir dan

membentuk persendian radioulnaris distal dan persendian dengan tulang carpalia. Stabilitas

persediaan ini dipertahankan oleh 5 struktur:

Page 13: fraktur ekstremitas atas

1. Ligamentum radio-ulnaris volaris

2. Ligamentum radio-ulnaris dorsalis

3. Tendon m.extensor carpi ulnaris dalam “fibro osseus tunnelnya”

4. Fibro-cartilago disc

5. Ligamentum collateralis ulnaris

Tulang radius le arah distal membentuk permukaan yang lebar sampai persendian dengan tulang

carpalia. Dan peralihan antara dense cortex dan cancellous bone pada bagian distal merupakan

bagian yang sangat lemah dan mudah terjadi fraktur. Penting sekali diketahui kedudukan

anatomis yang normal dari pergelangan tangan, terutama posisi dari ujung distal radius.

Perlu diperhatikan 3 ukuran yang utama:

1. Radial height

Yaitu jarak processus styloideus radii terhadap ulna. Diukur dari jarak antara garis

horizontal yang ditarik melalui ujung processus styloideus radii dan melalui ujung distal

ulna. Ukuran normalnya kira-kira 1 cm.

2. Derajat “ulna tilt” atau “ulna deviation” dari permukaan sendi ujung distal radius pada

posisi anterior posterior

Normal, permukaan sendi ini letaknya mirig menghadap ke ulnar. Derajat miringnya

diukur dari besarnya sudut antara garis horizontal yang tegak lurus pada sumbu radius

dan garis yang sesuai dengan permukaan sendi. Normal 15-30 derajat, rata-rata 23

derajat.

3. Derajat “volar tilt” (volar deviation) dari permukaan sendi radius pada posisi lateral

Normal : permukaan sendi ini miring menghadap ke bawah dan ke depan. Besarnya

diukur dengan sudut antara garis horizontal tegak lurus sumbu radius dan garis yang

sesuai dengan permukaan sendi. Normal 1-23 derajat, rata-rata 11 derajat.

Alat-alat gerak yang meliputi ini ialah:

1. Posterior

Berbentuk cembung dan terdapat sekumpulan tendon/otot extensor yang mempunyai

fungsi ekstensi.

2. Anterior

Page 14: fraktur ekstremitas atas

Berbentuk cekung dan terdapat sekumpulan tendon/otot flexor yang mempunyai fungsi

fleksi lengan bawah dan tangan. Dan pada bagian dalam ada m.pronator quadrates yang

berjalan menyilang dan berfungsi terutama untuk pronasi.

3. Lateral

Tampak m.supinator longus yang mempunyai insersi pada processus styloideus radii

yang mempunyai fungsi utama sebagai supinasi

Fisiologi dan mekanisme terjadinya fraktur

Biasanya disebabkan karena trauma langsung, atau sebagai akibat jatuh dimana sisi

dorsal lengan bawah menyangga berat badan.

Secara ilmu gaya dapat diterangkan sebagai berikut: Trauma langsung dimana lengan

bawah dalam posisi supinasi penuh yang terkunci dan berat badan waktu jatuh memutar

pronasi pada bagian proksimal dengan tangan relative terfixir pada tanah. Putaran

tersebut merupakan kombinasi tekanan yang kuat dan berat, akan memberikan

mekanisme yang ideal dari penyebab fraktur Smith.

Trauma lain diduga disebabkan karena tekanan yang mendadak pada dorsum manus,

dimana posisi tangan sedang mengepal. Ini biasanya didapatkan pada penderita yang

mengendarai sepeda yang mengalami trauma langsung pada dorsum manus.