lp anak dgn dhf.docx

37
LAPORAN PENDAHULUAN DENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF) A. Pengertian Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990). DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001). B. Etiologi 1. Virus dengue sejenis arbovirus. 2. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC. Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak. C. Patofisiologi Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Upload: warsusi-susilowati

Post on 10-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP ANAK DGN DHF.docx

LAPORAN PENDAHULUANDENGUE HAEMORAGIC FEVER (DHF)

A. Pengertian

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman, 1990).DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir, Patrick manson, 2001).

B. Etiologi

1. Virus dengue sejenis arbovirus.2. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.

C. Patofisiologi

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factormeningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, terjadinya hipotensi, trombositopenia dan diathesis hemorrhagic, renjatan terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi

Page 2: LP ANAK DGN DHF.docx

anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

D. Tanda dan gejala

1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari.2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.6. Sakit kepala.7. Pembengkakan sekitar mata.8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

E. Pemeriksaan penunjang

* Darah1. Trombosit menurun.2. HB meningkat lebih 20 %3. HT meningkat lebih 20 %4. Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 35. Protein darah rendah6. Ureum PH bisa meningkat7. NA dan CL rendah

* Serology : HI (hemaglutination inhibition test).1. Rontgen thorax : Efusi pleura.2. Uji test tourniket (+)

F. Penatalaksanaan

* Tirah baring* Pemberian makanan lunak* Pemberian cairan melalui infus* Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik* Anti konvulsi jika terjadi kejang* Monitor tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Nadi, RR).* Monitor adanya tanda-tanda renjatan* Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut* Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

G. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun

Page 3: LP ANAK DGN DHF.docx

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.Perkembangan menitikberatkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.

1. Motorik kasar* Loncat tali* Memukul* Badminton* Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.2. Motorik halus* Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan* Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.3. Kognitif* Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi* Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah* Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal* Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang.4. Bahasa* Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak* Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan* Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal* Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan.

SUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DHF

1. PengkajianPengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :* Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.* Kaji riwayat keperawatan.* Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).

2. Diagnosa keperawatan yang Muncul1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.

3. IntervensiDiagnosa 1. :Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.

Page 4: LP ANAK DGN DHF.docx

Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasiKriteria hasil :* Volume cairan tubuh kembali normalIntervensi :* Kaji KU dan kondisi pasien* Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )* Observasi tanda-tanda dehidrasi* Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus* Balance cairan (input dan out put cairan)* Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak* Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah olehkeringat.

Diagnosa 2. :Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.Tujuan : Hipertermi dapat teratasiKriteria hasil :* Suhu tubuh kembali normalIntervensi :* Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh* Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak* Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat* Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.* Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari* kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.

Diagnosa 3. :Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,muntah, tidak ada nafsu makan.Tujuan : Gangguan pemenuhan nutrisi teratasiKriteria hasil :* Intake nutrisi klien meningkatIntervensi :* Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi* Timbang berat badan klien tiap hari* Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapisering* Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual* Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).* Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.* Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

Page 5: LP ANAK DGN DHF.docx

PENGERTIAN

DHF adalah suatu  infeksi  arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).

B.    PATOFISIOLOGI

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.

Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.

Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.

Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada pasien dengan perdarahan hebat.

C.    KLASIFIKASI DHF

WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan, yaitu :Derajat IDemam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.Derajat II

Page 6: LP ANAK DGN DHF.docx

Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie, ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.Derajat IIIDitandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat ( >120x/mnt ) tekanan nadi sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah menurun, ( 120/80 ® 120/100 ® 120/110 ® 90/70 ® 80/70 ® 80/0 ® 0/0 )Derajat IVNadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur ( denyut jantung ³ 140x/mnt ) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.

D.    TANDA DAN GEJALA

Selain tanda dan gejala yang ditampilkan berdasarkan derajat penyakitnya, tanda dangejala lain adalah :-          Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi

perabaan.-          Asites-          Cairan dalam rongga pleura ( kanan )-          Ensephalopati : kejang, gelisah, sopor koma.

E.    PEMERIKSAAN DAN DIGNOSIS

-          Trombositopeni ( £ 100.000/mm3)-          Hb dan PCV meningkat ( ³ 20% )-          Leukopeni ( mungkin normal atau lekositosis )-          Isolasi virus-          Serologi ( Uji H ): respon antibody sekunder-          Pada renjatan yang berat, periksa : Hb, PCV berulang kali ( setiap

jam atau 4-6 jam apabila sudah menunjukkan tanda perbaikan ), Faal hemostasis, FDP, EKG, Foto dada, BUN, creatinin serum.

F.    PENATALAKSANAAN

Indikasi rawat tinggal pada dugaan infeksi virus dengue :-          Panas 1-2 hari disertai dehidrasi ( karena panas, muntah, masukan

kurang ) atau kejang-kejang.-          Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet

positif / negatif, kesan sakit keras ( tidak mau bermain ), Hb dan PCV meningkat.

-          Panas disertai perdarahan-          Panas disertai renjatan.

Page 7: LP ANAK DGN DHF.docx

Belum atau tanpa renjatan:1.     Grade I dan II :

a.     Oral ad libitum ataub.     Infus cairan Ringer Laktat dengan dosis 75 ml/Kg BB/hari untuk

anak dengan BB < 10 kg atau 50 ml/Kg BB/hari untuk anak dengan BB < 10 kg bersama-sama diberikan minuman oralit, air buah atau susu secukupnya.Untuk kasus yang menunjukkan gejala dehidrasi disarankan minum sebnyak-banyaknya dan sesering mungkin.Apabila anak tidak suka minum sama sekali sebaiknya jumlah cairan infus yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan cairan penderita dalam kurun waktu 24 jam yang diestimasikan sebagai berikut :·         100 ml/Kg BB/24 jam, untuk anak dengan BB < 25 Kg·         75 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 26-30 kg·         60 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 31-40 kg·         50 ml/KgBB/24 jam, untuk anak dengan BB 41-50 kg·         Obat-obatan lain : antibiotika apabila ada infeksi lain,

antipiretik untuk anti panas, darah 15 cc/kgBB/hari perdarahan hebat.

Dengan Renjatan ;2.     Grade III

a.     Berikan infus Ringer Laktat 20 mL/KgBB/1 jamApabila menunjukkan perbaikan (tensi terukur lebih dari 80 mmHg dan nadi teraba dengan frekuensi kurang dari 120/mnt dan akral hangat) lanjutkan dengan Ringer Laktat 10 mL/KgBB/1jam. Jika nadi dan tensi stabil lanjutkan infus tersebut dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam dikurangi waktu yang dipakai untuk mengatasi renjatan ). Perhitungan kebutuhan cairan dalam 24 jm diperhitungkan sebagai berikut :·         100 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB < 25 Kg·         75 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dng berat badan 26-30 Kg.·         60 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 31-40 Kg.·         50 mL/Kg BB/24 jam untuk anak dengan BB 41-50 Kg.

b.     Apabila satu jam setelah pemakaian cairan RL 20 mL/Kg BB/1 jam keadaan  tensi masih terukur kurang dari 80 mmHg dan andi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau yang lainnya ) sebanyak 10 mL/ Kg BB/ 1 jam dan dapat diulang maksimal 30 mL/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam. Jika keadaan umum membai dilanjutkan cairan

Page 8: LP ANAK DGN DHF.docx

RL sebanyk kebutuhan cairan selama 24 jam dikurangi cairan yang sudah masuk dibagi sisa waktu setelah dapat mengatasi renjatan.

c.     Apabila satu jam setelah pemberian cairan Ringer Laktat 10 mL/Kg BB/ 1 jam keadaan tensi menurun lagi, tetapi masih terukur kurang 80 mmHg dan nadi cepat lemah, akral dingin maka penderita tersebut harus memperoleh plasma atau plasma ekspander ( dextran L atau lainnya ) sebanyak 10 Ml/Kg BB/ 1 jam. Dan dapat diulang maksimal 30 mg/Kg BB dalam kurun waktu 24 jam.

G.    ASUHAN KEPERAWATAN

1.    Pengkajian1.1  Identitas

DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 )

1.2  Keluhan UtamaPasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun.

1.3  Riwayat penyakit sekarangRiwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.

1.4  Riwayat penyakit terdahuluTidak ada penyakit yang diderita secara specific.

1.5  Riwayat penyakit keluargaRiwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

1.6  Riwayat Kesehatan LingkunganBiasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.

1.7  Riwayat Tumbuh Kembang1.8  Pengkajian Per Sistem

1.8.1       Sistem PernapasanSesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.

1.8.2       Sistem Persyarafan

Page 9: LP ANAK DGN DHF.docx

Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS

1.8.3       Sistem CardiovaskulerPada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.

1.8.4       Sistem PencernaanSelaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena.

1.8.5       Sistem perkemihanProduksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.

1.8.6       Sistem Integumen.Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit.

2.    Diagnosa Keperawatan2.1 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue2.2 Resiko defisit cairan berhubungan dengan pindahnya ciran intravaskuler ke ekstravaskuler

2.3 Resiko syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler

2.4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.

2.5 Resiko terjadi perdarahn berhubungan dnegan penurunan factor-fakto pembekuan darah ( trombositopeni )

2.6 Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang memburuk dan perdaahan

2.7 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangya informasi.

3.    Rencana Asuhan Keperawatan.DP : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengueTujuan : Suhu tubuh normalKriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 37

Nyeri otot hilangIntervensi :a.     Beri komres air kran

Rasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi

Page 10: LP ANAK DGN DHF.docx

b.     Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi ) Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.

c.     Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringatRasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.

d.     Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

e.     Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

DP 2. Resiko defisit volume cairan  berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

Tujuan : Tidak terjadi devisit voume cairanKriteria :   Input dan output seimbang

Vital sign dalam batas normalTidak ada tanda presyokAkral hangatCapilarry refill < 3 detik

Intervensi :a.     Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering

Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler

b.     Observasi capillary RefillRasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer

c.     Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJRasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.

d.     Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral

e.     Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.

DP. 3 Resiko Syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.

Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemikKriteria : Tanda Vital dalam batas normal

Page 11: LP ANAK DGN DHF.docx

Intervensi :a.     Monitor keadaan umum pasien

Raional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok

b.     Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebihRasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok

c.     Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahanRasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.

d.     Kolaborasi : Pemberian cairan intravenaRasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.

e.     Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, tromboRasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

DP. 4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisiKriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Menunjukkan berat badan yang seimbang. Intervensi :

a.     Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaiRasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi

b.     Observasi dan catat masukan makanan pasien Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan

c.     Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.

d.     Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makanRasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.

e.     Berikan dan Bantu oral hygiene.Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral

f.      Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

Page 12: LP ANAK DGN DHF.docx

DP. 5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah ( trombositopeni )Tujuan : Tidak terjadi perdarahanKriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuatTidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkatIntervensi : a.     Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda

klinis.Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.

b.     Monitor trombosit setiap hariRasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah  dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.

c.     Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.

d.     Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.

e.     Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.

Page 13: LP ANAK DGN DHF.docx

ASUHAN KEPERAWATAN  PADA ANAK E.C DENGAN DHF GRADE IIDI RUANG MENULAR ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

A.    PENGKAJIAN1.     Identitas

Nama                            : An. E.CUmur                            : 9 thnAlamat                          : Tambak Asri 23/27 SurabayaAgama                          : KristenNama Ibu                      : Ny. TPendidikan                     : Nama Ayah                   : Tn SPendidikan                     : SMAPekerjaan                      : Karyawan swastaDiagnosa Medik             : DBD Grade IIPengkajian tanggal         : 13 Desember 2001

2.     Keluhan Utama :Sakit kepala, panas dan tidak nafsu makan.

3.     Riwayat penyakit sekarang :Senin pagi panas, dibawa ke puskesmas dapat paracetamol. Panas turun. Rabu malam anak tiba-tiba muntah-muntah air, makan tidak mau, minum masih mau. Kamis jam 03 pagi keluar darah dari hiding pada waktu bersin, keluhan pusing, mencret air, dibawa ke IRD.

4.     Riwayat penyakit dahuluSebelumnya klien tidak penah dirawat karena penyakit apapun.

5.     Riwayat penyakit keluargaMenurut keluarga ( Ibu ) tidak ada keluarga yang dalam waktu dekat ini menderita sakit DBD.

6.     Riwayat kesehatan lingkungan.Menurut ibu kondisi lingkungan rumah cukup bersih, walaupun tinggal dekat kali kecil, sekitar rumah terdapat beberapa ban bekas untuk menanam tanaman yang belum dipakai, bak mandi dikuras setiap seminggu 1 kali. Menurut ibu seminggu yang lalu ada tetangga gang yang menderita DHF, tetapi sekarang sudah sembuh, dan lingkungan wilayah belum pernah disemprot.

7.     Riwayat kehamilanAnak lahir pada usia kehamilan 7 bulan, dengan berat badan lahir 4 kg, ibu tidak tahu mengapa kehamilannya hanya 7 bulan. L

Read more: http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/askep-anak-pada-pasien-dengan-demam.html#ixzz204LCf4pU

Page 14: LP ANAK DGN DHF.docx

LAPORAN PENDAHULUAN

ANAK DENGAN DHF

Pengertian

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).

DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).

Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Seoparman, 1996).

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

2. Etiologi

a. Virus dengue sejenis arbovirus.

b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap in aktivitas oleh diatiter dan natrium diaksikolat, stabil pada suhu 70 oC.

Keempat serotif tersebut telah di temukan pula di Indonesia dengan serotif ke 3 merupakan serotif yang paling banyak.

Page 15: LP ANAK DGN DHF.docx

3. Patofisiologi 

Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.

Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.

Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.

4. Tanda dan gejala

a. Demam tinggi selama 5 – 7 hari

b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.

c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.

d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.

e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.

f. Sakit kepala.

g. Pembengkakan sekitar mata.

h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

 

Page 16: LP ANAK DGN DHF.docx

 

5. Komplikasi

Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :

a. Perdarahan luas.

 

b. Shock atau renjatan.

 

c. Effuse pleura

 

d. Penurunan kesadaran.

 

6. Klasifikasi

 

a. Derajat I :

 

Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.

 

b. Derajat II :

 

Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat.

 

c. Derajat III :

Page 17: LP ANAK DGN DHF.docx

 

Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.

 

d. Derajat IV :

 

Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

 

7. Pemeriksaan penunjang

 

a. Darah

 

1) Trombosit menurun.

 

2) HB meningkat lebih 20 %

 

3) HT meningkat lebih 20 %

 

4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3

 

5) Protein darah rendah

 

6) Ureum PH bisa meningkat

Page 18: LP ANAK DGN DHF.docx

 

7) NA dan CL rendah

 

 

b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).

 

1) Rontgen thorax : Efusi pleura.

 

2) Uji test tourniket (+)

 

8. Penatalaksanaan

 

a. Tirah baring

 

b. Pemberian makanan lunak .

 

c. Pemberian cairan melalui infus.

 

Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat, nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang paling sering digunakan , mengandung Na + 130 mEq/liter , K+ 4 mEq/liter, korekter basa 28 mEq/liter , Cl 109 mEq/liter dan Ca = 3 mEq/liter.

 

d. Pemberian obat-obatan : antibiotic, antipiretik,

 

Page 19: LP ANAK DGN DHF.docx

e. Anti konvulsi jika terjadi kejang

 

f. Monitor tanda-tanda vital ( T,S,N,RR).

 

g. Monitor adanya tanda-tanda renjatan

 

h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut

 

i. Periksa HB,HT, dan Trombosit setiap hari.

 

9. Tumbuh kembang pada anak usia 6-12 tahun

 

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak wanita sudah mulai mengembangkan cirri sex sekundernya.

 

Perkembangan menitik beratkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi termasuk perubahan sosial dan emosi.

a. Motorik kasar

 

1) Loncat tali

 

2) Badminton

 

Page 20: LP ANAK DGN DHF.docx

3) Memukul

 

4) Motorik kasar di bawah kendali kognitif dan berdasarkan secara bertahap meningkatkan irama dan kehalusan.

 

b. Motorik halus

 

1) Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan

 

2) Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain alat musik.

c. Kognitif

 

1) Dapat berfokus pada lebih dan satu aspek dan situasi

 

2) Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah

 

3) Dapat membelikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak awal

 

4) Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang

d. Bahasa

 

1) Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak

 

Page 21: LP ANAK DGN DHF.docx

2) Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan, kata penghubung dan kata depan

 

3) Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal

 

4) Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan

10. Dampak hospitalisasi

 

Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.

 

Penyebab anak stress meliputi ;

 

a. Psikososial

 

Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran

 

b. Fisiologis

 

Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri

 

c. Lingkungan asing

 

Kebiasaan sehari-hari berubah

Page 22: LP ANAK DGN DHF.docx

 

d. Pemberian obat kimia

 

Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun)

 

e. Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya

 

f. Dapat mengekspresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri

 

g. Selalu ingin tahu alasan tindakan

 

h. Berusaha independen dan produktif

 

Reaksi orang tua

 

a. Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan dan dampaknya terhadap masa depan anak

 

b. Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak familiernya peraturan Rumah sakit.

 

B. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

 

1. Pengkajian

Page 23: LP ANAK DGN DHF.docx

 

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran, dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :

 

a. Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari berbagai sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan lainnya).

 

b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan pasien.

 

c. Kaji riwayat keperawatan.

 

d. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok (denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).

 

2. Diagnosa keperawatan .

 

Penyusunan diagnosa keperawatan dilakukan setelah data didapatkan, kemudian dikelompokkan dan difokuskan sesuai dengan masalah yang timbul sebagai contoh diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus DHF diantaranya :

 

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.

 

b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

Page 24: LP ANAK DGN DHF.docx

 

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.

 

d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi

 

e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.

 

f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

 

3. Intervensi

 

Perumusan rencana perawatan pada kasus DHF hendaknya mengacu pada masalah diagnosa keperawatan yang dibuat. Perlu diketahui bahwa tindakan yang bisa diberikan menurut tindakan yang bersifat mandiri dan kolaborasi. Untuk itu penulis akan memaparkan prinsip rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan :

 

a. Gangguan volume cairan tubuh kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan , muntah dan demam.

 

Tujuan :

 

Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi

 

Kriteria hasil :

Page 25: LP ANAK DGN DHF.docx

 

Volume cairan tubuh kembali normal

 

Intervensi :

 

1) Kaji KU dan kondisi pasien

 

2) Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )

 

3) Observasi tanda-tanda dehidrasi

 

4) Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus

 

5) Balance cairan (input dan out put cairan)

 

6) Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak

 

7) Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah oleh keringat.

 

b. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

 

Tujuan

 

Page 26: LP ANAK DGN DHF.docx

Hipertermi dapat teratasi

 

Kriteria hasil

 

Suhu tubuh kembali normal

 

Intervensi

 

1) Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh

 

2) Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak

 

3) Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat

 

4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.

 

5) Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 – 2000 cc per hari

 

6) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.

 

 

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan.

Page 27: LP ANAK DGN DHF.docx

 

Tujuan

 

Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

 

Kriteria hasil

 

Intake nutrisi klien meningkat

 

Intervensi

 

1) Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi

 

2) Timbang berat badan klien tiap hari

 

3) Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi sering

 

4) Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual

 

5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).

 

6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.

 

Page 28: LP ANAK DGN DHF.docx

7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.

 

 

d. Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi

 

Tujuan

 

Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat

 

Kriteria hasil

 

Klien mengerti tentang proses penyakit DHF

 

1) Kaji tingkat pendidikan klien.

 

2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF

 

3) Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui Penkes.

 

4) beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum dimengerti atau diketahuinya.

 

5) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien

 

Page 29: LP ANAK DGN DHF.docx

 

e. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trobositopenia.

 

Tujuan

 

Perdarahan tidak terjadi

 

Kriteria hasil

 

Trombosit dalam batas normal

 

Intervensi

1) Kaji adanya perdarahan

2) Observasi tanda-tanda vital (S.N.RR)

3) Antisipasi terjadinya perlukaan / perdarahan.

4) Anjurkan keluarga klien untuk lebih banyak mengistirahatkan klien

5) Monitor hasil darah, Trombosit

6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi ,pemberian cairan intra vena.

 

f. Shock hipovolemik berhubungan dengan perdarahan

Tujuan

Shock hipovolemik dapat teratasi

Kriteria hasil

Page 30: LP ANAK DGN DHF.docx

Volume cairan tubuh kembali normal, kesadaran compos mentis.

 

Intervensi

1) Observasi tingkat kesadaran klien

2) Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR).

3) Observasi out put dan input cairan (balance cairan)

4) Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi

5) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan.

 

4. Evaluasi.

Evaluasi adalah merupakan salah satu alat untuk mengukur suatu perlakuan atau tindakan keperawatan terhadap pasien. Dimana evaluasi ini meliputi evaluasi formatif / evaluasi proses yang dilihat dari setiap selesai melakukan implementasi yang dibuat setiap hari sedangkan evaluasi sumatif / evaluasi hasil dibuat sesuai dengan tujuan yang dibuat mengacu pada kriteria hasil yang diharapkan.

 

Evaluasi :

 

a. Suhu tubuh dalam batas normal.

b. Intake dan out put kembali normal / seimbang.

c. Pemenuhan nutrisi yang adekuat.

d. Perdarahan tidak terjadi / teratasi.

Pengetahuan keluarga bertambah.

f. Shock hopovolemik teratasi