4. menganalisis perang yom kippur dgn teori suntzu

Upload: tyas-agustina

Post on 11-Jul-2015

290 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

MENGANALISIS PERANG YOM KIPPUR DENGAN TEORI SUN TZUAmrizal Mansur*, [email protected] - Sejarah Israel adalah sejarah yang identik dengan kekerasan. Untuk mempertahankan negaranya langkah apa pun akan mereka tempuh, termasuk penggunaan kekuatan bersenjata. Di awal berdirinya, negara Zionis tersebut mendapat dukungan penuh dari Inggris dan legitimasi dari PBB yang pada akhirnya orang Yahudi memutuskan bahwa mereka harus berjuang sendiri untuk membentuk sebuah negara yang bernama Israel. Tulisan ini bertujuan untuk memberi kejelasan tentang berdirinya negara Israel dan menganalisis penggunaan teori Sun Tzu pada perang Yom Kippur yang melibatkan Israel, Mesir dan Suriah. Filosofi perang yang pernah ditulis oleh Sun Tzu tersebut, menurut penulis sangat banyak digunakan di medan pertempuran. Apakah disadari atau tidak, Israel mengadopsi filosofi tersebut saat perang berlangsung. Salah satu teorinya, Lari untuk bertempur di lain waktu digunakan pada awal perang. Ketika pihak Israel mengalami kekalahan di awal perang, hanya ada tiga pilihan : menyerah, kompromi atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Menurut Sun Tzu, Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang. Abstract - Israel's history identical with various kinds of hostility. Israel pursues its efforts by all available means in defending its sovereignty, including the utilization of armed forces. Initially, the Zionists were fully supported by the British as well as under the legitimacy of the United Nations until they decided to fight by themselves in regards to establish country named Israel. This paper is aimed to explain about Israel's founding process as well as to analyze the implementation of Sun Tzus theory during Yom Kippur war, which involved Israel, Egypt and Syria. The author considers that the philosophy of war written by Sun Tzu has already been deeply implemented on various battlegrounds. Israel has been adopting this philosophy on its wars. One of Sun Tzus theories Escape is to fight at other time is commonly being implemented in the beginning of Israels war. When Israelis is close to defeat, there are only three options to be exercised: to surrender, to compromise, or to escape. Surrender means total defeat; compromise could be interpreted as half defeat; however, escape doesnt mean being defeated yet. It refers to Sun Tzus that "As long as you are not being conquered, you are still having a chance to win" Kata Kunci : Zionis, Yom Kippur, Teori Sun Tzu

PENDAHULUAN Letak kompleksitas kata Yahudi adalah karena kata tersebut tidak dapat dijelaskan hanya dalam konteks keagamaan semata namun juga tidak cukup jelas jika dikaitkan dengan bangsa Israel karena tidak semua orang Israel menganut keyakinan Yahudi. Agaknya pandangan yang lebih dapat* Amrizal Mansur M.Si (Han) merupakan lulusan Pasca Sarjana Unhan, saat ini menjabat sebagai Kabidops Pusjian Unhan.

diterima adalah, Yahudi baik sebagai keyakinan atau sebagai bangsa tidak dapat dipisahkan karena tidak ada Yahudi sebagai agama dianut oleh orang-orang yang bukan Yahudi. Zulkarnaen Abdullah mengatakan secara antologis seorang Yahudi adalah Yahudi karena dia keturunan Israel. Dalam konsep ini ada aturan dan perintah yang

Universitas Pertahanan Indonesia

29

telah ditetapkan secara khusus kepada bangsa Yahudi sehingga konversi ke agama Yahudi adalah sesuatu yang kontroversial dan memerlukan penjelasan (Abdullah:207; 104-105). Timur Tengah adalah kawasan tempat berasalnya tiga agama yaitu Yahudi, Kristen dan Islam yang memiliki sejarah konflik yang panjang. Konflik yang berlangsung sampai saat ini belum ada tanda akan berakhir. Sejarah panjang perang antara Israel dengan negara-negara Arab sepertinya akan terus berulang sampai batas waktu yang masih tanda tanya. Tanah Palestina yang ditempati Israel saat ini adalah daerah penting dalam ajaran Yahudi, sehingga ada hubungan yang sangat dekat antara orang Yahudi dengan tanah Israel walaupun orang Yahudi menurut sejarahnya mendapat siksaan yang sangat lama di Eropa. Pada akhirnya orang orang Yahudi percaya bahwa mereka hanya merasa aman dan tenang serta mencapai kesuksesan apabila mereka berada di negara mereka sendiri. Hal tersebut melahirkan paham yang disebut Zionisme. Israel memahami betul bahwa keberadaannya sebagai negara di wilayah Palestina akan menimbulkan konflik dengan negara-negara Arab. Setiap saat konflik bersenjata dapat saja terjadi yang dapat mengancam keberadaan negaranya. Setelah mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka, banyak perang yang melibatkan Israel dengan negara-negara Arab di Timur Tengah yang sebagian besar dimenangkan oleh Israel, seperti Perang 1948, Perang Gurun Sinai 1957, Perang Enam hari 1967 dan Yom Kippur 1973. Hanya perang Yom Kippur secara politis Israel dianggap kalah karena tidak mampu menghancurkan Mesir dan Suriah. Sejak Perang 1948, Israel menyadari betul bahwa pengakuannya sebagai negara merdeka di wilayah Palestina akan menghadapi konsekuensi serius terhadap masa depan bangsa mereka sendiri. Disamping memenanggi hampir semua peperangan dengan negara Arab sejak merdeka, negara Yahudi juga berusaha untuk mempengaruhi opini dunia dengan mencari simpati sebagai korban dari kekejaman Hitler pada Perang Dunia II. Kunci kemenangan peperangan negara Yahudi menghadapi negara Arab khususnya

perang Yom Kippur tentunya akan dilihat dan dianalisis dari teori perang Sun Tzu seorang ahli klasik seni perang China. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan; Bagaimana sejarah keberadaan negara Israel? Kenapa perang yang mereka lakukan selama ini secara teori mengadopsi teori Sun Tzu? Sejarah Israel Setelah kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, negara-negara di Timur Tengah dikuasai oleh negara Inggris dan Prancis. Adapun daerah Palestina dikuasai oleh otoritas Inggris, sehingga pada saat itu mulailah imigrasi awal orang yang merasa sebagai Yahudi ke daerah Palestina untuk mendirikan negara Israel. Kedatangan mereka mendapat perlawanan dari Palestina dan negara Arab lainnya. Perlawanan yang dilakukan oleh Palestina dan negara Arab terhadap imigrasi Yahudi ini dapat dihancurkan oleh Inggris sehingga memberikan jalan dan memuluskan peta Yahudi menguasai wilayah Palestina. Semakin memanasnya konflik antara Palestina dengan Yahudi, maka pada tahun 1939 pemerintah Inggris mengeluarkan deklarasi yang pada intinya berupa rencana Inggris untuk membentuk sebuah negara bagi komunitas Yahudi yang sama dan sejajar dengan negara Arab lainnya walaupun pada akhirnya menemui kegagalan akibat pecahnya Perang Dunia II. Deklarasi tersebut berbunyi [1]: a. Tujuan dari pemerintah Inggris adalah pendirian dalam 10 tahun negara Palestina merdeka. b. Negara merdeka seharusnya menjadi satu dimana Arab dan Yahudi saling berbagi pemerintahan melalui sebuah cara untuk memastikan bahwa minat terpenting dari setiap komunitas adalah keamanan. c. Imigrasi orang orang Yahudi selama lima tahun kedepan akan mencapai titik puncak yang akan membawa populasi orang Yahudi hingga kira kira 1/3 total populasi negara. Ini akan mengijinkan 75.000 imigran lebih dari lima tahun. Selain deklarasi tersebut, terdapat juga beberapa perjanjian yang memungkinkan terbentuknya negara Israel, yaitu:

30

Universitas Pertahanan Indonesia

a. Perjanjian Sykes-Picot (1915). Perjanjian ini dibuat oleh Sir Mark Sykes (Inggris) dan Charles Picot (Prancis) yang berbunyi: Inggris dan Prancis bersiap siap untuk melindungi negara Arab di Palestina. Kedua negara ini bersiap-siap untuk menegosiasikan batasan-batasan negara Arab.[2] b. Deklarasi Balfour (1917). Adalah surat dari pemerintah Inggris kepada pemimpin zionis Inggris Lord Rothschild yang berbunyi: Saya begitu senang menyampaikan pada anda atas nama pemerintahan yang mulia, deklarasi simpati bersamaan dengan aspirasi zionis Yahudi telah dikumpulkan dan disetujui oleh kabinet. Pemerintah yang mulia mendukung pembentukan di dalam Palestina sebagai kampung halaman nasional bagi orang Yahudi, dan akan mengusahakan segala sesuatu untuk mencapai tujuan ini.[3] c. Memorandum Balfour (1919). Memorandum ini dibuat oleh Inggris pada tahun 1919 untuk menggantikan deklarasi Balfour, yang berbunyi: Di Palestina, kami tidak menganjurkan untuk meneruskan proses konsultasi dengan penduduk setempat. Ke empat kekuatan besar berkomitmen pada zionisme, tidak peduli benar atau salah. Zionisme adalah lebih penting daripada 700 ribu orang Arab yang saat ini menduduki Palestina.[4] Pada tahun 1947, Liga Bangsa-Bangsa memutuskan untuk membagi wilayah mandat Inggris atas Palestina. Sidang PBB yang disetujui 33 suara memutuskan Palestina akan dibagi menjadi negara Yahudi dan negara Arab, 13 negara menolak dan 10 negara abstain sehingga memulai babak baru peperangan negara zionis dengan negara Arab. Keadaan ini ditentang keras oleh negara-negara Arab lainnya dan juga banyak negeri-negeri muslim. Israel mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah itu. Sedangkan kota Yerusalem yang dianggap suci, tidak hanya oleh orang Yahudi tetapi juga oleh Muslim dan Kristen, akan dijadikan kota internasional. Sehari sebelum Inggris pergi dari Palestina pada tanggal 14 Mei 1948,

David Ben Gurion mendeklarasikan berdirinya negara Israel. Kehadiran negara Israel tentunya mendapat kecaman dari negara-negara Arab. Selajutnya cara yang dipakai Israel untuk mempertahankan diri adalah dengan perperangan. Sejarah mencatat, Israel terlibat dalam beberapa kali peperangan, seperti perang Arab-Israel (1948); perang Kanal Suez (1956); perang Enam Hari (1967); perang Yom Kippur (1973); perang Lebanon (1982); Intifadah (1987); Intifadah Al Aqsa (2000); dan konflik Israel-Lebanon (2006) dan Perang jalur Gaza. Adapun wilayah Israel sekarang dikelilingi oleh Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Selain itu dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina: Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sejarah belum tentu berulang karena kelahiran Israel sebagai sebuah negara merupakan keputusan Liga Bangsa-Bangsa. Kelahiran negara Israel tentu saja akan memberikan dampak yang sangat luas, terutama menyangkut hubungan dengan Palestina dan negara Arab lainnya. Keberadaan Israel dalam sebuah kawasan yang mayoritas muslim tentu saja menuntut kemahiran pada sebuah taktik dan strategi militer untuk mempertahankan diri dari kemungkinan menuju kepada kepunahan komunitas Yahudi TEORI PERANG SUN TZU Sun Tzu secara tradisional diyakini telah menulis buku tentang strategi militer The Art of War yang sangat berpengaruh di China kuno. Dalam buku tersebut, Sun Tzu menggunakan bahasa filosof yang mungkin tidak terbiasa dalam teks bahasa yang sering digunakan dalam teori perang. Salah satu bahasa filosofi yang digunakan Sun Tzu seperti seorang pemimpin harus tenang dan gaib dan harus mampu memahami rencana tak terduga", mungkin tidak mudah dipahami sebagai bahasa teori perang. Filosofi Perang Sun Tzu tidak hanya populer di kalangan ahli teori dan strategi militer, akan tetapi juga telah menjadi sangat populer bagi para pemimpin politik dan komunitas yang bergerak dalam dunia bisnis. Diantara teori atau filosofi Sun Tzu tersebut adalah sebagai berikut [5] :

Universitas Pertahanan Indonesia

31

a. Initial Estimations (estimasi awal). Peperangan adalah masalah negara yang terbesar, dasar dari mati atau hidup, jalan menuju survival atau kepunahan. b. Waging War (mengayunkan perang). Tidak ada satupun negara yang di untungkan dengan perang berlarut-larut. Bilamana anda mengharapkan tentara pada kampanye yang panjang, sumber daya negara tidak akan cukup. c. Planning Offensives (merencanakan serangan). Realisasi tertinggi dari peperangan adalah menyerang rencana musuh, selanjutnya menyerang sekutunya, kemudian menyerang tentaranya dan yang terendah menyerang perbentengan kotanya. Taktik menyerang kota yang diperkuat hanya boleh bila terpaksa. d. Military Disposition (disposisi militer). Sebagai suatu metode militer maka yang pertama mengukur medan, kemudian estimasi kekuatan, berikutnya jumlah prajurit, selanjutnya menambah kekuatan relatif dan terakhir kemenangan. e. Strategic Military Power (kekuatan militer strategis). Mereka yang unggul di peperangan mencari kemenangan melalui konfigurasi strategis kekuatan, bukan bersandar dari prajuritnya. Jadi dia mampu memilih orang dan menggunakan kekuatan strategis. f. Vacuity and Substance (kekosongan dan substansi). Untuk mempengaruhi gerak maju musuh, serang tempat kosong mereka. Untuk mempengaruhi gerak mundur yang tidak dapat dikejar, gunakan kecepatan yang tidak tertandingi. g. Military Combat (pertempuran militer). Seseorang yang tidak biasa dengan gunung dan hutan, lembah dan bentuk rawa-rawa dan tanah basah tidak akan mampu mengambil keuntungan dari musuh. h. Nine Changes (sembilan perubahan). Sejalan dengan itu tundukkan para penguasa feodal dengan potensi celaka, sibukkan dengan berbagai kasus dan buat mereka berpacu mencari untung. i. Manvering the Army (menggerakan tentara). Bila musuh menyeberangi sungai untuk bergerak maju, jangan

konfrontasi dengan musuh di air. Bila separuh kekuatan musuh telah menyeberang sangat menguntungkan menyerang musuh. Bila anda ingin melihat musuh dalam pertempuran, jangan sebar pasukan di dekat sungai untuk konfrontrasi, tetapi cari tempat yang baik untuk berkemah dan duduki ketinggian. j. Configurations of Terrain (konfigurasi dari medan). Konfigurasi utama dari medan adalah accesible, suspended, statemated, constricted, precipitous and expansive. k. Nine Terrains (sembilan medan). Strategi untuk menggunakan medan adalah bahwa ada medan-medan dispasive, light, contentious, traversable, focal, heavy, encircled, fatal. l. Incendiary Attacks (serangan pembakaran). Di sana ada 5 tipe serangan pembakaran. Pertama untuk menghanguskan prajurit, kedua untuk menghanguskan bekal/suku cadang, ketiga menghanguskan kereta bekal ulang, keempat menghanguskan kereta perang dan kelima menghanguskan formasi. m. Employing Spies (memakai matamata). Ada 5 tipe dari mata-mata yang dapat digunakan, yaitu lokal, internal, double, expendable dan living. Masih banyak teori perang yang dihasilkan dari karya Sun Tzu yang dapat digunakan sebagai teori dan strategi militer dalam medan pertempuran, antara lain berupa Strategi untuk Menang dan Strategi Berhadapan dengan Musuh, yaitu [6]: Strategi untuk menang a Perdaya Langit untuk Melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan bayang-bayang, menggunakan tempattempat tersembunyi, atau bersembunyi di belakang layar hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah pertahanan musuh anda harus bertindak di tempat terbuka menyembunyikan maksud tersembunyi anda dengan aktivitas biasa sehari-hari. b. Kepung Wei untuk Menyelamatkan Zhao. Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa

32

Universitas Pertahanan Indonesia

musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, anda dapat menyerang sesuatu yang berhubungan atau dianggap berharga oleh musuh untuk melemahkannya secara psikologis. c. Pinjam Tangan Seseorang untuk Membunuh. Serang dengan menggunakan kekuatan pihak lain karena kekuatan yang minimal atau tidak ingin menggunakan kekuatan sendiri. Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok pegawai musuh untuk menjadi pengkhianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk melawan dirinya sendiri. d. Buat Musuh Kelelahan Sambil Menghemat Tenaga. Adalah sebuah keuntungan, merencanakan waktu dan tempat pertempuran. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan dan dimana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak. Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil anda mengumpulkan/menghemat tenaga. Saat dia lelah dan bingung, anda dapat menyerangnya. e. Berpura pura Menyerang dari Timur dan Menyeranglah dari Barat. Pada tiap pertempuran, elemen dari sebuah kejutan dapat menghasilkan keuntungan ganda. Bahkan ketika berhadapan langsung dengan musuh, kejutan masih dapat digunakan dengan melakukan penyerangan saat mereka lengah. Untuk melakukannya, anda harus membuat perkiraan akan apa yang ada dalam benak musuh melalui sebuah tipu daya. Strategi berhadapan dengan musuh a. Buatlah Sesuatu untuk Hal Kosong. Anda menggunakan tipu daya yang sama dua kali. Setelah beraksi terhadap tipuan pertama dan biasanya kedua, musuh akan ragu-ragu untuk bereaksi pada tipuan yang ketiga. Lantarannya, tipuan ketiga adalah serangan sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah. b. Serang Musuh dengan Dua Kekuatan Konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang

sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan. c. Pantau Api yang Terbakar Sepanjang Sungai. Tunda untuk memasuki wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan akibat pertempuran yang terjadi antara mereka. Kemudian serang dengan kekuatan penuh dan habiskan. d. Pinjam Mayat Orang Lain untuk Menghidupkan Kembali Jiwanya. Ambil sebuah lembaga, teknologi, atau satu cara yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi dan gunakan untuk kepentingan diri sendiri. Hidupkan kembali sesuatu dari masa lalu dengan memberinya tujuan baru atau terjemahkan kembali, dan bawa ide-ide lama, kebiasaan, dan tradisi ke kehidupan sehari-hari. e. Kalahkan Musuh dengan Menangkap Pemimpinnya. Jika tentara musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan ancaman, maka ambil pemimpinnya. Jika komandan mati atau tertangkap maka sisa pasukannya akan terpecah belah atau akan lari ke pihak anda. Akan tetapi jika pasukan terikat atas sebuah kepercayaan terhadap pimpinannya, maka berhati-hatilah, pasukan akan dapat melanjutkan perlawanan dengan motivasi balas dendam. f. Jauhkan Kayu Bakar dari Tungku Masak. Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan dasarnya dan menyerang sumber dayanya. g. Tutup Pintu untuk Menangkap Pencuri. Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri,

Universitas Pertahanan Indonesia

33

berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran. h. Berteman dengan Negara Jauh dan Serang Negara Tetangga. Jamak diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain. i. Cari Lintasan Aman untuk Menjajah Kerajaan Guo. Pinjam sumber daya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh dikalahkan, gunakan sumber daya tersebut untuk menempatkan sekutu anda pada posisi pertama untuk diserang. j. Ikat Seluruh Kapal Musuh Secara Bersamaan dan Jangan pernah Bergantung pada Satu Strategi. Dalam hal-hal penting, seseorang harus menggunakan beberapa strategi yang dijalankan secara simultan. Tetap berpegang pada rencana berbeda-beda yang dijalankan pada sebuah skema besar; dengan cara ini, jika satu strategi gagal, anda masih memiliki beberapa strategi untuk tetap maju. k. Biarkan Mata-mata Musuh Menyebarkan Konflik di Wilayah Pertahanannya. Perlemah kemampuan tempur musuh anda dengan secara diamdiam membuat konflik antara musuh dan teman, sekutu, penasihat, komandan, prajurit, dan rakyatnya. Sementara dia sibuk untuk menyelesaikan konflik internalnya, kemampuan tempur dan bertahannya akan melemah. l Lari untuk Bertempur di Lain Waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina: Jika seluruhnya gagal, mundur. Jika keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan persatukan pasukan. Ketika pihak anda mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama

anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang. ANALISIS TEORI SUN TZU PADA PERANG YOM KIPPUR [7] Salah satu teori perang yang dipergunakan oleh Israel untuk menghadapi peperangan dengan dunia Arab sejak Perang 1948 adalah pertempuran yang singkat dan akurat. Sepertinya Israel merasa akan mengalami kekalahan bila perang berlarut-larut, seperti kata Sun Tzu Tidak ada yang diuntungkan dengan perang berlarut-larut. Berikut ini penulis akan menganalisis Perang Yom Kippur ( Hari Raya Penebusan Dosa bagi komunitas Israel) yang terjadi bertepatan dengan bulan puasa bagi umat Islam. Pada tanggal 5 Oktober 1973 negara Zionisme [8] Israel mulai mengadakan mobilisasi pasukan ketika mengetahui secara pasti bahwa pasukan Mesir dan Suriah sudah bergabung untuk persiapan penyerbuan ke Israel. Laporan dinas Intelijen Israel Mossad justru ditanggapi dingin dan rasa tidak percaya oleh Perdana Menterinya Golda Meir waktu itu, Biarlah dunia tahu, siapa sebenarnya para agresor itu, dengan demikian pertanggung jawaban mereka akan jelas, katanya. Pada Perang Yom Kippur ini, Israel seperti tidak siap untuk berperang, dan hasil perang tersebut sudah diketahui semua bahwa Israel menderita kekalahan secara politis. Mossad bukanlah satu-satunya dinas intelijen Israel. Masih ada dinas intelijen lain seperti intelijen militer yang disebut Aman, Badan Intelijen Bawah Tanah yang disebut Haganah, yang bertugas di pemukiman penduduk Palestina dengan nama Shai, Badan Intelijen Dalam Negeri yang bertugas menjaga keamanan dan ketenteraman disebut Shin Beth dan Aloyah Beth yang bertugas menolong agar orang-orang Israel dapat melarikan diri dari negara-negara Arab yang memusuhi Israel [9]. Sebelum Perang Yom Kippur, semua laporan yang masuk dari Badan intel lebih dahulu disaring dengan mengutamakan laporan dari Mossad karena dianggap sebagai Badan Intelijen yang mempunyai banyak tugas dan dapat dipercaya. Beberapa minggu sebelum Perang Yom Kippur terjadi, Mossad sudah melaporkan bahwa akan terjadi penyerbuan

34

Universitas Pertahanan Indonesia

oleh Mesir dan Suriah dalam waktu dekat. Hal tersebut ditanggapi oleh pemerintah Israel dengan segera. Namun serangan itu tidak kunjung datang sehingga pemerintah merasa dirugikan dan merasa kelelahan dengan kesalahan informasi ini. Kecaman dari berbagai pihak terus bermunculan kepada Mossad, terutama ketika serangan itu baru pecah tiga minggu kemudian. Akibat dari laporan Intelijen Mossad yang salah, menimbulkan kekecewaan pada pemerintah, Perdana Menteri Israel Golda Meir mengabaikan juga laporan dari CIA Tanggal 4 Oktober 1973 yang menyatakan Kami CIA sangat yakin bahwa orang Arab akan menyerang kalian, Israel!, dan dijawab oleh Golda Meir: Kami tidak percaya bahwa mereka akan menyerang. Suatu kesalahan telah diperbuat oleh orang Israel dengan tidak mengoptimalkan peranan Intelijen dan mengabaikan laporan CIA. Padahal teori Sun Tzu mengatakan, Secara umum seperti halnya akan menyerang musuh, menyerang kota atau akan membunuh orang, anda pertama-tama harus tahu nama komandan musuh yang bertahan, asistennya, staff, penjaga pintu & hadirin. Anda harus mengirim mata-mata untuk mengatur & mempelajari mereka semua. Penguasa harus tahu 5 aspek dari kerja spionase. Pengetahuan tersebut dapat tidak berasal dari masukan mata-mata, oleh karena itu anda harus murah hati kepada mata-mata. Jadi Penguasa yang tercerahkan & Jenderal yang arif yang mampu mendapatkan matamata yang cerdas akan mendapat aneka ragam keberhasilan. Pada hari Yom Kippur, hari raya Yahudi tanggal 6 Oktober 1973, disaat orang orang Israel sedang merayakannya dan kabinetnya sedang bersidang untuk menentukan sikap, Mesir dan Suriah menyerbu Israel secara tiba-tiba. Mesir mengambil pelajaran pada perang Enam Hari pada tahun 1967 tentang lemahnya pertahanan udaranya sehingga pada saat perang enam hari tersebut 3/4 kekuatan udara mesir hancur total, sementara Suriah masih dapat memberikan perlawanan. Menyadari bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak menggunakan teknologi lama dibandingkan dengan Israel, Mesir akhirnya menerapkan strategi payung udara

dengan dilengkapi rudal dan meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Strategi yang digunakan ini sangat ampuh karena angkatan udara Israel akhirnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban karena berusaha menembus jaring-jaring pertahanan udara itu. Di dataran tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah dan 40.000 prajurit. Sedangkan di terusan Suez, 1000 tank Mesir disertai 80.000 prajurit menyerang Sinai dan terus bergerak menyeberangi Terusan Suez menuju Yerusalem behadapan dengan kurang dari 500 prajurit Israel. Sikap bimbang PM Golda Meir yang hanya menunggu untuk diserang, menjadikan tgl 7 dan 8 Oktober sebagai hari yang sangat kelabu bagi Israel. Inisiatif penyerangan sebenarnya sangat memungkinkan untuk mencapai kemenangan. Jika Israel dapat menambah jumlah pasukan dalam waktu singkat tentu hasil pertempuran akan berbeda. Filosofi Sun Tzu yang mengatakan inisiatif melakukan penyerangan menyebabkan kemungkinan menang lebih besar. Israel melakukan kesalahan fatal yaitu mereka hanya bertahan dari gempuran musuh dan tidak siap untuk berperang ditambah lagi kepemimpinan Perdana Menteri waktu itu yang tidak mempercayai laporan intelijen. Ketika berhadapan dengan jumlah tentara yang melebihi tiga kali kekuatan sendiri dan kemampuan persenjataan lawan yang relatif kuno namun unggul dalam jumlah tentu pilihan yang sangat rasional bagi Israel adalah mundur untuk menyatukan kekuatan. Pemahaman terhadap jumlah kekuatan pasukan sendiri harus melebihi tiga kali kekuatan musuh agar tercapai kemenangan seperti yang ditulis Sun Tzu tentu ada benarnya. Kekuatan tentara Mesir dan Suriah dan ditambah bantuan dari negara tetangga Arab lainnya telah mempercepat proses mundur Israel. Pada permulaan perang, Israel terpaksa menarik mundur pasukannya. Tetapi setelah memobilisasi tentara cadangan, mereka bisa memukul tentara invasi sampai jauh ke Mesir dan Suriah. Teori Sun Tzu Lari untuk bertempur di lain waktu. Hal ini diabadikan dalam bentuk peribahasa Cina: Jika seluruhnya

Universitas Pertahanan Indonesia

35

gagal, mundur Jadi keadaannya jelas bahwa seluruh rencana aksi anda akan mengalami kegagalan, mundurlah dan persatukan pasukan, karena masih ada kesempatan untuk menyerang pada lain waktu. Ketika di awal perang pihak Israel mengalami kekalahan hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri. Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama anda tidak kalah, anda masih memiliki sebuah kesempatan untuk menang. Israel melakukan konsolidasi dengan menyiapkan strategi lanjutan untuk menghadapi Mesir dan Suriah yang terus bergerak maju ke wilayah Israel. Sepertinya Israel memahami betul teori ini dan berhasil melumpuhkan pasukan payung udara Mesir yang ternyata lambat dalam mengiringi gerak maju pasukannya, dengan langsung mengisi celah (gap) antara payung udara dengan pasukan yang sudah berada lebih jauh di depan. Tidak adanya koordinasi yang efektif antara pasukan Mesir dan Suriah di darat dan lambatnya bantuan pasukan lewat udara merupakan kelemahan yang dimanfaatkan Israel dengan baik. Kepung Wei untuk Menyelamatkan Zhao, kata Sun Tzu. Ketika musuh terlalu kuat untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Ketahui bahwa musuh tidak selalu kuat di semua hal. Entah dimana, pasti ada celah di antara senjatanya, kelemahan pasti dapat diserang. Dengan kata lain, sebaik apa pun personel dan persenjataan Mesir dan Suriah, tentu keduanya tidak akan selalu kuat dalam segala hal termasuk bentuk taktik dan strategi, dan pasti mempunyai kelemahan. Kelemahan koordinasi inilah yang dimanfaatkan oleh Israel untuk memukul mundur Mesir dan Suriah yang sudah mulai kehabisan tenaga dan perbekalan. Pada Tanggal 14 Oktober 1973 beberapa divisi Mesir terjebak bahkan kehabisan perbekalan. Sementara di front timur, Israel berhasil menahan serangan lapis baja Suriah dan bahkan masuk wilayah Suriah sampai 15 mil. Teori Sun Tzu juga mengatakan, jauhkan kayu bakar dari tungku masak. Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya

secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan dasarnya dan menyerang sumberdayanya. Pasukan Israel akhirnya mencapai posisi strategis yang hanya berjarak 40 km dari Damaskus, ibukota Suriah yang menyebabkan Pemerintah Suriah menjadi tegang dan panik. [10] Masalah yang dipikirkan oleh Suriah saat itu bukan lagi bagaimana merebut kota Yerusalem akan tetapi bagaimana mencegah agar Israel tidak berhasil menduduki kota Damaskus. Teori Sun Tzu, serang musuh dengan dua kekuatan konvergen, yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan, dan ini dilakukan dengan sangat akurat oleh Israel. Melihat Mesir diambang kekalahan, Uni Sovyet mulai membantu. Pada Tanggal 10 Oktober Uni Sovyet mengirim perlengkapan senjata dan amunisi ke Mesir dan Suriah dengan menggunakan pesawat angkut. Dilain pihak, Amerika Serikat pada tanggal 14 Oktober mempersiapkan kekuatannya dengan menyetujui permintaan Israel untuk mengirim senjata dan amunisi, sehingga perang dikuatirkan menjadi lebih mengerikan dan dunia kembali diancam perang besar setelah Perang Dunia II. Teori Sun Tzu mengatakan berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Sangat jamak untuk diketahui bahwa negara yang berbatasan satu sama lain menjadi musuh sementara negara yang terpisah jauh merupakan sekutu yang baik. Ketika anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain. Hal ini dibuktikan oleh Mesir dengan meminta bantuan Uni Sovyet dan Israel meminta bantuan Amerika. Pada tanggal 16 Oktober 1973, Israel berhasil membalikkan keadaan. Di front Selatan terjadi perubahan yang sangat mengejutkan. Pesawat-pesawat tempur Israel berhasil menembus pertahanan udara Mesir dan menghancurkan instalasi-instalasi

36

Universitas Pertahanan Indonesia

penting serta basis pangkalan peluru kendali Mesir yang letaknya 62 mil di sebelah Selatan Kairo. Israel berangapan bahwa menghancurkan pangkalan peluru kendali jauh lebih penting dibanding menghancurkan Kairo. Resolusi Dewan Keamanan PBB 339 meminta dilakukan gencatan senjata sehingga dapat mencegah kekalahan total Mesir dan Suriah. Meskipun Mesir mengalami kerugian yang besar, perang Yom Kippur telah memulihkan kehormatan dan rasa percaya diri Mesir setelah kalah dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Ketika tentara Israel mengundurkan diri dari wilayah yang didudukinya, penduduk Mesir melakukan pawai kemenangan. Israel kemudian mengundurkan diri dari seluruh daerah Sinai setelah Mesir sepakat akan membuat bufferzones. Menurut Mesir dan dunia Arab lainnya, mereka memperoleh kemenangan di mata Internasional meskipun hasil perang sampai saat ini masih diperdebatkan. Dalam beberapa hal, pada strategi dan taktik Israel saat perang Yom Kippur terdapat beberapa filosofi Sun Tzu yang digunakan diantaranya Initial Estimations, Kepung Wei untuk Menyelamatkan Zhao, , Pinjam Tangan Seseorang untuk Membunuh, Waging War, Berteman dengan Negara Jauh dan Serang Negara Tetangga, Lari untuk Bertempur di Lain Waktu. Filosofi ini sangat efektif dijalankan Israel untuk mengimbangi kekuatan Mesir dan Suriah yang jauh lebih besar. Kedepan. salah satu teori yang mungkin masih akan digunakan oleh Israel untuk mempertahankan keberadaannya adalah filosofi Strategic Military Power dan Waging War. Israel mempunyai kekuatan tentara sangat terbatas dan tidak akan mampu untuk perang berlarut-larut karena akan menguras tenaga dan sumber daya. Adapun analisis tentang medan peperangan jika dikaitkan dengan teori Sun Tzu, tidak perlu untuk dibahas lebih detail karena pada umumnya medan perang di jazirah arab tidak terlepas dari daerah gurun dan perbukitan batu. KESIMPULAN Kehadiran negara Israel tidak lepas dari peranan Inggris. Beberapa perjanjian yang memungkinkan terbentuknya negara Israel, yaitu: Perjanjian Sykes-Picot (1915).

Perjanjian ini dibuat oleh Sir Mark Sykes (Inggeris) dan Charles Picot (Perancis); Deklarasi Balfour (1917) yang merupakan surat dari pemerintah Inggris kepada pemimpin zionis Inggris Lord Rothschild dan Memorandum Balfour (1919) dibuat oleh Inggris pada tahun 1919 untuk menggantikan deklarasi Balfour. Setelah terbentuknya negara Israel, maka peperangan dengan negara Arab tidak terhindarkan. Untuk mempertahankan negaranya dan untuk menghindari kehancuran komunitas Yahudi, maka Israel melakukan segala cara, termasuk penggunaan kekuatan bersenjata. Perang Yom Kippur adalah salah satu perang yang dihadapi oleh Israel yang secara politis sebagai kekalahan Israel walaupun pada kenyataannya Israel mampu membalikkan keadaan dengan memukul mundur pasukan Mesir dan Suriah mendekati kota Kairo dan Damaskus. Perang secara mendadak yang dilancarkan oleh Mesir dan Suriah adalah akibat keraguan Israel terhadap laporan intelijen. Keraguan atas laporan Intelijen Mossad dan CIA serta kelemahan kepemimpinan Perdana Menteri Golda Meir saat itu harus dibayar mahal oleh Israel. Pada hari pertama perang, disaat Israel tidak siap, dari Selatan 80.000 pasukan Mesir menyerbu melintasi Terusan Suez menghadapi 500 prajurit Israel yang tidak siap tempur. Sedangkan dari Utara 180 tank Israel harus bertempur dengan 1400 tank Suriah. Selama berlangsungnya peperangan secara tidak sengaja Israel mengadopsi filosofi seni perang Sun Tzu. Pada awal peperangan Israel mengalami kekalahan dan mundur untuk menyerang balik. Banyak teori Sun Tzu yang dapat dianalisis dalam Perang Yom Kippur dan bagi negara Yahudi sendiri peperangan tersebut tetap dianggap sebagai suatu kekalahan karena mereka tidak siap berperang dengan korban 2688 prajurit tewas, lebih 7000 cedera, 314 ditawan, dan 102 pesawat hancur. Sedangkan Mesir dan Suriah mengalami 35.000 tentara tewas dan lebih dari 15.000 cedera dan 8300 tentara ditawan. Dalam teori militer, sebagian filosofi Sun Tzu masih bapat diaplikasikan, diantaranya yaitu: Initial Estimations, Kepung Wei untuk Menyelamatkan Zhao, Pinjam Tangan

Universitas Pertahanan Indonesia

37

Seseorang untuk Membunuh, Waging War, Berteman dengan Negara Jauh dan Serang Negara Tetangga, Lari untuk Bertempur di Lain Waktu. Sebagian lain dari teori Sun Tzu tidak bisa diaplikasikan karena munculnya teori tentang Air Power yang mulai digunakan pada awal Perang Dunia I. Sejarah Israel pun mencatat bahwa mereka tidak akan sanggup untuk perang berlarutlarut, dan bagi mereka memper-tahan negara Israel adalah suatu keharusan, kalau tidak mereka akan menuju pada kepunahan.

DAFTAR REFERENSI [1] Wang Xiang Jun, Rencana Besar Yahudi 2012 dan 2030, Pustaka Raja, Yogyakarta 2009, hal 25. [2] Ibid hal 19. [3] Ibid hal 20. [4] Ibid hal 21. [5] Bahan kuliah Unhan dari Mayjen (Purn) Dady Susanto. [6]http//www.google.co.id/hl=iddanq=SENI +PERANG=SUN TZU. [7] Kronologis berlangsungnya perang Diakses dari http://www.google.co. id/hl=iddanq=perang=yom=kippur, Wikipedia, sedangkan analisisnya merupakan pemikiran penulis. [8] Menurut Theodore, 1896, Pengertian Zionisme adalah: Kami adalah masyarakat, kami mencoba untuk tetap hidup dan berbaur dengan masyarakat lain. Kami tidak dihargai. Begitu banyak penyerangan pada orang orang Yahudi di berbagai Negara, Rusia, Rumania, Jerman, Prancis. Saya tidak percaya adanya kedamaian lagi. Jadi, ijinkan kami untuk memerintah sebuah area di dunia ini. Di mana kami dapat mendirikan Negara kami sendiri. Ada dua wilayah yang sesuai, Palestina dan Argentina. Pada kedua wilayah ini banyak orang Yahudi tinggal. Kami akan mencapai kesepakatan dengan penduduk yang sudah ada dan menawarkan untuk membangun jalan jalan yang baru, misalnya. Pendirian negara kami yang baru akan meningkatkan kesejahteraan dalam negara negara di sekitar kami melalui berbagai cara.

[9] Sir Weal Aheon, Skenario Kemenangan Terakhir Israel Raya 2012, Pustaka Solomon, Yogyakarta 2009, hal 23. [10] Ibid hal 33. [11] Irawan, Aguk, Rahasia Dendam Israel : Jejak Berdarah Israel di Palestina dan Dunia Arab (Jakarta Selatan, Kinza Book, 2009) [12] Maheswara, Aria, Rahasia Kecerdasan Yahudi (Sleman, Pinus Book Publisher, 2009) [13] Aheon, Weal, Skenario Kemenangan Terakhir Israel Raya 2012 (Yogyakarta, Pustaka Solomon, 2009). [14] Xiang Jun, Wang, Rencana Besar Yahudi 2012dan2030 (Yogyakarta, Pustaka Radja, 2009) [15] Qurani Ali, Prof, Rahasia Ketangguhan Hizbullah: Prinsip, Dasar, dan Strategi Perjuangan (Jakarta, Ramala Books, 2006) [16] Freedman Lawrence, War ( New York, Oxford University Press, 1994). Internet:http://www.google.co.id/hl=iddanq=p erang=yom=kippur, Wikipedia.

38

Universitas Pertahanan Indonesia